pedoman teknis sri 2007 lkp

Post on 05-Dec-2014

45 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

--

TRANSCRIPT

1

PT. PLA.B.3.4-2007 PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN USAHATANI PADI SAWAH

METODE SYSTEM OF RICE INTENCIFICATION (SRI)

DIREKTORAT PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA, 2007

Keterangan gambar : Kegiatan pengembangan usahatani padi sawah metode SRI tahun 2006 di Desa Margahayu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat

2

KATA PENGANTAR

Maksud dan tujuan penerbitan pedoman teknis ini dalam rangka memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas Tanaman Pangan baik Propinsi, Kabupaten/Kota maupun petugas lapangan untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan SRI (System of Rice Intensification) yang dananya bersumber baik dari dana APBN maupun APBD TA 2007. Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan mencermati pedoman ini dengan saksama. Disamping itu dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keragu-raguan dalam implementasi kegiatan dilapangan serta kendala /hambatan yang ada akan dapat diatasi yang pada akhirnya kinerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal . Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara nasional, oleh karenanya apabila diperlukan pihak Dinas Pertanian Propinsi dapat menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat menerbitkan Petunjuk teknis yang akan menjabarkan secara lebih rinci Pedoman Teknis ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing-masing. Untuk meningkatkan pemahaman petugas terhadap pedoman teknis ini, sangat diharapkan dalam berbagai kesempatan yang ada (misalnya Acara Sosialisasi, Rapat Koordinasi, Rapat Teknis, Supervisi dsbnya) Pedoman Teknis ini dapat didiskusikan bersama secara intensif. Dengan demikian diharapkan semua pihak

3

terkait baik Pusat dan Daerah dapat memiliki kesamaan pandangan, gerak dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini. Akhirnya, sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam bingkai waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui kegiatan ini benar-benar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar-besarnya kesejahteraan petani di Indonesia.

Jakarta, Januari 2007

Direktur Pengelolaan Lahan,

Ir. Suhartanto, MM NIP. 080.048.854

4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................ i DAFTAR ISI ........................................................ ............. iii I. PENDAHULUAN ...................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................. 1 1.2 Tujuan ................................................. ............. 3 1.3 Sasaran ....................................... ..................... 4 1.4 Pengertian ........................................... ............ 5

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN .................. .............. 6 III. SPESIFIKASI TEKNIS ............................................. 9

3.1 Norma .............................................................. 9 3.2 Standar Teknis ................................................ 9 3.3 Kriteria ............................................................. 10

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 12 4.1 Cara Pelaksanaan ...........................................

12 4.2 Tahapan Pelaksanaan ..................................... 12 4.3 Jadual Pelaksanaan ........................................ 16 4.4 Pendanaan ...................................................... 16

V. PEMBINAAN, MONITORING,EVALUASI DAN

PELAPORAN ........................................................... 18 5.1 Tugas dan Tanggung Dinas Propinsi .............. 18

5

5.2 Tugas dan Tanggung Dinas Kab./kota ............ 19 5.3 Format Laporan ............................................... 20 5.4 Alur Laporan .................................................... 21

VI. INDIKATOR KINERJA PELATIHAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI ................................... 23 6.1 Indikator Keluaran (Outputs) ................. ......... 23

6.2 Indikator Keberhasilan (Outcomes) ................. 23 6.3 Indikator Manfaat (Benefits) .............................. 24 6.4 Indikator Dampak (Impacts) ............................. 24

VII. PENUTUP ................................................................ 25 LAMPIRAN 1 ................................................................... 26 LAMPIRAN 2 ................................................................... 29 LAMPIRAN 3 ................................................................... 30 LAMPIRAN 4 ................................................................... 31

6

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diperkirakan + 60 % lahan sawah di Pulau

Jawa telah mengalami degradasi kesuburan tanah

(fisika, kimia dan biologi) yang diindikasikan oleh

rendahnya kandungan bahan organik (dibawah

1%). Dampak dari rendahnya kandungan bahan

organik (BO) ini antara lain tanah menjadi keras

dan liat sehingga sulit diolah , respon terhadap

pemupukan rendah, tidak responsif terhadap unsur

hara tertentu, tanah menjadi masam, penggunaan

air irigasi menjadi tidak efisien serta produktivitas

tanaman cenderung “levelling-off” dan semakin

susah untuk ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh

kesuburan tanah yang semakin menurun karena

cara-cara pengelolaan lahan sawah yang kurang

tepat sehingga sawah semakin tandus sementara

pemberian pupuk buatan yang terus-menerus,

bahan organik yang berupa jerami padi tidak

7

dikembalikan ke lahan, tetapi dibuang/dibakar

sehingga mengakibatkan lahan sawah menjadi

miskin beberapa unsur hara yang dibutuhkan

tanaman serta memburuknya sifat fisik lahan.

Pemakaian pestisida yang cenderung

berlebihan dan tidak terkontrol mengakibatkan :

1. Keseimbangan alam terganggu

2. Musuh alami hama menjadi punah sehingga

banyak hama dan penyakit tanaman semakin

tumbuh berkembang dengan pesat

3. Adanya residu pestisida pada hasil panen

Dari aspek pengelolaan air usahatani sawah

pada umumnya dilakukan dengan penggenangan

secara terus-menerus dilain pihak kesediaan air

semakin terbatas. Untuk itu diperlukan peningkatan

efisiensi penggunaan air melalui usahatani hemat

air.

Usahatani padi sawah metode SRI

merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan,

efisiensi input melalui pemberdayaan petani dan

kearifan lokal.

8

Dengan pendekatan kelompok melalui

fasilitasi pembelajaran, pendampingan serta

pemberdayaan kearifan lokal yang ada, tahun 2007

Direktorat Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air akan melaksanakan

kegiatan Pelatihan Petani dalam rangka

Pengembangan Usahatani Padi Sawah Metode

“System of Rice Intensification” (SRI).

1.2 Tujuan

− Tujuan Pedoman Teknis Pengembangan

Usahatani Padi Sawah Metode System Of Rice

Intensification (SRI) adalah memberikan

pedoman secara teknis kepada petugas daerah

dalam hal teknis melakukan kegiatan pelatihan

usahatani padi sawah metode SRI.

− Tujuan kegiatan pelatihan usahatani padi sawah

metode SRI adalah :

• Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang usahatani padi sawah metode SRI.

9

• Meningkatkan ketrampilan petani dalam

penerapan usahatani padi sawah metode

SRI.

• Mendorong petani untuk melakukan

teknologi alternatif usahatani padi sawah

ramah lingkungan.

1.3 Sasaran

Pada tahun 2007 kegiatan usahatani padi sawah

metode SRI terdiri dari 59 paket tersebar di 14

Propinsi, 39 Kabupaten//Kota dengan rincian

sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.

1.4 Pengertian

Usahatani padi sawah metode SRI merupakan

usahatani padi sawah irigasi secara intensif

dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman

dan air melalui pemberdayaan kelompok dan

kearifan lokal serta berbasis pada kaidah

ramah lingkungan.

10

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Strategi kegiatan pengembangan usaha tani padi sawah

metode SRI terdiri dari :

1. Training of Trainer (TOT)

TOT dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan

Lahan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan

Air merupakan pelatihan untuk tenaga pelatih di

tingkat kabupaten/ kota. Direncanakan TOT tahun

2007 sebanyak 2 (dua) paket.

2. Penjaringan lokasi dan petani

Penjaringan lokasi dan petani dilakukan untuk

mendapatkan calon lokasi dan petani yang sesuai

dengan kondisi yang diinginkan yaitu yang

memenuhi kriteria lokasi dan petani (pada BAB III).

3. Pelatihan

Pelatihan terhadap anggota kelompok tani dilakukan

oleh Petugas Kabupaten/ Kota dan Petugas

Lapangan yang telah mengikuti TOT.

11

4. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Merupakan penyusunan rencana tindak / urutan

kegiatan dalam pelaksanaan penerapan SRI.

5. Pendampingan

Pendamipngan dilakukan oleh Petugas Dinas

Kabupaten/ Kota dan Petugas Lapangan yang telah

mengikuti pelatihan TOT SRI selama kelompok tani

menerapkan usahatani metode SRI dilahannya.

Skematis strategi kegiatan pengembangan usaha tani

padi sawah metode SRI oleh pusat, propinsi dan

kabupaten/ kota sampai dengan kelompok tani sasaran

dapat dicermati pada lampiran 2.

Ruang lingkup kegiatan pelatihan usahatani padi sawah

metode SRI adalah sebagai berikut :

1. Penjaringan lokasi dan petani.

2. Pengadaan alat peraga pelatihan.

3. Pelatihan dan Rencana Tindak Lanjut (RTL).

12

4. Pendampingan oleh petugas pelatih (petugas

kabupaten/kota dan PPL).

5. Pembinaan dan monitoring oleh petugas

kabupaten/kota.

13

III. SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam pelaksanaan kegiatan Pelatihan Usahatani

Padi Sawah Metode SRI dapat mengacu pada norma,

standar teknis dan kriteria sebagai berikut :

3.1 Norma

Pelatihan Usahatani Padi Sawah Metode SRI

dilaksanakan bagi petani dalam kelompok tani pada

lokasi sasaran dan dilakukan oleh petugas dinas

pertanian kabupaten / kota yang telah mengikuti

pelatihan Training of Trainer (TOT).

3.2 Standar Teknis

Standar teknis pelaksanaan pelatihan usahatani

padi sawah metode SRI meliputi penyampaian teori,

melakukan praktek dan penyusunan Rencana

Tindak Lanjut (RTL) sesuai substansi yang

diberikan pada saat TOT.

14

3.3 Kriteria

Kriteria lokasi, petani, kelompok tani, pengajar dan

pendamping pelaksanaan usahatani padi sawah

metode SRI sangat diperlukan dalam pelaksanaan

pelatihan yaitu meliputi :

a. Kriteria Lokasi

Kriteria lokasi padi sawah metode SRI adalah

hamparan sawah beririgasi kurang lebih 20 ha

(teknis, setengah teknis dan pedesaan), dekat

jalan dan mudah dijangkau, bukan daerah rawan

genangan/banjir dan infrastruktur drainase cukup

memadai serta diutamakan yang tersedia bahan

organik (hijauan, kotoran hewan).

b. Kriteria Petani Calon Pelaku SRI

Kriteria petani calon pelaku SRI adalah petani

pemilik penggarap yang mempunyai kemauan

dan kemampuan serta berada dalam kelompok

tani hamparan.

15

c. Kriteria Kelompok Tani

Kriteria kelompok tani adalah kelompok tani

hamparan yang merupakan kelompok tani maju

dan dinamis serta berorientasi ekologis dan

agrobisnis.

d. Kriteria Pengajar dan Pendamping

Kriteria pendamping adalah PetugasDinas

Kabupaten/ Kota dan Petugas Lapangan yang

telah mengikuti pelatihan TOT SRI dan

mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan

minat petani dalam menerapkan dan

mengembangkan SRI.

16

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Cara Pelaksanaan

Mekanisme pelaksanaan Pelatihan Usahatani Padi

sawah Metode SRI dilakukan secara teori dan

praktek dan dilaksanakan secara swakelola oleh

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

4.2 Tahapan Pelaksanaan

4.2.1. Menerbitkan petujuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis

Pedoman teknis kegiatan optimasi lahan

dijabarkan lebih lanjut dalam petunjuk

pelaksanaan yang dibuat oleh Dinas

Lingkup Pertanian di propinsi dan

petunjuk teknis oleh Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dengan memperhatikan

kondisi lapangan.

4.2.2 Koordinasi

Koordinasi dilakukan dengan instansi

terkait, aparat daerah termasuk desa dan

17

masyarakat luas untuk memperoleh

dukungan dan kemudahan dalam

pelaksanaan kegiatan.

4.2.3 Training of Trainer (TOT)

4.2.4. Melaksanakan pelatihan dengan tahapan

sebagai berikut :

Petugas Kabupaten/Kota selaku

pengajar, pendamping dan PPL mengikuti

pelatihan TOT.

Pelatihan TOT petugas dinas tahun 2006

18

Alat peraga untuk uji aerasi tanah

Penjaringan petani sebelum pelatihan dengan

metode “participatory”

a. Penjaringan lokasi dan

petani.

Yang dimaksud penjaringan

lokasi adalah untuk

memperoleh lokasi (daerah

irigasi), petani dan kelompok

tani sesuai dengan kriteria

pada spesifikasi teknis dalam

Bab III.

b. Pengadaan alat peraga

pelatihan.

Melakukan pengadaan alat

peraga pelatihan yang

diperlukan sesuai TOT.

19

c. Penyelenggaraan pelatihan

Dilakukan oleh panitia

penyelenggara yang

dibentuk melalui Surat

Keputusan Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten /

Kota. Pelatihan SRI di Kudus

Sebagai pengajar dalam pelatihan ini adalah

petugas dinasi kabupaten / kota yang telah

mengikuti TOT.

d. Penyusunan Rencana Tindak

Lanjut (RTL).

RTL disusun dalam rangka

pelaksanaan penerapan

usahatani padi sawah metode

SRI yang memuat seluruh

tahapan pelaksanaan kegiatan

di lapangan.

Penyusunan RTL setelah pelatihan

RTL disusun oleh seluruh peserta pelatihan bersama-

sama dengan petugas kabupaten / PPL / pendamping.

20

4.3. Jadual Pelaksanaan

Jadual pelaksanaan kegiatan pelatihan usahatani

padi sawah metode SRI seperti contoh pada

Lampiran 3.

4.4. Pendanaan

Untuk melakukan kegiatan pelatihan usahatani

padi sawah metode SRI disediakan dana di

kabupaten sebesar Rp 50.000.000,-/ paket

dengan MAK 521119 Belanja barang

Operasional Lainnya. Ancar-ancar / perkiraan

penggunaan dana tersebut adalah sebagai berikut

:

e. Pendampingan

Pendampingan dilakukan

dalam rangka pelaksanaan

usahatani padi sawah

metode SRI oleh petugas

kabupaten / kota dan PPL.

Pendampingan pada

saat pengamatan hama

21

1. Penjaringan lokasi dan petani Rp 3.000.000,-

.

2. Pengadaan alat peraga pelatihan sebesar Rp

500.000,-

3. Pelatihan Rp 34.500.000,- adalah terdiri dari :

akomodasi konsumsi, marge, pengajar dan

nara sumber.

4. Pendampingan oleh petugas pelatih (petugas

kabupaten/kota dan PPL) sebesar Rp

10.000.000,-

5. Pembinaan dan monitoring oleh petugas

kabupaten Rp 2.000.000,-

22

V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI

DAN PELAPORAN

Dalam pelaksanaan pelatihan usahatani padi sawah

metode SRI akan dilakukan kegiatan pembinaan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh Tingkat

Propinsi dan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan

tanggung jawabnya :

5.1 Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Propinsi

Kegiatan ditingkat Propinsi dilaksanakan oleh

Dinas Pertanian (Tanaman Pangan), dengan

tugas :

a. Menyusun petunjuk pelaksanaan sebagai

penjabaran dari pedoman teknis pusat yang

disesuaikan dengan kondisi lokalita setempat

b. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan

evaluasi.

c. Menyusun laporan rekapitulasi pelaksanaan

kegiatan pelatihan usaha tani padi sawah

23

metode SRI lahan dan disampaikan ke

Direktorat Pengelolaan Lahan.

5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Dinas

Kabupaten/Kota

Kegiatan di tingkat Kabupaten dan Kota

dilaksanakan oleh Dinas Pertanian (Tanaman

Pangan) dengan tugas :

a. Melakukan koordinasi vertikal dan horizontal

dengan instansi terkait

b. Menyusun petunjuk teknis sebagai penjabaran

dari petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh

Propinsi yang disesuaikan dengan kondisi

lokalita setempat

c. Melaksanakan penjaringan, pelatihan, rencana

tindak lanjut serta pendampingan usahatani

padi sawah metode SRI.

d. Melaksanakan bimbingan teknis kepada para

petugas lapangan dan petani peserta pelaksana

kegiatan.

24

e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan, dan

disampaikan ke Propinsi dan Pusat secara

berkala.

5.3 Format Laporan

Adapun jenis laporan adalah sebagai berikut :

• Laporan Bulanan

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota wajib

membuat laporan bulanan.

• Laporan Akhir

Laporan akhir akan lebih informatif dan

komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto

dokumentasi (sebelum, sedang dan selesai

pelaksanaan kegiatan).

Format laporan bulanan dan outline laporan akhir

sebagaimana terlampir pada Lampiran 4.

5.4 Alur Laporan

Laporan diperlukan untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam

25

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Laporan

ini berisi antara lain data dan informasi tentang

perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan,

pendayagunaan tenaga kerja, penyerapan tenaga

kerja, pembayaran tenaga kerja, hasil kerja fisik

dan lain-lain.

Alur laporan adalah sebagai berikut :

� Laporan bulanan dibuat oleh petugas

kabupaten / kota dan dikirim ke propinsi untuk

diolah lebih lanjut dengan tembusan ke pusat.

� Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas

Pertanian Kab/Kota selanjutnya direkapitulasi

oleh Dinas Pertanian Propinsi.

� Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas

Lingkup Pertanian Propinsi kemudian dikirim ke

Pusat dengan alamat :

Direktorat Pengelolaan Lahan

Ditjen. Pengelolaan Lahan dan Air

Kanpus Departemen Pertanian

Gedung D Lt. 9

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan

Jakarta Selatan 12550.

26

� Laporan akhir dibuat oleh petugas kabupaten /

kota dan dikirim ke propinsi untuk diolah lebih

lanjut dengan tembusan ke pusat.

� Laporan akhir dibuat oleh propinsi berdasarkan

hasil laporan dari kabupaten kemudian dikirim

ke pusat.

� Waktu pengiriman

- Laporan bulanan kabupaten dikirim paling

lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

- Laporan bulanan propinsi dikirim paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

27

VI. INDIKATOR KINERJA PELATIHAN USAHATANI

PADI SAWAH METODE SRI

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan

kegiatan pelatihan usahatani padi sawah metode SRI

maka diperlukan indikator kinerja sebagai tolok ukur

keberhasilannya.

Indikator kinerja pelatihan usahatani padi sawah

metode SRI adalah sebagai berikut :

6.1 Indikator Keluaran (Outputs)

Indikator ouput adalah i :

- Terlatihnya kelompok tani hamparan di bidang

Usahatani Padi sawah Metode SRI sesuai

target sasaran (kuantitatif).

6.2 Indikator Keberhasilan (Outcomes)

Indikator keberhasilan :

- Terwujudnya usahatani padi sawah metode SRI

melalui pemberdayaan kelompok tani

6.3 Indikator Manfaat (Benefits)

Indikator manfaat adalah :

28

- Terwujudnya peningkatan produksi padi sawah

metode SRI

- Terwujudnya peningkatan nilai tambah produk

6.4 Indikator Dampak (Impacts)

Indikator dampak :

- Terwujudnya peningkatan pendapatan

masyarakat

- Terwujudnya penataan lingkungan usaha tani

yang lebih baik

- Terciptanya sumber-sumber pertumbuhan

ekonomi

- Terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih

baik

29

VII. PENUTUP

Pedoman Teknis Pengembangan Usahatani Padi

Sawah Metode SRI berisi norma, kriteria, standar teknis

dan cara pelaksanaan kegiatan di lapangan untuk

dipedomani.

Masing-masing propinsi menyusun petunjuk

pelaksanaan, sedangkan kabupaten menyusun

petunjuk teknis yang isinya disesuaikan dengan

kondisi lapangan setempat (kondisi lokalita).

30

Lampiran 1

RENCANA PELATIHAN SRI MELALUI ANGGARAN

TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PLA TAHUN 2007

No Propinsi Kabupaten/Lokasi Paket

1 Jawa Barat 1 Karawang 1

2 Bogor 1

2 Jawa Tengah 3 Karanganyar 1

4 Kudus 1

5 Sragen 1

6 Jepara 1

7 Demak 1

3 DI. Yogyakarta 8 Gunung Kidul 1

4 Jawa Timur 9 Madiun 1

10 Ngawi 1

11 Magetan 1

12 Ponorogo 1

13 Mojokerto 1

14 Jombang 1

15 Malang 1

5 Sumatera Utara 16 Kota Medan 1

6 Sumatera Barat 17 Agam 2

18 Solok 3

19 Pesisir Selatan 4

20 Lima Puluh Koto 2

21 Sijunjung 2

22 Tanah Datar 7

23 Pasaman 5

7 Lampung 24 Lampung Tengah 1

8 Bengkulu 25 Kepahiang 1

26 Rejang Lebong 1

31

No Propinsi Kabupaten/Lokasi Paket

9 Banten 27 Pandeglang 2

28 Lebak 1

29 Serang 2

30 Tangerang 1

10 Bali 31 Badung 1

32 Tabanan 1

11 NTB 33 Lombok Barat 1

34 Lombok Tengah 1

12 Sulawesi Tengah 35 Donggala 1

13 Gorontalo 36 Boalemo 1

37 Kota Gorontalo 1

14 Sulawesi Selatan 38 Pinrang 1

39 Sidenreng Rappang 1

Total 59

32

Lampiran 2.

Skematis Strategi Kegiatan Pengembangan Usahatani

padi sawah metode SRI

KELOMPOK TANI SASARAN

PUSAT (1) DIT. PL – DITJEN PLA

KAB/PAKET (39/59) DINAS PERTANIAN

KAB.

-Apresiasi Teknologi (untuk Petugas Pendamping dari Pusat, Propinsi & kabupaten)

- Bimbingan

- MONEV

- Workshop Pengembangan SRI

-Pendampingan Waktu Penanaman & Panen

--Penjaringan Calon Petani & Lokasi

- Apresiasi Teknologi untuk Petani Kelompok Sasaran

-Pendampingan (6 x Tahapan SRI): 1. Persiapan dan pembuatan MOL

dan BO 2. Penaburan BO dan persiapan

persemaian 3. Penanaman 4. Penyiangan dan penyemprotan

MOL pertama 5. Pengeringan sawah 6. Field Day/ panen

-Aplikasi Usahatani SRI Setelah Pelatihan dan pada MT Berikutnya

-Desiminasi Metode SRI Kelompok Dampak

KEGIATAN

PROPINSI (14) DINAS PERTANIAN

PROP.

33

Lampiran 3.

CONTOH JADUAL KEGIATAN PELATIHAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE "SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI)" TAHUN 2007

No. Nama Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

I. Training Of Trainer (TOT)

II. Pelatihan

2.1. Penjaringan lokasi dan petani

2.2. Pengadaan Alat Peraga

2.3. Penyelenggaraan Pelatihan

2.4. Penyusunan Rencana

Tindak Lanjut

2.5. Pendampingan (Persiapan

dan pembuatan MOL dan BO,

penaburan BO dan persemaian,

penanaman, penyiangan dan

aplikasi MOL, pengamatan dan

pengendalian hama,

pengeringan dan panen)

III. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi

dan Pelaporan

Bulan

Nopember

Minggu ke

Desember

Minggu ke

September

Minggu ke

Oktober

Minggu ke

Juli

Minggu ke

Agustus

Minggu ke

Mei

Minggu ke

Juni

Minggu keMinggu ke Minggu ke Minggu ke

April

Minggu ke

Januari Pebruari Maret

34

Lampiran 4.

CONTOH FORMAT MONITORING BULANAN KEGIATAN PELATIHAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE "SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI)" TAHUN 2007

Kabupaten : ………………………. Keadaan s/d Bulan ………………

No. Kecamatan Desa Komoditi Jenis Volume Dana Volume Pembayaran Permasalahan yang dihadapi

Pekerjaan (Rp)

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pelatihan 1 paket 50,000,000

1. Penjaringan lokasi dan petani 50 org 3,000,000

2. Pengadaan alat peraga 1 pkt 500,000

3. Penyelenggaran Pelatihan 1 pkt 34,500,000

4. Penyusunan Rencana Tindak - -

Lanjut (RTL)

5. Pendampingan 20 ha 10,000,000

6. Pembinaan, Monitoring, 1 paket 2000000

Evaluasi dan Pelaporan

Lokasi Realisasi per jenis pekerjaan

……………………….., ……………., 2007

Kepala Dinas Pertanian

(………………………….)

NIP. ……………………..

Kabupaten ……………….

Target per jenis pekerjaan

35

Lampiran 4. (Lanjutan)

CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR KEGIATAN PELATIHAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI TA.

2007 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran Lokasi

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN

2.1 Komponen Kegiatan III. LOKASI KEGIATAN IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Tahapan Kegiatan 4.2 Realisasi Fisik dan Keuangan

V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

5.1 Permasalah Yang Dihadapi 5.2 Pemecahan Masalah

VI. ANALISIS KINERJA Input, Output, Outcome VII. MANFAAT KEGIATAN VIII.PENUTUP LAMPIRAN

top related