nomor acz peran serta lembaga internasional dan …pemerintah indonesia path saat tanggap darurat....
Post on 05-Jan-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
NOMOR acz TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PERAN SERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING
NONPEMERINTAH PADA SAAT TANGGAP DARURAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA ESA
KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,
Menimbang: bahwa untulc melaksanakan ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Pada Saat Tanggap Darurat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44);
3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG PEDOMAN PERAN SERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH PADA SAAT TANGGAP DARURAT
Pasal 1
Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Pada Saat Tanggap Darurat sebagaimana tercatum dalam Lampiran Peraturan ini merupakan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Pada Saat Tanggap Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai paduan/acuan bagi para pemangku kepentingan dari instansi terkait dan bagi lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah pemberi bantuan agar pelaksanaan bantuan pada saat tanggap darurat terlaksana secara cepat dan tepat.
Pasal 3
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur kemudian.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2010
KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
(II DR. SYAMSUL MAARIF, M.Si
2
DARTAR ISI
1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PERAN SERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH PADA SAAT TANGGAP DARURAT
2. LAMPIRAN PERATURAN
BAB I PENDAIIULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Hulcum C. Maksud dan Tujuan D. Ruang Lingkup E. Pengertian F. Prinsip G. Sistematika
BAB II DIMULAINYA BANTUAN INTERNASIONAL A. Inisiasi B. Penyelenggaraan Bantuan Internasional C. Jenis Bantuan D. Perijinan E. Distribusi Barang
BAB IQ PENGELOLAAN BANTUAN INTERNASIONAL A. Koordinasi B. Perlindungan dan Keamanan C. Biaya D. Imunitas E. Pengawasan, Pelaporan dan Evaluasi
BAB IV SANKSI
BAB V BERAICHIRNYA BANTUAN INTERNASIONAL
BAB VI PENUTUP
1
LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
NOMOR : TANGGAL :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada beberapa dekade terakhir kejadian bencana balk berskala kecil, sedang maupun besar di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lokal dengan kapasitas yang dimilikinya telah mampu melakukan tanggap darurat bencana berskala kecil dan menengah. Untuk penanganan bencana berskala besar yang melampaui kapasitas lokal seperti halnya gempa bumi dan tsunami Aceh (2004), gempa bumi Nias (2005), serta gempa bumi Sumatera Barat (2009), disadari bahwa upaya pemerintah serta para pemangku kepentingan lainnya termasuk masyarakat ternyata sejauh ini masih memerlukan dukungan dan bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah.
Kejadian bencana balk di Indonesia maupun negara lain telah mengundang empati dan dukunaan serta bantuan dari komunitas internasional. Sebaaai bagian dari wujud komitmen kemitraan dan kerjasama regional maupun global, terutama dalam kondisi kejadian bencana dengan jumlah korban berskala besar serta kapasitas dalam negeri yang kurang memadai, tidak ada satu negarapun yang dapat menolak bantuan internasional tanpa alasan yang jelas. Peran serta dan kontribusi lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah telah memperkaya dan memperkuat upaya-upaya para pemangku kepentingan di Indonesia dalam penanggulangan bencana untuk mendukung penguatan respon bencana, pengurangan ancaman dan risiko bencana, pengurangan penderitaan korban bencana serta percepatan pemulihan kehidupan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mennberikan kesempatan kepada berbagai pemangku kepentingan untuk berperan serta dalam penanggulangan bencana termasuk lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah. Peran serta lembaga internasional dan iembaga asing nonpemerintah daiam penangguiangan bencana diatur secara tegas dalam Bab III Pasal 7 angka 1 huruf d dan angka 2 serta Bab VI Pasal 30 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 dan
1
23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat berperan serta dalam penanggulangan bencana jika pemerintah menyatakan membutuhkan dan/atau menerima tawaran bantuan yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan di daerah yang terkena bencana.
Untuk mengatur bantuan-bantuan agar dapat diterima dan dipergunakan dengan cepat dan tepat serta bermanfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat yang terkena bencana dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, maka diperlukan aturan bagi pelaksanaan bantuan kemanusiaan internasional berupa Pedoman Peran Serta Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah Pada Saat Tanggap Darurat. Pedoman ini merupakan hasil koordinasi dari peraturan-peraturan institusi atau lembaga terkait yang mengatur tentang bantuan barang dan personil dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah.
B. Dasar Hukum
1 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 5 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian 6 Undang-UndangNomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
8 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
9 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan 10 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak 11 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri 12 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia 14 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara 17 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 18 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 19 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah 20 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia
2
21 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
23 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan 25 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 26 Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana 27 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pengesahan ASEAN
Agreement on Disaster Management and Emergency Response (Persetujuan ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana dan Penanganan Darurat)
28 Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat
29 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2002 tentang Koordinator Intelijen
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah ini dimaksudkan sebagai panduan bagi pemangku kepentingan dalam pengelolaan bantuan internasional pada saat tanggap darurat, sesuai amanat pasal 7 dan pasal 30 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Tujuan Pedoman ini dibuat dengan tujuan untuk memperlancar bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah pada saat tanggap darurat di Indonesia, mempermudah pengaturan dan pengawasan yang sewajarnya serta memperjelas peran dan tanggung jawab para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: a. Dimulainya bantuan internasional b. Pengelolaan bantuan internasional c. Berakhirnya bantuan internasional
D. Ruang Lingkup
Pedoman ini meliputi koordinasi, administrasi, pengawasan, pengamanan dan pengaturan keluar masuknya bantuan personil dan barang untuk korban bencana pada saat tanggap darurat.
E. Pengertian
1. Alat transportasi adalah alat angkut (darat, laut dan udara) yang berfungsi untuk mengangkut personil, barang bantuan. Alat transportasi
3
tersebut mencakup alat angkut dari negara pemberi bantuan kedalam wilayah Republik Indonesia termasuk alat angkut dari pos pendukung ke daerah bencana.
2. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan Iingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
3. Bantuan darurat bencana adalah bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat tanggap darurat.
4. Barang adalah barang-barang yang terdiri dari barang logistik dan peralatan yang akan dihibahkan kepada masyarakat yang terkena bencana, serta barang-barang operasional yang dipergunakan oleh lembaga internasional/lembaga asing nonpemerintah dalam rangka kepentingan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.
a. Logistik adalah segala sesuatu yang berwujud dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri atas sandang, pangan dan papan atau turunannya. Termasuk dalam kategori Logistik adalah barang yang habis dipakai atau dikonsumsi, misalnya: Sembako (sembilan bahan pokok), obat, pakaian dan kelengkapannya, air, tenda, jas tidur dan sebagainya.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
b. Peralatan adalah segala bentuk alat dan peralatan yang dapat dipergunakan untuk membantu penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, pemenuhan kebutuhan dasar dan untuk pemulihan segera prasarana dan sarana vital. Termasuk dalam kategori peralatan ini adalah:
1) Perbekalan kesehatan yaitu semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
2) Alat kesehatan yaitu instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
4
3) Kendaraan bermotor yaitu alat angkut darat, laut, dan udara yang didatangkan oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan pada saat tanggap darurat dan operasional lembaga pemberi bantuan.
4) Serta peralatan perahu karet, mobil rescue tactical unit, mobil UOIJUI UMW I I, nivuu 1.011y1k1 011 f Icier, IJOI IIJO, IJOICIICILOI I
kesehatan, peralatan komunikasi dan alat-alat berat.
5. Hibah adalah penerimaan Pemerintah Pusat yang berasal dari badan/lembaga luar negeri atau perseorangan, pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional balk dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
6. Inisiasi adalah saat di mana Pemerintah menyatakan diperlukannya bantuan internasional pada saat tanggap darurat dan/atau saat di mana Pemerintah menerima tawaran bantuan internasional untuk memberikan bantuan tanggap darurat.
7. Lembaga internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau yang rnenjalankan 1.•ugas mewakili PBB atau organisasi internasional.
8. Lembaga asing nonpemerintah adalah suatu lembaga internasional yang terorganisasi secara fungsional bebas dari dan tidak mewakili pemerintahan suatu negara atau organisasi internasional yang dibentuk secara terpisah dari suatu negara di ana organisasi itu didirikan.
9. Nonproselitisi adalah pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar yang tidak dilakukan untuk menyebarkan agama atau keyakinan tertentu.
10. Pemberi bantuan adalah lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada Pemerintah Indonesia path saat tanggap darurat.
11. Pemangku kepentingan adalah orang, kelompok, atau organisasi yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan kemanusiaan pada masa tanggap darurat serta dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi tindakan, tujuan, dan kebijakan.
12. Pendekatan Cluster (Cluster Approach) adalah suatu model koordinasi dengan mengelompokkan para pelaku kemanusiaan berdasarkan gugus kerja untuk memberikan respon darurat yang lebih dapat diperkirakan dengan penetapan 'pimpinan' kelompok/cluster.
5
Pimpinan Cluster bersama-sama dengan sektor-sektor Pemerintah membangun koordinasi balk dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Pendekatan Cluster bertujuan agar bantuan respon darurat dapat dilaksanakan secara Iebih terkoordinasi antar pelaku balk dari pemerintah maupun nonpemerintah. Pendekatan Cluster dilaksanakan nada kpiarlian hpnrana hprckala hocar ataii mamhuitiihkan hanti tan
internasional dalam respon multi-sektor denaan partisipasi luas dari para pelaku kemanusiaan internasional.
13. Pengelolaan bantuan adalah serangkaian upaya penanganan bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah
iy Iiieliputi pelerinIaah, peilLacitc111, perldiStf ibibidl I belt! pengawasan.
14. Penerima bantuan langsung adalah orang atau kelompok yang menerima bantuan secara langsung dari lembaga internasional dan/atau lembaga asing nonpemerintah untuk memenuhi kebutuhannya pada masa tanggap darurat
15. Penerima bantuan tidak langsung adalah Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
16. Perennil bantuan bencana adalah staf lembaga internasional dan atau lembaga asing nonpemerintah yang memberikan bantuan darurat.
17. Pos Komando Tanggap Darurat Bencana adaiah pusat pengkoordinasian, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi penanganan tanggap darurat yang juga memiliki kewenangan dalam memberikan data dan informasi tentang penanganan tanggap darurat bencana.
18. Pos Komando Lapangan adalah Pos Komando Tanggap Darurat yang menangani suatu daerah administratif tertentu yang Iebih kecil dari Pos Komando Tanggap Darurat Bencana.
19. Pos Pendukung adalah pendukung Pos Komando Tanggap Darurat yang merupakan tempat masuknya personil, barang bantuan dimana urusan administrasi dan per ijinan dari institusi terkait di! n sekaligus menjadi tempat koordinasi dari institusi terkait yang dikoordinasikan oleh BNPB.
20. Saat tanggap darurat bencana adaiah saat di mana Pemerintah menyatakan berlakunya masa tanggap darurat sampai berakhirnya kegiatan tanggap darurat yang dinyatakan secara resmi melalui pernyataan Pemerintah.
6
21. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
22.Terminasi adalah saat di mana Pemerintah memberikan pernyataan
tentang berakhirnya kegiatan bantuan internasional pada akhir periode
tanggap darurat.
23. Tenaga ahli adalah personil yang memiliki keahlian khusus dengan
kriteria standar yang ditentukan oleh instansi pemerintah atau lembaga
yang berwenang yang dibutuhkan pada saat tanggap darurat.
F. Prinsip
Untuk menjamin keselarasan, efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan
kegiatan bantuan kemanusiaan lembaga internasional dan lembaga asing
nunpernerintaii, diperiukan prinsip-prinsip kerja yang disepakati bersama oleh pihak pemberi bantuan dan penerima bantuan langsung dan tidak
langsung yang berlaku sejak awal saat tanggap darurat sampai berakhirnya
bantuan internasional yaitu:
1. Pemberian bantuan kemanusiaan harus menghormati Kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Kesetaraan dalam bermitra dan berkoordinasi.
3. Disalurkan melalui koordinasi dan kola sama denaan Para pelaksana dalam dan luar negeri di bawah komando BNPB dan koordinasi BPBD
dengan menganut asas akuntabilitas dan transparansi.
4. Dilaksanakan untuk memberikan dampak positif terhadap perekonomian,
pa a., dan lingkungan seternpat. 5. Dilakukan dengan komunikasi yang efektif antara Pemerintah Indonesia,
lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dengan
penerima bantuan agar bantuan sesuai dengan kebutuhan.
6. Bila dimungkinkan barang bantuan seperti kendaraan bermotor, obat,
peralatan habis pakai, dan peralatan medis menggunakan produk
Indonesia kecuali tidak dapat diproduksi atau tidak tersedia di Indonesia.
7. Bantuan yang diberikan harus berkualitas dan mampu mendukung
proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
8. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang
memberikan bantuan harus mandiri dalam memberikan dan
mendistribusikan bantuannya tanpa menyulitkan penerima bantuan. 9. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang
memberikan bantuan harus menunjuk lembaga di Indonesia yang
mewakili serta bertanggung jawab terhadap barang bantuannya.
10.Semua pihak yang terlibat dalan. kegiatan ta11990N darurat di Indunco;.
harus bekerja sama guna mencegah pengalihan, penyalahgunaan atau
pemalsuan mengenai barang-barang penanggulangan bencana,
peralatan, atau sumber daya yang melanggar hukum serta mengambil
tindakan sesuai peraturan perundangan.
7
C.
11. Diberikan sesuai dengan hukum nasional dan internasional yang berlaku, termasuk resolusi Majelis Umum PBB yang terkait serta panduan yang relevan.
12.Dilakukan sesuai dengan keahlian para personil yang terlibat serta kemampuan organisasi.
11. Nnn-prncPlitici. 14.Disalurkan dengan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan antara
laki-laki dan perempuan dalam budaya setempat. 15. Dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada penilaian
terhadap kebutuhan. 16.Sesuai dengan nilai dan budaya setempat, mendukung kemandirian,
memadai untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang terkena dampak bencana serta sesuai dengan standar kualitas nasional dan internasional yang berlaku.
17.Menghormati dan melindungi martabat dan hak-hak korban bencana, termasuk memenuhi kebutuhan kelompok rentan, yang meliputi bayi, anak usia dibawah lima tahun, anak-anak, ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat dan lanjut usia.
Ceefnn M IFM 1•••••■71106/ • II MIA
Sistematika Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Pada Saat Tanggap Darurat mencakup:
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN yang memuat tentang latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang Iingkup, pengertian, prinsip dan sistematika.
DIMULAINYA BANTUAN INTERNASIONAL yang memuat pengaturan tentang inisiasi bantuan internasional, penyelenggaraan bantuan, jet* bantuan, perijinan dan distribusi barang .
BAB III PENGELOLAAN BANTUAN INTERNASIONAL yang koUrdiriasi bantuan, perlindungan dan kearnanan,
biaya, kewajiban, dan pengawasan dan pelaporan.
BAB IV SANKSI
BAB V BERAKHIRNYA BANTUAN INTERNASIONAL yang memuat pengaturan tentang berakhirnya bantuan internasional.
BAB VI PENUTUP
8
BAB H
DIMULAINYA BANTUAN INTERNASIONAL
A. Inisiasi
Inisiasi atau dimulainya bantuan internasional pada saat tanggap darurat mencakup masalah pemicu masuknya bantuan internasional, mekanisme masuknya bantuan internasional serta perijinan yaitu perijinan untuk organisasi dan personil serta perijinan untuk barang.
1. Pemicu Masuknya Bantuan Internasional
Bantuan kemanusiaan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah tersebut dapat diterima dengan pemicu sebagai berikut:
a. Dampak bencana melampaui kemampuan pemerintah untuk menanggulanginya sehingga memerlukan bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah;
b. Pernyataan pemerintah untuk menerima tawaran bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah sesuai dengan kebutuhan di daerah yang terkena bencana.
2. Mekanisme Masuknya Bantuan Internasional
a. Masuknya bantuan internasional diawali dengan pernyataan resmi pemerintah untuk bersedia menerima bantuan internasional.
b. Denis dan jumlah bantuan internasional didasarkan pada hasil pengkajian cepat yang dikoordinasikan oleh BNPB dan/atau BPBD.
c. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyampaikan surat edaran inisiasi bantuan internasional kepada lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, dengan menggunakan Formulir 1 dan Formulir 2 yang berisikan:
1) Laporan singkat tentang bencana 2) Lamanya periode tanggap darurat 3) Informasi kebutuhan logistik dan peralatan yang mendesak (dari
laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tim Kaji Cepat).
4) Informasi kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan.
d. Dalam memfasilitasi masuknya bantuan internasional maka BNPB bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait untuk tingkat nasional, Pemerintah Daerah pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota untuk:
9
1) Menetapkan pangkalan militer, bandara dan pelabuhan yang menjadi pintu masuk bantuan internasional (entry point).
2) Membentuk Pos Pendukung di tiap pangkalan militer, bandara dan pelabuhan yang ditetapkan menjadi pintu masuk bantuan internasional yang terdiri dari personil yang menangani Pos Pendukung ini terdiri dari perwakilan:
a) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) b) Kementerian Pertahanan c) Kementerian Kesehatan d) Kementerian Pertanian (Badan Karantina Pertanian) e) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Direktorat Jenderal
Imigrasi) 0 Kementerian Keuangan (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) g) Kementerian Luar Negeri h) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) i) Kementerian Perdagangan (Direktorat Jenderal Perdagangan
Luar Negeri) j) Kementerian Perhubungan k) Badan Intelijen Negara(BIN) m) Badan Pengawas Obat dan Makanan n) Pemerintah Daerah/Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Fungsi Pos Pendukung adalah:
Pusat registrasi:
i) Registrasi masuknya personnel asing' Registrasi lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dilakukan di Pos Pendukung dengan mengisi Formulir 3. Registrasi dilakukan dengan dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) yang berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (1110, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) dan Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengatur penempatan dan kegiatannya serta memberdayakan masyarakat untuk ikut mengawasi orang asing selama tanggap darurat.
ii) Registrasi keluarnya personnel asing dad wilayah bencana iii) Registrasi barang bantuan yang akan diekspor kembali ke
negara asal pemberi.
- Tempat penanganan perijinan dan pengawasan keimigrasian, kepabeanan, security clearance personil dan peralatan serta karantina.
- Tempat pembuatan Kartu Tanda Pengenall Identity Card (ID —Formulir 4)
10
- Pusat penampungan logistik dan peralatan sebelum didistribusikan kepada korban bencana.
Pos Pendukung dilengkapi dengan peralatan sekurang-kurangnya terdiri dari alat komunikasi, pembuatan ID, faksimile serta peralatan administrasi.
Pos Pendukung memberikan laporan secara rutin kepada Pos Komando Tanggap Darurat.
B. Penyelenggaraan Bantuan Internasional
Bantuan internasional harus dimaksudkan untuk membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat yang meliputi pengkajian cepat, penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan bantuan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan, pemulihan dengan segera sarana dan prasarana vital. 1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber
daya. a. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah harus merujuk
pada hasil pengkajian dan informasi yang ada di BNPB dan Pemerintah Daerah sebelum memutuskan untuk melakukan pengkajian secara sendiri-sendiri
b. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah harus berkoordinasi dengan Team Kaji Cepat BNPB/BPBD dalam melaksanakan pengkajian untuk menghindari kejenuhan korban bencana dan masyarakat atas berbagai pengkajian.
c. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah harus melaporkan hasil pengkajiannya kepada BNPB/BPBD sebagai bahan masukan hasil kaji cepat yang ditetapkan oleh BNPB/BPBD sesuai kewenangannya.
2. Penyelamatan dan evakuasi a. Secara umum bantuan internasional untuk pencarian korban bencana
dibutuhkan jika terjadi bencana yang menyebabkan sejumlah korban tertimbun atau tertimpa reruntuhan bangunan.
b. Bantuan internasional untuk pencarian korban diakhiri dengan pernyataan Pemerintah.
3. Pemenuhan kebutuhan dasar a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang dimaksud meliputi Bantuan Tempat
Penampungan/Hunian Sementara, Bantuan Pangan, Bantuan Non-pangan, Bantuan Sandang, Bantuan Air Bersih dan Sanitasi dan Bantuan Pelayanan Kesehatan.
b. Standar kebutuhan dasar yang berlaku mengacu pada Peraturan Kepala BNPB nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
11
4. Perlindungan terhadap kelompok rentan a. Kelompok rentan meliputi bayi, anak usia dibawah lima tahun, anak-anak,
ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia. b. Pengkategorian kelompok rentan pada butir a). dapat ditambahkan
sesuai kenyataan di lapangan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital Aktivitas ini antara lain pembersihan puing-puing, sampah, lumpur, dan bahan-bahan yang rusak dan berbahaya serta perbaikan darurat sarana dan prasarana.
C. Jenis Bantuan Jenis bantuan yang diberikan oleh lembaga international dan lembaga asing nonpemerintah dapat berupa bantuan dana dan hibah, bantuan barang, serta bantuan tenaga teknis/ahli.
1. Bantuan Dana dan Hibah Dalam hal lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah memberikan bantuan berupa dana kemanusiaan, maka dana tersebut dapat dikirimkan secara langsung kepada BNPB (Formulir 5). Selanjutnya administrasi pencatatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam hal pemberian hibah, pelaksanaannya dikelola sesuai dengan mekanisme pengelolaan hibah di lingkungan BNPB dan pencatatannya dijalankan sesuai dengan Sistem Akuntasi Hibah yang berlaku di Indonesia.
Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah tidak dapat melakukan kegiatan penggalangan dana (fund raising) di wilayah NKRI
2. Bantuan berupa Barang Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh lembaga international dan lembaga asing nonpemerintah dalam memberikan bantuan berupa barang adalah sebagai berikut: a. Barang bantuan harus dikemas, dikelompokkan dan ditandai serta
mempunyai alamat tujuan yang jelas untuk didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
b. Ketika melakukan seleksi calon penerima bantuan dengan kriteria, perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah sampai tingkat terendah. Jika memungkinkan, masyarakat dilibatkan dalam menentukan kriteria dan aktivitas pendistribusian barang bantuan
c. Pembagian barang bantuan tidak boleh menimbulkan/mempertajam konflik diantara kelompok masyarakat
12
3. Bantuan berupa tenaga teknis/ahli Bantuan berupa tenaga teknis/ahli harus memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Jika memungkinkan, tenaga teknis didampingi oleh orang Indonesia dalam rangka pengembangan kapasitas.
D. Perijinan Semua bantuan internasional harus mendapat ijin dari pemerintah. Perijinan dapat diproses melalui Pos Pendukung, yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Dalam hal bantuan internasional datang diluar periode tanggap darurat bencana, maka proses perijinannya sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
1. Ketentuan Umum a. Pada saat tanggap darurat bencana, lembaga internasional atau lembaga
asing nonpemerintah dapat memberikan bantuan tanpa melalui prosedur penyusunan proposal, nota kesepahaman dan rencana kerja.
b. Terhadap bantuan internasional yang masuk dari luar negeri diberikan kemudahan akses dan proses pelayanan dibidang keimigrasian, kepabeanan dan karantina, baik bantuan berupa personil asing, logistik, maupun peralatan.
c. Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menerima atau menolak masuknya personil ke wilayah NKRI.
d. Personil dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik tidak dapat melakukan kegiatan bantuan kemanusiaan di Indonesia.
e. Pemberi bantuan dapat membawa mata uang asing dan mata uang rupiah ke dan dari Indonesia yang mengacu pada peraturan yang berlaku di bidang keuangan dan moneter dan mendapatkan nilai tukar legal sehubungan dengan operasi bantuan tanggap darurat bencana.
f. Personil asing yang membuka rekening bank pribadi untuk kebutuhan operasional dalam menjalankan kegiatan kemanusiaannya, harus berkoordinasi dengan kedutaan/perwakilan negaranya di Indonesia.
g. Untuk memperlancar pemberian bantuan kemanusiaan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, maka instansi pemerintah dapat memberikan pelayanan di luar jam kerja normal.
h. Bantuan internasional dapat diberikan fasilitas legal domestik yang berhubungan dengan pekerjaan/kegiatan pemberian bantuan kemanusiaan.
i. Negara pemberi bantuan yang ingin mendatangkan bantuan militer harus mendapat persetujuan dari Kementerian Pertahanan dan Security Clearance dad Mabes
j. Peralatan yang digunakan oleh negara pemberi bantuan, balk yang berupa pesawat maupun kapal harus memiliki Security Clearance yang dikeluarkan oleh Mabes
k. Pada saat tanggap darurat proses administrasi dapat dilakukan secara manual (non elektronik).
13
2. Proses perijinan Ijin masuknya organisasi, personil dan barang diberikan melalui Pos Pendukung dengan proses sebagai berikut:
a. Organisasi dan Personil 1) Pemberi bantuan menyampaikan daftar personil dan kelengkapan
dukungan operasional dilakukan sebelum, pada saat, atau segera sesudah bantuan tiba di Indonesia.
2) Personil yang didatangkan harus memenuhi kualifikasi kebutuhan pemerintah, antara lain: kesehatan, SAR, konstruksi, komunikasi, tenaga ahli air, tenaga penghubung ( Liaison Officer), dip.
3) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah meregistrasikan lembaganya dengan menyampaikan daftar jumlah dan keahlian personil/tenaga profesi khusus dan lokasi kegiatan (Formulir 6) dan melampirkan foto copy passport, visa, disertai foto berwarna ukuran 4 x 6 dua lembar bagi setiap personilnya yang akan ditugaskan di Indonesia.
4) Personil asing sebagaimana dimaksud pada butir 2) harus berdasarkan penugasan dan rekomendasi dari lembaga internasional atau lembaga asing nonpemerintah yang menugaskannya.
5) Personil asing yang membantu melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat bencana di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam butir 2) diberikan kemudahan akses dibidang keimigrasian berupa proses dan pelayanan visa, izin masuk, izin tinggal terbatas, dan izin keluar.
6) Negara pemberi bantuan yang ingin mendatangkan bantuan militer harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pertahanan dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Kementerian Pertahanan dan MABES TNI serta berkoordinasi dengan BNPB. Surat permohonan disertai dengan lampiran daftar personil, barang bantuan atau dana (Formulir 5 dan 6) yang akan diberikan. Setelah mendapatkan permohonan pengiriman bantuan dari militer asing, maka Mabes TNI akan memberikan Security Clearance sebagai syarat masuk ke wilayah Indonesia.
7) Berdasarkan daftar jumlah personil sebagaimana dimaksud pada butir 2), BNPB, dengan berkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait, memberikan persetujuan sesuai dengan kebutuhan tanggap darurat bencana.
8) Visa, izin masuk, izin tinggal terbatas, dan izin keluar bagi personil lembaga international dan lembaga asing nonpemerintah diberikan setelah mendapat rekomendasi dari BNPB.
9) Izin tinggal terbatas diberikan dalam jangka waktu paling lama sesuai dengan periode tanggap darurat bencana.
10) Pos Pendukung akan melengkapi personil lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dengan Kartu Tanda Pengenalfidentity Card (1,0 card) yang harus dibawa selama berada di wilayah terkena
14
bencana serta diserahkan kembali kepada Pos Pendukung setelah selesai masa bertugas.
11) Perijinan hanya berlaku pada saat tanggap darurat.
b. Barang 1) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah
meregistrasikan lembaganya dengan menyampaikan daftar jenis dan jumlah barang, dan lokasi kegiatan (Formulir 6 )
2) Berdasarkan daftar jenis dan jumlah barang sebagaimana dimaksud pada butir 1), BNPB memberikan persetujuan sesuai dengan kebutuhan tanggap darurat bencana.
3) BNPB dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 2) berkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait.
4) Khusus untuk aset Militer Asing, pemberian ijin masuk mengacu pada peraturan yang berlaku di Kementerian Pertahanan dan Mabes
5) Permohonan perijinan masuknya barang bantuan harus dilengkapi dengan dokumen sertifikasi untuk barang bantuan dan dokumen persyaratan karantina.
6) Dalam hal barang untuk bantuan darurat bencana yang diimpor oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, dapat diberikan:
a) Pembebasan atau penangguhan bea masuk dan cukai sesuai dengan perundangan kepabeanan dan cukai yang berlaku;
b) Fasilitas berupa PDRI (Pajak Dalam Rangka Impor) tidak dipungut atau dibebaskan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
c) Kemudahan prosedur dalam pemberian izin pembatasan barang impor;
d) Kemudahan prosedur pelayanan impor dan ekspor; 7) Mengajukan permohonan kepada BNPB untuk mendapatkan fasilitas
seperti disebutkan pada butir 6.a., 6.b. 6.c.dan 6.d. 8) Dalam hal barang yang diimpor rusak, tidak digunakan dan/atau
tidak lagi dibutuhkan, serta tidak memenuhi syarat, Pemerintah dapat mengizinkan diekspor kembali.
9) Untuk mendapatkan fasilitas seperti tersebut dalam butir 6 dalam setiap pengiriman barang pemberi bantuan harus: a) menunjuk secara jelas penerima barang sebagai penanggung
jawab di Indonesia (bertindak selaku importir); b) sesuai dengan standar internasional yang disepakati; c) secara benar mengemas sesuai syarat dan kondisi yang
dibutuhkan barang yang dikirim; d) mengelompokkan dan menandai barang bantuan; e) Menyertakan:
i) Manifes ii) Invoice iii) Airway bill atau Bill of Lading
15
iv) Surat hibah (gift certificate atau certificate of donation) v) Certificate of Analysis (khusus untuk obat dan alat
kesehatan) vi) Certificate of Analysis, Health Certificate/ Certificate of
Free Sale (khusus untuk makanan) vii) Sertifikat Uji Tipe dari negara asal (khusus untuk
kendaraan bermotor) 10) Dalam hal barang akan diekspor kembali, pemberi bantuan
menyertakan surat pernyataan bahwa barang akan diekspor kembali, dalam jangka waktu tertentu.
11) Pemerintah dapat memberikan izin kepada lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah penggunaan sementara alat angkut darat, laut, dan udara dalam periode tanggap darurat di dalam wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah terkena bencana.
12) Pemberi bantuan harus menjamin kualitas, kesesuaian dan keamanan dari makanan, obat, perbekalan kesehatan habis pakai dan alat kesehatan yang diimpor, serta secara khusus menjamin makanan serta obat yang diberikan: a) Masih memiliki masa kadaluarsa untuk obat minimal 2 tahun
dan untuk makanan minimal 6 bulan pada saat diterima; b) Diberi label dalam Bahasa Inggris, jika tidak dalam Bahasa
Indonesia/Melayu; c) Diperiksa, dikirinn, dijaga dan dijamin dalam kondisi baik agar
terjamin keamanan dan kualitasnya. 13) Sebagai bagian dari proses perijinan, inspeksi dapat dilakukan
terhadap seluruh barang untuk menjamin keamanan, kualitas, kesesuaian dengan kebutuhan dari masyarakat yang terkena bencana, dan sesuai dengan standar hukum nasional dan internasional.
14) Dalam hal karantina: a) Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina
atau organisme pengganggu tumbuhan karantina harus memenuhi persyaratan karantina.
b) Yang dimaksud pengiriman barang yang memenuhi persyaratan karantina adalah pengiriman yang:
i) Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.
ii) Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
iii) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina.
15) Pelaksanaan re-ekspor dilakukan dengan: a) Meregistrasikan barang yang akan diekspor kembali di Pos
Pendukung.
16
b) Selanjutnya perwakilan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdaganan yang bertugas di Pos Pendukung akan memproses pelaksanaan re-ekpor sesuai peraturan perundangan yang berlaku balk di Indonesia maupun negara tujuan.
E. Distribusi Barang Distribusi barang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Diserahkan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah, begitu barang
bantuan telah tiba dan mendapatkan ijin masuk yang dilengkapi dengan berita acara serah terima bantuan (Formulir 7).
2. Bekerja sama dengan mitra kerja dari Indonesia
3. Distribusi langsung kepada penerima bantuan langsung melalui aktivitas pemberian bantuan oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah secara individu dengan berkoordinasi bersama Pos Pendukung. Lembaga dapat bekerja bersama lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena bencana secara menyeluruh di suatu lokasi bencana.
17
BAB HI
PENGELOLAAN BANTUAN INTERNASIONAL
A. Koordinasi
Untuk mengkoordinasi kegiatan lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang memberikan bantuan dalam tanggap darurat maka mekanisme koordinasi yang dilakukan adalah melalui:
1. BNPB mengkoordinasikan kaji cepat dengan instansi terkait termasuk lembaga internasional dibantu badan internasional yang mempunyai fungsi koordinasi komunitas internasional (Formulir 8)
2. Komandan Komando Tanggap Darurat menyiapkan rencana operasi bersama lembaga terkait termasuk lembaga internasional dan lembaga asing.
3. Rapat koordinasi 'dust& rutin untuk melaporkan kegiatan pelaksanaan operasi kemanusiaan dari tiap cluster yang mengacu pada rencana operasi yang telah ditetapkan pemerintah dan hasil evaluasi yang dapat dilakukan di tingkat nasional, atau di tingkat provinsi, dan di lapangan untuk membahas progres bantuan yang dilakukan oleh pihak internasional dan dikoordinasikan oleh BNPB serta lembaga/instansi yang berwenang.
4. Tiap cluster diwajibkan membagi informasi melalui sarana informasi management yang memungkinkan (mills, website) atau secara manual guna penyebar luasan laporan dan rencana kegiaatan operasi ke manusiaan.
B. Perlindungan dan Keamanan
Untuk menjamin agar bantuan internasional sampai kepada penerima bantuan langsung sesuai dengan kebutuhannya, maka: 1. Para personil dari lembaga internasional atau lembaga asing
nonpemerintah yang melakukan kegiatan penanggulangan bencana mendapat jaminan perlindungan keamanan dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Pergerakan (penyimpanan dan distribusi) barang bantuan international dari lembaga internasional atau lembaga asing nonpemerintah yang melakukan kegiatan penanggulangan bencana mendapat jaminan perlindungan keamanan dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
3. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang berperan serta dalam penanggulangan bencana dilarang melakukan kegiatan yang berlatar belakang politik atau keamanan.
4. Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana yang dimaksud pada angka 3 diatas maka BNPB wajib berkoordinasi dengan instansi yang tugas, tanggung jawab dan kewenangannya di bidang intelijen dan keamanan.
5. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang berperan serta pada saat tanggap darurat wajib memperhatikan dan menghormati latar belakang sosial, budaya dan agama masyarakat setempat dan turut menjaga keamanan.
C. Biaya
Biaya untuk penyediaan bantuan darurat bencana, ground handling balk untuk logistik personil dan peralatan, operasional pengemasan, pelabelan, distribusi bantuan sampai ke lokasi tujuan, dan pemusnahan barang bantuan yang tidak memenuhi syarat, menjadi tanggung jawab pemberi bantuan.
D. Imunitas
Pemerintah dibebaskan dari kewajiban melindungi dan mengganti kerugian lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah serta personilnya dari kewajiban sipil atas tindakan pelanggaran dan kelalaian dalam melakukan kegiatan kemanusiaan di Indonesia.
E. Pengawasan, Pelaporan, dan Evaluasi
Pengawasan pengelolaan bantuan internasional dilakukan bersama oleh pemerintah dan masyarakat.
Laporan singkat pelaksanaan kegiatan tanggap darurat disusun dan disampaikan oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah kepada BNPB dan pemerintah daerah secara tertulis (Formulir 9) dan berkala dalam rapat koordinasi untuk evaluasi pelaksanaan kegiatan. Laporan yang harus disampaikan ke BNPB dan pemerintah daerah adalah: 1. Laporan periodik 2. Laporan akhir 3. Laporan yang sewaktu-waktu diminta BNPB untuk keperluan pemerintah
Setiap cluster wajib melakukan evaluasi kegiatan secara rutin dengan melibatkan instansi terkait dan unsur-unsur masyarakat termasuk penerima bantuan.
19
BNPB perlu menyampaikan laporan bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah kepada publik.
Tata cara pengawasan dan tata cara pelaporan dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundangan.
20
BAB IV
SANKSI
Untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan bantuan kemanusiaan dapat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan berjalan dengan balk, maka dapat diterapkan bagi lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah yang tidak memenuhi aturan yang telah ditetapkan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan.
Jika terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga international atau lembaga asing nonpemerintah terhadap prinsip-prinsip kerja sebagaimana dimaksud pada Bab I butir F, maka penyelesaian permasalahan akan dibicarakan dalam rapat koordinasi untuk menyepakati tindakan yang dapat diterapkan.
21
BAB V
BERAKHIRNYA BANTUAN INTERNASIONAL
Pada saat berakhirnya/terminasi pelaksanaan bantuan dari lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, maka berlakunya terminasi adalah:
1. Path saat dikeluarkannya pernyataan pemerintah tentang berakhirnya tanggap darurat.
2. Pemerintah dapat menentukan waktu terminasi bantuan internasional yang berbeda dengan terminasi penanganan darurat, dengan memperhatikan perkembangan didaerah bencana maupun situasi nasional
Setelah periode tanggap darurat berakhir, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menerbitkan surat edaran terminasi bantuan internasional untuk tanggap darurat bencana (FORMULIR 10) yang berisikan:
1. Laporan singkat tentang situasi dan kondisi terakhir. 2. Kemajuan kegiatan tanggap darurat bencana yang dilakukan oleh
Pemerintah, lembaga internasional serta lembaga asing nonpemerintah dan Para perespon bencana lain.
3. Ketetapan tanggal berakhirnya saat tanggap darurat sekaligus menjadi keputusan untuk pemberhentian penerimaan bantuan internasional untuk tanggap darurat bencana
4. Ucapan terima kasih atas dukungan lembaga internasional serta lembaga asing nonpemerintah.
Laporan singkat tersebut menjadi bahan masukan evaluasi BNPB atas bantuan internasional pada saat tanggap darurat untuk menentukan keperluan untuk internasional pada saat tanggap darurat dimasa mendatang, jika diperlukan
22
BAB VI
PENUTUP
Setiap upaya dukungan dan bantuan yang datang pada saat tanggap darurat dan berasal dari program kemanusiaan di bidang penangguiangan bencana yang sedang berjalan di Indonesia dan dilakukan oleh Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, harus menyesuaikan semua ketentuan yang diatur dalam pedoman ini.
Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, agar instansi/lembaga terkait balk dalam dan luar negeri menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Desember 2010
KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
DR. SYAMSUL MAARIF, M.Si.
23
BAB VI
PENUTUP
Setiap upaya dukungan dan bantuan yang datang pada saat tanggap darurat dan berasal dari program kemanusiaan di bidang penanggulangan bencana yang sedang berjalan di Indonesia dan dilakukan oleh Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah, harus menyesuaikan semua ketentuan yang diatur dalam pedoman ini.
Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, agar instansi/lembaga terkait balk dalam dan luar negeri menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Desember 2010
KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
DR. SYAMSUL MAARIF, M.Si.
23
FORMULIR I LAPORAN INISIASUSITUASI NO
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
1. Informasi Umum Dan : (nama lembaga) Kepada : Lembaga Internasional dan Lembaga Asing
Nonpemerintah Tanggal Nama kejadian
2. Keterangan Singkat Tentang Kejadian Bencana Ringkasan kejadian bencana (berikan keterangan dengan singkat (jenis bencana, lokasi spesifik, tanggal dan waktu dan dampak kejadian bencana, hal-hal yang menyebabkan kejadian bencana dan cakupan dampak.
Lihat lampiran (jika ada)
3. Kajian dampak bencana (jelaskan kajian dan ringkasan dampak bencana kepada kehidupan, perumahan dan kepemilikan, kehidupan ekonomi, infrastruktur publik, lingkungan)
Lihat lampiran (jika ada)
4. Kajian kebutuhan( jelaskan kajian kebutuhan saat ini dan yang akan datang untuk merespon bencana)
Lihat lampiran (jika ada)
Thirinknn 4gn trinbilieg et otnnhi-r dQyn yong telgh ocnkn9 (hPr41,Qn ringl(gaQt, kegiatan dan mobilisasi cumber daya yang telah dilalcukan oleh pihak-pihak yang berwenang and permintaan bantuan kemanusiaan atau tawaran bantuan kemanusiaan)
Lihat lampiran (jika ada)
6. Hal-hal lain (berikan informasi yang relevan yang diberikan oleh pihak ketiga, misalnya negara-negara lain, organisasi internasional, media, yang mungkin berguna).
Lihat lampiran (jika ada) 7. Rekomendasi (berikan kajian kebutuhan somber daya yang mungkin
dibutuhkan serta mobilisasi yang akan perlu dilakukan oleh pihak asing)
Lihat lampiran (jika ada)
Jakarta,
(tanda tangan) BNPB
FORMULIR II BDENTIFIKASI KEBUTUHAN BANTUAN
1. Informasi Umum. Dan: (nama lembaga) Nama. (nama pejabat yang berwenang) Kepada: Lembaga Intemasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Tanggal: Nama kejadian:
2. Gambaran ringkas mengenai bencana (berikan keterangan dengan singkat jenis bencana, lokasi spesifik, tanggal, waktu dan dampak bencana, hal-hal yang menyebabkan kejadian bencana dan cakupan dampak.
3. Informasi Mengenai Darurat Bencana
1. Kejadian Bencana: 2. Lokasi: 3. Gambaran:
4. Sumberdaya yang telah dimobilisasi/tindakan yang telah dilakukan:
5. Sumberdaya yang dibutuhkan (ditulis berdasarkan prioritas):
4. Sumberdaya yang Dibutuhkan (berikan detail sumber daya yang dibutuhkan serta infonnasi lain yang relevan)
a Personil No. Ketrampiianiskiii (berikan
keterangan mengenai skill dan kualifikasi yang
dibutuhkan: i. Basic; ii. Advanced; ii.Ketrampilan khusus; iv. Ketrampilan
Komando
;Malian personil
Target penugasan dan lokasi (dimana personil
tersebut akan bekerja begitu
tiba di lapangan)
Tugas yang diberikan
Lamanya masa
penugasan
1 2 3 4 5 6
a Barang No Jenis harang-harang
(logistic dan peralatan) Jumlah barang- barang
(logistic dan peralatan)
Target pemberian
bantuann dan lokasi
(dimana loci-idlc din
peralatan tersebut akan diberikan dan
digunalcan begin] tiba di
lapangan)
Keprinaan v
1,amanya penggunaan
2 3 4 5 6
5. Pengaturan Administrasi (berikan informasi mengenai pengaturan administrasi)
a. Barang diharapkan tiba:
b. Kontak di lokasi bencana atau tempat penugasan: Nama: Jabatan: Institusi: Alamat:
Tel
c. Pengaturan Pendanaan (jelaskan bagaimana sumberdaya akan didanai, apakah Pemerintah RI akan mendanai biaya (sebagian/atau semua) atau apakah akan didanai lembaga internasional dan/atau lembaga asing nonpemerintah (sebagian attalla OV1111.1.tii
KARTU ORGANISASI
AKRONIM ORGANISASI:
NAMA LENGKAP ORGANISASI:
ALAMAT:
WEBSITE:
TELEPON:
FAX:
EMAIL:
KANTOR DI LAPANGAN:
JUMLAH STAF DI INDONESIA:
JtNIS (LINUKAKI): Komersiai uonor Keoutaan vemerintan
Militer LSM Lokal/Nasional Lembaga Riset Organisasi Internasional
Badan PBB
Lain-lain:
SEKTOR (LINGKARI): Pertanian Camp Koordinasi Pendidikan
Pangan Kesehatan Informasi Nutrisi Logistik Perlindungan
Pemulihan Huntara Telekomunikasi Air, Sanitasi, Hygiene
Lain-lain:
Dicatat oleh:
KARTU KONTAK
NAMA DEPAN:
NAMA KELUARGA:
,ittRirrt.N•
ORGANISASI:
TELEPON:
HAN"PWINE:
EMAIL:
LOKASI KEGIATAN:
TANGGAL KEDATANGAN:
TANGGAL KEBERANGKATAN:
SEKTOR (LINGKARI): Pertanian Camp
Pangan Kesehatan informasi Nutrisi
Pemulihan Huntara Telekomunikasi
Lain-lain:
Koordinasi Pendidikan
Logistik Perlindungan
Air, Sanitasi, Hygiene
Dicatat oleh: Alamat website 3W disini
KARTU RAPAT
KETERANGAN:
WAKTU:
PIMPINAN RAPAT:
LOKASI KEGIATAN: IrMIC I ',JOU RI^ a Al It 1.1"le A nn. -1-.....1....“ o.... .,:ci, C-L.... 7-.-..4..,........ I ct komcio
NAMA KONTAK:
NO. TELEPON KONTAK:
EMAIL KONTAK:
KETERANGAN DI ATAS BERLAKU HINGGA (TANGGAL):
SEKTOR (LINGKARI): Pertanian Camp Koordinasi Pendidikan
Pangan Kesehatan Informasi Nutrisi Logistik Perlindungan
Pemulihan Huntara Telekomunikasi Air, Sanitasi, Hygiene
Lain-lain:
KARTU KEGIATAN/PROYEK
ORGANISASI:
NAMA PROYEK:
KETERANGAN
SEKTOR (LINGKARI): Pertanian Camp Koordinasi Pendidikan Makanan Kesehatan Informasi Nutrisi Logistik Perlindungan Pemulihan Huntara Telekomunikasi Air, Sanitasi, Hygiene Lain-lain: PENERIMA MANFAAT (LINGKARI): Anak-anak Orang Cacat Umum Host-Communities Pengungsi Internal Institusi Kaum Ibu Orang Miskin Pengungsi Lintas Negara Kaum Rentan Perempuan Lain-lain: STATUS (LINGKARI): Formulasi Proposal Menunggu Dana Sedang berjalan Ditangguhkan Selesai Lain-lain:
MULAI (Bulan-Tahun):
SELESAI (Bulan-Tahun):
ESTIMASI BUDGET (US$):
PELAKSANA:
DONOR:
LOKASI (desa, kecamatan, kabupaten):
—c" E 0 LL
Reg
istr
asi
Lem
ba
ga Inte
rnasi
onal/
Lem
ba
ga A
sing N
on
pem
erin
tah
Loka
si
Pe
nya
lura
n/P
ela
ksan
aan
Ban
tuan
Tuj
ua
n cla
n J
enis
B
ant
uan
Ko
ntak / P
enan
ggungj
aw
ab a7-
E 1.1.1 , .
C O a. w Tu 1—
m E m z
Ne
gara
Asa
! /
Loka
s i K
anto
r P
usat
(H
eadqu
arter )
Na
ma
Lem
ba
ga
Inte
rnasI
on
al/L
emb
aga
A
sin
g N
onp
em
erin
tah
ci z r, 2
3
m-
KARTU IDENTITAS ID CARD
NO IDENTITAS: ID NO
NAMA: NAME
Foto
JABATAN: TITLE
AGENCY: LEM BAGA
Bedaku sampai: Expired date:
• Kartu ini hanya dapat digunakan oleh nama yang tercantum di kartu ini dan tidak boleh dipindah-tangankan. This card can only be used by the holder of this card whose name written on it and not transferable.
• Mohon kartu ini dikembalikan ke apabila masa kena sudah selesai. Please return this ID card to When your assignment ended
• Barang siapa menemukan kartu ini harap dikembalikan ke
If found this card please return to
FORMULIR V PENGIRIMAN DANA
1. Informasi Umum: Dan: Lembaga Internasional atau Lembaga Asing Nonpemerintah yang akan membantu Nama. (nama pejabat yang berwenang) Alamat: Telepon/Fax: E-mail: Kepada: BNPB Tanggal• Nama kejadian:
2. Bantuan yang ditawarkan (jelaskan jenis, spesifikasi dan cakupan bantuan yang ditawarkan)
No. Nilai Bantuan Dana Tanggal pengiriman
Keterangan (dikirim ke: i. Rekening Dolar Depkeu: no. H. Rekening Euro Depkeu: no. iii. Rekening Yen Depkeu: no. iv. Rekening Rupiah Depkeu: no
1 2 3 4
3. Gambaran ringkas mengenai tujuan pengiriman bantuan dana
(tanda tangan) Lembaga internasional/Lembaga Asing Nonpemerintah
FORMULIR VI DAFTAR BARANG DAN PERSONIL
BANTUAN DARI LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH PADA MASA TANGGAP DARURAT
1. Informasi Umum: Dari• Pemberi bantuan Nama: Institusi: Alamat: Phone/Fax: Email: Kepada: BNPB Tanggal: Nama kejadian:
2. Keterangan umum mengenai bantuan
3. Bantuan yang diberilcan
No. Ketrampilan (jelaskan
ketrampilan dan kualifikasi: i. Basic;
ii. Advanced; iii. Ketrampilan khusus;
iv. Ketrampilan Komando
Jumlah personil
Lokasi Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5
No. Jenis Jumlah Masa Berlaku Lokasi Kegiatan
Keterangan (berikan penjelasan mengenai
spesifikasi dan jenis barang yang dimobilisasi,
kemampuan dan penggunaan peralatan)
1 2 3 4 5 6
3. Pengaturan Administrasi: a. Durasi maksimum bantuan:
b. Pengaturan Pendanaan (jelaskan mengenai pengaturan pendanaan, seperti apakah pihak yang memberikan bantuan akan menanggung biaya atau apakah penerima bantuan harus menanggung biaya)
c. Syarat dan Ketentuan (jelaskan syarat dan ketentuan dari penerima bantuan mengenai pengunaan personal dan barang — logistik dan peralatan, seperti perawatan/pengunaan peralatan, keterbatasan penggunaan, perlindungan personal dan peralatan, servis local dan fasilitas untuk personal, dll )
Penerima bantuan
Pemberi bantuan
(tanda tangan)
(tanda tangan)
FORMULIR VII BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN
Nomor: Nama Posko • Tingkat Posko : Nasional/Provinsi/Kab./Kota/area bencana *) Lokasi Posko/No. Posko : Kampung/Lingkungan • RT/RW • Desa • Wilayah • Kecamatan • Kabupaten/Kota-kode Pos •
*
No. ____._.
3enis Barang Banyaknya (ton/vol/kodi/u n it)
Asal Bantuan dari
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Petugas Penerima, Petugas Pemberi,
Dibuat rangkap 3, - Asli Arsip -1 eks. Penyanipaian Bantuan -1 eks. Pergudangan di tujuan *) Bed tanda yang diperlukan
(Ref.: FORM LOG-PAL: 006)
C C B
VN
V3
N3
8 N
VIC
IVID
0 a
O 1
C.C7 Ce C0 to
°a 0 is 5-0 N- P z
r > -1 o -1 co w cD = -. = CD 0
= 0 CO cp a3 cnN — 0) = gs
r Cr CO = a -'• 0 5a) m -_,. i "S
? = to
Jumla
h Qiw
a)
-0
r _. CO is Cu a
r
91 --4 A-.
r 0, -.. ID 0 co So 2 <A>
-0
r v r. co 0)
e .
L, o
0)
r- o- cp 03 = c ...., 0)
0) a."<.!
Luka Berat
0
r- a CO i CD -) -P-
r- -, > V Cn =
0) -0
r- cn ,,,-1 , CD CD •-• - cnLk, (0 -0
r v co r-- co = =
r- o CO 0) ("<
L
uka Rinc
-a r a. Co IN. a) fa "a
r a ol , pc- .....j = Cu -0
r- cn CD .___-% „ .* 0 N - w co
r- to r- 0 0)• = -0
r-
cr CO
= Q UO 9 a)
ty; -‹.
-0 CD a =
Co ..
r- — co -1,- 01 0)
r- -,• pc- = Cn > ---.1 . 0) -0
r- cs, Cn -' en - * 0 90 F,), 0
-0
r v w r . w -0
r 5 m K_*.
0 *a
3. Kerusakan a. Pemukiman
• Rumah
NU. Lokasi (Kec/Kei/Desa) JUMLAH (unit) I aksiran Kerugian Rusak Ringan Rusak Berat
1. 2.
Dsi. TOTAL
• Sanitasi Drainase Lin kun an (Yang menjadi tidak berfun si akibat bencana f,10. Lukas; (kec/KeliDesa) JUMLAH Vsatuari)
Air Bersih (m3)
Saluran Air
(m')
MCK Umum (unit)
Lain-lain
1. 2.
Dst. TOTAL
Catatat• yang menjadi standar sapras yang rusak. h Fasilitas Pendidikan
c. Fasilitas Kesehatan
d. Fasilitas lbadah
e. Fasilitas Sosial (termasuk alun-alun, Panti —panti)
f. Infrastruktur
g. Fasilitas Pemerintahan (termasuk Penjara)
h. Jaringan Listrik, Telekomunikasi, Air Bersih, Gas
i. Fasilitas Pelayanan Publik
Hutan, Lahan dan Tanaman Pertanian, Hewan Temak
k. Sarana Prasarana Kelautan dan Perikanan
NO. Jenis Lokasi (Kec/Kel/Desa)
JUMLAH (unit) Fungsi Taksiran Kerugian
(Rp) Rusak Berat
Rusak Ringan
1. 2.
Dst. TOTAL
Tabel Pendataan Kerusakan Fasilitas Pendidikan (poin b) hingga Sarana Prasarana Kelautan (poin K).
II. UPAYA PENANGANAN YANG TELAH DILAKUKAN
1. Terhadap Korban: • Meninggal • I AR RArat
2
• Luka Ringan • Hilang • Pengungsi
2. Terhadap Kerusaican:
III. SOMBER DAYA
1. Sac di la PI dbill dl
2. Sumber Daya Manusia
3. Logistik
4. Dana
IV. KENDALA
3
V. KEBUTUHAN DARURAT (Jumlah, Sumber)
1. Pencadan, Penyelamatan dan Evakuasi (Sumber Daya Manusia, Peralatan, Logistik, Dana)
2. Tempat Penampunaan Sementara (Tenda. Barak. Veltbed. Banaunan Fasilitas Umum/Sosial). Catatan: perlu adanya perhatian khusus pasutri, perempuan dan anak u/ penampungan dan penggunaan MCK.
3. Kebutuhan Dasar Pangan (Makanan Pokok, Makanan Slap Saji, Makanan Tambahan, Makanan Pelenakap. MP ASI. Air Minum/Bersih)
4. Kebutuhan Dasar Sandang (Kits Keluarga/family kits), Selimut, Sarung, Daster, Pakaian Dewasa/Anak, Handuk, Pembalut Wanita, Pedengkapan Mandl, Alas Tidur)
Sesuaikan dengan sektor yang memiliki panduan lampiran.
5. Kesehatan (Sumber Daya Manusia. Peralatan. Obat-obatan, bahan habis pakai dan kesehatan lingkungan)
6. Air Bersih dan Sanitasi (MCK/Sanitasi, Jedgen Air, Air Bersih)
7. Sarana Angkutan (Kendaraan darat/air/udara, hewan, SDM/kurir, BBM)
4
8. Utilitas (BBM, Listrik, Telekomunikasi, PAM)
9. Lain-lain
VI. POTENSI BENCANA SUSULAN
Catatan: Pengisian form disesuaikan dengan perkembangan kemampuan Tim dan jenis/macam bencana di
lapangan.
5
FORMULIR VIII--B
KEBUTUHAN MENDESAK PENCARIAN, PENYELAMATAN DAN EVAKUASI KORBAN BENCANA
Had/Tanggal/Jam Lokasi (Kec./Kab./KotalProv.)
a. Tabel Reka itulasi Korban No. Korban Jiwa Golongan
Umur Sex Jumlah
(Jiwa) Upaya
Penanganan Keterangan
1 Meninggal 0-11 bulan
L P
1-4th L P
5-9th L P
10-17th L P
18-59th L P
>60 th L P
2. Luka Berat 0-11 bulan
L P
1-4th L P
5-9th L P
10-17th L P
18-59th L P
>60 th L P
3 Luka Ringan 0-11 bulan
L P
1-4th L P
5-9th L P
10-17th L P
18-59th L P
>60 th L P
4 Hilang 0-11 bulan
L P
6
1-4th L P
5-9th
10-17th
L P L P
18-59th L P
>60 th L P
5 Mengungsi 0-11 bulan
L P
1-4th L P
5-9th L P
10-17th L P
18-59th L P
■ t•il al. •aUti LI I L
P
b. Tabel Reka itulasi Sumber Da a No. Urrian Kobuenhon Keter...u...
Tersedia Diperlukan Kekurangan I. Pemerintah Daerah
1 SDM (Sumber Daya Manusia) PAW() Komandan Lapangan Operation Officer Administration Officer Communication Officer / HUMAS Kesehatan - Dokter umum - Dokter Spesialis Bedah (Umum dan Bedah Tulang) -Dokter Spesialis Anestesi -Dokter Forensik -Epidemiolog Surveillance - Perawat bedah tedatih (ATLS) -Bidan -Farmasi -Sanitasi Ling kungan -Supir Ambulance
2 Sarana dan prasarana - Kendaraan jeep - Kendaraan truk
7
- Dozer - Backhoe (beko) dll -Ambulance -Rumah Sakit Lapangan -Puskesmas Kellling
3 Dana
II. TNI 1 SDM (Sumber Daya Manusia)
2 Sarana dan prasarana - Kendaraan 4 WD - Kendaraan truk - Dozer - Backhoe (beko) dll
3 Dana
III. POLRI 1 SDM (Sumber Daya Manusia)
- Dokter umum - Dokter Spesialls - Perawat dll
2 Sarana dan prasarana - Kendaraan jeep - Kendaraan truk - Dozer - Backhoe (beco) dll
3 Dana
IV. BASARNAS 1 SDM (Sumber Daya Manusia)
2 Sarana dan prasarana - Kendaraan jeep - Kendaraan truk - Dozer - Backhoe (beko) dll
3 Dana
V. PM, 1 SDM (Sumber Daya Manusia)
8
2 Sarana dan prasarana - Kendaraan jeep - Kendaraan truk - Dozer - Backhoe (beko) dll
3 Dana
VI. Dan Lain-lain
c. Tabei Rekapituiasi Logistik No. Logistik Kebutuhan Keterangan
Tersedia Diperlukan Kekurangan I. Pangan
1 Beras 2 Ikan asin 3 Kecap 4 Saos Sambal 5 fella Install
DII.
II. Sandang 1 Kain Swag 2 Selimut 3 Baju Dewasa
(rok n blouse) (Kaos n celana) Kutang/Bra/ BH Celana dalam Laki-laki Celana dalam perempuan Kaos kutang laki2)
4 Kaos Anak-anak 5 Seragam SD Lk 6 Seragam SD Pr
Pembalut untuk wanita usia reproduktif (12-49th) Baju bayi Selimut bayi Popok Topi bayi Kain untuk geridorig bayi Sandal; Sepatu Tas utk baju Handuk Higiene kit (ode!, sikat gig!, shampoo, sabun mandi, sisir) DIL
9
Ill. Peralatan 1 Tandu 2 Tenda 3 4
Folding bed (velbeth) Backhoe (beko)
5 Douser 6 Cangkul 7 Skop
IV. Obat dan Alkes 1 Infus 2 Perban 3 Kapas 4 Betadine 5 Anti Biotika
- Tablet/kapsul - Cairiampul
6 Tandu 7 Bidak, dll.
10
FORMULIR VIII-C
KEBUTUHAN MENDESAK PENAMPUNGAN SEMENTARA
Hari/Tanggal/Jam
1. Kecamatan No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
Laki: Perempuan: Bayi Balita Anak 10-17th Lansia Dewasa
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda b. Alas Tidur c. Genset d. MCK e. Dapur Umum DII.
2. Kabu aten/Kota No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda b. Alas Tidur c. Genset d. MCK e. Dapur Umum DII.
3. Provinsi No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda
11
FORMULIR
KEBUTUHAN MENDESAK PENAMPUNGAN SEMENTARA
Hari/Tanggal/Jam
1. Kecamatan No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
Laki: Perempuan: Bayi Balita Anak 10-17th Lansia Dewasa
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda b. Alas Tidur c. Genset d. MCK e. Dapur Umum DII.
2. Kabu aten/Kota No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda b. Alas Tidur c. Genset d. MCK e. Dapur Umum DII.
3. Provinsi No. Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan 1 Jumlah Pengungsi
2 Sarana dan Prasarana a. Tenda
11
4 DII.
HI. Ibu Hamil/Menyusui 1 Jumlah Ibu Menyusui
2 Sarung 3 Pakaian/Daster
Bra/BH Pembalut
4 DII.
IV. Lansia 1 Susu Bubuk
Kain / sarung Kacamata baba
2 Tongkat/kursi roda/peraIatan laInnya
3 Biskuit 4 Pampers 5 Makanan Suplemen 6 DII.
V. Cacat 1 Susu Bubuk 2 Kursi Roda
/Tongkat/peralatan lainnya
3 Biskuit 4 Pampers 5 Makanan Suplemen 6 DII.
14
FORMULIR VIII•D KEBUTUHAN MENDESAK
PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN
Hari/Tanggal/Jam Lokasi (Kec/Kab/Kota/Prov)
a. Tabel Rekapitulasi Korban No. Korban Jiwa Jumlah Upaya Penanganan Keterangan 1 Anak bayi 2 Anak Balita 3 Ibu Hamil/menyusui 4 Lansia 5 Cacat 6 Keluarga yang dikepalai
Janda Keluarga yang dikepalai Duda Keluarga yang dikepalai Anak Keluarga yang dikepalai Lansia
7 Kelompok minoritas > Waria ➢ Masyarakat adat > Kelompok
masyarakat Gina/Arab/India
> Pendatang / 'migrant
> Yang tinggal di Panti
> Penjara
b. Table Rekapitulasi Sumber Da a No. Uraian Kebutuhan Keterangan
Tersedia Diperlukan Kekurangan I. Anak Bayi
1 Jumlah bayi:
Umur: 2 Tepung Bubur 3 Pedengkapan Bayi 4 Pampers
II. Anak Balita 1 Jumlah Anak Balita 2 Tepung Bubur 3 Pakaian Anak Balita
13
4 DII.
III. Ibu HamillMenyusui 1 Jumlah Ibu Menyusui
2 Sarung 3 Pakaian/Daster
Bra/BH Pembalut
4 DII.
IV. Lansia 1 Susu Bubuk
Kain / sarung Kacamata baca
2 Tongkat/kursi roda/peralatan lainnya
3 Biskuit 4 Pampers 5 Makanan Suplemen 6 DII.
V. Cacat 1 Susu Bubuk 2 Kursi Roda
/Tongkat/peralatan lainnya
3 Biskuit 4 Pampers 5 Makanan Suplemen 6 DII.
14
FORMULIR VIII-E
KEBUTUHAN MENDESAK PEMULIHAN DARURAT SAMNA PRASARANA VITAL
Hari/Tanggal
1. Kecamatan
No. Jenis Kerusakan Lokasi Satuan Volume Keterangan Kerusakan Telah
ditangani Belum
ditangani 1 Jalan & Jembatan
- Jalan - Jembatan
2 Saluran & Tanggul - Saluran - Tanggul - Bendung
3 Fasos & Fasum -Alun-alun -Balai Desa - Pasar - T. lbadah - Pendidikan
4 Bangunan Pemerintahan - Kantor - RS/Puskesmas - Gudang
5 Utilitas - Listrik - Komunikasi - Air Bersih
6 DII.
2. Kabupaten/Kota:
No. Jenis Kerusakan Lokasi Satuan Volume Keterangan Kerusakan Telah
ditangani Belum
ditangani 1 Jalan & Jembatan
- Jalan - Jembatan
2 Saluran & Tanggul - Saluran - Tanggul
15
-Bandung 3 Fasos & Fasum
- Pasar - T. lbadah - Pendidikan
4 Bangunan Pemerintahan - Kantor - RS/Puskesmas - Gudang
5 Utilitas - Listrik - Komunikasi - Air Bersih
6 DII.
3. Provinsi
No. Jenis Kerusakan Lokasi Satuan Volume Keterangan Kerusakan Telah
ditangani Belum
ditangani 1 Jalan & Jembatan
- Jalan - Jembatan
2 Saluran & Tanggui - Saluran - Tanggul - Bendung
3 Fasos « Fasum - Pasar - T. lbadah - Pendidikan
4 Bangunan Pemerintahan - Kantor - RS/Puskesmas - Gudann
5 Utilitas - Listrik - Komunikasi - Air Bersih
6 DII.
16
FORMULIR IX LAPORAN KEGIATAN TANGGAP DARURAT
1. Informasi Umum: Dan: Lembaga Internasional atau Lernbaga Asing Nonpemerintah pemberi bantuan Kepada: BNPB Tanggal: Nama kejadian: Periode kegiatan tanggap darurat yang dilakukan:
2. Sumberdaya yang telah dimobilisasi
a. Personil No. Nama/No. ID card Penugasan/Ins tusi Keterangan (jelaskan
ketrampilan, kualifikasi dan tugas khusus yang
diberikan)
Lokasi penugasan
2 3 4
b. Barang No. Jenis Keterangan
(berikan penjelasan mengenai
spesifikasi dan jenis barang yang dimobilisasi,
kemampuan dan penggunaan peralatan)
Jumlah Lokasi distribusilpenggunaan
1 2 3 6
3. Barang yang akan dihibahkan (jika ada, jelaskan barang yang akan dihibahkan kepada Pemerintah Indonesia, kontak local dan pejabat yang berwenang, penerima barang bantuan, dll).
4. Lain-lain (jelaskan hal-hal lain yang tidak termasuk hal-hal di atas)
Pemberi bantuan
Penerima bantuan
(tanda tangan)
(tanda tangan) Lembaga pemberi bantuan Lembaga Pemberi bantuan
FORMULIR X TERMINASI DAN UCAPAN TERIMA KAS1H
1. Informasi Umum Dan : Pemberi bantuan Nama Institusi Alamat Phone/Fax Email Kepada : BNPB Tanggal Nama kejadian
2. Keterangan umum mengenai kondisi dan situasi
3. Keterangan umum mengenai tindakan dan bantuan yang telah diberikan baik oleh Pemerintah Indonesia dan maupun lembaga internasional serta dan lembaga asing nonpemerintah.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa masa tanggap darurat bencana telah selesai dan kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak termasuk lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah atas bantuan yang telah diberikan.
Jakarta,
(tanda tangan) BNPB
BADAN NASPONAL. PENANGGULANGAN BENCANA
SEKEETARIAT UTAMA JI, Ir. H. Djuanda No. 36 Jakarta 10120
Telp. (021) 344 2734, 344 3076, 345 8400, 350 7521; Fax (021)350 5075, 351 9737, 345 8500 Website : http/iWww.bnpb.goid
Jakarta, Desember 2010
Nomor : Sifat : Segera Lampiran : 1 (Satu) berkas Perihal : Draft Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
tentang Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerhitah Pada Saat Tanggap Dawrat.
Kepada Yth. Kepala BNPB Di Jakarta
Ditetapkan oleh : Kepala BNPB
Terlebih dahulu
Sekretaris Utama
Disiapkan oloeh : Biro Hukum dan Kerjasama
Notre
rS - P-e-Y2 ✓ it G.IPP> 22 Tr-9%— 20 t0
_ _
top related