metal dtector
Post on 14-Aug-2015
184 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
METAL DETECTOR
1. DASAR TEORI
Teror bom akhir-akhir ini sering kali terdengar bahkan kita sebagai orang awam menjadi
ketakutan. Rasa aman dan kenyamanan menjadi terganggu oleh kegiatan sweeping bom,
pemeriksaan atau bahkan penggeledahan. Saat ini bom yang biasanya terbuat dari bahan
logam itu harus dideteksi dengan peralatan yang mahal dan hanya instansi-instansi tertentu
yang memilikinya.
Metal detector tidaklah selalu digunakan sebagai detector bom, masih banyak kegunaan
lainnya seperti pendeteksian bongkahan fosil di dinding-dinding batu atau harta karun yang
terkubur di tanah. Detector logam secara umum dapat dikatakan sebagi alat yang dapat
mendeteksi adanya logam pada jarak tertentu dari sensor.
Metode yang digunakan untuk membangun sebuah detector logam sangat beragam dan
semuanya itu tergantung dari aplikasi detector logam. Yang dimaksudkan dengan aplikasi
adalah apa yang ingin di deteksi logam atau benda non-logam. Jadi aplikasi dari detector
logam tidaklah harus logam tetapi dapat pula berupa benda non-logam (tidak semua benda
non-logam).
Beat Frequency Oscilator
Salah satu tipe dari detector logam adalah tipe Beat frequency Oscilator (BFO). Metoda
yang digunakan pada detector logam pada umumnya adalah perubahan karakteristik osilator
ketika terdapat sensor mendekati adanya logam.
Gambar 1
Blok Diagram Detector Logam dengan Beat Frequency Osilator
2
Detector bekerja berdasarkan frekuensi resonan yang telah di atur berubah-ubah ketika
terdapat objek berupa logam yang letaknya cukup dekat dengan sensor search coil.
Rangkaian tuning (tune circuit) harus merupakan bagaian dari rangkaian osilator sehingga
jika koil sensor didekati oleh logam tertentu maka frekuensi output dari rangkaian osilasi ini
akan berubah. Variasi perubahan frekuensi output ini tergantung dari frekuensi yang dipilih.
Pemilihan frekuensi yang semakin tinggi akan menyebabkan sensitivitas rangkaian
meningkat karena perubahan frekuensinya semakin besar. Tetap jika pemilihan frekuensi
terlalu tinggi maka pada prakteknya akan menghasilkan suatu sistem yang tidak sensitif. Hal
ini karena pada frekuensi tinggi sebagian besar tidak akan dipantulkan kembali tetapi akan
diserap oleh tanah, material bangunan.
Gambar 2Rangkaian Detector Logam dengan Beat Frequency Oscilator
Frekuensi yang digunakan (f1-dihasilkan oleh tank circuit dengan L1) biasanya di atas
kemampuan pendengaran manusia. Karena tidak bisa didengar oleh pendegaran manusia
maka perubahan frekuensi yang terjadi juga tidak akan dapat didengar pula. Untuk
mengatasi hal ini maka harus dibuat nada tersendiri (audible frekuency- f2) yang
menunjukkan adanya perubahan frekuensi tersebut. Inilah yang dikatakan dengan beat.
Dengan pencampuran sinyal kedua (f1 dan f2) akan menghasilkan sinyal f1, f2, (f1+f2), dan
(f1-f2). Sinyal yang dapat didengar oleh pendengaran manusia adalah sinyal (f1-f2). Maka
ketika ada perubahan frekuensi yang disebabkan perubahan karakteristik di search coil dapat
didengarkan oleh manusia sebagai irama-beat yang berubah-ubah. Irama –beat inilah yang
merupakan sinyal (f1-f2) tadi.
Pengaturan VC1 tidaklah mudah karena hal ini memerlukan percobaan pada logam tertentu.
Begitu pula untuk pengaturan irama beat yang didengar karena pada suatu kondisi tertentu
irama beat ini akan terasa menggangu sekali. Jadi tidaklah menutup kemungkinan tidak
3
dihasilkannya beat atau irama beatnya lebih rendah dari keadaan normalnya karena
semuanya ini dapat di atur pada VC1.
Jadi ketika terdapat perubahan karakteristik search coil maka akan dihasilkan pula suara
yang frekuensinya tergantung dari beda frekuensi yang dihasilkan oleh L1 dan frekuensi
yang dihasilkan oleh L2.
Metode ini masih mempunyai kelemahan yaitu variasi frekuensi outputnya masih terlalu
kecil sehingga perubahan frekuensinya hampir tidak nampak. Selain itu pada suatu kondisi
tertentu dapa menghasilkan suatu frekuensi dibawah audible sound. Untuk itu perlu adanya
konfigurasi ulang pada kapasitor kopling dan nilai frekuensi yang digunakan.
Nilai-nilai komponen yang ada dirangkaian gambar 2 merupakan nilai-nilai yang tertentu
pada suatu logam. Jadi untuk logam tertentu maka nilai komponennya perlu disesuiakan
terutama VC1, C1, C4, dan C5.
Induktor L1 dibentuk dari lilitan yang berfungsi sebagai search coil. Induktor ini akan
beresonansi bersama-sama dengan VC1 untuk menghasilkan tank circuit dengan Q yang
tinggi. Osilator yang kedua dibentuk dari L2, C4, C5, R4, dan Q2 dan rangkaian osilator ini
akan menghasilkan suatu sinyal dengan frekuensi yang tetap. D1 berfungsi sebagai
pencampur sederhana antara f1 dan f2 dan akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi (f1-
f2) dan banyak sinyal harmonic. Sinyal dengan frekuensi (f1-f2) dibuat sedemikian hingga
dapat berada pada daerah yang dapat didengar oleh pendengaran manusia.
Misalkan f1 pada 100KHz dan f2 pada 101KHz maka setelah dimixer, sinyal (f1-f2) akan
menghasilkan sinyal dengan frekuensi 1KHz. Sinyal differensial ini harus dikuatkan terlebih
dahulu dengan menggunakan sebuah opamp yang nantinya hanya dapat men-drive
headphone dengan impedansi yang tinggi. Jika dinginkan agar dapat digunakan untuk
headphone biasa maka LM741 dapa diganti dengan chip amplifier yang bertipe audio
amplifier. Karena audio ampilifier outputnya mempunyai impedansi yang rendah.
Pengaturan gain amplifier ditentukan dari pengaturan R7 dan R10 dan jika diperlukan maka
output dari LM741 dapat dimasukkan ke sebuah rangkaian power amplifier untuk dapat
menggerakkan sebuah spaker.
Rangkaian pada gambar 2 sangat sederhana sehingga memungkinkan terjadinya frequency
drift – pergeseran frekuensi. Hal ini biasanya disebabkan oleh karena faktor suhu. Walaupun
demikian permasalahan ini bukan merupakan masalah yang serius. Permsalahan ini dapat
4
ditanganni dengan mencari komponen kapasitor yang mempunyai toleransi suhu cukup
besar. Selain itu layout PCB juga mempunyai pengaruh yang besar pada permsalahan ini.
Ukuran dari search coil tergantung dari sensitivitas detector logam yang dinginkan dan
bentuk dari sensor itu sendiri. Misalnya, sebuah search coil yang besar tentunya dapat
dengan mudah menemukan logam yang dicari pada suatu area yang luas daripada sebuah
detector logam dengan search coil yang kecil. Sebaliknya detector logam yang besar tidak
dapat menentukan lokasi kabel yang tertanan pada sebuah tembok dengan tepat karena
ukuran sensornya yang besar.
Jadi semakin besar search coil nya maka keakurasiannya semakin kecil tetapi sensitiviasnya
semakin besar tetapi sebaliknya search coil yang kecil, biasanya digunakan untuk compact
metal detector, mempunyai keakurasian yang tinggi tetapi sensitivitasnya kurang. Bentuk
dari search coil biasanya adalah lingkaran atau persegi. Selain itu perlu adanya lapisan
shield yang berfungsi untuk mengurangi efek elektrostatis dan efek-efek yang disebabkan
karena benda-benda kapasitif.
Detector Resonansi dengan Frekuensi Tetap
Pada detector ini, prinsipnya hampir sama dengan BFO tetapi sedikit berbeda pada bagian
tune circuitnya. Perubahan karakteristik pada search coil akan menyebabkan nilai Q
bergeser sehingga sinyal dengan frekuensi tetap amplitudonya berubah-ubah. Pada saat
search coil didekatkan pada sebuah logam maka nilai Q akan tepat pada frekuensi sinyal
yang dihasilkan pada fix frequency oscilator dan akan menghasilkan sinyal dengan peak
yang maksimal.
Gambar 3Detector Resonansi dengan Frekuensi Tetap
5
Sehingga dengan menggunakan detector ini akan didapatkan perubahan amplitudo/level
tegangan sinyal yang dihasilakn oleh osilator tersebut. Tinggi-rendahnya level sinyal
tersebut dihasilkan dari penyerahan dan pemfilteran sinyal osilator yang di-tune berdasarkan
karakteristik L pada search coil.
Gambar 4Rangkaian Pengganti Voltmeter
Ketika tegangan threshold tercapai maka dengan menghubungkan sebuah komparator pada
output dari blok rectifier/filter dan output LM311, sebuah komparator, pada sebuah buzzer
maka akan didapatkan sebuah suara ketika mendeteksi kehadiran sebuah logam.
R1 dan VR1 digunakan untuk mentukan tegangan threshold dan R3 digunakan untuk
mengatur histerisis pada proses komparator LM311. Histeris mutlak diperlukan untuk
mencegah adanya osilasi disekitar daerah trigger. Dengan menggunakan rangkaian pada
gambar 4, buzzer tidak akan bekerja sampai ditemukannya sebuah logam.
Untuk versi detector yang menggunakan sebuah chip saja, rangkaian detector logam dapat
dibangun dengan mengguakan chip CS209A. Chip ini memang didisain untuk kepentingan
pendeteksian logam. Chip ini biasanya digunakan untuk detector logam mini. Operasi
kerjanya mirip dengan detector resonan yang menggunakan frekuensi tetap. Output dari chip
CS209 ini nanti dapat menggerakkan sebuah buzzer.
Metode detector logam yang lain adalah dengan menggunakan magnetometer. Detector ini
biasanya digunakan untuk mendeteksi logam yang tertanam jauh di dalam tanah.
6
Gambar 5Blok Diagram Detector dengan Metode Magnetometer
Detector logam yang menggunakan metode magnetometer tidaklah kebal terhadap
gangguan-gangguan yang disebabkan oleh medan magnet yang disebabkan oleh jaringan
listrik, atau meterial-material yang mengandung bahan-bahan magnetik. Walaupun demikian
detector logam ini paling menjanjikan hasil yang paling baik daripada detector-detector
logam dengan metode yang lain.
Karena sinyal magnetik yang diterima sangat kecil maka konstruksi alatnya perlu
diperhatikan dengan baik begitu pula dengan rangkaian osilator dan drivernya.
Ketika terdapat logam maka sinyal yang dihasilkan oleh osilator akan semakin kuat,
semakin tinggi puncak dari sinyal akan menghasilkan level tegangan yang semakin tinggi
pula.
Bagaimana cara menentukan keberadaan sebuah logam dengan sebuah detector logam juga
menentukan keberhasilan pencarian logam yang dimaksudkan. Walaupun dalam beberapa
metode yang terakhir semuanya ditentukan dari pembacaan voltmeter tidaklah harus
demkian karena dengan menentukan level trigger pada level tertentu maka dapat digunakan
untuk membunyikan sebuah buzzer atau menyalakan sebuah LED.
Dengan mencari kondisi yang paling maksimal maka dapat diambil kesimpulan bahwa
logam terletak pada area tersebut. Dengan menggunakan search coil yang lebih banyak pun
dapat dihasilkan penunjukkan yang tepat dalam waktu yang lebih singkat.
7
Yang penting bahwa dalam pembacaan hasil dari sebuah detector, kondisinya dapat
bervariasi tergantung dari bahan logam yang dikandung dan kedalamannya terhadap
permukaan tanah.
Pada rangkaian ini komponen yang digunakan adalah:
- Resistor
- Kapasitor
- Dioda
- Transistor
- Speaker/Buzzer
- Kumparan kawat
- Baterai
- Saklar
1) Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus
listrik dan juga salah satu komponen yang kami pergunakan pada pembuatan DADU
ELEKTRONIK ini.
Resistor dapat dibagi 2 macam yaitu :
* Resitor Tetap
Resistor tetap adalah yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Dalam DADU
ELEKTRONIK ini, resistor yang digunakan memiliki batas kemampuan daya
misalnya 1/4 watt, dan nilai toleransinya sebesar 5%
Artinya resistor hanya dapat dioperasiakan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan daya.
Simbol resistor tetap
(a) (b)
8
Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat atau dibaca dari warna yang ada di badan
resistor itu sendiri atau pada bagian luar badan resistor yang disebut gelang warna.
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.
Gambar 5. Diagram Blok Warna Resistor
9
Tetapi pada proyek yang kami buat dalam hal ini adalah DADU ELEKTRONIK resistor yang
kami gunakan dan memang yang dibutuhkan pada rangkaian adalah resistor yang
menggunakan 4 gelang warna jadi yang akan lebih diperjelas adalah resistor 4 warna saja dari
rangkaian dibutuhkan resistor yang bernilai 1KiloOhm ysitu dengan cara sebagai berikut.
Bernilai 1 KiloOhm
Berwarna : * Gelang I : Emas
* Gelang II : Jingga
* Gelang III : Hitam
* Gelang IV : Coklat
Bernilai 680 Ohm
Berwarna : * Gelang I : Emas
* Gelang II : Coklat
* Gelang III : Abu-abu
* Gelang IV :Biru
Resitor 4 warna ini juga berfungsi sebagai penghambat arus listrik sebagaimana fungsi
resistor lainnya.
* Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai kemampuannya atau nilai
hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain, hambatan
geser trimpot dan potensiometer. Karena pada rangkaian two wire intercom yang
dipergunakan hanya resistor yang bernilai tetap, jadi kami membahas resistor tidak
tetap sebatas yang besarnya saja.
a. Keostat
Merupakan hambatan geser yang terbuat dari kawat nikelin yang dillilitkan pada
silinder keramik dan terdapat logam yang menempel pada penghantar dan dapat
digeser kedudukannya.
b. Trimpot
Merupakan hambatan yang memiliki nilai hambatanya dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan. Dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng.
10
2) Kapasitor
Kapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik
pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau kapasitansi seperti halnya hambatan, kapasitor
dapat dibagi menjadi :
* Kapasitor tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas atau
kapasitansi yang tetap.
Simbolnya .
Gambar 6. Simbol Kapasitor
Kapasitor tetap yang digunakan dalam DADU ELEKTRONIK adalah 0,01
Mikro farad yang berfungsi sebagai flip-flop. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan
yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut
dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas
maupun film. Biasanya kapasitor yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari
1 mikrofarad.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca melalui kode
angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka:
Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga)
menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).
* Kapasitor Tidak Tetap
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasiotansi
atau kapasitas yang dapat diubah – ubah. Kapasitor terdiri dari :
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah – ubah dengan cara
memutar porosnya dengan memutar obeng.
Simbol trimmer kapasitor :
11
Gambar 6a
b. Variabel Kapasitor (Varco)
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah - ubah dengan
memutar poros yang tersedia.
Simbol Varco:
Gambar 6b
Kapasitor mempunyai keistimewaan diantaranya :
- Penghubung , penstransfer , dan melewatkan arus bolak-balik
- Memblok arus dan tegangan searah
- Menyimpan dan mengeluarkan muatan listrik
- Penala frekuensi pada rangkaian
- Ada beberapa jenis kapasitor yaitu :
- Kapasitor keramik
3) Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan
tegangan listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok dari Germanium (Ge) dengan
tegangan barier sebesar 0,3volt artinya bila tegangan yang melewatinya kurang dari 0,3 volt
maka dioda tidak bekerja dan Silikon (Si) dengan tegangan barier sebesar 0,7 volt artinya bila
tegangan yang melewatinya kurang dari 0,7 volt maka dioda tidak bekerja.
Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur
demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
12
Gambar 7. Simbol dan struktur dioda
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut
lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti
yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron
sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu
jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi
N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P.
Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena
ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi
arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Gambar 7a. dioda dengan bias maju
Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi
P.
Gambar 7b. dioda dengan bias negatif
13
Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup
berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi
terjadinya arus.
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta
diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini
disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer).
Gambar 7c. grafik arus dioda
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda
tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
2.3.1 Dioda Kontak titik dan Dioda Hubungan
Dioda kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi
menjadi frekuensi rendah, misalnya tipe OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Dioda Hubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegangan listrik yang
besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda ini
memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya tipe 1N4001 ada 2 jenis, yaitu
yang berkapasitas 1Ă / 50 volt dan 1Ă / 100 volt.
14
Gambar 7d. Simbol Dioda Kontak Titik dan Dioda Hubungan
2.3.2 Dioda Zener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen
elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari
zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih
banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat
tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt.
Gambar 7e. Simbol Zener
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener
biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Zener juga banyak digunakan untuk
aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya tipe 12 volt artinya dioda zener dapat
membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 volt menjadi 12 volt. Zener yang ada dipasaran
tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdwon-nya.
2.2.3 Dioda Pemancar Cahaya (LED)
Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED
merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan
energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika
mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna
cahaya yang berbeda pula.
15
Gambar 7f. Simbol LED
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning
dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan,
namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu
diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED
dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
Gambar 7g. LED array
LED sering dipakai sebagai indicator pada peraga atau display yang masing-masing
warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain.
LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam
bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan
angka numerik dan alphabet.
4) Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.
Gambar 8. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
16
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Cara kerja semikonduktor
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
17
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
Cara kerja transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
18
Jenis-jenis transistor
PNP P-channel
NPN N-channel
BJT JFET
Gambar 9. Simbol Transistor dari Berbagai Tipe
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di
19
"depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
5) Buzzer
Gambar 10. Gambar dan Simbol Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
6) Kawat Tembaga
Kabel tembaga adalah :kabel dengan penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga biasanya disebut kabel instalasi.
Gambar 11. Kawat Tembaga
20
Ada dua jenis kabel tembaga berdasarkan bahan penghantar, fungsi dan susunan isolasinyaCiri-ciri kabel tembaga berdasar bahan penghantarnya :
bentuknya padat dan berurat banyak bahan dari alumunium murni dan campuran
ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya: untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat elektronika,panel
tenaga dan distribusi menggunakan isolasi PVC dan XLPE
Ada tiga hal pokok dari kabel yaitu :1. Konduktor : merupakan bahan untuk menghantarkan arus listrik2. Isolator : merupakan bahan dielektrik untuk menisolasi dari penghantar yang satu
dengan yang lain dan juga terhadap lingkungannya.3. Pelindung luar : merupakan bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis, pengaruh
bahan-bahan kimia elektrolysis, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang merugikan.
Penentuan besar kecil dan jumlah serabut/inti yang digunakan dapat diketahui dari PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)Tabel Nomenklatur Kode-kode kabel di Indonesia
Kode KeteranganN Kabel standard dengan penhantar/inti tembagaNA Kabel dengan penghantar alumuniumY Isolasi PVCG Isolasi karetA Kawat berisolasiY Selubung PVC (Polyvinyl Chloride) untuk kabel luarM Selubung PVC untuk kabel luarR Kawat baja bulat (perisai)Gb Kawat pipa baja (perisai)B Pipa bajaI Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tanganre Penghantar padat buatrm Penghantar bulat berkawat banyakSe Penghatar bentuk pejal(padat)Sm Penghantar diplilin bentuk sektorf Penghantar halus dipintal bulatff Penghantar sangat fleksibelZ Penghantar ZD Penghantar 3 jalur yang ditengah sebagai pelindungH Kabel untuk alat bergerakRd Inti dipilin bentuk bulatFe Inti pipih
-1Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning
21
7) Baterai
Baterai adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi kimia menjadi
energi listrik yang dapat di gunakan sebagai sumber energy. Sebuah baterai biasanya
terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Bahan elektrolit yang berada di antara kedua elektroda tersebut akan bereaksi
untuk menghasilkan energi listrik untuk kemudian di salurkan melalui elektroda positif
dan negatif. Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan
listrik 1,5 volt.
Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan
rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat
pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer,
sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.
Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energi
kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena
menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction).
Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa
dibalik (reversible reaction).
a. Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan
fungisida.
b. Air Raksa
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer,
dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer
22
telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan
kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh
terutama melalui proses reduksi dari cinnabar mineral. Densitasnya yang tinggi
menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di
dalam cairan raksa hanya dengan 20% volumenya terendam.
c. Asam sulfat
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2S O 4, merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan
utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak.
Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm
yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan.
Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini
disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat
dan cenderung untuk terapung di atas asam.
d. Zink (Seng)
Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat.
Mineral yang mengandung seng di alam bebas antara lain kalamin, franklinit,
smithsonit, willenit dan zinkit. Dalam industri zink mempunyai arti penting:
melapisi besi atau baja untuk mencegah proses karat
digunakan untuk bahan batere
zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan
metalurgi bubuk
zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik, plastik, karet,
sabun, pigmen dalam cat dan tinta
zink dalam bentuk sulfida digunakan untuk industri tabung televisi dan lampu
pendar
zink dalam bentuk klorida digunakan untuk pengawetan kayu.
e. Amonium Klorida
f. Antimon
Antimon sedang dikembangkan dalam produksi industri semikonduktor dalam
produksi dioda, detector infra merah.Sebagai sebuah campuran, semi logam ini
23
meningkatkan kekuatan mekanik bahan. Manfaat yang paling penting dari antimon
adalah sebagai penguat timbal untuk baterei.
g. Kadmiun
h. Perak
Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas
listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk
bebas.
i. Nikel
j. Hidrida Logam Nikel
k. Litium
l. Hidrida
m. Kobalt
n. Mangan
o. Nitrogliserin
p. Rubbinium
Gambar 12.
Struktur Baterai dan Baterai
8) Saklar
Saklar adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi untuk memutus dan
menyambung aliran listrik, pada rangkaian saklar berfungsi sebagai terminal. Pada umumnya saklar
memiliki dua kondisi yaitu ON (menyambung) dan OFF (memutus), apabila saklar dalam kondisi ON
maka kedua kutup saklar dalam kondisi terhubung, sehingga arus listrik dapat mengalir dari sumber
tegangan ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian dapat bekerja, tetapi apabila saklar dalam keadaan
OFF maka kedua kutup saklar dalam kondisi memutus (tidak tersambung), sehingga arus listrik dari
sumber tegangan tidak dapat mengalir ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian tidak dapat bekerja.
24
Gambar 13. Saklar On/Off
2. PERANCANGAN ALAT
2.1 Blok Diagram
Gambar 14
Diagram Blok Rangkaian Metal Detector
Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet yang membentuk medan
electromagnet pada satu atau beberapa koil. Pada rangkaian ini lilitan/koil yang digunakan 2
lilitan kawat kumparan yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, lilitan yang
berjumlah 70 merupakan receiver dan lilitan yang berjumlah 50 sebagai transmitter. Osilasi
adalah proses terganggunya medan magnet melalui transistor ketika ada logam yang melewati
kumparan sehingga dapat mengaktifkan beban (LED dan Buzzer) melalui amplifier.
25
2.2 Skema Rangkaian
Gambar 15
Gambar Rangkaian Metal Detector
2.3 Pola Jalur/Layout PCB
Gambar 16
Layout PCB Rangkaian Alarm Cahaya
26
2.4 Tata Letak Komponen
Gambar 17
Tata Letak Komponen Rangkaian Alarm Cahaya
2.5 Daftar Bahan
1. Resistor
Resistor 18 Ω 1 buah
Resistor 330 Ω 2 buah
Resistor 1K Ω 1 buah
Resistor 1K8 Ω 1 buah
Resistor 10K Ω 1 buah
Resistor 56K Ω 1 buah
Resistor 220K Ω 1 buah
Resistor 270K Ω 1 buah
Mini Potensiometer 1K 1 buah
2. Kapasitor
Kapasitor keramik 10nF 1 buah
Kapasitor keramik 47nF 1 buah
Kapasitor keramik 100nF 1 buah
Kapasitor elektrolit 1000µF 1 buah
3. Kabel kumparan lilitan 0.5mm 30 meter
27
4. Dioda zener
Dioda 1N 4148 1 buah
Dioda 5v6 1 buah
5. LED Merah 3mm 1 buah
6. Transistor
Transistor BC 547 3 buah
Transistor BC 557 1 buah
BC 338/337 1 buah
7. Mini Speaker 8 Ω/Buzzer 1 buah
8. Baterai 9V 1 buah
9. FeCl3 secukupnya
10. Mata bor 1 buah
11. Timah secukupnya
12. Solder 1 buah
13. Papan PCB 1 keping
28
2.6 Daftar Harga Alat dan Bahan
No. Nama
Komponen
Spesifikasi Jumlah Harga
Satuan
Harga Total
5. Resistor 18 Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
330 Ω 2 buah Rp. 200,- Rp. 400,-
1K Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
1K8 Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
10K Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
56K Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
220K Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
270K Ω 1 buah Rp. 200,- Rp. 200,-
Mini
Potensiometer
1K 1 buah Rp. 2000,- Rp. 2000,-
6. Kapasitor 10nF 1 buah Rp. 250,- Rp. 250,-
47nF 1 buah Rp. 250,- Rp. 250,-
100nF 1 buah Rp. 250,- Rp. 250,-
1000µF 1 buah Rp. 250,- Rp. 250,-
7. Dioda Zener 5v6 1 buah Rp. 500, Rp. 500,
1N4148 1 buah Rp. 2000, Rp. 2000,
8. LED Merah 1 buah Rp. 250,- Rp. 250,-
Transistor BC 547 3 buah Rp. 2000, Rp. 6000,
BC 557 1 buah Rp. 2000, Rp. 2000,
BC 337 1 buah Rp. 2000, Rp. 2000,
9 Buzzer - 1 buah Rp. 2000, Rp. 2000,
10. Baterai 9V 1 buah Rp. 9000,- Rp. 9000,-
11. Larutan FeCl3 1 kantong Rp. 3000,- Rp. 3000,-
12. Timah - 1 gulung Rp. 3000,- Rp. 3000,-
13. Papan PCB 10x10 Rp. 5000,- Rp. 5000,-
Total Rp. 39950,-
3. PROSEDUR PENGUJIAN ALAT
29
Gambar 18. Pengujian Alat
Untuk pengujian alat, kita biasa melakukannya di atas protoboard terlebih dahulu agar lebih
mudah diperiksa dan diperbaiki jika terdapat kesalahan. Seperti tampak diatas, setelah semua
komponen telah disusun kita dapat mendekatkan logam atau benda-benda lain yang berbau
logam sperti besi, obeng, paku, dll kearah kumparan kawat. Ketika logam tersebut mendekati
area sensitivitas kawat, maka 2 buah kawat yang menjadi transimitter dan receiver akan
berosilasi sehingga buzzer akan berbunyi. Untuk mengatur bunyi buzzer bias diatur melalui
mini potensiometer dengan cara memutarnya dengan menggunakan obeng. Setelah proses
pengujian selesai maka kita bisa merakitnya ke papan PCB.
4. JADWAL KEGIATAN
30
NO. KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Pembuatan
Proposal Alat
2.
Pengumpulan
Data dan
Referensi
3.Perancangan
Alat
4.Pengujian dan
Analisa
5.Penyusunan
Laporan
31
ORGANISASI PELAKSANA
1. Nama : M. Syahrizal RangkuTempat/Tgl Lahir : Palembang, 28 Desember 1992Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Jalan Tanjung Barangan RT.001 RW.003
No.81 Kel.Bukit Baru PalembangEmail : rizal_rangku@engineer.comPend. yang ditempuh : D3 POLSRI
2. Nama : M. Erick TaurickTempat/Tgl Lahir : Palembang, 02 Maret 1994Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Komplek Azhar Blok C4 No.4 Kab.BanyuasinEmail : erick020394@gmail.comPend. Yang ditempuh : D3 POLSRI
3. Nama : Wanda IrawanTempat/Tgl Lahir : Palembang, 20 Februari 1993Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Jalan Syakyakirti No.1034 Samping
Taman Purbakala Kerajaan SriwijayaEmail : awhanzachary@gmail.comPend. Yang ditempuh : D3 POLSRI
top related