dampak perkembangan toko modern terhadap … · dampak perkembangan toko modern terhadap ... baik...

66
DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP KINERJA PEDAGANG PRODUK PERTANIAN PADA PASAR TRADISIONAL DI KOTA BEKASI IIN ZAHRATAIN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: dangngoc

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP

KINERJA PEDAGANG PRODUK PERTANIAN PADA PASAR

TRADISIONAL DI KOTA BEKASI

IIN ZAHRATAIN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi
Page 3: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak

Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja Pedagang Produk Pertanian Pada

Pasar Tradisional di Kota Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Iin Zahratain

NIM H14100140

Page 4: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

ABSTRAK

IIN ZAHRATAIN. Dampak Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja

Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar Tradisional di Kota Bekasi. Dibimbing

oleh LUKYTAWATI ANGGRAENI.

Toko modern telah hadir di kota-kota besar di Indonesia sejak tiga dekade

terakhir. Seiring maraknya pertumbuhan sektor ritel, pada tahun 1998, Indonesia

membuat kesepakatan dengan IMF sehingga peritel asing dapat dengan bebas

menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini menimbulkan presepsi bahwa pasar

tradisional merupakan korban nyata dari persaingan sektor ritel yang

menyebabkan berkurangnya konsumen akibat toko modern dapat menyediakan

kelebihan yang tidak dapat diberikan oleh pasar tradisional seperti kenyamanan,

kualitas produk serta keamanan. Pedagang pasar tradisional yang mayoritas

menjual produk distribusi pertanian mulai terancam karena komoditas tersebut

juga merupakan sebagian besar dari lini produk supermarket dan hipermarket.

Studi ini bertujuan menganalisis perubahan kinerja pedagang produk pertanian

pada pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah toko modern di Kota Bekasi

dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan pedagang

produk pertanian. Hasil uji-t berpasangan menunjukkan bahwa variabel omset,

keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang, jumlah pembeli, jumlah pelanggan

serta jumlah pegawai mengalami perubahan pada masing-masing pasar. Pada

variabel omset, faktor yang berpengaruh nyata adalah dummy jenis kelamin,

tingkat pendidikan, jumlah kios, luas kios, dummy komoditas utama beras serta

dummy komoditas utama buah dan sayur. Pada variabel keuntungan, faktor yang

berpengaruh nyata adalah dummy jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman

berdagang, jumlah kios, luas kios dan dummy lokasi.

Kata kunci: Pedagang, Pasar Tradisional, Toko Modern, Uji-t Berpasangan,

Regresi Berganda

ABSTRACT

IIN ZAHRATAIN. The Development Impact of Modern Stores on The

Performance of Trader of Agricultural Products on Traditional Markets in Bekasi.

Supervised by LUKYTAWATI ANGGRAENI.

Modern stores have been present in major cities in Indonesia since last three

decades. With the rapid growth of the ritail sector, in 1998, Indonesia made a deal

with the IMF that foreign ritelers can freely invest in Indonesia. This has led to the

perception that traditional markets are the real victims of the ritail sector

competition which leads to reduced consumer due to modern shops can provide

advantages that can not be provided by traditional markets such as convenience,

product quality and safety. Traditional market traders who sell the majority of

agricultural products are in danger because these commodities are also a large part

of product line supermarkets and hipermarkets. This study aimed to analyze

changes of agricultural products trader performance in traditional markets as the

growing number of modern stores in Bekasi and the factors that influence changes

Page 5: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

of revenue and profits traders of agricultural products. Results of paired t-test

showed that there are a change in their respective markets of the variables revenue,

profit, operating hours, circulation of goods, number of buyers, the number of

customers and the number of employees experiencing. At the revenue variable,

real influential factors are a gender dummy, education level, number of kiosk,

spacious kiosk, main commodity is rice dummy and main commodity is fresh

fruits and vegetables dummy. At the profit variable, real influential factors are a

gender dummy, level of education, trading experience, number of kiosk, spacious

kiosk and location dummy.

Keywords: Traders, Traditional Market, Modern Stores, paired t-test, Multiple

Regression

Page 6: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi
Page 7: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP

KINERJA PEDAGANG PRODUK PERTANIAN PADA PASAR

TRADISIONAL DI KOTA BEKASI

IIN ZAHRATAIN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi
Page 9: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

Judul Skripsi : Dampak Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja Pedagang

Produk Pertanian Pada Pasar Tradisional di Kota Bekasi

Nama : Iin Zahratain

NIM : H14100140

Disetujui oleh

Lukytawati Anggraeni, Ph.D

Pembimbing

Diketahui oleh

Dedi Budiman Hakim, Ph.D

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Dampak Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja Pedagang Produk

Pertanian Pada Pasar Tradisional di Kota Bekasi”. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu

Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perubahan kinerja pedagang produk pertanian pada pasar tradisional setelah

meningkatnya jumlah toko modern di Kota Bekasi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan pedagang produk pertanian.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang

tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Abdul Salam dan Ibu Rahmah Ramadlanah

Fak-Faky, kakak Muhammad Lukman Nur Hakim serta adik dari penulis, Ayu

Salsabila atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Lukytawati Anggraeni, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu, dan motivasi dengan

sabar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Tanti Novianti, S.P., M.Si selaku dosen penguji utama dan Deni Lubis,

S.Ag, M.A selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan

saran yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Seluruh pedagang pasar, baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru

Bantar Gebang serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi

FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis.

5. Saudara satu bimbingan, Aldesta Nurika, Muhammad Haris, Nadilla

Ambarfauziah R., Dara Ayu Lestari, Angga Febriawan, Astika, dan Ayu

yang telah banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Para sahabat penulis Luthfi Hibatur Rachman, Wijdanul Latifah, Emma

Ulfatul H., Addin Rayinda, Bella Ananda, Ilza Putra T, Candri Yuniar R.,

Reksa Hartoyo serta segenap sahabat yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

7. Seluruh keluarga Ilmu ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan 47 terimakasih atas doa dan dukungannya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Iin Zahratain

Page 11: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 7

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 8

Bisnis Ritel 8

Pasar 10

Penelitian Terdahulu 12

Kerangka Pikir 14

METODE 15

Jenis dan Sumber Data 15

Lokasi dan Waktu Penelitian 16

Metode Pengumpulan Data 16

Metode Pengolahan dan Analisis Data 16

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Gambaran Umum 18

Hasil Estimasi 28

SIMPULAN DAN SARAN 35

Simpulan 35

Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 39

RIWAYAT HIDUP 54

Page 12: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

DAFTAR TABEL

1 Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha 2 2 Jumlah Ritel di Indonesia 3 3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga

Konstan 2000 4 4 Jumlah Ritel di Kota Bekasi 5 5 Pembagian Ritel Modern dan Tradisional 8 6 Perbedaan Karakteristik antara Pasar Tradisional dan Pasar Modern 11 7 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden 19 8 Karakteristik Luas dan Jumlah Kios Responden 22

9 Modal Usaha Dagang Responden 23 10 Omset Dagang Pertahun Responden 24 11 Keuntungan Dagang Responden Pertahun 24 12 Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Tradisional 26 13 Strategi Responden dalam Menarik Pembeli 27 14 Perubahan Kinerja Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional

setelah Meningkatnya Jumlah Toko Modern 28 15 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Omset dan Keuntungan

Pedagang Produk Pertanian 32

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Penelitian 15

2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 19 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Komoditas yang Dijual 21 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Komoditas 21

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kios Dagang 22 6 Sumber Modal Usaha Dagang Responden 23 7 Inovasi Dagang Responden 25 8 Pesaing Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional 26 9 Persentase Penurunan Omset dan Keuntungan Masing-masing Kategori

Pedagang Pasar Perlakuan 31 10 Persentase Penurunan Omset dan Keuntungan Masing-masing Kategori

Pedagang Pasar Kontrol 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner Penelitian Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar Perlakuan 39 2 Kuisioner Penelitian Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar Kontrol 43

3 Hasil Olahan Uji-t Berpasangan 47 4 Hasil Olahan Regresi Berganda 51 5 Denah Lokasi Pasar 53

Page 13: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia, Indonesia telah menjadi

pasar yang sangat menarik serta menjanjikan bagi bisnis sektor ritel baik dari pihak

tenaga kerjanya maupun sebagai konsumen sektor ritel. Oleh karena itu, peluang ini

dimanfaatkan oleh peritel besar baik lokal maupun asing untuk memperoleh

keuntungan yang besar sehingga menyebabkan semakin ketatnya persaingan sektor

bisnis ritel di Indonesia. Pada awalnya sektor ritel lebih didominasi oleh pasar

tradisional yang terdiri atas pedagang bermodal kecil yang melakukan usaha dengan

skala kecil dan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar dengan

fungsi utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa,

kecamatan, dan lainnya (Sinaga 2008). Hingga saat ini, meskipun pasar tradisional

menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat dengan harga yang murah, namun pasar

tradisional masih identik dengan lingkungan yang tidak memadai serta sistem

pengelolaan yang buruk (Malano 2011).

Selama beberapa dekade terakhir, toko modern mulai hadir dengan

memanfaatkan kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasar tradisional seperti kebersihan,

kenyaman, keamanan, kualitas produk serta sarana dan prasarana yang memadai.

Hingga awal tahun 1990, pasar modern di Indonesia masih didominasi oleh peritel

dalam negeri. Namun, pada tahun 1998, Indonesia membuat kesepakatan dengan IMF

mengenai liberalisasi sektor ritel yang dituangkan dalam PERPRES RI Nomor 99

Tahun 1998. Tujuan dari adanya peraturan tersebut adalah untuk meningkatkan

investasi asing sehingga peritel asing dapat dengan bebas menanamkan modalnya di

Indonesia. Pada saat itu, toko modern hanya melayani masyarakat kelas menengah

atas (CPIS 1994). Namun, seiring berkembangnya zaman, toko modern mulai

menjamur ke kota-kota kecil di Indonesia dengan menawarkan kenyamanan dalam

memenuhi berbagai macam kebutuhan konsumen dengan produk-produk bermutu

serta harga yang terjangkau (SMERU 2007). Hal ini memungkinkan konsumen kelas

menengah-bawah dapat mengakses toko modern.

Sektor bisnis ritel baik pasar tradisional maupun toko modern terbukti memiliki

peran penting dalam peningkatan PDB dan kesempatan kerja di Indonesia. Sektor

perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor terbesar ke-2 setelah sektor

industri pengolahan. Perkembangan sektor ini juga merupakan terbesar ke-2 setelah

sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 25.96 persen (Tabel 1). Sektor

perdagangan, hotel dan restoran sendiri didominasi oleh sektor perdagangan besar

dan kecil dengan perkembangan sebesar 28.32 persen. Hal ini menyebabkan

persoalan ritel menjadi persoalan yang sangat pelik bagi Negara Indonesia.

Page 14: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

2

Tabel 1 Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun Perkembangan

2009 2010 2011a

2012b

(%)

Pertanian 295,883.8 304,777.1 315,036.8 327,549.7 10.34

Pertambangan dan

Penggalian 180,200.5 187,152.5 189,761.4 192,585.4 6.74

Industri Pengolahan 570,102.5 597,134.9 633,781.9 670,109.0 16.61

Listrik, Gas dan Air

Bersih 17,136.8 18,050.2 18,921.0 20,131.4 16.55

Konstruksi 140,267.8 150,022.4 159,993.4 171,996.6 21.10

Perdagangan, Hotel

dan Restoran 368,463.0 400,474.9 437,199.7 472,646.2 25.96

Perdagangan

Besar dan Eceran 302,028.4 331,312.9 364,321.8 395,890.0 28.32

Hotel 15,200.8 16,230.9 17,745.7 19,297.1 24.85

Restoran 51,233.8 52,931.1 55,132.2 57,459.1 11.69

Pengangkutan dan

Komunikasi 192,198.8 217,980.4 241,298.0 265,378.4 34.09

Keuangan, Real

Estat dan Jasa

Bersih

209,163.0 221,024.2 236,146.6 253,022.7 19.66

Jasa-Jasa 205,434.2 217,842.2 232,537.7 244,719.8 18.02

PDB 2,178,850.4 2,314,458.8 2,464,676.5 2,618,139.2 18.94

Sumber: Badan Pusat Statistik 2014 (diolah)

Keterangan: aAngka sementara; bAngka sangat sementara

Reardon dan Hopkins (2006) menjelaskan bahwa permasalahan mengenai

persaingan dalam bisnis ritel antara pasar tradisional dan toko modern telah terjadi

hampir di semua negara selama bertahun-tahun dalam beberapa hal seperti harga,

kenyamanan, kualitas produk dan keamanan. Hal ini juga terjadi di negara

berkembang, salah satunya Negara Indonesia serta merupakan fenomena umum era

globalisasi. Pesatnya pertumbuhan toko modern seperti supermarket, hipermarket

maupun minimarket bertolak belakang dengan pertumbuhan pasar tradisional yang

tiap tahunnya mengalami penurunan. Perkembangan toko modern selama tahun 2005

hingga 2011 di Indonesia sebesar 21 persen untuk supermarket, 36 persen untuk

hipermarket dan 74 persen untuk minimarket. Perkembangan toko modern ini tidak

Page 15: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

3

seimbang dengan perkembangan pasar tradisional yang hanya sebesar 15 persen dan

8.5 persen (Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah Ritel di Indonesia

Deskripsi Tahun Perkembangan

2005 2008 2011 (%)

Supermarket 1140 1571 1414

21

Hipermarket 83 127 36

Minimarket 6465 10289 19460 74

Pasar Dengan Bangunan Permanen 10615 12849 13960 15

Pasar Tanpa Bangunan Permanen 7157 9056 8188 8.5

Sumber : Nielsen 2013 dan Statistik Potensi Desa Indonesia (BPS) (diolah)

Seiring meningkatnya pengetahuan, taraf hidup serta kepedulian akan kesehatan

telah mengubah preferensi masyarakat dalam memenuhi gizinya. Masyarakat

menuntut produk makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi serta lebih

hygienis. Produk makanan dengan kandungan gizi yang seimbang hingga saat ini

masih didominasi oleh produk pertanian seperti beras, daging, ikan, sayur dan buah.

Penyediaan kelima produk pertanian tersebut masih diungguli oleh pasar tradisional

karena pasar tradisional mampu menyediakan produk yang berkualitas namun dengan

harga yang murah sehingga dapat terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

Selain itu, mayoritas pedagang yang berada di pasar tradisional menjual kelima

produk tersebut.

Namun, saat ini penyediaan produk pertanian tidak hanya disediakan oleh

pedagang pasar tradisional. Krisnamurti dan Fauzia (2004) menjelaskan bahwa

produk pertanian seperti beras, daging, ikan, sayur dan buah juga merupakan

sebagian besar dari lini produk supermarket dan hipermarket. Selain itu, supermarket

dan hipermarket mampu menyediakan produk dengan tampilan kemasan yang lebih

menarik serta lebih hygienis sesuai dengan keinginan masyarakat. Hal ini menjadikan

supermarket dan hipermarket sebagai saingan utama pedagang produk pertanian pada

pasar tradisional. Berbagai penelitian mengenai dampak pasar modern terhadap pasar

tradisional telah dilakukan di berbagai kota di Indonesia, namun belum terdapat

penelitian mendalam mengenai dampak toko modern terhadap pasar tradisional di

Kota Bekasi khususnya terhadap pedagang produk pertanian.

Kota Bekasi sebagai salah satu kota penyangga Jakarta telah tumbuh menjadi

salah satu kota yang berkembang di daerah Jawa Barat. Kota Bekasi berada dalam

lingkungan megapolitan Jabodetabek sehingga Kota Bekasi menjadi salah satu kota

tempat tinggal kaum urban dan sentra industri. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Bekasi, sebagai salah satu indikator perekonomian daerah juga terus

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi turut meningkat. Kontribusi

terhadap pembentukan PDRB kota Bekasi didominasi oleh sektor industri pengolahan

Page 16: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

4

dan perdagangan sehingga kedua sektor inilah yang akan menjadi tiang penyangga

perekonomian Kota Bekasi dalam beberapa tahun kedepan (BPS 2013) (Tabel 3).

Tabel 3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan

2000 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

Persentase Distribusi

PDRB

2009 2010 2011

2012a

(%)

Pertanian 130,853 132,841 135,205 135,523 0.77

Pertambangan dan

Penggalian - - - - -

Industri Pengolahan 6,344,557 6,539,236 6,868,060 7,297,552 41.21

Listrik, Gas dan Air

Bersih 562,665 627,785 696,315 755,785 4.27

Bangunan 542,549 564,793 620,425 695,464 3.93

Perdagangan, Hotel

dan Restoran 4,148,716 4,424,414 4,782,975 5,170,903 29.20

Pengangkutan dan

Komunikasi 1,366,630 1,550,993 1,707,287 1,763,144 9.96

Keuangan,

Persewaan dan Jasa

Perusahaan

596,093 646,581 704,352 765,229 4.32

Jasa-Jasa 930,532 989,466 1,056,921 1,122,802 6.34

PDRB 14,622,594 15,476,108 16,571,540 17,706,402 100

Sumber: Badan Pusat Statistik 2013 (diolah)

Keterangan: aAngka sementara

Kenaikan tingkat pendidikan, ekonomi serta taraf hidup yang diiringi oleh

perubahan gaya hidup masyarakat telah menjadi salah satu bahan pertimbangan

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama makanan (Tambunan et al. 2004).

Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa berbagai perubahan dalam kelompok

masyarakat telah menuntut peritel untuk memberikan kelebihan dalam produk yang

ditawarkan. Melihat potensi tersebut, ritel modern mulai berkembang pesat mengikuti

kebutuhan masyarakat sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa di Kota Bekasi,

keberadaan toko modern telah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup

modern yang berkembang dimasyarakat.

Page 17: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

5

Tabel 4 Jumlah Ritel di Kota Bekasi

Deskripsi

Tahun Perkembangan

2009 2010 2011 2012 2013 (%)

Supermarket 10 15 18 20 27 28.75

Hipermarket 1 1 2 3 3 37.50

Minimarket 329 365 405 476 595 16.25

Pasar Tradisional 11 12 12 12 12 2.25

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi 2014

(diolah)

Pertumbuhan toko modern di Kota Bekasi selama 5 tahun terakhir mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat. Supermarket, hipermarket dan minimarket di Kota

Bekasi mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 28.75 persen, 37.50 persen

dan 16.25 persen, sedangkan pasar tradisionalnya hanya mengalami pertumbuhan

sebesar 2.25 persen (Tabel 4). Hal ini menunjukkan terjadinya ketimpangan

pertumbuhan yang terjadi antara pasar tradisional dengan toko modern yang ada di

Kota Bekasi.

Perumusan Masalah

Beberapa argumen menyatakan bahwa pasar tradisional merupakan korban

nyata dari persaingan yang intensif dengan toko modern karena berkurangnya

konsumen pasar tradisional. Aryani (2011) menyatakan bahwa keberadaan toko

modern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah pendapatan

yang diperoleh oleh pedagang pasar tradisional. Namun, pernyataan bahwa toko

modern merupakan penyebab penurunan yang terjadi pada pasar tradisional tidak

seluruhnya benar. Permasalahan yang dihadapi oleh pasar tradisional tidak hanya

mengenai persaingan dengan toko modern, namun juga mengenai permasalahan

internal seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, manajemen pasar yang

masih buruk, serta permasalahan pedagang kaki lima (PKL) sehingga

menguntungkan posisi toko modern (SMERU 2007). Minimnya daya dukung

karakteristik pedagang tradisional seperti strategi perencanaan yang kurang baik,

terbatasnya akses permodalan serta tidak adanya jalinan kerja sama dengan pemasok

besar juga merupakan penyebab dari kurang berkembangnya pasar tradisional

(Malano 2011).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh SMERU (2007) menyimpulkan

bahwa penelitian secara statistik tidak menemukan dampak signifikan pada

pendapatan dan keuntungan pedagang pasar tradisional akibat perkembangan

supermarket. Namun, terdapat perubahan signifikan terhadap jumlah pegawai pasar

tradisional akibat perkembangan supermarket. Temuan kualitatif menunjukan bahwa

kelesuan yang terjadi di pasar tradisional kebanyakan bersumber dari masalah

internal pasar tradisional yang membuat supermarket semakin diuntungkan, sehingga

Page 18: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

6

perbaikan sistem pengelolaan pasar diperlukan untuk meningkatkan daya saing pasar

tradisional agar dapat bertahan ditengah keberadaan supermarket yang terus

menjamur. Hutabarat (2009) menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

nyata antara jumlah jam buka, rata-rata sirkulasi barang serta rata-rata margin laba

pedagang buah-buahan dan pedagang sayur-sayuranan. Namun, terdapat perbedaan

yang nyata antara pendapatan bersih pedagang buah-buahan dan pedagang sayur-

sayuranan di Pasar Tradisional Sei Sikambing antara sebelum dan sesudah berdirinya

Pasar Modern Brastagi Supermarket.

Meskipun penelitian yang dilakukan oleh SMERU (2007) dan Hutabarat (2009)

tidak menunjukkan adanya dampak signifikan pada pasar tradisional akibat

pertumbuhan toko modern, namun pertumbuhan antara pasar tradisional dan toko

modern di Kota Bekasi menunjukkan ketimpangan yang cukup signifikan.

Pertumbuhan pasar tradisional di Kota Bekasi sendiri berbanding terbalik dengan

pertumbuhan toko modern (Tabel 4). Kota Bekasi sebagai salah satu kota penyangga

Jakarta telah tumbuh menjadi salah satu kota yang berkembang di daerah Jawa Barat.

Berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek menyebabkan Kota Bekasi

menjadi salah satu kota tempat tinggal kaum urban dan sentra industri. Hal ini

menyebabkan jumlah penduduk yang tinggi serta perubahan preferensi masyarakat

dalam berbelanja akibat tuntutan serta konsekuensi dari gaya hidup modern yang

berkembang di masyarakat (Esther dan Didik 2003). Perubahan preferensi berbelanja

masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan makanan pokoknya semakin

berkembang akibat meningkatnya taraf hidup, pengetahuan serta kepedulian akan

gizinya. Kebutuhan produk makanan dalam rangka memenuhi gizi masyarakat hingga

saat ini masih didominasi oleh produk pertanian seperti beras, daging, ikan, sayur-

sayuran serta buah-buahan.

Penyediaan kelima produk pertanian tersebut masih diungguli oleh pasar

tradisional karena kualitas serta harga yang lebih murah sehingga dapat terjangkau

oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, mayoritas pedagang yang berada di

pasar tradisional menjual kelima produk tersebut. Namun, masih ada kekhawatiran

yang dirasakan oleh pedagang pasar tradisional terkait permasalahan toko modern.

Krisnamurti dan Fauzia (2004) menjelaskan bahwa saat ini produk pertanian seperti

beras, daging, ikan, sayur dan buah juga merupakan sebagian besar dari lini produk

supermarket dan hipermarket. Hal ini menjadikan supermarket dan hipermarket

sebagai saingan utama pedagang produk pertanian pada pasar tradisional.

Menurut Reardon et al. (2003) dan Shepherd (2005), di berbagai negara,

supermarket dan sejenisnya dipercaya telah mendominasi 50 persen lebih produk

makanan. Traill (2006), menggunakan berbagai asumsi dan memprediksi bahwa

menjelang tahun 2015, pangsa pasar supermarket akan meningkat pesat. Hal tersebut

dikhawatirkan akan menurunkan kinerja para pedagang produk pertanian pada pasar

tradisional seperti omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang dan jumlah

pegawai akibat penurunan jumlah pembeli dan jumlah pelanggan di pasar tradisional.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang akan dijawab dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perubahan omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang,

jumlah pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang produk

Page 19: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

7

pertanian pada pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah toko modern di Kota

Bekasi?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan

pedagang produk pertanian pada pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah

toko modern di Kota Bekasi?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Menganalisis perubahan omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang,

jumlah pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang produk

pertanian pada pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah toko modern di Kota

Bekasi

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan

pedagang produk pertanian pada pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah

toko modern di Kota Bekasi

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah :

1. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan oleh peningkatan

jumlah toko modern terhadap omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi

barang, jumlah pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang produk

pertanian pada pasar tradisional di Kota Bekasi

2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi omset dan

keuntungan pedagang produk pertanian pada pasar tradisional setelah

meningkatnya toko modern di Kota Bekasi

3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta acuan dalam pengambilan

kebijakan untuk meningkatkan pasar tradisional

4. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peminat dan peneliti untuk

bahan penelitian lanjutan

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil studi kasus di pasar tradisional yang berada di Kota

Bekasi yaitu Pasar Kranji Baru sebagai pasar perlakuan dan Pasar Baru Bantar

Gebang sebagai pasar kontrol. Pasar tradisional yang diamati adalah pasar yang

dikelola oleh Pemerintah ataupun Swasta (selama pola dan tata kelolanya masih

relatif sama dengan pasar tradisional Pemerintah). Sampel yang dianalisis adalah

pedagang produk pertanian pada pasar tradisional di Kota Bekasi secara individu.

Page 20: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

8

TINJAUAN PUSTAKA

Bisnis Ritel

Pengertian Bisnis Ritel

Bisnis ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan

barang atau jasa, atau barang dan jasa, yang dilakukan oleh perusahaan atau institusi

bisnis secara langsung kepada konsumen akhir yang digunakan untuk keperluan

pribadi, keluarga atau rumah tangganya, dengan volume penjualan terutama atau

lebih dari 50 persen dari konsumen akhir ini dan sebagian kecil dari pasar bisnis

(Utomo 2009). Bisnis ritel terbagi dalam berbagai jenis yang sangat beragam

berdasarkan klasifikasi menurut bentuk, ukuran dan tingkat modernitasnya.

Berdasarkan tingkat modernitas, bisnis ritel dapat diklasifikasikan dalam ritel

tradisional dan ritel modern. Pembagian kategori ritel modern dan tradisional dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 5 Pembagian Ritel Modern dan Tradisional Klasifikasi Ritel Modern Ritel Tradisional

Lini Produk - Toko Khusus

- Toko Serba Ada

- Toko Swalayan

- Toko Convenience

- Toko Super, Kombinasi dan Pasar

Hiper

- Toko Diskon

- Pengecer Potongan Harga

- Ruang Penjual Katalog

- Mom & Pop Store (toko

berukuran relatif kecil yang

dikelola secara tradisional)

- Mini market

Kepemilikan Corporate Chain Store (beberapa toko

yang berada di bawah satu organisasi dan

dimiliki oleh sekelompok orang)

Independent Store (toko milik

pribadi)

Penggunaan Fasilitas

- Alat-alat pembayaran modern

(komputer, credit card, autodebet)

- AC, eskalator/lift

- Alat pembayaran tradisional

(cash, manual/ kalkulator)

- Tangga, tanpa AC

Promosi Ada Tidak ada

Keuangan Tercatat dan dapat dipublikasikan Belum tentu tercatat dan tidak

dipublikasikan

Tenaga Kerja Banyak Sedikit, biasanya keluarga

Fleksibilitas Operasi Tidak fleksibel Fleksibel Sumber: Tambunan 2004

Persaingan Bisnis Ritel Para ekonom melihat proses bekerjanya sistem persaingan dengan indikator

yang dikenal dengan Structure – Conduct – Performance (SCP). Dari sisi structure,

indikator sistem persaingan adalah sebagai berikut Martin dalam Tambunan et al.

(2004):

Page 21: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

9

1. Number and Size Distribution of Sellers and Buyers

Dalam pasar persaingan, terdapat banyak penjual dan pembeli yang masing-

masing tidak dapat mempengaruhi harga.

2. Product Differentiation

Produk yang standar tidak pernah ada di dunia nyata. Semakin berbeda barang

tersebut, semakin kecil kemungkinan substitusi dengan barang lain.

3. Entry Conditions

Entry Conditions menentukan potensi persaingan antara perusahaan yang telah ada

dan perusahaan yang akan masuk ke dalam industri.

Pada sisi Conduct, indikator yang digunakan adalah ada tidaknya kerja sama

(collusion) dan strategi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, serta adanya advertising

atau Research and Development (R&D). Pada sisi Performance, ekonom melihat

berjalannya sistem persaingan dari profitabilitasnya, dan efisiensinya.

Ancaman dalam Bisnis Ritel

Porter dalam Jatmiko (2004) menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat

dan derajat persaingan dalam suatu industri, yaitu: ancaman pendatang baru, kekuatan

tawar pelanggan, kekuatan tawar pemasok, ancaman produk pengganti dan ancaman

dari pesaing sejenis atau rivalry .

1. Ancaman Pendatang Baru. Pendatang baru dalam suatu industri biasanya

membawa dan menambah kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar

(market share) dan juga sumberdaya baru. Berat ringannya ancaman pendatang

baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi dari para pesaing yang telah ada

dimana pendatang baru akan memasuki industri atau pasar tersebut.

2. Kekuatan Pemasok. Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang

diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau

perusahaan. Organisasi didalam suatu industri bersaing antara satu dengan lainnya

untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku dan modal. Apabila

pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input,

sedangkan industri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok

maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar pemasok

menjadi kuat.

3. Kekuatan Pembeli/Pelanggan. Pembeli atau pelanggan terdiri dari pelanggan

organisasi. Dalam industri tertentu memungkinkan terdapat beberapa perantara

pelanggan antara industri dengan pemakai atau konsumen akhir, namun juga

terdapat industri atau perusahaan yang menjual secara langsung kepada konsumen

akhir.

4. Ancaman Produk Pengganti. Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi

pelanggan/pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.

5. Analisis Pesaing. Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai

apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses dalam suatu pasar yang

memberikan peluang-peluang keuntungan.

Page 22: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

10

Pasar

Pengertian Pasar

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 70/M-

DAG/PER/12/2013, pasar merupakan area tempat jual beli barang dengan jumlah

penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,

pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

Jenis dan Ketentuan Pasar Jenis pasar dibedakan sebagai berikut :

1. Pasar Tradisional

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 70/M-

DAG/PER/12/2013, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan

Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa

toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,

swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pasar tradisonal juga

merupakan pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisik tradisional yang

menerapkan sistem transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi

utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan

lainnya (Sinaga 2008).

Dalam pengelolaanya, pasar tradisional sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012, Ketentuan

fasilitas bangunan dan tata letak pasar yaitu:

a. Bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu;

b. Petak atau blok dengan akses jalan pengunjung ke segala arah;

c. Pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup;

d. Penataan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan; dan

e. Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah.

Kriteria pasar tradisional yaitu:

a. Dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah;

b. Transaksi dilakukan secara tawar menawar;

c. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama; dan

d. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.

2. Toko Modern

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 70/M-

DAG/PER/12/2013, toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri,

menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

department store, hipermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan. Pasar

modern juga merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya

terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan

pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas

menengah ke atas) (Sinaga 2008).

Page 23: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

11

Dalam pendiriannya, menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia Nomor: 70/M-DAG/PER/12/2013, ketentuan luas lantai penjualan Toko

Modern meliputi:

a. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

b. Supermarket, lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

c. Department Store, lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

d. Hipermarket, lebih dari 5000 m2 (lima ribu meter persegi); dan

e. Perkulakan, lebih dari 5000 m2 (lima ribu meter persegi).

Kriteria sistem penjualan dan jenis barang dagangan yang harus diterapkan

dalam toko modern meliputi:

a. Minimarket, supermarket dan hipermarket menjual secara eceran berbagai jenis

barang konsumsi terutama produk makanan dan/atau produk rumah tangga

lainnya yang dapat berupa bahan bangunan, furniture, dan elektronik;

b. Department Store menjual eceran berbagai jenis barang konsumsi terutama

produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan berdasarkan jenis

kelamin dan/atau tingkat usia konsumen; dan

c. Perkulakan menjual secara grosir berbagai jenis barang konsumsi.

Perbedaan Pasar Tradisional dan Toko Modern

Perbedaan karakteristik antara pasar tradisional dengan toko modern dapat

dibedakan dalam beberapa aspek (CESS 1998), yaitu:

Tabel 6 Perbedaan Karakteristik antara Pasar Tradisional dan Toko Modern Aspek Pasar Tradisional Toko Modern

Sejarah Evolusi panjang Fenomena baru

Fisik Kurang baik dan sebagian sudah baik Baik dan mewah

Kepemilikan atau

kelembagaan

Milik masyarakat/desa, Pemerintah

Daerah, sedikit swasta

Umumnya perorangan atau swasta

Modal Modal lemah, subsidi, swadaya

masyarakat, Inpres

Modal kuat dan digerakkan oleh

swasta

Konsumen Golongan menengah ke bawah Umumnya golongan menengah ke

atas

Metode

pembayaran

Ciri dilayani dan tawar menawar Ada ciri swalayan dan pasti/tanpa

tawar menawar

Status tanah Tanah negara, sedikit sekali swasta Tanah swasta/perorangan

Pembiayaan Kadang-kadang ada subsidi Tidak ada subsidi

Pembangunan Umumnya pembangunan dilakukan oleh

Pemerintah Daerah/desa/masyrakat

Pembangunan fisik umumnya oleh

swasta

Pedagang yang

masuk

Beragam, massal, dari sektor informal

sampai pedagang menengah dan besar

Pemilik modal juga pedagangnya

(tunggal) atau beberapa pedagang

formal skala menengah dan besar

Peluang

masuk/partisipasi

Bersifat massal (pedagang kecil,

menengah dan besar)

Terbatas, umumnya pedagang

tunggal dan menengah ke atas

Jaringan Pasar regional, pasar kota dan pasar

kawasan

Sistem rantai korporasi nasional atau

bahkan terkait dengan modal luar

negeri (manajemen tersentralisasi)

Page 24: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

12

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Lembaga Penelitian SMERU (2007) mengenai

dampak supermarket terhadap pasar dan pedagang ritel tradisional di daerah

perkotaan di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan

kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah metode Difference in Difference

(DiD) dan metode ekonometrik, sedangkan metode kualitatif melalui wawancara

mendalam. Penelusuran melalui metode kuantitatif secara statistik tidak menemukan

dampak signifikan pada pendapatan dan keuntungan pedagang pasar tradisional

akibat dampak dari supermarket, namun terdapat dampak signifikan terhadap jumlah

pegawai yang dimiliki oleh pedagang pasar tradisional. Temuan kualitatif

menunjukan bahwa kelesuan yang terjadi di pasar tradisional kebanyakan bersumber

dari masalah internal pasar tradisional yang menyebabkan posisi supermarket

semakin menguntungkan. Oleh karena itu, SMERU (2007) menyimpulkan bahwa

perbaikan sistem pengelolaan pasar tradisional diperlukan untuk meningkatkan daya

saing pasar tradisional sehingga pasar tradisional dapat tetap bertahan ditengah

keberadaan supermarket yang terus menjamur.

Amin (2011) menjelaskan dampak pasar modern terhadap pedagang pasar

tradisional di Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan

adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dalam bentuk

wawancara mendalam sedangkan metode kuantitatif menggunakan metode Difference

in Difference (DiD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jarak dan jenis

komoditas antara pasar tradisional dan supermarket sangat menentukan, dimana pasar

tradisional yang berada dekat dengan supermarket dan pedagang dengan komoditas

yang sama dengan supermarket paling banyak terkena dampak.

Penelitian yang dilakukan Hutabarat (2009) membahas tentang dampak

kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermarket terhadap Pasar Tradisional Sei

Sikambing di Kota Medan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan

metode kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan metode analisis uji-t

berpasangan (paired t-test), sedangkan metode kualitatif melalui wawancara

mendalam kepada responden. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan

yang nyata antara jumlah jam buka, rata-rata sirkulasi barang serta rata-rata margin

laba pedagang buah dan pedagang sayur di Pasar Tradisional Sei Sikambing antara

sebelum dan sesudah berdirinya Pasar Modern Brastagi Supermarket. Namun,

terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih pedagang buah dan pedagang

sayur di Pasar Tradisional Sei Sikambing antara sebelum dan sesudah berdirinya

Pasar Modern Brastagi Supermarket.

Penelitian Susilo (2011) yang menganalisis dampak operasi pasar modern

terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional di Kota Pekalongan. Metode yang

digunakan adalah melalui analisis deskriptif, uji normalitas data menggunakan uji

kolmogorov-smirnov, serta uji komparasi dua sample berpasangan menggunakan

Wilcoxon Sign Test karena data tidak berdistribusi normal. Hasil kesimpulannya

adalah kehadiran pasar modern tidak begitu kuat berpengaruh terhadap pendapatan

para pedagang pasar tradisional di kota Pekalongan karena hanya mempengaruhi 39

Page 25: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

13

pedagang dari 150 pedagang pasar tradisional sebagai sampel atau sekitar 26 persen

saja.

Aryani (2011) mengenai efek pendapatan pedagang tradisional dari ramainya

kemunculan minimarket di Kota Malang. Metode yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dengan menggunakan uji beda

(uji t) dengan α=0.05. Hasil kesimpulannya adalah sebanyak 66 persen responden

pedagang menyatakan keberadaan minimarket berpengaruh terhadap penurunan

pendapatannya, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan atas adanya minimarket

terhadap jumlah pendapatan pedagang di pasar tradisional di Kota Malang. Selain itu,

ditinjau dari Peraturan Presiden RI No. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko modern dirasakan kurang

berpihak pada pedagang di pasar tradisonal sehingga akan merugikan pedagang kecil

di pasar tradisional dan menyebabkan tersingkirnya pasar tradisional.

Wijayanti (2011) menganalisis tentang pengaruh perubahan keuntungan usaha

warung tradisional dengan munculnya minimarket di Kecamatan Pedurungan Kota

Semarang. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan

pendekatan OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil. Hasil

kesimpulannya adalah perubahan omset penjualan dan jarak berpengaruh signifikan

terhadap perubahan keuntungaan usaha, sedangkan diversifikasi produk tidak

berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha warung tradisional.

Penelitian Widiandra dan Sasana (2013) mengenai dampak keberadaan pasar

modern terhadap keuntungan usaha pedagang di pasar tradisional Kecamatan

Banyumanik Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah metode regresi linier

berganda. Hasil kesimpulannya adalah faktor kenyamanan tidak berpengaruh

signifikan terhadap keuntungan usaha, sedangkan faktor jarak dan diversifikasi

produk berpengaruh signifikan positif terhadap keuntungan usaha. Faktor harga tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap keuntungan usaha yang mana apabila harga

pasar relatif lebih terjangkau maka tidak mempengaruhi keuntungan usaha.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi

penelitian berlokasi di Kota Bekasi, yang memiliki pertumbuhan toko modern dan

pasar tradisional yang tidak seimbang (Tabel 4). Fokus penelitian adalah pedagang

yang menjual produk pertanian pada pasar tradisional, seperti beras, daging, ikan,

sayur dan buah, yang merupakan sebagian besar produk yang juga dijual oleh toko

modern seperti supermarket dan hipermarket. Tujuan dari penelitian adalah

menganalisis perubahan kinerja pedagang produk pertanian pada pasar tradisional

seperti omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang dan jumlah pegawai

karena penurunan jumlah pembeli dan jumlah pelanggan akibat dampak dari

berkembangnya toko modern dan pasar tradisional. Tujuan kedua dari penelitian

adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan

keuntungan pedagang setelah berkembangnya toko modern.

Dari penelitian didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada

omset dan keuntungan pada kedua pasar yang dijadikan sebagai penelitian. Hal ini

berbeda dengan temuan SMERU (2007) dan Susilo (2011), yang menunjukkan

bahwa tidak ada perubahan pada variabel omset dan keuntungan, namun sejalan

dengan penelitian Hutabarat (2009) dan Aryani (2011). Pada variabel jam operasional

Page 26: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

14

dan sirkulasi barang juga terjadi perubahan yang signifikan akibat dampak dari

berkembangnya toko modern. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hutabarat

(2009) bahwa tidak ada perubahan pada jam operasional dan sirkulasi barang oleh

pedagang pasar tradisional karena pengaruh supermarket. Pada variabel jumlah

pegawai, terjadi penurunan yang signifikan namun hanya pada pasar yang jauh dari

toko modern. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian SMERU (2007) bahwa

penurunan jumlah pegawai signifikan pada pasar yang dekat dengan supermarket.

Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa pedagang yang berada di pasar

tradisional yang dekat dengan toko modern akan memperoleh perolehan omset dan

keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar yang jauh dari toko

modern. Hal ini sejalan dengan penelitian Amin (2011) dan Wijayanti (2011) bahwa

faktor jarak toko modern dengan pasar tradisional berpengaruh pada omset dan

keuntungan pedagang pasar tradisional yang menjual komoditas yang sama dengan

toko modern.

Kerangka Pikir

Pengelolaan serta penataan pasar tradisional dan toko modern seperti yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 70/M-

DAG/PER/12/2013 bertujuan agar terjadi keseimbangan diantara keduanya. Namun,

selama bertahun-tahun permasalah yang dihadapi oleh pedagang pasar tradisional

selalu berkaitan dengan perubahan kinerja para pedagang sesudah berkembang

pesatnya pertumbuhan toko modern. Seiring berkembangnya zaman, semakin

tingginya tingkat pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan

menyebabkan perubahan preferensi serta kesadaran akan pemenuhan gizinya.

Pemenuhan gizi masyarakat saat ini didominasi oleh produk distribusi pertanian

sebagai bahan pokok makanan seperti beras, daging, ikan, sayur-sayuran dan buah-

buahan.

Penyediaan produk pertanian sebagai bahan pokok makanan di Indonesia masih

diungguli oleh pasar tradisional karena kualitas serta harga yang lebih murah. Namun,

kemungkinan bahwa pangsa pasar pedagang produk pertanian pada pasar tradisional

akan semakin hilang masih tetap ada. Saat ini pemenuhan kelima produk pertanian

tersebut tidak hanya disediakan oleh pasar tradisional, namun juga disediakan oleh

toko modern dengan kualitas produk yang lebih hygienis serta penampilan kemasan

produk yang lebih menarik. Menurut Reardon et al. (2003) dan Shepherd (2005), di

berbagai negara, supermarket dan sejenisnya dipercaya telah mendominasi 50 persen

lebih produk makanan. Traill (2006), menggunakan berbagai asumsi dan

memprediksi bahwa menjelang tahun 2015, pangsa pasar supermarket di berbagai

negara akan mengalami peningkatan pesat. Hal ini menjadikan toko modern seperti

hipermarket dan supermarket sebagai saingan utama dari pedagang produk pertanian

pada pasar tradisional (Suryadarma 2011).

Meskipun permasalan utama yang menyebabkan berkurangnya jumlah pasar

tradisional bukanlah toko modern, namun pertumbuhan toko modern yang kian pesat

dapat berakibat pada perkembangan pasar tradisional. Oleh karena itu, diperlukan

solusi yang tepat agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh

Page 27: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

15

pedagang produk pertanian pada pasar tradisional. Penelitian ini bertujuan

menganalisis perubahan omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang, jumlah

pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang produk pertanian pada

pasar tradisional akibat pesatnya pertumbuhan toko modern serta faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan. Adapun kerangka pemikiran

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Penelitian

METODE

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner dengan para

pedagang produk pertanian pada pasar tradisional di Kota Bekasi. Data tersebut

digunakan untuk mengetahui perubahan omset, keuntungan, jam operasional,

sirkulasi barang, jumlah pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang

produk pertanian pada pasar tradisional serta faktor-faktor yang mempengaruhi

Perkembangan Toko

Modern

Perkembangan Pasar

Tradisional

Dampak Pertumbuhan Toko

Modern Terhadap Pedagang

Produk Pertanian pada Pasar

Tradisional Kota Bekasi

Omset Keuntungan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Omset dan Keuntungan Pedagang

Sirkulasi Barang Jam Operasional

Era Globalisasi

Jumlah Pembeli Jumlah Pelanggan Jumlah Pegawai

Page 28: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

16

perubahan omset dan keuntungan pedagang produk pertanian pada pasar tradisional

setelah meningkat pesatnya pertumbuhan toko modern. Sedangkan data sekunder

digunakan untuk melengkapi data primer dalam penelitian. Sumber data lain yang

digunakan dalam penelitian ini didapatkan melalui Badan Pusat Statistik (BPS), BPS

Kota Bekasi, Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Koperasi Kota Bekasi, buku, jurnal, skripsi, tesis dan internet.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional yang ada di Kota Bekasi yaitu

Pasar Kranji Baru sebagai pasar perlakuan dan Pasar Baru Bantar Gebang sebagai

pasar kontrol. Kota Bekasi dipilih karena pertumbuhan toko modern di Kota Bekasi

yang sangat pesat sedangkan pertumbuhan pasar tradisionalnya tidak mengalami

peningkatan yang signifikan. Pemilihan Pasar Tradisional Kranji Baru dan Bantar

Gebang tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan,

yaitu Pasar Tradisional Kranji Baru dan Pasar Baru Bantar Gebang mencakup

pedagang yang menjual produk pertanian seperti beras, daging, ikan, sayur-sayuran

dan buah-buahan. Selain itu, terdapat toko modern dalam radius 5 KM dari Pasar

Kranji Baru sebagai pasar perlakuan. Pada Pasar Baru Bantar Gebang sebagai pasar

kontrol, tidak terdapat toko modern dalam radius 5 KM dan terdapat toko modern

yang akan dibangun disekitarnya. Pasar perlakuan dan kontrol berada dalam kota

yang sama serta belum mengalami revitalisasi yang signifikan sejak pertama kali

dibangun. Dasar pemilihan Pasar Kranji Baru sebagai pasar perlakuan karena berada

dekat dengan toko modern, sehingga Pasar Kranji Baru mengalami dampak yang

akan dijadikan penelitian. Sedangkan Pasar Baru Bantar Gebang sebagai pasar

kontrol karena berada jauh dari toko modern sehingga dijadikan sebagai kontrol

penelitian terhadap pasar yang jauh dengan toko modern. Penelitian ini dilakukan

selama bulan Maret 2014.

Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diambil dengan metode studi kasus (case study)

melalui wawancara kepada pedagang produk pertanian yang menjadi responden

dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

pengambilan sampel non acak, yaitu prosedur memilih sampel berdasarkan

pertimbangan karakteristik tertentu yang cocok dan diperlukan untuk menjawab

penelitian (Juanda 2009). Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 62

responden yang terdiri dari 30 pedagang produk pertanian di Pasar Kranji Baru

sebagai pasar perlakuan dan 32 pedagang produk pertanian di Pasar Baru Bantar

Gebang sebagai pasar kontrol.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua

pendekatan, yaitu pendekatan analisis kuantitatif dan pendekatan analisis kualitatif.

Page 29: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

17

Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk

tabel, sedangkan pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data-

data fakta dari hasil wawancara dan kuesioner yang didapat dari pedagang produk

pertanian pada pasar tradisional.

Analisis Perubahan Omset, Keuntungan, Jam Operasional, Sirkulasi Barang,

Jumlah Pembeli, Jumlah Pelanggan serta Jumlah Pegawai Pedagang Produk

Pertanian Setelah Meningkatnya Jumlah Toko Modern

Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t berpasangan (paired t-test).

Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dengan

menggunakan data tidak bebas (berpasangan). Pada uji-t berpasangan, objek

penelitian dikenakan 2 perlakuan yang berbeda sehingga menghasilkan 2 macam data

sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Uji-t

berpasangan dirumuskan sebagai berikut:

…………….........……… …………………………………………(1)

Keterangan:

t = t statistik

D = Perbedaan sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern

n = Banyaknya sampel penelitian

Hipotesis H0 : µsebelum = µsesudah

H1 : µsebelum > µsesudah

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variable dependent, yaitu

perubahan omset, keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang, jam operasional,

jumlah pembeli, jumlah pelanggan serta jumlah pegawai pedagang setelah

meningkatnya jumlah toko modern. D menunjukkan perbedaan kinerja pedagang

produk pertanian masing-masing pasar sebelum dan sesudah meningkatnya jumlah

toko modern. Batasan atau frame work pemilihan sebelum dan sesudah

berkembangnya toko modern dihitung dari waktu pendirian toko modern

(supermarket atau hipermarket) terdekat. Pada kedua pasar ditentukan batasan 5 tahun,

sehingga pedagang pasar harus memiliki minimal pengalaman berdagang selama 5

tahun. N menunjukkan jumlah sampel yang akan diteliti yaitu berjumlah 30

responden pada Pasar Kranji Baru (pasar perlakuan) dan 32 responden Pasar Baru

Bantar Gebang (pasar kontrol). Uji-t berpasangan digunakan pada masing-masing

pasar untuk melihat perubahan dari pasar yang dekat dengan toko modern (pasar

perlakuan) dan pasar yang jauh dari toko modern (pasar kontrol).

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Omset dan Keuntungan

Pedagang Produk Pertanian Setelah Meningkatnya Jumlah Toko Modern

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis

regresi berganda adalah suatu alat analisis untuk mengukur hubungan lebih dari 2

Page 30: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

18

peubah bebas (independent variable) dengan peubah tak bebas (dependent variable)

(Walpole 1995). Regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

.........................(2)

Keterangan:

= Variabel dependent

βi = Parameter penduga

= Dummy Jenis kelamin

= Tingkat pendidikan

= Pengalaman berdagang

= Jumlas kios terpakai

= Luas kios

= Dummy beras

= Dummy sayur buah

= Dummy lokasi

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variable dependent

yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan pedagang

pasar tradisional setelah meningkatnya jumlah toko modern di Kota Bekasi. DX1

menunjukkan dummy jenis kelamin dengan laki-laki=1 dan perempuan=0, X2

menunjukkan tingkat pendidikan responden yang memiliki rentan tidak bersekolah

(0), SD (6), SMP (9), SMA/STM/SMK (12), Diploma (Diploma) (15) dan S1

(Sarjana) (16). X3 menunjukkan pengalaman responden dalam berdagang dengan

waktu minimal 5 tahun pengalaman. X4 adalah jumlah kios yang terpakai oleh

pedagang dalam berdagang, sedangkan X5 adalah luas keseluruhan kios yang

terpakai. Db adalah dummy beras dengan pedagang yang menjual komoditas beras=1

sedangkan pedagang yang menjual komoditas selain beras=0. Dsb adalah dummy

sayur dan buah dengan pedagang yang menjual komoditas sayur dan buah=1

sedangkan pedagang yang menjual komoditas selain sayur dan buah=0. Ddi adalah

dummy daging ikan sebagai dummy pembanding, dengan pedagang yang menjual

komoditas daging dan ikan=1 sedangkan pedagang yang menjual komoditas selain

daging ikan=0. Dummy lokasi (Dl) menunjukkan lokasi responden dalam berdagang,

1 menunjukkan responden pasar perlakuan sedangkan 0 adalah responden pasar

kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 responden

yang terdiri dari 30 pedagang yang menjual beras, daging, ikan, sayur dan buah pada

Pasar Kranji Baru yang merupakan pasar perlakuan dan 32 pedagang yang menjual

beras, daging, ikan, sayur dan buah pada Pasar Baru Bantar Gebang yang merupakan

pasar kontrol. Pedagang sebagai responden dipilih dengan karakteristik memiliki

pengalaman lebih dari 5 tahun dan menjual produk distribusi pertanian seperti beras,

Page 31: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

19

daging, ikan, sayur dan buah-buahan serta tidak memiliki pengetahuan sebelumnya

mengenai tujuan penelitian. Dari sampel tersebut didapatkan cukup banyak data yang

beragam mengenai keadaan sosial ekonomi dari pedagang yang dijadikan sebagai

responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil survey lapang menunjukkan bahwa pedagang yang dijadikan responden

lebih banyak berjenis kelamin laki-laki. Pedagang yang berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 17 orang atau sebesar 56.67 persen dan 13 orang berjenis kelamin

perempuan atau sebesar 43.33 persen untuk pasar perlakuan, sedangkan pedagang

laki-laki berjumlah 19 orang atau 59.38 persen dan pedagang perempuan berjumlah

13 orang atau 40.63 persen untuk pasar kontol. Karakteristik responden berdasarkan

tingkat usia, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan jumlah pekerja

ditampilkan dalam bentuk statistik deskriptif pada Tabel 7. Statistik deskriptif

ditampilkan untuk mengetahui karakteristik data berdasarkan pada ukuran pemusatan

dan penyebaran data. Ukuran standar deviasi digunakan untuk menggambarkan

variasi data.

Tabel 7 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Variabel Rata-rata Nilai Maksimum Nilai Minimum Standar Deviasi

Responden Pasar Perlakuan

Usia 38.6 56 24 8.53

Tingkat Pendidikan 9.63 16 0 3.94

Pengalaman Berdagang 14.1 32 5 5.54

Jumlah Pekerja 2.17 6 1 1.23

Responden Pasar Kontrol

Usia 38.5 58 24 7.47

Tingkat Pendidikan 9.19 15 0 3.40

Pengalaman Berdagang 16.09 31 6 6.48

Jumlah Pekerja 2.09 4 1 0.59

Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata usia responden pasar perlakuan

sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan responden pasar kontrol, serta menghasilkan

56.67% 59.38%

43.33% 40.63%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pasar Kranji Baru (Perlakuan) Pasar Baru Bantar Gebang (Kontrol)

Perempuan

Laki-Laki

Page 32: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

20

nilai standar deviasi yang berbeda pula. Rata-rata usia responden pasar perlakuan

adalah 38.6 tahun dengan nilai standar deviasi sebesar 8.53 tahun. Nilai standar

deviasi tersebut menunjukkan bahwa usia responden beragam dan tersebar dari rata-

rata responden pasar perlakuan. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan usia

responden dari yang tertinggi 56 tahun dan terendah 24 tahun. Tingkat usia responden

pasar perlakuan paling banyak berada pada interval 35-39 tahun yaitu sebanyak 8

orang atau sebesar 26.67 persen.

Rata-rata usia responden pasar kontrol adalah 38.5 tahun dengan nilai standar

deviasi sebesar 7.47 tahun. Nilai standar deviasi tersebut menunjukkan bahwa usia

responden beragam dan tersebar dari rata-rata responden pasar kontrol. Tingkat usia

tertinggi pada responden pasar kontrol adalah 58 tahun dan terendah 24 tahun.

Tingkat usia responden pasar kontrol paling banyak berada pada interval 35-39 tahun

yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 31.25 persen.

Tingkat pendidikan responden pedagang pasar perlakuan dan kontrol tidak

terlalu berbeda jauh. Nilai rata-rata tingkat pendidikan responden pasar perlakuan

adalah 10 tahun dengan tingkat pendidikan tertinggi yaitu 16 tahun atau setara dengan

lulusan S1 sedangkan tingkat pendidikan terendah yaitu 0 tahun atau tidak bersekolah.

Pada pasar kontrol, rata-rata tingkat pendidikan responden pedagang adalah 9 tahun,

dengan pendidikan tertinggi adalah 15 tahun atau setara dengan D3 sedangkan tingkat

pendidikan terendah yaitu tidak bersekolah.

Pengalaman berdagang responden pada kedua pasar sangat tinggi, rata-rata

pengalaman pada responden pasar perlakuan adalah 14 tahun, dengan pengalaman

paling banyak adalah 32 tahun dan paling sedikit adalah 5 tahun. Pada pasar kontrol,

rata-rata pengalaman lebih tinggi dibandingkan dengan responden pasar perlakuan

yaitu sebesar 16 tahun, dengan pengalaman paling lama 31 tahun dan paling sedikit

adalah 6 tahun.

Jumlah rata-rata pekerja masing-masing pasar menunjukkan angka yang sama

yaitu 2 orang. Pada pasar perlakuan, jumlah pegawai paling banyak adalah 6 orang

dan paling sedikit adalah 1 orang. Pada pasar kontrol, jumlah pegawai paling banyak

adalah 4 orang dan paling sedikit adalah 1 orang.

Jenis Komoditas Responden

Jenis komoditas pedagang yang merupakan responden dari penelitian ini adalah

komoditas beras, daging, ikan, sayur dan buah-buahan. Hal ini dilakukan terkait

dengan kebutuhan dasar manusia akan pemenuhan gizinya. Selain itu, kelima

komoditas tersebut adalah mayoritas produk dagang yang dijual oleh pedagang baik

di pasar tradisional maupun toko modern seperti supermarket dan hipermarket. Rata-

rata komoditas yang dijual oleh pedagang adalah komoditas tunggal. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 3, dari 30 responden pasar perlakuan, 27 orang merupakan

pedagang yang menjual komoditas tunggal, sedangkan 3 orang merupakan pedagang

yang menjual beberapa komoditas lain. Sedangkan pada pasar kontrol, dari 32

reponden terdapat 29 pedagang komoditas tunggal dan 3 pedagang beberapa

komoditas.

Page 33: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

21

Gambar 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Komoditas yang Dijual

Persentase masing-masing jenis komoditas pada responden pedagang Pasar

Kranji Baru (perlakuan) dan Pasar Baru Bantar Gebang (kontrol) dapat dilihat pada

Gambar 4. Pada responden pasar perlakuan, komoditas yang paling banyak diteliti

adalah daging dan ikan yaitu sebesar 23.33 persen, sedangkan komoditas yang paling

sedikit adalah buah dan beras sebesar 16.67 persen. Jenis komoditas yang paling

banyak diteliti di pasar kontrol adalah sayur-sayuran dengan persentase sebesar 28.13

persen, sedangkan komoditas yang paling sedikit adalah beras, yaitu sebesar 12.5

persen.

Gambar 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Komoditas

Luas dan Jumlah Kios Dagang Responden

Hasil penelitian mengenai luas kios dagang dapat dilihat pada Tabel 8. Pada

pasar perlakuan, jumlah kios yang paling banyak digunakan oleh pedagang adalah 2

kios, hal ini disebabkan oleh pasar perlakuan yang terletak di lokasi strategis sehingga

harga beli atau sewa kios yang harus dibayarkan oleh responden pedagang lebih

90% 90.60%

10% 9.40%

84%

86%

88%

90%

92%

94%

96%

98%

100%

Pasar Kranji Baru (perlakuan) Pasar Baru Bantar Gebang(kontrol)

Beberapa Komoditas

Komoditas Tunggal

16.67%

23.33%

23.33%

20%

16.67%

Jenis Komoditas Pasar Perlakuan

Beras

Daging

Ikan

Sayur

Buah

12.50%

18.75%

18.75% 28%

21.88%

Jenis Komoditas Pasar Kontrol

Beras

Daging

Ikan

Sayur

Buah

Page 34: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

22

mahal. Luas kios pasar perlakuan yang paling luas yaitu 20 m2

dan paling kecil

sebesar 2 m2. Pada pasar kontrol, jumlah kios paling banyak berjumlah 4 kios, hal ini

disebabkan oleh harga beli atau sewa pada pasar kontrol tidak semahal harga kios

yang ditawarkan oleh pasar perlakuan. Pada luas kios, luas kios paling luas yang

dimiliki oleh pedagang yaitu 24 m2

dan paling kecil 1.2 m2.

Tabel 8 Karakteristik Luas dan Jumlah Kios Responden Variabel Nilai Maksimum Nilai Minimum Standar Deviasi

Pasar Perlakuan

Jumlah Kios 2 1 0.38

Luas Kios 20 2 3.85

Pasar Kontrol

Jumlah Kios 4 1 0.89

Luas Kios 24 1,2 5.04

Kepemilikan Kios Dagang Responden

Hasil survey menunjukkan bahwa kepemilikan kios dagang para pedagang

produk pertanian pada kedua pasar mayoritas merupakan milik pribadi (Gambar 5).

Pada pasar perlakuan, 18 pedagang merupakan pemilik dari kios dagangnya dengan

persentase sebesar 60 persen, sedangkan 12 orang menyewa kios tempat dagang yang

merek gunakan dengan persentase sebesar 40 persen. Pada pasar kontrol, sebesar

81.25 persen atau 26 pedagang merupakan pemilik dari kios tempat mereka berjualan,

sedangkan 4 orang atau sebesar 12.5 persen pedagang menyewa kios dagangnya, 2

orang atau sebesar 6.25 persen menggunakan kios dengan izin hak guna bangunan

(HGB).

Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kios Dagang

Modal Usaha Dagang Responden

Berdasarkan survey terhadap responden yang merupakan pedagang produk

pertanian pada Pasar Kranji Baru sebagai pasar perlakuan dan Pasar Baru Bantar

Gebang sebagai pasar kontrol, pedagang memiliki beragam modal dagang (Tabel 9).

Jumlah modal dagang pedagang pada pasar perlakuan memiliki rata-rata modal

sebesar Rp 15,975,000, dengan modal paling tinggi Rp 100,000,000 dan paling

60%

81.25%

40%

12.50%

0 6.25%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pasar Perlakuan Pasar Kontrol

Milik Pribadi

Sewa

HGB

Page 35: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

23

rendah Rp 1,500,000. Modal paling tinggi dimiliki oleh pedagang beras dan modal

paling rendah dimiliki oleh pedagang ikan dan sayur-sayuran. Pada pasar kontrol,

rata-rata modal sebesar Rp 10,950,000 dengan modal paling tinggi oleh pedagang

beras sebesar Rp 150,000,000 dan modal paling rendah dimiliki oleh pedagang sayur-

sayuran sebesar Rp 950,000.

Tabel 9 Modal Usaha Dagang Responden

Variabel Rata-rata Nilai

Maksimum

Nilai

Minimum Standar Deviasi

Modal Pasar Perlakuan 15,975,000 100,000,000 1,500,000 25,263,640

Modal Pasar Kontrol 10,950,000 150,000,000 950,000 25,863,148

Sumber Modal Usaha Dagang Responden

Pada hasil penelitian ini, modal yang diperoleh para responden pedagang

mayoritas berasal dari modal sendiri. Sumber modal pedagang pada pasar perlakuan

dapat dilihat pada Gambar 6. Jumlah pedagang yang menggunakan modal sendiri

berjumlah 28 orang atau sebesar 93.33 persen sedangkan 1 orang memperoleh modal

dagangnya dari sistem konsinyasi pada pedagang besar lainnya dan 1 pedagang

lainnya melalui pinjaman koperasi. Pada pasar kontrol, semua pedagang

menggunakan modal milik pribadinya, namun terdapat 2 orang yang juga meminjam

dari orang lain dan 1 orang lainnya juga menggunakan sistem konsinyasi pada

pedagang besar lainnya. Responden pedagang pada kedua pasar mayoritas

menggunakan modal pribadi karena mereka menilai bahwa meminjam dari Bank

maupun lembaga lainnya tidak efisien dan menimbulkan hutang yang berkepanjangan.

Selain itu, belum banyaknya pedagang yang mengerti sistem pinjaman dari bank dan

lembaga lainnya sehingga lebih memilih meminjam pada orang lain atau

menggunakan sistem konsinyasi pada pedagang besar lain.

Gambar 6 Sumber Modal Usaha Dagang Responden

Omset Dagang Responden

Omset dagang pertahun responden pada pasar perlakuan dan pasar kontrol

antara sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern mengalami penurunan yang

drastis (Tabel 10). Pada pasar perlakuan, rata-rata omset pertahun pedagang pasar

93.33% 100%

3.33% 6.25% 3.33% 3%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Pasar Kranji Baru (Perlakuan) Pasar Baru Bantar Gebang(Kontrol)

Modal Pribadi

Pinjaman

Konsinyasi

Page 36: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

24

tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 2,331,133,333

sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,639,458,333. Hal ini

juga terjadi pasar kontrol, dimana rata-rata omset pertahun pedagang pasar tradisional

sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,903,492,188 sedangkan sesudah

berkembangnya toko modern sebesar Rp 1,280,335,938.

Tabel 10 Omset Dagang Pertahun Responden

Variabel Rata-rata Nilai

Maksimum

Nilai

Minimum

Standar

Deviasi

Omset Pasar Perlakuan

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern 2,331,133,333 10,950,000,000 127,750,000 2,381,438,410

Sesudah Berkembangnya

Toko Modern 1,639,458,333 8,760,000,000 91,250,000 1,728,100,740

Omset Pasar Kontrol

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern

1,903,492,188 5,475,000,000 48,000,000 1,592,226,514

Sesudah Berkembangnya

Toko Modern

1,280,335,938 5,475,000,000 36,000,000 1,027,525,003

Keuntungan Dagang Responden

Keuntungan dagang pertahun responden pada pasar perlakuan dan pasar

kontrol antara sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern mengalami

penurunan yang drastis (Tabel 11). Pada pasar perlakuan, rata-rata keuntungan

pertahun pedagang pasar tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar

Rp 162,120,833 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp

87,235,000. Hal ini juga terjadi pasar kontrol, dimana rata-rata keuntungan pertahun

pedagang pasar tradisional sebelum berkembangnya toko modern sebesar Rp

153,062,500 sedangkan sesudah berkembangnya toko modern sebesar Rp

102,835,938.

Tabel 11 Keuntungan Dagang Pertahun Responden

Variabel Rata-rata Nilai

Maksimum

Nilai

Minimum

Standar

Deviasi

Keuntungan Pasar Perlakuan

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern 162,120,833 547,500,000 36,500,000 119,160,721

Sesudah Berkembangnya

Toko Modern 87,235,000 237,250,000 18,250,000 60,841,430

Keuntungan Pasar Kontrol

Sebelum Berkembangnya

Toko Modern

153,062,500 365,000,000 36,500,000 77,379,902

Sesudah Berkembangnya

Toko Modern

102,835,938 273,750,000 9,125,000 55,401,726

Inovasi Dagang Responden

Inovasi responden dalam berdagang baik pada pasar perlakuan maupun pasar

kontrol tidak beragam. Mayoritas responden hanya mengandalkan berjualan secara

Page 37: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

25

langsung. Tidak ada inovasi maupun perencanaan inovasi untuk jangka waktu

mendatang dalam kegiatan berdagang. Hal ini disebabkan oleh besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk inovasi baru yang lebih menguntungkan. Gambar 7, menunjukkan,

pada pasar perlakuan dari 30 responden terdapat 22 responden yang hanya

mengandalkan berjualan secara langsung sedangkan 8 responden yang menggunakan

inovasi lain dalam meningkatkan kinerja dagang mereka. Pada pasar kontrol, dari 32

responden terdapat 25 responden yang hanya mengandalkan berjualan secara

langsung, sedangkan sisanya sebanyak 7 responden menggunakan inovasi lain dalam

berdagang.

Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Inovasi Dagang

Pesaing Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional

Pedagang pasar perlakuan dan pasar kontrol yang merupakan responden

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat beberapa pesaing dalam berdagang produk

distribusi pertanian (Gambar 8). Pada pasar perlakuan, pesaing terberat responden

pedagang adalah toko modern, yaitu sebesar 40.82 persen. Hal ini disebabkan oleh

jarak supermarket dan hipermarket yang berada kurang dari radius 5 KM sehingga

menjadikan supermarket dan hipermarket sebagai saingan terberat dari responden.

Supermarket dan hipermarket juga menjual jenis komoditas yang mayoritas juga

merupakan komoditas yang dijual oleh pedagang produk pertanian pada pasar

perlakuan. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) juga merupakan saingan terberat

kedua diikuti oleh pedagang lain dalam pasar yang merupakan saingan internal pasar.

Sisanya sebesar 10.20 persen responden mengatakan bahwa pedagang keliling juga

merupakan saingan, sebesar 14.28 persen responden menganggap bahwa mereka

tidak memiliki saingan dalam berdagang.

73.33%

23.33%

6.67% 3%

Inovasi Dagang Pasar Perlakuan

Langsung

Viasms/Telepon

Membukatempatdagang lainKonsinyasi

78.13%

15.63%

3.13% 13%

Inovasi Dagang Pasar Kontrol

Langsung

Viasms/Telepon

Membukatempatdagang lainKonsinyasi

Page 38: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

26

Gambar 8 Pesaing Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional

Pada pasar kontrol, meskipun jarak dengan toko modern (supermarket dan

hipermarket) lebih dari 5 KM, namun toko modern tetap menjadi saingan terberat

bagi responden meskipun hanya sebesar 27.27 persen. Hal ini membuktikan bahwa

meskipun pasar tradisional berada jauh dari toko modern, namun tidak menutup

kemungkinan bahwa pedagang pasar tetap terkena dampak dari perkembangan toko

modern. Pedagang lain dan PKL yang merupakan saingan internal responden

memiliki persentase sebesar 22.73 persen, yang artinya juga terdapat persaingan yang

ketat dalam internal pasar. Sebanyak 15.91 persen responden menganggap bahwa

mereka tidak memiliki saingan dalam berdagang, sedangkan terdapat 6.82 persen

responden mengatakan bahwa pasar yang berada dalam perumahan merupakan

saingan responden karena pasar segar yang berada dalam masing-masing perumahan

menjadi alternatif yang lebih efisien bagi masyarakat dalam berbelanja dibandingkan

dengan pasar tradisional.

Kekurangan Pasar Tradisional

Hingga saat ini, pasar tradisional masih identik dengan lingkungan yang tidak

memadai serta sistem pengelolaan yang buruk (Malano 2011). Berdasarkan hasil

wawancara dengan responden pedagang pada masing-masing pasar didapatkan

beberapa hasil mengenai kekurangan yang dimiliki oleh pasar tradisional (Tabel 12).

Tabel 12 Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Tradisional

Keterangan

Variabel

Toilet Tempat

Parkir Mushola Kenyamanan Keamanan

Kualitas

Produk Harga

Pasar Perlakuan

Kurang Baik 6.67% 40% 0 6.67% 6.67% 0 0

Baik 93.33% 60% 100% 93.33% 93.33% 100% 100%

Pasar Kontrol

Kurang Baik 3.13% 34.37% 0 12.50% 15.63% 0 0

Baik 96.87% 65.63% 100% 87.50% 84.37% 100% 100%

40.82%

16.33%

18.37%

10.20%

14.28%

0

Pasar Perlakuan

Toko Modern

(40.82%)

Pedagang Lain

(16.33%)

PKL (18.37%)

Pedagang

Keliling (10.20%)

Tidak Ada

(14,28%)

Lainnya

27.27%

22.73% 22.73%

4.54%

15.91%

6.82%

Pasar Kontrol

Toko Modern

(27.27%)

Pedagang Lain

(22.73%)

PKL (22.73%)

Pedagang Keliling

(4.54%)

Tidak Ada

(15.91%)

Lainnya (6.82%)

Page 39: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

27

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan pasar tradisional

semakin baik. Hal ini terbukti dari sarana prasarana masing-masing pasar perlakuan

dan pasar kontrol yang telah mengalami peningkatan cukup baik. Keamanan dan

kenyaman pada pasar perlakuan sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan

pada pasar kontrol. Selain itu, pajak retribusi pasar terorganisir dengan baik sehingga

tidak lagi terdapat pungutan liar. Permasalahan yang masih dialami oleh masing-

masing pasar yaitu masih kurang tertatanya lahan parkir. Pada pasar perlakuan,

sebanyak 40 persen pedagang menyatakan bahwa tempat parkir pasar kurang baik,

dan pada pasar kontrol, sebesar 34.37 persen pedagang menyatakan bahwa tempat

parkir pasar masih kurang baik. Pada kedua pasar, lahan parkir yang ditujukan

sebagai tempat kendaraan konsumen disalahgunakan sebagai lahan berjualan oleh

pedagang kaki lima (PKL). Selain itu, kondisi diluar bangunan pasar masih kurang

tertata dengan baik.

Strategi Responden dalam Menarik Pembeli

Dalam berdagang, responden yang merupakan pedagang produk pertanian

melakukan beberapa strateginya dalam menarik minat pembeli untuk berbelanja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasar perlakuan dan pasar kontrol,

terdapat beberapa strategi yang dilakukan oleh pedagang (Tabel 13). Pada pasar

perlakuan, strategi yang paling banyak digunakan oleh pedagang adalah menjaga

kualitas produk dan meningkatkan pelayanan dengan persentase masing-masing

46.15 persen dan 36.54 persen. Strategi selanjutnya adalah strategi potongan harga

pada konsumen sebesar 11.54 persen. Strategi lain yang dilakukan pedagang pada

pasar perlakuan adalah memperbanyak varietas produk, menjual komoditas yang

lengkap dan memiliki produk andalan dibandingkan dengan pedagang lain dengan

persentase masing-masing sebesar 1.9 persen.

Tabel 13 Strategi Responden dalam Menarik Pembeli Strategi Persentase (%)

Pasar Perlakuan

Menjaga kualitas produk 46.15

Meningkatkan pelayanan 36.54

Potongan harga 11.54

Memperbanyak varietas produk 1.9

Komoditas lengkap 1.9

Memiliki produk andalan 1.9

Pasar Kontrol

Meningkatkan pelayanan 44.78

Menjaga kualitas produk 38.80

Potongan harga 10.44

Memperbanyak varietas produk 1.49

Menjaga kebersihan 1.49

Penataan produk 1.49

Harga bersaing 1.49

Pada pasar kontrol, strategi yang paling banyak digunakan oleh pedagang

dalam berdagang adalah meningkatkan pelayanan dan menjaga kualitas produk

Page 40: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

28

dengan persentase masing-masing 44.78 persen dan 38.80 persen. Strategi

selanjutnya adalah potongan harga pada konsumen dengan persentase sebesar 10.44

persen, selain itu terdapat strategi memperbanyak varietas produk, menjaga

kebersihan tempat dagang, penataan produk serta harga yang bersaing dengan

persentase masing-masing 1.49 persen.

Hasil Estimasi

Analisis Perubahan Kinerja Responden

Analisis perubahan kinerja responden yang merupakan pedagang poduk

pertanian pada masing-masing pasar perlakuan dan pasar kontrol dengan

menggunakan uji-t berpasangan. Hipotesis untuk uji-t berpasangan, yaitu H0 : µsebelum

= µsesudah dan H1 : µsebelum > µsesudah. Hasil uji-t berpasangan terhadap perubahan omset,

keuntungan, jam operasional, sirkulasi barang, jumlah pembeli, jumlah pelanggan

serta jumlah pegawai pedagang produk pertanian pada pasar perlakuan setelah

meningkatnya jumlah toko modern menunjukkan beberapa perubahan (Tabel 14).

Tabel 14 Perubahan Kinerja Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional

setelah Meningkatnya Jumlah Toko Modern

Indikator

Kinerja

Pasar Perlakuan Pasar Kontrol

N Mean P-Value N Mean P-Value

Omset 30 691,670,000 0.019** 32 634,187,500 0.004***

Keuntungan 30 74,885,833 0.000*** 32 49,226,600 0.000***

Sirkulasi Barang 30 -0.266667 0.074* 32 -0.187500 0.163

Jam Operasional 30 -0.866667 0.006*** 32 -0.59375 0.003***

Jumlah Pembeli 30 21.6000 0.000*** 32 27.4063 0.000***

Jumlah Pelanggan 30 6.60000 0.008*** 32 10.0313 0.000***

Jumlah pegawai 30 0.233333 0.182 32 0.250000 0.036**

Keterangan : *) significant alpha 10%

**) significant alpha 5%

***) significant alpha 1% Mean = Perbedaan rata-rata sebelum - sesudah berkembangya supermarket dan hipermarket

Hasil uji-t berpasangan menunjukkan bahwa pada pasar perlakuan dan pasar

kontrol, rata-rata omset dan keuntungan mengalami perbedaan yang signifikan. Pada

pasar perlakuan, variabel omset menunjukkan mean yang postif, artinya omset

pedagang pasar perlakuan sebelum berkembangnya toko modern lebih besar

dibandingkan dengan omset pedagang sesudah berkembangnya toko modern dengan

selisih omset sebesar Rp 691,670,000. Sedangkan variabel keuntungan juga

menunjukkan mean positif yang artinya keuntungan pedagang pasar perlakuan

sebelum berkembangnya toko modern lebih besar dibandingkan dengan keuntungan

yang diperoleh pedagang sesudah berkembangnya toko modern dengan selisih Rp

74,885,833. Pada pasar kontrol, variabel omset dan keuntungan juga menunjukkan

Page 41: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

29

mean yang positif yang artinya pendapatan omset dan keuntungan pedagang pada

pasar kontrol sebelum berkembangnya toko modern lebih besar dibandingkan dengan

omset dan keuntungan pedagang sesudah berkembangnya toko modern dengan selisih

untuk omset sebesar Rp 634,187,500 dan Rp 49,226,600 untuk keuntungan.

Hal ini membuktikan bahwa terdapat dampak signifikan yang ditimbulkan oleh

pesatnya pertumbuhan toko modern terhadap omset dan keuntungan yang didapatkan

oleh pedagang pasar tradisional di Kota Bekasi. Penelitian ini memperkuat hasil

temuan Hutabarat (2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang nyata

antara pendapatan bersih pedagang buah dan sayur di pasar tradisional setelah

berdirinya pasar modern. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh SMERU (2007) mengenai dampak supermarket terhadap pasar

dan pedagang ritel tradisional di daerah perkotaan Indonesia pada perubahan omset

dan keuntungan. Pada penelitiannya membuktikan bahwa secara statistik tidak

menemukan dampak signifikan pada pendapatan dan keuntungan pedagang pasar

tradisional. Ini juga berlawanan dengan penelitian yang diteliti oleh Susilo (2011)

bahwa kehadiran pasar modern tidak begitu kuat berpengaruh terhadap pendapatan

para pedagang pasar tradisional.

Akibat penurunan omset dan keuntungannya, pedagang pada pasar perlakuan

dan pasar kontrol meningkatkan jam operasional dan mengurangi jarak sirkulasi

barang untuk menutupi penurunan omset dan keuntungannya. Hal ini terlihat dari

mean variabel sirkulasi barang pada pasar perlakuan dan pasar kontrol yang

menunjukkan angka negatif. Artinya jarak sirkulasi barang sebelum berkembangnya

toko modern lebih sedikit dibandingkan dengan sesudah berkembangnya toko

modern. Pada mean variabel jam operasional juga menunjukkan angka negatif yang

artinya jam operasional pasar sebelum berkembangnya toko modern lebih sedikit

dibandingkan dengan sesudah berkembangnya toko modern. Hasil ini berbeda dengan

temuan Hutabarat (2009), pada hasil penelitiannya, variabel jumlah jam operasional

dan jumlah sirkulasi barang tidak mengalami perubahan. Namun, terdapat perbedaan

pada jumlah barang yang dipasok pedagang pasar tradisional setiap bulannya yang

mana jumlah barang yang dipasok sesudah berdirinya Pasar Modern Brastagi

Supermarket mengalami penurunan. Berbeda dengan penelitian ini yang

menunjukkan terdapat perbedaan pada jumlah jam operasional, jarak sirkulasi barang

maupun jumlah barang yang dipasok. Setelah berkembangnya toko modern, jumlah

jam operasional pada pasar perlakuan dan pasar kontrol mengalami peningkatan,

jarak sirkulasi pemasokan barang yang semakin lama serta penurunan jumlah volume

barang yang dipasok pedagang pada kedua pasar.

Perubahan pada variabel omset, keuntungan, jam operasional dan sirkulasi

barang disebabkan oleh penurunan jumlah pembeli dan jumlah pelanggan yang

signifikan pada kedua pasar. Jumlah pembeli dan pelanggan pada pasar perlakuan

sebelum berkembangnya toko modern lebih banyak dibandingkan dengan setelah

berkembangnya toko modern. Hal ini terlihat dari mean keduanya yang menunjukkan

angka positif. Pelanggan dan pembeli pada pasar perlakuan berkurang akibat

banyaknya alternatif tempat berbelanja lain selain pasar tradisional. Selain itu, Pasar

Kranji Baru yang merupakan pasar perlakuan berada di kawasan yang dikelilingi oleh

Page 42: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

30

berbagai macam toko modern, hal ini merupakan salah satu penyebab berkurangnya

jumlah pembeli dan pelanggan pada pasar perlakuan.

Pada pasar kontrol, jumlah pembeli dan jumlah pelanggan juga mengalami

penurunan. Jumlah pembeli dan jumlah pelanggan pada pasar kontrol memiliki mean

positif yang artinya jumlah pembeli dan jumlah pelanggan sebelum berkembangnya

toko modern lebih banyak dibandingkan dengan sesudah berkembangnya toko

modern. Pada pasar kontrol tetap terjadi pengurangan jumlah pelanggan dan pembeli

karena meskipun pasar kontrol jauh dari toko modern terdekat namun toko modern

tetap menjadi alternatif pilihan dalam berbelanja oleh masyarakat Kota Bekasi yang

mayoritas merupakan pekerja sehingga memiliki waktu yang terbatas. Hal ini

disebabkan karena jam operasional toko modern yang lebih lama dibandingkan

dengan pasar tradisional sehingga toko modern dapat menjadi alternatif lain dalam

berbelanja oleh masyarakat. Selain itu, terdapat banyak perumahan disekitar pasar

kontrol yang juga menyediakan pasar segar sehingga hal ini dapat mempermudah

masyarakat yang hendak berbelanja dibandingkan dengan harus berbelanja di pasar

kontrol.

Jumlah pegawai pada pasar perlakuan dan pasar kontrol juga mengalami

perbedaan antara sebelum dan sesudah berkembangnya toko modern yang mana

terjadi pengurangan pegawai pada pasar perlakuan dan pasar kontrol, namun hanya

signifikan pada pasar kontrol. Hal ini terlihat pada mean variabel jumlah pegawai

pada kedua pasar yang menunjukkan angka positif yang artinya jumlah pegawai

sebelum berkembangnya toko modern lebih banyak dibandingkan dengan sesudah

berkembangnya toko modern. Pada pasar perlakuan, terjadi pengurangan pegawai

namun tidak signifikan karena mayoritas pedagang mengandalkan sanak saudaranya

sendiri untuk membantu mereka dalam berdagang. Oleh karena itu, meskipun

terdapat pengurangan pada omset dan keuntungan pedagang, tidak berpengaruh

terhadap pengurangan jumlah pegawai. Pada pasar kontrol, terjadi pengurangan

pegawai yang signifikan karena berkurangnya omset dan keuntungan yang didapat

oleh pedagang sehingga menyebabkan pedagang mengurangi jumlah pegawai yang

dimilikinya.

Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

SMERU (2007) bahwa jumlah pegawai mengalami penurunan yang signifikan akibat

dampak dari supermarket. Namun, penelitian SMERU (2007) membuktikan bahwa

pedagang yang berada pada lokasi yang dekat dari toko modern akan

memperkerjakan pegawai lebih sedikit untuk mempertahankan labanya dengan

mengurangi biaya rutin termasuk biaya pekerja. Pada penelitian ini, juga terjadi

pengurangan pegawai pada pasar perlakuan dan pasar kontrol untuk mempertahankan

keuntungan. Namun, pengurangan lebih banyak terjadi pada pasar kontrol yang jauh

dari toko modern, karena pada pasar perlakuan, pedagang cenderung mengandalkan

sanak saudaranya sebagai pegawai sehingga pengurangan pegawai pada pasar

perlakuan tidak terlalu signifikan.

Page 43: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

31

Persentase Penurunan Omset dan Keuntungan Masing-Masing Kategori

Responden

Persentase penurunan omset dan keuntungan masing-masing kategori

pedagang pasar perlakuan dapat dilihat pada Gambar 9. Pedagang yang paling banyak

mengalami penurunan omset dan keuntungan adalah pedagang sayur dan buah.

Pedagang sayur dan buah mengalami penurunan omset sebesar 59.79 persen dan

keuntungan sebesar 102.53 persen. Hal ini disebabkan karena komoditas sayur dan

buah juga dijual oleh toko modern. Toko modern juga memiliki tampilan sayur dan

buah yang lebih menarik dan segar dibandingkan dengan pasar tradisional. Selain itu,

pasar pelakuan juga dikelilingi oleh berbagai macam toko modern, sehingga pembeli

memiliki lebih banyak alternatif pilihan dalam berbelanja. Hal ini menyebabkan

pedagang buah dan sayuran pada pasar perlakuan mengalami penurunan omset dan

keuntungan yang paling signifikan dibandingkan dengan pedagang komoditas lain.

Gambar 9 Persentase Penurunan Omset dan Keuntungan Masing-masing Kategori

Pedagang Pasar Perlakuan

Gambar 10 Persentase Penurunan Omset dan Keuntungan Masing-masing Kategori

Pedagang Pasar Kontrol

0

1000

2000

3000

4000

Daging Ikan Beras Sayur Buah

Omset Sebelum Omset Sesudah

Jt/Rp Omset Pasar Perlakuan

36.48%

42.65%

59.79%

0

50

100

150

200

250

Daging Ikan Beras Sayur Buah

Keuntungan sebelum Keuntungan sesudah

Keuntungan Pasar Perlakuan

Jt/Rp

79.53%

73.85%

102.53%

0

1000

2000

3000

4000

5000

Daging Ikan Beras Sayur Buah

Omset Sebelum Omset Sesudah

Omset Pasar Kontrol

Jt/Rp

23.34%

120.69%

46.05%

0

50

100

150

200

Daging Ikan Beras Sayur Buah

Keuntungan Sebelum Keuntungan Sesudah

Keuntungan Pasar Kontrol

Jt/Rp 56.29%

36%

63.64%

Page 44: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

32

Pada pasar kontrol (Gambar 10), pedagang yang mengalami penurunan omset

dan keuntungan paling banyak adalah pedagang beras. Omset pedagang beras

menurun hingga 120.69 persen sedangkan keuntungan menurun sebesar 63.64 persen.

Penurunan omset dan keuntungan pedagang beras disebabkan oleh bertambahnya

pedagang yang menjual beras di dalam pasar itu sendiri. Sehingga semakin ketatnya

persaingan antar pedagang beras. Selain itu, saat ini sudah banyak tersedia toko yang

khusus menjual beras sehingga lebih memudahkan pembeli dibandingkan dengan

membeli beras di pasar tradisional.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Omset dan Keuntungan Responden Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan

responden yang merupakan pedagang produk pertanian terdiri atas variabel dummy

jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah kios terpakai, luas

kios serta dummy lokasi dan komoditas dari pedagang produk pertanian pada pasar

tradisional menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda

terhadap perubahan omset dan keuntungan pedagang produk pertanian (Tabel 15)

setelah meningkatnya jumlah toko modern menunjukkan beberapa faktor yang

berpengaruh.

Tabel 15 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Omset dan Keuntungan

Pedagang Produk Pertanian Karakteristik Pedagang Omset Keuntungan

Dummy Jenis kelamin (Laki-laki=1, Perempuan=0) 0.09355**

(0.02351)

0.04194**

(0.01447)

Tingkat Pendidikan 0.014015*

(0.007167)

0.009884**

(0.003655)

Pengalaman 0.001177

(0.001651)

0.010488**

(0.001654)

Jumlah kios 0.05029**

(0.01778)

0.047728**

(0.007957)

Luas kios 0.027702**

(0.002596)

-0.004947**

(0.001326)

Dummy Komoditas utama adalah beras (Beras=1; selain

beras=0)

-0.06302*

(0.03137)

0.05206

0.04855

Dummy Komoditas utama adalah sayur dan buah (Sayur

buah=1; selain sayur buah=0)

-0.35668**

(0.02971)

-0.00672

(0.03031)

Dummy Lokasi (Perlakuan=1, Kontrol=0) -0.01444

(0.02775)

-0.07189**

(0.02472)

R-Sq 92.7persen 98.3persen

F Statistic 84.02** 390.98**

Jumlah Penelitian 62 62

Keterangan : *) significant alpha 5%

**) significant alpha 1%

Komoditas utama daging dan ikan adalah sebagai pembanding

Pada bidang informal, lebih banyak didominasi oleh pekerja perempuan karena

kurang tersedianya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan serta

kemampuan yang dimiliki oleh perempuan sehingga perempuan lebih cenderung

Page 45: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

33

memilih bidang informal karena tidak memerlukan tingkat pendidikan ataupun modal

yang tinggi. Namun pada penelitian ini, pedagang laki-laki mampu memiliki

perolehan omset yang lebih tinggi dibandingkan dengan omset yang diperoleh oleh

pedagang perempuan dengan selisih sebesar 0.09 persen. Pada variabel keuntungan

juga menunjukkan bahwa pedagang laki-laki mampu memiliki perolehan keuntungan

lebih besar 0.04 persen dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan oleh

pedagang perempuan. Ini disebabkan karena pedagang laki-laki cenderung lebih

banyak menjual komoditas dengan omset dan keuntungan yang lebih besar

dibandingkan dengan komoditas yang dijual oleh pedagang perempuan, seperti beras,

daging dan ikan. Sedangkan pedagang perempuan, cenderung lebih banyak berjualan

sayur dan buah yang omset dan keuntungannya lebih kecil.

Pada faktor tingkat pendidikan, setiap peningkatan 1 persen tingkat pendidikan

mampu meningkatkan 0.01 persen omset dan 0.01 persen keuntungan yang

didapatkan oleh pedagang. Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya tingkat

pendidikan pedagang akan dapat meningkatkan perolehan omset dan keuntungannya.

Pedagang akan memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga akan mempengaruhi

perilaku pedagang dalam pengambilan keputusannya. Selain itu, pedagang akan

cenderung lebih rasional dan berhati-hati dalam mencermati permasalahan yang

dihadapi. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan pedagang lebih tinggi pada pasar

perlakuan, yang mana tidak sejalan dengan penelitian SMERU (2007) yang

menunjukkan bahwa pedagang pasar kontrol memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan pedagang pasar perlakuan.

Seiring dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pedagang, diperlukan

juga pengalaman berdagang yang cukup karena semakin lama seseorang menekuni

pekerjaannya, maka semakin banyak pengalaman yang ia miliki. Hal ini dapat

meningkatkan keberhasilan dalam usahanya, karena selain memiliki pengalaman

dalam pengelolaan usahanya, mereka juga mengetahui celah-celah untuk dapat

meningkatkan penjualan sehingga dapat meningkatkan keuntungannya. Pada

penelitian ini, setiap peningkatan 1 persen pengalaman berdagang mampu

meningkatkan 0.01 persen keuntungan dan 0.001 persen omset yang didapat oleh

pedagang pasar sehingga diperlukan tingkat pengalaman yang cukup tinggi agar

pedagang pasar dapat terus meningkatkan omset dan keuntungannya. Pada penelitian

ini, rata-rata pengalaman yang lebih besar terdapat pada pasar kontrol, hal ini sejalan

dengan penelitian SMERU (2007) yang menunjukkan bahwa pengalaman pedagang

yang lebih besar terdapat pada pasar kontrol.

Pada faktor jumlah kios, setiap penambahan 1 persen kios mampu

meningkatkan 0.05 persen omset dan 0.05 persen keuntungan yang diperoleh oleh

pedagang pasar, sehingga dengan pedagang menambah jumlah kios, maka semakin

luas tempat yang dimiliki oleh pedagang untuk menambahkan jumlah produk yang

akan dijual. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya omset dan keuntungan yang

dapat diperoleh pedagang. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian SMERU

(2007) yang menyatakan bahwa setiap peningkatan jumlah kios pedagang akan

menurunkan perolehan omset dan keuntungan pedagang pasar tradisional.

Pada faktor luas kios, setiap peningkatan 1 persen luas kios yang dimiliki

pedagang, mampu meningkatkan omset sebesar 0.03 persen namun mampu

Page 46: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

34

menurunkan keuntungan pedagang sebesar 0.005 persen. Pedagang yang memiliki

luas kios yang semakin luas, akan mendapatkan omset lebih tinggi karena pedagang

dapat menjual lebih banyak produk yang dimilikinya, namun dengan meningkatnya

luas kios, mampu menurunkan keuntungan yang didapatkan oleh pedagang. Hal ini

disebabkan karena pada kedua pasar, jumlah retribusi harian yang harus dibayarkan

oleh pedagang berbeda sesuai dengan luas atau besaran kios yang dimiliki pedagang

sehingga semakin luas kios yang dimiliki maka semakin mahal biaya retribusi harian

yang harus dibayarkan. Hal ini dapat mengurangi besaran keuntungan yang

didapatkan oleh pedagang. Penemuan ini berbeda dengan SMERU (2007) yang

menyimpulkan bahwa setiap peningkatan luas kios mampu meningkatkan perolehan

omset dan keuntungan yang didapatkan oleh pedagang pasar tradisional.

Pada dummy beras, perolehan omset yang diperoleh oleh pedagang yang

menjual beras lebih kecil dibandingkan dengan pedagang yang menjual produk

lainnya dengan selisih omset sebesar 0.06 persen. Hal ini disebabkan karena saat ini

penjualan beras mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan omset dan

keuntungan pedagang beras disebabkan oleh bertambahnya pedagang yang menjual

beras di dalam pasar itu sendiri. Sehingga semakin ketatnya persaingan antar

pedagang beras. Selain itu, saat ini sudah banyak tersedia toko yang khusus menjual

beras sehingga lebih memudahkan pembeli dibandingkan dengan membeli beras di

pasar tradisional.

Sama halnya dengan faktor dummy sayur dan buah, pedagang yang menjual

sayur dan buah juga memiliki perolehan omset yang lebih kecil dibandingkan dengan

perolehan omset yang diterima oleh pedagang lainnya dengan selisih perolehan omset

sebesar 0.36 persen. Hal ini disebabkan karena toko modern juga menjual komoditas

sayur dan buah. Selain itu, toko modern mampu memberikan tampilan sayur dan

buah yang lebih segar dan lebih menarik dibandingkan dengan pasar tradisional

sehingga dapat lebih menarik minat pembeli untuk berbelanja di toko modern

dibandingkan dengan berbelanja di pasar tradisional. Penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian Al Amin (2011) yang menyatakan bahwa pedagang yang menjual jenis

komoditas yang sama dengan jenis komoditas yang dijual oleh toko modern akan

paling banyak terkena dampak. Hal ini juga berlaku pada pedagang beras, daging dan

ikan karena toko modern mampu memberikan kelebihan yang tidak dapat disediakan

oleh pedagang pasar tradisional kepada konsumen seperti kebersihan serta sarana dan

prasarana yang memadai.

Pada dummy lokasi, perolehan omset pedagang pada pasar kontrol 0.01 persen

lebih besar dibandingkan dengan perolehan omset pedagang pasar perlakuan.

Keuntungan pedagang pasar kontrol juga lebih besar dibandingkan dengan perolehan

keuntungan yang didapatkan oleh pedagang pasar perlakuan dengan selisih sebesar

0.07 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh jarak lokasi dengan toko modern

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap omset dan keuntungan yang diperoleh

oleh pedagang. Sehingga, semakin dekatnya lokasi pasar tradisional dengan toko

modern, maka semakin rendah omset dan keuntungan yang didapatkan oleh pedagang

pasar tradisional karena dampak ketatnya persaingan yang dihadapi oleh pasar

tradisional dan toko modern. Ini disebabkan karena toko modern memiliki kelebihan

yang tidak dimiliki oleh pasar tradisional yang dapat memudahkan konsumen seperti

Page 47: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

35

jam operasionalnya yang lebih lama, kemudahan dalam membayar, lingkungan

berbelanja yang bersih dan nyaman serta sarana dan prasarana mendukung lainnya.

Penelitian ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Amin (2011),

Wijayanti (2011), Widiandra dan Sasana (2013) yang menyatakan bahwa faktor jarak

berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan pedagang pasar tradisional,

namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh SMERU (2007). Pada

temuannya, pedagang pada pasar yang dekat dengan supermarket memiliki omset dan

keuntungan yang lebih besar daripada pedagang pada pasar yang terletak jauh dari

supermarket. Penelitian SMERU (2007) sejalan dengan penelitian yang ditemukan di

Brazil bahwa masyarakat percaya produk yang dijual di pasar tradisional lebih segar

dan masyarakat lebih menikmati pengalaman berbelanja pribadi di pasar tradisional

dibandingkan dengan supermarket. Selain itu, toko-toko kecil juga merupakan

sebagian besar dari pelanggan di pasar tradisional di Indonesia, tidak menutup

kemungkinan bahwa toko-toko kecil lebih memilih untuk melanjutkan hubungan

bisnis lama dengan pedagang tradisional dibandingkan dengan membuat hubungan

baru dengan supermarket

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Perkembangan toko modern di Kota Bekasi berdampak pada perubahan seluruh

kinerja pedagang pasar tradisional baik pada pasar perlakuan maupun pasar

kontrol. Perubahan kinerja pedagang pasar tradisional secara signifikan meliputi

perubahan omset, keuntungan, jam operasional, jumlah pembeli dan jumlah

pelanggan pada pasar perlakuan dan pasar kontrol. Perubahan sirkulasi barang

hanya signifikan pada pasar perlakuan sedangkan perubahan jumlah pegawai

hanya signifikan pada pasar kontrol.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan omset setelah meningkatnya

jumlah toko modern adalah dummy jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah

kios, luas kios, dummy komoditas utama beras dan dummy komoditas utama

sayur dan buah. Pada variabel keuntungan, faktor-faktor yang berpengaruh

adalah dummy jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah

kios, luas kios, dan dummy lokasi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang

signifikan pada beberapa variabel kinerja pedagang setelah berkembangnya toko

modern, oleh karena itu:

1. Pemerintah Kota Bekasi harus meningkatkan kualitas kebersihan pasar

tradisional, sarana dan prasarana penunjang seperti lahan parkir yang

Page 48: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

36

memadai serta lingkungan yang nyaman secara keseluruhan sehingga dapat

menarik minat pembeli untuk tetap berbelanja di pasar tradisional.

2. Pemerintah Kota Bekasi harus lebih konsisten mengenai jarak penempatan

toko modern dari pasar tradisional, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota

Bekasi Nomor 7 Tahun 2012 terkait lokasi dan jarak pendirian pusat

perbelanjaan dan toko modern. Hal ini disebabkan karena pedagang pasar

tradisional yang dekat dengan toko modern memiliki perolehan omset dan

keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan pedagang pasar

tradisional yang jauh dari toko modern.

3. Pedagang pasar tradisional dengan komoditas yang bersaing dengan toko

modern seperti sayur dan buah sebaiknya meningkatkan kualitas serta

packaging/kemasan produknya sehingga lebih menarik minat konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Amin DE. 2011. Dampak Pasar Modern Terhadap Pedagang Di Pasar Tradisional Di

Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon [skripsi]. Jakarta (ID): Universits

Indonesia.

Aryani D. 2011. Efek Pendapatan Pedagang Tradisional Dari Ramainya Kemunculan

Minimarket Di Kota Malang. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 2 (2): 169-

180.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. PDB Indonesia Triwulan 2009-2013. Jakarta

(ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. PDRB Bekasi dalam Angka 2012. Bekasi (ID):

BPS. CESS. 1998. Dampak Krisis Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan terhadap Strategi

dan Arah Pengembangan Pedagang Eceran Kecil-Menengah di Indonesia. Jakarta

(ID) : November, TAF dan USAID.

CPIS. 1994. Perdagangan Eceran di Indonesia: Skala Kecil vs Skala Besar. Jakarta

(ID) : Center for Policy and Implementation Studies.

[Dispera] Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi. 2014. Laporan Jumlah Pasar

Tradisional Kota Bekasi. Bekasi (ID): Dispera.

[Disperindakop] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi Kota Bekasi. 2014.

Laporan Jumlah Toko Modern Kota Bekasi. Bekasi (ID) : Disperindakop.

Esther , Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Terus Tetap Eksis. Jakarta (ID) :

Sinar Harapan.

Hutabarat MR. 2009. Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermarket

Terhadap Pasar Tradisional Sei Sikambing Di Kota Medan [skripsi]. Medan

(ID): Universitas Sumatera Utara.

Jatmiko RD. 2004. Manajemen Stratejik. Edisi ke-1. Malang (ID): UMM Press.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID) : IPB Press.

Krishnamurti B, Fauzia L. 2004. Research on Supermarket Supply Chains in

Indonesia [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 49: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

37

Malano H. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka

Utama.

[Kemendagri] Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan

Pasar Tradisional. Jakarta (ID): Menteri Hukum dan HAM.

[Kemendag] Menteri Perdagangan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang

Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan

Toko Modern. Jakarta (ID) : Sekretariat Jenderal Kementrian Perdagangan RI.

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 1998. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

99 Tahun 1998 tentang Bidang/Jenis Usaha yang Dicadangkan untuk Usaha

Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka untuk Usaha Menengah atau

Usaha Besar dengan Syarat Kemitraan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Pemerintah Kota Bekasi. 2012. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang

Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Bekasi (ID):

Sekretariat Daerah Kota Bekasi.

Reardon TC, Timmer P, Barret CB, Berdegue J. 2003. The Rise of Supermarket in

Africa, Asia and Latin America. American Journal of Agricultural Economics.

Vol. 85(5): 1140-1146.

Reardon T, Hopkins R. 2006. The supermarket revolution in developing countries:

policies to address emerging tensions among supermarkets, suppliers, and

traditional retailers. European Journal of Development Research. Vol. 18(4):

522–545.

Shepherd AW. 2005. The Implications of Supermarket Development for Horticultural

Farmers and Traditional Marketing Systems in Asia. FAO. hlm 1-16.

Sinaga P. 2008. Menuju Pasar Yang Berorientasi Perilaku Konsumen. Jakarta (ID):

Kementerian Koperasi dan UKM.

Suryadarma D. 2011. Competition between traditional food traders and supermarkets

in Indonesia. Australian National University. hlm 49-57.

Suryadarma D, Poesoro A, Budiyati AS, Rosfadhila M, Suryahadi A. 2010.

Traditional food traders in developing countries and competition from

supermarkets: evidence from Indonesia. Food Policy. Vol. 35 (1): 79-86.

[SMERU] Lembaga Penelitian SMERU. 2007. Dampak Supermarket Terhadap Pasar

dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Lembaga

Penelitian SMERU. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].

Jakarta (ID): Lembaga Penelitian SMERU. hlm 1-53; [diunduh 2014 Jan 25].

Tersedia pada:

http://smeru.or.id.report/research/Supermarket/Supermarket_ind.pdf

Susilo D. 2011. Dampak Operasi Pasar Modern Terhadap Pendapatan Pedagang

Pasar Tradisional Di kota Pekalongan. Universitas Pekalongan. hlm 29-37.

Tambunan TTH et al. 2004. Kajian Persaingan dalam Industri Ritel. Jakarta (ID):

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Page 50: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

38

Traill WB. 2006. The Rapid Rise of Supermarkets. Development Policy Review. Vol.

24 (2): 163-174.

Utomo TJ. 2009. Fungsi dan Peran Bisnis Ritel dalam Saluran Pemasaran. Fokus

Ekomomi. Vol. 4 (1): 44-55.

Utomo TJ. 2010. Lingkungan Bisnis Dan Persaingan Bisnis Ritel. Fokus Ekonomi.

Vol. 5 (1): 70-80.

Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama. Ed ke-6.

Widiandra DO, Sasana H. 2013. Analis Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap

Keuntungan Usaha Pedagang Pasar Tradisional Di Pasar Tradisional (Studi

Kasus Di Pasar Tradisional Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

Diponegoro Journal of Economics. Vol. 2 (1): 1-6.

Wijayanti P. 2011. Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha Warung

Tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan

Pedurungan kota Semarang) [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Page 51: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

39

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar

Perlakuan

KUESIONER PENELITIAN

DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP KINERJA

PEDAGANG PRODUK PERTANIAN PADA PASAR TRADISIONAL DI

KOTA BEKASI

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner

penelitian Saya Iin Zahratain (H14100140), mahasiswa S1 Departemen Ilmu

Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakutas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk

melihat dampak perkembangan toko modern terhadap kinerja pedagang produk

pertanian pada pasar tradisional di Kota Bekasi serta faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan para pedagang. Kuesioner ini

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu

sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama Bapak/Ibu,

saya ucapkan terima kasih.

No :

Pewawancara :

Hari/Tanggal wawancara :

Jam :

Lokasi :

IDENTITAS RESONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

No Uraian

1 Umur : ................... tahun

2 Pendidikan* : ................... tahun

3 Pengalaman (Lama Berdagang) : ................... tahun

4 Jumlah Pekerja : ................... orang

Page 52: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

40

Keterangan :

*Isikan untuk kolom pendidikan

0 = Tidak Bersekolah

1 = SD (6 Tahun)

2 = SMP (9 Tahun)

3 = SMA/SMK/STM (12 Tahun)

4 = D3/Diploma (15 Tahun)

5 = S1/Sarjana (16 Tahun)

5. Apakah jenis komoditas yang Anda jual?

( ) Komoditas tunggal, yaitu ...

( ) Beberapa komoditas, yaitu ...

6. Berapa lama Anda berdagang komoditas tersebut?

............................................... tahun

7. Berapa jumlah kios serta luas kios yang Anda gunakan untuk berdagang?

Jumlah kios ..........................................

Luas kios ............................................... m2

8. Bagaimana kepemilikan kios/tempat yang Anda gunakan untuk berdagang?

( ) Milik Pribadi

Dengan harga beli ............................................... Tahun .....

( ) Sewa

Dengan harga sewa ...............................................

( ) Hak Guna Bangunan (HGB)

Dengan harga ...............................................

9. Berapa modal yang Anda gunakan dalam berdagang?

...............................................

10. Bagaimana perolehan modal yang Anda dapatkan?

...............................................

11. Berapa biaya operasional yang Anda keluarkan setiap bulan?

...............................................

12. Apakah inovasi yang Anda lakukan dalam pemasaran/penjualan produk?

( ) Pemesanan via sms

( ) Konsinyasi

( ) Membuka tempat dagang lain

( ) Lainnya, yaitu ....

13. Berapa besar pajak yang Anda bayarkan per hari?

( ) Pajak wajib, sebesar ....

( ) Pajak tidak wajib, sebesar ....

Page 53: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

41

- Sebutkan perubahan variabel yang terjadi sebelum dan sesudah

berkembangnya toko modern di Kota Bekasi

No. Variabel Sebelum Sesudah Satuan

14. Omset

15. Keuntungan

16. Sirkulasi/Perputaran

Barang

17. Jam Operasional

Jam buka – tutup

18. Jumlah Pembeli

19. Jumlah Pelanggan

20. Jumlah Pegawai

- Petunjuk pengisian Kuesioner:

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan

yang Anda pilih.

Fasilitas yang dimiliki oleh pasar tradisional

No. Fasilitas Baik Kurang Baik

21. Toilet

22. Tempat Parkir

23. Mushola

24. Kenyamanan

25. Keamanan

26. Kualitas Produk

27. Harga yang ditawarkan

28. Siapakah pesaing terberat Anda dalam berdagang?

( ) Toko modern (supermarket dan hipermarket)

( ) Pedagang lain

( ) Pedagang kaki lima (PKL)

( ) Pedagang keliling

( ) Tidak ada

( ) Lainnya, yaitu ....

Apakah strategi yang Anda lakukan untuk meningkatkan kinerja dalam berdagang?

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

...............................................................

Page 54: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

42

Apakah pesan dan sarang Anda kepada Pemerintah Daerah maupun Pengelola pasar

untuk perbaikan serta pengelolaan pasar tradisional agar mampu bersaing dengan

toko modern?

Pesan dan Saran

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

.....................................................

Page 55: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

43

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian Pedagang Produk Pertanian Pada Pasar Kontrol

KUESIONER PENELITIAN

DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP KINERJA

PEDAGANG PRODUK PERTANIAN PADA PASAR TRADISIONAL DI

KOTA BEKASI

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner

penelitian Saya Iin Zahratain (H14100140), mahasiswa S1 Departemen Ilmu

Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakutas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk

melihat dampak perkembangan toko modern terhadap kinerja pedagang produk

pertanian pada pasar tradisional di Kota Bekasi serta faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan omset dan keuntungan para pedagang. Kuesioner ini

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu

sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama Bapak/Ibu,

saya ucapkan terima kasih.

No :

Pewawancara :

Hari/Tanggal wawancara :

Jam :

Lokasi :

IDENTITAS RESONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

No Uraian

1 Umur : ................... tahun

2 Pendidikan* : ................... tahun

3 Pengalaman (Lama Berdagang) : ................... tahun

4 Jumlah Pekerja : ................... orang

Keterangan :

Page 56: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

44

*Isikan untuk kolom pendidikan

0 = Tidak Bersekolah

1 = SD (6 Tahun)

2 = SMP (9 Tahun)

3 = SMA/SMK/STM (12 Tahun)

4 = D3/Diploma (15 Tahun)

5 = S1/Sarjana (16 Tahun)

5. Apakah jenis komoditas yang Anda jual?

( ) Komoditas tunggal, yaitu ...

( ) Beberapa komoditas, yaitu ...

6. Berapa lama Anda berdagang komoditas tersebut?

............................................... tahun

7. Berapa jumlah kios serta luas kios yang Anda gunakan untuk berdagang?

Jumlah kios ..........................................

Luas kios ............................................... m2

8. Bagaimana kepemilikan kios/tempat yang Anda gunakan untuk

berdagang?

( ) Milik Pribadi

Dengan harga beli ............................................... Tahun .....

( ) Sewa

Dengan harga sewa ...............................................

( ) Hak Guna Bangunan (HGB)

Dengan harga ...............................................

9. Berapa modal yang Anda gunakan dalam berdagang?

...............................................

10. Bagaimana perolehan modal yang Anda dapatkan?

...............................................

11. Berapa biaya operasional yang Anda keluarkan setiap bulan?

...............................................

12. Apakah inovasi yang Anda lakukan dalam pemasaran/penjualan

produk?

( ) Pemesanan via sms

( ) Konsinyasi

( ) Membuka tempat dagang lain

( ) Lainnya, yaitu ....

13. Berapa besar pajak yang Anda bayarkan per hari?

( ) Pajak wajib, sebesar ....

( ) Pajak tidak wajib, sebesar ....

Page 57: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

45

- Sebutkan perubahan variabel yang terjadi sebelum dan sesudah

berkembangnya toko modern di Kota Bekasi

No. Variabel Sebelum Sesudah Satuan

14. Omset

15. Keuntungan

16. Sirkulasi/Perputaran

Barang

17. Jam Operasional

Jam buka – tutup

18. Jumlah Pembeli

19. Jumlah Pelanggan

20. Jumlah Pegawai

- Petunjuk pengisian Kuesioner:

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan

yang Anda pilih.

Fasilitas yang dimiliki oleh pasar tradisional

No. Fasilitas Baik Kurang Baik

21. Toilet

22. Tempat Parkir

23. Mushola

24. Kenyamanan

25. Keamanan

26. Kualitas Produk

27. Harga yang ditawarkan

28. Siapakah pesaing terberat Anda dalam berdagang?

( ) Toko modern (supermarket dan hipermarket)

( ) Pedagang lain

( ) Pedagang kaki lima (PKL)

( ) Pedagang keliling

( ) Tidak ada

( ) Lainnya, yaitu ....

Apakah strategi yang Anda lakukan untuk meningkatkan kinerja dalam berdagang?

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

...............................................................

Page 58: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

46

Apakah pesan dan sarang Anda kepada Pemerintah Daerah maupun Pengelola pasar

untuk perbaikan serta pengelolaan pasar tradisional agar mampu bersaing dengan

toko modern?

Pesan dan Saran

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

.....................................................

Page 59: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

47

Lampiran 3 Hasil Olahan Uji-t Berpasangan

Pasar Perlakuan

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95persen Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Omsetsebelum – omsetsesudah 6.91675E8 1.75089E9 3.19668E8 3.78804E7 1.34547E9 2.164 29 0.039

Pair 2 keuntungansebelum – keuntungansesudah 7.48858E7 1.05651E8 1.92891E7 3.54352E7 1.14336E8 3.882 29 0.001

Pair 3 sirkulasibarangsebelum – sirkulasibarangsesudah -0.26667 0.98027 0.17897 -0.63270 0.09937 -1.490 29 0.147

Pair 4 jamoperasionalsebelum – jamoperasionalsesudah -0.86667 1.79046 0.32689 -1.53524 -0.19810 -2.651 29 0.013

Pair 5 jumlahpembelisebelum – jumlahpembelisesudah 2.16000E1 29.70731 5.42379 10.50711 32.69289 3.982 29 0.000

Pair 6 jumlahpelanggansebelum – jumlahpelanggansesudah 6.60000 14.32047 2.61455 1.25265 11.94735 2.524 29 0.017

Pair 7 jumlahpegawaisebelum – jumlahpegawaisesudah 0.23333 1.38174 0.25227 -0.28262 0.74928 0.925 29 0.363

47

Page 60: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

48

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 omsetsebelum & omsetsesudah 30 0.679 0.000

Pair 2 keuntungansebelum &

keuntungansesudah 30 0.465 0.010

Pair 3 sirkulasibarangsebelum &

sirkulasibarangsesudah 30 0.789 0.000

Pair 4 jamoperasionalsebelum &

jamoperasionalsesudah 30 0.869 0.000

Pair 5 jumlahpembelisebelum &

jumlahpembelisesudah 30 0.441 0.015

Pair 6 jumlahpelanggansebelum &

jumlahpelanggansesudah 30 0.650 0.000

Pair 7 jumlahpegawaisebelum &

jumlahpegawaisesudah 30 0.503 0.005

Page 61: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

49

Pasar Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95persen Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 omsetsebelum – omsetsesudah 6.23156E8 1.26999E9 2.24504E8 1.65276E8 1.08104E9 2.776 31 0.009

Pair 2 keuntungansebelum – keuntungansesudah 4.92266E7 6.13139E7 1.08389E7 2.71205E7 7.13326E7 4.542 31 0.000

Pair 3 sirkulasibarangsebelum – sirkulasibarangsesudah -0.18750 1.06066 0.18750 -0.56991 0.19491 -1.000 31 0.325

Pair 4 jamoperasionalsebelum – jamoperasionalsesudah -0.59375 1.13903 0.20135 -1.00441 -0.18309 -2.949 31 0.006

Pair 5 jumlahpembelisebelum – jumlahpembelisesudah 2.74062E1 23.28208 4.11573 19.01216 35.80034 6.659 31 0.000

Pair 6 jumlahpelanggansebelum – jumlahpelanggansesudah 1.00312E1 15.25373 2.69650 4.53169 15.53081 3.720 31 0.001

Pair 7 jumlahpegawaisebelum – jumlahpegawaisesudah 0.25000 0.76200 0.13470 -0.02473 0.52473 1.856 31 0.073

49

Page 62: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

50

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 omsetsebelum & omsetsesudah 32 0.605 0.000

Pair 2 keuntungansebelum &

keuntungansesudah 32 0.618 0.000

Pair 3 sirkulasibarangsebelum &

sirkulasibarangsesudah 32 0.709 0.000

Pair 4 jamoperasionalsebelum &

jamoperasionalsesudah 32 0.973 0.000

Pair 5 jumlahpembelisebelum &

jumlahpembelisesudah 32 0.770 0.000

Pair 6 jumlahpelanggansebelum &

jumlahpelanggansesudah 32 0.368 0.038

Pair 7 jumlahpegawaisebelum &

jumlahpegawaisesudah 32 0.658 0.000

Page 63: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

51

Lampiran 4 Hasil Olahan Regresi Berganda

MODEL OMSET

The regression equation is:

Log Y1 = 8.76 + 0.0936 dummy JK + 0.0140 tk pend + 0.00118 pengalaman +

0.0503 Jumlah kios + 0.0277 Luas kios – 0.0630 dummy beras – 0.357

dummy sayur buah – 0.0144 dummy lokasi

Log Y1 Daging dan Ikan = 8.76022

Log Y1 Beras = 8.76022 – 0.06302 + 0.0936 dummy JK + 0.0140 tk pend +

0.00118 pengalaman + 0.0503 Jumlah kios + 0.0277 Luas kios –

0.0144 dummy lokasi

Log Y1 Sayur dan Buah = 8.76022 – 0.35668 + 0.0936 dummy JK + 0.0140 tk pend

+ 0.00118 pengalaman + 0.0503 Jumlah kios + 0.0277

Luas kios – 0.0144 dummy lokasi

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 8.76022 0.07096 123.46 0.000

Dummy Jenis

Kelamin 0.09355 0.02351 3.98 0.000 2.165

Tk. Pendidikan 0.014015 0.007167 1.96 0.056 4.652

Pengalaman 0.001177 0.001651 0.71 0.479 1.323

Jumlah Kios 0.05029 0.01778 2.83 0.007 4.340

Luas Kios 0.027702 0.002596 10.67 0.000 2.729

Dummy Beras -0.06302 0.03137 -2.01 0.050 9.645

Dummy Sayur Buah -0.35668 0.02971 -12.00 0.000 3.568

Dummy Lokasi -0.01444 0.02775 -0.52 0.605 4.779

S = 1.02803 R-Sq = 92.7% R-Sq(adj) = 91.6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 8 710.412 88.802 84.02 0.000

Residual Error 53 56.013 1.057

Total 61 766.426

Durbin-Watson statistic = 1.91544

Page 64: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

52

MODEL KEUNTUNGAN

The regression equation is

Log Y2 = 7.62 + 0.0419 dummy JK + 0.00988 tk pend + 0.0105 pengalaman + 0.0477

Jumlah kios – 0.00495 Luas kios + 0.0521 dummy beras – 0.0067 dummy

sayur buah – 0.0719 dummy lokasi

Log Y2 Beras = 7.62211 + 0.05206 + 0.0419 dummy JK + + 0.00988 tk pend +

0.0105 pengalaman + 0.0477 Jumlah kios – 0.00495 Luas kios –

0.0719 dummy lokasi

Log Y2 Daging dan Ikan = 7.62211

Log Y2 Sayur dan Buah = 7.62211 – 0.00672 + 0.0419 dummy JK + 0.00988 tk pend

+ 0.0105 pengalaman + 0.0477 Jumlah kios – 0.00495

Luas kios – 0.0719 dummy lokasi

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 7.62211 0.04883 156.11 0.000

Dummy Jenis Kelamin 0.04194 0.01447 2.90 0.005 1.049

Tk. Pendidikan 0.009884 0.003655 2.70 0.009 1.142

Pengalaman 0.010488 0.001654 6.34 0.000 1.170

Jumlah Kios 0.047728 0.007957 6.00 0.000 1.636

Luas Kios -0.004947 0.001326 -3.73 0.000 1.850

Dummy Beras 0.05206 0.04855 1.07 0.288 1.759

Dummy Sayur Buah -0.00672 0.03031 -0.22 0.826 1.575

Dummy Lokasi -0.07189 0.02472 -2.91 0.005 1.361

S = 1.03076 R-Sq = 98.3% R-Sq(adj) = 98.1%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 8 3323.21 415.40 390.98 0.000

Residual Error 53 56.31 1.06

Total 61 3379.52

Durbin-Watson statistic = 1.52698

Page 65: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

53

Lampiran 5 Denah Lokasi Pasar

Mall Metropolitan

1&2

Home Solution

BCP

Grand Metropolitan

Bekasi Square

Grandmall

Pasar Kranji Baru

P. B

anta

r G

eban

g

Pertoko

an

Kranji B

aru

6,3

KM

1,1

KM

500 m 1,2 KM

Jalan Kalimalang

Tol Bekasi Barat

Jl. Jendral Sudirman

GIA

NT

HIP

ERM

AR

T

Pertokoan Kranji Baru

2 K

M

Page 66: DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP … · DAMPAK PERKEMBANGAN TOKO MODERN TERHADAP ... baik Pasar Kranji Baru dan pedagang Pasar Baru ... pasar modern di Indonesia masih didominasi

54

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cirebon, 27 Oktober 1992 dari ayah Abdul Salam dan Ibu

Rahmah Ramadlanah Fak-Faky. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis memulai pendidikan di TK dan melanjutkan pendidikan di SDN Margahayu 2

Bekasi. Pada tahun 2005 penulis duduk di bangku SMP yaitu di SMP Negeri 2

Semarang. Kemudian pada tahun 2010 penulis lulus dari SMAT Krida Nusantara di

Bandung dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) dan diterima di program studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama berkuliah di IPB, penulis beberapa kali

mengikuti kegiatan kepanitiaan diantaranya panitia FEM Ambassador, IAC (IPB Art

Contest), panitia MPF MPD dan beberapa kegiatan Ilmu Ekonomi.