gatra -...

2
GATRA o Selasa Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 3 4 5 6 7 8 9 e 11 12 13 14 15 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMe; OJun OJul 0 Ags OSep OOkt .Nov ODes NASIONAL ORGANISASI MAHASISWA A us utama gerakan mahasiswa memilih berunjuk rasa. Kelorn- pok mahasiswa lain berdemo nenolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di sejumlah kota. Rentang waktu antara 20 Oktober lalu, setahun pemerintahan SBY, dan 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda, pekan lalu, jadi momentum strategis aksi berbagai keIompok kritis. Selain aksi jalanan, pendekatan berbeda diam-diam ditempuh beberapa aktivis aliansi Badan EksekutifMahasiswa Nusantara (BEM-Nus). Mereka me- nyiapkan Temu Nasional In diJayapura, 22-25 Novembernanti. Panitia dari BEM Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, berangkat ke Jakarta. Diikuti BEM Universitas Kristen Indonesia (UKl) Tomohon, Sulawesi Utara. Di Jakarta, mereka dibantu ko- ~ leganya dari BEM Universitas Trisakti. g Targetnya, menjajaki peluang audiensi ~ langsung dengan Presiden SBY. Pad a ~ Mei 2007, SBYmembuka Temu N asional Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)dalam sebuah aksi demo di depan Istana Negara, Jakarta II BEM-Nus di istana dan aktivis BEM Trisakti terlibat di kepanitiaan inti. Menurut Atma Winata Nawawi, man tan Presiden BEM Trisakti, awalnya misi mahasiswa]ayapura dan Tomohon itu dicemooh aktivis BEM-Nus Jabo- detabek. Mereka dinilai rnustahil bisa diterima presiden. Ketua BEM Uncen, Thomas Warijo, mengirim pesan singkat ke hotline pengaduan presiden. Tanpa diduga, ada tanggapan. Usaha lain, dengan mengontak Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Velix Wanggai, yang asal Papua. Singkat cerita, mimpi mereka bertemu presiden terkabuJ. Jumat sore, 22 Oktober lalu, Iima mahasiswa dari Uncen, UKI Tomohon, dan Trisakti diterima di istana. Presiden berusaha hadir pada acara diJayapura nanti. Pad a saat BEM-Nus diterima presiden, di temp at lain, aliansi BEM dari poros berbeda, yang menyebut diri BEM Seluruh Indonesia (SI), sedang menggeIar musyawarah nasional (munas) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ] akarta. BEM -SI banyak dipilari kampus negeri terkemuka: ur, ITB, IPB, Unpad, UGM, Unair, ITS, dan sebagainya. Bila BEM-Nus bersuka-cita diterima presiden, Munas BEM-SI dirundung ketidakhadiran sejumlah narasumber terundang. Misalnya man- tan Presiden B.J. Habibie, Bambang Harimurti (Dewan Pers), Sutan Bhatoegana (Demokrat), Mahfudz Sidiq (PKS), Dahlan Iskan (Dirut PLN), dan Menpora Andi MalIarangeng. Yang hadir TItikRawan Gerakan Mahasiswa Ketika fungsi parpol di parlemen belum optimal, gerakan mahasiswa berada di garda depan oposisi ekstra-parlemen. Tantangan terberatnya menjaga kO!1sistensi.Negara jeli membidik titik lemah independensi. adalah Sekjen Golkar, Idrus Marham. Acara itu ditutup Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh. Koordinator Pusat BEM-SI, Asep Rovi Nurjaman, dalam relasi dengan presiden, mengaku berbeda metode dengan BEM-Nus. "Bagi kami, itu (bertemu presiden) terlalu politis. Tapi BEM-Nus silakan, kami berbeda metode," kata Asep, yang juga Presiden BEM Unpad, Bandung. "Kami juga sering bertemu presiden. Kadang kami cegat di jalan atau kami hadang dalam sebuah kunjungan. Bertemu presiden kan tidak harus di ruangan." Komplikasi panas justru terjadi di internal BEM-Nus. Fernando Yohanes, aktivis BEM Universitas Tarumanagara, Jakarta, mengkritik keterwakilan dele- gasi yang bertemu SBY. "Mereka tidak merepresentasikan BEM-NlLS karena hanya hadir dua ketua BEM. Tiga lainnya tidak lagi menjabat," ujar Fernando, Alberth Hama May, Presiden BEM UKI Tomohon yang ikut bertemu presiden, menilai kritik sesarna BEM- Nus itu muncul akibat salah kornunikasi. "Mereka kaget. Mereka tidak mengeta- hui rencana tersebut. Ini terjadi secara spontan. Mereka kebakaran jenggot. Itu saja intinya," ucapnya kepada Andya Dhyaksa dari GATRA. Ketika bertemu presiden, kata Alberth, mereka justru berkesernpatan mengkritik langsung. "Sewaktu bertatap muka'Ciengan presiden, kami sampaikan reaIitas di Papua. Kami minta presiden melakukan pendekatan humanistik dan 96 GATRA 10 NOVEMBER 2010 Kliping Humas Unpad 2010 1

Upload: voquynh

Post on 10-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GATRAo Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

3 4 5 6 7 8 9 e 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31oMar OApr OMe; OJun OJul 0 Ags OSep OOkt .Nov ODes

NASIONAL ORGANISASI MAHASISWA

Aus utama gerakan mahasiswamemilih berunjuk rasa. Kelorn-pok mahasiswa lain berdemonenolak kedatangan Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disejumlah kota. Rentang waktu antara 20Oktober lalu, setahun pemerintahan SBY,dan 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda,pekan lalu, jadi momentum strategis aksiberbagai keIompok kri tis.

Selain aksi jalanan, pendekatanberbeda diam-diam ditempuh beberapaaktivis aliansi Badan EksekutifMahasiswaNusantara (BEM-Nus). Mereka me-nyiapkan Temu Nasional In diJayapura,22-25 Novembernanti. Panitia dari BEMUniversitas Cenderawasih (Uncen),J ayapura, berangkat ke Jakarta. DiikutiBEM Universitas Kristen Indonesia(UKl) Tomohon, Sulawesi Utara.

Di Jakarta, mereka dibantu ko- ~leganya dari BEM Universitas Trisakti. gTargetnya, menjajaki peluang audiensi ~langsung dengan Presiden SBY. Pad a ~Mei 2007, SBYmembuka Temu N asional Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)dalam sebuah aksi demo di depan Istana Negara, JakartaII BEM-Nus di istana dan aktivis BEMTrisakti terlibat di kepanitiaan inti.

Menurut Atma Winata Nawawi,man tan Presiden BEM Trisakti, awalnyamisi mahasiswa]ayapura dan Tomohonitu dicemooh aktivis BEM-Nus Jabo-detabek. Mereka dinilai rnustahil bisaditerima presiden. Ketua BEM Uncen,Thomas Warijo, mengirim pesan singkatke hotline pengaduan presiden. Tanpadiduga, ada tanggapan.

Usaha lain, dengan mengontakStaf Khusus Presiden Bidang OtonomiDaerah, Velix Wanggai, yang asalPapua. Singkat cerita, mimpi merekabertemu presiden terkabuJ. Jumat sore,22 Oktober lalu, Iima mahasiswa dariUncen, UKI Tomohon, dan Trisaktiditerima di istana. Presiden berusahahadir pad a acara diJayapura nanti.

Pad a saat BEM-Nus diterimapresiden, di temp at lain, aliansi BEMdari poros berbeda, yang menyebut diriBEM Seluruh Indonesia (SI), sedangmenggeIar musyawarah nasional (munas)di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),] akarta. BEM -SI banyak dipilari kampusnegeri terkemuka: ur, ITB, IPB, Unpad,UGM, Unair, ITS, dan sebagainya.

Bila BEM-Nus bersuka-citaditerima presiden, Munas BEM-SIdirundung ketidakhadiran sejumlahnarasumber terundang. Misalnya man-tan Presiden B.J. Habibie, BambangHarimurti (Dewan Pers), SutanBhatoegana (Demokrat), Mahfudz Sidiq(PKS), Dahlan Iskan (Dirut PLN), danMenpora Andi MalIarangeng. Yang hadir

TItikRawanGerakan MahasiswaKetika fungsi parpol di parlemen belum optimal, gerakan mahasiswaberada di garda depan oposisi ekstra-parlemen. Tantangan terberatnyamenjaga kO!1sistensi.Negara jeli membidik titik lemah independensi.

adalah Sekjen Golkar, Idrus Marham.Acara itu ditutup Menteri PendidikanNasional, Mohammad Nuh.

Koordinator Pusat BEM-SI,Asep Rovi Nurjaman, dalam relasidengan presiden, mengaku berbedametode dengan BEM-Nus. "Bagi kami,itu (bertemu presiden) terlalu politis.Tapi BEM-Nus silakan, kami berbedametode," kata Asep, yang juga PresidenBEM Unpad, Bandung. "Kami jugasering bertemu presiden. Kadang kamicegat di jalan atau kami hadang dalamsebuah kunjungan. Bertemu presidenkan tidak harus di ruangan."

Komplikasi panas justru terjadi diinternal BEM-Nus. Fernando Yohanes,aktivis BEM Universitas Tarumanagara,Jakarta, mengkritik keterwakilan dele-

gasi yang bertemu SBY. "Mereka tidakmerepresentasikan BEM-NlLS karenahanya hadir dua ketua BEM. Tiga lainnyatidak lagi menjabat," ujar Fernando,

Alberth Hama May, PresidenBEM UKI Tomohon yang ikut bertemupresiden, menilai kritik sesarna BEM-Nus itu muncul akibat salah kornunikasi."Mereka kaget. Mereka tidak mengeta-hui rencana tersebut. Ini terjadi secaraspontan. Mereka kebakaran jenggot.Itu saja intinya," ucapnya kepada AndyaDhyaksa dari GATRA.

Ketika bertemu presiden, kataAlberth, mereka justru berkesernpatanmengkritik langsung. "Sewaktu bertatapmuka'Ciengan presiden, kami sampaikanreaIitas di Papua. Kami minta presidenmelakukan pendekatan humanistik dan

96 GATRA 10 NOVEMBER 2010

Kliping Humas Unpad 2010

1

Musyawarah Nasional BEM-SI

menghapus pendekatan militeristik,"katanya. Alberth yakin, acara diJayapurasukses. "Semua kawan BEM-Nus, minusTarumanagara dan Unkris, sepakat men-dukung.Uncen sebagai tuan rurnah,"ujarnya.

Bukan kali ini saja "sentuhan"negara memicu friksi internal gerakanmahasiswa. Friksi internal BEM-Nusjuga mencuat ketika pada Mei 2007,presiden membuka Temu NasionalII di istana. BEM-Nus dan BEM-SItadinya satu gerakan, kemudian pecahpada Agustus 2005 akibat tidak kornpakmenyikapi kenaikan harga BBM.

Pasca-r eformasi 1998, aliansiorganisasiintra-kampus (BEM atau senatrnahasiswa) terlihat lebih mengemukaketimbang organisasi ekstra-kampus(HMI, PMII, GMNI, PMKRI, dan lain-lain). Keunggulan organisasi intra, antaralain, punya kendali langsung kepadamahasiswa sehingga memudahkanmobilisasi aksi. Dukungan logistikorganisasi intra pun lebih stabil,

Sedangkan organisasi ekstrakerap terlalu jauh masuk peta konflikkepentingan, yangmelibatkan para senioryang sudah mapan di pemerintahan,parlernen, atau partai politik (parpol),sehingga ruang geraknya sempit dankerap terjebak keharusan kompromi.Meski dernikian, organisasi intra takpernah satu warna.

Tiap periode punya friksi sendiri.Ketika Gus Dur akan diturunkan,rnisalnya, muncul BEM Indonesia

yang pro-Gus Dur dan Alfonso (AliansiLembaga Formal Kemahasiswaan Se-Indonesia) yang kontra-Gus Dur.

***Peneliti LSI, Burhanuddin

Muhtadi, yang juga mantan PresidenBEM UIN Jakarta, menyebut gerakanmahasiwa memang rentan friksi. Pasca-jaruhnya Soeharto pada 1998, misalnya,gerakan rnahasiswa terpecah antara setu-ju dan menolakPresiden Habibie. "Sete-lah 1998, bisa dibilang, ide persatuangerakan mahasiswa hanya ilusi," katanya.

"Gerakan mahasiswa hanya ge-rakan pembuka lini pertahanan, oranglain yang meneruskan." Iru keunggulansekaligus kelemahan. "Keunggulannya,mereka paling depan. Kelemahannya,agenda perubahan sering diserobot pihaklain," kata mantan juru bicara Alfonso,yang berperan menjatuhkan Gus Dur,itu.

Posisi tawar gerakan mahasiswaekstra dan in tr a-karnpus, menurutBurhan, rergan tung zaman. "Padagerakan mahasiswa 1966, organisasiekstra-kampus jauh lebih beresonansi.Sedangkan pada 1998, giliran intra-kampus," katanya. BEM adalah feno-men a sejak 1997 sebagai -antitesis senatmahasiswa. "BEM dipilih lewat pemiluraya, maka lebih merniliki legitimasi,"tuturnya.

Soal independensi, kata Burhan,tidak ada gerakan mahasiswa yang murniindependen. "Pada gerakan 1966 saja,

-------------rniliter juga berperan," ujarnya. Tiap ke-lompok biasanya merniliki patron sendiri.Keberhasilan gerakan mahasiwa 1998tidakrnurniolehkekuatansendiri. "Banyakfaktor berperan," katanya, "Keberhasil-an gerakan mahasiswa tergantung sejauhmana bisa meresonansikan kegelisahanberbagai kelompok."

Pada saat ini, menurut Burhan,gerakan mahasiswa masih punyaposisi tawar. "Karena fungsi parpolbelum optimal. Masalah yang tidakbisa diselesaikan parpol lewat jalurformal DPR adalah ruang bagi gerakanmahasiswa," ungkapnya.

***Asep Rovi, Kordinator Pusat

BEM-SI, mernastikan soliditas alian-sinya. "Kami aliansi mahasiswa terbesardi Indonesia," ia memaparkan. Asepmenjamin, BEM-SI terbebas dari inter-vensi politik. Cara membentenginya,mereka tidak boleh bergerak sendiri.

Meski berbeda latar belakangorganisasi ekstra, "Kami sepakat bahwagerakan karni netral, tanpa intervensi,"ujar mahasiswa teknik pertanian Unpaditu. Agar tetap berjarak, BEM-SI rutinbertemu dan melakukan evaluasi.

Independensi j adi perhatianpara pentolan BEM-S L "Posisi kamioposan positif," kata AfifFatchurahman,Presiden BEM Unair, Surabaya. Takhanya mengkritik, mereka juga mengakumenawarkan solusi.

Afifmenilai, gerakan penggulinganSBY tidak produktif. "Isu kami lebihpada kritik konstruktif, bukan peng-gulingan," katanya. Presiden BEMUGM, Yogyakarta, Aza El Munadiyan,memandang kegagalan pemerintahbukan karena SBY semata. "Karena itu,kami tembak menteri-menterinya,"tutur Aza.

"Kam i memberi kesempatansatu tahun lagi. Kalau tidak bisa, kamibisa sepakat Sj3Y diturunkan," Azamenambahkan. Tapi opsi itu ia pikirpanjang. "Karena kalau SBY turuntapi yang naik Boediono, malah lebihbahaya," katanya.

Aza menyebutkan, BEM-SI kerapberdiskusi dengan tokoh oposisi. "Kamiberkoordinasi dengan oposisi, tapi adagaris demarkasi," ujarnya. "Untuk peng-ambilan keputusan dan gerak, kamisendiri," ia menegaskan. Irulah rumusanindependensi ala BEM-SI. Tapi entahseberapa tahan bila mereka juga digodaundangan presiden ke istana. IB

ASRORI S. KARNI, BASflN SIREGAR,

M. NUR CHOllSH ZAEIN, DANARlf KOES HERNAWAN

GATRA 10 NOV~MBER 2010 97

1