no komponen tertulis hasil review catatan - lpmpjabar.go.id · digunakan sebagai pedoman dalam...
Post on 08-Jun-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 1
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan
1. Bab I Pendahuluan
1.1. Kondisi Umum
LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di tingkat provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan melalui kegiatan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional, fasilitasi sumber daya pendidikan dan pelaksanaan urusan administrasi, dimana pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar business process map di bawah ini:
Kondisi umum pendidikan dan pelaksanaan penjaminan mutu di provinsi Jawa Barat dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Data Sekolah per Jenjang
Dari data di atas dapat terlihat bahwa jumlah sekolah di Provinsi Jawa Barat adalah 29.549 sekolah, dengan rincian 19.655 sekolah jenjang SD; 5.325 sekolah jenjang SMP; 1.632 sekolah jenjang SMA; 1.937 sekolah jenjang SMK.
Sudah di sesuaikan dengan kondisi actual dan tuntutan kebutuhan sekarang seperti implementasi kurikulum 2013, Capaian Akreditasi dan Pemetaan Mutu Pendidikan tahun 2017, literasi, Pendidikan karakter, zonasi mutu dan keterampilan abad 21 serta Analisa SWOT LPMP Jawa Barat.
SD : 19.655 SMP : 5.325 SMA : 1.632 SMK : 2.937
29.549 SEKOLAH
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 2
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan
2. Data Guru Per Jenjang
Dari data diatas dapat terlihat bahwa jumlah guru di provinsi Jawa Barat adalah 367.810 guru, dengan rincian 196.655 guru SD; 85.219 guru SMP; 35.363 guru SMA; 51.068 guru SMK.
3. Data Akreditasi Per Jenjang
Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Perubahan instrumen akreditasi yang terjadi secara periodik merupakan tanntangan bagi sekolah. Perubahan instrumen dilakukan sebagai konsekwensi perubahan peraturan perundangan yang berlaku dalam pendidikan. Selain akibat tuntutan kurikulum yang berdampak pada perubahan Standar Isi, Proses, dan Penilaian, pemeringkatan nilai akreditasi
SD : 196.160 SMP : 85.219 SMA : 35.363 SMK : 51.068
367.810 GURU
No Jenjang A B C Belum Non*
1 SD 5.783 10.097 234 3.515
2 SMP 2.293 1.531 126 1.353
3 SMA 889 420 83 49 170
4 SMK 444 475 1 15 2002
Total 9.409 12.523 444 64 7.040
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 3
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan berubah. Hasil visitasi akreditasi S/M dinyatakan “terakreditasi”, jika memenuhi seluruh kriteria berikut: (1) Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 71; (2) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak kurang dari 61; dan (3) Tidak ada nilai komponen standar di bawah 50. S/M dinyatakan “Tidak Terakreditasi” (TT) jika sekolah/madrasah tidak memenuhi kriteria di atas. Selain itu, perlu dipahami pemeringkatan hasil akreditasi sebagai berikut: a) Peringkat akreditasi A (Unggul), jika Sekolah/Madrasah
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100 (91 < NA < 100);
b) Peringkat akreditasi B (Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 81 sampai dengan 90 (81 < NA < 90);
c) Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai dengan 80 (71 < NA < 80. Sekolah/madrasah yang tidak terakreditasi adalah yang mendapat nilai akhir: (1) 61 sampai dengan 70 (61 < NA < 70) dengan peringkat akreditasi D (Kurang); (2) 0 sampai dengan 60 (0 < NA < 60) dengan peringkat akreditasi E (Sangat Kurang)
4. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2017
Tahun 2015 SD : 512 SMP : 244 SMA : 355 SMK : 444 TOTAL : 1555
Tahun 2016 SD : 5000 SMP : 920 SMA : 213 SMK : 635 TOTAL : 6768
Tahun 2017 SD : 6653 SMP : 1699 SMA : 422 SMK : 778
Tahun 2018 SD : 7645 SMP : 2356 SMA : 604 SMK : 1309 TOTAL : 11914
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 4
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan
Kurikulum 2013 telah ditetapkan secara resmi untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dan telah diimplementasikan mulai tahun 2013yang dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang SD kelas 1, 4 dan PAI jenjang SMP kelas 7 dan jenjang SMA/SMK kelas 10 adalah sebagai berikut :
Tahun 2015 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 6%
Tahun 2016 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 19%
Tahun 2017 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 35%
Secara keseluruhan sekolah yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013 di provinsi Jawa Barat sebanyak 60%, sedangkan sisanya akan difasilitasi pada tahun 2018.
5. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya
Pemetaan mutu tahun 2015 mengembangkan pemetaan dalam bentuk evaluasi diri sekolah mandiri karena belum ada bentuk pemetaan baku dari kementerian pendidikan dan kebudayaan baru pada tahun 2016 ada bentuk pemetaan
Tahun 2015 SD : 16077 SMP : 2340 SMA : - SMK : -
Tahun 2016 SD : 17.851 SMP : 3.198 SMA : 948 SMK : 1.617
Tahun 2017 SD : 18.620 SMP : 3.755 SMA : 1.140 SMK : 1.959
Tahun 2018 SD : 19.619 SMP : 5.289 SMA : 1.608 SMK : 2.935
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 5
42%34%
2%
22%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C BelumAkreditasi
0%
63%
15%
1%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan mutu yang dikembangkan oleh kemendikbud dalam bentuk aplikasi pemetaan mutu pendidikan.
6. Data Sekolah yang Disupervisi
Pelaksanaan supervisi oleh LPMP Jawa Barat pada tahun 2015 dalam bentuk pendampingan akselerasi mutu sekolah berwawasan internasional, pendampingan ini mengawal sekolah agar dapat melampaui standar nasional pendidikan. Pada tahun 2016 dan 2017 supervisi dilakukan dalam rangkaian kegiatan sistem penjaminan mutu pendidikan dituangkan dalam program sekolah model sistem penjaminan mutu pendidikan internal.
Capaian Mutu SNP Per Kategori Berdasarkan Akreditasi dan PMP
Tahun 2017 di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 SD : - SMP : 8 SMA : - SMK : - Total : 8
Tahun 2016 SD : 192 SMP : 96 SMA : 48 SMK : 48 Total : 384
Tahun 2017 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640
Tahun 2018 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640
42%34%
2%
22%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C BelumAkreditasi
0%
63%
15%
1%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 6
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Hasil akreditasi tahun 2017 jenjang Dasar dan Menengah menunjukkan hasil bahwa umumnya perolehan capaian akreditasi berada pade kategori A dan B, sedangkan berdasarkan raport mutu tahun 2017 menunjukkan kondisi bahwa tidak satupun sekolah yang mencapai SNP. Sehingga hal ini dapat menjadi praduga apabila sekolah – sekolah jenjang dasar dan menengah diakreditasi pada tahun berikutnya tidak ada yang dapat memperoleh akreditasi dengan kategori A, oleh karena itu LPMP Jawa Barat masih perlu menyusun program – program terkait dengan peningkatan mutu 8 SNP.
7. Literasi Dari tahun 2015 di Provinsi Jawa Barat diadakan program WJLRC (West Java Leader Reading Calange) untuk mendukung program literasi sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari Nawacita. Harapan dari kegiatan WJLRC peserta WJLRC dapat menjadi VIRUS yang dapat menyebarkan gemar membaca dikalangan pelajar sehingga para pelajar mengalami Sakau membaca, namun hasil INAP tahun 2016 yang dilakukan oleh puspendik terkait dengan kemampuan literasi membaca berada pada nilai 46,83% (kategori kurang), hal ini meunjukkan bahwa program WJLRC belum optimal, sehingga diperlukan peran LPMP Jawa Barat untuk menumbuhkan generasi leterat.
8. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan/ kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian Integral Nawacita
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 7
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Implementasi PPK di Jawa Barat dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa implentasi PPK di Jawa Barat khususnya untuk Jenjang SD dan SMP sudah diterapkan secara baik, seperti tahapan yang dilaksanakan di setiap sekolah yaitu pada assesment awal, sekolah mengidentifikasi potensi budaya dan karakter yang ada sekolah dan luar sekolah, sekolah melakukan sosialisasi PPK kepada para pemangku kepentingan pendidikan ( pejabat struktural, guru komitae sekolah, orang tua/wali siswa, siswa,DU/DI, lembaga swadaya masyarakat yang relevan, dan mayarakat lainnya ), Program Penguatan Pendidikan Karakter terintergrasi dalam rumusan visi,misi dan dokumen kurikulum sekolah (visi, misi, silabus, skenario pembelajaran,strategi,konten,media dan penilaian), Sekolah mengembangkan program PPK secara seimbang antara olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati, Guru mengintegrasikan nilai- nilai utama PPK dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Sekolah memiliki dan mengembangkan tradisi – tradisi unggulan yang memperkuat budaya sekolah, Sekolah mengembangkan kapasitas
82% 82% 92%76% 87% 85% 87% 82% 88% 84%
80% 79% 90%75% 84% 82% 88% 76% 87% 81%
ASE
SMEN
A
WA
L
SOSI
ALI
SASI
P
PK
KEP
AD
A
PA
RA
…
VIS
I,M
ISI D
AN
P
ERU
MU
SAN
DES
AIN
K
EBIJ
AK
AN
PP
K
DES
AIN
P
RO
GR
AM
PP
K B
ERB
ASI
S K
ELA
S
PEN
GEM
BA
NG
AN
BU
DA
YA
SEK
OLA
H
PA
RTI
SIP
ASI
M
ASY
AR
AK
AT
IMP
LEM
ENTA
SI
NIL
AI U
TAM
A
EVA
LUA
SI P
PK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Implementasi PPK di Jawa Barat
SD SMP
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 8
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan orangtua, komite sekolah agar mereka dapat berfungsi secara efektif dalam mendukung pikiran, tenaga, materi dan finansial, Sekolah memiliki kegiatan untuk mengembangkan dimensi religiulitas peserta didik sesuai dengan agama dan kepercayaannya, menumbuhkan perilaku toleran dan kemampuan bekerja sama antarumat beragama dan penganut kepercayaan dan Gerakan PPK meningkatkan presentasi akademik dan mengembangkan budaya belajar mandiri. Maka berdasarkan hasil kegiatan PPK dan Literasi di atas seyogyanya menjadikan siswa lebih siap dalam beradaptasi dalam keterampilan abad 21.
9. Zonasi Kebijakan Pemerintah dalam upaya pemerataan pendidikan sudah dilaksanakan sejak tiga dekade ke belakang. Diantaranya dengan kebijakan wajib belajar 6 tahun (tahun 1984), yang kemudian diperluas dengan wajib belajar 9 tahun (tahun 1994) dan wajib belajar 12 tahun (tahun 2012). Namun kebijakan tersebut masih belum bisa dianggap optimal karena masih ada sebagian besar warga negara yang belum terlayani haknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2017 dikeluarkanlah kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang bertujuan mendekatkan tempat tinggal siswa ke sekolah. Namun, kebijakan ini menimbulkan masalah baru karena isu mengenai mutu setiap satuan pendidikan masih belum merata. Kebijakan PPDB berbasis zonasi menimbulkan gejolak di sebagian besar daerah, terutama karena masyarakat masih belum bias menerima kondisi sekolah yang terdekat dengan mutu yang belum memadai. Selama ini konsentrasi kebijakan selalu mengarah pada pemenuhan Sarana Prasarana atau Guru, tanpa mengontrol sebaran siswa (kuanititas dan kualitas). Hal ini akan mengakibatkan
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 9
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan tidak meratanya mutu pendidikan secara kewilayahan, karena terkonsentrasi pada beberapa sekolah saja. Pembatasan Rasio Siswa Rombel dan Jumlah Rombel tiap sekolah (sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan) dengan radiustertentu (sesuai kondisi geografis) akan mendorong pemerataan siswa yang berimplikasi pada pemerataan Sarana-Prasarana dan Guru Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengeluarkan kebijakan zona mutu yang dimaksudkan sebagai upaya pemerataan mutu pendidikan dan diharapkan dapat mengatasi persoalan ketimpangan di masyarakat. Selain itu, sistem zonasi juga menjadi langkah strategis dalam penerapan pendidikan karakter. Tercatat sekitar empat ribu zona di berbagai wilayah yang menjadi panduan bagi pemerintah baik pusat dan daerah dalam pengambilan kebijakan pendidikan.
E. Potensi dan Permasalahan Potensi dan Permasalahan di LPMP Jawa Barat menggunakan analisis SWOT dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Secara lebih rinci analisis SWOT LPMP Jawa Barat sebagai berikut : 1. Kekuatan (Strength)
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah staf yang sudah berkualifikasi S2 dan S3 sebanyak 54,48%
Pimpinan, pegawai dan semua pemangku kepentingan di lingkungan LPMP Jawa Barat sudah melakukan penyusunan visi dan misi organisasi, rencana strategis serta tugas dan fungsi, struktur organisasi, program dan kegiatan serta ketatalaksanaan pada LPMP Jawa Barat.
Penerapan Wilayah Bebas Korupsi dan Zona Integritas sejak 2017
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 10
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan b. Sarana Prasarana
Memiliki sarana prasarana yang lengkap seperti: ruang belajar, ruang perkantoran, lab sains terpadu, ruang auditorium, masjid
Suasana lingkungan yang indah dan asri. c. Organisasi
Merupakan Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah yang langsung berkoordinasi dengan penentu kebijakan yaitu Direktorat Jenderal Dikdasmen.
Koordinasi dengan Unit utama lainnya seperti Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan unit utama lainnya terjalin dengan sangat baik.
d. Program
Adanya program penjaminan mutu Pendidikan di satuan Pendidikan untuk dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK
Adanya Program Pemetaan Mutu Pendidikan, dimana LPMP berperan sebagai Pembina dan pemantau pelaksanaan kegiatan.
Pengalaman dalam menangani berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti diklat Calon Kepala Sekolah, Diklat Kurikulum 2013, Diklat Pengawas Sekolah.
2. Kelemahan (Weakness)
Lokasi Lembaga di tengah pemukiman dan industri, sehingga menyulitkan akses ke lokasi dikarenakan kemacetan yang rutin terjadi.
Sumber dana Lembaga yang sangat tergantung pada pusat.
Program LPMP sangat tergantung pada program pusat.
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 11
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Tidak jelasnya system reward dan punishment di
Lembaga.
keahlian sumber daya manusia, komitmen pimpinan dan pegawai serta budaya kerja organisasi.
Tugas tambahan dari unit utama lainnya terkadang menyedot SDM dan waktu sehingga tugas rutin menjadi terhambat.
Penjadwalan yang belum tersinkronisasi dengan baik baik antara seksi dan subag maupun dengan kegiatan pelanggan utama LPMP yaitu satuan pendidikan.
Sinkronisasi program yang belum optimal dengan daerah, misalnya jadwal, SDM daerah yang selalu berganti.
Ada kalanya tusi unit kerja melakukan kerjasama fasilitasi peningkatan mutu pendidikan bersama pemerintah daerah dianggap menyalahi tugas dan fungsi lembaga.
Kurang kesadaran dari setiap pegawai dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lembaga.
Belum semua memahami tugas fungsi lembaga dan POS.
Koordinasi dan komunikasi belum terbangun juga pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan.
Penugasan staf yang tidak mempertimbangkan Kualifikasi dan Kompetensi staf yang ditugaskan pada suatu kegiatan.
3. Peluang (Opportunity)
Jumlah sekolah di Jawa Barat yang sangat besar dengan jumlah total sebanyak 29.861, mulai dari jenjang SLB, SD, SMP, SMA, SMK, baik negeri maupun swasta, yang berpotensi sebagai konsumen
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 12
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan pengguna layanan LPMP
Jumlah guru di Jawa Barat sebanyak 404.431, Jumlah yang sangat besar dan memerlukan penanganan yang sistematis dan terpadu.
Banyaknya Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di sekitar Bandung yang bisa dijadikan mitra dalam pengembangan program
Jumlah Kab/kota di Jawa Barat sebanyak 27 kab/kota
Adanya sekretariat Badan Akreditasi Nasional/Badan Akreditasi Propinsi yang bertempat di kampus di LPMP Jawa Barat
4. Ancaman (Threat)
Sulitnya berkoordinasi dengan para pimpinan daerah di kab/kota, sehingga program yang seharusnya dapat diimplementasikan di daerah kurang berjalan dengan baik/lancar.
Koordinasi dengan mitra kerja potensial (Perguruan Tinggi) kurang terjalin dengan baik.
Sulitnya memperoleh sumber data yang feasible karena kewenangan data dapodik sebagai basis kerja belum efektif diberikan ke LPMP
Banyaknya program titipan yang menyedot anggaran, tenaga dan waktu Lembaga, sehingga program utama terhambat.
Iklim politik di kementerian
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 13
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT adalah sebagai berikut :
Opportunities
(Peluang) Threats
(Ancaman
Strength (Kekuatan)
Strategi S-O
Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan dinas Pendidikan provinsi dan kab/kota dalam program pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan lainnya.
Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan unit utama di tingkat pusat dalam bebagai program.
Optimalisasi unit produksi lembaga, dengan memanfaatkan jejaring.
Strategi S-T
Membangun komunikasi dan kemitraan yang lebih intensif dengan berbagai stakeholder, baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah dalam mengimplementasikan program penjaminan mutu Pendidikan dan program lainnya
Weaknesses (Kelemahan)
Strategi W-O
Peningkatan kapasitas internal dalam kompetensi dan motivasi bekerja, melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya yang relevan.
Peningkatan koordinasi dan komunikasi internal.
Pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan
Adanya program reward dan punishment yang jelas di Lembaga
Strategi W-T
Adanya program kemitraan dan koordinasi yang lebih intensif dengan dapodik dalam hal pengelolaan data mutu Pendidikan
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 14
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyadari bahwa visi dan misi dapat terwujud apabila didukung oleh penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung usaha-usaha pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan layanan prima pendidikan bermutu dan berdaya saing. Tata nilai yang dimaksud adalah C E R D A S , yang terdiri dari : 1. Cendekia 2. Empati 3. Religius 4. Dedikasi 5. Akuntabel 6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) Keenam butir tata nilai lembaga tersebut berasal dari masukan 44 peserta workshop sebagai representasi pegawai LPMP Provinsi Jawa Barat. Dengan mengambil masukan nilai-nilai dari pendapat pegawai, maka tata nilai yang akan dibakukan akan berurat akar di hati dan pikiran pegawai, sehingga ada rasa memiliki dan tanggung jawab melaksanakannya. Tata nilai LPMP Jawa Barat dapat dimaknai sebagai berikut: 1. Cendekia adalah terpelajar; cerdik pandai, tajam pikiran;
lekas mengerti (kalau diberi tahu sesuatu); cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar. Pegawai yang cendekia akan membawa perubahan bagi kemajuan lembaga dan bangsa, serta mampu bersaing di era globalisasi.
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 15
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2. Empati adalah suatu proses dimana seseorang mampu
merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dengan memiliki empati pegawai dapat memahami, menghayati dan menempatkan dirinya pada posisi orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan, perilaku, tanpa mencampur-baurkan norma-norma sosial.
3. Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan antar agama. Pegawai yang memiliki nilai religius dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan tulus dan ikhlas.
4. Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia. Pegawai yang memiliki nilai dedikasi tinggi akan mengabdikan dirinya untuk mencapai cita-cita yang luhur dengan keyakinan yang teguh.
5. Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, di mana pertanggung jawaban ini menyangkut input, proses dan output yang dihasilkan. Pegawai yang memiliki nilai akuntabel dapat mendukung kelancaran tugas dan pelayanan lembaga.
6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) merupakan ajaran karuhun (leluhur) yang artinya hidup rukun bersama, yang di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sunda. Sikap yang ada di lembaga adalah gotong royong, kerja sama atau saling membantu, dan saling mendukung untuk kebaikan bersama dalam konteks hidup berorganisasi. Sesuai dengan ajaran silih asah, silih asuh, silih asih dan silih wawangi untuk
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 16
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama lembaga.
2. 1.2. Bab II Visi,
Misi, dan Tujuan Kementerian
2.1. Visi Tercapainya penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat sesuai Standar Nasional Pendidikan guna membentuk insan pendidikan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong Makna : 1. Penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah 2. Standar Nasional Pendidikan
Gotong royong
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015—2019, LPMP Jawa Barat merumuskan Visi dan Misi Tahun 2015—2019 sebagai berikut: A. Visi
Visi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019:
“Terwujudnya Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di
Provinsi Jawa Barat yang Bermutu Guna Membentuk Insan
Pendidikan Berkarakter Berlandaskan Gotong Royong”
Memasukkan output dari sasaran kegiatan yang dilakukan oleh LPMP Jawa Barat Menambahkan makna dari unsur/variabel dari Visi
2.2. Misi 1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai SNP
2. Memperkuat tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan dan pelibatan public
3. Mewujudkan insan pendidikan yang berkarakter dan berlandaskan semangat gotong royong
Makna misi lama
Dalam rangka mencapai visi ini, ada 2 (dua) misi yang harus diemban oleh LPMP Jawa Barat, yaitu: 1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah sesuai SNP. 2. Memperkuat tata kelola yang mendukung penjaminan
mutu pendidikan dan pelibatan publik.
Merevisi Misi disesuaikan dengan Visi
Menambahkan penjelasan makna dari misi baru
2.3. Tujuan 1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan
Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis LPMP Jawa Barat Tahun
2015—2019 adalah sebagai berikut:
Merevisi Tujuan strategis disesuaikan dengan visi, misi
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 17
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan dasar dan menengah
3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan
4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan
5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan
6. Penguatan tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan
Kode Tujuan Strategis
T1 Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat
T2 Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat
LPMP Jabar dan menyesuaikan dengan merujuk tujuan strategis dikdasmen
Menambahkan makna dari Tujuan Strategis
2.4. Sasaran Strategis
1. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui pemetaan mutu
2. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui pemetaan mutu
3. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar
4. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui pengembangan dan pengelolaan
Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta penguatan pelibatan publik, diperlukan sejumlah Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019. Sasaran strategis LPMP Jawa Barat sebagai berikut:
Kode Sasaran Strategis
SS 1 Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat;
SS 2 Meningkatnya efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat
Merevisi Sasaran strategis disesuaikan dengan visi, misi , tujuan LPMP Jabar dan menyesuaikan dengan merujuk sasaran strategis dikdasmen
Menambahkan IKK (13 IKK)
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 18
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan sistem informasi mutu pendidikan menengah
5. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui supervisi satuan pendidikan
6. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui supervisi satuan pendidikan
7. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui fasilitasi satuan pendidikan
8. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui fasilitasi satuan pendidikan
9. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan dasar
10. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan menengah
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui peningkatan tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 19
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 3. 1.3. Bab III Arah
Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019, yang menetapkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) meliputi: (1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; (2) membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; (3) membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; (4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; (5) meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia lainnya; (7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Pada bidang pendidikan terdapat 4 agenda prioritas dalam Nawa Cita yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu : (1) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2) Melakukan revolusi karakter bangsa; (3) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; (4) Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Dengan mengacu pada 4 agenda prioritas di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Visi 2015 - 2019 yaitu: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) sebagai salah satu unit utama Kementerian
Arah Kebijakan, Strategi, cukup hanya menampilkan kan Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat yang dimulai dari Nawacita dan dihubungkan dengan RPJM, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 20
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Pendidikan dan Kebudayaan mengejawantahkan visi Kemdikbud ke dalam visi Ditjen Dikdasmen yaitu: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. A. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-
2019 Arah Kebijakan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun sebagai implementasi dari visi Kemdikbud dan visi Ditjen Dikdasmen yang ditetapkan untuk mendukung tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat
3.3. Kerangka Regulasi
Belum ada B. Kerangka Regulasi 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sesuai dengan renstra dikdasmen
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 21
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 4. 1.4. Bab IV Target
Kinerja dan Kerangka Pendanaan
BAB IV Analisis Lingkungan Strategis dan Target Kinerja Serta Kerangka Pendanaan
BAB IV Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bapenas No. 5 Tahun 2014
4.1. Target Kinerja
A. Analisis Analisis Lingkungan Strategis
Dihapus Karena sesuai Permen PPN no. 5 tahun 2014 seharusnya tercantum di Bab I Pendahuluan (dalam kondisi umum)
4.4. Kerangka Pendanaan
(Paragraf 1 dan 2) Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable). Penyusunan Renstra bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara sasaran kementerian/lembaga, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan Indikator Kinerja
Dihapus
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 22
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan kembali penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja/Performance Based Budgeting khususnya sejak diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan.
Setelah tersusunnya Renstra... Setelah tersusunnya target kinerja.
Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK yang disusun dan disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat Eselon I hingga ke unit pelaksana teknis.
Dihapus
Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat:
Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat berdasarkan matriks kinerja sasaran program Ditjen Dikdasmen Kemdikbud:
1. Program/Kegiatan Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan
2. Sasaran Kegiatan Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan a. Persentase SD yang telah
disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Dihapus
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 23
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan b. Persentase SMP yang telah
disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
c. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
d. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Terkait dengan fungsi LPMP Jawa Barat untuk melakukan pemetaan mutu pendidikan, mengacu pada sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan dari Setditjen Dikdasmen, yaitu: 1. Program/Kegiatan
Pembinaan penjaminan mutu pendidikan
2. Sasaran Kegiatan Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan a. Persentase SD yang telah
dipetakan mutunya b. Persentase SD yang
meningkat indeks efektivitasnya
c. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya
d. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 24
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan e. Persentase SMA yang telah
dipetakan mutunya f. Persentase SMA yang
meningkat indeks efektivitasnya
g. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya
h. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya
B. Matrik Pentahapan Kinerja Pentahapan kinerja LPMP Jawa Barat yang dirancang untuk program lima tahun ke depan, 2015-2019, mengacu pada target unit utama pembina LPMP yaitu Dirjen Dikdasmen Kemendikbud yang terangkum dalam Renstra Kemendikbud 2015-2019 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 25
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Berdasarkan target Program
Pendidikan Dasar dan Menengah di atas, maka disusunlah matrik pentahapan kinerja LPMP Jawa Barat yang terbagi dalam dua indikator kinerja kegiatan, yaitu supervisi dan fasilitasi serta pemetaan mutu pendidikan.
Dihapus
Tabel 4.2 dan 4.3 Digabung dan diberi judul Tabel 4.2. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat
1. Supervisi dan Fasilitas Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi
Dihapus
1. Pemetaan Mutu Pendidikan 2. Tabel 4.3. Target Kinerja Sasaran
Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan
Dihapus
Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pagu Anggaran
79,088,859 176,938,259 235,258,062 137,038,571 92,530,721
Belanja Pegawai
11,044,354 11,378,191 10,569,347 16,902,947 15,202,126
Belanja Barang (Operasional Rutin dan Kegiatan)
67,630,308 162,137,675 216,438,139 102,318,335 68,344,913
Belanja Modal (Investasi)
414,197 3,422,393 8,250,576 17,817,289 8,983,682
* dalam ribuan Rupiah
KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 26
No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan
Tidak ada IKK tentang kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP
Ada pembahasan (di tabel 4.2.)
Tidak ada definisi operasional Dibuat definisi operasional untuk IKK terkait dalam lampiran
5 1.5. Bab V Penutup
Lampiran: Ada definisi Operasional
Lampiran1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Lembaga
Dijadikan bab IV
Lampiran 2. Matriks Kerangka Regulasi
Dijadikan bab I Dasar Hukum
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 i
LPMP jawa Barat sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai tugas pokok dan fungsi yakni melayani satuan pendidikan di tingkat satuan dasar dan menengah. Dalam pelaksanaan tugas fungsinya tersebut tentunya merujuk kepada pedoman yang telah dirancang secara sistematis dan terukur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan bahan perumusan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah Tahun 2015-2019. Rencana Strategis yang disusun sebagai dokumen utama yang memuat visi, misi, kebijakan, tujuanstrategis, sasaran program dan indikator kinerja program (IKP) pembangunan bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, menjadi salah satu pedoman pelaksanaan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya di wilayah Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Rencana Strategis ini lebih lanjut dijabarkan ke dalam rencana kinerja atau program kerja tahunan yang sekaligus juga menjadi rujukan untuk mengevaluasi capaian program dan kegiatandalam periode lima tahunan. Secara bertahap dan periodik Rencana Strategis ini terus direviu untuk selalu disempurnakan dan dilakukan perubahan yang diperlukan terkait dengan kebijakan internal dan capaian target tahunan. Terbitnya Permendikbud No. 12 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kemdikbud membawa konsekuensi logis terhadap perubahan dan penyesuaian Renstra dibawahnya termasuk LPMP Jawa Barat sebagi UPT Kemdikbud yang ada di Propinsi Jawa Barat, semua pihak yang berkepentingan diharapkan berpartisipasi dan berperan aktif dalam memberikan saran dan masukan yang positif serta relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan jaman yang semakin dinamis.
Bandung Barat, Oktober 2018 Kepala LPMP Jawa Barat
Ibno Subandi R, SH, MM NIP 196410141992031003
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 ii
Kata Pengantar ................................................ i Daftar Isi ................................................ ii Daftar Gambar ................................................ iii Daftar Grafik ................................................ iv Daftar Tabel ................................................ v BAB I. PENDAHULUAN ................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................ 1 B. Landasan Hukum ................................................ 4 C. Paradigma LPMP Jawa Barat ................................................ 7 D. Kondisi Umum ............................................... 11 E. Potensi dan Permasalahan ................................................ 22 F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat ................................................ 26 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN LPMP JAWA BARAT
................................................
29
A. Visi ................................................ 29 B. Misi ................................................ 31 C. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat ................................................ 32 D. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat ................................................ 33 BAB III ARAH KEBIJAKAN ................................................ 36 A. Arah Kebijakan Dikdasmen ................................................ 37 B. Arah Kebijakan dan Strategis LPMP
Jawa Barat ................................................
41
C. Kerangka Kelembagaan ................................................ 51 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
................................................
54
A. Target Kinerja ................................................ 54 B. Kerangka Pendanaan ................................................ 56 BAB. V PENUTUP ................................................ 58 LAMPIRAN Definisi Operasional
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 iii
Gambar 1.1 Busines Proses LPMP Jawa Barat
....................................................................
12
Gambar 3.1. Tahapan dan Skala Prioritas RPJ
....................................................................
44
Gambar 3.2. Struktur Organisasi LPMP Jawa Barat 2015-2019
....................................................................
51
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 iv
Grafik 1.1. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013
......................................................
16
Grafik 1.2. Capaian Mutu SNP per Katagori Berdasarkan Akreditasi dan PMP Tahun 2017
......................................................
18
Grafik 1.3. Implementasi PPK di Jawa Barat
......................................................
20
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 v
Tabel. 1.1. Data Sekolah per Jenjang ...................................................... 13 Tabel. 1.2. Data Guru per Jenjang ...................................................... 13 Tabel. 1.3. Data Akreditasi per Jenjang ...................................................... 14 Tabel. 1.4. Data yang Difasilitasi K 13 Periode 2015-2018
......................................................
15
Tabel. 1.5. Data yang Dipetakan Mutunya
......................................................
17
Tabel. 1.6. Data yang Disupervisi ...................................................... 18 Tabel. 1.7. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Berdasarkan Data SWOT
......................................................
25
Tabel 2.1. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat
......................................................
32
Tabel 2.2. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat
......................................................
33
Tabel 2.3. IKK LPMP Jawa Barat ...................................................... 34 Tabel 2.4. IKK Akuntabilitas LPMP Jawa Barat
......................................................
35
Tabel 3.1. Arah Kebijakan dan Strategis Dikdasmen
......................................................
37
Tabel 3.2. Kegiatan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019
......................................................
40
Tabel 4.1. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat
......................................................
55
Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019
......................................................
57
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 1
A. Latar Belakang
Alinea IV pembukaan Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
salah satu tujuan berdirinya NKRI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pasal 31 ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
serta akhlak mulia, yang diatur oleh undang-undang.
Pasal 3 Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pembangunan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pasal 11 ayat (1) Undang-
undang Sisdiknas menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 2
Pembangunan pendidikan nasional diupayakan untuk mencapai delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 dinyataan bahwa Standar Nasional
Pendidikan meliputi; (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi
lulusan, (d) standar tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana,
(f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana, berkala, dan
berkelanjutan.
Pada pasal 3 PP nomor 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Selanjutnya pada pasal 4 dinyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.
Pembangunan bidang pendidikan merupakan prioritas pemeritah seperti
tercantum dalam agenda nawacita. Dari sembilan agenda pada Nawacita, ada
empat butir yang berkaitan dengan pembangunan bidang pendidikan, yaitu;
(5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, (6) Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, (8) Melakukan
revolusi karakter bangsa, dan (9) Memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 3
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di
provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk
supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan
pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu
satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Pasal 2
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP
menyebutkan bahwa mempunyai tugas pendidikan dasar dan pendidikan
menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Lebih lanjut pada pasal 3 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LPMP menyelenggarakan fungsi:
1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar
dan pendidikan menengah;
3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
pencapaian standar nasional pendidikan;
4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;
5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan;
6. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara terarah dengan
perencanaan yang matang, maka LPMP Jawa Barat memandang perlu
menyusun suatu rencana strategis (Renstra) sebagai panduan untuk
menyusun perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stake holder
dalam kerangka sistem penjaminan mutu pendidikan.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 4
Renstra ini mengacu kepada Renstra yang telah disusun oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Tahun 2015-2019 yang
telah direvisi menyesuaikan dengan Permendikbud no 12 tahun 2018. Renstra
ini memuat rencana kerja dan program tahunan yang operasional, sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan ketercapaian
sasaran jangka menengah organisasi. Rencana strategis juga memuat visi,
misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi LPMP Jawa Barat dalam mencapai
tujuan organisasi.
Sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) pusat di bawah Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, LPMP Jawa Barat mempunyai
tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di
Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penjaminan mutu dimaksud berkenaan
dengan: Implementasi standar, kriteria, norma dan prosedur yang telah
ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;Melaksanakan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Permendikbud Nomor
28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).
B. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Renstra LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019
edisi revisi mengacu pada:
1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 5
5. Surat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 127.1/M.PAN/4/2003 Tanggal 30 April 2003 Tentang Persetujuan
Pendirian Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015—2019;
10. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun
2014—2019;
11. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi Guru;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomr 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Jalur Pendidikan;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 6
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Laboratorium;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009
tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar di Kab/Kota;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 7
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP);
31. Peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2018
tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan;
C. Paradigma Pendidikan di Jawa Barat
Rencana Strategis LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan
Nawacita yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Paradigma
pembangunan pendidikan dipilih dengan memperhatikan isu-isu yang
berkembang di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Penyelenggaraan pendidikan mesti didasarkan pada beberapa
paradigma pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut:
1. Pendidikan untuk Semua
"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat
konstitusi. Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak
dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 8
keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental,
ekonomi, sosial, ataupun geografis.
2. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak
lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem
terbuka yang memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian
program secara lintas satuan dan jalur pendidikan.
3. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan
Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan
yang sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat
memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya
optimal.
Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang
mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh
masyarakat.
4. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar
Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan
mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang
bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan
menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar
yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan
merespons tantangan baru dengan baik.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 9
5. Pendidikan Membentuk Karakter
Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan
pembentukan kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara
lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam
menjalani hidup.
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai
utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan
yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama
lain
b. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu
untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 10
d. Gotong – royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/
pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
e. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral).
6. Sekolah yang Menyenangkan
Satuan pendidikan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terjadi
hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.
Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang
berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang
tua siswa.
7. Keterampilan Abad 21
Satuan pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
empat keterampilan abad 21 yaitu : Kreatifitas, Kolaborasi, berfikir kritis
dan Komunikasi.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 11
D. Kondisi Umum
1. Kondisi Umum LPMP Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 dijelaskan bahwa kedudukan LPMP
adalah sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
LPMP Jawa Barat yang terletak di Jalan Raya Batujajar Km 2 Nomor 90 Desa
Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung
oleh sumber daya manusia yang berjumlah 145 orang dengan kualifikasi
dan kompetensi yang mumpuni. LPMP Jawa Barat memiliki beberapa
fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan, meliputi: fasilitas ruang belajar yang telah
dilengkapi dengan sarana AC, proyektor, sound system. Ruang
laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang cukup dan
dilengkapi dengan jaringan internet. Ruang perpustakaan dengan jumlah
koleksi buku yang cukup banyak dan dilengkapi dengan ruang baca serta
fasilitas akses internet.
2. Kondisi Umum Penjaminan Mutu di Jawa Barat
LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di
tingkat provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi penjaminan
mutu pendidikan melalui kegiatan pemetaan mutu pendidikan,
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan,
supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan
nasional, fasilitasi sumber daya pendidikan dan pelaksanaan urusan
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 12
administrasi, dimana pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar business
process map di bawah ini:
Gambar 1.1. Business Process Map LPMP Jawa Barat
Menurut Permendikbud tersebut, LPMP dikoordinasikan oleh Direkrorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan
menyampaikan laporan hasil pemetaan mutu pendidikan dasar,
pendidikan menengah dengan tembusan kepada unit organisasi yang
secara fungsional berhubungan kerja dengan LPMP. Disamping itu
diwajibkan LPMP menyampaikan hasil pemetaan mutu tersebut kepada
pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah Propinsi.
Peraturan perundang-undangan
Peraturan dan kebijakan
pemda
Mutu dan daya saing
Kebutuhan Satuan
Pendidikan dan Pemangku
Kepentingan
INPUT
PROSES OUTPUT
PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN
OUTCOME
SUPERVISI SATUAN
PENDIDIKAN
PEMETAAN MUTU
FASILITASI PENINGKAT
AN MUTU
KEMITRAAN
SISTEM INFORMASI
LAYANAN
SUPERVISI
LAYANAN PEMETAAN
LAYANAN FASILITASI
SISTEM PENDUKUNG
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 13
Secara umum pendidikan dan pelaksanaan penjaminan mutu di provinsi
Jawa Barat dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Data Sekolah per Jenjang
Tabel 1.1. Data Sekolah per Jenjang
Data data diatas dapat terlihat bahwa jumlah sekolah di Provinsi Jawa
Barat adalah 29.549 sekolah, dengan rincian 19.655 sekolah jenjang SD;
5.325 sekolah jenjang SMP; 1.632 sekolah jenjang SMA; 1.937 sekolah
jenjang SMK. (Berdasarkan data Dapodik 10 Oktober 2018)
b. Data Guru Perjenjang
Tabel 1.2. Data Guru per Jenjang
Data data diatas dapat terlihat bahwa jumlah guru di provinsi Jawa
Barat adalah 367.810 guru, dengan rincian 196.655 guru SD; 85.219
guru SMP; 35.363 guru SMA; 51.068 guru SMK. (Berdasarkan data
Dapodik 10 Oktober 2018)
SD : 19.655 SMP : 5.325 SMA : 1.632 SMK : 2.937
29.549 SEKOLAH
SD : 196.160 SMP : 85.219 SMA : 35.363 SMK : 51.068
367.810 GURU
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 14
No Jenjang A B C Belum Non*
1 SD 5.783 10.097 234 3.515
2 SMP 2.293 1.531 126 1.353
3 SMA 889 420 83 49 170
4 SMK 444 475 1 15 2002
Total 9.409 12.523 444 64 7.040
c. Data Akreditasi Perjenjang
Tabel 1.3. Data Akreditasi Perjenjang
Non* artinya belum ada datanya dalam manajemen dapodik ketika data diambil per tanggal 10 Oktober 2018 (Berdasarkan Data Dapodik per tanggal 10 Oktober 2018)
Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara
komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau
program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
Perubahan instrumen akreditasi yang terjadi secara periodik
merupakan tanntangan bagi sekolah. Perubahan instrumen dilakukan
sebagai konsekwensi perubahan peraturan perundangan yang berlaku
dalam pendidikan. Selain akibat tuntutan kurikulum yang berdampak
pada perubahan Standar Isi, Proses, dan Penilaian, pemeringkatan nilai
akreditasi berubah. Hasil visitasi akreditasi S/M
dinyatakan “terakreditasi”, jika memenuhi seluruh kriteria berikut:
1) Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 71;
2) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak
kurang dari 61;
3) Tidak ada nilai komponen standar di bawah 50. S/M dinyatakan
“Tidak Terakreditasi” (TT) jika sekolah/madrasah tidak memenuhi
kriteria di atas. Selain itu, perlu dipahami pemeringkatan hasil
akreditasi sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 15
1. Peringkat akreditasi A (Unggul), jika Sekolah/Madrasah
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai
dengan 100 (91 < NA < 100);
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika Sekolah/Madrasah
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 81 sampai
dengan 90 (81 < NA < 90);
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Sekolah/Madrasah
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai
dengan 80 (71 < NA < 80. Sekolah/madrasah yang tidak
terakreditasi adalah yang mendapat nilai akhir: (1) 61 sampai
dengan 70 (61 < NA < 70) dengan peringkat akreditasi D
(Kurang); (2) 0 sampai dengan 60 (0 < NA < 60) dengan
peringkat akreditasi E (Sangat Kurang).
d. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2018
Tabel 1.4. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2018
*Data Sasaran Kurikulum 2013 LPMP Jawa Barat
Kurikulum 2013 telah ditetapkan secara resmi untuk digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dan telah
Tahun 2015 SD : 512 SMP : 244 SMA : 355 SMK : 444 TOTAL : 1555
Tahun 2016 SD : 5000 SMP : 920 SMA : 213 SMK : 635 TOTAL : 6768
Tahun 2017 SD : 6653 SMP : 1699 SMA : 422 SMK : 778 TOTAL : 9572
Tahun 2018 SD : 7645 SMP : 2356 SMA : 604 SMK : 1309 TOTAL : 11914
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 16
diimplementasikan mulai tahun 2013 yang dilaksanakan secara
bertahap. Adapun tahapan penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang
SD kelas 1, 4 dan PAI jenjang SMP kelas 7 dan jenjang SMA/SMK kelas
10 adalah sebagai berikut :
Tahun 2015 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak
6% .
Tahun 2016 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak
19%.
Tahun 2017 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak
35%.
Tahun 2018 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak
40%.
Secara keseluruhan sekolah yang telah mengimplementasikan
kurikulum 2013 di provinsi Jawa Barat sebanyak 100%.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Implementasi K13 di 27
Kabupaten/ Kota tahun 2018 menunjukkan hasil sebagai berikut :
Grafik 1.1 Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 17
Grafik di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan pembelajaran
sebanyak 86,49 % guru telah melaksanakan pendahuluan, 84,23% guru
melaksanakan kegiatan inti, 85,72% guru melaksanakan penilaian, dan
84,91% guru telah melaksanakan kegiatan penutup sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan dalam kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil di atas, maka ada sebagian kecil sekolah yang
gurunya masih belum memahami implementasi Kurikulum 2013
sehingga ini menjadi hal yang harus diperhatikan oleh semua
pemangku kepentingan pendidikan di Jawa Barat khususnya LPMP
Jawa Barat dengan merancang suatu program untuk melakukan
pendekatan secara optimal terhadap guru-guru tersebut.
e. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya
Tabel 1.5. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya
*Berdasarkan data pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id per 10 Oktober 2018
Pemetaan mutu tahun 2015 mengembangkan pemetaan dalam bentuk
evaluasi diri sekolah mandiri karena belum ada bentuk pemetaan baku
dari kementerian pendidikan dan kebudayaan baru pada tahun 2016
ada bentuk pemetaan mutu yang dikembangkan oleh kemendikbud
dalam bentuk aplikasi pemetaan mutu pendidikan.
Tahun 2015 SD : 16077 SMP : 2340 SMA : - SMK : -
Tahun 2016 SD : 17.851 SMP : 3.198 SMA : 948 SMK : 1.617
Tahun 2017 SD : 18.620 SMP : 3.755 SMA : 1.140 SMK : 1.959
Tahun 2018 SD : 19.619 SMP : 5.289 SMA : 1.608 SMK : 2.935
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 18
42%34%
2%
22%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C BelumAkreditasi
0%
63%
15%
1%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1
f. Data Sekolah yang Disupervisi
Tabel 1.6. Data Sekolah yang Disupervisi
(Data Supervisi LPMP Jawa Barat tahun 2018)
Pelaksanaan supervisi oleh LPMP Jawa Barat pada tahun 2015 dalam
bentuk pendampingan akselerasi mutu sekolah berwawasan
internasional, pendampingan ini mengawal sekolah agar dapat
melampaui standar nasional pendidikan. Pada tahun 2016 dan 2017
supervisi dilakukan dalam rangkaian kegiatan sistem penjaminan mutu
pendidikan dituangkan dalam program sekolah model sistem
penjaminan mutu pendidikan internal.
Grafik 1.2. Capaian Mutu SNP Per Kategori Berdasarkan Akreditasi dan PMP
Tahun 2017 di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 SD : - SMP : 8 SMA : - SMK : - Total : 8
Tahun 2016 SD : 192 SMP : 96 SMA : 48 SMK : 48 Total : 384
Tahun 2017 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640
Tahun 2018 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 19
Hasil akreditasi tahun 2017 jenjang Dasar dan Menengah menunjukkan
hasil bahwa umumnya perolehan capaian akreditasi berada pade
kategori A dan B, sedangkan berdasarkan raport mutu tahun 2017
menunjukkan kondisi bahwa tidak satupun sekolah yang mencapai
SNP. Sehingga hal ini dapat menjadi praduga apabila sekolah – sekolah
jenjang dasar dan menengah diakreditasi pada tahun berikutnya tidak
ada yang dapat memperoleh akreditasi dengan kategori A, oleh karena
itu LPMP Jawa Barat masih perlu menyusun program – program terkait
dengan peningkatan mutu 8 SNP.
g. Literasi
Dari tahun 2015 di Provinsi Jawa Barat diadakan program WJLRC (West
Java Leader Reading Calange) untuk mendukung program literasi
sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari
Nawacita. Harapan dari kegiatan WJLRC peserta WJLRC dapat menjadi
VIRUS yang dapat menyebarkan gemar membaca dikalangan pelajar
sehingga para pelajar mengalami Sakau membaca, namun hasil INAP
tahun 2016 yang dilakukan oleh puspendik terkait dengan kemampuan
literasi membaca berada pada nilai 46,83% (kategori kurang), hal ini
meunjukkan bahwa program WJLRC belum optimal, sehingga
diperlukan peran LPMP Jawa Barat untuk menumbuhkan generasi
leterat.
h. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan/ kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian Integral Nawacita
Implementasi PPK di Jawa Barat dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 20
Grafik 1.3. Implementasi PPK di Jawa Barat
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa implentasi PPK di Jawa
Barat khususnya untuk Jenjang SD dan SMP sudah diterapkan secara
baik, seperti tahapan yang dilaksanakan di setiap sekolah yaitu pada
assesment awal, sekolah mengidentifikasi potensi budaya dan karakter
yang ada sekolah dan luar sekolah, sekolah melakukan sosialisasi PPK
kepada para pemangku kepentingan pendidikan ( pejabat struktural,
guru komitae sekolah, orang tua/wali siswa, siswa,DU/DI, lembaga
swadaya masyarakat yang relevan, dan mayarakat lainnya ), Program
Penguatan Pendidikan Karakter terintergrasi dalam rumusan visi,misi
dan dokumen kurikulum sekolah (visi, misi, silabus, skenario
pembelajaran,strategi,konten,media dan penilaian), Sekolah
mengembangkan program PPK secara seimbang antara olah raga, olah
pikir, olah rasa, dan olah hati, Guru mengintegrasikan nilai- nilai utama
PPK dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Sekolah
memiliki dan mengembangkan tradisi – tradisi unggulan yang
memperkuat budaya sekolah, Sekolah mengembangkan kapasitas
orangtua, komite sekolah agar mereka dapat berfungsi secara efektif
82% 82%92%
76%87% 85% 87% 82% 88% 84%
80% 79%90%
75%84% 82% 88%
76%87% 81%
ASE
SMEN
AW
AL
SOSI
ALI
SASI
PP
K
KEP
AD
A P
AR
A
PEM
AN
GK
U …
VIS
I,M
ISI D
AN
P
ERU
MU
SAN
DES
AIN
KEB
IJA
KA
N
PP
K
DES
AIN
PR
OG
RA
M
PP
K B
ERB
ASI
S K
ELA
S
PEN
GEM
BA
NG
AN
B
UD
AYA
SEK
OLA
H
PA
RTI
SIP
ASI
M
ASY
AR
AK
AT
IMP
LEM
ENTA
SI N
ILA
I U
TAM
A
EVA
LUA
SI P
PK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Implementasi PPK di Jawa Barat
SD SMP
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 21
dalam mendukung pikiran, tenaga, materi dan finansial, Sekolah
memiliki kegiatan untuk mengembangkan dimensi religiulitas peserta
didik sesuai dengan agama dan kepercayaannya, menumbuhkan
perilaku toleran dan kemampuan bekerja sama antarumat beragama
dan penganut kepercayaan dan Gerakan PPK meningkatkan presentasi
akademik dan mengembangkan budaya belajar mandiri.
Maka berdasarkan hasil kegiatan PPK dan Literasi di atas seyogyanya
menjadikan siswa lebih siap dalam beradaptasi dalam keterampilan
abad 21.
i. Zonasi
Kebijakan Pemerintah dalam upaya pemerataan pendidikan sudah
dilaksanakan sejak tiga dekade ke belakang. Diantaranya dengan
kebijakan wajib belajar 6 tahun (tahun 1984), yang kemudian diperluas
dengan wajib belajar 9 tahun (tahun 1994) dan wajib belajar 12 tahun
(tahun 2012). Namun kebijakan tersebut masih belum bisa dianggap
optimal karena masih ada sebagian besar warga negara yang belum
terlayani haknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Sehubungan dengan itu, pada tahun 2017 dikeluarkanlah kebijakan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang bertujuan
mendekatkan tempat tinggal siswa ke sekolah. Namun, kebijakan ini
menimbulkan masalah baru karena isu mengenai mutu setiap satuan
pendidikan masih belum merata. Kebijakan PPDB berbasis zonasi
menimbulkan gejolak di sebagian besar daerah, terutama karena
masyarakat masih belum bias menerima kondisi sekolah yang terdekat
dengan mutu yang belum memadai. Selama ini konsentrasi kebijakan
selalu mengarah pada pemenuhan Sarana Prasarana atau Guru, tanpa
mengontrol sebaran siswa (kuanititas dan kualitas). Hal ini akan
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 22
mengakibatkan tidak meratanya mutu pendidikan secara kewilayahan,
karena terkonsentrasi pada beberapa sekolah saja.
Pembatasan Rasio Siswa Rombel dan Jumlah Rombel tiap sekolah
(sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan) dengan radiustertentu
(sesuai kondisi geografis) akan mendorong pemerataan siswa yang
berimplikasi pada pemerataan Sarana-Prasarana dan Guru
Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengeluarkan kebijakan
zona mutu yang dimaksudkan sebagai upaya pemerataan mutu
pendidikan dan diharapkan dapat mengatasi persoalan ketimpangan di
masyarakat. Selain itu, sistem zonasi juga menjadi langkah strategis
dalam penerapan pendidikan karakter. Tercatat sekitar empat ribu zona
di berbagai wilayah yang menjadi panduan bagi pemerintah baik pusat
dan daerah dalam pengambilan kebijakan pendidikan.
E. Potensi dan Permasalahan
Potensi dan Permasalahan di LPMP Jawa Barat menggunakan analisis SWOT
dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Secara lebih
rinci analisis SWOT LPMP Jawa Barat sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strength)
a. Sumber Daya Manusia
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 23
Jumlah staf yang sudah berkualifikasi S2 dan S3 sebanyak 54,48%
Pimpinan, pegawai dan semua pemangku kepentingan di
lingkungan LPMP Jawa Barat sudah melakukan penyusunan visi dan
misi organisasi, rencana strategis serta tugas dan fungsi, struktur
organisasi, program dan kegiatan serta ketatalaksanaan pada LPMP
Jawa Barat.
Penerapan Wilayah Bebas Korupsi dan Zona Integritas sejak 2017
b. Sarana Prasarana
Memiliki sarana prasarana yang lengkap seperti: ruang belajar,
ruang perkantoran, lab sains terpadu, ruang auditorium, masjid
Suasana lingkungan yang indah dan asri.
c. Organisasi
Merupakan Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah yang langsung
berkoordinasi dengan penentu kebijakan yaitu Direktorat Jenderal
Dikdasmen.
Koordinasi dengan Unit utama lainnya seperti Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan, dan unit utama lainnya terjalin
dengan sangat baik.
d. Program
Adanya program penjaminan mutu Pendidikan di satuan
Pendidikan untuk dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK
Adanya Program Pemetaan Mutu Pendidikan, dimana LPMP
berperan sebagai Pembina dan pemantau pelaksanaan kegiatan.
Pengalaman dalam menangani berbagai kegiatan pendidikan dan
pelatihan seperti diklat Calon Kepala Sekolah, Diklat Kurikulum
2013, Diklat Pengawas Sekolah,
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 24
2. Kelemahan (Weakness)
Lokasi Lembaga di tengah pemukiman dan industri, sehingga
menyulitkan akses ke lokasi dikarenakan kemacetan yang rutin terjadi.
Sumber dana Lembaga yang sangat tergantung pada pusat.
Program LPMP sangat tergantung pada program pusat.
Tidak jelasnya system reward dan punishment di Lembaga.
keahlian sumber daya manusia, komitmen pimpinan dan pegawai serta
budaya kerja organisasi.
Tugas tambahan dari unit utama lainnya terkadang menyedot SDM dan
waktu sehingga tugas rutin menjadi terhambat.
Penjadwalan yang belum tersinkronisasi dengan baik baik antara seksi
dan subag maupun dengan kegiatan pelanggan utama LPMP yaitu
satuan pendidikan.
Sinkronisasi program yang belum optimal dengan daerah, misalnya
jadwal, SDM daerah yang selalu berganti.
Ada kalanya tusi unit kerja melakukan kerjasama fasilitasi peningkatan
mutu pendidikan bersama pemerintah daerah dianggap menyalahi
tugas dan fungsi lembaga.
Kurang kesadaran dari setiap pegawai dalam penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana lembaga.
Belum semua memahami tugas fungsi lembaga dan POS.
Koordinasi dan komunikasi belum terbangun juga pemetaan
kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan.
Penugasan staf yang tidak mempertimbangkan Kualifikasi dan
Kompetensi staf yang ditugaskan pada suatu kegiatan.
3. Peluang (Opportunity)
Jumlah sekolah di Jawa Barat yang sangat besar dengan jumlah total
sebanyak 29.861, mulai dari jenjang SLB, SD, SMP, SMA, SMK, baik
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 25
negeri maupun swasta, yang berpotensi sebagai konsumen pengguna
layanan LPMP
Jumlah guru di Jawa Barat sebanyak 404.431, Jumlah yang sangat besar
dan memerlukan penanganan yang sistematis dan terpadu.
Banyaknya Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di sekitar Bandung
yang bisa dijadikan mitra dalam pengembangan program
Jumlah Kab/kota di Jawa Barat sebanyak 27 kab/kota
Adanya sekretariat Badan Akreditasi Nasional/Badan Akreditasi Propinsi
yang bertempat di kampus di LPMP Jawa Barat
4. Ancaman (Threat)
Sulitnya berkoordinasi dengan para pimpinan daerah di kab/kota,
sehingga program yang seharusnya dapat diimplementasikan di daerah
kurang berjalan dengan baik/lancar.
Koordinasi dengan mitra kerja potensial (Perguruan Tinggi) kurang
terjalin dengan baik.
Sulitnya memperoleh sumber data yang feasible karena kewenangan
data dapodik sebagai basis kerja belum efektif diberikan ke LPMP
Banyaknya program titipan yang menyedot anggaran, tenaga dan waktu
Lembaga, sehingga program utama terhambat.
Iklim politik di kementerian
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.7. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Berdasarkan Data SWOT
Opportunities (Peluang)
Threats (Ancaman
Strength (Kekuatan)
Strategi S-O
Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan dinas
Strategi S-T
Membangun komunikasi dan kemitraan yang lebih intensif
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 26
Pendidikan provinsi dan kab/kota dalam program pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan lainnya.
Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan unit utama di tingkat pusat dalam bebagai program.
Optimalisasi unit produksi lembaga, dengan memanfaatkan jejaring.
dengan berbagai stakeholder, baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah dalam mengimplementasikan program penjaminan mutu Pendidikan dan program lainnya
Weaknesses (Kelemahan)
Strategi W-O
Peningkatan kapasitas internal dalam kompetensi dan motivasi bekerja, melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya yang relevan.
Peningkatan koordinasi dan komunikasi internal.
Pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan
Adanya program reward dan punishment yang jelas di Lembaga
Strategi W-T
Adanya program kemitraan dan koordinasi yang lebih intensif dengan dapodik dalam hal pengelolaan data mutu Pendidikan
F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyadari
bahwa visi dan misi dapat terwujud apabila didukung oleh penerapan tata
nilai yang sesuai dan mendukung usaha-usaha pelaksanaan misi dan
pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan
perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan
menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan
layanan prima pendidikan bermutu dan berdaya saing. Tata nilai yang
dimaksud adalah C E R D A S , yang terdiri dari :
1. Cendekia
2. Empati
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 27
3. Religius
4. Dedikasi
5. Akuntabel
6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong)
Keenam butir tata nilai lembaga tersebut berasal dari masukan 44 peserta
workshop sebagai representasi pegawai LPMP Provinsi Jawa Barat. Dengan
mengambil masukan nilai-nilai dari pendapat pegawai, maka tata nilai yang
akan dibakukan akan berurat akar di hati dan pikiran pegawai, sehingga ada
rasa memiliki dan tanggung jawab melaksanakannya.
Tata nilai LPMP Jawa Barat dapat dimaknai sebagai berikut:
1. Cendekia adalah terpelajar; cerdik pandai, tajam pikiran; lekas mengerti
(kalau diberi tahu sesuatu); cepat mengerti situasi dan pandai mencari
jalan keluar. Pegawai yang cendekia akan membawa perubahan bagi
kemajuan lembaga dan bangsa, serta mampu bersaing di era globalisasi.
2. Empati adalah suatu proses dimana seseorang mampu merasakan apa
yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dengan memiliki empati
pegawai dapat memahami, menghayati dan menempatkan dirinya pada
posisi orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan,
perilaku, tanpa mencampur-baurkan norma-norma sosial.
3. Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam
menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleransi terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan antar
agama. Pegawai yang memiliki nilai religius dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan tulus dan ikhlas.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 28
4. Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia. Pegawai
yang memiliki nilai dedikasi tinggi akan mengabdikan dirinya untuk
mencapai cita-cita yang luhur dengan keyakinan yang teguh.
5. Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, di mana pertanggung jawaban ini
menyangkut input, proses dan output yang dihasilkan. Pegawai yang
memiliki nilai akuntabel dapat mendukung kelancaran tugas dan
pelayanan lembaga.
6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) merupakan ajaran karuhun (leluhur)
yang artinya hidup rukun bersama, yang di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sunda. Sikap yang ada di lembaga adalah
gotong royong, kerja sama atau saling membantu, dan saling mendukung
untuk kebaikan bersama dalam konteks hidup berorganisasi. Sesuai
dengan ajaran silih asah, silih asuh, silih asih dan silih wawangi untuk
meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama lembaga.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 29
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Tahun 2015—2019, LPMP Jawa Barat merumuskan Visi dan Misi Tahun
2015—2019 sebagai berikut:
A. Visi
Visi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019:
“Terwujudnya Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa
Barat yang Bermutu Guna Membentuk Insan Pendidikan Berkarakter
Berlandaskan Gotong Royong”
Makna dari Visi LPMP Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan yang bermutu adalah layanan yang diberikan satuan pendidikan
yang berkualitas kepada peserta didik. Pendidikan yang bermutu lahir dari
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang dimaknai sebagai
kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan
bangsa melalui pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan
meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 30
2. Insan pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai kesadaran
mewujudkan insan yang cerdas dalam membangun bangsa dan negara
serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah. Akan
tetapi kecerdasan semata tidaklah cukup tetapi diperlukan kepribadaian
atau karakter yang baik dan kuat Kecerdasan perlu diimbangi dengan
kepribadian yang tangguh.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action).
3. Gotong royong merupakan salah satu nilai utama dari 5 nilai pendidikan
karakater yaitu Religiositas, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong royong dan
Integritas. Gotong royong dapat dimaknai sebagai kesadaran dan
tanggungjawab banyak pihak untuk secara bersama, sukarela, merasa turut
berkepentingan dengan keinginan saling menolong, dalam sebuah gerakan
yang berlandaskan gotong royong terlibat aktif dalam pembangunan
pendidikan untuk meningkatkan mutu di tingkat Provinsi Jawa Barat. Makna
gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong
royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar
kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan berarti banyak hal yang dilakukan secara
bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, merasa turut
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 31
berkepentingan, serta dengan keinginan saling menolong. Berlandaskan
gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan
kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan, antara lain
oleh keterlibatan aktif masyarakat, dukungan langsung dunia usaha, dan
kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan
seperti sekolah.
B. Misi
Dalam rangka mencapai visi ini, ada 2 (dua) misi yang harus diemban oleh LPMP
Jawa Barat, yaitu:
1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai SNP.
2. Memperkuat tata kelola yang mendukung penjaminan mutu pendidikan dan
pelibatan publik.
Misi Renstra LPMP Jawa Barat 2015-2019 dapat dimaknai sebagai berikut:
1. Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu suatu
mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk
memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan
menengah telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.
Pendidikan dasar dan menengah meliptui jenjang Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2. Tata Kelola yang Mendukung Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelibatan
Publik
Penguatan tata kelola yang mendukung penjaminan mutu pendidikan
dilaksanakan oleh internal LPMP yang meliputi urusan perencanaan,
keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan,
kerumahtanggaan LPMP. Tata kelola dilakukan secara transparan dan
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 32
akuntabel dengan pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan
kebijakan berbasis data, riset, dan bukti lapangan.
Pelibatan publik adalah suatu kebijakan yang melibatkan stake holder
pendidikan untuk aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan melalui penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
di Provinsi Jawa Barat yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan
untuk mewujudkan birokrasi yang menjadi teladan dalam tata kelola
yang bersih, efektif, dan efisien.
C. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat
Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-
ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis LPMP Jawa
Barat Tahun 2015—2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat
Kode Tujuan Strategis
T1 Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat
T2 Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat
Penjelasan dari masing-masing tujuan strategis yang akan dicapai dalam
periode 2015—2019 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Strategis 1: Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat
Mewujudkan layanan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu sesuai
standar nasional pendidikan untuk melaksanakan kebijakan percepatan
peningkatan mutu pendidikan melalui penjaminan mutu satuan pendidikan
dasar dan menengah dalam menghadapi persaingan global dengan
pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovatif.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 33
2. Tujuan Strategis 2: Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan
Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah di Provinsi Jawa Barat
Kinerja pengelolaan kegiatan menjadi sangat penting bagi terciptanya tata
kelola yang baik. Penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas
birokrasi adalah dengan memaksimalkan pelibatan publik dalam seluruh
aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan
serta membantu penguatan kapasitas tata kelola pada pendidikan dasar dan
menengah di daerah, mengembangkan koordinasi, dan kerjasama lintas
sektor di provinsi Jawa Barat dalam upaya mewujudkan birokrasi yang
menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih efektif dan efisien.
D. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat
Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis dalam peningkatan
mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel serta penguatan pelibatan publik, diperlukan sejumlah Sasaran
Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019.
Sasaran strategis LPMP Jawa Barat sebagai berikut:
Tabel 2.2. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat
Kode Sasaran Strategis
SS 1 Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat;
SS 2 Meningkatnya efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat
Untuk mencapai sasaran strategis perlu ditetapkan indikator kinerja
kegiatan (IKK), Berikut ini indikator kinerja kegiatan (IKK) LPMP Jawa Barat
dengan mengacu kepada rencana strategis direktorat Dikdasmen. (target
kuantitatif)
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 34
1. Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
di Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.3. IKK LPMP Jawa Barat
Kode Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
IKK 1 Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang telah dipetakan mutunya
IKK 2 Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang meningkat indeks efektivitasnya
IKK 3 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang telah dipetakan mutunya
IKK 4 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang meningkat indeks Efektivitasnya
IKK 5 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang telah dipetakan mutunya
IKK 6
Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang meningkat indeks Efektivitasnya
IKK 7 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang telah dipetakan mutunya
IKK 8 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang meningkat indeks Efektivitasnya
IKK 9
Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 10 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 11 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 12 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan
publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 35
Tabel 2.4. IKK Akuntabilitas Kinerja LPMP Jawa Barat
Kode Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
IKK 13 Kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP
IKK 14 Nilai Minimal SAKIP LPMP Jawa Barat sebesar 75 (sangat baik) padatahun 2019
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 36
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengacu
kepada RPJMN 2015 – 2019, yang menetapkan sembilan agenda prioritas
(Nawacita) meliputi: (1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; (2) membuat
pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; (3) membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan; (4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; (5)
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia lainnya; (7) mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; (8)
melakukan revolusi karakter bangsa; serta (9) memperteguh kebinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Pada bidang pendidikan terdapat 4 agenda prioritas dalam Nawa Cita yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu : (1) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2)
Melakukan revolusi karakter bangsa; (3) Meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional; (4) Memperteguh kebinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia.
Dengan mengacu pada 4 agenda prioritas di atas, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menetapkan Visi 2015 - 2019 yaitu: “Terbentuknya Insan serta
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 37
Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan
Gotong Royong”.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) sebagai
salah satu unit utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengejawantahkan visi Kemdikbud ke dalam visi Ditjen Dikdasmen yaitu:
“Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang
Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”.
A. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019
Arah Kebijakan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun sebagai
implementasi dari visi Kemdikbud dan visi Ditjen Dikdasmen yang ditetapkan
untuk mendukung tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
di Provinsi Jawa Barat yang diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat
Arah dan Kebijakan Dikdasmen
Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan
Meningkatnya mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukkan karakter
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK) yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP)
a. Penyegaran Instruktur Kurikulum (IK), Kurikulum 2013 tingkat provinsi dan kabupaten/kota
b. Pendampingan Kurikulum 2013
c. Rakor Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) pada pemerintah daerah
d. Sosialisasi dan audiensi penjaminan mutu
e. Pendampingan Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
f. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model
g. Bimbingan Teknis Pengawas untuk Pemetaan Mutu
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 38
Arah dan Kebijakan Dikdasmen
Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan
Pendidikan (PMP) h. Supervisi pelaksanaan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan
i. Pendampingan sekolah rujukan terkait peningkatan mutu
j. Penyegaran fasilitator daerah (fasda) SPMI
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
(SD, SMP, SMA, SMK) yang telah dipetakan mutunya
Meningkatnya index efektifitas penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SMK
a. Bimtek penjaminan mutu bagi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD)
b. Workshop Penyusunan Desain Analisis Mutu
c. Workshop Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu
d. Workshop penyusunan rekomendasi penjaminan mutu
e. Sosialisasi Penjaminan Mutu Pendidikan
Peningkatan tata kelola yang transparan dan akuntabel
Tersedianya data pendidikan dasar dan menengah akurat, berkelanjutan, dan terbarukan
a. Bimbingan Teknis (Bimtek) Dapodik
b. Asistensi pendataan c. Verifikasi dan Validasi
Pemetaan Mutu Pendidikan
Terlaksananya sistem tata kelola yang handal, transparan, akuntabel dan sinergis dalam menjamin terselenggaranya layanan penjaminan mutu pendidikan di Propinsi
a. Pelaksanaan organisasi dan tatalaksana melalui e-government, e-procurement, e-skp, e-filling, Sistem Pengendalian dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan (SP3K), e-Office, e-kehadiran, ZI- WBK, Penguatan SPI, SPIP, SIMAK BMN
b. Memperbaharui konten web LPMP
c. Peningkatan kompetensi pegawai
d. Kegiatan yang Mendapat Dukungan Manajemen dan
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 39
Arah dan Kebijakan Dikdasmen
Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan
Layanan Teknis LPMP
Nilai Minimal SAKIP Ditjen Dikdasmen sebesar 80 (baik) pada tahun 2019
a. Reviu penetapan kinerja per 3 bulan
b. Menggunakan Renstra dan RKA tahunan sebagai acauan penyusunan dan pelaksanaan program,kegiatan dan anggaran melalui RKAKL DIPA on line, Workshop Penyusunan Draft Turunan Renstra LPMP Jabar 2015-2019 dan review (evaluasi) Program Tahun Anggaran Berjalan
c. Membuat laporan keuangan sesuai peraturan perundangan melalui SAKPA dan SAI, SAI on line
d. Pemantauan daya serap
e. Pemantauan pelaporan daya serap ke ditjen dikdasmen
Arah kebijakan LPMP Jawa Barat selanjutnya dilaksanakan melalui program
dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan periode 2015—2019. Sejalan
dengan pola perencanaan pada periode 2015—2019, LPMP Jawa Barat telah
menggunakan struktur perencanaan dan anggaran yang terbaru.
Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan pada struktur kinerja yang
mencakup Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat dan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis LPMP Jawa Barat, Sasaran Program (SP), dan Indikator Kinerja
Program (IKP), serta Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK).
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 40
Kegiatan dan Penanggung Jawab dalam pengelolaan program LPMP Jawa
Barat ditunjukkan pada tabel 3.2 dibawah ini:
Table 3.2 Kegiatan LPMP Jawa Barat tahun 2015-2019
No Kegiatan Penanggung Jawab
1 a. Penyegaran fasilitator daerah SPMI b. Rakor SPMP pada pemerintah
daerah c. Sosialisasi dan audiensi penjaminan
mutu d. Bimbingan Teknis Pengawas untuk
PMP e. Bimbingan Teknis Dapodik f. Asistensi pendataan g. Verifikasi dan Validasi Pemetaan
Mutu Pendidikan h. Sosialisasi Penjaminan Mutu
Pendidikan i. Memperbaharui konten web LPMP
Seksi Sistem Informasi (SI)
2 a. Pendampingan Sekolah Model SPMI b. Monitoring dan Evaluasi Sekolah
Model c. Supervisi pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karakter di satuan pendidikan.
d. Workshop Penyusunan Desain Analisis Mutu
e. Workshop Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu
f. Workshop penyusunan rekomendasi penjaminan mutu
g. Bimtek penjaminan mutu bagi TPMPD
Seksi Pemetaan dan Supervisi (PMS)
3 a. Penyegaran IK Kurikulum 2013 tingkat provinsi dan Kabupaten/kota
b. Pendampingan Kurikulum 2013 c. Pendampingan sekolah rujukan
terkait peningkatan mutu
Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 41
B. Kerangka Regulasi
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pembahasan :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Dalam Pasal 4 dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa;
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna;
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 42
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran;
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat;
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
Terkait hak dan kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah diterngkan
dalam Pasal 10 dan Pasal 11. Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan
mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Pasal 11 menyatakan
bahwa :
a. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi;
b. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana
guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
UU Nomor 17 tahun 2007 mengamanatkan agar Rencana pembangunan
jangka panjang nasional (RPJP Nasional) digunakan sebagai pedoman
dalam menyusun RPJM Nasional. Pentahapan rencana pembangunan
nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM Nasional sesuai
dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 43
rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJP nasional diwujudkan dalam visi, misi dan arah pembangunan nasional
yang mencerminkan citacita kolektif yang akan dicapai oleh bangsa
Indonesia serta strategi untuk mencapainya. Visi pembangunan nasional
tahun 2005–2025 itu mengarah pada pencapaian tujuan nasional, seperti
tertuang dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Visi pembangunan nasional tersebut harus dapat
diukur untuk dapat mengetahui tingkat kemandirian, kemajuan, keadilan
dan kemakmuran yang ingin dicapai. Dalam mewujudkan visi
pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi
pembangunan nasional sebagai berikut:
a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;
b. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
c. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;
d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;
h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 44
Berikut adalah tahapan dan skala prioritas utama RPJP Nasional 2005-
2025:
Gambar 3.1 Tahapan dan Skala Prioritas RPJ
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa lingkup Standar Nasional Pendidikan
meliputi:
a. Standar isi;
b. Standar proses;
c. Standar kompetensi lulusan;
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. Standar sarana dan prasarana;
f. Standar pengelolaan;
g. Standar pembiayaan;dan
h. Standar penilaian pendidikan.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 45
Pada Pasal 59 dan 60 dapat dilihat perbedaan antara program Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Pusat. Berikut penjelasannya :
Pemerintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan
dengan memprioritaskan program :
a. wajib belajar;
b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan
menengah;
c. penuntasan pemberantasan buta aksara;
d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah maupun masyarakat;
e. peningkatan status guru sebagai profesi;
f. akreditasi pendidikan;
g. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat; dan
h. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.
Sementara itu, Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memprioritaskan program:
a. wajib belajar;
b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan
menengah dan tinggi;
c. penuntasan pemberantasan buta aksara;
d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah maupun masyarakat;
e. peningkatan status guru sebagai profesi;
f. peningkatan mutu dosen;
g. standarisasi pendidikan;
h. akreditasi pendidikan;
i. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional, dan
global;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 46
j. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan; dan
k. Penjaminan mutu pendidikan nasional.
Peraturan Pemerintah ini lebih menekankan juga tentang Penjaminan Mutu
Pendidikan sebagaimana tertera dalam pasal 91, yaitu :
a. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib
melakukan penjaminan mutu pendidikan.
b. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui
Standar Nasional Pendidikan.
c. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan
terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target
dan kerangka waktu yang jelas.
Pasal 92 menjelaskan terkait peran masing-masing pihak, yaitu :
a. Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan
penjaminan mutu.
b. Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
mensupervisi dan membantu satuan pendidikan keagamaan melakukan
penjaminan mutu.
c. Pemerintah Provinsi mensupervisi dan membantu satuan pendidikan yang
berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur
penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
d. Pemerintah Kabupaten/Kota mensupervisi dan membantu satuan
pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk
meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan
penjaminan mutu.
e. BAN-S/M, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan rekomendasi penjaminan
mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang
diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 47
f. LPMP mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan upaya penjaminan
mutu pendidikan.
g. Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah dan Perguruan tinggi.
h. Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan
pendidikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
Penjaminan mutu pendidikan dijelaskan dalam Pasal 12 ayat (1) yaitu bahwa
Pemerintah melakukan dan/atau memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan
dengan berpedoman pada kebijakan nasional pendidikan dan Standar
Nasional Pendidikan.
Di sisi lain, dalam Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa Pemerintah
provinsi melakukan dan/atau memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan di
daerahnya dengan berpedoman pada kebijakan nasional pendidikan dan
Standar Nasional Pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut,
pemerintah provinsi berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis Pemerintah
yang melaksanakan tugas penjaminan mutu pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 , Pasal 2 dan Pasal 3 Permendikbud No.
14 Tahun 2015 Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) adalah unit
pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. LPMP mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 48
pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP menyelenggarakan fungsi :
a. pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
b. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar
dan pendidikan menengah;
c. supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
pencapaian standar nasional pendidikan;
d. fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;
e. pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan; dan
f. pelaksanaan urusan administrasi LPMP.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pasal 10 Permendikbud ini
mengamanatkan agar LPMP berkoordinasi dengan :
a. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
b. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
c. Badan Penelitian dan Pengembangan;
d. pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
e. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN - S/M);
f. unit pelaksana teknis yang menangani pengembangan dan pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan; dan
g. unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 49
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah
Penjelasan terkait SPMP tertuang dalam Pasal 3, dimana :
a. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas:
1) SPMI-Dikdasmen; dan
2) SPME-Dikdasmen.
b. SPMI-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di jalur formal pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
c. SPME-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, BSNP, dan BAN-
S/M sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penegasan tentang peran LPMP tertuang dalam Pasal 8 yang menyatakan
bahwa Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
dibantu oleh LPMP. LPMP mempunyai tugas dan wewenang :
a. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, supervisi, dan
evaluasi terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen
berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah kerjanya;
c. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap SDM Pemerintah Daerah dalam pengembangan SPMIDikdasmen
di wilayah kerjanya;
d. menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Direktorat Jenderal
berdasarkan pemetaan;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 50
e. menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Pemerintah provinsi dan
Pemerintah kabupaten/kota.
Bahkan dalam Pasal 9 ayat (5) lebih ditegaskan lagi, yaitu Pemerintah Daerah
provinsi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya melakukan koordinasi
dan kerja sama dengan LPMP sebagai perwakilan Direktorat Jenderal di
daerah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Posisi LPMP sebagai Unit Pelaksana Teknis diakamodir dalam Pasal 863 ayat
(1) yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 51
C. Kerangka Kelembagaan
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di
provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk
supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan
pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu
satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Pasal 2
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP
menyebutkan bahwa mempunyai tugas pendidikan dasar dan pendidikan
menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat 2015—
2019 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.2. Struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Jawa Barat 2015—2019
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 52
Berdasarkan acuan yang menjadi dasar proses bisnis LPMP Jawa Barat adalah
struktur, aktivitas, alur kerja dan interaksi antar komponen kelembagaan.
Dalam struktur organisasi Kemdikbud, LPMP dipimpin oleh seorang kepala
yang memiliki unit utama pembina Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah. Kepala LPMP membawahi 3 seksi (Seksi Sistem Informasi, Seksi
Pemetaan Mutu dan Supervisi, dan Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu
Pendidikan), 1 bagian (Subbagian Umum), serta kelompok fungsional tertentu
(Widyaiswara, PTP, Arsiparis dan PPBJ ). Pada struktur organisasi LPMP dapat
dilihat hubungan antar seksi dan bagian tersebut yang digambarkan pada
gambar struktur organisasi.
Setiap unsur organisasi di dalam LPMP diarahkan untuk saling bersinergi
mencapai tujuan kelembagaan dengan mengacu pada tugas dan fungsi LPMP
yang ditetapkan dalam peraturan. Upaya ini dilakukan dengan menguraikan
tugas dan kewenangaan LPMP ke setiap bagiannya sesuai dengan fungsi yang
ditetapkan oleh Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja LPMP. Pembagian kewenangan merupakan upaya
pembagian kekuasaan dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan organisasi dalam rangka pemenuhan tugas yang menjadi kewajiban
LPMP.
Lebih lanjut pada pasal 3 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LPMP menyelenggarakan fungsi:
1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar
dan pendidikan menengah;
3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
pencapaian standar nasional pendidikan;
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 53
4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;
5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan;
6. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 54
A. Target Kinerja
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai
oleh suatu unit kerja di dalam program dan kegiatan periode 2015—2019.
Ketercapaian target kinerja dikukuhkan dengan dibuatnya perjanjian kinerja
antara Kepala LPMP dengan Pimpinan dari unit utama pembinanya. Dimana
dalam dokumen perjanjian kinerja yang dibuat setiap awal tahun anggaran
berisi target-target kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran berjalan
sebagai rencana kerja tahunan.
Setelah tersusunnya target kinerja, setiap unit satuan kerja harus
menerjemahkannya ke dalam rencana tahunan yang terukur dengan
menerapkan prinsip penganggaran berbasis kinerja. Berikut ini adalah sasaran
kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat berdasarkan matriks
kinerja Ditjen Dikdasmen Kemdikbud :
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 55
Tabel 4.1. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat
Sasaran kegiatan
IKK Satuan Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
% Sekolah
0 0
16,8
3.302
25 4.914
40 7.862
60 11.793
80 15.724
Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
% Sekolah
0 0
16,8 895
25 1.331
40 2.130
60 3.195
80 4.260
Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
% Sekolah
0 0
16,8 274
25 408
40 652
60 979
80 1.305
Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
% Sekolah
0 0
16,8 499
25 734
40 1.175
60 1.762
80 2.350
Kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP
Kegiatan 1 1 1 1 1 1
Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
Persentase SD yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP
% Sekolah
90,5 17.788
90,2 17.729
100 19.655
100 19.655
100 19.655
100 19.655
Persentase SMP yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP
% Sekolah
71,48 3.806
71,5 3.807
100 5.325
100 5.325
100 5.325
100 5.325
Persentase SMA yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP
% Sekolah
71,41 1.165
71,44 1.166
100 1.632
100 1.632
100 1.632
100 1.632
Persentase SMK yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP
% Sekolah
59,6 1.772
59,6 1.772
65 1.932
80 2.378
90 2.675
100 2.973
Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya
% Sekolah
0 0
5 983
15 2.948
40 7.862
75 14.741
95 18.672
Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya
% Sekolah
0 0
20 1.065
35 1.866
60 3.195
80 4.260
95 5.059
Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya
% Sekolah
0 0
20 326
35 571
60 979
80 1.306
95 1.550
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 56
Sasaran kegiatan
IKK Satuan Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya
% 0 0
10 297
25 743
45 1.338
70 2.081
95 2.824
B. Kerangka Pendanaan
Perkiraan pendanaan pendidikan dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu
pada amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas serta kebijakan Penjaminan Mutu
yang ada pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam
Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat telah ditetapkan
visi, misi dan tujuan organisasi yang akan menentukan arah kebijakan dalam
menyusun program sesuai dengan tugas dan fungsi LPMP Jawa Barat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2015 diperkirakan berkisar di
angka 4,73% dan untuk beberapa tahun selanjutnya diperkirakan mencapai
6,5% per tahun.
Total pagu anggaran LPMP Jawa Barat tahun 2015 adalah Rp 52.959.798.000
dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan lembaga
maupun bertambahnya sasaran program yang ingin dicapai.
Sehingga menurut perhitungan pertumbuhan ekonomi dan perubahan inflasi
setiap tahun, maka dapat kami peroleh perkiraan kebutuhan anggaran seperti
ditunjukkan pada tabel berikut:
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 57
Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pagu Anggaran
79,088,859 176,938,259 235,258,062 137,038,571 92,530,721
Belanja Pegawai
11,044,354 11,378,191 10,569,347 16,902,947 15,202,126
Belanja Barang (Operasional Rutin dan Kegiatan)
67,630,308 162,137,675 216,438,139 102,318,335 68,344,913
Belanja Modal (Investasi)
414,197 3,422,393 8,250,576 17,817,289 8,983,682
* dalam ribuan Rupiah
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 58
Rencana Strategis LPMP Jawa Barat tahun 2015-2019 memuat visi, misi, kebijakan,
tujuan strategis, sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan (IKK) penjaminan
mutu pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015-2019 serta hasil evaluasi capaian
LPMP Jawa Barat.
Rencana Strategis LPMP Jawa Barat disusun sebagai langkah awal dalam
mendukung perencanaan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
terutama dalam kerangka membangun sistem penjaminan mutu pendidikan.
Program Kementerian tersebut kemudian diuraikan kembali ke dalam sasaran
kegiatan tahunan yang terukur disesuaikan dengan pagu anggaran yang diterima
dan menerapkan prinsip penganggaran berbasis kinerja.
Penyusunan Renstra dilakukan melalui berbagai tahapan diantaranya interaksi
dengan para pemangku kepentingan, partisipasi seluruh warga LPMP Jawa Barat,
serta dengan mempertimbangkan seluruh capaian kinerja LPMP Jawa Barat
hingga saat ini. Untuk melihat kesesuaian Renstra dengan ketercapaian
pelaksanaan program dilakukan reviu renstra sesuai kebutuhan. Dengan demikian,
Renstra LPMP Jawa Barat telah mengakomodir semua tugas dan fungsi yang
menjadi tanggung jawab LPMP Jawa Barat, memelihara kesinambungan dan
keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan
masyarakat, serta mengantisipasi masa depan.
RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 59
Berhasilnya implementasi Renstra sangat bergantung pada pemahaman,
kesadaran, keterlibatan dan upaya yang sungguh-sungguh dari segenap unsur di
lingkungan lembaga, serta dukungan stakeholder. Seluruh warga LPMP Jawa Barat
menjalankan tugas dengan baik untuk mewujudkan visi dan misi yang telah
dijabarkan dalam Renstra ini, yaitu dengan bekerja keras dan berkomitmen untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Rencana Strategis LPMP Jawa Barat 2015 - 2019 ini dijadikan pedoman dalam
perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stakeholder dalam kerangka
sistem penjaminan mutu pendidikan serta memantapkan penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) untuk meningkatkan mutu keluaran (output)
dan hasil (outcome) guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam
pemanfaatan APBN. Melalui renstra ini diharapkan lembaga dapat mewujudkan
satuan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jabar dengan layanan
pendidikan yang bermutu sehingga terbentuk insan pendidikan yang berkarakter
yang berlandaskan asas gotong royong.
DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 1
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
(IKSS,IKP,IKK)
Definisi Operasional Metode Perhitungan
Pendidikan Dasar dan Menengah
1: Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SD yang disupervisi dengan jumlah total SD di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Persentase sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)
��� =����
��× 100%
STS : sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat
2: Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMP yang disupervisi dengan jumlah total SMP di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah
Persentase sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)
��� =����
��× 100%
STS : sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan ifasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat
DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 2
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
(IKSS,IKP,IKK)
Definisi Operasional Metode Perhitungan
model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
3: Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMA yang disupervisi dengan jumlah total SMA di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Persentase sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)
��� =����
��× 100%
STS : sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan fasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat
4: Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMK yang disupervisi dengan jumlah total SMK di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah
Persentase sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS) menggunakan rumus sebagai berikut:
��� =����
��× 100%
STS : sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi
DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 3
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
(IKSS,IKP,IKK)
Definisi Operasional Metode Perhitungan
model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
JSTS : jumlah sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan ifasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat
Pendidikan Dasar dan Menengah
5: SD yang telah dipetakan mutunya
SD yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat.
Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)
���� =�����
��× 100%
STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat
6: SD yang meningkat indeks efektivitasnya
SD yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat
Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)
���� =�����
��× 100%
SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport
mutunya minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat
7: SMP yang telah dipetakan mutunya
SMP yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total
Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)
���� =�����
��× 100%
STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya
DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 4
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
(IKSS,IKP,IKK)
Definisi Operasional Metode Perhitungan
sekolah SMP di Jawa Barat. JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat
8: SMP yang meningkat indeks efektivitasnya
SMP yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMP di Jawa Barat
Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)
���� =�����
��× 100%
SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya
minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat
9: SMA yang telah dipetakan mutunya
SMA yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SMA yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat.
Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)
���� =�����
��× 100%
STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat
10: SMA yang meningkat
indeks efektivitasnya
SMA yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMA di Jawa Barat
Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)
���� =�����
��× 100%
SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya
minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat
DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 5
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/
Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
(IKSS,IKP,IKK)
Definisi Operasional Metode Perhitungan
11: SMK yang telah dipetakan mutunya
SMK yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SMK di Jawa Barat.
Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)
���� =�����
��× 100%
STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat
12: SMK yang meningkat indeks efektivitasnya
SMK yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMK di Jawa Barat
Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)
���� =�����
��× 100%
SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya
minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat
top related