pembahasan aluminium
Post on 23-Oct-2015
71 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IX. Analisis Data dan Pembahasan
Percobaan nomor I bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat logam aluminium.
Prosedur kerja pada percobaan I yaitu lempeng aluminium berukuran ± (0,5 x 0,5) cm
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan NaOH 1 M maka akan
timbul gelembung gas pada lempeng tersebut. Timbulnya gelembung gas dan larutan
yang menjadi keruh menandakan adanya gas H2. Persamaan reaksinya adalah:
2 Al (s )+2NaOH ( l )+6H 2O ( l )→2Na ¿
Hal ini menunjukkan bahwa logam aluminium bersifat reaktif.
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium
(Al3+), membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak
berwarna.
Kereaktifan logam aluminium ditunjukkan juga pada perlakuan berikutnya, yaitu
ketika logam aluminium digosok-gosok dengan kapas yang telah dibasahi larutan
HgCl2, aluminium melepuh dan terdapat abu pada permukaannya serta timbul rasa
panas. Hal ini dapat dijelaskan ketika logam aluminium yang bersih digosok-gosok
dengan kapas yang telah dibasahi larutan HgCl2, maka akan terbentuk aluminium
amalgam dan ion-ion aluminium melarut, sesuai persamaan reaksi berikut :
3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓
Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasi oleh oksigen dari
udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida dengan jumlah banyak. Merkurium
yang tersisa nantinya akan membentuk sejumlah amalgam dengan aluminium kembali,
yang kemudian akan dioksidasi lagi dan sejumlah besar aluminium akan mengalami
korosi.
Pada percobaan II, lempeng Aluminium berukuran sama seperti pada percobaan I
dimasukkan pada tiga tabung reaksi. Percobaan ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi sifat logam aluminium yaitu kereaktifan dan kemampuan aluminium
untuk larut dalam larutan. Tabung yang pertama berisi 2 mL larutan NaOH 0,1 M.
Ketika lempeng aluminium dimasukkan, terjadi reaksi sebagai berikut:
Al ( s)+NaOH (l )→NaAlO2(aq)+H 2↑(g)
Adanya gas H2 yang terbentuk ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung
gas ketika lempeng aluminium dimasukkan pada tabung I. Larutan yang dihasilkan
sangat keruh, tetapi bila dibandingkan dengan percobaan I, larutan pada percobaan I
lebih keruh karena konsentrasi NaOH yang digunakan pada percobaan I lebih pekat.
Lempeng aluminium dimasukkan pada tabung II yang berisi larutan 2 mL
larutan Na2CO3 panas menghasilkan reaksi sebagai berikut:
- mula-mula aluminium bereaksi dalam air membentuk endapan dan ion H+ :
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 ↓ + 3H+
- kemudian ion H+ yang dihasilkan bereaksi dengan Na2CO3 :
Na2CO3 + 2H+ 2Na+ + CO2 ↑ + H2O
terbentuknya gas CO2 ditandai dengan gelembung gas dan sedikit keruhnya larutan.
- endapan melarut dalam reagensia (Na2CO3) berlebih, reaksi yang terjadi :
Al(OH)3 ↓ + Na2CO3 + H2O Na[Al(OH)4] + H2CO3
sehingga larutan tetap keruh tanpa endapan.
Pada tabung III yang berisi 2 mL larutan HCl 0,1 M lempeng aluminium
dimasukkan dan terjadi reaksi :
Al(s) + 3HCl(l) AlCl3 + 3/2 H2↑(g)
Asam klorida encer dengan mudah melarutkan aluminium. Larutan yang
dihasilkan keruh dan terbentuk gelembung gas menandakan adanya gas H2.
Percobaan selanjutnya (percobaan III) bertujuan untuk menguji sifat senyawa
aluminium, yaitu larutan Al2(SO4)3 yang diuji dengan kertas lakmus. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa kertas lakmus biru berubah menjadi merah dalam larutan ini. Hal
ini menunjukkan bahwa larutan Al2(SO4)3 bersifat asam.
Pada percobaan IV bertujuan untuk menunjukkan bahwa aluminium dalam
senyawanya bersifat amfoter, yaitu dapat bertindak sebagai basa dan dapat bertindak
sebagai asam. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu pada larutan Al2(SO4)3 ditambahkan
larutan NaOH 1 tetes sehingga terbentuk endapan putih Al(OH)3 sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
Al2 ¿¿
penambahan NaOH tetes demi tetes terus berlanjut hingga pada tetesan ke 25 endapan
putih larut kembali, ditunjukkan dengan persamaan reaksi :
Al¿ + H2O
Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3
menunjukkan sifat asamnya, mengalami reaksi netralisasi dengan basa kuat (NaOH).
Aluminium ditemukan dalam bentuk ion negatif pada aluminat (Na ¿) yang terbentuk.
Hal ini mungkin karena aluminium memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan
kovalen dengan oksigen, seperti yang telah diuraikan pada dasar teori. Reaksi diatas
merupakan reaksi reversibel, dan setiap reagensia yang diberikan akan mengurangi ion-
hidroksil sehingga menyebabkan reaksi berjalan dari kanan ke kiri sehingga terbentuk
Al(OH)3 kembali.
Kemudian larutan ini ditambah dengan HCl 0,1 M. Penambahan 1 tetes menyebabkan
terbentuk kembali endapan putih Al(OH)3 sesuai persamaan reaksi berikut :
Na ¿
penambahan HCl dilanjutkan hingga pada 30 tetes, endapan yang terbentuk larut
kembali, sesuai persamaan berikut :
Al¿
penambahan HCl dilanjutkan dan tidak terjadi lagi perubahan.
Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3
menunjukkan sifat basanya, mengalami reaksi netralisasi dengan asan kuat (HCl).
Pada percobaan V bertujuan untuk mengetahui kelarutan dari senyawa
aluminium. Langkah kerja yang dilakukan yaitu sebanyak 1 mL larutan Al2(SO4)3
ditambah dengan sedikit (NH4)2S menurut reaksi :
2 Al2 ¿
Terbentuk endapan putih seperti gelatin yang dikenal sebagai gel aluminium
hidroksida [Al(OH)3]. Endapan tersebut terbentuk disebabkan oleh garam amonium
yang bersifat mengurangi kelarutan. Endapan ini kemudian disaring, kemudian
residunya dipindahkan dalam tabung reaksi dengan disiram air panas. Hal ini
dimaksudkan agar residu yang menempel di kertas saring mudah diambil. Selanjutnya
dalam tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 1M hingga endapan larut kembali.
Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
Al(OH )3↓+NaOH→Na ¿
Hal ini dapat dijelaskan bahwa Al(OH)3 yang baru terbentuk mudah larut jika
ditambah dengan asam kuat ataupun basa kuat. Dalam percobaan ini Al(OH)3
ditambahkan dengan basa kuat yaitu NaOH.
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta telah dilakukannya analisis data,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Logam aluminium bersifat reaktif.
2. Logam aluminium bertindak sebagai reduktor bila direaksikan dengan Hg.
3. Aluminium bersifat mudah larut dengan asam kuat.
4. Aluminium dalam senyawanya bersifat amfoter yaitu dapat bertindak sebagai asam
dan dapat bertindak sebagai basa.
5. Senyawa dari aluminium [Al2(SO4)3] dapat bereaksi dengan garam-garam amonium
membentuk gel aluminium hidroksida (Al(OH)3).
top related