materi tbc
Post on 19-Oct-2015
34 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 Materi TBC
1/10
Tuberculosis (TBC)
Oleh:
Cynthia Oktaviani (102013326)
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email :cynthia.oktaviani@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Tuberculosis dikenal dengan penyakit TBC, yaitu salah satu penyakit infeksi yang
bersifat persisten dan menahun dan merupakan zoonosis penting di Indonesia. Penyakit ini
dikatakan sebagai penyakit menahun (kronik), sehingga gejala klinisnya baru muncul jika sudah
parah, tetapi adakalanya penyakit ini berjalan akut dan progresif, terutama pada hewan muda.
TBC adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala
yang ditimbulkan antara lain gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah,
badan tampak kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan
melalui saluran pernafasan.
Micobacterium tuberculosistelah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO
sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TBC dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO,1993). Kematian ini di negara berkembang merupakan 25% dari kematian penyakit yang
sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di negara-
negara berkembang. Munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia, maka meningkatkan jumlah
penderita TBC. Kematian wanita karena TBC lebih banyak daripada kematian karena kehamilan,
persalinan serta nifas. WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TBC pada
tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TBC.
Penyebab penyakit (ETIOLOGI), pola penyebaran dan distribusi penyakit
(EPIDEMIOLOGI)
Disebut Tuberculosis karena penyakit ini membentuk benjolan-benjolan (tubercles)
disertai perkijuan dan perkapuran, khususnya di dalam jaringan paru-paru, disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, tergolong actinomycetalse, familia mycobacteriaceace, genus
Mycobacteriumyang bersifat tahan asam, berukuran antara 0,2-0,6 x 1,5-4 mikron, mempunyai
granula metakhromatik yang disebut granula Much. Bakteri ini pertama akan membentuk
tuberkel dalam suatu fokus yang disebut fokus primer, yang pada manusia dan sapi sering terjadi
mailto:cynthia.oktaviani@civitas.ukrida.ac.idmailto:cynthia.oktaviani@civitas.ukrida.ac.idmailto:cynthia.oktaviani@civitas.ukrida.ac.idmailto:cynthia.oktaviani@civitas.ukrida.ac.id -
5/28/2018 Materi TBC
2/10
di dalam jaringan paruparu, sedangkan pada bangsa unggas tuberkel terdapat di dalam usus,
kemudian melalui jalur sirkulasi limfe (limfositik) menyebar ke jaringan lainnya.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Kuman ini dalam jaringan tubuh dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun. sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
EHRLICH membuktikan bahwa bakteri TBC merupakan bakteri Gram positif, tetapi
bersifat tahan asam, sehingga dengan pewarnaan Ziechl Nielsen berwarna merah.
Bakteri TBC tidak membentuk spora, tidak bergerak dinding selnya berlapis lilin.
Lapisan lilin inilah yang membuat bakeri tersebut lebih tahan hidup di lingkungan alam
dibandingkan dengan bakteri yang tidak membentuk spora. Misalnya bakteri yang berada di
dalam eksudat, tinja dan di dalam air, di dalam jaringan paru-paru yang sudah membusukpun
bakteri masih bisa bertahan berbulan-bulan dan tidak mati oleh sinar matahari.
Perjalanan penyakit (patogenesis)
Tuberculosispada manusia akan membentuk koloni tebal, kering dan keriput, sedangkan pada
tipe bovin(sapi) kasar dan kering, pada tipe avian tebal, halus dan agak lembab.
Gejala dan tanda
Gejala umum TBC yaitu batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau
lebih. Gejala lain yang sering dijumpai yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas
dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan.
Host manusia
Tuberculosisdapat menyerang setiap bagian tubuh manusia dan hampir semua jaringan,
tetapi tuberculosis pulmonal merupakan sebagian besar yang perlu diperhatikan. Penyakit ini
biasanya bersifat kronis, beragam bentuknya dan malahan biasanya asymtomatis. Biasanya dapat
menghebat dengan tiba-tiba pada setiap tahapannya, tetapi meskipun begitu pada beberapa kasus
malahan dapat sembuh dengan sendirinya.
Tuberculosis exstrapulmonalpada ginjal, hati, limpa, tulang, meningens, testes, ovarium
dan organ lain seperti persendian, intestin dan larynx biasanya disebabkan oleh invasi lesio
exsudatif ke dalam aliran darah. Tuberculosis extrapulmonal ini lebih jarang terjadi dibandingkan
dalam bentuk pulmonal pada manusia.
-
5/28/2018 Materi TBC
3/10
Faktor yang mempengaruhi kemunculan
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi
TB. Di tingkat global, faktor resiko paling penting adalah HIV; 13% dari seluruh kasus TB
ternyata terinfeksi juga oleh virus HIV.Masalah ini umum ditemukan di kawasan sub-Sahara
Afrika,yang angka HIV-nya tinggi.Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang
berlebihan serta gizi buruk. Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu penyakit
kemiskinan utama.Orang-orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang
yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-
orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan), orang-orang miskin
yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang memadai, minoritas suku yang beresiko
tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang tersebut.Penyakit paru-paru
kronis adalah faktor resiko penting lainnya.Silikosis meningkatkan resiko hingga 30 kali lebih
besar.Orang-orang yangmerokok memiliki resiko dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan
yang tidak merokok.Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan resiko berkembangnya
Tuberkulosis, antara lain alkoholisme/kecanduan alkohol
dan diabetes mellitus (resikonya tigakali lipat).
Obat-obatan tertentu, sepertikortikosteroid daninfliximab (antibodi monoklonal anti-
TNF) juga merupakan faktor resiko yang semakin penting, terutama di kawasan dunia
berkembang.Meskipun kerentanan genetik
juga bisa berpengaruh, namun para peneliti belum
menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.
Cara penularan
Sumber penularana adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapatterinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk
kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe, saluran napas, atau
penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular
penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita
tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh
konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Resiko penularan
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di
Indonesia dianggap cukup tinggi dan berfariasi antara 1 / 2%. Pada daerah dengan ARTI sebesar
1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian
besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya 10% dari yang terinfeksi
yang akan menjadi penderita TB. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa
http://id.wikipedia.org/wiki/HIVhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sub-Sahara_Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sub-Sahara_Afrikahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gizi_buruk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_kemiskinan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_kemiskinan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silikosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Merokokhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alkoholisme/kecanduan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alkoholisme/kecanduan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kortikosteroidhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Infliximab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dunia_berkembang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dunia_berkembang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerentanan_genetik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerentanan_genetik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerentanan_genetik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dunia_berkembang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dunia_berkembang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Infliximab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kortikosteroidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alkoholisme/kecanduan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Merokokhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silikosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_kemiskinan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_kemiskinan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gizi_buruk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sub-Sahara_Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sub-Sahara_Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/HIV -
5/28/2018 Materi TBC
4/10
daerah dengan ARTI 1%, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus)
penderita tuberkulosis setiap tahun, dimana 50% penderita adalah BTA positif. Faktor yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang
rendah; diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS.
Riwayat terjadinya tuberkulosis
Infeksi primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet
yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier
bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan
peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus
paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari
negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan
besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa
kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan
tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan,
yang bersangkutan akan menjadi penderita
Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit,
diperkirakan sekitar 6 bulan.
Tuberkulosis pasca primer (Post Primary TB)
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura. Komplikasi pada penderita tuberkulosis
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut:
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkankematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas. Kolaps dari lobus
akibat retraksi bronkial, bronkiectasis dan Fibrosis pada paru. Pneumotoraks spontan:
kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. Penyebaran infeksi ke organ lain sepertiotak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency). Penderita yangmengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit. Penderita TB paru dengan
kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk
darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini,
-
5/28/2018 Materi TBC
5/10
pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis.
Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.
Perjalanan alamiah TB yang tidak diobati
Tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50% dari penderita TB akan meninggal, 25% akan
sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25% sebagai kasus kronik yang tetapmenular (WHO, 1996).
Pengaruh infeksi HIV
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (Cellular
Immunity), sehingga jika terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang
bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang
terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah penderita TB akan meningkat, dengan demikian
penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
Penentuan penyakitPenentuan penyakit tuberculosis dapat berupa diagnosa klinis dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan laboratorium, yaitu berdasarkan ditemukannnya bakteri tuberculosisdalam sekreta
dan eskreta yang diperkuat dengan membuat kultur biakan Leuwenstein, Petragnani atau gliserin-
kentang dalam suasana ada udara. Tuberculosis tipe manusiA tumbuh dengn baik pada pH 7,4-
8,0 dan memerlukan inkubasi dalam biakan khusus selama 4-8 minggu, sedangkan tipe bovis
(sapi) dalam pH 5,8-6,9 dan tipe unggas dalam pH > 7 (alkalis) memerlukan waktu selama 5 hari
saja. Uji tuberkulin merupakan uji yang dapat dilakukan untuk menguji tuberculosis. Uji
tuberkulin dalam kulit (intrademal) dapat dilakukan sebagai berikut: 0,1 tuberkulin disuntikan ke
dalam kulit tangan menggunakan alat suntik Rautmann, yang dilakukan pada kulit dari pangkal
ekor atau vulva,pada sapi dan ternak besar lainnya.
Uji tuberkulin pada ternak babi dilakukan pada kulit telinga atau alat kelaim luar (vulva),
pada unggas dilakukan pada pial atau gelambir dengan dosis 0,05 ml. Penilaian tuberkulinasi ini
dibaca setelah 48-72 jam paska suntikan. Penebalan yang terjadi pada kulit setelah dilakukan
suntikan, yang dapat dikur dengan kutimeter dinyatakan positif. Uji yang dapat dilakuakan selain
uji intradermal, yaitu dengan cara uji tuberkulin di bawah kulit (subkutan) atau ke dalam mata
(ophtalmik). Uji tuberkulin pada anjing sering memberikan hasil negatif-plasu (falsenegative).
Pengendalian dan pencegahan
Pengendalian infeksiM. bovis pada manusai dapat dilakukan dengan pastuerisasi susu,vaksinasi dengan BCG, pengendalian dan eradikasi tuberculosis pada sapi. Pengendalian yang
utama dalam pencegahan M. bovis adalah dengan pembuatan program pengendalian dan
pembasmian tuberculosis pada sapi. Tindakan eradikasi biasanya berupa uji tuberkulin secara
berulang sampai semua kasus tuberculosis tidak ditemukan lagi dan memisahkan reaktor dari
kawanannya. Tetapi pada kenyataannya pelaksanaan ini sangat sulit dilakukan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang tuberculosis dan biaya yang cukup mahal untuk melakukan uji
-
5/28/2018 Materi TBC
6/10
tuberkulin pada sapi secadara berulang. Bahan yang paling efektif dalam membunuh bakteri
TBC adalah senyawa phenol 2-3%, kresol 2-3% atau ortophenil 1%. Desinfektan ini digunakan
untuk membersihkan kandang dan peralatan lainnnya.
Pencegahan dini
Pendidikan kesehatan
Yaitu dengan cara dilakukannya penyampaian kepada masyarakat tentang pengetahuan
ilmiah dasar tentang faktor-faktor yang menyebabkan penyakit tuberculosis. Penyampaian ini
harus dirancang dengan baik, dan disampaikan oleh orang-orang yang mengetahui adat istiadat,
pola dan latar belakang budaya setempat.
Perl indungan individual
Pekerja-pekerja dipeternakan sapi, kebun binatang maupun di laboratorium yang selalu
kontak dengan hewan yang rentan terinfeksi tuberculosisharus dilindungi. Perlindungan ini bisaberupa penggunaan pakaian pelindung, kenyamanan dalam bekerja, pengetahuan tentang
bagaimana itu keselamatan dalam bekerja, kesehatan dan kebersihan pribadi. Pekerja
pun disamping itu juga harus lebih diperhatikan kesehatannya dengan memeriksakan
ke dokter secara berkala.
Imunisasi terhadap tuberculosis
Yaitu dengan melakukan vaksinasi terutama pada bayi dan anak-anak dengan vaksin
BCG (Bacillus Calmette Guerin). Vaksin ini berupa M. bovis hidup yang telah diatenuasikan,
aman dan sangat kuat dalam melindungi manusia terhadap infeksi M. bovis danM. tuberculosis.
Vaksin ini cukup aman dan dapat mencegah 80% kasus Tuberculosis paru-paru dan 100%meningitis tuberculosa. Revaksinasi dianjurkan dilakukan dalam interval 5, 10 dan 15 tahun.
Vaksin BCG tidak memberikan perlindungan yang baik pada sapi dan hewan eksotik. Tindakan
vaksinasi BCG pada sapi akan mengganggu uji tuberkulinasi karena akan bereaksi.
Pemberi an kemoprof il aksis
Menurut DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA (2002) pencegahan agar tidak tertular
kepada orang lain:
1.Penderita tuberculosa paru: Minum obat secara teratur sampai selesai Menutup mulut waktu bersin atau batuk Tidak meludah di sembarang tempat Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau
di tempat yang diisi sabun atau karbol/lisol
-
5/28/2018 Materi TBC
7/10
2.Untuk keluarga: Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk Kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
Pencegahan yang lain Imunisasi BCG pada bayi Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi
Pengobatan
Pengobatan TBC hanya dilakukan pada penderita manusia, karena wadah sumber (reservoir)
TBC justru terutama adalah amnusia, baru kmudian ternak sapi perah. Dihidrosteptomisin cukup
efektif untuk membunuh bakteri TBC. Obat lain yang bisa diberikan adalah Etambutol dan
Rifampisin.
Tiga prinsip pengontrolan TBC di bidang veteriner:
1.Test and SlaughterTernak sapi yang dinyatakan TBC dengan uji tuberkulin, maka sapi tersebut dipotong. Cara ini
dilakukan hampir di semua negara.
2.Test and Segragation3.Metode in i merupakan modif ikasi dari buti r 1 yang biasa dilakukan di negera-negaraEropa. Penderita yang positi f TBC di[ pisahkan dan dii solasi, dan kalau dapat diupayakan
untuk dilakukan pengobatan. Test and Chemoterapy:
Yaitu upaya pengobatann dengan menggunakan INH (Isoniazil). Metode ini beresiko gagaltinggi, karena > 205% kasus refraksi, melahirkanstraintahan obat. Bahaya lainnnya yaitu susu
yang dihailkan akan terdapat residu INH, apabila chemoterapy ini dihentikan, maka sering
menyebabkan penyakit timbul kembali.
Keberhasilan dalam penanganan TBC ini dipengarihi oleh beberapa faktor:
a) Sarana dan prasarana dalam melakukan pengobatanb) Obat yang diberikan merupakan obat terbaiak tetapi harus dapat terjangkau oleh penderitac) Diadakannnya penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga tentang TBCd) Ada tidaknya penyakit lain yang diidap oleh penderita seperti kencing manis dan HIV.
Kejadian TBC dengan kesehatan masyarakat
TBC pada hewan dapat menyebabakan kerugian secara ekonomi yang sangat besar
karena produksi daging dan susu sangat menurun, disamping bagian-bagian jaringan hewan
potong yang menderita TBC harus dimusnahkan. Disarankan apabila ditemukan hewan
kesayangan seperti anjing dan kucing terinfeski TBC untuk dilakukan euthanasia. Hewan potong
seperti sapi, domba, kambing, babai dan sebagainya apabila terinfeksi TBC, maka harus dibakar
atau dikubur dalam-dalam. TBC lokal sering terjadi pada kelenjar ambing atau paru-paru, maka
-
5/28/2018 Materi TBC
8/10
bagian organ tersebut harus ditolak (diafkir). Sekitar 5% sapi penderita TBC menunjukkkan
adanya radang ambing TBC (mastitis tuberculosis). Air susu yang terinfeksi merupakan sumber
penularan penyakit pada anak sapi, ternak babi dan manusia.
Strategi penanggulangan TBC secara nasional
Paradigma sehat
Meningkatkan penyuluhan untuk menemukan penderita TB sedini mungkin, sertameningkatkan cakupan
Promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat Perbaikan perumahan serta peningkatan status gizi, pada kondisi tertentu Strategi DOTS, sesuai rekomendasi WHO Komitmen politis dari para pengambil keputusan (tripartite), termasuk dukungan dana. Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik Pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program
penanggulangan TBC
Peningkatan mutu pelayanan di tempat kerja
Pelatihan seluruh tenaga pelaksana Mengembangkan materi pendidikan kesehatan tentang pengendalian TBC mengunakan media
yang cocok untuk
tempat kerja
Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik. Kualitas laboratorium diawasi melalui pemeriksaan uji silang (cross check). Untuk menjaga kualitas pemeriksaan laboratorium, dibentuk KPP (Kelompok Puskesmas
Pelaksana) terdiri dari 1 (satu) PRM (Puskesmas Rujukan Mikroskopik) dan beberapa PS
(Puskesmas Satelit). Untuk daerah dengan geografis sulit dapat dibentuk PPM (Puskesmas
Pelaksana mandiri).
Ketersediaan OAT bagi semua penderita TBC yang ditemukan. Pengawasan kualitas OAT dilaksanakan secara berkala dan terus menerus. Keteraturan
menelan obat sehari-hari diawasi oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pencatatan pelaporan dilaksanakan dengan teratur lengkap dan benar. Pengembangan program dilakukan secara bertahap. Advokasi sosialisasi kepada para pimpinan perusahaan, organisasi pekerja mengenai dasar
pemikiran dan kebutuhan untuk TBC kontrol yang efektif, mencakup kontribusinya dalam
pengendalian TBC di tempat kerja.
-
5/28/2018 Materi TBC
9/10
Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program meliputi : perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan
prasarana).
Membuat peta TBC sehingga ada daerahdaerah yang perlu di monitor penanggulangan bagipara pekerja.
Memperhatikan komitmen internasional.
Daftar pustaka
DEWI MULIATY. 1995. Diagnosis Tuberculosis. ForumDiagnosticum. DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 2005. Program Penaggulangan TBC. Depkes R.I. Jakarta. DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA. 2002. Tuberculosa Paru (TB Paru) Pencegahan
dan Pengobatan.Jakarta. Pengendalian TuberculosisdanBrucellosis. Jakarta. MERCKS VETERINARY MANUAL. 1991. 7 th Ed. Mercks Co. and Inc. RESSANG, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Buku Palajaran Patologi Khusus SUBRONTO. 1985. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjahmada University Press, Jogjakarta. World Health Organization (2011)."The sixteenth global report on tuberculosis" World Health Organization."Global tuberculosis controlsurveillance, planning,
financing WHO Report 2006".Diakses 13 October 2006.
^Chaisson, RE; Martinson, NA (13 March 2008). "Tuberculosis in Africa--combating anHIV-driven crisis". The New England Journal of Medicine 358 (11): 108992.
doi:10.1056/NEJMp0800809.PMID18337598.
Lawn, SD; Zumla, AI (2 July 2011). "Tuberculosis". Lancet 378 (9785): 5772.doi:10.1016/S0140-6736(10)62173-3.PMID21420161.
Griffith D, Kerr C (1996). "Tuberculosis: disease of the past, disease of the present".JPerianesth Nurs11(4): 2405.doi:10.1016/S1089-9472(96)80023-2.PMID8964016.
^ATS/CDC Statement Committee on Latent Tuberculosis Infection (June 200)."Targeted tuberculin testing and treatment of latent tuberculosis infection. American
Thoracic Society".MMWR Recomm Rep49(RR6): 151.PMID10881762.
^van Zyl Smit, RN; Pai, M, Yew, WW, Leung, CC, Zumla, A, Bateman, ED, Dheda, K(2010 Jan). "Global lung health: the colliding epidemics of tuberculosis, tobacco
smoking, HIV and COPD.". The European respiratory journal : official journal of the
European Society for Clinical Respiratory Physiology35(1): 2733.PMID20044459.
"These analyses indicate that smokers are almost twice as likely to be infected with TB
and to progress to active disease (RR of 1.5 for latent TB infection (LTBI) and RR of
http://www.who.int/tb/publications/global_report/2011/gtbr11_executive_summary.pdfhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-31http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-31http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1056%2FNEJMp0800809http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18337598http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1016%2FS0140-6736%2810%2962173-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21420161http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1016%2FS1089-9472%2896%2980023-2http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8964016http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-table3_33-0http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-table3_33-0http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10881762http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-34http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-34http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20044459http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20044459http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-34http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10881762http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-table3_33-0http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8964016http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://dx.doi.org/10.1016%2FS1089-9472%2896%2980023-2http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21420161http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://dx.doi.org/10.1016%2FS0140-6736%2810%2962173-3http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18337598http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://dx.doi.org/10.1056%2FNEJMp0800809http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-31http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.htmlhttp://www.who.int/tb/publications/global_report/2011/gtbr11_executive_summary.pdf -
5/28/2018 Materi TBC
10/10
2.0 for TB disease). Perokok juga memiliki peluang meninggal karena TB yang lebih
besar (Resiko Relatif2.0 dari seluruh angka kematian akibat TB), namun data yang ada
sulit diinterpretasikan karena keberagaman/heterogenitas hasil yang didapatkan dari
berbagai penelitian berbeda."
^Restrepo, BI (15 August 2007)."Convergence of the tuberculosis and diabetesepidemics: renewal of old acquaintances".Clinical infectious diseases : an official
publication of the Infectious Diseases Society of America45(4): 4368.
doi:10.1086/519939.PMC2900315.PMID17638190.
^Mller, M; Hoal, EG (2010 Mar). "Current findings, challenges and novel approachesin human genetic susceptibility to tuberculosis". Tuberculosis (Edinburgh, Scotland)90
(2): 7183.doi:10.1016/j.tube.2010.02.002.PMID20206579.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-35http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-35http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1086%2F519939http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Central&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17638190http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-36http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-36http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1016%2Fj.tube.2010.02.002http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20206579http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20206579http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.tube.2010.02.002http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-36http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17638190http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Identifier&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PubMed_Central&action=edit&redlink=1http://dx.doi.org/10.1086%2F519939http://id.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900315http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis#cite_ref-35
top related