ob 1 kelompok 5 fix.doc
Post on 27-Oct-2015
93 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH ORAL BIOLOGY-1
Tumbuh Kembang TMJ, Lidah, dan Kelenjar Saliva
Oleh :
KELOMPOK 5
1. Tety Verianti Rahmita I.P. (04101004048)
2. Jingga Titania (04101004050)
3. Indira Tri Amirah (04101004051)
4. Maria Sri Murni (04101004053)
5. Pratiwi Ramadhan (04101004054)
Dosen Pembimbing : 1. drg. Shanty Chairani, M.Si.
2. drg. Mellani Cindera N.
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan didefinisikan sebagai meningkatnya bobot dan dimensi spasial suatu
organ atau organisme. Selama pertumbuhan, jumlah, ukuran dan produksi sel semuanya
meningkat. Perkembangan diartikan sebagai organ atau organisme yang bergerak menuju
maturasi.
Menurut Nursalam (2005)5, ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-
anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu :
a) Masa embrio
Dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi
akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdiferensiasi secara
pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.
b) Masa fetus
Dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi
menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester
kedua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia
sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut
(trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat
disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.
2. Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai
berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat
berkisar antara 2500- 4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar
350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar
10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur
mengalami kenaikan.
Tumbuh Kembang TMJ
Tulang rahang atas, rahang bawah maupun tulang temporal berasal dari perkembangan
mesenkim dari sel neural crest selama minggu keempat perkembangan embrio. Bagian luar
mesenkim, pharyngeal arch berkembang dalam area kepala dan leher, dan terlibat juga dalam
perkembangan fasial. Setelah 4-5 minggu stomodeum dikelilingi sejumlah prosesus
mandibula (bagian ventral pharyngeal arch I), sejumlah prosesus maksila (bagian dorsal
pharyngeal arch I), dan oleh prosesus frontal dari atas.1
Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani dan prosesus
mandibula pada kartilago Meckel berkembang sempurna pada minggu ke 16. Penebalan
posterior pada akhir kartilago timpani adalah kartilago primordial yang disebut malleus.
Bagian malleus yang berhubungan langsung dengan kartilago primordial disebut incus (pada
bidang artikulasi datar). Minggu ke 8-16 perkembangan, kartilago primordial berfungsi
sebagai permulaan temporomandibular atau sendi malleoincudal, pada akhirnya berkembang
menjadi tulang pendengaran.
Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana atau
pergerakan bukal. Semua pergerakan penting untuk perkembangan kartilago kondilus. Pada
akhirnya, malleus terpisah dari kartilago Meckel dan mengeras menjadi tulang telinga
tengah.1
Pusat pertumbuhan mandibula berkembang dari minggu ke 12 pada prosesus
mandibula di kartilago Meckel, yang berperan morfogenetik dalam perkembangan rahang
bawah, hal ini menandakan permulaan ossifikasi intramembranous pada mandibula.
Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang selama
osifikasi mandibula. Kartilago meckel akan digantikn oleh mandibula dan kartilago kondylus
sekunder.
Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan periode sensitif
terutama masa morfogenesis antara minggu ke 7-11. Gambaran utama perkembangan TMJ
dibandingkan sendi lain pada tubuh manusia ialah bersamaan perkiraan awal kondilus dan
dasar temporal (blastema). Terdapat 3 tahap perkembangan TMJ:
1. Tahap blastemik (minggu ke 7-8) : berkembangnya kondilus, fossa articular, diskus
artikularis dan capsul
2. Tahap cavitasi (minggu ke 9-11) : mulai terjadi perkembangan celah celah bawah dan
chondogenesis kondilus
3. Tahap maturasi setelah minggu ke 12
(Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry
in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.)
Eminensia yang kecil pada ramus ascenden mandibula merupakan basis kondilus dan
prosesus koronoideus.
Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke lateral dari
kartilago Meckel, dan di tengah blastema kondilus.
Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian apikal
diselubungi oleh badan rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous. Osifikasi
enchondral pada kartilago kondilus dalam bagian anterior mulai pada minggu ke 17 dan akhir
minggu ke 20 pembentukan kartilaginous dari kondil terlihat hanya di bagian permukaan.
Keberadaan tulang temporal dapat dilihat dari pada minggu ke 8-9. Seringkali ditandai
pada bagian distal kartilago Meckel dan basis tulang pendengaran yaitu malleus dan incus.
Selama minggu,ke 8, prosesus zigomatikus tulang temporal mengalami pengerasan. Pada
minggu ke 10, terdapat penebalan bagian medial diskus dengan sedikit kontur cekung. Pada
periode minggu 11-12, fossa artikularis menjadi cekung, cembung atau datar menyeluruh.
Fossa artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari minggu ke
12 tersebut kondilus membentuk cekungan. Keberadaan eminensia artikularis dan prosesus
post glenoid terlihat setelah minggu ke 26.2
Setelah minggu ke 7, penebalan mesenkim dapat terlihat diposisi cranium dari depan
kondilus, diluar dari itu berkembanglah diskus artikularis. karena membentuk jarak artikular,
diskus menebal ke bagian tengah, yang selanjutnya membuat karakteristik bentuk bikonkaf.
Dari minggu ke 12, diskus artikularis berada pada posisi permanen antara tulang temporal dan
kondilus. Struktur kartilagenousnya sangat jelas terlihat di minggu ke 15-20.
Mesenkim yang berkembang pada kapsul artikular mulai pada minggu ke 8 dan
membentang dari bagian skuamosa tulang temporal menjauhi diskus artikularis dan kondilus.
Pada minggu ke 11, kapsula terletak di antara arkus zigomatik tulang temporal dan kondilus
dan melekat pada bagian luar diskus artikularis.
Jarak artikularis atas dan bawah bertambah akibat dari beberapa celah didalam
penebalan mesenkim, dari perkembangan kondilus, diskus artikularis dan kapsul. Jarak
artikularis bawah mengalami perkembangan lebih awal dibandingkan bagian atas saat minggu
ke 9, dan diikuti dengan bentuk dasar kondilus.Pada minggu ke-11 terbentu jarak artikularis
antara proseus zygomatikus tulang temporal dan disks artikularis. Pertumbuhan ke arah lateral
dan anterior dimulai antara minggu ke 12-16. Jarak artikular tidak seimbang sampai minggu
ke 26.
Gambar 2. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan
(Sumber: Nelson SJ, Ash. Wheeler's Dental Anatomy, Physiology and Occlusion,
Ninth Edition. St. Louis: Saunders Elsevier; 2010)
Tahap kedua TMJ secara menyeluruh berkembang setelah minggu ke 14 pertumbuhan
intrauterin, di anterior dari otic kapsula dan setelah minggu ke 16 yang dianggap sebagai
fungsional sendi utama. Bagian yang mengeras pada sendi utama (malleus dan incus) menjadi
bagian telinga tengah. Hanya dua ligamen oto-mandibular yang belum sempurna tetap
berkembang tanpa memiliki fungsi yang signifikan. Ligamen disco-malleolar
menghubungkan anterior ligament malleolar dan berakhir menyebar di posterior diskus
artikularis. Ligamen malleo-mandibular ialah sisa kartilago Meckel yang berjalan melalui
fisur skuamosa timpani.2
Tabel Tumbuh Kembang TMJ
Minggu 7-8 10-1112
13 14 15 19-20 26
fossa artikularis
terbentuk dari kumpulan sel mesenkim di permukaan jaringan yang akan berdiferensiasi menjadi diskus dan kapsula
-fossa berosifikasi-perkembangan tulang pada fossa lebih besar dari kondilus
eminensia artikularis
terjadi perkembangan
Diskus peningkatan serat kolagen
tulang temporal dan tulang timpani
bagian skuamosa dari terdapat fisura timpani skuamosa yang dilalui oleh nervus timpani
Sendi Tidak ada perubahan yang signifikn pada permukaan
Pada permukaannya mulai berbentuk konkaf
kartilago meckel
volume mulai tereduksi
Kondrosit Berdeferansiasistruktur fibrokartilago
terbentuk dan sudah ada refleks menelan
sel-sel kapsula dan jaringan sinovial
Terjadi pembentukan
(Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.)
Tumbuh Kembang Lidah
Secara anatomi, lidah memiliki bagian badan (bagian anterior) dan bagian pangkal
(bagian posterior). Bagian anterior meluas dari ujung lidah ke sulkus
terminalisnmembentuk groove-V puncak permukaan, belakangnya membentuk panah-
V pada papilla sirkumvalata. Bagian posterior lidah berada dibelakang sulkus terminalis.
Lidah memiliki gambaran kantong-kantong membran mukosa yang diisisi dengan otot
volunter.
Ketika embrio berusia 4 minggu, lidah mulai berkembang dari dinding anterior. Secara
embriologi, lidah berkembang dari branchial arches. Branchial arch pertama memiliki tiga
Bagian perkembangan lidah (http://www.embryo.chronolab.com/tongue.htm)
Bagian perkembangan lidah (http://www.embryo.chronolab.com/tongue.htm)
bentuk tonjolan lidah melurus dan bergabung dan menjadi struktur tunggal dari bagian
anterior lidah. Tiga tonjolan anterior memiliki nama spesifik yaitu tonjolan tengah disebut
Ket.
1. Badan lidah2. Sulkus terminalis3. Foramen caecum4. Pangkal lidah5. Tonsil palatina6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid
Ket.
1. Tonjolan lateral lidah2. Tuberkulum impar3. Foramen caecum4. Copula5. Tonjolan epiglotis6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid8. Lengkung faring
tuberculum impar dan tonjolan bagian samping disebut tonjolan lateral lidah. Di samping 3
tonjolan lidah, pada garis pertengahan antara branchial arch kedua, ketiga, dan keempat serta
melibatkan inner ends pada arch tersebut, terdapat satu tonjolan yang akan berkembang
menjadi dasar atau bagian pangkal lidah. Nama tonjolan ini disebut copula Jadi jumlah
tonjolan embrionik lidah ada 4, yaitu 1 tuberkulum impar, 2 tonjolan lateral dan 1 copula yang
berasal dari empat branchial arch dan bergabung menjadi lidah tunggal. Diakhir bulan kedua
kandungan bentuknya telah dapat dikenali dan meluas ke atas dan ke depan ke arah
membukanya mulut.5
Embrio minggu keempat:
Branchial Arch
1 2, 3, 4
2 tonjolan lateral lidah 1 tonjolan tengah copula
berfusi (tuberculum impar)
2/3 anterior lidah 1/3 posterior lidah
Tidak membentuk
bangunan yang khas
berfusi
lidah
Bagan Tumbuh kembang lidah
Pertumbuhan dan perkembangan papila dan taste buds:
penginduksi Tanpa induksi saraf Cabang terminal
dari N.IX
Chorda tympani
(N.VII)
papila Filiformis Sirkumvalata dan
foliata
fungiformis
Dalam bentuk sempurnanya lidah, disamping papila sirkumvalata pada ujung garis
membentuk-V terdapat foramen caecum, yaitu bagian rendah kecil yang menandai titik
embrio berasal dari glandula tiroid. Pada sekitar 17 hari kandungan, pada midline antara
branchial arch pertama dan kedua, glandula originates sebagai sebuah proliferasi kecil dari
epithelium. Dalam perkembangannya, glandula menurun sampai ke posisi akhir di leher,
sisanya melekat di lidah selama terjadi migrasi oleh duktus thyroglossal yang sempit. Duktus
selanjutnya menghilang, tetapi tempat asal dari glandula thyroid ditandai pada lidah oleh
hadirnya foramen caecum. Sel sisa-sisa dari duktus dapat tinggal dan lama kelamaan
meningkat menjadi kista ductus thyroglossal. Khasnya, terdapat di stuktur midline yang
berlokasi di region tulang hyoid.
Bifurkasi pada bagian anterior lidah jarang mengalami kelainan dan kemungkinan
terjadinya karena tonjolan lidah pada branchial arch pertama gagal bergabung. Kemungkinan
anomaly lain adalah begitu panjangnya lidah (makroglosia), begitu kecilnya lidah
(mikroglosia) dan tidak adanya lidah (aglosia). Pada periode tertentu, lidah yang bergerak
sangat membatasi frenulum yang berhubungan dengan lidah dan dasar mulut. Kondisi ini
disebut sebagai ankiloglosia (togue tie).
Tabel kelainan lidah
Makroglosia Keadaan yang menunjukkan lidah
membesar secara abnormal.
Makroglosia ini dapat kongenital
maupun dapatan. Makroglosia
kongenital dapat disebabkan oleh
hipertrofi otot idiopatik, tumor jinak,
dan kista. Makroglosia dapatan dapat
merupakan akibat dari pembesaran
pasif lidah jika gigi-gigi bawah hilang8
Sumber :
http://med.brown.edu/pedisurg/images/Im
ageBank/AbdWallDefcts/Macroglossia.jpg
Mikroglosia Mikroglosia ialah lidah yang kecil.
Keadaan ini jarang ditemukan, dapat
ditemukan pada sindrom Pierre Robin
yang merupakan kelainan herediter.8
Sumber : Dentallecnotes.blogspot.com
Aglosia Aglosia ialah kondisi tidak adanya lidah
sejak lahir yang disebabkan karena
gangguan proses perkembangannya.
Keadaan ini jarang ditemukan.8
Sumber:www.casesjournal.com/content/figures/1757-1626-0002-0000007926-1.jpg
Ankiloglosia Merupakan perlekatan sebagian atau
seluruh lidah ke dasar mulut. Keadaan
kongenital ini ditandai dengan
frenulum lingualis melekat terlalu jauh
ke depan dan terlihat pada posisi
bervariasi. Pergerakan lidah terhambat
dan penderita tidak dapat menyentuh
palatum keras saat posisi mulut
terbuka, serta mengganggu proses
bicara9.
Sumber:http://www.waybuilder.net/
sweetheaven/MedTech/Dental/OMPath/
fig0210.jpg
Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna, cairan
lengket yang disebut saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus yang membuka
dalam permukaan mukosa oral. Gangguan dalam aliran saliva dikarenakan penyakit, obat-
obatan atau terapi radiasi tidak hanya dapat timbul efek pada gigi dan mukosa oral, tetapi juga
mengurangi kualitas hidup pasien melalui berkurangnya kemampuan dalam memakan dan
berbicara. Gangguan pada fungsi kelenjar saliva dapat merusak keseimbangan ekologi
mikroorganisme pada rongga mulut dan dengan mudah meningkatkan penyakit karies,
penyakit periodontal, dan infeksi oral yeast (candida albicans).
Perkembangan Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral ektodermal dan
mesenkim branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan pada kelenjar parenkim yang
akhirnya membentuk sel sekret dan sel duktus. Sementara itu, mesenkim membentuk stroma
jaringan ikat yang mendukung kelenjar dan menyediakan akses untuk vaskularisasi dan
persarafan yang menyuplainya.6
Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu ke-8
kehamilan, yaitu saat oral ectoderm memanjang hingga mendekati mesoderm dan merupakan
awal terbentuknya kelenjar saliva mayor. Perkembangan kelenjar saliva mayor terdiri dari tiga
tahap utama.
Tahap pertama ditandai dengan adanya tonjolan epitelial yang bercabang dan terus
berkembang. Sel epitel bersilia membentuk garis lumina, sementara permukaan luarnya
dilapisi oleh sel mioepitel ektodermal. Penampakan awal berupa lobus-lobus dan saluran
duktus terjadi selama tahap kedua. Primitive acini dan duktus bagian distal, keduanya
mengandung sel mioepitel, proses pembentukannya berlangsung hingga bulan ke-7
kehamilan. Tahap ketiga ditandai dengan pematangan acini dan terbentuknya duktus
tambahan.7
Perkembangan kelenjar saliva(: http://origin-ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S1566070206002700-gr33.jpg)
Kelenjar pertama yang akan muncul, pada minggu ke-6 kehamilan ialah kelenjar
parotid primordial. Kelenjar ini berkembang dari stomodeum posterior, yang memanjang
secara lateral ke korda yang padat melalui otot masseter. Korda tersebut akan membentuk
duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya. Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan
mengelilingi kelenjar serta menghubungkannya dengan limfonodus. Tonjolan kecil muncul di
dasar mulut bagian lateral lidah selama minggu ke-6 kehamilan dan memanjang ke arah
posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke submandibular triangle. Tonjolan-tonjolan
tersebut berkembang menjadi kelenjar submandibular. Kapsul yang mengelilingi mesenkim
akan berkembang secara sempurna di sekitar kelenjar submandibular pada bulan ke-3
kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan dimulai di minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan
kelenjar saliva submandibula setelah lahir akan terus berlanjut setelah terbentuknya mucus
acini.
Selama minggu ke-9 kehamilan, kelenjar sublingual primordial terbentuk dari
tonjolan-tonjolan epitel endodermal yang terdapat pada sulkus paralingual di dasar mulut.
Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi kelenjar oleh jaringan penghubung sublingual.
Ektorderm pernafasan membantu pertumbuhan unit-unit tubuloacini dan berkembang menjadi
kelenjar saliva minor pada minggu ke-12 kehamilan.7
Enam tonjol dibentuk pada tempat spesifik dan akhirnya menandai titik keluarnya
masing-masing duktus ekskretori untuk sepasang kelenjar parotid, kelenjar submandibular
dan kelenjar sublingualis (Gambar 6). Tambahan tonjol tersebar pada lidah, bibir, mukosa
bukal, dan palatum yang meningkatkan kelenjar saliva minor mendistribusikan dibawah
membran mukosa. Sebagai sel epitel yang tumbuh dalam jaringan ikat dan multipel, kelenjar
saliva membentuk sel sekret yang memproduksi saliva dan sistem sel duktus yang membawa
dan mengubah saliva sebelum mencapai rongga mulut.6
Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula sublingualis
(minggu keenam dan ketujuh) (berkembang agak akhir)
Berasal berasal
Jaringan ektodermal Jaringan endodermal
berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah
sel-sel berproliferasi
tali padat ujung bulat
lumen acini
(mengeluarkan sekret)
duktus
Distribusi Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva mayor merupakan organ sepasang. Kelenjar terbesar adalah kelenjar
parotis yang berlokasi dibawah kulit wajah, didepan telinga dan diatas sudut mandibula.
Kelenjar parotis memproduksi air atau cairan serosa. Duktus utama pada masing-masing
kelenjar parotis yaitu duktus Stensen, yang membuka dalam rongga mulut diatas dinding
salah satu pipi yang berhadapan dengan gigi M2 maksila. Jika lidah melewati diatas area ini,
tonjolan kecil dapat dirasakan saat duktus membuka dalam mulut. Kelenjar parotis yang
terlibat parotitis endemik, seringkali disebut mumps.
Kelenjar submandibula berlokasi dibawah dasar mulut pada dangkal permukaan
lingual mandibula, hanya pada anterior ke sudut mandibula. Kelenjar ini memproduksi
campuran cairan serosa dan mukus yang dapat masuk ke rongga mulut melalui duktus
Wharton. Duktus ini membuka dalam dasar mulut dibawah lidah, bersebelahan pada midline.
Pembukaan duktus ini secara jelas terlihat sebagai dua tonjolan kecil area ini.
Kelenjar sublingual merupakan kelenjar saliva mayor terkecil. Lokasinya berada
diatas dasar mulut, dibawah mukosa yang membentuk dasar mulut, tetapi di anterior pada
kelenjar submandibula. Kelenjar ini memproduksi campuran cairan mucous dan serous.
Berlawanan dengan kelenjar lain, sekresi sublingual dikirim kemulut melalui beberapa duktus
utama. Beberapa duktus membuka sepanjang puncak papilla plica sublingualis, dimana yang
lainnya bergabung dengan duktus submandibula dan berbagi pada pembukaan yang sama.
Pemeriksaan secara hati-hatidilakukan pada area dibawah lidah dalam mulut.
Kelenjar saliva minor secara umum digambarkan menurut lokasi mereka dalam
rongga mulut. Dibawah membran mukosa pipi dan bibir banyak kelenjar kecil yang
mengandung sel sekret mukus dan serosa, sel mukus lebih banyak. Pada keadaan duktus
membuka terdapat kelenjar kecil yang tersebar diatas permukaan mukosa pipi dan bibir.
Kelenjar saliva terbesar mengandung seluruh sel mucous yang berada dibawah membrane
mucous pada pangkal mulut dan saat duktus membuka, saliva didistribusikan keseluruh
permukaan pada palatum keras maupun lunak. Lidah mengandung kelenjar pada bagian
anterior yang juga mengandung sel serous dan sel mucous. Dibagian posterior lidah, kelenjar
von Ebner mengandung seluruh sel serous, duktus pada kelenjar ini kosong dalam parit
papilla sirkumvalata. Kelenjar hanya terdiri atas sel mucous juga ditemukan pada pangkal
lidah dan pada permukaan mulut.3
Dalam pipi dan bibir, tebalnya submukosa berisi jaringan lemak dan kelenjar saliva
dengan keadaan duktus membuka yang tersebar diatas permukaan mukosa. Adakalanya,
terlihat menjadi ukuran kacang polong membulat yang hanya berada dibawah permukaan
mukosa yang terlihat. Ketika salah satu duktus kelenjar saliva kecil tersumbat, sekresi dari
kelenjar saliva terakumulasi dekat permukaan. Gelembung ini disebut mukokel.
Daftar Pustaka
1. Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The
Role of Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme
Stuttgart.
2. Badel, tomislav dkk. Temporomandibularjoint development and disorders related to
clinicalotologic symptomology. Department of Histology and Embryology, School of
Medicine, University of Zagreb, Zagreb, Croatia
3. Gunawan, Harun A. 1999. Buku Ajar Biologi Oral 1. Jakarta: Bagian Biologi Oral
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
4. Melfi, Rudy C dan Alley, Keith. 2000. Permar’s Oral Embryology and Microscopic
Anatomy A Textbook for Students in Dental Hygiene. Ed 10.Pennsylvania:Lipincott
Williams & Wilkins
5. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : Untuk Perawat dan Bidan.
Jakarta
6. T, Atakamatsu et al. 2011. Salivary gland development mediated by PACE4.The
journal of medical investigation.vol 56 supplement.
7. A.S. Tucker, I. Miletich.2010. Salivary Glands Developments, Adaptations, and
Disease. London: Krager
8. Robert P. Langlais, Craig S. Miller. 2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Jakarta: Hipokrates
9. Drg. Janti Sudiono, MDSc. 2009. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta :
EGC
top related