pemeriksaan alat listrik kelompok 11 kloter 1
Post on 09-Jul-2016
93 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN
OTOMATISASI JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28 Fax. 031 599 4757
Email. lab.meas@yahoo.com
PRAKTIKUM
Listrik Perkapalan
(ME 0141316)
A. Pemeriksaan Alat Listrik
Dikerjakan oleh:
Kelompok 11
1. MUHAMMAD AZIS HUSEIN 4214100046
2. SEKAR ADHANINGGAR 4214100105
3. JOSUA JOEL JIREH DEDEDAKA 4214100018
4. MOHAMMAD IBNU SABILILAH 4214100123
5. FRANKY YONATAN HUTAURUK 4215105017
Nama Assisten Pratikum
1. CHYNTIA INDRAWATI MARTONO 4212100130 2. FARID WAHYUDIANTO 4214105013
3. ZAKARIA 4212100012
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Revisi Tanggal Keterangan Diketahui oleh
Ass. Praktikum Tanda Tangan
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK
Oleh :
Kelompok 11 1. MUHAMMAD AZIS HUSEIN 4214100046 2. SEKAR ADHANINGGAR 4214100105 3. JOSUA JOEL JIREH DEDEDAKA 4214100018 4. MOHAMMAD IBNU SABILILAH 4214100123 5. FRANKY YONATAN HUTAURUK 4215105017
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK
Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum
PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK
pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan
10 April 2016,
Mengetahui / Menyetujui
Grader Praktikum Pemeriksaan Alat Listrik
Grader 1 Grader 2 Grader 3
CHYNTIA INDRAWATI
MARTONO
FARID
WAHYUDIANTO ZAKARIA
NRP : 4212100030 NRP : 4214105013 NRP : 4212100012
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
ABSTRAK
Pemeriksaan alat - alat lisrik merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan seorang
pratikan sebelum melakukan suatu percobaan terhadap peralatan listrik. Pada kegiatan praktikum
pemeriksaan alat-alat listrik bertujuan untuk mengetahui kondisi mesin-mesin listrik baik secara
fisik maupun kinerjanya sehingga dapat menentukan apakah mesin-mesin yang akan digunakan
masih layak untuk dipakai atau tidak. Alat-alat yang di periksa diantaranya motor DC, motor 1
phase, motor 3 phase, generator dan transformator. Sedangkan alat yang digunakan untuk
memeriksa adalah multimeter dan insulation tester. Langkah-langkahnya Sebelum digunakan
multitester dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain. Kemudian jarum penunjuk pada multitester disetiap tepat pada angka. Lalu
mengukur tahanan semua kumparan tiap mesin listrik dengan menggunakan multitester. Lalu
mengukur tahanan isolasi antara kumparan dengan kumparan pada mesin listrik dengan
menggunakan megger. Lalu mengukur tahanan isolasi antar kumparan dengan body mesin
dengan menggunakan megger dan mencatat hasil pengukuran. Berdasarkan hasil pengukuran
tahanan isolasi, semua alat listrik yang diperiksa telah memenuhi standar IEEE.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun bagi instalasi itu sendiri.
Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik terdapat 4
macam bahaya listrik bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan, bahaya kebakaran,
bahaya panas yang dapat merusak isolasi, dan bahaya panas ledakan atau percikan metal
panas. Sebab-sebab kemungkinan kecelakaan yang berasal dari peralatan diantaranya
peralatan sudah tua, peralatan yang kondisinya tidak baik, dan peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan/standar. Sebab-sebab kemungkinan kecelakaan yang
berasal bukan dari peralatan diantaranya kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi,
kesalahan yang dilakukan instalatur, karena salah memasang peralatan tidak mengikuti
peraturan atau salah memilih peralatan yang tidak memenuhi persyaratan standar. Kesalahan
yang dilakukan oleh pengawas, karena tidak cermat, tidak disiplin. Kesalahan-kesalahan
karena kondisi peraturan dan control belum memadai.
Alat-alat yang di periksa diantaranya motor DC, motor 1 phase, motor 3 phase, generator
dan transformator. Sedangkan alat yang digunakan untuk memeriksa adalah multimeter dan
insulation tester.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mesin-mesin listrik baik secara fisik maupun
kinerjanya sehingga dapat menentukan apakah mesin-mesin yang akan digunakan masih
layak untuk dipakai atau tidak dipakai.
1.3 Rumusan masalah
1. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan rotor dengan body mesin
2. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan stator dengan body mesin
3. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan stator dengan rotor
4. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan
5. Mengukur tahanan kumparan
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Alat-alat yang digunakan
1. Motor DC
Motor DC adalah motor yang beroperasi menggunakan arus searah (direct current).
Motor listrik DC bekerja dengan mengalirkan arus ke kumparan jangkar dan kumparan
medan, kumparan medan yang menerima arus akan menimbulkan fluks magnet. Jika fluks
magnet tersebut melewati kumparan jangkar, maka akan timbul gaya lorenz pada tiap-tiap
sisi kumparan jangkar tersebut. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang
dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Gambar 1. Motor DC
Sumber: thesilicongraybeard.blogspot.com/
Macam-macam motor DC adalah sebagai berikut:
a. Motor DC Shunt
Pada Motor DC shunt, kumparan jangkar dan kumparan medan disusun secara paralel,
sehingga tegangan kumparan jangkar dan medan sama.
Gambar 2. Rangkaian motor DC shunt
Sumber: http://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/27/jenis-jenis-motor-dc/
b. Motor DC Compound
Motor kompon adalah motor DC dimana kumparan meda disusun secara paralel
dan seri dengan kumparan jangkar. Motor kompon memiliki torsi mula yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torsi awal yang dapat ditangani
oleh motor ini. Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang disambungkan
seri dan pararel.
Motor DC kompon pendek
Motor DC kompon pendek memiliki kumparan medan series yang disusun seri dengan
sumber tegangan dan paralel terhadap kumparan jangkar, sehingga sifatnya menyerupai
motor DC shunt.
Motor DC kompon Panjang
Motor DC kompon panjang memiliki kumparan medan series yang disusun seri dengan
kumparan jangkar, sehingga sifatnya menyerupai motor DC series.
Gambar 3. Rangkaian motor DC short compound (kiri) dan long compound (kanan)
Sumber: www.industrial-electronics.com
c. Motor DC Seri
Motor DC dengan kumparan jangkar dan kumparan medan disusun secara seri. Susunan
seri tersebut menyebabkan keseragaman besar arus yang melewati kumparan medan dan
kumparan jangkar (pada kondisi ideal).
Gambar 4. Rangkaian motor DC seri
Sumber: http://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/27/jenis-jenis-motor-dc/
2. Motor 1 phase
Gambar 5. Motor Induksi 1 Phase
Sumber: jameselectric.cal
Motor induksi satu fasa memiliki bagian-bagian utama yaitu stator, rotor,
kapasitor, dan saklar sentrifugal. Pada stator terdapat kumparan utama dan kumparan
bantu. Kumparan utama dipakai dalam proses starting motor untuk menciptakan
resultan torsi yang lebih dari nol sehingga rotor dapat mulai berputar. Motor induksi
satu fasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga misalnya kipas angin dan
mesin cuci. Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi tiga fasa
jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya hanya terdiri dari satu fasa.
Gambar 6. rangkaian motor 1 fase kapasitor start
Sumber: http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html
3. Motor 3 phase
Gambar 7. Motor Induksi 3 Phase
Sumber: http://circuitbooks.wordpress.com/2012/10/13/motor-induksi-3-fasa/
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi gerak dengan menggunakan kopel medan listrik dan mempunyai slip antara
medan stator dan medan rotor. Motor 3 phase bekerja dengan menginduksi arus listrik
pada rotor sehingga rotor dapat berputar, namun berbeda dengan motor 1 phase, motor 3
phase menggunakan 3 phase pada kumparan statornya.
4. Generator 3 phase
Gambar 8. Generator 3 Phase
Sumber: etype.chrisvine.com
Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga
mekanik. Generator 3 phase yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga
kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa.
Prinsip kerja generator tiga phase adalah:
Motor memberikan energi mekanik yang didapatkan olehnya melalui sumber listrik
AC, ke generator yang kemudian diterima oleh rotor. Rotor di dalam generator pun
bergerak.
Regulator yang memiliki arus AC melewati rectifier terlebih dahulu agar arus yang
dimiliki diubah terlebih dahulu menjadi arus DC. Tujuan diubah seperti itu adalah
agar arus tersebut dapat mengaktifkan arus medan magnet yang ada pada generator
(fero magnet).
Pada generator, terjadi putaran rotor yang kemudian memotong garis-garis medan
magnet yang terjadi pada stator, sehingga terbentuk gaya gerak listrik, yang
kemudian listrik tersebutlah yang disalurkan ke output
5. Transformator
Gambar 9. Transformator
Sumber: www.cbsa-asfc.gc.ca
Transformator adalah alat listrik statis yang dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan, namun tetap mengantarkan daya dan frekuensi yang sama, sehingga nilai arus
juga berubah.
Gambar 10. rangkaian Transformator
Sumber Drs.Sumanto, MA 1991 “Teori transformator”
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber, maka akan mengalir arus bolak-
balik pada kumparan tersebut. Arus akan menimbulkan fluks magnet yang berubah-ubah
pada inti. Dengan adanya fluks magnet yang berubah-ubah, pada kumparan akan timbul gaya
gerak listrik (GGL) induksi. Daya listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan
perantara garis gaya magnet atau fluks magnet (Ф) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang
mengalir melalui kumparan primer. (Sulasno, 1990)
2.2 Alat yang digunakan
2.2.1 Multitester
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi). Pada perkembangannya, multimeter dapat digunakan untuk beberapa
fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Multimeter di bagi
menjadi 2, yaitu :
1. Multimeter analog
Pada multimeter analog hasil pengukuran ditampilkan secara analog atau kontinu yang
ditunjukkan oleh jarum pada skala tertentu dan untuk besaran yang diukur. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Gambar 11. Multitester analog
Sumber : http://infokejepang.blogspot.com/2013/01/cara-menggunakan-multimeter-analog.html
Untuk memulai setiap pengukuran multitester analog harus dikalibrasi. Kalibrasi Menurut
ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun
internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Langkah-langkah kalibrasi:
a. Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0;
b. Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan
dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil;
c. Pasang Probe pada konektor + dan –;
d. Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter;
e. Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit
f. Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau tidak, jika
belum maka putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.
Penggunaan multi tester:
a. Untuk mengukur arus, pilih skala yang di inginkan dan jangan lupa apakah itu arus DC
atau AC, setelah itu kalibrasi multi tester, lalu ukur alat yang di periksa, setelah
mendapatkan nilainya jangan lupa kalikan dengan skala yang sudah di tentukan pada
pertama.
b. Untuk mengukur tegangan juga sama ,pertama tentukan skala dan jangan lupa apakah itu
arus DC atau AC, kemudian ukur alatnya, setelah mendapatkan nilainya kalikan dengan
skala awal yang sudah di tentukan.
c. Untuk mengukur tahanan sedikit berbeda, tahanan tidak ada sumber DC atau AC yang
hanya adalah tahanan konduktor dan langkah pertama adalah menentukan skalanya,
setelah mengukur dan mendapatkan hasilnya jangan lupa kalikan dengan skala awal.
2. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur
yang memerlukan kecermatan tinggi. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil dan harganya pun terlalu mahal. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Gambar 12. Multimeter digital
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Multimeter
2.2.2 Insulation tester (megger test)
Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator,
transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli
apakah alat tsb baru atau lama tidak dipakai. Insulation tester merupakan alat untuk mengukur
tahanan isolasi yang bernilai besar yang mencapai mega ohm (MΩ) pada suatu mesin listrik
baik itu kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan body.
Jenis-jenis megger test ada dua macam yaitu:
Megger dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini
berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk
membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat penunjukannya jarum
Gambar 13. Megger test engkol
Sumber: http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/10/megaohmmeter-megger.html
Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum tetapi ada
yang menggunakan model digital.
Gambar 14. Megger tester digital
Sumber: http://chinayehai.en.made-in-china.com
Cara kerja megger test
Gambar 15. Rangkaian sirkuit Megger Tester
Sumber: http://www.electrical4u.com/
1. Generator diputar dengan engkol dan membangkitkan tegangan, sehingga arus
mengalir ke sirkuit yang diukur
2. Arus dari alat atau sirkuit yang diuji dapat mengalir ke deflector coil.
3. Kawat berarus dalam medan magnet bergerak sesuai dengan hukum Lorentz,
sehingga semakin besar arus yang diterima deflecting coil semakin besar sudut yang
dibuat
4. Deflector coil menghasilkan torsi yang berlawanan arah untuk menggerakkan control
coil sesuai dengan skala pengukuran.
Penggunaan Megger Tester
1. Check batere apakah dalam kondisi baik.
2. Lakukan elektrikal zero check:
3. Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung yang lain.
4. Letakkan saklar pemilih di posisi 500.
5. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.
6. On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol, bila
tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer tidak berhasil (penunjukan
tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
7. Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
8. Pasang kabel test ke peralatan yang diukur .
9. Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
10. On-kan megger, baca tampilan pada skalanya.
Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama
pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5 – 1
menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil ukur dan kalikan dengan
factor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga
terendah 1 MΩ / kV.
2.3 Standar
1. Generator
- Dilaksanakan sebelum dan sesudah uji lilitan tegangan tinggi.
- Dilakukan dengan tegangan arus searah (DC) min. 500 volt.
- Besar tahanan isolasi tidak kurang dari 1 megaohm, atau memenuhi rumus; 3 x Teg
nominal (v) dalam megaohm.
o K.V.A nom. + 1000
2. Motor Listrik
- Dilaksanakan sebelum dan sesudah uji lilitan tegangan tinggi.
- Dilakukan dengan tegangan arus searah (DC) min. 500 volt.
- Besar tahanan isolasi tidak kurang dari 1 megaohm, atau memenuhi rumus; 3 x Teg
nominal (v) dalam megaohm.
o K.V.A nom. + 1000
3. Transformator
Dengan tegangan arus searah (DC) 500 volt
Tahanan isolasi sekurang – kurangnya :
o Antara input dan output 5 megaohm
o Isolasi selebihnya 2 megaohm
Berikut adalah panduan pengujian insulation test untuk tegangan dc yang diterapkan dan
rating tegangan peralatan berdasarkan standar IEEE No. 43.
Rating Tegangan Peralatan
Yang Akan Diuji
Tegangan Yang Diterapkan
Pada Pengujian Insulation
Resistance
< 1000 V 500 V
1000 - 2500 V 500 V - 1000 V
2501 V - 5000 V 1000 V - 2500 V
5001 V - 12000 V 2500V - 5000 V
>12000 V 5000 V - 10000 V
2.4 Aplikasi
a. Motor DC pada Crane
Gambar 16. Crane
Sumber: http://www.palfinger.com
b. Motor Induksi 1 Phase pada blower dan exhaust fan
Gambar 17. Blower
Sumber: https://www.baleiadomar.com
c. Motor Induksi 3 Phase pada propulsi Azipod
Gambar 18. Azipod propulsion
Sumber: http://www.abb.com
d. Generator 3 Phase pada Generator
Gambar 19. Marine generator
Sumber: www.professional-generator.com
e. Transformator di kapal
Gambar 20..transformator
Sumber: www.nauticexpo.com
2.5 Pemeriksaan Alat di Kapal
Pemeriksaan instalasi listrik di kapal diatur dalam SOLAS Chapter II-1 „Constructiun
Structure, subdivision and stability, machinery, and electrical’ Part D, yang meliputi:
Regulation 40 General
Regulation 41 Main source of electrical power and lighting system
Regulation 42 Emergency source of electrical power in passenger ships
Regulation 42-1 Supplementary emergency lighting for ro-ro passenger ships
Regulation 43 Emergency source of electrical power in cargo ships
Regulation 44 Starting arrangements for emergency generator sets
Regulation 45 Precautions against shock, fire and other hazards of electrical origin
Dalam proses pemeriksaan dan reparasi alat listrik di kapal, perlu dilakukan antisipasi
bahaya dengan:
a. Mengisolasi sirkuit dengan mengambil supply fuse
Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge
b. Mengunci circuit breaker pada keadaan open dan memberi penanda
Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge
c. Memastikan tidak ada tegangan atau arus listrik dengan menggunakan voltmeter atau line
tester yang terpercaya
Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge
Objek utama dalam survey kelistrikan kapal meliputi:
Generator dan governor Motor dan starter
Circuit breaker Peralatan pembangkit darurat
Switchboard dan fitting Bagian steering gear
Kabel Lampu indikasi untuk navigasi
Tahanan isolasi
BAB 3
DATA PRAKTIKUM
3.1 Data praktikum
No. Nama Alat Gambar Fungsi dan spesifikasi
1. Motor Induksi 3 Phase
Mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik dengan tegangan AC tiga fasa.
Type UK G7 60-4
2.2 / 3 KW / PK 1420 O/M 50Hz
380 V 5 A 0.8 Cos
2. Motor DC
Berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi mekanik dengan
tegangan DC
Type : DDH – N
Output : 1 HP
Rat : Cont Base 1750 RPM
Arm : 190 V. 8A 175-1750 RPM
FLD : 198 V. 20A
Date : 1992.1 BRG
Tahun : 1994
WT : 24Kg.
3. Generator 3 phase
Untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik
Generator( K M E R B 112 M 4 )
4 kW 220 V / 380 V
1420 rpm 5.3 A / 8.85 A
50 Hz IP 54
3~IM B3
37 kg DIN 57530 / VDE 0530 / 1984
.
4. Transformator
Untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC.
5. Motor induksi 1 Phase
Mengubah energi listrik menjadi energi
gerak, dengan tegangan AC satu fasa.
Type JY 2A-4
Output 1 HP cycles 50 ~ rpm 1420
Volts 110 / 220 AMPs 1316 / 6.8
Rating Cont Class E
K J A H
6. Megger tester
Untuk mengukur tahanan isolasi pada
suatu alat.
7. Multitester
Untuk mengukur arus listrik dan
tegangan listrik.
3.2 Langkah kerja
Langkah - langkah kerja dalam percobaan ini antara lain:
1. Pemeriksaan Motor DC Shunt
a. Mengukur tahanan kumparan R Shunt dan R Jangkar dengan menggunakan multimeter.
Kemudian catat data yang diperoleh.
b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu R Shunt-Body dan R Jangkar-
Body serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu R Sunt-R Jangkar dengan
menggunakan Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.
c. Memeriksa kondisi bearingnya dengan memutar bearignya
2. Pemeriksaan Motor DC Compound
a. Mengukur tahanan kumparan R Shunt, R Seri dan R Jangkar dengan menggunakan
multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.
b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu R Shunt-Body ; R Jangkar-
Body ; R Seri-Body serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu R Sunt-R
Jangkar ; R Shunt-R Seri ; R Seri-R Jangkar dengan menggunakan Insulation Tester.
Kemudian catat data yang diperoleh.
3. Pemeriksaan Motor Induksi 1 Phase
a. Mengukur tahanan kumparan dengan notasi D1-D3 dan D2-D4 menggunakan
multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.
b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu D1-Body ; D2-Body serta
tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu D1-D2 dengan menggunakan
Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.
D3
D1
D4
D2
4 Pemeriksaan Motor Asinkron 3 Phase
a. Mengukur tahanan kumparan dengan notasi U-X ; V-Y ; W-Z menggunakan multimeter.
Kemudian catat data yang diperoleh.
b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu U-Body ; V-Body ; W-Body
serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu U-V ; V-W ; W-U dengan
menggunakan Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.
U
Z
V
X Y
W
5 Pemeriksaan Generator Sinkron 3 Phase
Mengukur tahanan kumparan dengan notasi P-N ; U-X ; V-Y ; Z-W
menggunakan multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.
6 Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua
(skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat
medan magnet yang dihasilkan.
3.3 Hasil Percobaan
1. Motor
Jenis Motor
Tahanan Tahanan Isolasi
Kondisi Bearing Kumparan
Kumparan dengan
body
Kumparan dengan
kumparan
Motor DC Shunt Baik
- R. Shunt 652 R. Shunt – Body :
400 M
R. Shunt - Jangkar:
450 M
- R. Jangkar 7,5 R. Jangkar – Body:
300 M
Motor DC Compound Baik
- R. Shunt 11,65 R. Shunt - Body
: 500 M
R. Jangkar – Shun:
500 M
- R. Seri 0,4 R. Seri - Body
: 500 M
R. Shunt – Seri
: 500 M
- R. Jangkar 9,8 R. Jangkar :
500 M
R. Seri – Jangkar :
500 M
Motor Induksi 1 Phase Baik
- D1 - D3 1,5 D1 - Body
: 750 M
D1 - D2
: 500 M
- D2 - D4 1,2 D2 – Body
: 650 M
Motor Asinkron 3 Phase Baik
- U – X 8,4 U - Body
: 400 M
U -V
: 500 M
- V – Y 8,3 V - Body
: 450 M
V - W
: 500 M
- W – Z 8,4 W - Body
: 350 M
W - U
: 500 M
2. Generator
Jenis Mesin
Tahanan Tahanan Isolasi
Kumparan Kumparan dengan Body Kumparan dengan
Kumparan
Generator Sinkron 3
P- N : 43,2 P - Body : 400 M P – U : 150 M
U- X : 6,5 U - Body : 380 M P - V : 200 M
V - Y : 6,3 V - Body : 490 M P - W : 200 M
W - Z : 6,4 W - Body : 450 M
3. Transformator
Jenis Peralatan Listrik Tahanan Kumparan Tahanan Isolasi
Kumparan
Primer
Kumparan
Sekunder
Kumparan
primer-
kumparan
sekunder
Kumparan
primer- body
Kumparan
sekunder-
body
Transformator 0,4 02,2 210M 300M 300M
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Motor DC
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isolasi
Nilai
Standart
I.E.E.E
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
R. Shunt – Body
R. Shunt – jangkar
R. Jangkar – Body
400 MΩ
450 MΩ
300 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
Sudah baik Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 652 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 7.5 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart
minimal maka motor tersebut sudah baik, dikarenakan nilai tahanan isolasi tersebut diatas nilai
standard dari I.E.E.E
Pengukuran tahan isolasi pada R.Shunt – Jangkar adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang baik. Dikarenakan nilai
tahanan isolasi yang lebih dari nilai standart I.E.E.E Sehingga dapat dikatakan motor tersebut
layak digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal, motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat
dikatakan layak untuk digunakan.
Kondisi bearing pada motor DC shunt ini sudah baik. Dikarenakan tidak adanya kebisingan
berlebihan yang ditimbulkan dari bearing tersebut.
2. Motor DC – Compound
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isolasi
Nilai
Standart
I.E.E.E
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
R. Shunt – Body
R. Seri - Body
R. Jangkar – Body
500 MΩ
500 MΩ
500 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
Sudah baik Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 1165 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 9.8 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada R.Seri sebesar 0.4 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai standart
minimal maka motor tersebut sudah baik karena sudah memenuhi standar dari I.E.E.E. Motor
DC compound tersebut sudah dapat digunakan
Pengukuran tahan isolasi pada R.Seri – Body adalah 500 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang sudah diatas minimal standart I.E.E.E.
Pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body adalah 500 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal, motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat
dikatakan layak untuk digunakan.
Kondisi bearing pada motor DC compound ini sudah baik karena tidak menimbulkan kebisingan
berlebih saat dijalankan, ataupun getaran yang berlebihan.
3. Motor induksi 1 phase
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isolasi
Nilai
Standart
I.E.E.E
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
D1 – Body
D2 - Body
D1 – D2
500 MΩ
490 MΩ
300 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
Baik Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada D1 –D3 sebesar 1.3 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada D2 – D4 sebesar 1.4 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada D1 - Body adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal
maka motor tersebut sudah sangat baik karena nilai tahanan isolasi sudah diatas nilai standart
yang ditetapkan I.E.E.E.
Pengukuran tahan isolasi pada D2 – Body adalah 490 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang sudah diatas standart minimal I.E.E.E.
Pengukuran tahanan isolasi pada D1 – D2 adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,
motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat dikatakan
layak untuk digunakan.
Kondisi bearing pada motor induksi 1 phase ini sudah baik, dikarenakan tingkat kebisingan dan
getaran yang ditimbulkan dari motor tersebut masih tergolong normal.
4. Motor Asinkron 3 phase
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isolasi
Nilai
Standart
I.E.E.E
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
U – Body
V - Body
W – Body
400 MΩ
450 MΩ
350 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
Baik Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada U – X sebesar 8.4 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada V – Y sebesar 8.3 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada W – Z sebesar 8.4 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada U - Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal
maka motor tersebut sudah sangat layak untuk digunakan karena nilai tahanan isolasi tersebut
diatas nilai standart I.E.E.E yang sudah ditetapkan.
Pengukuran tahan isolasi pada V – Body adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,
maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi nilai standart I.E.E.E.
Pengukuran tahanan isolasi pada W – Body adalah 350 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,
motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi melebihi tahanan isolasi minimal, sehingga motor
dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Kondisi bearing pada motor asinkron 3 phase ini masih layak beroperasi .
5. Generator 3 phase
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isoslasi
Nilai
Standart
I.E.E.E
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
4
P – Body
U - Body
V – Body
W- Body
400 MΩ
380 MΩ
490 MΩ
450 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
100 MΩ
Baik
Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada P - N sebesar 43.2 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada U - X sebesar 6.5 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada V - Y sebesar 6.3 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada W - Z sebesar 6.4 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada P - Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal
maka generator tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi standart minimal yang
dipakai.
Pengukuran tahan isolasi pada U – Body adalah 380 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi nilai standar I.E.E.E.
Sehingga generator tersebut sudah layak untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada V - Body adalah 490 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi standar I.E.E.E. Sehingga
generator tersebut layak untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada W - Body adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi standar I.E.E.E. Sehingga
generator tersebut layak untuk digunakan
Kondisi bearing pada generator sudah baik, dikarenakan tidak ada bunyi yang dapat mengganggu
sistem dari generator tersebut.
6. Transformator
NO Jenis Motor
Nilai
Tahanan
Isoslasi
Nilai
Standart
VDE
Keterangan Kondisi
Bearing
1
2
3
Primer - Sekunder
Primer - Body
Sekunder – Body
210 MΩ
300 MΩ
300 MΩ
1 MΩ
1 MΩ
1 MΩ
Baik
Baik
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan primer sebesar 0.4 Ω
Pengukuran tahanan kumparan sekunder sebesar 2.2 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada Primer - Sekunder adalah 210 MΩ. Dengan melihat nilai standart
minimal maka transformator tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi standart
minimal yang dipakai.
Pengukuran tahan isolasi pada Primer – Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal
maka transformator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standar yang
sudah ditetapkan. Sehingga transformator layak untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada Sekunder - Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal maka transformator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standar
yang sudah ditetapkan. Sehingga transformator tersebut sudah layak untuk digunakan
Kondisi transformator tersebut yaitu sudah baik dan tidak ada kerusakan yang terjadi pada
transformator tersebut..
BAB 5
KESIMPULAN
1. Pengukuran tahanan kumparan adalah mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada
kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
2. Tahanan medan atau tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat
saluran yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah
(ground). Tahanan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat memasang
instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Untuk menentukan apakah nilai
tahanan isolasi dari suatu alat dapat dikatakan baik atau jelek dapat mengacu pada
standart minimal yang ditetapkan oleh The Institute of Electrical and Electronic
Engineers (I.E.E.E.)
3. Kondisi bearing pada motor akan mempengaruhi kerja dari motor (mempengaruhi
putaran), mudahnya untuk mengetahui kondisi bearing dapat diuji dengan memutar poros
dari motor. Jika bearing masih dalam keadaan yang baik maka tidak terdengar suara
gesekan, dan jika bearing dalam kondisi yang tidak layak digunakan, akan terdengar
suara gesekan, dan jika lebih parah lagi kemungkinannya poros tidak dapat diputar.
4. Pada motor DC Shunt tahanan kumparan shunt lebih besar dibanding tahanan kumparan
jangkar yaitu 652 : 7,5 , tahanan isolasi memenuhi batas minimum yaitu lebih besar
dari 200 M dengan kondisi bearing cukup baik.
5. Pada generator sinkron 3 phase kondisinya masih baik karena tahanan isolasi rotor
dengan bodi melebihi 200 M, sehingga masih layak untuk dioperasikan.
6. Motor Asinkron 3 phase juga berada dalam kondisi yang baik dan tahanan isloasi
kumparan lebih dari 200 M
7. Pada motor Induksi single phase kondisinya masih baik karena tahanan isolasi kumparan
dengan bodi lebih besar dari 200 M.
8. Pada transformator tahanan kumparan primer lebih kecil dari kumparan sekunder dan
tahanan isolasi besar, kondisinya masih bagus.
9. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi mesin listrik dilihat dari kondisi
mekanis dan elektris. Kondisi mekanis dikatakan bagus apabila rotornya mesih seimbang
( balance ) dan putarannya tidak berat serta tidak berbunyi. Sedangkan kondisi elektris
dikatakan bagus apabila tahanan isolasi lebih besar dari 200 M, tahanan kumparan
medan lebih besar dari kumparan jangkar untuk motor atau generator
DAFTAR PUSTAKA
1. Hall, Dennis. 2014. Practical Marine Electrical Knowledge. 3th ed. Great Britain:
Witherby Seamanship International.
2. Sarwito, Sardono. Marine Electrical. Surabaya: ITS
3. Theraja, B.L, A.K. 2005. A Textbook of : Electrical Technology. 23rd
ed. New Delhi: S.
Chand & Company Ltd.
top related