makalah manajement
Post on 18-Feb-2016
46 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DASAR-DASAR MANAJEMENT
Dosen BUDI ASTUTI FAKTAR, SE., MM.
OLEH :
ROMMY PRAMESWARA S.
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan inayah kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Salawat dan salam senantiasa terlimpah dan tercurah untuk
Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan ke arah yang diridhai
Tuhan Yang Maha Esa.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individual pada mata
kuliah Manajemen Kurikulum. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada BUDI ASTUTI FAKTAR, SE., MM.. yang telah banyak
memberikan bimbingan dan motivasi dalam perkuliahan maupun di luar
perkuliahan.
Tangerang, Oktober 2015
Penulis,
Rommy Prameswara S.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. Latar Belakang..................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
1. DEFINISI MANAJEMEN................................................................................2
2. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM..............................................32.1 Secara etimologis........................................................................................32.2 Menurut Para Ahli:......................................................................................4
3. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN YAITU :....................................................6
4. TUJUAN MANAJEMEN :...............................................................................8
5. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM......................................8
6. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM...............................9
7. FUNGSI DAN TINGKATAN MANJEMEN..................................................97.1 FUNGSI MANAJEMEN........................................................................107.2 TINGAKATAN MANAJEMEN..............................................................157.3 PENGELOLAAN PERENCANAAN KURIKULUM.............................207.4 PENGELOLAAN IMPLEMENTASI KURIKULUM.............................207.5 PENGELOLAAN PELAKSANAAN EVALUASI KURIKKULUM......217.6 PENGELOLAAN PERUMUSAN KRITERIA DAN PELAKSANAAN KENAIKAN KELAS/KELULUSAN................................................................227.7 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR..........................................................................................................22
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
1. Kesimpulan.....................................................................................................24
2. Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berusia sama dengan kehidupan manusia, hal ini dikarenakan
manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak jauh dari prinsip manajemen. Praktek
Manajemen telah bisa dijumpai ribuan tahun lalu ketika Bangsa Mesir menciptakan
piramida dengan menggunakan fungsi manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian
dan pengendalian. Bangsa Romawi kuno menggunakan cara manajemen dalam
memperlancar komunikasi dan pengendalian wilayah, Bangsa Babilonia menggunakan
manajemen dalam mengatur kerajaan, atau kala Plato mendefinisikan spesialisasi
pekerjaan pada 350 sebelum masehi dan Socrates telah membahas praktek-praktek
manajemen pada 400 sebelum masehi.
Manajemen lahir dalam bentuk ilmiah sekitar awal abad ke 20 di Benua Eropa barat dan
Amerika. Di negara-negara tersebut sedang mengalami revolusi industry, yaitu perubahan
dalam paradigma produksi yang efektif dan efisien. Faktor pemicunya adalah masyarakat
yang semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak.
Manajemen mancakup kegiatan untuk mancapai tujuan, dilakukan oleh orang yang
mendedikasikan usaha terbaiknya melalui suatu tindakan yang ditentukan sebelumnya.
Hal tersebut meliputi pengetahuan, tentang apa yang harus dilakukan, menerapkan
metode bagaimana melakukannya, memahami bagaimana harus melakukannya dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha tersebut.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa definisi manajemen?
2. Bagaimana fungsi dan tingkatan manajemen ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI MANAJEMEN
Caryle P. Haskins, Ph.D., kepala Institut Carnegie di Washington menyatakan,
“Setelah 60 tahun mengamati dan mengkaji, saya masih takjub melihat betapa
canggihnya perilaku sosial semut … Semut merupakan model indah untuk kita
gunakan dalam mempelajari akar perilaku hewan.”Semut tunduk pada sistem
kasta secara ketat (kasta ratu dan jantan, prajurit, dan pekerja). ”Semut memiliki
sub kelompok, sub kelompok ini disebut budak, pencuri, pengasuh, pembangunan,
dan pengumpul. Setiap kelompok memiliki tugas sendiri. Sementara satu
kelompok berfokus sepenuhnya melawan musuh atau berburu, kelompok lain
membangun sarang, dan yang lain lagi memelihara sarang. (Harun Yahya, http: //
www.harunyahya.com/indo/buku/semut03.htm.)
Tujuan merupakan bagian yang menjadi penting dalam hidup dan
kehidupan manusia. Setidaknya ada 4 (empat) fungsi tujuan menurut Awaludin
(2012:13) , yakni:
1. Sebagai Arah
2. Tujuan sebagai titik akhir
3. Tujuan sebagai titik pangkal
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
Ketahanan individu dan kelompok dalam aktivitas serta usahanya
dipengaruhi oleh harapan akan pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Semakin
kuat harapan tujuan tersebut semakin kuat usaha dan ketahanan individu atau
organisai dalam mencapai tujuan.
Banyak faktor individu atau organisai dalam mencapai tujuannya, baik yang
secara empiris dapat dibuktikan dengan anaisis sebab akibat ataupun sebab
kekuatan besar yang menghendaki suatu kejadian terjadi.
Potensi akal dan pendengaran serta kata hati merupakan potensi bagi kita
untuk mampu menganalisis dan belajar dari berbagai tantangan menghadapi
kendala dan hambatan guna mencapai tujuan. Hasil analisis usaha mencapai
tujuan itulah yang nantinya melahirkan sebuah konsep yang kita sebut manajemn
2
sebagai usaha mengarahkan dan mengorganisir potensi yang dimiliki menuju
tujuan yang ingin di capai.
Tak terkecuali dlam bidang pendidikan yang tidak bisa dipisahka dengan
tujuan pendidikan sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan. Dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan kurikulum menjadi bagian terdepan dalam
mewujudkannya namun dlam prakteknya implementasi kurikulum tersebut pula
diorganisir dan dikelola sehingga implementasi mencapai tujuan denan efektif an
efiien. Pada ranag inilah manajemen kurikulum berperan yakni gua
mengdayagunakan seluruh potensi kurikulum mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien.
2. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM
2.1 Secara etimologisManajemen kurikulum secara etimologis terdiri dari dua kata yakni
manajemen dan kurikulum.
a. Pengertian Manajemen
Secara etimologi manajemen memiliki akar dari bahasa latin manus yang
berarti tangan, kata ini selnjutnya diadopsi dalam bahasa itali maneggiare yang
berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda". Dalam
perkembangannya di adopsi ke dalam bahasa perancis ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
b. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari istilah olah raga pada zaman yunani kuno,
yakni “Currir dan curere”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
(Mukhidin, 2009: 81). Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.
Dengan kata lain ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa
telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya
seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya
3
dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap
sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu
perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu (Oemar Hamalik,
2007:16). Menurut Pius A Partanto bahwa kurikulum adalah rencana pelajaran
(Pius dan M. Dahlan, 1994:390 )
Dari pengertian secara bahasa diatas maka dapat ditarik kesimpulan
manajemen kurikulum adalah seni melaksanakan dan mengatur rencana pelajaran
yang harus ditempuh peserta didik.
2.2 Menurut Para Ahli:a. Pengertian Manajemen menurut para ahli (dalam
http://carapedia.com/2012):
1) Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi”
Management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui oranglain.
2) Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku “Kerangka
Pokok-Pokok Management” diartikan sebagai:
a) kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,
b) proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,
c) insitut/orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses
kegiatan.
3) Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam
buku “Organisasi dan Management “ mendefinisikan proses dan
kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah
penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan.
4) Menurut Marry Parker Follet, manajemen adalah sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui oranglain.
5) Menurut James A.F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
4
6) Menurut Drs. Oey Liang Lee manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
7) Menurut R. Terry Manajemen merupakan suatu proses khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
8) Menurut Lawrence A. Appley, Manajemen adalah seni pencapaian
tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
9) Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel manajemen adalah usaha
untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
b. Kurikulum
Bila ditelusur secara konsep dalam (Mukhidin, 2009:82) kurikulum
memiliki empat pengertian, yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum
sebagai pengalaman belajar, kurikulum sebagai program pembelajaran dan
kurikulum sebagai tujuan.
a. kurikulum sebagai mata pelajaran
artinya kurikulum sebagai bidang studi mencakup
Batasan/jarak/cakupan subject matter, dan prosedur pengembangan
dan praktek
b. kurikulum sebagai pengalaman belajar
keseluruhan pengalaman belajar yang diperoleh peserta dengan
bimbingan guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Hollis L.
caswell dan Campbel kurikulum adalah …all the experiences children
have under guidance of teacher” (Mukhidin, 2009:82) .
c. kurikulum sebagai program pembelajaran
Sebagai program pembelajaran kurikulum adalah perencanaan pembelajaran
yang meliputi proses pembelajaran dan pengembanagn individu sebagaimana
yang dikemukakan Hilda Taba (Mukhidin, 2009:82) yang menyataan: “ A
5
curriculum is a plan for learning therefore, what is know about the learning
process and the development of the individual has bearing on the shaping of
curriculum”.
d. Kurikulum sebagai tujuan
Kurikulum sebagai tujuan bermakna Mauritz Johnson (Mukhidin, 2009:82)
membedakan pengertian kurikulum dengan pengajaran. Interaksi siswa dengan
lingkungan disebut pengajaran sedangkan rentetan hasil belajar yang
diharapkan (tujuan) disebut kurikulum.
Sehingga manajemen kurikulum bila diartikan merupakan seni dan dan
usaha untuk mengarahkan sumber daya kurikulum dalam rangka menuju tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam bukunya Manajemen Kurikulum
Rusman (2011:3) mengartikan manajemen kurikulum sebagai sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
3. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN YAITU :
1. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
6
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
3. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin
akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja.
5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.
6. Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
7
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Unsur - unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai
penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan.
4. TUJUAN MANAJEMEN :
Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya.
Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana
manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses
tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan
mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan
kegiatan atau pekerjaan.
• Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk
mencapai tujuan organisasi dan pribadi yang telah ditentukan sebelumnya.
• Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentangan
• Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, yaitu suatu perbandingan terbaik
antara input dan output.
5. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen kurikulum memiliki ruang lingkup dalam hal perencanaan,
pengorganisasian implementasi dan evaluasi kurikulum (Rusman, 2011:4). Hal ini
dikemukakan pula oleh Oemar Hamalik (http://santri-apis.blogspot.com) yang
menyatakan bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi: (1) manajemen
perencanaan, (2) manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan
kurikulum, (4) pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6)
desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum. Pada tataran konteks
implementasi kurikulum KTSP maka manajemen kurikulum merupakan upaya
merealisasikan dan mengadaptasikan komponen kurikulum nasional dalam hal ini
standar isi dengan kondisi lingkungan, kebutuhan daerah dan kemampuan peserta
didik sehingga terjadi harmonisasi dan keterpaduan dalam implementasi
dilapangan.
8
6. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM
Prinsip yang mendasar dari manajemen kurikulum adalah mengoptimalkan
dua sisi yakni ketercapaian secara optimal tujuan pendidikan melalui proses
pembelajaran yang bernutu dan mendorong para guru agar selalu melakukan
perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Untuk mewujudkan
prinsip dasar diatas setidaknya ada 5 prinsip dalam melaksanakan manjemen
kurikulummnurut Rusman (2011:4) yaitu produktivitas, demokratisasi, kooperatif,
Efektifitas dan efisiensi, dan mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan
dalam kurikulum.
7. FUNGSI DAN TINGKATAN MANJEMEN
Perubahan sosial Politik dalam tatanan budaya bangsa ini juga memberi
imbas pada perubahan paradigma dalam dunia pendididkan, terutama pada
pendidikan nasional yang semula sentralistis menjadi desentralistis. Dalam artian
bahwa semula yang dominan dalam dunia pendidikan mulai dari kebijakan sampai
pada taraf terkecil di lapangan ditentukan oleh pemerintah sehingga mengungkun
kreatifitas sekolah untuk berimprovisasi dalam ranah pendididkan. Namun setelah
adanya perubahan yang bersifat desentralisasi maka pelaksana pendidikan yang
berada pada tingkat daerah pun dapat menentukan sendiri sampai pada taraf
terkecil mereka namun tetap berpedoman pada aturan umum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan sesuai dengan keadaan pada tiap satuan pendidikan.
Dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada penyelenggaraan
pendidikan dari sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi pendidikan ini
terwujud dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Salah satu sistem yang disentralisasi adalah kurikulum.
9
7.1 FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dalam rangka pencapaian tujuan ada lima kombinasi fungsi fundamental yang paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari atas ke bawah akan terlihat A terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan (controlling). B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi (motivating), dan pengawasan. C terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan (directing) dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi peranan. E terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan dan koordinasi.
10
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :
EDCBA
Koordinasi
Tujuan
Representing
Inovasi
Pengawasan
Pengarahan Pengarahan
Motivasi
Penempatan
Penempatan
Motivasi
Pengorganisasian
Dorongan
Perencanaan
Manajer
11
Suatu hal yang menarik perhatian bahwa tiap kombinasi ada tiga fungsi yang sama, yakni (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, dan (c) pengawasan. Ada perbedaan tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya, apakah harus memsukkan actuating atau motivating ke dalam kombinasi tersebut atau dikeluarkan sama sekali dan justru memasukkan fungsi staffing
dan directing ke dalamnya? Ada yang berpendapat bahwa staffing sudah merupakan bagian dari organizing dan directing
adalah bagian dari actuating atau motivating, dan seperti dipelihatkan dalam gambar di atas, ada juga yang berkeyakinan bahwa innovating, refresenting dan coordinating merupakan fungsi-fungsi yang fundamental.
Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang dilakukan tidak sama. Untuk bahan perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen menurut ahli manajemen sebagai berikut:
G. R. Terry John F. MeeLouis A.
AllenMC. Namara
1. Planning2. Organizing3. Actuating4. Controling
PlanningOrganizingMotivatingControling
LeadingPlanningOrganizingControlling
PlanningProgrammingBudgetingSystem
Henry Fayol Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Dr. S. P. Siagian
Prof. Drs. Oey Liang Lee
12
1. Planning2. Organizing3. Commanding4. Coordinating5. Controlling
PlanningOrganizingStaffingDirectingControlling
PlanningOrganizingMotivatingControllingEvaluating
PerencanaanPengorganisasianPengarahanPengkordinasiaan
W. H. Newman Luther GullickLyndall F.
UrwickJohn D. Millet
1. Planning2. Organizing3. Assembling
Resources4. Directing5. Controlling6. _________7. _________
PlanningOrganizingStaffing
DirectingCoordinatingReportingBudgeting
ForecastingPlanningOrganizing
CommandingCoordinatingControlling__________
Directing
Facilitating
Dari fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen. Untuk menjabarkan makna dari fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:1. Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mancakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
2. Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam
13
kelompok-kelompok, (b) membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga penugasannya di unit-unit organisasi dimasukkan bagian dari unsur oganizing. Ada yang tidak berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai fungsi utama.
3. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan memberi kom\pensasi kepada mereka.
4. Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada kata actuating. Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama. Motivating berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.
5. Staffing mencakup mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
6. Directing mencakup pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan.
7. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang
14
tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
8. Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya.
9. Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan swasta, bank, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.
10. Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya para ilmuan sepakat bahwa keseluruhan fungsi-fungsi manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi-fungsi organik dan fungsi-fungsi penunjang. Fungsi organik adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para manjer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar dalam bertindak. Fungsi-fungsi tersebut seperti digambarkan di atas. Sedangkan fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja
15
dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi-fungsi organik para menajer.
7.2 TINGAKATAN MANAJEMEN
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokkan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau bahkan mandor (foreman). Satu tingkat di atasnya adalah middle management atau manajemen tingkat menengah.
Manajer menengah mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. Di bagian puncak pimpinan organisasi terdapat manajemen puncak yang sering disebut dengan executive officer atau top management. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh
16
top manajemen adalah CEO (chief executive officer) dan CFO (chief financial officer).
Dalam prakteknya pembagian fungsi dalam manajemen secara fundamental tidak dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap manajer (top manager, middle manager,
dan lower manager ), dalam usaha untuk mencapai tujuan, seorang menejer harus melaksanakan semua fungsi menejerial, hanya saja skop dan penekanannya yang berbeda.
Gambaran mengenai tingkatan tugas manejerial adalah sebagai berikut :1. Top manager (TM), tugas-tugasnya lebih banyak pada fungsi
planning dan organizing, karena sifat pekerjaannya adalah kerja “pikir” yaitu merencanakan, mengambil keputusan, dan mengorganisir. Walaupun TM kelihatan santai sebetulnya dia selalu memikirkan keputusan, kebijakan apa yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
2. Middle manager (MM), tugasnya terhadap planning dan organizing seimbang dengan kerja fisiknya. Karena itu MM harus mampu menjabarkan keputusan TM, tetapi juga harus bisa mengerjakan serta menjelaskan kepada LM. MM merupakan manajer dua alam artinya harus bisa untuk planning dan organizing serta dapat pula untuk directing dan controlling. Jadi PO = DC.
3. Lower manager (LM), tugas dan aktivitasnya lebih banyak pada fungsi “directing/actuating dan controlling daripada ke fungsi planning dan organizing (DC PO). Hal ini disebabkan LM merupakan manejer operasional yang langsung memimpin
17
para pekerja operasional. Keterampilan LM lebih diutamakan kemampuan teknis (spesialisasinya), daripada kecakapan manajerialnya.
Prof. Dr. Sondang Siagian, MPA menjelaskan disertai dengan bagan, pertama, kebutuhan manajerial dari sisi human skills dan keterampilan teknis, kedua, cara berfikir para manajer, ketiga kerangka koseptual manajer, dan keempat sifat pengetahuan yang diperlukan.
Bagan yang pertama Keterampilan Manajerial
Bagan di atas menunjukkan perbandingan dua jenis keterampilan yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang menduduki jabatan manajerial, meskipun tidak dalam skala yang persis terlihat pada bagan tersebut. Dari bagan tersebut terlihat bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jenjang kepemimpinan dalam suatu organisasi, keterampilan teknisnya semakin tidak relevan dan sebaliknya human skillsnya semakin dominan.
TENAGA PELAKSANA T. S
M. R
M. M
M. P
T. S
T. S
T. S
H. S
H. S
H. S
Keterangan : M. P : Manajemen PuncakM. M : Manajemen MadyaM. R : Manajemen RendahH. S : Human SkillsT. S : Technical Skills
18
Bagan kedua Cara Berpikir Para Manajerial
Bagan di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kedudukan manajerial yang dipangku oleh seseorang dalam organisasi, cara berpikir yang dituntut padanya ialah yang bersifat holistic dan integralistik. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang, ia semakin terlibat dalam hal-hal yang bersifat departemental atau inkremental, dalam arti pemikirannya pada dasarnya terbatas hanya pada bagian-bagian tertentu dalam organisasi meskipun keterikatannya pada organisasi sebagai keseluruhan tetap dipertahankan. Pada tingkat pelaksana cara berpikir yang diperlukan cukup bersifat atomik, yaitu terbatas hanya pada tugas yang harus dilaksanakannya.
Bagan ketiga, Kerangka Konseptual yang digunakan dalam berfikir dan berindak.
T. P Atomik
M. R
M. M
M. P
Atomik
Atomik
Atomik
H. S
H. S
Holistik
Keterangan : M. P : Manajemen PuncakM. M : Manajemen MadyaM. R : Manajemen RendahT. P : Tenaga Pelaksana
M. R
M. M
M. P
Operasional
Teknis
Teknis
Teknis
Taktik
Strategik
19
Bagan di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang secara hirarki jabatan dalam organisasi, kerangka konseptual yang diharapkan padanya menyangkut hal-hal yang strategik. Pada manajerial tingkat madya memusatkan perhatian pada taktik-taktik yang diperlukan. Pada manajerial rendah, kerangka konseptualnya terletak pada hal-hal yang bersifat teknis dan kegiatan oprasional.
Bagan keempat, Sifat Pengetahuan yang diperlukan oleh para manajer dalam mengemudikan organisasi ialah dengan mengetahui sifat pengetahuan yang dituntut. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, pengetahuan yang dituntut padanya adalah cara berfikir generalis. Sebaliknya semakin rendah kedudukan manajerial seseorang, pengetahuan yang diharapkan diterapkannya semakin bersifat spesialistik dan teknis karena lebih mengarah pada pelaksanaan berbagai kegiatan operasional. Bagannya sebagai berikut.
T. P Teknis
M. R
M. M
M. P
Spesialis
Spesialis
Spesialis
Generalis
Generalis
Generalis
Keterangan : M. P : Manajemen PuncakM. M : Manajemen MadyaM. R : Manajemen RendahT. P : Tenaga Pelaksana 20
Paradigma baru dalam dunia pendidikan ini berpengaruh dalam manajemen
kurikulum, khususnya dalan implementasi kurikulum. Secara garis besar beberpa
kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen kurikulum sebagai berikut:
7.3 PENGELOLAAN PERENCANAAN KURIKULUMPada tataran pemerintah merumuskan dan menetapkan kurikulum standar
yang bersifat nasional yang berfungsi sebagai acuan untuk pengembangan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Pada taraf daerah dan juga satuan
pendidikan sekolah menyesuaikan ddengan kondisi, kebutuhan, dan kemampuan
daerah maupun sekolah yang bersangkutan.
Pengertian Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan. Adapun kurikulum
adalah semua pengalaman belajar yang telah direncanakan untuk mempersiapkan
siswa kearah tujuan pendidikan. Menurut Oemar Hamalik dalam Rusman
(2009:21) bahwa perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang
kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembaut keputusan.
Perencanaan kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman yang berisi petunjuk
tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, sumber biaya, tenagan dan
sarana yang diperlukan, dan juga sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem
dan mendorong pencapaian yang optimal.
7.4 PENGELOLAAN IMPLEMENTASI KURIKULUMImplementasi kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dalari kurikulum
yang telah direncanakan. Adapun bentuk implementasi kurikulum adalah
pembelajaran yang dilakukan guru bersama dengan siswa untuk mencapai tujuan
kurikulum yang telah ditetapkan
Menurut Hasan dalam Rusman (2009:74) bahwa ada yang beberapa faktor
yang mempengeruhi implementasi kurikulum, yaitu “karakteristik kurikulum,
strategi implementasi, karakteristik penelitian, pengetahuan guru tentang
kurikulum, sikaop terhadap kurikulum, dan keterampilan mengarahkan.”
Sementara menurut Mars dalam Rusman bahwa terdapat lima element yang
mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu:
21
a. Dukungan dari kepala sekolah
b. Dukungna dari rekan sejawat guru
c. Dukungan dari siswa
d. Dukungan dari orang tua
e. Dan dukungan dari dalam diri guru sebagai unsur utama
Menurut Nana Syaodih dalam Rusman (2009:75) bahwa untuk
melaksanakan mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan
dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Yang paling
berpengaruh pada keberhasilan implementasi ini adalah dari guruitu sendiri, meski
sarana prasarana, biaya, organisasi, lingkungan juga menjadi kunci keberhasilan
dari implementasi ini namun gurulah yang sangant berperan penting.
7.5 PENGELOLAAN PELAKSANAAN EVALUASI KURIKKULUMSecara legal formal, evaluasi kurikulum tertuang dalam pasal 57 UU No. 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Evaluasi kurikulum inidalam
rangka mengndalikan mutu. Hasil kegiatan implementasi kurikulum dapat dinilai
melalui kegiatan evaluasi kurikulum maupun pembelajaran.
Menurut Grounlund dalam Rusman (2009:93) adalah suatu proses sistematis
dari pengumpulan, analissis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan
sejauh manasiswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Semsntara Hopkins dan
Antes mengemukakan bahwa evaluasi itu adalah pemeriksaan secara terus-
menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program
pendidikan, dan proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat perubahan
siswa dan ketetapan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program.
Menurut Ibrahim dalam Rusman (2009:133) model evaluasi kurikulum
secara garis besar ada 4 golongan, yaitu:
a. Measurement (pengukuran)
Evaluasi pada dasarnya adalah mengukur prilaku siswa untuk mengungkapkan
perrbedaan individual maupun kelompok. Hasil ini bisa dignakan untuk seleksi
siswa, bimbingna pendidikan, dan perbandingan efektivitas antara dua program/
metode pendidikan.
b. Congruence (kesesuaian)
22
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan
pendidikan dan hasilyang akan dicapai untuk melihat sejauh mana perubahan
telah dicapai. Bentuk objek evaluasi ini dititikberatkan pada hasil belajar dalam
bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan siksap
c. Illumination (penerangan)
Konsep ilumination menekaknkan pentingnya evaluasi yang berkelanjutan selama
proses kegiatan kurikulum berlangsung. Dalam konsep ini berorientasi pada
proses dan hasil kurikulum yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan
d. Educational System Evaluation (sistem evaluasi pendidikan)
Pada konsep ini memandang bahwa banyak segi positif untuk proses
pengembangna kurikulum. Pada konsep ini menekankan peranan kriteria dalam
proses evaluasi. Dalam evaluasi pada konsep ini menekankan perlunya pemberian
kriteria pada setiap penilaian sehingga dapat menilai antara kesenjangan hasil dari
standar yang telah ditetapkan.
Hasil Akhir Evaluasi
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area-area
kelemahan sehingga dapat dinilai dimana letak kekuarangankurikulum tersebut.
Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasa dilakukan waktu
proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum
apakah kurikulum tersebut masih bisa digunakan atau tidak dan ini dikenal
dengan evaluasi sumatif.
7.6 PENGELOLAAN PERUMUSAN KRITERIA DAN PELAKSANAAN KENAIKAN KELAS/KELULUSANKegiatan ini merupakan tindak lanjut dari evaluasi kurikulum dan
pembelajaran secara objektif, integritas, dan komprehensif dengan menuntut
perolehan hasil belajar secara tintas (mastery learnign) sehingga dapat ditentukan
kriteria kelulusan (passing grade).
7.7 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR
Bahan ajar yang akan diberikan bagi peserta didik seyogianya bukan hanya
berpatikan pada buku teks, tetapi juga dari sumber manapun yang sesuai
23
denganmateri dan tidak keluar dari kaidah-kaidah etika. Hal ini cukup
menguntungkan bagi pengembangan kurikulum muatan lokal, yang mana dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi daerah.
24
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kemampuan manajerial lahir bersama dengan manusia, hal ini terlihat dari kemampuan bangsa Mesir Kuno, Romawi Kuno dan beberapa peradaban manusia yang lalu terus berkembang seiring dengan perkembangan manusia.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Fungsi-fungsi manajemen secara garis besarnya, terdiri dari planning, organizing, actuaiting dan controlling
Dalam manajemen dapat diklasifikasikan tingkatannya pada tiga tingkatan: 1. Top Manager (Manajemen Puncak)2. Middle Manager (Manajemen Madya) 3. Lower Manager (Manajemen Rendah)
2. Saran
Penulis berharap kepada seluruh yang memiliki komitmen terhadap pengembangan ilmu kiranya dapat memberikan sumbang saran dan kritikan yang bersifat ilmiah guna
25
melengkapi makalah yang penulis yakin masih sangat jauh dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://santri-apis.blogspot.com/2011/08/manajemen-kurikulum-oleh-sulchan-
habib.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah
Rusman, 2011. Manajemen kurikulum. Rajawali Press. Jakarta.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007
MC. Neil, Jhon D, Kurikulum Sebuah Pengantar Konprehensip, Wira Sari: 1988
Masakim,Andi, Kurikulum Masa Depan, www.andimasakim.com. 17 Februari
2011.
Mukhidin, Filsaft Kurikulum dan Pengajaran Dan Pengembangan Kurikulum,
Yayasan Musaparadisiaca: 2009
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Cet. IV, Bandung, Bumi Aksara: 2006
Partanto, Pius A, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola: 1994
Sudrajat, Akhmad, landasan Kurikulum, www.akhmadsudrajat.wordpress.com, 12
Sebtember 2011, 19.30 WIB
Robbins, Stephen dan Mary Coulter, Management. Cet. VIII; New York: Prentice
Hall, 2007.
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial. Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara,
2002.
26
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Managemen, Priciple of
Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu. Cet. VI;
Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
27
top related