pengaruh arsitektur jawa di daratan asia tenggara ?

Post on 22-Feb-2016

66 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

PENGARUH ARSITEKTUR JAWA DI DARATAN ASIA TENGGARA ?. Hariani Santiko. Penelitian bangunan candi (sisa sarana ritual agama Hindu-Buddha) di Indonesia telah berlangsung 100 tahun lebih: Jawa - Bali - Sumatera. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

PENGARUH ARSITEKTUR JAWA DI DARATAN ASIA TENGGARA?

Hariani Santiko

Penelitian bangunan candi (sisa sarana ritual agama Hindu-Buddha) di Indonesia telah berlangsung 100 tahun lebih: Jawa - Bali - Sumatera

Masih banyak yang perlu diteliti- nasih terpendam, masalah yang belum (Borobudur, candi-candi Muara Jambi dsb), hal yang sederhana :nama candi (prasada, bhavanam, devagrha, köil, dsb)

Demikian pula ada kemiripan berbagai struktur bangunan suci di India, Jawa, Kamboja

Gaya India Utara -Arya

Gaya India Selatan -Dravida

Candi Prambanan

Prasat Kravan - Kamboja

Perkembangan agama Hindu-Buddha terkait dengan perdagangan dari India-Asia Tenggara (Nusantara)-Cina, yang dilakukan dengan dua jalur (jalur darat dan jalur pelayaran)

Selain perkembangan agama, perkembangan pelayaran perdagangan yang berakibat raja-raja saling berebut hegemoni pelayaran perdagangan, di antara raja-raja tersebut adalah Jayavarman I dari Chenla (Kamboja) dan raja Sriwijaya yang menguasai selat Malaka -berperang dengan kekalahan Jayavarman I- Chenla terpecah belah

Seorang pangeran Kamboja ditawan/berkunjung di istana Sailendra di Jawa

Prasasti Sdok Kak Thom (1052 M) menyebut

Raja Jayavarman II baru kembali dari Jawa (tawanan/tamu? raja Sailendra di Jawa) tahun 802 M-prasasti Kalasan 778 M Sailemdravansatilaka di Jawa

Meresmikan lingga Devarāja di Mahendraparvata (Phnom Kulen) oleh pendeta Hiranyadāma dan Sivakaivalya, dengan tujuan, agar terlepas dari kekuasaan Jawa dan menjadi satu-satunya Cakravartin

Jayavarman II mendeklarasikan bahwa pemujaan kepada Devarāja (Raja dewa-dewa) -Kamrateng jagat ta raja (raja pengasa dunia), adalah agama resmi Kamboja

Apa kultus devarāja ? Coedes berpendapat adanya anggapan bahwa raja Jayavarman II (dan raja-raja Kamboja selanjutnya) adalah amśa (bagian) dari Siwa, jadi “wakil dewa” di dunia

Upacara dilakukan oleh pendeta Sivakaivalya dan keturunan-keturunannya

Karena tinggal di Jawa, menurut dugaan Jayavarman II di pengaruhi Jawa dalam hal: Kepercayaan? Kultus Devarāja tidak pernah

ditemukan di Jawa, Siwa-lingga di Jawa sebagai “Jayacihna-lingga” -tanda kemenangan (prasasti Canggal dan prasasti Ratu Baka)

Arsitektur pun tidak dipengaruhi Jawa, kecuali ragam hias a.l. kala-makara, relung-relung di tubuh dan atap prasat, dan ragam hias garuda

Relief Kala-Makara dari Phnom Kulen

Tipe bangunan suci di Kamboja waktu Jayavarman II atau masa sesudahnya (pra-Angkor) ada dua tipe, yaitu prasat (bangunan menara-terdiri atas 3 bagian kaki-tubuh-atap) dan bangunan berundak teras (lambang Mahameru)

Preah Ko

Candi Dieng

Ta Keo

Jayavarman II sendiri tidak mengeluarkan prasasti, apakah betul Jayavarmanan II menganggap dirinya sebagai bagian (amśa) Siwa, atau dia memuja Siwa sebagai “Raja Dewa” (king of gods bukan god-king)

Melihat tujuan ritual oleh Hiranyadāma yaitu untuk melepaskan diri dari Jawa dan menjadi satu2nya Cakravartin, menurut penulis lingga yang dipuja Jayavarman adalah Jayacihna-lingga, dan tidak terkait dengan raja sebagai amśa Siwa

Bukti2 tersebut : yang mempengaruhi Kamboja (mulai Javavarman II) bukan arsitektur bangunan suci, tetapi justru “latar belakang gagasan” yaitu pemujaan Siwa-lingga sebagai Jayacihna/ Jayastambha lingga

Terima Kasih

top related