media asli tak hidup (awetan)...i media pembelajaran biologi media asli tak hidup (awetan) dosen...
Post on 24-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
MEDIA ASLI TAK HIDUP (AWETAN)
Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd.M.Pd.
Nama Penulis :
Gusti AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/V)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SARASWATI TABANAN
2017
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmatNya penulis bisa bekerja dan
berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul “Media Pembelajaran Biologi Dengan
Menggunakan Media Asli Tak Hidup (Awetan)” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan tugas ini sebagai syarat tugas serta mengulas materi
yang berhubungan dengan mata kuliah kuliah Agroteknologi Lahan Kering.
Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari pihak lain dalam
penyelesaian tugas ini. Untuk itu, penulis mengucakan terima kasih kepada :
1. Bapak I Gede Sudirgayasa,S.Pd.M.Pd. selaku dosen mata kuliah Media
Pembelajaran Biologi dan memberikan tugas didalam pembuatan Makalah
yang akan dimasukkan di dalam blog internet.
2. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang konstuktif dari
pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan pembuatan tugas
selanjutnya.
Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai akhir kata penulis
ucapkan terimakasih.
Tabanan, 6 Januari 2017
Ttd,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………......................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………......................2
1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………4
2.1 PENGERTIAN MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………........................4
2.2 FUNGSI, PERAN SERTA MANFAAT MEDIA ASLI TAK HIDUP …4
2.3 PENTINGNYA MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………………………5
2.4 TEKNIK PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP ……………….5
2.5 BERBAGAI CARA PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP …...6
2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA ASLI TAK
HIDUP …………………………………………………………………….10
BAB III PENUTUP …………………………………………………………..12
3.1 SIMPULAN ………………………………………………………………12
3.2 SARAN ……………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Setiap hari, terutama pada hari - hari libur, banyak orang yang terdorong oleh
keinginan tahuannya, masuk ke kebun binatang yang terdapat di kota - kota besar
di dunia ini. Mereka datang untuk melihat singa dan harimau, anjing laut dan
singa laut, burung hantu dan burung elang, ular kura - kura serta yang lainnya.
Yang juga banyak menarik perhatian orang ialah kebun raya. Di dalamnya
dikumpulkan dan ditanam bermacam - macam tumbuhan hidup yang berasal dari
berbagai tempat di seluruh dunia. Beberapa diantara tumbuhan - tumbuhan di
kebun raya ini di tanam di tempat - tempat terbuka, lainnya dipelihara dalam
rumah - rumah kaca yang besar.
Tentu saja, kita tidak perlu bertempat tinggal di dekat kebun binatang / kebun
raya, untuk dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup. Kita juga dapat pergi
ke hutan, ke lapangan atau ke kolam untuk melihat rumput - rumput, semak -
semak, dan pohon - pohon, ulat, kumbang dan cacing, burung kutilang, udang,
ular dan tikus. Juga di halaman rumah kita dapat menjumpai berbagai macam
tumbuhan dan hewan.
Apabila kita memperhatikan makhluk hidup dalam keadaan yang
bagaimana saja, akhirnya kita akan memperoleh suatu gambaran mengenai
keragaman yang terdapat diantara mereka. Bagi seorang pengunjung kebun
binatang yang biasa datang pada hari Minggu, keanekaragaman itu mungkin
hanya merupakan suatu gambaran yang singkat. Tetapi bagi mereka yang sudah
2
menangkap arti ilmu pengetahuan, gambaran mengenai keanekaragaman makhluk
hidup ini akan mendorong dan lebih membuka cakrawala pola pikir wawasan
yang lebih luas lagi. Karena masih banyak ragam makhluk hidup dari pada yang
dapat dilihat dalam kebun binatang / kebun raya, yang akan menuntun sesorang
betapa banyaknya jenis hewan atau tumbuhan yang tersebar di dunia ini, bahkan
tidak tahu apakah jenis tersebut keragaman ataupun jumlahnya masih banyak atau
tidak. Ini salah satu yang menjadi permasalahan mengapa kita perlu membuat
pengawetan - pengawetan baik hewan ataupun tumbuhan dengan memperhatikan
dan mematuhi prinsip - prinsip ekspolitasi, sehingga tidak menimbulkan suatu
kerusakan / ketidakseimbangan lingkungan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berbagai rumusan masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai
berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan media asli tak hidup tersebut ?
2) Apa saja fungsi, peran serta manfaat yang dapat diberikan dari media asli tak
hidup tersebut ?
3) Seberapa penting media asli tak hidup bagi kelangsungan hidup manusia pada
khususnya?
4) Bagaimana teknik pengawetan pada media asli tak hidup ?
5) Apa saja cara - cara yang dapat dilakukan untuk membuat media asli tak hidup
tersebut ?
6) Apa saja kelebihan dan kekurangan yang dapat di timbulkan dari media asli
tak hidup tersebut ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini,
adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan media asli tak hidup
2) Mengetahui dengan jelas apa saja fungsi, peran serrta manfaat yang dapat
diberikan dari media asli tak hidup tersebut
3
3) Mengetahui pentingnya media asli tak hidup bagi kelangsungan hidup
manusia pada khususnya
4) Mengetahui berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk membuat media asli
tak hidup
5) Mengetahui berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membuat media asli tak
hidup
6) Mengetahui kelebihan serta kekurangan dari media aslit tak hidup tersebut
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MEDIA ASLI TAK HIDUP
Media asli mati / tak hidup (awetan) merupakan media yang dapat dikatakan
gabungan dari berbagai macam media yang polanya sejenis, namun
dikelompokkan dalam satu kelompok besar secara kolektif dan seragam. Media
ini menampilkan objek nyata yang ada di dalam lingkungan hidup tetapi
ditampilkan dalam bentuk mati / tak hidup. Dengan kata lain media ditampilkan
kepada peserta didik dalam bentuk keadaan seutuhnya namun dalam keadaan tak
hidup dan dibentuk sesuai seperti sebenarnya.
2.2 FUNGSI, PERAN SERTA MANFAAT MEDIA ASLI TAK HIDUP
Media ini bertujuan untuk menunjukkan bukti bahwa sebelumnya media yang
ingin ditunjukkan itu benar-benar ada, namun untuk mendapatkan aslinya dalam
bentuk hidup terdapat kendala atau sulit untuk ditemukan kembali, maka dari itu
disajikan dalam bentuk asli namun tak hidup. Media ini biasanya dipakai dalam
pembelajaran sains sebagai alat bantu untuk keterbatasan alat atau bahan yang
tidak dapat ditemukan untuk diperlihatkan, atau mungkin untuk persiapannya
membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga ditampilkan dalam bentuk asli tak
hidup (awetan). Media asli mati namun tak hidup ini biasanya berfungsi untuk
pembelajaran yang sifatnya Research, Discovery, dan Exploration. Dimana
dengan adanya media ini peserta didik mampu untuk melakukan penelitian
melalui suatu sample yang telah mati / awetan (herbarium, taksidermi, bioplastik
serta pewarnaan tulang), untuk penemuan yang menurut peserta didik itu terbaru
dikarenakan untuk pertama kalinya melihat langsung sampel yang belum pernah
dilihat sama sekali atau dikarenakan sampel yang ditampilkan benar - benar tidak
terdapat di daerah asal tersebut serta untuk menggali ilmu lebih dalam lagi tentang
berbagai macam jenis sampel asli yang telah dibuat dalam bentuk tak hidup
(awetan).
5
2.3 PENTINGNYA MEDIA ASLI TAK HIDUP
Sepeti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kita perlu / bisa membuat
pengawetan hewan / tumbuhan antara lain karena :
1) Keperluan belajar / pendidikan / koleksi (penelitian botani, zoologi,
sistematik, morfologi, penyebaran dan disiplin ilmu yang lain)
2) Distribusi spesimen tertentu
3) Kemelimpahan tidak setiap waktu
4) Sebagai dokumen bukti - bukti kekayaan keanekaragaman (biodiversitas)
Dengan kata lain pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian - bagiannya
diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa
adanya sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan
dikoleksi dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau
pembusukan.
2.4 TEKNIK PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP
Pada bagian ini penulis tidak akan terfokus kepada pengertian klasifikasi,
sejarah, batasan, masalah, atupun macam - macam klasifikasi makhluk hidup yang
ada di muka bumi ini. Tetapi pada bagian ini kita akan lebih menekankan kepada
bagaimana teknik dan macam pengawetan khususnya untuk dunia hewan dan
tumbuhan.
Sebagai gambaran, kita ketahui keanekaragaman yang ada di dunia ini sangat
besar sekali, baik dalam bentuk, ukuran, struktur, fungsi dan yang lain. Untuk
memudahkan mempelajari hewan dan tumbuhan yang sangat beraneka ragam dari
sifat dan ciri yang ada pada hewan dan tumbuhan itu maka sadar atau tidak sadar
manusia menggolong - golongkannya menurut kepentingannya masing - masing.
Penggolongan ini didasarkan dari sifat dan ciri dari hewan dan tumbuhan itu
sendiri dan akhirnya untuk mencari kesamaan sifat.
Walaupun demikian, kita tetap sedikit harus mengetahui beberapa sistem
klasifikasi hewan atau tumbuhan agar ada kerangka tempat menggantungkan
informasi - informasi tentang tingkatan organisasi dan kemungkinan kekerabatan
berbagai jenis / tipe hewan dan tumbuhan.
6
Pengelompokkan dunia hewan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
1) Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata), hewan ini mulai dari Filum :
a. Protozoa
b. Porifera
c. Coelenterata
d. Platyhelimnthes
e. Nemathelminthes
f. Annelida
g. Mollusca
h. Echinodermata
i. Arthropoda
2) Hewan bertulang belakang (Vertebrata), hewan ini dimulai dari Filum :
a. Pisces
b. Amphibia
c. Reptil
d. Aves
e. Mammalia
Pengelompokkan / klasifikasi tumbuhan menurut August Wilhem Eichler (1839 -
1887) dalam Sudarsono (2005:30) mengumumkan suatu klasifikasi yang
pengaruhnya sampai saat ini yaitu dia membagi dunia tumbuhan menjadi dua :
1) Cryptogamae, merupakan tumbuh - tumbuhan yang alat
perkembangbiakannya tersembunyi, yang termasuk golongan ini adalah :
a. Thallophyta (Fungi dan Algae)
b. Bryophyta (Musci dan Hepaticae)
c. Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae, Filicinae)
2) Phanerogamae, merupakan tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak
tersembunyi, meliputi :
a. Gymonospemae (tumbuhan biji terbuka)
b. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
2.5 BERBAGAI CARA PENGAWETAN MEDIA ASLI TAK HIDUP
Berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk membuat awetan hewan
dan awetan tumbuhan, diantaranya :
1) Herbarium
Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium
adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen
herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material - material
tumbuhan yang telah diawetkan disimpan. Menurut cara pengawetannya, bisa
dibedakan menjadi :
7
a. Herbarium Kering, cara pengawetannya dengan cara dikeringkan terlebih
dahulu kemudian daun atau tanaman yang sudah dikeringkan tersebut di
setrika agar terlihat kering kemudian disimpan didalam bingkai foto atau
di dalam album foto supaya awet dan tahan lama.
Gambar 1. Herbarium Kering
b. Herbarium Basah, cara pengawetan dengan cara disimpan dalam larutan
pengawet seperti alkohol 70%, formalin 4 %atau FAA (larutan yang terdiri
dari formalin, alkohol, asam asetat glasial dengan formula tertentu)
Gambar 2. Herbarium Basah
2) Taksidermi
Taksidermi merupakan istilah pengawetan untuk hewan pada umumnya serta
hewan jenis vertebrata pada khususnya. Biasanya dilakukan terhdap hewan yang
berukuran relatif besar dan hewan yang dapat dikuliti termasuk beberapa jenis
reptil, burung dan mamalia. Organ dalam dikeluarkan dan kemudian dibentuk
kembali seperti bentuk asli ketika hewan tersebut hidup (dikuliti, hanya bagian
kulit yang tersisa). Pengetahuan tentang kulit ini, sering dipakai sebagai bahan
8
referensi untuk identifikasi hewan vertebrata dan juga untuk menunjukkan
berbagai macam varietas yang terdapat di dalam spesies tersebut.
Dengan kata lain taksidermi merupakan pengetahuan tentang skinning
(pengulitan), preserving (pengawetan kulit), stuffing (pembentukan), dan
mounting / opzet / pajangan (penyimpanan sesuai kondisi waktu hidup).
Dari kedua gambar di bawah sekilas nampak tidak bisa dibedakan mana
hewan yang sudah diawetkan dan mana yang belum diawetkan. Kelompok hewan
A adalah hewan yang masih hidup, sedangkan kelompok B hewan yang sudah
diawetkan dengan proses yang disebut taksidemi.
Gambar 3. Taksidermi Hewan
3) Bioplastik
Bioplastik merupakan pengawetan spesimen hewan atau tumbuhan dalam blok
resin untuk digunakan sebagai media / alat, baik itu untuk kepentingan pendidikan
atau komersial tertentu ataupun tujuan tertentu.
Teknik pengawetan hewan dan tumbuhan dengan bioplastik ini memiliki
beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan
praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek
asli tidak bisa disentuh / diraba (karena observasi hanya mengandalkan
penglihatan saja).
Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan
segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk
mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus
hidupnya.
9
Gambar 4. Bioplastik Hewan dan Tumbuhan
4) Pewarnaan Tulang
Prinsip dari teknik pewarnaan ini adalah mewarnai bagian tulang vertebrata
sehingga bisa dengan jelas membedakan tulang - tulang vertebrata secara khsusus
dan bisa digunakan untuk keperluan identifikasi ataupun determinasi vertebrarta
secara umum.
Pengamatan terhadap pertumbuhan perkembangan tulang suatu hewan
terkadang sulit kalau tanpa merusak hewan tersebut. Dengan ditemukannya
metode pewarnaan tulang dan tulang rawan dengan tidak perlu merusak tubuh
hewannya, merupakan sarana untuk penelitian keadaan dan perkembangan tulang.
Dengan hanya mewarnai tulang dan rawan saja, sedangkan yang lainnya
bening maka kita bisa mengamati berbagai hal, diantaranya bentuk,
perkembangan dan kecacatannya dari suatu hewan vertebrata pada tingkat
perkembangan yang bervariasi.
10
Gambar 5. Pewarnaan tulang pada hewan
2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA ASLI TAK HIDUP
2.6.1 Kelebihan Dari Media Asli Tak Hidup (Awetan) :
1. Objek tidak harus ditampilkan langsung dalam bentuk nyata hidup
untuk menunjukkan keberadaan suatu objek.
2. Menampilkan benda objek yang sulit ditemukan atau tidak
ditemuan di suatu daerah asal.
3. Objek bisa di deskripsikan lebih leluasa kepada peserta didik
karena objek tidak dalam keadaan bergerak atau hidup, sehingga
dapat ditunjukkan berbagai bagian yang ingin dijelaskan dari suatu
sampel.
4. Objek yang ditampilkan terhadap cara guru menjelaskan kepada
peserta didik tidak terkesan monoton.
5. Objek media mati tidak hidup dapat ditampilkan beragam dari jenis
suatu sampel yang ingin diperlihatkan, dari pada media nyata hidup
yang belum tentu dapat ditemukan keseluruhannya untuk
diperlihatkan kepada peserta didik.
6. Media nyata tak hidup terkesan unik untuk tampilannya, sehingga
peserta didik termotivasi untuk mengetahui lebih dalam bagaimana
sebenarnya media asli tak hidup ini dibuat.
2.6.2 Kekurangan Dari Media Asli Tak Hidup (Awetan) :
1. Media perlu perawatan yang baik agar tetap terjaga bentuk aslinya.
2. Untuk cakupan besar, perlu biaya yang mahal.
11
3. Media tidak dapat diperlihatkan secara maksimal dibandingkan
saat media masih benar - benar dalam keadaan hidup dan utuh.
4. Untuk herbarium kering, penjelasan media dari guru kepada
peserta didik terkesan dalam bentuk 2 dimensi.
5. Perlu ketelitian saat menampilkan media agar tidak rusak.
6. Media tidak dapat ditampilkan dalam kondisi suhu ruangan
sembarangan, biasanya dalam inkubasi ruangan dengan suhu yang
telah diatur.
2.7 APLIKASI DI KELAS MENGGUNAKAN MEDIA ASLI TAK HIDUP
Media asli mati / tak hidup (awetan) ini di aplikasikan di kelas apabila media
nyata sulit untuk di temukan atau bahkan media nyata hidup itu tidak ditemukan
sama sekali saat ini dan penerapan media ini di kelas bisa dilakukan apabila
sampel yang ingin ditampilkan tersebut tidak berada di daerah asal atau bila untuk
pembuatannya membutuhkan waktu yang lama sehingga dipakailah media ini
sebagai alat bantu mengajar di kelas untuk peserta didik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari penjelasan diatas, adapun kesimpulan yang dapat penulis dapatkan ialah :
Media asli mati / tak hidup (awetan) merupakan media yang dapat dikatakan
gabungan dari berbagai macam media yang polanya sejenis, namun
dikelompokkan dalam satu kelompok besar secara kolektif dan seragam. Media
ini menampilkan objek nyata yang ada di dalam lingkungan hidup tetapi
ditampilkan dalam bentuk mati / tak hidup. Dengan kata lain media ditampilkan
kepada peserta didik dalam bentuk keadaan seutuhnya namun dalam keadaan tak
hidup dan dibentuk sesuai seperti sebenarnya.
Proses pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian-bagiannya diperlukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa adanya
sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan dikoleksi
dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau
pembusukan. Berbagai macam cara pengawetan yang dapat dilakukan diantaranya
dengan cara :
a) Herbarium
b) Taksidermi
c) Bioplastik
d) Pewarnaan Tulang
3.2 SARAN
Untuk saran, penulis mengharapkan dengan adanya pengawetan hewan dan
tumbuhan membuat daya tarik tersendiri untuk para masyarakat khususnya para
Mahasiswa di bidang Ilmu Biologi untuk tetap mengamati seiring kemajuan
zaman dan keanekaragaman hewani dan hayati yang ada di bumi ini. Agar
pengawetan tersebut dapat berguna dengan baik, maka harus dipelihara dan
digunakan dengan baik serta cermat supaya tetap terjaga keasliannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Sarna. 2009. Mengawetkan Hewan dan Tumbuhan. Media Pendidikan |
Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.
(Diakses Jumat, 14 Oktober 2016 pada :
http://mediapendidikanok.blogspot.co.id/2009/10/mengawetkan-hewan-dan-
tumbuhan_27.html)
Suryana, Sarna. 2010. Pengawetan Hewan atau Tumbuhan dengan Bioplastik.
Media Pendidikan | Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.
(Diakses Rabu, 12 Oktober 2016 pada :
http://mediapendidikanok.blogspot.co.id/search/label/Taksidermi)
Wibawa, Bhima. 2010. Media Pembelajaran Benda Asli tak Hidup (mati). Media
Pendidikan | Media Pembelajaran. Bandung : Jawa Barat.
(Diakses Rabu, 12 Oktober 2016 pada :
http://mediapendidikanok.blogspot.com/2009_10_01_archive.html)
top related