pengaruh model pembelajaran cooperative …antologi.upi.edu/file/pengaruh_model_pembelajaran... ·...
Post on 27-May-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Penelitian Eksperimen di Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung)
Oleh :
M. Rahmawaty, E. Ningrum, A. Yani
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia
Email :
babychullie@gmail.com , eponningrum@upi.edu , ahmadyani@upi.edu
ABSTRAK
Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar, serta sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan
belajar peserta didik sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Salah satu
model yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar adalah model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran
CIRC. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jenis Posstest-Only Control Design. Subjek
penelitian adalah kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Variabel
penelitian terdiri dari model pembelajaran CIRC sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar
sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis
data menggunakan statistik, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Penelitian dengan
angket dianalisis dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar
kelas eksperimen setelah menggunakan model CIRC adalah 86% peserta didik mendapatkan nilai di
atas KKM, (2) hasil belajar kelas kontrol setelah pembelajaran yang tidak menggunakan model CIRC
adalah 28% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM, (3) motivasi belajar kelas eksperimen
tergolong kuat, (4) motivasi belajar kelas kontrol tergolong kuat, (5) perbedaan hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol, (6) perbedaan motivasi belajar (perhatian, relevansi, rasa percaya diri,
kepuasan) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, maka model pembelajaran CIRC
berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi,
materi pokok Hidrosfer.
Kata Kunci : model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), hasil belajar,
motivasi belajar
ABSTRACT
Motivation to learn is important in learning. Motivation will always determine the intensity of
the effort to learn, and very influential on the resilience and perseverance of learners so that the desired
objectives can be achieved by learners. One model that can help learners to improve motivation to learn
is the model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). The purpose of this study
was to determine learning outcomes and motivation of learners after using model CIRC. The method
used is an experimental method types Posstest-Only Control Design. The research subject is class X-4
as the experimental class and class X-5 as the control class. The research variables consisted of CIRC
learning model as the independent variable (X) and motivation to learn as a dependent variable (Y).
The research instrument used was a test and questionnaire. Using statistical data analysis techniques,
namely normality test, homogeneity, and hypothesis testing. Research by questionnaire were analyzed
by using Likert scale. The results showed: (1) the results of experimental class learning after using the
model CIRC is 86% of students scoring above KKM, (2) learning outcomes control class after learning
2 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
that do not use the model CIRC is 28% of students scoring above KKM , (3) the motivation to study
experimental class relatively strong, (4) motivation to learn control class relatively strong, (5)
differences in learning outcomes experimental class and control class, (6) differences in motivation to
learn (attention, relevance, confidence, satisfaction) experimental class and control class. Thus, the
CIRC learning model affect the results of learning and motivation of learners in the subject of
geography, subject matter hydrosphere.
Keywords: model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), learning outcomes,
motivation to learn
PENDAHULUAN
Menurut UU No. 20/2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1
menyebutkan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Permasalahan rendahnya mutu
sumberdaya manusia di Indonesia salah
satunya bisa disebabkan karena masih
rendahnya kualiatas pendidikan di
Indonesia. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia, diantaranya
ketersediaan sarana dan prasarana, faktor
kurikulum yang kurang menunjang,
rendahnya kualitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran, serta
kurangnya sikap kooperatif dari peserta
didik.
Dikatakan bahwa guru
merupakan faktor yang paling berperan
dalam pencapaian hasil belajar peserta
didik karena gurulah yang merancang
sekaligus pelaksana dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini sudah
barang tentu peran guru sangat penting,
bagaimana guru melakukan usaha-usaha
untuk dapat menumbuhkan dan
memberikan motivasi agar anak didiknya
mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik.
Pelaksanaan pembelajaran di
kelas dihadapkan pada masalah yang
menghambat keberhasilan proses
pembelajaran. Masalah yang terjadi
adalah rendahnya partisipasi peserta didik
dalam proses kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dewasa ini proses pembelajaran
yang terjadi di kelas hanya berlangsung
satu arah (one way system), dimana
peserta didik hanya terfokus untuk
mengikuti proses pembelajaran tanpa
berperan aktif dalam proses pembelajaran
tersebut. Hal ini dikarenakan peserta
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
didik kurang termotivasi untuk belajar di
sekolah.
Motivasi belajar merupakan hal
yang penting dalam proses pembelajaran.
Peserta didik akan giat belajar jika
mereka mempunyai motivasi untuk
belajar. Menurut Hamalik (2011: 161)
motivasi sangat menentukan tingkat
berhasil atau gagalnya perbuatan belajar
peserta didik. Selain itu, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri peserta didik
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai (Sardiman, 2004:75).
Proses pembelajaran yang
berlangsung selama ini, peserta didik
cenderung hanya duduk, diam, dan
sekedar mendengarkan tanpa
memberikan respon pada materi yang
diajarkan. Selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung tidak pernah
muncul pertanyaan ataupun gagasan yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Kurangnya partisipasi aktif peserta didik
dalam setiap kegiatan pembelajaran
menunjukkan kurangnya motivasi dalam
belajar, yang pada akhirnya hasil belajar
yang dicapai siswa masih rendah.
Kualitas pembelajaran akan
meningkat jika peserta didik pada proses
pembelajaran memperoleh kesempatan
yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan
menggunakan secara aktif pengetahuan
yang baru diperoleh (Sudarman, 2009).
Menurut Kellough (dalam Sumarno,
2011) dalam kegiatan belajar mengajar,
peran guru yang sangat penting dalam
mendorong pembelajaran peserta didik
adalah meningkatkan keinginan peserta
didik atau motivasi peserta didik untuk
belajar.
Salah satu model yang dapat
membantu meningkatkan motivasi
belajar dan aktif dalam proses belajar
mengajar adalah dengan menggunakan
model CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition). Menurut para
ahli, model pembelajaran CIRC adalah
model pembelajaran untuk melatih
kemampuan peserta didik secara terpadu
antara membaca dan menemukan ide
pokok suatu wacana atau kliping tertentu
dan memberikan tanggapan terhadap
wacana atau kliping tersebut secara
tertulis (Steven and Slavin, 1995).
Slavin dalam Asma (2006:26)
menyatakan bahwa “model pembelajaran
kooperatif dapat menimbulkan motivasi
belajar peserta didik karena adanya
tuntutan untuk menyelesaikan tugas”.
Menurut pernyataan tersebut dengan
diterapkannya pendekatan cooperative
learning motivasi peserta didik akan
4 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
timbul dan adanya keberanian untuk
bersosialisasi dengan orang lain.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, diantaranya adalah
Bagaimanakah hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen setelah
menggunakan model pembelajaran
CIRC, Bagaimanakah hasil belajar
peserta didik pada kelas kontrol setelah
pembelajaran yang tidak menggunakan
model pembelajaran CIRC,
Bagaimanakah motivasi belajar peserta
didik pada kelas eksperimen setelah
menggunakan model pembelajaran
CIRC, Bagaimanakah motivasi belajar
peserta didik pada kelas kontrol setelah
pembelajaran yang tidak menggunakan
model pembelajaran CIRC, Apakah
terdapat perbedaan hasil belajar peserta
didik antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran CIRC
dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan model pembelajaran
CIRC, Apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar peserta didik antara kelas
eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol
yang tidak menggunakan model
pembelajaran CIRC.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen.
Jenis penelitian eksperimen yang
dilakukan adalah True Experimental
bentuk Posstest-Only Control Design.
(Sugiyono, 2014: 114)
Tabel 1 Subjek Penelitian
Kelas Σ
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata
-rata
Nilai
X-1 25 84 70 78.6
X-2 26 83 50 74.1
X-3 39 81 60 74
X-4 35 80 65 75.6
X-5 39 80 65 75.4
X-6 42 82 60 73
X-7 45 83 80 80.1
X-8 45 85 75 80.1
Sumber : Dokumen SMA Pasundan 2 Bandung
2015
Berdasarkan tabel di atas, maka
yang dijadikan sebagai subjek penelitian
adalah kelas X-4 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas
kontrol.
Tabel 2 Variabel Penelitian
Variabel Bebas
(X)
Variabel
Terikat (Y)
Model
pembelajaran
CIRC
Motivasi belajar
Indikator motivasi belajar:
1. Perhatian
(Attention)
2. Relevansi
(Relevance)
3. Rasa percaya diri
(Confidence)
4. Kepuasan
(Statisfaction)
Instrument penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah,
Observasi, dengan menggunakan lembar
observasi mengenai poin-poin aktivitas
guru dan siswa yang berpedoman pada
RPP. Studi dokumentasi berupa silabus,
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
RPP, tes, daftar nilai, keaktifan dan
kehadiran. Selain itu peneliti
menggunakan kamera sebagai alat
perekam suasana pembelajaran di kelas.
Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini berisi 36 pernyataan untuk
mengukur motivasi belajar peserta didik.
Instrument tes yang digunakan berupa
soal pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban yang telah melalui tahapan uji
validitas soal, reliabilitas soal, tingkat
kesukaran soal, dan daya pembeda soal.
Analisis data hasil belajar yang
digunakan adalah uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis
menggunakan program SPSS 21 Analisis
data motivasi belajar dilakukan dengan
menggunakan Skala Likert, yang
kemudian dilakukan perhitungan
prosentase untuk melihat minat
responden secara keseluruhan, kemudian
disesuaikan dengan kriteria interpretasi
skor menurut Riduwan (2004 : 89)
sebagai berikut:
Tabel 3 Kriteria Interpretasi Skor
Skor Persentase Kriteria
Angka 0% - 20% Sangat lemah
Angka 21% - 40% Lemah
Angka 41% - 60% Cukup
Angka 61% - 80% Kuat
Angka 81% - 100% Sangat kuat
Sumber: Riduwan (2004)
HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian yang
digunakan dalam meneliti pengaruh
penggunaan model pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading and
Composition) terhadap hasil belajar
peserta didik dinilai dari data skor post
test. Sedangkan untuk mengukur
perbedaan motivasi belajar peserta didik
menggunakan angket motivasi.
Kompetensi dasar yang
digunakan pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah tentang
hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi.
1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Pembelajaran pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model
Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dilaksanakan pada
tanggal 26 Mei 2016. Hasil post test kelas
eksperimen tersaji pada tabel 4.2.
Tabel 4 Hasil Post test Kelas Eksperimen
Skor ∑
Frekuensi (%)
50 – 59 1 3%
60 – 69 - -
70 – 79 4 11%
80 – 89 9 26%
≥ 90 21 60%
Jumlah 35 100%
≥ 75 30 86%
≤ 75 5 14%
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 50 Sumber : Hasil Penelitian 2016
6 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa hasil post test pada kelas
eksperimen dengan jumlah 35 orang
tergolong sangat baik. Secara
keseluruhan terdapat 30 orang yang
mendapatkan nilai di atas KKM (≥ 75)
dengan persentase sebesar 86%, dan 5
orang lainnya mendapat nilai dibawah
KKM (≤ 75) dengan persentase sebesar
14%.
2. Hasil Belajar Kelas Kontrol
Pembelajaran pada kelas kontrol
yang tidak menggunakan model
pembelajaran CIRC dilaksanakan pada
tanggal 27 Mei 2016. Hasil post test pada
kelas kontrol tersaji pada tabel 4.3.
Tabel 5 Hasil Post test Kelas Kontrol
Skor ∑
Frekuensi (%)
30 – 39 2 5%
40 – 49 3 8%
50 – 59 12 31%
60 – 69 6 15%
≥ 70 16 41%
Jumlah 39 100%
≥ 75 11 28%
≤ 75 28 72%
Skor Tertinggi 90
Skor Terendah 30
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa hasil post test pada kelas
kontrol dengan jumlah 39 orang
tergolong jelek. Secara keseluruhan
terdapat 11 orang yang mendapatkan nilai
di atas KKM (≥ 75) dengan persentase
sebesar 28%, dan 28 orang lainnya
mendapat nilai dibawah KKM (≤ 75)
dengan persentase sebesar 72%.
3. Motivasi Belajar
Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila hasil yang di dapat setidaknya
menunjukkan persentase cukup (41% -
60%) dengan kata lain, terdapat
peningkatan motivasi belajar peserta
didik pada pelajaran geografi dengan
indikator berupa aspek perhatian,
relevansi, percaya diri, kepuasan.
Menurut Hamalik (2011: 161)
motivasi sangat menentukan tingkat
berhasil atau gagalnya perbuatan belajar
siswa, belajar tanpa adanya motivasi
kiranya akan sangat sulit untuk berhasil.
1) Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
a) Perhatian Terhadap Pelajaran
Geografi
Perhatian peserta didik pada saat
pembelajaran geografi pada kelas
eksperimen dinyatakan kuat dengan
persentase sebesar 66,91%. Untuk lebih
jelasnya frekuensi dan skor perhatian
peserta didik terhadap pelajaran geografi
tersaji pada tabel 6.
Tabel 6 Perhatian (Attention) Kelas
Eksperimen
No Perhatian terhadap
materi
Σ
F S
1 Tertarik dan senang 210 714
2 Merangsang rasa ingin
tahu 35 125
3 Membosankan 140 449
Jumlah 385 1288
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 6 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas eksperimen
mengenai perhatian terhadap pelajaran
geografi yang terdiri dari tiga aspek, dua
aspek berkriteria positif dan satu aspek
berkriteria negatif. Terdapat sebelas butir
soal mengenai perhatian terhadap
pelajaran geografi, tujuh butir soal
berkriteria positif dan empat butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 385.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator perhatian
sebesar 1288. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 1288
1925× 100 = 66,91%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
b) Relevansi Pelajaran Geografi dalam
Kehidupan Sehari-hari
Relevansi pelajaran geografi
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik
pada kelas eksperimen dinyatakan kuat
dengan persentase sebesar 69,01%. Untuk
lebih jelasnya frekuensi dan skor
relevansi pelajaran geografi dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik tersaji
pada tabel 7.
Tabel 7 Relevansi (Relevance) Kelas
Eksperimen
No Relevansi dalam
kehidupan sehari-hari
Σ
F S
1 Penting dan bermanfaat 140 524
2 Berhubungan dengan
minat 140 450
3 Tidak sesuai dengan
kebutuhan 35 113
Jumlah 315 1087
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 7 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas eksperimen
mengenai relevansi pelajaran geografi
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik
yang terdiri dari tiga aspek, dua aspek
berkriteria positif dan satu aspek
berkriteria negatif. Terdapat sembilan
butir soal mengenai relevansi pelajaran
geografi dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik, delapan butir soal
berkriteria positif dan satu butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 315.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator relevansi
sebesar 1087. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 1087
1575× 100 = 69,01%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
c) Rasa Percaya Diri dalam
Mempelajari Geografi
Rasa percaya diri peserta didik
dalam mempelajari geografi pada kelas
eksperimen dinyatakan kuat dengan
persentase sebesar 72,25%. Untuk lebih
jelasnya frekuensi dan skor rasa percaya
diri dalam mempelajari geografi tersaji
pada tabel 8.
8 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Tabel 8 Rasa Percaya Diri (Confidence)
Kelas Eksperimen
No Percaya diri dalam
proses pembelajaran
Σ
F S
1 Mampu mempelajari
materi 140 556
2 Mampu mendapatkan
hasil yang baik 35 128
3 Materi sulit dipahami 105 347
4 Tugas yang diberikan
sulit 35 107
Jumlah 315 1138
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 8 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas eksperimen
mengenai rasa percaya diri peserta didik
dalam mempelajari geografi yang terdiri
dari empat aspek, dua aspek berkriteria
positif dan dua aspek berkriteria negatif.
Terdapat sembilan butir soal mengenai
rasa percaya diri peserta didik dalam
mempelajari geografi, lima butir soal
berkriteria positif dan empat butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 315.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator rasa percaya
diri sebesar 1138. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 1138
1575× 100 = 72,25%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
d) Kepuasan dalam Mempelajari
Geografi
Kepuasan dalam mempelajari
geografi pada kelas eksperimen
dinyatakan kuat dengan persentase
sebesar 71,10%. Untuk lebih jelasnya
frekuensi dan skor kepuasan dalam
mempelajari geografi tersaji pada tabel 9.
Tabel 9 Kepuasan (Statisfaction) Kelas
Eksperimen
No Kepuasan dalam proses
pembelajaran
Σ
F S
1 Senang mempelajari
geografi. 35 109
2 Merasa dihargai 35 145
3 Puas terhadap hasil 70 252
4 Tidak puas dengan materi 105 365
Jumlah 245 871
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 9 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas eksperimen
mengenai kepuasan dalam mempelajari
geografi yang terdiri dari empat aspek,
tiga aspek berkriteria positif dan satu
aspek berkriteria negatif. Terdapat tujuh
butir soal mengenai kepuasan dalam
mempelajari geografi, tujuh butir soal
berkriteria positif dan empat butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 245.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator kepuasan
sebesar 871. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 871
1225× 100 = 71,10%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
2) Motivasi Belajar Kelas Kontrol
a) Perhatian Terhadap Pelajaran
Geografi
Perhatian peserta didik pada saat
pembelajaran geografi pada kelas kontrol
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
dinyatakan kuat dengan persentase
sebesar 64.99%. Untuk lebih jelasnya
frekuensi dan skor perhatian peserta didik
terhadap pelajaran geografi tersaji pada
tabel 10.
Tabel 10 Perhatian (Attention) Kelas
Kontrol
No Perhatian terhadap
materi
Σ
F S
1 Tertarik dan senang 234 767
2 Merangsang rasa ingin
tahu 39 135
3 Membosankan 156 492
Jumlah 429 1394
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 10 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas kontrol mengenai
perhatian terhadap pelajaran geografi
yang terdiri dari tiga aspek, dua aspek
berkriteria positif dan satu aspek
berkriteria negatif. Terdapat sebelas butir
soal mengenai perhatian terhadap
pelajaran geografi, tujuh butir soal
berkriteria positif dan empat butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 429.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator perhatian
sebesar 1394. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 1394
2145× 100 = 64.99%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
b) Relevansi Pelajaran Geografi dalam
Kehidupan Sehari-hari
Relevansi pelajaran geografi
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik
pada kelas kontrol dinyatakan kuat
dengan persentase sebesar 65.75%. Untuk
lebih jelasnya frekuensi dan skor
relevansi pelajaran geografi dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik tersaji
pada tabel 11.
Tabel 11 Relevansi (Relevance) Kelas
Kontrol
No Relevansi dalam
kehidupan sehari-hari
Σ
F S
1 Penting dan bermanfaat 156 570
2 Berhubungan dengan
minat 156 465
3 Tidak sesuai dengan
kebutuhan 39 119
Jumlah 351 1154
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 11 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas kontrol mengenai
relevansi pelajaran geografi dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik yang
terdiri dari tiga aspek, dua aspek
berkriteria positif dan satu aspek
berkriteria negatif. Terdapat sembilan
butir soal mengenai relevansi pelajaran
geografi dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik, delapan butir soal
berkriteria positif dan satu butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 351.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator relevansi
sebesar 1154. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
10 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
yaitu 1154
1755× 100 = 65.75%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
c) Rasa Percaya Diri dalam
Mempelajari Geografi
Rasa percaya diri peserta didik
dalam mempelajari geografi pada kelas
kontrol dinyatakan kuat dengan
persentase sebesar 65.07%. Untuk lebih
jelasnya frekuensi dan skor rasa percaya
diri dalam mempelajari geografi tersaji
pada tabel 12.
Tabel 12 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas kontrol mengenai
rasa percaya diri peserta didik dalam
mempelajari geografi yang terdiri dari
empat aspek, dua aspek berkriteria positif
dan dua aspek berkriteria negatif.
Terdapat sembilan butir soal mengenai
rasa percaya diri peserta didik dalam
mempelajari geografi, lima butir soal
berkriteria positif dan empat butir soal
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 351.
Tabel 12 Rasa Percaya Diri
(Confidence) Kelas Kontrol
No Percaya diri dalam
proses pembelajaran
Σ
F S
1 Mampu mempelajari
materi 156 531
2 Mampu mendapatkan
hasil yang baik 39 141
3 Materi sulit dipahami 117 354
4 Tugas yang diberikan
sulit 39 116
Jumlah 351 1142
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator rasa percaya
diri sebesar 1142. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 1142
1755× 100 = 65.07%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
d) Kepuasan dalam Mempelajari
Geografi
Kepuasan dalam mempelajari
geografi pada kelas kontrol dinyatakan
kuat dengan persentase sebesar 65.93%.
Untuk lebih jelasnya frekuensi dan skor
kepuasan dalam mempelajari geografi
tersaji pada tabel 13.
Tabel 13 Kepuasan (Statisfaction) Kelas
Kontrol
No Kepuasan dalam
proses pembelajaran
Σ
F S
1 Senang mempelajari
geografi 39 117
2 Merasa dihargai 39 154
3 Puas terhadap hasil. 78 275
4 Tidak puas dengan
materi 117 354
Jumlah 273 900
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Tabel 13 menunjukkan tanggapan
peserta didik pada kelas kontrol mengenai
kepuasan dalam mempelajari geografi
yang terdiri dari empat aspek, tiga aspek
berkriteria positif dan satu aspek
berkriteria negatif. Terdapat tujuh butir
soal mengenai kepuasan dalam
mempelajari geografi, empat butir soal
berkriteria positif dan tiga butir soal
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
berkriteria negatif dengan total frekuensi
sebesar 273.
Berdasarkan data yang diperoleh
total skor untuk indikator kepuasan
sebesar 900. Dengan demikian,
perhitungan persentase yang diperoleh
yaitu 900
1365× 100 = 65.93%, sehingga
termasuk kedalam kategori kuat.
Analisis Data
1) Uji Normalitas Data Post test
Hasil uji normalitas post test pada
kelas eksperimen menunjukkan Asymp.
Sig lebih kecil dari nilai alpha (α), dengan
kata lain distribusi skor post test pada
kelas eksperimen adalah tidak
berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji
normalitas post test pada kelas kontrol
menunjukkan Asymp. Sig lebih besar dari
nilai alpha (α), dengan kata lain distribusi
skor post test pada kelas kontrol adalah
normal.
2) Uji Normalitas Motivasi Belajar
Hasil uji normalitas motivasi
belajar pada kelas eksperimen
menunjukkan Asymp. Sig lebih besar dari
nilai alpha (α), dengan kata lain distribusi
motivasi belajar pada kelas eksperimen
adalah berdistribusi normal. Sedangkan
hasil uji normalitas motivasi belajar pada
kelas kontrol menunjukkan Asymp. Sig
lebih besar dari nilai alpha (α), dengan
kata lain distribusi data motivasi belajar
pada kelas kontrol adalah berdistribusi
normal.
3) Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas skor post
test antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen menunjukkan Asymp. Sig
lebih kecil (0.000) dari nilai alpha (0.05),
dapat dikatakan bahwa varian kedua
populasi adalah tidak homogen.
Sedangkan hasil uji homogenitas
motivasi belajar antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen menunjukkan Asymp.
Sig lebih besar (0.071) dari nilai alpha
(0.05), dapat dikatakan bahwa varian
kedua populasi adalah homogen.
4) Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1
Nilai probabilitas skor post test
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah 0.000 < 0.05, yang artinya H1
diterima dengan kata lain terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil post
test antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dengan kelas
kontrol yang tidak menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
b. Hipotesis 2
Nilai probabilitas motivasi belajar
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah 0.000 < 0.05, yang artinya H1
diterima dengan kata lain terdapat
12 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
perbedaan motivasi belajar peserta didik
antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dengan kelas
kontrol yang tidak menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
PEMBAHASAN
Perbedaan tingkat motivasi
belajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen bisa dilihat dari kesiapan
peserta didik dalam menerima materi
pelajaran, serta sikap peserta didik selama
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan, pembelajaran pada kelas
eksperimen lebih kondusif dibandingkan
dengan kelas kontrol. Peserta didik pada
kelas eksperimen lebih aktif, baik dalam
bertanya, menjawab pertanyaan maupun
dalam mengemukakan pendapat atau
memberi tanggapan. Selama
pembelajaran berlangsung tidak keluar
masuk ruangan, tidak mengobrol saat
belajar, tidak bermain ataupun
mengganggu temannya. Begitu pun
dalam memahami materi, terlihat pada
hasil skor post test kelas eksperimen lebih
besar daripada kelas kontrol.
Pada kelompok kontrol peserta
didik cenderung mengikuti apa yang
diajarkan oleh guru sehingga peserta
didik merasa kesulitan untuk dapat
mengemukakan pendapatnya. Rendahnya
partisipasi peserta didik dalam proses
kegiatan belajar mengajar di kelas dimana
peserta didik hanya terfokus untuk
mengikuti proses pembelajaran tanpa
berperan aktif dalam proses pembelajaran
tersebut. Dalam proses pembelajaran
yang berlangsung peserta didik
cenderung hanya duduk, diam, dan
sekedar mendengarkan tanpa
memberikan respon pada materi yang
diajarkan. Selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung jarang ada
pertanyaan ataupun gagasan yang
diajukan berkaitan dengan materi yang
diajarkan. Kurangnya partisipasi aktif
peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran diakibatkan oleh
kurangnya motivasi belajar, yang pada
akhirnya hasil belajar yang dicapai siswa
masih rendah. Hal ini menyebabkan hasil
post test peserta didik kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil
uji hipotesis menyatakan terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil post
test antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dengan kelas
kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Keller (2006) telah menyusun
seperangkat prinsip-prinsip motivasi
yang dapat diterapkan dalam proses
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
pembelajaran, yang disebut sebagai
model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Statisfaction). Pada
pengujian hipotesis angket motivasi
menunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak
dengan kata lain terdapat perbedaan
motivasi belajar peserta didik antara kelas
eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dengan
kelas kontrol yang yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Peran guru sebagai motivator
penting artinya guru harus mampu
memberikan rangsangan, dorongan serta
reinforcement untuk mengembangkan
potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas),
sehingga akan terjadi dinamika dalam
proses belajar (Sardiman, 2011: 144-
146). Kondisi motivasional yang harus
diperhatikan oleh guru dalam usaha
menghasilkan pembelajaran yang
menarik, bermakna dan memberikan
tantangan bagi peserta didik yang
pertama adalah perhatian peserta didik
pada saat pembelajaran geografi. Kedua,
relevansi pelajaran geografi terhadap
kehidupan sehari-hari. Ketiga, rasa
percaya diri peserta didik dalam
mempelajari geografi. Keempat,
kepuasan dalam mempelajari geografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi belajar peserta didik baik pada
kelas eksperimen ataupun kelas kontrol
tergolong kuat. Pembahasan lebih lanjut
diuraikan sebagai berikut.
Hasil penelitian terhadap aspek
merasa tertarik dan senang mempelajari
materi yang baru, materi yang baru
merangsang rasa ingin tahu siswa, serta
sulit mempertahankan perhatian dan
membosankan, menunjukkan bahwa
perhatian peserta didik pada saat
pembelajaran geografi baik pada kelas
eksperimen ataupun kelas kontrol
tergolong kuat. Sebagian besar peserta
didik merasa tertarik dan senang dalam
mempelajari materi yang baru padamata
pelajaran geografi, materi yang baru
merangsang rasa ingin tahu siswa. Disisi
lain, beberapa peserta didik tidak begitu
tertarik sehingga sulit mempertahankan
perhatian dan merasa bosan. Sekalipun
hasil interpretasi menunjukkan bahwa
perhatian peserta didik pada saat
pembelajaran geografi kedua kelas
tergolong kuat, pada kenyataannya
persentase kelas kontrol lebih kecil
dibandingkan kelas eksperimen yaitu
64.99% < 66.91%.
Relevansi menunjuk adanya
hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi siswa. Hasil
penelitian terhadap aspek materi yang
dipelajari sangat penting dan bermanfaat,
berhubungan dengan minat serta dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
14 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
hari, dan pembelajaran tidak relevan
dengan kebutuhan siswa, menunjukkan
bahwa relevansi pelajaran geografi
terhadap kehidupan sehari-hari peserta
didik baik pada kelas eksperimen ataupun
kelas kontrol tergolong kuat. Sebagian
besar peserta didik merasa materi yang
dipelajari sangat penting dan bermanfaat,
berhubungan dengan minat peserta didik
serta dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Disisi lain,
beberapa peserta didik tidak merasa
materi yang dipelajari sangat penting dan
bermanfaat sehingga merasa
pembelajaran tidak relevan dengan
kebutuhan sehari-hari peserta didik.
Seperti halnya pada indikator perhatian,
pada indikator relevansipun persentase
kelas kontrol lebih kecil dibandingkan
kelas eksperimen yaitu 65.75% <
69.62%.
Hasil penelitian terhadap aspek
percaya akan kemampuan diri dalam
mempelajari materi, percaya akan
kemampuan diri dengan hasil yang akan
diperoleh, materi yang disampaikan
terlalu sulit untuk dipahami, tugas-tugas
yang diberikan terlalu sulit, menunjukkan
bahwa rasa percaya diri peserta didik
dalam mempelajari geografi baik pada
kelas eksperimen ataupun kelas kontrol
tergolong kuat. Sebagian besar peserta
didik percaya akan kemampuan diri
dalam mempelajari materi, dan percaya
akan kemampuan diri dengan hasil yang
akan diperoleh. Disisi lain, beberapa
peserta didik merasa materi yang
disampaikan terlalu sulit untuk dipahami,
tugas-tugas yang diberikan terlalu sulit
sehingga merasa tidak percaya akan
kemampuan diri dengan hasil yang akan
diperoleh. Meskipun begitu persentase
rasa percaya diri peserta didik dalam
mempelajari geografi pada kelas kontrol
lebih kecil dibandingkan kelas
eksperimen yaitu 65.07% < 72.25%.
Hasil penelitian terhadap aspek
senang dalam mempelajari ilmu geografi,
merasa dihargai dengan kalimat umpan
balik dan komentar yang didapat, rasa
puas terhadap hasil yang dicapai, dan
tidak senang atau tidak puas dengan
materi yang diajarkan, menunjukkan
bahwa kepuasan dalam mempelajari
geografi baik pada kelas eksperimen
ataupun kelas kontrol tergolong kuat.
Sebagian besar peserta didik merasa
senang dalam mempelajari ilmu geografi,
merasa dihargai dengan kalimat umpan
balik dan komentar yang didapat, dan
merasa puas terhadap hasil yang dicapai.
Disisi lain, beberapa peserta didik merasa
tidak senang atau tidak puas dengan
materi yang diajarkan sehingga merasa
biasa saja dengan hasil yang dicapai.
Persentase kelas kontrol pada indikator
kepuasan dalam mempelajari geografi
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 15
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
lebih kecil dibandingkan kelas
eksperimen yaitu 65.93% < 74.12%.
Kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional
terbiasa dengan metode ceramah atau
guru yang lebih berperan di kelas
(Teacher Centered). Dengan proses
penyampaian materi pelajaran yang
dilakukan secara verbal, membuat peserta
didik merasa jenuh dan mengantuk
sehingga hanya sebagian siswa saja yang
menyimak dengan baik, sedangkan
sebagian lainnya terlihat mengobrol
dengan temannya, menggunakan
handphone, mendengarkan musik,
membaca novel, duduk berkelompok
bersama temannya dan mengerjakan
tugas dari mata pelajaran lain.
Model pembelajaran
konvensional dapat diterapkan pada
materi pelajaran yang tepat, yang
memungkinkan guru lebih banyak
berperan dalam proses pembelajaran
sehingga peserta didik lebih memahami
materi pelajaran meskipun hanya dengan
penyampaian secara verbal. Namun tetap
saja akan terasa kurang maksimal dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
Menurut Kellough (Sumarno,
2011) dalam kegiatan belajar mengajar,
peran guru yang sangat penting dalam
mendorong pembelajaran peserta didik
adalah meningkatkan keinginan peserta
didik atau motivasi peserta didik untuk
belajar. Slavin dalam Asma (2006:26)
menyatakan bahwa “model pembelajaran
kooperatif dapat menimbulkan motivasi
belajar peserta didik karena adanya
tuntutan untuk menyelesaikan tugas”.
Salah satu kelebihan model
pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition)
yaitu, dapat menumbuhkan motivasi
belajar siswa kearah belajar yang
dinamis, optimal dan tepat guna
(Saifulloh, 2003). Berdasarkan data
statistik dan analisis diatas, penggunaan
perlakuan dengan model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition) merupakan salah satu
alternatif model pembelajaran yang dapat
diterapkan pada mata pelajaran geografi
yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik.
Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar dan motivasi belajar antara
pembelajaran yang dilakukan dengan
model CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition) dan
pembelajaran dengan model
konvensional. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition) berpengaruh pada
motivasi belajar peserta didik.
16 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
maka dapat diambil simpulan bahwa,
Hasil belajar (post test) kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) tergolong sangat
baik. Nilai tertinggi adalah 100, nilai
terendah yaitu 50. Dari 35 orang peserta
didik terdapat 30 orang yang
mendapatkan nilai di atas KKM (≥ 75),
dan 5 orang lainnya mendapat nilai
dibawah KKM (≤ 75). Hasil belajar (post
test) kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional
tergolong jelek. Nilai tertinggi pada kelas
ini sebesar 90, sedangkan nilai terendah
yaitu 30. Dari 39 orang peserta didik
terdapat 11 orang yang mendapatkan nilai
di atas KKM (≥ 75), dan 28 orang lainnya
mendapat nilai dibawah KKM (≤ 75).
Hasil motivasi belajar kelas eksperimen
tergolong kuat. Dilihat dari indikator
motivasi belajar berupa perhatian dengan
persentase sebesar 66.91%, relevansi
dengan persentase sebesar 69.01%,
percaya diri dengan persentase sebesar
72.25%, kepuasan dengan persentase
sebesar 71.10%. Hasil motivasi belajar
kelas kontrol tergolong kuat. Dilihat dari
indikator motivasi belajar berupa
perhatian dengan persentase sebesar
64.99%, relevansi dengan persentase
sebesar 65.75%, percaya diri dengan
persentase sebesar 65.07%, kepuasan
dengan persentase sebesar 65.93%.
Terdapat perbedaan hasil post test antara
kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition
(CIRC) dengan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hasil uji t menunjukkan
bahwa H1 diterima, artinya ada perbedaan
yang signifikan antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Terdapat perbedaan
hasil motivasi belajar antara kelas
eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dengan
kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Hasil uji t
menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya
ada perbedaan motivasi belajar peserta
didik antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach
(Belajar untuk Mengajar).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dahar, R. W. 1996. Teori-teori Belajar.
Jakarta: Erlangga
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 17
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Darajat, Anjar. 2008. Penguasaan Konsep
dan Motivasi Belajar Siswa SMA
dalam Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan Media Animasi Pada
Konsep Sistem Pernapasan. Skripsi
pada Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan
Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis). Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia
Sukses Belajar (Edisi Revisi 2008).
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi aksara
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
aksara
Makmun, A. S. 2005. Psikologi
Kependidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Karyawan, dan
Peneliti Pemula. Bandung:
Alfabeta.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.
Jakarta: Rajawali pers
Rustaman, A dan Wulan, A. R. 2005.
Strategi Pembelajaran Biologi.
Bandung: Universitas Terbuka
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative
Learning : Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung : Nusa Media.
Solihah, Dika. 2013. Pengaruh Metode
Pembelajaran PQ4R Terhadap
Penguasaan Konsep dan
Kemampuan Bertanya pada Siswa
SMA. Skripsi pada Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Tidak diterbitkan
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi 6.
Bandung: Tarsito
Sudjana. 2009. Penelitian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta
Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar.
Jakarta: Rajawali Press
Tomo. 2003. Mengintegrasikan Teknik
Membaca SQ4R dan Membuat
Catatan Berbentuk Graphic
Postorganizer dalam Pembelajaran
Fisika. Disertasi Bidang Pendidikan
18 | Rahmawati, dkk.
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Tidak
Diterbitkan
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi
Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher
Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta. Bumi
aksara
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Wlodkowski, Raymond J & H. Jaynes,
Judith. 2004. Hasrat untuk Belajar.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumber Dokumen:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Profil SMA Pasundan 2 Bandung 2015 –
2016
Sumber internet:
Adi, Agus. 2009. Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC). [Online].
Tersedia: http://ady-
ajuz.blogspot.com/2009/03/modelp
embelajarancooperative.html.
Baswedan, Anies. 2013. Tantangan Dunia
Pendidikan di Indonesia. [Online].
Tersedia:http://indo.wsj.com/posts/
2013/10/09/tantangan-dunia-
pendidikan-di-indonesia/ (10 Mei
2014)
Keller, J. 2006. What Is Motivational
Design?. [Online]. Tersedia:
http://www.arcsmodel.com.
Khoerul, Eko. 2012. Teori – Teori Motivasi
Belajar. [Online]. Tersedia :
https://ekokhoerul.wordpress.com/
2012/06/25/teori-teori-motivasi-
belajar/
top related