metode penilaian persediaan periodik

Post on 29-May-2015

14.546 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

power point ini media pembelajaran saya dari kak devi, guru ppl saya, semoga membantu yaa :)

TRANSCRIPT

Mengelola Kartu

Persediaan

Devi Rachmawati

Metode Penilaian

Persediaan Barang Dagang

Penilaian persediaan barang dagang berguna untuk:

1. mengetahui nilai persediaan barang dagang pada periode tertentu,

2. menentukan besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut.

Metode penilaian persediaan barang dagang yaitu:

1. Penilaian dengan sistem fisik/physical inventory

2. Penilaian dengan sistem perpetual

a. Penilaian dengan sistem fisik/physical inventory

Contoh:Okt 1 Persediaan awal 10.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 20.000.000,00Okt 3 Pembelian 5.000 kg @Rp 2100,00 = Rp 10.500.000,00Okt 6 Pembelian 15.000 kg @Rp 2000,00 = Rp 30.000.000,00Okt 9 Pembelian 20.000 kg @Rp 2000,00 = Rp 40.000.000,00Okt 12 Pembelian 10.000 kg @Rp 2000,00 = Rp 20.000.000,00Okt 15 Pembelian 5.000 kg @Rp 2100,00 = Rp 10.500.000,00Okt 18 Pembelian 10.000 kg @Rp 2050,00 = Rp 20.500.000,00

Rp 151.500.000,00

Barang yang tersedia untuk dijual pada bulan November 2010 = Rp 151.500.000,00. setelah dilakukan perhitungan fisik atas sisa barang tanggal 30 November 2010, digudang masih tersedia barang “ABC” sebanyak 25.000kg.

1. Metode Tanda Pengenal Khusus (Spesific identification method)

Dengan metode ini setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal khusus yang menunjukkan harga satuan sesuai faktur yang diterima.

Contoh:Berdasarkan data diatas, ternyata sisa barang

“ABC” sebanyak 25.000 kg berasal dari kelompok berikut:• Persediaan awal bulan November 2010 sebesar

10.000kg• Sisa dari pembelian tanggal 9 November 2010

sebesar 10.000kg• Sisa dari pembelian tanggal 15 November 2010

sebesar 5.000kg

jadi, nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010 sebagai berikut:10.000kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,0010.000kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00 5.000kg @ Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00 +

Rp 50.500.000,00

2. Metode Rata—rata

a) Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average Method)

Rumus:

Total harga per satuan tiap transaksi pembelian termasuk awal periode Jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode

Contoh :

Total harga per satuan tiap transaksi pembelian termasuk awal periode

Jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode

= 2.000 + 2.100 + 2.000 + 2.000 + 2.000 + 2.100 + 20507

= Rp 14.250 = Rp 2.035,71 7

Nilai persediaan barang “ABC”pada tanggal 30 November 2010, yaitu:25.000 unit x Rp 2.035,71 = Rp 50.892.750,00

b)Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Method)

Rumus:

Harga rata-rata per kg = Jumlah harga pembelian barang untuk dijual Jumlah barang yang tersedia (kuantitas)

Contoh :Harga rata-rata per kg = Jumlah harga pembelian barang untuk dijual

Jumlah barang yang tersedia (kuantitas)

= Rp 151.500.000,00 = Rp 2.020,00 75.000 unit

Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010, yaitu:25.000 unit x Rp 2.020,00 = Rp 50.500.000,00

c) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) / First In First Out

(FIFO)

Berdasarkan metode ini, barang yang terlebih dahulu masuk (dibeli) dianggapnya lebih dahulu dijual (dikeluarkan).

Sedangkan untuk menentukan besar nilai barang yang masih ada dilakukan dengan menggunakan nilai persediaan barang yang terakhir kali masuk.

Contoh:

Berdasarkan data tersebut diasumsikan sebagai berikut: 10.000 kg dari pembelian tanggal 18 November

2010. 5.000 kg dari pembelian tanggal 15 November 2010. 10.000 kg dari pembelian tanggal 12 November

2010.

Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010 sebagai berikut:• 10.000 kg @ Rp 2.050,00 = Rp 20.500.000,00• 5.000 kg @ Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00• 10.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00 +

Rp 51.000.000,00

c) Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) / Last In First Out (LIFO)

Berdasarkan metode ini, barang yang terakhir masuk (dibeli) dianggapnya lebih dahulu dijual (dikeluarkan).

Sedangkan untuk menentukan besar nilai barang yang masih ada dilakukan dengan menggunakan nilai persediaan barang yang pertama kali masuk.

Contoh:

Berdasarkan data tersebut diasumsikan sebagai berikut: 10.000 kg dari persediaan awal. 5.000 kg dari pembelian tanggal 3 November 2010. 10.000 kg dari pembelian tanggal 6 November 2010.

Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 30 November 2010 sebagai berikut:• 10.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00• 5.000 kg @ Rp 2.100,00 = Rp 10.500.000,00• 10.000 kg @ Rp 2.000,00 = Rp 20.000.000,00 +

Rp 50.500.000,00

e) Metode Persediaan Dasar (Basic Stock Method)

Persediaan dasar adalah persediaan yang secara minimal harus ada untuk memertahankan kestabilan jumlah persediaan barang dagang suatu perusahaan

Perhitungan nilai persediaan barang dagang akhir periode sebagai berikut:1) Jika kuantitasnya lebih banyak

daripada kuantitas persediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai persediaan dasar ditambah dengan harga pasar kelebihannya.

2) Jika kuantitasnya lebih sedikit dari pada persediaan dasar, maka nilai persediaan adalah nilai persediaan dasar dikurang dengan harga pasar kekurangannya.

Berdasar data diatas, ditentukan persediaan dasar “ABC” sebanyak 20.000 kg @ Rp 2.200,00

Nilai persediaan barang “ABC” pada tanggal 20 November 2010 adalah 25.000 kg, sehingga nilai kuantitasnya lebih banyak 5.000 kg dari persediaan dasar 20.000 kg, sehingga didapat:

Nilai persediaan dasar :20.000 kg @ Rp 2.200,00 = Rp 44.000.000,00Harga dasar kelebihannya: 5.000 kg @ Rp 2.050,00 = Rp 10.250.000,00 +Nilai persediaan akhir Rp 54.250.000,00

f) Metode TaksiranPenentuan nilai

persediaan barang dagang dengan metode taksiran dilakukan dengan:1.Metode laba kotor2.Metode harga eceran

1) Metode laba kotor ( Gross Profit Method)

pada metode ini, informasi yang diperlukan untuk menemukan nilai persediaan akhir adalah barang tersedia untuk dijual, nilai penjualan bersih (neto), dan presentase laba kotor dari penjualan neto.

Contoh:

Data kegiatan usaha suatu perusahaan selama bulan November 2010 sebagai berikut:• Penjualan bersih Rp 225.000.000,00.• Barang tersedia untuk dijual Rp 300.000.000,00.• Laba kotor tahun-tahun yang lalu rata-rata 25% dari

penjualan bersih.

berdasarkan data diatas, nilai persediaan akhir barang dagang bulan November 2010 sebagai berikut:Barang tersedia untuk dijual Rp 300.000.000Hasil penjualan bersih Rp 225.000.000Laba kotor:25% x Rp 225.000.000 (Rp 56.250.000)Harga Pokok barang yang dijual (Rp 168.750.000)Nilai Persediaan barang pada tgl 30 Nov Rp 131.250.000

2) Metode harga eceran ( retail method)

Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang langsung melayani konsumen seperti supermarket.

Data yang diperlukan untuk menentukan nilai persediaan akhir yaitu:a. Harga jual seluruh barang menurut harga

eceranb. Hasil penjualan yang telah terjadi.

Contoh:

Harga pokok Taksiran Hrg jualPersediaan awal November 2010 Rp 200.000 Rp 300.000Pembelian bersih Rp 1.000.000 + Rp 1.200.000 +Persediaan barang untuk dijual Rp 1.200.000 Rp 1.500.000Hasil penjualan yang terjadi Rp 1.100.000 -Nilai persediaan barang pd akhir November 2010 Rp 400.000(menurut harga eceran)

Harga pokok persediaan barang pada tanggal 30 November 2010:• Harga eceran persediaan akhir periode Rp

400.000,00• Rasio harga pokok persediaan barang untuk

dijual dan taksiran harga jual seluruh barang menurut eceran =

Rp 1.200.000,00 x 100% = 80%Rp 1.500.000,00

• Harga pokok persediaan barang akhir periode =80% x Rp 400.000,00 = Rp 320.000,00

(* Taksiran harga jual seluruh barang menurut eceran

PENUGASAN

Diketahui data persediaan barang tipe KT 021 pada bulan Oktober 2010 sebagai berikut:

Oktober 1 Persediaan awal 5.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 10.000.000,00Oktober 5 Pembelian 10.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 20.000.000,00Oktober 7 Pembelian 5.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 10.000.000,00Oktober 12 Pembelian 15.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 30.000.000,00Oktober 15 Pembelian 4.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 8.000.000,00Oktober 26 Pembelian 10.000 unit @Rp 2000,00 = Rp 20.000.000,00Oktober 28 Pembelian 7.500 unit @Rp 2000,00 = Rp 15.000.000,00

Rp 113.000.000,00

Setelah dilakukan perhitungan fisik atas sisa barang tanggal 31 Oktober 2010 di gudang masih tersedia barang tipe KT021 sebanyak 17.500 unit yang berasal dari kelompok:• Persediaan awal bulan Oktober 5000 unit.• Pembelian tanggal 12 Oktober 2010 5000 unit.• Pembelian tanggal 26 Oktober 2010 7500 unit.

Dari data tersebut, hitunglah nilai persediaan barang tipe KT021 pada tanggal 31 Oktober dengan:1. Metode tanda pengenal khusus (specific identification

method)2. Metode rata-rata sederhana (average method)3. Metode rata-rata tertimbang (weighted average method)

top related