penentuan tarif jasa rawat inap
Post on 26-Sep-2015
49 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
49
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Kepala
Bagian Keuangan RS Tria Dipa, diperoleh informasi bahwa RS Tria Dipa menetapkan
perhitungan tarif rawat inap berdasarkan perhitungan metode konvensional untuk
menghitung unit cost. Perhitungan dengan menggunakan dengan metode konvensional
tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap yang telah dibagi per alokasi,
ditambah dengan biaya variabel yang telah dibagi per alokasi, dan ditambah dengan
biaya semi variabel yang telah dibagi per alokasi. Setelah ketiga jenis biaya tersebut
dijumlahkan maka akan ditemukan total biaya.
Setelah ditemukan total biaya dari perhitungan diatas, RS Tria Dipa menetapkan
jumlah margin yang diinginkan bagi setiap kamarnya. Keuntungan yang diinginkan oleh
RS Tria Dipa untuk setiap kamarnya berbeda. Besarnya keuntungan yang diinginkan
untuk kamar VIP adalah sebesar 40%, kelas I sebesar 40%, kelas II sebesar 15%, dan
kelas III sebesar 10%.
Tarif rawat inap yang ditetapkan oleh RS Tria Dipa adalah untuk kamar kelas
VIP sebesar Rp.600.000, kamar kelas I sebesar Rp.400.000, kamar kelas II sebesar
Rp.300.000, dan kamar kelas III sebesar Rp.100.000.
-
50
Dalam menentukan tarif rawat inapnya, RS Tria Dipa memiliki beberapa
pertimbangan, yaitu:
1. Kemampuan pasar.
Rumah sakit Tria Dipa mengelompokkan dan membagi kelas-kelas kamar
rawat inap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat. Bagi
masyarakat yang mampu biasanya memilih kamar kelas VIP dan kelas I.
Dan untuk masyarakat yang kurang mampu diberikan pelayanan pada
kamar kelas III.
2. Subsidi silang.
Subsidi silang membebankan tarif bagi masyarakat yang mampu diatas
unit cost, agar surplus yang didapat dapat menutupi kekurangan bagi kelas
bawah. Sehingga tarif bagi kelas VIP dan kelas I dibebankan lebih banyak
dibandingkan dengan kelas III, hal ini menyebabkan keuntungan yang
diperoleh dari kelas VIP dan kelas I disumbangkan untuk menutupi
kekurangan pada kelas III.
3. Tarif pesaing.
Tarif pesaing merupakan pertimbangan yang paling penting dalam
menentukan tarif rawat inap, karena sebagian besar pasien yang ingin
menggunakan fasilitas rawat inap mempertimbangkan tarif mana yang
lebih murah pada setiap rumah sakit.
-
51
IV.2 Data Penunjang Activity Based Costing
Sebelum memulai untuk menghitung tarif rawat inap dengan menggunakan
activity based costing, kita terlebih dahulu mencari data-data yang menunjang activity
based costing. Untuk langkah pertama, kita memerlukan data mengenai lama pasien
rawat inap dan juga data jumlah pasien rawat inap pada RS Tria Dipa sebagai alokasi
untuk perhitungan nantinya.
Berikut ini adalah tabel mengenai data lama hari pasien menginap dan jumlah
pasien rawat inap selama setahun pada tahun 2010:
Tabel 4.1
Data Lama Pasien Menginap RS Tria Dipa
Tahun 2010 (dalam Hari)
Bulan VIP Kelas I Kelas II Kelas IIIJanuari 232 248 259 515Februari 200 245 269 528Maret 229 270 278 534April 223 252 253 513Mei 206 201 214 556Juni 217 241 234 560Juli 215 232 266 555Agustus 206 172 240 440September 174 179 176 320Oktober 196 152 210 440November 196 134 196 325Desember 193 179 239 388
Total 2487 2505 2834 5674
Sumber: RS Tria Dipa
-
52
Sedangkan berikut ini adalah data jumlah pasien rawat inap setiap kelas kamar
dalam setahun untuk tahun 2010 :
Tabel 4.2
Data Jumlah Pasien Rawat Inap RS Tria Dipa
Tahun 2010
Bulan VIP Kelas I Kelas II Kelas IIIJanuari 39 74 61 170Februari 38 41 63 170Maret 34 88 67 175April 37 72 48 165Mei 46 58 52 167Juni 54 59 45 171Juli 41 67 64 208Agustus 43 39 66 126September 44 30 54 125Oktober 48 45 47 146November 48 46 57 130Desember 60 39 50 142
Total 532 658 674 1895
Sumber: RS Tria Dipa
IV.3 Menghitung Tarif Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing
IV.3.1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Aktivitas
Terdapat berbagai macam aktivitas yang terjadi selama proses rawat inap yang
dilakukan oleh rumah sakit kepada para pasien. Untuk dapat mengetahui aktivitas apa
saja yang terjadi pada rawat inap RS Tria Dipa, penulis melakukan wawancara langsung
dengan kepala bagian keuangan RS Tria Dipa, penulis juga melakukan pengamatan
langsung pada beberapa aktivitas yang terjadi. Dari hasil wawancara dan pengamatan
-
53
yang dilakukan, penulis mendapatkan beberapa aktivitas yang terjadi pada fasilitas
rawat inap, aktivitas-aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas administrasi pendaftaran umum.
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang paling pertama dilakukan pasien
ketika datang ke rumah sakit. Pasien harus melakukan pendaftaran terlebih
dahulu agar pasien mendapatkan kartu identitas pasien. Setelah pasien
mendapatkan kartu identitas, pasien dapat memilih berbagai pelayanan jasa
yang disediakan oleh rumah sakit. Lokasi administrasi pendaftaran umum
terletak tidak jauh dari pintu masuk utama rumah sakit.
2. Aktivitas administrasi rawat inap.
Aktivitas administrasi rawat inap merupakan langkah selanjutnya apabila
pasien membutuhkan jasa rawat inap. Setelah ditentukan bahwa pasien
harus dirawat inap, maka pasien menuju ke administrasi rawat inap RS Tria
Dipa yang berada di lantai 4. Pada aktivitas ini pasien akan memilih kelas
kamar yang diinginkan. Untuk mempercepat proses pendaftaran, pasien
harus memiliki persyaratan yaitu surat pengantar atau rujukan dari dokter
yang akan merawat, kartu identitas pasien, surat jaminan perusahaan atau
kartu peserta asuransi, dan menyiapkan uang muka sesuai dengan kelas
kamar rawat inap yang dipilih pasien.
3. Aktivitas kunjungan dokter.
Aktivitas kunjungan dokter merupakan aktivitas yang dilakukan setelah
pasien memasuki kamar rawat inap dan dilakukan oleh para dokter untuk
-
54
melakukan pemantauan serta pengontrolan kepada perkembangan kesehatan
para pasien setiap harinya.
4. Aktivitas perawatan pasien.
Aktivitas perawatan pasien merupakan aktivitas yang dilakukan oleh para
perawat atau suster rumah sakit yang melakukan pencatatan perkembangan
kesehatan pasien dan melayani pasien apabila membutuhkan bantuan.
5. Aktivitas penginapan pasien.
Aktivitas penginapan pasien merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
pasien selama di dalam kamar rawat inap, dengan menggunakan berbagai
fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit pada setiap kamar.
6. Aktivitas konsumsi pasien.
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang dilakukan setiap harinya selama
pasien melakukan perawatan inap dengan memberikan makanan yang sehat
dan bergizi kepada pasien. RS Tria Dipa memberikan makanan 3 kali sehari
kepada para pasiennya.
7. Aktivitas laundry.
Aktivitas laundry merupakan aktivitas pelayanan yang dilakukan rumah
sakit dengan melakukan pencucian terhadap berbagai fasilitas rumah sakit
seperti pencucian baju pasien, handuk pasien, dan seprei yang terdapat di
dalam kamar rawat inap agar fasilitas yang terdapat di dalam kamar rawat
inap tetap terjaga kebersihannya dan tetap steril.
-
55
8. Aktivitas kebersihan kamar.
Aktivitas kebersihan kamar merupakan aktivitas pelayanan yang dilakukan
rumah sakit dengan melakukan kegiatan kebersihan terhadap isi dari kamar
rawat inap agar tetap terjaga kebersihannya. Yaitu dengan melakukan
penyapuan dan pengepelan lantai.
9. Aktivitas pemeliharaan bangunan.
Aktivitas pemeliharaan bangunan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
menjaga agar bangunan dan gedung rumah sakit tetap terjaga dengan baik.
Pada aktivitas ini RS Tria Dipa biasa melakukan beberapa renovasi pada
bagian gedung rumah sakit yang mengalami kerusakan dan juga mengganti
beberapa cat pada dinding yang telah rusak.
IV.3.2 Menelusuri Biaya Overhead Secara Langsung ke Aktivitas dan Objek Biaya
Setelah mengetahui berbagai macam aktivitas yang terjadi pada fasilitas rawat
inap, langkah selanjutnya adalah menelusuri dan mengidentifikasi biaya overhead yang
terjadi karena adanya pengkonsumsian sumber daya saat melakukan berbagai aktivitas
tersebut.
1) Aktivitas administrasi pendaftaran umum.
Terdapat beberapa biaya yang terjadi pada aktivitas ini, beberapa jenis biaya
tersebut adalah sebagai berikut:
-
56
a. Biaya gaji pegawai administrasi pendaftaran umum. Terdapat total 12
pegawai yang terdapat pada administrasi pendaftaran umum. Biaya gaji
yang dibebankan oleh rumah sakit Tria Dipa untuk 8 orang pegawai
adalah sebesar Rp.2.000.000 per bulannya, sedangkan beban gaji untuk
4 orang pegawai adalah sebesar Rp.1.500.000 per bulannya. Berikut ini
adalah perhitungan untuk gaji keseluruhan pegawai administrasi
pendaftaran umum selama setahun:
Tabel 4.3
Biaya Gaji Pegawai Administrasi Pendaftaran Umum Tahun 2010
Gaji Pegawai Jumlah Pegawai Gaji per Bulan Gaji per Tahun2.000.000Rp 8 16.000.000Rp 192.000.000Rp 1.500.000Rp 4 6.000.000Rp 72.000.000Rp
22.000.000Rp 264.000.000Rp Total
Sumber: RS Tria Dipa
b. Biaya peralatan tulis. Biaya pembelian yang terjadi untuk peralatan tulis
yang terjadi pada aktivitas pendaftaran umum dalam setahun
diperkirakan sebesar Rp.3.000.000.
c. Biaya telepon. Pada aktivitas administrasi pendaftaran umum
diperlukan alat telepon untuk berbagai keperluan komunikasi
administrasi rumah sakit. Untuk biaya telepon pada administrasi
pendaftaran umum selama tahun 2010 diperkirakan sebesar
Rp.4.562.500.
-
57
d. Biaya listrik. Terdapat beberapa peralatan yang membutuhkan listrik
dalam penggunaannya seperti komputer, pendingin ruangan, mesin
printer, mesin fax, dan juga lampu. Biaya listrik yang ditimbulkan pada
aktivitas ini untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.3.639.360.
Dari perhitungan biaya yang telah didapat di atas, maka total biaya untuk
administrasi pendaftaran adalah Rp.275.201.860 (Rp.264.000.000 +
Rp.3.000.000 + Rp.4.562.000 + Rp.3.639.360)
2) Aktivitas administrasi rawat inap.
Biaya yang timbul pada aktivitas administrasi rawat inap adalah sebagai
berikut:
a. Biaya gaji pegawai. Terdapat 3 orang pegawai pada aktivitas administrasi
rawat inap. Biaya gaji yang dibebankan oleh rumah sakit untuk 2 orang
adalah sebesar Rp.2.500.000 per bulannya, sedangkan sisanya untuk 1
orang adalah sebesar Rp.1.750.000. Berikut ini adalah tabel perhitungan
total gaji pegawai administrasi rawat inap untuk 1 tahun:
Tabel 4.4
Biaya Gaji Pegawai Administrasi Rawat Inap Tahun 2010
Gaji Pegawai Jumlah Pegawai Gaji per Bulan Gaji per Tahun2.500.000Rp 2 5.000.000Rp 60.000.000Rp 1.750.000Rp 1 1.750.000Rp 21.000.000Rp
6.750.000Rp 81.000.000Rp Total
Sumber: RS Tria Dipa
-
58
b. Biaya perlengkapan alat tulis. Terdapat biaya yang ditimbulkan dari
pembelian alat tulis untuk aktivitas administrasi rawat inap ini. Biaya
pembelian yang terjadi untuk peralatan tulis untuk administrasi rawat
inap setahunnya diperkirakan sebesar Rp.3.000.000.
c. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan kepada RS Tria Dipa pada
aktivitas ini diperkirakan sebesar Rp.182.860 per bulannya. Jadi biaya
listrik administrasi rawat inap setahunnya adalah Rp.182.860 x 12 bulan
= Rp.3.532.320.
Dari perhitungan biaya yang telah didapat di atas, maka total biaya untuk
administrasi umum adalah sebesar Rp.87.532.320 ( Rp.81.000.000 +
Rp.3.000.000 + Rp.3.532.320 )
3) Aktivitas kunjungan dokter.
Terdapat 2 jenis dokter yang melakukan kunjungan dan memeriksa pasien
rawat inap, yang pertama adalah dokter tetap yang terdiri dari 2 orang, biaya gaji
yang dibebankan oleh rumah sakit untuk 2 orang dokter tetap ini adalah sebesar
Rp.120.000.000 per tahunnya. Yang kedua adalah dokter honorer. Dokter
honorer terdiri dari 5 orang dokter yang mendapatkan upah harian, biaya gaji
yang dibebankan oleh rumah sakit untuk dokter honorer ini per tahunnnya
diperkirakan sebesar Rp.102.000.000.
Maka total biaya dari aktivitas kunjungan dokter ini adalah sebesar
Rp.222.000.000 ( Rp.120.000.000 + Rp.102.000.000 ).
-
59
4) Ak tivitas perawatan pasien.
Terdapat dua biaya yang terjadi pada aktivitas perawatan pasien ini, yaitu:
a. Biaya gaji perawat. Terdapat 32 orang perawat yang terdapat pada
aktivitas perawatan pasien kamar rawat inap. Biaya rata-rata per bulan
untuk gaji perawat adalah sebesar Rp.1.573.644. Sehingga Total gaji
perawat untuk satu tahun adalah sebesar Rp.604.279.296 ( Rp.1.573.644
x 32 orang x 12 bulan).
b. Biaya perlengkapan habis sekali pakai. Biaya yang dibebankan oleh
rumah sakit untuk perlengkapan habis sekali pakai pada tahun 2010
diperkirakan sebesar Rp.21.900.000.
Maka total biaya yang dikeluarkan pada aktivitas perawatan pasien pada
tahun 2010 adalah sebesar Rp.626.179.296 ( Rp.604.279.296 + Rp.21.900.000 ).
5) Aktivitas penginapan pasien.
Aktivitas penginapan pasien merupakan aktivitas yang mengkonsumsi
sebagian besar biaya yang terdapat di dalam kamar rawat inap, karena adanya
aktivitas yang dilakukan pasien selama dirawat di dalam kamar rawat inap.
Sebagian besar aktivitas adalah penggunaan fasilitas berupa peralatan yang
membutuhkan sumber listrik.
Sebelum menelusuri biaya overhead yang terdapat pada aktivitas
penginapan pasien, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu kapasitas kwh
-
60
setiap kamarnya, karena kwh akan digunakan sebagai alokasi pada perhitungan
nantinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, didapat
perkiraan kwh untuk setiap tahunnya pada masing-masing kamar. Untuk setiap
kamar VIP besarnya kwh untuk setahun adalah 17880, untuk kelas I sebesar
15.480, kelas II sebesar 14.880, dan untuk kelas III sebesar 3.840.
Langkah selanjutnya adalah menelusuri biaya overhead yang terjadi pada
masing-masing kelas kamar rawat inap.
a. Aktivitas penginapan kamar VIP
Beberapa biaya yang terdapat di dalam kamar kelas VIP adalah sebagai
berikut:
1. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas VIP untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.40.000 per
harinya. Sehingga biaya listrik untuk kamar kelas VIP selama
setahunnya adalah sebesar Rp.40.000 x 365 = Rp.14.600.000.
2. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada kamar rawat inap kelas VIP
untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.5.000 per harinya. Sehingga
biaya air untuk kamar kelas VIP selama setahunnya adalah sebesar
Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
3. Biaya telepon. Biaya telepon yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas VIP untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.25.000 per harinya.
Sehingga biaya telepon untuk kamar kelas VIP selama setahunnya
adalah sebesar Rp.20.000 x 365 = Rp.7.300.000.
-
61
Berdasarkan perhitungan data dan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk kamar rawat inap kelas VIP selama
tahun 2010 adalah sebesar Rp.23.725.000 ( Rp.14.600.000 + Rp.1.825.000
+ Rp.7.300.000 ).
b. Aktivitas penginapan kamar kelas I.
Beberapa biaya yang terdapat di dalam kamar kelas I adalah sebagai
berikut:
1. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas I untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.30.000 per harinya.
Sehingga biaya listrik untuk kamar kelas I selama setahunnya adalah
sebesar Rp.30.000 x 365 = Rp.10.950.000.
2. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada kamar rawat inap kelas I
untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.5.000 per harinya. Sehingga
biaya air untuk kamar kelas I selama setahunnya adalah sebesar
Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
3. Biaya telepon. Biaya telepon yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas I untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.15.000 per harinya.
Sehingga biaya telepon untuk kamar kelas I selama setahunnya adalah
sebesar Rp.15.000 x 365 = Rp.5.475.000.
Berdasarkan perhitungan data dan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk kamar rawat inap kelas I selama tahun
-
62
2010 adalah sebesar Rp.18.250.000 ( Rp.10.950.000 + Rp.1.825.000 +
Rp.5.475.000 ).
c. Aktivitas penginapan kamar kelas II.
Beberapa biaya yang terdapat di dalam kamar kelas II adalah sebagai
berikut:
1. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas I untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.20.000 per harinya.
Sehingga biaya listrik untuk kamar kelas II selama setahun adalah
sebesar Rp.20.000 x 365 = Rp.7.300.000.
2. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada kamar rawat inap kelas II
untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.5.000 per harinya.
Sehingga biaya air untuk kamar kelas II selama setahunnya adalah
sebesar Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
3. Biaya telepon. Biaya telepon yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas II untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.15.000 per harinya.
Sehingga biaya telepon untuk kamar kelas II selama setahunnya
adalah sebesar Rp.15.000 x 365 = Rp.5.475.000.
Berdasarkan perhitungan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk kamar rawat inap kelas II selama
tahun 2010 adalah sebesar Rp.14.600.000 ( Rp.7.300.000 + Rp.1.825.000 +
Rp.5.475.000 ).
-
63
d. Aktivitas penginapan kamar kelas III.
Beberapa biaya yang terdapat di dalam kamar kelas III adalah sebagai
berikut:
1. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas III untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.10.000 per
harinya. Sehingga biaya listrik untuk kamar kelas III selama setahun
sebesar Rp.10.000 x 365 = Rp.3.650.000.
2. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada kamar rawat inap kelas III
untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.5.000 per harinya.
Sehingga biaya air untuk kamar kelas III selama setahun sebesar
Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
3. Biaya telepon. Biaya telepon yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas III untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.10.000 per harinya.
Sehingga biaya telepon untuk kamar kelas III selama setahun sebesar
Rp.10.000 x 365 = Rp.3.650.000.
Berdasarkan perhitungan data dan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk kamar rawat inap kelas III selama
tahun 2010 adalah sebesar Rp.9.125.000 ( Rp.3.650.000 + Rp.1.825.000 +
Rp.3.650.000 ).
-
64
6) Aktivitas konsumsi pasien.
Biaya yang terjadi pada aktivitas konsumsi pasien adalah sebagai berikut:
a. Biaya gaji karyawan dapur. Terdapat 7 orang karyawan pada aktivitas
konsumsi pasien. Biaya gaji untuk 4 orang pegawai adalah sebesar
Rp.1.600.000, sedangkan untuk 3 orang pegawai sebesar Rp.2.000.000.
Berikut adalah tabel total gaji karyawan pada aktivitas konsumsi pasien:
Tabel 4.5
Biaya Gaji Karyawan Dapur Tahun 2010
Jumlah Karyawan Gaji Gaji per Bulan Gaji per Tahun4 1.600.000Rp 6.400.000Rp 76.800.000Rp 3 2.000.000Rp 6.000.000Rp 72.000.000Rp
148.800.000Rp Total Gaji per TahunSumber: RS Tria Dipa
b. Biaya bahan makanan. RS Tria Dipa mengeluarkan biaya bahan makanan
yang berbeda untuk setiap kamarnya. Besarnya jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh rumah sakit tergantung pada lama hari perawatan pasien
pada kamar rawat inap. Data biaya bahan makanan untuk setiap kelas
kamar rawat inap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
-
65
Tabel 4.6
Biaya Bahan Makanan RS Tria Dipa
Tahun 2010
Kelas Kamar Biaya Konsumsi (per tahun)VIP 186.525.000Rp Kelas I 112.725.000Rp Kelas II 127.530.000Rp Kelas III 119.154.000Rp
Total 545.934.000Rp
Sumber: RS Tria Dipa
d. Biaya gas dan minyak. Gas dan minyak merupakan perlengkapan yang
sangat diperlukan untuk proses pemasakan makanan bagi pasien. RS Tria
Dipa mengeluarkan biaya untuk gas dan minyak selama tahun 2010
sebesar Rp.14.400.000.
e. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan oleh RS Tria Dipa untuk
ruang dapur pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.3.398.520.
f. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada aktivitas konsumsi untuk
tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.5.000 per harinya. Sehingga untuk
biaya air yang dibebankan kepada RS Tria Dipa selama setahunnya
adalah sebesar Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka total biaya pada aktivitas konsumsi
pasien adalah sebesar Rp.714.357.520 ( Rp.148.800.000 + Rp.545.934.000 +
Rp.14.400.000 + Rp.3.398.520 + Rp.1.825.000 ).
-
66
7.) Aktivitas laundry.
Biaya yang timbul pada aktivitas laundry adalah sebagai berikut:
a. Biaya gaji pegawai. Terdapat 5 orang pegawai pada aktivitas ini. Biaya
gaji yang dibebankan oleh rumah sakit Tria Dipa untuk 4 orang pegawai
adalah sebesar Rp.1.600.000 untuk setiap orang per bulannya, sedangkan
untuk sisanya sebanyak 1 orang sebesar Rp.2.000.000. Berikut ini adalah
tabel total perhitungan gaji pegawai pada aktivitas laundry:
Tabel 4.7
Biaya Gaji Karyawan Laundry RS Tria Dipa Tahun 2010
Jumlah Pegawai Gaji Gaji per Bulan Gaji per Tahun4 1.600.000Rp 6.400.000Rp 76.800.000Rp 1 2.000.000Rp 2.000.000Rp 24.000.000Rp
100.800.000Rp Total Gaji per Tahun
Sumber: RS Tria Dipa
b. Biaya Perlengkapan laundry. Biaya yang dikeluarkan pada aktivitas
laundry yaitu seperti pewangi pakaian, sabun cuci, deterjen, penghilang
noda adalah sebesar Rp.1.000.000 per bulannya. Sehingga untuk biaya
perlengkapan laundry selama setahun adalah sebesar Rp.12.000.000.
c. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan oleh RS Tria Dipa untuk
tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.4.015.000.
d. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada aktivitas konsumsi untuk
tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.10.000 per harinya. Sehingga untuk
-
67
biaya air yang dibebankan kepada RS Tria Dipa selama setahunnya
adalah sebesar Rp.10.000 x 365 = Rp.3.650.000.
e. Biaya gas. Gas digunakan sebagai sumber tenaga untuk fasilitas
peralatan pengering pakaian. Biaya gas yang dibebankan oleh rumah
sakit Tria Dipa adalah Rp.2.000.000 per bulannya. Sehingga biaya gas
selama setahun adalah Rp.24.000.000.
Berdasarkan perhitungan data dan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk aktivitas laundry selama tahun 2010 adalah
sebesar Rp.144.465.000 ( Rp.100.800.000 + Rp.12.000.000 + Rp.4.015.000 +
Rp.3.650.000 + Rp.24.000.000 ).
8) Aktivitas kebersihan dan perawatan kamar.
Biaya yang timbul pada aktivitas perawatan kamar adalah sebagai berikut:
a. Biaya gaji pegawai. Pada aktivitas perawatan dan kebersihan kamar ini
terdapat 4 orang pegawai per harinya. Setiap pegawai menerima gaji
sebesar Rp.1.600.000 per bulannya. Sehingga biaya gaji pegawai pada
aktivitas perawatan atau kebersihan kamar per tahunnya adalah sebesar
Rp.76.800.000 (Rp.1.600.000 x 4 orang x 12 bulan).
b. Biaya perlengkapan. Biaya perlengkapan untuk perawatan dan
kebersihan kamar yang terdiri dari sapu, kain lap, alat pel, sikat, pewangi
ruangan, kamper, dan lain-lain adalah sebesar Rp.500.000 per bulannya.
-
68
Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan aktivitas perawatan
kamar setiap tahunnya adalah sebesar Rp.6.000.000.
Total biaya pada aktivitas perawatan atau kebersihan kamar adalah sebesar
Rp.82.800.000 ( Rp.76.800.000 + Rp.6.000.000 ).
9) Aktivitas pemeliharaan bangunan.
Untuk mengetahui perhitungan pada aktivitas pemeliharaan bangunan,
terlebih dahulu kita mengetahui luas dari ruang rawat inap serta luas dari
bangunan rumah sakit. Data luas kamar rawat inap ini digunakan sebagai alokasi
bagi perhitungan yang akan dilakukan. Berdasarkan data yang didapat dari
rumah sakit, luas bangunan RS Tria Dipa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Luas Bangunan RS Tria Dipa
Tahun 2010 (dalam M2)
No Bangunan Luas Bangunan (m2)1. Kamar VIP 1562. Kamar kelas I 1563. Kamar kelas II 1174. Kamar kelas III 203,505. Gedung rumah sakit lt 1 687,756. Gedung rumah sakit lt 2 626,507. Gedung rumah sakit lt 3 614,258. Gedung rumah sakit lt 4 611,00
3172Total Luas Gedung
Sumber: RS Tria Dipa
-
69
Biaya yang timbul pada aktivitas pemeliharaan bangunan adalah sebagai
berikut:
a. Biaya pemeliharaan rutin gedung rumah sakit setiap tahunnya adalah
sebesar Rp.460.000.000.
b. Biaya pemeliharaan rutin ruang rawat inap setiap tahunnya yaitu hanya
untuk cat dan gorden sebesar Rp.4.700.000.
Berdasarkan data biaya yang didapat di atas, maka total biaya dari aktivitas
pemeliharaan bangunan adalah sebesar Rp.464.700.000 ( Rp.460.000.000 +
Rp.4.700.000 ).
IV.3.3 Menggabungkan Aktivitas dan Membebankan Biaya ke Pool Aktivitas
Penggabungan aktivitas dan biaya harus dikelompokkan sesuai dengan
tingkatannya masing-masing, dengan memperhatikan aktivitas-aktivitas yang
mempunyai hubungan yang dekat dalam satu tingkatan level. Tingkatan aktivitas yang
terdapat dalam RS Tria Dipa adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas tingkat unit (unit level activity).
Aktivitas ini dilakukan setiap adanya pasien yang menginap pada kamar
rawat inap RS Tria Dipa. Aktivitas dan biaya yang termasuk pada
tingkatan ini adalah biaya gaji dokter honorer, lalu menggabungkan
biaya listrik, air, dan telepon yang terjadi pada setiap kelas kamar rawat
-
70
inap menjadi biaya utilities, biaya peralatan sekali habis pakai, dan biaya
pada aktivitas konsumsi.
2. Aktivitas tingkat batch (batch level activity).
Aktivitas ini tidak tergantung pada jumlah banyaknya pasien yang
menginap pada kamar rawat inap, melainkan tergantung kepada jumlah
batch yang diproses. Aktivitas dan biaya yang termasuk pada tingkatan
aktivitas ini adalah menggabungkan total biaya aktivitas administrasi
pendaftaran umum dengan total biaya aktivitas administrasi rawat inap.
Lalu terdapat total biaya aktivitas perawatan kebersihan kamar, serta
total biaya aktivitas laundry.
3. Aktivitas tingkat produk (product level activity).
Aktivitas ini dilakukan untuk mendukung produk yang istimewa dan
berbeda dibandingkan dengan produk yang lainnya. Tidak ditemukan
aktivitas pada rawat inap RS Tria Dipa yang sesuai dengan tingkat
aktivitas tingkat produk.
4. Aktivitas tingkat pelanggan (customer level activity).
Aktivitas ini berkaitan dengan konsumen atau pasien khusus. Tidak
ditemukan aktivitas pada rawat inap RS Tria Dipa yang sesuai dengan
tingkat aktivitas tingkat pelanggan.
5. Organization sustaining activity (aktivitas pemeliharaan organisasi).
-
71
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang ditujukan untuk pemeliharaan
berbagai fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas dan biaya
yang termasuk pada tingkatan aktivitas ini adalah biaya pemeliharaan
bangunan.
Selain mengelompokkan aktivitas dan biaya overhead ke dalam lima tingkat
aktivitas di atas, terdapat satu lagi pengelompokkan yaitu direct cost. Dalam rumah
sakit Tria Dipa ditemukan biaya direct cost berupa gaji dokter tetap dan perawat tetap.
Berikut ini adalah tabel gabungan biaya ke dalam pool aktivitas serta
pembebanan biaya yang terjadi:
Tabel 4.9 Gabungan Aktivitas dalam Pool Aktivitas
Tahun 2010
No. Elemen Biaya Jumlah1. Direct cost
Biaya gaji dokter tetap 120.000.000Rp Biaya gaji perawat 604.279.296Rp
2. Unit level activityBiaya honor dokter 102.000.000Rp Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 65.700.000Rp Biaya peralatan habis sekali pakai 21.900.000Rp Biaya konsumsi 714.357.520Rp
3. Batch level activityBiaya administrasi rawat inap 275.201.860Rp Biaya kebersihan 82.800.000Rp Biaya laundry 144.465.000Rp
4. Organization sustaining activityBiaya pemeliharaan bangunan 464.700.000Rp
2.595.403.676Rp Total
Sumber: RS Tria Dipa
-
72
IV.3.4 Menentukan dan Mengidentifikasi Cost Driver
Langkah selanjutnya setelah menggabungkan aktivitas dan biaya ke dalam pool
aktivitas adalah menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk
pembebanan biaya overhead ke produk dihitung dengan menentukan total biaya
aktivitas yang terjadi. Namun, sebelum kita menghitung tarif aktivitas, terlebih dahulu
kita harus mengetahui cost driver atau pemicu biaya yang menjadi dasar pembagian
alokasi bagi total biaya pool aktivitas.
Pada unit level activity, driver yang digunakan pada biaya honor dokter, biaya
peralatan habis sekali pakai, dan biaya konsumsi pasien adalah lama hari pasien
menginap. Sedangkan biaya utilities menggunakan driver berupa kwh,
Pada batch level activity, driver yang digunakan pada biaya administrasi rawat
inap adalah jumlah pasien. Pada biaya kebersihan driver yang digunakan adalah luas
lantai. Dan untuk biaya laundry, driver yang digunakan adalah lama hari pasien
menginap.
Direct cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit secara langsung
dan tidak terkait dengan aktivitas per unit pada kamar rawat inap, biaya ini bersifat
tetap. Dalam hal ini, berarti jumlah pasien tidak mempengaruhi berapa besarnya biaya
yang dikeluarkan pada direct cost. Sehingga direct cost tidak dikenakan alokasi cost
driver.
Berikut ini adalah tabel klasifikasi alokasi cost driver ke dalam setiap aktivitas
yang telah dikelompokkan:
-
73
Tabel 4.10
Pengelompokkan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver
Tahun 2010
No. Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah1. Direct cost
Biaya gaji dokter tetap - - 120.000.000Rp Biaya gaji perawat - - 604.279.296Rp
2. Unit level activitya. Biaya honor dokter Lama hari rawat inap 13500 102.000.000Rp
VIP Lama hari rawat inap 2487Kelas I Lama hari rawat inap 2505Kelas II Lama hari rawat inap 2834Kelas III Lama hari rawat inap 5674
b. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) Kwh 52080 65.700.000Rp VIP Kwh 17880Kelas I Kwh 15480Kelas II Kwh 14880Kelas III Kwh 3840
c. Biaya peralatan habis sekali pakai Lama hari rawat inap 13500 21.900.000Rp VIP Lama hari rawat inap 2487Kelas I Lama hari rawat inap 2505Kelas II Lama hari rawat inap 2834Kelas III Lama hari rawat inap 5674
d. Biaya konsumsi Lama hari rawat inap 13500 714.357.520Rp VIP Lama hari rawat inap 2487Kelas I Lama hari rawat inap 2505Kelas II Lama hari rawat inap 2834Kelas III Lama hari rawat inap 5674
-
74
3. Batch level activitya. Biaya administrasi rawat inap Jumlah pasien 3759 275.201.860Rp
VIP Jumlah pasien 532Kelas I Jumlah pasien 658Kelas II Jumlah pasien 674Kelas III Jumlah pasien 1895
b. Biaya kebersihan Luas lantai 632,5 82.800.000Rp VIP Luas lantai 156Kelas I Luas lantai 156Kelas II Luas lantai 117Kelas III Luas lantai 203,50
c. Biaya laundry Lama hari rawat inap 13500 144.465.000Rp VIP Lama hari rawat inap 2487Kelas I Lama hari rawat inap 2505Kelas II Lama hari rawat inap 2834Kelas III Lama hari rawat inap 5674
4. Organization sustaining activitya. Biaya pemeliharaan bangunan Luas bangunan 3172 464.700.000Rp
VIP Luas bangunan 156Kelas I Luas bangunan 156Kelas II Luas bangunan 117Kelas III Luas bangunan 203,50
IV.3.5 Menentukan Tarif Pembebanan atau Pool Rate
Langkah selanjutnya adalah menentukan tarif pembebanan berupa tarif cost
driver per unit. Rumus menghitung tarif cost driver per unit adalah sebagai berikut:
Tarif pembebanan = Total biaya pool aktivitasTotal cost driver
Berikut ini adalah perhitungan tarif cost driver per unit dalam menentukan tarif
rawat inap dengan menggunakan metode activity based costing untuk unit level activity:
-
75
Tabel 4.11
Tarif Unit Level Activity per unit
No. Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/unitUnit level activity
a. Biaya honor dokter 102.000.000Rp 13500 7.556Rp VIP 2487Kelas I 2505Kelas II 2834Kelas III 5674
b. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 65.700.000Rp 52080 1.262Rp VIP 17880Kelas I 15480Kelas II 14880Kelas III 14880
c. Biaya peralatan habis sekali pakai 21.900.000Rp 13500 1.622Rp VIP 2487Kelas I 2505Kelas II 2834Kelas III 5674
d. Biaya konsumsi 714.357.520Rp 13500 52.915Rp VIP 2487Kelas I 2505Kelas II 2834Kelas III 5674
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat tarif per unit untuk biaya honor dokter
sebesar Rp.7.556, biaya utilities kamar sebesar Rp.1.262, biaya peralatan habis sekali
pakai sebesar Rp.1.622, dan biaya konsumsi pasien sebesar Rp.52.915.
-
76
Tabel 4.12
Tarif Batch Level Activity per unit
No. Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/unitBatch level activity
a. Biaya administrasi 275.201.860Rp 3759 73.211Rp VIP 532Kelas I 658Kelas II 674Kelas III 1895
b. Biaya kebersihan 82.800.000Rp 632,5 130.909Rp VIP 156Kelas I 156Kelas II 117Kelas III 203,50
c. Biaya laundry 144.465.000Rp 13500 10.701Rp VIP 2487Kelas I 2505Kelas II 2834Kelas III 5674
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat tarif per unit untuk biaya administrasi
sebesar Rp.73.211, biaya kebersihan per unit kamar sebesar Rp.130.909, dan biaya
laundry per unit sebesar Rp.10.701.
Tabel 4.13
Tarif Organiziation Sustaining Activity per unit
No. Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/unitOrganization sustaining activity
a. Biaya pemeliharaan bangunan 464.700.000Rp 3172 146.501Rp VIP 156Kelas I 156Kelas II 117Kelas III 203,50
Biaya pemeliharaan bangunan per unit pada aktivitas organization sustaining
adalah sebesar Rp.146.501.
-
77
IV.3.6 Membebankan Biaya ke Obyek Biaya dengan Menggunakan Tarif
Aktivitas dan Ukuran Aktivitas
Langkah selanjutnya dalam penerapan activity based costing disebut juga
alokasi tahap kedua, yaitu tarif per unit setiap aktivitas digunakan untuk membebankan
biaya ke produk atau pasien dengan cara mengalikan tarif pool aktivitas per unit dengan
cost driver yang dikonsumsi oleh setiap kelas kamar rawat inap. Berikut ini adalah
rumus untuk menghitung pembebanan biaya yang terjadi yaitu:
Pembebanan = Pool rate x Jumlah aktivitas yang dikonsumsi
Pada kasus berikut, perhitungan yang dilakukan adalah dengan cara mengalikan
tarif cost driver per unit dengan jumlah cost driver yang terjadi pada masing-masing
kelas kamar rawat inap. Setelah ditemukan jumlah cost driver, maka cost driver pada
setiap aktivitas atau biaya yang terjadi dijumlahkan, sehingga dapat diketahui total biaya
kamar rawat inap. Kemudian total biaya kamar rawat inap dibagi dengan lama hari
pasien menginap, sehingga diketahui biaya rawat inap per harinya.
Berikut ini adalah tabel perhitungan total biaya per unit untuk setiap kelas kamar
rawat inap yaitu berupa kamar kelas VIP, kamar kelas I, kamar kelas II, serta kamar
kelas III yang terdapat di RS Tria Dipa dengan menggunakan metode activity based
costing:
-
78
Tabel 4.14
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas VIP
No. Aktivitas Tarif Cost Driver Cost Driver JumlahA Direct cost :1. Biaya dokter tetap 48.000.000Rp 2. Biaya perawat 241.711.718Rp B Overhead Cost :1. Biaya honor dokter 7.556Rp 2487 18.790.667Rp 2. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 1.262Rp 17880 22.555.991Rp 3. Biaya peralatan habis sekali pakai 1.622Rp 2487 4.034.467Rp 4. Biaya konsumsi 52.915Rp 2487 131.600.530Rp 5. Biaya administrasi 73.211Rp 532 38.948.494Rp 6. Biaya kebersihan 130.909Rp 156 20.421.818Rp 7. Biaya laundry 10.701Rp 2487 26.613.663Rp 8. Biaya pemeliharaan bangunan 146.501Rp 156 22.854.098Rp
575.531.446Rp 2487
231.416Rp
VIP
Total Biaya Kamar VIPLama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat total biaya untuk kamar
kelas VIP adalah sebesar Rp.575.531.446. Dengan alokasi berdasarkan lama hari pasien
menginap sebesar 2487 hari, maka tarif per hari kamar rawat inap untuk kelas VIP
sebesar Rp.231.416.
Untuk perhitungan direct cost, terdapat perlakuan subsidi silang untuk dapat
memeratakan biaya. Untuk kamar kelas VIP diberlakukan subsidi silang untuk direct
cost sebesar 40%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas VIP adalah
sebesar Rp.48.000.000 ( 40% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat
dengan kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.241.711.718 ( 40% x Rp.604.279.296 ).
-
79
Tabel 4.15
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas I
No. Aktivitas Tarif Cost Driver Cost Driver JumlahA Direct cost :1. Biaya dokter tetap 36.000.000Rp 2. Biaya perawat 181.283.789Rp B Overhead cost :1. Biaya honor dokter 7.556Rp 2505 18.926.667Rp 2. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 1.262Rp 15480 19.528.341Rp 3. Biaya peralatan habis sekali pakai 1.622Rp 2505 4.063.667Rp 4. Biaya konsumsi 52.915Rp 2505 132.553.006Rp 5. Biaya administrasi 73.211Rp 658 48.173.138Rp 6. Biaya kebersihan 130.909Rp 156 20.421.818Rp 7. Biaya laundry 10.701Rp 2505 26.806.283Rp 8. Biaya pemeliharaan bangunan 146.501Rp 156 22.854.098Rp
510.610.807Rp 2505
203.837Rp
Total Biaya Kamar Kelas ILama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
Kelas I
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas I adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.510.610.807. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 2505 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas I sebesar Rp.203.837.
Untuk perhitungan direct cost kamar kelas I, diberlakukan subsidi silang sebesar
30%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas I adalah sebesar
Rp.36.000.000 ( 30% x Rp.120.000.000 ). Dan biaya gaji perawat dengan kebijakan
subsidi silang ini menjadi Rp.181.283.789 ( 30% x Rp.604.279.296 ).
-
80
Tabel 4.16
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas II
No. Aktivitas Tarif Cost Driver Cost Driver JumlahA Direct cost :1. Biaya Dokter Tetap 30.000.000Rp 2. Biaya Perawat 151.069.824Rp B Overhead cost :1. Biaya honor dokter 7.556Rp 2834 21.412.444Rp 2. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 1.262Rp 14880 18.771.429Rp 3. Biaya peralatan habis sekali pakai 1.622Rp 2834 4.597.378Rp 4. Biaya konsumsi 52.915Rp 2834 149.962.164Rp 5. Biaya administrasi 73.211Rp 674 49.344.521Rp 6. Biaya kebersihan 130.909Rp 117 15.316.364Rp 7. Biaya laundry 10.701Rp 2834 30.326.949Rp 8. Biaya pemeliharaan bangunan 146.501Rp 117 17.140.574Rp
487.941.646Rp 2834
172.174Rp
Kelas II
Total Biaya Kamar Kelas IILama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas II adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.487.941.646. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 2834 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas II Rp.172.174.
Untuk perhitungan direct cost kamar kelas II, diberlakukan subsidi silang
sebesar 25%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas II adalah sebesar
Rp.30.000.000 ( 25% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat dengan
kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.151.069.824 ( 25% x Rp.604.279.296 ).
-
81
Tabel 4.17
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas III
No. Aktivitas Tarif Cost Driver Cost Driver JumlahA Direct cost :1. Biaya gaji dokter tetap 6.000.000Rp 2. Biaya Perawat 30.213.965Rp B Overhead cost :1. Biaya honor dokter 7.556Rp 5674 42.870.222Rp 2. Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon) 1.262Rp 14880 18.771.429Rp 3. Biaya peralatan habis sekali pakai 1.622Rp 5674 9.204.489Rp 4. Biaya konsumsi 52.915Rp 5674 300.241.820Rp 5. Biaya administrasi 73.211Rp 1895 138.735.708Rp 6. Biaya kebersihan 130.909Rp 203,50 26.640.000Rp 7. Biaya laundry 10.701Rp 5674 60.718.104Rp 8. Biaya pemeliharaan bangunan 146.501Rp 203,50 29.812.878Rp
663.208.615Rp 5674
116.886Rp Lama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
Total Biaya Kamar Kelas III
Kelas III
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas III adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.663.208.615. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 5674 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas III sebesar Rp.116.886.
Untuk perhitungan direct cost kelas III, subsidi silang yang diberlakukan sebesar
5%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas II adalah sebesar
Rp.6.000.000 ( 5% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat dengan
kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.30.213.965 ( 5% x Rp.604.279.296 ).
-
82
IV.4 Perbandingan Antara Perhitungan Metode Konvensional dengan Metode
Activity Based Costing.
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode activity based
costing, maka ditemukan tarif per unit untuk masing-masing kamar. Berikut ini adalah
tabel perbandingan antara metode konvensional yang dilakukan oleh rumah sakit Tria
Dipa dengan metode activity based costing:
Tabel 4.18
Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode ABC
Tipe Kamar Metode Konvensional Activity Based Costing SelisihVIP 224.312Rp 231.416Rp 7.104Rp Kelas I 179.312Rp 203.837Rp 24.525Rp Kelas II 155.665Rp 172.174Rp 16.509Rp Kelas III 123.165Rp 116.886Rp (6.279)Rp
Terdapat perbedaan antara biaya unit cost rawat inap rumah sakit yang
menggunakan metode konvensional dengan metode activity based costing. Kamar kelas
VIP, kelas I, dan kelas II dengan metode ABC memiliki biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan metode konvensional, sedangkan untuk kamar kelas III memiliki
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional.
Setelah menemukan perbandingan antara metode activity based costing dengan
metode konvensional, maka kita dapat membandingkan presentase margin antara kedua
metode tersebut. Berikut ini adalah tabel presentase margin untuk metode konvensional:
-
83
Tabel 4.19
Presentase Margin Metode Konvensional
Kelas Kamar VIP Kelas I Kelas II Kelas IIITarif Rawat Inap 600.000Rp 400.000Rp 300.000Rp 100.000Rp Biaya Rawat Inap 224.312Rp 179.312Rp 155.665Rp 123.165Rp Margin 375.688Rp 220.688Rp 144.335Rp (23.165)Rp Presentase Margin 63% 55% 48% -23%
Sedangkan presentase margin untuk metode activity based costing adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.20
Presentase Margin Metode Activity Based Costing
Kelas Kamar VIP Kelas I Kelas II Kelas IIITarif Rawat Inap 600.000Rp 400.000Rp 300.000Rp 100.000Rp Biaya Rawat Inap 231.416Rp 203.837Rp 172.174Rp 116.886Rp Margin 368.584Rp 196.163Rp 127.826Rp (16.886)Rp Presentase Margin 61% 49% 43% -17%
Berdasarkan metode activity based costing, hasil presentase margin untuk kamar
kelas VIP, kelas I, dan Kelas II ternyata memiliki presentase margin yang lebih kecil
dibandingkan dengan metode konvensional. Namun presentase kerugian untuk kelas III
lebih kecil dibandingkan dengan metode konvensional.
Perbedaan yang terjadi antara metode konvensional dengan metode activity
based costing adalah karena adanya perbedaan alokasi biaya overhead pada masing-
-
84
masing produk. Pada metode tradisional, biaya overhead yang terdapat pada setiap
produk hanya dibebankan pada beberapa cost driver saja. Sedangkan pada metode
activity based costing, biaya overhead yang dibebankan pada setiap produk dibebankan
kepada lebih dari satu cost driver, yaitu lama hari rawat inap, kwh, jumlah pasien, luas
lantai, dan luas bangunan. Sehingga metode activity based costing lebih tepat dalam
mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam setiap kelas kamar berdasarkan konsumsi yang
terjadi pada setiap aktivitas.
Karena metode activity based costing lebih tepat dalam mengalokasikan biaya
aktivitas ke dalam kamar rawat inap, maka selama ini rumah sakit menghitung
presentase margin lebih tinggi dibandingkan dengan presentase yang sebenarnya. Oleh
karenanya, dengan menggunakan metode activity based costing, dapat ditemukan
presentase margin yang sebenarnya.
top related