penfor coring (tp reg b 2011)
Post on 21-Oct-2015
97 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
CORINGKELOMPOK I
TP REG B 2011
NAMA KELOMPOK :▪ Aditya Eka Putra (11.01.080)
▪ Azizah Haura (11.01.168)
▪ Halillurahman (11.01.159)
▪ M. Harist Sampurna (11.01.119)
▪ Shandy Elvandri (11.01.107)
▪ Tri Febri Ramadhan(11.01.137)
Apa itu Core ?
Core merupakan contoh batuan yang diambil dari formasi dan kemudian dianalisa di laboratorium.
Kegunaan dari Analisa CoringPada sumur sumur eksplorasi :
▪ Mengevaluasi kemungkinan edge well, pengembangan lapangan & wildcats utk produktif
▪ Menentukan struktur dan stratigrafi subsurface
Pada operasi Well completion dan Workover :
▪ Memilih interval DST
▪ Menentukan interpretasi dasar dari data DST terhadap karakteristik formasi
▪ Menentukan kombinasi well completion yg baik bila ditemukan beberapa lapisa horisontal
▪ Penentuan kedalaman completion dan interval untuk plugging, setting packer, cement shutoff, perforasi, shotting serta acidizing
MACAM-MACAM ANALISA CORE
Analisa Core Rutin :
▪ Pengukuran Porositas
▪ Pengukuran Saturasi
▪ Pengukuran Permeabilitas
Analisa Core Spesial :
▪ Pengukuran Tekanan Kapiler
▪ Pengukuran Kompresibilitas
▪ Pengukuran Wettabilitas
• Pengukuran Porositas
Pengukuran nilai porositas batuan sampel (core) dilakukan di
laboratorium analisa core. Nilai porositas terbagi menjadi 3 yaitu
volume batuan total (bulk volume), volume butiran (grain volume), dan
volume pori (pore volume).
ANALISA CORE RUTIN
• Pengukuran SaturasiPendekatan penentuan harga saturasi fluida batuan reservoir :
1. Mengukur langsung saturasi sampel batuan dimana sampel batuan tersebut diambil.
2. Menentukan sifat fisik batuan sehingga berhubungan dengan penggunaan alat logging dan tekanan kapiler.
Metode penentuan saturasi batuan :
3. Metoda retort
4. Destilasi.
ANALISA CORE RUTIN
▪ Metode Retrot
Pada metoda ini sampel core diletakkan pada
retort dan dipanaskan pada 400 oF selama 1 jam.
Fluida yang menguap hasil kondensasi baik minyak
maupun air terpisahkan di centrifuge, kemudian
temperatur terus dinaikkan hingga 1200 oF sampai
minyak berat dan air kristal terkondensasi.
Peralatan pada metode ini disebut peralatan retort
apparatus
• Pengukuran Saturasi
▪ Metode Destilasi
Pada metoda ini sampel core terlebih dahulu
ditimbang lalu dijenuhi dengan air dan ditimbang
kembali beratnya, lalu diletakkan pada timble,
kemudian dimasukkan ke dalam flask yang berisi
cairan toluena (C6H5CH3) yang mempunyai titik didih
112 oC. Larutan toluena tersebut dipanaskan hingga
air menguap, fluida yang terkondensasi ditangkap
pada water trap. Pengukuran selesai setelah tidak
ada penambahan volume air pada water trap.
• Pengukuran Saturasi
• Pengukuran Permeabilitas
Pengukuran Permeabilitas dilakukan dengan menentukan permeabilitas
absolut dari sample core, dengan menggunakan alat permeability plug
method (fancher core holder) seperti yang diperlihatkan pada Skema
Penentuan Permeabilitas dengan Manometer.
Skema Penentuan Permeabilitas Dengan Manometer
ANALISA CORE RUTIN
• Pengukuran Tekanan Kapiler
Metoda yang digunakan adalah Restored
State. Peralatan yang digunakan disebut
dengan "Restored State Capillary Pressure
Apparatus", salah satu diantaranya adalah
Ruska Capillary Pressure Cell seperti yang
terlihat dalam gambar. Dengan metoda
yang menggunakan prinsip tekanan kapiler
ini dapat juga untuk menentukan besaran
saturasi connate water dari contoh batuan.
Skema Peralatan Restored StateSkema Peralatan Restored State
ANALISA CORE SPESIAL
• Pengukuran Kompresibilitas
Merupakan perubahan volume terhadap perubahan tekanan, artinya
dalam keadaan statis gaya-gaya yang bekerja dalam pori-pori batuan
dan pada butiran adalah seimbang.
Data kompresibilitas digunakan untuk menghitung penurunan
volume pori selama penurunan tekanan reservoirnya.
ANALISA CORE SPESIAL
• Pengukuran Wettabilitas
Studi wettabilitas dilakukan untuk mengontrol distribusi fluida dan
pengaruhnya terhadap tekanan kapiler, serta berguna pula pada
proyek-proyek injeksi air dan perencanaan metode produksi tahap
lanjut.
Setiap cairan mempunyai kemampuan untuk membasahi benda yang
mana harganya berbeda satu sama lainnya. Tingkat kemampuan untuk
membasahi benda padat oleh suatu cairan disebut tingkat kebasahan
yang secara kwantitatif dinyatakan dengan besarnya sudut kontak ( ).
ANALISA CORE SPESIAL
METODE-METODE PENGAMBILAN CORING
Bottom Hole Coring
Konventional Coring
Diamond Coring
Wire-Line Coring
Rubber Sleeve Coring
Side Wall Coring
Bottom Hole Coring
Bottom hole coring adalah metode pengambilan coring di dasar sumur pada
saat pemboran berlangsung. Artinya, pada saat peboran berlangsung kita juga
melakukan coring.
▪Konventional Coring
Merupakan cara pengambilan
coring dengan menggunakan alat
yang disebut dengan rotary core
barrel dimana didalam alat
tersebut terdapat inner core
barrel dan core catcher.
Bottom Hole Coring
▪ Diamond Coring
Bit yang digunakan dalam hal ini
adalah diamond, dan ukuran core
yang dihasilkan mempunyai diameter
5.5” sampai 12,5” dengan panjang
core 60 ft (20 meter). Pelaksanaannya
sama dengan conventional coring dan
hasilnya lebih baik.
Bottom Hole Coring
▪ Wire-Line Coring
Dilakukan dengan menurunkan inner barrel
yang berdiameter kecil kedalam drill pipe. Core
yang telah dibor oleh bit masuk kedalam inner
barrel yang mempunyai panjang 5 meter.
Untuk mengambil core tersebut, kelly
diberhentikan, kemudian diturunkan wire-line
untuk mengikat pull bar. Dimana wire-line
mengangkat pull bar keatas sehingga inner
barrel terangkat keatas.
Bottom Hole Coring
▪ Rubber Sleeve Coring
Dilakukan untuk mengambil core dari
lapisan yang sangat lunak. Rubber
sleeve diletakkan diantara inner dan
outer barrel. Setelah core masuk
kedalam inner barrel, rubber tube
akan bergerak menutup sampai ke
dasar alat. Hasil yang diperoleh
sangat baik.
Bottom Hole Coring
Side Wall Coring
Merupakan : metode pengambilan
coring pada saat pemboran sudah
dihentikan. Pengambilan core dilakukan
pada dinding lubang bor yang diperkirakan
mengandung fluida hidrokarbon.
Caranya : ialah dengan menurunkan alat
yang dilengkapai dengan bullet (charge
explosive) yang dapat ditembakkan. Bullet
tersebut diikat dengan kabel untuk menarik
bullet setelah ditembakkan bersama-sama
dengan core yang telah didapatkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi core
1. Pengaruh fluida pemboran
2. Perubahan tekanan
3. Perubahan temperature
top related