nyeri nosiseptif
Post on 04-Jul-2015
572 Views
Preview:
TRANSCRIPT
NYERI NOSISEPTIF
Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD DR.R SOEDJATI PURWODADI
2010
Nyeri dapat diartikan sebagai suatu
pengalaman sensorik yang tidak
mengenakkan yang berhubungan dengan
suatu kerusakan jaringan atau hanya
berupa potensi kerusakan jaringan.
Nyeri sendiri menurut patofisiologinya
dapat dibagi atas 3, yaitu :
1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi
2. Nyeri neuropatik
3. Nyeri psikologik
Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri
yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan
pada nosiseptor. Nosiseptor adalah
reseptor nyeri.
Nyeri nosiseptif dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Nyeri kulit adalah nyeri yang
dirasakan di kulit atau jaringan
subkutan, misalnya nyeri ketika tertusuk
jarum.
2. Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang
berasal dari tulang dan sendi, tendo, otot
rangka dan pembuluh darah.
3. Nyeri viseral adalah nyeri di rongga perut
atau dada, biasanya nyerinya hebat dan
Untuk memudahkan memahami fisiologinya,
maka nyeri nosiseptif dibagi atas 4 tahapan yaitu :
1. Transduksi
2. Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi
Gejala dan tanda
o Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa
terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting)
yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya
o Gejala kadang bersifat nonspesifik
o Nyeri akut dapat mencetuskan hipertensi,
takikardi, midriasis
Penyuluhan Oleh Bagian Penyakit Dalam
Periode 19 April – 12 Juni 2010
Pembimbing :
Dr. Bambang Pudjijanto, Sp.PD
Dr, Agus Kurnia, Sp.PD
Penyusun :
Eka Agus Setyarini, S.Ked
Tim kepaniteraan :
Eka Agus Setyarini, S.Ked
Fadlila Rahmania, S.Ked
Galuh Sintia Dena, S.Ked
Iyan Ari Prabowo, S.Ked
Sarah Jehan, S.Ked
Lincah Sumarwiningrum, S.Ked
o Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada
tanda yang nyata
o Perlu diingat bahwa nyeri bersifat
subyektif
Penatalaksanaan nyeri
Terdapat dua metode umum untuk terapi
nyeri : farmakologik dan non
farmakologik.
Pendekatan farmakologik
Prinsip : pengobatan nyeri harus dimulai
dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat
Nyeri akut dan nyeri kronik memerlukan
pendekatan terapi yang berbeda. Pada
penderita nyeri akut, diperlukan obat yang
dapat menghilangkan nyeri dengan cepat.
Prinsip pengobatan nyeri akut dan berat
yaitu pemberian obat yang efek
analgetiknya kuat dan cepat dengan dosis
optimal. Pada nyeri kronik, dokter harus
mulai dengan dosis efektif yang serendah mungkin
untuk kemudian ditingkatkan sampai nyeri
terkendali.
Step pemberian analgetik Step 1 : Non NSAID, Non OpioidStep 2 : NSAID, Non OpioidStep 3 : Opioid
Pendekatan Nonfarmakologik
1. Terapi fisik : stimulasi kulit (pijat, stimulasi
saraf dengan listrik transkutis, akupungtur,,
aplikasi panas atau dingin, olahraga).
2. strategi kognitif-perilaku : relaksasi,
penciptaan khayalan (imagery), hypnosis, dan
biofeedback.
Daftar Pustaka
1. Corwin, Elizabeth J. Nyeri. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. hal: 387-393. Jakarta. 2009
2. Zulisikawati. Pain Management. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/pain-management.pdf . 2009
top related