penerapan strategi pembelajaran cooperative type
TRANSCRIPT
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE SYNERGETIC TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD INPRES PADANG LAMPE KECAMATAN PUJANANTINGKABUPATEN BARRU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RESMI PURNAMASARI 10540 11155 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021
i
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE SYNERGETIC TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD INPRES PADANG LAMPE KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RESMI PURNAMASARI 10540 11155 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain)” (Q.S. Al-Insyirah : 6-7)
“Allah lebih tahu kapan waktu terbaik untuk mengiyakan segala kerja keras
yang kamu usahakan. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti. Jika bukan ini,
mungkin itu”
Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan untuk
(Alm) Ayahanda terima kasih atas limpahan kasih sayang semasa hidupnya
dan memberikan rasa rindu yang berarti. Ibunda terima kasih atas limpahan doa
dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. Dan
juga rahmat Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
vii
ABSTRAK
Resmi Purnamasari. 2021. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ida Wati dan Pembimbing II Rubianto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru sebanyak 13 orang.
Hasil pengolahan data nilai siswa pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebelum tindakan yaitu 30,77% dengan klasifikasi sangat rendah, pada siklus I hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengalami peningkatan menjadi 53% dengan klasifikasi rendah. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengalami peningkatan lagi menjadi 92.30% dengan klasifikasi sangat tinggi .
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru melalui penerapan strategi pembelajaran cooperarive type synergetic teaching mengalami peningkatan dan dikatakan berhasil.
Kata kunci: Synergetic Teaching, Hasil Belajar
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahil Rabbil Alamin segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam. Allah yang paling agung membuka jalan bagi setiap maksud kita,
Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan
kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga
skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type
Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V
SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru” dapat
diselesaikan.
Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan,
termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan
upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia
pendidikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran
dan informasi sejauh mana penerapan strategi pembelajaran cooperative type
sunergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres
Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
ix
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua, Bapak Sakaruddin (Alm) dan Ibu Hj. Hasnati, dan kak Syahcril,
Rosmiati dan kak Resky, serta adik Rahmat yang telah berkorban banyak hal baik
dalam berdoa, berjuang rela berkorban tampah pamrih dalam mengasuh,
membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus
kepada Dr. Ida Wati, M.Pd selaku pembimbing I dan Rubianto, S.Pd., M.Pd.
selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan semangat kepada penulis sejak
penyusunan proposal dan sampai pada selesainya skripsi ini. Penulis belajar
banyak dari Ibu dan bapak. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada (1) Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.,
selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Erwin Akib, M.Pd.,
Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar,
dan (3) Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para pegawai dalam lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru,
dan staf SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru yang
telah memberikan izin dan bantuan selama melakukan penelitian. Penulis juga
x
mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku terkasih dan seluruh rekan
mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) angkatan 2016
terutama kelas D atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya
kepada penulis yang telah memberikan semangat yang luar biasa.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berhenti sama sekali tanpa adnaya kritikan. Mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca, terutama diri pribadi penulis. Amiin.
Billahifisabililhaq Fastabiqul Khaerat. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .......... 9
A. Kajian Pustaka........................................................................................... 9
1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif .............................................. 9
2. Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching .............................. 12
3. Hakikat Hasil Belajar ........................................................................ 16
xii
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................... 21
5. Kaitan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching
Dengan Hasil Belajar IPS Siswa ....................................................... 23
6. Penelitian yang Relevan.................................................................... 24
B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 25
C. Hipotesis ................................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 27
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................... 28
C. Faktor yang Diselidiki ............................................................................. 30
D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 30
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 36
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 37
H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41
1. Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan Dilakukan ....................... 41
2. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................................... 43
3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................................... 57
B. Pembahasan ............................................................................................ 74
xiii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 76
A. Simpulan ................................................................................................ 76
B. Saran ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru .............................................................. 29
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan ........................................... 42
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Pertama Siklus I ................................................................................... 47
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Pertama Siklus I ................................................................................... 48
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Kedua Siklus I ..................................................................................... 50
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Kedua Siklus I ..................................................................................... 52
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I ...................... 54
Tabel 4.7 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I .................................................. 55
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Pertama Siklus II ................................................................................. 62
xv
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Pertama Siklus II ................................................................................. 63
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Kedua Siklus II .................................................................................... 65
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan
Kedua Siklus II .................................................................................... 66
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II .................... 68
Tabel 4.13 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II ................................................. 69
Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Dengan
Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic
Teaching Pada Siklus I Dan Siklus II ................................................... 71
Tabel 4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I Dan Siklus II .... 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................ 26
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Model-6 (Siswanto, 2019: 150) ...... 27
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Pada Siklus I .................................................. 56
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Pada Siklus II ................................................. 70
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Giri Dan Siswa
Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative
Synergetic Teaching Pada Siklus I Dan Siklus II ........................ 71
Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V
SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru ........................................................................ 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
3. Materi Pembelajaran Rpp Siklus I & Siklus II
4. Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklus I
5. Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklu II
6. Lembar Jawaban Siswa Siklus I
7. Lembar Jawaban Siswa Siklus II
8. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
9. Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian
10. Surat Izin Penelitian
11. Dokumentasi
12. Absensi
13. Lembar Hasil Turnitin Bebas Plagiarisme
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung
terciptanya manusia yang bertalente dan mampu bersaing di masa depan yang
akan datang. Pendidikan yang dapat mendukung perkembangan masa depan
adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam memecahkan
masalah kehidupan yang dihadapi. Konsep pendidikan ini nantinya menjadi
semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat, karena
mereka harus mampu menerapkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah untuk
menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang terjadi
saat ini maupun di masa akan mendatang.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan satu bidang kajian yang
diselenggarakan dalam pendidikan formal sejak di bangku sekolah dasar dengan
tujuan untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Tujuan diberikannya pengajaran IPS di tingkat dasar adalah agar siswa dapat
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna untuk
kehidupan sehari-hari (Siska, 2016: 12).
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai ilmu
sosial dan humaniora yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya. Ilmu-ilmu sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mengandung pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu sosial di
atas (Susanto, 2014: 6).
2
IPS merupakan program pendidikan dalam kurikulum sekolah yang
bertujuan untuk mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dan hubungan
atau interaksi antara manusia dengan lingkungan (Siska, 2016: 7).
IPS berperan penting dalam kehidupan manusia yang berkomitmen untuk
menciptakan kehidupan yang bermakna, damai dam mertabat. Menyadari betapa
penting peran IPS bagi kehidupan umat manusia, maka sangat penting bagi siswa
untuk memahami nilai-nilai IPS (Naiborhu, 2017: 47).
Pembelajaran IPS atau social studies ditujukan untuk mempersiapkan
siswa agar siap berperan serta dalam masyarakat, sehingga setiap siswa
mengetahui perannya dalam keluarga dan masyarakat, mengetahui peran orang
lain dan cara memainkan peran orang lain, dan siap menerima bentuk apapun
yang diberikan masyarakat (Siska, 2016: 9).
Berdasarkan pengertian dan tujuan IPS pada jenjang sekolah dasar,
sepertinya diperlukan pola pembelajaran yang dapat menjembatani demi
tercapainya suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan
dan keterampilan guru yangh harus ditingkatkan dalam menerapkan suatu model,
metode dan strategi pembelajaran agar pembelajaran IPS dapat memberikan
kemampuan dan keterampilan dasar siswa menjadi warga negara yang baik.
Fenomena yang terjadi pada proses belajar mengajar dewasa ini adalah
kurang bervariasi metode atau strategi pembalajaran, sehingga kelas cenderung
gersang dan bahkan sangat membosankan. Pemilihan strategi yang tepat dalam
materi pengajaran adalah suatu keharusan, mengingat strategi itu adalah cara
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Mujahidah, 2015: 2).
3
Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V
SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru diperoleh
informasi bahwa dari jumlah keseluruhan siswa yang sebanyak 13 orang dan
hanya 4 orang siswa yang mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS masih tergolong rendah, ini berarti masih banyak
siswa yang belum mencapai KKM, dengan kata lain siswa masih menganggap
materi tersebut sulit untuk dipahami.
Penyebab permasalahan tersebut antara lain: 1) bentuk pengajaran atau
strategi mengajar guru yang kurang menarik dan pembelajaran yang bersifat
monoton yang membuat siswa bosan dan jenuh, 2) kurangnya tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep dan materi yang disampaikan oleh guru,
3) kurangnya keinginan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau pendapatnya
ketika pembelajaran di kelas, apabila guru bertanya tentang materi pelajaran,
masih banyak siswa yang tidak mampu menjawab, 4) kurangnya hubungan timbal
balik siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, salah satu masalah utama dalam kegiatan
pembelajaran IPS di kelas adalah cara penyajian atau stratregi oleh guru yang
kurang menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran yang bersifat monoton,
yang mana hanya berfokus satu arah, kurangnya hubungan timbal balik siswa
terhadap guru, serta keinginan siswa yang minim untuk mengajukan pertanyaan
atau pendapat karena kurang memahami materi yang disajikan oleh guru.
4
Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mencoba memberikan solusi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, guru harus
kreatif dalam memilih model dan strategi pembelajaran yang bervariasi, dengan
menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching dengan jenis penelitian
tindakan kelas pada pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat menerima dan
memahami pembelajaran dengan baik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru
khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat
meningkatkan kinerjanya secara terus- menerus, dengan cara melakukan refleksi
diri, yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses
perbaikan serta mengimplementasikannya dalam pembelajaran sesuai dengan
program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan
refleksi ( Sanjaya, 2016: 11).
Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses
mengevaluasi masalah pembelajaran di kelas melalui refleksi diri, untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan menerapkan berbagai tindakan yang
direncanakan dalam situasi aktual dan menganalisis setiap efek dari tindakan
perlakuan tersebut.
5
Hasil belajar adalah proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif),
minat atau kemampuan emosional (afektif) dan keterampilan motorik halus dan
kasar (psikomotorik) peserta didik. Perubahan kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran khususnya dalam satuan pendidikan dasar diharapkan sesuai
dengan tahap perkembangannya yaitu pada tahapan operasional kongrit
(Afandi dkk, 2013: 6).
Strategi pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang
komprehensif untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara tertentu
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien
(Nasution, 2017: 4).
Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk
sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyataan itu, belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan
tanggung jawab (Fathurrohman, 2006: 2).
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan kegiatan
belajar kelompok kerja yang bekerja sama dan saling membantu. Setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen (Afandi dkk, 2013: 53).
Strategi pembelajaran synergetic teaching merupakan pembelajaran
yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda, dimana strategi ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berbagi hasil belajar
6
dari materi yang sama dengan cara berbeda melalui saling membandingkan
catatan masing-masing (Hidayat, 2019: 144).
Strategi synergetic teaching ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam membandingkan pengalaman-pengalaman
belajar yang telah peserta peroleh dengan teknik berbeda yang mereka dapatkan
atau miliki (Wibowo,2012 : 97)
Hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu peningkatan prestasi atau
hasil belajar peserta didik, juga mepunyai dampak pengiring seperti relasi sosial,
penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma
akademik dan pemberian pertolongan pada yang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik ingin melakukan suatu
penelitian tindakan sebagai upaya perbaikan terhadap pembelajaran dalam kelas
dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic
Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres
Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
“Apakah penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru?”.
7
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian kelas ini
adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui dengan penerapan strategi
pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan akan menambah teori atau strategi dalam
pembelajaran IPS yang sudah ada sebelumnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermaanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah
pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama dalam
meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
b. Bagi Guru
Penelitian ini bisa menjadi pedoman dalam mengambil tindakan-tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
8
c. Bagi Sekolah
Penelitin ini diharapkan dapat menjadi arsip dan menjadi petunjuk sekolah
dalam mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan hasil
belajar siswa.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman
dalam melakukan penelitian, memperdalam dan memperluas ilmu
pengetahuan penulis.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,2012: 202)
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dalam implementasinya mengarahkan para peserta didik untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok-kelompok yang berhasil
mencapai tujuan pembelajaran akan diberikan penghargaan. kerjasama yang
dilakukan tersebut dalam rangka menguasai materi yang pada awaknya disajikan
oleh pendidik (Nasution, 2017: 102).
Sanjaya (Naiborhu, 2017: 48) mengemukakan pendapatnya bahwa
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan.
Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.
Oleh karena itu, ba yak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
cooperative learning karena mereka beranggapan telah biasa melakukan
pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Dalam
pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan
10
komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan guru (Rusman 2012: 203).
Hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif ini adalah adanya
harapan bagi siswa dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajarnya. Selain itu
adanya dampak pada pembelajaran juga mempunyai dampak pengiring seperti
relasi sosial, penerimaan terhadap siswa yang dianggap lemah, harga diri, norma
akademik dan pemberian pertolongan pada siswa yang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran,
yang di dalam kelompok kecil siswa bekerja sama mendiskusikan topik pelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif
kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan
hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok. Sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang
membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran
kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras
untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi
pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok (Husniati, 2013: 10-11).
11
Berikut ini beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
cooperative learning menurut Wibowo (2012: 147) sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling
membutuhkan antar sesama, maka mereka saling ketergantungan tersebut dapat
dicapai melalui: saling ketergantungan pencapaian tujuan, saling ketergantungan
dalam menyelesaikan pekerjaan, ketergantungan bahan atau sumber untuk
menyelesaikan pekerjaan dan saling ketergantungan peran.
b. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat berdialog, tidak hanya dengan guru, tetapi
juga sesama siswa. Interaksi ini memungkinkan para siswa dapat saling menjadi
sumber belajar sehingga belajar menjadi bervariasi. Dengan interaksi ini juga
diharapkan akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi atau konsep.
c. Akuntabilitas individual
Meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam
belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat siswa
terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian secara
individual tersebut selanjutna disampaikan oleh guru kepada kelompok agar
semua kelompok mengetahui siapa anggota yang memerlukan bantuan. Nilai
kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Oleh karena
itu, tiap anggota kelompok harus memberikan kontribusinya demi keberhasilan
12
kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan inilah
yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
d. Keterampilan menjalin hubungan pribadi
Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin
hubungan antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif
ditekankan aspek-aspek : tenggang rasa, sikap sopan santun terhadap teman,
mengkritik ide bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis,
tidak mendominasi orang lain dan berbagai sifat positif lainnya.
Uraian di atas jelas membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki berbagai kelebihan untuk digunakan dan diterapkan dalam proses belajar
mengajar dibandingkan dengan pembelajaran tradisional lainnya. Mulai dari
aktivitas siswa maupun aspek hasil belajarnya. Pembelajaran kooperatif ini dapat
melatih siswa untuk menyesuaikan dirinya dengan siswa lain, menghargai
pendapat orang lain dan menumbuhkan sifat positif yang lainnya.
2. Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching
Strategi synergetic teaching menggabungkan dua cara belajar yang
berbeda. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling
berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda mealalui saling
membandingkan catatan masing-masing (Hidayat, 2019: 144).
Strategi pembelajaran syenergetic teaching ini dimaksudkan untuk
memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan pengalaman-
13
pengalaman peserta didik yang telah mereka peroleh dengan teknik belajar yang
didapatkan (Wibowo, 2012: 97).
Silbermen (Naiborhu, 2017: 49) menjelaskan strategi pembelajaran
cooperative type synergetic teaching merupakan perubahan langkah yang
sesungguhnya. Strategi ini memungkinkan para siswa memiliki pengalaman
berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan
catatan.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa strategi pembelajaran synergetic teaching pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang mengajak siswa terlibat secara aktif dalam proses
belajar mengajar. Synergetic teaching ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling berbagi hasil belajar materi yang sama dengan cara yang berbeda
dengan membandingkan apa yang mereka dapatkan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Type Synergetic Teaching
Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan,
begitu pula dengan strategi pembelajaran synergetic teaching. Kelebihan dan
kekurangan synergetic teaching yaitu sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
b) Cocok dikombinasikan dengan strategi lainnya yang relevan
c) Baik digunakan untuk mengukur pemahaman membaca dan mendengar
siswa
d) Dapat diterapkan untuk kelas besar/kelas tinggi.
14
2) Kekurangan
a) Guru perlu mengetahui peta tipe belajar siswa agar pengelompokannya tepat
b) Cenderung tidak ada diskusi saat penggabungan kelompok
c) Kelompok yang diluar tidak menutup kemungkinan hanya bermain-main
saja
d) Guru harus fokus untuk mengawasi peserta didik baik diluar maupun di
dalam kelas.
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan dan diketahui bahwa
kelebihan dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching yaitu
siswa dapat membandingkan pengalaman dengan strategi yang sedang dipelajari,
siswa dapat dengan mudah menyelesaikan masalah dengan belajar kelompok.
Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah banyak memakan waktu dalam
proses pembelajaran.
Melihat kelebihan dan kelemahan yang ada dari strategi pembelajaran
synergetic teaching ini agar kiranya kelebihan dari strategi ini di maksimalkan
keterlaksanaannya dan kekurangan strategi pembelajaran ini dapat diminimalkan
dengan baik atau dapat ditanggulani, agar penerapannya nanti dapat tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan.
c. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Type Synergetic
Teaching
Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan
strategi pembelajaran synergetic teaching menurut Hidayat (2019: 144-145)
meliputi sebagai berikut :
15
1) Bagi kelas menjadi dua kelompok
2) Pindahkan kelompok pertama ke kelas atau tempat lain yang tidak
memungkinkan mereka mendengarkan pelajaran sambil diberikan bahan
bacaan sesuai topik yang akan diajarkan. Pastikan bacaan dapat dipahami
dengan baik dan mampu dituntaskan bersamaan dengan waktu pembelajaran di
kelas.
3) Pada waktu yang sama, sampaikan materi tersebut kepada kelompok kedua
yang berada di kelas dengan strategi ceramah
4) Mintalah setiap peserta didik di kelompok yang bertahan di kelas mencari
pasangan dari kelompok yang tadi berada di kelas berbeda.
5) Keduanya lalu diminta menggabungkan hasil belajar masing-masing yang
berbeda tersebut.
Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic
teaching memiliki beberapa keunggulan, kemudian berdasarkan dengan langkah-
langkah di atas, maka diharapkan dengan penerapan strategi pembelajaran ini
dapat memperbaiki pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar IPS pada peserta didik.
Adapun langkah-langkah penerapan stategi pembelajaran synergetic
teaching menurut Wibowo (2012: 97) yaitu sebagai berikut:
1) Bagi kelas menjadi dua kelompok
2) Salah saty kelompok dipisahkan ke ruangan lain untuk membaca topik pelajara
3) Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode
yang diinginkan oleh guru
16
4) Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok
penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas
materi pelajaran.
3. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman (Rusman 2012: 1).
Belajar merupakan kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh
seseorang dalam keadaan sadar tujuannya untuk memperoleh konsep, pemahaman
atau pengetahuan baru agar dapat mengubah tingkah lakunya yang relatif tetap
baik dalam pikiran, perasaan dan perilakunya (Susanto, 2016: 4).
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor
(Djamarah, 2018: 11).
Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahiswa kata “belajar” merupakan kata-kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai keinginan
(Afandi dkk, 2013: )
17
Belajar adalah upaya memperoleh pengetahuan yang meliputi
kemampuan pemahaman, keterampilan, sikap tersimpan dan dapat diterapkan,
yang mengarah pada perubahan pengetahuan dan perilaku. Pembelajaran juga
dapat dipahami dari dinamika masyarakat yaitu persfektif tradisional dan modern.
Dalam pemahaman tradisional, belajar merupakan upaya memperoleh berbagai
ilmu pengetahuan (Arga dkk, 2019: 1).
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan belajar yang sebenarnya adalah
ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-
nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan
dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi hal
ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), hal ihwal
personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan hal ihwal kelakuan, keterampilan
atau penampilan (psikomotorik).
Ciri-ciri penting belajar yaitu adanya proses yang dilakukan oleh manusia
yang umumnya elibatkan interaksi dengan lingkungan eksternal, belajar itu terjadi
jika suatu perubahan atau modifikasi perilaku terjadi, dan perubahan itu tetap
dalam masa yang relatif lama dalam masa kehidupan individu (Gasong,2018: 10).
Kesimpulan dari uraian di atas yaitu, belajar merupakan interaksi antara
seorang pendidik dengan peserta didik yang mana dilakukan secara sadar,
terencana yang dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan guna untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik.
18
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegaiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto: 2016: 5).
Hasil belajar meruapakan proses perubahan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik pada peserta didik, dengan adanya perubahan kemampuan oleh
peserta didik dalam satuan pendidikan dasar diharapkan berkembang sesuai
dengan harapan dan tahapan yang operasional kongrit (Afandi dkk, 2013: 6).
Hasil belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar yang dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi yang dapat
diukur atau di tampilkan melalui performance siswa selama berlangsungnya
proses pembelajaran yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan
(Susanto, 2014: 1).
Adapun menurut Muhibbin Syah (Sinar, 2018: 20) menyatakan bahwa
hasil belajar itu sendiri merupakan prestasi yang dicapai setelah siswa
menyelesaikan sejumlah materi pelajaran. Prestasi belajar merupakam hasil
belajar yang ideal melipti segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa.
Hasil belajar yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2015: 3)
bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar yang diperankan oleh duia sisi pelaku yaitu sisi guru dan siswa. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
19
Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tidnak guru, suatu pencapaian tujuan
pengajaran.
Adapun kriteria keberhasilan pembelajaran yang dipandang dari sudut
prosesnya (by process) menurut Sudjana (Afandi dkk, 2013: 5) yaitu sebagai
berikut:
1) Pembelajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan
melibatkan siswa secara sismetik, ataukah suatu proses yang bersifat otomatis
dari guru disebabkan telah menjadi pekerjaan rutin.
2) Kegiatan siswa belajar dengan penuh kesadaran, kesungguhan, dan tanpa
paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan, kemampuan serta
sikap yang dikehendaki dari pembelajaran itu sendiri.
3) Siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibat penggunaan multi
metode dan multi media yang dipakai guru ataukah terbatas kepada suatu
kegiatan belajar saja.
4) Siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasik
belajar yang dicapainya ataukah ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan
itu benar atau salah.
5) Proses pembelajaran dapat melibatkan semua siswa dalam satu kelas tertentu
yang aktif belajar.
6) Suasana pembelajaran atau proses belajar-mengajar cukup menyenangkan dan
merangsang siswa belajar ataukah suasana yang mencemaskan dan
menakutkan.
20
7) Kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi laboratorium
belajar ataukah kelas yang hampa dan miskin dengan sarana belajar sehingga
tidak memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar yang optimal.
Beberapa pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh pendapat di
atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses
perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi
(afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta
didik. Dimana perubahan kemampuan peserta didik ini tentunya didapatkan dari
proses belajarnya. Perubahan kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran khususnya dalam suatu pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan
tahap perkembangannya yaitu pada tahapan operasional kongrit.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.
Secara terperinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal menurut Wasliman
(Susanto, 2016: 12), sebagai berikut:
1) Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan,
minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta
kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
21
Muhibbin Syah (Husniati, 2013: 20) juga menambahkan bahwa baik
buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses
instruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi :
1) Karakteristik siswa
2) Karakteristik guru
3) Interaksi dan metode
4) Karakteristik kelompok
5) Fasilitas fisik
6) Mata pelajaran
7) Lingkungan alam sekitar
Penulis dapat menyimpulkan dari uraian-uraian di atas, bahwa faktor
yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar
peserta didik, secara garis besarnya dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu
faktor internal (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor eksternal (dari luar diri
subjek belajar).
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang diberikan dalam
pendidikan formal sejak di bangku sekolah dasar dengan tujuan agar siswa
mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fdasar yang berguna bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari (Siska, 2016: 12).
22
Permendiknas (Sapriya, 2011: 194) menyatakan bahwa IPS studi yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang ada pada
kehidupan bermasyarakat.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu
sosial humaniora untuk membnetuk warganegara yang baik, mampu memahami
dan menganalisis kondisi dan masalah sosial, serta ikut dalam upaya memecahkan
masalah sosial kemasyarakatan (Widiastuti, 2019: 12).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
suatu mata pelajaran sebagai bagian dari kurikulum pendidikan yang
mengintegrasikan beberapa cabang ilmu sosial yang berkaitan denhan kehidupan
sehari-hari manusia atau masyarakat.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Hartomo (Widiastuti, 2019: 12) bahwa tujuan pembelajaran IPS
adalah agar peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif, bertanya, memecahkan
masalah dan keterampilan sosial, mampu membangun komitmen dan kesadaran
akan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta mampu bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat secara nasional dan global.
Adapun tujuan pengajaran IPS di sekolah yang dikemukakan oleh
Soemantri (Widiastuti, 2019: 9) yaitu sebagai berikut:
1) Pengajaran IPS ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik,
hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya.
2) Pengajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik.
23
3) Dapat menampung tujuan para siswa yang meneruskan pendidikan maupun
yang terjun langsung ke masyarakat
4) Pengajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran agar mampu
menyelesaikan masalah interpersonal maupun antarpersonal.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah untuk membentuk karakter peserta
didik menjadi lebih baik sesuai dengan program-program di sekolah. Dan
menjadikan siswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai
untuk bekal di kehidupan masyarakat pada masa yang akan datang.
5. Kaitan Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching Dengan Hasil
Belajar IPS
Strategi pembelajaran type synergetic teaching merupakan salah satu
strategi pembelajaran dengan cara kerja sama atau kelompok-kelompok kecil, atau
dengan istilah lain adalah pembelajaran cooperative. Van Sickle (Husniati, 2013),
memaparkan dalam penelitiannya mengenai model cooperatvie learning dan
implikasinya terhadap perolehan belajar siswa dan pengembangan kurikulum
social studies, menemukan bahwa sistem belajar kelompok secara individual dan
kelompok dalam model individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan
yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta
pengembangan dan ketercapaian kurikulum.
Pelaksanaan strategi pembelajaran cooperative tipe synergetic teaching
ini, nantinya akan memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir dan saling
bantu sama lain. Dengan sendirinya pembelajaran ini juga mendorong tumbuhnya
24
sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa. Pola interaksi yang bersifat
terbuka dan langsung diantara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk
memperoleh timbulnya dorongan atau motivasi dalam belajar. Dengan keadaan
inilah yang dapat diberikan peluang kepada peserta didik bahwa penggunaan
strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa.
6. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang serupa sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
diantaranya Khabib Ali Furqon (2016) yang meneliti tentang pengaruh
kedesiplinan terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan kedisiplinan dan
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang peneliti sendiri lakukan yaitu sama-sama
meningkatkan hasil belajar. Perbedaannya penelitian Khabib Ali Furqon dengan
pemberian motivasi dan kedisiplinan belajar, sedangkan peneliti dengan
menerapkan strategi pembelajaran cooperative tipe synergetic teaching.
Penelitian lain yang relevan adalah Rudi (2014) meneliti tentang
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan
media gambar. Dalam hasil penelitian tersebut disimpulkan penggunaan media
gambar dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Persamaannya terletak pada hasil belajarnya, sedangkan perbedaannya yaitu
terdapat pada pemberian strategi, penelitian ini menggunakan media gambar.
25
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Aisah (2007) yang meneliti
tentang meningkatkan hasil belajar IPS dengan metode Drill. Penelitian tentang
hasil belajar IPS dengan metode Drill memperoleh hasil bahwa kenyataan
dilapangan hasil belajar siswa meningkat. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang peneliti sendiri lakukan yaitu sama-sama meningkatkan hasil
belajar. Perbedaannya penelitian Aisah dengan metode Drill, sedangkan peneliti
dengan model strategi cooperative tipe synergetic teaching.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan bagian penelitian yang menggambarkan alur
pikir suatu penelitian. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa siswa memilik
kesulitan dalam memahami materi IPS yang disampaikan oleh gurunya. Hal ini
diakibatkan oleh adanya proses pembelajaran yang monoton, hubungan timbal
balik antar siswa dan guru yang kurang pada saat pembelajaran berlangsung
sehingga menyebabkan siswa tidak memiliki semangat atau ketertarikan untuk
belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa adalah dengan penerapan strategi pembelajaran synergetic teaching. Dengan
menerapkan strategi pembelajaran ini diharapkan siswa yang awalnya tidak
tertarik dan kurang aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, untuk
mengetahui secara pasti dengan melakukan penerapan strategi pembelajaran
synergetic teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu dilakukan
penelitian secara mendalam. Secara sederhana gambar kerangka pikir penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
26
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Bepikir
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori relevan bukan berdasarkan fakta-fakta
empiris yang didapatkan melalui pengumpulan data.
Uraian teoritis yang telah dilakukan di atas, dan peneliti dapat
mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu penerapan strategi
pembelajaran kooperatif type synergetic teaching dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru.
KONDISI AWAL
Guru : Proses pembelajaran yang monoton, strategi pembelajaran yang kurang menarik
Siswa/yang diteliti : Tingkat pemahaman materi masih kurang dimengerti dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan
TINDAKAN Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic teaching dalam penelitian pembelajaran IPS diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
SIKLUS I Guru memberikan arahan, membantu mengidentifikasi masalah dan membantu menarik kesimpulan
SIKLUS II Guru memberikan stimulasi, memberikan arahan, membantu mengidentifikasi masalah dan membantu menarik kesimpulan
KONDISI AKHIR
Penerapan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic teaching diduga dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan, karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Menurut Arikunto
(Siswanto, 2019: 15) penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran.
Menurut Suhardjono (Siswanto, 2019: 149-150) ada empat kegiatan
utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan,
(c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Model-6 (Siswanto, 2019: 150)
Siklus I
Siklus II
27
28
Perencanaan adalah proses menentukan rencana perbaikan yang
menyimpang dari gagasan peneliti. Sedangkan tindakan adalah pengolahan yang
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pengamatan
mengacu pada berbagai kelemahan dari tindakan yang diambil untuk menentukan
efektivitas tindakan. Refleksi merupakan kegiatan yang menganalisis hasil
observasi untuk menghasilkan rencana baru.
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat bagian.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang
dilaksanakan pada siklus pertama tersebut guru/peneliti menentukan rencana
untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus II dapat berupa kegiatan yang sama
dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau
untuk meyakinkan/ menguatkan hasil (Siswanto, 2019: 150)
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, yang dilakukan pada semester ganjil
tahun ajaran 2020/2021 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Faktor
yang diteliti yaitu penerapan strategi pembelajaran Cooperative Synergetic
Teachinguntuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang
Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2020 hingga
Oktober 2020 dan mencakup semua kegiatan mulai dari menemukan masalah
hingga melaporkan hasil penelitian. Antara April 2020 hingga Mei 2020, kegiatan
29
penelitian dilakukan dalam bentuk proposal penyusunan instrumen. Tindakan
diambil pada 7-19 Oktober 2020. Kalender pendidikan tahuan ajaran 2020/2021
(setiap semester) telah disesuaikan. Tindakan tersebut didasarkan pada kurikulum
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Inpres Padang Lampe yang
menjadi subjek penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru yang berjumlah 13 siswa. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Berdasarkan keadaan tersebut diharapkan penerapan strategi
pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching ini dapat meningkatkan hasil
belajar IPS.
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Kelas Laki-laki Perempuan
V 7 Siswa 5 Siswa Jumlah 13 Siswa
Sumber: (Guru Kelas V SDI Padang Lampe Kec. Pujananting Kab. Barru)
30
C. Faktor yang Diselidiki
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa
faktor yang akan diselidiki pada penelitian ini, yaitu:
1. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan
strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching untuk
meningkatkan hasil belajar IPS.
2. Aktivitas guru, apakah guru memberikan strategi atau model pembelajaran
pada saat mengajar sehingga siswa tertarik dengan pelajaran IPS dan
memahami nilai-nilai sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Hasil belajar yang dicapai siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran
cooperative type synergetic teaching terhadap materi pembelajaran IPS.
D. Prosedur Penelitian
Beberapa ahli telah mengajukan model penelitian tindakan dengan
diagram yang berbeda. Menurut Arikunto (Siswanto, 2019) biasnya ada empat
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, berikut ini adalah
penjelasannya.
1. Siklus I
Proses tindakan siklus I merupakan langkah awal dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Tahapan-tahapan pada siklus I adalah perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga)
kali pertemuan. Berikut penjelasan prosedurnya:
31
a. Perencanaan Tindakan I
Perencanaan dilakukan sebelum siswa dikenai tindakan. Pada tahap ini
peneliti merencanakan skenario pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas.
Hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu
dipersiapkan perangkat yang meliputi :
1) Identifikasi pembelajaran dan materi yang akan digunkan sebagai bahan
penelitian.
2) Menggunakan strategi pembelajara kooperatif type synergetic teaching untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Membuat atau menyiapkan alat yang terdiri dari kegiatan belajar mengajar
guru dan tabel observasi kegiatan siswa
4) Membuat lembar tes hasil belajar siklus I dan siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah menerapkan
strategi pembelajaran cooperative synergetic teaching pada pembelajaran IPS.
Penelitian ini didasrkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan aktivitas
pembelajaran penelitian IPS siswa kelas V, melalui penerapan strategi
pembelajaran kooperatif type synergetic teaching. Tindakan dilakukan dalam satu
tahap, yaitu tahap pendahuluan, inti dan penutup. Pada fase pendahuluan :
1) Guru mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam, menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran siswa
32
2) Guru memberikan apersepsi agar siswa siap mengikuti pembelajaran dengan
baik.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai
berikut :
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi dua kelompok, kemudian
kelompok satu dipindahkan pada ruangan yang berbeda, yang tidak
memungkinkan mereka untuk mendengarkan pembelajaran peneliti
menjelaskan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pastikan penjelasan yang
diberikan dipahamui dengan benar dan sesuai dengan perkiraan waktu
pembelajaran.
3) Peneliti juga memberikan bahan bacaan kepada kelompok dua.
4) Peneliti mengelompokkan kembali kedua kelompok.
5) Peneliti meminta siuswa untuk mencari pasangan teman dari yang menerima
pembelajaran dengan cara yang berbeda tadi, kemudian siswa membandingkan
hasil catatannya.
6) Peneliti menanyakan dan menjawab hal-hal yang tidak diketahui siswa.
7) Peneliti meminta beberapa siswa untuk mengkomunikasikan hasil belajaranya
atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
8) Peneliti memberikan penjelasan pada jawaban siswa yang belum tepat atau
masih kurang jelas.
33
Tahap akhir/penutup meliputi beberapa bagian, yaitu:
1) Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2) Peneliti menutup pelajaran dengan memberikan pesan moral kepada siswa.
d. Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
yang digunakan untuk mengamati segala aktivitas yang dilakukan dalam dalam
proses pembelajaran. Selama proses observasi peneliti didampingi oleh guru
pendamping atau teman sejawat, hal ini dilakukan untuk memberikan masukan
dan pendapat atas pembelajaran yang dilaksanakan sehingga masukan dari
pengamat dapat digunkan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya.
Setelah itu, peneliti menggunakan strategi pembelaharan kooperatif type
synergetic teaching untuj mengamati hasil belajar pembelajaran IPS, terlepas dari
apakah proses pembelajaran tersebut mengalami peningkatan.
e. Refleksi I
Refleksi adalah memeriksa apa yang terjadi atau tidak terjadi, apa yang
terjadi, mengapa itu terjadi, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil
refleksi digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya perbaikan
siklus II. Bercermin setelah melaksanakan tindakan observasi. Pada tahap ini
dianalisi peningkatan kinerja guru dan kativitas siswa dalam menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif type synergetic teaching untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
34
2. Siklus II
Proses tindakan siklus II dilakukan sebagai perbaikan apabila masih ada
kekurangan pada siklus sebelumya. Siklus ini dilakukan bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II juga melalui
tahapan yang sama seperti siklus I. Secara rinci langkah-langkah tindakan dalam
siklus II yaitu :
a. Perencanaan Tindakan II
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari
perencanaan pada siklus I. Siklus I dapat digunakan sebagai refleksi terhadap
siklus II. Siklus II digunakan untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang masih
kurang pada siklus I, dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan tindakan
pada siklus I. Namun, pada siklus II ini pelaksanaannya dilakukan dengan
berdasarkan refleksi dan beberapa revisi dari siklus I agar dapat lebih
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Tindakan ini dilakukan dalam satu pertemuan yang terbagi atas tiga tahap
yaitu tahap pembuka, inti dan penutup. Pada tahap kegiatan pembuka:
1) Peneliti mengkondisikan siswa agar siap belajar,
2) Peneliti mengulas kembali hasil belajar IPS siklus II
35
Tahap inti pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Peneliti mengulas sekilas kekurangan pada pertemuan sebelumnya disiklus I
2) Peneliti memberikan perbaikan berupa masukan terkait kesalahan-kesalahan
siswa pada siklus I
3) Melalui metode ceramah siswa mendengarkan penjelasan peneliti mengenai
materi yang belum dimengerti oleh siswa.
4) Peneliti menyampaikan/memberikan materi bacaan pada kelompok kedua pada
waktu yang sama.
5) Peneliti menggabungkan kembali kedua kelompok tersebut.
6) Peneliti meminta siswa untuk mencari pasangan kawan yang tadi menerima
pelajaran dengan cara berbeda, yang kemudian siswa saling membandingkan
hasil catatan pelajaran
7) Peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
8) Peneliti meminta beberapa orang siswa untuk menyampaikan hasil belajar
mereka atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
9) Peneliti memberikan penjelasan untuk jawaban siswa yang belum jelas.
Tahap akhir/penutup meliputi beberapa bagian, yaitu:
1) Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2) Peneliti menutup pelajaran dengan memberikan pesan moral kepada siswa.
36
c. Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Pengamatan siklus II ini kegiatannya sama dengan siklus I, namun lebih
ditekankan pada siswa yang masih kurang dalam penguasaan materi IPS.Setelah
itu peneliti melihat hasil belajar dari pembelajaran materi IPS dengan menerapkan
strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching, apakah mengalami
peningkatan atau tidak dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
d. Refleksi II
Refleksi merupakan kegiatan mengungkapkan atau mengomentari
kegiatan yang ada, terlepas dari apakah kegiatan tersebut mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya. Kegiatan reflektif semacam ini sangat cocok dilakukan
pada saat peneliti menyelesaikan tindakan pada siklus II dan saat peneliti
melakukan tes tertulis pada pembelajaran siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut:
1. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk mengamati kemampuan
peneliti dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPS materi bentuk-bentuk interaksi
manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial
budaya ekonomi masyarakat Indonesia.
2. Menyusun tes akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tes
akhir dilakukan sebnayak dua kali dalam bentuk tertulis, yaitu pada siklus I dan
siklus II.
37
3. Dokumentasi digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data-
data berupa gambaran tentang kegiatan dalam proses berlangsungnya
pembelajaran IPS.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diambil dengan beberapa teknik diantaranya
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung (Sudaryono dalam Farida 2019 : 18).
2. Tes
Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti dapat melakukan tes hasil
belajatr dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic
teaching untuk melihat hasil belajar siswa. Tes tersebut berupa sekumpulan
pertanyaan yang harus dipilih atau dijawab.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
sehingga aktivutas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan menerapkan
strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching terekam dalam foto.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan presentase. Caranya, jika semua data sudah terkumpul,
bagi menjdai dua kelompok, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk data
38
kualitatif berupa kata atau kalimat yang dideskripsikan dalam kata atau kalimat,
pisahkan sesuai kategaorinya untuk memperoleh kesimpulan. Selain itu, data
kuantitatif disajikan dan diinterpretasikan dalam bentuk digital.
Sukarmini (2012), Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
data aktivitas guru dan kativitas siswa. Setelah pengumpulan datan aktivitas guru
dan aktivitas siswa melalui observasi, data tersebut akan diolah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑝 =f
N𝑥 100%
Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka presentase
Menurut Suharsimi Arikunto (Sukarmini, 2012) pada saat menentukan
kriteria penialaian hasil penelitian, maka dikelompokkan empat kriteria evaluasi
yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Standar persentase adalah
sebagai berikut :
1. Jika persentasenya antara 76% - 100% disebut “Sangat Tinggi”
2. Jika persentase antara 56% - 75% dianggap “Tinggi”
3. Jika persentasenya antara 40% - 55% itu disebut “Rendah”
4. Jika persentasenya kurang dari 40% disebut “Sangat Rendah”.
39
Analisis tingkat keberhasilan atau presentase hasil belajar setelah proses
belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus, tujuannya
untuk melihat tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap
indikator baik secara individual maupun klasikal. Adapun perhitungannya adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Ketuntasan individu
S = 𝑅
𝑁× 100 %
Keterangan :
S = Ketuntasan belajar secara individu
R = Skor yang diperoleh siswa
N = Skor maksimum dari tes
Ketuntasan individual tercapai jika ≥ 70 %
2. Ketuntasan Klasikal dengan menggunakan rumus :
PK = 𝐽𝑇
𝐽𝑆× 100 %
Keterangan :
PK =Persentase ketuntasan klasikal
JT = Jumlah siswa yang tuntas
JS =Jumlah seluruh siswa
Ketuntasan klasikal tercapai jika ≥ 85 %
(Ngalim Purwanto dalam Efrinaldi, 2011 : 31)
40
H. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau kefektifan penelitian (Ekosusilo, 2007).
Pada PTK, indikator kinerja dijadikan ukuran keberhasilan tindakan.Adapun
indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ada tes menunjukkan
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II,
dengan penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching
dapat mencapai 70, artinya dengan nilai tersebut hasil belajar IPS siswa sudah
mencapai KKM yang telah ditentukan dalam pembelajaran IPS di kelas V SD
Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, dan dikatakan
berhasil apabila 85% siswa telah memenuhi ketuntasan klasikal.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada Bab ini akan diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian dan
pembahasan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Padang Lampe Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021
dimana siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa yang terdiri dari
8 siswa laki-laki (62%) dan 5 siswa perempuan (38%). Hasil penelitian yang
diuraikan secara garis besar meliputi pelaksanaan tindakan kelas per siklus
sebanyak tiga kali pertemuan.
Hasil yang akan dikemukakan pada bagian ini adalah hasil penelitian
tindakan kelas tentang penerapan strategi pembelajaran cooperative type
synergetic teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres
Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Hasil penelitian ini
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk tabel. Subjek
penelitian membagi tiga kategori, sebelum melakukan tindakan, tindakan pada
siklus I dan tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II.
1. Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan Dilakukan
Objek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Menurut pengamatan peneliti, hasil
belajar IPS siswa belum dapat dikatakan optimal, sehingga peneliti berharap
adanya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, sehingga berencana
41
42
untuk mengambil tindakan pada pertemuan proses pembelajaran selanjutnya.
Tabel berikut mencantumkan hasil belajar siswa kelas V sebelum tindakan :
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan
No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan
1 Hardika 50 Tidak Tuntas 2 Muhammad Haikal 50 Tidak Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 60 Tidak Tuntas 4 Muhammad Ismail 40 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 70 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 40 Tidak Tuntas 7 Syawal Ramadan 50 Tidak Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 60 Tidak Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 70 Tuntas
10 Imelda 70 Tuntas 11 Nurul Hudayah 60 Tidak Tuntas 12 St. Marianti. U 70 Tuntas 13 Wilda 50 Tidak Tuntas
Jumlah 740 Nilai Rata-rata 56,92
Tuntas 30,77% Tidak Tuntas 69,23%
Sumber: (Data Wali Kelas V)
Nilai rata-rata siswa kelas V menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum semuanya mencapai KKM, dan
ketuntasan secara klasikal belum tercapai yaitu masih 30,77%. Oleh karena itu,
peneliti berharap dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar
IPS siswa sehingga dapat merencanakan tindakan dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif type synergetic teaching pada aktivas belajar mengajar
selanjutnya.
43
2. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I mencakup aktivitas guru dan siswa
serta hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelaaran IPS adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran cooperative type synergetic teaching. Kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh peneliti akan tergambar pada penjelasan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan I
Tahap perencanaan ini peneliti menyusun beberapa rencana atau hal yang
harus dilalukan sebelum melaksanakan tindakan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan pembelajaran dan materi yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian.
2) Membuat perancanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching.
3) Membuat instrumen yang terdiri dari lembar observasi kegiatan pembelajaran
guru dan aktivitas siswa, serta lembar tes hasil belajar siklus I dan siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I berlangsung selama 3 kali pertemuan, 2 kali
pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan pemberian tes hasil
belajar berupa tes tertulis. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis tanggal 08
Oktober 2020, pertemuan kedua hari Jumat tanggal 09 Oktober 2020 dan
pertemuan ketiga hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2020. Proses pembelajaran IPS
44
dengan menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching
dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, inti dan penutup.
1) Pertemuan 1 (08 Oktober 2020)
a) Kegiatan Pembuka
Peneliti mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Memberikan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa langkah
dalam menerapkan strategi cooperative synergetic teaching.
b) Kegiatan Inti
Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yang kemudian
dipisahkan ke ruangan yang berbeda. Pada kelompok satu, guru membagikan
gambar mengenai interaksi/altivitas manusia dengan lingkungannya, siswa
kelompok satu kemudian mendiskusikan gambar yang telah dibagikan dan
mencatat hasil diskusi. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan
mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya
terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
Siswa kelompok dua mencatat hal penting dari penjelasan materi yang
telah disampaiakan oleh guru. Guru kembali menggabungkan kedua kelompok
tersebut pada ruangan yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih
pasangan dari kelompok yang berbeda. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan yang telah dipilih tadi.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami.
45
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menutup pembelajaran pada
pertemuan pertama siklus I yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti
memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran
dengan do’a dan salam.
2) Pertemuan 2 (09 Oktober 2020)
a) Kegiatan Pembuka
Siswa kelas V memulai pembelajaran dimana peneliti mengkonsikan
kolom rumah sebagai tempat belajar kemudian mengucapkan salam kepada siswa,
melakukan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa serta melakukan tanya
jawab terkait mengenai hal yang telah dicapai pada pembelejaran sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada
ruangan yang berbeda, pada kelompok satu, peneliti menjelaskan materi dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Kemudian siswa
mencatat hala-hala penting yang telah disampaikan oleh peneliti dan jawaban para
siswa mengenai materi yang diajarkan. Siswa kelompok dua melakykan diskusi
mengenai materi yang telah dituliskan oleh peneliti di papan tulis, kemudian siswa
mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat
mengelompokkan contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya
dan ekonomi masyarakat Indonesia.
46
Peneliti kembali menggabungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan
yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok
yang berbeda. Kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada tiap siswa
untuk membandingkan catatan dengan pasangannya dari kelompok lain yang cara
belajaranya berbeda. Peneliti menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan
membacakan hasil membandingkan catatan, dan peneliti memberikan penguatan
atas jawaban dari siswa.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan untuk menutup pembelajaran pertemuan kedua
siklus I yaitu peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan peneliti memberikan pesan moral
kepada siswa. Kemudian menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
c. Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran IPS
dengan materi interaksi manusia dengan lingkungan dan aktivitas masyarakat
dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia pada kelas
V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru dengan
menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching pada
siklus I menunjukkan bahwa secara umum peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan tahapan dalam strategi syenergetic teaching, walaupun masih ada
aspek tertentu yang masih belum dan kurang optimal dalam pelaksanaannya.
47
Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic
teaching di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru pada siklus I dijelaskan sebagai berikut:
1) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama siklus I
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √
2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain.
√
3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda.
√
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.
√
5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.
√
6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.
√
Jumlah 4 2 Presentase 67% 33%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
𝑃 =f
N𝑥 100%
P = 4
6𝑥 100%
P = 0,67 x 100%
P = 67%
48
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa kegiatan
guru saat menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching
umumnya mempunyai alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, kemudian jawaban
“Ya” diperoleh pada siklus pertama sebanyak 4 kali, rata-rata 67%. Pada saat
yang sama, ada 2 alternatif jawaban, dengan rata-rata 33%. Angka 67% yang
menggantikan jawaban “Ya” berada pada kisaran 56%-75%, yang dikatakan
tinggi.
Pada pertemuan pertama siklus I aktivitas guru kurang maksinal, karena
guru asyik memperhatikan siswa yang berisik dan bermain-main. Sehingga
terdapat beberapa tahapan belajar mengajar yang belum dapat dilakukan oleh guru
secara benar dan sempurna. Oleh karena itu, observer akan mengevaluasi aktivitas
guru berdasarkan alternatif jawaban “tidak”. Observasi aktivitas siswa dilakukan
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun jumlah aktivitas siswa juga
ada 6 jenis aktivitas relevan dengan aktivitas guru. Hasil aktivitas siswa pada
pertemuan pertama siklus I setelah diadakan tindakan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ 3
2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ 5
3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ 4
4 Muhammad Ismail √ √ 2
5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ 2
49
7 Syawal Ramdan √ √ √ √ 4
8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ 4
9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6
10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ 4 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ 5 13 Wilda √ √ √ √ 4
Jumlah 13 10 8 12 8 4 55 Presentase 100% 77% 62% 92% 62% 31% 71%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan:
1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.
2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.
3. Siswa megikuti kelas dengan tertib
4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda
5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.
6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas pada pertemuan pertama siklus I
SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru hasil
observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V, ketika guru
mengelompokkan siswa, 13 orang yang bersemangat atau 100% yang terlihat
antusias. Kelompok yang pindah ke ruangan lain berjumlah 11 orang terhitung
85%, dan jumlah siswa yang menyimak topik sebanyak 8 siswa terhitung 62%.
Siswa yang mencari pasangan dari kelompok lain sebanyak 12 orang atau 92%,
siswa yang membandingkan catatan belajarnya sebanyak 8 orang atau 62% dan
siswa yang maju kedepan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan
50
sebanyak 4 orang atau 31% serta siswa yang tidak naik di depan kelas
membacakan hasil membandingkan catatannya sebanyak 9 orang atau 69%.
Ketika guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, aktivitas
siswa yang terlihat antusias atau bersemangat, siswa pindah ke ruangan lain, siswa
yang dengan tertib mendengarkan pelajaran, dan siswa yang mencari kawan dari
anggota kelompok yang berbeda, serta siswa yang membandingkan catatannya,
dan siswa yang maju ke depan membacakan hasil belajarnya di klasifikasikan
71% atau tergolong efektif karena berkisar antara 56% hingga 75%.
2) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan kedua siklus I Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok √
2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain √
3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama √
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran
√
5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut
√
6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan √
Jumlah 5 1 Presentase 83% 17%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
51
𝑃 =f
N𝑥 100%
P = 5
6𝑥 100%
P = 0,83 x 100%
P = 83%
Hasil data pada Tabel 4.4 di atas, dapat menunjukkan bahwa kegiatan
guru dalam penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching
umumnya mempunyai alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, sehingga diperoleh
jawaban “Ya” sebnayak 5 kali pada siklus pertama pertemuan kedua rata-rata
83%. Alternatif jawaban “Tidak” adalah 1, dengan rata-rata 17%. Nilai 83%
jumlah jawaban “Ya” ada pada kisaran 76%-100%, yang dikataka sangat tinggi.
Aktivitas guru yang sudah maksimal pada pertemuan kedua siklus I
namun belum sempurna, disebabkan oleh siswa yang berisik dan bermain
sehingga guru harus memberikan perhatian yang lebih pada siswa yang berbuat
ulah tersebut. Sehingga terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak dapat
guru pelajari dengan benar dan sempurna, sehingga pengamat akan menilai
aktivitas guru berdasarkan pilihan jawaban “Tidak”.
Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun jumlah aktivitas siswa juga ada 6 jenis aktivitas relevan
dengan aktivitas guru. Hasil aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I setelah
diadakan tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini..
52
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6 2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6
3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6
4 Muhammad Ismail √ √ 2 5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ 3 7 Syawal Ramdan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ 5 9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6
10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ √ 6
Jumlah 13 12 11 11 12 10 69 Presentase 100% 92% 85% 85% 92% 77% 89%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan:
1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.
2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.
3. Siswa megikuti kelas dengan tertib
4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda
5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.
6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.
Berdasarkan data pada tabel 4.5 di atas, pada pertemuan kedua siklus I
hasil observasi aktivitas siswa di SD Inpres Padang Lampe Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru pada mata pelajaran IPS, saat guru
mengelompokkan siswa, ada 13 orang atau 100% siswa yang terlihat antusias.
Anggota pada kelompok pertama yang pindah ke ruangan lain ada 12 orang atau
53
92%. Kemudian siswa yang mendengarkan materi dengan tertib sebanyak 11
orang atau 85%, siswa yang mencari pasangan dari anggota kelompok lain
sebanyak 11 orang atau 85%, dan siswa yang membandingkan catatan belajarnya
sebanyak 12 orang atau 92%, siswa yang maju ke depan kelas membacakan hasil
dari membandingkan catatan sebanyak 10 orang atau 77%, serta siswa yang tidak
naik di depan kelas membacakan hasil membandingkan catatannya sebanyak 3
orang atau 23%.
Saat guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, siswa yang
terlihat antusias atau bersemangat, anggota kelompok satu pindah ke ruangan
lain, siswa yang mendengarkan topik dengan tertib, siswa mencari kawan dari
kelompok yang berbeda, siswa membandingkan catatan dan siswa maju kedepan
kelas membacakan hasil belajarnya yang tergolong sangat aktif, karena nilai 89%
berada pada kisaran 76% - 100%.
Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, penerapan strategi pembeljaran
kooperatif type synergetic teaching pada siklus I, hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru adalah sebagai berikut.
54
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I
No Nama Siswa Skor Setiap Butir
Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Hardika 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 50 TT 2 Muhammad Haikal 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 60 TT 3 Muhammad Hendrawan Rusli 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 50 TT 4 Muhammad Ismail 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 50 TT 5 Resky Rehanullah 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 70 T 6 Rahmatul Fitrah 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 60 TT 7 Syawal Ramadhan 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60 TT 8 Vikrianza Al-Alif 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 70 T 9 Afiqah Jazila Marsa 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 80 T
10 Imelda 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 80 T 11 Nurul Hudayah 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 70 T 12 St. Marianti. U 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 80 T 13 Wilda 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 70 T
Jumlah 850 Nilai Rata-rata 65,38
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan :
T = Tuntas
TT = Tidak tuntas
Ketuntasan Klasikal :
Tuntas = 7 orang
= 𝐽𝑇
𝐽𝑆 × 100%
= 7
13 × 100%
= 53,85%
Tidak Tuntas = 6 orang
= 𝐽𝑇
𝐽𝑆 × 100%
= 6
13 × 100%
= 46,15%
55
Tabel 4.7 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I
No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan 1 Hardika 50 Tidak Tuntas 2 Muhammad Haikal 60 Tidak Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 50 Tidak Tuntas 4 Muhammad Ismail 50 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 70 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 60 Tidak Tuntas 7 Syawal Ramadhan 60 Tidak Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 70 Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 80 Tuntas
10 Imelda 80 Tuntas 11 Nurul Hudayah 70 Tuntas 12 St. Marianti. U 80 Tuntas 13 Wilda 70 Tuntas
Jumlah 850 Nilai Rata-rata 65,38
Tuntas 53,85% Tidak Tuntas 46,15%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Hasil tes evaluasi pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 siklus I di atas setelah
dilakukan tindakan mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup
signifikan jika dibandingkan dengan nilai pada sebelum tindakan. Jumlah siswa
yang mencapai KKM sebanyak 7 orang atau 53,85% dan 6 siswa belum mencapai
KKM atau 46,15%. Namun, karena standar klasikal yang telah ditetpakan belum
tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.
56
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Pada Siklus I
d. Refleksi I
Memperhatikan uraian proses pembelajaran tersebut di atas, dan dapat
dilihat bahwa pengaruh belajar siswa melalui startegi pembelajaran kooperatif ini
belum memuaskan hasilnya. Berdasarkan hasil observasi peningkatan hasil belajar
pada siklus I, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam proses
pembelajaran, antara lain :
1) Keterampilan dan kemampuan peneliti masih minim dalam menerapkan
strategi pembelajaran synergetic teaching, sehingga penyajian materi yang
dilakukan peneliti kurang sistematis dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Begitu juga dalam proses pembelajaran peneliti terlihat sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Melalui penggunaan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk seluruh
siswa, supervisi penelitian yang kurang merata selama proses pembelajaran,
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7
7.2
Hasil Belajar Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
57
sehingga hanya sedikit siswa yang aktif, dan beberapa siswa tampak apsif dan
sibuk, seperti bermain dan mengganggu teman meraka yang sedang belajar.
3) Kemandirian siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan belum optimal, karena
siswa masih belum mengenal metode pembelajaran yang digunakan. Secara
umum, aktivitas siswa harus ditingkatkan lagi dan dibutuhkan supervisi.
4) Dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum tindakan, hasil belajar siswa
setelah tindakan terlihat lebih baik. Akan tetapi hasilnya belum optimal,
sehingga diperlukan untuk melakukan peningkatan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan peneliti, siswa maupun hasil belajarnya.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, maka perlu
dilakukan siklus selanjutnya, yaitu siklus II dengan tujuan untuk meningkatkan
hasil belajar IPS siswa pada materi interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
Indonesia di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching akan lebih
ditingkatkan pada siklus II, dan siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi akan
dipertahankan.
a. Perencanaan Tindakan II
Langkah-langkah yang harus diselesaikan pada rencana tindakan siklus II
adalah melengkapi persiapan pembelajaran, seperti : mengindentifikasi bahan,
bahan pembelajaran yang digunakan sebagai bahan dalam penelitian,
menggunakan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk menyusun RPP,
58
dan mmebuat alat kegiatan guru dan siswa yang terdiri dari atbel observasi
kegiatan dan instrumen tes hasil belajar siswa.
b. Perlaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II berlangsung selama 3 kali
pertemuan, 2 kali pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan
pemberian tes hasil belajar berupa tes tertulis. Pertemuan pertama dilaksanakan
hari Kamis tanggal 15 Oktober 2020, pertemuan kedua hari Jumat tanggal 16
Oktober 2020 dan pertemuan ketiga hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2020. Proses
pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching
dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, inti dan penutup.
1) Pertemuan 1 (15 Oktober 2020)
a) Kegiatan Pembuka
Peneliti mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam yang
dilanjut dengan menanyakan kabar siswa. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa
yang dipimpin oleh salah seorang siswa yang datang paling awal sebagai bentuk
menghargai kedisiplinan, selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dan
menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran dan langkah-langkah dari strategi
pembelajaran synergetic teaching.
b) Kegiatan Inti
Peneliti mengulas sekilas kekurangan-kekurangan pada pertemuan
sebelumnya disiklus I dan memberikan perbaikan berupa masukan terkait
kekurangan-kekurangan siswa pada siklus I. Selanjutnya siswa mendengarkan
penjelasan peneliti mengenai materi yang belum diketahui atau dimengerti oleh
59
siswa. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok dan dipisahkan
ke ruangan yang lain untuk menerima pembelajaran dengan cara yang berbeda,
dimana pada kelompok satu, peneliti memberikan penjelasan mengenai materi
pengelompokan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah dalam upayah
pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia. Kemudian pada kelompok
dua, peneliti menyampaikan materi dengan metode ceramah dan membagikan teks
bacaan berisi materi kondisi pembelajaran. Peneliti kembali menggabungkan
kedua kelompok tersebut dan siswa memilih pasangan kawan dari kelompok yang
berbeda dan membandingkan catatannya. Setelah itu siswa membacakan hasil
diskusi dari membandingkan catatan di depan kelas dan peneliti memberi
penguatan dari penyimpulan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan peneliti untuk menutup pembelajaran pada
pertemuan pertama siklus II yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti
memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran
dengan do’a dan salam.
2) Pertemuan 2 (16 Oktober 2020)
a) Kegiatan Pembuka
Peneliti mengkondisikan kelas, mengucapkan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a, dilanjutkan dengan pengecekan kehadiran siswa dan melakukan
apersepsi. Lalu bertanya jawab mengenai letak geogragfis Indonesia.
60
b) Kegiatan Inti
Peneliti kembali membagi siswa menjadi dua kelompok dan
memindahkan kelompok satu ke ruangan yang lain. Peneliti melakukan
pembelajaran pada kelompok satu dengan menjelaskan materi dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, kemudian siswa
mencatat hal penting yang telah disampaikan oleh peneliti. Siswa pada kelompok
dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru di papan
tulis. Kemudian siswa kelompok dua mencacat hal yang diketahui dari kegiatan
diskusi materi pengelompokan contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.
Peneliti kembali menggabungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan
yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok
yang berbeda, dan peneliti memberikan kesempatan pada sisawa untuk
menggabungkan atau membandingkan catatan hasil dari cara belajar mereka yang
berbeda. Peneliti menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan membacakan
hasil dari membandingkan catatannya.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menutup pembelajaran pada
pertemuan kedua siklus II yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti
memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran
dengan do’a dan salam.
61
c. Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran IPS
dengan materi bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
Indonesia pada kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru dengan menerapkan strategi pembelajaran cooperative type
synergetic teaching pada siklus II menunjukkan bahwa secara umum peneliti
melaksanakan pembelajaran berdasarkan tahapan dalam strategi syenergetic
teaching, walaupun masih ada aspek tertentu yang masih belum dan kurang
optimal dalam pelaksanaannya.
Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua siklus II dalam mengikuti pembelajaran IPS
melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic teaching di kelas
V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada siklus
II dijelaskan sebagai berikut:
62
1) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama siklus II
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus II
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √
2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain. √
3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda. √
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.
√
5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.
√
6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.
√
Jumlah 6 0 Presentase 100% 0%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
𝑃 =f
N𝑥 100%
P = 6
6𝑥 100%
P = 1 x 100%
P = 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.8 di atas, pada pertemuan pertama siklus
II hasil aktivitas guru pada mata pelajaran PS siswa kelas V SD Inpres Padang
Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru adalah senilai 100% sehingga
tergolong sempurna/sangat tinggi.
63
Tabel berikut menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa kelas V SD
Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada pertemuan
pertama setalah diberikan tindakan.
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus II
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6 2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6
3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6
4 Muhammad Ismail √ √ √ √ 4 5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ 4 7 Syawal Ramdan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √ 6
9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6
10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ 5
Jumlah 13 13 10 12 12 12 72 Presentase 100% 100% 77% 92% 92% 92% 92%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan:
1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.
2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.
3. Siswa megikuti kelas dengan tertib
4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda
5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.
6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.
64
Berdasarkan data pada tabel 4.9 di atas, data hasil pengamatan kegiatan
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Inpres padang lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pertemuan pertama siklus II yaitu ketika
guru mengelompokkan siswa, terlihat ada 13 orang atau 100% siswa bersemangat
atau antusias. Dalam anggota kelompok pertama yang pindah ke ruangan lain ada
13 orangg (100%). Siswa menyimak materi dengan tertib ada 10 orang atau
terhitung 77%. Siswa yang mencari kawan dari anggota kelompok lain terdapat 12
siswa (92%), siswa yang menggabungkan hasil belajarnya sebanyak 12 orang
(92%), dan siswa yang maju ke depan kelas membacakan hasil membandingkan
catatan sebanyak 12 orang atau 92% serta siswa yang tidak maju ke depan ada 1
orang atau 8%.
Saat guru mengelompokkan siswa dan siswa tersebut terlihat sangat
antusias atau bersemangats, siswa pindah ke ruangan lain., siswa mendengarkan
topik pembelajaran dengan tertib, siswa mencari kawan dari anggota kelompok
lain, dan siswa yang menggabungkan hasil belajarnya, serta siswa yang maju ke
depan kelas untuk membacakan hasil belajarnya, memperoleh nilai sebanyak 92%
yang mana nilai tersebut termasuk kategori sangat aktif karena berada pada
kisaran 76% -100%.
65
2) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan kedua siklus II
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan kedua Siklus II
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √
2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain. √
3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda. √
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.
√
5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.
√
6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.
√
Jumlah 6 0 Presentase 100% 0%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
𝑃 =f
N𝑥 100%
P = 6
6𝑥 100%
P = 01 x 100%
P = 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan
mengajar guru di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru pada mata pelajaran IPS, pertemuan pertama pada siklus II
adalah 100%, sehingga masuk dalam kategori sempurna/sangat tinggi. Berikut
tabel deskripsi observasi kegiatan siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kabupaten Barru pada pertemuan kedua siklus II.
66
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus II
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6
2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6
3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6
4 Muhammad Ismail √ √ √ √ √ 5
5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ √ √ 6 7 Syawal Ramadan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √ 6
9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6
10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ √ 6
Jumlah 13 13 12 13 13 12 76 Presentase 100% 100% 92% 100% 100% 92% 97%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan:
1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.
2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.
3. Siswa megikuti kelas dengan tertib
4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda
5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.
6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.
67
Berdasarkan data pada dari tabel 4.11 di atas, hasil observasi kegiatan
siswa pada proses belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif
pada pembelajaran IPS di kelas V SD Inpres padang lampe Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru, pertemuan pertama siklus II adalah saat guru
mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, terlihat sebanyak 13 orang
(100%) siswa yang antusias/bersemangat, anggota kelompok satu yang pindah ke
ruangan lain berjumlah 13 orang terhitung 100%, 12 atau 92% siswa yang
menyimak isi pelajaran dengan tertib. Siswa yang mencari kawan pada anggota
kelompok lain sebanyak 13 orang (100%), siswa yang menggabungkan hasil
belajarnya sebanyak 13 orang (100%), dan siswa yang maju ke depan kelas
membacakan hasil membandingkan catatan sebanyak 12 orang atau 92% serta
siswa yang tidak maju ke depan ada 1 orang atau 8%.
Ketika guru membagi kelas menjadi dua bagian, siswa akan merasa
senang atau bersemangat dengan kegiatannya, anggota pada kelompok satu yang
pindah ke ruangan lain, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan tertib, siswa
milih kawan dari anggota kelompok lain, siswa membandingkan catatan hasil
belajarnya, dan siswa yang maju ke depan membacakan hasil belajarnya
mendapatkan nilai persentase 97% atau dikategorikan sangat aktif, karena berada
pada kisaran 76% - 100%.
Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru dengan penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic
teachingpada siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
68
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II
No Nama Siswa Skor Setiap Butir
Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Hardika 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 70 T 2 Muhammad Haikal 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 80 T 3 Muhammad Hendrawan Rusli 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 70 T 4 Muhammad Ismail 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 60 TT 5 Resky Rehanullah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 90 T 6 Rahmatul Fitrah 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 70 T 7 Syawal Ramadhan 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 70 T 8 Vikrianza Al-Alif 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 80 T 9 Afiqah Jazila Marsa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 T
10 Imelda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 T 11 Nurul Hudayah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 90 T 12 St. Marianti. U 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90 T 13 Wilda 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 T
Jumlah 1060 Nilai Rata-rata 81,54
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Keterangan :
T = Tuntas
TT = Tidak tuntas
Ketuntasan Klasikal :
Tuntas = 12 orang
= 𝐽𝑇
𝐽𝑆 × 100%
= 12
13 × 100%
= 92,30%
Tidak Tuntas = 1 orang
= 𝐽𝑇
𝐽𝑆 × 100%
= 1
13 × 100%
= 7,7%
69
Tabel 4.13 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II
No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan
1 Hardika 70 Tuntas 2 Muhammad Haikal 80 Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 70 Tuntas 4 Muhammad Ismail 60 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 90 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 70 Tuntas 7 Syawal Ramadhan 70 Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 80 Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 100 Tuntas
10 Imelda 100 Tuntas 11 Nurul Hudayah 90 Tuntas 12 St. Marianti. U 90 Tuntas 13 Wilda 90 Tuntas
Jumlah 1060 Nilai Rata-rata 81,54
Tuntas 92,30% Tidak Tuntas 7,7%
Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)
Hasil pada data tabel 4.12 dan tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I, hasil belajar siswa pada
siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I mencapai 65,38 dan
pada siklus II meningkat menjadi 81,34. Pada siklus II siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 21 orang (92,31%) dan 1 orang (7,7%) yang belum mencapai
KKM. Namun, dari data yang diperoleh pembelajaran siswa sudah menunjukkan
peningkatan dan sudah menunjukkan hasil belajar yang sangat memuaskan,
karena sudah mencapai indikator keberhassilan indikator keberhasilan klasikal
yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa minimal 85%.
70
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Pada Siklus II
d. Refleksi II
Jika memperhatikan hasil pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus
pertama maka hasil belajar yang ditunjukkan siswa mengalami peningkatan.
Artinya tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus kedua memiliki dampak
yang kebih baik dari pada tindakan pada siklus pertama. Maka peneliti tidak lagi
melakukan penelitian pada siklus berikutnya, namun disarankan agar guru mata
pelajaran menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching ini dalam proses
pembelajaran, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang telah
disebutkan di atas, bahwa sebelum tindakan hasil belajar siswa kurang
memuaskan atau tergolong kurang baik, tetapi setelah diterapkan strategi
pembelajaran synergetic teaching, hasil belajar siswa meningkat dengan kategori
sangat memuaskan atau tergolong sangat baik.
71
Tabel berikut menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi
pembelajaran kooperatif type synergetic teaching pada mata pelajaran di kelas V
SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, aktivitas
guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching dari Siklus I dan Siklus II
Aspek yang Dinilai Persentase (%)
Siklus I Siklus II 1 2 1 2
Aktivitas Guru 67% 83% 100% 100% Aktivitas Siswa 71% 89% 92% 97%
Sumber: (Data Olahan Peneliti, Tahun 2020)
Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic
teaching pada siklus I dan siklus II, hasil observasi peningkatan aktivitas guru dan
siswa dapat digambarkan pada diagram berikut :
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type SynergeticTeaching Dari Siklus I Dan Siklus II
72
Berdasarkan data pada Tabel 4.14 dan diagram gambar 4.3 di atas, dapat
diketahui bahwa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II aktivitas guru dan
siswa selalu meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi
pembelajaran cooperative type synergetic teaching pada mata mata pelajaran IPS
kelas V SD Inpres Padang Lampe Kabupaten Barru berhasil atau disarankan untuk
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran.
Prestasi akademik siswa sebelum penerapan strategi pembelajaran
kooperatif yaitu 30,77%. Setelah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif
pada siklus I siklus II yaitu 53,85% dan 92,30%. Tabel berikut menunjukkan
strategi pembeljaran kooperatif tipe synergetic teaching dalam pembalajaran mata
pelajaran IPS kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru dapat meningkatkan hasil belajar :
Tabel 4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
No Nama Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II Ket
1 Hardika 50 50 70 T 2 Muhammad Haikal 50 60 80 T 3 Muhammad Hendrawan Rusli 60 50 70 T 4 Muhammad Ismail 40 50 60 TT 5 Resky Rehanullah 70 70 90 T 6 Rahmatul Fitrah 40 60 70 T 7 Syawal Ramadan 50 60 70 T 8 Vikrianza Al-Alif 60 70 80 T 9 Afiqah Jazila Marsa 70 80 100 T
10 Imelda 70 80 100 T 11 Nurul Hudayah 60 70 90 T 12 St. Marianti. U 70 80 90 T 13 Wilda 50 70 90 T
Jumlah 740 850 1.060
Rata-rata 56,92 65,38 81,54 Tuntas (%) 30,77 53,85 92,30
Tidak Tuntas (%) 69,23 46,15 7,7 Sumber: (Data Olahan Peneliti, Tahun 2020)
73
Keterangan
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data pada Tabel 4.15 dan diagram gambar 4.4 di atas,
terlihat bahwa sebelum tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Adapaun peningkatan hasil belajar secara keseluruhan sebelum
tindakan, siklus I dan II dengan klasifikasi sagat rendah yaitu 30,77%, dan
peningkatan pada siklus I dengan klasifikasi sangat rendah menjadi 53,85%, dan
pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 92,30% dengan klasifikasi
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe synergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
kelas siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru yang sepenuhnya berhasil.
74
B. Pembahasan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Inpres
Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru yang jumlah siswanya
yaitu 13 orang. Dengan jenis yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas
(class action reaserch) yang mana pada penelitian ini adalah penelitian tindakan
terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi yang dilakukan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2020/2021 tepatnya bulan Oktober. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Inpres padang lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru sebanyak 13 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki (62%) dan 5 siswa
perempuan (38%).
Pengamatan terhadap aktivitas guru dari siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa aktivitas guru secara persentase memperoleh nilai rata-rata
jawaban alternatif “Ya” adalah 100% dan jawaban alternarif “Tidak” adalah 0%.
Peningkatan aktivitas guru disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran
synergatic teaching, yang dapat meningkatkan penelitian sosial dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, semangat guru dalam menerapkannya semakin meningkat,
sehingga dapat dikategorikan sebagai strategi pembelajaran kooperatif dengan
baik. Selain itu, hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
aktivitas belajar siswa mencapai persentase rata-rata 83% pada kategori sangat
tinggi yaitu 76% - 100%. Pada siklus II aktivitas siswa pada rentang 76% - 100%
dalam kategori sangat tinggi karena mencapai nilai persentase rata-rata 96%.
75
Pada siklus I ke siklus II, kelemahan penerapan strategi pembelajaran
syenergetic teaching dikoreksi dan mencapai tingkat yang sangat tinggi. Melalui
peningkatan proses pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa mencapai taraf
sangat ringgi, dengan rata-rata prestasi belajar siswa 81,54% dan tingkat
ketuntasan 92,30%.
Sebelum tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Adapaun peningkatan hasil belajar secara keseluruhan sebelum
tindakan, siklus I dan II dengan klasifikasi sagat rendah yaitu 30,77%, dan
peningkatan pada siklus I dengan klasifikasi sangat rendah menjadi 53,85%, dan
pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 92,30% dengan klasifikasi
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe synergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
kelas siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru yang sepenuhnya berhasil.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic
teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial (IPS) SD Inpres Padang lampe Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru telah meraih sukses dan memperbaiki nilai akademik atau hasil
belajar siswa yang lebih tinggi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan tentang strategi pembelajaran
cooperative type synergetic teaching yang telah diterapkan pada kegiatan belajar
mengajar dalam penelitian ini, maka diberikan saran sebagai berikut :
Siswa harus lebih aktif, antusias, kreatif dan mampu berkembang dalam
pembelajaran. Bagi siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah diharapkan
untuk lebih banyak berlatih dan menjawab soalan dan meminta bimbingan teman
sebaya. Kemudian bagi guru, diharapkan guru dapat menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif kolaboratif saat pembelajaran mata pelajaran IPS. Untuk
merangsang minat, rasa ingin tahu, motivasi dan keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam proses pembelajaran, dan peneliti
diharapkan mengembangkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic
teaching dalam mata pelajaran yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
76
77
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad., Chamalah, Evi., Wardani, Oktarina Puspita. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press.
Arga, Hana Sakura Putu., Rahayu, Galih Dani Septiyan., Altaftazani, Deden Herdiana., Pratama, D Fadli. 2019. Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Dimyati & Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2018. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ekosusilo, S. Suandi. 2007. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Fathurrohman. 2006. Model-Model Pembelajaran. Artikel Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hidayat, Isnu. 2019. 50 Strategi Pembelajaran Modern. Yogyakarta: Diva Press.
Husniati. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Tipe Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kota Baru Kecamatan Keritang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekan Baru
Mujahidah., Nanning., Selle, Amzah. 2015. Strategi Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Mahasiswa Semester Tiga STAIN Parepare. Kuriositas, 1-18.
Naiborhu, Rusmawati. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darrussalam. Akrab Juara, 46-58.
Nasution, Wahyudin Nur. 2017. Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
78
Sinar. 2018. Metode Active Learning – Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.
Siswanto & Suyanto. 2019. Metode Penelitian Kombinasi Kualitatif & Kuantitatif Pada Penelitian Tindakan (PTKK & PTS). Yogyakarta: Bossscript.
Sukarmini. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Membiasakan Perilaku Terpuji Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 001 Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekan Baru.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Wibowo, Hari. 2012. Pengantar Teori-Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Puri Cipta Media.
Widiastuti, Anik. 2019. Konsep Dasar dan Manajemen Laboratorium IPS. Yogyakarta: UNY Press.
L A M P I R A N
Lampiran 1 : RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Inpres Padang Lampe
Kelas / Semester : V / I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Tema : 4 (Sehat Itu Penting)
Sub Tema : 1 ( Peredaran Darahku Sehat)
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Pembelajaran ke : 3
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia.
4.1 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan
dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia.
C. Indikator
3.1.2 Menganalisis aktivitas masyarakat sebagai bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan
3.1.3 Menganalisis upaya masyarakat dalam pembangunan ekonomi, sosial,
dan budaya.
4.1.1 Mengkategorikan contoh aktivitas masyarakat di beberapa wilayah
dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia
4.1.2 Menyimpulkan dampak interaksi manusia dengan lingkungan alam.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk
interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengaruh
interaksi sosial terhadap pembangunan sosial budaya Indonesia dengan
benar.
3. Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic
teaching, siswa dapat memandingkan hasil catatannya dari proses
pembelajaran yang berbeda.
4. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengelompokkan aktivitas
masyarakat di beberapa wilayah dalam upaya pembangunan ekonomi,
sosial dan budaya Indonesia
E. Materi Pembelajaran
– Interaksi manusia dengan lingkungan
– Pembangunan sosial budaya dan ekonomi
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooperative Type Synergetic Teaching
Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan
G. Media & Sumber Belajar
– Media
1. Buku
2. Gambar contoh interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan
3. Papan tulis dan spidol
– Sumber Belajar
1. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas V Tema 4 Sehat
Itu Penting dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
(Edisi Revisi 2017)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
PERTEMUAN 1 :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam
2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin
oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling
awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5 Menit
Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.
2. Pada kelompok satu, guru membagikan gambar mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungannya.
3. siswa pada kelompok satu mendiskusikan gambar yang telah dibagikan oleh guru dan mencatat hasil diskusi.
4. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan mengenai interaksi/aktivitas manusia
40 Menit
dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang penting dari penjelasan materi yang telah disampaikan oleh guru.
6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian siswa masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.
7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.
8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.
10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.
Penutup 1. Guru menujuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.
3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5 Menit
PERTEMUAN 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam
2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin
oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling
awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menanyakan menegenai hal yang telah
dicapai pada pembelajaran sebelumnya.
5 Menit
Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.
40 Menit
2. Pada kelompok satu, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa.
3. Siswa pada kelompok satu mencatat hal-hal penting yang telah disampaikan oleh guru dan jawaban para siswa, mengenai materi yang diajarkan.
4. Siswa kelompok dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru pada papan tulis.
5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat mengelompokkan contoh-contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.
6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.
7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.
8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.
10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.
11. Guru memberikan soak-soal mengenai materi pembelajaran yang telah diajarkan
12. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan bertanya jika ada soal yang kurang dipahami.
13. Siswa dan guru bersama-sama membahas jawaban atas soal yang telah dikerjakan oleh siswa.
Penutup 1. Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.
3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5 Menit
I. Penilaian Pembelajaran
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dilakukan sesuia
kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi
unjuk kerja atau hasil karya dengan rubrik penilian sebagai berikut :
a. Penialaian aktivitas guru dan siswa
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok
2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain
3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran
5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut
6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan
Jumlah Presentase
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6
Jumlah Presentase
Keterangan:
1. Siswa terlihat antusias atau bersemangat pada ssat guru membagi kelas
menjadi dua kelompok
2. Siswa kelompok satu pindah ke ruangan lain
3. Siswa tertib mendengarkan materi pelajaran
4. Siswa mencari pasangan dari kelompok berbeda
5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka
6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan
catatan.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis (Soal Pilihan Ganda)
Padang Lampe, Oktober 2020
Lampiran 2 : RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Inpres Padang Lampe
Kelas / Semester : V / I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Tema : 4 (Sehat Itu Penting)
Sub Tema : 1 ( Peredaran Darahku Sehat)
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Pembelajaran ke : 4
A. Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
4.1 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
C. Indikator 3.1.2 Menganalisis aktivitas masyarakat sebagai bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan 3.1.3 Menganalisis upaya masyarakat dalam pembangunan ekonomi, sosial,
dan budaya. 4.1.1 Mengkategorikan contoh aktivitas masyarakat di beberapa wilayah
dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia 4.1.2 Menyimpulkan dampak interaksi manusia dengan lingkungan alam.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk
interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengaruh interaksi sosial terhadap pembangunan sosial budaya Indonesia dengan benar.
3. Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching, siswa dapat memandingkan hasil catatannya dari proses pembelajaran yang berbeda.
4. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengelompokkan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia.
E. Materi Pembelajaran – Interaksi manusia dengan lingkungan – Pembangunan sosial budaya dan ekonomi
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi : Cooperative Type Synergetic Teaching Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan
G. Media & Sumber Belajar – Media
1. Buku 2. Gambar contoh interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan 3. Papan tulis dan spidol
– Sumber Belajar 1. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas V Tema 4 Sehat
Itu Penting dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. (Edisi Revisi 2017)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran PERTEMUAN 1 :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam
2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin
oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling
awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5 Menit
Inti 1. Guru mengulas sekilas mengenai kekurangan pada pertemuan sebelumnya di siklus I.
2. Guru memberikan perbaikan berupa masukan
40 Menit
terkait kesalahan-kesalahan siswa pada siklus I. 3. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi
siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.
4. Pada kelompok satu, guru membagikan gambar mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungannya.
5. siswa pada kelompok satu mendiskusikan gambar yang telah dibagikan oleh guru dan mencatat hasil diskusi.
6. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.
7. Siswa kelompok dua mencatat hal yang penting dari penjelasan materi yang telah disampaikan oleh guru.
8. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian siswa masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.
9. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.
10. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
11. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.
12. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.
Penutup 1. Guru menujuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.
3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5 Menit
PERTEMUAN 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam
2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin
oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling
awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menanyakan mengenai hal yang telah
dicapai pada pembelajaran sebelumnya.
5 Menit
Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.
2. Pada kelompok satu, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa.
3. Siswa pada kelompok satu mencatat hal-hal penting yang telah disampaikan oleh guru dan jawaban para siswa, mengenai materi yang diajarkan.
4. Siswa kelompok dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru pada papan tulis.
5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat mengelompokkan contoh-contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.
6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.
7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.
8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.
10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.
40 Menit
11. Guru memberikan soak-soal mengenai materi pembelajaran yang telah diajarkan
12. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan bertanya jika ada soal yang kurang dipahami.
13. Siswa dan guru bersama-sama membahas jawaban atas soal yang telah dikerjakan oleh siswa.
Penutup 1. Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.
3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5 Menit
I. Penilaian Pembelajaran
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dilakukan sesuia kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya dengan rubrik penilian sebagai berikut :
a. Penialaian aktivitas guru dan siswa
No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak
1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok
2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain
3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama
4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran
5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut
6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan
Jumlah
Presentase
No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6
Jumlah Presentase
Keterangan: 1. Siswa terlihat antusias atau bersemangat pada ssat guru membagi kelas
menjadi dua kelompok 2. Siswa kelompok satu pindah ke ruangan lain 3. Siswa tertib mendengarkan materi pelajaran 4. Siswa mencari pasangan dari kelompok berbeda 5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka 6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan
catatan. b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis (Soal Pilihan Ganda)
Padang Lampe, Oktober 2020
Lampiran 3 : Materi Pembelajaran RPP Siklus I & Siklus II
MATERI PEMBELAJARAN RPP SIKLUS I & SIKLUS II
1. Bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya
terhadap pembangunan sosial budaya ekonomi masyarakat Indonesia
a. Interaksi manusia dengan lingkungan alam
Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah
hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam
dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan
keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-
lain.
b. Interaksi manusia dengan lingkungan sosial
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka
terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu
interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini
akan terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan
yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak.
Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan
terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan
komunikasi.
c. Interaksi manusia dengan lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya
usaha atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah
kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi
yang tersedia dan sebagainya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari
melakukan interaksi dengan lingkungan ekonominya. Mereka melakukan
aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia.
Sumber daya ekonomi adalah alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, baik berupa barang maupun jasa. Sumber daya alam, tenaga kerja,
modal dan kewirausahaan merupakan sumberdaya ekonomi. Sumber daya alam
dapat berupa lahan, bahan tambang, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Tenaga
kerja merupakan sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa.
Interaksi adalah adanya hubungan timbal balik atau saling memberikan
pengaruh baik itu mempengaruhi tingkah laku, pola piker, dan sebagainya.
Interaksi dilakukan tidak hanya bertatap muka langsung dengan lawan bicara,
namun interaksi dapat juga berupa suatu perjalanan, perpindahan penduduk,
pemnfaatan fasilitas, pertukaran informasi, perdagangan internasional, dan lain
sebagainya. Interaksi keruangan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor,
diantaranya :
a. Saling melengkapi
Faktor ini terjadi karena karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi
oleh suatu wilayah atau negara. Seperti contoh masyarakat yang tinggal di
pesisir pantai tidak dapat memenuhi kebutuhan sayur mayor serta buah buahan,
dikarenakan sayur mayor dan buah buahan hanya dapat tumbuh dikawasan
lereng pegunungan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu untuk memenuhi
kebutuhannya diperlukan suatu interaksi dengan penduduk wilayah lereng
pegunungan melalui aktivitas jual beli.
b. Kesempatan antara
Faktor kesempatan antara ini dapat terjadi karena adanya pilihan yang lebih
baik atau sudah tersedianya alternatif lain untuk memperoleh suatu barang
yang sama.
c. Keadaan dapat diserahkan atau dipindahkan
Faktor ini dapat terjadi dikarenakan fasilitas yang digunakan untuk melakukan
suatu interaksi tidak memadai atau mengalami kendala
2. Interaksi manusia dengan lingkungan
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa ada
campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak
hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas
komponen abiotik dan biotik.
– Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu
dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh di suatu
daerah.
– Daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih
sejuk.
– Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih
banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.
Contoh interaksi manusia dengan lingkungan :
a. Manusia yang menanam tumbuhan
b. Penebangan pepohonan
c. Penggalian tanah untuk daerah pertambangan
d. Petani yang menyesuaikan musim hujan sebagai waktu menanam padi
e. Nelayan yang menyesuiakan waktu berlayar agar didapat hasil tangkapan yang
maksimal
f. Pedagang yang menyesuaikan waktu siang hari sebagai waktu untuk berdagang
minuman es
g. Cuti kantor akibat banjir melanda
h. Seorang ayah yang memancing ikan di sungai.
i. Wisatawan mancanegara yang sedang berjemur di tepi pantai
j. Warga kampung yang membersihkan aliran sungai dari sampah.
Lampiran 4 : Lembar Soal dan Kunci Jawaban Siklus I
Lembar Soal Pilihan Ganda Siklus I
Nama :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar pada lembar jawaban yang sudah tersedia! 1. Hubungan manusia dengan lingkungan alam selain dapat memberikan
keuntungan juga dapat memberikan kerugian salah satunya bagi lingkungan alam. Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan manusia harus memikirkan segala tindakan yang dilakukan. Contoh interaksi manusia yang tidak merusak alam yaitu... a. Nelayan mencari ikan dengan pukat harimau b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing c. Manusia menebang pohon sembarangan d. Petani menggunakan pupuk kimia
2. Interaksi manusia dengan lingkungan dapat memberikan dampak posirif da n dampak negatif tergantung bagaimana cara kita dalam melakukan interaksi tersebut. Berikut ini bencana alam yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan lingkungan yang kurang baik adalah... a. Tanah longsor dan angin puting beliung b. Banjir dan tanah longsor c. Banjir dan angin puting beliung d. Angin puting beliung dan gempa
3. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan alam karena manusia... a. Tidak dapat hidup mandiri b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam c. Merupakan makhluk sosial d. Merupakan makhluk individu
4. Perhatikan gambar berikut!
Sumber: https://news.kkp.go.id/
Kegiatan tersebut merupakan bentuk interaksi manusia yang memperhatikan... a. Lingkungan alam tempat tinggal b. Pekerjaan c. Keuntungan d. Budaya
5. Perhatikan gambar berikut!
Sumber: https://www.jubi.co.id
Aktivitas tersebut termasuk dalam bentuk interaksi yaitu... a. Manusia hidup di daerah yang sejuk b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam c. Manusia yang mendominasi alam d. Manusia dan lingkungan yang saling merugikan
6. Pantai merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di bumi. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan pantai sebagai upaya pembangunan ekonomi adalah.. a. Petani garam, pelelangan ikan, membuka rumah makan b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan c. Berburu ikan, pasar ikan, peternak ikan d. Berenang, tradisi berburu paus, peternak ikan
7. Pembangunan sosial budaya dinilai sangat penting guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial dan budaya yaitu... a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e b. Mengikuti pertukaran pelajar, membukan restauran khas makanan daerah c. Melestarikan festival Mane’s, membuka restauran khas daerah d. Melakukan tradisi berburu paus, mengikuti gotong royong
8. Pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan dalam sebuah negara. Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan salah satu bnetuk aktivitas manusia dalam pembangunan
ekonomi dan sosial budaya. Manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu terdiri dari... a. Kebutuhan utama dan kebutuhan sampingan b. Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier c. Kebutuhan primer, dan kebutuhan sampingan d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan
9. Salah satu interaksi manusia dengan lingkungan yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah kegiatan pertanian. Saat ini banyak petani yang memilih menggunakan pupuk kimia dalam mengelola sawah dan tanaman. Dampak yang timbul akibat kegiatan pertanian tersebut yaitu..... a. Hama dan gulma menjadi punah b. Tanaman menjadi subur c. Kandungan unsur tanah berubah d. Hasil panen menjadi lebih cepat
10. Perhatikan kegiatan-kegiatan berikut! (1) Berlatih menari di sanggar tari (2) Membuat variasi bahan dan motif dalam produktivitas batik (3) Memakai produk-produk impor (4) Membangun pabrik baru Kegiatan yang dapat meningkatkann pembangunan sosial budaya ditunjukkan oleh nomor.... a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
Kunci Jawaban 1. b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing 2. b. Banjir dan tanah longsor 3. b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam 4. a. Lingkungan alam tempat tinggal 5. b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam 6. b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan 7. a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e 8. d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan 9. c. Kandungan unsur tanah berubah 10. a. (1) dan (2)
lampiran 5 : Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklus II
Lembar Soal Pilihan Ganda Siklus II
Nama :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar pada lembar jawaban yang sudah tersedia! 1. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan alam karena manusia...
a. Tidak dapat hidup mandiri b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam c. Merupakan makhluk sosial d. Merupakan makhluk individu
2. Interaksi manusia dengan lingkungan dapat memberikan dampak posirif da n dampak negatif tergantung bagaimana cara kita dalam melakukan interaksi tersebut. Berikut ini bencana alam yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan lingkungan yang kurang baik adalah... a. Tanah longsor dan angin puting beliung b. Banjir dan tanah longsor c. Banjir dan angin puting beliung d. Angin puting beliung dan gempa
3. Hubungan manusia dengan lingkungan alam selain dapat memberikan keuntungan juga dapat memberikan kerugian salah satunya bagi lingkungan alam. Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan manusia harus memikirkan segala tindakan yang dilakukan. Contoh interaksi manusia yang tidak merusak alam yaitu... a. Nelayan mencari ikan dengan pukat harimau b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing c. Manusia menebang pohon sembarangan d. Petani menggunakan pupuk kimia
4. Pembangunan sosial budaya dinilai sangat penting guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial dan budaya yaitu... a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e b. Mengikuti pertukaran pelajar, membukan restauran khas makanan daerah c. Melestarikan festival Mane’s, membuka restauran khas daerah d. Melakukan tradisi berburu paus, mengikuti gotong royong
5. Pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan dalam sebuah negara. Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan salah satu bnetuk aktivitas manusia dalam pembangunan ekonomi dan sosial budaya. Manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu terdiri dari...
a. Kebutuhan utama dan kebutuhan sampingan b. Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier c. Kebutuhan primer, dan kebutuhan sampingan d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan
6. Salah satu interaksi manusia dengan lingkungan yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah kegiatan pertanian. Saat ini banyak petani yang memilih menggunakan pupuk kimia dalam mengelola sawah dan tanaman. Dampak yang timbul akibat kegiatan pertanian tersebut yaitu..... a. Hama dan gulma menjadi punah b. Tanaman menjadi subur c. Kandungan unsur tanah berubah d. Hasil panen menjadi lebih cepat
7. Pantai merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di bumi. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan pantai sebagai upaya pembangunan ekonomi adalah.. a. Petani garam, pelelangan ikan, membuka rumah makan b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan c. Berburu ikan, pasar ikan, peternak ikan d. Berenang, tradisi berburu paus, peternak ikan
8. Perhatikan kegiatan-kegiatan berikut! (1) Berlatih menari di sanggar tari (2) Membuat variasi bahan dan motif dalam produktivitas batik (3) Memakai produk-produk impor (4) Membangun pabrik baru Kegiatan yang dapat meningkatkann pembangunan sosial budaya ditunjukkan oleh nomor.... a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
9. Perhatikan gambar berikut!
Sumber: https://news.kkp.go.id/
Kegiatan tersebut merupakan bentuk interaksi manusia yang memperhatikan... a. Lingkungan alam tempat tinggal b. Pekerjaan c. Keuntungan d. Budaya
10. Perhatikan gambar berikut!
Sumber: https://www.jubi.co.id Aktivitas tersebut termasuk dalam bentuk interaksi yaitu... a. Manusia hidup di daerah yang sejuk b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam c. Manusia yang mendominasi alam d. Manusia dan lingkungan yang saling merugikan
Kunci Jawaban 1. b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam 2. b. Banjir dan tanah longsor 3. b. Nelayan mencari ikan dengat alat pancing 4. a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e 5. d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan 6. c. Kandungan unsur tanah berubah 7. b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan 8. a. (1) dan (2) 9. a. Lingkungan alam dan tempat tinggal 10. b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam
lampiran 6 : Lembar Jawaban Siswa Siklus II
Lampiran 7 : Lembar Jawaban Siswa Siklus II
Lampiran 8 : Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 : Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 : Dokumentasi
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Type
Synergetic Teaching Pada Siklus I
Pemberian Soal Tes Pada Siklus I
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Type
Synergetic Teaching Pada Siklus II
Pemberian Soal Tes Pada Siklus II
Proses belajar dengan menerapkan strategi
pembelajaran synergetic teaching
Lampiran 12 : Absensi
Daftar Hadir Siswa Kelas V Sd Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
No Nama Siswa Pertemuan
Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3
1 Hardika √ √ √ √ √ √
2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √
3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √
4 Muhammad Ismail √ √ √ √ √ √
5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √
6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ √ √
7 Syawal Ramadan √ √ √ √ √ √
8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √
9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √
10 Imelda √ √ √ √ √ √
11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √
12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √
13 Wilda √ √ √ √ √ √
Jumlah Siswa : Laki-laki = 8 orang Perempuan = 5 orang
Padang Lampe, 08 Oktober 2020
Peneliti
Resmi Purnamasari
Lampiran 13 : Lembar Hasil Turnitin Bebas Plagiarisme
RIWAYAT HIDUP
Resmi Purnamasari. Dilahirkan di Palludda pada tanggal
24 Juni 1998, buah kasih dari pasangan Bapak Sakaruddin dan
Ibu Hj. Hasnati. Anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis
masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Inpres Palludda
dan tamat pada tahun 2010, tamat di SMP Negeri 1 Pujananting pada tahun 2013,
dan tamat di SMA Negeri 3 Barru pada tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016),
penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Makassar yaitu
Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP). Atas berkat yang Maha Kuasa, penulis berhasil
menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diprogramkan dan semua itu dilakukan
dengan semangat dan usaha yang tinggi untuk mendapatkannya.