pemeriksaan alat listrik kelompok 11 kloter 1

26
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111 Telp. 031 599 4251 ext. 28 Fax. 031 599 4757 Email. [email protected] PRAKTIKUM Listrik Perkapalan (ME 0141316) A. Pemeriksaan Alat Listrik Dikerjakan oleh: Kelompok 11 1. MUHAMMAD AZIS HUSEIN 4214100046 2. SEKAR ADHANINGGAR 4214100105 3. JOSUA JOEL JIREH DEDEDAKA 4214100018 4. MOHAMMAD IBNU SABILILAH 4214100123 5. FRANKY YONATAN HUTAURUK 4215105017 Nama Assisten Pratikum 1. CHYNTIA INDRAWATI MARTONO 4212100130 2. FARID WAHYUDIANTO 4214105013 3. ZAKARIA 4212100012 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Revisi Tanggal Keterangan Diketahui oleh Ass. Praktikum Tanda Tangan

Upload: josuajoel

Post on 09-Jul-2016

93 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN

OTOMATISASI JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111

Telp. 031 599 4251 ext. 28 Fax. 031 599 4757

Email. [email protected]

PRAKTIKUM

Listrik Perkapalan

(ME 0141316)

A. Pemeriksaan Alat Listrik

Dikerjakan oleh:

Kelompok 11

1. MUHAMMAD AZIS HUSEIN 4214100046

2. SEKAR ADHANINGGAR 4214100105

3. JOSUA JOEL JIREH DEDEDAKA 4214100018

4. MOHAMMAD IBNU SABILILAH 4214100123

5. FRANKY YONATAN HUTAURUK 4215105017

Nama Assisten Pratikum

1. CHYNTIA INDRAWATI MARTONO 4212100130 2. FARID WAHYUDIANTO 4214105013

3. ZAKARIA 4212100012

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Revisi Tanggal Keterangan Diketahui oleh

Ass. Praktikum Tanda Tangan

Page 2: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN

PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK

Oleh :

Kelompok 11 1. MUHAMMAD AZIS HUSEIN 4214100046 2. SEKAR ADHANINGGAR 4214100105 3. JOSUA JOEL JIREH DEDEDAKA 4214100018 4. MOHAMMAD IBNU SABILILAH 4214100123 5. FRANKY YONATAN HUTAURUK 4215105017

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2016

Page 3: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN

PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK

Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum

PEMERIKSAAN ALAT LISTRIK

pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan

10 April 2016,

Mengetahui / Menyetujui

Grader Praktikum Pemeriksaan Alat Listrik

Grader 1 Grader 2 Grader 3

CHYNTIA INDRAWATI

MARTONO

FARID

WAHYUDIANTO ZAKARIA

NRP : 4212100030 NRP : 4214105013 NRP : 4212100012

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2016

Page 4: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

ABSTRAK

Pemeriksaan alat - alat lisrik merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan seorang

pratikan sebelum melakukan suatu percobaan terhadap peralatan listrik. Pada kegiatan praktikum

pemeriksaan alat-alat listrik bertujuan untuk mengetahui kondisi mesin-mesin listrik baik secara

fisik maupun kinerjanya sehingga dapat menentukan apakah mesin-mesin yang akan digunakan

masih layak untuk dipakai atau tidak. Alat-alat yang di periksa diantaranya motor DC, motor 1

phase, motor 3 phase, generator dan transformator. Sedangkan alat yang digunakan untuk

memeriksa adalah multimeter dan insulation tester. Langkah-langkahnya Sebelum digunakan

multitester dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu

dengan yang lain. Kemudian jarum penunjuk pada multitester disetiap tepat pada angka. Lalu

mengukur tahanan semua kumparan tiap mesin listrik dengan menggunakan multitester. Lalu

mengukur tahanan isolasi antara kumparan dengan kumparan pada mesin listrik dengan

menggunakan megger. Lalu mengukur tahanan isolasi antar kumparan dengan body mesin

dengan menggunakan megger dan mencatat hasil pengukuran. Berdasarkan hasil pengukuran

tahanan isolasi, semua alat listrik yang diperiksa telah memenuhi standar IEEE.

Page 5: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun bagi instalasi itu sendiri.

Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik terdapat 4

macam bahaya listrik bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan, bahaya kebakaran,

bahaya panas yang dapat merusak isolasi, dan bahaya panas ledakan atau percikan metal

panas. Sebab-sebab kemungkinan kecelakaan yang berasal dari peralatan diantaranya

peralatan sudah tua, peralatan yang kondisinya tidak baik, dan peralatan yang tidak

memenuhi persyaratan keamanan/standar. Sebab-sebab kemungkinan kecelakaan yang

berasal bukan dari peralatan diantaranya kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi,

kesalahan yang dilakukan instalatur, karena salah memasang peralatan tidak mengikuti

peraturan atau salah memilih peralatan yang tidak memenuhi persyaratan standar. Kesalahan

yang dilakukan oleh pengawas, karena tidak cermat, tidak disiplin. Kesalahan-kesalahan

karena kondisi peraturan dan control belum memadai.

Alat-alat yang di periksa diantaranya motor DC, motor 1 phase, motor 3 phase, generator

dan transformator. Sedangkan alat yang digunakan untuk memeriksa adalah multimeter dan

insulation tester.

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mesin-mesin listrik baik secara fisik maupun

kinerjanya sehingga dapat menentukan apakah mesin-mesin yang akan digunakan masih

layak untuk dipakai atau tidak dipakai.

1.3 Rumusan masalah

1. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan rotor dengan body mesin

2. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan stator dengan body mesin

3. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan stator dengan rotor

4. Mengukur tahanan isolasi antar kumparan

5. Mengukur tahanan kumparan

Page 6: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Alat-alat yang digunakan

1. Motor DC

Motor DC adalah motor yang beroperasi menggunakan arus searah (direct current).

Motor listrik DC bekerja dengan mengalirkan arus ke kumparan jangkar dan kumparan

medan, kumparan medan yang menerima arus akan menimbulkan fluks magnet. Jika fluks

magnet tersebut melewati kumparan jangkar, maka akan timbul gaya lorenz pada tiap-tiap

sisi kumparan jangkar tersebut. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang

dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.

Gambar 1. Motor DC

Sumber: thesilicongraybeard.blogspot.com/

Macam-macam motor DC adalah sebagai berikut:

a. Motor DC Shunt

Pada Motor DC shunt, kumparan jangkar dan kumparan medan disusun secara paralel,

sehingga tegangan kumparan jangkar dan medan sama.

Gambar 2. Rangkaian motor DC shunt

Sumber: http://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/27/jenis-jenis-motor-dc/

b. Motor DC Compound

Motor kompon adalah motor DC dimana kumparan meda disusun secara paralel

dan seri dengan kumparan jangkar. Motor kompon memiliki torsi mula yang bagus dan

kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan

medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torsi awal yang dapat ditangani

oleh motor ini. Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang disambungkan

seri dan pararel.

Motor DC kompon pendek

Motor DC kompon pendek memiliki kumparan medan series yang disusun seri dengan

sumber tegangan dan paralel terhadap kumparan jangkar, sehingga sifatnya menyerupai

motor DC shunt.

Motor DC kompon Panjang

Motor DC kompon panjang memiliki kumparan medan series yang disusun seri dengan

kumparan jangkar, sehingga sifatnya menyerupai motor DC series.

Gambar 3. Rangkaian motor DC short compound (kiri) dan long compound (kanan)

Sumber: www.industrial-electronics.com

c. Motor DC Seri

Page 7: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

Motor DC dengan kumparan jangkar dan kumparan medan disusun secara seri. Susunan

seri tersebut menyebabkan keseragaman besar arus yang melewati kumparan medan dan

kumparan jangkar (pada kondisi ideal).

Gambar 4. Rangkaian motor DC seri

Sumber: http://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/27/jenis-jenis-motor-dc/

2. Motor 1 phase

Gambar 5. Motor Induksi 1 Phase

Sumber: jameselectric.cal

Motor induksi satu fasa memiliki bagian-bagian utama yaitu stator, rotor,

kapasitor, dan saklar sentrifugal. Pada stator terdapat kumparan utama dan kumparan

bantu. Kumparan utama dipakai dalam proses starting motor untuk menciptakan

resultan torsi yang lebih dari nol sehingga rotor dapat mulai berputar. Motor induksi

satu fasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga misalnya kipas angin dan

mesin cuci. Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi tiga fasa

jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya hanya terdiri dari satu fasa.

Gambar 6. rangkaian motor 1 fase kapasitor start

Sumber: http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html

3. Motor 3 phase

Gambar 7. Motor Induksi 3 Phase

Sumber: http://circuitbooks.wordpress.com/2012/10/13/motor-induksi-3-fasa/

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi

energi gerak dengan menggunakan kopel medan listrik dan mempunyai slip antara

medan stator dan medan rotor. Motor 3 phase bekerja dengan menginduksi arus listrik

pada rotor sehingga rotor dapat berputar, namun berbeda dengan motor 1 phase, motor 3

phase menggunakan 3 phase pada kumparan statornya.

Page 8: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

4. Generator 3 phase

Gambar 8. Generator 3 Phase

Sumber: etype.chrisvine.com

Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga

mekanik. Generator 3 phase yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga

kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan

fasa.

Prinsip kerja generator tiga phase adalah:

Motor memberikan energi mekanik yang didapatkan olehnya melalui sumber listrik

AC, ke generator yang kemudian diterima oleh rotor. Rotor di dalam generator pun

bergerak.

Regulator yang memiliki arus AC melewati rectifier terlebih dahulu agar arus yang

dimiliki diubah terlebih dahulu menjadi arus DC. Tujuan diubah seperti itu adalah

agar arus tersebut dapat mengaktifkan arus medan magnet yang ada pada generator

(fero magnet).

Pada generator, terjadi putaran rotor yang kemudian memotong garis-garis medan

magnet yang terjadi pada stator, sehingga terbentuk gaya gerak listrik, yang

kemudian listrik tersebutlah yang disalurkan ke output

5. Transformator

Gambar 9. Transformator

Sumber: www.cbsa-asfc.gc.ca

Transformator adalah alat listrik statis yang dapat menaikkan atau menurunkan

tegangan, namun tetap mengantarkan daya dan frekuensi yang sama, sehingga nilai arus

juga berubah.

Gambar 10. rangkaian Transformator

Sumber Drs.Sumanto, MA 1991 “Teori transformator”

Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber, maka akan mengalir arus bolak-

balik pada kumparan tersebut. Arus akan menimbulkan fluks magnet yang berubah-ubah

pada inti. Dengan adanya fluks magnet yang berubah-ubah, pada kumparan akan timbul gaya

gerak listrik (GGL) induksi. Daya listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan

perantara garis gaya magnet atau fluks magnet (Ф) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang

mengalir melalui kumparan primer. (Sulasno, 1990)

Page 9: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

2.2 Alat yang digunakan

2.2.1 Multitester

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,

dan tahanan (resistansi). Pada perkembangannya, multimeter dapat digunakan untuk beberapa

fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Multimeter di bagi

menjadi 2, yaitu :

1. Multimeter analog

Pada multimeter analog hasil pengukuran ditampilkan secara analog atau kontinu yang

ditunjukkan oleh jarum pada skala tertentu dan untuk besaran yang diukur. Kelebihannya

adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan

kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian

tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Gambar 11. Multitester analog

Sumber : http://infokejepang.blogspot.com/2013/01/cara-menggunakan-multimeter-analog.html

Untuk memulai setiap pengukuran multitester analog harus dikalibrasi. Kalibrasi Menurut

ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah

serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh

instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan

nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi

tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran

konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan

terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun

internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan

tersertifikasi.

Langkah-langkah kalibrasi:

a. Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0;

b. Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan

dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil;

c. Pasang Probe pada konektor + dan –;

d. Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter;

e. Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit

f. Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau tidak, jika

belum maka putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.

Penggunaan multi tester:

a. Untuk mengukur arus, pilih skala yang di inginkan dan jangan lupa apakah itu arus DC

atau AC, setelah itu kalibrasi multi tester, lalu ukur alat yang di periksa, setelah

mendapatkan nilainya jangan lupa kalikan dengan skala yang sudah di tentukan pada

pertama.

b. Untuk mengukur tegangan juga sama ,pertama tentukan skala dan jangan lupa apakah itu

arus DC atau AC, kemudian ukur alatnya, setelah mendapatkan nilainya kalikan dengan

skala awal yang sudah di tentukan.

c. Untuk mengukur tahanan sedikit berbeda, tahanan tidak ada sumber DC atau AC yang

hanya adalah tahanan konduktor dan langkah pertama adalah menentukan skalanya,

setelah mengukur dan mendapatkan hasilnya jangan lupa kalikan dengan skala awal.

2. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika

dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang

lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,

dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur

Page 10: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

yang memerlukan kecermatan tinggi. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor

tegangan yang tidak stabil dan harganya pun terlalu mahal. Jadi bila melakukan pengukuran

tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Gambar 12. Multimeter digital

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Multimeter

2.2.2 Insulation tester (megger test)

Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti generator,

transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli

apakah alat tsb baru atau lama tidak dipakai. Insulation tester merupakan alat untuk mengukur

tahanan isolasi yang bernilai besar yang mencapai mega ohm (MΩ) pada suatu mesin listrik

baik itu kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan body.

Jenis-jenis megger test ada dua macam yaitu:

Megger dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada megger jenis ini

berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk

membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat penunjukannya jarum

Gambar 13. Megger test engkol

Sumber: http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/10/megaohmmeter-megger.html

Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa jarum tetapi ada

yang menggunakan model digital.

Gambar 14. Megger tester digital

Sumber: http://chinayehai.en.made-in-china.com

Page 11: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

Cara kerja megger test

Gambar 15. Rangkaian sirkuit Megger Tester

Sumber: http://www.electrical4u.com/

1. Generator diputar dengan engkol dan membangkitkan tegangan, sehingga arus

mengalir ke sirkuit yang diukur

2. Arus dari alat atau sirkuit yang diuji dapat mengalir ke deflector coil.

3. Kawat berarus dalam medan magnet bergerak sesuai dengan hukum Lorentz,

sehingga semakin besar arus yang diterima deflecting coil semakin besar sudut yang

dibuat

4. Deflector coil menghasilkan torsi yang berlawanan arah untuk menggerakkan control

coil sesuai dengan skala pengukuran.

Penggunaan Megger Tester

1. Check batere apakah dalam kondisi baik.

2. Lakukan elektrikal zero check:

3. Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung yang lain.

4. Letakkan saklar pemilih di posisi 500.

5. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.

6. On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol, bila

tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer tidak berhasil (penunjukan

tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.

7. Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.

8. Pasang kabel test ke peralatan yang diukur .

9. Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.

10. On-kan megger, baca tampilan pada skalanya.

Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama

pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5 – 1

menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil ukur dan kalikan dengan

factor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga

terendah 1 MΩ / kV.

2.3 Standar

1. Generator

- Dilaksanakan sebelum dan sesudah uji lilitan tegangan tinggi.

- Dilakukan dengan tegangan arus searah (DC) min. 500 volt.

- Besar tahanan isolasi tidak kurang dari 1 megaohm, atau memenuhi rumus; 3 x Teg

nominal (v) dalam megaohm.

o K.V.A nom. + 1000

2. Motor Listrik

- Dilaksanakan sebelum dan sesudah uji lilitan tegangan tinggi.

- Dilakukan dengan tegangan arus searah (DC) min. 500 volt.

Page 12: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

- Besar tahanan isolasi tidak kurang dari 1 megaohm, atau memenuhi rumus; 3 x Teg

nominal (v) dalam megaohm.

o K.V.A nom. + 1000

3. Transformator

Dengan tegangan arus searah (DC) 500 volt

Tahanan isolasi sekurang – kurangnya :

o Antara input dan output 5 megaohm

o Isolasi selebihnya 2 megaohm

Berikut adalah panduan pengujian insulation test untuk tegangan dc yang diterapkan dan

rating tegangan peralatan berdasarkan standar IEEE No. 43.

Rating Tegangan Peralatan

Yang Akan Diuji

Tegangan Yang Diterapkan

Pada Pengujian Insulation

Resistance

< 1000 V 500 V

1000 - 2500 V 500 V - 1000 V

2501 V - 5000 V 1000 V - 2500 V

5001 V - 12000 V 2500V - 5000 V

>12000 V 5000 V - 10000 V

2.4 Aplikasi

a. Motor DC pada Crane

Gambar 16. Crane

Sumber: http://www.palfinger.com

b. Motor Induksi 1 Phase pada blower dan exhaust fan

Gambar 17. Blower

Sumber: https://www.baleiadomar.com

c. Motor Induksi 3 Phase pada propulsi Azipod

Gambar 18. Azipod propulsion

Sumber: http://www.abb.com

d. Generator 3 Phase pada Generator

Page 13: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

Gambar 19. Marine generator

Sumber: www.professional-generator.com

e. Transformator di kapal

Gambar 20..transformator

Sumber: www.nauticexpo.com

2.5 Pemeriksaan Alat di Kapal

Pemeriksaan instalasi listrik di kapal diatur dalam SOLAS Chapter II-1 „Constructiun

Structure, subdivision and stability, machinery, and electrical’ Part D, yang meliputi:

Regulation 40 General

Regulation 41 Main source of electrical power and lighting system

Regulation 42 Emergency source of electrical power in passenger ships

Regulation 42-1 Supplementary emergency lighting for ro-ro passenger ships

Regulation 43 Emergency source of electrical power in cargo ships

Regulation 44 Starting arrangements for emergency generator sets

Regulation 45 Precautions against shock, fire and other hazards of electrical origin

Dalam proses pemeriksaan dan reparasi alat listrik di kapal, perlu dilakukan antisipasi

bahaya dengan:

a. Mengisolasi sirkuit dengan mengambil supply fuse

Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge

b. Mengunci circuit breaker pada keadaan open dan memberi penanda

Page 14: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge

c. Memastikan tidak ada tegangan atau arus listrik dengan menggunakan voltmeter atau line

tester yang terpercaya

Sumber : Dennis T. Hall, Practical Marine Electrical Knowledge

Objek utama dalam survey kelistrikan kapal meliputi:

Generator dan governor Motor dan starter

Circuit breaker Peralatan pembangkit darurat

Switchboard dan fitting Bagian steering gear

Kabel Lampu indikasi untuk navigasi

Tahanan isolasi

Page 15: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

BAB 3

DATA PRAKTIKUM

3.1 Data praktikum

No. Nama Alat Gambar Fungsi dan spesifikasi

1. Motor Induksi 3 Phase

Mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik dengan tegangan AC tiga fasa.

Type UK G7 60-4

2.2 / 3 KW / PK 1420 O/M 50Hz

380 V 5 A 0.8 Cos

2. Motor DC

Berfungsi untuk mengubah energi

listrik menjadi mekanik dengan

tegangan DC

Type : DDH – N

Output : 1 HP

Rat : Cont Base 1750 RPM

Arm : 190 V. 8A 175-1750 RPM

FLD : 198 V. 20A

Date : 1992.1 BRG

Tahun : 1994

WT : 24Kg.

3. Generator 3 phase

Untuk mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik

Generator( K M E R B 112 M 4 )

4 kW 220 V / 380 V

1420 rpm 5.3 A / 8.85 A

50 Hz IP 54

3~IM B3

37 kg DIN 57530 / VDE 0530 / 1984

.

4. Transformator

Untuk menaikkan atau menurunkan

tegangan AC.

5. Motor induksi 1 Phase

Mengubah energi listrik menjadi energi

gerak, dengan tegangan AC satu fasa.

Type JY 2A-4

Output 1 HP cycles 50 ~ rpm 1420

Volts 110 / 220 AMPs 1316 / 6.8

Rating Cont Class E

Page 16: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

K J A H

6. Megger tester

Untuk mengukur tahanan isolasi pada

suatu alat.

7. Multitester

Untuk mengukur arus listrik dan

tegangan listrik.

3.2 Langkah kerja

Langkah - langkah kerja dalam percobaan ini antara lain:

1. Pemeriksaan Motor DC Shunt

a. Mengukur tahanan kumparan R Shunt dan R Jangkar dengan menggunakan multimeter.

Kemudian catat data yang diperoleh.

b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu R Shunt-Body dan R Jangkar-

Body serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu R Sunt-R Jangkar dengan

menggunakan Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.

c. Memeriksa kondisi bearingnya dengan memutar bearignya

2. Pemeriksaan Motor DC Compound

a. Mengukur tahanan kumparan R Shunt, R Seri dan R Jangkar dengan menggunakan

multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.

b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu R Shunt-Body ; R Jangkar-

Body ; R Seri-Body serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu R Sunt-R

Jangkar ; R Shunt-R Seri ; R Seri-R Jangkar dengan menggunakan Insulation Tester.

Kemudian catat data yang diperoleh.

Page 17: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

3. Pemeriksaan Motor Induksi 1 Phase

a. Mengukur tahanan kumparan dengan notasi D1-D3 dan D2-D4 menggunakan

multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.

b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu D1-Body ; D2-Body serta

tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu D1-D2 dengan menggunakan

Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.

D3

D1

D4

D2

4 Pemeriksaan Motor Asinkron 3 Phase

a. Mengukur tahanan kumparan dengan notasi U-X ; V-Y ; W-Z menggunakan multimeter.

Kemudian catat data yang diperoleh.

b. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body, yaitu U-Body ; V-Body ; W-Body

serta tahanan isolasi kumparan dengan kumparan, yaitu U-V ; V-W ; W-U dengan

menggunakan Insulation Tester. Kemudian catat data yang diperoleh.

U

Z

V

X Y

W

5 Pemeriksaan Generator Sinkron 3 Phase

Mengukur tahanan kumparan dengan notasi P-N ; U-X ; V-Y ; Z-W

menggunakan multimeter. Kemudian catat data yang diperoleh.

6 Transformator

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau

menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok

yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua

(skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat

medan magnet yang dihasilkan.

Page 18: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

3.3 Hasil Percobaan

1. Motor

Jenis Motor

Tahanan Tahanan Isolasi

Kondisi Bearing Kumparan

Kumparan dengan

body

Kumparan dengan

kumparan

Motor DC Shunt Baik

- R. Shunt 652 R. Shunt – Body :

400 M

R. Shunt - Jangkar:

450 M

- R. Jangkar 7,5 R. Jangkar – Body:

300 M

Motor DC Compound Baik

- R. Shunt 11,65 R. Shunt - Body

: 500 M

R. Jangkar – Shun:

500 M

- R. Seri 0,4 R. Seri - Body

: 500 M

R. Shunt – Seri

: 500 M

- R. Jangkar 9,8 R. Jangkar :

500 M

R. Seri – Jangkar :

500 M

Motor Induksi 1 Phase Baik

- D1 - D3 1,5 D1 - Body

: 750 M

D1 - D2

: 500 M

- D2 - D4 1,2 D2 – Body

: 650 M

Motor Asinkron 3 Phase Baik

- U – X 8,4 U - Body

: 400 M

U -V

: 500 M

- V – Y 8,3 V - Body

: 450 M

V - W

: 500 M

- W – Z 8,4 W - Body

: 350 M

W - U

: 500 M

2. Generator

Jenis Mesin

Tahanan Tahanan Isolasi

Kumparan Kumparan dengan Body Kumparan dengan

Kumparan

Generator Sinkron 3

P- N : 43,2 P - Body : 400 M P – U : 150 M

U- X : 6,5 U - Body : 380 M P - V : 200 M

V - Y : 6,3 V - Body : 490 M P - W : 200 M

W - Z : 6,4 W - Body : 450 M

3. Transformator

Jenis Peralatan Listrik Tahanan Kumparan Tahanan Isolasi

Kumparan

Primer

Kumparan

Sekunder

Kumparan

primer-

kumparan

sekunder

Kumparan

primer- body

Kumparan

sekunder-

body

Transformator 0,4 02,2 210M 300M 300M

Page 19: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Motor DC

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isolasi

Nilai

Standart

I.E.E.E

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

R. Shunt – Body

R. Shunt – jangkar

R. Jangkar – Body

400 MΩ

450 MΩ

300 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

Sudah baik Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 652 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 7.5 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart

minimal maka motor tersebut sudah baik, dikarenakan nilai tahanan isolasi tersebut diatas nilai

standard dari I.E.E.E

Pengukuran tahan isolasi pada R.Shunt – Jangkar adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart

minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang baik. Dikarenakan nilai

tahanan isolasi yang lebih dari nilai standart I.E.E.E Sehingga dapat dikatakan motor tersebut

layak digunakan

Pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart

minimal, motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat

dikatakan layak untuk digunakan.

Kondisi bearing pada motor DC shunt ini sudah baik. Dikarenakan tidak adanya kebisingan

berlebihan yang ditimbulkan dari bearing tersebut.

Page 20: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

2. Motor DC – Compound

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isolasi

Nilai

Standart

I.E.E.E

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

R. Shunt – Body

R. Seri - Body

R. Jangkar – Body

500 MΩ

500 MΩ

500 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

Sudah baik Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 1165 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 9.8 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada R.Seri sebesar 0.4 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai standart

minimal maka motor tersebut sudah baik karena sudah memenuhi standar dari I.E.E.E. Motor

DC compound tersebut sudah dapat digunakan

Pengukuran tahan isolasi pada R.Seri – Body adalah 500 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang sudah diatas minimal standart I.E.E.E.

Pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body adalah 500 MΩ. Jika dilihat pada standart

minimal, motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat

dikatakan layak untuk digunakan.

Kondisi bearing pada motor DC compound ini sudah baik karena tidak menimbulkan kebisingan

berlebih saat dijalankan, ataupun getaran yang berlebihan.

Page 21: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

3. Motor induksi 1 phase

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isolasi

Nilai

Standart

I.E.E.E

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

D1 – Body

D2 - Body

D1 – D2

500 MΩ

490 MΩ

300 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

Baik Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada D1 –D3 sebesar 1.3 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada D2 – D4 sebesar 1.4 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada D1 - Body adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal

maka motor tersebut sudah sangat baik karena nilai tahanan isolasi sudah diatas nilai standart

yang ditetapkan I.E.E.E.

Pengukuran tahan isolasi pada D2 – Body adalah 490 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang sudah diatas standart minimal I.E.E.E.

Pengukuran tahanan isolasi pada D1 – D2 adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,

motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi diatas minimal, sehingga motor dapat dikatakan

layak untuk digunakan.

Kondisi bearing pada motor induksi 1 phase ini sudah baik, dikarenakan tingkat kebisingan dan

getaran yang ditimbulkan dari motor tersebut masih tergolong normal.

Page 22: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

4. Motor Asinkron 3 phase

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isolasi

Nilai

Standart

I.E.E.E

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

U – Body

V - Body

W – Body

400 MΩ

450 MΩ

350 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

Baik Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada U – X sebesar 8.4 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada V – Y sebesar 8.3 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada W – Z sebesar 8.4 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada U - Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal

maka motor tersebut sudah sangat layak untuk digunakan karena nilai tahanan isolasi tersebut

diatas nilai standart I.E.E.E yang sudah ditetapkan.

Pengukuran tahan isolasi pada V – Body adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,

maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi nilai standart I.E.E.E.

Pengukuran tahanan isolasi pada W – Body adalah 350 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal,

motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi melebihi tahanan isolasi minimal, sehingga motor

dapat dikatakan layak untuk digunakan.

Kondisi bearing pada motor asinkron 3 phase ini masih layak beroperasi .

Page 23: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

5. Generator 3 phase

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isoslasi

Nilai

Standart

I.E.E.E

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

4

P – Body

U - Body

V – Body

W- Body

400 MΩ

380 MΩ

490 MΩ

450 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

100 MΩ

Baik

Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada P - N sebesar 43.2 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada U - X sebesar 6.5 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada V - Y sebesar 6.3 Ω

Pengukuran tahanan kumparan pada W - Z sebesar 6.4 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada P - Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart minimal

maka generator tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi standart minimal yang

dipakai.

Pengukuran tahan isolasi pada U – Body adalah 380 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi nilai standar I.E.E.E.

Sehingga generator tersebut sudah layak untuk digunakan

Pengukuran tahanan isolasi pada V - Body adalah 490 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi standar I.E.E.E. Sehingga

generator tersebut layak untuk digunakan

Pengukuran tahanan isolasi pada W - Body adalah 450 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang melebihi standar I.E.E.E. Sehingga

generator tersebut layak untuk digunakan

Kondisi bearing pada generator sudah baik, dikarenakan tidak ada bunyi yang dapat mengganggu

sistem dari generator tersebut.

Page 24: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

6. Transformator

NO Jenis Motor

Nilai

Tahanan

Isoslasi

Nilai

Standart

VDE

Keterangan Kondisi

Bearing

1

2

3

Primer - Sekunder

Primer - Body

Sekunder – Body

210 MΩ

300 MΩ

300 MΩ

1 MΩ

1 MΩ

1 MΩ

Baik

Baik

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan primer sebesar 0.4 Ω

Pengukuran tahanan kumparan sekunder sebesar 2.2 Ω

Pengukuran tahanan isolasi pada Primer - Sekunder adalah 210 MΩ. Dengan melihat nilai standart

minimal maka transformator tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi standart

minimal yang dipakai.

Pengukuran tahan isolasi pada Primer – Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart minimal

maka transformator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standar yang

sudah ditetapkan. Sehingga transformator layak untuk digunakan

Pengukuran tahanan isolasi pada Sekunder - Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart

minimal maka transformator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standar

yang sudah ditetapkan. Sehingga transformator tersebut sudah layak untuk digunakan

Kondisi transformator tersebut yaitu sudah baik dan tidak ada kerusakan yang terjadi pada

transformator tersebut..

Page 25: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

BAB 5

KESIMPULAN

1. Pengukuran tahanan kumparan adalah mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada

kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.

2. Tahanan medan atau tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat

saluran yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah

(ground). Tahanan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat memasang

instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Untuk menentukan apakah nilai

tahanan isolasi dari suatu alat dapat dikatakan baik atau jelek dapat mengacu pada

standart minimal yang ditetapkan oleh The Institute of Electrical and Electronic

Engineers (I.E.E.E.)

3. Kondisi bearing pada motor akan mempengaruhi kerja dari motor (mempengaruhi

putaran), mudahnya untuk mengetahui kondisi bearing dapat diuji dengan memutar poros

dari motor. Jika bearing masih dalam keadaan yang baik maka tidak terdengar suara

gesekan, dan jika bearing dalam kondisi yang tidak layak digunakan, akan terdengar

suara gesekan, dan jika lebih parah lagi kemungkinannya poros tidak dapat diputar.

4. Pada motor DC Shunt tahanan kumparan shunt lebih besar dibanding tahanan kumparan

jangkar yaitu 652 : 7,5 , tahanan isolasi memenuhi batas minimum yaitu lebih besar

dari 200 M dengan kondisi bearing cukup baik.

5. Pada generator sinkron 3 phase kondisinya masih baik karena tahanan isolasi rotor

dengan bodi melebihi 200 M, sehingga masih layak untuk dioperasikan.

6. Motor Asinkron 3 phase juga berada dalam kondisi yang baik dan tahanan isloasi

kumparan lebih dari 200 M

7. Pada motor Induksi single phase kondisinya masih baik karena tahanan isolasi kumparan

dengan bodi lebih besar dari 200 M.

8. Pada transformator tahanan kumparan primer lebih kecil dari kumparan sekunder dan

tahanan isolasi besar, kondisinya masih bagus.

9. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi mesin listrik dilihat dari kondisi

mekanis dan elektris. Kondisi mekanis dikatakan bagus apabila rotornya mesih seimbang

( balance ) dan putarannya tidak berat serta tidak berbunyi. Sedangkan kondisi elektris

dikatakan bagus apabila tahanan isolasi lebih besar dari 200 M, tahanan kumparan

medan lebih besar dari kumparan jangkar untuk motor atau generator

Page 26: Pemeriksaan Alat Listrik Kelompok 11 Kloter 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Hall, Dennis. 2014. Practical Marine Electrical Knowledge. 3th ed. Great Britain:

Witherby Seamanship International.

2. Sarwito, Sardono. Marine Electrical. Surabaya: ITS

3. Theraja, B.L, A.K. 2005. A Textbook of : Electrical Technology. 23rd

ed. New Delhi: S.

Chand & Company Ltd.