pengaruh beasiswa bidikmisi terhadap prestasi...
Post on 07-Mar-2019
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH BEASISWA BIDIKMISI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI
DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DEDE TIARA RACHMAWATY
NIM. 1112015000041
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Dede Tiara Rachmawaty (1112015000041), “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini mengenai pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dilaksanakan pada bulan Januari-September 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Sampel yang digunakan sebanyak 23 orang yang diambil dari berbagai fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket Bidikmisi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan membuktikan bahwa thitung < ttabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan t-Test terhadap keduanya dengan taraf signifikansi 5%. Maka dengan demikianmenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci: Beasiswa Bidikmisi, Prestasi Belajar.
ii
ABSTRACT
Dede Tiara Rachmawaty (1112015000041), “The Influence Bidikmisi Scholarship on Student Achievement Awardees Bidikmisi“. Thesis Departement of Education Social Science Fakulty of Science an Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2016.
This research about the influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi. The purpose of this research is to know how the influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research conducted in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, which was held on January until Spetember 2016.The method use in this study is simple linear regression. Sample used many as 23 people taken from various faculties in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The reseacrh instrument used as questionaire Bidikmisi, interview and documentation. From the result of the calculations prove that t_values < t_values obtained (table) is 0,957 < 2,0796, then Ho accepted. It is based on the result of hypothesis testing using t-Test for both of them with a significance level 5%. It thus indicates that there is no influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Keywords: Bidikmisi Scholarship, Learning Achievement.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan sangat
sempurna dan memberikan ilmu pengetahuan lebih dari makhluk lainnya. Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rakhmat
dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan
terbaik bagi segenap manusia, juga kepada keluarga dan sahabat yang selalu
istiqomah dalam menjalankan sunnahnya.
Pemilihan judul skripsi “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta” berdasarkan asumsi bahwa dengan adanya beasiswa Bidikmisi mampu
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa penerimi Bidikmisi, sehingga menjadi
ketertarikan sendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian tersebut. Apresiasi
dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Bapak Dr. H. Nurochim, MM., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan serta pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Tri Harjawati, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan serta pengarahan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS.
iv
8. Pihak kemahasiswaa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu
memberikan kemudahan, membantu dan mendukung penulis melakukan
penelutian ini.
9. Rekan-rekan narasumber mahasiswa Bidikmisi 2014 yang telah membantu
menyukseskan penelitian ini.
10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Ir. Abdul Rachman,S.H.,
dan Ibunda Iis Lisnawatty yang telah mencurahkan kasih sayangnya,
memanjatkan do’a yang tiada hentinya dan selalu memberikan semangat
kepada peneliti. Semoga Allah senantiasa melindunginya.
11. Nenek tercinta Ummi Djedje yang selaku mendukung peneliti
menjalankan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga
beliau diberi kesehatan selalu.
12. Pamanku terbaik, Cecep Baharuddin yang selalu mendukung peneliti
dalam menyelesaikan studi Strata 1 ini sampai penelitian ini terselesaikan.
13. Adik-adikku tersayang yang selalu menyemangati dan memberikan
dukungan agar penelitian ini dapat terselesaikan.
14. Kak Amelia Hidayat. S.Pd., dan Ka Adhrian Mahardika, S.Ip., yang selalu
mendukung dalam penyelesaian penelitian ini.
15. Kakakku terbaik, Kak Komarullah Al Azamy, S.Pd.I., yang sudah
membantu peneliti dari pertama masuk UIN sampai saat ini yang selalu
memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.
16. Sahabat tercinta, Surty Lisdiani, Amd.Mi dan Siti Sulastri, SE., yang
selalu meberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan
penelitian ini.
17. Yulianto Nugroho, yang selalu membantu dan memberikan dukungan
kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.
18. Sahabat tercinta, Nurhikmalasari, Agustina Permatasari, Ismah, Nenda
Muslihah, Hani Pertiwi Hermawan, Cut Aja Muliasari, Nurwidi oktaria,
Herawati Suherli, Fildzah Oktaviani dan Iismawati yang selalu ada saat
suka dan duka, saling memberikan semangat dalam penyelesaian
penelitian ini.
v
19. Teman-teman angkatan 2012 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
selalu saling mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan
penelitian.
20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga segala bantuan bimbingan, semangat dan do’a yang
telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di
dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 01 Oktober 2016
Penulis
Dede Tiara Rachmawaty
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEM PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………….. 8
C. Batasan Masalah ………………………………………… 8
D. Rumusan Masalah ……………………………………….. 8
E. Tujuan Masalah ………………………………………….. 9
F. Manfaat Masalah ………………………………………… 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ………………………………………. 10
1. Persepsi ……………………………………………… 10
a. Pengertian Persepsi ……………………………… 10
b. Aspek Persepsi …………………………………... 11
c. Faktor-faktor Mendorong Tumbuhnya Persepsi…. 12
B. Konsep Kelas dalam Masyarakat ……………………….. 13
1. Masyarakat ………………………………………….. 13
a. Pengertian Masyarakat ………………………….. 13
vii
b. Ciri-ciri Masyarakat …………………………….. 14
c. Lapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial)………… 15
2. Masyarakat Kelas Sosial Menengah ………………… 20
a. Pengertian Kelas Sosial Menengah ……………… 20
b. Ciri-ciri Kelas Sosial Menengah ………………… 20
3. Masyarakat Kelas Sosial Bawah ……………………. 23
a. Pengertian Kelas Sosial Bawah …………………. 23
b. Ciri-ciri Kelas Sosial Bawah ……………………. 23
C. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan
Investasi Sosial ………………………………………….. 26
1. Pengertian, Tujuan, dan Komponen Pendidikan……. 26
a. Pengertian Pendidikan …………………………... 26
b. Tujuan Pendidikan ………………………………. 28
c. Komponen Pendidikan ………………………….. 29
2. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan
Investasi Sosial ……………………………………… 30
a. Investasi Ekonomi ………………………………. 30
b. Investasi Sosial ………………………………….. 35
D. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………... 37
E. Kerangka Berpikir ………………………………………. 40
F. Hipotesis Penelitian ……………………………………… 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 44
B. Metode Penelitian ……………………………………….. 44
C. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………… 45
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 45
1. Observasi …………………………………………… 45
2. Kuesioner …………………………………………... 46
3. Interview (Wawancara) ……………………………. 46
4. Studi Dokumenter ………………………………….. 46
viii
E. Instrumen Penelitian ……………………………………. 46
1. Definisi Operasional …….……….…….…….……… 46
a. Persepsi Masyarakat Kelas Menengah dengan
Kelas Bawah ……………………………………. 46
b. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan
Investasi Sosial …………………………………… 47
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……………………… 44
F. Teknik Pengelolaan Data ………………………………. 50
1. Tahap Pra-Lapangan ……………………………….. 50
2. Tahap Editing dan Skoring …………………………. 50
3. Tabulasi …………………………………………….. 51
4. Interval ……………………………………………... 52
5. Persentase ………………………………………….. 53
G. Teknik Analisis Data …………………………………… 53
1. Validitas ……………………………………………. 53
2. Reabilitas …………………………………………… 53
3. Uji Asumsi Klasik .………………………………… 54
a. Uji Normalitas …………………………………. 54
b. Uji Linearitas …………………………………… 54
c. Uji Homogenitas ……….……………………… 55
d. Uji Hipotesis Komperatif ………………………. 56
H. Hipotesisi Statistik ……………………………………… 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data…………………………………………. 58
1. Wilayah Kelurahan Kamal ………………………… 58
a. Kondisi Geografis ……………………………… 58
b. Kondisi Demografi …………………………….. 59
c. Kondisi Sosial ………………………………….. 60
d. Pendidikan ……………………………………… 62
e. Data Sarana dan Prasana ……………………….. 64
ix
2. Karakteristik Responden …………………………… 64
a. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ……………………………... 64
b. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Pasangan Responden ……… 66
c. Karakteristik Responden Berdasarkan
Penghasilan Per Bulan …………………………. 67
d. Karakteristik Responden Berdasarkan
Penghasilan Per Bulan Pasangan Responden …. 69
e. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Anak ……………………… 71
3. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Variabel Persepsi Masyarakat Kelas Menengah
Dan Kelas Bawah ………………………………. 74
b. Variabel Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi
dan Sosial ………………………………………. 79
B. Pengajuan Persyaratan Analisis dan
Pengujian Hipotesis ……………………………………. 90
1. Pengajuan Persyaratan Analisis ……………………. 90
a. Uji Validitas …………………………………… 90
b. Uji Reabilitas …………………………………... 92
c. Uji Normalitas …………………………………. 93
d. Uji Linearitas …………………………………… 94
e. Uji Homogenitas ………………………………. 95
2. Pengujian Hipotesis ……………………………….. 96
C. Pembahasan Penelitian ………………………………… 98
D. Keterbatasan Penelitian ……………………………….. 103
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………… 104
B. Implikasi ………………………………………………. 104
x
C. Saran …………………………………………………… 104
DAFTAR PUSTAKA 116
LAMPIRAN 119
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Daftar Jumlah Penerima Beasiswa Bidikmisi 17
Tabel 2.2 Perbandingan Nilai Angka, Huruf, dan Predikatnya 39
Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan 43
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian 49
Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Pengelola Bidikmisi 54
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Mahasiswa Bidikmisi 55
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Penelitian Beasiswa Bidikmisi 57
Tabel 3.5 Validitas Variabel Beasiswa Bidikmisi 60
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas 62
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 79
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas 81
Tabel 4.3 Data Angket Beasiswa Bidikmisi 82
Tabel 4.4 Daftar Nama Penerima Bidikmisi 84
Tabel 4.5 Rata-rata Nilai Beasiswa Bidikmisi dan Prestasi Belajar 85
Tabel 4.6 Mengikuti Program Beasiswa 86
Tabel 4.7 Mengikuti Peraturan Beasiswa 86
Tabel 4.8 Menerima Dana Beasiswa setiap Semester 87
Tabel 4.9 Pembayaran Biaya Kuliah sesuai Fakultas Masing-Masing 87
Tabel 4.10 Menerima Anggaran sesuai dengan yang Ditentukan 88
Tabel 4.11 Pengalokasian Dana Bidikmisi Rutin Diterima 88
Tabel 4.12 Menggunakan Dana Bidikmisi untuk Keperluan Kuliah 89
xii
Tabel 4.13 Pembayaran Living Cost setiap Enam Bulan Sekali 89
Tabel 4.14 Penerimaan Dana Beasiswa Bidikmisi Melalui Rekening 90
Tabel 4.15 Mengikuti Peraturan yang Berlaku 91
Tabel 4.16 Kesesuaian Penyaluran Dana Bidikmisi 91
Tabel 4.17 Persentase Kehadiran Pembinaan di Bawah 70% 92
Tabel 4.18 Memberikan Keterangan yang Tidak Sesuai Baik Secara Lisan
Maupun Tulisan 92
Tabel 4.19 Memenuhi Syarat sebagai Penerima Beasiswa Bidikmisi 93
Tabel 4.20 Mengikuti Pembinaan di Ma’had dengan Baik 93
Tabel 4.21 Mendapatkan Fasilitas Ma’had 94
Tabel 4.22 Mengikuti Kegiatan Ma’had 95
Tabel 4.23 Mengikuti Tata Tertib Ma’had 95
Tabel 4.24 Melakukan Pelanggaran Ma’had 96
Tabel 4.25 Uji Validitas Instrumen 98
Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas 100
Tabel 4.27 Uji Reliabilitas 101
Tabel 4.28 Analisis Regresi Linear Sederhana 104
Tabel 4.29 Uji R Square 104
Tabel 4.30 Hasil F test 105
Tabel 4.31 Nilai Probabilitas pada Uji F 106
Tabel 4.32 Hasil t-Test 107
xiii
Tabel 4.33 Koefisien Determinasi 109
Tabel 4.34 Uji t-Test 110
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 80
Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
81
Gambar 4.3 P-Plot Uji Normalitas Data 102
Gambar4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas 103
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Bidikmisi 119
Lampiran 1 Data Responden dengan Nilai Angket 123
Lampiran 3 Data Indeks Prestasi Kumulatif 2014 124
Lampiran 3 Indeks Prestasi Kumulatif 130
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 131
Lampiran 5 Hasil Analisis Data 135
Lampiran 6 Wawancara 138
Lampiran 7 Transkrip Wawancara 140
Lampiran 8 Foto-Foto 168
Lampiran 9 Data Pribadi 170
Lampiran 10 Surat-Surat 171
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting untuk
keberlangsungan hidup suatu negara. Karena dari pendidikan, suatu negara
akan dipandang berharga di mata dunia. Seperti yang telah diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah
dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945.1 Berdasarkan
pasal tersebut, maka pemerintah pusat dan daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi dan masyarakat berkewajiban
memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Seperti yang kita ketahui, pendidikan merupakan salah satu faktor
penunjang untuk memajukan kehidupan suatu bangsa. Banyak orang diluar
sana yang ingin mengenyam pendidikan baik pendidikan formal maupun non
formal. Hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan dalam dunia
pendidikan, khususnya di Indonesia. Permasalahan pendidikan di Indonesia
ini sangatlah kompleks, di antaranya ialah terbatasnya biaya untuk
melanjutkan pendidikan, jauhnya lembaga pendidikan dari tempat tinggal,
masyarakat terlalu fokus untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehingga mengesampingkan pendidikan, dan masyarakat yang putus
asa atau pasrah terhadap keadaan, dan berbagai masalah lainnya yang ada di
masyarakat.
Permasalahan pendidikan dapat terjadi di berbagai tingkatan
pendidikan, mulai dari PAUD sampai ke perguruan tinggi. Semakin tinggi
pendidikan yang dicapai, maka semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan.
Hal tersebut terbukti dengan adanya permasalahan pendidikan di tingkat
1Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2
perguruan tinggi. Dengan biaya pendidikan yang tinggi serta pengeluaran
lainnya yang berhubungan dengan pendidikan di perguruan tinggi, maka
segala permasalahan akan semakin timbul terutama mengenai biaya
pendidikan di perguruan tinggi. Biaya yang diperlukan merupakan salah satu
permasalahan yang dihadapi bagi masyarakat yang ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, apalagi jika masyarakat itu berasal
dari keluarga yang tidak mampu.
Maka dari itu, pemerintah memberikan berbagai kemudahan untuk
masyarakat yang kurang mampu serta memiliki prestasi yang ingin
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu kemudahan yang
diberikan pemerintah ialah dengan adanya berbagai macam beasiswa
pendidikan yang telah disiapkan untuk para generasi penerus bangsa.
Berbagai macam beasiswa di antaranya beasiswa S1 Unggulan, beasiswa S1
Bidikmisi, beasiswa Etos, beasiswa S1 BII-Maybank, beasiswa PPA/BPP
PPA, beasiswa Monbukagakusho, beasiswa Astra 1st, beasiswa S1 Djarum,
beasiswa S1 Kemenag, beasiswa S1 Tanoto Foundation, beasiswa S1 BCA
Finance, beasiswa ORBIT HAH, beasiswa S1 ISRA, dan masih banyak lagi
beasiswa lainnya.2
Berbagai macam alasan pun menjadi latar belakang setiap orang
dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, di antaranya
pengakuan masyarakat akan pendidikan yang tinggi, ekonomi, prestasi dan
keinginan belajar, kualitas, dan keberlangsungan hidup suatu negara.
Pengakuan masyarakat akan pendidikan yang tinggi, dituntut untuk
lebih memiliki andil dalam suatu negara berpendidikan tinggi maka seseorang
akan semakin diakui dalam kehidupan di masyarakat. Masyarakat tidak akan
memandang rendah jika pendidikan seseorang melampaui batas dari
masyarakatnya sendiri. Dengan pendidikan, maka seseorang akan semakin
diakui keberadaannya dalam lingkungan masyarakat. Terkait dengan kondisi
ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 2Herdiansyah, Beasiswa S1 2016-2017, 2016, (http://www.beasiswapascasarjana.com).
3
menengah dan bawah. Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan
terhadap pendidikan di Indonesia agar para generasi muda bisa mengenyam
pendidikan yang lebih tinggi, salah satunya yaitu dengan memberikan
beasiswa Bidikmisi kepada para pelajar berprestasi. Masyarakat yang berada
di tingkat ekonomi menengah ke bawah berhak mendapatkan pendidikan
yang layak sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1.
Selain itu, juga dibutuhkan adanya prestasi & keinginan belajar yang
tinggi pula. Pelajar kurang mampu yang memiliki prestasi dan keinginan
belajar yang tinggi namun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi berhak mendapatkan pengajaran yang
layak. Dengan ini pemerintah mengadakan program beasiswa untuk
membantu para pelajar yang kurang mampu namun memiliki prestasi belajar
yang baik dan keinginan belajar yang tinggi. Hal tersebut harus diberikan
bantuan berupa beasiswa agar ilmu yang sudah dimiliki bisa berkembang luas
lagi dan bermanfaat bagi orang banyak di kemudian hari. Karena generasi
yang cerdas akan lahir bukan dari kaya miskinnya seseorang, tapi dari tekad
yang kuat dan keinginan belajar yang tinggi. Percuma jika kita kaya tapi
tidak memiliki tekad dan keinginan belajar yang tinggi.
Dengan adanya prestasi serta keinginan belajar yang tinggi, maka
akan menghasilkan kualitas yang mumpuni pula. Tanpa mengesampingkan
kuantitas, kualitas juga sangatlah penting. Kualitas yang baik menuntut
negara untuk lebih kreatif dan inovatif demi kemajuan negaranya. Jika suatu
negara memiliki kualitas yang baik, maka negara lain pun akan melirik
negara kita dan diperhitungkan di mata dunia. Perbaiki kualitas dengan
pendidikan. Apabila kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik, maka
akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup suatu negara.
Keberlangsungan hidup suatu negara bisa dilihat dari cerdasnya generasi
penerus melalui pendidikan. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka
akan semakin maju suatu negara. Jika sumber daya manusia diberikan
pendidikan yang baik, maka kita tidak perlu mengandalkan orang asing untuk
mengelola sumber daya alam negara kita sendiri. Bangsa kita bisa mengelola
4
dengan memanfaatkan sumber daya manusia negaranya sendiri. Cerdaskan
generasi bangsa dengan pendidikan.
Situasi ekonomi keluarga bukanlah penghalang untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Berbagai perguruan tinggi menyediakan
berbagai macam beasiswa pendidikan untuk menopang biaya pendidikan
mahasiswa selama kuliah. Salah satu perguruan tinggi yang dipercayai untuk
memberikan beasiswa adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Syarif
Hidayatullah ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang
Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu perguruan tinggi
Islam terbesar di Indonesia menyediakan berbagai macam beasiswa
pendidikan untuk para mahasiswa, baik mahasiswa yang berprestasi maupun
mahasiswa yang memiliki kendala finansial pun dapat mengajukan
permohonan beasiswa. Berbagai macam beasiswa yang disediakan oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya beasiswa Bidikmisi Pemda, beasiswa
Kementrian Agama, beasiswa Bank Indonesia, beasiswa Yayasan
Supersemar, beasiswa Bimantara, beasiswa Bazis, beasiswa Dompet Dhuafa,
beasiswa PT Gudang Garam, beasiswa JIMS, beasiswa Orbit, beasiswa Bina
Amaliyah, beasiswa ISE PT Bank, beasiswa Mandiri, dan beasiswa lainnya.3
Beasiswa di atas terjalin atas kerja sama universitas dengan berbagai
lintas instansi, yayasan, dan perusahaan pemberi beasiswa. Selain beasiswa
eksternal yang disediakan, untuk lingkungan UIN sendiri universitas
menyediakan beasiswa Social Trust Fund dan beasiswa Badan Layanan
Umum (BLU) yang diberikan setiap tahunnya.
Universitas telah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang
kurang mampu terutama dalam finansial tetapi memiliki berbagai prestasi,
maka masyarakat bisa memilih dan mengikuti program beasiswa Bidikmisi
yang diselengkarakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta mengikuti
berbagai persyaratan yang telah ditetapkan. Hal tersebut telah dijelaskan
3UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Beasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, (http://www.uinjkt.ac.id/id/beasiswa/).
5
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat 1 dan 2.4
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan
Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada
mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu
secara ekonomi. Bidikmisi merupakan program 100 Hari Kerja Mentri
Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada tahun 2010.5 Bidikmisi adalah
bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak
mampu.6 Menurut Kementrian Agama, beasiswa Bidikmisi PTAI adalah
beasiswa pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi pada
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), yang berasal dari keluarga
kurang mampu.7
Pada awalnya, Bidikmisi hanya sebatas pada Peraturan Menteri yang
harus dilaksanakan oleh PTN, kemudian menjadi Peratutan Pemerintah, dan
kini ditingkatkan menjadi UU. Ini artinya, jika sebelumnya hanya bersifat
dukungan kebijakan yang ada pada pada tingkat menteri, lalu ditingkatkan
menjadi kebijakan pemerintah, maka dengan telah masuknya kebijakan itu
dalam UU No. 12 Pasal 74 ayat 1, kini Bidikmisi menjadi tanggung jawab
negara.8
Melalui program Bidikmisi, pemerintah siap menanggung biaya
kuliah dan biaya hidup. Yang membedakan program beasiswa Bidikmisi
dengan beasiswa lainnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya
penerima beasiswa Bidikmisi mendapatkan biaya perkuliahan hingga
semester 8, mendapatkan uang saku setiap bulannya, mendapatkan fasilitas
4Peraturan Penerintah Republik Indonesia No.48 Tahun 2008. 5Dikti, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswa-bidikmisi/kemendikbud).
6Ristekdikti, Bidikmisi,2016, (http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id). 7Kementrian Agama, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://www.kemenag.go.id). 8Mohammad Nuh, Kebangkitan Kaum Duafa Bidikmisi Memutus Mata Rantai Kemiskinan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 162.
6
tempat tinggal berupa asrama selama 2 tahun, serta mendapatkan pengajaran
berupa bahasa dan keagamaan.
Dengan begitu, para penerima program Bidikmisi akan lebih terjamin
dan dapat mengikuti pendidikan dengan tenang tanpa harus memikirkan
biaya. Hal tersebut akan membangun jiwa generasi muda untuk lebih berpacu
dalam dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi dan melakukan
berbagai inovasi kreatif yang bermanfaat.
Selain mendapatkan berbagai fasilitas dari universitas, para penerima
beasiswa Bidikmisi pun selalu diikutsertakan dalam berbagai kegiatan, baik
di dalam Ma’had maupun diluar Ma’had. Kegiatan di dalam Ma’had, seperti
hadir untuk mengikuti shalat maghrib dan subuh berjama’ah, mengikuti
pembelajaran di Ma’had berupa pengajaran bahasa dan keagamaan, adanya
struktur organisasi Ma’had, kegiatan olahraga bersama, dan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan Ma’had. Sedangkan di luar Ma’had para penerima
beasiswa Bidikmisi diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kampus untuk
terlibat langsung sebagai bentuk pembelajaran dalam berorganisasi.
Seperti yang tertera pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program
beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa terdapat 770
orang penerima beasiswa Bidikmisi.9 Semua penerima beasiswa Bidikmisi
diwajibkan mengikuti aturan yang telah disetujui dan tertera sebagai bahan
acuan bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi untuk tetap bersikap dan
mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Aturan yang telah ditetapkan itu bersifat mengikat, karena sudah
adanya perjanjian dengan kedua belah pihak. Dengan adanya tuntutan ganda
tersebut yaitu tuntutan sebagai mahasiswa di kampus dan mahasantri di
Ma’had, dituntut untuk lebih fokus dan berkonsentrasi tinggi agar keduanya
dapat berjalan dengan baik. Belum lagi jika mengikuti kegiatan di kampus
misalnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maka sebagai mahasiswa harus
pandai-pandai membagi waktu agar semuanya bisa berjalan beriringan. Hal
9 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 4.
7
tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar kita di kampus yang
penilaian akhirnya dilihat melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sebagai
hasil dari prestasi belajar. Oleh karena itu, tidaklah mudah untuk
mendapatkan IPK yang baik dan sesuai harapan tanpa mengesampingkan
tuntutan antara kampus dan asrama.
Hal ini yang menjadikan para penerima beasiswa Bidikmisi merasa
sulit untuk membagi waktu antara kuliah dengan Ma’had, dikarenakan
terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi dengan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM). Akhirnya, pada tahun 2013 terdapat beberapa mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi mengalami penurunan nilai IPK.
Penelitian mengenai beasiswa Bidikmisi telah dilakukan sebelumnya
oleh Stephani Chintya Debi dan Sunardi dari. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, keduanya berkesimpulan bahwa adanya hubungan yang
positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi. Semakin kuat motivasi belajar yang dilakukan, maka
akan semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan oleh mahasiswa
penerima beasiswa.
Berdasarkan penelitian di atas, membuat penulis tergugah untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis identifikasi beberapa
permasalahan, di antaranya:
1. Terbatasnya biaya untuk melanjutkan pendidikan.
2. Jauhnya lembaga pendidikan dari tempat tinggal.
3. Mahasiswa terlalu fokus untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
4. Mahasiswa putus asa terhadap berbagai masalah yang ada.
8
5. Sulitnya mahasiswa untuk membagi waktu antara kuliah dengan Ma’had
dikarenakan terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi
dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
6. Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi memperoleh nilai Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) standar.
C. Pembatasan Masalah
Oleh karena masalah tersebut sangatlah luas, maka penelitian ini
hanya dibatasi pada sulitnya mahasiswa untuk membagi waktu antara kuliah
dengan Ma’had dikarenakan terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi
dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap
prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh beasiswa
Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis yang mungkin akan
dilakukan selanjutnya.
9
b. Memberikan informasi seputar penerima beasiswa Bidikmisi.
c. Memberikan motivasi terhadap mahasiswa Bidikmisi untuk terus
berprestasi di kampus.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi para
mahasiswa dalam memilih program beasiswa yang disediakan oleh
pihak universitas.
b. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi institusi terkait dalam memberikan segala jenis
tuntutan yang telah ditentukan dan wajib untuk dilaksanakan dengan
ketentuan yang ada terhadap segala kegiatan perkuliahan di kampus
maupun di Ma’had bagi penerima beasiswa Bidikmisi, serta
pertimbangan waktu untuk melaksanakan kegiatan diluar
perkuliahan atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai besarnya pengaruh beasiswa Bidikmisi
terhadap prestasi belajar bagi mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi. Sehingga masyarakat bisa menilai prestasi belajar yang
dimiliki oleh penerima beasiswa Bidikmisi.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Beasiswa
a. Pengertian Beasiswa
Beasiswa adalah bantuan yang diberikan oleh pihak tertentu kepada
perorangan yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang
ditempuh.1 Beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau
mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar.2 beasiswa adalah bantuan untuk
membantu orang terutama bagi yang masih sekolah atau kuliah agar
mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka mencari ilmu
pengetahuan hingga selesai. Bantuan ini biasanya berbentuk dana untuk
menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak-anak
sekolah atau mahasiswa selama menempuh masa pendidikan di tempat
belajar yang diinginkan.
b. Tujuan Pemberian Beasiswa
Beberapa tujuan dari penerimaan beasiswa ini antara lain:
1) Untuk membantu para pelajar atau mahasiswa agar mereka bisa
mencari ilmu sesuai dengan bidang yang ingin dikuasai,
terutama bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan.
2) Menciptakan pemerataan suatu ilmu pengetahuan atau
pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Memang
kita punya hak untuk belajar agar mendapat ilmu pengetahuan
yang cukup untuk bekal hidup di kemudian hari. Namu, untuk
mendapatkan suatu ilmu kadang kita perlu mengeluarkan
1 Universitas Indonesia, Beasiswa, 2016, (http://anakui.com) 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016, (http://kbbi.web.id)
11
biaya.untuk itu, beasiswa inilah yang akan membantu
seseorang untuk mendapatkan ilmu tersebut.
3) Menciptakan generasi baru yang lebih pintar dan cerdas.
Karena dengan adanya bantuan beasiswa ini, maka seseorang
terutama kaum muda bisa mempunyai kesempatan untuk
mendapat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Dari sini
akan tercipta sumber daya manusia baru yang lebih mampu
menjawab tantangan di zaman yang terus maju ini.
4) Meningkatkann kesejahteraan. Setelah tercipta sumber daya
manusia baru yang cerdas, diharapkan mereka ini bisa memberi
bantua lewat ide dan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya
ketika menjalani masa pendidikan. Karena ilmu pengetahuan
tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dengan tujuan untuk
memajukan mereka sehingga kemakmuran dan kesejahteraan
lebih mudah dicapai.3
Tujuan pemberian beasiswa pada dasarnya adalah untuk
mendukung kemajuan dunia pendidikan. Pemerataan kesempatan
belajar bagi para mahasiswa yang berprestasi dan kurang
berprestasi, namun secara ekonomis tidak atau kurang mampu
secara ekonomi. Mendorong dan mempertahankan semangat
belajar mahasiswa sehingga mampu tetap berprestasi dan bergairah
dalam menyelesaikan studi. Mendorong siswa berpacu mencapai
prestasi akademik yang tertinggi sehingga sumberdaya manusia
yang potensial tersebut tidak sia-sia. Sasaran awalnya adalah
golongan masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonomi, agar
mereka tetap bisa mengenyam pendidikan yang layak. Tidak hanya
itu, penerima beasiswa seharusnya juga memiliki jiwa sosial yang
tinggi dan mengurangi sifat egoisme. Supaya ketika mereka lulus
3 Anneahira, Beasiswa, 2016, (www.anneahira.com)
12
dari bangku pendidikan, mampu menerapkan ilmunya untuk
kepentingan umum, dan semaksimalnya berusaha menjadi orang
yang menyediakan beasiswa bagi penerusnya.
Namun pada penerapannya sangat berkebalikan, kesalah
pahaman tentang arti beasiswa itu menjadi sebuah polemik yang
sering muncul dan semakin terlihat jelas. Lebih parahnya lagi, dana
besiswa yang diberikan sering kali disalah gunakan oleh oknum
penerima beasaiswa yang tidak bertanggung jawab . Realita itu
sudah menjadi suatu hal yang tidak tabu lagi. Saya pribadi
berpendapat bahwa, tidak ada masalah jika golongan mampu bisa
mendapat beasiswa, kalau dia memang benar-benar berprestasi
namun seyogyanya yang mendapat beasiswa adalah yang benar -
benar kurang mampu. Namun akan lebih baik lagi jika dana
beasiswa yang dia peroleh digunakan untuk menunjang atau
memajukan sebuah pendidikan. Seperti membeli buku, atau
melakukan sebuah penelitian ilmiah yang berguna bagi dunia
pendidikan, daripada hanya untuk memenuhi kebutuhan tersier
pribadinya. Sehingga, tujuan adanya program beasiswa yang
diberikan pemerintah atau swasta benar-benar bisa tercapai dan
tepat sasaran, yaitu menciptakan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berguna bagi agama bangsa dan negara.
c. Manfaat Beasiswa
Adapun manfaat dari beasiswa, di antaranya:
1) Membantu siswa yang kurang mampu untuk mendapat kesempatan
dalam menempuh pendidikan.
2) Mendorong siswa untuk sling berlomba dalam hal prestasi
akademik.
13
3) Merangsang semangat belajar siswa atau penerima beasiswa agar
terbebas dari pencabutan beasiswa tersebut.
4) Memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk
berpartisiasi dalam proses peningkatan pendidikan.
2. Bidikmisi
a. Pengertian Bidikmisi
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang
diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun
2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai
dan kurang mampu secara ekonomi. Bidikmisi merupakan program
100 Hari Kerja Mentri Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada
tahun 2010. Perguruan tinggi yang mendapat bantuan Bidikmisi yaitu
perguruan tinggi di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kementrian Agama. Pada tahun 2011 mahasiswa baru penerima
Bidikmisi bertambah menjadi 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri
dengan adanya tambahan anggaran APBN-Perubahan. Pada tahun
2012 ini Bidikmisi dilanjutkan dikembangkan menjadi 30.000 calon
mahasiswa penerima yang diselenggarakan di 87 perguruan tinggi
negeri di bawah Kemdikbud dan program Bidikmisi yang dikelola
oleh Kementrian Agama.
Program ini mempunyai misi untuk menghidupkan harapan
bagi masyarakat kurang mampu dan potensi akademik memadai untuk
menempuh pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Bantuan
yang diberikan dalam program ini terdiri atas bantuan biaya hidup
yang diserahkan keepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp
600.000,- (enam ratus ribu rupiah) perbulan yang ditentukan
berdasarkan Indeks Harga Kemahalan daerah lokasi PTN dan bantuan
biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTN sebanyak-
14
banyaknya Rp 2.400.000,- (dua juta empat ratus ribu rupiah)
persemester permahasiswa.4
b. Landasan Hukum
1) UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2) UU RI No.9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.
3) Peraturan Pemerintah RI No.48 tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan.
4) Peraturan Pemerintah RI No.60 tahun 1999 tentang Perguruan
Tinggi Negeri.
5) Petunjuk teknis Penyelenggaraan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Perguruan Tinggi Agama Islam tahun 2014.
Berdasarkan petunjuk teknis penyelenggaraan Program
Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi Perguruan Tinggi Agama Islam
tahun 2014, peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan
dalam pemberian Program Bantuan Biaya Pendidikan adalah:
a) Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (l.c),
menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi
yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal
12 (l.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi
mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya.
b) Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 76 (A), menyebutkan bahwa
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Perguruan Tinggi
berkewajiban memenuhi hak Mahasiswa yang tidak mampu
4Dikti, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswa-
bidikmisi/kemendikbud).
15
secara ekonomi untuk dapat menyelesaikan studinya sesuai
dengan peraturan akademik. Pasal (2) menyebutkan bahwa
pemenuhan hak Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara memberikan: (a) beasiswa kepada
Mahasiswa berprestasi, (b) bantuan atau membebaskan biaya
Pendidikan.
c) Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 48 tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (l),
menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa
kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu
membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik
yang berprestasi.
d) Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal
53A yang menegaskan bahwa satuan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan tempat
beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan lndonesia yang
berprestasi dan wajib mengalokasikan bagi calon peserta didik
berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik
baik dan tidak mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru.
e) Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
f) Peraturan Menteri Keuanagan Republik lndonesia Nomor
190lPMK.0512012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
16
g) Peraturan Menteri Keuangan Republik lndonesia nomor
811PMK.0512012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada
Kementerian Negara/Lembaga.5
c. Sistem Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketentuan Umum
1) Sasaran
Lulusan jenjang pendidikan menengah yang terdiri atas
lulusan Madrasah Aliyah, Pesantren, SMA, SMK, dan yang
sederajat (2 tahun terakhir) yang berprestasi dan orang tua/wali-nya
kurang mampu secara ekonomi.
2) Penyelenggara
Penyelenggara program beasiswa Bidikmisi adalah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah Kementrian Agama Republik
Indonesia.
d. Persyaratan, Kuota dan Sistematika Lainnya
1) Persyaratan
Berkas beasiswa Bidikmis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015:
a) Daftar online (www.ais.uinjkt.ac.id);
b) Formulir Bidikmisi (formulir dapat di download di
www.uinjkt.ac.id),
c) Bukti kelulusan masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Print
Out SK Kelulusan SNMPTN PPA, SNMPTN TULIS, SMB
PTKAN PPA, SMB PTKAN TULIS, SBM PTN, atau
MANDIRI);
d) Lulus Madrasah Aliyah, Pesantren, SMA, SMK, dan yang
sederajat tahun 2014 atau 2015 dibuktikan dengan fotokopi
ijazah/SKHU yang dilegalisir;
e) Kartu identitas (KTP/Kartu Siswa/SIM);
5Pedoman Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama,
2014).
17
f) Kartu keluarga (KK) dilegalisir kelurahan setempat;
g) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan
tempat tinggal;
h) Bukti pembayaran rekening listrik 1 bulan terakhir;
i) Bukti slip gaji/penghasilna orang tua (jika pekerjaan orang tua
pegawai atau karyawan);
j) Foto rumah atau tempat tinggal bagian depan, belakang,
samping kiri, samping kanan, dan bgaian dalam rumah;
k) Fotokopi raport SLTA dan sederajat semester 1-6 atau IPK
untuk pendaftar pengganti penerima beasiswa Bidikmisi;
l) Peringkat 10 besar di kelas (dibuktikan dengan piagam, surat
pernyataan, dan lain-lain yang ditanda tangani Kepala
Sekolah);
m) Melampirkan prestasi non-akademik (olahraga, seni, dan lain-
lain) yang pernah diikuti atau diraih (dibuktikan dengan
piagam, sertifikat, dan lain-lain);
n) Pas foto terbaru berwarna 4 x 6 sebanyak 4 lembar.
2) Kuota
Banyaknya penerima Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun anggaran 2015 adalah 770 orang.
Jumlah tersebut berdasarkan hasil pendistribusian perguruan tinggi
negeri di bawah Kementrian Agama Republik Indonesia yang
ditentukan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia. Adapun
kuota fakultas ditentukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
disahkan melalui SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 2.1
Daftar Jumlah Penerima Beasiswa Bidikmisi
No. Tahun Jumlah
1 2011 150
18
2 2012 150
3 2013 160
4 2014 150
5 2015 160
Total Jumlah 770
Sumber: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
3) Alur Pendaftaran
a) Daftar jalur masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; SPAN
PTKAN, SNMPTN, SBMPTN, UM PTKAN, atau SPMB
MANDIRI;
b) Lulus ujian masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
c) Mendaftar beasiswa Bidikmisi secara online melalui
www.uinjkt.ac.id atau www.spmb.uinjkt.ac.id ;
d) Menyerahkan berkas ke Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
e) Seleksi berkas oleh Tim dari Bagian Kemahasiswaan;
f) Psikotest;
g) Interview di setiap fakultas terpilih atau oleh panitia yang
dibentuk oleh Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. (calon didampingi orang tua/wali);
h) Pengumuman lulus Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
i) Registrasi Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
j) Bersedia menempati dan mengikuti pembinaan di Ma’had UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selama 1 tahun;
k) Mengikuti semua prosedur Beasiswa Bidikmisi dan pembinaan
Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
19
4) Mekanisme Seleksi
a) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
melakukan koordinasi dan sosialisasi antar unit utama, unit
kerja dan instansi terkait termasuk Panitia Seleksi Nasional
mahasiswa baru serta melakukan publikasi melalui media
massa.
b) Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota melakukan
sosialisasi dan atau memberikan informasi kepada satuan
pendidikan di lingkungannya tentang program Bidikmisi.
c) Institusi pendidikan tinggi melakukan sosialisasi dan atau
memberikan informasi kepada sekolah dan publik tentang
program Bidikmisi.
d) Kepala Sekolah/Madrasah/PKBM atau yang sederajat
mensosialisasikan program Bidikmisi kepada siswa khususnya
bagi siswa kelas 12.
e) Kepala Sekolah/Madrasah/PKBM atau yang sederajat
mengoordinasikan dan memfasilitasi seluruh proses
pendaftaran di setiap sekolah dan mengirimkan berkas yang
telah memenuhi persyaratan ke perguruan tinggi negeri yang
dituju tanpa mengenakan biaya pada siswa pendaftar.6
5) Pendanaan
a) Jangka Waktu Pemberian
Beasiswa diberikan sejak calon mahasiswa
dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama 8 (delapan)
semester untuk program S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b) Sifat, Jumlah dan Penggunaan Dana
Anggaran yang tersedia dalam Bidikmisi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan indeks sebesar Rp
6.000.000,- permahasiswa pertahun, dalam bentuk Bantuan
6Pedoman Penyelenggaraan Bidikmisi (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 18.
20
Sosial yang ditempatkan pada akun belanja bantuan Sosial,
diluncurkan secara block grant by name by address kepada
mahasiswa penerima Program Bantuan Biaya Pendidikan
Bidikmisi. Adapun penggunaan dana tersebut meliputi:
(1) Biaya perkuliahan, besar biaya yang dibayarkan sesuai
dengan biaya perkuliahan pada jurusan dan fakultas
penerima beasiswa.
(2) Living cost, pemberian living cost bagi penerima
beasiswa bidikmisi.
(3) Penggunaan dana akan dilaporkan ke Direktur
Perguruan Tinggi Agama Islam Kementrian Agama
Republik Indonesia.
6) Mekanisme Penyaluran Dana
a) Biaya living cost dibayarkan setiap enam bulan sekali.
b) Biaya perkuliahan, biaya Ma’had, dan biaya pembinaan
dibayarkan langsung ke rekening UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta oleh Bagian Kemahasiswaan.
c) Penyaluran beasiswa dari Universitas kepada mahasiswa
penerima melalui rekening mahasiswa.
d) Penyaluran biaya pendidikan diatur oleh Universitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7) Penghentian Bantuan
Sanksi dan pemberhentian beasiswa dilakukan apabila
mahasiswa penerima beasiswa:
a) Terbukti melanggar Kode Etik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b) Indeks Prestasi Kumulatif < 3,00.
c) Tidak menempati Ma’had selama 3 bulan selama tinggal di
Ma’had.
d) Presensi kehadiran pembinaan di bawah 70% sebanyak 3 bulan
selama tinggal di Ma’had.
21
e) Tidak mematuhi peraturan Ma’had UIN yang dibuktikan oleh
surat rekomendasi dari Kepala Pusat Ma’had.
f) Terlibat dalam organisasi terlarang.
g) Telah menyelesaikan studi.
h) Cuti karena sakit atau alasan lain.
i) Skorsing.
j) Drop Out.
k) Non aktif.
Mahasiswa penerima bidikmisi yang tidak mengikuti kegiatan
akademik yang ditentukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
l) Mengundurkan diri.
m) Meninggal dunia.
n) Kebijakan yang diberikan akan dipertimbangkan oleh
pengelola beasiswa bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8) Pelanggaran dan Sanksi
a) Pelanggaran
Hal-hal yang termasuk pelanggaran peraturan program bantuan
biaya pendidikan Bidikmisi adalah sebagai berikut:
(1) Telah memberikan keterangan yang tidak benar baik
secara lisan maupun tertulis;
(2) Melakukan pemalsuan dokumen pendukung pada saat
pendaftaran beasiswa Bidikmisi;
(3) Mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi;
(4) Terbukti tidak memenuhi syarat sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi;
(5) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebayak 1 bulan;
(6) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebanyak 2 bulan;
(7) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebanyak 3 bulan;
b) Sanksi
22
(1) Sanksi atas pelanggaran poin a-d adalah pembatalan
pemberian serta pengembalian bantuan biaya pendidikan
dan bantuan biaya hidup kepada penerima program
beasiswa Bidikmisi.
(2) Sanksi atas pelanggaran poin e dan f adalah penerbitan
Surat Peringatan 1 dan 2 dari Kepala Pusat Ma’had Al
Jami’ah.
(3) Sanksi atas pelanggaran poin g adalah mendapatkan Surat
Peringatan 3. Adapun SP 3 merupakan sanksi terakhir
yang berarti bahwa mahasiswa yang bersangkutan pada
semester berikutnya tidak tercatat sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(4) Mekanisme Pemberian Sanksi
Alur dalam pemberian sanksi, yaitu Pengasuh Ma’had
mengajukan surat usulan pemberian sanksi bagi
mahasiswa kepada Kepala UPT Pusat Ma’had Al Jami’ah.
Kepala Pusat akan mengeluarkan untuk pemberian SP 3,
surat usulan dari pengasuh akan di acc oleh Kepala UPT
untuk selanjutnya akan diterbitkan SP 3 yang akan
ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan.
9) Hal Khusus
Bagi penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2011 dan 2012 (non Ma’had) diberi ketentuan
sebagai berikut:
a) Mahasiswa yang presensi pembinaanya kurang dari 70%
selama 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) bulan, masih
diperkenankan menjadi mahasiswa penerima beasiswa
bidikmisi pada tahun 2015 dengan catatan akan memperbaiki
prestasi akademik yang bersangkutan. Dana living cost
23
semester-semester yang lalu belum disetorkan, akan dikirim
seluruhnya ke rekening pribadi yang bersangkutan.
b) Sedangkan bagi mahasiswa yang presensi pembinaannya
kurang dari 70% selama 3 (tiga) bulan atau lebih, tidak
diperkenankan untuk menjadi penerima beasiswa Bidikmisi
pada tahun 2015. Dana living cost yang belum disetorkan akan
dipergunakan untuk membayar biaya perkuliahan atas nama
mahasiswa yang bersangkutan sampai dengan semester 8 (jika
mencukupi), baru kemudian sisanya akan disetorkan ke
rekening pribadi yang bersangkutan.
c) Bagi mahasiswa dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
kurang dari 3,00, perlakuannya sama seperti poin b di atas.
10) Hak dan Kewajiban
a) Hak Penerima Bidikmisi
(1) Mendapatkan bantuan biaya pendidikan.
(2) Mendapatkan living cost sesuai dengan mekanisme yang
sudah diatur.
(3) Mendapatkan fasilitas tempat tinggal (Ma’had UIN).
(4) Menerima pembinaan secara berkala sesuai kurikulum dan
sistem yang sudah diatur UPT Kepala Pusat Ma’had Al
Jami’ah.
(5) Mendapatkan pelayanan perihal beasiswa dari
penyelenggara bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b) Kewajiban Penerima Bidikmisi
(1) Mematuhi peraturan dan Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
(2) Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif > 3,00.
(3) Melaporkan laporan perkembangan akademik setiap
semester ke Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
24
(4) Menempati dan aktif melaksanakan pembinaan selama
menjadi Mahasantri Ma’had.
(5) Mentaati semua peraturan Ma’had UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
(6) Menjaga nama baik almamater, Ma’had dan Bidikmisi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7) Beri’tikad baik untuk berbakti dan mengabdi kepada
agama, almamater UIN, masyarakat, bangsa dan negara.
11) Mekanisme Pengunduran Diri Bidikmisi
Penerima beasiswa Bidikmisi ketika berkeinginan mengundurkan
diri sebagai penerima beasiswa Bidikmisi dikarenakan mendapat
beasiswa ke luar negeri, menikah, dan lain-lain. Harus mengikuti
mekanisme sebagai berikut:
a) Memberitahukan pengunduran diri paling lambat 2 minggu
sebelum akhir semester.
b) Membuat surat pengunduran diri yang ditujukan kepada
Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c) Memberikan penjelasan secara langsung (lisan) kepada
kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12) Monitoring dan Evaluasi
a) Bentuk dan tujuan kegiatan
Bentuk kegiatan monitoring adalah melakukan pemantauan
dan pembinaan kepada penerima beasiswa bidikmisi.
(1) Komponen
(a) Nilai akademik
(b) Presensi kehadiran pembinaan Ma’had
(c) Perilaku penerima
(2) Tim monitoring
25
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Bidang
Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ma’had
Al Jami’ah dan unit-unit terkait.7
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
(bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.8 Bagi para pelajar atau
mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing, bahkan
sudah merupakan bagian dari semua kegiatan mereka dalam menuntut
ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan
setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari,
sore hari, atau pagi hari.
Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu
belajar. Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu
saja jawabnya adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata
‘belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian
dari kata “belajar” itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga
tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar.
Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan
pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka
mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
James O. Whittaker, misalnya, merumuskan belajar sebagai proses di
mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
7 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 4. 8Evelin Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 3.
26
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the
process by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is
performance as a result of practice.
Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar.
Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.9 Adapun menurut Melvin H.
Marx mengatakan bahwa belajar adalah perubahan yang dialami
secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan
fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya. Dalam hal ini, sering atau
biasa disebut praktik atau latihan (learning is a relatively enduring
change in behaviour which is a function of prior behaviour, usually
called practice).10
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar
yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan
raga. Gerak raga yang dutunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa
untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan
itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab
masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian, maka perubahan
fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, patah kaki, buta mata,
tuli telinga, penyakit bisul, dan sebagainya bukanlah sebagai hasil dari
9Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 12. 10Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz media, 2012), h. 227.
27
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah
laku seseorang.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.11
Oleh karena itu, belajar bukanlah suatu tujuan tetapi merupakan suatu
proses untuk mencapai tujuan. Jadi, langkah-langkah atau prosedur
yang ditempuh.12
b. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar.
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku
individu yang terjadi karena mabuk atau dalam pengertian belajar.
Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan
itu.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika
seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari
tidak menulis menjadi dapat menulis.
11Djamarah, op. cit., h. 13. 12Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), h. 29.
28
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
dengan kapur dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan
menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-
kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-
catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang
terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,
menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan
dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar
bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan
seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar tidak akan
hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang
bila terus dipergunakan atau dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang
belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin
29
dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana
yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan belajar yang dilakukan
senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.13
Menurut Baharuddin & Esa N.W, ciri-ciri belajar meliputi: (1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku, (2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen, (3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial, (4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman, (5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar
tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar diri yang belajar.
Karena tidak heran bila ada anak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya
dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang
kurang mendukung. Sebaliknya, banyak ditemukan anak-anak dari
keluarga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor
motivasi untuk sukses yang tinggi didukung oleh guru-guru yang
profesional. Secara umum, keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
13Djamarah, op. cit., h. 15. 14Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Ombak Dua, 2013), h. 18.
30
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu.
a) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan
sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut
bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang
belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca,
jarak rumah ke sekolah, sarana transfortasi yang tersedia dan
sejenisnya.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran
dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan
antarpersonil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap
siswa dan sebagainya.
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor Fisiologis
(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus
jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat
memengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara
umum ini, misalnya tingkat kesehatan, mengantuk dan
31
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam
keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil
belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan
kurang bugar dan kurang sehat akan menghambar hasil
belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan fungsi-
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi
panca indra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam
diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang
masuknya pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan
anggota tubuh akan sangat menunjang belajar.
3) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam
diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
memengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat
banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat
dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar,
hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja
lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.15
d. Gaya Belajar
Gaya adalah cara. Gaya belajar merupakan cara anak didik belajar
yang sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut dianggap paling
tepat baginya. Ada empat gaya belajar, yaitu:
1) Somatis, artinya tubuh atau raga. Anak dengan gaya belajar somatis
akan belajar lebih cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan
15Ibid., h. 24.
32
tubuh/raga, baik melalui aktivitas yang melibatkan tubuh, ataupun
dengan melihat, memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.
2) Auditif, artinya suara. Gaya belajar ini ditempuh dengan
mendengarkan suara, seperti suara guru, suara diri sendiri atau teman
lain yang sedang belajar. Anak yang mempunyai tipe belajar auditif
akan lebih menangkap pelajaran dengan cara mendengarkan.
3) Visual, merupakan gaya belajar melalui penglihatan. Anak dengan
gaya belajar akan lebih mudah memahami materi bila dengan melihat
atau membaca.
4) Intelektual, gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau
insight. Anak dengan tipe belajar ini akan memahami pelajaran
melalui pemahaman dan perenungan.biasanya siswa dengan tipe ini
menyukai suasana belajar yang tenang.16
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, di antaranya:
a. Faktor internal, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
1) Aspek Pisiologis (meliputi: tonus jasmani, mata dan telinga).
2) Aspek Psikologis (meliputi: inteligensi, sikap, minat, dan
motivasi).
b. Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
1) Lingkungan Sosial (meliputi: keluarga, guru dan staf,
masyarakat, dan teman).
2) Lingkungan Nonsosial (meliputi: rumah, sekolah, peralatan, dan
alam).
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
1) Pendekatan Tinggi (meliputi: speculative dan achieving)
16Ibid., h. 27.
33
2) Pendekatan Sedang (meliputi; analitical dan deep)
3) Pendekatan Rendah (meliputi: reproductive dan surface)17
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan seseorang yang
bukan karena faktor belajar adalah:
a) Faktor kematangan. Perkembangan manusia dan perubahan dalam
diri seseorang dapat terjadi karena faktor kematangan. Kematangan
merupakan proses alamiah yang terjadi dengan sendirinya.
Seseorang dapat mengalami perubahan karena kematangan, seperti
berubahnya suara pada masa pubertas, perubahan jakun dari kecil
menjadi lebih besar, perubahan dari belum mempunyai
jambang/jenggot menjadi berjenggot.
b) Faktor pertumbuhan. Pertumbuhan seseorang terjadi faktor
makanan atau gizi. Pertumbuhan adalah perubahan material
manusia secara kuantitatif. Perubahan tersebut bisa dari kecil
menjadi besar, bisa dari sempit menjadi luas bisa pula dari sedikit
menjadi banyak atau dari tidak ada menjadi ada. Pertumbuhan fisik
berarti jasmani menjadi lebih besar, lebih tinggi atau lebih gagah.
Pertumbuhan terjadi pada kondisi fisik lain seperti pertumbuhan
rambut, pertumbuhan gigi, pertumbuhan tangan kaki. Pertumbuhan
rambut bisa dalam arti dari sedikit menjadi banyak atau dari pendek
menjadi panjang.
c) Faktor insting dan reflek. Insting dan reflek merupakan perilaku
yang terjadi secara otomatis. Insting dan reflek merupakan
mekanisme dalam diri seseorang yang terjadi secara alamiah
sebagai jalan untuk mempertahankan hidupnya. Mencari makan,
bernafas, berkedip, bersin merupakan bentuk-bentuk perilaku yang
muncul secara otomatis sebagai jalan untuk melindungi diri dari
17Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 132.
34
bahaya atau mempertahankan hidup. Dengan jalan ini manusi
berkembang dan tetap bertahan hidup.18
Selain itu, juga terdapat faktor-faktor yang tersangkut
dalam kegiatan belajar, yakni:
(1) Asosiasi. Dalam kegiatan belajar terjadi koneksi atau
hubungan di dalam otak, antara hal satu dengan lainnya.
(2) Motivasi. Belajar akan terjadi bila manusia atau binatang
terdorong dalam beberapa hal.
(3) Variabilitas. Dalam peristiwa belajar terjadilah berbagai
macam tingkah laku yang dapat dilakukan untuk memecahkan
suatu masalah, tergantung dari stimulus belajar.
(4) Kebiasaan. Belajar dapat membentuk suatu kebiasaan sehingga
hal itu dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang
berbeda yang harus dipertimbangkan.
(5) Kepekaan. Faktor kepekaan yakni perasaan atau kognisi yang
mudah tersentuh merupakan hal yang menentukan juga
keberhasilan belajar.
(6) Pencetakan (imprinting), atau merekam. Hal ini biasanya
terjadi pada binatang, yang mungkin dapat disamakan dengan
dressur. Dalam hal ini berarti semacam proses “melihat”-kan
sesuatu (yang dipelajari) pada kesan/otak.
(7) Hambatan. Dalam proses belajar tentu terjadi hambatan.19
e. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas
dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun,
kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan
perilaku (misbehavior) seeperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas,
18Sriyanti, op. cit., h. 20. 19Mulyati, Pengantar Psikologi Belajar, ( Yogyakarta: Quality Publishing, 2007), h. 3.
35
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering
minggat dari sekolah.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar terdiri atas dua macam, yakni:
1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul
dari dalam diri siswa sendiri.
2) Faktor ekstern, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang
antara lain di bawah ini:
1) Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa.
b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan
sikap.
c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya
alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).
2) Faktor Ekstern Siswa
a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
b) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya wilayah
perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
c) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-
alat belajar yang berkualitas rendah.20
20Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 11, h. 184.
36
f. Alternatif Pemecahan Kesulitan belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil,
guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa
langkah penting sebagai berikut:
a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah
dan hubungan antarbagian tersebut untuk memperoleh pengertian
yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan.
c. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan).
Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru
melaksanakan langkah selanjutnya yakni melaksanakan program
perbaikan.21
g. Pengertian Prestasi Belajar
Seseorang melaakukan proses belajar karena memiliki tujuan untuk
mendapatkana suatu prestasi dan prosen itu tak semudah seperti yang
dibayangkan. Karena untuk mencapai prestasi yanag gemilang,
memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadapi. Prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan kemudian ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan pengajar.22
Prestasi belajar merupakan realisasi atau perkara dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi
belajar menurut para ahli, seperti menurut Siti Pratini dalam bukunya
yang berjudul “Psikologi Pendidikan” mengartikan bahwa prestasi
belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan
21Syah, op. cit., h. 175. 22 Kamus Besar Bahasa Indonesa, 2005, h. 895.
37
kegiatan belajar.23 Saifudin Azwar dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Psikologi Intelegensi” mengatakan prestasi belajar
merupakan dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator
berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat
keberhasilan.24 Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi prestasi
belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian prestasi belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
atau ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil belajarnya yang
diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Hal ini biasanya berupa
angka-angka, huruf, serta tindakan yang dicapai masing-masing peserta
didik dalam waktu tertentu.
h. Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Namun demikian, perubahan tingkah laku seluruh
ranah itu, khususnya ranah rasa siswa/mahasiswa sangatlah sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak
dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun
yang berdimensi karsa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data prestasi belajar
siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis
besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan
jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Untuk mengungkap
prestasi belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor)
23Muhammad Syahrul, Wawasan Pendidikan, 2016,
(http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajar-menurut-ahli.html?m=1)
24Asnan, Prestasi Belajar, 2016, (digilib.uinsby.ac.id).
38
diperlukan patokan-patpkan atau indikatorindikator sebagai penunjuk
bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu,
karena pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai
indikator-indikator prestasi belajar yang sangat diperlukan ketika
seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi.25
i. Batas Minimal Prestasi Belajar
Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi
belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan
batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena
mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil
dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan
karsa siswa.
Ranah-ranah psikologis, walaupun berkaitan satu sama lain,
kenyataannya sukar diungkapkan sekaligus jika hanya melihat perubahan
yang terjadi pada salah satu ranah. Sebagai contoh, seorang siswa yang
memiliki nilai tinggi dalam bidang studi agama Islam, belum tentu rajin
beribadah shalat. Sebaliknya, siswa lain yang hanya mendapat nilai
cukup dalam bidang studi tersebut, justru menunjukkan perilaku yang
baik dalam kehidupan beragama sehari-hari.26
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa
alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti
proses mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut
ialah:
1) Norma skala angka dari 0 sampai 10.
2) Norma skala angka dari 0 sampai 100.27
Selanjutnya, selain norma-norma tersebut di atas, ada pula norma
lain yang di negara kita baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma
prestasi belajar dengan menggunakaan simbol huruf-huruf A,B,C,D, dan
25 Syah, op. cit., h. 216. 26Ibid., h. 221. 27Ibid., h. 222.
39
E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari
simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah berikut
ini.
Tabel 2.2
Perbandingan Nilai Angka, Huruf, dan Predikatnya
Simbol-simbol Nilai Huruf Predikat
Angka
8-10 = 80-100 = 3,1-4 A Sangat baik
7-7,9 = 70-79 = 2,1-3 B Baik
6-6,9 = 60-69 = 1,1-2 C Cukup
5-5,9 = 50-59 = 1 D Kurang
0-4,9 = 0-49 = 0 E Gagal
Perlu ditambahkan bahwa simbol nilai angka yang berskala
antara 0 sampai 4 seperti yang tampak pada tabel di atas lazim dipakai
di perguruan tinggi. Skala angka yang berinterval jauh lebih pendek
daripada skala angka lainnya itu dipakai untuk menetapkan indeks
prestasi (IP) mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhir
penyelesaian studi.
Seusai memperhatikan macam-macam norma yang menetapkan
tingkat keberhasilan siswa seperti pada tabel di atas mungkin anda
bertanya: norma manakah yang paling tepat dan representatif
(mewakili/menggambarkan yang sebenarnya)?. Sesungguhnya, norma
mana pun dapat anda pakai, asal sejalan dengan aturan institusional
kependidikan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwewenang.
Hal lain yang justru lebih penting dalam proses evaluasi prestasi
bukan norma mana yang harus diambil, melainkan sejauh mana norma
40
itu dipakai secara lugas untuk mengevaluasi seluruh kecakapan siswa
(kognitif, afektif, dan psikomotor).28
j. Evaluasi Prestasi Belajar
Dalam evaluasi prestasi belajar meliputi prestasi kognitif, afektif,
dan psikomotor. Hal tersebut dapat dinilai dengan menggunakan cara
evaluasi belajar seperti tes lisan, tes tulis, observasi, atau pemberian
tugas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan masukan dalam penelitian ini, penulis mengambil
kajian-kajian sebelumnya berupa skripsi mengenai hubungan motivasi belajar
dengan prestasi belajar terhadap pada mahasiswa Bidikmisi. Seperti dalam
skripsi yang telah ada sebelumnya, di antaranya Stephani Chintya Debi pada
tahun 2014 dengan judul penelitian “Hubungan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar pada Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan
Administrasi Universitas Negeri Jakarta”. Stephani secara empiris
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi program
studi pendidikan ekonomi UNJ 2011. Hal ini dibuktikan dengan:
1. Hasil uji keberartian disimpulkan bahwa regresi berarti. Serta pada uji
linearitas diperoleh hasil bahwa regresi linier. Berdasarkan uji
keberartian dan uji linearitas regresi bahwa koefisien regresi berbentuk
linier dan berarti (signifikan).
2. Serta berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi terbukti adanya
hubungan signifikan atau berarti antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan keberartian koefisien
korelasi Rxy = 0,345, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka
prestasi belajar semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah motivasi
belajar maka semakin rendah pula prestasi belajar.
28Ibid., h.223.
41
3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi yang besarnya
0,11898, dapat disimpulkan besarnya variasi motivasi belajar ditentukan
prestasi belajar sebesar 11,90%.29
Sunardi pada tahun 2003 dengan judul penelitian “Hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta” menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar. Semakin kuat motivasi belajar yang dilakukan maka akan semakin
tinggi prestasi belajar yang dihasilkan oleh mahasiswa penerima beasiswa di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. Besarnya variasi prestasi
belajar pada mahasiswa penerima beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta ditentukan oleh motivasi belajar sebesar 79%.
Mahasiswa penerima beasiswa yang berasal dari berbagai jurusan tersebut
pada umumnya semakin memiliki berbagai latar belakang ekonomi keluarga
yang bervariasi, yang rata-rata berpenghasilan rendah. Adapun prestasi
belajarnya jika dilihat dari perulihan indeks prestasi berkisar antara 2,45
sampai 3,70, dengan pencapaian prestasi antara 69 sampai 100%. Dalam
kondisi demikian mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian kepada
para mahasiswa penerima beasiswa, yaitu apakah dengan adanya beasiswa
yang diberikan dapat memotivasi belajarnya untuk mencapai prestasi belajar
yang lebih baik.30
Ferry Antoni MS pada tahun 2012 dengan judul penelitian “Analisis
IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB dengan Pendekatan
Metode CHAID” menyatakan bahwa analisis CHAID dengan kategori respon
tipe I terhadap delapan peubah penjelas menghasilkan empat peubah penjelas
yang berpengaruh nyata dan didapatkan lima klasifikasi. Perubahan yang
29Stephani Chintya Debi, “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada
Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta”, Skripsi (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2014), h. 67, tidak dipublikasikan.
30Sunardi, “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta”, Skripsi (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2003), h. 48, tidak dipublikasikan.
42
dapat membentuk klasifikasi-klasifikasi tersebut adalah status SLA,
kepemilikan prestasi, lokasi SLA asal, dan akreditasi SLA. Adapun untuk
klasifikasi respon tipe II didapatkan tujuh peubah penjelas yang berpengaruh
nyata. Peubah-peubah tersebut adalah kepemilikan prestasi, lokasi SLA asal,
akreditasi SLA asal, jenis kelamin, jumlah tanggungan orang tua, usia saat
masuk SLA, dan penghasilan orang tua. Perbedaan ini disebabkan pada
pengkategorian tipe I terdapat kategori IPK yang memiliki presentase
kategori yang lain sehingga tidak teridentifikasi dengan baik.31
Nugraha Ramadhan pada tahun 2014 dengan judul penelitian
“Pemodelan Keberhasilan Studi dan Identifikasi Karakteristik Mahasiswa
Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB” menyatakan bahwa karakteristik
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi berdasarkan analisis korespondensi
berganda dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok pertama
kelompok mahasiswa dengan IPK < 2,75 memiliki karakteristik status
sekolah asal SMA Negeri, memiliki nilai ujian nasional lebih kecil dari
rataan, dan berasal dari kelompok departemen dengan IPK TPB sedang dan
rendah. Kelompok kedua adalah kelompok mahasiswa yang memiliki IPK >
3,50 dan memiliki karakteristik status asal SMA negeri, asal daerah
mahasiswa adalah Pulau Jawa, memiliki nilai ujian nasional dengan rataan >
8,3 dan berasal dari kategori departemen dengan IPK TPB tinggi. Perubahan
yang mempengaruhi keberhasilan studi secara nyata berdasarkan model
regresi logistik ordinal adalah peubah jenis kelamin, status SMA, status
keberadaan ibu, kelompok departemen, nilai ujian nasional, penghasilan
orang tua, dan jumlah tanggungan. Ketepatan pendugaan model regresi
logistik yang dibangun adalah 59,8%. Berdasarkan rasio odds pada model
regresi logistik ordinal dapat disimpulkan bahwa mahasiswa perempuan
dengan status sekolah asal SMA Negeri, masih memiliki ibu, berasal dari
kelompok departemen IPK TPB tinggi, penghasilan orang tua antara Rp
500.000,- sampai Rp 1.000.000,-, memiliki nilai ujian nasional yang tinggi
31Ferry Antoni MS, “Analisis IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB dengan Pendekatan Metode CHAID”, Skripsi (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012), h. 13, tidak dipublikasikan.
43
dan memiliki jumlah tanggungan sedikit mempunyai peluang paling besar
untuk berhasil dalam studinya sebagai mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi.32
Bustamil Arifin pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Penggunaan
Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP UNTAN” menjelaskan bahwa
mahasiswa Bidikmisi sebagian kecil belum sesuai dengan syarat penerimaan
mahasiswa Bidikmisi tahun 2010 dan beasiswa Bidikmisi yang diterima oleh
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi digunakan untuk biaya hidup, biaya
makan, biaya transportasi, biaya komunikasi, biaya tempat tinggal, biaya
buku-buku dan bahan mata kuliah, biaya membeli pakaian, biaya membeli
sepatu dan/atau sandal, biaya membeli handphone dan/atau aksesorisnya,
biaya beli tas, biaya pergi berekreasi, biaya membeli perabota untuk
kenyamanan, biaya membeli barang-barang dan/atau keperluan lainnya.
Sehingga penggunaan beasiswa Bidikmisi oleh penerima beasiswa Bidikmisi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura angkatan
2010 sebagian besar masih belum sesuai dengan syarat penggunaan beasiswa
Bidikmisi.33
Tabel 2.3
Penelitian yang Relevan No. Nama
Peneliti/Tahun
Judul
Penelitian
Hasil penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1 Stephani
Chintya
Debi/2014
Hubungan
Motivasi
Belajar
dengan
Prestasi
Belajar pada
Mahasiswa
Bidikmisi
Memberikan kesimpulan
secara empiris bahwa
adanya hubungan yang
positif antara motivasi
belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa
penerima beasiswa
Bidikmisi program studi
Persamaan:
- Tentang Bidikmisi.
Perbedaan:
- Stephani meneliti
tentang hubungan
motivasi belajar
dengan prestasi
belajar mahasiswa
32Nugraha Ramadhan, “Pemodelan Keberhasilan Studi dan Identifikasi Karakteristik
Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB”, Skripsi (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012), h. 14, tidak dipublikasikan.
33Bustamil Arifin, “Penggunaan Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP UNTAN”, Skripsi (Pontianak: Universitas Tanjungpura, 2013), h. 18, tidak dipublikasikan.
44
Jurusan
Ekonomi dan
Administrasi
Universitas
Negeri Jakarta
pendidikan ekonomi
UNJ 2011.
Bidikmisi.
- Penulis meneliti
tentang pengaruh
beasiswa Bidikmisi
terhadap prestasi
belajar.
2 Sunardi/2003 Hubungan
antara
Motivasi
Belajar
dengan
Prestasi
Belajar pada
Mahasiswa
Penerima
Beasiswa di
Fakultas Ilmu
Sosial
Universitas
Negeri Jakarta
Menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang
positif antara motivasi
belajar dengan prestasi
belajar. semakin kuat
motivasi belajar yang
dilakukan maka akan
semakin tinggi prestasi
belajar yang dihasilkan
oleh mahasiswa
penerima beasiswa di
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri
Jakarta.
Persamaan:
-Tentang prestasi
belajar mahasiswa
penerima beasiswa.
Perbedaan:
-Sunardi meneliti
tentang ada tidaknya
hubungan antara
motivasi belajar
dengan prestasi
belajar mahasiswa
penerima beasiswa.
Sedangkan penulis
meneliti tentang
bagaimana pengaruh
beasiswa terhadap
prestasi belajarnya.
3 Ferry Antoni
MS/2012
Analisis IPK
Mahasiswa
Penerima
Beasiswa
Bidikmisi IPB
dengan
Pendekatan
Metode
CHAID
Analisis CHAID dengan
kategori respon tipe I
terhadap delapan peubah
penjelas menghasilkan
empat peubah penjelas
yang berpengaruh nyata
dan didapatkan lima
klasifikasi. Perbedaan ini
disebabkan pada
pengkategorian tipe I
terdapat kategori IPK
yang memiliki
presentase kategori yang
lain sehingga tidak
Persamaan:
-Tentang Bidikmisi
dan IPK.
Perbedaan:
-Ferry tentang
menganalisis IPK
Bidikmisi.
-Peneliti tentang
perbandingan IPK
mahasiswa
Bidikmisi.
45
teridentifikasi dengan
baik.
4 Nugraha
Ramadhan/2014
Pemodelan
Keberhasilan
Studi dan
Identifikasi
Karakteristik
Mahasiswa
Penerima
Beasiswa
Bidikmisi IPB
Berdasarkan rasio odds
pada model regresi
logistik ordinal dapat
disimpulkan bahwa
mahasiswa yang berasal
dari kelompok
departemen IPK TPB
tinggi, memiliki nilai
ujian nasional yang
tinggi dan memiliki
jumlah tanggungan
sedikit mempunyai
peluang paling besar
untuk berhasil dalam
studinya sebagai
mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi.
Persamaan:
-Tentang Bidikmisi.
Perbedaan:
-Nugraha meneliti
tentang karakteristik
mahasiswa
Bidikmisi.
-Peneliti tentang
prestasi belajar
mahasiswa penerima
Bidikmisi.
5 Bustamil
Arifin/2013
Penggunaan
Beasiswa
Bidikmisi
pada
Mahasiswa
FKIP UNTAN
Memberikan kesimpulan
bahwa penggunaan
beasiswa Bidikmisi oleh
penerima beasiswa
Bidikmisi Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Tanjungpura angkatan
2010 sebagian besar
masih belum sesuai
dengan syarat
penggunaan beasiswa
Bidikmisi.
Persamaan:
- Tentang Bidikmisi
Perbedaan:
- Bustamil meneliti
tentang penggunaan
dana beasiswa
Bidikmisi.
- Peneliti tentang
kaitan beasiswa
Bidikmisi terhadap
prestasi belajar
mahasiswa penerima
Bidikmisi.
46
C. Kerangka Berpikir
Bidikmisi
Hak Penerima Bidikmisi Kewajiban Penerima
1. Bantuan biaya pendidikan 2. Living cost 3. Fasilitas tempat tinggal 4. Pembinaan 5. Pelayanan
Menaati peraturan Ma’had
Laporan akademik
IPK
> 3,00
Mematuhi peraturan dan kode
etik kampus
1. Melaksanakan pembinaan di Ma’had
2. Menjaga nama baik almamater
3. Beri’tikad baik
Bantuan Pendidikan Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi
Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi
47
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang
diberikan Pemerintah melalaui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
(Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010
kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang
mampu secara ekonomi. Program ini bertujuan untuk menghidupkan
harapan bagi masyarakat kurang mampu dan potensi akademik memadai
untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Penerima beasiswa Bidikmisi memiliki hak dan kewajiban. Hak
penerima beasiswa Bidikmisi di antaranya mendapatkan bantuan biaya
pendidikan, mendapatkan living cost sesuai dengan mekanisme yang
sudah diatur, mendapatkan fasilitas tempat tinggal (Ma’had UIN),
menerima pembinaan secara berkala sesuai kurikulum dan sistem yang
sudah diatur UPT Kepala Pusat Ma’had Al Jamiah, dan mendapatkan
pelayanan perihal beasiswa dari penyelenggara Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Adapun kewajiban penerima beasiswa bidikmisi di antaranya
mematuhi peraturan dan kode etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, mencapai Indeks Prestasi Kumulatif > 3,00, melaporkan laporan
perkembangan akademik setiap semester ke bagian Kemahasiswaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, menempati dan aktif melaksanakan
pembinaan selama menjadi mahasantri Ma’had, mentaati senua peraturan
Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menjaga nama baik almamater
Ma’had dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta beri’tikad baik untuk
berbakti dan mengabdi kepada agama, almamater UIN, masyarakat,
bangsa dan negara.
Hak penerima beasiswa Bidikmisi tentu berkesinambungan
dengan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh penerima beasiswa
karena hak tersebut sebagai bantuan pendidikan yang diberikan untuk
penerima beasiswa Bidikmisi, sehingga harus ada kewajiban yang
dijalankan. Salah satu kewajiban peenrima beasiswa Bidikmisi yaitu
mencapai IPK > 3,00.
48
Kaitannya dengan kewajiban penerima Bidikmisi adalah IPK >
3,00. Artinya, jika mahasiswa penerima harus memperoleh IPK sesuai
dengan yang telah ditentukan oleh penyelenggara, dan apabila tidak
memperoleh IPK sesuai dengan ketentuan maka akan dikenakan sanksi
sesuai dengan aturan yang berlaku. IPK tersebut sebagai standarisasi bagi
universitas untuk memperoleh prestasi yang lebih baik.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Berdasarkan rencana yang telah dibuat, kegiatan penelitian ini
dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bertempat di Jl. H.Juanda No.72 Ciputat Tangerang Selatan.
Adapun memilih tempat tersebut dikarenakan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu di antara perguruan tinggi
Islam yang telah mendapat kepercayaan dari berbagai pihak baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk menyalurkan beasiswa
kepada para mahasiswa yang berprestasi dan ekonomi menengah ke
bawah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, terhitung dari bulan
Februari sampai dengan September. Berikut rincian kegiatan penelitian:
Tabel 3.1
Tabel Waktu Penelitian
No
.
Kegiatan Bulan
Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agt Sept
1 Menyusun proposal
penelitian √
2 Menyusun proposal
skripsi √
3 Menyusun revisi
proposal penelitian √ √ √
4 Menyusun instrumen
penelitian
√ √
50
5 Mengkaji instrumen
penelitian
√
6 Mengambil data
penelitian
√
7 Mengolah data
penelitian
√
8 Menyusun bab 4 dan
5
√
9 Melengkapi
lampiran-lampiran
√
10 Sidang munaqosah √
11 Revisi skripsi √
12 Pengumpulan skripsi √
B. Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan salah satu penelitian yang lebih
ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran
kuantitatif yang kokoh.Penelitian dengan menggunakan metode-metode
dalam pendekatan kuantitatif yang selanjutnya disebut penelitian kuantitatif,
adalah satu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji satu permasalahan dari
suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau hubungan-
hubungannya antarvariabel dalam permasalahan yang ditetapkan.1 Penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti
hubungan antarvariabel.2 Sedangkan kuantitatif deskriptif adalah penelitian
yang tugasnya menganalisis data berupa angka dari hasil gambaran mengenai
1Rully Indrawan, dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h. 51.
2Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 38.
51
suatu gejala atau peristiwa dalam penelitian sehingga dapat ditarik pengertian
atau maknanya.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 770
orang. Sedangkan populasi berjangkau adalah seluruh mahasiswa penerima
Bidikmisi tahun 2014 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150
mahasiswa. Menurut Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa“Apabila
subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar
(lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”3
Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 yaitu sebanyak 150. Maka
dalam penelitian ini mengambil sebanyak 15% sampel darijumlah populasi
yaitu 22,5 maka dibulatkan menjadi 23. Dengan demikian, jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 23 orang mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger
menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (contructs) atau sifat yang akan
dipelajari.4
Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h.112. 4Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2015),
h.38.
52
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Menurut Sugiyono “variabel independen atau yang
disebut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan
variabel dependen atau yang disebut variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.5
Variabel bebas (beasiswa Bidikmisi) yang digambarkan dengan simbol
X dan variabel terikat (prestasi belajar) yang digambarkan dengan simbol Y.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, bahwa diduga terdapat pengaruh yang
positif antara variabel X dengan variabel Y. Maka dinyatakan sebagai berikut:
X Y
Keterangan :
Variabel X = Beasiswa Bidikmisi
Variabel Y = Prestasi Belajar
X Y = Arah hubungan
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.6
Mencari data dan mengumpukannya haruslah didukung dengan teknik
pengumpulan data, maka dalam hal ini peneliti perlu memperhatikannya,
sehingga informasi yang didapat benar-benar valid dan reliabel. Maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).
1. Metode library (penelitian kepustakaan) metode kepustakaan merupakan
teknik atau cara yang digunakan dalam penelitian ini dengan
mengumpulkan sumber data baik yang berkaitan dengan teori, sumber
5Ibid., h. 39. 6Noor, op. cit., h. 138
53
literatur, dan pendapat para ahli yang masih mempunyai hubungan
dengan permsalahan yang penulis teliti.
2. Field Research (penelitian lapangan) metode ini penulis gunakan karena
teknik pengumpulan data dari penelitian ini salah satunya datanya
didapatkan dari lapangan, maka untuk memperoleh data lapangan ini,
penulis menggunakan instrument pengumpulan data sebagai berikut :
a. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan.7 Angket
adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara
tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian.8 Metode
angket ini tentu saja baru mungkin dilakukan apabila sumber datanya
bisa membaca dan menulis. Karena angket sepenuhnya menjadi
wakil peneliti (melalui perantaraan pertanyaan-pertanyaan tertulis),
maka harus dinyatakan dengan amat jelas, sederhana, dan
menggunakan kata atau istilah yang tidak menimbulkan pengertian
ganda dan perlu juga disertai petunjuk pengisian sebagaimana yang
dikehendaki oleh peneliti. Yang lebih penting lagi, metode angket
hanya relevan digunakan untuk menghimpun informasi atau
keterangan megenai hal-hal yang diketahui oleh responden, menurut
apa yang ia alami dan/atau ketahui.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
prestasi belajar yang akan digunakan untuk mengukur variabel
prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2014.
Angket prestasi belajar terdiri dari 6 indikator, yaitu sebagai berikut :
1) Proses penerimaan beasiswa Bidikmisi.
2) Pengalokasian anggaran yang disediakan untuk setiap
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
7Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakara: Erlangga, 2009), h. 100. 8Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), h. 122.
54
3) Mekanisme penyaluran dana Bidikmisi.
4) Penghentian bantuan dana Bidikmisi.
5) Pelanggaran dan sanksi bagi penerima Bidikmisi.
6) Kewajiban yang harus dijalankan di Ma’had UIN.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai.9 Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Tabel 3.2
Instrumen Wawancara Pengelola Bidikmisi
Nama
Sumber
Indikator No.
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
Pihak
Pengelola
Bidikmisi
Pengertian, maksud dan
tujuan diselenggarakan
Bidikmisi.
1,2 2
Waktu dan target
penerima Bidikmisi.
3,4 2
Syarat dan prosedural
pelaksanaan Bidikmisi
serta pencairan dana.
5,6 2
Permasalahan Bidikmisi 7,8 2
Penerimaan pendapat serta
pengupayaan Bidikmisi
untuk lebih baik
9,10 2
Total 10
9Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013),
Cet.I, h. 133.
55
Tabel 3.3
Instrumen Wawancara Mahasiswa Bidikmisi
Nama
Sumber
Indikator No.
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
Mahasiswa
Penerima
Bidikmisi
2014
Informasi serta motivasi
mengenai Bidikmisi
1,2 2
Proses keikutsertaan
Bidikmisi dan
persyaratannya.
3,4 2
Permasalahan selama
mengikuti Bidikmisi.
5,6 2
Permasalahan Bidikmisi 7,8 2
Suka duka tinggal di
Ma’had serta saran
untuk Bidikmisi lebih
baik.
9,10 2
Total 10
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi
dari catatan yang telah ada. Metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, dan sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengukur variabel (selanjutnya disebut instrumen) biasanya
digunakan dalam berbagai desain penelitian, kecuali pada even study, content
analysis, dan sosiometri. Dalam even study, content analysis, dan
56
sosiometriukuran variabel telah berfungsi juga sebagai instrumen.10 Untuk
mendapatkan instrument penelitian yang baik, maka kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian
ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah berkaitan dengan variabel
penelitian:
1. Prestasi Belajar
a. Definisi Konseptual
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang relevan dan dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Jenis
prestasi yang dapat diukur dalam ranah cipta atau kognitif di
antaranya ialah pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti), dan sintesis
(membuat panduan utuh). Sedangkan jenis prestasi yang dapat
diukur dari ranah rasa atau afektif di antaranya ialah penerimaan,
sambutan, apresiasi atau sikap menghargai, internalisasi atau
pendalaman, karakterisasi atau penghayatan. Jenis prestasi dalam
ranah karsa atau psikomotor di antaranya ialah keterampilan
bergerak dan bertindak serta kecakapan ekspresi verbal dan
nonverbal.
b. Definisi Operasional
Prestasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari daftar
nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terakhir mahasiswa dan
diakses melalui AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Beasiswa Bidikmisi
a. Definisi Konseptual
10Noor, op. cit., h. 101.
57
Beasiswa Bidikmisi adalah program bantuan biaya
pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki
potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi.
c. Definisi Operasional
Beasiswa Bidikmisi dalam penelitian ini diperoleh melalui
penyebaran angket kuisioner kepada mahasiswa penerima Bidikmisi
2014 sebagai responden penelitian.
d. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket PenelitianBeasiswa Bidikmisi
Variabel
Penelitian
Instrumen Penelitian
Beasiswa Bidikmisi
Nomor
Soal
Jumlah
Beasiswa
Bidikmisi
a. Proses penerimaan beasiswa
Bidikmisi.
1,2,3,4,5 5
b. Pengalokasian anggaran
yang disediakan untuk
setiap mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi.
6,7,8,9,10 5
c. Mekanisme penyaluran
dana Bidikmisi.
11,12,13,1
4,15
5
d. Penghentian bantuan dana
Bidikmisi.
16,17,18,1
9,20
5
e. Pelanggaran dan sanksi bagi
penerima Bidikmisi.
21,22,23,2
4,25
5
f. Kewajiban yang harus
dijalankan di Ma’had UIN.
26,27,28,2
9,30
5
Total 30
58
Sebelum disebarkan kepada responden, maka instrumen terlebih
dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya:
1) Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur(a valid measure if it
succesfully measure the phenomenon).11Terkait dengan keabsahan data
dalam penelitian kuantitatif, akan merujuk pada validitas butir instrumen
dan validitas instrumen/skala. Pengertian valid dapat dilihat dari dua
segi.12 Pertama, bila dalam menyusun suatu instrumen, penyusun
berusaha memilih soal-soal yang secara logis diperkirakan dapat
mengukur apa yang mau diukur, baik menurut pertimbangan sendiri
maupun setelah berukar pikiran (berkonsultasi) dengan orang lain atau
bahkan ahli-ahli di bidang pengetahuan yang bersangkutan, instrumen
instrumen tersebut dinyatakan telah memiliki content validity. Artinya,
isinya diperkirakan sesuai dengan apa-apa yang seharusnya diukur, atau
logical validity, yang berarti secara logis, butira-butirnya diperkirakan
akan mengukur apa yang seharusnya diukur. Istilah lain yang
berhubungan adalah face validity, yaitu kelihatan dari luar sudah valid.
Kedua, bila instrumen yang telah dipergunakan, validitasnya
dapat diukur dengan memperbandingkan hasil-hasil pengukurannya
dengan hasil pengukuran lainnya. Cara ini menghasilkan apa yang
dinamakan empirical validity, yang artinya secara empiris dibandingkan
dengan hasil pengukuran lainnya yang telah diketahui atau dianggap
valid atau statistical validity (karen adalam proses perbandingan ini
biasanya diperlukan perhitungan-perhitungan statistik).
Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila instrumen itu dapat
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Ada istilah baru yang mulai
diperkenalkan adalah sahih sehingga validitas diganti menjadi kesahihan.
11Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana, 2013), h. 46. 12Idrus,op. cit.,h.123.
59
Penggunaan istilah ini secara bergantian tidak menimbulkan masalah
sebab semua orang memahaminya.
Suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen itu “tepat”,
tetapi istilah tepat belum dapat mencakup semua arti yang tersirat dalam
kata “valid”, dan kata tepat kadang-kadang digunakan dalam konteks
yang lain. Akan tetapi, tambahan kata tepat dalam menerangkan valid
dapat memperjelas apa yang dimaksud. Sebagai contoh, untuk mengukur
besarnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur
melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui:
kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru, dan sebagainya.
Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 (∑𝑥𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑦)�[𝑛 (∑𝑥)²][𝑛 (∑𝑦²)−(∑𝑦)²]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi
n = banyaknya subyek
∑ x = jumlah nilai setiap butir soal
∑ y = jumlah nilai total
∑ xy = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y13
Untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan valid atau
tidak, harus harus membandingkan antara nilai rhitung dan rtabe, dengan taraf
signifikansi 5%. Apabila rhitung≤rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak
valid dan apabila rhitung>rtabel, maka instrumen dinyatakan valid.
13Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
Cet. VII, h. 171.
60
Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS for Windows ver. 20. Adapun tahapan-tahapannya adalah;
(1) menginput data validitas ke lembar data editor SPSS, (2) kemudian klik
Analyze,Corellate, Bovariat, (3) blok semua label (Item X ke 1, dst), klik
ikon panah, sehingga seluruhnya akan berpindah ke kotak Variabels, lalu
klik OK.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil validitas
instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.5
Validitas Variabel Beasiswa Bidikmisi
NO. PERNYATAAN Thitung Ttabel KETERANGAN
1 P1 0,420 0,361 Valid
2 P2 -0,143 0,361 Tidak Valid
3 P3 -0,184 0,361 Tidak Valid
4 P4 0,704 0,361 Valid
5 P5 0,657 0,361 Valid
6 P6 0,591 0,361 Valid
7 P7 0,501 0,361 Valid
8 P8 0,705 0,361 Valid
9 P9 0,595 0,361 Valid
10 P10 -0,040 0,361 Tidak Valid
11 P11 0,790 0,361 Valid
12 P12 -0,204 0,361 Tidak Valid
13 P13 0,462 0,361 Valid
14 P14 0,692 0,361 Valid
15 P15 0,645 0,361 Valid
16 P16 0,052 0,361 Tidak Valid
17 P17 -0,172 0,361 Tidak Valid
18 P18 -0,243 0,361 Tidak Valid
61
19 P19 0,514 0,361 Valid
20 P20 -0,180 0,361 Tidak Valid
21 P21 0,460 0,361 Valid
22 P22 0,097 0,361 Tidak Valid
23 P23 0,095 0,361 Tidak Valid
24 P24 0,479 0,361 Valid
25 P25 0,675 0,361 Valid
26 P26 0,502 0,361 Valid
27 P27 -0,019 0,361 Tidak Valid
28 P28 0,586 0,361 Valid
29 P29 0,539 0,361 Valid
30 P30 0,423 0,361 Valid
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran
yang sama pula.14Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dengan tes
pernyataan, rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (alpha
cronbach) sebagai berikut:
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini, menggunakan
bantuan program SPSS for Windows ver. 20. Adapun cara yang
14Siregar,op. cit.,. h.55.
62
dilakukan adalah; (1) buka lembar editor SPSS yang sudah tersedia
datanya, (2) klik menu Analyze, Scale, Reliabilitas Analysis, blok
semua label, kecuali total X, pindahkan ke kotak Items dengan
mengklik tanda panah, lalu pada menu Model, pilih Alpha, lalu klik
OK.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil reliabilitas
instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas
(coding), dan proses pembeberan (tabulating). Pengolahan data untuk
penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan
tertentu.
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang
telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data
yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan. Pada
kesempatan ini, kesalahan data dapat diperbaiki dan kekurangan data
63
dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara
penyisipan data (interpolasi).
2. Skoring
Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah
memberikan skor terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada
angket dalam bentuk pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan
masing-masing diberi bobot nilai yang bergerak dari 4 sampai 1 sesuai
dengan kualitas jawabannya yang disusun sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban SL, dengan bobot nilai 4.
b. Alternatif jawaban SR, dengan bobot nilai 3.
c. Alternatif jawaban KD, dengan bobot 2.
d. Alternatif jawaban TP, dengan bobot 1.
3. Codeting
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap
data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data
atau identitas data yang akan dianalisis. Menurut Bungin pengkodeaan
adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang gunanya untuk
memberikan identitas pada data yang telah di edit, sehingga data tersebut
memiliki arti tertentu saat di analisis.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.Tabulasijuga merupakan
proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode
sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya
mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.15
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa
tahap yaitu sebagai berikut:
15Ibid., h. 86.
64
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis
statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik atau
nonparametik. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas dan
uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasyarat
analisis data menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.16
Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang digunakan
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari ditribusi data normal. Maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Deteksi normlaitas data dapat juga dilakukan dengan
melihat histogram residualnya.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat ada
atau tidaknya penyimpangan heteroskedastisitas pada model regresi.
Dinyatakan lulus uji jika:
1) Titik-titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang
teratur.
2) Titik-titik pada grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel
bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent).17 Dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena hanya
terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu beasiswa Bidikmisi, dan
satu variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar. analisis regresi
16Noor, op. cit., h. 174. 17Siregar, op. cit., h. 284.
65
linear (garis lurus) sederhana pada sampel digunakan persamaan sebagai
berikut:
Keterangan :
𝑌� = linearitas regresi
𝑋 = nilai variabel X
a = nilai linearitas regresi apabila harga X di manipulasi
b = nilai koefisien regresi18
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi pada
persamaan regresi.19 Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai
yang mendekati 0 berarti variabel independen tidak memberikan
informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu nilai adjusted
R square.
I. Hipotesis Statistik
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
t. Uji t-test dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri
terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan
18Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 126. 19Bambang Suharjo, Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013), h. 93.
𝒀� = a + b X
66
membandingkan thitung dengan ttabel atau dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing thitung .
Untuk menguji pengaruh secara individual beasiswa Bidikmisi
digunakan kriteria. Apabila dari perhitungan dengan bantuan SPSS for
Windows ver. 20 diperoleh probabilitas (p value) < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel beasiswa Bidikmisi berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi. Begitu juga sebaliknya,
apabila diperoleh probabilitas (p value) > 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa variabel beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa penerima Bidikmisi. Dengan demikian, hipotesis
statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
Ho = ditolak jika p value< 0,05
Ha = diterima jika p value> 0,05
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menelusuri berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sesungguhnya mengungkapkan bagian kisah perjuangan umat Islam
Indonesia dalam rangka mewujudkan keinginan untuk memiliki
lembaga pendidikan tinggi yang berwawasan keislaman,
kemodernan, dan keindonesiaan. Oleh karenanya, berdirinya UIN
pada dasarnya merupakan produk keinginan umat untuk membentuk
dan mengembangkan lembaga pendidikan yang dapat
menggembleng mahasiswanya menjadi kader umat yang handal
dalam merespon setiap kebutuhan masyarakat dan perubahan zaman.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, sejarah
perkembangan UIN Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sejarah
perkembangan perguruan tinggi Islam di Indonesia dalam menjawab
kebutuhan pendidikan Islam secara modern. Embrio UIN Jakarta
dapat ditelusuri dari pendirian Pesantren Luhur (pada masa
menjelang kemerdekaan), Sekolah Tinggi Islam di Padang dan di
Jakarta Tahun 1946, Universitas Islam Indonesia (UII) di
Yogyakarta, serta pendirian Akademi Dina Departemen Agama
(ADIA) tahun 1957 di Jakarta hingga menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sekarang.
1) 1 Juni 1957
Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari
dibentuknya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) sebagai
Akademi Dinas Departemen Agama pada tanggal Juni 1957,
68
berdasarkan Ketetapan Menteri Agama Nomor 1 Tahnu 1957.
Pendirian ADIA ini dimaksudkan untuk mendidik dan
mempersiapkan pegawai negeri guna mencapai ijazah
pendidikan akademi dan semi akademi agar menjadi ahli didik
agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah Kejuruan dan
Sekolah Agama. Pada awal berdirinya, ADIA menempati
kampus Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Jalan Madura dan
tahun kedua di Jalan Limau kampus UHAMKA sekarang. Pada
tahun ketuga baru menempati kampus di Ciputat yang disebut
Kultur Sentrum (KS), kampus UIN sekarang. Pada saat itu
ADIA mempunyai 43 orang mahasiswa yang terbagi ke dalam
dua jurusan, yakni Jurusan Syari’at (Pendidikan Agama) dan
Jurusan Lughatal Arabiyah (Jurusan Bahasa Arab). Dan satu
jurusan khusus untuk Imam Tentara dengan menggunakan
bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, ditambah dengan
penggunaan bahasa Indonesia sebagai pegantar mata kuliah
umum.
Sesuai dengan fungsinya sebagai akademi dinas, maka
mahasiswa yang mengikuti kuliah pada ADIA itu terbatas pada
mahasiswa yang memperoleh tugas belajar yang terdiri dari
pegawai/guru agama di lingkungan Departemen Agama dari
berbagai daerah seluruh Indonesia yang masuk berdasarkan
seleksi. Pimpinan ADIA pada saat itu adalah Prof. Dr. H.
Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof. H. Bustami A.Gani
sebagai Wakil Dekan. Hari jadi ADIA ini kemudian ditetapkan
sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2) 24 Agustus 1960
Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 1960
berdasarkan PP No.II Tahun 1960 tanggal 24 Agustus 1960
ADIA bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
69
Islam) yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN Al Jamiah Al
Hukumiyah. Diresmikan oleh Menteri Agama dalam suatu
upacara di Gedung Kepatihan Yogyakarta pada tanggal 24
Agustus 1960 (2 Rabi’ul Awwal 1380 H).
ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan dua fakultas
yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab dengan Prof. Dr. H.
Mahmud Yunus sebagai Dekan fakultas Tarbiyah dan prof. H.
Bustami A.Gani sebagai Dekan Fakultas Adab.
Setelah menjadi IAIN cabang Jakarta, mahasiswanya tidak
lagi terdiri dari mahasiswa ikatan dinas (pegawai tugas belajar)
saja, tetapi juga menerima mahasiswa bebas. Sehingga jumlah
mahasiswa meningkat menjadi 282 orang.
Pada tahun 1962, berdasarkan Keputusan Menteri Agama
RI No.66 tahun 1962 tertanggal 15 Nopember 1962 dibuka
Fakultas Ushuluddin yang merupakan metamorfosis dari Jurusan
Da’wahwal Irsyad (Jurusan Imam Tentara) dengan Dekannya
Prof. HM. Toha Yahya Umar dan diresmikan oleh Menag RI KH.
Syarifuddin Zuhri dengan kuliah pertama berlangsung di Masjid
Al Azhar.
Seiring dengan dibukanya fakultas Ushuluddin, IAIN
cabang Jakarta berdiri sendiri menjadi IAIN Al Jamiah Al
HukumiyahSyarif Hidayatullah Jakarta.
3) 25 Februari 1963
Dalam putusan Pemerintah No.II Tahun 1960, disebutkan
bahwa tujuan pembentukan IAIN adalah memberikan pengajaran
tinggi dan menjadi pusat utnuk mengembangkan dan
memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam. diharapkan
dengan mempertinggi taraf pendidikan dalam lapangan agama
dan ilmu pengetahuan Islam, berarti mempertinggi pula taraf
kehidupan bangsa indonesia dalam lapangan kerohanian dan
70
intelektualisme. IAIN diharapkan menjadi lembaga sosial dan
academic expertation.
Mengingat perkembangannya yang pesat dan berdasarkan
PP No.15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri
dari fakultas-fakultas, yakni Tarbiyah, Adab, Ushuluddin,
Dakwah di Jakarta dan fakultas tarbiyah di Pontianak.
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan
Presiden RI No.11 Tahun 1997 tentang Perubahan Status fakultas
daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN),
maka fakultas Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN
Pontianak dan IAIN Jakarta tidak mempunyai kelas jauh diluar
kampus Ciputat.
Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution (1973-
1984) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai “Kampus
Pembaharu”, karena beliau banyak mengadakan pembaharuan-
pembaharuan dalam pemikiran Islam dengan pemikiran-
pemikirannya yang rasional, bahkan cenderung kontroversial
(pada saat itu mengundang reaksi masyarakat). Seperti masuknya
mata kulaih filsafat dalam kurikulum IAIN Jakarta dan
pengiriman dosen-dosen IAIN Syarif hidayatullah Jakarta ke
Barat.
Pada masa ini juga IAIN Jakarta menyelenggarakan
Program Pascasarjana (PPs) pertama di lingkungan IAIN seluruh
Indonesia.
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN
tertua di Indonesia dan bertempat di Ibu Kota Jakarta. Selain itu
juga menempati posisi unik dan strategis, tidak hanya sebagai
“Jendela Islam di Indonesia” tetapi juga simbol bagi kemajuan
pembangunan nasional khusunya di bidang pembangunan
keagamaan. Oleh karena itu, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
71
tidak pernah berhenti berkembang untuk menjadi lembaga
pendidikan tinggi Islam yang terkemuka.
Langkah pengembangan ini mulai diintensifkan pada masa
kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., yaitu pada tahun
1988 dengan konsep “IAIN with Widermandate” atau IAIN
dengan mandat yang lebih luas menjadi dasar menuju
terbentuknya Universitas Islam Negeri Jakarta.
Pada tahun akademik 1998/1999 dibuka jurusan Psikologi
dan matematika pada Fakultas Tarbiyah serta jurusan Ekonomi
dan Perbankan Islam pada Fakultas Syariah.
Tahun akademik 2000/2001 dibuka Program Studi
Konversi IAIN menjadi UIN yang terdiri dari Program Studi
agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian), Sistem Informasi, Teknik
Informatika, Manajemen dan Akuntasi.
Tahun akademik 2001/2002 jumlah fakultas bertambah
dengan dibukanya fakultas psikologi (metamorfosis dari jurusan
Psikologi pada Fakultas Tarbiyah) dan Fakultas Dirasat Islamiyah
(kelas khusus dengan sistem Al Azhar). Pembukaan program
studi baru tersebut, terutama program studi ilmu-ilmu umum
merupakan langkah yang signifikan dan merupakan salah satu
upaya menuju perubahan IAIN Jakarta menjadi universitas.
Upaya ini mendapat rekomendasi pada tahun 2001 dengan
ditandatanganinya Surat Keputusan bersama antara Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI
No. 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001 tentang perubahan
IAIN menuju UIN.
Pada tahun itu juga 12 program studi Sosial dan Eksakta
(Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen,
agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) Psikologi, Bahasa dan
Sastra inggris, Ilmu Perpustakaan, Matrematika, Kimia, Fisika
dan Biologi mendapat rekomendasi/izin Operasional dan Dirjen
72
Pendidikan tinggi Depdiknas RI Nomor: 088796/MPN/2001
tanggal 22 Nopember 2001.
Pada tahun selanjutnya rancangan Keppres tentang
Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendapat Rekomendasi dan Pertimbangan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Ditjen Anggaran
departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/I/2002 tanggal 9
Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari
2002. Dan ini menjadi dasar bagi perubahan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4) 20 Mei 2002
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No.
031 Tanggal 20 Mei 2002. Keppres itu menjadi landasan legalitas
formal perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
saat itu terdiri dari 9 fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas dakwah dan
Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi,
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi,
dengan jumlah jurusan/prodi sebanyak 41 dengan bidang studi
ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.
Dengan perubahan ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diharapkan dapat mendorong terjadinya integrasi keilmuan baik
dalam bidang agama, kemanusiaan, keindonesiaan dengan tujuan
menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan integratif, adaptif,
responsif dan inovatif terhadap pemikiran modern dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dengan
landasan imna, ilmu
73
dan amal yang menjadi dasar pijakan dalam
pengembangan ilmu-ilmu Islam, baik ilmu-ilmu Qur’aniyah
maupun ilmu-ilmu Kauniyah.
Kerangka itu pula yang mendasari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam pemberian gelar kesarjanaan sesuai dengan
keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 16 Tahun
2002. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa mahasiswa
yang berhasil menyelesaikan studinya di program S1, S2 dna s3
berhak mendapat gelar sesuai dengan program studinya. Dengan
demikian, lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada
posisi yang sama dengan lulusan universitas-universitas negeri
yang lain di Indonesia.
Sebagai Universitas Islam Negeri yang sejajar dengan
Universitas Negeri lainnya di Indonesia, mulai tahun akademik
2003/20045 dalam penerimaan mahasiswa baru disamping
penerimaan mahasiswa lokal, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
juga masuk dalam SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)
yang bertaraf nasional. Dengan demikian, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta secara tidak langsung sudah mendapat
pengakuan secara nasional dan internasional. Pengakuan ini
menjadi modal dasar membangun menuju internasionalisasi dan
globalisasi dalam kerangka universitas riset yang unggul dan
kompetitif (Leading Towards Research Univercity).
Langkah untuk mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu
umum juga mendasari pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
akademik 2004/2005. Pendirian FKIK berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Agama SK No. MA/25/2004 dan Surat Dirjen
Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan
Nasional No. 995/D/6/2004.
74
Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun akademik
2004/2005 UIN membuka Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan dengan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
berdasarkan izin operasional Dirjen Dikti No. 1338/D/P/2004
tanggal 12 April 2004 dan program studi Farmasi dengan izin
operasional No. 138/D2/274/2004 tanggal 8 Agustus 2004.
Sedangkan untuk program studi Pendidikan Dokter dan
program studi Keperawatan dibuka pada tahun akademik
2005/2006 berdasarkan izin operasional Dirrjen Dikti No.
1356/D/T/2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Surat Keputusan Dirjen
Bagais Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005.
Pendirian FKIK ini bekerjasama dengan FK UI sebagai
Fakultas Pembina. Sebelumnya juga UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah mengadakan kerjasama untuk mendukung pendirian
FKIK dengan berbagai pihak di antaranya dengan sejumlah
rumah sakit di wilayah Jakarta dan Tangerang sebagai tempat
praktek bagi mahasiswa.
Komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
Universitas Riset ini adalah untuk menghasilkan penemuan-
penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu-
ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum, dengan menempatkan
kemampuan meneliti sebagai kualifikasi utama dalam setiap
kinerja ilmiah akademis. Karena sebagai Universitas Riset,
kemampuan penelitian menjadi kualifikasi utama dalam setiap
penampilan.
Dengan berbasis riset, diharapkan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dapat memiliki daya tarik bagi mahasiswa terutama bagi
mahasiswa tingkat magister dan doktor dari berbagai penjuru
dunia sehingga tercipta academic, social cultural exchange yang
pada gilirannya membentuk intelectual community dan learning
society dengan berkemampuan riset dan analisis yang dapat
75
diterapkan dalam berbagai bidang profesional dalam spectrum
yang lebih luas dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta siap go
international dan menjadi Universitas Internasional serta menjadi
Jendela Keunggulan Akademis Islam Indonesia(Window of
Academic Excellence of Islam in Indonesia) seperti yang
diharapkan oleh tokoh-tokoh pejuang pendidikan Islam.
b. Nama Syarif Hidayatullah
Apabila beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang
menggunakan nama-nama para tokoh di bidang kemiliteran, IAIN
lebih memilih nama-nama tokoh di bidang keagamaan. Penamaan
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta) tidak terlepas dari hal tersebut di atas. Dipilihnya nama
Syarif Hidayatullah adalah karena nama itu merupakan nama asli
dari slah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di Pulau Jawa,
yakni Sunan Gunung Jati yang memiliki peranan besar dalam
pengembangan Islam di Sunda Kelapa (Jakarta sekarang).
Syarif Hidayatullah (Gunung Jati) lahir di negeri Arab pada
1448 M dan wafat di Cirebon pada 1568 M. Ia adalah putra Nyai
Rara Santang (putri Prabu Siliwangi dari Pajajaran) dengan Syarif
Abdullah. Gelar-gelar yang diberikan kepadanya adalah Muhammad
Nuruddin, Syekh Nurullah, Sayyid Kamli, Maulana Syekh
Makhdum Rahmatullah dan Makhdum Jati. Setelah mangkat ia
diberi gelar “Sunan Gunung Jati”.
Setelah menginjak dewasa, Syarif Hidayatullah pulang ke
Pajajaran dan menjadi penguasa Cirebon. Sejak itu, ia berperan
dalam menyiarkan Islam di Jawa, terutama bagian barat. Belakangan
ia menempatkan putranya, Maulana Hasanuddin menjadi dai
sekaligus penguasa di Banten. Pada 1527 M, atas bantuan Fala-tehan
(Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah megusir
pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Sa.
76
Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada
pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara yang
bijaksana. Ia mulai dengan memberikan pengetahuan ajaran Islam
atau tazkirah tentang Islam dan peringatan yang lemah lembut. Ia
bertukar pikiran dari hati ke hati dengan penuh toleransi. Apabila
cara ini tidak berhasil, maka ia menempuh cara berdebat atau
mujadalah. Cara terakhir ini diterapkan terutama kepada orang-orang
yang secara terang-terangan menunjukkan sikap kurang setuju
terhadap Islam. metode dakwah yang dipergunakan oleh Syarif
Hidayatullah telah berhasil menarik simpati masyarakat.
Ia juga sering membantu rakyat miskin dan menderita, baik
secara moril maupun materil. Ia bergaul dengan bahasa rakyat,
sehingga ajarannya dapat dengan mudah diterima. Syarif
Hidayatullah tidak menentang secara tajam agama, kepercayaan, dan
adat istiadat penduduk setempat. Sebaliknya, ia memperlihatkan
keindahan dan kesederhanaan Islam. yang dilakukannya adalah
menunjukkan kelebihan Islam dan persamaan derajat di antara
sesama manusia.
Dalam rangka membina keberagaman masyarakat dari
berbagai etnis, ia menjalin tali perkawinan dengan adik bupati
Banten, putri Kaunganten (1475), ibu Maulana Hasanuddin, seorang
putri China Ong Tien pada tahun 1481 (tidak memiliki keturunan),
putri Arab bernama Syarifah Bagdad, ibu dari Majapahit, ibu dari
Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean.
Syarif Hidayatullah memiliki peran besar terhadap pengukuhan
kekuasaan Islam di Sunda Kelapa yang dikemudian hari ia beri nama
Jayakarta dan diubah menjadi Batavia oleh Belanda. Oleh karena itu,
penamaan Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat memberikan
inspirasi kepada sivitas akademika dalam pengembangan Islam di
Indonesia.
77
c. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto
1) Visi
“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas
dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman dan
keindonesiaan.”
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan
relevan untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial
dan peningkatan daya saing bangsa;
b) Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka
struktur dan kultur organisasi yang kokoh, berintegritas dan
akuntabel.
3) Tujuan
a) Meningkatkan kinerja pendidikan dan pengajaran yang
berdampak terhadap peningkatan mutu dan kompetensi
lulusan;
b) Meningkatkan kinerja penelitian, publikasi ilmiah dan
pengabdian kepada masyarakat secara sinergis dalam rangka
peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan;
c) Meningkatkan koordinasi dan membangun sinergi antar-unit
untuk penguatan struktur dan kultur organisasi;
d) Meningkatkan penegakkan prinsip-prinsip tata kelola
universitas yang baik pada semua area manajerial.
4) Motto
Sejak 2007, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mentapkan
Knowledge, Piety, Integrity sebagai mottonya. Motto ini
pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dalam pidato Wisuda ke-
67 tahun akademik 2006/2007.
Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen menciptakan sumber
78
daya insani yang cerdas, kreatif dan inovatif. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal
dalam kegiatan learning, discoveries, and engagement hasil-
hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan
bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
membangun sumber daya insani bangsa yang mayoritas Muslim.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber
perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernan dan
keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik,
dan ekonomi serta sains dan teknologi modern termasuk
kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.
Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan
innerquality dalam bentuk kesalehan di kalangan civitas
akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin
dalam terma habl min Allah) dan keslehan sosial (yang
tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi
sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
membangun relasi sosial yang lebih luas.
Integrity mengandung pengertian bahwa civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi
yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam
pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga
mengandung pengertian bahwa civitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus
menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam motto Knowledge,
Piety, Integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan
kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban dan
79
menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan
ilmu, ketulusan hati dan kepribadian kokoh.1
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan sampel penelitian yang telah dilakukan, maka
penelitian ini disebarkan kepada responden yang merupakan mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak
23 kuisioner. berikut akan lebih dijelaskan mengenai data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, data ini dapat menggambarkan
perbandingan antara jumlah laki-laki dan jumlah perempuan pada
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016.
1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016 (http://www.uinjkt.ac.id).
80
Gambar 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa
jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu laki-laki
sebanyak 12 orang dengan persentase 52% dan perempuan sebanyak
11 orang dengan persentase 48%.
b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
Berdasarkan pembagian fakultas, maka dapat diperoleh data sebagai
berikut
81
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016.
Gambar 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
82
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel dan grafik di atas,
maka dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini responden yang
berasal dari FITK dengan persentase 17%, FSH dan FAH dengan
persentase masing-masing 8%, FDIK dengan persentase 13%, dan
FST, FEB, FPSI, FISIP, dan FDI masing-masing 9%.
c. Data Penelitian
1. Angket Beasiswa Bidikmisi
Dari data penelitian yang diperoleh melalui penyebaran
angket kepada responden, maka terdapat jumlah yang variatif
dari data tersebut. Dengan adanya penyebaran angket tersebut
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar beasiswa Bidikmisi
bagi mahasiswa perima. Berikut hasil dari data penelitian yang
dilakukan:
Tabel 4.3
Data Angket Beasiswa Bidikmisi
No. Nama Mahasiswa NIM Fakultas Hasil
Angket
1 Muhammad Syukron Amin
11140460000117 FSH
57
2 Iva Rustiana 11140340000002 FU 62
3 Afit Heru Muttaqin 11140600000005 FDI 68
4 Aalim Allaam Al
ghuyuub Wa Al
11140460000103 FSH 73
5 Fatimah 11140082000005
7
FEB 70
6 Muhammad Nur Faqih
Ghozali
11140510000063 FDIK 64
7 Akhmad Irfan 11140182000066 FITK 71
8 Jhonli Aji Kasio 11140182000004 FITK 61
83
9 Nikki Leres Mulyati 11140140000044 FITK 74 10 Muhammad Ihsanul
Fuad
11140600000103 FDI 71
11 Siti Mardliyah 11140210000074 FAH 60
12 Sururoh Tulloh A U 11140510000063 FDIK 69
13 Windi Hamdani 11140510000165 FDIK 66
14 Rino Aditya Nuugraha 11140340000005 FU 60
15 Fiqh Al Faqih 11140220000074 FAH 74
16 Mardiana Zulfa 11140850000005 FEB 74
17 Fauzan Jamal 11140170000005 FITK 69
18 Wina Sumiati 11141110000002 FISIP 71
19 Imarotul Masiroh 11140700000125 FISIP 73
20 Liyesra Isnastia 11140700000101 FPSI 73
21 Dewi Fatimah 11140700000025 FPSI 72
22 Milatul Maftuhah 11140700000024 FST 72
23 Muhammad Hussein 11140480000005 FST 65
Dari tabel di atas, terdapat berbagai nilai yang variatif
terhadap beasiswa Bidikmisi. Hal tersebut tentunya tergantung
pada hal yang dirasakan oleh setiap mahasiswa penerima
Bidikmisi terhadap beasiswa Bidikmisi yang dirasakan masing-
masing mahasiswa.
2. Hasil Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Bidikmisi
Prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi diperoleh
melalui akses AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa penerima Bidikmisi.
Berikut merupakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa
penerima Bidikmisi:
84
Tabel 4.4
Daftar Nama Penerima Bidikmisi
No. Nama Mahasiswa NIM Fakultas IPK
1 Muhammad Syukron Amin
11140460000117 FSH
3,09
2 Iva Rustiana 11140340000002 FU 3,48
3 Afit Heru Muttaqin 11140600000005 FDI 3,69
4 Aalim Allaam Al
ghuyuub Wa Al
11140460000103 FSH 3,76
5 Fatimah 111400820000057 FEB 3,38
6 Muhammad Nur Faqih
Ghozali
11140510000063 FDIK 3,36
7 Akhmad Irfan 11140182000066 FITK 3,58
8 Jhonli Aji Kasio 11140182000004 FITK 3,64
9 Nikki Leres Mulyati 11140140000044 FITK 3,66 10 Muhammad Ihsanul
Fuad
11140600000103 FDI 3,48
11 Siti Mardliyah 11140210000074 FAH 3,35
12 Sururoh Tulloh A U 11140510000063 FDIK 3,58
13 Windi Hamdani 11140510000165 FDIK 3,5
14 Rino Aditya Nuugraha 11140340000005 FU 3,77
15 Fiqh Al Faqih 11140220000074 FAH 3,26
16 Mardiana Zulfa 11140850000005 FEB 3,65
17 Fauzan Jamal 11140170000005 FITK 3,39
18 Wina Sumiati 11141110000002 FISIP 3,37
19 Imarotul Masiroh 11140700000125 FISIP 3,11
20 Liyesra Isnastia 11140700000101 FPSI 3,84
21 Dewi Fatimah 11140700000025 FPSI 3,71
22 Milatul Maftuhah 11140700000024 FSH 3,3
23 Muhammad Hussein 11140480000005 FST 3,31
85
Dari tabel di atas, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh
setiap mahasiswa penerima Bidimisi memiliki hasil yang berbeda-beda.
Hal tersebut dapat disebabkan karena berbagai faktor yang dirasakan oleh
mahasiswa penerima Bidikmisi, bahkan cara belajar yang berbeda pula.
Tabel 4.5
Rata-Rata Nilai Beasiswa Bidikmisi dan Prestasi Belajar
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari sebanyak 23 sampel
yang ada di penelitian ini memiliki rata-rata pada variabel beasiswa
Bidikmisi sebesar 68,2174 dengan standar devisiasi 5,26529 yang artinya
data beasiswa Bidikmisi ini memiliki rata-rata nilai yang cukup tinggi.
Selanjutnya, rata-rata yang diperoleh pada variabel prestasi belajar yaitu
sebesar 3,84 dengan standar devisiasi sebesar 0,20829 artinya bahwa
variabel ini memiliki sifat homogen dan memiliki milai rata-rata rendah.
d. Tabulasi Angket Beasiswa Bidikmisi
Berikut akan digambarkan hasil tabulasi dengan frekuensi
dari setiap jawaban responden beserta persentasenya dari setiap
item pertanyaan yang ada dalam penelitian ini.
86
Tabel 4.6
Mengikuti Program Beasiswa
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 a. Selalu 14 60,87%
b. Sering 8 34,78% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%,
menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti program Bidikmisi.
Tabel 4.7
Mengikuti Peraturan Beasiswa
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 2 a. Selalu 13 56,52%
b. Sering 9 39,13% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,56,52%,
menjawab sering 39,13%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
87
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti program Bidikmisi.
Tabel 4.8
Menerima Dana Beasiswa setiap Semester
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 3 a. Selalu 17 73,91%
b. Sering 6 26,09% c. Kadang-Kadang 0 0% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 73,91%,
menjawab sering 26,09%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi menerima dana beasiswa setiap
semester.
Tabel 4.9
Pembayaran Biaya Kuliah sesuai Fakultas Masing-Masing
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 4 a. Selalu 21 91,30%
b. Sering 2 8,70% c. Kadang-Kadang 0 0% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
88
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 91,30%,
menjawab sering 8,70%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa pembayaran kuliah sesuai dengan fakultas maisng-masing.
Tabel 4.10
Menerima Anggaran sesuai dengan yang Ditentukan.
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 5 a. Selalu 17 73,91%
b. Sering 5 21,74% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 73,91%,
menjawab sering 21,74%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi menerima anggaran sesuasi dengan
yang ditentukan..
Tabel 4.11
Pengalokasian Dana Bidikmisi Rutin Diterima
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 6 a. Selalu 12 52,18%
b. Sering 8 34,78% c. Kadang-Kadang 3 13,04%
89
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 52,18%,
menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 13,04%, dan
tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis
menganalisis bahwa pengalokasian dana Bidikmisi rutin di terima.
Tabel 4.12
Menggunakan Dana Bidikmisi untuk Keperluan Kuliah
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 7 a. Selalu 13 56,52%
b. Sering 9 39,13% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 56,52%,
menjawab sering 39,13%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi menggunakan dana Bidikmisi untuk
keperluan kuliah.
Tabel 4.13
Pembayaran Biaya Living Cost setiap Enam bulan Sekali
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5)
90
8 a. Selalu 14 60,87% b. Sering 8 34,78% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%,
menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi memperoleh dana pembayaran biaya
living cost setiap enam bulan sekali.
Tabel 4.14
Penerimaan Dana Beasiswa Melalui Rekening
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 9 a. Selalu 20 86,96%
b. Sering 3 13,04% c. Kadang-Kadang 0 0% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 86,96%,
menjawab sering 13,04%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi mendapatkan penerimaan dana
beasiswa melalui rekening.
91
Tabel 4.15
Mengikuti Peraturan yang Berlaku
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 10 a. Selalu 13 56,54%
b. Sering 7 30,43% c. Kadang-Kadang 3 13,04% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 56,54%,
menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 13,04%, dan
tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis
menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti peraturan
yang berlaku.
Tabel 4.16
Kesesuaian Penyaluran Dana Bidikmisi
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 11 a. Selalu 14 60,87%
b. Sering 5 21,74% c. Kadang-Kadang 4 17,39% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%,
menjawab sering 21,74%, kadang-kadang sebesar 17,39%, dan
92
tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis
menganalisis bahwa semuanya berjalan sesuai kesesuaian
penyaluran dana Bidikmisi.
Tabel 4.17
Persentase Kehadiran Pembinaan di Bawah 70%
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 12 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 4,35% c. Kadang-Kadang 9 39,13% d. Tidak Pernah 13 56,52%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab
sering 4,35%, kadang-kadang sebesar 39,13%, dan tidak pernah
sebesar 56,52%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi tidak ada yang mengalami kehadiran
di bawah 70%.
Tabel 4.18
Memberikan Keterangan yang Tidak Sesuai Baik Secara Lisan
Maupun Tulisan
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 13 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0% c. Kadang-Kadang 2 8,70% d. Tidak Pernah 21 91,30%
93
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab
sering 0%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak pernah sebesar
91,30%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa
mahasiswa Bidikmisi tidak pernah memberikan keterangan yang
tidak sesuai baik secara lisan maupun tulisan.
Tabel 4.19
Memenuhi Syarat sebagai Penerima Beasiswa Bidikmisi
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 14 a. Selalu 16 69,57%
b. Sering 7 30,43% c. Kadang-Kadang 0 0% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 69,57%,
menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi memenuhi syarat sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi.
Tabel 4.20
Mengikuti Pembinaan di Ma’had dengan Baik
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5)
94
15 a. Selalu 10 43,48% b. Sering 12 52,17% c. Kadang-Kadang 1 4,35% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 43,48%,
menjawab sering 52,17%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi sering mengikuti pembinaan di
Ma’had dengan baik.
Tabel 4.21
Mendapatkan Fasilitas Ma’had
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 16 a. Selalu 14 60,87%
b. Sering 7 30,43% c. Kadang-Kadang 2 8,70% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%,
menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi selalu mendaapatkan fasilitas
Ma’had..
Tabel 4.22
95
Mengikuti Kegiatan Ma’had
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 17 a. Selalu 10 43,47%
b. Sering 11 47,83% c. Kadang-Kadang 2 8,70% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 43,47%,
menjawab sering 47,83%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi sering mengikuti kegiatan Ma’had.
Tabel 4.23
Mengikuti Tata Tertib Ma’had
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 18 a. Selalu 14 60,87%
b. Sering 7 30,43% c. Kadang-Kadang 2 8,70% d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%,
menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi selalu mengikuti tata tertib Ma’had.
96
Tabel 4.24
Melakukan Pelanggaran Ma’had
No Alternatif Jawaban N F P (%) (1) (2) (3) (4) (5) 19 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0% c. Kadang-Kadang 10 43,48% d. Tidak Pernah 13 56,52%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah
responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab
sering 0%, kadang-kadang sebesar 43,48%, dan tidak pernah
sebesar 56,52%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa mahasiswa Bidikmisi tidak pernah melakukan pelanggaran
Ma’had.
3. Wawancara
a. Pihak Pengelola Bidikmisi
Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Bidikmisi UIN
Syarif Hidayatullah pada 15 September 2016, menjelaskan bahwa
dalam segi pencairan dana yang membutuhkan waktu yang lama untuk
sampai di rekening setiap mahasiswa yang akhirnya menimbulkan
keterlambatan dalam pencairan. Terdapat beberapa hal yang membuat
keterlambatan dana pencairan, di antaranya: proses pencairan dana
yang membutuhkan waktu yang lama, saldo rekening kurang dari Rp
150.000,- yang membuat dana Bidikmisi yang harusnya sudah masuk
akhirnya menjadi return atau kembali ke kemahasiswaan dan harus
diurus ulang, serta jumlah pengelola Bidikmisi yang tidak sesuai
dengan banyaknya penerima Bidikmisi.
97
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa
penerima Bidikmisi.
b. Mahasiswa Penerima Bidikmisi
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada sebagian
besar mahasiswa penerima Bidikmisi, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajarvmahasiswa penerima Bidikmisi. Hal ini dibuktikan dengan
hasilwawancara yang menyatakan bahwa beasiswa Bidikmisi memang
sangat membantu dalam melanjutkan pendidikan, akan tetapi karena
banyaknya tuntunan yang diberikan membuat para penerima beasiswa
tidak bisa terkonsentrasi pada hal tertentu lainnya. Misalnya dengan
harus mengikutinya program pembinaan selama tinggal di Ma’had
yang harus diikuti mahasantri yang sama halnya seperti perkuliahan 2
SKS di kampus. Selain itu, ada juga yang mengeluhkan pembinaan
tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan di kampus, terutama untuk
mahasiswa dari jurusan umum yang tidak mempelajarinya.
Selain itu, adanya keterlambatan pencairan dana yang akhirnya
membuat mahasiswa harus membagi konsentrasinya dengan bekerja
part time untuk mendapatkan uang utnuk memenuhi kebutuhannya.
Dari uang yang diterima dari pihak pengelola sejumlah p 6.000.000,-
masuk ke rekening. Uang tersebut digunakan untuk keperluan biaya
kuliah, biaya Ma’had dan sisanya dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan selama 1 (satu) semester. Dengan uang sisa yang tak
seberapa itu yang akhirnya membuat para mahasiswa harus bekerja
keras untuk mencukupi kebutuhan selama perkuliahan. Belum lagi
jika uang pencairan dana Bidikmisi terlambat turun, apalagi pada saat
yang sangat dibutuhkan seperti saat pembayaran SPP. Para mahasiswa
harus memutar otak mencari uang untuk membayar SPP. Bahkan ada
juga yang akhirnya membebankan kepada orang tuanya. Dari
keterlambatan membayar SPP itu mahasiswa selalu mendapatkan
98
kelas sisa yang akhirnya tidak ada pilihan untuk memilih kelas yang
diinginkannya.
Dengan konsentrasi yang terpecah belah itu, maka dapat
dibuktikan bahwa tidak adanya pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap
prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa penerima Bidikmisi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Validitas
Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, terdapat 30
soal angket yang diujikan kepada 29 orang mahasiswa penerima
Bidikmisi 2012. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
soal yang valid untuk bisa digunakan sebagai penelitian selanjutnya
dan disebar kepada responden yang sesungguhnya. Berikut hasil uji
validitas:
Tabel 4.25
Uji Validitas Instrumen
NO. PERNYATAAN Thitung Ttabel KETERANGAN
1 P1 0,420 0,361 Valid
2 P2 -0,143 0,361 Tidak Valid
3 P3 -0,184 0,361 Tidak Valid
4 P4 0,704 0,361 Valid
5 P5 0,657 0,361 Valid
6 P6 0,591 0,361 Valid
7 P7 0,501 0,361 Valid
8 P8 0,705 0,361 Valid
9 P9 0,595 0,361 Valid
10 P10 -0,040 0,361 Tidak Valid
11 P11 0,790 0,361 Valid
99
12 P12 -0,204 0,361 Tidak Valid
13 P13 0,462 0,361 Valid
14 P14 0,692 0,361 Valid
15 P15 0,645 0,361 Valid
16 P16 0,052 0,361 Tidak Valid
17 P17 -0,172 0,361 Tidak Valid
18 P18 -0,243 0,361 Tidak Valid
19 P19 0,514 0,361 Valid
20 P20 -0,180 0,361 Tidak Valid
21 P21 0,460 0,361 Valid
22 P22 0,097 0,361 Tidak Valid
23 P23 0,095 0,361 Tidak Valid
24 P24 0,479 0,361 Valid
25 P25 0,675 0,361 Valid
26 P26 0,502 0,361 Valid
27 P27 -0,019 0,361 Tidak Valid
28 P28 0,586 0,361 Valid
29 P29 0,539 0,361 Valid
30 P30 0,423 0,361 Valid
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dihitung bahwa jumlah
soal angket yang valid sebanyak 19 soal.
Tabel 4.26
Hasil Uji Validitas
No
Indikator No.
Soal
No. Soal
Valid
Jumlah
1 Proses penerimaan beasiswa
Bidikmisi.
1-5 1,4,5 3
100
2 Pengalokasian anggaran yang
disediakan untuk setiap
mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi.
6-10 6,7,8,9 4
3 Mekanisme penyaluran dana
Bidikmisi.
11-15 11,13,14,1
5
4
4 Penghentian bantuan dana
Bidikmisi.
16-20 19 1
5 Pelanggaran dan sanksi bagi
penerima Bidikmisi.
21-25 21,24,25 3
6 Kewajiban yang harus
dijalankan di Ma’had UIN.
26-30 26,28,29,3
0
4
Total 19
b. Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS for Windows ver. 20. Uji reliabilitas ini
digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Berikut
merupakan hasil reliabilitas:
Tabel 4.27
Uji Reliabilitas
101
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa nilai
reliabilitas = 0,725.
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis
statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik atau
nonparametik. Pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas. Perhitungan uji prasyarat pada penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dat penelitian berdistribusi normal atau tidak. Cara
menganalisi uji normalitas:
1) Dapat dilihat melalui grafik Normal P-Plot.
2) Model lulus uji jika titik-titik berada disepanjang garis (tidak
terputus, tidak berada jauh dari garis).
3) Model yang lulu uji normalitas adalah model dengan data yang
terdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
102
Gambar 4.3
P-Plot Uji Normalitas Data
Dari gambar grafik Normal P-Plot diatas, terlihat titik-titik
mengikuti dan mendekati garais diagonalnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat ada
atau tidaknya penyimpangan heteroskedastisitas pada model regresi.
Dinyatakan lulus uji jika:
1) Titik-titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang
teratur.
103
2) Titik-titik pada grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y.
Berikut hasil uji heteroskedastisitas:
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar di atas, membuktikan bahwa uji
heteroskedastitas dinyatakan lulus sesuai dengan ketentuan.
3. Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk menguji bagaimana variabel
bebas (X) dapat mempengaruhi variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini,
analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, karena
variabel penelitian hanya terdiri dari satu variabel terikat (X) yaitu
104
tentang beasiswa Bidikmisi dan satu variabel bebas (Y) yaitu prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Tabel 4.28
Analisis Regresi Linear Sederhana
Perhitungan analisis regresi linear yang dilakukan melalui analisis
statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows ver. 20.
Terdapat tiga macam pengujian, yaitu:
a. Uji R Square
Uji R Square ini dilihat melalui tabel Model Summary dan
kemudian dikali persentasi 100.
Tabel 4.29
Uji R Square
105
Dari tabel di atas, menunjukkan R Square sebesar 0,041.
Artinya, besaran pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajar sebesar 4,1 %.
b. F test
Uji F ini dilihat melalu tabel Model Summary.
Analisi yang dilakukan:
1) Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap
prestasi belajar.
Ha : Ada pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajar.
2) Pengambilan Keputusan
a) Berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel
Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima
b) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05
Jika nilai probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak
Jika nilai probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
3) Hasil
a) Fhitung (dilihat di kolom F. Change pada Model Summary)
Tabel 4.30
Hasil F test
106
Fhitung = 0,904
b) Ftabel
Menggunakan rumus padaexcel =FINV(0,05;df1;df2).
=FINV(0,05;1;21) = 4,3247. Maka :
Ftabel = 4,3247
c) Nilai probabilitas = 0,352
(dilihat pada kolom Sig. F. Change)
Tabel 4.31
Nilai Probabilitas pada Uji F
Dari hasil diatas, maka diputuskan:
a) Fhitung dan Ftabel
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,904 < 4,3247, maka Ho
diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa
Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi.
b) Nilai probabilitas dengan ɑ= 0,05.
Karena nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05,
maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara beasiswa
Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi.
107
c. t-Test
Tabel 4.32
Hasil t-Test
Berdasarkan data tabel di atas, nilai thitung dapat diketahui
sebesai 0,951. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan
penggunaan t-Test. Koefisien regresi dikatakan linear jika thitung >
ttabel. Dalam penelitian diketahui ttabel = 2,0796. Maka berikut ini
akan dijelaskan pengujian hipotesis menggunakan t-Test sebagai
berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi
terhadap prestasi belajar.
Ha : Terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap
prestasi belajar.
Nilai yang dianalisis adalah ttabel = 2,0796 dan thitung =
0,951. Maka dapat diambil keputusan 0,951 < 2,0796, artinya Ho
diterima. Dapat diketahui juga bahwa nilai probabilitas > 0,05
yaitu 0,352 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
108
pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap pretstasi belajar
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1) Ttabel
Menggunakan rumus pada excel:
=TINV(nilai probability;deg_freedom)
Nilai probability = 0,05
Deg_freedom = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1
Maka : =TINV(0,05;21) = 2,0796
ttabel = 2,0796
2) Variabel Bidikmisi
thitung = 0,951 (pada kolom t)
Nilai probabilitas = 0,352 (pada kolom sig.)
3) Keputusan
a) thitung < ttabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima.
b) Nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05, maka Ho
diterima.
Dari hasil diatas, maka diputuskan:
1) Thitung dan Ttabel
Karena thitung < ttabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho
diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa
Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi.
2) Nilai probabilitas dengan ɑ= 0,05.
Karena nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05,
maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara
beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi.
109
Dari tabel hasil t-Test di atas, koefisien regresi
diperoleh harga komponen a= 2,941 dan harga komponen b=
0,008 X. Maka dapat diperoleh persamaan regresi linear
sebagai berikut:
= 2,941 + 0,008 X
Nilai signifikansi diperoleh dari nilai p value Sig
sebesar 0,951 dan > 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha
ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara beasiswa Bidikmisi dengan prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
4. Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang
mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang
mendekati 0 (nol) berarti variabel independen tidak memberikan
informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.33
Koefisien Determinasi
110
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka nilai koefisien
determinasi sebesar 0,041 yang artinya bahwa variabel independen tidak
memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen.
5. Uji Hipotesis
Uji t-Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.
Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila signifikansi
lebih kecil dari derajat kepercayaan, maka Ha diterima yang menyatakan
terdapat pengaruh yang signifikansi antara beasiswa Bidikmisi dengan
prestasi bejalar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Berikut hasil
perhitungan uji t.
Tabel 4.34
Uji t-Test
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui thitung untuk variabel
beasiswa Bidikmisi (X) sebesar 0,951 dengan signifikansi 0,352. Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi atau Ho diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
111
Dari hasil analisis, angket yang disebarkan kepada responden yaitu
mengenai beasiswa Bidikmisi. Sedangkan data pretasi belajar mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi dapat diketahui melalui nilai Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) yang diperoleh dari AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa beasiswa Bidikmisi tidak
terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal ini diperoleh dari perhitungan untuk komponen a= 2,941 dan
b=0,008, sehingga persamaan regresi = 2,941 + 0,008 X. Dari persamaan
regresi linear tersebut dapat disimpulkan nilai konstanta sebesar 2,941
menyatakan bahwa jika tidak ada nilai trust maka nilai partisipasi sebesar
2,941. Nilai signifikansi diperoleh dari nilai p value Sig sebesar 0,951 > 0,05,
sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak
terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi dengan prestasi belajar
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Berdasarkan hasil perhitungan,
nilai R Square model sebesar 0,041. Dengan demikian dapat disimpulkan
variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel
terikatnya atau beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Hal ini diperkuat dengan teori menurut Siti Pratini dalam bukunya
yang berjudul “Psikologi Pendidikan” mengartikan bahwa prestasi belajar
adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.2
Adapun mengenai gaya atau cara belajar yang biasa digunakan pun menjadi
sebuah kebiasaan yang akhirnya kebiasaan tersebut dianggap paling tepat
baginya. Dengan gaya belajar yang berbeda-beda menjadikan prestasi yang
diraih pun akan berbeda pula setiap individunya. Dari hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh peneliti bernama Stephani Chintya Debi tahun
2014 dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada
2 Muhammad Syahrul, Wawasan Pendidikan, 2016, (http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajar-menurut-ahli.html?m=1)
112
Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri
Jakarta” memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan yang positif antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi program studi Pendidikan Ekonomi UNJ 2011. Di dalam penelitian
yang dilakukan Stephany ini terdapat motivasi belajar yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi, sedangkan dalam penelitian
yang dilakukan kali ini tidak ada kaitannya dengan motivasi belajar
melainkan terkait dengan beasiswa Bidikmisi nya itu sendiri. Dengan
demikian, tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi
belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Begitu pun dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sunardi tahun 2003 dengan judul “ Hubungan
antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima
Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta” yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar. Semakin kuat motivasi belajar maka akan semakin
tinggi prestasi belajar yang dihasilkan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
kali ini terkait beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa
penerima beasiswa Bidikmisi itu sendiri. Karena jika semakin besar beasiswa
Bidikmisi yang diberikan belum tentu membuat prestasi belajar semakin
meningkat.
Kesimpulan ini diperkuat melalui hasil wawancara yang dilakukan
kepada pengelola Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah menjelaskan bahwa
beasiswa Bidikmisi ini tidak selamanya berjalan mulus, ada saja hambatan
yang terjadi selama pengelolaan terutama dalam hal pencairan dana.
Pencairan dana yang terlambat tentunya sangat mengganggu para penerima
Bidikmisi dalam berbagai hal, terutama dalam hal pembayaran SPP atau
biaya perkuliahan. Hal tersebut terjadi karena proses pencairan dana yang
membutuhkan waktu yang lama karena jumlah pengelola tidak sebanding
dengan banyaknya jumlah penerima beasiswa Bidikmisi. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh pada prestasi
belajar yang diperoleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
113
Selain itu, hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa
penerima Bidikmisi menjelaskan bahwa beasiswa Bidikmisi selalu
mengalami pencairan dana tidak tepat waktu, apalagi jika dalam keadaan
mendesak seperti pembayaran SPP. Mereka harus membagi konsentrasi
terhadap berbagai hal seperti pembinaan Ma’had dengan berbagai
kegiatannya, organisasi, bekerja, perkuliahan serta hal lainnya. Mereka harus
tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya karena dana Bidikmisi yang
tidak mencukupi. Dengan konsentrasi yang terbagi-bagi, di sisi lain mereka
juga harus mempertahankan prestasinya di perkuliahan agar nilai Indeks
Prestasi Kumulatif tidak < 3,00 sesuai dengan ketentuan standarisasi IPK
Bidikmisi dan mereka juga harus mempertahankan persentase dalam
pembinaan agar melebihi 70% untuk mendapatkan dana Bidikmisi.
Dikarenakan segala sesuatunya harus sesuai dengan ketentuan Bidikmisi dan
atas Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Perubahan
Lampiran Keputusan Rektor No.92A Tentang Petunjuk Teknis Program
Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada poin pelanggaran,
pemberhentian bantuan dan sanksi tertulis bahwa jika Indeks prestasi
Kumulatif (IPK) < 3,00 akan dilakukan pemberhentian bantuan dana
Bidikmisi.
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi
terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah terlaksana tentunya mempunyai banyak
keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud antara lain:
1. Keterbatasan referensi mengenai beasiswa Bidikmisi.
2. Peneliti kesulitan dalam pengambilan responden dikarenakan tempat
tinggal responden sudah tidak di Ma’had UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lagi.
114
114
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilaksanakan ini berhasil memberikan
kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap
prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibuktikan dari perhitungan thitung < ttabel yaitu
0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara
beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa
implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian antara lain:
1. Beasiswa Bidikmisi tidak ada kaitannya dengan prestasi belajar yang
diperoleh oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
2. Prestasi yang diperoleh oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
diperoleh melalui berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
C. Saran-Saran
1. Saran untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Harus adanya pengawaan dan pengontrolan terhadap penerima
beasiswa Bidikmisi terkait berbagai hal, terutama pendanaan yang
bersifat krusial.
b. Jika beasiswa Bidikmisi dapat dikelola dengan baik lagi terutama
dalam hal administrasi atau pencairan dana, maka beasiswa tersebut
tentunya dapat lebih membantu mahasiswa dalam proses belajar
terutama dalam hal mendesak seperti pembayaran biaya perkuliahan .
115
c. Harus adanya keseimbangan pengelola beasiswa Bidikmisi dengan
banyaknya jumlah mahasiwa penerima beasiswa Bidikmisi.
d. Komunikasi yang sejalur agar tidak terjadi kesimpangsiuran
informasi yang disampaikan kepada kedua belah pihak, baik
pengelola beasiswa Bidikmisi maupun penerima beasiswa Bidikmisi
itu sendiri.
2. Saran untuk Kementrian Agama sebagai Penyelenggara Beasiswa
Bidikmisi
a. Dikarenakan beasiswa Bidikmisi untuk PTAIN telah berpindah
tangan ke Kemenag, sebaiknya pihak penyelenggara memberikan
perhatian lebih kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
b. Sebaiknya pihak penyelenggara (Kemenag) memberikan
penghargaan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang
memiliki prestasi seperti memiliki nilai IPK 4 atau yang lainnya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak Kemendikbud yang
memberikan penghargaan lebih kepada mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi yang memiliki prestasi di kampusnya.
3. Saran untuk Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi
a. Sebaiknya mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi melakukan
komunikasi dengan pihak kemahasiswaan terkait keterlambatan
pencairan dana beasiswa Bidikmisi.
b. Sebaiknya mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi melakukan studi
banding atau membuka forum terbuka dengan Perguruan Tinggi
Agama Islam lainnya perihal beasiswa Bidikmisi.
116
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
-----.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Bungin,Burhan.Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana,
2013.
Djamarah,Syaiful Bahri.Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Faisal,Sanapiah.Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007.
Hamalik,Oemar.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2001.
Idrus,Muhammad.Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakara: Erlangga, 2009.
Indrawan,Rully., dan Yaniawati,Poppy.Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan
Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama, 2014.
Mulyati. Pengantar Psikologi Belajar. Yogyakarta: Quality Publishing, 2007.
Noor,Juliansyah.Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.
Nuh,Mohammad. Kebangkitan Kaum Duafa Bidikmisi Memutus Mata Rantai
Kemiskinan.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta:
Ar-Ruzz media, 2012.
Sriyanti,Lilik.Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak Dua, 2013.
Siregar,Evelin., dan Nara,Hartini.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010.
Siregar,Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Kencana, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
117
Suharjo,Bambang.Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013.
Susetyo,Budi.Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika
Aditama, 2010.
Syah,Muhibbin.Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
-----.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
SKRIPSI
Stephani Chintya Debi, “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada
Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas
Negeri Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta: 2014. tidak
dipublikasikan.
Sunardi, “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada
Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta: 2003. tidak
dipublikasikan.
Ferry Antoni MS, “Analisis IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB
dengan Pendekatan Metode CHAID”, Skripsi pada Institut Pertanian
Bogor: 2012. tidak dipublikasikan.
Nugraha Ramadhan, “Pemodelan Keberhasilan Studi dan Identifikasi
Karakteristik Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB”, Skripsi pada
Institut Pertanian Bogor: 2012. tidak dipublikasikan.
Bustamil Arifin, “Penggunaan Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP
UNTAN”, Skripsi pada Universitas Tanjungpura: 2013. tidak
dipublikasikan.
118
INTERNET
Anneahira, Beasiswa, www.anneahira.com, 22 Oktober 2016.
Dikti, “Beasiswa Bidikmisi”, http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswa-
bidikmisi/kemendikbud, 25 Januari 2016.
Herdiansyah, “Beasiswa S1 2016-2017”, http://www.beasiswapascasarjana.com,
25 Januari 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id, 22 Oktober 2016.
Kementrian Agama, “Beasiswa Bidikmisi”, http://www.kemenag.go.id, 27 Januari
2016.
Muhammad Syahrul, “Wawasan Pendidikan”,
http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajar-
menurut-ahli.html?m=1, 23 September 2016.
Ristekdikti, “Bidikmisi”,http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id, 25 Januari
2016.
Universitas Indonesia, Beasiswa, http://anakui.com, 22 Oktober 2016.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Beasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”,
http://www.uinjkt.ac.id/id/beasiswa/, 25 Januari 2016.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Profil UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”,http://www.uinjkt.ac.id, 15 Agustus2016.
SUMBER LAIN
Pedoman Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Kementrian
Agama, 2014.
Pedoman Penyelenggaraan Bidikmisi. Jakarta: Kementrian Agama, 2015.
Peraturan Penerintah Republik Indonesia No.48 Tahun 2008.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Kementrian Agama, 2015.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
119
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH BEASISWA BIDIKMISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI DI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya Dede Tiara Rachmawaty, mahasiswa S1 jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian untuk keperluan skripsi mengenai “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Untuk itu, saya akan sangat berterima kasih jika Anda dapat meluangkan waktu untuk mengisi semua pertanyaan dalam kuisioner berikut. Saya menjamin kerahasiaan data Anda dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian semata.
Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Anda.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hormat Saya,
Dede Tiara Rachmawaty
A. DATA RESPONDEN
Nama Responden : ...............................
Semester : ...............................
Fakultas/Jurusan : ...............................
120
ANGKET PENELITIAN BIDIKMISI
Berilah tanda centang (√) pada jawaban Anda.
No. Pertanyaan SL SR K TP 1 Mengikuti program beasiswa. 2 Mengikuti proses seleksi Bidikmisi dengan baik. 3 Melakukan kesepakatan dengan penyelenggara
Bidikmisi.
4 Mengikuti peraturan beasiswa. 5 Menerima dana beasiswa setiap semester. 6 Pembayaran biaya kuliah sesuai fakultas masing-
masing.
7 Menerima anggaran sesuai dengan yang ditentukan.
8 Pengalokasian dana Bidikmisi rutin diterima. 9 Menggunakan dana Bidikmisi untuk keperluan
kuliah.
10 Pelaporan penggunaan dana beasiswa. 11 Pembayaran biaya living costsetiap enam bulan
sekali.
12 Biaya perkuliahan dibayarkan langsung oleh Bagian kemahasiswaan.
13 Penerimaan dana beasiswa melalui rekening. 14 Mengikuti peraturan yang berlaku. 15 Kesesuaian penyaluran dana Bidikmisi. 16 Tidak mematuhi kode etik kampus. 17 Indeks Prestasi Kumulatif <3,00.
18 Tidak menempati Ma’had selama tinggal di Ma’had.
19 Presentase kehadiran pembinaan dibawah 70%. 20 Terlibat dalam organisasi terlarang. 21 Memberikan keterangan yang tidak sesuai baik
secara lisan maupun tulisan.
22 Pemalsuandokumen saat mendaftar beasiswa. 23 Berniat mengundurkan diri sebagai mahasiswa
penerima beasiswa.
121
24 Memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi.
25 Mengikuti pembinaan di Ma’had dengan baik. 26 Mendapatkan fasilitas Ma’had. 27 Mengikuti sholat berjama’ah di Ma’had. 28 Mengikuti kegiatan Ma’had. 29 Mengikuti tata tertib Ma’had. 30 Melakukan pelanggaran Ma’had.
Keterangan :
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-kadang
TP= Tidak Pernah
122
No. Nama Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 JUMLAH
IPK
1 Muhammad Syukron Amin 3 2 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 4 3 2 4 2 2 3 57 3,09
2 Iva Rustiana 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 62 3,48 3 Afit Heru
Muttaqin 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 68 3,69 4 Aalim Allaam Al
ghuyuub Wa Al 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 73 3,76 5 Fatimah 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 70 3,38 6 Muhammad Nur
Faqih Ghozali 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 64 3,36 7 Akhmad Irfan 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 71 3,58 8 Jhonli Aji Kasio 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 61 3,64 9 Nikki Leres
Mulyati 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 74 3,66 10 Muhammad
Ihsanul Fuad 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 71 3,48 11 Siti Mardliyah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 60 3,35 12 Sururoh Tulloh A
U 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 69 3,58 13 Windi Hamdani 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 66 3,5 14 Rino Aditya N 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 60 3,77 15 Fiqih Al Faqih 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 74 3,26 16 Mardiana Zulfa 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 74 3,65 17 Fauzan Jamal 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 69 3,39 18 Wina Sumiati 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 71 3,37 19 Imarotul Masiroh 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 73 3,11 20 Liyesra Isnastia 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 73 3,84
123
21 Dewi Fatimah 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 72 3,71 22 Milatul Maftuhah 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 72 3,3 23 Muh. Hussein 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 65 3,31
JUMLAH 82 81 86 90 85 78 81 84 89 79 79 81 90 85 78 81 77 81 82 1569 80,26
124
DAFTAR NAMA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI 2014
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NAMA NIM IPK
ABU ROPI 11140240000013 3,41
ANNISA ELFIANA 11140260000001 3,48
ARYA RANGGA PUTRA 11140251000003 3,44
DESTRI ANDRIANI 11140220000008 3,02
EVA ASMANISA 11140210000031 3,48
FITRI MAHARANI 11140251000047 3,68
HUDAN NURASHIDIQI 11140210000047 3,79
IDA NURJANNAH 11140240000038 3,48
IZZAH 11140220000081 3,06
MARZUKI 11140240000075 3,31
MIMI DARWATI 11140260000003 3,27
PUTRI HASANAH 11140220000055 3,39
RB MUHAMMAD AKBAR
RADYATAMA 11140240000045 3,60
RIFQI AZIZ 11140220000009 3,03
RINO ADITYA NUGRAHA 11140220000074 3,77
ROMLAH 11140220000112 3,90
SAFUROTUN ZIAH 11140220000010 3,68
SITI FARIDA TURROHMAH 11140210000057 3,13
SITI MARDLIYAH 11140210000074 3,35
A KHABIBUL KIROM 11140600000037 3,52
AFIT HERU MUTTAQIN 1114060000005 3,69
AH RIZA MUTHOHAR 11140600000004 3,50
FAJRUL FALAH 11140430000009 3,91
125
DEWI BESTARI 11140600000087 3,85
AMIR HAKIM MUDA
HASIBUAN 11140251000026 3,29
MUHAMMAD SOFYAN 11140321000082 3,35
HOLIFAH 11140600000045 3,24
IFAH RIZKIYATUS SALSABILA 1114060000017 3,27
KHUSNUL KHOTIMAH 11140600000024 3,45
MUHAMMAD IHSANUL FUAD 1114060000103 3,48
MUSHOLIA MURNIATI 11140600000030 3,79
QOYYIDAH 11140600000089 3,56
SITI NURBAYANI 11140600000015 3,75
VIVI ADEWI LINDA 11140600000018 3,51
AAT ATQIYA 11140520000004 3,59
AHMAD MUHAJIRIN 11140510000004 3,52
AI TATU HUMAIROH 11140530000081 3,58
AVIVAH HAZANAH 11140530000004 3,10
HIKMAWATI 11140510000207 3,45
ALPANDI 11140520000007 3,69
INA FITRIANA 11140520000005 3,41
KHORI BHAKTIAR RAHMAN 11140541000005 3,50
LUSRIADI 11140530000001 2,91
MUHAMMAD ALAM
AGUSTIAN AL-KHOERI 11140530000047 3,63
MUHAMMAD NUR FAQIH
GHOZALI 11140510000063 3,36
NUR AFRIANI 11140530000002 3,59
DZULKARNAIN 11140600000032 3,10
SURUROH TULLOH ADEDOIN
UTHMAN 11140510000165 3,53
SYARIF HIDAYATULLAH 11140510000113 3,47
126
THIFLUL MUFID 11140520000003 3,10
WIWI WIHDATUL ALIAH 11140530000054 3,86
YULIANTI 11140541000003 3,75
YULIANTI 11140520000010 3,83
ERI KUSNARDI 11140820000003 3,34
FATIMAH 11140820000057 3,38
FIQIH AL FAQIH 11140850000005 3,26
SRI INTAN ENDAH LESTARI 11140850000093 3,31
SYARIFATUL MAUNAH 11140850000061 3,59
ZAKIAH ATTAMIMI 11140850000091 3,10
FAUZAN JAMAL 1114111000002 3,39
MAYRIZKY RACHMAWATI 1114130000016 3,73
MUNAWIR IKHSAN 11140600000013 3,48
PUJI SETIAWATI 1114111000018 3,71
SITI NUR AFNI
RAHANYAMTEL 11141110000060 3,60
WINA SUMIATI 1114130000038 3,37
ZULFANA KHOIRUR RIJAL 1114 11100 0003 2,96
AHMAD SUBHAN
A'INURROFIQ 11140130000062 2,95
AKHMAD IRFAN 11140182000066 3,58
ANTIN JAVA TURIS REPMI
TAMSIH 11140110000103 3,30
AULIA SAHARA 11140183000076 2,97
DEWI SADIYAH 11140110000002 3,66
ELFRIDA KHAIRI SANTI 11140161000021 3,61
FITRI PERTIWI 11140130000007 3,06
GAOSIATUL CHASANAH 11140162000044 3,59
HIMMATUL ALIYYAH 11140170000003 3,30
IKLIMA SHAF ANNISA 11140140000048 3,69
127
HIDAYAH
JHONLI AJI KASIO 11140182000004 3,64
LILIS DIAN HANIFAF 11140162000004 3,08
MARDIANA ZULFA 11140170000005 3,65
MOHAMMAD JONI SAPUTRO 11140120000010 3,58
MUHAMAD RIZAL MAHFUZO 11140120000059 3,36
NIKKI LERES MULYATI 11140140000044 3,66
QORI MAULIDINI 11140130000051 3,59
RATIH PURNAMA SARI 11140120000007 3,85
RESTI FAUZIAH 11140110000009 3,23
RHOMADON 11140182000033 3,79
SANTRI EKA PERTIWI 11140170000047 3,69
SHEFIRA SALSABILA 11140183000072 3,23
RAHMA DENI 11140600000012 2,81
SITI NURHANIFAH 11140184000008 3,77
SUSAN ROSNAWATI 11140110000104 3,71
VIRDA ZAKIA 11140120000043 3,34
ZUQRIVA HAYATI 11140120000008 3,56
IMAROTUL MASIROH 11140700000125 3,11
LIYESRA ISNASTIA 11140700000101 3,84
NURUL ANNISA 11140600000114 3,59
AALIM ALLAAM AL
GHUYUUB WA AL
SYAHAADAAT
11140460000103 3,76
ABDURRAHMAN 11140450000009 3,25
AHMAD ZAKI MUNTAFI 11140440000043 3,37
AMALIA 11140440000101 3,52
ANA MARDIANA 11140460000126 3,48
DELIA SUCIA NINGSIH 11140430000005 3,22
DEWI FATIMAH 11140480000025 3,71
128
ELAH HAYATI 11140450000043 3,38
ETI ASAROH 11140460000016 3,29
EVI WININGSIH 11140460000143 3,48
FURBA INDAH 11140480000119 3,23
HANI NOOR FADILLAH 11140460000133 3,33
IVANA DEVI KUMALA S 11140480000149 2,19
LISATUN AWALIAH 11140460000131 3,39
M SYUKRON AMIN 11140460000117 3,09
RIZKY ATINIO SAPUTRO 11140820000017 3,45
NUR HAMIDAH 11140440000027 3,31
NURMA OCTAVIANY 11140450000006 3,58
SITI SARAH 11140430000044 3,67
TIARA ANGGUN
PURNAMAWATI 11140480000081 3,11
UBAIYANA 11140430000016 3,22
YELA YULIANDA 11140450000074 3,75
YENI SEPTIANI 11140450000069 3,31
YUNITA OKTAVIANI 11140440000019 3,37
AISYAH MUHAYANI 11140940000026 3,61
HANISAH HANAYATI 11140920000078 3,60
MILATUL MAFTUHAH 11140970000024 3,70
MOCH HILAL ZUHRI 11140950000059 3,52
MUHAMMAD HUSSEIN 11140930000005 3,31
NURAINI 11140950000003 3,82
PUTRI ANDIRA 11140960000084 3,78
AJANG KURNIA 11140331000003 3,62
FADHILAH IDZNI AZYYATI 11140340000045 3,39
IVA RUSTIANA 11140340000002 3,48
LUTHFAH NUR ALIYAH 11140340000057 3,79
MUHAMMAD FIRDAUS 11140340000128 3,57
129
MUHAMMAD ZUL SADDAM
NASUTION 11140340000018 3,83
RISKA PUSPITASARI 11140340000008 3,53
ROSHFI ROSHIFAH 11140340000199 3,79
SITI SOBARIAH 11140340000084 2,89
ADE MUFLIKHAH 11140120000061 3,48
SYAFI'IE HADZAMI 11140340000228 3,64
SYAHRUL PEBRIANDI 11140340000009 3,47
VIA ELGA SUSILAWATI 11140331000008 3,63
WINDI HAMDANI 11140340000005 3,50
YAYANG ZULKARNAEN 11140340000051 3,00
130
INDEKS PRESTASI KUMULATIF
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
No. Nama Mahasiswa NIM Fakultas IPK
1 Muhammad Syukron Amin 11140460000117 FSH 3,09 2 Iva Rustiana 11140340000002 FU 3,48 3 Afit Heru Muttaqin 11140600000005 FDI 3,69 4 Aalim Allaam Al ghuyuub Wa Al 11140460000103 FSH 3,76 5 Fatimah 11140082000057 FEB 3,38 6 Muhammad Nur Faqih Ghozali 11140510000063 FDIK 3,36 7 Akhmad Irfan 11140182000066 FITK 3,58 8 Jhonli Aji Kasio 11140182000004 FITK 3,64 9 Nikki Leres Mulyati 11140140000044 FITK 3,66 10 Muhammad Ihsanul Fuad 11140600000103 FDI 3,48 11 Siti Mardliyah 11140210000074 FAH 3,35 12 Sururoh Tulloh A U 11140510000063 FDIK 3,58 13 Windi Hamdani 11140510000165 FDIK 3,5 14 Rino Aditya Nugraha 11140340000005 FU 3,77 15 Fiqih Al Faqih 11140220000074 FAH 3,26 16 Mardiana Zulfa 11140850000005 FEB 3,65 17 Fauzan Jamal 11140170000005 FITK 3,39 18 Wina Sumiati 11141110000002 FISIP 3,37 19 Imarotul Masiroh 11140700000125 FISIP 3,11 20 Liyesra Isnastia 11140700000101 FPSI 3,84 21 Dewi Fatimah 11140700000025 FPSI 3,71 22 Milatul Maftuhah 11140700000024 FST 3,3 23 Muhammad Hussein 11140480000005 FST 3,31
131
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
132
133
Hasil Validitas
NO. PERNYATAAN Thitung Ttabel KETERANGAN
1 P1 0,420 0,361 Valid
2 P2 -0,143 0,361 Tidak Valid
3 P3 -0,184 0,361 Tidak Valid
4 P4 0,704 0,361 Valid
5 P5 0,657 0,361 Valid
6 P6 0,591 0,361 Valid
7 P7 0,501 0,361 Valid
8 P8 0,705 0,361 Valid
9 P9 0,595 0,361 Valid
10 P10 -0,040 0,361 Tidak Valid
11 P11 0,790 0,361 Valid
12 P12 -0,204 0,361 Tidak Valid
13 P13 0,462 0,361 Valid
14 P14 0,692 0,361 Valid
15 P15 0,645 0,361 Valid
16 P16 0,052 0,361 Tidak Valid
17 P17 -0,172 0,361 Tidak Valid
18 P18 -0,243 0,361 Tidak Valid
19 P19 0,514 0,361 Valid
20 P20 -0,180 0,361 Tidak Valid
21 P21 0,460 0,361 Valid
22 P22 0,097 0,361 Tidak Valid
23 P23 0,095 0,361 Tidak Valid
24 P24 0,479 0,361 Valid
25 P25 0,675 0,361 Valid
26 P26 0,502 0,361 Valid
27 P27 -0,019 0,361 Tidak Valid
134
28 P28 0,586 0,361 Valid
29 P29 0,539 0,361 Valid
30 P30 0,423 0,361 Valid
135
HASIL ANALISIS DATA
Rata-Rata Prestasi Belajar dan Bidikmisi
Hasil Uji Koefisien Determinasi
136
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Heteroskedositas
137
Uji Hipotesis (t-Test)
138
WAWANCARA
PENGELOLA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Nama Pengelola : ................................
Jabatan : ................................
Pertanyaan:
1. Apa itu Bidikmisi ?
2. Apa maksud dan tujuan diselenggarakannya Bidikmisi tersebut?
3. Sejak kapan Bidikmisi berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
4. Siapa yang menjadi target sebagai penerima Bidikmisi?
5. Apa saja persyaratan untuk menjadi penerima Bidikmisi?
6. Bagaimana tahapan pengusulan dana Bidikmisi hingga proses pencairan
dana Bidikmisi?
7. Pernahkah menemukan kasus bahwa penerima bidikmisi tidak sesuai
dengan persyaratan yang ada? Apa yang dilakukan oleh penyelenggara?
8. Apa saja hambatan yang dirasakan oleh penyelenggara dalam mengelola
Bidikmisi ?
9. Bagaimana keluh kesah atau respon yang disampaikan para penerima
bidikmisi kepada pengelola beasiswa Bidikmisi terkait dengan adanya
bantuan beasiswa tersebut?
10. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak penyelenggara untuk terus
memperbaiki kinerja dari Bidikmisi?
139
WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa : ..............................
NIM : ..............................
Fakultas/Jurusan : ..............................
Pertanyaan:
1. Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai Bidikmisi?
2. Apa yang memotivasi Anda mengikuti Bidikmisi?
3. Bagaimana cara/ tahapan yang harus Anda lakukan mulai dari
mengusulkan sampai pada tahap pencairan dana bidikmisi?
4. Persyaratan apa saja yang harus ada lengkapi untuk memperoleh beasiswa
bidikmisi??
5. Adakah permasalahan teknis yang Anda rasakan dalam menerima
beasiswa tersebut?
6. Pernahkan anda mengalami perberhentian dari pencairan dana Bidikmisi?
Jika ya, apa yang menjadi penyebabnya?
7. Apabila IP tidak memenuhi standar dari Bidikmisi, sanksi apa yang
diberikan?
8. Apa yang akan anda lakukan jika dana Bidikmisi terlambat pencairannya,
sedangkan batas waktu pembayaran SPP telah habis?
9. Selama tinggal di Ma’had, apa kesan yang anda rasakan dari kegiatan di
Ma’had?
10. Apa saran Anda untuk Bidikmisi agar kinerjanya lebih baik?
140
TRANSKRIP WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Lengkap : Farah Nurul Hikam Agustina
JABATAN : Administrasi Keuangan (Beasiswa)
T : Assalamu’alaikum.
F : Wa’alaikumsalam.
T : Ibu nama lengkap?
F : Farah Nurul Hikam Agustina.
T : Oh iya, jabatan di kemahasiswaan sebagai apa?
F : Pengadministrasian Kemahasiswaan, dalam ini beasiswa ya.
T : Iya. Nah ini kan terkait Bidikmisi ya, sebenernya saya ingin tau dulu nih dari
pengertian Bidikmisi itu seperti apa?
F : Nah pengertian Bidikmisi itu adalah sebenernya beasiswa yang diberikan
kepada temen-temen yang kurang mampu secara ekonomi, namun berprestasi.
Seperti itu.
T : Dari Bidikmisi tersebut tujuan dan maksudnya itu untuk apa?
F : Memberikan bantuan pendidikan, memberikan biaya pendidikan kepada
teman-teman agar eee temna-teman yang sudah berprestasi itu lebih berprestasi
lagi, gitu.
T : Bidikmisi UIN ini kan dari Kemenag ya.
141
F : Iya, betul.
T : Nah sejak kapan sih Bidikmisi ini ada di UIN? Pasti nya tahun berapa?
F : Eeeee 2010 ya, 2010 2011.
T : 2010 atau 2011 ya.
F : Oh iya 2010.
T : Oh iya 2010. Nah, sebenernya siapa aja yang menjadi target penerima
Bidikmisi itu?
F : Targetnya itu adalah mahasiswa UIN ya, kalo di UIN itu mahasiswa UIN
Jakarta. Kita melihat sebenernya sebelumnya itu ada seleksi-seleksi dulu.
Mulai dari seleksiii eee berkas, pendaftaran online, seleksi berkas, lalu ada
psikotes, wawancara, lalu ada pengumumannya nanti. Nah dari situ terlihat ini,
targetnya adalah temen-temen yang kurang mampu pada dasarnya, dan kita
juga lihat nih apakah teman-teman itu punya prestasi yang baik, gitu. Itulah
yang kita ambil.
T : Nah dari seleksi Bidikmisi itru yang menjadi syarat penerima Bidikmisi itu
apa?
F : Nah sebagai syaratnya apa aja? Okee di sinii syaratnya sebenernya di juknis
ada ya. Eee untuk persyaratannya pertama (suara orang ngobrol). Ini ada
persyaratannya, pertama adalah daftar online, daftar online nya bisa di AIS
atau di SPMB, di laman SPMB UIN Jakarta. Lalu, download lah formulir
tersebut, isi formulirnya. Terus ada kalo di UIN itu beda nih sama eee
Bidikmisi di unuiversitas perguruan tinggi lain.
T : Bedanya?
F : Bedanya adalah kalo di perguruan tinggi negeri lain itu kita boleh kan ngeklik
dulu daftar Bidikmisi dulu, baru diterima baru bisa dapet. Nah kalo di UIN,
kalo di UIN itu bedanya harus menjadi mahasiswa UIN dulu, baru bisa daftar
142
Bidikmisi, gituu. Nah itu, jadi harus ada bukti dulu bukti kelulusan masuk UIN.
Itu ada 5 jalur tuh, ada dari SNMPTN, SBMPTN, SPAN, PTAIN, atau SBM
Mandiri. Pokoknya buktinya ada. Nah, lalu ada kalo untuk mahasiswa baru ada
yang namanya SKHU, ituu. Surat keterangan lulus yang udah dilegalisir, trus
ada KTP, ada KK, terus ada SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), terus
ada keterangan bukti pembayaran rekening listrik. Kenapa harus ada itu?
Karena kita bisa liat dari rekening listrik itu. Nah misalkan si A itu rekening
listriknya 450 watt, yang satu 900 watt. Nah jadi kita bisa liat yang layak tuh
yang mana sih sebenernya. Pastikan yang rekening lidtriknya lebih rendah
kaan.
T : Iya, yang lebih rendah.
F : Nah terus ada bukti slip gaji orang tua. Kalo karyawan pasti ada slip gajinya.
Terus kalo yang non karyawan misalkan petani atau pedagang, itu bisa minta
eee surat keterangan dari kelurahan setempat bahwa penghasilannya sekian-
sekian. Di situ juga kita bisa liat nih ya kan, penghasilan orang tua nya berapa,
gitu. Terus ada foto.
T : Foto rumah?
F : Nah foto rumah. Foto rumah itu penting juga, penting juga. Dia tinggalnya eee
rumahnya seperti apa, gitu. Misalkan dari yang eee lantainya apakah masih
tanah atau yang sudah ubin. Kita kan bisa liat tuh perbandingannya seperti apa.
Teruus ada foto eh sori fotokopi raport SMA, kalo untuk semester baru. Kalo
untuk temen-temen yang pengganti itu dilihat dari nilai IPK nya. IPK nya gak
boleh kurang dari 3,00.
T : Berarti sama ya IPK nya untuk yang baru sama pengganti minimalnya 3,00?
F : Minimalnya 3,00 iya. Terus nah ini, kalo temen-temen punya prestasi non
akademik itu lebih bagus lagi, gituu. Itu sebagai nilai tambah. Nah, pas foto
deh 4x6. Dan tidak boleh tidak sedang menerima beasiswa dari mana pun. Itu
syarat-syaratnya.
143
T : Nah tadi menyinggung soal dana Bidikmisi nih Bu.
F : Heeh.
T : Sebenernya eee bagaimana sih tahapan dari pengusulan dana itu sendiri
sampai proses pencairan dana Bidikmisi nya?
F : Pengusulan dana nya darii maksudnya dari Kemenag atau gimana?
T : Iya, daru UIN ke kemahasiswaan ke mahasiswa penerima.
F : Oh oke. Jadi, awalnya kita kan dapet dana dari Kemenrian Agama nih,
Kementrian Agama sekian misalkan. Nah, kalo untuk tahun ini, kita kan ada
205 orang penerima. Nah jadi pengusulannya adalah untuk yang baru yaa, saat
udah seleksi semuanya udah oke udah pengumuman udah lulus, kita
mengajukan surat. Pengajuan suratnya itu ke eee KPA. KPA dibikinkan SK
misalkan 205 orang itu dibikinkan SK. Dibikinkan SK bahwa 1 orang penerima
itu sebesar Rp 6.000.000,-. Rp 6.000.000,- itu gak full buat temen-temen buat
eee penerima, karena harus mereka harus membayar SPP dan biaya Ma’had.
T : Berarti bayar masing-masing?
F : Heeh, bayar masing-masing kalo sekarang. Biaya masing-masing 6 juta, 1 juta
misalkan Rp 1.040.000,- bayar SPP, Rp 3.300.000,- dibayarkan untuk Ma’had
dan sisanya buat living cost temen-temen. Gituu, jadi langsung ke rekeningnya
temen-temen penerima.
T : Itu peraturan baru yang sekarang berarti ya?
F : Iya, iya itu.
T : Terus pernah gak sih Bu menemukan kasus nih misalnya si penerima ini eee
sebenernya tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima Bidikmisi Bu?
F : Tapi menerima gitu maksudnya?
144
T : Iya misalkan persyaratannya itu tidak sesuai dengan persyaratan yang sudah
ditentukan di UIN?
F : Emmm sebenernya sih kita menekankan betul yang menerima harusnya punya
persyaratan yang ada, yang tadi saya sebutkan tadi.
T : Iyaa.
F : Namun biasanya kita kan ada yang namanya pengganti.
T : Iya.
F : Nah dari yang pengganti itu kadang ada yang eee memenuhi syarat banget itu
udah diambil dari eee rekrutan yang awal, itu. Di situ misalkan dia punya eee
dia IPK nya oke, IPK nya oke terus dia emm tapi dia eee apa maksudnya, tapi
dia itu mampu secara ekomoni. Gak ada lagi jih buat pengganti misalkan.
Hanya ada beberapa orang itu, yaudah diambil aja.
T : Berarti kalo misalnya terjadi misalkan seperti penggantian gitu, hal yang
dilakukan berarti tetep diambil berarti ya.
F : Heeh.
T : Tergantung prestasi dia.
F : Iya diliat prestasinya, gitu. Tapi tetep harus dibandingkan dengan temen-temen
yang waiting list itu. Apakah ada yang lebih layak atau nggak. Kalo misalkan
emang bener-bener gak aada gitu, ya kita ambil itu.
T : Berarti emang yang bener-bener daftar dari awal itu persyaratannya harus
memenuhi gitu ya Bu ya.
F : Harus, karena yang akan diambil kan yang memenuhi syarat. Gituu.
T : Nah sebenernya yang dari Bidikmisi itu sendiri apa saja sih Bu hambatan yang
dirasakan oleh penyelenggara Bidikmisi nya nih?
F : Penyelenggara nih. Pengeloloa atau penyelenggara?? Dalam hal apa dulu nih?
145
T : Misalkan dari segi penerimaan mahasiswanya atau yang lainnya?
F : Gini, kadang-kadang eeeee kita kan sebelum, ada beberapa hambatan misalkan
salah satunya adalah ketika kita mau verifikaksi nomor rekening. Sebelum
mengajukan pencairan, kita kan harus eee verifikasi nomor rekening.
Hambatannya sih sebenernya dari mahasiswanya, susah dihubungin. Dan dia
memberikan nomor rekening yang sudah tidak aktif atau saldonya tidak cukup.
Kenapa saldo harus cukup? Karena ketika uang Bidikmisi masuk ke rekening
dia dan saldonya kurang, itu otomatis pasti akan mental lagi. Dan return
istilahnya dan kembali lagi. Nah, ntar tiba-tiba temen-temen nih ka ko uangnya
belum masuk, gituu. Itu kenapa? Oh ya saldonya gak cukup.
T : Minimal saldonya berapa?
F : Rp 150.000,-
T : Rp 150.000,-?
F : Heeh. Itu sih sebenernya hahha.
T : Berarti mahasiswanya ya yang kurang peka?
F : Iya, kurang peka.
T : Nah semenjak Ibu menginikan emmm apa, menaungi beasiswa Bidikmisi ini
da gak sih pernah mendengar misalkan respon dari para penerima Bidikmisi
nya itu sendiri tentang adanya bantuan beasiswa ini?
F : Responnya yang baik? (sambil tertawa bersama). Respon yang baik ada,
mereka yaa eee beberapa maksudnya banyak yang bilnang ooh sudah masuk
berarti sudah dapat eee bayar kuliah atau eee bisa membantu yang lain gitu.
Cuma ada juga yang eee sebenernya sih lebih banyak yang respon yang baik
daripada uang gak baik siih.
T : Yang gak baiknya apa Bu?
146
F : Yang gak baiknya ituu ya karna misalkan hambatan-hambatannya tersebut
ituu. Jadi proses pencairannya akan membutuhkan waktu yang lama lagi.
Karena kan harus return lagi, sebulan atau dua bulan.
T : Berarti waktunya nanti lebih lama lagi ya.
F : Lebih lama lagi, itu. Sebenernya sih respon yang baik yang lebih banyak.
T : Alhamdulillah ya.
F : Heemm, ahhahaha.
T : Nah dari penyelenggara atau pengelola Bidikmisi itu sendiri, upaya apa sih
untuk menjadikan Bidikmisi lebih baik lagi? Dalam kinerja Bidikmisi?
F : Oke, kalo upaya kita harus melihat dulu nih masalah apa sih ya ada, gitu. Nah,
kalo misalkan masalahnya ada di rekening mahasiswa, rata-rata itu sih yaa
rekening mahasiswa, kenapa sih gituu? Jadi kita harus menemukan dulu titik
permasalhannya itu apa, lalusebisa mungkin kita harus eee menanggulanginya
seperti apa, gitu. Kalo rekening mahasiswa saldonya nol, berarti kita panggil
nih temen-temennya. Temen-temen penerima, gitu. Nih saldo kalian gak
cukup, eee nanti pencairan kalian juga akan terhambat, gitu. Dan kinerjanya
juga pasti akan akan terlihat buruk kan di depan temen-temen, ko gak cair ko
gak ini ko gak itu, gitu kan.
T : Berarti dari segi administrasi.
F : Iyaa, dari segi administrasi.
147
TRANSKRIP WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa : Windi Hamdani
Semester : 5 (Lima)
FakultasJurusan : FU/Tafsir Hadist
T : Nama Lengkap?
W : Windi Hamdani
T : Semester?
W : 5 (lima)
T : Jurusannya?
W : Tafsir Hadist, tapi sekarang ITAF (Ilmu Al Qur’an dan Tafsir)
T : Ooh. Kita langsung aja ke wawancara ya.
W : Oke.
T : Sebenernya tahu dari mana sih informasi Bidikmisi awalnya?
W : Awalnya tahu dari SNMPTN kan. Nah abis itu saya telusuri ternyata itu tidak
hanya dari universitas yang umum, agama juga ada.
T : Berarti tahu dari SNMPTN itu ya.
W : Iya, SNMPTN.
T : Ya, terus motivasi kamu buat ikut Bidikmisi itu apa?
148
W : Yang pertama kan untuk meringankan beban orang tua ya untuk kuliah, dan
juga kalo Bidikmisi kan beasiswa, kita jadi lebih semangat untuk belajar, kita
punya tanggungan juga uangnya dari kementrian ya dan dari rakyat.
T : Iya.
W : Makin saya berusaha untuk apa ya namanya aaaaa bisa belajar dengan
sungguh-sungguh.
T : Trus ada gak tahapan utnuk ikut Bidikmisi itu seperti apa?
W : Ooh ada tahapannya. Yang pertama biasakan daftar kaan, teruus waktu itu ada
seleksi berkas, ada tes psikotes kayak gitu. Dan yang paling rumit itu
sebenernya terkadang menyiapkan berkasnya. Jadi kadang berkasnya ada
yang salah gitu kan, balik lagi balik lagi gitu.
T : Kan tadi ada berkas ya, itu persyaratannya apa aja?
W : Berkasnya yaa gak jauh-jauh dari ijazah, nilai raport, eee apa tuh terus SKTM
dan gitu surat kelakuan baik dari sekolah, dan apa namanya surat keterangan
prestasi atau nilai raport yang dari sekolah.
T : Nah selama mengikuti prosedur- prosedur itu ada gak sih permasalahan teknik
misalkan dari segi penerimaan Bidikmisi?
W : Yang saya tahu sih kalo segi dalam segi itu apa ya. Terkadang apa yang saya
udah masukin pernah tuh waktu itu gagal, gagal saya aaa kayak aaa upload
gak tau kenapa gak ngerti sistemnya kaya gimana. Sempet, tadi ke sana
sananya alhamdulillah lancar, ya cuma gitu. Ketika saya ke kemahasiswaan
ngumpulin berkas, kadang resepsionisnya agak kuraang pertama agak kurang
ramah gitu kan. Saya kan kita kan mahasiswa gitu ya, trus kita kan ee
pelayanannya harusnya baik kan gitu, itu yang bikin kita kurang enaknya tuh
di situ resepsionisnya kurang ramah yang di pelayanan kebeasiswaan ini.
T : Nah kamu sendiri pernah megalami ini gak pencairan dana Bidikmisi
misalnya?
149
W : Kalau itu sih alhamdulillah eeeee cair terus, ya cuman kendalanya itu kadang
tidak tepat waktu. Yang katanyaa kaya semester kemaren yang katanya aa
tunggu sampai dua atau tiga hari lagi bakalan cair, itu gtuh dua sampai tiga
hari itu tuh gak ada eee faktanya gitu kan. Oh katanya minggu depan, minggu
depannya lagi minggu depannya lagi kan. Kadang kayak gitu sih.
T : Nah, eee biasanya ini kan bergantung sama IP ya.
W : Iya IP
T : Nah kalo misalnya IP nya itu gak memenuhi standar Bidikmisi, biasanya
sanksi apa yang diberikan sama kemahasiswaan?
W : Kalo itu biasanya dapet SP 1 sih dulu.
T : SP 1 itu apa?
W : Jadi surat peringatan. Jaid kalau tidak salah misalkan eeeee itu kan IPK ya
kalau tidak salah IPK jadi bukan IP. Kalau misalkan IP nya satu semester,
dari semester 1-5 nih misalkan ada satu IP yang dibawah 3 tuh setau saya itu
belum langsung di DO gitu kecuali IPK keseluruhannya bener-bener
dubawah 3. Begituu.
T : Misalnya nih dana Bidikmisi itu kan yterlambat cair, eee nah kira-kira apa
yang akan kamu lakukan jika terjadi hal seperti itu?
W : Yaa biasanya kalo utnuk kebutuhan bayar kuliah ya alhamdulillah eee ada lah
beberapa pekerjaan yang misalnya lumayanlah buat ngisi kantong buat jajan.
Tapi kalau untuk biaya-biaya apa namanya, biaya SPP kaya gitu biasanya
suka minjem dulu kayak gitu. Pinjem dulu nanti pas ada langsung saya
gantiin, kayak gitu. Biasanya sih kayak gituu minjem-minjem, jadi pas cair
tuh langsung bayar utaang, kayak gituu.
T : Jadi kalau misalnya kayak pembayaran SPP waktunya udah mau abis
sedangkan belum dibayar biasanya pinjem dulu gitu yaa
150
W : Biasanya kayak gituu. Dan kita juga angkatan kita itu punya apa namanya kas
Bidikmisi, kas angkatan.
T : Emmmmm
W : Jadi kalau misalkan sekiranya ada pencairan yang telat kayak gitu tuh anh
kita pake uang kas ituu.
T : Nah yang Bidikmisi kan tinggalnya di Ma’had yaa
W : Iya
T : Naah selama tinggal di Ma’had ada gak sih misalkan kesan selama tinggal di
Ma’had dengan berbagai kegiatan Ma’hadnya itu?
W : Yaa alhamdulillah kesannya sangat baik sekali dan jujur sampai sekarang
saya kadang masiih kangen juga sama sua suasana rutinitas di Ma’had gitu
kaan. Kayak mulai pembinaan, shalat wajib berjamaa’ah subuh dan maghrib
gitu kaan, trus pulang jagan lebih dari jam 11 gitu kan dan itu sangat berkesan
sekali bagi saya eeependidikan dua tahun itu. Dulu kan angkatan saya itu kan
2 tahun gitu ya tapi kan kebijakan baru sekarang itu 1 tahun
T : Iya yang sekarang 1 tahun.
W : Nah itu. Dan alhamdulillah banyak kegiatan-kegiatan positif dan banyak hal-
hal positif yang saya ambil di Ma’had. Dan alhamdulillah saya dapat
menambah hafalan juga berkat syaa tinggal di Ma’had, gituu.
T : Bagus berarti yaa ada seenggaknya ada efek positifnya tinggal di ma’had.
W : Iyaa ada positifnya di Ma’had. Terus juga di Ma’had itu kita kan nggak hanya
mahasiswa dari Indonesia ya, sekarang apalagi lebih banyak ada dari Gambia,
Venistan dan samaa ada satu orang yang paling saya kagumi itu ya
mahasiswa dari Udzbekistan namanya Syeh Ahmad. Nah itu beliau bener-
bener seperti teman begitu, meskipun eee beliau usianya sudah tua begitu.
151
Dan beliau paliing rajin ibadahnya di antara mahasantri yang lain gitu kalo di
Ma’had.
T : Nah saran kamu sendiri buat Bidikmisi lebih baik itu ssperti apa?
W : Dari segi apa?
T : Dari segi apa ajja.
W : Yaa kalau menurut saya siih lebih baik ditentukan ajaa apa namanyaa kalau
sekiranya emaang cairnya mau harii eee tanggal segitu ya tanggal segitu
gituu, kayak gitu. Jadi intinya buaknnya kita baper, yaa jangan ngasih
informasi yang belum pasti lah yaa gitu. Kalau emnag pencairan tanggal 5
misalkan, yaudah tanggal 5. Sekiranya belum ya yaudah jangan bilang
tanggal 5 tapi belum. Kayak gituu.
T : Berarti setidaknya dari segi pencairan dana tepat waktu lah yaa.
W : Yaa tepat waktu. Begituu. soalnya kan kita juga apa ya namanya, kalo
misalkan gak pasti juga kita juga pengen bisa usaha, bisa buat minjem buat
bayar.
152
TRANSKRIP WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa : Muhammad Syukron Hamid
Semester : 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan : FSH/Muamalat
T : Nama lengkapnya?
S : Muhammad Syukron Hamid.
T : Emmm semester?
S : Lima.
T : Dari jurusan?
S : Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum.
T : Kamu kan dari Bidikmisi 2014 ya, naah sebelumnya itu dari mana kamu dapet
informasi tentang Bidikmisi?
S : Saya dapet informasi Bidikmisi itu melalui website. Dulu, waktu saya kelas 3
SMA saya tuh nyari-nyari eee daftar beasiswa apa aja yang ada di program S1.
Nah, setelah saya cari-cari ternyata ada program beasiswa Bidikmisi, dan itu
beasiswanya sangat menjanjikan.
T : Terus apa yang memotivasi kamuu buat ikut Bidikmisi?
S : Karena sebenernya dari awal, saya itu ketika lulus SMA saya gak ada eee apa
rencana untuk melanjutkan kuliah. Kenapa? Karena faktor terpenting adalah
153
faktor ekonomi, karena orang tua saya eee seorang petani yang dia
penghasilannya pasti menengah ke bawah lah. Terus, melihat potensi di siswa
Bidikmisi, saya pikir wah boleh juga nih. Biaya kuliah dibayarin sampei 8
semester, trus dapet uang perbulannya Rp 600.000,- akhirnya dari situ saya
memberanikan diri untuk eee melanjutkan kuliah dan daftar di UIN dan
akhirnya keterima.
T : Emmm terus selama ikut yang proses Bidikmisi itu bagaimana sih cara kamu
untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi itu?
S : Boleh diulangi ka?
T : Bagaimana cara atau tahapan-tahapannya mengikuti Bidikmisi?
S : Ooh.
T : Ya.
S : Dalam tahapan Bidikmisi, dulu saya dikasih tau sama temen saya itu yang
pertama daftar online di AIS eee situs resmi dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Nah setelah daftar online, eee tes psikotes itu adalah apa ya bahasanya
tes wawasan gitu lah wawasan diri. Terus setelah tes psikotes ada tees
wawancara, setelah wawancara baru pengumuman. Udah.
T : Kalo kalo tahapan dari pendanaan nih segi pencairan dana nya itu gimana?
S : Kalo dari segi pencairan danaa
T : Awalnya harus apa dulu?
S : Eee selama saya jadi penerima beassiwa Bidikmisi, proses pencairannya
berarti ka ya?
T : Iya.
S : Proses pencairannya itu biasanya pas semester 1 itu disuruh bikin buku
tabungan dulu. Setelah punya rekening, baru entar disuruh nginput data segala
154
macem. Nah kalo semester selanjutnya itu biasanya ip ip IP atau IPK. Nah
setelah semua itu dikumpulin, baru ada apa proses pencairan dari
kemahasiswaan.
T : Terus kalo dari segi prasyaratnya, persyaratan buat ikut Bidikmisi itu gimana?
S : Ooh. Untuk persyaratan ikut beasiswa Bidikmisi, biasanya beasiswa Bidikmisi
itu kan diperuntukkan untuk orang eee non yang tidak mampu atau menengah
ke bawah yang ingin melanjutkan studinya di jenjang universitas. Tadi
pertanyaannya apa ka?? (tertawa) ulang-ulang.
T : Syarat-syaratnyaa
S : Oh iya syarat, astaghfirullah.
T : Yang harus dilengkapi.
S : Syarat-syarat yang harus dilengkapi beasiswa Bidikmisi, yang pertama
pastinya dari kalangan menengah ke bawah. Teruus mempunyai nilai akademik
yang yang bagus atau orang yang berprestasi di kelas maupun di akademik
maupun non akademik, teruus apa ya (berpikir).
T : Dari segi berkasnya apa?
S : Ooh dari segi pemberkasan itu ada foto rumah, terus pajaak Pajak Bumi dan
Bangunan, adaa apa pembayaran struk listrik, adaa KK, akte.
T : Macam-macam lainnya lah ya.
S : Iyaa, agak-agak lupa juga sih.
T : Terus ada gak pemasalahan dari segi teknis dalam menerima bidik Bidikmisi
itu?
S : Ada.
T : Apa?
155
S : Waktu saya dulu itu eee apa, kurangnya transparansi in kurangnya transparansi
informasi dari pihak kemahasiswaan. Kenapa? Karena banyak orang yang
daftar Bidikmisi itu tidak mendapatkan follow up lebih lanjut untuk eee proses
tahap penerimaan seleksi Bidikmisi. Contohnya temen saya namanya Laela.
Dia tidak mendapatkan informasi via sms, email, pokonyavia media sosial itu
nggak ada dan akhirnya dia baru tau itu setelah dia nanya ke saya. Ko gak ada
ini apa gak ada follow up informasi lagi dari kemahasiswaan. Nah mungkin itu
gak tau human error, gak tau emang datanya terselip atau emnag gimana. Terus
itu kesalahan pertama, kurangnya informasi dari kemahasiswaan. Yang kedua
itu adalah eee proses wawancaranya. Proses wawancara itu kita sampe izin
tidak masuk kelas untuk tes wawancara Bidikmisi, tetapi dalam jam yang telah
ditentukan itu ngaretnya sungguh lama banget gitu. 2-3 jam kita menunggu dan
itu apa ya, sampe meninggalkan kelas.
T : Jadi waktunya terbuang gitu ya?
S : Heeh, jadi waktunya terbuang gitu.
T : Nah selama menerima dana Bidikmisi, pernah gak sih mengalami
pemberhentian pencairan dana Bidikmisi?
S : Maksudnya ka?
T : Misalkan kamu melakukan kesalhaahan apa terus tiba-tiba kamu pernah
mengalami misalkan uangnya gak cair atau apaa?
S : Oooh. Selama 4 semester kemaren, sebenernya telat cair aja sih yang bikin
kendala. Itu gara-gara apa ya (berpikir)
T : Apa penyebabnya?
S : Penyebabnya itu katanya apa, birokrasinya yang kalo dari kemenag itu agak
ribet katanya. Lebih simpel itu dari kemendikbud. Kita kan notabene
universitas agama, terus dibawah naungan kemenag, jadi eee jauh
156
sepengalaman dan sepengetahuan saya katanya kalo di kemenag itu
birokrasinya lebih ribet, gak tau itu kenapa.
T : Kalo melakukan pelanggaran gitu sehingga uangnya gak cair, pernah?
S : Emmm selama ini belum pernah, cuman hampir sih. Jadi beasiswa Bidikmisi
di UIN ini kan wajib tinggal di asrama 2 tahun, itu yang angkatan saya. Kalo
sekarang kan 1 tahun. Itu saya kenap SP SP 1, dan SP 1 itu hanya sebuah
teguran. Itu gara-gara saya jarang ikut pembinaan, jarang shalat berjamaah,
pokonya jarang di Ma’had lah intinya eee anak kampus, haha.
T : Udah biasa lah yaa anak kampus kaya gitu yaa.
S : Iya.
T : Nih kalo misalnya IP tidak memenuhi standar Bidikmisi, sanksi apa yang biasa
dikasih?
S : Yang sepengetahuan saya kalo IP ituu, setau saya sih IPK.
T : Iya itu IPK
S : Ya IPK kalo dibawah 3, aturan juknis yang sekarang itu harus dikeluarkan dan
tidak dengan yang baru. Dan untuk IP, itu masih aman. Yang penting IPK itu
minimal 3,00. Temen saya ada semester 1 IP nya 3,1 semester 2 2,9. Nah kalo
dirata-rata kan IPK nya jadi 3,00 nah itu untungnya masih 3,00 dan itu
alhamdulillah masih lanjut sampai sekarang. Sanksi yang di dapet pastinya
langsung dikeluarkan. Karena petunjuk yang baru itu seperti itu bunyinya.
T : Kamu sendiri pernah ngalamin gak?
S : Alhamdulillah tidak pernah.
T : Oh iya iya bagus ya. Misalnya kan informasi yang di dapet beasiswa Bidikmisi
suka ada keterlaambatan cair, terus apa yang kamu lakukan? Sedanagkan
posisinya ituuu
157
S : butuh gitu ya:
T : Iyaa misalkan drai segi pembayaran SPP itu waktunya misalkan udah abis
sedangkan uangnya belum cair.
S : Sebenernya ini apa ya, eee memang itu suatu kendala gitu karna memang
Bidikmisi selalu apa namanya, pembayaran telat, kita gak bisa dapet kela kaya
orang-orang yang laen gitu bisa milih dosen di awal apa mengambilan jadwal
KRS. Sebenernya ini apa ya, menurut saya ini gak masalah. Kenapa? Karena
yang penting saya bisa, intinya saya masih bisa mendapatkan jadwal dosen dan
jadwal mata kuliah, dan masih bisa kuliah. Itu sebenernya udah jadi nilai lebih
buat saya. Tapi, ada memang beberapa temen-temen saya yang memang wah
kita telat nih kita harus tuntut kemahasiswaan dan segala macem. Mungkin itu
eee karakter kali ya atau perspektif dari orang-orang eee masing-masing
individu besiswa penerima Bidikmisi. Kalo menurut saya sih yaa itu gapapa lah
yaa asal masih bisa mendapatkan KRS yang sesuai dengan apa yang
diinginkan.
T : Nah kamu kan pernah tinggal di Ma’had 2 tahun ya, apa sih kesan pesannya
buaat selama tinggal di Ma’had selama 2 tahun itu?
S : Eee yang pastinyaa apa ya, tinggal di Ma’had ituu sebuah (apa sih) kenikmatan
buat saya. Kenapa? Karena kita bisa kenal satu atap, dan sayaa saya sendiri
sudah pernah mengalami 3x di satu atap yang berbeda. Dan tinggal satu atap
itu banyak suka dukanya, terutama kenangan yang tak pernah terlupakan
adalah ketika semester 2 waktu itu.
T : Kenapa?
S : Jadi itukan kami eee cairnya telat, cairnya itu di akhir semester. Dan selama
hampir satu bulan eee 3 kamar kami yang satu lorong itu bener-bener gak
punya duit dan memang dari orang tua memang lagi gak ada, dan dari apa ya,
gak ada bantuan lain ibarat kata lah. Yang bisa diharapkan hanya apa, beasiswa
pencairan itu. Kami berinisiatif lah untuk apa namanya, bisa bertahan hidup.
158
Bisa bertahan hidup. Akhirnya saya eee kami bilang ke pimpinan Ma’had besar
Pak Ahmad Sodik pimpinan Ma’had Al Jamiah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kami bilang seperti ini, proses pencairan juga belum eee tak kunjung
datang gitu kan istilahnya. Akhirnya kami bilang ke Pak Sodik, akhirnya
dikasih solusi. Dikasih sama beliau beras, terus mie, dikasih uang Rp 200.000,-
untuk 6 orang, dan eee alhamdulillah itu mencukupi. Tapi sebelum itu, kami
ibarat kata apa ya, pengorbanan lah kasi setiap hari itu makan ketela dan itu
dipakai buat berapa ya, seminggu lah pokoknya uang kita dikumpulin, beli
ketela di apa sih namanya, direbus.
T : Buat dimasak lah yaa.
S : Iyaa, buat pengganti nasi. Yaa begitu lah. Terus satu lagi, eee apa ya, terima
kasih buat Pak Uthob dan pihak kemahasiswaan yang telah eee apa, mewadahi
kami di Ma’had. Kami berterima kasih, karena bisa kenal temen-temen satu
angkatan 2014 Bidikmisi. Kami sangat berterima kasih . pesan untuk yang ade-
ade Bidikmisi yang sekarang ataupu yang nanti akan datang, manfaatkanlah
waktu sebaik mungkin selama itu masih bisa digunakan. Jangan sampe kalian
di Ma’had tidak berbuat apa-apa.
T : Nah, sekarang saran kamu buat Bidikmisi nya itu sendiri itu apa? Biar ada
pacuan untuk lebih baik lagi.
S : Untuk penerimanya?
T : Iya.
S : Kalo saran saya yang pasti gunakanlah waktu kalian sekarang seproduktif
mungkin sesuai passion kalian, sesuai hasrat kalian. Pokoknya gunakanlah
waktu itu sebaik mungkin, dan hormatilah dosen-dosen, guru-guru kalian
karena itu adalah keberkahan yang akan kalian daparkan untuk menuju ke
kehidupan yang akan dapang.
T : Kalo saran untuk program Bidikmisinya itu sendiri?
159
S : Kalo saran untuk program Bidikmisi itu sendiri kalo menurut saya harus ada
apa ya, semacam pelatihan soft skill yang minimal anak Bidikmisi itu mampu
untuk berbicara di depan, pokoknya pelatihan soft skill yang kira-kira
dibutuhkan di era sekarang ini.sebagai contoh: public speaking atau pelatihan
apa bahasa tapi itu sifatnya berkelanjutan. Eee emang sudah ada sekarang
pembinaan, tapi menurut saya sih itu sistemnya sih yang harus dirubah. Karena
pembinaan yang sekarang menurut saya kurang efektif, karena disisi waktu
cuman 1 jam, juga para pesertanya atau para murid eee mahasiswanya kurang
antusias dalam menjalani pembinaan ini.
160
TRANSKRIP WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa : Nikki Leres Mulyati
Semester : 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Bahasa Inggris
T : Nama lengkap?
N : Nikki Leres Mulyati
T : Aaa semester?
N : Semester 5 (lima).
T : Dari jurusan apa?
N : Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.
T : Nah kamu kan anak Bidikmisi 2014 ya,sebelumnya itu dari mana sih info
Bidikmisi di dapet?
N : Aaa info Bidikmisi dari temen.
T : Terus?
N : Yaudah terus liat bannernya di depan, gitu sih ka.
T : Depan UIN ya?
N : iya, gak dapet dari AIS.
T : Nah sebenernya apa sih yang memotivasi kamu buat ikutan Bidikmisi?
N : Aaa meringankan beban orang tua pastinya.
T : Terus ada lagi gak sih?
N : Ya lumayan buat uang saku.
T : Ya, betul betul. Haha. Nah terus gimana sih aa cara tahapannya kamu hingga
ikutan Bidikmisi itu apa aja?
161
N : Aaa banyak. Pengumpulan berkas yang begitu-begitu, wawancara, psikotes,
gitu.
T : Nah kalo dari segi pencairan untuk pencairan dana Bidikmisi awalnya seperti
apa tuh?
N : Awal-awal semester yaa susah ehh maksudnya gak lama itu ya gak lama, tapi
untuk semester 5 ini untuk semester 5 ini agak lancar, agak lancar karena
sistemnya udah berubah. Karena kalo semester 5 kan sistemnya langsung 6
juta jadi tuh lebih gampang langsung masuk ke rekening kita kan, jadi mausk
ke rekening 1 ke rekening 2 tapi kan itu langsung 6 juta. Kalo kemaren-
kemaren kan harus dibayar pihak kemahasiswaan makanya prosesnya agak
lama juga.
T : Terus apa aja sih syarat yang harus dilengkapi untuk ikut Bidikmisi itu?
N : Banyaak. Yang pertama yang pastinya surat keterangan tidak mampu, pasti
ituu. Terus foto rumah dari berbagai sisi kaya gitu. Teruus apa sih bayaran
listrik tuh, apa sih
T : Struk listrik?
N : Iyaa struk listrik, apa lagi sih aaa surat keterangan baik. Ada gak sih itu tuh
lupa.
T : yaudah cukup. Nah selama kamu ikut Bidikmisi itu, ada gak sih permasalahan
teknis yang kamu rasain jadi menerima beasiswa itu?
N : Teknis dari kemahasiswaannya?
T : Iya.
N: Dalam pencairan. Yaa paling kaya gitu sih telaat. Teruus waktu itu masih
semester 1 2, transfaransinya agak kuraang, jadi kita gak tahu nih ko bisa
belum cair dan segala macem itu yaa sempet terjadi gimana ya kayak
transfaransinya kurang gitu loh kaya awal-awal, tapi akhirnya sekarang ini sih
alhamdulillah.
T : Pernah gak sih kamu ngalamin pemberhentian dana Bidikmisi? Misalnya dari
segi pencairannya.
N : Aaa kalo saya sendiri sih alhamdulillah nggak pernah, tapi ada beberapa
temen yang pernah.
162
T : Nah itu biasanya penyebabnya apa tuh?
N : IP, IP sama biasanya berkasnya kurang. Berkasnya entah nyelip, kan setiap
kita pencairan kan harus apa sih yang dibuat sama pihak kemahasiswaan
setiap pencairan, kadang ada berkas yang nyelip 1 2 orang kayak gitu-gitu,
gak tau deh.
T : Nah kalo misalnya IPK itu nggak memenuhi standar dari Bidikmisi itu kan
IPK itu berapa 3,00 kan? Nah kalo misalnya tidak memenuhi itu, sanksi apa
yang biasanya diberikan kemahasiswaan?
N : Yang pasti dari awal itu yaa perjanjiannya dikeluarkan dari Bidikmisi terus
digantiin sama. Tapi setau saya pas semester 1 2 kan ada beberapa yang
dibawah 3, 2,9 2,7 ad. Tapi nyata nya karna mereka masih tinggal di Ma’had,
dipertimbangkan sama kelakuannya sama keaktifan pembinaan jadinya
mereka tetep lanjut sih.
T : Nah apa yang akan kita lakukan kalo misalnya dana Bidikmisi itu terlambat
pencairannya. Misalnya kebutuhannya itu bener-bener kepepet misalnya
untuk bayar SPP, itu kan aaa buat ngedapetin kelas kan harus bayar SPP dulu
kan . itu apa yang akan kamu lakukan kalo terjadi hal kayak gitu?
N : Yang pertama aaa minta orang tua dulu yang pertamaa, kalo udah mentok yaa
biasanya sih yang saya lakuin sambil aaa sambil liburan itu ngajar atau nggak
biasanya jualan di kelas.
T : Buat bayar sehari-hari berarti ya.
N : Heeh, lebih ke ekonomis sehari-hari sih. Kalo kalo SPP sih biasanya orang
tua.
T : Nah, selama tinggal di Ma’had apa sih yang kamu dapet drai kesan tinggal di
Ma’had dengan berbagai macam kegiatannya itu?
N : Aaa karena sampai sekarang masih tinggal di Ma’had aduuh gak bisa
diungkapin dengan kata-kata. Aaa banyak hal yang di dapet. Temen-temen
yang apa ya, macem-macem, berbeda fakultas, berbeda pemikiran, teruus
kenetulan aktif juga di organisasi dalemnya jadii berasa banget sih
Ma’hadnya. Lebih ke kayak kayak di pesantren lagi gitu.
T : Berarti sekarang masih tinggal di Ma’had ya.
163
N : Iya.
T : Iya itu kenapa sih alesannya sih kan harusnya udah keluar drai Ma’had ya?
N : Iya jadi aaa kita bisa tinggal di Ma’had itu melalui tahap seleksi. Jadi seleksi
pengurus gituu, ajdi sekarang kita yang diterima itu sekitar 29 orang buat
pengurus gitu dari angkatan 2015, 2014 sama 2013.
T : Jadi untuk regenerasi gitu ya. Nah saran kamu buat Bidikmisinya sendiri nih
buaat biar lebih baik lagi?
N : Biar lebih baik lagi ya pertama informasi mengenai beasiswa Bidikmisi ini
semoga lebih tersebar, karen aya kayak gitu informasinya itu gak terlalu
menyebar luas gitu ka. Tiba-tiba orang banyak yang nanya kek oh Bidikmisi
itu udah tutup ya? Kaya gituu jadi
T : Biasanya dengernya dari kuping ke kuping yaa
N : Heeh. Waktu itu aja saya mungkin gak tau kalo ada Bidikmisi, taunya
seminggu sebelum tutup gitu. Jadi kan keteteran juga buat nyiapin berkas
yang gak mudah juga buat nyiapin berkas buat orang-orang yang jauh kan.
Ya itu informasi semoga lebih tersebar lewaat lebih banyak lewaat Bcan lah
apaa kaya gitu-gitu siih, sama mungkin yaa dari kita nya juga sih yang harus
rajin buka ais misalnya kalo lagi, terus secara kepegawaian di
kemahasiswaannya pengennya gitu lebih banyak pegawainya lagi karena ya
seperti yang kita tahu pegawai di kemahasiswaan yang ngurusin beasiswa itu
ya orangnya dikit, jadii yaa itulah agak lama gitu yang proses
T : Jadi harus ditambah ya gitu
164
TRANSKRIP WAWANCARA
MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa : Muhammad Nurfaqih Ghazali
Semester : 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan : FIDKOM/Jurnalistik
T : Nama lengkap?
M : Nama lengkap saya Muhammad Nurfaqih Ghazali.
T : Semester?
M : Semester 5.
T : Jurusan?
M : Jurusan Jurnalistik.
T : Kamu kan Bidikmisi 2014 ya. Nah sebelum kamu ikut Bidikmisi itu dapet info
Bidikmisi itu dari mana?
M : Saya dulu nyarii dapet dari situsnya web UIN Syarif Hidayatullah. Trus saya
cari-cari juga diii apa namanya, google facebook ------
T : Terus yang jadi motivasi kamu buat ikut Bidikmisi ini apa?
M : yang pertama sis ekonomi ya. Saya di jauh rantau juga
T : Dari mana emang?
M : dari Pati Jawa Tengah, dan ingin bantu orang tua. Kondisi orang tua juga gak
memenuhi gitu. Kalo misalnya piur dari orang tua juga sulit, makanya---
T : Nah sebenernya eeeee gimana sih tahapan dari Bidikmisi itu untuk mencapai
Bidikmisi biar bisa masuk?
M : Yang saya inget eeeee yang pertama kita daftar di online, kalo gak salah kita
ngisi alamat ehh iya ngisi-ngisi form-form gitu, nilai transkrip nilai semester
165
1 dari SMA sampe semester 6 ehh semester 5. Jadi kita masukin nilainya,
data-data orang tua, foto sama eee form yang offline nya juga kita kirim ke
kemahasiswaan.
T : Kalo fdari segi tahap pencairan dana Bidikmisi nya itu gimana?
M : Kalo tahap pencariannya pencairannya kalo di UIN itu kan 6 bulan sekali 1
semester sekali yaa kita. Kalo awal dulu kita ngambilnya di bank karena
memang kita belum punya ATM sendiri. Dan sekarang mulai dari semester
berapa kemaren semester 3 sekarang kita udah punya ATM dan langsung di
transfer di masing-masing.
T : Terus kalo dari segi persyaratannya buat masuk Bidikmisi itu apa aja?
M : Kalo persyaratannya sih yang pertama emang KTM ya. Jadi kita harus punya
KTM Kartu Tanda Miskin kalo gak salah ya heeh. Di situ kita harus punya
izin dari apa namanya eeeeeini kepala desa, ketua RT di situ dan banyak sih.
Selain itu juga persyaratannya foto rumah, terus transkip nilai, terus eee
pernah berprestasi di bidang apa aja. Kaya gitu.
T : Kalo dari segi permasalahan teknisnya itu seperti apa masuk Bidikmisi?
M : Eeeee teknis gimana ka maksudnya?
T : Teknis-teknis dalam penerimaan Bidikmisinya?
M : Permasalahan?
T : Iya, ada gak sih permasalahannya?
M : permasalahannya siih kalo dari pendaftaran permasalahannya lancar-lancar
aja sih pendaftarannya.
T : Gak ada kendala ya?
M : gak ada kendala.
T : Nah kan tadi kan diilang dananya turun 6 bulan sekali kaan, pernah gak sih
eeeee ngalamin pemberhentian pencairan dana?
M : Kalo pemberhentian dana sih di angkatan kita belum pernah ngalamin.
Cuman ada beberapa ya eee saat cair ada beberapa temen-temen yang ini eee
belum cair gitu. Jadi mungkin ada masalah di birorasinya atau apa gitu. Tapi
kalo keseluruhan sih 6 bulan nanti cair.
166
T : Biasanya kalo misalkan ada yang mengalami apa pemberhentian dana itu
sendiri biasanya penyebabnya karna apa?
M : Kalo sebabnya sih mungkin dari pihak kemahasiswaannya itu sendiri ya.
Eee apa ya kalo spesifiknya saya kurang tau emang, cuman kalo temen-
temen bilang dari kemahasiswaannya sendiri tenaganya juga dikit kan, jadi
kalo kesalahan eee apa namanya, kalo kesalahan seperti itu sih sering terjadi
karna memang tenaga kerja di situ dikit.
T : Kalo kamu sendiri pernah gak ngalamin?
M : Kalo saya sendiri sih belum pernah ngalamin.
T : Jangan sampe pernah ya. (tertawa)
M : Aamiin jangan pernah deh. (tertawa)
T : Kalo eee kalooo kalo misalnya IPK kurang memenuhi syarat, misalkan
syaratnya 3,00 kaan biasanya sanksi apa tuh yang dikasih kemahasiswaan.
M : Sepengetahuan saya siih ada temen saya yang dapet dibawah 3emmm berapa
gitu. Dia dapet SP yang pertama, sampe SP 3 baru dia dicabut ininya eee apa
namanya, Bidikmisinya. Kalo kemaren sepengetahuan saya ada tuh temen
saya satu fakultas juga IP nya dibawah 3 eee semesteeer semester 2 nya itu di
pending jadi apa tuh namanya, disimpen belum dikasih langsung gitu, karena
IP nya dibawah 3.
T : Ada ya?
M : Ada, ada.
T : Kalo misalnyaa apa sih dana Bidikmisi itu terlambat cair, apa yang kamu
lakukan tuh? Pernah gak sih?
M : Kalo terlambat cair sih adaa, sering yaa maksudnya temen-temen pernah
ngeluh gitu ko ini gak cair-cair gitu kan. Yaa kalo dari kita sendiri yaa
inisiatifnya ya kerja, ngajar, kalo ngga yaa terpaksa kita minta orang tua, gitu
T : Berarti kalo misalnya istilahnya mentok-mentoknya buat bayar SPP berarti
langsung minta ke orang tua kaya gitu?
M : Heeh, minta orang tua. Yaa dari orang tua ya mungkin mengusahakanlah.
T : Nah kemarin kan tinggal di Ma’had 2 tahun ya? Nah selama tinggal di
Ma’had itu apa sih kesannya? Dari kegiatan Ma’had yang banyak itu.
167
M : Eeeee kalo kesan sih eee dari apa namanya, kegiatannya memang dari temen-
temen maksudnya dari angkatan kita juga eee terlalu tidak setuju dengan ini
eee pembinaan.
T : Eee alasannya kenapa?
M : Pembinaannya mungkin tidak gitu relevan antara kuliah sama pembinaannya
gituu. Misalnya saya jurusan jurnalistik, tapi kenapa di situ kita harus
mempelajari fiiqh, mempelajari apa namanya bahasa Arab, gitu. Dan memang
di situ kita dituntut untuk diwajibkan. Kalo misalnya kita tidak diwajibkan sih
kita gak masalah, kita diberi kebebasan gitu. Tapi yang jadi masalah eee
sudah diwajibkan dan kalo kita nggak ikut kita kena SP. Nah itu yang perlu di
ini itu.
T : Sedikit memberatkan gitu yaa?
M : Iyaa, sedikit memberatkan.
T : Terus apa saran kamu nih untuk program Bidikmisi selanjutnya?
M : Eee maksudnya dari Ma’hadnya atau dari program diluar Ma’had?
T : Yaa darii dalem maupun luar.
M : Kalo darisaya sih dari sisi Ma’had nya sendiri ya mungkin eee dari
pembinaan sendiri gak harus saklek diwajibkan gituu, mungkin diberi
kebebasan kepada mahasiswa untuk (uhuk-uhuk) boleh (uhuk-uhuk) tapi
bukan berarti menghapuskan pembinaan. Mungkin pembinaan sendiri dii apa
namanya, dirubah kurikulumnya. Jadi seperti itu. Kalo yang diluar Bidikmisi
mungkin, saya setuju dengan acara-acara kaya kemaren misalnya kaya apa
tuh baksos, terus ta’aruf. Itu merekatkan antara Bidikmisi angkatan satu
dengan yang lainnya, gitu.
T : Berarti dari segi pimbinaanya harus diperbaiki.
M : Heeh diperbaiki.
168
FOTO-FOTO
169
170
BIODATA PENULIS
Data Pribadi
Nama Lengkap : Dede Tiara Rachmawaty
Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi / 01 Juli 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat: Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat
Nomor Telepon : 0857-1537-9277
Riwayat Pendidikan : 1. TK At-Tarbiyah Sukabumi
2. SDN 1 Lembur Sawah, Cicantayan Sukabumi
3. SMPN 1 Cibadak Sukabumi
4. SMAN 1 Cibadak Sukabumi
Data Orang Tua
Nama Ayah : Ir. Abdul Rachman, S.H.
Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi, 02 Mei 1968
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat
Nama Ibu : Iis Linawatty
Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi, 09 Desember 1975
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat
top related