omaroapr omerojunojuloags onovodes ibuku [berita buku...

Post on 15-Mar-2020

4 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

GATRAo Se/asa. RabuO Kamis O.JiJmat OSabtu O·Minggu

4 56 7 89 .10 1120 21 22 23 2425 26

121327 28

14 152930 31

OMarOApr OMerOJunOJulOAgs ONovODes

IBUKU [BERITA BUKU ]

Sintesis GagasanDua Begawan HukumProf. Romli Atmasasmita menawarkan teori hukum integratifyang menyintesiskan teori hukum pembangunan Prof. Mochtardan teori hukum progresif Prof. Sa~ipto. Mengritisi praktekpenegak hukum meninggalkan nilai Pancasila.

Puluhan advokat berkumpul diBallroom 3 Hotel Pullman,Central Park Podomoro City,Jakarta Barat, Rabu pekanlalu. Mereka diajak merenungi

earut-marut praktek hukum di TanahAir melalui buku Teori Hukum Integ;ratiJkarya Prof. Romli Atmasasmita. Buku inimenyintesis gagasan dua begawan hukumIndonesia: Prof. Moehtar Kusumaatmadjadengan teori hukum pembangunan danProf. Satjipto Rahardjo, peneetus teorihukum progresif.

Aeara yang digagas Perhimpun-an Advokat Indonesia (Peradi) itu jugadihadiri Ketua Umum Peradi, OttoHasibuan, serta sejumlah pakar hukum.Antara lain mantan Menteri Kehakim-an Prof. Muladi, Dekan Fakultas Hu-kum Universitas Sriwijaya, man tanDirjen Administrasi Hukum UmumKementerian Hukum dan HAM.

Dalam kesempatan itu, Prof.

Muladi menilai teori hukum integratifberusaha mengombinasikan pemikiranProf. Moehtar dengan teori hukum pem- .bangunan yang melihat hukum sebagainorma, yang hukum pun dilihat sebagaisarana dalam pembangunan agar dapatdilaksanakan dengan tertib dan teratur.Satunya lagi adalah pemikiran Prof.Satjipto, dengan teori hukum progresifyang memandang hukum sebagai sistemperilaku yang prorakyat dan prokeadilan.

Muladi mengemukakan, teorihukum integratif adalah nomenklaturyang dipakai terlalu umum dan openended. "Alangkah lebih baik apabila yangditonjolkan justru elaborasinya berupatheory of social and bureaucratic engineeringof law, yang juga menjadi gagasan Romli,"kata guru besar emeritus UniversitasDiponegoro, Semarang, itu.

Sementara itu, Prof. Arnzulianmelihat ada beberapa tantangan bagi pe-nerapan teori hukum integratif, karena

makin tergerusnya nilai-nilai tradisionalbangsa dan makin rendahnya pengakuandan implementasi Paneasila. "Padahal,teori hukum integratif mensyaratkan re-kayasa birokrasi dan rekayasa masyarakatberlandaskan pada sistem norma, sistemperilaku, dan sistem nilai yang bersumberpada Paneasila," ujamya.

Romli menampik bukunya me-nawarkan hal baru. "Saya hanya mengga-bungkan," katanya kepadaJennar Kian-santang dari GATRA. la menilai, dalamteori hukum progresif maupun pem-bangunan ada kekurangan dan kelebihan.Dari kelebihan keduanya itulah bangunangagasan teori integratif.

"Tujuannya sederhana saja, sayaingin memasukkan unsur falsafah Pan-easila dalam teori hukum," tutur Prof.Romli. Sebab teori hukum yang ada saatini kebanyakan diambil mentah-mentahdari warisan kolonial. Kepastian hu-kum, menurut Romli, seringkali menjadidogma yang suei. Walhasil, ketertibanyang menjadi eita-eita hukum malah ber-ujung konflik terus-menerus.

Dampaknya terasa di lapangan.Misalnya saja, Romli menyebut kasuspeneurian piring yang harus sampai kemeja Mahkamah Agung. "Memangnyatidak ada eara lain. Padahal, Paneasilamengajarkan kita untuk musyawarahmufakat," katanya.

Adakalanya hukum, kata Romli, ha-rus berwatak restorative justice, men gem-balikan masyarakat pada kondisi semula.Jalur pengadilan bukan satu-satunyaopsi penyelesaian sengketa. "Saya tidakberpikir undang-undang is a solution.Nyatanya, di Indonesia is a beginning of theproblem," ungkapnya. Keprihatinan itulahyang ia cennari dari penegakan hukum.

Karena itu, Romli berusaha mem-beri roh barn pada teori hukum. Memangjarak dengan penerapannya masih jauh."Prernatur kalau saya membuat how topractice integ;ratiJ law theory," Romli me-negaskan. Tapi, seridaknya, Romli sudahberbuat sesuatu bagi khazanah hukurn diIndonesia. IB

G.A. GURITNO

170KTOBER 2012 GATRA

Kllplng Humas Un pad 2012

top related