makalah negara konstitusi
Post on 02-Jan-2016
140 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi suatu negara modern, keberadaan konstitusi mutlak diperlukan
untuk membatasi wewenang penguasa untuk menjamin hak rakyat, mengatur
jalannya pemerintahan, mengatur organisasi negara, merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
Suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat
fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”.
Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak
boleh mudah berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus
tahan uji terhadap kemungkinan untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan
jangka pendek yang bersifat sesaat.
Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam kasus bentukan negara,
konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan
negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak
kepada warga masyarakatnya.
Undang-Undang Dasar adalah merupakan bagian tertulis dari
konstitusi, sedangkan konstitusi memuat baik hukum dasar yang tertulis
maupun tidak tertulis. Membicarakan masalah hukum konstitusi artinya
membahas dua variabel, apa itu hukum? Dan apa yang dimaksud dengan
konstitusi? Keduanya terkait erat dengan persoalan negara dan karena itu
untuk memahami pengertian hukum konstitusi haruslah dipahami terlebih
dahulu tentang negara itu sendiri.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas
penulis adalah sebagai berikut
1. Apakah fungsi negara sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya;
2. Bagaimana hubungan antara negara dengan konstitusi;
3. Bagaimana pemahaman masyarakat mengenai pelaksanaan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi.
1.3 Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi.
2. Untuk menganalisis substansi konstitusi negara.
3. Untuk menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Agar dapat menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Negara
2.1.1 Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang
mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut.
Adapun menurut pendapat para ahli pengertian negara sebagai
berikut:
1. George Gelinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari
kelompok manusia yang telah berkediaman dalam wilayah
tertentu.
2. Kranenburg : negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsa sendiri
3. Roger F Soultau : negara adalah alat (agency) atau wewenang
atau authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama atas nama nasyarakat;
4. Carl Schmitt : negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia
yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.
2.1.2 Asal Mula Terjadinya Negara
Terjadinya negara terbagi atas :
1. Terjadinya Negara secara Primer terdiri dari :
a) Suku / persekutuan masyarakat
b) Kerajaan
c) Negara Nasional
4
d) Negara Demokrasi
2. Terjadinya Negara secara Sekunder, terdiri dari :
a) Secara de jure adanya pengakuan dari negara lain
b) Secara de facto adanya kenyataan yang timbul dalam suatu
negara
3. Terjadinya negara berdasarkan fakta.
Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah, yaitu
berdasarkan kenyataan yang benar-benar terjadi yang diungkap dalam
sejarah, adalah sebagai berikut :
1) Occupatie (pendudukan)
2) Fusi (Peleburan)
3) Accesie (Penaikan)
4) Anexatie (Pencaplokan / Penguasaan)
5) Proclamation (Proklamasi)
6) Innovation (Pembentukan baru)
7) Separatisme (Pemisahan)
Asal mulanya terjadi negara dapat juga dilihat berdasarkan
pendekatan teoritis, antara lain :
1) Teori Ketuhanan, negara terjadi atas kehendak Tuhan, nampak
pada UUD nya atas berkat Tuhan Yang Maha Esa,
penganutnya adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller,
Kranenburg dan Thomas Aquinas.
2) Teori Perjanjian Masyarakat, negara terjadi karena adanya
perjanjian masyarakat yang mengikat diri untuk mendirikan
suatu organisasi yang bisa melindungai dan menjamin
kelangsungan hidup bersama. Penganutnya adalah Thomas
Hobbes, John Locke, JJ Rousseau dan Montesquieu
3) Teori Kekuasaan, negara terjadi karena adanya kekuasaan
yang paling kuat. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L.
Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
5
4) Teori Hukum Alam, negara terjadi karena kehendak alam yang
merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk
menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini
adalah Plati, Aristoteles, Agustinus dan Thomas Aquino.
2.1.3 Sifat-Sifat Negara
Menurut Prof. Miriam Budiardjo, sifat hakekan negara
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Sifat memaksa
Semua peraturan perundangan yang berlaku diharapkan aKan
ditaati sehingga kemanan dan ketertiban negara pun tercapai
b. Sifat monopoli
Negara berhak menentukan tujuan bersama masyarakat,
menentukan mana yang boleh dan tidak boleh mana yang baik
dan bertentangan dengan tujuan negara dan masyarakat.
c. Sifat mencakup semua
Segala peraturan perundangan yang berlaku adalah untuk
semua orang, semua warga negara, tanpa kecuali
2.1.4 Unsur Terbentuknya Negara
Ada beberapa elemen atau unsur utama yang membentuk
pengertian negara, antara lain :
a. Rakyat
Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena
orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang
pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik.
Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan
negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara
tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi
perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan
6
(sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki,
mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu
penolong bagi ilmu hukum tata negara.
b. Wilayah (teritorial)
Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping
pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting
pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah
layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya
dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan
peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi
orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera
sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-
batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi
negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan.
Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi
suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan
bersatu (le desir de’etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer
menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari
wilayah suatu negara.
c. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah
pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat
yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam dalam
wilayah negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur
negara menjadi 4 bahkan 5 yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan,
UUD (Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto
maupun de jure).
7
2.1.5 Tujuan dan Fungsi Negara
Rumusan tujuan sangat penting bagi suatu negara yaitu
sebagai pedoman :
1. Penyusunan negara dan pengendalian alat perlengkapan negara.
2. Pengatur kehidupan rakyatnya.
3. Pengarah segala aktivitas–aktivitas negara.
Setiap negara pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan Undang–Undang Dasarnya. Tujuan masing–masing
negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial, kondisi geografis,
sejarah pembentukannya serta pengaruh politik dari penguasa negara.
Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Memperluas kekuasaan semata
2. Menyelenggarakan ketertiban umum
3. Mencapai kesejahteraan umum
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap
negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak
harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai
tujuan bersama dan mencegah bentrokan–bentrokan dalam
masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam
fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin
tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan
adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup
bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat
pertahanan.
4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga
peradilan.
8
Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama. Fungsi negara dapat juga diartikan sebagai tugas
organisasi negara. Secara umum tugas negara meliputi :
1. Tugas Essensial adalah mempertahankan negara sebagai
organisasi politik yang berdaulat, meliputi : (a). Tugas internal
negara yaitu memelihara ketertiban, ketentraman, keamanan,
perdamaian dalam negara serta melindungi hak setiap orang; dan
(b). Tugas eksternal yaitu mempertahankan
kemerdekaan/kedaulatan negara.
2. Tugas Fakultatif adalah menyelenggarakan dan memperbesar
kesejahteraan umum.
Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan negara :
1. Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia.
2. Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat
berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
3. John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum
individu secara alamiah atau menjamin hak–hak dasar setiap
individu.
4. Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar
rakyat dapat memenuhi keinginannya secara maximal.
5. Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia
sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman, tentram dan
bahagia.
2.2 Konstitusi
2.2.1 Pengertian Konstitusi
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata
kerja yaitu “constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk
adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal
9
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu
undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum.
Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang
Dasar.
2.2.2 Sifat dan Kedudukan Konstitusi
1. Formil dan materiil; Formil berarti tertulis. Materiil dilihat dari
segi isinya berisikan hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan
negara. (sama dengan konstitusi dalam arti relatif).
2. Flexibel dan rigid,
Rigid berarti kaku sulit untuk mengadakan perubahan
sebagaimana disebutkan oleh KC Wheare. Menurut James Bryce,
ciri flexibel
a. Elastis.
b. Diumumkan dan diubah sama dengan undang-undang.
3. Tertulis dan tidak tertulis
2.2.3 Macam-macam Konstitusi
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa hampir
semua negara memiliki konstitusi. Apabila dibandingkan anata
satunegara dengan negara lain akan nampak perbedaan dan
persamaannya. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari
konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara
atau hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan
cara pandang mereka sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong,
James Bryce dan lain-lainnya.
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975)
mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis
(written constitution and unwritten constitution);
10
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid
constitution)
Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri
pokok, antara lain:
1) Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
2) Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah
seperti mengubah undang-undang
Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
1) Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari
undang-undang;
2) Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi
(Supreme and not supreme constitution)
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai
kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan
perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi adalah
konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan seperti yang
pertama.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution)
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi
negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara serikat terdapat
pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan
negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya.
Pembagian kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi
negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada
di tangan pemerintah pusat.
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan
Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive
Constitution)
11
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-
ciri antara lain:
- Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi
juga memiliki kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan
- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
- Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak
dapat memerintahkan pemilihan umum
Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki
ciri-ciri (Sri Soemantri) :
- Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk
berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen
- Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen
- Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat
membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan
umum.
Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut “Konstitusi
sistem pemerintahan parlementer”. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945
tidak termasuk ke dalam kedua konstitusi di atas. Hal ini karena di dalam
UUD 1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga terdapat
ciri konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah
sistem campuran.
2.2.4 Fungsi dan Tujuan Konstitusi
1. menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu fungsi
konstitusionalisme;
2. memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah;
3. sebagai instrumnen untuk mengalihkan kewenangan dari
pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi
atau raja dalam sistem monarki) kepada organ-organ kekuasaan
negara;
12
2.2.5 Substansi/Isi Konstitusi
1. Pernyataan tentang gagasan-gagasan politik, moral, dan
keagamaan.
2. Ketentuan tentang struktur organisasi negara
3. Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi manusia
4. Ketentuan tentang prosedur mengubah undang-undang dasar
5. Larangan mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar
2.2.6 Lembaga Negara Berdasar Undang-undang Dasar 1945
Lembaga-lembaga negara menurut UUD hasil amandemen adalah :
1. MPR, yang terdiri atas DPR dan DPD dimana anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum
2. Presiden dan Wakil Presiden, yang keduanya dipilih langsung oleh
rakyat
3. Badan Pemeriksa Keuangan
4. Mahkamah Agung
5. Mahkamah Konstitusi
6. Komisi Yudisials
2.2.7 Sistem Pemerintahan
1. Negara Indonesia adalah Negara Hukum (pasal 1 ayat 2)
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2)
3. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (Hukum Dasar)
4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menuru UUD
5. Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden
13
BAB III
KAJIAN MASALAH
3.1 Fungsi Negara
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia
melaksanakan fungsi r eg u l e r dan fun gs i pembang una n s eca ra
s e i mba ng . Bahkan fungs i pembanguna n terkadang mendapat
prioritas yang lebih besar dari fungsi reguler. Namun kedua fun gs i
i n i s a l i ng men duku ng s a tu den gan yan g l a i n . Tu j uan u t ama
nega ra yang sedang berkembang adalah perwujudan kesejahteraan
masyarakat yang merata.Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam
alinea keempat PembukaanUUD 1945, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah ndonesia, untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaianabadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan tersebut diupayakan
perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.
UUD 1945 telah dapat menciptakan keseimbangan serta
keterpaduan antaraf u n g s i r e g u l e r d a n f u n g s i
p e m b a n g u n a n . A k a n t e t a p i p e l a k s a n a a n n y a
b e l u m sepenuhnya dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam
Pembukaan UUD 1945tersebut. Jadi aparat pelaksana pemerintahan
yang harus mendapat perhatian yanglebih agar dapat menjalankan
fungsi-fungsi tersebut. Penyimpangan-penyimpanganyang terjadi
lebih banyak disebabkan adanya ketidaktaatan aparat/sebagian
aparat p e m e r i n t a h t e r h a d a p p e r a t u r a n y a n g b e r l a k u .
K e s a d a r a n s e b a g a i a p a r a t y a n g mempunya i t ugas
me l ayan i dan me l indung i masya raka t s emak in l un tu r . Ha l
i n i d i t u n j u k k a n d e n g a n a d a n y a p e n y a l a h g u n a a n
14
w e w e n a n g d a n k e k u a s a a n u n t u k kepen t i ngan p r i bad i
s epe r t i ko rups i ko lu s i dan nepo t i sme .
U p a y a y a n g d a p a t d i l a k u k a n u n t u k
m e n i n g k a t k a n p e n y e l e n g g a r a a n pemerintahan adalah
antara lain dengan mengefektifkan pengawasan baik
melalui pe ngaw asa n l em baga pe r ad i l an , pen gawa san da r i
masya raka t , mau pun me l a lu i lembaga ombudsman.
3.2 Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi
Pancasila secara resmi menjadi dasar Negara Indonesia pada tanggal
18 Agustus 1945. secara rinci, rumusan Pancasila tercantum di dalam
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. Pancasila
dan UUD 1945 mempunyai keterkaitan sangat erat yang dapat dideskripsikan
antara lain melalui proses penyusunan dan tekstualnya.
1. Ditinjau dari Proses Penyusunan dan Penetapan.
a. Tahap Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
b.Penyusunan konsep rancangan dasar negara dan Rancangan
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi negara Indonesia
merdeka
Rumusan dasar negara Indonesia :
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan Dasar Negara menurut Jakarta Charter (22 Juni 1945) :
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
15
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10 s/d 16 Juli 1945.
d. Penetapan UUD 1945.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, anggota PPKI bersidang
menetapkan:
1. Mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs.Moh.Hatta
sebagai Wakil Presiden RI yang pertama.
3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu
oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ).
Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, berbunyi sebagai berikut.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Ditinjau dari Tekstualnya.
Ditinjau dari tekstualnya, bahwa Pancasila sebagai dasar negara
kesatuan Republik Indonesia tercantum di dalam konstitusi negara, yakni
dalam UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam Alinea IV Pembukaan
UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusional dan ideologi negara.
16
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga
semua peraturan hukum yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut.
Secara tekstual rumusan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea keempat.
3.3 Pemahaman Masyarakat dalam Berkonstitusi
Pada dasarnya pemahaman masyarakat dalam berkonstitusi belum
sepenuhnya berjalan dengan semestinya. Hal ini dapat dilihat penyebabnya
dari pelaksana konstitusi yaitu berbagai lembaga negara dan semua warga
negara Indonesia yang kurangnya akan kesadaran dalam berkonstitusi, maka
dari itu diperlukan budaya sadara berkonstitusi. Untuk menumbuhkan budaya
sadar berkonstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-
norma dasar yang menjadi materi muatan konstitusi. Pemahaman tersebut
menjadi dasar bagi masyarakat untuk dapat selalu menjadikan konstitusi
sebagai rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi
dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pasti
mengetahui dan dapat mempertahankan hak-hak konstitusionalnya yang
dijamin dalam UUD 1945. Selain itu, masyarakat dapat berpartisipasi secara
penuh terhadap pelaksanaan UUD 1945 baik melalui pelaksanaan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan, serta dapat pula melakukan kontrol terhadap
penyelenggaraan negara dan jalannya pemerintahan. Kondisi tersebut dengan
sendirinya akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun penyalahgunaan
konstitusi.
Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar berkonstitusi bagi
pelaksanaan konstitusi adalah terkait dengan kewenangan Mahkamah
Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar.
Pengujian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah suatu ketentuan
dalam suatu undang-undang, bertentangan atau tidak dengan UUD 1945.
Namun Mahkamah Konstitusi dalam hal ini tidak dapat bertindak secara
aktif. Mahkamah Konstitusi hanya dapat menjalankan wewenang tersebut
17
jika ada permohonan pengujian suatu undang-undang yang diajukan oleh
masyarakat.
Tanpa adanya kesadaran berkonstitusi, yaitu kedasaran mematuhi
rambu-rambu permainan dan mekanisme penyelesaian sengketa, momentum
politik yang sejatinya adalah untuk membentuk pemerintahan yang
demokratis dapat tergelincir ke dalam konflik yang justru merugikan
masyarakat serta kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, diperlukan
kesadaran baik bagi untuk peserta pemilu, penyelenggara pemilu, maupun
pihak dan lembaga lain yang memiliki peran dalam pelaksanaan Pemilu.
Semua permasalahan yang muncul harus dipercayakan dan diselesaikan
melalui mekanisme hukum yang telah ditentukan. Sebaliknya, lembaga yang
memiliki kewenangan terkait dengan pelaksanaan pemilu juga harus
menjalankan wewenangnya dengan baik.
Oleh karena itulah harus ada upaya secara terus-menerus untuk
membangun budaya sadar berkonstitusi. Budaya sadar berkonstitusi tercipta
tidak hanya sekedar mengetahui norma dasar dalam konstitusi. Lebih dari itu,
juga dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi
dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi adalah suatu proses
panjang dan berkelanjutan.
Setiap warga negara dan penyelenggara negara harus mempelajari dan
memahami UUD 1945 melalui berbagai cara dan berbagai media. Untuk itu
informasi tentang konstitusi harus tersedia agar mudah diakses dengan cepat
dan mudah pula dipahami. Oleh karena itu, peningkatan budaya sadar
berkonstitusi tidak hanya dilakukan melalui forum tatap muka, tetapi melalui
berbagai bentuk kemasan dan media yang berbeda-beda.
18
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah
(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan
pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau
kalimatun sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk
mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung
menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi
melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut
1. U p a y a y a n g d a p a t d i l a k u k a n u n t u k
m e n i n g k a t k a n p e n y e l e n g g a r a a n pemerintahan adalah
antara lain dengan mengefektifkan pengawasan baik
melalui pe ngaw asa n l em baga pe r ad i l an , pen gawa san da r i
masya raka t , mau pun me l a lu i lembaga ombudsman.
19
2. Peningkatan budaya sadar berkonstitusi tidak hanya dilakukan melalui
forum tatap muka, tetapi melalui berbagai bentuk kemasan dan media
yang berbeda-beda.
3. Dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi
dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Kepada para pembaca penulis menyarankan agar lebih banyak membaca
buku yang berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami
kedua hal tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ridha, Maftuhin dan Supriyono. 2011. Pokok-pokok Materi Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung : Politeknik Negeri Bandung
Nasution, Mirza. NEGARA DAN KONSTITUSI. 2004 ( diakses lewat internet)http://www.prince-mienu.blogspot.com
http://www.wikipedia.com
21
PERTANYAAN DISKUSI
NEGARA DAN KONSTITUSI
SESI PERTANYAAN I
1. Apa yang dimaksud dengan pembentukan negara secara fusi? Jelaskan !
(Febriyan M. Ilham)
Siapa yang bertanggungjawab jika salah salah satu fungsi negara tidak
berjalan? (Febriyan M. Ilham)
2. Apa maksud sifat konstitusi ‘kaku’ dan ‘supel’ ? Berikan contohnya ! (Iffa
Ma’rifatunnisa)
3. Apa maksud dari fungsi negara secara fakultatif? (Ely Nurlaily)
SESI PERTANYAAN II
1. Bagaimana perbedaan konstitusi di Indonesia dengan di negara lain (komunis
dan liberal) dalam hal kinerjanya dalam pemerintahan? (Dede Normayanti)
2. Bagaimana pendapat mengenai paradigma ‘maju tak gentar membela yang
bayar’? Apa hubungannya dengan konstitusi? (Imam Prasetya Utama)
JAWABAN PERTANYAAN SESI I
1. - Pembentukan negara secara fusi ialah terjadi ketika negara - negara kecil
yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk melebur menjadi
satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun 1871.
- Pada dasarnya kita tidak perlu saling menyalahkan atau mencari kambing
hitam dalam hal ini karena untuk menjalankan fungsi negara tidak
cukup hanya mengandalkan satu pihak tetapi harus ada kerjasama dari
berbagai pihak baik dari rakyat ke pemerintah maupun sebaliknya yang
harus kita lakukan sekarang adalah berupaya untuk melaksanakan fungsi
negara dengan cara berpartisipasi dalam melaksankan fungsi negara.
22
2. Konstitusi atau UUD ada yang bersifat supel (bisa diubah oleh badan
pembuat undang-undang), ada pula yang bersifat kaku (tidak diubah oleh
badan pembuat undang-undang, karena memerlukan prosedur khusus yang
lebih berat. Contoh: UUD 1945 adalah konstitusi yang kaku , karena hanya
dapat diubah oleh MPR, bukan oleh lembaga legislatif sehari-hari di
Indonesia, yaitu DPR bersama Presiden.
3. Secara fakultatif artinya meningkatkan kesejahteraan umum, meliputi
berbagai hal. Tugas fakultatif Negara diselenggarakan oleh Negara untuk
dapat memperbesar kesejahteraan umum baik moral, intelektual, sosial,
maupun ekonomi. Misalnya, memelihara kesejahteraan fakir miskin,
kesehatan, dan pendidikan rakyat. Fungsi negara secara garis besar sebagai
berikut:
a. Melaksanakan ketertiban
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
c. Fungsi Pertahanan
d. Menegakkan keadilan
JAWABAN SESI PERTANYAAN 2
1. Konstitusi Liberal, contohnya Inggris
- Lembaga-lembaga kenegaraan Inggris
Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan hanya berfungsi
dalam segi-segi pemerintahan yang bersifat seremonial(keupacaraan). Ratu
harus memberi persetujuan resmi terhadap undang-undang yang telah
disahkan oleh parlemen, tetapi ia tidak boleh menyataka pendapat tentang
undang-undang itu secara terbuka. Ratu juga bertanggung jawab atas
penunjukan perdana menteri dan pembubaran parlemen sebelum masa
pemilihan.
Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu sebenarnya tergantung
pada perdana menteri dan kabinetnya. Menteri-menteri cabinet berasal dari
partai mayoritas dalam mjelis rendah(house of commons). Sedangkan
raja/ratu secara otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis
23
Tinggi(house of lords).
1. Badan eksekutif(white-hall)
Terdiri dari raja/ratu yang tidak dapat diganggu gugat(simbolis), dan
kekuasaan sesungguhnya ada pada Perdana Menteri.
Tugas Pokok:
Pemegang kekuasaan eksekutif ada pada perdana menteri yang mencangkup
antara lain:
a. Memimpin kabinet yang para anggotanya dipilihnya sendiri.
b. Membimbing Majelis Rendah.
c. Menjadi penghubung dengan raja/ratu.
d. Memimpin partai mayoritas.
e. Badan legislatif (parlemen)
Parlemen terdiri dari dua kamar(bicameral), yaitu House of
Commons(Majelis Rendah), dan House of Lords(Majelis Tinggi).
Tugas Pokok:
Parlemen dalam sistem pemerintahan inggris memiliki peran sebagai berikut:
1. Menilai secara kontinu rekan-rekan separtai yang duduk di kabinet
2. Mempersiapkan bidang legislasi atas dasar kebijakan menteri.
3. Mengawasi gagasan-gagasan politik.
4. Menyatakan gagasan-gagasan politik.
5. Memaparkan argumentasi-argumentasi polotik kepada para pemilih.
Konstitusi Komunis, contohnya Uni-Soviet dan Cina
Lembaga-Lembaga Kenegaraan
RRC berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Ching.
Tetapi baru pada tahun 1954, secara mapan China di tetapkan dalam kongres
Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lain”bahwa demokrasi rakyat
dipimpin oleh kelas pekerja hal ini dikelola oleh Partai Komunis China
sebagai ini Kepemimpinan pemerintahan”.
1. Ketua PKC dan Sekjen PKC.
24
Organ administrative utama(Dwan Negara) yang terdiri dari Perdana
Menteri(PM), Wakil-wakil PM, dan kepala-kepala dari semua kementerian
dan komisi.
Tugas Pokok:
a) mengatur dan mengendalikan seluruh struktur administrative dan bersama-
sama dengan badan-badan tertinggi PKC menyelenggarakan pemerintahan
China.
b) Berperan sebagai penerjemah keputusan-keputusan partai kedalam
tindakan-tindakan Negara menjadikan sebagai lembaga yang paling kuat di
antara berbagai lembaga yang dibentuk olen konstitusi.
2. Kongres Rakyat China(KRC).
Disebut organ wewenang tertinggi dan pemegang wewenang legislative satu-
satunya dalam Negara.
Tugas Pokok:
Pemegang kekuasaan Legislatif yang mencangkup antara lain:
a) Forum untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakan-
tindakan pemimpin pusat.
b) Melambangkan dukungan rakyat dan menghormati wakil-wakil terpilih
secara politik disukai.
c) Kongres Rakyat Nasional(KRN) merupkan badan perwakilan yang
besar(kurang lebih 2.800 anggota yang yerdiri dari wakil-wakil yang dipilih
oleh kongres tingkat propinsi, Angkatan Bersenjata, dan orang-orang China
perantauan.
d) KRN mengadakan siding sekali setahun dan anggota-anggotanya dipilih
setiap empat tahun.
3) Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaan Rakyat Tertinggi.
Bagian terakhir kerangka kerja pusat.
Tugas Pokok:
Pemegang kekuasaan Yudikatif yang mencangkup antara lain:
1. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyelidikan,
25
penuntutan, dan pengawasan secara umum terhadap semua organ Negara,
termasuk pengadilan-pengadilan.
2. Kekuasaan Yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh Pengadilan
Rakyat.
3. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat di setiap
angkatan. Namun karena perwakilan rakyat tersebut didomonasi oleh Partai
Komunis China, demokrasi masih sulit terwujud, kendatipun usaha ke arah
perubahan dilakukan terus menerus dalam rangkan reformasi besar-besaran
yang dicanangkan mahasiswa(peristiwa Tiananmen) dalam rangka
menghadapi era globalisasi dewasa ini.
2. Paradigma tersebut adalah pardigma yang salah yang saat ini berkembang
dimasyarakat diakibatkan dari adanya ketidakpuasan mesyarakat melihat
kinerja pemerintah yang hanya berpihak pada orang yang memiliki finansial
berlebih, yang seharusnya pemerintah itu melindungi segenap warganya
dengan tidak membedabedakan warganya dari sisi finansial. Hal ini sangat
bertentangan dengan peraturan yang tercantum dalam Undang Undang dasar
1945 sebagai konstitusi negara kita.
top related