makalah blok 8 sistem kardiovaskular
Post on 15-Dec-2015
94 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Sistem Kardiovaskular
Erika Sthefanny Adam10-2011-170
A5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana
Email : sthefanny_erika@yahoo.com
Abstrak
Jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra,memungkinkan kita secara manual
mendorong darah keluar dari jantung apabila jantung tidak memompa secara efektif dengan menekan
sternum secara berirama ,maneuver ini menakan jantung antara sternum dan vertebra, sehingga
darahdiperas seolah-olah jantung sedang berdenyut. Kompresi jantung eksternal ini ,yang merupakan
bagian dari Resusitas jantung Paru.
Secara umum fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali
setelah dibersihkan organ paru-paru. fungsi jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa
darah pada manusia. Pada saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke
seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh darih hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk
melaksanakan fungsi jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru
dipompa ke jaringan seluruh tubuh Manusia
Kata kunci : stuktur organ jantung, mekanisme kerja jantung, EKG
1
Skenario
Seorang laki-laki usia 57 tahun dibawah ke unit Gawat Darurat dengan keluhan nyeri dada yang menjalar
ke punggung dan lengan kiri. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter member tahu keluarga bahwa
pasien tersebut menderita gejala Angina pectoris akibat gangguan jantung dan perlu dilakukan
pemeriksaan EKG
Pengertian nyeri
Nyeri atau sakit adalah sensasi tidak menyenangkan, mulai dari ketidaknyamanan ringan sampai
menyiksa, proses destruktif yang berhubungan dengan jaringan aktual atau potensial yang
mengekspresikan dirinya melalui reaksi organik atau emosional. Nyeri memotivasi individu untuk
menarik diri dari situasi yang merusak, untuk melindungi bagian tubuh yang rusak selagi disembuhkan,
dan untuk menghindari pengalaman serupa di masa mendatang. Kebanyakan nyeri menyelesaikan segera
setelah stimulus yang menyakitkan akan dihapus dan tubuh telah sembuh, tapi kadang-kadang. nyeri
tetap ada meskipun penghapusan stimulus dan penyembuhan nyata dari tubuh dan kadang-kadang nyeri
timbul karena tidak adanya kerusakan, stimulus terdeteksi atau penyakit.
Struktur organ jantung
Anatomi Cor
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ muskularis
yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk kerucut dengan ukuran sebesar kepal . Jantung
bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus
yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral
ditutupi oleh sternum dan cartilago costalis III-IV. Apex kerucut terlentak di inferior, anterior dan ke
sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah sinistra bidang media.1
2
Secara mikroskopis
Jantung (Cor)
Pada jantung terdapat empat ruang, yaitu atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter,
dan ventriculus sinister. Atrium dextrum dan sinistrum dipisahkan oleh septum interatriorum, sedangkan
ventriculus dexter dan sinistra dipisahkan septum intervenriculare. Pada permukaan luar jantung terdapat
dapat dijumpai:
1. Sulcus Coronarius, yaitu sulcus yang melingkari jantung di antara ventrikel dan atrium. Sulcus ini
ditempati oleh vasa yang mendarahi jantung.
2. Sulcus interventricularis anterior, yaitu sulcus yang memisahkan ventriculus dexter dan sinistra dan
terletak pada facies sternocostalis.
3. Sulcus interventriculares posterior, yaitu sulcus yang terletak pada facies diaphragmatica, dan
memisahkan ventriculus dexter dan sinistra.1-2
Atrium Dextrum
Atrium dextrum terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Atrium Propria (Sinus Venarum Cavarum), merupakan ruang di antara dua vena cava dan ostium
atrioventricularis, dindingnya menjadi satu dengan dinding Vena Cava dan permukaan inferiornya
halus.
2. Auricula Dextra, berbentuk seperti daun telinga, merupakan kantung di antara V. Cava Superior dan
Ventriculus Dexter. Batas antara auricula dengan atrium dari luar ditandai oleh sulcus terminalis yang
berhubungan dengan bagian rigi di sebelah dalamnya, yaitu crista terminalis. Permukaan dalam
auricula terdiri dari susunan otot, yaitu Mm. Pectinati.2
Di bagian dalam atrium dextrum dapat dijumpai beberapa lubang, yaitu ostium vena cava inferior yang
bermuara pada bagian inferior sinus venarum, ostium vena cava superior yang bermuara ke supeior
posterior dari sinus venarum, sinus coronarium yang bermuara ke atrium dextrum, foramina venarum
miniatrium merupakan muara dari Vv. Cordis Minimae.
3
Septum Interatriorum
Septum ini membentuk dinding dorsal dari atrium dextrum. Pada septum ini dapat dijumpai
bangunan rudimenter dari foramen ovale yang disebut fossa ovalis. Di bagian tepi dari fossa terdapat
penonjolan yang menetap pada orang dewasa disebut limbus fossa ovalis.
Ventriculus Dexter
Ventriculus dexter menempati sebagian besar facies sternocostalis. Di bagian dalam ventriculus
dexter dapat dijumpai beberapa lubang, yaitu:
1. Ostium Atrioventriculare Dextra, merupakan apertura berbentuk oval dan dikelilingi oleh cincin
fibrosa yang kuat dan padanya melekatvalvula trikuspidalis. Pada Valvula menempel chorda tendinae
yaitu berbentuk seperti tali yang tersusun dari h\jaringan fibrosa. Pada ujung lain dari chorda tendinae
melekat pada trabecula yang dikenal M.Papillaris.
2. Ostium Truncus Pulmonalis, terletak di sebelah superior dan sinistra dari atrium atrioventricularis
dextra dan menutupi septum interventricularis. Pada ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang
terdiri dari cupis semilunaris.2
Atrium Sinistrum
Atrium ini ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan yang dextra. Atrium sinistra membentuk
basis dan facies dorso superior jantung. Atrium sinistrum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Atrium Proprium (Cavum Principalis). Pada Atrium ini terdapat muara empat Vv. Pulmonalis, yang
masing-masing sisi bermuara dua vena. Umumnya Vv. Pulmonalis bermuara pada satu lubang.
Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil dibandingkan yang dextra dan dilekati oleh
valvula mitralis.
2. Auricula Sinistra. Antara auricula sinistra dan atrium sinistrum terdapat daerah penyempitan.
Auricula ini berbentuk panjang, sempit, dan lebih melengkung dibandingkan yang dextra.
Lengkungan yang sebelah ventral mengelilingi basis truncus pulmonalis dan hanya bagian ini yang
dapat terlihat pada facies sternocostalis jantung.2
4
Ventriculus Sinister
Ventriculus Sinister ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh facies
diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Pada permukaan dalam ventriulus sinister dijumpai
dua lubang, yaitu:
1. Ostium atrioventricularis sinistra, ostium ini lebih kecil dibandingakan yang dextra dan dikelilingi
cincin fibrosa. Pada ostium ini melekat valvula mitralisyang terdiri dari dua cupis. Pada cupis terletak
chorda tendinae, tetapi lebih sedikit dibandingkan yang dextra. Trabecula carnae, sama dengan yang
dextra, tetapi berjumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex dan dinding dorsal jantung.
2. Ostium Aorticum, merupakan lubang bulat di sebelah ventral dan dextra dari ostium atrioventricularis
sinistra, mempunyai valvula semilunaris. Valvula Aorticus terdiri dari tiga semilunaris yang serupa
dengan valvula pulmonalis, tetapi mempunyai ukuran lebih besar, tebal, dan lebih kuat.
Septum Interventricularis
Septum ini mempunyai kedudukan miring, dan agak melengkung dengan kecembungan ke arah
dextra. Tepi septum berhubungan dengan sulcus intervenricularis anterior et posterior. Sebagian besar
septum ini tebal dan terdiri dari jaringan muskular yang disebut septum interventricularis di bagian
superior dan pars muscularis di bagian distal. Pada bagian superior dari septum ini berhubungan dengan
septum interatriorum.1-2
Secara makroskopis
Dinding Jantung, terdiri dari:
Endokardium, terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis subendotel
jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin, kolagen, dan otot polos. Yang
menghubungkan endokardium dengan miokardium adalah selapis jaringan ikat yang disebut
sudendokardium yang mengandung vena, saraf, dan sistem penghantar impuls jantung.
Miokardium, Tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel-sel otot jantung yang
tersusun dalam lapisan bilik-bilik jantung dalam bentuk pilinan yang rumit.
Epikardium, dibentuk oleh epitel selapis gepeng (mesotel) yang ditopang oleh selapis jaringan
ikat.lapisan jaringan ikat longgar subepikardium mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf.
Jaringan adiposa memenuhi lapisan ini.3
5
Rangka Jantung
Rangka jantung terdiri atas jaringan ikat padat dan merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian
besar otot jantung dan katup jantung melekat. Bagian utamanya adalah Septum membranaseum,
Trigonum fibrosum, dan Annulus fibrosus. Struktur-satruktur ini terdiri atas jaringan ikat padat,
dengan serat kolagen tebal yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian tertentu mengandung nodul
rawan fibrosa.
Katup Jantung merupakan lempengan jaringan ikat fibrosa padat di pusat padat (yang mengandung
serat kolagen maupun elastin) yang berpangkal pada annulus fibrosus.4 Katup Atrioventrikel terbagi
dua,yaitu:
Katup mitral (menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri)
Katup tricuspid (menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan)
Sistem Hantar Rangsang
Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang tersebar di seluruh
miokardium. Sistem ini terdiri dari dua nodus yang terletak di atrium, yaitu Nodus Sinoatrial (SA)
dan nodus atrioventricularis (AV), serta berkas atrioventricularis. Berkas atriovenricularis berasal dari
nodus atrioventricular dan bercabang kedua ventricel. Sel-sel dari sistem penghantar impuls secara
fungsional disatukan oleh taut celah. Nodus SA merupakan massa sel otot jantung yang
bermodifikasi., dan berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot atrium. Berkas atrioventicularis
dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV. Akan tetapi, ke arah distal, sel-sel ini menjadi
lebih besar dari sel otot jantung biasa dan memiliki tampilan sendiri. Serat yang disebut serat purkinje
ini, memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan glikogen dan mitokondria. Serat
purkinje mampunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung biasa. Serat
purkinje umumnya lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma, jumlah miofibril
sedikit dan terletak di tepi serat.5
Pembuluh Darah Jantung
Dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung dan vena jantung mengalirkannya kembali. Fungsi
utama A. koronaria dan arteriolnya: menyediakan O2 secukupnya sesuai kebutuhan miokardium.3
6
Susunan Pembuluh Darah
1. Tunika Intima: terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel jaringan ikat
longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari tunika
media oleh lamina elastica interna, yaitu komponen terluar dari intima. Lamina ini terdiri dari atas
elastin, memliki celah-celah yang memungkinkan terjadinya difusi zat untuk memberikan nutrisi ke
sel-sel bagian dalam pembuluh.
2. Tunika Media: terutama terdiri atas lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersusun secara terpilin.
Pada arteri, tunika media mempunyai lamina elastica externa yang lebih tipis, yang memisahkannya
dari tunika adventisia.
3. Tunika Adventitia: terutam terdiri atas serat kolagen dan elastin. Lapisan adventisia berangsur
menyatu dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada.
Arteri
Dalam perjalanannya arteri bercabang-cabang dan ukurannya semakin kecil. Berdasarkan ukurannya,
komponen pembentuk dinding dan fungsi arteri dibedakan menjadi:
Arteri Besar
Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin berfenestra (bertingkap) pada tunica medianya.
Dindingnya tampak kuning dalam keadaan segar akibat banyanya elastin. Pembuluh konduksi utama ini
direnggangkan selama jantung berkontraksi (sistol), dan penguncupan akibat kelenturan dindingnya
selama diastol berfungsi sebagai pompa tambahan untuk mempertahankan aliran agar tetap meskipun
jantung berhenti berdenyut sesaat. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya
relatif lebih tipis dari arteri sedang. Lapisan-lapisannya,yaitu:
Tunica intima: terdiri atas endotel yang berbentuk polygonal, dengan panjang 25-50 mm dan lebar
10-15 mm, sumbu panjangnya terorientasi memanjang. Di bawah sel-sel endotel ini terdapat anyaman
serabut-serabut kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam, terdapat
banyak serabut-serabut elastis yang bercabang saling berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa
serabut kolagen, fibroblas, dan berkas-berkas kecil otot polos.5
7
Tunica media: terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan fenestra yang berselang-seling
dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen elastin
dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5m. Karena banyaknya elastin dalam
arteri besar, maka otot polos relatif sedikit pada tunica media.
Tunica adventitia: merupakan lapisan yang relatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang
serat kolagen, dan anyaman longgar serat elastin halus. Dinding arteri besar terlalu tebal sehingga
memiliki microvaskulator sendiri yang disebut vasa vasorum, untuk mendapat nutrisi dari lumen.
Vasa vasorum tersebar di permukaan pembuluh membentuk anyaman dalam tunica adventitia dari
mana kapiler-kapiler menerobos sampai ke dalam tunica media. Untuk lapisan dalam yang tidak
tercakup oleh kapiler tersebut, nutrisi diterima langsung secara difusi dari lumen. Akibat kondisi-
kondisi tersebut maka dinding arteri lebih mudah mengalami degenerasi dibandingkan jaringan lain
dalam tubuh.
Arteri Sedang
Arteri sedang ini merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri. Mencakup arteri branchial,
arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya sampai sekecil
0,5 mm.4 Bersifat kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya. Lapisan-lapisannya,yaitu:
Tunica intima: lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya. Umumnya dikatakan endotel
menempel langsung pada membrana elastica interna. Pada percabangan arteri coronaria terdapat
penebalan tunica intima yang disebut “musculo elastic cushion”. Dalam tunica intima terdapat
monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau makrofag.
Tunica media: membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena kontraksinya otot-otot polos
di tunica media sebelum pembuatan sediaan. Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris.
Di sebelah luar terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari membrana elastica interna.
Tunica adventitia: terkadang lebih tebal dari tunica media dan mengandung fibroblas, berkas-berkas
kolagen yang tersusun memanjang.
Arteri kecil
8
Arteri kecil atau arteriol merupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis penting karena merupakan
unsure utama tahanan perifer terhadap aliran yang mengatur tekanan darah. Mempunyai diameter antara
200 mm sampai 40 mm. Lapisan-lapisannya,yaitu:
Tunica intima: terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada membrana elastica interna dan
lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri atas serat retikuler dan elastin.
Tunica media: terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada arteriol yang besar
kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna tipis.
Tunica adventitia: merupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat kolagen dan sedikit
fibroblas. Pada pembuluh daerah peralihan antara arteriol dan kapiler disebut metarteriol, otot polos
tidak membentuk lapis utuh, namun sel-sel otot polos, yang melingkari tabung endotel seluruhnya,
terpisah satu dari lainnya.4
Vena
Setelah melalui anyaman kapiler, darah akan menuju jantung melalui vena. Semakin mendekati
jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena lebih tipis dan kurang elastis dari pada
arteri yang didampinginya sehingga pada sediaan selalu terdapat kolaps atau memipih. Berdasarkan
ukurannya, vena dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
Vena Besar
Golongan vena ini terdiri dari:
Tunica Intima: seperti pembuluh darah lainnya, pada sebelah dalamnya dilapisi oleh sel-sel endotel.
Dalam tunica intima terdapat jaringan pengikat dengan serabut-serabut elastis. Di bagian luar serabut-
serabut elastis tersebut membentuk anyaman.
Tunica media: biasanya sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau ada terdiri atas serabut-
serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang.
Tunica adventitia: merupakan jaringan utama dari dinding vena dan tebalnya beberapa kali lipat dari
tunica medianya. Terdiri atas berkas serabut-serabut otot polos yang memanjang dengan anyaman
serabut elastis. Selain itu juga mengandung jaringan pengikat dengan serabut-serabut kolagen dan
elastis yang memanjang.5
Vena Sedang
Pada umumnya vena ini berukuran 2 – 9 mm.
9
Tunica intima: sangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar Dengan tunica media
dibatasi oleh anyaman serabut elastis.
Tunica media: lebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri atas serabut otot polos
sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang dan beberapa fibroblas.
Tunica adventitia: lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan jaringan pengikat longgar dengan
berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman serabut elastis. Kadang terdapat serabut otot polos yang
longitudinal pada perbatasan dengan tunica medianya.
Venula
Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 – 20 mikron yang disebut
venula.
Venula juga berperan dalam pertukaran zat. Lapisannya terdiri atas:
Tunika Intima: terdiri dari selapis sel endotel dan lapisan subendotel yang sangat tipis.
Tunika Media: hanya mengandung perisit kontraktil.
Mekanisme kerja jantung
Sirkulasi jantung
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru dimulai dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru
keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai
tekanan yang rendah kira – kira 15 – 20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemik dimulai dari
ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena
kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya
jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah
atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.5
Fungsi jantung
10
Secara umum fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali
setelah dibersihkan organ paru-paru. fungsi jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa
darah pada manusia. Pada saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke
seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh darih hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk
melaksanakan fungsi jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru
dipompa ke jaringan seluruh tubuh Manusia.
Bertambahnya usia seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap fungsi jantung itu sendiri. Hal ini
berarti karena jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup, akan berpengaruh terhadap
kemampuan fungsi jantung secara berangsur akan mengalami penurunan. Dan hal ini akan semakin
drastis penurunan fungsi jantung apabila terdapat keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu
sendiri. Misalnya terjadi infeksi otot jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya
oksigen karena penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya sering disebut sebagai penyakit jantung
koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya.
Sirkulasi darah
Satu detakan jantung kita menunjukkan satu pengiriman darah ke seluruh tubuh. Setiap hari, 2000
galon darah yang membawa oksigen dan nutrisi mengalir melalui pembuluh darah yang menghubungkan
berbagai organ dan bagian tubuh lainnya. Inilah alasan mengapa jantung dan sistem sirkulasi darah (atau
sistem kardiovaskuler) adalah penyokong utama kehidupan manusia.
Ada dua pemeran utama dalam sistem sirkulasi manusia, yakni jantung dan pembuluh darah.
11
Jantung adalah sebuah organ berotot yang bertugas memompa darah ke seluruh organ tubuh dengan
melakukan kontraksi berirama secara repetitif. Untuk memompa darah, jantung biasanya berdetak 60
hingga 100 kali per menit, atau lebih cepat bila dibutuhkan. Detakan itu ditentukan oleh pesan yang
dikirimkan oleh tubuh ke jantung. Pesan itulah yang menentukan kapan jantung memompa lebih banyak
atau lebih sedikit darah, tergantung kebutuhan individu. Ketika kita tidur, jantung akan memompa
secukupnya karena organ-organ tubuh hanya membutuhkan sedikit oksigen saat beristirahat. Sebaliknya,
saat tubuh kita merasa ketakutan atau berolahraga, organ tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen
sehingga jantung pun akan memompa lebih banyak darah.Darah yang dipompa keluar jantung akan
dialirkan melalui dua sirkulasi.5-6
sirkulasi pulmoner, adalah sirkulasi darah yang bermula saat darah keluar dari rongga bilik kanan ke
paru-paru lalu kembali ke rongga serambi kiri jantung. Setelah meninggalkan bilik kanan, darah mengalir
melalui pembuluh kapiler yang mengelilingi kantong-kantong udara di paru-paru. Di sinilah darah
menyerap oksigen (yang kita hirup) dan melepaskan karbondioksida (yang kita keluarkan melalui
hembusan napas).Selanjutnya, darah di serambi kiri akan dialirkan ke bilik kiri.
Sirkulasi sistemik pun dimulai saat darah yang kaya akan oksigen itu dialirkan ke luar dari bilik kiri
melalui aorta ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. Darah kemudian kembali ke jantung melalui serambi
kanan.6
12
Enzim jantung
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup yang mempengaruhi reaksi kimia. Sebagian
banyak enzim diproduksi dalam jumlah kecil dan berfungsi di dalam sel. Enzim yang berada dalam
alliran darah sangat kecil, jadi jika ada peningkatan kadar suatu enzim di darah, biasanya merupakan
indikasi kematian sel, kerusakan sel atau sebagai marker penyakit tertentu. Misal : CK, AST, LDH adalah
enzim-enzim yang berhubungan dengan fungsi dan penyakit jantung yang terutama Infark miokard
Dalam sistem kardiovaskular, dikenal dua macam enzim, yaitu:
1. Enzim Fungsional: dihasilkan di dalam hati dan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah secara kontinyu.
Substrat dari enzim ini juga terdapat di dalam sirkulasi darah. Kadar enzim ini lebih banyak di dalam
jaringan. Contoh : lipoprotein lipase, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan
pemecahan bekuan darah
2. Enzim Nonfungsional: merupakan enzim yang tidak berfungsi dalam darah. Kadarnya lebih sedikit di
jaringan. Kehadirannya dalam plasma dengan kadar lebih dari normal merupakan indikasi kenaikan
kecepatan kerusakan jaringan. Contoh : Sekresi eksokrin, amilase pankreas, lipase, alkaline fosfatase,
fosfatase asam prostat (PAP), empedu.7
Elektrokardiogram
EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang dihasilkan oleh otot
jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai permukaan tubuh dan dideteksi oleh elktroda
pencatat. EKG adalah grafik yang dibentuk oleh elektrokardiograf. Informasi yang dapat kita dapatkan
dari rekaman EKG adalah gangguan ritme jantung seperti aritmia, gangguan elektrolit, abnormalitas
konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, detekdi penyakit bukan jantung, pengaruh obat– obatan.
Ada 3 sadapan yang terdapat pada EKG yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar. Sadapan bipolar
adalah I yang merupakan sadapan anggota badan, II yang merupakan beda potensial antara elektroda
negatif di lengan kanan dan elektroda positif di lengan kiri, dan III yang merupakan beda potensial antara
elektroda negatif lengan kiri dan elektroda positif di tungkai kiri. Sadapan unipolar adalah sadapan
prekordial dan sadapan augmented. Sadapan augmented adalah AVFyang merupakan beda potensial
antara jantung dengan tungkai, AVR yang merupakan beda potensial antara jantung dengan lengan
kanan, dan AVL yang merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan kiri.
13
3.
4. Sumber: Institut Teknologi Telkom,2009
5.
Sadapan prekordial adalah V1 – V6. Sadapan V 1 terletak di ruang interkostal IV di kanan sternum.
Sadapan V2 terletak di ruang interkostal IV di kiri sternum. Sadapan V3 diletakkan diantara sadapan V2
dan V4. Sadapan V4 diletakkan di ruang interkostalis V sejajar dengan garis mid klavikularis kiri.
Sadapan V5 diletakkan secara mendatar dengan V 4 di linea axillaris anterior.
Sadapan V6 diletakkan secara mendatar dengan V4 – V5 di mid axillaris. Gelombang P adalah
depolarisasi dari atrium kiri dan kanan. Segmen PR merupakan perlambatan nodus AV.Kompleks QRS
adalah depolarisasi ventrikel ( repolarisasi atrium). Segmen ST adalah kontraksi ventrikel dan
pengosongan ventrikel. Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel. Interval TP adalah relaksasi
ventrikel dan mengisi diri.8
Kelistrikan Jantung
Persarafan Intrinsik Jantung
Persarafan intrinsik jantung diatur oleh sel otoritmik. Berbeda dengan sel saraf dan sel otot
rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan, kecuali apabila sel
dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel otoritmik ini
14
memperlihatkan aktiitas pemacu, yaitu membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau
bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami
potensial aksi.8
Sel-sel jantung yang mampu mengalami autoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:
1. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena kava
superior
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan
dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (Berkas Atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk
ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang
berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di
sepanjang dinding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh
miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Persarafan Ekstrinsik Jantung
Jantung juga dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi
saraf.
Efek Stimulasi Parasimpatis pada Jantung:
Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk menurunkan kecepatan denyut
jantung.
Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas nodus tersebut, memperpanjang
transmisi impuls ke ventrikel.
Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat potensial aksi.
Dengan demikian, jantung bekerja secara “lebih santai” di bawah pengaruh parasimpatis-jantung
berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium
melemah.
Efek Stimulasi Simpatis pada Jantung
Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi-situasi darurat atau
sewaktu berolahraga. Yaitu saat terjadi peningkatan kebutuhan akan aliran darah, mempercepat
15
denytu jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utama stimulasi simpatis pada nodus
SA adalah meningkatkan kecepatan depolarisasi.
Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan nodus AV dengan meningkatkan
kecepatan penghantaran, mungkin melalui peningkatan arus masuk Ca2+ yang berjalan lambat.
Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi di seluruh jalur
penghantar khusus.
Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang keduanya memiliki banyak ujung saraf simpatis,
stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan kontraktil, sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan
memmeras lebih banyak darah keluar.
Dengan demikian, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah meningkatkan aktivitas
jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung, menurunkan jeda antara
kontraksi atrium dan ventrikel, menurunkan waktu hantaran ke seluruh jantung, dan meningkatkan
kekuatan kontraksi.
Kerja Jantung
Perbandingan Potensial Aksi Per Menit Jaringan Otoritmik
1. Nodus SA (pemacu normal) : 70-80
2. Nodus AV : 40-60
3. Berkas His dan serat-serat purkinje : 20-40
Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus
SA.sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke
seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang
dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi per
menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dan dikenal sebagai pemacu jantung.
Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalakan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah
diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai ambang dengan
irama mereka yang lebih lambat. Jaringan otoritmik bukan SA adalah pemacu laten, yang dapat
mengambil alih, walaupun dengan kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja.
Jika nodus AV rusak, maka hantaran atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan berdenyut dengan
kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang
tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit. Fenomena ini disebut sebagai blok jantung total.
16
Kadang-kadang suatu bagian jantung, misalnya serat purkinje, menjadi sangat tereksitasi dan
mengalami depolarisasi lebih cepat daripada nodus SA. Daerah yang mengalami eksitasi abnormal, yakni
focus ektopik, mencetuskan potensial aksi premature yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya
sebelum nodus SA dapat menghasilkan potensial aksi. Impuls abnormal yang kadang-kadang datang dari
suatu focus ektopik menghasilkan denyut premature atau suatu ekstrasistol. Jika focus ektopik terus
menghasilkan potensial aksi dengan kecepatan yang lebih tinggi, aktivitas pemacu bergeser dari nodus
SA ke focus ektopik. Kecepatan denyut jantung secara mendadak meningkat selama beberapa waktu
sampai focus ektopik kembali ke normal. Daerah yang sangat teriritasi tersebut mungkin berkaitan
dengan penyakit jantung organic, tetapi lebih sering terjadi sebagai respons terhadap kecemasan, tidak
dapat tidur, atau kelebihan kafein, nikotin, atau konsumsi alkohol.
Kegiatan Biolistrik dan Potensial Aksi Jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar
melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel
pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil
sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.
Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab
pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal
itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran
lambat Na+ ke dalam. Di sel–sel otoritmik jantung, antara potensial–potensial aksi permeabilitas K+ tidak
menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara
potensial–potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif
mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak
berubah, bagian dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.Setelah
ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca 2+
dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang
mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang
17
terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.Setelah potensial aksi
usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang
mampu mengalami otortmisitas ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.
Kecepatan normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung jaringan Potensial aksi per
menit:8
1. Nodus SA ( pemicu normal) 70 – 80
2. Nodus AV 40 – 60
3. Berkas His dan serat – serat purkinje 20 – 40
Sumber: Sherwood L,2001
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali akan menyebar ke atrium melalui jalur
antar atrium dan jalur antar nodus lalu ke nodus AV. Karena konduksi nodus AV lambat maka terjadi
perlambatan sekitar 0,1 detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi akan
diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke sel purkinje.
Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan menghasilkan gelombang depolarisasi yang akan
menyebar ke sel kontraktil melalui gap junction.
18
Sumber: Sherwood L,2001
Pengaturan Curah Jantung
Curah Jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompakan oleh ventrikel per
menit. Faktor yang mempengaruhi curah jantung ini adalah kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
dan volume sekuncup (stroke volume). Terdapat dua jenis kontrol yang mempengaruhi volume sekuncup,
yaitu:
1. Kontrol Intrinsik yang berkaitan dengan aliran balik vena. Semakin banyak darah yang kembali ke
jantung, semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung, tetapi hubungan ini tidak sesederhana
seperti yang dibayangkan, karena jantung tidaj menyemprotkan semua darah yang dikandungnya.
Hubungan langsung antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup membentuk kontrol intrinsik
atas volume sekuncup, yang mengacu pada kemampuan inheren jantung untuk mengubah volume
sekuncup. Hubungan intrinsik antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal hukum
Frank-Starling. Hukum ini menyatakan bahwa peningkatan aliran balik vena meningkatkan volume
sekuncup.
2. Kontrol Ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi jantung. Stimulasi simpatis dan epinefrin
akan meningkatkan kontraktilitas yang akan mengacu pada kekuatan kontraksi pada setiap volume
diastolik akhir. Dengan kata lain, jantung berkontraksi lebih kuat dan memeras lebih banyak darah
yang dikandungnya. Peningkatan kontraktilitas ini disebabkan oleh peningkatan influks Ca2+ yang
dicetuskan oleh norepinefrin dan epinefrin.
19
Ada tiga faktor yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu:
1. Preload: merupakan tingkat pengisian ventrikel, yaitu peningkatan volume diastolik akhir yang
disertai oleh peningkatan volume sekuncup. Preload merupakan beban kerja yang di berikan ke
jantung sebelum kontraksi dimulai.
2. Kontraktilitas: pengaruh terhadap curah jantung melalui faktor yang tidak berasal dari jantung sendiri
(dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik).
Afterload: merupakan beban kerja yang ditimpahkan ke jantung setelah kontraksi dimulai. Apabila
tekanan darah arteri secara kronis meningkat atau terjadi stenosis katup semilunaris, ventrikel harus
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi untuk menyemprotkan darah.8-9
Kesimpulan
Jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra,memungkinkan kita secara manual
mendorong darah keluar dari jantung apabila jantung tidak memompa secara efektif dengan menekan
sternum secara berirama ,maneuver ini menakan jantung antara sternum dan vertebra, sehingga darah
diperas seolah-olah jantung sedang berdenyut. Kompresi jantung eksternal ini ,yang merupakan bagian
dari Resusitas jantung Paru (RJP), sering berfungsisebagai tindakan darurat penyelamatan nyawa sampai
terapi yang sesuai dapat diberikan untuk memulihkan fungsi normal jantung.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong WW, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskuler 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Krida Wacana; 2010.
2. Moore KL, Dalley AF. Clinically orientated anatomy. 5th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins;2006.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2007.
4. Boegehold MA. Shear-dependent release of venular nitric oxide: effect on arteriolar tone in rate striated
muscle. Am J Physiol 1996;271:387.
5. Masuda H, Kalka C, Asahara T. Endothelial progenitor cells for regeneration. Hum cell 200;13:153.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.
7. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2005.
8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2006.
9. Elizabeth. Enzymologi Klinik. 2009 [Disitasi 30 Juni 2010]. Diunduh dari:
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Patologi_Klinik/ENZYMOLOGI%20%20KLINIK
%20%20kuliah.doc.
21
top related