pengaruh motivasi kerja islam dan budaya kerja...
Post on 15-Mar-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MOTIVASI KERJA ISLAM DAN BUDAYA KERJA
ISLAM TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) DI KUDUS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Syari‟ah
Oleh:
ALAIK ALLAMA
NIM 072411063
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ABSTRAK
BMT merupakan sebuah lembaga keuangan yang menjalankan usahanya
berdasarkan prinsip syariah Islam dalam bentuk koperasi serba usaha. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, BMT hendaknya benar-benar
dioperasionalkan sesuai dengan yang dikehendaki oleh syari‟ah dan harus
memperhatikan faktor profesionalitas baik dari segi pembinaan sumber daya
manusia karyawannya maupun aspek-aspek lain yang mampu mendongkrak
kinerja BMT tersebut sehingga BMT mampu bersaing dengan lembaga-lembaga
keuangan konvensional lainnya.
Penelitian ini membahas tentang masalah pengaruh motivasi kerja Islam
dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja karyawan BMT di kabupaten
Kudus. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi
kerja Islam terhadap produktivitas kerja karyawan BMT di kabupaten Kudus. (2)
Untuk mengetahui pengaruh budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja
karyawan BMT di kabupaten Kudus. (3) Untuk mengetahui pengaruh motivasi
kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja karyawan BMT di
kabupaten Kudus.
Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data yaitu primer, sekunder,
populasi dan sampel, dan beberapa metode yaitu antara lain : metode
pengumpulan data dengan menggunakan metode angket (kuesioner) yaitu
pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari
sejumlah responden. Dan menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya.
Dan menggunakan alat ukur berupa validitas dan reliabilitas untuk melihat
kevaliditan hasil penelitian dan reliabel dalam croanbach alpha, selanjutnya
menggunakan analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi
berganda yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja
Islam dan budaya kerja Islam terikat secara parsial dan simultan, yaitu variabel
motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja
karyawan, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji simultan (uji f) yaitu
digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang
digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Uji T yaitu
digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan
secara parsial menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk
mengukur sebarapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen.
Hasil penelitian tersebut, dilihat secara simultan bahwa variabel motivasi
kerja Islam dan budaya kerja Islam berpengaruh positif terhadap produktivitas
karyawan BMT di kabupaten Kudus, sebesar 77,001. Secara parsial dengan uji T
nilai motivasi kerja Islam (X1) sebesar 0,013 dan nilai budaya kerja Islam (X2)
sebesar 0,432. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel independen
(motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam) hanya mampu menjelaskan variabel
independen sebesar 78,6 %, sedangkan sisanya 21,4 % dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Deklarasi
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,18 Juni 2012
Deklarator,
Alaik Allama
Motto
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah : 30)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba Allah dan Insan akademis,
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Bapak Moh. Romli (Alm) dan Ibu Lu‟lu‟ah Ratna, Spd selaku orang tua
tercinta yang telah berkorban demi diriku, dan yang tak henti-hentinya
dengan khusyuk berdo‟a setiap waktu untuk keberhasilanku. Semoga
pengorbanannya selama ini dapat diterima dan diridhoi Allah SWT.
Buat Kakakku Ulya Shiyana SE, adik-adikku Syauqi Daroja dan Rafli
Najmi yang aku cintai yang memberikan semangat dan motivasi, sehingga
terselesaikan skripsi ini.
Pembimbing Bapak Drs. H. Hasyim Syarbani, MM dan Bapak Ahmad
Furqon, LC., M.A.
Buat Saudara-saudaraku yang aku sayangi, yang telah memberikan support
terhadap saya sehingga saya bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Teman-teman angkatan 2007 IAIN Walisongo Semarang, thank‟s atas
support kalian.
Sahabatku EIB angkatan 2007 Fakultas Syari‟ah Walisongo Semarang
yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Sahabatku KMKS yang menjadi semangat dan inspirasiku dalam
mengerjakan skripsi ini.
Temen-temen kost Beringin (Baihaqi, Fajri, Saad, Khasan, Afid) yang
selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Temen-temen BM kost yang memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima
kasih.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
: “PENGARUH MOTIVASI KERJA ISLAM DAN BUDAYA KERJA ISLAM
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BMT DI KUDUS”
dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata 1 (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari‟ah IAIN
Walisongo Semarang.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag, selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak
Nur Fatoni, M.Ag, selaku Sekjur Ekonomi Islam.
4. Bapak Drs. H. Hasyim Syarbani, MM selaku Dosen Pembimbing I, serta
Bapak Ahmad Furqon, LC., M.A selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Karyawan BMT di Kudus yang telah membantu memberikan
fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga bagi penulis.
7. Bapak Moh. Romli (Alm) dan Ibu Lu‟lu‟ah Ratna, Spd selaku orang tua
tercinta yang telah berkorban demi diriku, dan yang tak henti-hentinya
dengan khusyuk berdo‟a setiap waktu untuk keberhasilanku. Semoga
pengorbanannya selama ini dapat diterima dan diridhoi Allah SWT.
8. Buat Kakakku Ulya Shiyana SE, adik-adikku Syauqi Daroja dan Rafli
Najmi yang aku cintai yang memberikan semangat dan motivasi, sehingga
terselesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman angkatan 2007 IAIN Walisongo Semarang, thank‟s atas
support kalian.
Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di sisi
Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan
skripsi ini, namun semuanya tak akan lepas dari kekurangan. Maka dari itu, kritik
dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu sehingga
sempurnanya penulisan skripsi ini.
Semarang, 18 Juni 2012
Penulis
Alaik Allama
NIM. 072411063
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………... iv
HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………….. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… vii
HALAMAN KATA PENGANTAR …………………………………………. viii
HALAMAN DAFTAR ISI …………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………......…………….. 1
B. Perumusan Masalah …………………………………... 9
C. Tujuan dan Manfa‟at Penelitian ……..……………….. 10
D. Sistematika Penelitian ………….....…………………… 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian BMT ……………………………………… 13
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi …………………………………………………. 14
b. Misi …………………………………………………. 15
c. Tujuan ………………………………………………. 15
3. Produk-produk BMT …………………………………… 16
4. Sistem Operasional BMT ………………………………. 20
B. Kerangka Teori
1. Motivasi Kerja Islam ……………………………………. 20
2. Budaya Kerja Islam ……………………………………... 27
3. Produktivitas Kerja ……………………………………… 36
C. Penelitian Terdahulu ………………………………………… 39
D. Kerangka Berfikir …………………………………………… 40
E. Hipotesa ……………………………………………………. 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer …………………………………………….. 45
2. Data Sekunder ………………………………………….. 45
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………. 46
C. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara …………………………………………….. 47
2. Metode angket (Kuesioner) …………………………….. 47
3. Metode Observasi ………………………………………. 48
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Motivasi Kerja Islam …………………………………… 48
2. Budaya Kerja Islam …………………………………….. 49
3. Produktivitas Kerja …………………………………….. 52
E. Teknik Analisa Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………… 53
2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………… 54
3. Uji Normalitas ………………………………………….. 56
4. Analisis Regresi Berganda ……………………………… 56
a. Uji T ………………………………………………… 57
b. Uji F ………………………………………………… 58
c. Uji Koefisien Determinasi …………………………. 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data Responden
1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ………….. 60
2. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin… 62
3. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan ……….. 64
4. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan …… 65
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas ……………………………………………… 67
2. Uji Reliabilitas …………………………………………… 70
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolineritas ……………………………………… 71
2. Uji Heteroskodesitas …………………………………….. 73
3. Uji Autokorelasi …………………………………………. 75
D. Uji Normalitas ……………………………………………….. 76
E. Uji Parsial dan Simultan dengan Analisis Regresi Berganda
1. Persamaan Regresi ………………………………………. 78
2. Uji T ……………………………………………………… 79
3. Uji F ……………………………………………………… 80
4. Uji Koefisien Determinasi ……………………………….. 81
F. Pembahasan ………………………………………………….. 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 83
B. Kritik ………………………………………………………… 84
C. Saran …………………………………………………………. 85
D. Penutup ………………………………………………………. 86
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Variabel ………………………………………………41
Tabel 2 Definisi Variabel ……………………….………………………. 43
Tabel 3.1 Responden Berdasarkan Usia ………………………………….. 60
Tabel 3.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………………...….. 62
Tabel 3.3 Responden Berdasarkan Jabatan ………………………………. 64
Tabel 3.4 Responden Berdasarkan Pendidikan ………………………….. 65
Tabel 3.5 Uji Validitas Motivasi Kerja Islam …………………………… 68
Tabel 3.6 Uji Validitas Budaya Kerja Islam …………………………….. 69
Tabel 3.7 Uji Validitas Produktivitas Kerja ..……………………………. 70
Tabel 3.8 Uji Reabilitas …………………………………………………... 71
Tabel 3.9 Uji Multikolinearitas ………………………………..………… 72
Tabel 3.10 Uji Heteroskodesitas ……………………………….………… 74
Tabel 3.11 Uji Autokorelasi ..…………………………………………….. 75
Tabel 3.12 Uji Normalitas Data …………………………………………… 77
Tabel 3.13 Persamaan Regresi …………………………………………….. 78
Tabel 3.14 Uji T (Parsial) ………………………………………………….. 79
Tabel 3.15 Uji F (Simultan) ……………………………………………….. 80
Tabel 3.16 Koefesien Determinasi ………………………………………… 81
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Produktivitas kerja diartikan sebagai hasil pengukuran mengenai
apa yang telah diperoleh dari apa yang telah diberikan oleh karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan pada kurun waktu
tertentu. Produktivitas melibatkan peran aktif tenaga kerja untuk
menghasilkan hasil maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas
pekerjaan mereka.
Dalam Islam menganjurkan pada umatnya untuk berproduksi dan
berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi. Islam memberkati
orang yang bekerja dan menjadikannya bagian dari ibadah dan jihad bila
diniatkan karena Allah SWT. Dengan bekerja, individu bisa memnuhi
kebutuhan hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya dan berbuat baik
terhadap tetangganya.1 Allah SWT, berfirman : Surat Al-Isra‟ ayat 70.
Artinya : Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami
angkut mereka di daratan dan di lautan (untuk memperoleh
penghidupan), kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
1 Sujudi Ragil Putra, Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengawasan Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada BMT Bina Ihsanul Fitri Yogyakarta, Skripsi, Prodi Ekonomi UII Yogyakarta, 2006, h. 53.
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.2
.
Ayat di atas menerangkan bahwa manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain yaitu yang ditunjuk sebagai wakil (khalifah)
Tuhan di bumi yang bertugas menciptakan kehidupan dengan
memanfa‟atkan sumber daya alam.
Dalam firman Allah SWT yang lain disebutkan:
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan. (QS. Al-Mulk : 15).3
Ayat di atas menerangkan kepada kaum beriman untuk dapat
meningkatkan produktivitas kerja guna memperoleh pendapatan yang
dapat memperbaiki keadaan ekonominya.
Pada dasarnya setiap perusahaan selalu berupaya untuk
meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari peningkatan produktivitas ini
adalah untuk meningkatkan efesiensi material, meminimalkan biaya per-
unit produk dan memaksimalkan output per-jam kerja. Peningkatan
produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang penting, mengingat
2 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 435. 3 Ibid, h. 956.
manusia lah yang mengelola modal, sumber alam dan teknologi, sehingga
dapat memperoleh keuntungan darinya.4
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja
suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh produktivitas kerja karyawannya.
Sedangkan produktivitas kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor
motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam.5
Bekerja adalah bagian dari hidup yang tidak bisa dipisahkan
dengan manusia, sebab akan menjadikan manusia hidup lebih bermakna.
Orang bekerja dalam organisasi karena terdorong adanya keinginan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bekerja dalam organisasi adalah cerminan yang paling sederhana
dari motivasi dasarnya.
Motivasi merupakan hal yang berperan penting dalam
meningkatkan suatu aktivitas kerja, karena motivasi merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan perilaku. Motivasi kerja adalah
kemauan kerja suatu karyawan atau pegawai yang timbulnya karena
adanya dorongan dari dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai
hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi.
Istilah-istilah yang berbeda banyak dipakai psikolog dalam
menyebut sesuatu yang menimbulkan perilaku, ada yang meneyebut
sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan
4 Opcit, h. 37. 5 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Badan Penerbit
IPWI, 1996, h. 282.
(urge), keinginan (wish) dan dorongan (drive).6 Dalam konteks sekarang,
motivasi adalah proses-proses psikologis meminta, mengarahkan, arahan
dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan.7
Pimpinan suatu perusahaan hendaknya selalu memotivasi
karyawan untuk berprestasi lebih baik. Oleh karena itu, motivasi
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT Surat Az-Zumar ayat 39.
Artinya : "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya Aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu
akan mengetahui.”8
Permasalahan lain dalam peningkatan produktivitas adalah tentang
bagaimana cara menerapkan budaya kerja Islami. Budaya kerja adalah
suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.9 Budaya
kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
6 Sukanto Reksohadiprojo dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, Teori Struktur
dan Perilaku, Yogyakarta: BPFE, 2000, h. 252. 7 Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi, alih bahasa Erly Suandy,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003, h. 248. 8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 751. 9 Triguna, Budaya Kerja, Jakarta: Gunung Agung, 1995, h.3.
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi
berbagai tantangan di masa yang akan datang.10
Dalam sebuah jurnal tentang budaya kerja menurut perspektif
Islam menyimpulkan bahwa ruang lingkup ibadah di dalam Islam sangat
luas sekali, tidak hanya merangkum kegiatan kehidupan manusia dengan
Tuhan tetapi dalam bermu‟amalah juga. Setiap aktivitas yang dilakukan
baik yang berkaitan dengan individu maupun dengan masyarakat adalah
ibadah menurut Islam selagi memenuhi syarat-syarat tertentu, syarat-syarat
tersebut adalah sebagai berikut:11
1. Amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, bersesuaian
dengan hukum-hukum Islam dan tidak bertentangan.
2. Amalan tersebut dilakukan dengan niat yang baik bagi tujuan untuk
memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memberi
manfa‟at kepada umat seluruhnya dan memakmurkan bumi
sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah.
3. Amalan tersebut mestilah dibuat dengan sebaik-baiknya demi menepati
apa yang ditetapkan Rasulullah SAW, yaitu Allah SWT amat
menyukai seseorang yang membuat suatu pekerjaan dengan
bersungguh-sungguh dan dalam keadaan yang baik.
10 Erwin Arianto, (Mencintai-Islam) Budaya Kerja. Dambil dari: http://www.mail-
archive.com/mencintai-Islam@yahoogroups.com/msg06570.html, 18 oktober 2011, 14.53 11 Ahlami, Budaya Kerja Menurut Perspektif Islam diambil dari:
http://haslizaali.blogspot.com/2009/12/budaya-kerja-menurut-perspektif-Islam.html, 26
oktober, 22.03
4. Ketika membuat amalan tersebut hendaklah sesuai menurut hukum-
hukum Islam dan ketentuan batasanya, seperti tidak menzalimi orang
lain, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas
hak orang lain.
5. Tidak meninggalkan ibadah-ibadah khusus seperti sholat, zakat, dan
sebagainya.
Namun di Indonesia bekerja masih dianggap sebagai sesuatu yang
rutin. Bahkan pada sebagai karyawan, bisa jadi bekerja dianggap sebagai
beban dan paksaan terutama bagi orang yang malas. Pemahaman
karyawan tentang budaya kerja produktif masih lemah. Budaya kerja
produktif sama halnya dengan budaya kerja yang Islami, karena
sesungguhnya budaya kerja Islami adalah budaya kerja yang
mengutamakan produktivitas dengan memakai nilai-nilai Islam.
Kurangnya pemahaman karyawan terhadap budaya kerja yang memakai
nilai Islam menyebabkan kurang mendukung terciptanya budaya kerja
produktif.12
Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif
memerlukan keterampilan individu sehingga mempunyai tingkat hasil
guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan
yang diolah. Melalui berbagai perbaikan cara kerja, pemborosan waktu,
tenaga berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin.
Hasilnya tentu lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas,
12 Opcit, Dambil dari: http://www.mail-archive.com/mencintai-
Islam@yahoogroups.com/msg06570.html, 18 oktober 2011, 14.57
waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan
pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif dan
efisien.13
Pembentukan sikap mental karyawan dan pengusaha yang
memiliki semangat kerja yang tinggi dalam suasana yang serasi, selaras,
serta seimbang antara para karyawan. Dalam hubungan itu, maka untuk
menjalin kerjasama yang lebih serasi antara karyawan dan pengusaha,
masing-masing pihak perlu meningkatkan rasa tanggung jawab, rasa ikut
memiliki dan keberanian mawas diri dalam rangka kelangsungan hidup
organisasi.
Hadirnya BMT sekarang ini merupakan fenomena baru, yang
merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam jasa
keuangan. Meskipun pada dasarnya tidak hanya dikhususkan pada umat
Islam saja. Produk dan jasa yang diberikan dan direncanakan untuk masa
depan tanpa memandang jenis agama dan keyakinan, harus didasarkan
pada pertimbangan yang seksama secara cermat tentang kecenderungan
(traid) dalam masyarakat di masa yang akan datang.14
Di wilayah kabupaten Kudus, kehadiran BMT sangat diminati oleh
masyarakat karena manajemen yang di gunakan bersifat terbuka, dapat
diakses oleh masyarakat umum, mudah mendapat informasi serta
penanganan yang cepat dalam melakukan transaksi.
13 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara,
2003, h. 1. 14
Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQ dalam Lembaga Keuangan
Syari’ah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 294.
Perkembangan yang dapat dilihat dari wilayah ini adalah semakin
bertambahnya nasabah dan antusias masyarakat dengan ikut serta dalam
mengembangkan lembaga keuangan syariah sebagai nasabah, sehingga
pembiayaan atau transaksi dalam BMT di kabupaten Kudus berjalan
dengan lancar.
Keberadaan lembaga keuangan syari‟ah yang berbentuk BMT di
kabupaten Kudus sangat berperan dan membantu masyarakat sekitar dan
masyarakat luas umumnya. Banyak lembaga keuangan syari‟ah atau
perbankan syari‟ah didirikan di Indonesia, walaupun masyarakat secara
menyeluruh banyak yang belum mengetahui bagaimana operasional
tentang BMT tetapi dengan pengenalan dan promosi yang baik, maka akan
dapat diterima masyarakat.
Perkembangan operasional dan jaringan BMT di kabupaten Kudus
cukup cepat dan potensial. Ini diketahui dari perkembangan BMT sampai
tahun 2011 sudah mempunyai 10 (Sepuluh), antara lain: BMT Mitra
Muamalat, BMT Syari‟ah Sejahtera, BMT IHYA, BMT Amanah
Sejahtera, BMT Harapan Umat, BMT Mahardika, BMT Al-Amin, BMT
Giri Muria Asly, BMT Mubarokah, BMT Al-Fatah. Diantara BMT
tersebut sudah berkembang menjadi kantor cabang. Setiap kantor sudah
menggunakan komputer untuk mempercepat pelayanan terhadap
nasabahnya.15
15 Wawancara dengan Bapak Nurhadi, Kepala Bagian Dinas UMKM Kabupaten Kudus,
Kudus, 28 September 2011, 10.00
Komitmen untuk memajukan dan mengembangkan BMT di
kabupaten Kudus telah dibangun semenjak karyawan bekerja dan terus
mengalami peningkatan seiring dengan bervariasinya pekerjaan. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata karyawan mempunyai penghayatan yang
tinggi terhadap budaya kerja Islam, karena dalam budaya kerja Islam
terdapat sikap dan pandangan yang mengacu pada peningkatan kualitas
SDM (Sumber Daya Manusia).
Peniliti mengadakan penelitian pada BMT di kabupaten Kudus,
karena selama ini belum pernah diadakan penelitian mengenai motivasi
kerja Islam dan budaya kerja Islam dalam produktivitas karyawan di
Kudus. Produktivitas karyawan yang tinggi di BMT terus menerus
ditingkatkan agar bisa bertahan dan juga bisa berkembang bahkan bisa
semaksimal mungkin, maka penulis mengambil tema “Pengaruh Motivasi
dan Budaya Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Baitul
Mal Wat Tamwil (BMT) di Kudus”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja Islam terhadap produktivitas
kerja karyawan BMT di wilayah kabupaten Kudus?
2. Bagaimana pengaruh budaya kerja Islam terhadap produktivitas
kerja karyawan BMT di wilayah kabupaten Kudus?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja dan budaya kerja Islam secara
bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan BMT di
wilayah kabupaten Kudus?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicpai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja Islam terhadap
produktivitas kerja karyawan BMT di wilayah kabupaten
Kudus ?
2. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Kerja Islam terhadap
produktivitas kerja karyawan BMT di wilayah kabupaten
Kudus ?
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan budaya kerja
Islam secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja
karyawan BMT di wilayah kabupaten Kudus ?
1.3.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini, manfaat yang diharapkan adalah:
1. Secara Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu syari‟ah pada umumnya dan keuangan
Islam pada khususnya.
2. Secara praktis
Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi
karyawan BMT di wilayah kabupaten Kudus. Secara pihak
yang terkait di dalamnya dalam mengambil kebijakan,
khususnya mengenai peningkatan produktivitas kerja
karyawan.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian, maka
rancangan penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan inti masalah,
yaitu meliputi Kerangka Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka
Berfikir, dan Hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang rancangan penelitian yang meliputi Jenis
dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan
Data, Variabel Penelitian dan Pengukuran Data, dan Metode
Analisis Data.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum objek
penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan.
BAB V : KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari isi pembahasan, saran-saran
dan penutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BMT (Baitul Maal wa Tamwil) / KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah)
2.1.1 Pengertian BMT
Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah untuk menerbitkan Surat Keputusan Nomor
91/Kep/MKUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah merupakan realisasi atas
kepedulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum
atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi
Indonesia terutama dalam lingkungan koperasi dan usaha kecil dan
menengah. Dengan demikian, BMT yang ada di Indonesia dapat
digolongkan dalam KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah), yang
mempunyai payung hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja
memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.16
Pengertian BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang
berintikan konsep Baitul Maal Wa Tamwil, BMT sesuai namanya
terdiri dari dua fungsi utama, baitul maal (bait = rumah, maal = harta)
dimaksudkan sebagai lembaga amil, zakat (LAZ) yaitu menerima
titipan dana zakat, infaq dan shadaqoh serta memaksimalkan
16 http//edisi03.blogspot.com/2008/kjks-dan-ujks.html. Diposkan oleh KPRI KIPAS, 30
September 2011, 08.34
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya, baitul tamwil
(bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta) melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan
antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
kegiatan ekonominya.17
Dalam definisi operasionalnya BMT (KJKS) adalah lembaga
usaha ekonomi rakyat kecil yang beranggotakan orang atau badan
hukum berdasarkan prinsip syari‟ah dan prinsip koperasi. Dalam
melaksanakan kegiatannya, BMT mempunyai asas dan landasan, visi,
misi, fungsi dan prinsip-prinsip serta ciri khas yang dimiliki oleh BMT
sebagai lembaga keuangan syari‟ah non bank yang mempunyai
legalitas dan berbadan hukum.18
2.1.2 Visi, Misi dan Tujuan BMT di Kabupaten Kudus
Dalam rangka mendorong pertumbuhan BMT (KJKS) menjadi
suatu usaha yang mendiri, profesional, dan melayani anggota
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, maka harus memiliki visi, misi
dan tujuan yang jelas dan tertulis.
2.1.2.1 Visi
17 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Zikrul Hakim,
2008, h. 60. 18 Ibid, h. 61.
Terwujudnya BMT Kabupaten Kudus yang tangguh
sehingga mampu memperkuat anggota dalam rangka
pengembangan ekonomi syari‟ah.
2.1.2.2 Misi
1. Menjadikan para anggotanya sebagai BMT yang sehat,
berkembang dan professional.
2. Melakukan kontrol sistem operasional BMT yang
berlandaskan prisnsip-prinsip syari‟ah.
3. Melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM)
dan advokasi institusi.
4. Menciptakan keharmonisan antar anggota.
5. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga lain.
2.1.2.3 Tujuan
Tujuan BMT memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan dan mengembangkan potensi ummat
dalam program pengentasan kemiskinan, khususnya
pengusaha kecil.
2. Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan ummat.
3. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal
bagi anggota dengan prinsip syari‟ah.
4. Mendorong sikap hemat dan suka menabung.
5. Menumbuhkhan usaha-usaha yang produktif.
6. Membantu para pengusaha lemah atau kecil untuk
mendapatkan modal pinjaman dan membebaskan dari
sistem riba.
7. Menjadi lembaga keuangan alternatif yang dapat
menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, di
samping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan
ummat.
2.1.3 Produk – Produk BMT di Kabupaten Kudus
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, yakni melayani
masyarakat, kegiatan pokok BMT (KJKS) meliputi dua kegiatan, yaitu
simpanan mudhorobah dan pembiayaan.19
1. Simpanan mudharabah
Simpanan mudharabah adalah simpanan yang dilakukan oleh
pemilik dana atau anggota (shahibul maal), yaitu selanjutnya
akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan di muka
berdasarkan prosentase pendapatan (nisbah); seperti 25-30% dari
pendapatan Rp1.000.000 pada setiap bulannya dan dapat
disimpan atau diambil setiap jam kerja. Macam-macam simpanan
mudharabah:
2. Simpanan berguna (SIGUN), simpanan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu dan diambil kapan aja.
19 Ibid, h. 64.
3. Simpanan berjangka berkelompok berhadiah (Si Berkah),
simpanan dana berjangka yang penyetorannya dilakukan secara
rutin dengan nominal tertentu.
4. Simpanan hari raya (SIHAR), simpanan untuk hari raya yang
dapat disetor sewaktu-waktu dan diambil 10 hari sebelum hari
raya tiba.
5. Simpanan aqiqah (SIQOH), simpanan untuk persiapan berqurban
dan aqiqah yang disetor sewaktu-waktu dan diambil 10 hari
sebelum Idul Qurban.
6. Simpanan walimah (SIWAL), simpanan untuk dipersiapkan
untuk mengadakan kegiatan walimah, baik khitanan, nikah,
tasmiyah dan walimah lainnya.
7. Simpanan haji, simpanan dari anggota atau nasabah yang
berencana melaksanakan ibadah haji atau umrah.
8. Simpanan wadi‟ah, titipan atau amanah dari prmilik dana kepada
BMT, dimana BMT tersebut penerima amanat wajib menjaga
keutuhannya dan keselamatan dana yang dititipkan dan tidak
mendapatkan bagi hasil karena sifatnya hanyualah titipsn biasa
(amanat).
9. Deposito (mudharabah berjangka), simpanan dari nasabah pada
BMT yang dapat diambil sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan prosentase
yang telah disepakati, seperti;
1-3 bulan, 40% deposan 60% BMT
1-6 bulan, 45% deposan 55% BMT
1-12 bulan, 60% deposan 60% BMT
10. Pembiayaan
Pembiayaan adalah kegiatan BMT dalam hal
menyalurkan dana kepada ummat melalui peminjaman untuk
keperluan menjalankan usaha yang ditekuni oleh nasabah atau
anggota sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku serta
kesepakatan bersama.20
Produk pembiyaan terbagi dalam
beberapa macam, yaitu:
1. Mudharabah, suatu perjanjian antara pemilik dana
(shahibul maal) dengan pengelola dana anggota (mudharib)
yang keuntungannya dibagi menurut rasio atau nisbah yang
telah disepakati bersama dimuka. Bila terjadi kerugian,
maka shahibul maal menanggung kerugian dana, sedangkan
mudharib menanggung kerugian pelayanan material dan
kehilangan imbalan kerja.
2. Musyarakah, perjanjian kerja sama antara anggota dengan
BMT dimana modal dari kedua belah pihak digabungkan
untuk usaha tertentu yang akan dijalankan oleh anggota.
Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai
kesepakatan dimuka.
20 Ibid, h. 66.
3. Bai bitsman ajil, proses jual beli dimana BMT menalangi
terlebih dahulu kepada anggota dalam pembelian suatu
barang tertentu yang dibutuhkan. Kemudian anggotanya
akan membayar harga dasar dan keuntungan yang
disepakati bersama kepada BMT secara mengangsur.
4. Murabahah, pembiayaan ini hampir sama dengan bai
bitsman ajil, bedanya adalah dalam hal pembayaran. Akad
murabahah dilakukan oleh anggota sebelum jatuh tempo
pada waktu yang telah disepakati.
5. Qardhul hasan, pembiayaan kebajikan berasal dari baitul
maal dimana anggota yang menerimanya hanya membayar
pokoknya dan dianjurkan untuk memberikan zakat, infaq,
shadaqoh (ZIS).
6. Ijaroh, akad pembiayaan yang merupakan talangan dana
untuk pengadaan barang tertentu ditambah dengan
keuntungan mark up yang telah disepakati dengan sistem
sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.
7. At-ta’jir, hampir sama dengan akad ijaroh, bedanya at-ta’jir
diakhiri dengan adanya hak kepemilikan. Bai ta’jir atau
sewa beli adalah kontrak sewa yang diakhiri penjualan.
Dalam kontrak ini, pembayaran sewa telah diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga sebagian daripadanya merupakan
pembelian terhadap barang secara berangsur.
2.1.4 Sistem Operasional BMT
BMT adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil yang
berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip
syari‟ah dan prisnsip koperasi. BMT merupakan sebuah sarana
pengelolaan dana dari ummat, oleh ummat dan untuk ummat
(maslahah amanah) yang bebas dari riba.
BMT hadir sebagai wahana transformasi ekonomi para
aghniya’ (pemilik uang) kepada dhu‟afa, pedagang kecil yang
membutuhkan modal usaha. BMT juga merupakan lembaga keuangan
syari‟ah yang meneriman dan mendistribusikan dana Islam yang
beruupa zakat, infaq, shadaqoh (ZIS) dan wakaf yang dipercayakan
kepadanya untuk disalurkan kepada yang berhak.
BMT adalah lembaga keuangan yang bersifat komersial
berdasarkan akad atau perjanjian simpan pinjam, wadi‟ah,
mudharabah, dan penyertaan (syirkah) kepada masyarakat untuk
kegiatan usaha yang bersfat produktif dengan sistem bagi hasil.21
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Motivasi Kerja Islam
Motivasi merupakan unsur penting dalam suatu aktivitas kerja,
karena motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan perilaku. Motivasi adalah kejiwaan dan sikap mental
21 Ibid, h 69.
manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan
yang mengarah dan menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan
yang member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.22
Definisi lain tentang motivasi dijelaskan oleh Stephen P.
Khobbins dan Marry Coulter sebagaimana dikutip oleh Winardi bahwa
motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya dalam mencapai
tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu.23
Istilah-istilah yang berbeda banyak dipakai psikolog dalam
menyebut sesuatu yang menimbulkan perilaku, ada yang meneyebut
sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan
(urge), keinginan (wish) dan dorongan (drive).24
Istilah motivasi
diambil dari istilah latin movere yang berarti “pindah”. Dalam konteks
sekarang, motivasi adalah proses-proses psikologis meminta,
mengarahkan, arahan dan menetapkan tindakan sukarela yang
mengarah pada tujuan.25
Motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama,
bekerja efektif dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko, “Motivasi adalah keadaan
22 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara,
2003, h. 134. 23 Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2007, h. 1. 24 Sukanto Reksohadiprojo dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, Teori Struktur
dan Perilaku, Yogyakarta: BPFE, 2000, h. 252. 25 Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi, alih bahasa Erly Suandy,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003, h. 248.
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.” Motivasi kerja adalah sesuatu
yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja pada diri seseorang
(karyawan) yang melakukan suatu pekerjaan guna pencapaian tujuan.
Motivasi setiap orang atau karyawan berbeda-beda tergantung yang
melatarbelakangi. Namun dasarnya motivasi akan mempengaruhi
prestasi dan produktivitas kerja karyawan sendiri.
Dalam bukunya yang berjudul Bekerja dengan Hati Nurani,
Akh. Muwafik Saleh mengatakan selama ini, banyak orang bekerja
untuk mengajar materi belaka demi kepentingan duniawi, mereka tak
sedikitpun memerdulikan kepentingan akhirat kelak. Oleh karena itu
sudah saatnya para pekerja bekerja dengan motivasi yang dapat
memberikan kepribadian yang baik dan dibenarkan oleh Islam yang
harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:26
1) Niat Baik dan Benar (Mengharap Ridha Allah SWT)
Sebelum seseorang bekerja, harus mengetahui apa niat dan
motivasi dalam bekerja, niat inilah yang akan menentukan arah
pekerjaan. Jika niat bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, maka
hanya itulah yang akan didapat. Tetapi jika niat bekerja sekaligus
untuk menambah simpanan akhirat, mendapat harta halal, serta
menafkahi keluarga, tentu akan mendapatkan sebagaimana yang
diniatkan. Rasulullah SAW bersabda:
26 Akh. Muwafik Saleh, Bekerja dengan Hati Nurani, Erlangga, 2009, h. 65.
Dari Sa‟ad bin Abu Waqqash ra, Rasulullah SAW bersabda
kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan
(bekerja) yang kamu niatkan untuk mencari keridhaan Allah
niscaya kamu akan diberi pahala sebagai apa yang kamu sediakan
untuk makan istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim).
2) Takwa Dalam Bekerja
Takwa di sini terdapat dua pengertian. Pertama, taat
melaksanakan perintah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Kedua, sikap tanggung jawab seorang muslim terhadap keimanan
yang telah diyakini dan diikrarkannya. Orang yang bertakwa dalam
bekerja adalah orang yang mampu bertanggung jawab terhadap
segala tugas yang diamanahkan.
Orang yang bertakwa atau bertanggung jawab akan selalu
menampilkan sikap-sikap positif, untuk itu orang yang bertakwa
dalam bekerja akan menampilkan sikap-sikap sebagai berikut:
Bekerja dengan cara terbaik sebagai wujud tanggung jawab
terhadap kerja dan tugas yang diamanahkan.
Menjauhi segala bentuk kemungkaran untuk dirinya dan orang
lain dalam bekerja. Misalnya, tidak malas-malasan, merugikan
rekan kerja, dsb.
Taat pada aturan.
Hanya menginginkan hasil pekerjaan yang baik dan halal.
Allah SWT menjamin balasan kepada orang-orang yang
bertaqwa dalam kehidupan ini, termasuk dalam bekerja. Firman
Allah SWT:
Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka
rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka
dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan
kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi
pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat. barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.27
3) Ikhlas Dalam Bekerja
Ikhlas adalah syarat kunci diterimanya amal perbuatan
manusia disisi Allah SWT. Suatu kegiatan atau aktivitas termasuk
kerja jika dilakukan dengan keikhlasan maka akan mendatangkan
rahmat dari Allah SWT. Adapun ciri-ciri orang yang bekerja
dengan Ikhlas yaitu:
Bekerja semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Bersih dari segala maksud pamrih dan ria.
27
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 945.
Penuh semangat dalam mengerjakan seluruh tugas pekerjaan.
Tidak merasa rendah karena makian atau cercaan sehingga
tidak mengurangi semangat dalam bekerja.
Allah SWT berfirman dalam (QS. Ali Imran: 29)
Artinya: “Katakanlah, jika kamu menyembunyikan apa yang ada
dalam hatimu atau kamu menampakkannya, Allah pasti
mengetahuinya.”28
Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib.
Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal. Dengan
demikian, motivasi kerja dalam Islam bukan hanya memenuhi nafkah
semata tetapi sebagai kewajiban ibadah fardlu lainnya. Islam sangat
layak untuk dipilih sebagai jalan hidup (way of life). Islam tidak hanya
berbicara tentang moralitas akhlak, tetapi juga memberikan peletakan
dasar tentang konsep-konsep membangun kehidupan dan peradaban
tinggi.
Islam menganjurkan umatnya agar memilih aktivitas dan karir
yang benar-benar selaras dengan kecenderungan dan bakatnya. Dengan
demikian, Islam meletakkan dasar yang kuat akan kebebasan berusaha.
Hanya saja, untuk menghindari gejala-gejala kejahatan, Islam
meletakkan batasan-batasan. Tujuan itu dinyatakan dalam Al-Qur‟an
dengan ungkapan bahwa bekerja adalah ibadah.
28 Ibid, h. 80.
Menurut syari‟at, keridhaan Allah SWT tidak akan didapatkan
jika kita tidak melaksanakan tugas tekun, sungguh dan sempurna.29
Ambisi seorang mukmin dalam bekerja yang paling utama adalah
mendapatkan ridha Allah SWT. Dari ambisi yang mulia ini timbul sikap
jujur, giat dan tekun. Firman Allah SWT (Q.S. At Taubah: 105)
Artinya : Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. At-Taubah:105).30
Ayat di atas memerintahkan agar kita bekerja, kerja itulah
yang akan dilihat Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam ayat
tersebut tidak selalu bahwa yang satu dianugerahi derajat lebih tinggi
dari yang lain, tetapi dimaksudkan bahwa kelebihan itu tidak lain
daripada kelebihan keahlian dalam bidang kerja masing-masing.31
Dengan demikian, setiap orang pasti mempunyai kelebihan atas orang
lain dalam bidang kerja tertentu dan dengan adanya kelebihan inilah
setiap orang memerlukan bantuan orang lain untuk dapat
terselenggaranya kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
29 Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, aih bahasa Zainal Arifin dan Dahlia
Husin, Jakarta : Gema Insani Press, 1997, h. 115. 30 Opcit, h. 184. 31 Ahmad Azhar Basyir, Garis Besar Sistem Ekoonomi Islam, Yogyakarta: BPFE, 1987, h.
26.
2.2.2 Budaya Kerja Islam
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta “Buddhayah”. Bentuk
jamak dari budhi yang artinya „akal atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap mental‟.32
Kultur berkaitan dengan pemahaman dan pemberian makna
bagi kehidupan dan pengalaman. Kultur termasuk juga “tahu siapa
dirimu” dan “mempunyai identitas”, yang secara sosial berarti “tahu
siapa kita”, karena kultur adalah pembicaraan antar orang mengenai
makna yang berjalan terus menerus, atau proses komunikasi tanpa
akhir yang bermaksud membantu menguasai hidup dan partisipasi
orang dalam hidup itu melalui interprestasinya.33
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, serta simbol yang
mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, serta kebiasaan seseorang
dan masyarakat.34
Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan
kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi, kemudian tercemin dari sikap menjadi
32 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 161. 33 Niels Mulder, Agama, Hidup Sehari-hari dan Perubahan Budaya, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1999, h. 203. 34 Ujang Sumarwan, Perilaku Komsumen. Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, h. 170.
perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud
sebagai “kerja” atau “bekerja”.35
Melaksanakan budaya kerja tidak bisa dipisahkan dengan
sumber daya manusia (SDM) itu sendiri, karena budaya kerja sangat
erat kaitannya dengan sikap atau perilaku dan paradigma berpikir
manusia dalam menciptakan produktivitas kerja yang memadai.
Budaya Perusahaan seperti halnya pengertian budaya pada
umumnya, mengandung gejala sosial atau gejala kelompok yang
mencolok. Dalam setiap kelompok yang melakukan bekerja sama
(team work) secara terorganisasi, maka akan muncul kepermukaan
keinginan kelompok untuk mendapatkan pelayanan dari
perusahaannya terhadap berbagai kebutuhan dan aspirasi kelompok.
Perusahaan dianjurkan untuk semakin sensitif terhadap kebutuhan
SDM tersebut (ingat teori kebutuhan dari Maslow).
Budaya kerja Islam haruslah bermotivasikan, dinamisme dan
memupuk sifat dinamik untuk memimpin. Pekerja akan menyadari
potensi dan kekuatan yang dikaruniakan Allah kepadanya seperti daya
cipta, akal, pemkikiran asli, bakat yang tersendiri, kemampuan
menggunakan alat-alat tertentu dan sebagainya. Itulah yang dinamakan
budaya kerja dalam persepektif Islam.36
35 Triguno, Budaya Kerja, Jakarta: Gunung Agung, 1995, h. 3. 36
Ahlami, Budaya Kerja Menurut Persepektif Islam, diambil dari http://haslizaali.blogspot.com/2009/12/budaya-kerja-menurut-persepektif-islam.html. 3 Oktober 2011, 19.17
Kerja pada hakekatnya adalah manifestasi amal kebajikan.
Sebagai sebuah amal, maka niat dalam menjalankannya akan
menentukan penilaian. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad
bersabda, “Sesungguhnya nilai amal itu ditentukan oleh niatnya”.37
Budaya kerja umat Islam dalam masa globalisasi saat ini,
banyak perusahaan yang mengadopsi budaya-budaya asing karena
diyakini bagitu maju dan berkembang. Budaya asing tidak selamanya
negatif maupun positif, dengan catatan sesuai dengan Islam. Budaya
penghargaan atas waktu dan ketepatan dalam memenuhi janji, selalu
dianggap sebagai budaya asing, padahal itu adalah bagian dari ajaran
Islam.38
Budaya kerja Islam berarti mengaktualisasikan seluruh potensi
iman, pikir, dan zikir, serta keilmuan kita untuk memberikan nilai
kebahagiaan. Inti atau sumber inspirasi budaya Islam adalah Al-qur‟an
dan sunnah Rasululllah SAW, yang diikat dalam satu kata, yaitu
akhlak.
Dalam Islam, manusia dituntut untuk minta tolong pada Allah
dan mengakui keterbatasan dirinya. Allah lebih mencintai orang-orang
yang selalu meminta daripada yang enggan meminta, karena seolah-
olah manusia itu berkecukupan.
37 http://fathulwahid.staff.uii.ac.id/2007/10/04/membangun-budaya-kerja-
islami/:membangun budaya kerja islami oleh fathul wahid. 3 Oktober 2011, 20.01 38 Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah dalam Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press, cetakan ke I, 2003, h. 64-65.
Firman Allah SWT : (QS. Al-Mu‟min:60)
Artinya : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombong-
kan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina".39
Apabila manusia rajin bekerja dan berupaya, ia akan
menciptakan budaya kerja yang disiplin, keras kemauan dan tidak
cepat putus asa. Sementara itu, individu itu terus menerus berdo‟a dan
meminta tolong dan ridho-Nya, agar usahanya membuahkan hasil.
Sifat ini akan membawa manusia ke perilaku rendah hati, takut,
takabur dan senantiasa menyadari baik kelemahan maupun
kekuatannya.
Dalam bukunya Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung,
penghayatan terhadap nilai atau makna hidup, agama, pengalaman dan
pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan sikap kerja
professional, sedangkan apresiasi nilai yang bersifat aplikatif akan
membuahkan akhlakul karimah, diantaranya:40
1. Ash- Sholeh (Baik dan bermanfaat)
39 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 767. 40 Opcit, h. 40-41.
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)41
2. Al-Itqon (Kemantapan)
Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat
pekerjaan Tuhan, kemudian menjadi kualitas pekerjaan yang
Islami.
Artinya : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia
tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-
Nahl: 88)42
3. Al- Ihsan (Melakukan yang Terbaik atau Lebih Baik Lagi)
Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan,
yaitu sebagai berikut.
41 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 417. 42 Ibid, h. 416.
Pertama, ihsan berarti ‘yang terbaik’ dari yang dapat dilakukan.
Kedua ihsan mempunyai makna „lebih baik‟ dari prestasi atau
kualitas pekerjaan sebelumnya. Keharusan berbuat yang lebih baik
juga berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau kebaikan
orang lain. Bahkan, idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik, hatta
ketika membalas keburukan orang lain (QS. Fusshilat : 34)
Artinya : “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-
tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia.”43
4. Al- Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal)
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut:
69).44
5. Tanafus dan Taawun (Berkompetisi dan Tolong Menolong)
Al-Qur‟an dalam beberapa ayatnya menyerukan persaingan dalam
kualitas amal soleh. Pesan persaingan ini kita dapati dalam
43 Ibid, h. 778. 44 Ibid, h. 638.
beberapa ungkapan Qur‟ani yang bersifat “amar” atau perintah.
Ada perintah “fastabiqul khairat” (maka, berlomba-lombalah
kamu sekalian dalam kebaikan).
Firman Allah (QS. al-Baqarah: 108).
Artinya : Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada
Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa
pada jaman dahulu? dan barangsiapa yang menukar iman
dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat
dari jalan yang lurus.45
6. Mencermati nilai waktu
Artinya : Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.46
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia benar-benar dalam
kerugian apabila tidak dapat memanfa‟atkan waktu sebaik-baiknya
untuk bekerja.
7. SIFAT
a. Shiddiq berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi
ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam.
45 Ibid, h. 157. 46 Ibid, h. 1099.
Tidak ada pertentangan yang disengaja antara ucapan dan
perbuatan. Firman Allah At-Taubah: 119.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar. (QS. At-Taubah: 119)47
b. Istiqomah, artinya konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang
baik meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan.
Istiqomah dalam kebaikan ditampilkan dengan keteguhan,
kesabaran, serta keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang
optimal. Misalnya, interaksi yang kuat dengan Allah dalam
bentuk shalat, zikir, membaca Al-qur‟an, dll. Semua proses itu
akan menumbuhkembangkan suatu sistem yang memungkin-
kan kebaikan, kejujuran, dan keterbukaan teraplikasi dengan
baik.
c. Fathanah, berarti mengerti, memahami dan menghayati secara
mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat
ini akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk
melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif
dan inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seseorang selalu
berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan,
peraturan, informasi, baik yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun perusahaan secara umum.
47 Ibid, h. 301.
Firman Allah (QS.Yusuf: 55).
Artinya : Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan
negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang
yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".48
d. Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah
ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang
optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal.
Sifat amanah harus dimiliki oleh setiao mukmin, apalagi yang
memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan
masyarakat. (QS.An-nisa‟: 58).
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampai-
kan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah maha mendengar lagi maha melihat.49
48 Ibid, h. 357. 49 Ibid, h. 128
e. Tabligh, berarti mengajak sekaligus memberi contoh kepada
pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tabligh yang disampaikan
dengan hikmah, sabar, argumentatif, dan persuasif akan
menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid
dan kuat.
2.2.3 Produktivitas Kerja
Produktivitas menunjukkan kegunannya dalam membantu
menegvaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah,
dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang
berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan
tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi.50
John Suprihanto menyebutkan bahwa dalam produktivitas
terkandung 3 hal pokok, yaitu:51
a) Produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat
sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.
b) Produktivitas adalah perbandingan antara pengorbanan
(output) dengan penghasilan (input).
c) Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
50 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara,
2003, h. 21. 51 John Suprihanto, Manajemen Personalia, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 1987, h. 17.
haruslah lebih baik hari kemarin dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini.
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional
mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung arti sebagai
perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan (input).52
Sedangkan produktivitas kerja adalah ukuran mengenai apa
yang telah diperoleh dari apa yang telah diberikan oleh karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan pada kurun
waktu tertentu. Produktivitas melibatkan peran aktif tenaga kerja untuk
menghasilkan hasil maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas
pekerjaan mereka.
Dalam Islam menganjurkan pada umatnya untuk berproduksi
dan berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi. Islam
memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikannya bagian dari ibadah
dan jihad. Dengan bekerja, individu bisa memnuhi kebutuhan
hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya dan berbuat baik
terhadap tetangganya.53
Allah SWT, berfirman : Surat Al-Isra‟ ayat 70
52 Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedika Pustaka Utama,
2004, h. 9. 53
Sujudi Ragil Putra, Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada BMT Bina Ihsanul Fitri Yogyakarta, Skripsi, Prodi Ekonomi UII Yogyakarta, 2006, h. 53.
Artinya : Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,
kami angkut mereka di daratan dan di lautan (untuk
memperoleh penghidupan), kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan.54
Ayat di atas menerangkan bahwa manusia memiliki
keunggulan dibandingkan makhluk lain yaitu yang ditunjuk sebagai
wakil (khalifah) Tuhan di bumi yang bertugas menciptakan kehidupn
dengan memanfa‟atkan sumber daya alam.
Dalam firman Allah SWT yang lain disebutkan:
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian
dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk : 15).55
Ayat di atas menerangkan kepada kaum beriman untuk dapat
meningkatkan produktivitas kerja guna memperoleh pendapatan yang
dapat memperbaiki keadaan ekonominya.
54 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 435. 55 Ibid, h. 956.
Pada dasarnya setiap perusahaan selalu berupaya untuk
meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari peningkatan produktivitas
ini adalah untuk meningkatkan efesiensi material, meminimalkan biaya
per-unit produk dan memaksimalkan output per-jam kerja.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang penting,
mengingat manusia lah yang mengelola modal, sumber alam dan
teknologi, sehingga dapat memperoleh keuntungan darinya.56
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produktivitas
kerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh produktivitas kerja
karyawannya. Sedangkan produktivitas kerja karyawan sangat
dipengaruhi oleh faktor motivasi, budaya kerja, juga faktor-faktor lain
seperti kepemimpinan, tingkat pendidikan, etos kerja, dan
sebagainya.57
2.3 Penelitian Terdahulu
Berbagai studi telah dilakukan oleh para peneliti, seperti penelitian
dari saudara Hermansyah yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”. Penelitiannya menyimpulkan
faktor yang mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja karyawan adalah
pemberian kompensasi, pemberian bonus secara adil, pemberian motivasi
promosi dan kondisi yang harmonis. Menurut penelitian tersebut kepuasan
56 Ibid, h. 37. 57
Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: badan penerbit
IPWI, 1996, h. 282
kerja karyawan berhubungan dengan produktivitas kerja dengan tingkat
signifikan 78,8%.
Penelitian Dedeh Kholidah “Pengaruh Motivasi Terhadap
Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT BPRS Amanah Ummah
Bogor”, penelitian menunjukkan pengaruh hubungan yang positif dan
signifikan antara pengaruh motivasi terhadap peningkatan prestasi kerja
karyawan pada PT BPRS Amanah Ummah Bogor, dengan tingkat signifikan
64,42% dan 35,58% dipengaruhi oleh variabel lain.58
Penelitian Muhammad Zama‟ Syari “Pengaruh Etos Kerja dan
Budaya Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Kayawan (Studi penelitian
KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati)”. Penelitian menyimpulkan adanya
pengaruh hubungan yang positif dan signifikan antara Etos Kerja dan Budaya
Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Kayawan dengan tingkat 60,8%.59
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penyusun dengan penelitian-
penelitian terdahulu adalah adanya variabel budaya kerja islam sebagai varibel
bebas serta produktivitas karyawan sebagai variabel yang terikat.
2.4 Kerangka Berfikir
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya pemikiran
yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk
58 Dedeh Kholidah, Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan
Pada PT BPRS Amanah Ummah Bogor, Skripsi, Prodi Ekonomi UII Yogyakarta, 2006. 59 Muhammad, Zama’ Syari. Pengaruh Etos Kerja dan Budaya Kerja Islam Terhadap
Produktivitas Kerja Kayawan (Studi penelitian KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati), Skripsi, Prodi
Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang, 2011.
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dan
kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1
Produktivitas Kerja
(Y)
1. Niat Baik dan
Benar
2. Taqwa Dalam
Bekerja
3. Ikhlas Dalam
Bekerja
1. Kemampuan
Diri
Seseorang
2. Pengorbanan
Seseorang
3. Sikap Mental
Seseorang
1. As-Sholeh
2. Al- Itqon
3. Al- Ihsan
4. Al- Mujahadah
5. Tanafus dan
Ta‟awun
6. Mencermati nilai
waktu
7. Shidiq
8. Istiqomah
9. Fatonah
10. Amanah
11. Tabligh
Budaya Kerja Islam
(X2)
Motivasi Kerja Islam
(X1)
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusah masalah penelitian,
belum jawaban yang empiris.60
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja Islam
terhadap produktivitas karyawan.
b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara budaya kerja Islam
terhadap produktivitas karyawan.
c. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja Islam dan
budaya kerja Islam terhadap produktivitas karyawan.
60
Sugiyono, Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2008, h. 64
Tabel 2
Jenis
Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Variabel
(X1)
Variabel
(X2)
Motivasi
Kerja Islam
Budaya
Kerja Islam
suatu
dorongan
yang datang
dari dalam
hati nurani
manusia
untuk
melakukan
suatu
perbuatan
tertentu.
pandangan
hidup
sebagai nilai-
nilai yang
menjadi sifat,
kebiasaan
dan sebagai
kekuatan
pendorong.
1.Niat baik
dan benar
2.Takwa
dalam
bekerja
3.ikhlas
dalam
bekerja
1.Ash-
Sholeh
2.Al-Itqon
3.Al-Ihsan
4.Al-
Mujahadah
5.Tanafus
dan
Taawun
6.Mencerm
ati nilai
waktu
7.Shidiq
8.Istiqomah
9.Fathonah
10.Amanah
Likert
Likert
Variabel
(Y)
Poduktivitas
Kerja
Karyawan
segala
kegiatan
yang
menimbulkan
kegunaan
(utility).
11.Tabligh
1.kemampu
an diri
seseorang
2.pengorba
nan
seseorang
3.sikap
mental
seseorang
Likert
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Sumber Data
3.1.1 Data Primer
Dalam penelitian kali ini menggunakan data primer atau data
empiris yang di peroleh dari penyebaran kuesioner.61
Dalam hal ini
data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden (karyawan
BMT di kabupaten Kudus). Kuesioner yang digunakan disini
menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan lima alternatif jawaban dalam satu
daftar pertanyaan. Responden dimintai untuk memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan.
3.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang berasal dari sumber
kedua yang dapat diperoleh melali buku-buku, brosur dan artikel yang
di dapat dari website atau diperoleh dari catatan pihak lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.62
Data yang diperoleh laporan historis
di dinas UMKM yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter
61 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan
Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, h. 119. 62 Ibid, h. 121.
yang dipublikasikan dan tidak di publikasikan. Data ini mendukung
pembahasan dan penelitian, untuk itu beberapa sumber atau data yang
akan membantu mengkaji secara kritis diantaranya yaitu berkaitan
dengan tema penelitian ini.63
3.2 Populasi Dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.64
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.65
Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang dapat diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
ada pada 10 BMT di kabupaten Kudus. Karena jumlah data yang akan
63 Lexy J.Meleong, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja
Rosdjakaraya Off Set, 2006, h. 160. 64 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 90. 65 Ibid, h. 91.
diteliti terlalu banyak, yaitu 110 karyawan. Maka dalam melakukan
penelitian ini, penulis menggunakan metode random sampling. Dengan
mengambil sebagian dari jumlah populasi obyek penelitian secara
acak, sehingga memudahkan dalam mengambil data di lapangan.
Dalam pengambilan sampel dari 10 BMT yang ada di
kabupaten Kudus, hanya 4 BMT yang dapat dijadikan obyek
penelitian. Sedangkan dari 4 BMT, peneliti memperoleh jumlah
responden sebesar 45 responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Wawancara
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
jalan mengadakan tanya jawab sepihak dan dikerjakan secara
sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
3.3.2 Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar
pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden.66
Pada penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner, adapun
anggapan yang dipegang peneliti dalam menggunakan metode ini
adalah bahwa subyek (responden) yang di berikan kepada peneliti
adalah benar dan dapat di percaya. Jumlah pertanyaan yang ada di
ambil dari masing-masing variabel independen maupun dependen.
66 Ibid, h. 162.
Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner lansung
kepada karyawan BMT di kabupaten Kudus, untuk mengisi angket
yang diberikan oleh peneliti secara langsung.
3.3.3 Observasi
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung (tanpa alat) terhadap gejala objek
yang di teliti, baik yang dilakukan dalam situasi sebelumnya maupun
dalam situasi yang khusus diadakan.
3.4 Variabel Penelitian Dan Pengukuran
Di dalam penelitian ini ada tiga variabel yang digunakan yaitu dua
variabel bebas X1 (motivasi kerja Islam) X2 (budaya kerja Islam) dan satu
variabel terikat Y (produktivitas kerja karyawan). Dari masing-masing
variabel tersebut dapat diukur dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
yang dituangkan dalam sebuah kuesioner, sehingga lebih terarah dan sesuai
dengan metode yang digunakannya.
3.4.1 Motivasi Kerja Islam
Motivasi kerja Islam yang diukur dengan kueesioner yang
menentukan fakta sebagai berikut:
1) Niat Baik dan Benar (Mengharap Ridha Allah SWT)
Sebelum seseorang bekerja, harus mengetahui apa niat dan
motivasi dalam bekerja, niat inilah yang akan menentukan arah
pekerjaan. Jika niat bekerja hanya untuk mendapatkan gaji, maka
hanya itulah yang akan didapat. Tetapi jika niat bekerja sekaligus
untuk menambah simpanan akhirat, mendapat harta halal, serta
menafkahi keluarga, tentu akan mendapatkan sebagaimana yang
diniatkan.
2) Takwa Dalam Bekerja
Takwa di sini terdapat dua pengertian. Pertama, taat
melaksanakan perintah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Kedua, sikap tanggung jawab seorang muslim terhadap keimanan
yang telah diyakini dan diikrarkannya. Orang yang bertakwa dalam
bekerja adalah orang yang mampu bertanggung jawab terhadap
segala tugas yang diamanahkan.
3) Ikhlas Dalam Bekerja
Ikhlas adalah syarat kunci diterimanya amal perbuatan
manusia disisi Allah SWT. Suatu kegiatan atau aktivitas termasuk
kerja jika dilakukan dengan keikhlasan maka akan mendatangkan
rahmat dari Allah SWT.
3.4.2 Budaya Kerja Islam
Budaya kerja Islam yang diukur dengan kuesioner yang
menentukan fakta sebagai berikut:
1) Ash- Sholeh (Baik dan bermanfaat)
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl: 97)
2) Al-Itqon (Kemantapan atau perfectness)
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika seseorang
melakukian suatu pekerjaan yang dilakukannya dengan itqon
atau sempurna (professional).” (HR.Thabrani).
3) Al- Ihsan (Melakukan yang Terbaik atau Lebih Baik Lagi)
Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberikan dua
pesan, yaitu sebagai berikut.
a. Pertama, ihsan berarti ‘yang terbaik’ dari yang dapat
dilakukan.
b. Kedua ihsan mempunyai makna „lebih baik‟ dari prestasi
atau kualitas pekerjaan sebelumnya.
4) Al- Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-
orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
5) Tanafus dan Taawun (Berkompetisi dan Tolong Menolong)
Al-Qur‟an dalam beberapa ayatnya menyerukan persaingan
dalam kualitas amal soleh. Pesan persaingan ini kita dapati dalam
beberapa ungkapan Qur‟ani yang bersifat “amar” atau perintah.
Ada perintah “fastabiqul khairat” (maka, berlomba-lombalah
kamu sekalian dalam kebaikan).
6) Mencermati nilai waktu
Yaitu selalu menghargai waktu yaitu dengan menggunakan
waktu sebaik-baiknya dalam bekerja.
7) Shiddiq berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan,
keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada
pertentangan yang disengaja antara ucapan dan perbuatan.
8) Istiqomah, artinya konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik
meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqomah
dalam kebaikan ditampilkan dengan keteguhan, kesabaran, serta
keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.
Misalnya, interaksi yang kuat dengan Allah dalam bentuk shalat,
zikir, membaca al-qur‟an,dll. Semua proses itu akan
menumbuhkembangkan suatu sistem yang memungkinkan
kebaikan, kejujuran, dan keterbukaan teraplikasi dengan baik.
9) Fathanah, berarti mengerti, memahami dan menghayati secara
mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat ini
akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk
melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan
inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seseorang selalu berusaha
untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan,
informasi, baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun
perusahaan secara umum.
10) Amanah, berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam
keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan
(berbuat yang terbaik) dalam segala hal. Sifat amanah harus
dimiliki oleh setiap mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
11) Tabligh, berarti mengajak sekaligus memberi contoh kepada
pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Tabligh yang disampaikan dengan
hikmah, sabar, argumentatif, dan persuasive akan menumbuhkan
hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat.
3.4.3 Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas melibatkan peran aktif tenaga kerja untuk
menghasilkan hasil maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas
pekerjaan mereka dalam melaksanakan pekerjaan yang telah
dibebankan pada kurun waktu tertentu.
Dalam Islam menganjurkan pada umatnya untuk berproduksi
dan berperan dalam berbagai bentuk aktivitas ekonomi. Islam
memberkati pekerjaan dunia ini dan menjadikannya bagian dari ibadah
dan jihad. Dengan bekerja, individu bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya dan berbuat baik
terhadap tetangganya. Allah SWT, berfirman : Surat Al-Isra‟ ayat 70.
Artinya : Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,
kami angkut mereka di daratan dan di lautan (untuk
memperoleh penghidupan), kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan. (QS. Al-Isra‟: 70)67
Ayat di atas menerangkan bahwa manusia memiliki
keunggulan dibandingkan makhluk lain yaitu yang ditunjuk sebagai
wakil (khalifah) Tuhan di bumi yang bertugas menciptakan kehidupn
dengan memanfa‟atkan sumber daya alam.
John Suprihanto menyebutkan bahwa dalam produktivitas
terkandung 3 hal pokok, yaitu:
1) Produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat
sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.
2) Produktivitas adalah perbandingan antara pengorbanan
(output) dengan penghasilan (input).
3) Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
haruslah lebih baik hari kemarin dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini.
3.5 Teknik Analisis Data
67
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.
Alwaah, 1989, h. 435.
Analisis untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja Islam dan budaya
kerja Islam terhadap produktivias kerja karyawan dengan menggunakan
analisis.
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir-butir
pertanyaan. Uji ini pada SPSS 14 dapat dilihat pada kolom
corrected item-total correlation yang merupakan nilai r
hitung untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung
berada di bawah 0,05 berarti valid.68
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama, untuk menghitung reabilitas di
lakukan dengan koefisien Croanbach Alpha.69
Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel di
katakan reliabel jika memiliki Croanch Alpha (a) >0,60.70
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
68 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit undip, 2002, h. 132. 69 Husain Umar, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2000, h. 135. 70 Opcit, h. 129.
Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dan
model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi
kesalahan atau penyakit. Berikut ini macam-macam uji asumsi klasik:
3.5.2.1 Multikolnearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variable bebas (independent). Dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.
3.5.2.2 Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.
3.5.2.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi.
3.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk medeteksi distribusi dalam
suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik
dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah
data yang memiliki distribusi normal.71
Uji normalitas data adalah
pengujian untuk mengetahui apakah data atau variabel yang dipakai
terdistribusi secara normal. Apabila variabel yang dipakai terdistribusi
secara normal, penelitian dapat dilanjutkan. Dengan nilai hasil test
normalitas lebih dari 0,05 (p>0,05) bisa dikatakan normal.
3.5.4 Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini menggunakan rumus persamaan regresi
berganda untuk menganalisa data. Dalam analisis ini juga dapat
diketahui dengan analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana variabel independen mempunyai pengaruh dependen.
Dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam persamaan
regresi sebagai berikut:72
Y = a+b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = produktivitas kerja
a = konstanta interception
71 http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-
smirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi Klasik (classic assumption test),
3 Oktober 2011, 20.46 72 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 269.
b = koefesien regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y
jika suatu unit perubahan pada variable bebas (variable X)
X1 = motivasi kerja Islam
X2 = budaya kerja Islam
e = kesalahan pengganggu
3.5.4.1 Uji T (Uji Parsial)
Adalah uji yang di gunakan untuk menyatakan
signifikan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat, langkah-langkah:
1. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.
H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan
antara motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam
terhadap produktivitas kerja).
H0 : β1 β2 0 (ada pengaruh yang signifikan antara
motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap
produktivitas kerja).
2. Menentuksn level of significant (Ó = 0,05)
3. Kriteria pengujian
H0 diterima bila t-tabel < t-hitung < t-tabel
H0 ditolak bila t hitung > t-tabel atau t-hitung < t-tabel
4. Perhitungan nilai t
Dimana:
B = koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan
Sb1 = standar error koefisien regresi
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel
dapat diketahui pengaruh antara motivasi kerja Islam dan
budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja
karyawan.
3.5.4.2 Uji F (Simultan)
Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh
antara dua variabel bebas (motivasi kerja Islam dan budaya
kerja Islam) terhadap variabel terikat (produktivitas) secara
bersama-sama, sehingga bisa diketahui apakah dengan yang
sudah ada dapat diterima atau ditolak. Apapun kriteria
pengujiaannya adalah sebagai berikut:
1. H0 : β1 = β2 = 0 artinya bahwa tingkat motivasi kerja
Islam dan budaya kerja Islam secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja.
2. H1 : β1≠ β2 ≠ β0 artinya bahwa tingkat motivasi kerja
Islam dan budaya kerja Islam secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja.
3. Menentukan level of signifikan α = 0,05
4. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut:
Ho = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel
Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan F hitung dan F tabel
diketahui pengaruh tingkat motivasi kerja Islam dan
budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja.
3.5.4.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Untuk menjelaskan aplikasi dengan
menggunakan program SPSS.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Responden
4.1.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Pengelompokan responden berdasarkan usia dapat disajikan
dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pengelompokan responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Prosentase
< 20 tahun 1 2%
21 - 30 tahun 30 67%
31 - 40 tahun 13 29%
> 41 tahun 1 2%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari tabel terlihat bahwa usia dari responden BMT di
kabupaten Kudus yang menjadikan sampel, yang usianya kurang dari
20 tahun ada 1 orang yakni sebesar 2%. Yang usianya antara 21 s/d 30
tahun ada 30 orang yakni 67%. Yang usianya antara 31 s/d 40 tahun
ada 13 orang yakni 29%. Dan yang usianya di atas 41 tahun ada 1
orang yakni 2%. Hal ini menunjukkan sebagian besar karyawan yang
bekerja di BMT kabupaten Kudus usianya antara 21 s/d 30 tahun.
Sesuai dengan data di atas, sehingga dapat ditampilkan dengan gambar
1.1 dan gambar 1.2 sebagai berikut:73
Gambar 1.1
Gambar 1.2
73 Data pengolahan SPSS 1.4 2012
0
5
10
15
20
25
30
35
< 20 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun > 41 tahun
Usia Responden
Usia
< 21
21 - 30
31 - 40
> 41
4.1.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat
disajikan dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Laki – laki 28 62%
Perempuan 17 38%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data yang diolah, 2012
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
tentang jenis kelamin responden karyawan BMT kabupaten Kudus
yang diambil sebagai populasi, yang menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 28 orang atau 62%.
Sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 17 orang
atau 38%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan BMT
di kabupaten Kudus adalah laki-laki. Sehingga dapat ditampilkan
dengan gambar dan gambar sebagai berikut:74
74 Data pengolahan SPSS 1.4 2012
Gambar 1.3
Gambar 1.4
4.1.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan
Pengelompokan responden berdasarkan jabatan dapat disajikan
dalam tabel 3.3 sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
30
laki - laki perempuan
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
laki - laki
perempuan
Tabel 3.3
Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah Prosentase
Bawahan 5 11%
Karyawan 37 82%
Pejabat 3 7%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data yang diolah, 2012
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa responden karyawan BMT kabupaten Kudus yang diambil
sebagai sampel jabatan dalam BMT, 5 orang atau 11% sebagai
bawahan. 37 orang atau 82 % sebagai karyawan, 3 orang atau 7%
sebagai pejabat. Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar dan
gambar sebagai berikut:75
Gambar 1.5
75 Data pengolahan SPSS 1.4 2012
0
10
20
30
40
bawahan karyawan pejabat
jabatan
jabatan
Gambar 1.6
4.1.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan
Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan dapat
disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Prosentase
SMA 17 38%
Diploma 10 22%
Sarjana 18 40%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data yang diolah, 2012
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat
memperlihatkan bahwa pendidikan karyawan BMT kabupaten Kudus
yang dijadikan sebagai sampel adalah SMA atau sederajat sebanyak 17
orang atau 38%, pendidikan Diploma sebanyak 10 orang atau 22%,
dan pendidikan Sarjana sebanyak 18 orang atau 40%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan Sarjana yang
bawahan
karyawan
pejabat
sebanyak 40%. Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar dan
gambar sebagai berikut:76
Gambar 1.7
Gambar 1.8
76 Data pengolahan SPSS 1.4 2012.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
SMA Diploma Sarjana
pendidikan
pendidikan
SMA
Diploma
Sarjana
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menjamin bahwa instrument
yang digunakan telah sesuai dengan konsep penelitian untuk mengukur
variabel.77
Uji validitas ini adalah mengukur variabel motivasi kerja
Islam (X1), variabel budaya kerja Islam (X2), dan variabel
produktivitas kerja karyawan dengan menggunakan metode correlate
bivariate taraf signifikan 5% yaitu 0,05 dibandingkan r-hitung, yang
ketentuan validitasnya < 0,05 berarti valid.78
4.2.1.1 Variabel Motivasi Kerja Islam
Pengujian validitas variabel motivasi kerja Islam dapat
disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut:
77 Pajar, “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan bagian
keperawatan pada rumah sakit PKU Muhammmadiyah Surakarta”, jurnal skripsi fakultas
ekonomi UMS, 2008, h. 61. 78
Imam ghozali, aplikasi anlisis multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Undip, 2002, h. 132.
Tabel 3.5
Variabel motivasi kerja Islam
Indikator
Variabel
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Q1 .393 Valid
Q2 .376 Valid
Q3 .412 Valid
Q4 .381 Valid
Q5 .553 Valid
Q6 .597 Valid
Sumber : data primer yang diolah 2012
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai
rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk
(Derajat Kebebasan) = n-1 = 45-1 = 44 untuk alfa 5% adalah 0,294.
Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.Dalam
penyajian tabel di atas nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
dari 0,294. Ini berarti distribusi variabel indikator motivasi kerja Islam
dinyatakan valid.
4.2.1.2 Variabel Budaya Kerja Islam
Pengujian validitas variabel budaya kerja Islam dapat disajikan
dalam tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Variabel budaya kerja Islam
Sumber : data primer yang diolah 2012
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai
rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk
(Derajat Kebebasan) = n-1 = 45-1 = 44 untuk alfa 5% adalah 0,294.
Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.Dalam
penyajian tabel di atas nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
dari 0,294. Ini berarti distribusi variabel indikator budaya kerja Islam
dinyatakan valid.
Variabel
Indikator
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Q7 .673 Valid
Q8 .811 Valid
Q9 .692 Valid
Q10 .811 Valid
Q11 .552 Valid
Q12 .510 Valid
Q13 .674 Valid
Q14 .604 valid
Q15 .695 Valid
Q16 .505 Valid
Q17 .423 Valid
Q18 .758 valid
4.2.1.3 Variabel Produktivitas Kerja Karyawan
Pengujian validitas variabel budaya kerja Islam dapat disajikan
dalam tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7
Variabel produktivitas kerja karyawan
Variabel
Indikator
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Q19 .433 valid
Q20 .490 valid
Q21 .835 Valid
Q22 .835 Valid
Q23 .835 Valid
Q24 .595 valid
Sumber : data primer yang diolah 2012
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai
rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk
(Derajat Kebebasan) = n-1 = 45-1 = 44 untuk alfa 5% adalah 0,294.
Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya. Dalam
penyajian tabel di atas nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
dari 0,294. Ini berarti distribusi variabel indikator produktivitas kerja
dinyatakan valid.
4.2.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui reliable suatu alat
ukur dengan melihat cronbach’s alpha dibandingkan dengan r-tabel
dengan n=45 pada taraf signifikan 0,05 di dapat r = 0,680.79
Jika nilai
lebih dari itu berarti reliabel. Sehingga pengujian reliabilitas penelitian
ini dapat disajikan dalam tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha N of items Keterangan
X1 0,863 6 reliabel
X2 0,907 12 Reliabel
Y 0,707 6 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah 2012
Dari penyajian tabel di atas dapat dilihat nilai cronbach’s alpha
X1 adalah 0,863. Ini berarti distribusi variabel motivasi kerja Islam
adalah reliabel, nilai cronbach’s alpha X2 adalah 0,907. Ini berarti
distribusi variabel motivasi kerja Islam adalah reliabel, nilai
cronbach’s alpha Y adalah 0,707. Ini berarti distribusi variabel
motivasi kerja Islam adalah reliabel. Dari uji reliabilitas di atas semua
variabel X1, X2, dan Y adalah reliabel karena r-hitung > r-tabel yaitu
di atas 0,680. Dengan demikian karena nilainya di atas 0,680
dinyatakan reliabel.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
79 Ibid, h.192.
Jika terjadi korelasi, makadinamakan terdapat problem
Multikolinieritas (Multi) Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil uji
multikolinearitas dapat disajikan dalam tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
motivasi kerja Islam .540 1.853
budaya kerja Islam .540 1.853
Sumber : data primer yang diolah 2012
Deteksi adanya Multiko
Besaran VIF (Variance Inflation Faktor) dan Tolerance
Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah :
Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
Mempunyai angka TOLETANCE mendekati 1
Catatan : Tolerance = 1/VIF atau bisa juga VIF =1/Tolerance
Analisis : Pada bagian COEFICIENT terlihat untuk ketiga variabel
independen, angka VIF ada di sekitar angka 1 (misal 1,853 dan
1,853). Demikian juga nilai TOLERANCE mendekati 1 (seperti untuk
variabel X1 adalah 0,540).
Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak
terdapat problem multikolinieritas (MULTIKO).
4.3.2 Uji Heteroskodesitas
Uji Heteroskodesitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedasitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedasitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.
Dari hasil pengujian heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada
tampilan grafik Scatterplot, menunjukkan bahwa persebaran antara
nilai prediksi variabel terikat dengan residulnya tidak membentuk
suatu pola yang pasti, atau terjadi persebaran yang tidak
menggerombol membentuk suatu pola yang teratur, dapat disajikan
dalam tabel 3.10
Tabel 3.10
Deteksi adanya Heteroskodesitas
Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di atas,
di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah risidual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
studentized.
Dasar Pengambilan keputusan :
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
Heteroskedasitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedasitas.
Analisis :
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
Heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk prediksi Produktivitas kerja karyawan berdasarkan
masukan variabel independennya.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja
model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi,
dapat disajikan dalam tabel 3.11 sebagai berikut.
Tabel 3.11
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .886a .786 .776 1.23919 2.067
Sumber : data primer yang diolah 2012
Deteksi adanya Autokorelasi
besaran DURBIN-WANSTON
Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi
autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku
statistik yang relevan.
Namun demikian secara umum bisa diambil patokan :
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W di bawah -2 samapai +2, berarti tidak ada autokorelasi
Angka D-W di bawah +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Analisis :
Dari tabel D-W dengan signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) = 45 dan k
= diperoleh nilai DL 1,430. Pada bagian MODEL SUMMARY,
terlihat angka D-W sebesar +2,067. Karena nilai D-W berada di
atasnya, hal ini berarti model regresi tidak terdapat masalah
autokorelasi.
4.4 Uji Normalitas Data
Deteksi Normalitas
Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Dasar pengambilan keputusan :
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, dapat disajikan dalam tabel 3.12 sebagai
berikut:
Tabel 3.12
Analisis :
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak
dipakai untuk prediksi Produktivitas kerja karyawan berdasar masukan
variabel independent-nya.
4.5 Uji Pengaruh Parsial dan Simultan dengan Analisis Regresi Berganda
Setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan SPSS 14, maka
didapatkan persamaan akhir pada tabel 3.13 sebagai berikut:
Tabel 3.13
Persamaan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.692 2.667 1.384 .174
motivasi kerja Islam .013 .128 .010 .104 .918
budaya kerja Islam .432 .048 .880 9.046 .000
Sumber : data primer yang diolah 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui koefisien untuk variabel motivasi kerja
Islam 0,013 dan variabel budaya kerja Islam sebesar 0,432 dengan konstanta
3,692 sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 3,692 + 0,013 (X1) + 0,432 (X2)
Y : Produktivitas Kerja Karyawan
X1 : Motivasi Kerja Islam
X2 : Budaya Kerja Islam
Konstanta sebesar 3,692 menyatakan bahwa jika tidak ada X1 dan X2 maka
produktivitas kerja karyawan adalah 3,692.
Koefisienen regresi 0,013 menyatakan bahwa setiap penambahan
(karena tanda +) 1 point akan meningkatkan Produktivitas kerja
karyawan 0,013.
Koefisienen regresi 0,432 menyatakan bahwa setiap penambahan
(karena tanda +) +) 1 point akan meningkatkan Produktivitas kerja
karyawan 0,432.
4.5.1 Uji T (Uji Parsial)
Hasil uji T dapat disajikan dalam tabel 3.14
Tabel 3.14
Uji T
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.692 2.667 1.384 .174
motivasi kerja Islam .013 .128 .010 .104 .918
budaya kerja Islam .432 .048 .880 9.046 .000
Sumber : data primer yang diolah 2012
Dari analisis dengan menggunakan alat bantu SPSS 14, dapat
diterangkan sebagai berikut:
Uji t untuk menguji signifikansi kontanta dan setiap variabel
independent.
Hipotesis :
H0 : Koefisiensi regresi tidak signifikan
H1 : Koefisiensi regresi signifikan
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) :
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Keputusan :
Terlihat bahwa pada kolom Sig/significance :
Variabel X1 mempunyai angka signifikan di atas 0,05, sedang Variabel
X2 mempunyai angka signifikan di bawah 0,05 karena itu, Variabel X2
tersebut memang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Terlihat
untuk variabel X2 (budaya kerja Islam) nilai t hitung terlihat dalam tabel
sebesar 9,046
4.5.2 Uji F (Uji Simultan)
Hasil uji F dapat disajikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut:
Tabel 3.15
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 236.483 2 118.241 77.001 .000a
Residual 64.495 42 1.536
Total 300.978 44
Sumber : data primer yang diolah 2012
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan alat bantu SPSS 14
diperoleh dari Uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 77,001
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari 0.05, maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi
Produktivitas kerja karyawan. Ini menunjukkan bahwa ada penolakan
Ho dan menerima Ha, artinya bahwa variabel independen (motivasi kerja
Islam dan budaya kerja Islam) secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya
(produktivitas kerja karyawan).
4.5.3 Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi dapat disajikan dalam tabel 3.16
sebagai berikut:
Tabel 3.16
Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .886a .786 .776 1.23919
Dalam penelitian ini pengujian model penelitian digunakan
dengan koefisien determinasi. Dengan menggunakan alan bantu SPSS 14
diperoleh hasil :
Angka R sebesar 0,886 munujukkan bahwa korelasi / hubungan
antara produktivitas kerja karyawan dengan variabel independen
lainya adalah kuat.
Catatan : Definisi kuat karena angka di atas 0,5. Namun demikian bisa
saja untuk kasus lain batasan angka berbeda.
Angka R square atau Koefisien Determinasi adalah 0,786. Hal ini
berarti 78,6% variasi dari produktivitas kerja karyawan bisa
dijelaskan oleh variasi dari variabel independent. Sedangkan
sisanya (100% -78,6% = 21,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain
seperti: kepuasan, loyalitas, relegiusitas, dll.
4.6 Pembahasan
Dengan melibatkan sebanyak 45 responden, memberikan informasi
mengenai pengaruh dua variabel yaitu motivasi keja Islam dan budaya kerja
Islam mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Dari tabel tersebut diterangkan bahwa angka R sebesar 0,886
menunjukkan bahwa produktivitas karywan berhubungan erat dengan dua
variabel yang lain yaitu motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam. Angka R
square sebesar 78,6 % variabel produktivitas kerja karyawan dapat dijelaskan
dua variabel tersebut. Sedangkan sisanya 21,4 % dijelaskan oleh variabel lain.
Dari analisis data menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk semua
variabel adalah signifikan dengan tingkat signifikan 0,000 atau 5 %. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam
memberi pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.
Namun dilihat dari besar koefisien regresi, budaya kerja Islam yang nilainya
terbesar dibandingkan dengan motivasi kerja Islam yaitu sebesar 0,432. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan adalah budaya kerja Islam.
BAB V
PENUTUP
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hipotesis pertama bahwa hasil variabel motivasi kerja Islam
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan pada BMT di kabupaten Kudus. Hal ini ditunjukkan
dengan koefisien regresi sebesar 0,104.
2. Dari hipotesis kedua bahwa hasil penerapan variabel budaya kerja
Islam menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan BMT di kabupaten Kudus. Terbukti
dari uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan uji T. Dan untuk variabel X2 (budaya kerja
Islam) nilai t hitung terlihat dalam tabel sebesar 9,046 maka
pengaruh variabel ini adalah signifikan.
3. Secara bersama-sama variabel motivasi kerja Islam dan budaya kerja
Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas
kerja keryawan BMT di Kabupaten Kudus, karena berdasarkan uji
stastistik diperoleh nilai f hitung sebesar 77,001. Besarnya pengaruh
tersebut ditunjukkan sebesar Adjusted r square sebesar 0,786 yang
berarti ada pengaruh sebesar 78,6% antara motivasi kerja Islam dan
budaya kerja Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan BMT. Sedangkan sisanya 21,4%
dipengaruhi oleh variabel lain.
5.2 Kritik
Meskipun telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
ternyata peneliti ini masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain :
1. Obyek penelitian yang masih kecil, artinya luas penelitian yang
masih kurang, hanya pada BMT Se Kabupaten Kudus, sehingga
kurang bisa digeneralisasikan untuk semua lembaga keuangan
syari‟ah di kota.
2. Responden penelitian ini umumnya adalah karyawan BMT Se
Kabupaten Kudus.
3. Kurangnya variabel penelitian yang dimasukkan dalam model,
sehingga memiliki kontribusi penelitian yang kurang luas.
5.3 Saran
Meskipun telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
ternyata peneliti ini masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain :
1. Obyek penelitian yang masih kecil, artinya luas penelitian yang
masih kurang, hanya pada BMT Se-Kabupaten Kudus, sehingga
kurang bisa digeneralisasikan untuk semua lembaga keuangan
syari‟ah di kota lain.
2. Responden penelitian ini umumnya adalah karyawan BMT Se-
Kabupaten Kudus.
3. Kurangnya variabel penelitian yang dimasukkan dalam model,
sehingga memiliki kontribusi penelitian yang kurang luas.
5.3 Penutup
Puji syukur Alhamdulillah, sebagai pemberi syafa‟at yang
sempurna kepada ummat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia
serta alam pada umumnya yang telah memberikan bantuan kita tiada
kiranya baik barupa kasih saying, petunjuk, kesehatan, rizku, ilmu dan
banyak lagi yang lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “MOTIVASI KERJA ISLAM DAN BUDAYA KERJA ISLAM
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BMT DI
KUDUS” dalam bentuk sederhana sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki penulis.
Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha
dan kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi kata-katanya, referensinya dan
lain sebagainya. Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal
dan seoptimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya.
Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan semoga mendapat
imbalan dari Allah SWT. Sebagai akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan khususnya bagi penulis
dimasa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahlami, Budaya Kerja Menurut Persepektif Islam, diambil dari
http://haslizaali.blogspot.com/2009/12/budaya-kerja-menurut-
persepektif-islam.html.
Basyir, Ahmad Azhar, Garis Besar Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: BPFE,
1987.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya,
Semarang: CV. Alwaah, 1989.
Erwin Arianto, (mencintai-Islam) budaya kerja. Dambil dari: http://www.mail-
archive.com/mencintai-Islam@yahoogroups.com/msg06570.html
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2002.
Hafinuddin, Didin dan Hendri tanjung, Manajemen Syari’ah dalam Praktik,
Jakarta: gema insani press, cetakan ke I 2003.
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2001.
Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
http//edisi03.blogspot.com/2008/kjks-dan-ujks.html. Diposkan oleh KPRI KIPAS.
http://fathulwahid.staff.uii.ac.id/2007/10/04/membangun-budaya-kerja-
islami/:membangun budaya kerja islami oleh fathul wahid.
http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-
smirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi
Klasik (classic assumption test).
http://www.baitulmaal.net/download.php?file=files/Tata_Cara_Pendirian_KJKS.p
df
Ismanto, Kuat, Manajemen Syari’ah Implementasi TQ dalam Lembaga Keuangan
Syari’ah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Kholidah, Dedeh, Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja
Karyawan Pada PT BPRS Amanah Ummah Bogor, Skripsi, Prodi
Ekonomi UII Yogyakarta, 2006.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi, alih bahasa Erly
Suandy, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003.
Meleong, Lexy J, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi, Bandung: PT.
Remaja Rosdjakaraya Off set, 2006.
Mulder, Niels, Agama, Hidup Sehari-hari dan Perubahan Budaya, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Pajar, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan
Bagian Keperawatan Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta”, Skripsi fakultas Ekonomi UMS, 2008.
Putra, Sujudi Ragil, Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan
Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada BMT
Bina Ihsanul Fitri Yogyakarta, Skripsi, Prodi Ekonomi UII Yogyakarta,
2006.
Qardhawi, Yusuf, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa Zainal Arifin dan
Dahlia Husin, Jakarta : Gema Insani Press, 1997.
Reksohadiprojo, Sukanto dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, teori
Struktur dan Perilaku, Yogyakarta: BPFE, 2000.
Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2008.
Shaleh, Akh. Muwafik, Bekerja dengan Hati Nurani, Erlangga, 2009.
Sinungan, Muchdarsyah, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2006.
Sugiyono, Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2008.
Sumarwan, Ujang, Perilaku Komsumen. Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Suprihanto, John, Manajemen Personalia, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 1987.
Tasmara, Toto, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani, 2002.
Tri Cahyono, Bambang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Badan
Penerbit IPWI, 1996.
Triguno, Budaya Kerja, Jakarta: Gunung Agung, 1995.
Umar, Husain, Research Method in Finance and Branking, Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2000.
Umar, Husein, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedika Pustaka
Utama, 2004.
Wawancara Bapak Nurhadi, Kepala Bagian Dinas UMKM Kabupaten Kudus,
Kudus, 28 September 2011
Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2007.
Zama‟ Syari, Muhammad, Pengaruh Etos Kerja dan Budaya Kerja Islam
Terhadap Produktivitas Kerja Kayawan (Studi penelitian KJKS/UJKS
Wilayah Kabupaten Pati), Skripsi, Prodi Ekonomi Islam IAIN
Walisongo Semarang, 2011.
LAMPIRAN
DAFTAR ANGKET
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir (skripsi) pada fakultas
syari‟ah program Strata Satu (S1) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang, maka dengan ini saya :
Nama : Alaik Allama
Nim : 072411063
Jurusan : Ekonomi Islam
Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i mengisi angket yang saya
berikan untuk kepentingan penulisan skripsi tersebut. Data
Bapak/Ibu/Saudarai semata-mata untuk kepentingan akademik dan dijamin
kerahasiannya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi angket ini saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
ANGKET PENELITIAN
1. Petunjuk pengisian angket Variabel Motivasi Kerja Islam dan Budaya
Kerja Islam Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan BMT di Kudus.
a. Isilah masing-masing pernyataan yang sesuai dengan masing-masing
bagian.
b. Setiap pernyataan dibutuhkan satu jawaban kecuali ada keterangan
lain.
c. Setelah pengisian kuesioner Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon
dikembalikan kepada peneliti.
2. Data Responden
Nama : …………………… (Nama boleh tidak diisi)
Umur : ……………………
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki, ( ) perempuan
Jabatan : ……………………
Pendidikan : ………………….
Berilah tanda (√) pada kotak jawaban yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
Pernyataan untuk variabel motivasi kerja islam
(X1)
Sl : Selalu K : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
Sr : Sering JS : Jarang Sekali
Indikator Pernyataan
Sl Sr K JS TP
5 4 3 2 1
niat baik Dalam bekerja, Anda berniat
dan
benar baik sebelum melakukan
pekerjaan
Anda melakukan pekerjaan
dengan benar
takwa Anda melakukan pekerjaan
dalam dengan niat ibadah kepada Allah
bekerja Dalam menyelesaikan pekerjaan,
Anda meninggalkan ibadah sholat
Ikhlas Anda melakukan pekerjaan
dalam dengan ikhlas meskipun menurut
bekerja Anda pekerjaan itu berat
Dalam bekerja, Anda berusaha
memberi yang terbaik pada
pekerjaan
Pernyataan untuk variabel budaya kerja islam (X2)
Sl : Selalu K : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah Sr : Sering JS : Jarang Sekali
Indikator Pernyataan
Sl Sr K JS TP
5 4 3 2 1
Ash- Anda melakukan pekerjaan itu
Sholah baik dan bermanfaat untuk
orang lain
Al-Itqon Anda memberikan dukungan
pengetahuan dan kemampuan
yang optimal pada karyawan lain
Al-Ihsan Anda berusaha melakukan hal
terbaik dari sebelumnya
Al- Anda bekerja keras secara
Mujahadah optimal sesuai dengan kemampuan
Tanafus Anda berkompetensi secara fair
dalam melaksanakan pekerjaan
Ta'awun Anda menolong karyawan lain
apabila mengalami kesulitan
dalam pekerjaan
Mencermati Anda datang tepat waktu pada
nilai waktu jam bekerja
Shidiq Di tempat Saudara bekerja, dalam
ucapan dan perbuatan sesuai
dengan ajaran islam
Istiqomah Anda berkonsisten terhadap
pekerjaan yang Anda hadapi
Fatonah Saudara memahami secara men-
dalam tentang pekerjaan yang
diberikan oleh pimpinan
Amanah Saudara memiliki tanggung jawab
dalam melaksanakan setiap
tugas dan kewajiban
Tabligh Saudara memberi contoh ke-
baikan kepada karyawan lain
Pernyataan untuk variabel produktivitas kerja karyawan (Y)
Sl : Selalu K : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
Sr : Sering JS : Jarang Sekali
Indikator Pernyataan
Sl Sr K JS TP
5 4 3 2 1
Kemampu- Saudara Benar-benar mencurah-
an diri kan seluruh kemampuan yang
seseorang Saudara miliki untuk bekerja
Saudara membantu karyawan lain
yang kesulitan dalam menghadapi
pekerjaan
Pengorban- Dalam bekerja, Saudara an
seseorang benar-benar memanfaatkan
waktu untuk bekerja
Saudara mengorbankan waktu
sehari-hari untuk pekerjaan
Saudara sikap
mental Pimpinan memberikan teguran bila
seseorang Saudara melakukan kekeliruan
dalam pekerjaan
Saudara diberi batasan waktu
oleh pimpinan untuk menyelesai-
kan pekerjaan Saudara
Res Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 X1 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 X2 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Y
1 4 5 4 5 3 4 25 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 41 5 4 4 4 4 3 24
2 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 57 5 4 5 5 5 5 29
3 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
4 5 4 5 4 4 5 27 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 54 4 4 5 5 5 3 26
5 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 57 5 4 5 5 5 4 28
6 5 5 5 4 4 5 28 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 57 5 5 5 5 5 5 30
7 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 58 5 5 5 5 5 5 30
8 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 57 5 4 5 5 5 4 28
9 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 4 29
10 5 5 5 4 3 5 27 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 56 5 4 5 5 5 4 28
11 5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30
12 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
13 5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 5 3 5 5 5 3 5 5 4 54 5 5 3 3 3 5 24
14 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
15 5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 56 5 4 5 5 5 5 29
16 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 58 5 5 5 5 5 5 30
17 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 58 5 5 5 5 5 5 30
18 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
19 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 55 5 4 5 5 5 4 28
20 4 5 5 4 4 3 25 2 2 3 2 2 3 1 3 3 4 5 3 33 3 3 3 3 3 3 18
21 5 4 5 3 3 5 25 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 54 5 4 4 4 4 4 25
22 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
23 5 5 5 4 4 4 27 3 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 52 3 5 5 5 5 5 28
24 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 58 5 5 5 5 5 4 29
25 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 57 5 4 5 5 5 5 29
26 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 56 5 3 5 5 5 5 28
27 5 4 5 5 5 4 28 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 47 5 4 4 4 4 4 25
28 5 5 5 4 4 4 27 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 56 5 5 5 5 5 5 30
29 5 5 5 4 4 5 28 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30
30 4 4 5 4 5 3 25 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 53 4 4 5 5 5 5 28
31 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
32 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
33 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 5 5 5 5 30
34 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30
35 5 5 5 5 5 5 30 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 58 5 5 5 5 5 5 30
36 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 4 5 5 5 5 5 29
37 5 5 5 4 4 5 28 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 59 4 4 5 5 5 5 28
38 5 4 4 4 4 4 25 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 5 5 5 5 30
39 5 4 4 3 5 4 25 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 50 4 4 4 4 4 4 24
40 4 4 5 5 3 4 25 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 53 4 3 5 5 5 5 27
41 5 4 4 5 3 4 25 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 50 4 4 4 4 4 4 24
42 5 4 5 4 4 5 27 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 52 4 4 4 4 4 4 24
43 5 4 4 5 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 50 4 4 5 5 5 5 28
44 5 4 3 5 4 4 25 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 50 4 4 4 4 4 4 24
45 5 4 5 4 4 5 27 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 58 5 5 5 5 5 5 30
LAMPIRAN
Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 tahun 1 2.2 2.2 2.2
21-30 tahun 30 66.7 66.7 68.9
31-40 tahun 13 28.9 28.9 97.8
>41 tahun 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
0
5
10
15
20
25
30
35
< 20 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun > 41 tahun
Usia Responden
Usia
< 21
21 - 30
31 - 40
Pengelompokan Berdasarkan Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 28 62.2 62.2 62.2
perempuan 17 37.8 37.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
0
5
10
15
20
25
30
laki - laki perempuan
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
laki - laki
perempuan
Pengelompokan Berdasarkan Jabatan
jabatan respoonden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid bawahan 5 11.1 11.1 11.1
karyawan 37 82.2 82.2 93.3
pejabat 3 6.7 6.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
0
10
20
30
40
bawahan karyawan pejabat
jabatan
jabatan
bawahan
karyawan
pejabat
Pengelompokan Berdasarkan Pendidikan
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 17 37.8 37.8 37.8
Diploma 10 22.2 22.2 60.0
Sarjana 18 40.0 40.0 100.0
Total 45 100.0 100.0
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
SMA Diploma Sarjana
pendidikan
pendidikan
SMA
Diploma
Sarjana
Lampiran
VALIDITAS dan RELIABILITY
Scale motivasi kerja Islam (X1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Q1 23.3111 3.446 .393 .626 .692
Q2 23.6000 3.064 .376 .197 .687
Q3 23.3778 3.149 .412 .491 .678
Q4 23.5778 2.886 .381 .389 .689
Q5 23.7111 2.301 .553 .446 .632
Q6 23.5333 2.573 .597 .698 .613
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.707 .713 6
Scale budaya kerja Islam (X2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Q7 50.9556 23.634 .673 . .897
Q8 50.8444 22.680 .811 . .890
Q9 50.7556 24.734 .692 . .898
Q10 50.8444 22.680 .811 . .890
Q11 50.9333 24.155 .552 . .903
Q12 50.8667 24.891 .510 . .905
Q13 51.1333 21.664 .674 . .901
Q14 50.8889 24.328 .604 . .900
Q15 50.7333 24.473 .695 . .897
Q16 50.8444 25.680 .505 . .905
Q17 50.6444 26.371 .423 . .907
Q18 50.9333 23.427 .758 . .893
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.907 .909 12
Scale produktivitas kerja (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Q19 23.3333 5.409 .433 . .877
Q20 23.5556 5.071 .490 . .873
Q21 23.2667 4.655 .835 . .809
Q22 23.2667 4.655 .835 . .809
Q23 23.2667 4.655 .835 . .809
Q24 23.4222 4.840 .595 . .852
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.863 .870 6
Lampiran
REGRESSION
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 236.483 2 118.241 77.001 .000a
Residual 64.495 42 1.536
Total 300.978 44
a. Predictors: (Constant), budaya kerja Islam, motivasi kerja Islam
b. Dependent Variable: produktivitas kerja
coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.692 2.667 1.384 .174
motivasi kerja Islam .013 .128 .010 .104 .918
budaya kerja Islam .432 .048 .880 9.046 .000
a. Dependent Variable: produktivitas kerja
coefficients
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
motivasi kerja Islam .540 1.853
budaya kerja Islam .540 1.853
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .886a .786 .776 1.23919 2.067
b. Dependent Variable: produktivitas kerja
Lampiran
CHARTS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini :
1. Nama Lengkap : Alaik Allama
2. NIM : 072411063
3. Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 06 Juli 1989
4. Nama Orang Tua : Moh. Romli (Alm)
5. Alamat Asal : Jekulo. Kec. Jekulo. Kab Kudus.
6. Alamat sekarang : Jl. Ringinwok No. 5 Semarang
7. Riwayat pendidikan :
a. SD 1 Jekulo Kudus tahun 2001
b. SMP 1 Jekulo Kudus tahun 2004
c. SMA 1 Bae Kudus tahun 2007
d. IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 13 Juni 2012
Alaik Allama
top related