penerapan model pembelajaran problem based...
Post on 02-Mar-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV
MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT
KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
IMROATUL AZIZAH
NIM: 115-13-099
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV
MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT
KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
IMROATUL AZIZAH
NIM: 115-13-099
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
MOTTO
يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح الل
الذين آمنوا منكم والذين أوتوا لكم وإذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الل
بما تعملون خبير العلم درجات والل
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai rasa syukur dan tanda baktiku kepada:
1. Kedua orang tuaku (M.Khozim dan Yatmini) yang sangat saya cintai karena
mereka tidak henti-hentinya selalu memberi dukungan atas segala langkah
yang saya tempuh dan tidak henti-hentinya juga selalu mendoakan semua yang
terbaik untukku.
2. Adikku tersayang (Ayun), dia yang selalu mendukung setiap langkah yang ku
tempuh dia selalu rela berkorban untuk kesuksesanku.
3. Kakakku tersayang (Anni Kisti), dia yang selalu mau direpotkan dalam segala
hal.
4. Untuk semua siswa di MI Islamiyah Gandu tempat saya bekerja, karena selalu
memberikan hari-hari saya penuh warna dengan tingkah lucu mereka.
5. Keluarga dan sahabatku (Agustin eka Damayanti dan Diah Amanah), yang
selalu memberikan cinta, perhatian, dukungan dan motivasi untuk
keberhasilanku, agar kita dapat sukses bersama untuk kedepanya.
6. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dalam urusan akademik saya.
7. Bapak Dr.Budiyono Saputro, M.Pd selalu dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar sudah membimbing saya dalam penulisan skripsi sehingga saya
mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
8. Almamaterku “INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA”,
tempatku menimba ilmu sebagai bekal masa depanku.
Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dukungan dan semua yang telah
diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
بسم ميحرلا نمحرلا هللا
Alhamdulillah...
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan
Kenampakan Bumi Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Kecamatan
Karanggede,Kabupaten Boyolali.
Dengan menyadari sepenuhnya bahwa selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada
penulis.
4. Bapak Imam Mas Arum Selaku dosen pembimbinga akademik yang selalu
memberi semangat dan bimbinganya pada penulis.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi, memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
7. Bapak Ahmadi, S.PdI selaku kepala sekolah di MI Klumpit, Kecamatan
Karanggede, Kabupaten Boyolali yang telah memberikan izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Anni Kisti selaku Guru Kelas yang berkenan untuk diajak bekerjasama
dalam penelitian, serta seluruh siswa kelas IV yang telah berkenan untuk
menjadi subjek penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan imbalan yang layak dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, maka dari itu
apabila pembaca menemukan kekurangan, mohon hormat demi kesempurnaannya
sudilah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
ABSTRAK
Azizah, Imroatul 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Perubahan Kenampakan Bumi Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Klumpit,Kecamatan Karanggede,Kabupaten Boyolali. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dr.Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Problem Based Instruction.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yaitu masih
banyak nilai mata pelajaran IPA yang di bawah KKM. Rendahnya nilai IPA
disebabkan oleh proses belajar mengajar di kelas yang cenderung berpusat pada
guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah. Selain itu kegiatan belajar
yang dilakukan diwarnai kegiatan individu, siswa bekerja sendiri dan tidak di
perbolehkan melihat pekerjaan teman yang lain, sehingga teman yang
pandai/kurang pandai akan tetap pada posisinya. Sehubungan dengan masalah di
atas maka diharapkan guru mendapatkan cara yang tepat untuk memperbaiki mutu
pembelajaran IPA di MI Klumpit. Penerapan model Problem Based Instruction
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Keempat
tahapan itu dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dimana setiap siklus di
fokuskan pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan Model
Problem Based Instruction. Penelitian ini di laksanakan di MI Klumpit,
Kec.Karanggede, Kab.Boyolali dengan subyek penelitian kelas IV. Tujuan dari
penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPA terutama pada materi
Perubahan Kenampakan Bumi.
Berdasarkan temuan penelitian dikatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini yang terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang meningkat. Pada
siklus I siswa yang tuntas 15 siswa dari 20 siswa, dengan persentase 75%
sedangkan yang diharapkan adalah 85% siswa dapat mencapai nilai ≥ 65.
Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 19 siswa dengan persentase
ketuntasan 95%.
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i
GAMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii
JUDUL .................................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
ABSTRAK ............................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
F. Definisi Operasional .................................................................. 7
G. Metode Penelitian ...................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar ............................................................... 16
2. Ciri-ciri Belajar ................................................................... 17
3. Tujuan Belajar ..................................................................... 17
4. Prinsip-prinsip Belajar ........................................................ 18
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................... 22
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar ............................................................... 23
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 25
3. Penilaian Hasil Belajar ........................................................ 27
4. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ............................................ 27
C. Model Problem Based Instruction
1. Pengertian Model Problem Based Instruction .................... 28
2. Kriteria Pembelajaran Model Problem Based Instruction .. 29
3. Langkah-langkah Pembelajaran Model Problem Based
Insruction ............................................................................ 30
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based
Instruction ........................................................................... 30
D. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian IPA .................................................................... 32
2. Hakikat IPA ......................................................................... 32
3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................... 32
E. Materi Perubahan Kenampakan Bumi ...................................... 33
F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal ............................ 40
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal ................................... 41
3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ................. 41
4. Langkah-langkah Penetapan KKM ...................................... 42
5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ............................. 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIS Klumpit ................................................ 44
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ...................................................... 49
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................. 50
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus ............................................................................ 58
2. Siklus I ................................................................................. 61
3. Siklus II ............................................................................... 64
B. Pembahasan ............................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 72
B. Saran .......................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit .................................................................. 46
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Tahun Pelajaran 2016/2017 ....... 47
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit ................................................. 47
Tabel 3.4 Daftar Nilai Pra Siklus Siswa Kelas IV ........................................... 49
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV ............................ 59
Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I ............................................... 61
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II ....................................................... 64
Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif tiap Siklus .......................................................... 68
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus-Siklus II ................................... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus PTK ...................................................................................... 11
Gambar 2.1 Pasang naik dan Pasang Surut Air Laut .......................................... 34
Gambar 2.2 Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut di Manfaatkan Petani ...... 35
Gambar 2.3 Erosi di Sebabkan Es ....................................................................... 37
Gambar 2.4 Badai Tornado ................................................................................. 38
Gambar 2.5 Kebakaran Hutan ............................................................................. 39
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ................................ 70
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang BelumTuntas .......................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 : Lembar Soal Post-Test Siklus I dan Kunci Jawaban
Lampiran 4 : Lembar Soal Post-Test Siklus II dan Kunci Jawaban
Lampiran 5 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 7 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9 : Nilai Ulangan Harian Pra Siklus
Lampiran 10 : Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 11 : Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 12 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Siswa
Lmapiran 13 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Siswa
Lampiran 14 : Dokumentasi
Lampiran 15 : Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 16 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 17 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 19 : Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 20 : Riwayat Hidup Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan
suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera
direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu
peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus
dipikirkan secara sungguh-sungguh.
Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan
SDM, tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan
penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan
mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang
sangat menentukan dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas
sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan.Tentu saja keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada
kepiawaian guru dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran tersebut.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain agar memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Proses pendidikan selalu terjadi perubahan tingkah laku, bukan hanya perubahan
yang diharapkan meliputi seluruh aspek-aspek pendidikan seperti, aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan konsep-konsep saja melainkan juga
suatu proses penemuan.
IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-
kejadian yang ada di alam ini. Ilmu pengetahuan Alam adalah mata pelajaran
wajib dalam kurikulum MI. Pada kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP),
IPA harus dibelajarkan pada siswa mulai dari kelas I. Pembelajaran IPA di MI
sering mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai yang
diperoleh pada akhir semester, data nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA
menunjukkan hasil rendah.
Rendahnya kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat
mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal sehingga materi yang
disajikan menjadi tidak tuntas. Tercatat pada akhir semester pertama tahun
pelajaran 2016/2017 diperoleh data hanya 65 nilai rata-rata kelas IV MI Klumpit,
Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Selain nilai yang rendah dalam
praktik pembelajaran IPA, peserta didik kurang bersemangat, perhatian dan
kemampuan dalam proses pembelajaran dirasakan kurang optimal. Sebagian
peserta didik berhenti perhatiannya pada penjelasan guru saja, rasa ingin tahu
lebih banyak tentang materi pelajaran masih rendah. Peserta didik juga kurang
menyukai kinerja ilmiah dalam proses pembelajaran.
Penulis memperoleh data dari 20 siswa kelas IV hanya 11 siswa yang
mencapai tingkat penguasaan materi. Berdasarkan analisis masalah tersebut,
peneliti menduga bahwa ketidakpahaman siswa tentang IPA berawal dari
pembawaan pembelajaran yang kurang variatif dan terkesan monoton. Padahal
untuk anak usia MI adalah bersifat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari.
Jika pembelajaran variatif dan tidak monoton akan menjadikan siswa lebih
semangat dalam belajar dan akan memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Untuk mewujudkan harapan diatas guru harus bersikap responsive dan proaktif
terhadap berbagai fenomena yang dijumpai atau dirasakan saat melaksanakan
proses pembelajaran. Selain itu guru dituntut lebih kreatif dalam memikirkan dan
mencari jalan keluar dalam setiap problem pembelajaran di kelas terutama pada
mata pelajaran IPA.
Oleh karena itu peneliti mencoba untuk menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction yang dianggap
dapat untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pelajaran IPA. Dengan
pembelajaran Problem Based Instruction kelas akan lebih hidup. Dimana guru
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk
menggali daya kreativitasnya dalam berpikir dan memotivasi untuk belajar
melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata. Menjadikan siswa lebih aktif
dan guru hanya sebagai fasilitator.
Menyadari keadaan tersebut, penulis mencoba untuk melakukan upaya
perbaikan, melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “
Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
IV MI Klumpit Tahun Pelajaran 2016/2017 (Peneilitian Tindakan
Kelas di MI Klumpit, 2017)” semoga dengan adanya penelitian ini dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
“Apakah penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi pada
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit pada Tahun Pelajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Perubahan
Kenampakan Bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit pada tahun
pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapai sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa,
2009:63).
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan hipotesa
sebagai berikut “Dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran
Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali Tahun 2016/2017”.
2. Indikator Keberhasilan
Dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction ini
dikatakan efektif, apabila indikator keberhasilan belajar mencapai 85% siswa
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65.
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan
dari sekolah pada materi Perubahan Kenampakan Bumi.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai ≥ 65.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keguruan, terutama
mengenai pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan penambah wacana
pengetahuan di bidang penelitian tindakan kelas.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan aktivitas dengan model pembelajaran Problem Based
Instruction dan memotivasi belajar siswa dalam mengingat serta
memahami konsep-konsep IPA.
b. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan berinovasi pada
pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai
fasilitator dan mediator.
c. Bagi sekolah
Meningkatkan profesionalisme guru IPA di sekolah Dasar dengan menulis
penelitian ilmiah yang memberikan solusi bagi permasalahan
pembelajaran IPA.
d. Bagi peneliti lain
Mengembangkan hasil penelitian dan menumbuhkan rasa sikap positif dari
penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam
pembelajaran IPA.
e. Bagi pengambil kebijakan
Membantu pihak lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran IPA agar lebih baik.
F. Definisi Operasional
1. Pengertian IPA
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang (factual), baik barupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati,
2014:22). Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu
kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu
materi yang mempelajari tentang fenomena alam secara nyata dan mempelajari
tentang sebab akibat serta memahami alam semesta melalui pengamatan
dengan menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapat suatu kesimpulan. Dengan kata lain IPA merupakan proses
penemuan.
2. Model pembelajaran Problem Based Instruction
Model pembelajaran Problem Based Instruction yang berarti
pembelajaran yang berbasis masalah untuk menggali daya kreativitas siswa
dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar menurut (Imas dan
Berlin, 2016: 48). IPA cukup baik apabila menggunakan Model Problem
Based Instruction sebab model pembelajaran Problem Based Instruction
merupakan model pembelajaran yang mengaitkan permasalahan yang ada
dalam materi IPA serta menumbuhkan kreatifitas untuk berpikir dan
memotivasi untuk terus belajar.
3. Materi perubahan kenampakan bumi
Materi perubahan kenampakan bumi adalah materi yang terdapat dalam
pembelajaran IPA di kelas IV. Perubahan adalah suatu kejadian atau keadaan
yang berubah. Kenampakan bumi adalah susuatu yang berada diatas
permukaan bumi baik yang berada didarat ataupun dilaut.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah
melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna
melihat kemajuan siswa (Slameto, 2008: 7). lebih lanjut Slameto (2008: 8)
mengemukakan bahwa hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang
diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau
tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan
mengukur kemajuan belajar siswa.
Berdasarkan uraian pendapat diatas, dapat diapahami bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar serta tugas-tugas dan tes.
G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peneltian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib,
dkk., 2014:3).
Menurut harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk
memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru
untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik
tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK mendorong guru untuk berani
bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi
mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara
profesional (Elfanany, 2013:21).
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
a. Subjek Penelitian
Peneliti memfokuskan subjek penelitiannya pada siswa kelas IV
MI Klumpit. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa. Pada umumnya
mereka merupakan siswa-siswa yang ceria dan bersemangat ketika
berlajar.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI
Klumpit, Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali. Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian yaitu
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok?, dengan
menggunakan model pembelajaran problem based instruction.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 15 Mei sampai 22 Mei 2017.
Penelitian dilaksanakan dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1
pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ada beberapa ahli yang mengemukakan
model penilitian tindakan dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu:
a. Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di
kelas.
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data
(angket/wawancara/observasi, dan lain-lain)
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Berikut skema dari prosedur penelitian.
Gambar 1.1 Siklus PTK
Sumber: (Arikunto, Suharsimi. 2006: 16)
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA materi Perubahan
Kenampakan Bumi
b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk memperoleh gambaran umum
sekolah dan keadaan proses pembelajaran.
c. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang digunakan
berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan tindakan siklus 1,
siklus 2 dan seterusnya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh
guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik
observasi, dokumentasi dan tes.
6. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, penulis menganalisa data tersebut dengan
teknik deskriptif analitik. Data tersebut dikelola dengan menggunkan
deskriptif prosentase nilai yang diperoleh siswa kemudian dirata-rata untuk
mengetahui keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan
sebagai berikut:
NP =
x 100 %
Keterangan :
NP : Nilai Persentase
∑ Skor : Jumlah skor
∑ Skor maksimal : Jumlah skor maksimal
a. Ketuntasan belajar secara individu
Peserta dikatakan tuntas belajar secara individu apabila
Daya serap secara klasikal =
x 100 %
b. Ketuntasan belajar secara kelompok
Ketuntasan belajar =
x 100 %
Peserta dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila memperoleh
presentase daya secara klasikal 70%
c. Rata-rata hasil belajar
Nilai rata-rata =
H. Sistematika Penulisan
Pada garis besarnya sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
Bagian muka skripsi terdiri dari Halaman Judul Skripsi, Nota Pembimbing,
Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.
Bagian isi terdiri dari 5 bab, sedangkan dari tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub
bab dan selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini terdiri dari : Belajar meliputi Pengertian
Belajar, Ciri-ciri Belajar, Tujuan Belajar, Faktor yang
Mempengaruhi Belajar. Hasil Belajar meliputi Pengertian Hasil
Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Penilaian Hasil
Belajar, Tujuan Penilaian Hasil Belajar. Kemudian membahas
model Problem Based Instruction meliputi pengertian model
pembelajaran PBI, Kriteria Pembelajaran PBI, Langkah-langkah
Model PBI, Kelebihan dan Kelemahan Model PBI. Hakikat IPA,
Materi Perubahan Kenampakan Bumi terdiri dari Pasang Naik dan
Pasang Surut, Badai, Erosi, Kebakaran. KKM meliputi Pengertian
KKM, fungsi KKM, Prinsip Penetapan KKM, Penentuan Kriteria
KKM.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum MIS Klumpit
meliputi: Identitas Madrasah, Visi Misi dan Tujuan Madrasah,
Letak Geografis, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi,
Keadaan Guru, Kondisi Siswa, Karakteristik Siswa, Deskripsi
Kondisi Awal Siswa, Waktu Penelitian. Kemudian Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I meliputi: Perencanaan Tindakan, Tahap
Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Deskripsi Penelitian Siklus II
meliputi : Perencanaan Tindakan, Tahap Pelaksanaa, Obervasi,
Refleksi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang deskripsi hasil belajar tiap siklus
meliputi: Deskripsi Data Pra Siklus, Deskripsi Data Siklus I,
Deskripsi Data Siklus II, dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir meliputi : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2011:3) “Learning is any realityvely
permanent change in behavior that is a result of past exsperience” (Belajar
adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman). Belajar menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 17) adalah
tahapan perubahan tingkah laku individu yang realitive menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan menurut Chaplin (dalam Kastolani, 2014: 53) mengungkapkan
definisi belajar menjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon- respon sebagai
akibat adanya latihan khusus.
Oemar Hamalik (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 31) belajar diartikan
sebagai proses perubahan prilaku akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar
mengandung tiga hal pokok, yaitu:
a) Belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku.
b) Perubahan kemampuan atau perilaku bersifat relatif menetap.
c) Perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman
dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan.
2. Ciri – Ciri Belajar
Aktivitas dalam belajar memiliki ciri – ciri tertentu. Menurut Baharudin &
Esa N. W(dalam Sriyanti, dkk. 2009:18) ciri– ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan prilaku itu bisa jadi
bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
3. Tujuan Belajar
Belajar itu sendiri memeiliki tujuan yang hendak dicapai. Secara umum
tujuan dari belajar adalah:
a. Untuk mendapakan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berpikir. kemampuan pengembangan berpikir membutuhkan adanya bahan
pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep
memerlukan suatu keterampilan yang baik ketrampilan jasmani yang dapat
dilihat dan dialami sehingga menitik beratkan pada keterampilan gerak
atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau
keterampilan rohani yang menyangkut persoalan penghayatan dan
keterampilan berpikir serta kreatifitas atau penyelesaian dan merumuskan
suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental,
perilaku dan pribadi siswa. Guru harus cakap dalam mengarahkan
motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru dipakai seorang uswah
(Kastaloni , 2014:67)
4. Prinsip – Prinsip Belajar
Tujuan dari belajar dapat tercapai secara maksimal apabila dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal itu
dapat terwujud jika dalam pelaksanaannya berpedoman pada prinsip-prinsip
dari belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri sebagai berikut:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berkomulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar merupakan bentuk
pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya (Suprijono, Agus. 2011 : 4-5).
Sedangkan menurut Saputro Suprihatin (2000: 146) mengatakan bahwa
prinsip belajar meliputi:
1) Menyajikan kegiatan yang bervariasi
Kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan bervariasi seperti
menggunakan metode diskusi, percobaan, meringkas buku dan lain-lain.
2) Menciptakan suasana belajar yang bervariasi
Kegiatan belajar diciptakan secara menarik dan bervariasi dan tidak
membosankan seperti pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan
ruangan.
3) Mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar
Hendaknya dalam kegiatan selalu beranggapan bahwa setiap siswa
memiliki potensi kemampuan dan pengalaman. Aktivitas siswa dalam
kegiatan belajar mencakup aktivitas fisik, mental, dan sosial. Keaktifan
siswa dapat terlaksana bila tugas-tugas yang dilakukan siswa mengacu
pada keterampilan proses.
4) Mendorong siswa agar kreatif
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktifkan
dirinya seperti memberi kesempatan untuk berpendapat, mengajukan
pertanyaan atau usul.
5) Meningkatkan terjadinya interaksi yang lebih baik dalam kelas
Guru lebih berperan sebagai pengarah atau pengendali kegiatan belajar
mengajar, siswa tidak harus meminta informasi atau jawaban yang
diperlukan.
6) Melayani perbedaan individu
Siswa ada yang dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik melalui
mendengar, melihat atau melalui cerita, hendaknya hal ini digunakan
sebagai kegiatan belajar yang bervariasi untuk melayani perbedaan-
perbedaan yang ada pada siswa.
7) Memanfaatkan berbagai sumber belajar
Penggunaan buku, alat peraga ataupun media dalam kegiatan pembelajaran
akan memacu siswa untuk belajar dan tidak mengalami kebosanan.
Adapun menurut S. Nasution (dalam kastaloni, 2014: 71-72) prinsip-
prinsip belajar meliputi:
1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka siswa harus
mempunyai suatu tujuan.
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipasakan oleh orang lain.
3) Seseorang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya hasil-hasil
sampingan. Misalnya siswa tidak hanya terampil membuat soal ilmu
pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar
untuk bidang studi itu.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning by
doing).
7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan , tidak dengan otaknya
atau secara intekstual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan
sebagainya.
8) Seorang (siswa) memerlukan dan bantuan dari orang lain dalam belajar.
9) Belajar memerlukan insight .apa yang dipelajari harus benar-benar
dipahami.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seorang (siswa)
sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11) Belajar lebih berhasil apabila usaha untuk memberi sukses dan
menyenangkan.
12) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Dalyono (2007: 55) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
1) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)
a. Kesehatan
b. Intelegensi dan bakat
c. Minat dan motivasi
d. Cara belajar
2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar)
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masayarakat
d. Lingkungan sekitar
Sedangkan menurut Syah (2004: 144) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learmimg), yakni jenis upaya
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana
(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar.
Menurut Slameto (2008: 7) hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh
dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur
dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. lebih lanjut Slameto
(2008: 8) mengemukakan bahwa hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes
yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan
atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan
mengukur kemajuan belajar siswa.
Djamarah dan Zain (2010: 107) yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap bahan
pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual
maupun kelompok.
Suyitno (2011: 33) mengemukakan bahwa ada tiga hasil belajar yang
diperoleh pelajar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah, yaitu:
a) Inkuiri keterampilan memecahkan masalah
b) Belajar model peraturan orang dewasa
c) Keterampilan belajar mandiri
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-
routine, dan rountinized (Suprijono, Agus. 2011: 7).
Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 33-34)
mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar. Adapun kemampuan yang diperoleh sebagai
hasil belajar adalah keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi
verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
Keterampilan intelektual adalah suatu keterampilan yang membuat
seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu sehingga ia dapat
mengklasifikasikan, mengidentifikasi, mendemonstrasikan, dan
menggeneralisasikan suatu gejala. Strategi kognitif adalah kemampuan
sesorang untuk dapat mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi
masalah. Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menggunakan bahasa lisan dan tulisan untuk mengungkapkan suatu gagasan.
Sikap adalah suatu kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau
menolak suatu sikap, sedangkan keterampilan motorik adalah kemampun
seseorang untuk mengkoordinasi semua gerakan secara teratur dan lancar
dalam keadaan sadar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat
diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang
diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman
belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 37).
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 23-25) keberhasilan
beajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu atau
siswa. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
a. Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa
cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
b. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia.
Faktor ini bisa meliputi keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
2) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu atau siswa yang
sedang belajar. Faktor ini terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(1) Keadaan jasmani pada umumnya
Keadaan jasmani secara umum berupa tingkat kesehatan dan
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
sehat dan bugar maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya
jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat
akan menghambat hasil belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi alat tertentu
Keadaan fungsi alat tertentu terkait dengan fungsi panca indra yang
ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang
pengetahuan dalam diri individu.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu.
Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat,
bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Syah, 2010: 197). Sedangkan menurut Sudijono (2011 : 2 )
penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan atau proses penemuan nilai
pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa mencakup:
a. Penilaian mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan khusus
yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas.
b. Penilaian mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum
pengajaran.
4. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2005: 33) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar
sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya. Dengan mendeskripsikan kecakapan tersebut
dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa
lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta
sistem pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1)
penilaian hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil belajar siswa secara berksinambungan (Syah, 2010 : 198-199).
C. Model Pembelajaran Problem Based Instruction
1. Pengertian
Menurut (Imas dan Sani, 2016: 48) Model pembelajaran Problem Based
Instruction adalah pembelajaran yang berbasis masalah untuk menggali daya
kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar.
Model pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran
berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Aisyah (2003: 14) menyatakan bahwa model Problem Based Isntruction
adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan
nalar siswa, sehingga kreativitas siswa dapat berkembang secara optimal. Hal
ini sangat dimungkinkan karena dalam problem based instruction, siswa dilatih
untuk menjawab suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2. Kriteria pembelajaran Problem Based Instruction
Ada kriteria khusus yang dikemukakan oleh (Imas dan Berlin, 2016: 49)
dalam menetapkan dan mempraktekkan model pembelajaran ini, adapun
kriteria tersebut adalah:
a. Materi pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan lain sebagainya.
b. Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,
sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
c. Materi pelajaran yang ditetapkan merupakan bahan yang berhubungan
dengan kepentigan orang banyak, sehingga terasa manfaatnya.
d. Materi yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e. Materi harus sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa
perlu untuk mempelajarinya.
3. Langkah-Langkah Model Problem Based Instruction
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengaplikasikan model
Problem Based Instruction menurut A’la Miftahul (2010: 96):
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubugan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll).
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction
a. Kelebihan model Problem Based Instruction menurut (Kurniasih Imas dan
Berlin Sani, 2016: 49) adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa.
2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para siswa
dengan sendiriya.
3) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
4) Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan
situasi yang serba baru.
5) Dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara
mandiri.
6) Mendorong kreatifitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan
masalah yang telah siswa lakukan.
7) Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal
untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.
b. Kelemahan dari model Problem Based Instruction menurut A’la Miftahul
(2010: 98) adalah sebagai berikut:
1) Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
2) Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
D. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian IPA
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa baik berupa kenyataan (reality)
atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya.
Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar.
H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan induksi.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.
2. Hakikat Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah interaksi antar komponen-komponen
pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mecapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan.
3. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains disekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA si sekolah dasar merupaka konsep yang
masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata
pelajaran kimia, biologi, dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan dalam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampian IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
E. Materi Perubahan Kenampakan Bumi
Daratan terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah,
lembah, dan bukit. Dengan adanya gejala alam, daratan dapat mengalami suatu
perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh air dan udara, misalnya pasang naik
dan pasang surut, badai, erosi, dan kebakaran hutan.
1) Pasang naik dan pasang surut
Coba kamu perhatikan gambar di bawah ini! Tahukah kamu apa penyebab
adanya perbedaan pada gambar 1 dan gambar 2 tersebut?
Gambar 2.1 pasang naik dan pasang surut air laut
Sumber : (www.upload.wikimedia.org)
Bulan ternyata mempunyai pengaruh yang lain bagi kenampakan
permukaan bumi. Kamu tentu mengetahui bahwa permukaan bumi terdiri atas
air (laut) dan daratan. Bulan memengaruhi pasang naik dan pasang surut air
laut. Pasang naik air laut adalah keadaan permukaan air laut yang naik
sehingga air laut tampak bertambah banyak. Pasang surut air laut adalah
keadaan permukaan air laut yang turun sehingga air laut tampak berkurang.
Pasang surut air laut adalah keadaan permukaan air laut yang turun
sehingga air laut tampak berkurang. Pasang naik dan pasang surut air laut
disebabkan oleh gaya tarik bulan. Seperti juga bumi, bulan mempunyai gaya
tarik yang biasa disebut gaya grativasi bulan. Gaya tarik bulan membuat air
laut pasang naik di kedua sisi bumi. Akibat perputaran bumi pada porosnya,
setiap tempat di bumi mengalami air laut pasang naik dua kali sehari. Adanya
pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan oleh para petani garam.
Petani garam adalah orang yang pekerjaanya membuat garam. Bahan dasar
garam adalah air laut. Saat pasang naik, air laut mengisi petak-petak ladang
garam. Saat pasang surut, garam yang terbawa air laut terendap di dasar petak.
Petani garam kemudian mengumpulkan garam-garam itu.
Gambar 2.2 adanya pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan oleh
petani garam
(Ilmu pengetahuan populer jilid 6)
Pasang naik dan pasang surut air laut juga memengaruhi kegiatan nelayan
dalam mencari ikan. Saat pasang naik, air laut meninggi, nelayan tidak melaut.
Gelombang laut yang tinggi menyulitkan nelayan dalam mencari ikan. Saat air
laut sedang pasang surut, nelayan melaut karena saat itu lebih mudah untuk
mendapat ikan. Pasang naik air laut dapat dimanfaatkan oleh kapal-kapal besar
untuk berlabuh di dermaga. Ada dermaga yang sulit untuk dimasuki kapal besar
karena keadaannya yang agak dangkal. Hanya jika air laut sedang pasang naik
saja, kapal besar dapat memasukinya. Jika air laut tidak cukup dalam, kapal dapat
tersangkut oleh bagian dasar dermaga. Hal ini membuat kapal tidak dapat
bergerak.
Gaya tarik matahari kekuatannya lebih kecil. Dalam satu hari terjadi dua
kali pasang naik dan dua kali pasang surut. Kedua pasang naik itu terjadi dalam
selang waktu kira-kira 12 jam 25 menit.
2) Erosi
Erosi adalah pengikisan yang disebabkan oleh air, angin, dan es. Erosi
yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi. Erosi yang disebabkan oleh es
disebut gletser. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut deflasi.
Apakah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor? Jika tanah gundul
atau tidak ditanami, maka tanah mudah terkikis oleh air. Air hujan yang
menyerap ke dalam tanah amat sedikit sehingga cadangan air bersih di dalam
tanah bekurang. Air hujan akan terus mengalir di permukaan tanah. Jika tanah
itu terletak di daerah dataran tinggi (pegunungan), maka tanah akan mudah
longsor. Akibatnya, longsoran tanah itu dapat menimpa penduduk dan harta
benda yang dimilikinya serta merusak tanah pertanian yang subur.
Pada umumnya, erosi berlangsung lambat dan melalui proses yang
berangsur-angsur. Akan tetapi, erosi dapat dipercepat dengan adanya aktivitas
manusia, seperti penggundulan tanah, pengembangan kota yang tidak
berwawasan lingkungan. Bencana yang ditimbulkan erosi sangat merugikan
masyarakat. Sebagai generasi muda yang baik, tugas kita adalah menjaga agar
kelestarian tanah tetap terjaga sehingga tidak timbul erosi.
Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi erosi:
a. Tidak menebang hutan secara liar.
b. Penghijaun kembali tanah yang gundul.
c. Pengadaan hutan lindung di lereng gunung.
d. Pembuatan terasering/sengkedan pada tanah yang miring
Gambar 2.3 erosi disebabkan es
Sumber : (www.papua.ucb.org)
3) Badai
Pada dasarnya badai adalah angin yang sangat kuat dan tinggi
kecepatannya. Apa akibat yang ditimbulkan oleh badai? Badai dapat
mengakibatkan kerusakan yang besar karena kekuatan angin. Badai biasanya
disertai hujan, salju, pasir, atau debu yang dibawa oleh angin tersebut.
Contoh badai dahsyat yang pernah melanda beberapa negara di dunia
adalah badai petir, guntur, angin topan, dan tornado. Gerakan angin yang
kecepatan tinggi di daerah dekat laut dapat menyebabkan terjadinya tornado.
Tornado akan tampak seperti corong yang turun dari gumpalan awan yang
bergerak ke arah timur bersama dengan awan itu. Jika ujung corong mengenai
muka bumi, maka segala sesuatu yang ada akan dihancurkan. Pada umumnya,
kecepatan gerak tornado sekitar 100 km/jam. Lama berlangsungnya hanya
beberapa menit, tetapi ada juga yang berlangsung selama beberapa jam. Negara
yang pernah dilanda tornado adalah Amerika Serikat dan Meksiko.
Gambar 2.4 badai tornado dapat mengakibatkan kerusakan yang besar karena
kekuatan angin
Sumber : (irfanbundar.files.wordpress.com)
4) Kebakaran
Perhatikan gambar di bawah ! Bahayakah terhadap kehidupan kita?
Kebakaran hutan sangat membahayakan kita. Asap yang dikeluarkan
menyebabkan bahaya bagi pernapasan, suhu lingkungan meningkat,
meningkatnya polusi udara. Adapun dampak dari polusi udara antara lain: a)
hujan asam, b) efek rumah kaca, c) penipisan lapisan ozon (O3).
Gambar 2.5 kebakaran hutan sangat merugikan manusia dan hewan
Sumber : (earthgreen.wordpress.com)
Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang sangat merugikan
manusia dan hewan. Apakah yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan?
Kebakaran hutan umumnya terjadi pada saat musim kemarau yang panjang. Hutan
menjadi kering dan mudah terbakar. Kebakaran hutan dapat juga terjadi akibat
kelalaian manusia. Pada saat membuka lahan pertanian di pinggir hutan, sampah-
sampah hutan dibakar sehingga api cepat menyebar ke hutan. Akibatnya, hutan
pun ikut terbakar. Akibat dari kebakaran hutan antara lain sebagai berikut:
a. Persediaan air tanah di sekitarnya menjadi berkurang.
b. Hasil produksi hutan musnah. Hal itu dapat mengurangi pendapatan negara.
c. Terjadinya pencemaran (polusi) udara, yaitu asap yang menyelimuti udara
sehingga menjadi kotor. Asap dapat mengganggu pernapasan dan menghalangi
jarak pandang sehingga dapat menyebabkan terganggunya transportasi darat
dan udara.
d. Hewan-hewan yang dilindungi akan musnah.
e. Tumbuhan atau lahan pertanian di sekitarnya akan menjadi rusak atau kering.
Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut perlu kerja sama antara pemerintah
dan penduduk setempat untuk memadamkannya. Di negara maju, pemadaman
kebakaran hutan cukup dilakukan dengan cara menyemprotkan air dari udara yang
dibawa oleh kapal pemadam kebakaran.
F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan sebelum awal tahun ajaran
dimulai berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menjadi persentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target ketuntasan secara
nasional diharapkan mencapai minimal 75. KKM ini menjadi acuan bersama
pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Kriteria ketuntasan
minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan
dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Sebagai acuan pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran.
c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dan peserta didik dan antara
satuan pendidikan dengan masyarakat.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran.
3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Melalui metode kualitatif dan kuantitatif.
b. Melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk
mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
c. KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang
terdapat dalamkompetensi dasar.
d. KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi
dasar yang terdapat dalam standar kompetensi.
e. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata semua KKM-SK yang terdapat
dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
f. Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan
akhir semester.
4. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Adapun langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik.
b. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian.
c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan.
d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan pada
orang tua peserta didik.
5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan
minimal adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik disekolah yang
bersangkutan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIS Klumpit Karanggede
1. Identitas Madrasah
Adapun profil MI Klumpit Karanggede sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede
NPSN : 20308929
Akreditasi : B
Status : Swasta
Dukuh : Girirejo, RT 05/ RW 01
Kelurahan : Klumpit
Kecamatan : Karanggede
Kabupaten : Boyolali
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 57381
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Terbentuknya manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berpengalaman,
cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
b. Misi
Mengusahakan agar para siswa menjadi manusia muslim yang beriman,
bertaqwa, berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna bagi nusa bangsa dan
agama.
c. Tujuan
Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan,
cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
3. Letak Geografis
Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali
terletak di Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten
Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit dibangun diatas tanah 1.230 m2 adapun
luas bangunannya 400 m2.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya menunjang tunjangan pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah
Swasta Klumpit Karanggede Boyolali diperlukan sarana dan prasarana
memadai serta pemanfaatanya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana
yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali, antara lain:
a. 6 ruang teori kelas
b. 1 ruang guru
c. 1 ruang Kepala Madrasah
d. 1 ruang tata usaha
e. 1 Kamar mandi /WC guru
f. 1 Kamar mandi/WC siswa
g. 1 ruang kantin
h. 1 ruang ibadah
i. Keadaan Guru
5. Keadaan guru MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali dapat
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede
NO NAMA JABATAN
1. Ahmadi, S.Pd. I Kepala Madrasah
2. Ari Prasetyo, S.Pd Wakil Kepala Madrasah
3. Nuryati, S.Pd. I Guru
4. Joko Widodo, S.Pd. I Guru / Tenagan ADMIN
5. Dewi Supriyati, S.Pd. I Guru
6. Prih Utami, S.Pd. I Guru
7. Migiyawati, S.Pd Guru
8. Istiqomah Guru
9. Anni Kistiwinasih, S.Pd. I Guru
6. Kondisi Siswa
Pada tahun ajaran 2016/ 2017 MI Klumpit Karanggede mempunyai 130
siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede Tahun Pelajaran
2016/ 2017
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 12 10 22
2. II 13 10 23
3. III 15 9 24
4. IV 11 9 20
5. V 12 7 19
6. VI 8 14 22
Total 71 59 130
7. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang
berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Rincian data siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede Tahun Pelajaran
2016/ 2017
No Nama Siswa
Jenis Kelamin
L P
1. BYS √
2. DA √
3. DW √
4. FND √
5. HF √
6. II √
7. KA √
8. KR √
9. LB √
10. MA √
11. MAM √
12. MGRK √
13. MIS √
14. MN √
15. RA √
16. SF √
17. VOV √
18. WBI √
19. WHN √
20. YBP √
8. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus atau 2 kali. Waktu pelaksanaan sebagai
berikut:
Siklus I : Senin, 15 Mei 2017
Siklus II : Senin, 22 Mei 2017
B. Deskripsi Kondisi Awal Siswa (Pra Siklus)
Tabel 3.4 Daftar Nilai Prasiklus Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede
Tahun Pelajaran 2016/ 2017
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 70 Tuntas
2. DA 65 70 Tuntas
3. DW 65 55 Belum Tuntas
4. FND 65 50 Belum Tuntas
5. HF 65 58 Belum Tuntas
6. II 65 70 Tuntas
7. KA 65 75 Tuntas
8. KR 65 70 Tuntas
9. LB 65 60 Belum Tuntas
10. MA 65 60 Belum Tuntas
11. MAM 65 72 Tuntas
12. MGR 65 70 Tuntas
13. MIS 65 70 Tuntas
14. MN 65 58 Belum Tuntas
15. RA 65 78 Tuntas
16 SF 65 62 Belum Tuntas
17 VOV 65 58 Belum Tuntas
18 WBI 65 72 Tuntas
19 WHN 65 78 Tuntas
20 YBP 65 60 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 65,8
Persentase Ketuntasan 55%
Siswa Belum Tuntas 45%
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan.
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan sesuai dengan
materi.
c. Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui hasil belajar.
d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru dan siswa pada saat proses
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Berikut langkah-langkah pelaksanaanya :
a. Kegiatan awal
1) Guru megucapkan salam dan berdoa bersama
2) Guru mengkondisikan kelas
3) Guru melakukan absensi
4) Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
5) Guru menuntun siswa untuk memahami kembali peta konsep tentang
perubahan kenampakan bumi
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi tentang permasalahan siswa
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan
c. Guru mengajukan fenomena dan cerita tentang perubahan
kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang
surut air laut dan erosi untuk memunculkan masalah
d. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
2) Tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah Perubahan Kenampakan
Bumi yang disebabkan Oleh Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut
dan Erosi
3) Tahap membantu investigasi kelompok
a. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti
b. Siswa melaksanakan eksperimen untuk pemecahan masalah
4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
a. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yaitu laporan hasil eksperimen
b. Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dengan teman satu
kelompoknya
5) Tahap menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan siswa dan proses-proses yang digunakan
c. Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa tanya jawab tentang materi atau masalah yang
belum terpecahkan
2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan
3) Guru menutup pelajaran dengan salam
3. Observasi
Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction. Siswa mampu menemukan masalah
dalam pembelajaran dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa
dituntut melakukan percobaan untuk memecahkan permasalahan yang ada
dalam materi tersebut. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa
menunjukkan sikap antusias dan semangat dalam mempresentasikan hasil
karya yang di kerjakan oleh kelompoknya masing-masing. Percaya diri siswa
dalam mengerjakan lembar kerja evaluasi. Guru menggunakan lembar
observasi siswa.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat
kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction yang dilakukan oleh guru pada siklus
I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
a. Kendala yang dihadapi
Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Instruction yang perlu diperhatikan agar dapat
menjadi motivasi untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.
1) Kurang mampu merangsang siswa untuk menemukan masalah yang
ada dalam materi yang di ajarkan.
2) Dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen masih ada siswa yang tidak
bisa ikut peran aktif dalam kerja kelompoknya.
3) Alokasi waktu tidak sesuai dengan rencana pembelajaran karena masih
ada siswa yang belum selesai membuat hasil karya dan
mempresentasikan hasil karya kelompoknya.
b. Cara mengatasi
Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction pada
siklus I, peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan
supaya tidak terjadi kendala-kendala pada siklus berikutnya. Adapun ide
perbaikan untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Guru harus bisa lebih aktif memotivasi dan merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2) Setiap siswa di tuntut aktif ikut serta dalam melakukan percobaan.
3) Guru dapat membagi waktu dengan sebaik mungkin dan membatasi
kegiatan siswa supaya tidak bermain-main dalam pelaksanaan kegiatan
percobaan/eksperimen dengan media yang disediakan.
Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus I ini belum menunjukkan
hasil yang memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui model
pembelajaran Problem Based Instruction pada pembelajaran IPA Materi
Perubahan Kenampakan Bumi.
D. Deskripsi Pelaksanaan siklus II
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan.
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan sesuai dengan
materi.
c. Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui hasil belajar.
d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru dan siswa pada saat proses
pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Berikut langkah-langkah pelaksanaanya:
a. Kegiatan awal
1) Guru megucapkan salam dan berdoa bersama
2) Guru mengkondisikan kelas
3) Guru melakukan absensi
4) Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
5) Guru menuntun siswa untuk memahami kembali peta konsep tentang
perubahan kenampakan bumi
b. Kegiatan Inti
1) Orientasi tentang permasalahan siswa
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan
c. Guru mengajukan fenomena dan cerita tentang perubahan
kenampakan bumi yang disebabkan oleh badai dan kebakaran untuk
memunculkan masalah
d. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
2) Tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah Perubahan Kenampakan
Bumi yang disebabkan Oleh Badai dan Kebakaran
3) Tahap membantu investigasi kelompok
a. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti
b. Siswa melaksanakan eksperimen untuk pemecahan masalah
4) Tahap mengembangkan dan mempresentasikan hasil
a. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yaitu laporan hasil eksperimen
b. Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dengan teman satu
kelompoknya
5) Tahap menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan siswa dan proses-proses yang digunakan
c. Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa tanya jawab tentang materi atau masalah yang
belum terpecahkan.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3) Guru menutup pelajaran dengan salam.
3. Tahap Observasi
Tahap pengamatan ini peneliti mengamati jalannya proses belajar
mengajar. Aspek yang diamati antara lain persiapan guru dalam pembelajaran
dan kondisi siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat
kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction. Adapun refleksi yang didapatkan
dalam pelaksanaan siklus II sudah lebih maksimal dibandingkan siklus
sebelumnya dan sudah memenuhi target yang direncanakan, berikut
gambarannya:
a. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah sangat baik.
b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi lebih meningkat.
c. Sebagian besar siswa sudah memahami materi yang disampaikan guru
dengan baik.
d. Sebagian siswa sudah berani menunjukkan hasil kerja dan sudah berani
bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan evaluasi pada siklus II ini telah diperoleh data yang cukup
memuaskan karena dari 20 siswa 19 diantaranya telah memenuhi kriteria
ketuntasan. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus II ini sudah mencapai target
yang ditetapkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV
MI Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Model
pembelajaran Problem Based Instruction ini adalah pembelajaran yang
berbasis masalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan
memotivasi siswa untuk terus belajar. Model pembelajaran ini tidak dirancang
untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
siswa, akan tetapi pembelajran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah,
dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi
pembelajar yang mandiri. Model pembelajaran ini belum pernah diterapkan di
MI Klumpit Karanggede. Penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak 2
siklus. Sebagai acuan selain menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) mata pelajaran IPA Kelas IV MI Klumpit Karanggede sebesar 65,
peneliti juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yaitu sebesar
85%. Di bawah ini adalah data nilai ulangan harian Mata Pelajaran IPA siswa
kelas IV MI Klumpit Karanggede sebelum menggunakan model pembelajaran
Problem Based Instruction :
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV MI
Klumpit Karanggede
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 70 Tuntas
2. DA 65 70 Tuntas
3. DW 65 55 Belum Tuntas
4. FND 65 50 Belum Tuntas
5. HF 65 58 Belum Tuntas
6. II 65 70 Tuntas
7. KA 65 75 Tuntas
8. KR 65 70 Tuntas
9. LB 65 60 Belum Tuntas
10. MA 65 60 Belum Tuntas
11. MAM 65 72 Tuntas
12. MGRK 65 70 Tuntas
13. MIS 65 70 Tuntas
14. MN 65 58 Belum Tuntas
15. RA 65 78 Tuntas
16 SF 65 62 Belum Tuntas
17 VOV 65 58 Belum Tuntas
18 WBI 65 72 Tuntas
19 WHN 65 78 Tuntas
20 YBP 65 60 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 65,8
Persentase Ketuntasan 55%
Siswa Belum Tuntas 45%
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPA di MI
Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali adalah ≥ 65. KKM
tersebut telah disepakati oleh Guru dan Kepala Madrasah di MI Klumpit
Karanggede.
a. Nilai rata-rata siswa Pra siklus
=
=
= 65,8
b. Nilai persentase ketuntasan siswa pra siklus
% =
x 100%
=
x 100%
= 55%
c. Nilai persentase siswa yang belum tuntas pra siklus
% =
x 100%
=
x 100%
= 45%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar Ulangan harian mata
pelajaran IPA pada 20 siswa kelas IV MI Klumpit Karanggede siswa yang tuntas
yaitu sebanyak 11 siswa dengan persentase 55% dan ada 9 siswa yang belum
tuntas dengan persentase 45%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa
yang mendapat nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu
65. Rata-rata yang diperoleh dari data Ulangan harian yaitu 65,8.
2. Deskripsi Data Siklus I
a. Data Hasil Belajar
Proses kegiatan belajar mengajar siklus I dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 15 Mei 2017 dikelas IV MI Klumpit Karanggede.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada siklus I adalah perubahan kenampakan bumi dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Intruction. Pada siklus
I sudah ada peningkatan nilai siswa, berikut rincian nilai siswa pada siklus
I.
Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 75 Tuntas
2. DA 65 75 Tuntas
3. DW 65 66 Tuntas
4. FND 65 64 Belum Tuntas
5. HF 65 75 Tuntas
6. II 65 75 Tuntas
7. KA 65 80 Tuntas
8. KR 65 80 Tuntas
9. LB 65 64 Belum Tuntas
10. MA 65 68 Belum Tuntas
11. MAM 65 80 Tuntas
12. MGRK 65 76 Tuntas
13. MIS 65 80 Tuntas
14. MN 65 60 Belum Tuntas
15. RA 65 85 Tuntas
16. SF 65 70 Tuntas
17. VOV 65 62 Belum Tuntas
18. WBI 65 80 Tuntas
19. WHN 65 85 Tuntas
20 YBP 65 72 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 73,6
Persentase Ketuntasan 75%
Siswa Belum Tuntas 25%
1) Nilai rata-rata siswa siklus I
=
=
= 73,6
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus I
% =
x 100%
=
x 100%
= 75%
3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus I
% =
x 100%
=
x 100%
= 25%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata pelajaran IPA
siklus I pada 20 siswa kelas IV MI Klumpit Karanggede siswa yang tuntas
yaitu sebanyak 15 siswa dengan persentase 75% dan ada 5 siswa yang belum
tuntas dengan persentase 25%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu
siswa yang mendapat nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh dari data siklus I yaitu 73,6.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil siklus I ini masih ada 25% atau 5 siswa yang
belum tuntas dan hanya 75% atau 15 siswa yang telah tuntas dengan rata-
rata 73,6 dari 20 siswa. Siklus I ini secara klasikal pembelajaran belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya mencapai
75% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum
mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%, jadi peneliti harus
melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II.
3. Deskripsi Data Siklus II
a. Data Hasil Belajar
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22
Mei 2017. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah perubahan kenampakan
bumi, pada siklus II hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV
MI Klumpit Karanggede dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Intruction sangat memuaskan, ditandai dengan adanya
peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun rincian nilai
siswa pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 90 Tntas
2. DA 65 86 Tuntas
3. DW 65 82 Tuntas
4. FND 65 84 Tuntas
5. HF 65 85 Tuntas
6. II 65 84 Tuntas
7. KA 65 94 Tuntas
8. KR 65 80 Tuntas
9. LB 65 85 Tuntas
10. MA 65 84 Tuntas
11. MAM 65 86 Tuntas
12. MGRK 65 84 Tuntas
13. MIS 65 90 Tuntas
14. MN 65 88 Tuntas
15. RA 65 96 Tuntas
16. SF 65 80 Tuntas
17. VOV 65 64 Belum Tuntas
18. WBI 65 84 Tuntas
19. WHN 65 96 Tuntas
20. YBP 65 85 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 85,35
Persentase Ketuntasan 95%
Siswa Belum Tuntas 5%
1) Nilai rata-rata siswa siklus II
=
=
= 85,35
2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus II
% =
x 100%
=
x 100%
= 95%
3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus II
% =
x 100%
=
x 100%
= 5%
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata pelajaran IPA siklus
II oleh 20 siswa kelas IV MI Klumpit Karanggede siswa yang tuntas yaitu
sebanyak 20 siswa dengan persentase 95%. Namun masih ada 1 siswa yang belum
tuntas dengan persentase 5%. Rata-rata yang diperoleh dari data siklus II yaitu
85,35. Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal yaitu 85% maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil, karena 95% ≥
85% sebagai Kriteria Ketuntasan klasikal.
b. Refleksi
Pada tahap II ini pembelajaran dianggap sudah berhasil dengan
persentase 95% siswa yang sudah bisa mencapai KKM. Karena 95% ≥ 85%
yang ditetapkan sebagai standar kriteria ketuntasan klasikal secara nasional.
Dari siklus ke siklus hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan yang dapat dilihat dari siklus I ke siklus II sebanyak 20% siswa
yang dapat dikatakan tuntas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa semua
siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Untuk secara
keseluruhan mengalami peningkatan dengan rata-rata, dan lebih dari semua
siswa telah mencapai KKM yang ditentukan, itu artinya dengan
menggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi perubahan kenampakan
bumi siswa kelas IV di MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali.
B. Pembahasan
Pembelajaran IPA pada materi perubahan kenampakan bumi dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Intruction dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap pra silus,
siklus I dan II diperoleh data hasil nilai tes siswa. Berikut ini data hasil penelitian
pada tahap pra siklus siklus I dan siklus II:
Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif Tiap Siklus
No. Nama Siswa
Nilai
Pra siklus Siklus I Siklus II
1. BSR 70 75 90
2. DA 70 75 86
3. DW 55 66 82
4. FND 50 64 84
5. HF 58 75 85
6. II 70 75 84
7. KA 75 80 94
8. KR 70 80 80
9. LB 60 64 85
10. MA 60 68 84
11. MAM 72 80 86
12. MGRK 70 76 84
13. MIS 70 80 90
14. MN 58 60 88
16. RA 78 85 96
17. SF 62 70 80
19. VOV 58 62 64
18. WBI 72 80 84
19. WHN 78 85 96
20. YBP 60 72 85
Rata-rata 65,8 73,6 85,35
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus 65,8
Tuntas 11 55%
Belum Tuntas 9 45%
Siklus I 73,6
Tuntas 15 75%
Belum Tuntas 5 25%
Siklus II 85,35
Tuntas 19 95%
Belum Tuntas 1 5%
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil
belajar siswa yang tuntas dan persentase siswa yang nilainya belum mencapai
KKM. Akan lebih jelas apabila digambarkan menggunakan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa
a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 55%.
b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 75%.
c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 95%.
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas
45%
25%
5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang belum tuntas sebanyak
45%.
b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang belum tuntas sebanyak
25%.
c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang belum tuntas sebanyak
5%.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I
dan siklus II hasil belajar siswa yang tuntas KKM terus meningkat. Pada pra
siklus yang tuntas hanya 11 siswa (55%), siklus I hanya 15 siswa (75%), pada
siklus II ada 19 siswa (95%) yang telah mencapai KKM.
Meningkatnya hasil belajar dari siklus I dan siklus II disebabkan karena
pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction dapat membuat
siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran serta dapat
menambah kreatifitas dan keterampilan siswa.
Dengan memperhatikan pembahasan hasil penelitian peneliti
menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya,
dengan kata lain penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction di
MI Klumpit dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi
perubahan kenampakan bumi.
Hal tersebut senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aisyah
(2003) bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di MI
Klumpit Karanggede dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan
bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit, Kecamatan
Karanggede, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Dibuktikan dengan data prasiklus, dimana siswa yang tuntas
belajar ada 11 siswa (55%) dan yang belum tuntas ada 9 siswa (45%)
dengan nilai rata-rata kelas 65,8. Siklus I terdapat 15 siswa (75%) tuntas
belajar dan 5 siswa (25%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas
73,6. Kemudian pada siklus II terdapat 19 siswa (95%) siswa yang tuntas
belajar dan 1 siswa yang belum tuntas belajar(5%). Pada siklus II ini telah
mencapai Kriteria ketuntasan klasikal yaitu 95% ≥ 85% dengan nilai rata-
rata kelas 85,35.
Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based instruction
memperoleh peningkatan dari pra siklus (55%), siklus I (75%), dan siklus
II (95%). Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I
20% dan siklus I ke siklus II 20%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru
a. Guru bisa menggunakan model pembelajaran Problem Based
Instruction pada mata pelajaran IPA dengan materi yang lainnya,
karena hasil penelitian tindakan kelas menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Selalu memberikan motivasi kepada siswa agar hasil belajar dapat
meningkat.
c. Memberikan reward sebagai apresiasi terhadap hasil belajar yang
telah diperoleh siswa.
d. Meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran sesuai dengan
kondisi siswa.
2. Siswa
a. Siswa harus lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan
ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar terutama
pada saat diskusi kelompok.
b. Belajar tidak secara individual tetapi berkelompok agar bisa saling
bertukar pendapat dan saling membantu.
c. Lebih percaya diri dalam berpendapat dan menanyakan apa yang
belum diketahui.
3. Sekolah
Pihak sekolah seharusnya dapat memfasilitasi sarana dan prasarana
yang dibutukan para guru ketika dalam kegiatan belajar mengajar
berlangsung agar siswa semangat dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
A’la Miftahul 2010. Quantum Teaching. Jogjakarta: DIVA press.
Ahmadi, Abu, dan A.Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta PT. Rineka cipta.
Arifin, Mulyati dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam dan
Lingkunganku. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
Aqib, Zainal dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT. Rieneka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain, 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rieneke Cipta.
Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Araska.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan
Model Pembelajaran Untuk meningkatkan Profesionalitas
Guru. Katapena.penerbit@gmail.com.
Mulyasa. 2011. Prakatik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Rusman, 2011. Model pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Sams’s Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta : Teras
Slameto, 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Susilowati, Endang dan Wiyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam
4 Untuk Kelas 4 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.
Suyitno, Imam. 2011. Memahami Tindakan Pembelajaran.
Bandung: Refoka Aditama.
Wisudawati, Widi, Asih, dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah/Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Klumpit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/ Genap
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi (SK)
9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi
B. Kompetensi Dasar (KD)
9.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan kenampakan bumi akibat
(pasang surut air laut dan erosi).
C. Indikator
9.1.1 Menjelaskan penyebab perubahan kenampakan bumi.
9.1.2 Mengidentifikasi berbagai penyebab perubahan kenampakan bumi
akibat pasang surut air laut dan erosi.
9.1.3 Mendeskripsikan pengaruh dari perubahan kenampakan bumi akibat
pasang surut air laut dan erosi.
D. Tujuan Pembelajaran
9.1.1.1 Melalui cerita guru siswa dapat menjelaskan penyebab perubahan
kenampakan bumi dengan tepat.
9.1.1.2 Melalui penelitian dan eksperimen siswa dapat mengidentifikasi
penyebab perubahan kenampakan bumi akibat pasang surut air laut
dan erosi.
9.1.1.3 Melalui pemecahan masalah siswa dapat mendeskripsikan pengaruh
dari perubahan kenampakan bumi akibat pasang surut air laut dan
erosi.
E. Karakter siswa yang diharapkan:
Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.
F. Materi
Daratan terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah,
lembah, dan bukit. Dengan adanya gejala alam, daratan dapat mengalami suatu
perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh air dan udara, misalnya pasang
naik dan pasang surut, badai, erosi, dan kebakaran hutan.
1) Pasang naik dan pasang surut
Coba kamu perhatikan gambar di bawah ini! Tahukah kamu apa
penyebab adanya perbedaan pada gambar 1 dan gambar 2 tersebut?
Gambar 2.1 pasang naik dan pasang surut air laut
Sumber : (www.upload.wikimedia.org)
Bulan ternyata mempunyai pengaruh yang lain bagi kenampakan
permukaan bumi. Kamu tentu mengetahui bahwa permukaan bumi terdiri
atas air (laut) dan daratan. Bulan memengaruhi pasang naik dan pasang
surut air laut. Pasang naik air laut adalah keadaan permukaan air laut yang
naik sehingga air laut tampak bertambah banyak. Pasang surut air laut
adalah keadaan permukaan air laut yang turun sehingga air laut tampak
berkurang.
Pasang surut Pasang surut air laut adalah keadaan permukaan air laut
yang turun sehingga air laut tampak berkurang. Pasang naik dan pasang
surut air laut disebabkan oleh gaya tarik bulan. Seperti juga bumi, bulan
mempunyai gaya tarik yang biasa disebut gaya grativasi bulan. Gaya tarik
bulan membuat air laut pasang naik di kedua sisi bumi. Akibat perputaran
bumi pada porosnya, setiap tempat di bumi mengalami air laut pasang naik
dua kali sehari. Adanya pasang naik dan pasang surut air laut
dimanfaatkan oleh para petani garam. Petani garam adalah orang yang
pekerjaanya membuat garam. Bahan dasar garam adalah air laut. Saat
pasang naik, air laut mengisi petak-petak ladang garam. Saat pasang surut,
garam yang terbawa air laut terendap di dasar petak. Petani garam
kemudian mengumpulkan garam-garam itu.
Gambar 2.2 adanya pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan
oleh petani garam
Sumber : (Ilmu pengetahuan populer jilid 6)
Pasang naik dan pasang surut air laut juga memengaruhi kegiatan
nelayan dalam mencari ikan. Saat pasang naik, air laut meninggi, nelayan
tidak melaut. Gelombang laut yang tinggi menyulitkan nelayan dalam
mencari ikan. Saat air laut sedang pasang surut, nelayan melaut karena saat
itu lebih mudah untuk mendapat ikan. Pasang naik air laut dapat
dimanfaatkan oleh kapal-kapal besar untuk berlabuh di dermaga. Ada
dermaga yang sulit untuk dimasuki kapal besar karena keadaannya yang
agak dangkal. Hanya jika air laut sedang pasang naik saja, kapal besar
dapat memasukinya. Jika air laut tidak cukup dalam, kapal dapat
tersangkut oleh bagian dasar dermaga. Hal ini membuat kapal tidak dapat
bergerak. Gaya tarik matahari kekuatannya lebih kecil. Dalam satu hari
terjadi dua kali pasang naik dan dua kali pasang surut. Kedua pasang naik
itu terjadi dalam selang waktu kira-kira 12 jam 25 menit.
2) Erosi
Erosi adalah pengikisan yang disebabkan oleh air, angin, dan es. Erosi
yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi. Erosi yang disebabkan oleh
es disebut gletser. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut deflasi.
Apakah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor? Jika tanah
gundul atau tidak ditanami, maka tanah mudah terkikis oleh air. Air hujan
yang menyerap ke dalam tanah amat sedikit sehingga cadangan air bersih
di dalam tanah bekurang. Air hujan akan terus mengalir di permukaan
tanah. Jika tanah itu terletak di daerah dataran tinggi (pegunungan), maka
tanah akan mudah longsor. Akibatnya, longsoran tanah itu dapat menimpa
penduduk dan harta benda yang dimilikinya serta merusak tanah pertanian
yang subur.
Pada umumnya, erosi berlangsung lambat dan melalui proses yang
berangsur-angsur. Akan tetapi, erosi dapat dipercepat dengan adanya
aktivitas manusia, seperti penggundulan tanah, pengembangan kota yang
tidak berwawasan lingkungan. Bencana yang ditimbulkan erosi sangat
merugikan masyarakat. Sebagai generasi muda yang baik, tugas kita
adalah menjaga agar kelestarian tanah tetap terjaga sehingga tidak timbul
erosi.
Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi erosi:
a. tidak menebang hutan secara liar
b. penghijaun kembali tanah yang gundul
c. pengadaan hutan lindung di lereng gunung
d. pembuatan terasering/sengkedan pada tanah yang miring
Gambar 2.3 erosi disebabkan es disebut gletser
Sumber : (www.papua.ucb.org)
G. Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Instruction
Metode: Diskusi dan Penugasan
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Tanah, kotak plastik, rumput.
Sumber Belajar : Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk kelas 4 SD/MI Penerbit
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
NO
Kegiatan
Tahapan Model Problem
Based Instruction
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1. Awal a. Guru megucapkan salam dan
berdoa bersama
b. Guru mengkondisikan kelas
c. Guru melakukan absensi
d. Menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran
2. Inti Orientasi tentang
permasalahan siswa
a. Guru mengajukan fenomena dan
cerita tentang perubahan
kenampakan bumi yang
5 Menit
Tahap mengorganisasikan
siswa untuk meneliti
Tahap membantu investigasi
kelompok
disebabkan oleh pasang surut air
laut dan erosi untuk memunculkan
masalah.
b. Guru memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan
masalah.
c. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
d. Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan
masalah perubahan kenampakan
bumi akibat pasang surut air laut
dan erosi
e. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti.
f. Siswa bersama kelompoknya
melaksanakan eksperimen untuk
60 Menit
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
Tahap menganalisa dan
mengevaluasi proses
mengatasi masalah
memecahkan masalah.
g. Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yaitu laporan hasil
eksperimen.
h. Guru membantu siswa untuk
berbagi tugas dengan teman satu
kelompoknya.
i. Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan siswa dan
proses-proses yang digunakan.
3. Akhir Menyimpulkan 1) Guru bersama
siswa tanya
jawab tentang
materi atau
masalah yang
belum
terpecahkan.
2) Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3) Guru menutup pelajaran
dengan salam.
5 Menit
( I ) Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang
(x) pada huruf a, b, c, atau d!
1. Perubahan kenampakan bumi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini
kecuali...
a. Badai c. Kebakaran
b. Erosi d. Reboisasi
2. Pengikisan pantai yang disebabkan oleh ombak laut disebut...
a. Erosi c. Abrasi
b. Korosi d. Deflasi
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah banjir adalah...
a. Membersihkan saluran air
b. Menggalang dana korban banjir
c. Membuat pos kamling
d. Membuat pos bantuan korban banjir
4. Abrasi dipengaruhi oleh...
a. Permukaan air laut c. gempa
b. Gelombang laut d. Aliran air hujan cukup kuat
5. Terjadinya siang dan malam di bumi dipengaruhi oleh...
a. Matahari c. Hujan
b. Bulan d. Angin
(II) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan pasang surut air laut?
2. Menanam pohon ditanah miring berguna untuk mencegah?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan erosi!
4. Apa akibat dari erosi?
5. Daratan dapat berubah karena adanya ?
Kunci Jawaban
(I) Pilihan ganda
1. D
2. C
3. A
4. B
5. A
(II) Uraian
1. Keadaan disaat air laut turun.
2. Erosi/tanah longsor.
3. Erosi adalah pengikisan tanah.
4. Tanah akan kehilangan kesuburanya.
5. Pasang surut air laut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah/Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Klumpit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/ Genap
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
C. Standar Kompetensi (SK)
9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi
D. Kompetensi Dasar (KD)
9.2 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan kenampakan bumi akibat
badai dan kebakaran.
C. Indikator
9.2.1 Menjelaskan penyebab perubahan kenampakan bumi.
9.2.2 Mengidenifikasi penyebab perubahan kenampakan bumi akibat badai
dan kebakaran.
9.2.3 Mendiskripsikan pengaruh perubahan kenampakan bumi akibat badai
dan kebakaran.
D. Tujuan Pembelajaran
9.2.2.1 Melalui cerita guru siswa dapat menyebutkan penyebab perubahan
kenampakan bumi dengan tepat.
9.2.2.2 Melalui diskusi dan pengumpulan data siswa dapat mengidentifikasi
penyebab perubahan kenampakan bumi akibat badai dan kebakaran.
9.2.2.3 Melalui pemecahan masalah siswa dapat mendeskripsikan pengaruh
dari perubahan kenampakan bumi akibat badai dan kebakaran.
E. Karakter siswa yang diharapkan:
Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.
F. Materi
3) Badai
Pada dasarnya badai adalah angin yang sangat kuat dan tinggi
kecepatannya. Apa akibat yang ditimbulkan oleh badai? Badai dapat
mengakibatkan kerusakan yang besar karena kekuatan angin. Badai
biasanya disertai hujan, salju, pasir, atau debu yang dibawa oleh angin
tersebut.
Contoh badai dahsyat yang pernah melanda beberapa negara di dunia
adalah badai petir, guntur, angin topan, dan tornado. Gerakan angin yang
kecepatan tinggi di daerah dekat laut dapat menyebabkan terjadinya
tornado. Tornado akan tampak seperti corong yang turun dari gumpalan
awan yang bergerak ke arah timur bersama dengan awan itu. Jika ujung
corong mengenai muka bumi, maka segala sesuatu yang ada akan
dihancurkan. Pada umumnya, kecepatan gerak tornado sekitar 100
km/jam. Lama berlangsungnya hanya beberapa menit, tetapi ada juga yang
berlangsung selama beberapa jam. Negara yang pernah dilanda tornado
adalah Amerika Serikat dan Meksiko.
Gambar 2.4 badai tornado dapat mengakibatkan kerusakan yang besar
karena kekuatan angin
Sumber : (irfanbundar.files.wordpress.com)
4) Kebakaran
Perhatikan gambar di bawah ! Bahayakah terhadap kehidupan kita?
Kebakaran hutan sangat membahayakan kita. Asap yang dikeluarkan
menyebabkan bahaya bagi pernapasan, suhu lingkungan meningkat,
meningkatnya polusi udara.
Gambar 2.5 kebakaran hutan sangat merugikan manusia dan hewan
Sumber : (earthgreen.wordpress.com)
Adapun dampak dari polusi udara antara lain: a) hujan asam, b)
efek rumah kaca, c) penipisan lapisan ozon (O3).
Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang sangat merugikan
manusia dan hewan. Apakah yang menyebabkan terjadinya kebakaran
hutan? Kebakaran hutan umumnya terjadi pada saat musim kemarau yang
panjang. Hutan menjadi kering dan mudah terbakar. Kebakaran hutan
dapat juga terjadi akibat kelalaian manusia. Pada saat membuka lahan
pertanian di pinggir hutan, sampah-sampah hutan dibakar sehingga api
cepat menyebar ke hutan. Akibatnya, hutan pun ikut terbakar.
Akibat dari kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
f. Persediaan air tanah di sekitarnya menjadi berkurang
g. Hasil produksi hutan musnah. Hal itu dapat mengurangi pendapatan
negara
h. Terjadinya pencemaran (polusi) udara, yaitu asap yang menyelimuti
udara sehingga menjadi kotor. Asap dapat mengganggu pernapasan dan
menghalangi jarak pandang sehingga dapat menyebabkan terganggunya
transportasi darat dan udara
i. Hewan-hewan yang dilindungi akan musnah
j. Tumbuhan atau lahan pertanian di sekitarnya akan menjadi rusak atau
kering
Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut perlu kerja sama antara
pemerintah dan penduduk setempat untuk memadamkannya. Di negara
maju, pemadaman kebakaran hutan cukup dilakukan dengan cara
menyemprotkan air dari udara yang dibawa oleh kapal pemadam
kebakaran.
G. Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Instruction
Metode : Diskusi dan Penugasan
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Gambar
Sumber Belajar : Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk kelas 4 SD/MI Penerbit
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Langkah-langkah Pembelajaran
NO
Kegiatan
Tahapan Model
Problem Based
Instruction
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1. Awal e. Guru megucapkan salam
dan berdoa bersama
f. Guru mengkondisikan
kelas
g. Guru melakukan absensi
h. Menyampaikan indikator
dan tujuan pembelajaran
2. Inti Orientasi tentang
permasalahan siswa
Tahap
mengorganisasikan
siswa untuk meneliti
j. Guru mengajukan
fenomena dan cerita
tentang perubahan
kenampakan bumi yang
disebabkan oleh badai dan
kebakaran untuk
memunculkan masalah.
k. Guru memotivasi siswa
untuk terlibat dalam
pemecahan masalah.
l. Siswa dibagi menjadi 4
kelompok
m. Guru membantu siswa
5 Menit
60 Menit
Tahap membantu
investigasi kelompok
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
Tahap menganalisa dan
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah perubahan
kenampakan bumi akibat
badai dan kebakaran
n. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai
dengan permasalahan yang
akan diteliti.
o. Siswa bersama
kelompoknya
melaksanakan diskusi dan
pengumpulan data untuk
memecahkan masalah.
p. Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yaitu
berupa poster yang
berhubungan dengan
mengevaluasi proses
mengatasi masalah
materi.
q. Guru membantu siswa
untuk berbagi tugas
dengan teman satu
kelompoknya.
r. Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap
penyelidikan siswa dan
proses-proses yang
digunakan.
3. Akhir Menyimpulkan 4) Guru bersama siswa tanya
jawab tentang materi atau
masalah yang belum
terpecahkan.
5) Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
6) Guru menutup pelajaran
dengan salam.
5 Menit
( I ) Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x)
pada huruf a, b, c, atau d!
6. Perubahan kenampakan bumi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini,
kecuali....
a. Badai c. Kebakaran
b. Erosi d. Reboisasi
7. Membakar sampah secara sembarangan di hutan dapat menyebabkan....
a. Kebakaran hutan c. Hewan-hewan berlarian
b. Asap yang berbahaya d. Tanah longsor
8. Kebakaran hutan akan menyebabkan....
a. Tanah menjadi subur c. Terjadi polusi udara
b. Udara menjadi sejuk d. Banyak hewan yang berkembang biak
9. Badai dilaut dapat menyebabkan....
c. Gempa c. Pasang surut
d. Banjir d. Ombak besar
10. Daratan dapat berubah karena angin yang cukup kencang dan dapat
menghancurkan bangunan disebut...
a. Erosi c. Topan
b. Abrasi d. Badai
(II) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Sebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran
hutan!
2. Apa akibatnya bila terjadi kebakaran hutan?
3. Apa yang dimaksud dengan badai?
4. Berikan contoh badai yang pernah melanda beberapa negara di dunia?
5. Bagaimana cara mengatasi kebakaran hutan?
Kunci jawaban
(I) Pilihan ganda
1. D
2. A
3. C
4. B
5. D
(II) Uraian
1. Sampah-sampah dibakar sembarangan, musim kemarau panjang,
kelalaian manusia.
2. Persediaan air tanah di sekitarnya menjadi berkurang, Hasil
produksi hutan musnah, Terjadinya pencemaran (polusi) udara,
Hewan-hewan yang dilindungi akan musnah.
3. Badai adalah angin yang sangat kuat dan tinggi kecepatannya.
4. Badai petir, guntur, angin topan, dan tornado.
5. menyemprotkan air dari udara yang dibawa oleh kapal pemadam
kebakaran.
LEMBAR PENGAMATAN GURU
SIKLUS I
(Awal)
1. Guru menyiapkan RPP
2. Guru menyiapkan absensi
3. Memeriksa kesiapan siswa
4. Guru mengawali pelajaran dengan doa bersama siswa
5. Membuka pelajaran dengan salam
(Inti)
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Guru menjelaskan alat/bahan yang dibutuhkan
8. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan
pemecahan masalah (materi perubahan kenampakan bumi
oleh pasang surut air laut dan erosi)
9. Guru membantu mendefinisikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah
10. Membantu siswa untuk bekerja secara berkelompok
11. Membimbing penyelidikan kelompok
12. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang relevan
13. Membimbing siswa untuk melaksanakan eksperimen
14. Guru membantu siswa dalam mempersiapkan hasil karya
(laporan)
15. Guru membantu siswa berbagi tugas
16. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap
penyelidikan mereka
17. Guru membantu siswa melakukan refleksi proses-proses
yang telah siswa lakukan dalam pemecahan masalah
(penutup)
18. Guru bersama siswa tanya jawab tentang materi atau
masalah yang belum terpecahkan
19. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran yang
telah dilaksanakan
20. Menutup pelajaran dengan salam
Jumlah Skor 18 33
Skor Total 51
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS I
KETERANGAN
SKOR
1 2 3
1. Menjawab salam dengan semangat
2. Siswa bersemangat untuk memulai
pelajaran
3. Siswa memperhatikan informasi
dan penjelasan guru
4. Siswa termotivasi untuk belajar
5. Siswa belajar secara berkelompok
6. Siswa melaksanakan penyelidikan
dan mengumpulkan informasi untuk
memecahkan masalah
7. Semua siswa aktif dalam
kegiatan belajar kelompok
8. Siswa mengembangkan dan
menyajikan hasil karya berupa
laporan
9. Siswa bertanya tentang hal yang
belum dipahami
10. Siswa bersama guru melaksanakan
LEMBAR PENGAMATAN GURU
SIKLUS II
KETERANGAN
SKOR
1 2 3
(Awal)
1. Guru menyiapkan RPP
2. Guru menyiapkan absensi
3. Memeriksa kesiapan siswa
4. Guru mengawali pelajaran dengan doa bersama
siswa
5. Membuka pelajaran dengan salam
(Inti)
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Guru menjelaskan alat/bahan yang dibutuhkan
8. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam
kegiatan pemecahan masalah (materi badai dan
kebakaran)
9. Guru membantu mendefinisikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah
10. Membantu siswa untuk bekerja secara
berkelompok
11. Membimbing penyelidikan kelompok
12. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang relevan
13. Membimbing siswa untuk melaksanakan
eksperimen
14. Guru membantu siswa dalam mempersiapkan hasil
karya (laporan)
15. Guru membantu siswa berbagi tugas
16. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
terhadap penyelidikan mereka
17. Guru membantu siswa melakukan refleksi proses-
proses yang telah siswa lakukan dalam pemecahan
masalah
(penutup)
18. Guru bersama siswa tanya jawab tentang materi
atau masalah yang belum terpecahkan
19. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran
yang telah dilaksanakan
20. Menutup pelajaran dengan salam
Jumlah Skor 4 54
Skor Total 58
Kategori Sangat Baik
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS II
KETERANGAN
SKOR
1 2 3
1. Menjawab salam dengan semangat
2. Siswa bersemangat untuk memulai
pelajaran
3. Siswa memperhatikan informasi
dan penjelasan guru
4. Siswa termotivasi untuk belajar
5. Siswa belajar secara berkelompok
6. Siswa melaksanakan penyelidikan
dan mengumpulkan informasi
untuk memecahkan masalah
7. Semua siswa aktif dalam kegiatan
belajar kelompok
8. Siswa mengembangkan dan
menyajikan hasil karya berupa
laporan siswa bertanya tentang hal
yang belum dipahami
9. Siswa bersama guru melaksanakan
evaluasi terhadap proses
pemecahan
Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 70 Tuntas
2. DA 65 70 Tuntas
3. DW 65 55 Belum Tuntas
4. FND 65 50 Belum Tuntas
5. HF 65 58 Belum Tuntas
6. II 65 70 Tuntas
7. KA 65 75 Tuntas
8. KR 65 70 Tuntas
9. LB 65 60 Belum Tuntas
10. MA 65 60 Belum Tuntas
11. MAM 65 72 Tuntas
12. MGRK 65 70 Tuntas
13. MIS 65 70 Tuntas
14. MN 65 58 Belum Tuntas
15. RA 65 78 Tuntas
16 SF 65 62 Belum Tuntas
17 VOV 65 58 Belum Tuntas
18 WBI 65 72 Tuntas
19 WHN 65 78 Tuntas
20 YBP 65 60 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 65,8
Persentase Ketuntasan 55%
Siswa Belum Tuntas 45%
Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 75 Tuntas
2. DA 65 75 Tuntas
3. DW 65 66 Tuntas
4. FND 65 64 Belum Tuntas
5. HF 65 75 Tuntas
6. II 65 75 Tuntas
7. KA 65 80 Tuntas
8. KR 65 80 Tuntas
9. LB 65 64 Belum Tuntas
10. MA 65 68 Belum Tuntas
11. MAM 65 80 Tuntas
12. MGRK 65 76 Tuntas
13. MIS 65 80 Tuntas
14. MN 65 60 Belum Tuntas
15. RA 65 85 Tuntas
16. SF 65 70 Tuntas
17. VOV 65 62 Belum Tuntas
18. WBI 65 80 Tuntas
19. WHN 65 85 Tuntas
20 YBP 65 72 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 73,6
Persentase Ketuntasan 75%
Siswa Belum Tuntas 25%
Perolehan Nilai Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. BSR 65 90 Tntas
2. DA 65 86 Tuntas
3. DW 65 82 Tuntas
4. FND 65 84 Tuntas
5. HF 65 85 Tuntas
6. II 65 84 Tuntas
7. KA 65 94 Tuntas
8. KR 65 80 Tuntas
9. LB 65 85 Tuntas
10. MA 65 84 Tuntas
11. MAM 65 86 Tuntas
12. MGRK 65 84 Tuntas
13. MIS 65 90 Tuntas
14. MN 65 88 Tuntas
15. RA 65 96 Tuntas
16. SF 65 80 Tuntas
17. VOV 65 64 Belum Tuntas
18. WBI 65 84 Tuntas
19. WHN 65 96 Tuntas
20. YBP 65 85 Tuntas
Nilai Rata-rata Kelas 85,35
Persentase Ketuntasan 95%
Siswa Belum Tuntas 5%
DOKUMENTASI
(Siswa dibentuk untuk duduk berkelompok)
(Siswa melakukan eksperimen)
(siswa bekerja secara berkelompok)
(Siswa sangat antusias dalam bekerja kelompok)
(Siswa mencari informasi untuk memecahkan permasalahan dalam
materi)
(siswa belajar secara berkelompok)
(siswa mempresentasikan hasil karya berupa poster)
DAFTAR NILAI SKK
Nama : IMROATUL AZIZAH
NIM : 115-13-099
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA : Imam Mas Arum
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Surat Keterangan mengikuti
OPAK Tarbiyah 2013.
Tahun 2013 Peserta 3
2. Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga.
16 September 2013 Peserta
2
3. Piagam penghargaan KONSER
PERDANA FIDELIO
“HARMONI SANG PELANGI”
STAIN Music Club (SMC) 2014
Piagam Penghargaan IPST
(Islamic Public Speaking
Training) festival dakwah
MILAD XII lembaga dakwah
kampus (LDK) Darul Amal
Salatiga
Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
2014
20 Maret 2014 Panitia
3
4. Piagam Penghargaan IPST
(Islamic Public Speaking
Training) festival dakwah
MILAD XII lembaga dakwah
kampus (LDK) Darul Amal
Salatiga 2014
9 Juni 2014 Peserta
2
5. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
2014
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
6. Piagam Penghargaan MUSIC IN
CAMPUS “JAMMING
BROTHER” STAIN Music Club
(SMC) Salatiga 2014
1 November 2014 Panitia
3
7. Piagam Penghargaan KONSER
PERDANA CAKRAW ANGSA
“GITA CINTA” STAI Music
Club (SMC) 2015
10 April 2015 Panitia
3
8. Seminar Regional Himpunan
Mahasiswa Islam “Membumikan
Peran dan Tantangan Pemuda
dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN” 2015
22 April 2015 Peserta
4
9. Sertifikat Seminar Nasional
anjangsana Ahwal AL-
Syakhshiyyah (AS) “Mencegah
Generasi Islam dari Pengaruh
Radikalisme ISIS” 2015
06 November 2015 Peserta
2
11. Surat Keputusan
“pengangkatan Guru dan
Karyawan MI ISLAMIYAH
GANDU, KARANGGATAK,
KLEGO, BOYOLALI” 2015
01 Juli 2015 Guru
8
12. Sertifikat Seminar Nasional
“Perbankan Syari’ah di Indonesia
: antara Teori & Praktik” 2015
04 November 2015 Peserta
8
13. Piagam Penghargaan “PEDAS
MUSIK XVI & WORKSHOP
02 Desember 2015 Panitia
3
PSM X Seni Music Club (SMC)
Salatiga” 2015
14. Sertifikat Seminar Nasional
“INDONESIA BUDAYAKU
INDONESIA WARISANKU
(SALATIGA KOTA PUSAKA)”
2016
02 Juni 2016 Peserta
8
15. Surat Keputusan “Pengangkatan
Guru dan Karyawan MI
Islamiyah Gandu Karanggatak
Klego Boyolali” 2016
01 Juli 2016 Guru
8
16. Sertifikat Seminar Internasional
“PETANI UNTUK NEGERI”
2016
18 September 2016 Peserta
2
17. Piagam Penghargaan Konser
Band Gamananta “It’s More Than
Music” Seni Music Club (SMC)
Salatiga
28 September 2016 Panitia
3
18. Sertifikat Seminar Nasional
“Optimalisasi Sumber Daya
Insani dalam Menghadapi Dunia
Wirausaha”
29 September 2016 Peserta
8
19. Sertifikat Seminar Nasional
“TAX AMNESTI, Faktor-Faktor
yang Melatarbelakangi Lahirnya
Amnesty Pajak dan Dampaknya
Terhadap Perekonomian di
Indonesia”
12 Oktober 2016 Peserta
8
20. Sertifikat Seminar Nasional 09 November 2016 Peserta
top related