penalaran tematik
Post on 22-Oct-2015
72 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKPESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
(Studi Eksperimen di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Banjar padaMateri Logika Matematika Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh:
Ratih Rohmahsari; 1
Ebih Abdul Rachim Arhasy; 2 dan
Dedi Nurjamil; 3
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya2 Dosen (Pembimbing 1) Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya3 Dosen (Pembimbing 2) Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK
RATIH ROHMAHSARI. 2013. Meningkatkan Kemampuan PenalaranMatematik Peserta Didik Melalui Penerapan Model PembelajaranKonstruktivisme (Studi Eksperimen di Kelas X Sekolah Menengah AtasNegeri 3 Banjar pada Materi Logika Matematika Tahun Pelajaran2012/2013). Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Siliwangi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuanpenalaran matematik peserta didik melalui penerapan model pembelajarankonstruktivisme. Data dalam penelitian ini diambil melalui pretes dan posteskemampuan penalaran matematik peserta didik yang di lakukan pada kelaseksperimen dan kelas kontrol untuk mendapatkan nilai gain. Nilai gain bertujuanuntuk melihat peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMAN 3Banjar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 9 kelas. Sampel diambilsebanyak dua kelas menggunakan teknik random menurut kelas. Instrumen yangdigunakan berupa tes kemampuan penalaran matematik peserta didik dan angketrespon. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah ujiperbedaan dua rata-rata pada taraf signifikansi 1%.
2
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, dan pengujianhipotesis maka ditemukan terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematikpeserta didik melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme. Setelahpeserta didik mengisi angket respon yang diberikan ternyata peserta didikmerespon positif terhadap penggunaan model pembelajaran konstruktivismedalam pembelajaran matematika.
Kata kunci: Model Pembelajaran Konstruktivisme, Penalaran matematik, responpeserta didik.
3
ABSTRACT
RATIH ROHMAHSARI. 2013. Improving Mathematics Reasoning Ability ofStudents by using Constructivism Method. ( A cast study at the first grade ofSMAN 3 Banjar in the logical mathematic material period 2012/2013).Mathematics Education Department. Faculty of Educational Science and TeachersTraining. Siliwangi University.
The aim of this research is to know the improvement of the studentsmathematics reasoning ability by using constructivism method. The data in thisresearch is obtained from pretest and posttest the students mathematics reasoningability that is done in the experiment class and control class for getting gain result.The purpose of gain result is to find out the improvement of the studentsmathematics reasoning ability in experiment and control class.
The population in this research is students first grade of SMAN 3 Banjarperiod 2012/2013 that are 9 classes. Samples is took two class by randomaccording to classes. The instrument that used is the test about mathematicsreasoning ability and questionaire. The technique of analysing the data that is usedto test the hypotesis is a test of two average difference at significance level of 1%.
Based on the result of the reseach, collecting, analysing, and interpretatingdata, it can be found, there’s the improvement of the students mathematicsreasoning ability by using constructivism method. After the students fill in thequestionaire that given, the fact, the students positively respons to the using ofconstruktivism method in learning mathematics.
Keyword: Constructivism method, Mathematics Reasoning, respons of students.
4
A. Pendahuluan
Sistem Pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Undang-undang tersebut
merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, adapun makna
dan tujuannya yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan seiring dengan
kemajuan teknologi dan informasi yang semakin cepat saat ini.
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam memperoleh
kemajuan hidup diberbagai bidang. Proses pendidikan di sekolah pada intinya
adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM). Melalui KBM
diharapkan dapat terbentuk pola pikir siswa yang kritis, aktif, kreatif dan
terarah.
Salah satu mata pelajaran yang menuntut peserta didik untuk lebih
aktif, kreatif dan terarah dalam menggali dan mengembangkan keterampilan
berpikir dan pengetahuannya adalah matematika. Dalam sistem pendidikan
nasional, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan
kepada peserta didik pendidikan dasar hingga menengah. Diwajibkannya
matematika untuk dipelajari karena matematika memiliki peranan penting
dalam berbagai aspek kehidupan, sekalipun banyak yang beranggapan bahwa
matematika itu pelajaran yang sangat sukar dan menakutkan. Menurut
Ruseffendi, E.T. (1991:157) bahwa matematika dianggap sebagai ilmu yang
sukar, ruwet dan banyak memperdayakan.
5
Melalui pembelajaran matematika cara berpikir peserta didik
diharapkan dapat berkembang dengan baik karena matematika memiliki
struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsep-konsep yang ada
yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran.
Pengembangan, penyempurnaan, dan peningkatan model, pendekatan,
metode pembelajaran diperlukan untuk menumbuhkembangkan berbagai
keterampilan berpikir peserta didik salah satunya kemampuan penalaran
matematik. Model , pendekatan, dan metode yang dimaksud adalah yang
relevan dengan kemampuan penalaran matematik peserta didik. Sekarang ini
pembelajaran yang dilaksanakan masih banyak yang masih menggunakan
pembelajaran langsung yang hanya menekankan pada tuntutan kurikulum
sehingga dalam prakteknya peserta didik bersifat pasif dalam proses belajar.
Keterlibatan peserta didik cenderung terminimalisir sehingga mengakibatkan
kemampuan penalaran matematik peserta didik kurang terespon dengan baik.
Pada observasi awal di SMA Negeri 3 Banjar pada bulan november
tahun 2013 ditemukan fakta bahwa menurut para guru, guru menjadi orang
yang lebih aktif dalam proses belajar dibandingkan dengan peserta didik. Hal
itu mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dan merasa jenuh dalam proses
belajar. Kejenuhan tersebut bisa dilihat dalam penerimaan materi, mereka
cenderung diam dan tidak berani mengeluarkan pendapatnya.
Setelah dilakukan wawancara dengan guru matematika kelas X SMA
Negeri 3 Banjar, diketahui rata-rata ulangan harian peserta didik kelas X
SMA Negeri 3 Banjar semester II tahun ajaran 2012/2013 untuk pelajaran
6
matematika hanya memperoleh 61,6 ini masih jauh dari Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) mata pelajaran matematika yaitu 70,00.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran yang relevan
diperlukan untuk mengoptimalkan, meningkatkan dan
menumbuhkembangkan kemampuan penalaran matematik peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang relevan yaitu model pembelajaran
konstruktivisme. Model pembelajaran konstruktivisme diterapkan dalam
proses belajar mengajar di mana peserta didik sendiri aktif secara mental
membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Model pembelajaran konstruktivisme juga memberi dampak
positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik
karena peserta didik diarahkan untuk membangun pengetahuannya sendiri.
B. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan dua buah kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian terdiri dari dua
jenis, yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (X) , dan
variabel terikat (Y) sebagai variabel akibat. Variabel bebasnya yaitu
penggunaan pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme dan
model pembelajaran langsung, sedangkan variabel terikatnya yaitu
kemampuan penalaran matematik peserta didik.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA
Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2012/2013. Sampel yang digunakan dalam
7
penelitian ini diambil sebanyak dua kelas secara random menurut kelas.
Alasan menggunakan sampel random menurut kelas karena karakteristik
populasi relatif homogen yaitu disetiap kelas terdiri dari peserta didik
berkemampuan tinggi, sedang dan kurang.
Data diperoleh dari hasil pretes dan postes penalaran matematik
peserta didik, dan pengisian angket skala respon. Selanjutnya skor pretes dan
postes diolah menjadi skor gain untuk dianalisis dan diuji hipotesis. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Menguji Normalitas dari masing-masing kelompok dengan Chi-Kuadrat
(
Rumus yang digunakan adalah :
k
i i
iihitung E
EO1
22
Keterangan:
iO = Frekuensi pengamata
iE = Frekuensi yang diharapkan
2. Menguji Homogenitas Varians dengan Mencari Nilai F.
Statistik yang digunakan adalah:
k
b
VVF
Keterangan :
Vb = Varians terbesar
Vk = Varians terkecil
8
3. Uji Hipotesis
a. Jika distribusinya normal dan homogen, dilanjutkan dengan
menghitung uji perbedaan dua rata-rata kedua kelompok dengan
menggunakan uji-t.
Statistik yang digunakan:
Sementara itu,
2
22
2
yx
yx nnyyxx
S
dengan: 122
xx nSxx
122 yy nSyy
Keterangan :
= rerata gain sampel kelas eksperimen
= rerata gain sampel kelas kontrol
xn = ukuran sampel kelas eksperimen
yn = ukuran sampel kelas kontrol
xS = deviasi baku sampel kelas eksperimen
yS = deviasi baku sampel kelas kontrol
b. Jika distribusinya tidak normal maka uji hipotesis menggunakan uji
wilcoxon.
9
pretesskorpretespostesgain
max
c. Jika kedua sampel berdistribusi normal dan kedua variansnya tidak
homogen maka menggunakan uji-t’.
4. Analisis Respon
Analisis data untuk respon peserta didik terhadap penggunaan
model pembelajaran konstruktivisme hanya dideskripsikan saja,
penggolongan kelompok peserta didik yang memiliki respon negatif dan
respon positif dilakukan dengan membandingkan skor subjek dengan
jumlah skor alternatif jawaban netral dari semua butir pernyataan
(Suherman, Erman 2003:191).
Pada penelitian ini skor netralnya adalah median dari skor angket
yang berskala 4. Jika rerata skor peserta didik lebih besar atau sama
dengan rerata skor netral maka respon peserta didik positif, sebaliknya jika
rerata skor peserta didik kurang dari rerata skor netral maka respon peserta
didik negatif. Berikut peneliti uraikan proses penentuan skor netral:
34
5421NetralSkor
C. Hasil dan Pembahasan
1. Peningkatan Kemampuan Penalaran Peserta Didik MelaluiPenerapan Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme
Data yang diolah dalam penelitian ini berupa normal gain yang
merupakan selisih antara pretes dengan postes dibagi dengan selisih skor
maksimal dengan pretes. Berikut rumus normal gain yang digunakan:
Bila digambarkan dalam diagram seperti tampak pada Diagram 1.
10
Diagram 1. Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Untuk melihat perbedaan rata-rata gain kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam Diagram 2.
Diagram 2. Rata-rata Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen danKelas Kontrol
Pada Diagram 2 menunjukkan bahwa rata-rata skor kelompok
peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme lebih baik karena rata-rata yang diperoleh peserta didik
lebih besar daripada yang diperoleh peserta didik kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran langsung. Pada hasil pengolahan data
yang diperoleh ternyata hitungt tabelt , maka H0 ditolak dan H1 diterima.
11
Hal ini sesuai dengan pengujian hipotesis, maka dari itu terdapat
peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran konstruktivisme.
Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya model
pembelajaran kostruktivisme lebih menekankan pada peran aktif peserta
didik untuk menemukan sendiri konsep dan membangun pemahamannya
sendiri sesuai dengan teori penemuan yang dikemukakan oleh Jerome
Brunner (Trianto, 2007:26) yakni :
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secaraaktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yangpaling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalahserta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuanyang benar-benar bermakna.
Selain itu, dengan adanya belajar berkelompok pada model
pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk saling bertukar pikiran dengan teman dalam menemukan
konsep sehingga kemampuan penalaran merekapun berkembang. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Piaget (Trianto, 2007:16)
“perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh
anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. “
Peran guru pada model pembelajaran konstruktivisme hanya
sebagai fasilitator untuk mengarahkan peserta didik agar tidak terjadi salah
pemahaman konsep. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
vygotsky (Trianto, 2007:27) yaitu:
Satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah Scaffolding yaknipemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal
12
perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut danmemberikan kesempatan pada anak untuk mengambil alihtanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapatmelakukannya.
Berbeda dengan model pembelajaran konstruktivisme, model
pembelajaran langsung lebih teacher centered atau dalam kegiatan
pembelajarannya didominasi oleh guru dan peserta didik hanya
memperhatikan sehingga peserta didik pasif dan hanya mendapatkan
pengetahuan dari guru tanpa berusaha menemukan sendiri, akibatnya
peserta didik jenuh dalam belajar, dan belajar menjadi tidak bermakna.
Sedangkan model pembelajaran konstruktivisme justru menekankan pada
konsep belajar bermakna bagi peserta didik. Dengan demikian, terdapat
peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran konstruktivisme.
Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada kelas
eksperimen yaitu 75% atau sebanyak 24 peserta didik sedangkan dikelas
kontrol yaitu 37,5% atau sebanyak 12 peserta didik. Dilihat dari
ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) menunjukkan bahwa
kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme lebih baik dari kelas kontrol yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung.
2. Respon Peserta Didik terhadap Penggunaan Model PembelajaranKonstruktivisme
Respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran
konsrtuktivisme adalah tanggapan yang ditunjukan oleh seseorang setelah
13
menerima stimulus (rangsangan) yang diberikan oleh pendidik kepada
peserta didik terhadap penggunaaan model pembelajaran konstruktivisme
dalam proses pembelajaran. Respon peserta didik yang diteliti pada
penelitian ini meliputi sikap dan minat peserta didik terhadap proses
penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam proses
pembelajaran. Respon peserta didik terhadap penggunaan model
pembelajaran konstruktivisme menunjukkan aspek afektif peserta didik
dalam belajar matematik, yang manifestasinya berupa perilaku yang
bersifat positif dan negatif.
Pada penelitian ini, aspek sikap dan minat hanya diteliti pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.
Aspek yang diteliti pada penelitian ini meliputi aspek sikap dan minat,
indikator sikap dalam penlitian ini meliputi komponen kognitif, komponen
afektif dan komponen konatif. Sedangkan indikator berikutnya yaitu minat
yang meliputi memiliki catatan pelajaran matematika, berusaha memahami
matematika, memiliki buku matematika, mengikuti pelajaran matematika.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat respon peserta didik terhadap
penggunaan model pembelajaran konstruktivisme. Deskripsi rata-rata data
angket respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran
konstruktivisme disajikan pada Tabel 1.
14
Tabel 1Rata Rata Data Angket Respon Peserta Didik Terhadap Penggunaan
Model Pembelajaran Konstruktivisme
Indikator
AlternatifJawaban
Pernyataan Positif PernyataanNegatif Rata-
Rata
Rata-rata
responFrekuensi Skor Frekuensi Skor
Sikap
Sangat Setuju 30 5 13 1
3,693,66
Setuju 111 4 21 2Tidak Setuju 45 2 118 4Sangat Tidak Setuju 6 1 40 5∑f 192 192∑f.x 690 727
Minat
Sangat Setuju 80 5 22 1
3,62
Setuju 104 4 64 2Tidak Setuju 64 2 98 4Sangat Tidak Setuju 8 1 73 5∑f 256 257∑f.x 952 907
Dari angket yang berisi 28 pernyataan di atas diperoleh rata-rata
respon keseluruhan pernyataan adalah 3,66. Artinya respon peserta didik
kelas X.8 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Banjar positif terhadap
penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada materi pokok
logika.
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data serta
pengujian hipotesis, maka simpulan penelitian ini:
1. Terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematik peserta didik
melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme.
2. Peserta didik merespon positif terhadap penggunaan model pembelajaran
konstruktivisme.
15
E. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah, agar memberikan fasilitas dalam mengembangkan
pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang
relevan salah satunya model pembelajaran konstruktivisme.
2. Bagi guru dan calon guru hendaknya selalu berimprovisasi menggunakan
model pembelajaran atau pendekatan belajar yang inovatif, yang
memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik sehingga
peserta didik senang belajar matematik, salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran konstruktivisme.
3. Bagi guru dan calon guru, hendaknya pembelajaran matematika lebih
mengembangkan untuk peningkatan kemampuan penalaran matematik
bagi peserta didik melalui pembelajaran yang inovatif, salah satunya yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme disesuaikan
dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengungkapkan lebih dalam
lagi efektivitas pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran
matematika dengan bahasan yang lebih luas dan sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
F. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta
16
Awalaudin. (2007). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematispada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah MelaluiPembelajaran Open-Ended dengan Tugas Tambahan. [Online].Tersedia: httpisjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal152086572.pdf [12November 2012].
Depdiknas. (2006). Pedoman Penulisan Buku Pelajaran Penjelasan StandarMutu Buku Pelajaran Matematika. Jakarta: Rineka Cipta
Dewi, Asmi Yuriana. (2010). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.[Online]. Tersedia : http://rian.hilman.web.id/?p=5 [15 November2012].
Elmubarok, Zaim. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. BumiAksara
Herdian. (2010). Kemampuan Penalaran Matematika. [Online]. Tersedia:http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-penalaranmatematis. [04 Desember 2012].
Hermanto, Redi dan Satya Santika. (2012). Aplikasi Microsoft Office 2007dalam Pengolahan data Statistik, Panduan Praktis MerancangBangun Program Statistik Berbantuan Komputer secara Mandiri.Tasikmalaya : Perpustakaan Program Studi Pendidikan Matematika.
Karli, Hilda dan Sri Y, Margaretha (2002). Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Bandung : Bina Media Informasi.
Muharrom, Tria. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran MatematikSiswa melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme (StudiEksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1Manonjaya Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi UNSIL: TidakDiterbitkan.
Noormandiri, B.K. (2007). Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta :Erlangga.
Russefendi, E.T. (1991).Pengantar Kepada Membantu guru MengembangkanKompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk MeningkatkanCBSA. Bandung : Tarsito.
Russefendi, E.T. (2003). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan BidangNon-Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.
17
Sangadji, Etta Mamang dan Sofiah. (2010). Metodologi Penelitian.Yogyajakarta: ANDI
Slameto. (2010). Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta :Rineka Cipta.
Sobariah, Titin. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran MatematisSiswa dalam Pembelajaran dengan Teknik Probing-Prompting (StudiEksperimen pada Siswa Kelas X SMAN di Kabupaten Bandung).Skripsi UNSIL : Tidak Diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika . Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta
Suherman, Erman. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung :JICA.
Sulaeman, Moch. Soleh. (2010). Meningkatkan Kemampuan Penalaran danKomunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama MelaluiPembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme (Studi EksperimenPada Salah Satu SMP Negeri Di Kabupaten Cirebon). Tesis UPI:Tidak Diterbitkan.
Sumarmo, Utari. (2006). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi:Apa, Mengapa,dan Bagaimana Dikembangkan Pada Siswa Sekolah Menengah danMahasiswa Calon Guru. Makalah Pada Seminar PendidikanMatematika Dijurusan Matematika FMIPA Uniersitas Padjajaran.Bandung: Tidak Diterbitkan.
Suparno, Paul. (2012). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta : Kanisius.
Suyono dan Hariyanto. (2011).Belajar dan Pembelajaran Teori dan KonsepDasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: JICA-UPI
Tim Penyusun. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Kedua. FKIPUNSIL. Tasikmalaya.
18
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Widaningsih, Dedeh. (2010). Telaah Kurikulum Matematika Sekolah.Universitas Siliwangi : Tidak diterbitkan
Widaningsih, Dedeh. (2011a). Perencanaan Pembelajaran Matematika.Diktat Kuliah. Tasikmalaya : PSPM FKIP UNSIL. Tidak Diterbitkan.
Widaningsih, Dedeh. (2011b). Evaluasi Pembelajaran Matematika. DiktatKuliah. Tasikmalaya : PSPM FKIP UNSIL. Tidak Diterbitkan.
Yuliana, Asep. (2011). Penskoran Holistics Scoring Rubrics PenalaranMatematika. [Online]. Tersedia : http://asep-alan.blogspot.com/2011-12-01-archive.html [26 desember 2012].
top related