paper encoding
Post on 26-Dec-2015
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ENCODING
Kode atau sandi dalam komunikasi adalah aturan untuk mengubah suatu informasi
(sebagai contoh, suatu surat, kata, atau frasa) menjadi bentuk atau representasi lain, yang tidak
harus dalam bentuk yang sama.
Dalam komunikasi dan pemrosesan informasi, pengkodean atau penyandian (encoding)
adalah proses konversi informasi dari suatu sumber (objek) menjadi data, yang selanjutnya
dikirimkan ke penerima atau pengamat, seperti pada sistem pemrosesan data.
Penyandian (bahasa Inggris: encoding) dalam komunikasi berarti tindakan pemberian
arti simbol-simbol pada pemikiran. Misalnya: memutuskan kata kata mana yang akan dikatakan
atau dituliskan. Proses penyandian adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran.
Pengawakodean atau pengawasandian (decoding) adalah proses kebalikannya, yaitu
konversi data yang telah dikirimkan oleh sumber menjadi informasi yang dimengerti oleh
penerima.
Kodek (codec) adalah penerapan aturan atau algoritma untuk penyandian dan
pengawasandian (sebagai contoh MP3) yang dapat berupa penerapan pada sisi perangkat keras
maupun perangkat lunak, dan mungkin pula melibatkan kompresi data.
Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan. Biasanya
sinyal ini berbentuk tanda-tanda, lampu-lampu, atau suara-suara. Sinyal dibentuk oleh
transmitter dan ditransmisikan melalui media transmisi. Sinyal sangat erat sekali hubungannya
dengan fungsi waktu (periodik), tetapi sinyal juga dapat diekspresikan dalam bentuk fungsi
frekuensi.
Encoding adalah proses untuk mengubah sinyal ke dalam bentuk yang dioptimasi untuk
keperluan komunikasi data dan penyimpanan data. Kedua hal inilah yang saling mendukung
untuk mengubah bentuk sinyal sehingga bisa disalurkan dari pengirim ke penerima. Dalam hal
modulasi, komunikasi data ada yang menggunakan sinyal digital. Tetapi komunikasi ini
memiliki kelemahan yaitu jarak tempuh yang tidak terlalu besar akibat pengaruh noise berupa
redaman yang terjadi pada media transmisi. Sedangkan komunikasi data menggunakan sinyal
analog jarak tempuhnya akan menjadi lebih besar.
Sinyal Digital adalah sinyal diskrit dengan pulsa tegangan diskontinyu. Tiap pulsa adalah
elemen sinyal data biner diubah menjadi elemen – elemen sinyal.
Spektrum Sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan
transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam
penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal
transmisi.
Elemen Sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan
meng-encoder-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
Teknik Encoding dan modulasi. Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data dapat berupa digital atau analog yang di encode
menjadi suatu sinyal digital.Dan untuk pensinyalan analog, input sinyal dapat berupa analog atau
digital dan disebut sinyal pemodulasi (sinyal baseband), yang dimodulasi menjadi sinyal
termodulasi.Dasarnya adalah untuk memodulasi sinyal carrier yang sesuai dengan medium
transmisinya.
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi.
Pengertian Data - data sinyal digital :
Elemen sinyal : tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary yang ditransmisiskan dengan
meng-encode tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
Sinyal unipolar : semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif
semua atau negative semua.
Sinyal polar : elemen-elemen sinyal dimana salah satu kondisi logikanya diwakili oleh
level tegangan positif dan yang lainnya level tegangan negatif.
Durasi : atau lebar suatu bit , yaitu waktu yang dibutuhkan oleh transmitter untuk
memancarkan bit tersebut.
Modulation rate : kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam Bauds atau
elemen sinyal perdetik.
Perbandingan Skema Encoding
Lima faktor yang perlu dinilai dan dibandingkan dari berbagai skema encoding :
Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan
transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi ; untuk mengatasi distorsi
dalam penerimaan sinyal, digunakan desain kode yang sesuai dengan bentuk dari
spektrum sinyal transmisi.
Clocking : menentukan awal dan akhir dari setiap posisi bit dengan mekanisme
sinkronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise : beberapa kode lebih baik dari yang
lain.
Biaya dan kompleksitas : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data
rate yang ada, semakin besar biayanya.
Tugas-tugas receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital :
- receiver harus mengetahui timing dari tiap bit
- receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0).
Tugas-tugas ini dilaksanakan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval
dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver dalam mengartikan sinyal yang datang :
- Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit errorrate (kecepatan
error dari bit).
- S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
- Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi :
- Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya
pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal
digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.
- Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan mekanisme synchronisasi
yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
- Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
- Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise
- Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang
ada, semakin besar biayanya.
Perlu diketahui
- Waktu bit saat mulai dan berakhirnya.
- Level sinyal.
Faktor-faktor penerjemahan sinyal yang sukses :
- Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan)
- Rating data
- Bandwidth
- Perbandingan Pola-Pola Encoding
- Spektrum sinyal : Kekurangan pada frekuensi tinggi mengurangi bandwidth yang dibutuhkan.
Kekurangan pada komponen dc menyebabkan kopling ac melalui trafo menimbulkan isolasi
Pusatkan kekuatan sinyal di tengah bandwidth.
- Clocking.
- Sinkronisasi transmiter dan receiver.
- Clock eksternal.
- Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal.
- Pendeteksian error.
- Dapat dibangun untuk encoding sinyal.
- Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise.
- Beberapa code lebih baik daripada yang lain.
- Harga dan Kerumitan.
- Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi.
- Beberapa code membutuhkan rating sinyal lebih tinggi.
Skema Encoding
1. Non return to zero level (NRZ-L)
Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan
tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0 dan bit-1.
Tegangan konstan selama interval bit ; tidak ada transisi untuk kembali ke tegangan nol,
misalnya.
Penerapan : tegangan konstan positif untuk ‘1’ dan tidak ada tegangan untuk ‘0’, atau
tegangan negatif untuk nilai ‘1’ dan positif untyuk nilai yang lain.
2. Non return to zero inverted (NRZ-I)
Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit
time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut. ; tidak ada transisi berarti
binary ‘0’, sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari deferensial encoding.
Keuntungannya : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan.
Kelemahan NRZ-L dan NRZ-I :
Keterbatasan dalam komponen dc.
Kemampuan sinkronisasi yang buruk.
Transmisi Digital
Transmisi merupakan jalur tunggal atau jaringan transmisi kompleks yang menghubungkan
system sumber dengan system tujuan. Transmisi juga disebut sebagai pembawa data yang
dikirim. Transmisi ini bias berupa kabel, gelombang electromagnetic atau yang lain. Pada
transmisi jarak jauh, daya sinyal akan teredam sehingga daya yang sampai di penerima bias jadi
sudah sedemikian lemah sehingga tidak dapat dideteksi lagi.
Pada transmisi digital juga terjadi encoding dan decoding. Ada beberapa kemungkinan pasangan
bentuk sinyal transmisi yang terjadi setelah mengalami proses transmisi datadiantaranya :
1. Transmisi digital ke digital
Pada transmisi digital ke digital, data yang dihasilkan oleh transmitter berupa sinyal
digital dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal digital menuju ke receiver (penerima).
2. Transmisi analog ke digital
Pada transmisi analog kedigital, data yangdihasilkan oleh transmitter berupa sinyal
analog dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal digital menuju ke receiver (penerima).
Metode ini digunakan untuk pengiriman data suara atau gambar sehingga data sampai
ketujuan dalam kondisi yang baik
3. Transmisi digital ke analog
Pada transmisi ini, sinyal data yang dihasilkan berupa sinyal digital dan ditransmisikan
dalam bentuk sinyal analog menuju penerima. Bentuk transmisi ini digunakan untuk
proses transmisi data antar computer yang jaraknya sangat jauh antara computer satu
dengan yang lain.
4. Transmisi analog ke analog
Pada transmisi ini, sinyal data yang dihasilkan berupa sinyal analog dan ditransmisikan
dalam bentuk sinyal analog menuju penerima. Metode ini digunakan oleh pemancar
radio.
Line Coding
Line coding adalah suatu proses konversi data digitalmenjadi sinyal digital, dengan asumsi data
berisi atau berbentuk fax, angka, gambar, audio atau video yang disimpan dalam memori
computer sebagai bit sequence. Line coding juga merupakan metode untuk merubah symbol dari
sumber kedalam deretan symbol baru yang disebut dengan proses encoding.
Tujuan line coding, antara lain :
1) Merekayasa spectrum sinyal digital agar sesuai dengan medium transmisi yang akan
digunakan .
2) Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi antara pengirim dan penerima (sistem
tidak memerlukan jalur terpisah untuk clock).
3) Dapat digunakan untuk menghilangkan komponen DC sinyal (sinyal dengan frekuesnsi
0). Komponen DC tidak mengandung informasi apapun tetapi menghamburkan daya
pancar.
4) Line coding dapat digunakan untuk menaikan data rate.
5) Beberapa teknik line coding dapat dapat digunakan untuk pendeteksian kesalahan.
Karakteristik Line Coding
Adapun beberapa hal yang harus di perhatikan dalam mengetahui karakteristik line coding
adalah sebagai berikut :
1) Elemen data dan elemen sinyal
Pada komunikasi data,elemen data merupakan entity terkecil sedangkanelemen sinyal
merupakan unid terpendek dari sinyal digital,dengan kata lainelemen data adalah apa
yang kita butuhkan untuk dikirim,sedangkan elemensinyal adalah apa yang dapat
kita kirim.
2) Data rate dan sinyal rate
Adalah sejumlah elemen data dalam unit BPS (Bit perSecond) sedangkan sinyal rate
adalah sejumlah elemen sinyal dalam satuan unit baud.
3) Bandwidth
Bandwidth adalah suatu system komunikasi elektronika yang mengirimkan informasi
dengan memancarkan energy elektromagnetik. Energy elektromagnetik ini dapat berjalan
sebagai sebuah tegangan atau arus yang melalui dawai sebagaimana emisi radio melintasi
udara dan cahaya. Untuk mengirim informasi, system komunikasi harus menggunakan
spectrum elektromagnetik dalam jumlah atau range tertentu.
Bandwidth menunjukan ukuran kapasitas jalur transmisi yang dinyatakan dalam satuan,
yakni :
Baud (Bd) adalah kecepatan modulasi
Bit perdetik (Bps) adalah kecepatan sinyal
Karakter perdetik (Cps) adalah kecepatan transmisi
4) Baseline Wandering
Baseline adaladah rata-rata kekuatn sinyal yang diterima oleh penerima.
5) Komponen DC
6) Singkronisasi bit
7) Deteksi bit in error
8) Mengurangi noise
Noise adalah tambahan sinyal yang tidak diinginkan yang masuk dimana pun diantara
pengirim dan penerima. Noise dibagi dalam 4 aktegori, yaitu :
I. Thermal noise
Disebabkan oleh agitasi thermal electron dalam suatu konduktor
Sering dinyatakan sebagai white noise
Tidak dapat dilenyapkan
Besat thermal noise (dalam watt) dengan bandwidth WHz
II. Intermodulation noise
Disebabkan pada sinyal pada frekuensi – frekuensi yang berbeda-beda
tersebar pada medium pada transmisi yang sama sehingga menghasilkan
sinyal pada suatu frekuensi yang merupakan penjumlahan atau pengalian
dari frekuensi-frekuensi asalnya . misalnya, sinyal dengan frekuensi f1 dan
f2 maka akan mengganggu sinyal dengan frekuensi f1+f2
Hal ini timbul karena ketidak linearan transmitter, receiver atau system
transmisi
III. Crosstalk
suatu penghubung antar sinyal yang tidak diinginkan
dapat terjadi oleh hubungan elektrikal antara kabel yang
berdekatan dandapat pula karena energi dari gelombang mikro
IV. impulse Noise
t e r d ir i da r i pu ls a – pu ls a t ak be r a t u r an a t au sp ik e no is e
de ng a n dur a s i pendek dan dengan amplitude relative tinggi
dihasilkan oleh kilat, kesalahan dan cacat pada sistem komunikasi
noise ini merupakan sumber utama kesalahan komunikasi data
digital danhanya merupakan gangguan kecil bagi data analog.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis Metode Error Checking :
1. Parity Bit
Metode parity bit adalah untuk mendeteksi bit error dengan asynchronous dan transmisi
synchronous yang berorientasi karakter. Pada suatu skema bahwa transmitter memberikan bit
tambahan (parity bit) untuk setiap karakter pokok yang ditransmisi. Parity bit adalah suatu fungsi
dari bit untuk melapisi karakter yang sedang ditransmisi, menerima masing-masing karakter
kemudian melakukan fungsi yang sama untuk karakter lain, membandingkan hasil dengan parity
bit yang diterima.
2. CYCLIC REDUNDANCY CHECK (CRC)
CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah algoritma untuk memastikan integritas data dan
mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan atau disimpan. Data yang hendak
ditransmisikan atau disimpan ke sebuah media penyimpanan rentan sekali mengalami kesalahan,
seperti halnya noise yang terjadi selama proses transmisi atau memang ada kerusakan perangkat
keras. Untuk memastikan integritas data yang hendak ditransmisikan atau disimpan, CRC dapat
digunakan. CRC bekerja secara sederhana, yakni dengan menggunakan perhitungan matematika
terhadap sebuah bilangan yang disebut sebagai Checksum, yang dibuat berdasarkan total bit
yang hendak ditransmisikan atau yang hendak disimpan.
Dalam transmisi jaringan, khususnya dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet,
checksum akan dihitung terhadap setiap frame yang hendak ditransmisikan dan ditambahkan ke
dalam frame tersebut sebagai informasi dalam header atau trailer. Penerima frame tersebut akan
menghitung kembali apakah frame yang ia terima benar-benar tanpa kerusakan, dengan
membandingkan nilai frame yang dihitung dengan nilai frame yang terdapat dalam header frame.
Jika dua nilai tersebut berbeda, maka frame tersebut telah berubah dan harus dikirimkan ulang.
CRC didesain sedemikian rupa untuk memastikan integritas data terhadap degradasi yang
bersifat acak dikarenakan noise atau sumber lainnya (kerusakan media dan lain-lain). CRC tidak
menjamin integritas data dari ancaman modifikasi terhadap perlakukan yang mencurigakan oleh
para hacker, karena memang para penyerang dapat menghitung ulang checksum dan mengganti
nilai checksum yang lama dengan yang baru untuk membodohi penerima.
3. AUTOMATIC REPEAT REQUEST (ARQ)
Automatic Repeat reQuest (ARQ), juga dikenal sebagai Ulangi otomatis Query, adalah
metode error-kontrol untuk transmisi data yang menggunakan acknowledgment (pesan yang
dikirim oleh penerima menunjukkan bahwa ini benar menerima data frame atau paket) dan
timeout (ditentukan periode waktu diperbolehkan untuk berlalu sebelum pengakuan harus
diterima) untuk mencapai transmisi yang handal data melalui layanan tidak bisa diandalkan. Jika
pengirim tidak menerima pemberitahuan sebelum timeout, biasanya kembali mentransmisikan
frame / paket sampai pengirim menerima pengakuan atau melebihi jumlah yang telah ditentukan
re-transmisi.
Jenis protokol ARQ termasuk :
a) Stop-dan-wait ARQ
b) Go-Back-N ARQ
c) Ulangi ARQ Selektif
Protokol ini berada di Lapisan data Link atau Transport dari model OSI.
a) stop and wait
Informasi tentang Stop-dan-tunggu permintaan repreat otomatis (Stop-dan-tunggu ARQ).
Stop-dan-tunggu permintaan repreat otomatis (berhenti-dan-tunggu ARQ) merupakan
koreksi kesalahan teknik di mana pengirim mengirimkan suatu blok data dan kemudian
menunggu acknowledgment sebelum transmisi.
b) Go Back N ARQ
Go-Back-N ARQ adalah contoh khusus dari permintaan ulang otomatis (ARQ) protokol,
di mana proses pengiriman terus mengirimkan sejumlah frame ditentukan oleh ukuran jendela
bahkan tanpa menerima pengakuan (ACK) paket dari penerima. Ini adalah kasus khusus dari
protokol sliding window umum dengan mengirimkan ukuran jendela N dan menerima ukuran
jendela 1. Proses penerima melacak nomor urutan frame berikutnya mengharapkan untuk
menerima, dan mengirimkan nomor yang dengan setiap ACK yang dikirimkan. Penerima akan
mengabaikan setiap frame yang tidak memiliki nomor urut yang tepat itu mengharapkan -
apakah frame yang merupakan "masa lalu" duplikat dari bingkai itu sudah ACK'ed [1] atau
apakah frame yang merupakan "masa depan" bingkai masa lalu paket terakhir itu sedang
menunggu. Setelah pengirim telah mengirimkan semua frame di jendela, itu akan mendeteksi
bahwa seluruh frame frame yang hilang sejak pertama beredar, dan akan kembali ke nomor
urutan ACK terakhir yang diterima dari proses penerima dan isi jendela dimulai dengan bingkai
tersebut dan melanjutkan proses lagi.
Go-Back-N ARQ adalah penggunaan yang lebih efisien sambungan dari Stop-dan-tunggu
ARQ, karena tidak seperti menunggu suatu pengakuan untuk setiap paket, koneksi masih
digunakan sebagai paket yang sedang dikirim. Dengan kata lain, selama waktu yang seharusnya
dapat dihabiskan menunggu, lebih banyak paket yang sedang dikirim. Namun, metode ini juga
mengakibatkan frame mengirimkan beberapa kali - jika frame apapun telah hilang atau rusak,
atau ACK yang mengakui mereka adalah hilang atau rusak, maka frame dan semua frame berikut
di jendela (bahkan jika mereka telah diterima tanpa kesalahan) akan akan kembali dikirim. Untuk
menghindari hal ini, ARQ Ulangi Selektif dapat digunakan
c) Selective Reject
Informasi tentang Selektif-menolak permintaan ulang secara otomatis (Selective-reject ARQ).
Selektif-menolak permintaan ulang otomatis (selektif-menolak ARQ) adalah teknik error
kontrol yang dalam pengiriman hanya memancarkan kembali blok yang salah.
top related