pasarmodernotista mahasiswa...makalah pasar modern vs pasar tradisional. kementerian koperasi dan...
Post on 04-Apr-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
5 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1. Gambaran Umum Proyek
2.1.1. Tinjauan Proyek
Berkaitan dengan pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan
dan toko modern telah ditentukan bahwa mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota termasuk Peraturan Zonasinya. Lebih lanjut berkaitan
dengan zonasi pasar tradisional, Pasal 4 huruf a dan b Perpes No.112
menentukan bahwa pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib
memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
2.2. Tinjauan Judul Proyek
2.2.1. Pengertian Pasar Modern
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian
masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun
masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang
berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi,
distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Pada pengertiannya pasar adalah :
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakan.(Basu
Swasta,1995)
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
6 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang,
jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar)
Pasar adalah pranata, tempat bertemunya penjual dan pembeli.
(Menurut Koentjaraningrat, Dep.P&K ; Perannan Pasar pada
Masyarakat Desa Jawa Tengah)
Pengertian Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen
modern, umunya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia
barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada
konsumen umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas.
(Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar
Tradisional. Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta : Tidak
Diterbitkan.)
Pasar Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri,
menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk
minimarket, supermarket, departemen store, hipermarket ataupun
grosir yang berbentuk perkulakan. (Pasal 1 angka 3 Perpres No.112
Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern)
Pasar Modern merupakan media yang menjual berbagai barang
kebutuhan secara kompleks, baik kelontong maupun produk
lainnya. Bahkan dalam satu dasawarsa terakhir, pasar modern
menjadi suatu media yang mengagumkan dalam menarik atau
mengubah image belanja konsumen. (Kholis, Ratnawati. 2011.
Jurnal Pengembangan Pasar Tradisional berbasis perilaku
Konsumen)
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
7 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
2.2.2. Ciri-ciri Pasar Modern
Berikut adalah ciri-ciri pasar modern yang dikutip dari sebuah
Jurnal Nasional Dinamika Sosial Ekonomi Volume 7 Nomor 1 Edisi Mei
2011 mengenai Pengembangan Pasar Tradisional Berbasis Perilaku
Konsumen, yaitu :
Melengkapi kebutuhan konsumen
Mempunyai penataan ruang yang membuat nyaman bagi pembeli.
Sistem interaksi secara mandiri, seperti memilih barang,
mengambil dan mengisi di keranjang barang.
Pasar modern lebih mencerminkan industrialisasi jasa.
2.2.3. Perkembangan Pasar
Perkembangan itu dimulai dari bentuk pasar terbuka sampai
bentuk pasar terdiri dari toko-toko. Perkembangan pasar itu adalah sebagi
berikut. (Raditantri,Nadine Beddington,1982)
1. Pasar Terbuka yaitu pasar yang tidak memiliki batasan dan ukuran
yang jelas antara pedagang yang satu dengan yang lain. Besaran
tempat berdagang tergantung dari kemampuan bongkar pasang
tenda dan barang dagangannya.
2. Pasar berlos, umumnya jenis pasar ini cenderung membentuk
pasar berpola grid atau orthogonal. Ukuran los minimal (1,5 x
2)m² dengan lebar koridor minimum 2m. Los khusus (jenis
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
8 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
dagangan daging) menggunakan dinding pemisah dan
menggunakan kran air.
Kaca Kassa
3. Pasar berkios, kios yang ada umumnya bersifat permanen. Hal ini
terjadi seiring dengan kebutuhan penyimpanan barang, aktivitas
yang statis, dan sistem kepemilikan, dengan ukuran kios (2 x
2)m², lebar koridor minimum 2m, tiap kios ada lampu dan
meteran listrik
4. Pasar bertoko, toko mempunyai ukuran yang lebih besar dari kios,
umumnya permanen dan tertutup. Tinggi 3m (tanpa plafon) dan
tinggi floor to floor 4m.
60-80% dari total kios dan los adalah sayur dan buah-buahan,
sedang pada pasar kota jumlah kios dan los untuk kedua hal tersebut
hanya berkisar sekitar 15-30% saja. (J.D.Tarcey-White, 1995)
2.2.4. Klasifikasi Pasar
Klasifikasi pasar dapat ditinjau dari lokasi, sifat kegiatan dan jenis
dagangan, waktu kegiatan dan ruang lingkup pelayanan. Berdasarkan
lokasinya, pasar di klasifikasikan menjadi (Ir.Bianpoen & Madrium D.G.
FTUI) :
1. Pasar Lingkungan
Lingkup pelayanan kelurahan (± 30.000 penduduk)
Bangunan dengan sistem bazar dan tidak bertingkat.
Fasilitas lain pasar yaitu toko-toko kecil.
Barang yang diperjualbelikan terbatas pada barang kebutuhan
sehari-hari.
2. Pasar Wilayah
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
9 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Lingkup pelayanan kecamatan (± 120.000 penduduk)
Bangunan vertikal dan tertutup dengan ketinggian 2-3 lantai
Diperuntukan untuk seluruh penduduk di wilayah kota dan
daerah di sekitar kota.
Fasilitas lain yaitu toko-toko, kantor dan bank.
3. Pasar Kota
Lingkup pelayanan kota (± 480.000 penduduk)
Bentuk bangunan adalah komplek perbelanjaan
Fasilitas lain yaitu kantor, bank dan pusat perbelanjaan lain
seperti departement store, mall dan plaza.
4. Pasar Regional
Lingkup pelayanan kota dan sekitarnya.
Bentuk bangunan permanen vertikal dengan tinggi 3-4 lantai
Fasilitas lain yaitu kantor, bank dan pusat perbelanjaan lain.
Pembelian dilaksanakan dalam jumlah besar.
(Maya Puspitasari, 1999)
Berdasarkan sifat kegiatan dan jenis dagangan, yaitu :
1. Eceran, permintaan dan penawaran barang dalam jumlah satuan.
2. Pasar Grosir, permintaan dan penawaran barang dilakukan dalam
jumlah besar.
3. Pasar Induk, pasar yang di dalamnya terdapat kegiatan
pengumpulan, pelelangan dan penjualan. Dari pasar induk ini
barang-barang disalurkan kegrosir dan pusat-pusat penjualan.
4. Pasar Khusus, yaitu pasar yang hanya menjual jenis barang
tertentu.
a) Fasilitas Pasar yaitu :
Toilet
Kantor pasar
Mushola
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
10 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Gudang
Satpam
Parkir
b) Konsep Utilitas
Pada los basah harus diadakan saluran air, kran air bersih
dan floor drain. Lantai dibuat miring untuk mengalirkan air
ke STP.
Jenis lampu pada los biasa adalah lampu TL sedangkan
untuk daging lampu pijar.
Pada bagunan bertingkat dibuat shaft sampah dan landasan
sampah.
Berdasarkan waktu kegiatan, yaitu :
1. Pasar siang hari
2. Pasar malam hari
3. Pasar siang dan malam
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat :
Berlangsungnya suatu pasar tidak dapat terlepas dari berbagai
pihak yang terlibat didalamnya. Adapun pihak-pihak yang terlibat
diantara :
1. Pihak penyedia tempat, dalam hal ini pihak pengelolah pasar
2. Pihak pedagang yang akan menghuni dan mengurus kios, los dan
lainnya
3. Pihak suplier barang dagangan
4. Pihak pembeli yang berbelanja di pasar.
5. Pihak pengunjung dan wisatawan yang mencari barang yang
dibutuhkan.
6. Pihak-pihak lain yang memanfaatkan fasilitas umum yang
disediakan pasar.
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
11 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
7. Pihak Cleaning service
Parameter yang disebutkan adalah faktor yang sangat umum untuk
membentuk kualitas bangunan komersial dengan beragam bentuk, seperti
(Joseph Dechiarra, john 1980) :
Neighboiurhood center (Suburban)
Dengan deretan toko yang sejajar jalan, dengan panjang deretan
keseluruhan hanya berkisar 60 m hingga 300 m.
Community-size center.
Berbentuk deretan toko, tapi sudah memiliki swalayan kecil
didalamnya.
Regional center (Suburban)
Didalamnya sudah ada 1-4 departemen store dan masih didukung
ratusan kios dan toko-toko kecil, dan sudah memiliki jalur pejalan
kaki sendiri, dengan keseluruhan fasilitas mengelilingi jalan
internal itu.
2.3. Standard Perencanaan Pasar
Berikut gambaran faktor teknis pada bangunan bertipe pusat
perbelanjaan ada beberapa faktor umum untuk dipertimbangkan pada saat
perencanaan, yaitu (Joseph Dechiarra & john Callender, 1980) :
1. Jarak antara kolom
Meliputi lebar, ukuran keseluruhan, dan penempatan jarak
yang lazim dalam penempatan kolom adalah 6m, 7,5m,
dan 9m dianggap paling fleksible. Dimensi dari bagian
depan belakang yang menentukan berapa jarak yang paling
menguntungkan.
2. Kedalaman Bagunan
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
12 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Ukuran yang dianggap standart untuk suatu kedalaman
bangunan komersial berkisar antara 36 m hingga 42 m,
bila menggunakan basement maupun mezzanin maka
kedalaman ruang dapat dikurangi hingga 20-25 %
3. Tinggi langit-langit
Berkisar antara 3 m hingga 4,2 m
4. Dinding eksterior
Sangat bergantung pada keperluan, hal yang
mempengaruhi antara lain pintu servis, akses masuk, ruang
sampah, jendela etalase. Biasanya design yang modular
dapat mengakomodasi sebagian besar kebutuhan penyewa.
5. Susunan kios/toko
Pada dasarnya suatu pusat belanja atau pasar tak memiliki
suatu faktor design sama sekali, yang mengakibatkan
terjadinya ketidakjelasan penandaan, material dan design.
Tapi pada saat ini kebanyakan pusat perbelanjaan sudah
memiliki faktor yang cukup ketat, yang berakibat pada
design yang monoton. Karenanya harus dipikirkan apakah
ingin sangat teratur atau dibiarkan berkembang dengan
beberapa faktor saja.
Faktor teknis yang lebih khusus dan berlaku untuk tipe bangunan
tertentu saja, untuk pasar tradisional terutama di wilayah jakarta, secara
teknis ada 3 faktor utama yang harus dipenuhi. (Rangkuman wawancara,
Ir.Raditantri)
1. Kenyamanan
Kenyaman yang dimaksud disini bukanlah kenyamanan secara
psikologis melainkan sejumlah persyaratan yang terkait kenyamanan,
yaitu :
a). Ruang gerak yang memadai, dimana dalam hal ini faktor yang
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
13 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
paling berpengaruh adalah kecocokan kebutuhan ruang dengan
besaran yang tersedia, secara jalur sirkulasi yang ada.
b). Suhu dan Temperatur yang memadai, faktor yang paling
dipertimbangkan adalah bentuk arsitektur bangunan yang
mengedepankan perhatian dan perhitungan terhadap aspek
fisik bangunan.
c). Kebersihan yang didapatkan dari pemilihan bahan yang
mudah dibersihkan, juga pemakaian terhadap bahan-bahan
yang tidak menyebabkan pencemaran terhadap barang
dagangan, serta mudah diganti apabila rusak sehingga tidak
menggangu kebersihan secara umum.
Faktor-faktor utama yang harus diperhatikan dalam mengatasi
masalah sampah antara lain :
1. Penyediaan tempat-tempat sampah dan alat-alat
angkutan yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengangkut sampah yang kontiniu
3. Penyelesaian detail-detail tempat sampah yang praktis
dan mudah dalam perawatannya.
4. Tidak menggangu lingkungan pasar dan pusat
perbelanjaan maupun sekitar.
5. Penyediaan penampungan sementara sampah yang
diangkut dari unit-unit los dan kios.
Berikut ini akan digambarkan skema proses
pengangkutan sampah
Sampah dari unit kios,los dan toko
Tempat sampah dalamBangunan
PenampunganSementara
Diangkut denganTroli sampah
Dingkut dengan mobilkompos
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
14 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
Gambar 2.1 Skema Alur sampah
2. Kemanan
Aman yang dimaksud disini adalah struktur bangunan yang kuat
sehingga dapat memberikan rasa aman kepada orang yang beraktifitas
dibawahnya dan bukan rasa aman terhadap gangguan sosial.
2.4. Ruang Gerak Pada Pasar
Sirkulasi dan ruang gerak adalah hal-hal yang sangat terpengaruh
oleh komposisi ruang pada suatu bangunan, hal ini berlaku pula pada
pasar tradisional. Pada pasar tradisional ruang gerak dibentuk dari
pengkomposisian pola bentukan fisik yang umumnya terjadi pada pasar.
1. Pola terbuka, pasar dengan pola terbuka adalah pasar dengan
bentukan yang masih kurang teratur, pola dan luasan ditentukan oleh
para pedagang secara individual, pasar seperti ini biasanya adalah
pasar lama yang belum mengalami renovasi atau pasar kaget yang
sifatnya mingguan.
2. Pola Grid, adalah pasar yang telah diatur sedemikian rupa hingga
Bak container sampahSampah dariPengunjung/Konsumen
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
15 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
para pedagang mendpatkan bagian yang adil, pola ini merupakan
turunan langsung dari konsep order milik vitruvius, dimana
dikatakan semua ukuran direduksi hingga sama persis dan semuanya
dibulatkan hingga membentuk simetri yang sama. (Cliff Moughtin,
ibid, p26)
Kedua hal tersebut pada dasarnya adalah dasar untuk membentuk
master plan yang menentukan pola sirkulasi pasar secara keseluruhan.
Master plan sendiri mengandung intisari faktor-faktor yang
mempengaruhi menajemen dan operasional pasar.
Dalam penentuan bentuk suatu bentuk master plan harus
mempertimbangkan empat prinsip dasar sebagai berikut :
Perkembangan pasar sebagai proses sosio-ekonomi
Pasar sebagai sistem aliran barang dan manusia
Pasar sebagai ekspresi dari interaksi publik
Pasar sebagai organisasi untuk penjualan barang.
Keempat prinsip ini pada dasarnya adalah penentu kondisi yang
sesuai untuk pasar, adapun dalam pelaksanaannya penentuan master plan
ditentukan oleh beberapa faktor tambahan, yaitu :
1. Geometri lokasi, berupa bentuk lahan, batasan, kondisi tanah dan
posisi jalan.
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
16 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
2. Lingkungan dan infrastruktur yang telah ada.
3. Organisasi dan zoning, untuk efisiensi maksimum.
4. Dimensi komponen pasar, sperti ukuran bangunan, lebar jalan
sirkulasi dan sebagainya.
5. Orientasi bangunan, terkait dengan faktor iklim setempat.
Bentuk master plan yang dipilih akan mempengaruhi persyaratan
teknis yang harus dipenuhi suatu bangunan pasar.
Persyaratan teknis umum seputar master plan dan pola ruang gerak
bangunan meliputi :
1. Sirkulasi
Sirkulasi memerlukan semacam pemisah anatar antivitas
pengunjung, baik manusia maupun kendaraan dan jalur distribusi
logistik pasar, pada pasar yang ideal kedua jalur
dipisahkan.(Nadine beddington,1982) dengan penekanan
perhatian pada beberapa hal (Jimmy Suharno, 1998), yaitu :
Konflik yang mungkin muncul antara kedua tipe sirkulasi.
Arah datang dan arah tujuan pengunjung.
Penyesuaian dengan kendaraan umum ynag melintas (bila
ada).
Penentapan akses servis.
Lokasi pasar menentukan jenis sirkulasi yaitu jalur yang melalui pasar
dan daerah sekelilingnya, pada daerah luar sirkulasi dapat berbentuk jalan
lurus menembus pasar atau juga suatu jalan disekeliling pasar. Untuk
pasar pada daerah yang lebih padat akses dan sirkulasi harus disesuaikan,
seperti akses masuk dan keluar.
2. Parkir
Keberadaan suatu lahan parkir harus menyesuaikan dengan
Pasar Modern OtistaJl. Raya Otista, Jakarta Timur
17 | S k r i p s i – 6 7Asep Noppiandrie – 41209110024
Arsitektur – Universitas Mercu Buana
besaran dan lokasi bangunan, dengan kemudahan akses bagi
pengunjung dengan berada sedekat mungkin. Tempat parkir bisa
berada di sekeliling bangunan, basement maupun dengan
membangun gedung parkir. Ruang parkir terkait erat dengan
sirkulasi dan penempatan area parkir yang tepat dapat menentukan
kelancaran arus sirkulasi pasar. (J.D.Tarcey-White, 1995)
Berikut klasifikasi parkir yang umum dipakai (Joseph Dechiarra, John
callender, 1980), yaitu :
Untuk pasar berbentuk linear (terbuka) umumnya parkir di
sepanjang jalan.
Untuk pasar (tertutup) biasanya parkir sudah khusus
disediakan dan umumnya mengelilingi pasar.
3. Jalur Service
a. Jalur distribusi barang didalam pasar, baik dari gudang
maupun suplier ke unit-unit.
b. Pemindahan kotoran dan sampah baik dari tempat
penampungan sementara maupun langsung dari unit.
Sistem yang biasa digunakan antara lain :
a. Tempat penampungan sementara, biasanya berbentuk
tempat penampungan sampah sementara, dan berada
dibelakang bangunan.
b. Penampungan individu dengan menggunakan tempat
penampungan individu pada tiap unit, lalu sampah dibuang
langsung ke truk sampah pada akhirnya kegiatan
perdagangan.
Diantara ketiga faktor pembentuk ruang gerak pada
bangunan sirkulasi manusia menjadi yang terpenting pada pasar,
terutama sirkulasi didalam pasar dimana bersaran koridor
diusahakan seefifien mungkun.
top related