oleh : risanti astika putri - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/37840/14/naskah publikasi.pdf ·...
Post on 09-Jun-2019
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
0
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG DIET HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN
KEKAMBUHAN HIPERTENSI LANSIA DI DESA MANCASAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I BAKI SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
RISANTI ASTIKA PUTRI
J 210100009
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta
57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep
Pembimbing II
Nama : Fahrun Nur Rosyid, S.Kep.,Ns., M.Kep
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : RISANTI ASTIKA PUTRI
NIM : J 210100009
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi :
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Tentang Diet Hipertensi Dengan Kejadian
Kekambuhan Hipertensi Lansia Di Desa
Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas I Baki
Sukoharjo
Naskah artikel tersebut layak dan dapat di setujui untuk di publikasikan. Demikian
persetujuan ini dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.
Surakarta, 18 Maret 2015
Pembimbing I Pembimbing II
H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep
Fahrun Nur Rosyid, S.Kep.,Ns., M.Kep
1
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET
HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI
LANSIA DI DESA MANCASAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS I
BAKI SUKOHARJO
Risanti Astika Putri*, Fahrun Nur Rosyid**,Abi Muhlisin**
*Mahasiswa S-1 Keperawatan FIK UMS
** Staff pengajar FIK UMS
** Staff pengajar FIK UMS
Abstrak
Angka kejadian hipertensi di Desa Mancasan Baki Sukoharjo masih tinggi,
dimana dari 158 anggota posyandu lansia, 82 dengan hipertensi. Dari 82 lansia
hipertensi 35 mengalami kekambuhan setidaknya 5-7 kali. Kekambuhan hipertensi
sebagai akibat kurangnya pengetahuan lansia tentang diet hipertensi yang
berpengaruh rendahnya perilaku menjalankan diet hipertensi secara ketat. Tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet
hipertensi dengan kejadian kekambuhan hipertensi lansia di Desa Mancasan Wilayah
Kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo. Metode penelitian adalah deskriptif koreleatif
dengan rancangan crossectional. Sampel penelitian adalah semua anggota posyandu
lansia desa Desa Mancasan yang mengalami hipertensi dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner
pengetahuan dan data catatan kesehatan tekanan darah anggota posyandu lansia dari
kader posyandu. Alat analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
diketahui 18 responden (22%) dengan pengetahuan baik, 42 responden (51,2%)
dengan pengetahuan cukup, dan 22 responden (26,8%) dengan pengetahuan kurang.
Frekuensi kekambuhan hipertensi diketahui 23 responden (28%) kategori sering, 35
responden (42,7%) kadang-kadang dan 24 responden (29,3%) jarang mengalami
kekambuhan hipertensi. Hasil uji korelasi Chi Square diperoleh nilai 2 =12,861 p-
value = 0,01, sehingga disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang
diet hipertensi dengan kejadian kekambuhan di Desa Mancasan wilayah kerja
Puskesmas I Baki Sukoharjo. Kesimpulan penelitian bahwa kejadian kekambuhan
hipertensi lansia sebagai akibat masih kurangnya pengetahuan tentang diet
hipertensi, sehingga mempengaruhi perilaku dalam diet hipertensi. Perlu kiranya
adanya peningkatan pengetahuan dan dukungan sosial dalam meningkatkan diet
hipertensi.
Kata kunci: Pengetahuan, Kekambuhan Hipertensi, Lanjut usia
2
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
THE CORRELATION BETWEEN HYPERTENSION DIET KNOWLEDGE
LEVEL WITH RECURRENCE HYPERTENSION IN MANCASAN VILLAGE
OF PUSKESMAS I BAKI SUKOHARJO
By : Risanti Astika Putri
Abstract
Hypertension recurrence in village Mancasan Baki Sukoharjo is still high, whom
158 members of elderly posyandu, 82 members with hypertension. From 82 elderly,
35 the other recurrence hypertension between 5-7 times. The recurrence of
hypertension was influenced by lack of knowledge of hypertension diet and influence
to poor behavior hypertension diet. Research purposes is to know correlation
between hypertension diet knowledge level with recurrence hypertension in
Mancasan Village of Puskesmas I of Baki Sukoharjo. This study uses an analytical
cross sectional study design sample research is all of members elderly posyandu who
hypertension. Taking sample was using total sampling. Instrument research was
using questionnaire and data of health blood pressure. Analysis data was use chi
square test. Based on research that 18 respondents (22%) with good knowledge, 42
respondents(51,2%) fair, and 22 respondents (26,8%) with poor. frequency of
Recurrence Hypertension that 23 respondents (28%) rapid, 35 respondents (42,7%)
rarely and 24 respondents (29,3%) seldom. Based of chi square test with 2
=12,861 p-value 0.01, It concluded there was a correlation between hypertension
diet knowledge level with recurrence hypertension in Mancasan village of
Puskesmas I of Baki Sukoharjo. Conclusion this research that recurrence
hypertension of elderly was caused elderly with lack hypertension diet, so it was
influence to hypertension diet behavior. Its need to increase knowledge and social
support to diet hypertension compliance
Keyword: Knowledge, Recurrence Hypertension, Elderly
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah
utama dalam kesehatan masyarakat,
yang umumnya dialami oleh lansia.
Penyakit ini tidak menampakkan gejala
tetapi begitu penyakit ini diderita, maka
tekanan darah pasien harus dipantau
dengan rutin. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi tekanan darah yang naik
dan akan menimbulkan gejala yang
berkelanjutan seperti penyakit jantung
koroner, stroke (Yogiantoro, 2006).
Menurut data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012
dilaporkan jumlah penderita hipertensi
ditemukan sebanyak 17.920 penderita
diseluruh Kabupaten Sukoharjo dan
pada tahun 2013 menunjukkan 19.920
penderita hipertensi di seluruh
Kabupaten Sukoharjo, kemudian
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Sukoharjo bahwa angka hipertensi di
Puskesmas Baki pada tahun 2013 yaitu
sebesar 1147 kasus (Dinkes Sukoharjo,
2013).
Di Wilayah desa Mancasan
keseluruhan lansianya sebanyak 219
lansia dan yang mengalami hipertensi
sebanyak 82 orang lansia yang terdaftar
di posyandu Desa Mancasan.
3
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan September 2014
didapatkan data dari salah satu posyandu
lansia Desa Mancasan yaitu ada sekitar
18 orang, kemudian dari 18 orang yang
memeriksakan diri rutin ke posyandu
lansia tersebut ada 14 orang yang
mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan data yang di dapatkan
dari salah satu posyandu lansia di Desa
Mancasan yang mempunyai jumlah
lansia terbanyak yaitu tekanan darahnya
tergolong tinggi yang ditandai dengan
tekanan darah sekitar 160/90 mmHg
sampai sekitar 190/100 mmHg, dari data
tersebut bahwa tingkat kekambuhan di
Desa Mancasan sangat tinggi.
Tujuan Penelitian adalah
Mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang diet hipertensi
dengan kejadian kekambuhan hipertensi
lansia di Desa Mancasan wilayah kerja
puskesmas Baki I Sukoharjo
LANDASAN TEORI
Pengetahuan
Notoatmodjo (2010) pengetahuan
adalah apa yang diketahui oleh manusia
atau hasil pekerjaan manusia menjadi
tahu dan sebagian besa rpengetahuan
manusia diperoleh melalui indra
penglihatan, pendengaran, raba,
penciuman, dan raba.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan Seseorang
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar
seseorang dapat memahami.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun secara tidak
langsung.
3. Umur
Bertambahnya umur seseorang
akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aspek psikis dan
psikologi. Pada aspek psikologis dan
mental taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat merupakan suatu
kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Ada kecenderungan pengalaman
yang kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun
jika pengalaman terhadap obyek
tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang
membekas dalam emosi sehingga
menimbulkan sikap positif.
Lanjut Usia
Undang-undang Nomor 13 Tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan
bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh
yang berakhir dengan kematian
(Tamher, 2009).
Hipertensi Lansia
Suatu keadaan dimana tekanan
systole dan diastole mengalami kenaikan
yang melebihi batas normal. tekananan
darah diatas 150/90 mg Hg untuk lansia
umur sampai 65th sedangkan pada lansia
4
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
diatas 65th tekanan darah diatas 160/95
mg Hg (Silvia, 2006)
Kekambuhan hipertensi
Kekambuhan adalah klien yang
penyakitnya mengalami kambuh
kembali setelah klien mendapat
serangan yang pertama kali dan kambuh
kembali dalam kurun waktu satu tahun
(Diehl, 2004).
Faktor-faktor yang menyebabkan
kekambuhan hipertensi :
1. Kegemukan
Kelebihan berat badan
meningkatkan risiko seseorang
terserang kembali penyakit
hipertensi.
2. Kebiasaan merokok
Nikotin dalam tembakau
merupakan penyebab meningkatnya
tekanan darah segara setelah hisapan
pertama. Seperti zat-zat kimia lain
dalam asap rokok, nikotin diserap
oleh pembuluh-pembuluh darah
amat kecil di dalam paru-paru dan
diedarkan ke aliran darah. (Marliani,
2007).
3. Stress
Stres pada lansia merupakan
kondisi atau gangguan yang tidak
menyenangkan terjadi pada seluruh
tubuh yang dapat mempengaruhi
kehidupan. (Marliani, 2007).
4. Pola makan
Suatu informasi mengenai jenis
dan jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang supaya
mendapatkan kriteria yang sesuai
berdasarkan jumlah maupun jenis
makanan yang dikonsumsi (Bustan,
2007).
5. Diet hipertensi
Diet hipertensi merupakan
salah satu cara untuk mengatasi
kekambuhan hipertensi tanpa efek
samping yang serius karena metode
pengendaliannya lebih alami yang
bertujuan untuk membantu
menurunkan tekanan darah tinggi
menuju tekanan darah normal
(Sustrani, 2004).
Diet hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan
Penderita hipertensi sebaiknya
mengkonsumsi banyak buah dan
sayuran segar. Buah dan sayuran
segar mengandung banyak vitamin
dan mineral. Buah yang banyak
mengandung mineral kalium dapat
membantu menurunkan tekanan
darah yang ringan. (Dalimarta,
2008).
2) Makanan yang dibatasi/ dikurangi
Mengkonsumsi telur dalam
jumla terbatas paling banyak 3 butir
dalam seminggu Batasi konsumsi
daging, minyak kelapa,dan santan.
3) Makanan yang dihindari
Hindari penggunaan lemak
hewan, margarin, dan mentega,
terutama makanan yang digoreng
dengan minyak, mengkonsumsi
jeroan seperti hati, limpa, dan sea
food (udang, kepiting). Hindari
buah yang mengandung alcohol
seperti durian dan kelengkeng
(Sitorus, 2008).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif non eksperimen
dengan desain penelitian studi
korelasional dan pendekatan cross
sectional (Notoatmodjo, 2010). Populasi
penelitian ini adalah seluruh penderita
hipertensi sebanyak 82 lansia dari 6
posyandu lansia yang tercatat menderita
hipertensi selama 4 bulan terakhir dari
bulan Sepetember sampai Desember
2014 sebanyak 260 lansia. Pengambilan
sampel menggunakan total sampling.
5
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
Kriteria sampel
1) Lansia yang berusia ≥60 tahun.
2) Lansia yang aktif mengikuti
kegiatan posyandu.
3) Lansia yang bisa diajak komunikasi.
4) Lansia yang bersedia menjadi
responden.
5) Lansia yang mengalami
kekambuhan hipertensi minimal 4
bulan.
6) Tidak mengalami komplikasi,
seperti stroke, gagal ginjal.
Instrumen penelitian ini adalah
kuesioner dan data
sekunder/dokumentasi yang didapatkan
dari data dari posyandu lansia Desa
Mancasan. Analisis Bivariat
menggunakan Chi square test dengan
signifikansi 5%.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan
Dan Pekerjaan Pada Penelitian di Desa
Mancasan bulan Desember 2014
Karakteristik Jumlah (%)
Usia
60-74 Tahun 60 73.2
75-78 tahun 22 26.8
Jenis kelamin
Laki-laki 35 42.7
Perempuan 47 57.3
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah 21 25.6
SD 20 24.4
SMP 30 36.6
SMA 11 13.4
Status pekerjaan
Buruh 19 23.2
Pedagang 1 1.2
Pensiunan 4 4.9
Tani 16 19.5
Tidak bekerja 34 41.5
Wiraswasta 8 9.8
Tabel 1 diketahui responden
penelitian 73,2% berusia 60-74 tahun,
57,3% berjenis kelamin perempuan,
36,6% berpendidikan SMP dan 41,5%
responden tidak bekerja.
Analisis Univariat
Pengetahuan tentang diet hipertensi Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan tentang diet hipertensi Pada
Penelitian di Desa Mancasan bulan Desember
2014
Pengetahuan Frekuensi (%)
Baik 18 22.0
Cukup 42 51.2
Kurang 22 26.8
Total 82 100.0
Tabel 2. diketahui responden
banyak dengan pengetahuan cukup
sebesar 51,2%, dan yang sedikit dengan
pengetahuan baik sebesar 22%.
Kekambuhan hipertensi Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Kekambuhan Hipertensi Pada Penelitian di Desa
Mancasan bulan Desember 2014
Kekambuhan hipertensi Frekuensi (%)
Sering 23 28.0
Kadang-kadang 35 42.7
Jarang 24 29.3
Total 82 100.0
Tabel 3 diketahui sebagian besar
responden kadang-kadang mengalami
kekambuhan hipertensi sebanyak 42,7%
dan paling sedikit pada kekambuhan
sering sering sebesar 28%.
6
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
Tabel 4. Distribusi Responden menurut Pengetahuan dan Kekambuhan Hipertensi
Pengetahuan
Kekambuhan hipertensi
Total 2 p Sering Kadang-
kadang Jarang
n % n % n % n %
12.861 0,012
Baik 4 22.2 6 33.3 8 44.4 18 100
Cukup 7 16.7 22 52.4 13 31 42 100
Kurang 12 54.5 7 31.8 3 13.6 22 100
Total 23 28 35 42.7 24 29.3 82 100
Berdasarkan tabel 4 diketahui
responden dengan pengetahuan yang
baik lebih banyak jarang mengalami
kekambuhan hipertensi. Responden
dengan pengetahuan yang cukup lebih
banyak yang kadan-kadang mengalami
hipertensi, dan responden dengan
pengetahuan yang kurang lebih sering
mengalami kekambuhan hipertensi. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin baik
responden dengan pengetahuan yang
baik akan semakin jarang mengalami
hipertensi, sebaliknya responden dengan
pengetahuan yang kurang semakin
sering mengalami kekambuhan
hipertensi.
Berdasarkan hasil analisis
statistic dengan pengujian Chi Square
diperoleh nilai 2 =12,861 p-value =
0,01 (p<0,05), sehingga kesimpulan
yang diambil dalam penelitian ini adalah
ada hubungan tingkat pengetahuan
lansia tentang diet hipertensi dengan
kejadian kekambuhan di Desa Mancasan
wilayah kerja Puskesmas I Baki
Sukoharjo.
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui 73,2% responden berusia 60-
74 tahun. Banyaknya responden
penelitian yang masuk dalam usia 60-74
tahun di tempat penelitian menunjukkan
lansia bersedia untuk menjadi
responden, baik saat kegiatan posyandu
lansia maupun saat peneliti mendatangi
responden di rumahnya dan mau
mengisi kuesioner dan diukur tekanan
darah. Sedangkan pada responden yang
telah berumur lebih dari 74 tahun lebih
sedikit yang datang pada saat kegiatan
posyandu lansia dapat dan bersedia
menjadi responden. Kuntjoro (2005)
menyatakan bahwa proses menua adalah
proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum seperti semakin
jarang mengikuti kegiatan posyandu.
Jenis kelamin responden diketahui
57,3% adalah perempuan. Berdasarkan
jumlah anggota posyandu lansia desa
Mancasan dari buku presensi diketahui
158 lansia, 102 adalah perempuan dan
56 adalah lansia laki-laki. Jumlah
responden perempuan lebih banyak ini
sejalan dengan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2013 menyatakan
bahwa jumlah lansia di Indonesia
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
jumlah lansia laki-laki sebanyak
9.290.782 jiwa dan lansia perempuan
berjumlah 11.256.759 jiwa. Hasil
penelitian Nablory (2011) menyatakan
bahwa penderita hipertensi ditinjau dari
jenis kelamin menunjukkan laki-laki
mempunyai resiko lebih tinggi untuk
menderita hipertensi lebih awal,
sedangkan di atas umur 50 tahun
hipertensi lebih banyak terjadi pada
perempuan.
7
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa 36,6% responden
berpendidikan SMP. Banyaknya
responden berpendidikan SMP adalah
latar belakang responden yang pada
waktu usia sekolah masih jarang untuk
melanjutkan pendidikan hingga tingkat
SMA. Desa Mancasan adalah salah satu
desa yang keberadaannya cukup jauh
dalam menjangkau sekolah tingkat
SMA. Sekolah Tingkat Pertama berjarak
sekitar 6km yang lebih dekat dengan
puskesmas I Baki, sedangkan sekolah
tingkat atas berada di kota Sukoharjo
yang berjarak lebih dari 10km. Menurut
Ann. Mariner yang dikutip dari
Nursalam (2005) bahwa lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok termasuk
didalamnya bahwa Desa Mancasan yang
jauh dari SMA menyebabkan responden
banyak berpendidikan sampai tingkat
SMP.
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai status pekerjaan diketahui
41,5% responden tidak bekerja. Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang
telah masuk dalam lanjut usia
mengalami keterbatasan dalam
melakukan aktivitas temasuk dalam
kemampuaan bekerja. Dengan
menurunnya kemampuan aktivitas
secara fisik responden tidak bekerja.
Hartono (2005) menyatakan bahwa
menjadi tua adalah titik balik didalam
kehidupan manusia, yang ada hubungan
dengan berlalunya waktu dan akhirnya
akan menuju pada kematian. Semakin
tua usia responden, semakin menurun
tingkat kemampuan secara fisik untuk
dapat bekerja mencari nafkah,
sementara latar belakang sosial ekonomi
dapat diartikan bahwa dengan
keterbatasan keterampilan yang dimiliki
responden merasa kesulitan dalam
melakukan aktivitas bekerja dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Analisis Univariat
Pengetahuan tentang Diet Hipertensi
Berdasarkan hasil penenlitian
diketahui 51,2% responden mempunyai
pengetahuan tentang diet hipertensi
dalam kategori cukup. Pengetahuan
tentang diet hipertensi cukup dapat
diartikan bahwa responden cukup
mengerti mengenai masalah diet
hipertensi, termasuk jenis makanan yang
dianjurkan, jenis makanan yang dibatasi
maupun yang dihindari. Pengetahuan
responden tentang diet hipertensi
kategori cukup dapat diperoleh dari
kegiatan posyandu lansia yang di
dalamnya menerima pendidikan
kesehatan dari kader, ataupun pada saat
responden melakukan pemeriksaan
kesehatan di puskesmas dan
mendapatkan saran dari petugas
kesehatan tentang pencegahan
kekambuhan hipertensi terutama dalam
pola makan.
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan tentang diet hipertensi
kategori baik dan kurang hanya berbeda
4 responden yaitu 18 responden dengan
pengetahuan baik dan 22 dengan
pengetahuan kurang. Hal ini dipengaruhi
bahwa pendidikan responden banyak
yang tidak sekolah dan pendidikan SD
lebih banyak dibandingkan responden
lain, sehingga tingkat pendidikan
responden berpengaruh terhadap
kemampuan menerima informasi
pengertahuan tentang diet hipertensi
secara terbatas. Sedangkan responden
dengan pengetahuan yang baik dapat
diperoleh dari orang yang berpengaruh
seperti petugas kesehatan yang
memberikan pendidikan kesehatan
8
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
tentang masalah diit hipertensi. Namun
pengetahuan responden yang dapat
diperoleh dari petugas kesehatan kurang
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo
(2010) bahwa pengetahuan dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
termasuk lingkungan yang bersumber
dari orang yang berpengaruh termasuk
petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian
diatas bahwa dengan pengetahuan yang
dimiliki lansia tentang diet hipertensi
dapat menjadi dasar untuk berperilaku
dalam hidup sehat termasuk dalam
melakukan diet hipertensi secara ketat.
Dengan pengetahuan yang baik maka
lansia akan dapat mengerti, memahami
tentang pentingnya diet hipertensi dan
mangaplikasikan dalam perilaku diet
rendah garam agar tekanan darah lansia
dalam kondisi stabil dan tidak
mengalami kekambuhan hipertensi.
Hasil penelitian Budiman (2009)
menjelaskan bahwa faktor pembeda
pada kejadian hipertensi pada lansia
salah satunya adalah faktor pengetahuan.
Dengan pengetahuan tentang diet
hipertensi yang baik, diperoleh dari
kegiatan penyuluhan akan menjadikan
lansia mengerti untuk mencegah
terjadinya peningkatan tekanan darah.
Kekambuhan hipertensi Berdasarkan hasil penelitian
diketahui 42,7% responden mengalami
kekambuhan hipertensi dalam kategori
kadang-kadang. Kategori kadang-
kadang adalah kekambuhan hipertensi
sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 4
bulan. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari pelaksanan diet hipertensi
tidak ketat. Asupan makanan yang
seharusnya dihindari atau dibatasi, oleh
responden tetap dikonsumsi.
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan, bahwa responden menyatakan
masakan yang ada masih sering dengan
garam yang melebih dari ½ sendok teh.
Responden menyatakan bahwa jika
masakan tidak terasa asin, maka
responden menjadi kurang selera dalam
makan. Jenis makanan yang dikonsumsi
pun masih jauh dari yang disarankan
oleh petugas kesehatan. Makanan
gorengan dengan minyak goreng yang
banyak, bahkan terdapat responden yang
menyatakan menggunakan minyak
goreng bekas (jawa=minyak jelantah).
Penggunaan minyak goreng yang
berlebih pada konsumsi makan
menjadikan tekanan darah meningkat.
Marliana (2008) kekambuhan hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah
kembali satu tahun minum obat
disebabkan karena tidak menjalankan
pola hidup yang sehat seperti diet yang
tepat.
Berdasarkan hasil penelitian ini
bahwa kekambuhan terjadi sebagai
akibat dari perilaku diet hipertensi yang
masih kurang. Kekambuhan terjadi pada
lansia dapat ditandai dengan adanya
nyeri di kepala,ataupun pada tengkuk
terasa berat. Dengan adanya
kekambuhan hipertensi yang masih
terjadi, responden diharapkan untuk mau
menjalankan diet hipertensi dan perluya
dukungan keluarga untuk membantu
pelaksanaan deit hipertensi secara ketat.
Penelitian Rosyid (2011) menyebutkan
bahwa responden dengan konsumsi
makan yang banyak mengandung
minyak, dan banyaknya jumlah garam
menyebabkan diet hipertensi menjadi
sulit ditegakkan.
Hubungan antara Pengetahuan
tentang diet hipertensi dan
Kekambuhan Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui dari 82 responden penelitian
18 responden dengan pengetahuan
9
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
tentang diet hipertensi banyak yang
jarang mengalami kekambuhan
hipertensi, namun terdapat 4 responden
yang sering mengalami kekambuhan.
Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh
ketiadaan pilihan menu makan yang lain
untuk menunjang pelaksanaan diet
hipertensi secara ketat. Tidak ada pilihan
lain dalam menu, dimana makanan yang
disajikan sama dengan anggota keluarga
lain yang tidak mengalami hipertensi,
seperti sayur bersantan.
Menurut Arumi (2010) bahwa
kandungan kimia santan sepeti lemak
sebesar 35%, protein 0,7%, air 50%,
karbohidrat 2.8, dengan nilai kandungan
kimia seperti ini, maka penderita
hipertensi untuk tidak mengkonsumsi
masakan bersantan. Meskipun
responden sebenarnya telah mengetahui
bahwa dengan mengkonsumsi sayuran
bersantan akan mengakibatkan
kekambuhan hipertensi, namun
pengetahuan yang baik tidak cukup kuat
untuk mempengaruhi responden untuk
tetap mengkonsumsi makanan yang
telah disajikan anggota keluarga.
Menurut Notoatmodjo (2010)
bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi
oleh pengalaman. Pengalaman
responden dalam mengkonsumsi
makanan masakan seperti santan,
konsumsi garam dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan darah. Penelitian
Agriana (2011) menyebutkan bahwa
pengetahuan dapat mempengaruhi
kepatuhan lansia hipetensi dalam
pemenuhan diet hipertensi. Meskipun
dengan pengetahuan yang baik, namun
perilaku gaya hidup yang kurang baik
menjadikan diet rendah garam menjadi
sulit dilakukan.
Terdapat 22 responden dengan
pengetahuan tentang diet hipertensi
katergori cukup, namun kekambuhan
hipertensi kadang-kadang terjadi. Hal ini
mencerminkan bahwa dengan
pengetahuan yang cukup tentang diet
hipertensi setidaknya ada upaya yang
dilakukan responden untuk mencegah
kekambuhan. Responden berusaha untuk
melakukan diet hipertensi seperti
mengkonsumsi sayuran. Jenis sayuran
yang dikonsumsi responden seperti
wortel, bayam. Berdasarkan hasil
penelitan Ibrahim (2010) bahwa
kandungan wortel tiap 100 gram adalah
Energi 173 kJ (41 kcal), 2. Karbohidrat
9 gram, Gula 5 gram, Lemak 0,2 gram,
Beta-Karoten 8285 mg (77%) Thiamine
(Vitamin B1) 0,04 mg (3%), Riboflavin
(Vitamin B2) 0,05 mg (3%), Niacin
(Vitamin B3) 1,2 mg (8%), Piridoksin
(Vitamin B6) 0,1 mg (8%), Folat
(Vitamin B9) 19 mg (5%), Asam
Askorbat (Vitamin C) 7 mg (12%) dan
Kalsium 33 mg (3%). Mengkonsumsi
sayur wortel setiap hari dapat
menurunkan darah dan baik bagi
penderita hipertensi.
Namun dalam usahanya dalam
pencegahan kekambuhan hipertensi
tidak selamanya dapat dilakukan secara
baik. Sebagai contoh, tidak setiap hari
responden ataupun anggota keluarga
memasak sayur di rumah, anggota
keluarga memilih untuk membeli sayur
yang ada di warung. Jenis masakan dari
warung tentunya akan berbeda dengan
masakan di rumah, baik rasa seperti
asin, pedas ataupun bersantan. Dengan
mengkonsumsi masakan dari warung
makan meskipun tidak setiap hari akan
mengakibatkan penerapan diet hipertensi
menjadi kurang yang pada akhirnya
responden mengalami kekambuhan
hipertensi. Hasil penelitian Yusuf (2013)
menyimpulkan bahwa dengan
pengetahuan yang baik pada respoden
masih belum banyak diikuti dengan
sikap yang baik dalam usaha
pencegahan kekambuhan penyakit
10
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Dulalowo Kota Gorontalo.
Terdapat 3 responden dengan
pengetahuan tentang diet hipertensi
kategori kurang dan jarang mengalami
kekambuhan hipertensi. Jarangnya
kekambuhan hipertensi pada responden
adalah bahwa pengetahuan yang rendah
tidak serta merta mempengaruhi
frekuensi kekambuhan hipertensi,
artinya bahwa dengan pengetahuan yang
kurang namun perilaku dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang baik
dapat mencegah terjadinya kekambuhan
hipertensi. Keempat responden ini lebih
mengkonsumsi sayuran segar dan
membatasi jumlah garam. Meskipun
responden tidak mengetahui kandungan
gizi yang terdapat dalam sayuran,
namun kebiasaan mengkonsumsi
sayuran yang berlangsung sudah lama
dapat membantu menstabilkan tekanan
darah sehingga jarang mengalami
kekambuhan hipertensi. Hasil penelitian
Ribeiro (2011) menyimpulkan bahwa
dengan pemenuhan nutrisi yang
seimbang pada penderita hipertensi,
akan lebih mudah dalam menjaga
tekanan darah secara stabil. Faktor
diluar nutrisi seperti pengetahuan, stress
juga berpengaruh terhadap pelaksanaan
diet hipertensi.
Adanya kecenderungan bahwa
semakin baik pengetahuan responden
akan semakin jarang mengalami
kekambuhan hipertensi, dan semakin
kurang pengetahuan akan berdampak
semakin sering kekambuhan hipertensi,
dengan demikian pengetahuan dapat
mempengaruhi responden dalam
pencegahan kekambuhan hipertensi.
hasil uji statistik korelasi Chi Square
diperoleh nilai signifikan p=0.012 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara hubungan antara tingkat
pengetahuan lansia tentang diet
hipertensi dengan kejadian kekambuhan
hipertensi lansia.
Meskipun hasil penelitian ini
menunjukkan adanya ada hubungan
tingkat pengetahuan lansia tentang diet
hipertensi dengan kejadian kekambuhan
namun secara keseluruhan data
menunjukkan tingkat pengetahuan lansia
masih dianggap belum seluruhnya baik,
dimana baru 22% yang berpengetahuan
baik, demikian juga kekambuhan dalam
kategori sering sebanyak 25%, artinya
perlu adanya tindakan lebih lanjut baik
dari responden sendiri maupun anggota
keluaga untuk membantu responden
melakukan diet hipertensi secara ketat
agar tidak mengalami kekambuhan
hipertensi. Faktor pola makan yang tidak
tepat, dan tidak adanya pilihan lain
dalam mengkonsumsi makanan
menjadikan lansia mengalami
kekambuhan hipertensi.
Simpulan
1. Tingkat pengetahuan responden
tentang diet hipetensi sebagian besar
dalam kategori cukup.
2. Kekambuhan hipertensi pada
responden sebagian besar dalam
kategori kadang-kadang.
3. Ada hubungan tingkat pengetahuan
lansia tentang diet hipertensi dengan
kejadian kekambuhan di Desa
Mancasan wilayah kerja Puskesmas
I Baki Sukoharjo.
Saran
1. Bagi Keluarga lansia
Anggota keluarga lansia hendaknya
untuk meningkatkan
pengetahuannya tentang diet
hipertensi kepada lansia untuk mau
melakukan diet hipertensi secara
ketat.
11
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
2. Bagi lansia
Diharapkan lansia tetap mau
mengkonsumsi rendah garam agar
proses diet hipertensi dapat
dilakukan dan tidak mengalami
kekambuhan.
DAFTAR PUSTAKA Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005).
Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcome.7th ed.Philadelphia: Elsivier Inc
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi : Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
Diehl, Hs. 2004. Waspada Diabetes,
Kolesterol, Hipertensi. Bandung : Indonesia Publishing House
Dinkes Sukoharjo, 2013. Profil Penyakit Hipertensi Masyarakat Sukoharjo Tahun 2012.
Effendy N. (2007). Dasar-dasar
KeperawatanKesehatan Masyarakat. Edisi II. Jakarta: EGC
Marliani L,. 2007. 100 question &
Answers Hipertensi. Jakarta : Gramedia
__________ (2008). Kekambuham
Peyakit Hipertensi, Jakarta : Gramedia
_____________ 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2009. Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dan Praktik Keperawatan Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.
Ribeiro, A G .2011 Non-pharmacological treatment of hypertensionin primary health care: A comparative clinical trialof two education strategies in health and nutrition. BMC Public Health 2011, http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/637
Rosyid F,N. 2011. Hubungan Kepatuhan
Diet Rendah Garam dan Terjadinya Kekambuhan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Proseding Full Paper. Seminar nasional. ISSN 2078-8672
Silvia A. price, Lorraine M. Wilson.
2006.Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit) Edisi 6 Volume 1. Editor huriawati hartanto dkk. Jakarta: EGC;
Sitorus Ronald. H. 2008Tiga Jenis
Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Bandung: Yrama Widya; 2008.
Tamher, S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut
dengan pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Yogiantoro M. ; 2006. Hipertensi
Esensial. In: Sudoyo (et al.) ed. Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat penerbitan departemen IPD FK-UI
Yusuf, D (2013) Gambaran Perilaku
Penderita Hipertensi Dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo Tahun 2013. Jurnal kesehatan ISSN 1406-321 Vol 01 Maret 2013.
12
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi …. Risanti Astika Putri
top related