pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar …

39
i PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta Men Disusun oleh: EKA NOVIANTI 3209012/PSIK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHCMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Upload: others

Post on 18-May-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

i

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR

SEHARI-HARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A.Yani Yogyakarta

Men

Disusun oleh:

EKA NOVIANTI

3209012/PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHCMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH BRAIN GYMTERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR

SEHARI-HARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT

BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukanoleh:

EKA NOVIANTI

3209012

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah

Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Tanggal : ………………………

Menyetujui :

Mengesahkan,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

DwiSusanti, S.Kep.,Ns

NIP/NIDN. 05 3005 8401

Penguji,

Tri Prabowo,S.Kp.,MSc

NIP :196505191988031001

Pembimbing I,

Dr.Sri Werdati,SKM.,M.,Kes

NIDN: 05. 3003 . 5002

Pembimbing II,

FajriyatiNur Azizah,S.Kep.,Ns

NIDN: 05.1405. 8301

Page 3: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

iii

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR

SEHARI-HARI LANSIA DIPANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA.

Eka Novianti1, Sri Werdati

2, Fajriyati Nur Azizah

3

INTISARI

Latar Belakang : Proses menua adalah suatu proses menurunnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mempertahankan fungsi normalnya, sehingga kurang mampu bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua bukanlah suatu penyakit

tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Seiring dengan proses penuaan karena

adanya kemunduran kemampuan fisik, permasalahan yang sering terjadi pada

lanjut usia adalah berkaitan dengan aktivitas dasar sehari-hari atau mobilisasi.

Intervensi guna mempertahankan kemampuan tubuh dan kekuatan otot sabagai

upaya peningkatan kemandirian pada lanjut usia salah satunya yaitu dengan

pemberian latihan gerak berupa gerakan olah tangan dan kaki seperti brain gym.

Tujuan: Menganalisis pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-

hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Metode :Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimen dengan

rancangan one group pre tes-post-test desain tanpa kelompok kontrol. Sampel

dalam penelitian ini sebanyak 23 orang lansia dengan teknik purposive sampling.

Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah 3 kali pelaksanaan brain gym

dan dianalisa dengan uji wilcoxon signed rank test dengan tingkat kemaknaan α =

0.05

Hasil : Analisiswilcoxon signed rank test menunjukkan signifikansi dengan nilai

-3,162 atau p value = 0.002 < α = 0.05. Ini berarti ada pengaruh brain gym

terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta setelah 3 kali (2 x /minggu ) dalam 3 minggu pelaksanaan.

Kesimpulan :Ada pengaruh antara brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar

sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Kata Kunci : Lansia, Brain gym, Tingkat aktivitas dasar sehari-hari

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2 Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta. & Direktur Pusat Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan (

SDM) STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 3Dosen Jurusan Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 4: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

iv

INFLUENCE OF BRAIN GYM ON THE LEVEL OF ACTIVITY DAILY

LIVING OF THE ELDERLY IN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

BUDHI LUHUR UNIT BANTUL YOGYAKARTA.

Eka Novianti1, Sri Werdati

2, Fajriyati Nur Azizah

3

ABSTRACT

Background : The againg process is the process of slow decrease of tissue ability

to repair it self or maintain its normal functions, so that it can't withstand

infections or repair the damages it receives. Growing old isn't a disease but the

process of lowering immunity in facing stimuli from inside and outside of the

body. Along with the ageing process due to regression of physical ability,

problems which often occur in old age is related to activity daily living or

mobilization. One of the interventions to maintain physical ability and muscle

strengthis movement training i.e. hands and legs movements training such as brain

gym.

Objective: To analyze the influence of brain gym on the level of activity daily

living in the elderly in PSTW Budhi Luhur unit Bantul Yogyakarta.

Method: This study used Quasy Experiment method one group pre tes-post-test

design without control group. The sample was 23 elderly using purposive

sampling technique. Data was collected before and after 3 times of performing

brain gym and was analyzed using wilcoxon signed rank test with significan level

α = 0.05

Result : Wilcoxon signed rank test analysis shows a significance of -3,162 or p

value = 0.002 < α = 0.05. This means that there is an influence of brain gym on

the level of activity daily living in the elderly in PSTW Budhi Luhur unit Bantul

Yogyakarta after 3 trainings (2 x /week) in 3 weeks of implementation.

Conclusion: There is an influence of brain gym on the level of activity daily

living in the elderly in terhadap PSTW Budhi Luhur unit Bantul Yogyakarta.

Keywords : Elderly, Brain gym, Level of activity daily living

1Student of Nursing Science StudyProgram of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2Lecturer of STIKES A.Yani Yogyakarta. & Director of Development and Training (HR) STIKES

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 3Lecturer of Nursing Department of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 5: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa data skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis atau

diterbittkan orang lain kecuali tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam

daftar pustaka.

Yogyakarta, 22 Agustus 2013

Eka Novianti

Page 6: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat

dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk

selalu memanjatkan puji syukur kepada-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul :Pengaruh Brain GymTerhadap

Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya, kepada yang terhormat:

1. Bapak dr.I.Edi Purwoko,Sp.B selaku ketua STIKES Jenderal Achmad

Yani Yogyakarta.

2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep.,Ns selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Tri Prabowo,S.Kp.,MSc sebagai penguji skripsi yang telah memberikan

saran dan kritik terhadap dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini

dengan baik

4. Ibu Dr.Sri Werdati, SKM,.M.Kes sebagaipembimbing I, yang telah

membimbing memberikan segala waktu, motivasi dan arahan nya dalam

penulisan dan penyusunan penelitian ini dengan baik.

5. Ibu Fajriyati Nur Azizah, S.Kep.,Ns sebagai dosen pembimbing II, yang

telah membimbing memberikan segala waktu, dukungan dan semangat

dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini dengan baik.

6. Kepada Bapak/Ibu kepala beserta staf dan para pengasuh di Panti Sosial

Tresna Werdha di Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta, atas bantuan dan

kerja samanya.

7. Kepada seluruh kalayan Panti Tresna Werdha Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta atas bantuan dan kerja samanya.

8. Kepada ke dua orang tua sanak saudara dan adik-adik ku yang

memberikan dukungan, doa dan selalu ada untuk penulis, sehingga skrpisi

ini dapat diselasai kan dengan baik.

9. Kepada semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang

selalu memberikan dukungan dan semangat serta motivasi kepada penulis.

10. Kepada seluruh angkatan tahun 2009,terima kasih atas dukungan dan

doanya.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan.

Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta,Agustus 2013

Penulis

Page 7: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

vii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii

INTISARI ……………………………………………………………………………...iii

ABSTRACT ................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

D. Manfaat penelitian .............................................................................................. 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia .......................................................................................................... 8

B. Aktivitas Dasar Sehari –Hari ........................................................................... 18

C. Brain Gym ......................................................................................................... 24

F. Landasan Teori ................................................................................................. 31

G. Kerangka Teori ................................................................................................. 32

H. Kerangka Penelitian .......................................................................................... 33

I. Hipotesis & Pertanyaan Penelitian ................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .............................................................................................. 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 34

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel .............................................................. 35

E. Definisi Operasional ......................................................................................... 36

F. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 37

G. Validitas dan Reliabilitas .................................................................................. 37

H. Analisis Data .................................................................................................... 38

I. Etika Penelitian ................................................................................................. 38

J. Jalannya Penelitian ........................................................................................... 39

Page 8: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 43

B. Pembahasan ...................................................................................................... 53

C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian .......................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 53

B. Saran ................................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel. 4. 1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di PSTW ............................... 44

Tabel 4.2 Karakteristik responden menurut umur dengan jenis kelamin ........................ 45

Tabel 4.3 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum braingym (pre-test) .................... 46

Tabel 4.4 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym (post test 2) ................. 47

Tabel 4.5 Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym(post test 3) .................. 47

Tabel 4.6 Total skor aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum (pre test) dan sesudah

(post test) ........................................................................................................... 49

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia sebelum dan sesudah

........................................................................................................................... 51

Tabel 4.8 Analisis Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Sebelum (pre-test) dan Sesudah

(post-test) ........................................................................................................... 52

Page 10: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2..2 Kerangka Teori ........................................................................................... 32

Gambar 2..3 .Kerangka Penelitian ................................................................................... 33 Gambar 4.1. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum brain

gym .................................................................................................................... 50 Gambar 4.2. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia sesudah brain

gym .................................................................................................................... 50

Page 11: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar Penelitian

Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Standar Operasional Prosedur Brain Gym

Lampiran 5. Standar Operational Prosedur Katz Index

Lampiran 6. Buku Panduan Pelaksanaan brain gym

Lampiran 7. Daftar Hadir Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 8. Kegiatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 9. Surat Keterangan Ijin Studi Pendahulan

Lampiran 10. Surat Keterangan Ijin Penelitian

Lampiran 11. Hasil Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden

Lampiran 12. Hasil Distribusi Pre-post Aktivitas Dasar Sehari-hari lansia

Lampiran 13. Hasil Uji Nonparametric Wilxocon signed rank test

Page 12: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya mencapai

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat

kesehatan optimal, sebagai salah satu dari tujuan pembangunan nasional.

Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil

diberbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,

kamajuan dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan

kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia,

akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung bertambah lebih cepat

(Nugroho, 2000).

Pada tahun 2000 penduduk lanjut usia diseluruh dunia sudah mencapai 426

juta atau sekitar 6,8 % populasi. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat

pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7 % dari total

penduduk di dunia. Sedangkan struktur demografi penduduk di Indonesia selama

kurun waktu atau dekade terakhir ini ditandai antara lain dengan semakin

meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut usia.BadanPusat Statistik (BPS)

tahun 2004, menyimpulkan bahwa abad ke-21 bagi bangsa Indonesia merupakan

abad lansia(era of population) karena pertumbuhan penduduk lansiadi Indonesia

diperkirakan lebih cepat dibandingkan negara-negara lain.Di Indonesia pada tahun

2000 diperkirakan 7,4% populasi dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar

15,3 juta orang akan berusia diatas 60 tahun (Notoatmojo, 2007).

Perkembangan jumlah penduduk lansia khususnya di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), saat ini terdapat 44.425 orang lansia atau hampir 9,7% dari

jumlah dari kesuluruhan penduduk kota Yogyakarta yaitu 457.668 orang Angka

harapan hidup hidup di Indonesia pada tahun 2005 laki-laki 62,9 % dan

perempuan 66,7 %. Sedangkan angka harapan hidup di propinsi DIY,

menunjukkan angka yang tertinggi di Indonesia yaitu 66,28 % untuk laki-laki

dan70,25 % untuk perempuan (Dinas Kesehatan, 2012).

Page 13: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

2

Seiring dengan meningkatnya populasi lansia,pemerintah telah merumuskan

berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkat

kehidupan lansia demi mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam

kehidupan keluarga serta masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Masalah yang

kompleks pada lansia baik dari segi fisik, mental, dan sosial berkaitan dengan

kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap

pelayanan kesehatan meningkat.Pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh lansia

pun tidak hanya rehabilitatif dan kuratif saja melainkan secara komperehensif

(terpadu) yang mencakup pelayanan preventif,promotif, rehabilitatif dan kuratif

(Fallen, 2011).

Menurut Keliat (1999) cit Maryam, (2008), lanjut usia memiliki beberapa

karakteristik diantaranya, pertama adalah orang yang berusia lebih dari 60 tahun

sesuai denganUU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, kedua kebutuhan dan

masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan

biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi

maladaptive, ketiga lingkungan dan tempat tinggal yang bervariasi.Menjadi tua

ditandai dengan kemunduran biologi yang terlihat sebagai gejala-gejala fisik,

antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai

ompong pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan

melamban.

Kemunduran lain adalah berupa orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta

tidak mudah menerima hal atau ide baru. Akibat berkurangnya fungsi-fungsi

tubuh atau bahkan kecacatan pada lansia seperti menjadi bungkuk pendengaran

sangat berkurang penglihatan kabur sehingga sering menimbulkan rasa

keterasingan dilingkungan sosial. Hal itu sebaiknya dicegahdengan selalu

mengajak mereka melakukan aktivitas selama lansia itu masih sanggup.Karena

jika lansia merasa terasingkan maka akan semakin menolak untuk berkomunikasi

dengan orang lain serta muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,

mengurung diri (Stanley dan Beare, 2007).

Seiring dengan proses penuaan karena adanya kemunduran kemampuan fisik,

penglihatan dan pendengaran sehingga terkadang seorang lansia membutuhkan

Page 14: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

3

alat bantu untuk mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari

tersebut. Permasalahan yang sering terjadi ada lanjut usia adalah berkaitan dengan

aktivitas dasar sehari-hari atau mobilisasi. Pergerakan yang memberikan

kebebasan dan kemandirian bagi seseorang, yang jenisnya berubah-ubah sesuai

dengan rentang kehidupan manusia. Mempertahankan kemampuan mobilisasi

optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik lanjut usia (Stanley dan

Beare, 2007).Menurut hasil penelitian Herlina (2010), terdapat ada pengaruh

pelaksanaan senam lanjut usia terhadap kemandirian melakukan aktifitas dasar

sehari- hari pada lanjut usia.

Senam otak (brain gym), dapat dilakukan dimana saja dengan tujuan

meningkatkan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia. Secara umum, terdapat

dua macam latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja otak yakni

meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam otak ( brain gym).

Brain gym merupakan senam otak yang dapat dilakukan oleh segala umur.

Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat

memberikan rangsangan atau stimulus otak. Gerakan dan stimulus itulah yang

dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menyelaraskan kemampuan beraktifitas

dan berfikir pada saat yang bersamaan, meningkatkan keseimbangan, panca

indera, menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh (Widianti & Proverawati,

2010). Menurut Elsabeth Demuth (2005), brain gym mampu menunjang

kemampuan belajar dan bekerja dengan membuka bagian-bagian otak sebelumnya

tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar atau bekerja berlangsung dengan

menggunakan seluruh otak (“Whole Brain Learning”).

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul,

merupakan panti sosial yang berada di wilayah Bantul Yogyakarta . Sesuai

dengan studi pendahuluan peneliti pada tanggal 22 februari 2013 jumlah lansia di

PSTW tersebut sebanyak 88 orang lansia, yang terdiri dari 75 lansia yang tidak

tersubsidi dan 13 orang lansia yang bersubsidi.PSTW tersebut terdiri dari 9

wisma,dimana masing-masing wisma terdapat 1 orang pengasuh.Sesuai dengan

wawancara terstruktur peneliti pada tanggal 28 Februari 2013 dan tanggal 25

April 2013, dengan petugas di panti tersebut, hampir sebagian besar lansia yang

Page 15: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

4

terdapat di PSTW adalah lansia yang terlantar atau diserahkan dari pihak keluarga

karena keluarga tidak mau merawat atau karena masalah ekonomi keluarga.

Sedangkan yang membantu aktivitas dasar sehari-hari pada lansia tersebut adalah

pramukti yang terdiri dari 12 orang, mereka membantu aktivitas dasar sehari-hari

lansia pada pagi hari, membagikan susu pada siang hari, sedangkan untuk

aktivitas dasar sehari-hari lainnya terkadang dibantu oleh petugas panti,atau lansia

melakukannya sendiri, sedang untuk mandi lansia hanya satu hari sekali yaitu

pada pagi hari, selebihnya petugas hanya memberi motivasi terhadap para lansia

untuk melakukannya sendiri. Dari hasil observasi beberapa lansia masih

bergantung kepada perawat atau petugas panti untuk melakukan kegiatan dan

aktivitas dasar sehari-hari contohnya mencuci baju, mandi, melakukan aktivitas

jalan kaki disekitar wisma, yang berakibat pada kesehatan jasmani yang makin

melemah karena tidak sering digunakan untuk beraktivitas. Menurut beberapa

lansia mereka berkata terkadang masih malas untuk melakukan kegiatan diluar

wisma dengan alasan mengantuk dan sakit kepala.

Dari uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian

tentangpengaruh brain gym terhadap terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari

lanjut usia.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :”Bagaimanakahpengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar

sehari-hari lansia diPSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta” ?

Page 16: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brain

gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budi

Luhur Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum

dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

b. Mengetahui gambaran aktivitas dasar sehari-hari lansia setelah

dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

c. Mengukur pengaruh sebelum dan sesudah dilakukakan brain gym di

PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

d. Mengetahui skor item kemandirian ADS lansia sebelum dan sesudah

dilakukan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penilitian ini adalah untuk:

1. Perkembangan ilmu keperawatan

Bagi perkembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat memberi

sumbangan konsep dan teori,dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai

pelayanan lanjut usia, dengan implementasi brain gym

2. Panti Sosial Tresna Werdha

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada panti dalam

mengelola pelaksanaan program seperti pelaksanaan brain gym, sebagai

upaya meningkatkan kesehatan lansia dalam mencapai aktivitas sehari-hari

secara optimal.

Page 17: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

6

3. Bagi Lansia

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman, kesadaran dan

minat lanjut usia dalam mengikuti aktivitas sehari-hari guna meningkatkan

kesehatan baik fisik maupun mental.Bagi peneliti lain

4. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk

mengembangkan penelitian dalam pelayanan lansia di Panti Tresna Werdha.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang brain gym dan aktivitas dasar sehari-hari pada

lansia pernah dilakukan, penelitian yang berhubungan dengan penelitian

ini adalah:

1. Kurtanti (2009), Pengaruh senam otak pada daya ingat orang dewasa

di Kecamatan Pancoran Mas,Kota Depok. Jenis penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode Quasi

eksperimen,dengan one group pre-test pot-test design tanpa kelompok

kontrol.

Hasilnya dengan menggunakan uji statistik menggunakan t-

berpasangan terdapat peningkatan rerata skor sebesar 7,74 (CI

95%:3,36-11,8;P<0,05). Tes daya ingat jangka pendek secara

bermakna, peningkatan terbesar terjadi pada kelompok lansia (60

tahun) dibanding pada kelompok dewasa menengah (p>0,05).

Perbedaan dengan penelitian penulis adalah waktu, tempat, dan

variabel terikat yaitu, tingkat aktivitas dasar sehari-hari. Persamaanya

adalah variabel bebasnya yaitu brain gym (senam otak ), serta

menggunakan uji , serta menggunakan metode Quasi eksperimen.

Page 18: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

7

2. Festi (2010), Pengaruh brain gym terhadap peningkatan fungsi kognitif

lansia di Karang Werdha Peneleh Surabaya. Penelitian ini

menggunakan metode Quasi eksperimen, dengan uji analisa data

menggunakan Chi square dan Mc Nemar, dengan hasil P= 0.016, pada

uji Mc Nemar dan P= 0,03 dari hasil uji Chi Square, adanya pengaruh

brain gym terhadap fungsi kognitif lansia.

Perbedaannyadengan penelitian penulis adalah waktu, tempat, analisa

data dan variabel terikatnya yaitu aktivitas dasar sehari-hari.

Persamaan penelitian ini ada pada variabel bebasnya yaitu brain gym,

serta metode penelitianya menggunakan Quasi eksperimen.

3. Herlina (2010), Pengaruh pelaksanaan senam lanjut usia terhadap

kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Kalimantan Selatan.Penelitian

ini menggunakan pre-experimental dengan pre test post-test

design.Dengan menggunakan uji statistik wilcoxon, hasil penelitian

didapatkan bahwa nilai keseluruhan signifikan p=0,000 (p <0,05),

terdapat perbedaan bermakna antara kemandirian melakukan aktivitas

sehari-hari pada lanjut usia pada pre dan post pelaksanaan senam

lanjut usia. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh pelaksanaan senam

lanjut usia terhadap kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari- hari

pada lanjut usia.

Perbedaan dengan penelitian penulis adalah waktu, tempat,variabel

bebas, yaitu brain gym (senam otak), serta metode penelitian

menggunakan Quasi eksperimen.

Persamaannya yaitu variabel terikatnya yaitu aktivitas dasar sehari-

hari, serta uji statistik menggunakan uji wilxocon.

Page 19: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti sosial Tresna Werdha (PSTW)

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta yang terletak di Kecamatan

Kasongan, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Panti ini terdiri dari enam

wisma yang di subsidi oleh pemerintah serta dua wisma lagi yang tidak

disubsidi oleh pemerintah. wisma yang tidak disubsidi yaitu dua wisma

untuk laki-laki yaitu wisma D dan E, dan tiga wisma untuk perempuan

yaitu wisma A, B, C, serta satu wisma isolasi. Serta dua wisma yang

disubsidi oleh pemerintah , satu wisma untuk perempuan yaitu wisma F

dan satu wisma untuk laki-laki yaitu wisma G. Jumlah lansia yang tinggal

di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta berjumlah 88 orang lansia

dengan total jumlah 56 orang perempuan, dan 32 orang laki-laki pada

bulan April 2013.

Berdasarkan Surat Keputusan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Nomor.160 tahun 2002, fungsi PSTW adalah sebagai pusat pelayanan

pendampingan dan perlindungan bagi usia lanjut, pusat informasi tentang

kesejahteraan lanjut usia dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan

tentang lansia (Santi, 2009). PSTW Yogyakarta didukung sarana dan

prasarana yang mendukung dan mengoptimalkan pelayanan pada lanjut

usia. Fasilitas yang diberikan pemerintah berupa wisma, aula, poliklinik,

ruang keterampilan, mushola dan lapangan olahraga. Kebutuhan sehari-

hari di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta yang diberikan kepada

para lansia dibantu oleh perawat dan petugas panti dari dinas sosial dengan

membantu kebutuhan sehari-hari lansia mulai dari memandikan,

kebutuhan makan, mencuci baju,membantu lansia dalam berpindah tempat

baik didalam wisma maupun diluar wisma.

Page 20: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

44

Pelaksanaan brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta

sendiri belum diterapkan sebagai agenda rutin lansia sebagai upaya

penunjang kesehatan lansia, kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin di

PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta adalah senam lansia pada

pagi hari, kecuali senam otak (brain gym), kegiatan diaula meliputi

dendang ria, pencerahan dan motivasi, keterampilan mulai dari menjahit,

membuat kerajinan, kegiatan keagamaan, pemeriksaan kesehatan.

2. Analisis hasil Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah lansia yang selama pelaksanaan

penelitian tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta. Jumlah

respoden yang memenuhi kriteria syarat dalam penelitian adalah sebanyak

23 lansia dari 88 lansia. Gambaran karakteristik responden pada penelitian

ini disajikan dalam bentuk tabel, dengan karakteristik meliputi, jenis

kelamin, usia, penyakit menahun.

Tabel. 4. 1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di PSTW

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013

Karakteristik Responden frekuensi Presentase(%)

Umur

60-74 tahun 6 26.1

75-90 tahun 16 69.6

>90 tahun 1 4.3

Jenis kelamin

Laki-laki 6 26.1

Perempuan 17 73.9

Penyakit menahun

Tidak ada penyakit 5 21.7

Hipertensi 13 56.5

Asam urat 4 17.4

Asma 1 4.3

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4.1 diatas didapatkan bahwa rerata karakteristik responden

telihat responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu

Page 21: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

45

sebanyak 17 responden (73.9 %), sedangkan untuk karakteristik

berdasarkan umur responden sebagian besar berumur sekitar 75-90 tahun

sebanyak 16 responden (69.6 %), dan lansia dengan riwayat penyakit

menahun yaitu hipertensi sebanyak 13 orang (56.5 %).

Karakteristik responden menurut kelompok umur dengan jenis kelamin

serta penyakit dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Karakteristik responden menurut umur dengan jenis kelamin

dan penyakitdi PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta 2013 Jenis kelamin Penyakit

L P Tidak ada Hipertensi Asam urat Asma

f % f % f % f % f % f %

Umur

60-74

tahun

0 0 6 35,3 0 0 5 38,5 1 16,7 0 0

75-90

tahun

5 83,3 11 64,7 5 100,0 7 53,8 3 18,8 1 6,3

<90

tahun

1 16,7 0 0 0 0 1 7,7 0 0 0 0

Total 6 100,0 16 100,0 5 100,0 13 100,0 4 100,0 1 100,0

Sumber data :Data Primer Tahun 2013

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa menurut umur responden,

kelompok umur 75-90 tahun paling banyak adalah berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 11 orang (68,7%), sedangkan menurut penyakit

reratakelompok usia 75-90 tahun yang terbanyak adalah hipertensi yaitu

sebanyak 7 orang (53,8%).

a. Analisis diskriptif univariat

Hasil analisis univariat dalam penelitian ini adalah tingkat aktivitas

dasar sehari-hari baik sebelum (pre test) maupun sesudah (post test).

Tingkat aktivitas dasar sehari-hari diukur dengan skala katz index.

Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum perlakuan (pre test) dan

sesudah perlakuan (pos test) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 22: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

46

Tabel 4.3

Tingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum brain gym (pre-test & post test 1)

menurut umur, jenis kelamin penyakit di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta 2013

Aktivitas dasar sehari-hari

Sedang Berat

f % f %

Umur

60-74 Tahun 3 50,0 3 50,0

75-90 Tahun 9 56,3 7 43,8

>90 Tahun 1 100,0 0 0

Jenis kelamin

Laki-laki 5 83,3 1 16,7

perempuan 8 47,1 9 52,9

Penyakit

Tidak ada 4 80.0 1 20,0

Hipertensi 6 46,2 7 53,8

Asam urat 2 50,0 2 50,0

Asma 1 100,0 0 0

Sumber :Data Primer Tahun 2013

Dari analisis tabel 4.3 bahwa hasil pre test tingkat aktivitas dasar

sehari-hari dengan gangguan fungsi sedang menurut umur adalah sebanyak

9 orang yaitu antara umur 75-90 tahun, menurut jenis kelamin yaitu

perempuan dan penyakit yaitu sebanyak 8 orang (47,1%),serta penyakit

hipertensi sebanyak 6 orang (46,2), sedangkan dengan gangguan fungsi

berat adalah sebanyak 7 orang dengan rata-rata umur 75-90 tahun, jenis

kelamin perempuan sebanyak 9 orang (52,9%), dan mempunyai penyakit

hipertensi sebanyak 7 orang (53,8 %).

Sedangkan hasil bahwa pada post test minggu 1 belum ada perubahan

tingkat aktivitas dasar sehari-hari baik menurut umur, jenis kelamin atau

didapatkan hasil sama dengan hasil pre test semula. Sedangkan hasil post

test minggu ke-2 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Page 23: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

47

Tabel 4.4

Tingkat aktivitas dasar sehari-hari setelah brain gym (post test 2)

menurut umur, jenis kelamin, penyakitdi PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta 2013

Aktivitas dasar sehari-hari

Sedang Berat

f % f %

Umur

60-74 Tahun 3 50,0 3 50,0

75-90 Tahun 10 62,5 6 37,5

>90 Tahun 1 100,0 0 0

Jenis kelamin

Laki-laki 5 83,3 1 16,7

Perempuan 9 52,9 8 47,1

Penyakit

Tidak ada 4 80.0 1 20,0

Hipertensi 7 53,8 6 46,2

Asam urat 2 50,0 2 50,0

Asma 1 100,0 0 0

Sumber :Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa hasil posttest minggu ke-2 yang

menunjukan perubahan adalah pada gangguan fungsi berat menurut jenis

kelamin yaitu perempuan dari 9 orang (52,9%) menjadi 8 orang (47,1

%),serta menurut penyakit menjadi 6 orang (46,2%) dari posttest 1

sebanyak 7 orang (53,8%).Hasil Post test minggu ke-3 dapat dilihat pada

tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Tingkat aktivitas dasar sehari-harisetelah brain gym(post test 3)

menurut umur,jenis kelamin, penyakit di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta 2013

Aktivitas dasar sehari-hari

Mandiri Sedang Berat

F % F % F %

Umur

60-74 1 16,7 5 83,3 0 0

75-90 1 6,3 12 75,0 3 18,8

>90 1 100,0 0 0 0 0

Jenis kelamin

Laki-laki 1 16,7 4 66,7 1 16,7

Page 24: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

48

Perempuan 2 11,8 13 76,5 2 11,8

Penyakit

Tidak ada 1 20,0 3 60,0 1 20,0

Hipertensi 2 15,4 10 76,9 1 7,7

Asam urat 0 0 3 75,0 1 25,0

Asma 0 0 1 100,0 0 0

Sumber :Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4. 5 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas dasar

sehari-hari setelah brain gym (post test 3) menurut umur terjadi perubahan

dengan tingkat kemandirian menjadi mandiri masing-masing 1 orang pada

semua kelompok umur, pada kelompok umur 60-74 tahun sebesar (16,7

%), 75-90 tahun (6,3%) serta >90 tahun (100%), pada gangguan fungsi

sedang terjadi peningkatan menjadi sebanyak 12 orang (75,0 %) dari

posttestsemula yaitu 10 orang(62,5%) pada kelompok umur rerata 75-90

tahun. Sedangkan menurut jenis kelamin perempuan terjadi penurunan

pada gangguan fungsi berat menjadi 2 orang (11,8%),tetapi sebaliknya

pada gangguan fungsi sedang terjadi peningkatan menjadi 13 orang

(76,5%), serta pada kelompok jenis kelamin perempuan menjadi

mengalami peningkatan menjadi mandiri sebanyak 2 orang (11,8%). Pada

kelompok penyakit menunjukkan bahwa pada kelompok hipertensi yang

paling banyak mengalami perubahan yaitu pada gangguan fungsi berat

berkurang menjadi 1 orang (7,7%) dari posttest 2 yaitu 6 orang (46,2%).

Sedangkan total jumlah skor tingkat aktivitas dasar sehari-lansia

sebelum (pre test) brain gym dan sesudah (post test) brain gym di PSTW

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah

ini :

Page 25: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

49

Tabel 4.6

Total skor aktivitas dasar sehari-hari lansia sebelum (pre test)

dan sesudah (post test) brain gymdi PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta.

Aktivitas dasar

sehari-hari

Total skor pengukuran katz index

Pre test Post test1 Post test 2 Post test 3

Mandi 0 0 0 2

Berpakaian 22 22 23 23

Toileting 11 11 14 19

Pindah posisi 19 19 19 22

Kontinensia 17 17 16 16

Makan 3 3 4 11

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4.6 di atas makan didapatkan hasil pre test 1 sebagian besar

mengalami hambatan aktivitas dasar sehari-hari pada aktivitas mandi

yaitu sebanyak 0 skor, sedang kan skor terendah ke 2 adalah makan

dengan total skor sebanyak 3 skor. Pada post test 1 tidak terjadi

perubahan tingkat aktivitas atau sama dengan hasil pre test semula.

Sedangkan untuk hasil post test 2 didapatkan hasil aktivitas masih yang

paling rendah yaitu 0 skor, sedangkan untuk aktivitas makan mengalami

mengalami peningkatan skor menjadi 4 skor dengan selisih 1 skor dari

post test 1. Hasil yang terakhir adalah pada post test ke 3 mengalami

peningkatan pada aktivitas mandi menjadi 2 skor dari jumlah skor post test

2, kemudian untuk aktivitas mandi mengalami peningktan skor menjadi 11

skor dari jumlah skor post test 2 dengan selisih 7 skor.

Page 26: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

50

Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia

sebelum brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta

Gambar 4.2. Rerata nilai skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia

sesudah brain gym di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengukuran pre test dapat diketahui nilai skor 1

sebagian besar mengalami hambatan aktivitas dasar sehari-hari pada

aktivitas mandi, dan aktivitas makan, post test 3 dapat diketahui

perbedaan peningkatan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari.

0

10

20

30

Skor aktivitas dasar sehari hari sebelum brain gym

0

22

1119 17

3

Mandi Berpakaian Toileting

Pindah posisi Kontinensia Makan

0

10

20

30

Skor aktivitas dasar sehari hari setelah brain gym

2

2319 22

1611

Mandi Berpakaian Toileting

Pindah posisi Kontinensia Makan

Page 27: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

51

Pengklasifikasikan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari

lansia pre test, post test 1,post test 2,post test 3 dapat di lihat pada tabel 4.7

dibawah ini:

Tabel 4.7

Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari Lansia

Sebelum brain gym (pre test) dan Sesudah brain gym (post test)

di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013

Tingkat

aktivitas dasar

sehari-hari

Pre test Post test 1 Post test 2 Post test 3

f % f % f % f %

Mandiri 0 0 0 0 0 0 3 13,0

Gangguan

sedang

13 56,5 13 56,5 14 60,9 17 73,9

Gangguan berat 10 43,5 10 43,5 9 39,1 3 13,0

Total 23 100,0 23 100,0 23 100,0 23 10,.0

Sumber:Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada hasil post test 1 tidak

menunjukkan hasil peningkatan atau konstan dengan nilai pretestyaitu

dengan gangguan fungsi sedang sebanyak 13 orang (56.5%), gangguan

berat sebanyak 10 orang atau sebesar (43.5 %). Sedangkan untuk hasil post

test ke 2 terjadi peningkatan dengan selisih seebesar (4,4 %), maka

gangguan berat menurun menjadi 9 orang (39.1 %), dan dengan gangguan

sedang menjadi 14 orang (60.9%). Terakhir adalah hasilpost test 3

menunjukkan peningkatan denganselisih nilai sebesar (26,1%) dari post

test 2, dengan gangguan fungsi beratmenjadi gangguan fungsi sedang

sebanyak 17 orang (73.9 %) serta dengangangguan fungsi sedang menjadi

mandiri sebanyak 3 orang (13,0%) dari total 23 responden.

Berikut ini adalah hasil pengukuran tingkat aktivitas dasar sehari-hari

lansia sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dilakukan selama 4 kali

yaitu diperoleh nilai rata-rata pre test diperoleh hasil 56,5 %, post test 1

diperoleh hasil yaitu 56,5%, dan post test 2 diperoleh hasil 60,9% serta

post test 3 diperoleh nilai 87,0%.

Page 28: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

52

b. Analisis bivariat

Analisis ini dilakukan uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Nonparametric wilxocon signed rank test

untuk melihat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikatnya

dengan ada nya peningkatan nilai dari alat ukur katz index. Berikut

ini adalah tabel uji hipotesis dengan menggunakan wilcoxon signed

rank test.

Tabel 4.8

Analisis Tingkat Aktivitas Dasar Sehari-hari Sebelum (Pre-test)

dan Sesudah (Post-test) Pelaksanaan Brain gym pada Lansia di PSTW

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta 2013

Test Statistic Z A.Sig (2 -t)

Pretest-posttest 1 0,000 1,000

Pretest-posttest 2 -1,000 0,317

Pretest-posttest 3 -3,162 0,002

Sumber :Data Analisis Tahun 2013

Uji Hipotesis menggunakan uji statistik Nonparametric wilcoxon

signed rank test. Berdasarkan 5.4 diatas dapat diperoleh bahwa

padaposttest 1 didapat nilai Z= 0,000 dengan p value = 1.000 >α =0.05

atau belum ada pengaruh yang signifikan, kemudian pada hasil post test 2

dengan nilai kemaknaan Z = -1,000 dengan pvalue= 0.317 > α = 0.05 atau

nilai postest 2 p> 0.05, sedangkan pada posttest 3 hasil analisis

kemaknaan dengan wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa nilai Z

= -3,162 dengan nilai pvalue= 0.002 < α 0.05, atau yang berarti hasil

posttest 3 bernilai signifikan p <0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada

pengaruh brain gym terhadap tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di

PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Page 29: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

53

B. Pembahasan

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap tingkat

aktivitas dasar sehari-hari lansia di Panti Tresna Werdha Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta.

1. Tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di PSTW

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta sebelum dilakukan brain gym.

Pada penelitian ini hasil pre test yang peneliti lakukan dengan hasil

sesuai dengan tabel 4.7 menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas dasar

sehari-hari lansia yang tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta sebagian besar adalah gangguan kemandirian sedang yaitu

sebesar 56.5 % dari total responden. Mayoritas lansia tidak dapat melakukan

aktivitas dasar sehari-hari pada kegiatan mandi dengan skor 0 pada pre

testdan kegiatan makan dengan skor 3, sehingga harus dengan bantuan dari

petugas. Kekuatan muskular mulai menurun saat usia 40 tahun, dengan suatu

kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup

dan penurunan penggunaan sistem neuromuskular adalah penyebab utama

utuk kehilangan kekuatan otot. Gangguan aktivitas merupakan salah satu

masalah yang terjadi pada lansia, yang dapat mendorong ke arah

konsekuensi fisiologis dan psikologis serius, otot akan kehilangan 10-15 %

kekuatan otot dapat hilang setiap minggu jika beristarahat sepenuhnya.

Lansia dengan gangguan aktivitas yang kurang baik mengalami berbagai

hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kerja sehari-hari. Oleh sebab itu

lansia perlu melakukan pembinaan fisik secara teratur, olahraga merangsang

berbagai komponen terutama kekuatan otot dan kelenturan sendi (Stanley &

Beare, 2006).

Melakukan berbagai aktivitas fisik ringan hingga sedang dan

menyenangkan menurut usianya periodik dapat meningkatkan kebugaran

pada lansia. Ketika seseorang memasuki usia lanjut maka secara alamiah

tubuh akan mengalami proses penurunan fungsi atau degenerasi. Pada

kondisi tersebut perlu dipikirkan bagaimana dilanjut usia ia masih memilki

Page 30: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

54

kesempayan untuk melakukan berbagai macam aktivitas yang bermanfaat.

Selain berfungsi sebagai upaya peningkatan kebugaran fisik aktivitas sehari-

hari dapat juga memberi penguatan terhadap keselarasan antar mental,

emosional dan sosial pada lansia. Seseorang dikatakan bugar jika sehat dan

mampu melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan baik tanpa mengalami

kelelahan yang berarti dan masih memilki semangat untuk menikmati waktu

santai atau kegiatan lain (Junaedi, 2011).

Penelitian Herlina (2010), menyatakan bahwa dengan gerakan senam

atau olahrga yang dilakukan pada lanjut usia dapat meningkatkan aktivitas

dasar sehari-hari hal itu karena dalam menjalani kehidupannya, seorang

lansia dikatakan sehat dan bugar jika mampu melakukan aktivitasnya sehari-

hari dengan baik dan dilakukan secara mandiri. Kemandirian melakukan

aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia adalah kemampuan lanjut usia

utuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari secara mandiri. Akibat proses

penuaan maka terjadi semua fungsi yang membuat segala aktivitas dasar

sehari-hari pada lanjut usia menjadi terbatas. Tetapi dengan latihan atau

olahraga yang dilakukan lanjut usia akan membuat lansia menjadi sehat,

bugar, dan mandiri. Senam lanjut usia merupakan senam yang bisa dilakukan

oelh lanjut usia. Dengan pelaksanaan senam lanjut usia maka akan

meningkatkan kualitas kehidupan lanjut usia itu sendiri menjadi mandiri,

sehat dan bugar.

2. Tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di PSTW

Unit Budhi Luhur bantul Yogyakarta setelah dilakukan brain gym.

Menurut Dannison (2006), brain gym adalah serangkaian gerakan

sederhana yangmenyenangkan dan digunakan untuk kemampuan belajar

dengan menggunakan keseluruhan otak. Brain gym dilakukan pada

penelitian ini dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu selama 3 minggu

dengan durasi waktu 15 menit dengan gerakan menyebrangi garis tengah

yaitu gerakan silang, , gerakan meregangkan otot yaitu, gerakan burung

hantu, gerakan mengaktifkan tangan, dan gerakan pasang telinga, gerakan

Page 31: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

55

meningkatkan energi dan sikap penguatan yaitu gerakan tombol bumi,

gerakan tombol imbang, kait relaks.

Pada saat pelaksanaan penelitian hasil observasi yang peneliti lakukan 15

dari 23 responden kesulitan memperagakan gerakan-gerakan brain gym

dengan baik dan benar, responden sebagian besar dibantu dalam

mempergakan gerakan-gerakan tersebut dan responden terkadang kurang

termotivasi untuk mengikuti kegiatan brain gym itu sendiri dikarenakan

penelitian dilakukan pada bulan puasa, patugas yang membantu dalam

kegiatan aktivitas dasar sehari-hari sendiri selalu memberikan motivasi

kepada lansia agar pelaksanaan aktivitas dasar sehari-hari dilaksanakan

secara mandiri. Sedangkan hasil pengukuran hasil posttest yang dilakukan

pada minggu pertama tidak menunjukkan peningkatan tingkat aktivitas

dasar sehari-hari responden pada gangguan sedang dan berat yaitu 56.5 %

untuk gangguan sedang dan 43.5 % untuk gangguan berat dibandingkan

pada pretestnya. Akan tetapi hasil post test 2 menunjukkan hasil terdapat

kenaikan jumlah responden dari memeliki status gangguan berat menuju

gangguan sedang yaitu 1 orang responden. Sedangkan dari postest 2 ke post

test 3 terjadi peningkatan yaitu responden yang mengalami peningkatan

sebanyak 9 responden dengan rerata nilai p value sebesar 0.002 (p <0.05).

Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara brain gym

dengan tingkat aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia.

Menurut Dennison (2006) RAS (reticulo activating system ) atau pusat

kewaspadaan (awareness) seseorang bisa disiagakan melalui brain gym.

Brain gym pada dasarnya berupaya mengaktifkan otak kiri dan kanan secara

optimal. Prinsip senam ini adalah melakukan gerakan menyimpang

melewati bagian tengah atau yang disebut corpus collosum. Gerakan silang

atau gerakan saling bergantian akan megaktifkan dua belahan otak secara

bersamaan. Menurut Widianti & Proverawati (2010), brain gym merupakan

sebuah latihan dengan gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui

olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus otak.

Gerakan dan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif,

Page 32: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

56

menyelaraskan kemampuan beraktifitas dan berfikir pada saat yang

bersamaan, meningkatkan keseimbangan, panca indera, menjaga kelenturan

dan keseimbangan tubuh. Menurut Stanley & Beare (2007), ada beberapa

hal yang dapat mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia yang

pertama faktor yang berasal dari diri sendiri yaitu umur, kesehatan

fisiologis, fungsi kognitif, fungsi psikologis, tingkat stress, sedangkan yang

ke dua faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga dan

lingkungan tempat kerja.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pula bahwa umur sangat

berkaitan dengan tingkat aktivitas dasar sehari-hari seseorang, perubahan

normal muskuluskletal terkait usia lanjut termasuk penurunan tinggi badan,

distribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang,

atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan sendi yang

menyebabkan perubahan penampilan, dan kelemahan serta lambatnya

pergerakan yang menyertai penuaan, selanjutnnya yaitu kesehatan fisiologis

yang berkaitan dengan kesehatan lansia itu sendiri, penyakit penyakit yang

diderita para lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta kebanyakan

adalah penyakit yang disebabkan karena penurunan kondisi fisik lansia

berupa hipertensi,asam urat, dan lain-lain. Jenis kelamin juga turut

mempengaruhi tingkat stress seseorang,perempuan mempunyai

kemungkinan 2 kali lebih besar mengalami stress dibanding dengan laki-laki,

belum diketahui penyebab yang jelas tetapi perubahan hormon diperkirakan

menjadi faktor penyebab terjadinya stress. Dengan tingkat stress yang tinggi

stress dapat mempengaruhi dan mempunyai efek yang negatif pada

kemampuan seseorang memenuhi aktivitas dasar sehari-hari karena stress

merupakan respon fisik terhadap berbagai macam kebutuhan serta dapat

menganggu keseimbangan tubuh.

Hasil penelitian Festi (2010), menyatakan bahwa ada pengaruh bermakna

antara brain gym (senam otak) terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia

setelah pemberian intervensi brain gym, yaitu terjadi peningkatan dan

pengoptilanan fungsi otak kembali secara menyeluruh dan efektif karena

Page 33: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

57

pada lansia telah terjadi beberapa perubahan, diantaranya perubahan fisik,

dan psikologis, perubahan koordinasi dan kemampuan dalam aktifitas dasar

sehari-hari.

Menurut Assosiasi Alzaimer Indonesia (2003), kemampuan otak dapat

ditingkatkan melalui gerakan-gerakan, hal ini sesuai dengan teori Dennison

(2006), bahwa gerakan-gerakan brain gym dapat memberikan rangsangan

atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang

dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi,

kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemechana masalah,dan kreatifitas),

menyelaraskan kemampuan beraktifitas dan berfikir pada saat yang

bersamaanmeningkatkan keseimbangan dan harmonisasi antar kontrol emosi

dan logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga kelenturan

dan keseimbangan tubuh, meningkatkan daya ingat, meningkatkan

ketajaman pendengaran dan penglihatan, mengurangi kesulitan membaca,

meningkatkan respon visual. Karena dapat diketahui bahwa perubahan-

perubahan pada lansia terutama pada susunan syaraf sangat mempengaruhi

penurunan koordinasi dan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas

dasar sehari-hari. Namun perubahan pada lansia dapat diminimalisir dan

diantisipasi terutama perubahan fisologis dan otak pada lanjut usia.

3. Skor tingkat aktivitas dasar sehari-hari

Sesuai dengan tabel 4.6 pada penelitian ini mayoritas lansia mengalami

keterbatasan atau mayoritas tidak bisa melakukan pada tingkat aktivitas

mandi dan makan dengan skor post test 3 sebesar 2 skor pada aktivitas

mandi, dan skor 11 untuk aktivitas makan, ini berarti hasil post test terdapat

kenaikan dari jumlah pre test yaitu sebesar 0 skor pada aktivitas mandi dan

11 skor pada aktivitas makan. Dari hasil observasi ditemukan bahwa lansia

yang pada aktivitas mandi mengalami kesusahan menuju kekamar mandi

dan melakukan aktivitas secara mandiri. Perlu bantuan dan pengawasan dari

pihak petugas kepada lansia yang melakukan aktivitas mandi.

Sedang untuk aktivitas makan lansia perlu mengambil ke tempat

pembagian makan yang letaknya cukup jauh, serta mengambil diruang

Page 34: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

58

tengah , dan lansia dengan gangguan aktivitas maka aktivitasnya dibantu dan

dilayani. Aktivitas makan biasanya dilayani oleh petugas, atau sesama

penghuni PSTW yang mengalami Aktivitas secara mandiri.

C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

1. Keterbatasan

Keterbatasan waktu yang dimilki oleh peneliti karena pada waktu pagi dan

siang lansia mempunyai kegiatan sendiri yang sudah dijadwalkan oleh

PSTW sendiri sedangkan siang hari lansia harus istrahat dan tidur siang.

Sehingga pemberian intervensi dilakukan pada sore hari sehingga dekat

dengan waktu buka puasa sehingga peneliti harus menyesuaikan waktu

dengan PSTW .

2. Kelemahan

Kelemahan dalam penelitian ini adalah penelitian ini tidak menggunakan

kelompok kontrol sehingga tidak ada perbandingan antara kelompok yang

diberikan intervensi dan yang diberikan intervensi.

Page 35: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Panti Sosial Tresna

Werdha (PSTW) Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta, didapatkan

beberapa kesimpulan bahwa :

1. Tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta sebelum dilakukan brain gym mayoritas adalah

mengalami gangguan fungsi sedang sebesar 56,5 %.

2. Tingkat aktivitas dasar sehari-hari lansia di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta setelah dilakukan brain gym mayoritas adalah

gangguan fungsi sedang sebesar 73,9 %.

3. Mayoritas lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta

sebelum dan sesudah dilakukan brain gym mengalami kesulitan pada

aktivitas mandi dan makan.

4. Ada pengaruh brain gym terhadap aktivitas dasar sehari-hari lansia

di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dengan p = 0.002

(α < 0.05).

B. Saran

1. Bagi institusi keperawatan

Bagi institusi keperawatan diharapkan intervensi brain gym dapat

menjadi salah satu mata kuliah yang dapat memberikan ilmu

pengetahuan lebih dan dan memberikan informasi baru kepada

mahasiswa sebagai peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada

lanjut usia khususnya di Panti Sosial Tresna Werdha.

Page 36: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

60

2. Panti Sosial Tresna Werdha

Diharapkan kepada pihak Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budhi

Luhur Bantul Yogyakarta untuk memfasilitasi pelaksanaan brain gym

dan dimasukkan sebagai program rutin dalam agenda sehari-hari

lansia. Serta lebih mengawasi dan membatu serta melatih lansia

dalam aktivitas sehari-hari terutama aktivitas mandi dan makan.

3. Bagi lansia

Bagi lansia sendiri diharapkan dapat memberikan masukan dan

pengertian guna meningkatkan keseimbangan tubuh dan koordinasi

tubuh utuk pelaksanaan aktivitas secara mandiri.

4. Bagi peneliti lainnya

a. Sebagai pengembangan kemampuan penelitian, terutama dalam

bidang ilmu komplementer sehingga dapat mengaplikasikan ilmu

yang telah didapat dibangku kuliah dengan penerapan dilapangan

dan menambah bekal dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam

hal penelitian ilmiah serta berguna bagi peneliti selanjutnya.

b. Diharapkan peneliti lain dapat mendalami dengan memperluas

faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari baik

sebagai pertimbangan keberhasilan pelaksanaan brain gym.

Page 37: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Olah Raga dan Kebugaran Otak Lanjut Usia. Jurnal Kedokteran

MedikaVol.XXXIX . Edisi no. 03.

Ag Masyur &Fathani A. B.(2008). Mathematical Intellegince. Yogyakarta:Ar-ruz

Media Group.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Edisi Revisi

IV.Jakarta:Rineka Cipta.

Azizah, siti.(2011). Keperawatan Lanjut Usia.Edisi ke-1.Yogyakarta. Graha Ilmu.

BPS propinsi DIY.(2005). Daerah Istimewa YOGYAKARTA dalam

Angka.Yogyakarta:Bps propinsi DIY.

Bruner & Suddarth .(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Alih bahasa

Agung waluyo et.el: Edisi 8. Jakarta: EGC.

Dennison,Gail E.& Dennison, Paul E.(2004). Brain Gym (senam otak).

Jakarta:Gramedia.

______________________________. (2006). Buku Panduan Brain Gym.

Jakarta:Gramedia.

Darmojo.(2004). Buku Ajar Geriatri. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

Dinkes . (2012). Profil Kesehatan Provinsi DIY. Yogyakarta.

Doble, susan. (2008).Assesing Function For Ederly:Katz ADL and Lowton

IADL:Journal Masters of Health Informatics:OCCU 6504

Depkes RI.(2001). Pedoman Kesehatan Jiwa Usia Lanjut bagi Petugas

Kesehatan Indonesia Sehat 2010.Jakarta: Direktoral Jenderal Kesehatan

Masyarakat.

Elisabeth, Demuth. (2005). Meningkatkan Potensi Belajar Melalui Gerakan dan

Sentuhan: sebuah pengantar dan pedoman dasar ”Edu-K” dan Brain gym.

Jurnal Teologi Kontektual.

Herlina. (2010). Pengaruh Pelaksanaan Senam Lanjut Usia Terhadap Kemandirian

Melakukan Aktivitas Dasar Sehari-hari pada Lanjut Usia di Panti Sosial

Page 38: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

Tresna Werdha Budi Sejahtera Propinsi Kalimantan Selatan di Banjar

Baru. SKRIPSI. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamadiyah

Banjarmasin.

Hidayat A.A.(2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba

Medika.

___________. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Edisi ke-

2.Jakarta: Salemba medika.

Festi. (2010).Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia

di Karang Werdha Peneleh Surabaya. Jurnal keperawatan.

Fallen. (2011). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Nuha

Medika.

Junaedi, said. (2011). Pembinaan Fisik Lansia Melalui Aktivitas Olahrag Jalan

Kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.Vol 1 Edisi 1.

Kurtanti.(2009). Pengaruh senam otak pada daya ingat orang dewasa di

Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Jurnal keperawatan.

Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara.(2008).Mengenal Usia Lanjut

dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmojo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: RinekaCipta.

________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho .(2000). Keperawatan Gerontik.Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Penelitian Ilmu

Keperawatan:Pedoman Skripsi,Thesis,dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Saman.(2005). Hubungan Pengetahuan Aktivitas Dasar Sehari-hari(ADS) dengan

Perilaku Hidup Sehat Lansia. SKRIPSI. Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada.Yogyakarta.

Shelkey & Wallace. (1998).Katz Index of Independene in Activitics of Daily

Living(ADL).Harford Instite for Geriatric Nursing:

http://therapeuticcresource/ca/CVS/Katzindeptest/pdf. Di akses 10 juni

2013.

Page 39: PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR …

Stanley& Beare.(2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Gerontologi

Nursing:A health Promotion/Protection Approach).Edisi ke-2. Alih

Bahasa Juniarti & Kurnianingsih. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2010). Statiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sunaryo .(2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Suyanto .(2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogayakarta:

Nuha Medika

Widianti & Proverawati .(2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.