makalah1 analisa butir soal
Post on 09-Jun-2015
7.218 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISA BUTIR – BUTIR SOAL FISIKA
Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka pengembangan soal-soal evaluasi mata pelajaran Fisika untuk
mendapatkan bank soal yang memuat soal-soal yang memiliki validitas dan reabilitas
tinggi, sangat penting sekali dilakukan langkah Analisa Butir Soal. Analisa butir soal
dilaksanakan untuk menguji berbagai kriteria yang diperlukan, misalnya telaah soal,
baik itu telaah teoritis dengan cara mengkonsultasikan soal-soal kepada orang yang
dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam
pembahasan, maupun telaah empiris yang dilakukan setelah mengujicoba soal. Hal-
hal yang ditelaah empiris biasanya meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d),
Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.
Dalam makalah ini, akan ditinjau pengembangan soal Fisika pada materi
Kapasitor yang setelah diexpertkan pada ahlinya, yaitu Dr. Supriadi seorang dosen
Fisika di UNNES Semarang, dan layak diujicobakan kepada para siswa kelas dua
SMU N 1 Rembang – Purbalingga, pada bulan Oktober 2002. Selain menelaah
empiris butir-butir soal Fisika, makalah ini juga menjabarkan uraian materi singkat
tentang kapasitor, kisi-kisi soal, dan lampiran butir-butir soalnya.
Kebiasaan menganalisa butir-butir soal secara rutin sangat diperlukan tidak
hanya untuk mendapatkan kumpulan soal-soal yang layak disimpan dalam bank soal,
tetapi lebih jauh lagi untuk mengasah salah satu kemampuan profesionalisme guru
dalam bidang pendidikan, khususnya dalam hal analisis butir soal.
Soal-soal yang dianalisa dapat berbentuk esai maupun berbentuk pilihan
ganda, namun dalam makalah ini soal-soal yang dianalisa berbentuk pilihan ganda,
dengan maksud lebih memperjelas pemahaman beberapa telaah empiris misalnya
tentang daya pembeda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. MATERI
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang mempunyai kemampuan
kapasitas tertentu. Kapasitas kapasitor artinya kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik. Kapasitas kapasitor disebut juga kapasitansi, diberi lambang C dan
mempunyai satuan dalam sistem MKS adalah farad (F).
Kapasitor keping sejajar terbuat dari dua plat berukuran luas penampang
tertentu(A), terpisah pada jarak sejauh d, dan ruang diantara kedua plat berisi
udara atau bahan penyekat tertentu yang mempunyai tetapan/konstanta
dielektrikum tertentu (r = K).
Nilai kapasitas kapasitor bergantung pada faktor-faktor, antara lain :
1. luas penampang keping kapasitor.
2. jarak pisah antara dua keeping kapasitor.
3. tetapan dielektrikum dari bahan penyekat antara keeping kapasitor.
Dirumuskan : C = K.A. o , sedangkan untuk penyekat udara C = A. o
d d
Sebuah kapasitor yang dipasang pada suatu beda potensial tertentu, akan
menyimpan muatan listrik. Hubungan antara kapasitansi, beda potensial listrik dan
muatan listrik yang disimpan kapasitor dirumuskan :
C = q / V
Harga C tidak bergantung pada nilai q maupun V, namun selalu tetap, artinya
semakin besar nilai V maka semakin bertambah pula nilai q.
Beberapa kapasitor dapat dirangkai untuk mendapatkan nilai kapasitas
penggantiya. Rangkaian itu adalah:
2
1. Rangkaian kapasitor seri.
C1 C2 C3
Nilai kapasitansi penggantinya adalah :
1/C =1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …
Pada rangkaian seri ini, untuk tiap-tiap kapasitor mempunyai q sama , namun V
berbeda.
2. Rangkaian kapasitor parallel.
C1
. C2
C3
Nilai kapasitansi penggantinya dirumuskan dengan :
C = C1 + C2 + C3 + …
Pada rangkaian kapasitor parallel ini, untuk tiap-tiap kapasitor nilai V selalu
sama, sedangkan nilai q berbeda.
Pada kenyataannya untuk mendapatkan nilai kapasitansi tertentu, banyak
rangkaian kombinasi antara seri dan parallel dibuat semata-mata pertimbangan
kepraktisan.
Energi yang tersimpan di dalam suatu kapasitor yang dihubungkan dengan beda
potensial V tertentu dapat ditentukan dari hubungan linier atara muatan yang
tersimpan dengan beda potensial terpasang.
Semakin bertambah nilai V, makin bertambah pula nilai Q, ditunjukkan pada
grafik linier sebagai berikut :
3
V
q
Bidang yang dinaungi kurva berbentuk segitiga. Luas dari segitiga menunjukkan
energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor.
Jadi : Energi listrik = luas segitiga
= ½. Alas . tinggi.
W = ½.q.V
Atau W = ½. C.V2 (karena q = C.V)
Atau W = ½. Q2/C (karena V = q/C)
Kapasitor bola terbuat dari dua buah bula logam konsentris, seperti gambar
berikut ini ;
Rumus kapasitansi kapasitor bola :
Dari C = q/V R2
Karena V = k.q/R
Maka C = q/V = q: kq/R
C = R/k
4
B. ANALISIS PENGEMBANGAN TES
Adapun dasar-dasar yang dipakai dalam pengembangan tes hasil belajar ini
dengan adanya tujuh asumsi pada teori Tes Klasik, yaitu :
1. X = T + E
2. (x) = T
3. ET = 0
4. E1E2 = 0
5. E1T = 0
6. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x dan x1 dan memenuhi asumsi 1
s/d 5, dan jika T = T1 dan E2 = E1
2, maka dikatakan kedua tes adalah tes yang
paralel.
7. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x1 dan x2 dan memenuhi asumsi 1
s/d 5, dan jika T1 = T2 + C12 dimana C12 adalah konstan, maka kedua tes
dikatakan tes-tes yang essentially equivalent.
Menurut H.J.X. Pernandes (p:5) terdapat langkah-langkah pengembangan tes
sebagai berikut :
5
STEP IN TEST DEVELOPMENT
Spesification of Purpose
Translating the Purpose in Operational Term
Formulating the Objectives in Behavioural Terms
Test Blueprint
Item FormatItem Writing Revisions
Item Tryout and Analysis (Pretest)Descrimination Analysis
Difficulty AnalysisDistractor Analysis
Internal Consistency AnalysisSpesification Analysis
Assembly of Final Test
Standardization :Administration for Norms
DirectionsTime Limit
Scoring
Attributes of Test Scores ReliabilityValidityNorms
(Pernandes : 5)
C. KISI-KISI SOAL
6
Dalam menyusun soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi atau Blue Print atau
Grid dalam bentuk tabel spesifikasi yang berisi : Nomor, Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan, Uraian Materi, Indikator, Jumlah butir, Nomor butir, dan
Perilaku.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : II / 1
Satuan Pendidikan : SMU
Konsep : Listrik Statik
Sub Konsep : Kapasitor
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 20 butir
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Tabel Distribusi Soal-soal Menurut Aspek Kognitif
Jumlah Soal 20 Butir
Pilihan Ganda No Isi Bahasan
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi AnalisisSintesis & Jumlah
Evaluasi 1 Kapasitas Kapasitor 1 1 2 - - 20%2 Rangkaian Kapasitor - 2 4 2 2 50%
3Kapasitor Keping Sejajar - 1 - - - 5%
4 Kapasitor Bola - - 1 - - 5%5 Energi Kapasitor 1 - 2 1 - 20%
Jumlah 10% 20% 45% 15% 10% 100%
Lampiran Soal :
1. Perbandingan kapasitas kapasitor yang mempunyai bahan penyekat dengan
kapasitas kapasitor tersebut apabila mempunyai udara sebagai lapisan
penyekatnya disebut
A. Konstanta dielektrikum
B. Kekuatan dielektrikum
7
C. Permitivitas dielektrikum
D. Kapasitas dielektrikum
E. Potensial dielektrikum
2. Jika kapasitor-kapasitor disusun seri, maka
A. V = V1 = V2 = V3 = …
B. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …
C. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …
D. C = C1 = C2 = C3 = …
E. C = C1 + C2 + C3 + …
3. Jika kapasitor-kapasitor disusun paralel, maka
A. V = V1 + V2 + V3 + …
B. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …
C. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …
D. 1/C = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …
E. C = C1 = C2 = C3 = …
4. Rumus yang tidak menyatakan besarnya energi yang tersimpan di dalam
kapasitor bermuatan ialah W = …
A. ½ qV D. ½ q2/C
B. ½ CV E. ½ q2 C2/C
C. ½ CV2
5. Kapasitas kapasitor
A. bergantung kepada besarnya muatan kapasitor
B. tidak bergantung kepada luas keping kapasitor
C. bergantung kepada beda potensial kapasitor kedua keping kapasitor
D. tidak bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor
E. bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor
6. Tiga buah kapasitor, masing-masing berkapasitas 2F, 3F dan 5F disusun
paralel lalu dihubungkan pada sebuah elemen 12 volt. Kapasitas kapasitor dan
muatan masing-masing kapasitor menjadi
A. 10F ; 24C ; 36C ; 60C
B. 20F ; 42C ; 63C ; 90C
C. 30F ; 48C ; 72C ; 120C
8
D. 40F ; 50C ; 70C ; 150C
E. 50F ; 55C ; 77C ; 110C
7. Dua buah kapasitor, masing-masing 4F dan 6F disusun seri. Kemudian
rangkaian ini dihubungkan pada tegangan 300 volt. Kapasitas kombinasinya
adalah
A. 1,2F D. 4,8F
B. 2,4F E. 7,2F
C. 3,6F
8. Muatan masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah
A. 1,2 . 10-4C D. 4,8 . 10-4C
B. 2,4 . 10-4C E. 7,2 . 10-4C
C. 3,6 . 10-4C
9. Potensial masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah
A. 60V, 40V D. 180V, 120V
B. 90V, 60V E. 200V, 180V
C. 120V, 80V
10. Lima buah kapasitor yang sama dimuati sendiri-sendiri dengan tegangan 120
volt. Setelah dimuati, kemudian disusun seri. Bila muatan kapasitor seri itu 6C,
maka kapasitas masing-masing kapasitor adalah
A. 5F D. 0,005F
B. 0,5F E. 0,0005F
C. 0,05F
11. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 8F. Energi listrik yang tersimpan di
dalam kapasitor itu bila dimuati sampai 1500 volt adalah
A. 3 joule D. 12 joule
B. 6 joule E. 15 joule
C. 9 joule
12. Sebuah kondensator 1F diberi beda potensial 100 volt. Kondensator lain 3F
diberi beda potensial 120 volt. Setelah itu bidang positif kondensator yang satu
dihubungkan dengan bidang negatif kondensator yang lain. Energi listrik yang
hilang
A. 115.800 erg D. 151.800 erg
B. 118.500 erg E. 181.500 erg
C. 158.100 erg
9
13. Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai kapasitas C. Jarak antara kedua
keping adalah d. Keping yang satu diberi muatan listrik Q dan yang lain –Q
sehingga beda potensial kapasitor adalah V. Jika jarak antara kedua keping
diubah menjadi 2d, sedangkan muatan pada kapasitor tetap, manakah diantara
pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar
A. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 2 V
B. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V
C. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 2 V
D. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V
E. Kapasitas dan beda potensialnya tetap
14. Tiga buah kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 3 farad, 6 farad dan 9
farad, dihubungkan seri. Kedua ujung dari gabungan tersebut dihubungkan
dengan sumber tegangan yang besarnya 220 volt. Tegangan antara ujung-ujung
kapasitor yang 3 farad adalah
A. 40 volt D. 120 volt
B. 60 volt E. 220 volt
C. 110 volt
15. Di bawah ini adalah skema rangkaian dari 5 buah kapasitor yang sama besar.
Kapasitas antara titik K dan M adalah
C
K C C C M
C
A. 8/3 C D. 7/3 C
B. 1/5 C E. 3/7 C
C. 5 C
16. Besarnya kapasitansi pengganti dari susunan kapasitor yang ditunjukkan pada
gambar adalah 1F
12F 2F
3F
10
4F 18F
5F
A. 6F D. 10F
B. 4F E. 12F
C. 9F
17. Dua kapasitor C1 = 4F dan C2 = 6F mula-mula dihubungkan seri ke suatu
baterai V = 12 volt, seperti ditunjukkan oleh gambar. Kemudian ujung-ujung
kapasitor yang berpolaritas sama saling dihubungkan seperti ditunjukkan oleh
gambar. Potensial gabungan kapasitor adalah
+ - + - + -
+ - + - V
A. 5,76 volt D. 4,76 volt
B. 6 volt E. 12 volt
C. 2,9 volt
18. Sebuah kapasitor diberi muatan 10C dan mempunyai beda potensial 100 V
antara plat-platnya. Kapasitansinya dan energi yang tersimpan di dalamnya
adalah
A. 100 pF dan 5 . 10-5J
B. 100 pF dan 5 . 10-7J
C. 1 nF dan 5 . 10-7J
D. 10 nF dan 5 . 10-4J
E. 100 nF dan 5 . 10-4J
19. Untuk menyimpan muatan sebesar 1 C digunakan kapasitor yang masing-
masing berkapasitas 2,5F yang dihubungkan paralel, pada beda potensial 200V.
Jumlah kapasitor yang dipergunakan adalah
A. 80 D. 4 . 103
B. 2 . 103 E. 4 . 105
C. 2,5 . 103
20. Sebuah kapasitor bola dengan jari-jari 18 cm mempunyai kapasitansi sebesar
11
A. 10 pF D. 40 pF
B. 20 pF E. 50 pF
C. 30 pF
D. TELAAH SOAL
Sedangkan untuk menelaah soal dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Telaah Teoritis
Dengan cara expert kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang
studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan.
2. Telaah Empiris
Dilakukan setelah uji coba soal. Hal-hal yang ditelaah meliputi Taraf Kesukaran
(P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.
a. Taraf Kesukaran (P)
1) Taraf Kesukaran Tiap Butir Soal
Proporsi atau kesulitan tiap butir soal dirumuskan dengan
P = B / N
Dengan keterangan :
P = taraf kesukaran butir
B = jumlah siswa yang menjawab dengan benar
N = jumlah siswa yang menjawab tes
Adapun kriteria yang dipakai adalah :
Taraf kesukaran antara 0,00 – 0,30 = sukar
0,31 – 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
terlebih dahulu dibuat tingkat kesulitan soal dengan komposisi 3-4-3. Artinya
30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori
sukar. Susunannya sebagai berikut :
No Soal Abilitas yang Diukur Tingkat Kesulitan Soal1234
PengetahuanPemahamanPemahaman Pengetahuan
MudahSedangSedangMudah
12
567891011121314151617181920
PemahamanAplikasiApplikasiAplikasiAnalisisAplikasiAplikasiAnalisis
PemahamanAnalisisAplikasiAplikasiSintesisAplikasiSintesisaplikasi
MudahSukarMudahSedangSedangSedangMudah SukarSukarSukar
SedangSedangSukar
SedangSukarMudah
Setelah jawaban diperiksa, hasilnya adalah sebagai berikut :
No Soal
Banyaknya Siswa yang Menjawab (N)
Banyaknya Siswa yang Menjawab dengan Benar (B)
Indeks P = B/N
Kategori Soal
1234567891011121314151617181920
4040404040404040404040404040404040404040
41615192536281623302158171428710627
0,10,4
0,3750,4750,6250,90,70,4
0,5850,750,5250,1250,2
0,4250,350,7
0,1750,250,150,675
SukarSedangSedangSedangSedangMudahSedangSedangSedangMudahSedangSukarSukar
SedangSedangSedangSukarSukarSukarsedang
Dari sebaran di atas ternyata ada sembilan (9) soal yang meleset perkiraan tingkat
kesulitannya, antara lain :
No Soal Perkiraan Kategori Ternyata Kategori14567
MudahMudahMudahSukarMudah
SukarSedangSedangMudahSedang
13
1011141820
SedangMudahSukar
Sedangmudah
MudahSedangSedangSukar
Sedang
Atas dasar tersebut untuk menyesuaikan komposisi tingkat kesukaran 3-4-3, ada
enam soal yang kenaikan dan penurunan kategori saling meniadakan, yaitu soal no 1
dan 6, 10 dan 11, 14 dan 18, hanya memerlukan pengubahan status kategori.
Sedangkan empat soal lainnya harus diperbaiki kembali, yaitu :
- Soal no 4 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 5 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 7 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 20 diturunkan ke dalam kategori mudah
2) Taraf Kesukaran Soal/ Indeks Kesukaran Soal.
Dirumuskan : SR + ST
Keterangan :
SR = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah
ST = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi
Kelompok rendah dan kelompok tinggi dari peringkat skor.
Kriteria yang dipakai adalah menggunakan tabel Rose dan Stanley,
sebagai berikut
PersentaseOption
Kategori2 3 4 5165084
0,16n0,50n0,84n
0,213n0,667n0,20n
0,24n0,75n1,26n
0,256n0,80n1,344n
Mudah SedangSukar
Keterangan :
- Option 2 adalah bentuk benar-salah.
- Option 3, 4, dan 5 adalah bentuk pilihan ganda.
- n adalah 27% dari banyaknya siswa yang
mengikuti tes.
14
Mengingat n adalah 27%, maka siswa dari kelompok rendah maupun
tinggi 27% dari banyaknya peserta. Penentuan siswa kelompok rendah
dan kelompok tinggi dilakukan berdasarkan peringkat skor yang
diperoleh dari tes tersebut. Jadi mengambil 27% dari kelompok tinggi dan
27% dari kelompok rendah.
Pengelompokkan :
No Nama Siswa Skor Peringkat1234567891011
Arif MunandarArif Muslimin Dwi Hartono Nur AsihParyotoRohadiSlamet BPTeti ArofahDarisnoDwi Ambar SFatma R
1313131111111111101010
22266666
11,511,511,5
121314151617181920212223242526272829
Septi MugiartiTristianingsih Yuyun WDanang SHartatiLeni LetianaNani LestariRedi Asto MWahyu WBudi PriantoDoni AryadiIndra IrawanNeni LestariOneng RTriantoroDarnyoEka KhanifahErni Haryati
101010999999888888777
11,511,511,517,517,517,517,517,517,523,523,523,523,523,523,5333333
15
Siswa kategoritinggi
(27% x 40 ) =11
3031323334353637383940
FitriyatiIkhsanudinLeni SholikhahLina SusianiPriyatiSiiti MuasanahSri PamungkasTri HandokoTriswonoWahteti RDani A
77777777776
3333333333333333333340
Dari sebaran skor dan peringkat di atas, siswa yang termasuk ke dalam
kategori tinggi diambil 27% dari 40 orang, yakni sebanyak 11 orang. Siswa
tersebut adalah nomor urrut 1 – 11. Sedangkan siswa kategori kurang adalah
nomor urut 30 – 40 (11 orang).
Dari tabel Rose dan Stanley, untuk pilihan ganda dengan option 5, kriterianya
adalah 0,256n (soal mudah), 0,80n (soal sedang), 1,344n (soal sukar). Telah
diketahui bahwa n = 27% x 40 = 11 orang. Dengan demikian:
- Soal mudah kriterianya = 0,256 x 11 = 2,816.
- Soal sedang kriterianya = 0,80 x 11 = 8,8
- Soal sukar kriterianya = 1,344 x 11 = 14,784
Setelah hasil jawaban kategori siswa di atas diperiksa, hasilnya adalah sebagai
berikut :
Nomor Soal
Jumlah Siswa Kelompok Rendah
yang menjawab salah (SR)
Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab
salah (ST)
SR + ST Keterangan
1234567891011
108777147666
105532024203
2013121091611869
SukarSedangSedangSedangSedangMudahMudahSedangSedangMudahSedang
16
Siswa kategori kurang
(27% x 40) = 11
121314151617181920
109696111075
9986267101
1918141581717176
SukarSukarSukarSukar
SedangSukarSukarSukarmudah
b. Daya Pembeda / Diskriminasi (d)
Dirumuskan : SR – ST
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.
2) Membuat daftar peringkat hasil tes berdasarkan skor
yang dicapainya.
3) Menentukan jumlah sampel sebanyak 27% dari jumlah
peserta tes untuk kelompok siswa pandai (peringkat atas) dan 27% untuk
kelompok siswa kurang (peringkat bawah).
4) Melakukan analisis butir soal, yakni menghitung
jumlah siswa yang menjawab salah dari semua nomor soal, baik pada
kelompok pandai maupun pada kelompok kurang.
5) Menghitung selisih jumlah siswa yang salah menjawab
salah pada kelompok kurang dengan kelompok pandai (SR – ST).
6) Membandingkan nilai selisih yang diperoleh dengan
nilai tabel Ross & Stanley (lampiran).
7) Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap
nomor soal dengan kriteria ‘memiliki daya pembeda‘ bila nilai selisih
jumlah siswa yang menjawab salah antara kelompok kurang dengan
kelompok pandai ( SR – ST) sama atau lebih besar dari nilai tabel.
Tabel Analisis Daya Pembeda.
Nomor Soal
Jumlah Siswa Kelompok Rendah yang
menjawab salah (SR)
Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab salah (ST)
SR - ST
123
1087
1055
032
17
4567891011121314151617181920
77147666109696111075
320242039986267101
4512346310-23453-34
Kriteria yang dipakai dari tabel Rose dan Stanley adalah sebagai berikut :
Jumlah n OptionTesti (N) (27% x N) 2 3 4 528 – 3132 – 3536 – 3839 – 42
891011
4555
5555
5555
5555
Dst lihat tabel pada lampiran
Pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut :
Bila SR – ST sama atau lebih besar dari nilai tabel, artinya butir soal itu
mempunyai daya pembeda. Di sini, option = 5, jumlah testi n = 40 orang (39 –
42), berarti batas pengujian adalah 5. Hasilnya sebagai berikut :
Butir Soal SR – ST Batas Nilai Tabel
Keterangan Daya Pembeda
1234567891011121314
0324512346310-2
55555555555555
Ditolak DitolakDitolakDitolak
Diterima DitolakDitolakDitolakDitolak
Diterima DitolakDitolakDitolakDitolak
18
151617181920
3453-34
555555
DitolakDitolak
Diterima DitolakDitolakDitolak
Dari hasil di atas hanya soal nomor 5, 10, dan 17 yang mempunyai daya
pembeda. Sedangkan soal-soal nomor lainnya tidak memiliki daya pembeda.
c. Reliabilitas (rxx1)
Dalam hal ini yang akan ditentukan adalah koefisien Reliabilitas (xx1) dari
soal yang telah dikerjakan oleh populasi siswa.
Koefisien Reliabilitas didefinisikan sebagai berikut :
karena T2 atau skor sesungguhnya tidak bisa ditentukan maka xx
1 juga tidak
dapat dihitung. Oleh karena itu yang bisa dilakukan adalah mengestimasi
koefisien reliabilitas berdasarkan x2 atau skor tampak.
Selanjutnya lambang yang digunakan adalah rxx1 atau koefisien reliabilitas tes
x.
Adapun teknik estimasi koefisien reliabilitas yang digunakan dalam tes ini
yaitu Internal Konsistensi, yang mana tes hanya diberikan satu kali saja,
dengan menggunakan tipe Split Half (Belah Dua).
Pembelahan soal menjadi dua bagian ganjil-genap diupayakan bagian I
parallel dengan bagian II. Perhitungan untuk setiap belahan atau setiap bagian
dengan menggunakan korelasi Product-Moment (rI II = ryy1) yang rumusnya :
sehingga koefisien reliabilitas dari separuh tes sama dengan ryy1.
Untuk menghitung koefisien reliabilitas seluruh tes digunakan rumus
Spearman-Brown.
19
T2
xx1 =
x2
N . XY – (X) (Y)rI II = rXY =
{N (X2) – (X)2 } {N (Y2) – (Y)2}
keterangan :
rxx1 = koefisien reliabilitas tes setelah penambahan butir
ryy1 = koefisien reliabilitas tes sebelum penambahan butir
j = rasio banyaknya butir setelah dan sebelum penambahan
Perhitungan korelasi product moment :
Perhitungan koefisien reliabilitas seluruh tes :
Jadi koefisien reliabilitas seluruh tes adalah 0,44. Hasil ini akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi sebagai berikut :
Antara 0,81 – 1 = sangat tinggi
Antara 0,61 – 0,80 = tinggi
20
j . ryy1
rxx1 =
1 + (j – 1) ryy1
N . XY – (X) (Y) rXY =
{N (X2) – (X)2 } {N (Y2) – (Y)2}
40 . 767 – 147 . 203 rXY =
(40 . 618 – 21609) (40 . 1103 – 41209)
30680 - 29841 rXY =
(3111) . (2911)
rXY = 0,28
j . ryy1 (j=20/10=2)
rxx1 =
1 + (j – 1) ryy1
2 . 0,28rxx
1 = 1 + (2 – 1) . 0,28
rxx1 = 0,44
Antara 0,41 – 0,60 = cukup
Antara 0,21 – 0,40 = rendah
Antara 0 – 0,20 = sangat rendah
Ternyata tingkat reliabilitas tes ini termasuk cukup.
Selain itu perlu juga menentukan kesalahan standar pengukuran (Standard
Error of Measurement = SEM).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
SEM = SD 1 – rxx1
Dengan keterangan :
SEM = Standard Error of Measurement
SD = standar deviasi
rxx1 = koefisien reliabilitas tes x
SEM ini bergi=una untuk memprediksi interval skor sesungguhnya maupun
untuk mengestimasi skor sesungguhnya.
X – Zc . SEM T X + Zc . SEM
Dimana Z dapat dilihat dalam tabel z dengan taraf signifikasi yang ditentukan.
Perhitungan SEM sebagai berikut :
Jumlah siswa (N) = 40, nilai tertinggi = 6,5 dan nilai terendah = 3.
Tabel Distribusi Nilai
Interval Nilai Frekuensi (f) Deviasi (d) f . d f . d2
6,5-6,96,0-6,45,5-5,95,0-5,44,5-4,94,0-4,43,5-3,93,0-3,4
305486131
6543210-1
18020121660-1
1080803632601
N = 40 f d = 65 f d2 = 263
i = 0,5
N = 40
u = 3,7
f d = 65
f d2 = 263
Perhitungan simpangan baku sebagai berikut :
21
SD = 0,99
Sehingga :
SEM = SD 1 – rxx1
SEM = 0,99 1 – 0,44
SEM = 0,74
d. Validitas (rxy)
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat atau tepat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Jenis-jenis validitas antara lain : validitas isi,
validitas konstruk, validitas prediksi, validitas butir, dan lain-lain.
Karena tes ini merupakan tes harian atau tes akhir sub pokok bahasan maka
yang akan ditentukan hanyalah validitas butir, dimana sebuah butir dikatakan
valid apabila mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor total.
Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus korelasi Product-Moment.
Butir n valid jika rn > r tabel.
Adapun validitas isi dan validitas konstruk tes ini prediksi sudah diwakili oleh
tingkat kecermatan pemilihan butir tes pada saat pembuatan tabel spesifikasi
dan indikator.
Tabel Kerja Validitas Butir tiap-tiap nomor dengan N = 40 orang.
Butir Soal X Y XC Y2 XY (X) 2 (Y) 2 rXY
22
SD = i fd2 - fd2
N N
SD = 0,5 263 - 65 2
40 40
SD = 0,5 6,575 – 2,64
1234567891011121314151617181920
41615192536281623202158171428710627
353353353353353353353353353353353353353353353353353353353353
41615192536281623202158171428710627
32553255325532553255325532553255325532553255325532553255325532553255325532553255
351521361762333232551492132772005068149132258719849248
16256225361625129678425652990044125642891967844910036729
124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609124609
-0,0130,2950,1000,2230,3420,2360,2310,2130,2710,3780,3930,238-0,087-0,0280,2370,3180,3250,301-0,1480,278
Tabel r product moment, dengan N = 40 dan interval kepercayaan 95% adalah
0,312. Bila hasil r perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel, maka :
Butir Soal Valid / Tidak Valid1234567891011121314151617181920
Tidak validTidak validTidak validTidak valid
Valid Tidak validTidak validTidak validTidak valid
Valid Valid
Tidak validTidak validTidak validTidak valid
ValidValid
Tidak validTidak validTidak valid
23
Valid jika rn > r tabelTidak valid jika rn < r tabel
e. Distraktor atau Pengecoh
Menurut H.J.X. Pernandes ada satu dari setiap 50 siswa memilih butir itu.
Pengecoh yang baik adalah apabila 2% siswa menjawab butir tersebut.
Sedang menurut Suharsimi distraktor berfungsi baik jika dipilih paling sedikit
5% pengikut tes.
Analisis distraktor / pengecoh
Untuk mendapatkan distraktor yang berfungsi baik setiap option cukup
dipilih oleh dua orang testi / peserta tes karena :
P / 40 x 100% = 5%
P = 2 orang
Hasilnya adalah :
Butir Soal Option Jumlah Pemilih Keterangan1 A
BCDE
402970
KunciBuruk BaikBaik
Buruk2 A
BCDE
11161210
BurukBurukKunciBaikBaik
3 ABCDE
10215103
BaikBaik
KunciBaikBaik
4 ABCDE
3190018
BaikKunciBurukBurukBaik
5 ABCDE
806125
BaikBurukBaik
BurukKunci
6 ABCDE
362200
KunciBaikBaik
BurukBuruk
7 A 2 Baik
24
BCDE
28307
KunciBaik
BurukBaik
8 ABCDE
975316
BaikBaikBaikBaik
Kunci9 A
BCDE
1042231
BaikBaik
BurukKunciBuruk
10 ABCDE
423022
BaikBaik
KunciBaikBaik
11 ABCDE
2142121
BaikBaik
KunciBaik
Buruk12 A
BCDE
7711105
BaikBaikBaikBaik
Kunci13 A
BCDE
8118310
BaikBaik
KunciBaikBaik
14 ABCDE
611647
BaikKunciBaikBaikBaik
15 ABCDE
1381414
BurukBaikBaikBaik
Kunci16 A
BCDE
254281
BaikBaikBaik
KunciBuruk
17 A 7 Kunci
25
BCDE
77910
BaikBaikBaikBaik
18 ABCDE
23121310
BaikBaikBaikBaik
Kunci19 A
BCDE
196654
BaikKunciBaikBaikBaik
20 ABCDE
427360
BaikKunciBaikBaik
Buruk
Untuk distraktor-distraktor yang buruk perlu mendapat perbaikan.
E. INTERPRETASI TES
Tes ini masih memerlukan perbaikan terutama banyaknya tingkat kesukaran yang
tercermin pada skor nilai siswa di bawah 6,5. Sedangkan reliabilitas tes ini termasuk
cukup. Adapun pengecoh yang buruk relatif sedikit. Validitas butir ada yang bernilai
negatif, hal itu menunjukkan korelasi hubungan kebalikan. Butir yang valid hanya
25% dari seluruh soal. 75% butir lainnya memerlukan penyempurnaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkiraan kategori tingkat kesulitan butir diantaranya perbedaan
antara persepsi guru dan murid terhadap konsep yang dirasa penting dan mana yang
tidak penting dipelajari dengan sungguh-sungguh sebagai materi pelajaran.
26
top related