makalah rsbi
Post on 25-Dec-2015
231 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PEDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) atau Sekolah
Berstandar Internasional (SBI) merupakan salah satu upaya pemerintah
Indonesia untuk memajukan dunia pendidikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan di indonesia.Pada dasarnya RSBI dimaksudkan agar mutu pendidikan
dapat dimaksimalkan dengan melakukan rintisan sekolah bertaraf internasional
dengan bahasa inggris sebagai pengantarnya dan tidak mengesampingkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
Sebagaimana diketahui secara umum bahwa seseorang dalam
menentukan masa depannya sangatlah ditentukan oleh kemampuan dan tingkat
pendidikan yang dimiliki, di mana sampai saat ini untuk memasuki jenjang sekolah
yang lebih tinggi dibutuhkan kemampuan lebih atau bahkan untuk memasuki
dunia kerjapun nantinya yang lebih diutamakan adalah seseorang yang
mempunyai berbagai keahlian dan kemampuan atau multi skill.
Salah satu yang sangat penting sampai saat ini adalah kemampuan
menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar sehari hari, dalam artian
mampu aktif berbahasa inggris bukan hanya reading, writing dan listening, tetapi
juga harus menguasai speaking. Lebih-lebih diprasyaratkan adanya sertifikat
TOEFL yang menjadikan hambatan yang serius bagi sebagian besar lulusan
sekolah baik negeri maupun swasta untuk memasuki dunia kerja.
Hal ini tidak mengesampingkan pentingnya kemampuan yang harus
dimiliki seseorang seperti ketrampilan komputer, bahasa bahasa asing yang lain,
dan yang lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
I. PENGERTIAN DAN TUJUAN RSBI
RSBI adalah sekolah standar nasional (SSN) yang mempersiapkan
peserta didik berdasarkan standar nasional pendidikan Indonesia dan
bertaraf internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki
kemampuan daya saing internasional.
Tujuan RSBI dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:
Umum
a) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan
amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945,
pasal 31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP( Standar
Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang
menetapkan Tahapan Skala Prioritas Utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun
2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.
b) Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk
mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
c) Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam
masyarakat global.
Khusus
Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum
di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan
standar kompetensi lulusan berciri internasional.
RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena
kurikulumnya ditujukan untuk pencapaian indikator kinerja kunci
minimal sebagai berikut:
a) menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
b) menerapkan sistem satuan kredit semester di
SMA/SMK/MA/MAK
c) memenuhi Standar Isi
d) memenuhi Standar Kompetensi Lulusan
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
a) sistem administrasi akademik berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa
bisa mengakses transkripnya masing-masing;
b) muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari
muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari
salah satu negara anggota OECD (Organization for
Economic Co-operation and Development) dan/ atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan.
c) menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang
lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.
Tidak benar kalau guru Bahasa Indonesia harus menggunakan
Bahasa Inggris dalam memberikan pengantar pelajarannya,
walaupun hal tersebut boleh saja dilakukan, tetapi penggunaan
Bahasa Inggris adalah untuk pembelajaran mata pelajaran
kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan saja, sebagaimana
dalam Bagian Proses Pembelajaran RSBI/SBI dinyatakan sebagai
berikut: ‘’Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional
dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan
tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci
minimal, yaitu memenuhi Standar Proses.’’ Selain itu, keberhasilan
tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci
tambahan sebagai berikut:
a) proses pembelajaran pada semua mata pelajaran
menjadi teladan bagi sekolah/madrasah lainnya dalam
pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur,
kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural,
jiwa patriot, dan jiwa inovator;
b) diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah
unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan
tertentu dalam bidang pendidikan;
c) menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua
mata pelajaran;
d) pembelajaran mata pelajaran kelompok sains,
matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa
Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya,
kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan
bahasa Indonesia
e) pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata
pelajaran kelompok sains dan matematika untuk SD/MI
baru dapat dimulai pada Kelas IV
II. SISTEM PENILAIAN
Sekolah melaksanakan penilaian pendidikan melalui proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian mengacu pada prinsip penilaian
dengan menggunakan teknik dan instrumen penilaian yang sesuai
berdasarkan mekanisme dan prosedur penilaian terstandar. Penilaian
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Aspek dan
indikatornya adalah :
a) Perangkat penilaian
Menyusun perangkat penilaian berupa kisi-kisi, soal/bank soal,
lembar jawaban, format penilaian dan laporan hasil belajar
Menyusun rancangan jadwal pelaksanaan penilaian, remedial
dan pengayaan
Menganalisis hasil belajar peserta didik
Memiliki dokumen Laporan Hasil Belajar peserta didik
b) Pelaksanaan penilaian
Penilaian dilakukan sepanjang semester
Teknik penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik, dapat berupa tes tertulis,
observasi,tes praktik, dan penugasan perseorangan atau
kelompok
Mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi dilakukan teknik penilaian observasi
secara individual sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
semester
Adanya upaya/program kerjasama dengan lembaga pendidikan
lain,untuk penerbitan sertifikat kelulusan pada mata
pelajaran/program pembelajaran tertentu yang kelulusannya
dilakukan melalui uji kompetensi
Seluruh pendidik telah melakukan penilaian hasil belajar untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS & SOLUSI
I. PENGERTIAN SEKOLAH RSBI
SBI adalah sekolah/madrasah yang sudah memenuhi standar
nasional pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan
salah satu anggota Organization for Economic Development (OECD) dan/atau
negara tertentu yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan
sehingga memiliki daya saing di forum internasional.Pendidikan bertaraf
internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar
Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju.
Sedangkan dalam pasal 143 dijelaskan bahwa satuan pendidikan bertaraf
internasional merupakan satuan pendidikan yang telah memenuhi Standar
Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikannegara maju.
II. SEJARAH TERBENTUKNYA SEKOLAH RSBI
Pembahasan mengenai RSBI sudah dimulai sejak akhir tahun 1999 dan awal
tahun 2000-an. Yakni:
Di tahun 90 banyak sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan
meggunakan identitas internasional tetapi tidak memiliki kejelasan kualitas
dan standarnya.
Banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih
menyekolahkananaknya ke luar negeri.
Belum ada payung hukum yang mengatur penyelenggaraan sekolah
internasional.
Perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan
pendidikan.
Berdasarkan fenomena di atas, pemerintah mulai mengatur dan merintis
sekolah bertaraf internasional. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu
pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses dan hasil pendidikannya.
Kemudian, sekolah RSBI mulai dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 2005
dengan syarat yang cukup berat bagi sekolah yang ingin mendapatkan status
sebagai sekolah RSBI.
III PENGELOLAAN SEKOLAH YANG SUDAH RSBI
Pelaksanaan Kurikulum dan Proses Pembelajaran RSBI Menggunakan Asas-
asas Sebagai berikut:
I. Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan mengadabtasi
kurikulum sekolah di negara lain.
II. Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris, secara
terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Metode pengajaran dwi bahasa
ini dapat dilaksanakan dengan 2 kategori yakni Subtractive Bilingualism (beri
penjelasan oleh penulis) dan Additive Bilingualism, yang menekankan
pendekatan Dual Language.
III. Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan perbedaan
adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang pengaturan bahasa
pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan Subjek maupun Waktu (beri
penjelasan oleh penulis).
IV. Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi aspek
kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek fisik.
V. Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) termasuk
Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke dalam kurikulum.
VI. Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada materi,
kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).
VII. Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan analitis , memiliki
kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu mengambil
keputusan dalam belajar. Penyusunan kurikulum ini didasarkan prinsip
”Understanding by Design” yang menekankan pemahaman jangka panjang
(”Enduring Understanding”). Pemahaman (Understanding) dilihat dari 6
aspek: Explain, Interpret, Apply, Perspective, Empathy, Self Knowledge.
VIII. Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan sistem paket dan
kredit semester.
IX. Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA dan SMK.
X. Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and Communication
Technology (ICT) yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran.
IV MUTU PROSES PEMBELAJARAN
Terdapat pergeseran paradigma pendidikan dari mengajar ke membelajarkan.
Mengajar lebih menekankan pada kegiatan guru dalam mentransformasikan ilmu
atau materi kepada siswa, dan siswa hanya sebagai pendengar, sedangkan
pembelajaran lebih menekankan pada proses kegiatan siswa yang aktif mencari,
menemukan sekaligus mempresentasikan temuan belajarnya. Sekolah bertaraf
Internasional diharapkan menerapkan azas-azas pembelajaran aktif yang
mengakses 5 pilar pendidikan (religious awareness, learning to know, learning to do,
learning to be, and learning how to live together) dalam pengelolaan pembelajaran
dengan rincian seperti berikut:
endekatan yang digunakan berfokus pada siswa dengan merangsang
rasa ingin tahu dan motivasi intrinsik serta partisipasi siswa (inquiry,
investigation) sehingga ide pembelajaran dapat datang dari siswa.
Siswa membangun pengetahuannya sendiri, bukan dibentuk oleh
orang lain (constructivism).
Guru berperan sebagai fasilitator, sehingga tercipta interaksi Guru-
siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru, terjadi komunikasi
multi arah, sikap guru terhadap siswa harus menimbulkan rasa
nyaman, penyusunan kelas dapat dibuat dengan 2 macam
pengelompokan seperti kelas dengan 1 kelompok umur (Single Age),
Kelas dengan 2 kelompok umur (Multiage)
Pembelajaran melayani semua anak termasuk anak dengan kebutuhan
khusus (special needs) secara terbatas (program inklusi), pendekatan
yang digunakan menekankan adanya keragaman kompetensi,
intelligence, agama, minat.
Menekankan pada pemahaman siswa bukan hafalan dan sekedar
mengejar target pembelajaran maupun bahan ujian, tetapi berorientasi
pada aktivitas dan proses.
Mengembangkan model-mdel pembelajaran yang konstruktif, inovatif
seperti cooperative learning, pembelajaran berbasis masalah, dan
contextual teaching and learning.
Memanfaatkan berbagai sumber belajar (lingkungan, nara sumber, dan
penunjang belajar lainnya) tidak hanya dari guru
Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih (intelligent choice)
seperti dalam pemilihan proyek yang akan dikerjakan, gaya belajar,
cara menyelesaikan soal, minat dalam batasan tertentu. Dalam
mengakomodasi keragaman, pengajaran materi dapat diberikan
berbeda-beda, umumnya 3 tingkatan/macam, sesuai dengan
kebutuhan siswa. Praktek yang umumnya disebut Differentiated
Instruction ini menyebabkan tugas yang diberikan kepada siswa juga
dapat berbeda yang antara lain berupa Tiered Assignments serta
tehnik diferensiasi lainnya. Untuk siswa berkebutuhan khusus (special
needs) dapat dibuatkan program pembelajaran individu (Individual
Educational Program/IEP)
Siklus pembelajaran dapat dimulai dari tahapan Exposure, Mini
Lesson, Workshop dan Assessment. Siklus ini dapat berulang di setiap
tahap sesuai dengan kebutuhan siswa.
Menciptakan dan memelihara berbagai lingkungan yang kondusif untuk
siswa belajar seperti; penataan ruangan, materi pembelajaran, rasio
guru siswa 1:12 sampai dengan 1:24.
V. MUTU KOMPETENSI LULUSAN
tandar kelulusan menekankan pada semua aspek seperti spiritual,
norma, sosial, emosional selain akademik.
Standar akademik menekankan pada pemahaman materi belajar,
bukan pada pengumpulan nilai, yang harus didukung oleh berbagai
bukti otentik
Kelulusan berdasarkan pada analisa individu yang menggunakan
pertimbangan profesional guru dan sekolah
Kualitas lulusan dipersiapkan mampu bersaing secara global baik dari
segi pengetahuan maupun kompetensi berkomunikasi dengan tetap
mempertahankan budaya Indonesia.
Terdapat standar minimal pendukung yang harus dipenuhi siswa yang
dapat berupa; projek dan makalah/tulisan, Community Service project
(pengabdian pada masyarakat),program magang untuk SMA,MA dan
SMK, serta kehadiran
Kualitas lulusan yang dihasilkan dapat diterima di sekolah-sekolah
Internasional di dunia berdasarkan: kemampuan bahasa Inggris yang
dimiliki siswa, tipe laporan standar internasional, benchmark standar
Internasional, dapat bekerjasama dengan lembaga internasional.
VI. MUTU TENAGA PENDIDIK
Tenaga pendidik memiliki kualifikasi minimal S1, mampu berbahasa
Inggris, memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi social dan kompetensi professional.
Seleksi tenaga pendidik dilakukan secara professional oleh tenaga ahli
dalam bidang sumber daya manusia (Human Resources Departement)
yang dapat dilakukan dengan tahapan: wawancara awal,Class
observation, Behavioral interview ,Behavioral test,English test (TOEFL
dan conversation), Micro teaching and discussion,Tes kesehatan
Performance management dilakukan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan sebagai dasar untuk pengembangan SDM lebih
lanjut dengan instrumen khusus berdasarkan standar Teaching
Effectiveness.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan Kompetensi
(Competency-based Human Resorces System) Pengelolaan Sumber
Daya Manusia berdasarkan Kompetensi (Competency-based Human
Resorces System)
VII. MUTU SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan Prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa
berdasarkan cara kerja otak dan standar internasional, terdiri dari ruangan beserta
kelengkapannya, yaitu:
Ruang Belajar yang kondusif meliputi luas , pencahayaan, temperatur, tingkat
kebisingan.
Tempat bermain
Laboratorium
Perpustakaan
Fasilitas olah raga
Fasilitas kesenian
Ruang Guru
Ruang konseling
Ruang pertemuan siswa
Ruang serbaguna
Kantin
Klinik
Ruang ibadah
Ruang kepala sekolah dan administrasi
Fasilitas internet di setiap ruang kelas dan WiFi di seluruh sekolah untuk
memudahkan akses internet. Setiap siswa tingkatan SMA /SMK
menggunakan laptop secara individu dalam mengerjakan tugas sekolah.
Ruang terapi untuk special needs
Toilet
Ruang khusus lainnya sesuai dengan kebutuhan
Mutu Pembiayaan
SOLUSI
I. Pendidikan di Indonesia haruslah memiliki standar yang baik namun dalam
pelaksanaanya diserahkan pada sekolah/ satuan pendidikan
II. Anatara RSBI dengan SSN sebenarnya sama-sama baik namun haruslah
dikelola secara profesional agar dapat menghasilkan output/ lulusan yang baik
serta berkualitas
III. Untuk mewujudkan SBI ( Sekolah Bertaraf Internasional) masih dibutuhkan
waktu yang lama dan biaya yang cukup besar.
IV. Para pengelola sekolah/ satuan pendidikan harus mengikuti standar pendidikan
yang ada di Indonesia dan mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah
V. Diadakannya pelatihan bagi guru tentang pengajaran bahasa asing;
VI. Pemerintah maupun sekolah harus bisa menyediakan beasiswa
maupun bantuan untuk peserta didik yang berprestasi tetapi tidak mampun
dalam hal ekonomi
VII. Harus diadakannya kerja sama antar perguruan tinggi dengan satuan
pendidikan dan pemerintah dalam keberlanjutan penyelenggaraan pendidikan
bertaraf internasional
VIII. Harus adanya penyuluhan atau sosialisasi dari pemerintah maupun pihak
lembaga pendidikan tertentu tentang kejelasan RSBI dan kejelasan hukumnya
kepada masyarakat
IX. Adanya sekolah percontohan untuk pelaksanaan RSBI
X. Pemerintah tidak melepas begitu saja pelaksanaan RSBI kepada sekolah,
Pemerintah tidak melepas begitu saja pelaksanaan RSBI kepada sekolah
BAB IV
KESIMPULAN
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional merupakan suatu program yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Begitu pula
Sekolah Standar Nasional juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kita. Namun agar pendidikan kita menjadi lebih berkualitas tentu saja
dalam menjalankan kedua program tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama dan
biaya yang tidak sedikit.
Jika kita membandingkan antara RSBI dengan SSN tentu saja secara umum
RSBI lebih baik. Namun penerapan RSBI secara utuh belum begitu baik. Selain itu
masih banyak terjadi kesalahpahaman tentang RSBI itu sendiri. SSN memang harus
ada karena sudah sewajarnya sekolah-sekolah/ satuan pendidikan yang ada di
Indonesia memiliki suatu standar yang sama walaupun dengan proses pembelajaran
yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri
sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://clickmath4u.wordpress.com/2010/05/25/65/
2. http://adanfa.blogspot.com/2011/12/makalah-perbandingan-sekolah-
rsbi-dan.htm
3. Latief, M. (2011).10 Alasan Utama SBI Harus Dibubarkan
4. http://edukasi.kompas.com/read/
2011/03/08/20324426/10.Alasan.Utama.S BI.Harus.Dihentikan [5 Maret
2013]Sativani, Riza. (2011).
5. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI)
6. http://oryza- sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/sekolah-bertaraf-
international-sbi- dan.html [2 Mearet 2013] _____. (__).
7. Manajemen Sekolah Bermutu dalam Kajian Sekolah Potensial
INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
“RSBI”
NAMA KELOMPOK:
AGUS SUSANTO 125524051
FERY DONA K. 125524204
PUTRA NADA 125524230
IWAN MUDALIM Y. 125524223
AHMAD AFIF .H. 125524235
KELAS:A3 & A4 / S1 PEND. TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
top related