pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar …
Post on 18-May-2022
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR
SEHARI-HARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A.Yani Yogyakarta
Men
Disusun oleh:
EKA NOVIANTI
3209012/PSIK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHCMAD YANI
YOGYAKARTA
2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH BRAIN GYMTERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR
SEHARI-HARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT
BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukanoleh:
EKA NOVIANTI
3209012
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
Tanggal : ………………………
Menyetujui :
Mengesahkan,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
DwiSusanti, S.Kep.,Ns
NIP/NIDN. 05 3005 8401
Penguji,
Tri Prabowo,S.Kp.,MSc
NIP :196505191988031001
Pembimbing I,
Dr.Sri Werdati,SKM.,M.,Kes
NIDN: 05. 3003 . 5002
Pembimbing II,
FajriyatiNur Azizah,S.Kep.,Ns
NIDN: 05.1405. 8301
iii
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR
SEHARI-HARI LANSIA DIPANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA.
Eka Novianti1, Sri Werdati
2, Fajriyati Nur Azizah
3
INTISARI
Latar Belakang : Proses menua adalah suatu proses menurunnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga kurang mampu bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua bukanlah suatu penyakit
tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Seiring dengan proses penuaan karena
adanya kemunduran kemampuan fisik, permasalahan yang sering terjadi pada
lanjut usia adalah berkaitan dengan aktivitas dasar sehari-hari atau mobilisasi.
Intervensi guna mempertahankan kemampuan tubuh dan kekuatan otot sabagai
upaya peningkatan kemandirian pada lanjut usia salah satunya yaitu dengan
pemberian latihan gerak berupa gerakan olah tangan dan kaki seperti brain gym.
Tujuan: Menganalisis pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-
hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
Metode :Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimen dengan
rancangan one group pre tes-post-test desain tanpa kelompok kontrol. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 23 orang lansia dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah 3 kali pelaksanaan brain gym
dan dianalisa dengan uji wilcoxon signed rank test dengan tingkat kemaknaan α =
0.05
Hasil : Analisiswilcoxon signed rank test menunjukkan signifikansi dengan nilai
-3,162 atau p value = 0.002 < α = 0.05. Ini berarti ada pengaruh brain gym
terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta setelah 3 kali (2 x /minggu ) dalam 3 minggu pelaksanaan.
Kesimpulan :Ada pengaruh antara brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar
sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
Kata Kunci : Lansia, Brain gym, Tingkat aktivitas dasar sehari-hari
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2 Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta. & Direktur Pusat Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan (
SDM) STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 3Dosen Jurusan Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
iv
INFLUENCE OF BRAIN GYM ON THE LEVEL OF ACTIVITY DAILY
LIVING OF THE ELDERLY IN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
BUDHI LUHUR UNIT BANTUL YOGYAKARTA.
Eka Novianti1, Sri Werdati
2, Fajriyati Nur Azizah
3
ABSTRACT
Background : The againg process is the process of slow decrease of tissue ability
to repair it self or maintain its normal functions, so that it can't withstand
infections or repair the damages it receives. Growing old isn't a disease but the
process of lowering immunity in facing stimuli from inside and outside of the
body. Along with the ageing process due to regression of physical ability,
problems which often occur in old age is related to activity daily living or
mobilization. One of the interventions to maintain physical ability and muscle
strengthis movement training i.e. hands and legs movements training such as brain
gym.
Objective: To analyze the influence of brain gym on the level of activity daily
living in the elderly in PSTW Budhi Luhur unit Bantul Yogyakarta.
Method: This study used Quasy Experiment method one group pre tes-post-test
design without control group. The sample was 23 elderly using purposive
sampling technique. Data was collected before and after 3 times of performing
brain gym and was analyzed using wilcoxon signed rank test with significan level
α = 0.05
Result : Wilcoxon signed rank test analysis shows a significance of -3,162 or p
value = 0.002 < α = 0.05. This means that there is an influence of brain gym on
the level of activity daily living in the elderly in PSTW Budhi Luhur unit Bantul
Yogyakarta after 3 trainings (2 x /week) in 3 weeks of implementation.
Conclusion: There is an influence of brain gym on the level of activity daily
living in the elderly in terhadap PSTW Budhi Luhur unit Bantul Yogyakarta.
Keywords : Elderly, Brain gym, Level of activity daily living
1Student of Nursing Science StudyProgram of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2Lecturer of STIKES A.Yani Yogyakarta. & Director of Development and Training (HR) STIKES
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 3Lecturer of Nursing Department of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa data skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis atau
diterbittkan orang lain kecuali tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 Agustus 2013
Eka Novianti
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk
selalu memanjatkan puji syukur kepada-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul :Pengaruh Brain GymTerhadap
Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya, kepada yang terhormat:
1. Bapak dr.I.Edi Purwoko,Sp.B selaku ketua STIKES Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep.,Ns selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Tri Prabowo,S.Kp.,MSc sebagai penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan kritik terhadap dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini
dengan baik
4. Ibu Dr.Sri Werdati, SKM,.M.Kes sebagaipembimbing I, yang telah
membimbing memberikan segala waktu, motivasi dan arahan nya dalam
penulisan dan penyusunan penelitian ini dengan baik.
5. Ibu Fajriyati Nur Azizah, S.Kep.,Ns sebagai dosen pembimbing II, yang
telah membimbing memberikan segala waktu, dukungan dan semangat
dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini dengan baik.
6. Kepada Bapak/Ibu kepala beserta staf dan para pengasuh di Panti Sosial
Tresna Werdha di Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta, atas bantuan dan
kerja samanya.
7. Kepada seluruh kalayan Panti Tresna Werdha Unit Budhi Luhur Bantul
Yogyakarta atas bantuan dan kerja samanya.
8. Kepada ke dua orang tua sanak saudara dan adik-adik ku yang
memberikan dukungan, doa dan selalu ada untuk penulis, sehingga skrpisi
ini dapat diselasai kan dengan baik.
9. Kepada semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
selalu memberikan dukungan dan semangat serta motivasi kepada penulis.
10. Kepada seluruh angkatan tahun 2009,terima kasih atas dukungan dan
doanya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan.
Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta,Agustus 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
INTISARI ……………………………………………………………………………...iii
ABSTRACT ................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
D. Manfaat penelitian .............................................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia .......................................................................................................... 8
B. Aktivitas Dasar Sehari –Hari ........................................................................... 18
C. Brain Gym ......................................................................................................... 24
F. Landasan Teori ................................................................................................. 31
G. Kerangka Teori ................................................................................................. 32
H. Kerangka Penelitian .......................................................................................... 33
I. Hipotesis & Pertanyaan Penelitian ................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel .............................................................. 35
E. Definisi Operasional ......................................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 37
G. Validitas dan Reliabilitas .................................................................................. 37
H. Analisis Data .................................................................................................... 38
I. Etika Penelitian ................................................................................................. 38
J. Jalannya Penelitian ........................................................................................... 39
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 43
B. Pembahasan ...................................................................................................... 53
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian .......................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel. 4. 1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di PSTW ............................... 44
Tabel 4.2 Karakteristik responden menurut umur dengan jenis kelamin ........................ 45
Tabel 4.3 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum braingym (pre-test) .................... 46
Tabel 4.4 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym (post test 2) ................. 47
Tabel 4.5 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym(post test 3) .................. 47
Tabel 4.6 Total skor aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum (pre test) dan sesudah
(post test) ........................................................................................................... 49
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia sebelum dan sesudah
........................................................................................................................... 51
Tabel 4.8 Analisis Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Sebelum (pre-test) dan Sesudah
(post-test) ........................................................................................................... 52
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 2..2 Kerangka Teori ........................................................................................... 32
Gambar 2..3 .Kerangka Penelitian ................................................................................... 33 Gambar 4.1. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum brain
gym .................................................................................................................... 50 Gambar 4.2. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia sesudah brain
gym .................................................................................................................... 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengantar Penelitian
Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Responden
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Standar Operasional Prosedur Brain Gym
Lampiran 5. Standar Operational Prosedur Katz Index
Lampiran 6. Buku Panduan Pelaksanaan brain gym
Lampiran 7. Daftar Hadir Mengikuti Seminar Proposal
Lampiran 8. Kegiatan Bimbingan Skripsi
Lampiran 9. Surat Keterangan Ijin Studi Pendahulan
Lampiran 10. Surat Keterangan Ijin Penelitian
Lampiran 11. Hasil Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden
Lampiran 12. Hasil Distribusi Pre-post Aktivitas Dasar Sehari-hari lansia
Lampiran 13. Hasil Uji Nonparametric Wilxocon signed rank test
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat
kesehatan optimal, sebagai salah satu dari tujuan pembangunan nasional.
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil
diberbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
kamajuan dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia,
akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung bertambah lebih cepat
(Nugroho, 2000).
Pada tahun 2000 penduduk lanjut usia diseluruh dunia sudah mencapai 426
juta atau sekitar 6,8 % populasi. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat
pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7 % dari total
penduduk di dunia. Sedangkan struktur demografi penduduk di Indonesia selama
kurun waktu atau dekade terakhir ini ditandai antara lain dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut usia.BadanPusat Statistik (BPS)
tahun 2004, menyimpulkan bahwa abad ke-21 bagi bangsa Indonesia merupakan
abad lansia(era of population) karena pertumbuhan penduduk lansiadi Indonesia
diperkirakan lebih cepat dibandingkan negara-negara lain.Di Indonesia pada tahun
2000 diperkirakan 7,4% populasi dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar
15,3 juta orang akan berusia diatas 60 tahun (Notoatmojo, 2007).
Perkembangan jumlah penduduk lansia khususnya di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), saat ini terdapat 44.425 orang lansia atau hampir 9,7% dari
jumlah dari kesuluruhan penduduk kota Yogyakarta yaitu 457.668 orang Angka
harapan hidup hidup di Indonesia pada tahun 2005 laki-laki 62,9 % dan
perempuan 66,7 %. Sedangkan angka harapan hidup di propinsi DIY,
menunjukkan angka yang tertinggi di Indonesia yaitu 66,28 % untuk laki-laki
dan70,25 % untuk perempuan (Dinas Kesehatan, 2012).
2
Seiring dengan meningkatnya populasi lansia,pemerintah telah merumuskan
berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkat
kehidupan lansia demi mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga serta masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Masalah yang
kompleks pada lansia baik dari segi fisik, mental, dan sosial berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap
pelayanan kesehatan meningkat.Pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh lansia
pun tidak hanya rehabilitatif dan kuratif saja melainkan secara komperehensif
(terpadu) yang mencakup pelayanan preventif,promotif, rehabilitatif dan kuratif
(Fallen, 2011).
Menurut Keliat (1999) cit Maryam, (2008), lanjut usia memiliki beberapa
karakteristik diantaranya, pertama adalah orang yang berusia lebih dari 60 tahun
sesuai denganUU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, kedua kebutuhan dan
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi
maladaptive, ketiga lingkungan dan tempat tinggal yang bervariasi.Menjadi tua
ditandai dengan kemunduran biologi yang terlihat sebagai gejala-gejala fisik,
antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai
ompong pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan
melamban.
Kemunduran lain adalah berupa orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta
tidak mudah menerima hal atau ide baru. Akibat berkurangnya fungsi-fungsi
tubuh atau bahkan kecacatan pada lansia seperti menjadi bungkuk pendengaran
sangat berkurang penglihatan kabur sehingga sering menimbulkan rasa
keterasingan dilingkungan sosial. Hal itu sebaiknya dicegahdengan selalu
mengajak mereka melakukan aktivitas selama lansia itu masih sanggup.Karena
jika lansia merasa terasingkan maka akan semakin menolak untuk berkomunikasi
dengan orang lain serta muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,
mengurung diri (Stanley dan Beare, 2007).
Seiring dengan proses penuaan karena adanya kemunduran kemampuan fisik,
penglihatan dan pendengaran sehingga terkadang seorang lansia membutuhkan
3
alat bantu untuk mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari
tersebut. Permasalahan yang sering terjadi ada lanjut usia adalah berkaitan dengan
aktivitas dasar sehari-hari atau mobilisasi. Pergerakan yang memberikan
kebebasan dan kemandirian bagi seseorang, yang jenisnya berubah-ubah sesuai
dengan rentang kehidupan manusia. Mempertahankan kemampuan mobilisasi
optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik lanjut usia (Stanley dan
Beare, 2007).Menurut hasil penelitian Herlina (2010), terdapat ada pengaruh
pelaksanaan senam lanjut usia terhadap kemandirian melakukan aktifitas dasar
sehari- hari pada lanjut usia.
Senam otak (brain gym), dapat dilakukan dimana saja dengan tujuan
meningkatkan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia. Secara umum, terdapat
dua macam latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja otak yakni
meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam otak ( brain gym).
Brain gym merupakan senam otak yang dapat dilakukan oleh segala umur.
Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat
memberikan rangsangan atau stimulus otak. Gerakan dan stimulus itulah yang
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menyelaraskan kemampuan beraktifitas
dan berfikir pada saat yang bersamaan, meningkatkan keseimbangan, panca
indera, menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh (Widianti & Proverawati,
2010). Menurut Elsabeth Demuth (2005), brain gym mampu menunjang
kemampuan belajar dan bekerja dengan membuka bagian-bagian otak sebelumnya
tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar atau bekerja berlangsung dengan
menggunakan seluruh otak (“Whole Brain Learning”).
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul,
merupakan panti sosial yang berada di wilayah Bantul Yogyakarta . Sesuai
dengan studi pendahuluan peneliti pada tanggal 22 februari 2013 jumlah lansia di
PSTW tersebut sebanyak 88 orang lansia, yang terdiri dari 75 lansia yang tidak
tersubsidi dan 13 orang lansia yang bersubsidi.PSTW tersebut terdiri dari 9
wisma,dimana masing-masing wisma terdapat 1 orang pengasuh.Sesuai dengan
wawancara terstruktur peneliti pada tanggal 28 Februari 2013 dan tanggal 25
April 2013, dengan petugas di panti tersebut, hampir sebagian besar lansia yang
4
terdapat di PSTW adalah lansia yang terlantar atau diserahkan dari pihak keluarga
karena keluarga tidak mau merawat atau karena masalah ekonomi keluarga.
Sedangkan yang membantu aktivitas dasar sehari-hari pada lansia tersebut adalah
pramukti yang terdiri dari 12 orang, mereka membantu aktivitas dasar sehari-hari
lansia pada pagi hari, membagikan susu pada siang hari, sedangkan untuk
aktivitas dasar sehari-hari lainnya terkadang dibantu oleh petugas panti,atau lansia
melakukannya sendiri, sedang untuk mandi lansia hanya satu hari sekali yaitu
pada pagi hari, selebihnya petugas hanya memberi motivasi terhadap para lansia
untuk melakukannya sendiri. Dari hasil observasi beberapa lansia masih
bergantung kepada perawat atau petugas panti untuk melakukan kegiatan dan
aktivitas dasar sehari-hari contohnya mencuci baju, mandi, melakukan aktivitas
jalan kaki disekitar wisma, yang berakibat pada kesehatan jasmani yang makin
melemah karena tidak sering digunakan untuk beraktivitas. Menurut beberapa
lansia mereka berkata terkadang masih malas untuk melakukan kegiatan diluar
wisma dengan alasan mengantuk dan sakit kepala.
Dari uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian
tentangpengaruh brain gym terhadap terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari
lanjut usia.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :”Bagaimanakahpengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar
sehari-hari lansia diPSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta” ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brain
gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budi
Luhur Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum
dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
b. Mengetahui gambaran aktivitas dasar sehari-hari lansia setelah
dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
c. Mengukur pengaruh sebelum dan sesudah dilakukakan brain gym di
PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
d. Mengetahui skor item kemandirian ADS lansia sebelum dan sesudah
dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penilitian ini adalah untuk:
1. Perkembangan ilmu keperawatan
Bagi perkembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat memberi
sumbangan konsep dan teori,dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
pelayanan lanjut usia, dengan implementasi brain gym
2. Panti Sosial Tresna Werdha
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada panti dalam
mengelola pelaksanaan program seperti pelaksanaan brain gym, sebagai
upaya meningkatkan kesehatan lansia dalam mencapai aktivitas sehari-hari
secara optimal.
6
3. Bagi Lansia
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman, kesadaran dan
minat lanjut usia dalam mengikuti aktivitas sehari-hari guna meningkatkan
kesehatan baik fisik maupun mental.Bagi peneliti lain
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk
mengembangkan penelitian dalam pelayanan lansia di Panti Tresna Werdha.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang brain gym dan aktivitas dasar sehari-hari pada
lansia pernah dilakukan, penelitian yang berhubungan dengan penelitian
ini adalah:
1. Kurtanti (2009), Pengaruh senam otak pada daya ingat orang dewasa
di Kecamatan Pancoran Mas,Kota Depok. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode Quasi
eksperimen,dengan one group pre-test pot-test design tanpa kelompok
kontrol.
Hasilnya dengan menggunakan uji statistik menggunakan t-
berpasangan terdapat peningkatan rerata skor sebesar 7,74 (CI
95%:3,36-11,8;P<0,05). Tes daya ingat jangka pendek secara
bermakna, peningkatan terbesar terjadi pada kelompok lansia (60
tahun) dibanding pada kelompok dewasa menengah (p>0,05).
Perbedaan dengan penelitian penulis adalah waktu, tempat, dan
variabel terikat yaitu, tingkat aktivitas dasar sehari-hari. Persamaanya
adalah variabel bebasnya yaitu brain gym (senam otak ), serta
menggunakan uji , serta menggunakan metode Quasi eksperimen.
7
2. Festi (2010), Pengaruh brain gym terhadap peningkatan fungsi kognitif
lansia di Karang Werdha Peneleh Surabaya. Penelitian ini
menggunakan metode Quasi eksperimen, dengan uji analisa data
menggunakan Chi square dan Mc Nemar, dengan hasil P= 0.016, pada
uji Mc Nemar dan P= 0,03 dari hasil uji Chi Square, adanya pengaruh
brain gym terhadap fungsi kognitif lansia.
Perbedaannyadengan penelitian penulis adalah waktu, tempat, analisa
data dan variabel terikatnya yaitu aktivitas dasar sehari-hari.
Persamaan penelitian ini ada pada variabel bebasnya yaitu brain gym,
serta metode penelitianya menggunakan Quasi eksperimen.
3. Herlina (2010), Pengaruh pelaksanaan senam lanjut usia terhadap
kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Kalimantan Selatan.Penelitian
ini menggunakan pre-experimental dengan pre test post-test
design.Dengan menggunakan uji statistik wilcoxon, hasil penelitian
didapatkan bahwa nilai keseluruhan signifikan p=0,000 (p <0,05),
terdapat perbedaan bermakna antara kemandirian melakukan aktivitas
sehari-hari pada lanjut usia pada pre dan post pelaksanaan senam
lanjut usia. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh pelaksanaan senam
lanjut usia terhadap kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari- hari
pada lanjut usia.
Perbedaan dengan penelitian penulis adalah waktu, tempat,variabel
bebas, yaitu brain gym (senam otak), serta metode penelitian
menggunakan Quasi eksperimen.
Persamaannya yaitu variabel terikatnya yaitu aktivitas dasar sehari-
hari, serta uji statistik menggunakan uji wilxocon.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti sosial Tresna Werdha (PSTW)
Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta yang terletak di Kecamatan
Kasongan, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Panti ini terdiri dari enam
wisma yang di subsidi oleh pemerintah serta dua wisma lagi yang tidak
disubsidi oleh pemerintah. wisma yang tidak disubsidi yaitu dua wisma
untuk laki-laki yaitu wisma D dan E, dan tiga wisma untuk perempuan
yaitu wisma A, B, C, serta satu wisma isolasi. Serta dua wisma yang
disubsidi oleh pemerintah , satu wisma untuk perempuan yaitu wisma F
dan satu wisma untuk laki-laki yaitu wisma G. Jumlah lansia yang tinggal
di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta berjumlah 88 orang lansia
dengan total jumlah 56 orang perempuan, dan 32 orang laki-laki pada
bulan April 2013.
Berdasarkan Surat Keputusan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Nomor.160 tahun 2002, fungsi PSTW adalah sebagai pusat pelayanan
pendampingan dan perlindungan bagi usia lanjut, pusat informasi tentang
kesejahteraan lanjut usia dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan
tentang lansia (Santi, 2009). PSTW Yogyakarta didukung sarana dan
prasarana yang mendukung dan mengoptimalkan pelayanan pada lanjut
usia. Fasilitas yang diberikan pemerintah berupa wisma, aula, poliklinik,
ruang keterampilan, mushola dan lapangan olahraga. Kebutuhan sehari-
hari di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta yang diberikan kepada
para lansia dibantu oleh perawat dan petugas panti dari dinas sosial dengan
membantu kebutuhan sehari-hari lansia mulai dari memandikan,
kebutuhan makan, mencuci baju,membantu lansia dalam berpindah tempat
baik didalam wisma maupun diluar wisma.
44
Pelaksanaan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta
sendiri belum diterapkan sebagai agenda rutin lansia sebagai upaya
penunjang kesehatan lansia, kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin di
PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta adalah senam lansia pada
pagi hari, kecuali senam otak (brain gym), kegiatan diaula meliputi
dendang ria, pencerahan dan motivasi, keterampilan mulai dari menjahit,
membuat kerajinan, kegiatan keagamaan, pemeriksaan kesehatan.
2. Analisis hasil Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah lansia yang selama pelaksanaan
penelitian tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta. Jumlah
respoden yang memenuhi kriteria syarat dalam penelitian adalah sebanyak
23 lansia dari 88 lansia. Gambaran karakteristik responden pada penelitian
ini disajikan dalam bentuk tabel, dengan karakteristik meliputi, jenis
kelamin, usia, penyakit menahun.
Tabel. 4. 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di PSTW
Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013
Karakteristik Responden frekuensi Presentase(%)
Umur
60-74 tahun 6 26.1
75-90 tahun 16 69.6
>90 tahun 1 4.3
Jenis kelamin
Laki-laki 6 26.1
Perempuan 17 73.9
Penyakit menahun
Tidak ada penyakit 5 21.7
Hipertensi 13 56.5
Asam urat 4 17.4
Asma 1 4.3
Sumber: Data Primer Tahun 2013
Dari tabel 4.1 diatas didapatkan bahwa rerata karakteristik responden
telihat responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu
45
sebanyak 17 responden (73.9 %), sedangkan untuk karakteristik
berdasarkan umur responden sebagian besar berumur sekitar 75-90 tahun
sebanyak 16 responden (69.6 %), dan lansia dengan riwayat penyakit
menahun yaitu hipertensi sebanyak 13 orang (56.5 %).
Karakteristik responden menurut kelompok umur dengan jenis kelamin
serta penyakit dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Karakteristik responden menurut umur dengan jenis kelamin
dan penyakitdi PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta 2013 Jenis kelamin Penyakit
L P Tidak ada Hipertensi Asam urat Asma
f % f % f % f % f % f %
Umur
60-74
tahun
0 0 6 35,3 0 0 5 38,5 1 16,7 0 0
75-90
tahun
5 83,3 11 64,7 5 100,0 7 53,8 3 18,8 1 6,3
<90
tahun
1 16,7 0 0 0 0 1 7,7 0 0 0 0
Total 6 100,0 16 100,0 5 100,0 13 100,0 4 100,0 1 100,0
Sumber data :Data Primer Tahun 2013
Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa menurut umur responden,
kelompok umur 75-90 tahun paling banyak adalah berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 11 orang (68,7%), sedangkan menurut penyakit
reratakelompok usia 75-90 tahun yang terbanyak adalah hipertensi yaitu
sebanyak 7 orang (53,8%).
a. Analisis diskriptif univariat
Hasil analisis univariat dalam penelitian ini adalah tingkat aktivitas
dasar sehari-hari baik sebelum (pre test) maupun sesudah (post test).
Tingkat aktivitas dasar sehari-hari diukur dengan skala katz index.
Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum perlakuan (pre test) dan
sesudah perlakuan (pos test) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
46
Tabel 4.3
Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum brain gym (pre-test & post test 1)
menurut umur, jenis kelamin penyakit di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta 2013
Aktivitas dasar sehari-hari
Sedang Berat
f % f %
Umur
60-74 Tahun 3 50,0 3 50,0
75-90 Tahun 9 56,3 7 43,8
>90 Tahun 1 100,0 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 5 83,3 1 16,7
perempuan 8 47,1 9 52,9
Penyakit
Tidak ada 4 80.0 1 20,0
Hipertensi 6 46,2 7 53,8
Asam urat 2 50,0 2 50,0
Asma 1 100,0 0 0
Sumber :Data Primer Tahun 2013
Dari analisis tabel 4.3 bahwa hasil pre test tingkat aktivitas dasar
sehari-hari dengan gangguan fungsi sedang menurut umur adalah sebanyak
9 orang yaitu antara umur 75-90 tahun, menurut jenis kelamin yaitu
perempuan dan penyakit yaitu sebanyak 8 orang (47,1%),serta penyakit
hipertensi sebanyak 6 orang (46,2), sedangkan dengan gangguan fungsi
berat adalah sebanyak 7 orang dengan rata-rata umur 75-90 tahun, jenis
kelamin perempuan sebanyak 9 orang (52,9%), dan mempunyai penyakit
hipertensi sebanyak 7 orang (53,8 %).
Sedangkan hasil bahwa pada post test minggu 1 belum ada perubahan
tingkat aktivitas dasar sehari-hari baik menurut umur, jenis kelamin atau
didapatkan hasil sama dengan hasil pre test semula. Sedangkan hasil post
test minggu ke-2 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
47
Tabel 4.4
Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym (post test 2)
menurut umur, jenis kelamin, penyakitdi PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta 2013
Aktivitas dasar sehari-hari
Sedang Berat
f % f %
Umur
60-74 Tahun 3 50,0 3 50,0
75-90 Tahun 10 62,5 6 37,5
>90 Tahun 1 100,0 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 5 83,3 1 16,7
Perempuan 9 52,9 8 47,1
Penyakit
Tidak ada 4 80.0 1 20,0
Hipertensi 7 53,8 6 46,2
Asam urat 2 50,0 2 50,0
Asma 1 100,0 0 0
Sumber :Data Primer Tahun 2013
Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa hasil posttest minggu ke-2 yang
menunjukan perubahan adalah pada gangguan fungsi berat menurut jenis
kelamin yaitu perempuan dari 9 orang (52,9%) menjadi 8 orang (47,1
%),serta menurut penyakit menjadi 6 orang (46,2%) dari posttest 1
sebanyak 7 orang (53,8%).Hasil Post test minggu ke-3 dapat dilihat pada
tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Tingkat aktivitas dasar sehari-harisetelah brain gym(post test 3)
menurut umur,jenis kelamin, penyakit di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta 2013
Aktivitas dasar sehari-hari
Mandiri Sedang Berat
F % F % F %
Umur
60-74 1 16,7 5 83,3 0 0
75-90 1 6,3 12 75,0 3 18,8
>90 1 100,0 0 0 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 1 16,7 4 66,7 1 16,7
48
Perempuan 2 11,8 13 76,5 2 11,8
Penyakit
Tidak ada 1 20,0 3 60,0 1 20,0
Hipertensi 2 15,4 10 76,9 1 7,7
Asam urat 0 0 3 75,0 1 25,0
Asma 0 0 1 100,0 0 0
Sumber :Data Primer Tahun 2013
Dari tabel 4. 5 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas dasar
sehari-hari setelah brain gym (post test 3) menurut umur terjadi perubahan
dengan tingkat kemandirian menjadi mandiri masing-masing 1 orang pada
semua kelompok umur, pada kelompok umur 60-74 tahun sebesar (16,7
%), 75-90 tahun (6,3%) serta >90 tahun (100%), pada gangguan fungsi
sedang terjadi peningkatan menjadi sebanyak 12 orang (75,0 %) dari
posttestsemula yaitu 10 orang(62,5%) pada kelompok umur rerata 75-90
tahun. Sedangkan menurut jenis kelamin perempuan terjadi penurunan
pada gangguan fungsi berat menjadi 2 orang (11,8%),tetapi sebaliknya
pada gangguan fungsi sedang terjadi peningkatan menjadi 13 orang
(76,5%), serta pada kelompok jenis kelamin perempuan menjadi
mengalami peningkatan menjadi mandiri sebanyak 2 orang (11,8%). Pada
kelompok penyakit menunjukkan bahwa pada kelompok hipertensi yang
paling banyak mengalami perubahan yaitu pada gangguan fungsi berat
berkurang menjadi 1 orang (7,7%) dari posttest 2 yaitu 6 orang (46,2%).
Sedangkan total jumlah skor tingkat aktivitas dasar sehari-lansia
sebelum (pre test) brain gym dan sesudah (post test) brain gym di PSTW
Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah
ini :
49
Tabel 4.6
Total skor aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum (pre test)
dan sesudah (post test) brain gymdi PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta.
Aktivitas dasar
sehari-hari
Total skor pengukuran katz index
Pre test Post test1 Post test 2 Post test 3
Mandi 0 0 0 2
Berpakaian 22 22 23 23
Toileting 11 11 14 19
Pindah posisi 19 19 19 22
Kontinensia 17 17 16 16
Makan 3 3 4 11
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Dari tabel 4.6 di atas makan didapatkan hasil pre test 1 sebagian besar
mengalami hambatan aktivitas dasar sehari-hari pada aktivitas mandi
yaitu sebanyak 0 skor, sedang kan skor terendah ke 2 adalah makan
dengan total skor sebanyak 3 skor. Pada post test 1 tidak terjadi
perubahan tingkat aktivitas atau sama dengan hasil pre test semula.
Sedangkan untuk hasil post test 2 didapatkan hasil aktivitas masih yang
paling rendah yaitu 0 skor, sedangkan untuk aktivitas makan mengalami
mengalami peningkatan skor menjadi 4 skor dengan selisih 1 skor dari
post test 1. Hasil yang terakhir adalah pada post test ke 3 mengalami
peningkatan pada aktivitas mandi menjadi 2 skor dari jumlah skor post test
2, kemudian untuk aktivitas mandi mengalami peningktan skor menjadi 11
skor dari jumlah skor post test 2 dengan selisih 7 skor.
50
Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia
sebelum brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul
Yogyakarta
Gambar 4.2. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia
sesudah brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil pengukuran pre test dapat diketahui nilai skor 1
sebagian besar mengalami hambatan aktivitas dasar sehari-hari pada
aktivitas mandi, dan aktivitas makan, post test 3 dapat diketahui
perbedaan peningkatan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari.
0
10
20
30
Skor aktivitas dasar sehari hari sebelum brain gym
0
22
1119 17
3
Mandi Berpakaian Toileting
Pindah posisi Kontinensia Makan
0
10
20
30
Skor aktivitas dasar sehari hari setelah brain gym
2
2319 22
1611
Mandi Berpakaian Toileting
Pindah posisi Kontinensia Makan
51
Pengklasifikasikan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari
lansia pre test, post test 1,post test 2,post test 3 dapat di lihat pada tabel 4.7
dibawah ini:
Tabel 4.7
Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia
Sebelum brain gym (pre test) dan Sesudah brain gym (post test)
di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013
Tingkat
aktivitas dasar
sehari-hari
Pre test Post test 1 Post test 2 Post test 3
f % f % f % f %
Mandiri 0 0 0 0 0 0 3 13,0
Gangguan
sedang
13 56,5 13 56,5 14 60,9 17 73,9
Gangguan berat 10 43,5 10 43,5 9 39,1 3 13,0
Total 23 100,0 23 100,0 23 100,0 23 10,.0
Sumber:Data Primer Tahun 2013
Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada hasil post test 1 tidak
menunjukkan hasil peningkatan atau konstan dengan nilai pretestyaitu
dengan gangguan fungsi sedang sebanyak 13 orang (56.5%), gangguan
berat sebanyak 10 orang atau sebesar (43.5 %). Sedangkan untuk hasil post
test ke 2 terjadi peningkatan dengan selisih seebesar (4,4 %), maka
gangguan berat menurun menjadi 9 orang (39.1 %), dan dengan gangguan
sedang menjadi 14 orang (60.9%). Terakhir adalah hasilpost test 3
menunjukkan peningkatan denganselisih nilai sebesar (26,1%) dari post
test 2, dengan gangguan fungsi beratmenjadi gangguan fungsi sedang
sebanyak 17 orang (73.9 %) serta dengangangguan fungsi sedang menjadi
mandiri sebanyak 3 orang (13,0%) dari total 23 responden.
Berikut ini adalah hasil pengukuran tingkat aktivitas dasar sehari-hari
lansia sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dilakukan selama 4 kali
yaitu diperoleh nilai rata-rata pre test diperoleh hasil 56,5 %, post test 1
diperoleh hasil yaitu 56,5%, dan post test 2 diperoleh hasil 60,9% serta
post test 3 diperoleh nilai 87,0%.
52
b. Analisis bivariat
Analisis ini dilakukan uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Nonparametric wilxocon signed rank test
untuk melihat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikatnya
dengan ada nya peningkatan nilai dari alat ukur katz index. Berikut
ini adalah tabel uji hipotesis dengan menggunakan wilcoxon signed
rank test.
Tabel 4.8
Analisis Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Sebelum (Pre-test)
dan Sesudah (Post-test) Pelaksanaan Brain gym pada Lansia di PSTW
Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013
Test Statistic Z A.Sig (2 -t)
Pretest-posttest 1 0,000 1,000
Pretest-posttest 2 -1,000 0,317
Pretest-posttest 3 -3,162 0,002
Sumber :Data Analisis Tahun 2013
Uji Hipotesis menggunakan uji statistik Nonparametric wilcoxon
signed rank test. Berdasarkan 5.4 diatas dapat diperoleh bahwa
padaposttest 1 didapat nilai Z= 0,000 dengan p value = 1.000 >α =0.05
atau belum ada pengaruh yang signifikan, kemudian pada hasil post test 2
dengan nilai kemaknaan Z = -1,000 dengan pvalue= 0.317 > α = 0.05 atau
nilai postest 2 p> 0.05, sedangkan pada posttest 3 hasil analisis
kemaknaan dengan wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa nilai Z
= -3,162 dengan nilai pvalue= 0.002 < α 0.05, atau yang berarti hasil
posttest 3 bernilai signifikan p <0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada
pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di
PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.
53
B. Pembahasan
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap tingkat
aktivitas dasar sehari-hari lansia di Panti Tresna Werdha Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta.
1. Tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di PSTW
Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta sebelum dilakukan brain gym.
Pada penelitian ini hasil pre test yang peneliti lakukan dengan hasil
sesuai dengan tabel 4.7 menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas dasar
sehari-hari lansia yang tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul
Yogyakarta sebagian besar adalah gangguan kemandirian sedang yaitu
sebesar 56.5 % dari total responden. Mayoritas lansia tidak dapat melakukan
aktivitas dasar sehari-hari pada kegiatan mandi dengan skor 0 pada pre
testdan kegiatan makan dengan skor 3, sehingga harus dengan bantuan dari
petugas. Kekuatan muskular mulai menurun saat usia 40 tahun, dengan suatu
kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup
dan penurunan penggunaan sistem neuromuskular adalah penyebab utama
utuk kehilangan kekuatan otot. Gangguan aktivitas merupakan salah satu
masalah yang terjadi pada lansia, yang dapat mendorong ke arah
konsekuensi fisiologis dan psikologis serius, otot akan kehilangan 10-15 %
kekuatan otot dapat hilang setiap minggu jika beristarahat sepenuhnya.
Lansia dengan gangguan aktivitas yang kurang baik mengalami berbagai
hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kerja sehari-hari. Oleh sebab itu
lansia perlu melakukan pembinaan fisik secara teratur, olahraga merangsang
berbagai komponen terutama kekuatan otot dan kelenturan sendi (Stanley &
Beare, 2006).
Melakukan berbagai aktivitas fisik ringan hingga sedang dan
menyenangkan menurut usianya periodik dapat meningkatkan kebugaran
pada lansia. Ketika seseorang memasuki usia lanjut maka secara alamiah
tubuh akan mengalami proses penurunan fungsi atau degenerasi. Pada
kondisi tersebut perlu dipikirkan bagaimana dilanjut usia ia masih memilki
54
kesempayan untuk melakukan berbagai macam aktivitas yang bermanfaat.
Selain berfungsi sebagai upaya peningkatan kebugaran fisik aktivitas sehari-
hari dapat juga memberi penguatan terhadap keselarasan antar mental,
emosional dan sosial pada lansia. Seseorang dikatakan bugar jika sehat dan
mampu melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan baik tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan masih memilki semangat untuk menikmati waktu
santai atau kegiatan lain (Junaedi, 2011).
Penelitian Herlina (2010), menyatakan bahwa dengan gerakan senam
atau olahrga yang dilakukan pada lanjut usia dapat meningkatkan aktivitas
dasar sehari-hari hal itu karena dalam menjalani kehidupannya, seorang
lansia dikatakan sehat dan bugar jika mampu melakukan aktivitasnya sehari-
hari dengan baik dan dilakukan secara mandiri. Kemandirian melakukan
aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia adalah kemampuan lanjut usia
utuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari secara mandiri. Akibat proses
penuaan maka terjadi semua fungsi yang membuat segala aktivitas dasar
sehari-hari pada lanjut usia menjadi terbatas. Tetapi dengan latihan atau
olahraga yang dilakukan lanjut usia akan membuat lansia menjadi sehat,
bugar, dan mandiri. Senam lanjut usia merupakan senam yang bisa dilakukan
oelh lanjut usia. Dengan pelaksanaan senam lanjut usia maka akan
meningkatkan kualitas kehidupan lanjut usia itu sendiri menjadi mandiri,
sehat dan bugar.
2. Tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di PSTW
Unit Budhi Luhur bantul Yogyakarta setelah dilakukan brain gym.
Menurut Dannison (2006), brain gym adalah serangkaian gerakan
sederhana yangmenyenangkan dan digunakan untuk kemampuan belajar
dengan menggunakan keseluruhan otak. Brain gym dilakukan pada
penelitian ini dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu selama 3 minggu
dengan durasi waktu 15 menit dengan gerakan menyebrangi garis tengah
yaitu gerakan silang, , gerakan meregangkan otot yaitu, gerakan burung
hantu, gerakan mengaktifkan tangan, dan gerakan pasang telinga, gerakan
55
meningkatkan energi dan sikap penguatan yaitu gerakan tombol bumi,
gerakan tombol imbang, kait relaks.
Pada saat pelaksanaan penelitian hasil observasi yang peneliti lakukan 15
dari 23 responden kesulitan memperagakan gerakan-gerakan brain gym
dengan baik dan benar, responden sebagian besar dibantu dalam
mempergakan gerakan-gerakan tersebut dan responden terkadang kurang
termotivasi untuk mengikuti kegiatan brain gym itu sendiri dikarenakan
penelitian dilakukan pada bulan puasa, patugas yang membantu dalam
kegiatan aktivitas dasar sehari-hari sendiri selalu memberikan motivasi
kepada lansia agar pelaksanaan aktivitas dasar sehari-hari dilaksanakan
secara mandiri. Sedangkan hasil pengukuran hasil posttest yang dilakukan
pada minggu pertama tidak menunjukkan peningkatan tingkat aktivitas
dasar sehari-hari responden pada gangguan sedang dan berat yaitu 56.5 %
untuk gangguan sedang dan 43.5 % untuk gangguan berat dibandingkan
pada pretestnya. Akan tetapi hasil post test 2 menunjukkan hasil terdapat
kenaikan jumlah responden dari memeliki status gangguan berat menuju
gangguan sedang yaitu 1 orang responden. Sedangkan dari postest 2 ke post
test 3 terjadi peningkatan yaitu responden yang mengalami peningkatan
sebanyak 9 responden dengan rerata nilai p value sebesar 0.002 (p <0.05).
Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara brain gym
dengan tingkat aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia.
Menurut Dennison (2006) RAS (reticulo activating system ) atau pusat
kewaspadaan (awareness) seseorang bisa disiagakan melalui brain gym.
Brain gym pada dasarnya berupaya mengaktifkan otak kiri dan kanan secara
optimal. Prinsip senam ini adalah melakukan gerakan menyimpang
melewati bagian tengah atau yang disebut corpus collosum. Gerakan silang
atau gerakan saling bergantian akan megaktifkan dua belahan otak secara
bersamaan. Menurut Widianti & Proverawati (2010), brain gym merupakan
sebuah latihan dengan gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui
olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus otak.
Gerakan dan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
56
menyelaraskan kemampuan beraktifitas dan berfikir pada saat yang
bersamaan, meningkatkan keseimbangan, panca indera, menjaga kelenturan
dan keseimbangan tubuh. Menurut Stanley & Beare (2007), ada beberapa
hal yang dapat mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia yang
pertama faktor yang berasal dari diri sendiri yaitu umur, kesehatan
fisiologis, fungsi kognitif, fungsi psikologis, tingkat stress, sedangkan yang
ke dua faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga dan
lingkungan tempat kerja.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pula bahwa umur sangat
berkaitan dengan tingkat aktivitas dasar sehari-hari seseorang, perubahan
normal muskuluskletal terkait usia lanjut termasuk penurunan tinggi badan,
distribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang,
atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan sendi yang
menyebabkan perubahan penampilan, dan kelemahan serta lambatnya
pergerakan yang menyertai penuaan, selanjutnnya yaitu kesehatan fisiologis
yang berkaitan dengan kesehatan lansia itu sendiri, penyakit penyakit yang
diderita para lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta kebanyakan
adalah penyakit yang disebabkan karena penurunan kondisi fisik lansia
berupa hipertensi,asam urat, dan lain-lain. Jenis kelamin juga turut
mempengaruhi tingkat stress seseorang,perempuan mempunyai
kemungkinan 2 kali lebih besar mengalami stress dibanding dengan laki-laki,
belum diketahui penyebab yang jelas tetapi perubahan hormon diperkirakan
menjadi faktor penyebab terjadinya stress. Dengan tingkat stress yang tinggi
stress dapat mempengaruhi dan mempunyai efek yang negatif pada
kemampuan seseorang memenuhi aktivitas dasar sehari-hari karena stress
merupakan respon fisik terhadap berbagai macam kebutuhan serta dapat
menganggu keseimbangan tubuh.
Hasil penelitian Festi (2010), menyatakan bahwa ada pengaruh bermakna
antara brain gym (senam otak) terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia
setelah pemberian intervensi brain gym, yaitu terjadi peningkatan dan
pengoptilanan fungsi otak kembali secara menyeluruh dan efektif karena
57
pada lansia telah terjadi beberapa perubahan, diantaranya perubahan fisik,
dan psikologis, perubahan koordinasi dan kemampuan dalam aktifitas dasar
sehari-hari.
Menurut Assosiasi Alzaimer Indonesia (2003), kemampuan otak dapat
ditingkatkan melalui gerakan-gerakan, hal ini sesuai dengan teori Dennison
(2006), bahwa gerakan-gerakan brain gym dapat memberikan rangsangan
atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang
dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi,
kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemechana masalah,dan kreatifitas),
menyelaraskan kemampuan beraktifitas dan berfikir pada saat yang
bersamaanmeningkatkan keseimbangan dan harmonisasi antar kontrol emosi
dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga kelenturan
dan keseimbangan tubuh, meningkatkan daya ingat, meningkatkan
ketajaman pendengaran dan penglihatan, mengurangi kesulitan membaca,
meningkatkan respon visual. Karena dapat diketahui bahwa perubahan-
perubahan pada lansia terutama pada susunan syaraf sangat mempengaruhi
penurunan koordinasi dan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas
dasar sehari-hari. Namun perubahan pada lansia dapat diminimalisir dan
diantisipasi terutama perubahan fisologis dan otak pada lanjut usia.
3. Skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari
Sesuai dengan tabel 4.6 pada penelitian ini mayoritas lansia mengalami
keterbatasan atau mayoritas tidak bisa melakukan pada tingkat aktivitas
mandi dan makan dengan skor post test 3 sebesar 2 skor pada aktivitas
mandi, dan skor 11 untuk aktivitas makan, ini berarti hasil post test terdapat
kenaikan dari jumlah pre test yaitu sebesar 0 skor pada aktivitas mandi dan
11 skor pada aktivitas makan. Dari hasil observasi ditemukan bahwa lansia
yang pada aktivitas mandi mengalami kesusahan menuju kekamar mandi
dan melakukan aktivitas secara mandiri. Perlu bantuan dan pengawasan dari
pihak petugas kepada lansia yang melakukan aktivitas mandi.
Sedang untuk aktivitas makan lansia perlu mengambil ke tempat
pembagian makan yang letaknya cukup jauh, serta mengambil diruang
58
tengah , dan lansia dengan gangguan aktivitas maka aktivitasnya dibantu dan
dilayani. Aktivitas makan biasanya dilayani oleh petugas, atau sesama
penghuni PSTW yang mengalami Aktivitas secara mandiri.
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan
Keterbatasan waktu yang dimilki oleh peneliti karena pada waktu pagi dan
siang lansia mempunyai kegiatan sendiri yang sudah dijadwalkan oleh
PSTW sendiri sedangkan siang hari lansia harus istrahat dan tidur siang.
Sehingga pemberian intervensi dilakukan pada sore hari sehingga dekat
dengan waktu buka puasa sehingga peneliti harus menyesuaikan waktu
dengan PSTW .
2. Kelemahan
Kelemahan dalam penelitian ini adalah penelitian ini tidak menggunakan
kelompok kontrol sehingga tidak ada perbandingan antara kelompok yang
diberikan intervensi dan yang diberikan intervensi.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta, didapatkan
beberapa kesimpulan bahwa :
1. Tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta sebelum dilakukan brain gym mayoritas adalah
mengalami gangguan fungsi sedang sebesar 56,5 %.
2. Tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur
Bantul Yogyakarta setelah dilakukan brain gym mayoritas adalah
gangguan fungsi sedang sebesar 73,9 %.
3. Mayoritas lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta
sebelum dan sesudah dilakukan brain gym mengalami kesulitan pada
aktivitas mandi dan makan.
4. Ada pengaruh brain gym terhadap aktivitas dasar sehari-hari lansia
di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dengan p = 0.002
(α < 0.05).
B. Saran
1. Bagi institusi keperawatan
Bagi institusi keperawatan diharapkan intervensi brain gym dapat
menjadi salah satu mata kuliah yang dapat memberikan ilmu
pengetahuan lebih dan dan memberikan informasi baru kepada
mahasiswa sebagai peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada
lanjut usia khususnya di Panti Sosial Tresna Werdha.
60
2. Panti Sosial Tresna Werdha
Diharapkan kepada pihak Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budhi
Luhur Bantul Yogyakarta untuk memfasilitasi pelaksanaan brain gym
dan dimasukkan sebagai program rutin dalam agenda sehari-hari
lansia. Serta lebih mengawasi dan membatu serta melatih lansia
dalam aktivitas sehari-hari terutama aktivitas mandi dan makan.
3. Bagi lansia
Bagi lansia sendiri diharapkan dapat memberikan masukan dan
pengertian guna meningkatkan keseimbangan tubuh dan koordinasi
tubuh utuk pelaksanaan aktivitas secara mandiri.
4. Bagi peneliti lainnya
a. Sebagai pengembangan kemampuan penelitian, terutama dalam
bidang ilmu komplementer sehingga dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat dibangku kuliah dengan penerapan dilapangan
dan menambah bekal dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam
hal penelitian ilmiah serta berguna bagi peneliti selanjutnya.
b. Diharapkan peneliti lain dapat mendalami dengan memperluas
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari baik
sebagai pertimbangan keberhasilan pelaksanaan brain gym.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Olah Raga dan Kebugaran Otak Lanjut Usia. Jurnal Kedokteran
MedikaVol.XXXIX . Edisi no. 03.
Ag Masyur &Fathani A. B.(2008). Mathematical Intellegince. Yogyakarta:Ar-ruz
Media Group.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Edisi Revisi
IV.Jakarta:Rineka Cipta.
Azizah, siti.(2011). Keperawatan Lanjut Usia.Edisi ke-1.Yogyakarta. Graha Ilmu.
BPS propinsi DIY.(2005). Daerah Istimewa YOGYAKARTA dalam
Angka.Yogyakarta:Bps propinsi DIY.
Bruner & Suddarth .(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Alih bahasa
Agung waluyo et.el: Edisi 8. Jakarta: EGC.
Dennison,Gail E.& Dennison, Paul E.(2004). Brain Gym (senam otak).
Jakarta:Gramedia.
______________________________. (2006). Buku Panduan Brain Gym.
Jakarta:Gramedia.
Darmojo.(2004). Buku Ajar Geriatri. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
Dinkes . (2012). Profil Kesehatan Provinsi DIY. Yogyakarta.
Doble, susan. (2008).Assesing Function For Ederly:Katz ADL and Lowton
IADL:Journal Masters of Health Informatics:OCCU 6504
Depkes RI.(2001). Pedoman Kesehatan Jiwa Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan Indonesia Sehat 2010.Jakarta: Direktoral Jenderal Kesehatan
Masyarakat.
Elisabeth, Demuth. (2005). Meningkatkan Potensi Belajar Melalui Gerakan dan
Sentuhan: sebuah pengantar dan pedoman dasar ”Edu-K” dan Brain gym.
Jurnal Teologi Kontektual.
Herlina. (2010). Pengaruh Pelaksanaan Senam Lanjut Usia Terhadap Kemandirian
Melakukan Aktivitas Dasar Sehari-hari pada Lanjut Usia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera Propinsi Kalimantan Selatan di Banjar
Baru. SKRIPSI. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamadiyah
Banjarmasin.
Hidayat A.A.(2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika.
___________. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Edisi ke-
2.Jakarta: Salemba medika.
Festi. (2010).Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia
di Karang Werdha Peneleh Surabaya. Jurnal keperawatan.
Fallen. (2011). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Junaedi, said. (2011). Pembinaan Fisik Lansia Melalui Aktivitas Olahrag Jalan
Kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.Vol 1 Edisi 1.
Kurtanti.(2009). Pengaruh senam otak pada daya ingat orang dewasa di
Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Jurnal keperawatan.
Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara.(2008).Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmojo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: RinekaCipta.
________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho .(2000). Keperawatan Gerontik.Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Penelitian Ilmu
Keperawatan:Pedoman Skripsi,Thesis,dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Saman.(2005). Hubungan Pengetahuan Aktivitas Dasar Sehari-hari(ADS) dengan
Perilaku Hidup Sehat Lansia. SKRIPSI. Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta.
Shelkey & Wallace. (1998).Katz Index of Independene in Activitics of Daily
Living(ADL).Harford Instite for Geriatric Nursing:
http://therapeuticcresource/ca/CVS/Katzindeptest/pdf. Di akses 10 juni
2013.
Stanley& Beare.(2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Gerontologi
Nursing:A health Promotion/Protection Approach).Edisi ke-2. Alih
Bahasa Juniarti & Kurnianingsih. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2010). Statiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sunaryo .(2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Suyanto .(2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogayakarta:
Nuha Medika
Widianti & Proverawati .(2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
top related