metode penelitian fix
Post on 27-Oct-2015
40 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
27
III. METODE PENELITIAN
A. Materi dan Bahan
1. Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus
putih (Rattus norvegicus) jantan, galur Wistar.
Tikus harus memenuhi kriteria inklusi :
1. Umur 3 bulan
2. Berat badan (200-250 gram)
3. Sehat
Kriteria ekslusi :
1. Mati selama penelitian berlangsung
Hewan coba didapatkan dari Laboratorium Penelitian dan
Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada. Jumlah hewan
coba disesuaikan denga banyaknya ulangan yang dilakukan. Jumlah
ulangan ditentukan berdasarkan rumus Federel sebagai berikut (Kemas,
2003):
t = jumlah perlakuan; r = jumlah ulangan
Pada penelitian ini terdapat empat kelompok perlakuan (t = 4),
maka dengan menggunakan rumus tersebut didapatkan jumlah ulangan 6
ekor hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan tiap kelompok.
Jumlah tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 ekor per
kelompok karena ditambah 20% nya sebagai faktor drop out. Hewan
(t-1)(r-1) ≥ 15
28
coba dipelihara dalam lingkungan dengan suhu, kelembaban,
pencahayaan alami yang sama, pemeliharaan tikus menggunakan
kandang dengan bahan, bentuk dan ukuran yang sama serta mendapat
makanan dan minuman dengan jenis, jumlah dan komposisi yang sama.
2. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kandang tikus ukuran 20 x 12 x 10 cm dengan tempat pakan dan
minum
b. Timbangan untuk hewan coba
c. Timbangan dengan skala mikrogram
d. Sonde lambung
e. Mikropipet hematokrit
f. Tabung eppendorf
g. Kapas
h. Perangkat pemeriksaan serum oleh Laboratorium yang terdiri dari :
mikropipet, yellow tip, blue tip, kuvet plastik dan kaca
i. Tabung vakum
j. Spektrofotometer dan Sentrifugator
3. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini, diantaranya
adalah:
a. Ekstrak etanol 70% daun salam (Eugenia polyantha) dengan dosis
0,72 gram/200grBB/hari. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi di
Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
29
Bahan ekstrak diperoleh dari daun salam segar yang berasal dari
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Daun
salam segar sebanyak 1 kg dihaluskan, kemudian direndam dengan
menggunakan etanol 70% selama 24 jam. Setalah 24 jam, kemudian
disaring untuk memisahkan cairan dengan ampas rendaman. Ampas
rendaman tersebut direndam kembali selama 3 x 24 jam dengan
menggunakan etanol 70% kemudaian disaring kembali. Cairan hasil
penyaringan tersebut kemudian diuapkan dengan menggunakan air
rotavapor untuk menghilangkan pelarut berupa etanol 70%. Setelah
diuapkan akan didapatkan ekstrak kental daun salam segar.
Kemudian ekstrak kental tersebut dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 80ºC untuk menghilangkan kadar air. Setelah itu, akan
didapatkan ekstrak etanol 70% daun salam segar dalam sediaan
kering dan siap digunakan dalam penelitian (Studiawan dan Santosa,
2005).
b. Simvastatin
Simvastatin yang digunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin
bentuk sediaan tablet 10 mg produksi OGB dexa (Puruhito, 2008).
Dosis yang digunakan pada hewan coba adalah 0,18
mg/200grBB/hari berdasarkan dosis konversi manusia kedalam dosis
tikus putih.
c. Aquadestilata
d. Alkohol 70%
30
e. Pakan standar tikus menggunakan pakan dengan merk Pakan Ayam
Aduan Finisher (AD II) (komposisi air (12%), protein kasar (15%),
lemak kasar (6%), abu (7%), kalsium (1,1%), fosfor (1%),
antibiotika +, coccidiostat +) dan minuman air bersih. Pemberian
makanan dan minuman secara ad libitum (Juniarto, 2004).
f. Pakan tinggi lemak hewan coba
Pakan tinggi lemak yang diberikan berasal dari lemak babi sediaan
cair yang didapatkan dari Pasar Kranggan, Yogyakarta. Pakan tinggi
lemak dibuat dengan mencampurkan lemak sebanyak 10% dari total
pakan yang diberikan perhari pada masing-masing tikus.
Perbandingan komposisi pakan standar AD II dan lemak yang akan
dicampurkan adalah 9:1. Pemberian pakan tinggi lemak 10% secara
ad libitum
g. Reagen pemeriksaan LDL serum dengan metode precipitation
reagent for in vitro determination of LDL Cholesterol with the
CHOD-PAP method by photometric system
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik
eksperimental menggunakan pre and post test with kontrol group design
terhadap 4 kelompok. Data mengenai kadar LDL serum diambil sebelum
pemberian pakan tinggi lemak, setelah pemberian pakan tinggi lemak dan
setelah pemberian ekstrak daun salam dan simvastatin.
31
C. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Completed
Randomized Design (CRD) dengan menggunakan 4 macam perlakuan
terhadap hewan coba (Sastroasmoro dan Sofyan, 2002). Perlakuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kelompok I, kelompok kontrol negatif. Tikus putih sehat tanpa
perlakuan pemberian pakan tinggi lemak 10%, tanpa pemberian
simvastatin dan ekstrak daun salam.
2. Kelompok II, kelompok kontrol positif. Tikus putih yang diberi induksi
hiperlipidemia berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7 hari, tanpa
pemberian simvastatin dan ekstrak daun salam.
3. Kelompok III, kelompok tikus putih yang diberi induksi hiperlipidemia
berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7 hari, kemudian diberikan
simvastatin secara peroral dosis 0,18 mg/200grBB/hari selama 15 hari
berturut-turut (menggunakan sonde lambung).
4. Kelompok IV, kelompok tikus putih yang diberi induksi hiperlipidemia
berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7 hari, kemudian diberikan ektrak
daun salam (Eugenia polyantha) peroral dosis 0,72 gram/200grBB/hari
selama 15 hari berturut-turut (menggunakan sonde lambung).
D. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (Independent)
32
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun salam
dan simvastatin.
2. Variabel terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam pebelitian ini adalah kadar LDL serum tikus putih
(Rattus norvegicus).
E. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional VariabelVariabel Definisi operasional Jenis data Skala
dataIndependen Pemberian
ekstrak daun salam
Pemberian ekstrak daun salam dilakukan sekali dalam sehari selama 15 hari berturut-turut. Pemberian dilakukan peroral dengan bantuan sonde lambung. Ekstrak daun salam adalah ekstrak daun salam yang diperoleh dari daun salam segar yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% di Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ekstrak etanol daun salam dibuat dalam dosis 0,72 gr/200grBB/hari dan diberikan kepada kelompok perlakuan ekstrak daun salam segar yaitu kelompok IV
Kategorik Nominal
Pemberian simvastatin
Pemberian simvastatin dilakukan sekali dalam sehari selama 15 hari berturut-turut. Pemberian dilakukan peroral dengan bantuan sonde lambung dengan dosis 0,18 mg/200grBB/hari. Sediaan Simvastatin yang digunakan adalah kaplet 10 mg produksi OGB dexa
Kategorik Nominal
33
Dependen Kadar LDL serum
Kadar LDL serum adalah kadar LDL dalam serum tikus putih yang diperiksa dengan metode precipitation reagent for in vitro determination of LDL Cholesterol with the CHOD-PAP method by photometric system dengan satuan mg/dl
Numerik Rasio
F. Cara Mengukur Variabel
1. Pemberian ekstrak daun salam
Pemberian ekstrak etanol daun salam dilakukan per oral dengan
bantuan sonde lambung. Pemberian ekstrak etanol daun salam ini
dilakukan pada satu kelompok (kelompok IV) dengan dosis 0,72
gr/200grBB/hari. Kelompok I dan II diberikan plasebo yaitu
aquadestilata dengan volume 2 ml. Pemberian ekstrak daun salam dan
plasebo dilakukan sekali dalam sehari selama 15 hari berturut-turut.
2. Pemberian simvastatin
Pemberian simvastatin dilakukan sekali dalam sehari selama 15
hari berturut-turut. Pemberian dilakukan peroral dengan bantuan sonde
lambung dengan dosis 0,18 mg/200grBB/hari. Sediaan simvastatin yang
digunakan adalah tablet 10 mg produksi OGB dexa.
3. Kadar LDL serum
Kadar LDL serum diukur sebanyak tiga kali, yaitu :
1. Setelah masa adaptasi (LDL hari ke-0)
2. Setelah pemberian pakan tinggi lemak 10% (LDL hari ke-8)
3. Setelah pemberian ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dan
simvastatin (LDL hari ke-22)
34
Tikus dipuasakan dari pakannya selama 8-12 jam pada malam hari
sejak pukul 22.00 WIB. Sampel darah diambil dari vena orbita tikus
dengan menggunakan pipet kapiler sebanyak 3 cc pada pagi hari sekitar
pukul 08.00-09.00 WIB. Sampel darah ini kemudian akan diperiksa oleh
tenaga ahli laboratorium di Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pengukuran kadar kolesterol LDL menggunakan metode
precipitation reagent for in vitro determination of LDL Cholesterol with
the CHOD-PAP method by photometric system.
Cara pemeriksaan LDL serum di laboratorium :
Tahap presipitasi:
a. Tabung presipitasi diisi dengan 100 µl plasma dan 1000 µl reagen
presipitasi, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 ºC.
b. Setelah inkubasi 10 menit pada 37ºC, kemudian disentrifugasi
selama 10 menit pada kecepatan 4000 rpm, supernatan diambil 0,1
ml untuk determinasi.
Tahap determinasi:
c. Disiapkan tabung standard dan sampel, diberi label yang sesuai,
kemudian diisi dengan 100 µl supernatan untuk sampel; dan 100 µl
standard kolesterol untuk standard dan ditambahkan 1000 µl reagen
kolesterol kepada setiap tabung. Diinkubasi selama 10 menit pada
suhu 20-25ºC.
d. Setelah inkubasi 10 menit pada suhu 20-25ºC kemudian dilakukan
pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 546 nm
35
menggunkan spektrofotometer dengan blangko sebagai acuan.
Kemudian dilakukan penghitungan hasil dengan rumus:
Kadar LDL serum = {(Absorbansi sampel–Absorbansi blangko) /
(Absorbansi standard–Absorbansi blangko)} x konsentrasi standard
Konsentrasi standard = 200 mg/dl
G. Tata Urutan Kerja
1. Tahap persiapan
a. Hewan coba ditimbang berat badannya dan dipilih 32 ekor hewan
coba. Hewan coba yang terpilih dikelompokan secara acak menjadi
empat kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor
hewan coba dan diberi nomor urut 1-8 dan tanda cat pada tubuhnya.
Masing-masing hewan coba ditempatkan pada kandang yang
berbeda.
b. Melakukan observasi selama tiga hari untuk melihat proses adaptasi
dari hewan coba tersebut sebelum penelitian.
c. Setelah proses adaptasi hewan coba selama tiga hari, diambil sampel
darah dari vena orbital tanpa dekapitasi dari delapan ekor tikus per
kelompok, kemudian dilakukan pemeriksaan kadar LDL serum oleh
tenaga ahli laboratorium di Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Tahap perlakuan
a. Induksi Hiperlipidemia
36
Kelompok II, III dan IV dibuat hiperlipidemia dengan diberikan
pakan standar AD II ditambah pakan tinggi lemak 10%. Pakan
tinggi lemak yang diberikan berasal dari lemak babi sediaan cair.
Pakan tinggi lemak dibuat dengan mencampurkan lemak sebanyak
10% dari total pakan yang diberikan perhari pada masing-masing
tikus. Perbandingan komposisi pakan standar AD II dan lemak yang
akan dicampurkan adalah 9:1. Pakan tinggi lemak 10% diberikan
secara ad libitum selama 7 hari.
d. Pada hari ke 8 penelitian, diambil sampel darah dari vena orbital
tanpa dekapitasi dari delapan ekor tikus per kelompok, kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar LDL serum oleh tenaga ahli
laboratorium di Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
b. Setelah dilakukan induksi hiperlipidemia dengan pemberian pakan
tinggi lemak 10% selama 7 hari, kemudian masing-masing kelompok
mendapatkan perlakuan sebagai berikut:
1. Kelompok I, kelompok kontrol negatif. Tikus putih sehat tanpa
perlakuan pemberian pakan tinggi lemak 10%, tanpa pemberian
simvastatin dan ekstrak daun salam, diberikan aquadestilata 2
ml/hari sebagai plasebo, peroral dengan sonde lambung selama
15 hari sejak hari ke-8 penelitian
2. Kelompok II, kelompok kontrol positif. Tikus putih yang diberi
induksi hiperlipidemia berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7
hari, tanpa pemberian simvastatin dan ekstrak daun salam,
37
diberikan aquadestilata 2 ml/hari sebagai plasebo, peroral dengan
sonde lambung selama 15 hari sejak hari ke-8 penelitian
3. Kelompok III, kelompok tikus putih yang diberi induksi
hiperlipidemia berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7 hari,
kemudian diberikan simvastatin secara peroral dosis 0,18
mg/200grBB/hari yang dilarutkan dalam aquadestilata 2 ml
menggunakan sonde lambung selama 15 hari berturut-turut mulai
dari hari ke-8 penelitian
4. Kelompok IV, kelompok tikus putih yang diberi induksi
hiperlipidemia berupa pakan tinggi lemak 10% selama 7 hari,
kemudian diberikan ekstrak daun salam (Eugenia polyantha)
peroral dosis 0,72 gr/200grBB/hari yang dilarutkan dalam
aquadestilata 2 ml menggunakan sonde lambung selama 15 hari
berturut-turut mulai dari hari ke-8 penelitian
e. Setelah diberikan perlakuan kepada masing-masing kelompok
selama 15 hari berturut-turut sejak hari ke -8 penelitian, pada hari
ke-22 penelitian diambil sampel darah dari vena orbital tanpa
dekapitasi dari delapan ekor tikus per kelompok, kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar LDL serum oleh tenaga ahli
laboratorium di Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
3. Tahap dokumentasi data
Hasil penghitungan kadar LDL serum didokumentasikan.
38
Gambar 3.1 Skema Tata Urutan Kerja
Keterangan :
1. K(-) : Kelompok Kontrol Negatif (-)
2. K(+) : Kelompok Kontrol Positif (+)
32 Ekor Tikus Wistar Jantan
Aklimatisasi selama 3 hari
Pakan standar AD II + Pakan tinggi lemak 10%
Penimbangan dan pengelompokan secara acak
Kelompok III8 ekor
Kelompok II K(+)
Aquadestilata
Pakan Standar AD II ad libitum
Kelompok I8 ekor
Kelompok IV8 ekor
Kelompok II8 ekor
Kelompok IIISonde Simvastatin
0,18 mg/200grBB/hari
Kelompok IK(-)
Aquadestilata
Kelompok IVSonde ekstrak daun
salam 0,72 gr/200grBB/hari
LDL I
LDL II
LDL III
!7 hari
!15 hari
Pakan standar AD II
39
3. LDL I : Kadar LDL serum yang diukur setelah masa adaptasi
(LDL hari ke-0)
4. LDL II : Kadar LDL serum yang diukur setelah pemmberian pakan
tinggi lemak (LDL hari ke-8)
5. LDL III : Kadar LDL serum yang diukur Setelah pemberian ekstrak
daun salam segar dan simvastatin (LDL hari ke-22)
H. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan bantuan program
komputer (SPSS) versi 17. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh
distribusi variabel yang diukur. Analisis univariat ditampilkan dalam tabel
yang mencantumkan rerata dan standar deviasi. Analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui beda antara kelompok perlakuan dan kontrol dari variabel
yang diukur. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Saphiro-Wilk karena
sampel kurang dari sama dengan 50 (Dahlan, 2008).
Jika data terdistribusi normal, maka analisis bivariat yang akan
digunakan adalah ANOVA (Analysis of Variance) 1 jalan dengan taraf
kepercayaan 95% (α = 0,05) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
bermakna kadar LDL serum antar kelompok perlakuan, kemudian
dilanjutkan analisis posthoc Tukey HSD untuk mengetahui letak kelompok
yang memiliki perbedaan yang paling signifikan. Jika data tidak terdistribusi
normal, maka akan dilakukan analisis bivariat dengan uji non parametrik
Kruskall-Wallis yang dilanjutkan dengan analisis Man Whitney (Dahlan,
2008).
40
I. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dan pengambilan data sampel akan dilakukan selama 2 bulan
yaitu pada bulan Februari – Maret 2012. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Gizi, Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
J. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2.Jadwal Penelitian
No Rencana KegiatanWaktu (Bulan)
Februari Maret
1 Persiapan Proposal Penelitian V
2 Seminar Proposal Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian V
4 Pengolahan dan Analisis Hasil Penelitian
5 Penyusunan Laporan Akhir Penelitian
6 Seminar Hasil Penelitian
top related