penentuan kekeruhan air secara turbidimetri
Post on 07-Aug-2015
942 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Kimia Analitik KI-3121
PERCOBAAN 4
PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI
Nama : Kartika Trianita
NIM : 10510007
Kelompok : 1
Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2012
Tanggal Laporan : 19 Oktober 2012
Asisten : Astri (10509038)
Laboratorium Kimia Analitik
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2012
Penentuan Kekeruhan Air Secara Turbidimetri
I. Tujuan
Menentukan kekeruhan air dengan metode kurva kalibrasi, penambahan standar
ganda, dan penambahan standar tunggal.
II. Teori Dasar
III. Data Pengamatan
Metode 1
Larutan %T
Standar 40 NTU84
Standar 60 NTU75,6
Standar 80 NTU71,2
Standar 100 NTU54,4
Standar 120 NTU25,8
Cuplikan 161,2
Cuplikan 241,8
Metode 2
Penambahan standar (ml)%T
sampel 1 sampel 2
0 61,2 40,6
1 51,6 37,4
2 59 34,6
3 53,8 32
4 52 30,4
Metode 3
Penambahan standar (ml)%T
sampel 1 sampel 2
0 72,8 84,6
2,5 57,21 66,6
4 49,8 58,4
5 46 53,4
7,5 34,6 41,8
IV. Pengolahan Data
A = -log%T100
Untuk metode 1 standar NTU 40,
A = -log84
100
A = 0,0757
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, diperoleh
Metode 1
Larutan %T S
Standar 40 NTU 84 0,075720714
Standar 60 NTU 75,6 0,121478204
Standar 80 NTU 71,2 0,147520006
Standar 100 NTU 54,4 0,2644011
Standar 120 NTU 25,8 0,588380294
Cuplikan 1 61,2 0,213248578
Cuplikan 2 41,8 0,378823718
Metode 2
Penambahan standar (ml)%T S
sampel 1 sampel 2 sampel 1 sampel 2
0 61,2 40,6 0,213249 0,3914741 51,6 37,4 0,28735 0,4271282 59 34,6 0,229148 0,4609243 53,8 32 0,269218 0,494854 52 30,4 0,283997 0,517126
Metode 3
Penambahan standar (ml)%T S
sampel 1 sampel 2 sampel 1 sampel 20 72,8 84,6 0,137869 0,07263
2,5 57,21 66,6 0,242528 0,1765264 49,8 58,4 0,302771 0,2335875 46 53,4 0,337242 0,272459
7,5 34,6 41,8 0,460924 0,378824
Membuat kurva kalibrasi dan [cuplikan]
Metode 1
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 1300
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
f(x) = 0.00584121028000165 x − 0.227796758572402R² = 0.795560705992874
C (NTU)
S
Untuk sampel 1
y = 0,005x - 0,227
S = 0,213248578
[sampel 1] = 88,04 NTU
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, diperoleh [sampel 2] = 121,16
NTU.
Galat sampel 1 = ¿56−88,04 }
56x100%
= 57,6259 %
Galat sampel 2 = ¿96−121,16 }
96x100%
= 26,2083 %
Metode 2
Kurva kalibrasi sampel 1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
f(x) = 0.0123363582982346 x + 0.23191953246031R² = 0.3390703713407
Vol standar
S
y = 0,012x + 0,231
Pada y=0, x = |-19,25| = 19,25 ml larutan standar
[sampel 1] tidak dapat ditentukan karena volume larutan standar yang diperoleh
tidak berada dalam range volume pada percobaan yang dilakukan.
Kurva kalibrasi sampel 2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
f(x) = 0.0319026523817454 x + 0.394495235936687R² = 0.993854783573039
C
S
y = 0,031x + 0,394
Pada y=0, x = |-12,71| = 12,71 ml larutan standar
[sampel 2] tidak dapat ditentukan karena volume larutan standar yang diperoleh
tidak berada dalam range volume pada percobaan yang dilakukan.
Metode 3
Kurva kalibrasi sampel 1
0 1 2 3 4 5 6 7 80
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
f(x) = 0.0425391674562876 x + 0.134617843603553R² = 0.9969865009097
vol.standar
S
y = 0,042x + 0,134
Pada y=0, x = |-3,19| = 3,19 ml larutan standar
M1.V1 = M2.V2
[standar].Vstandar = [sampel].Vsampel
400 NTU.3,19 ml = [sampel].10 ml
[sampel 1] = 127,6190 NTU
Galat sampel 1 = ¿56−127,6190 }
56x100%
= 127,8911 %
Kurva kalibrasi sampel 2
0 1 2 3 4 5 6 7 80
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
f(x) = 0.040569953899211 x + 0.0726391795579353R² = 0.99959905889025
vol.standar
S
y = 0,040x + 0,072
Pada y=0, x = |-1,8| = 1,8 ml larutan standar
M1.V1 = M2.V2
[standar].Vstandar = [sampel].Vsampel
400 NTU.1,8 ml = [sampel].10 ml
[sampel 2] = 72 NTU
Galat sampel 2 = ¿96−72}
56x100%
= 25,0000 %
V. Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan kekeruhan air dengan menggunakan metode
Turbidimetri. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang
bervarisasi dari ukuran koloidal sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat
turbulensinya. Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya
yang ditransmisi sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi.
Metode yang digunakan ada tiga, yaitu kurva kalibrasi, penambahan standar
ganda, dan penambahan standar tunggal. Perbedaan ketiga metode tersebut adalah
sebagai berikut. Metoda kurva kalibrasi dilakukan dengan cara mengukur kekeruhan
larutan standar pada berbagai konsentrasi. Kekeruhan sampel diperoleh dari persamaan
regresi larutan standar. Pada metode penambahan standar tunggal, dilakukan
pengukuran terhadap kekeruhan pada campuran standar dan sampel dengan jumlah
standar bertambah terus hingga batas tertentu. Sedangkan pada metode penambahan
standar ganda, dilakukan pengukuran terhadap larutan sampel berbagai volume dengan
sampel yang volumenya sama untuk semua larutan sampel. Larutan standar yang
digunakan adalah suspensi hidrazin sulfat dan hexamin. Cara membuatnya dengan
mencampurkan 5 ml larutan hidrazil sulfat 1% (dalam air) dan 5 ml larutan hexamin
10% (dalam air), kemudian diencerkan hingga 100 ml dan didiamkan semalam hingga
terbentuk kekeruhan yang ditentukan sebagai larutan 400 NTU (Nefelo Turbidans
Unit).
Sebelum sampel diambil dari botolnya, botol harus dikocok terlebih dahulu. Hal
ini dilakukan agar larutan homogen. Oleh karena kekeruhan disebabkan oleh bahan-
bahan tersuspensi yang ukurannya bervariasi, saat sebelum dikocok dimungkinkan
bahan tersuspensi tersebut sedang dalam keadaan mengendap. Pada metode
penambahan standar tunggall, pengadukan dengan stirer dilakukan agar larutan srandar
dengan sampel dapat tercampur dengan baik. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan selama percobaan, yaitu pengenceran yang dilakukan haru benar, akurat.
Selain itu, larutan harus didiamkan dulu sebelum dianalisis.untuk menunggu terjadinya
reaksi.
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan cara menentukan nilai %T setiap larutan
yang dianalisis menggunakan Spektronic-20. Setelah dilakukan kalibrasi terhadap alat,
tidak perlu dilakukan meching kuvet karena hanya digunakan satu buah kuvet. Meching
kuvet dilakukan untuk menentukan panjang gelombang maksimal. Skema alat
Spektronic-20 adalah sebagai berikut.
Sumber cahaya berada harus memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Cahaya akan melewati monokromator yang berfungsi sebagai
pemilih panjang gelombang. Kemudian panjang gelombang tersebut diserap oleh
sampel dan terdeteksi oleh detektor sehingga bisa dilihat hasilnya pada alat pencatat.
Spektrofotometer ini mengukur penurunan intensitas cahaya akibat terjadinya
hamburan. Penurunan intensitas dapat terjadi dikarenakan cuplikan air yang merupakan
koloid sehingga memiliki efek penghamburan cahaya yang disebut dengan efek
Tyndall. Metode Turbidimetri ini cocok untuk larutan dengan konsentrasi sampel yang
besat atau ukuran partikel yang terlarut.
Metode lain selain turbidimetri adalah nefelometri, Hellige Turbidimetri (unit
kekeruhan silica), dan metode visuil (unit kekeruhan Jackson). Pengukuran terhadap
sampel dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Selain itu, juga mudah dibawa
kemana-mana karena kecil. Hanya dengan cara memasukkan sampel dan dilanjutkan
menekan tombol, hasil akan langsung dapat dibaca pada layar LCD. Pengecekan
kalibrasi dapat dilakukan secara berkala. Namun, dibutuhkan empat buah baterai
alkaline AA untuk mengoperasikannnya. Metoda visual adalah cara kuno dan lebih
sesuai untuk nilai kekeruhan yang tinggi, yaitu lebih dari 25unit, sedangkan metode
nefelometrik lebih sensitif dan dapat dipergunakan untuk segala tingkat kekeruhan.
Perbedaan turbidimetri dan nefelometri adalah pada sudut sumber sinar. Pada
nefelometer sumber sinar membentuk sudut tertentu sedangkan pada turbidimetri lurus
dengan monokromator.
Dengan menggunakan metode pertama, diperoleh kekeruhan air sampel 1 dan 2
berturut-turut sebesar 88,04 NTU dan 121,16 NTU dengan galat 57,6259 % dan
26,2083 %. Pada metode 2, konsentrasi sampel 1 dan 2 tidak dapat ditentukan karena
volume larutan standar yang diperoleh tidak berada dalam range volume pada
percobaan yang dilakukan. Jika tetap dihitung, maka akan diperoleh galat yang sangat
besar. Hal ini bisa terjadi karena jika dilakukan percobaan pada volume standar yang
lebih besar belum tentu persamaan garis yang diperoleh tetap sama. Oleh karena itu
konsentrasi sampel tidak dapat ditentukan. Sedangkan pada metode 3, diperoleh
kekeruhan air sampel 1 dan 2 berturut-turut sebesar 127,6190 NTU dan 72 NTU
dengan galat 127,8911 % dan 25,0000 %.
. Galat yang cukup besar dapat disebabkan oleh kalibrasi alat yang kurang tepat,
penambahan volume standar yang tidak tepat, atau pembacaan nilai %T yang kurang
tepat disebabkan angka yang muncul tidak stabil. Nilai kekeruhan yang diperoleh tidak
sama pada metode 1 dan 3 dapat disebabkan karena spektrofotometer yang digunakan
pada metode 1 dan merode 3 berbeda, begitu pun dengan praktikannya.
VI. Kesimpulan
Kekeruhan pada sampel 1 dengan metode kurva kalibrasi dan penambahan standar
ganda berturut-turut adalah 88,04 NTU dan 127,62 NTU. Sedangkan pada sampel 2
kekeruhan dengan metode kurva kalibrasi dan penambahan standar ganda berturut-
turut adalah 121,16 NTU dan 72 NTU.
VII. Daftar Pustaka
J.D. Ingle, Jr & SR. Crouch. 1998. Spectrochemical Analysis. Prentice Hall
International, Inc. p.513-515
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157097-analisis-secara-
turbidimetri/#ixzz29fuTKcCa (19 Oktober 2012; 1.00)
http://vwrlabshop.com/portable-digital-turbidimeter-orbeco-hellige/p/0014136/ (19
Oktober 2012; 2.00)
http://forum.upi.edu/index.php?topic=15626.0 (19 Oktober 2012; 2.30)
http://sekara08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/spektrofotometer/ (19 Oktober 2012;
2.45)
top related