makalah analisis model empirik
Post on 21-Jul-2015
446 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN ANALISIS MODEL EMPIRIK
ANALISIS FAKTOR MINAT DAN KEPUASAN WARGA YASMIN
SEKTOR VI TERHADAP PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
GALIH FEBRIANTO G54090053
LAILATUL QODARIAH G54100016
DADAN SUNANDAR G54100019
AHMAD SYAFI’IH G54100037
NURUL TIKAWATI G54100055
ZAKIYATUN NUFUS G54100063
IKA SYATTWA B G54100066
RIZAL NURBAYAN G54100077
PUTRI PUTU PRATAMI G54100096
BILYAN USTAZILA G54100101
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal mendasar yang dibutuhkan oleh setiap
manusia dengan cara mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan dari
setiap objek tertentu secara spesifik. Pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu
pendidikan formal yang didapat dari sekolah serta pendidikan informal yang
didapat dari lingkungan sekitar yang mempengaruhi dalam berperilaku dan
bertutur kata yang baik. Pendidikan formal yang didapat dari sekolah akan
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan yang dapat
membentuk pola pikir manusia ke jenjang yang lebih baik, luas,dan
menyeluruh. Oleh karena itu pendidikan harus disiapkan secara dini dan
matang agar dapat menjamin generasi masa depan yang lebih baik.
Terjaminnya pendidikan bagi anak oleh orang tua terkadang
terkendala biaya pendidikan yang semakin lama semakin meningkat dari
tahun ke tahun sehingga terkadang banyak anak yang tidak bisa melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi karena terkendala biaya yang relatif
mahal. Terlebih lagi biaya pendidikan di Indonesia yang mengalami
peningkatan rata rata 15%-20% pertahunnya yang bahkan melebihi tingkat
inflasi umum yang membuat beban orangtua untuk biaya pendidikan
semakin tinggi. Selain itu fisik setiap manusia yang tidak selalu sehat
apalagi dengan pola hidup yang buruk yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit kritis semakin meningkatkan resiko kematian yang terjadi
di suatu keluarga terutama jika itu terjadi pada anggota keluarga yang
berperan sebagai pencari nafkah. Hal di atas mengartikan bahwa perlu suatu
strategi untuk memenuhi biaya pendidikan, salah satunya dengan mengikuti
asuransi pendidikan. Berdasarkan pemikiran itulah, tulisan ini akan
membahas tentang minat warga Yasmin Sektor 6 terhadap Asuransi
Pendidikan.
Sulitnya memenuhi biaya pendidikan yang semakin meningkat dapat
disiasati dengan perencanaan biaya pendidikan yang matang. Pengalokasian
dana pendidikan yang dilakukan secara berkala dan pasti setiap periode
tertentu merupakan salah satu cara untuk menyiasati mahalnya biaya
pendidikan saat ini. Mike Rini Sutikno, CFP, perencana keuangan dari MRE
Financial & Business Advisory, dana pendidikan anak sebaiknya disiapkan
secepat mungkin. Namun, persiapan yang cepat tanpa adanya sarana
terpercaya dalam mengelola dana pendidikan yang telah kita sisihkan
sekaligus menjamin kelangsungan pendidikan di kemudian hari akan
membuat banyak orang mengabaikan pentingnya menyiasati dana
pendidikan secepat mungkin. Asuransi pendidikan adalah salah satu cara
pengalokasian dana pendidikan yang dapat memaksa kita untuk menabung
biaya pendidikan secara teratur sehingga dapat menyiasati dana pendidikan
yang terus meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa yang mempengarui minat warga Yasmin Sektor VI
terhadap kepemilikan produk asuransi pendidikan ?
Faktor-faktor apa yang mempengarui kepuasan warga Yasmin
Sektor VI terhadap produk asuransi pendidikan ?
1.3 Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengarui minat terhadap
kepemilikan produk asuransi pendidikan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengarui kepuasan terhadap
produk asuransi pendidikan
1.4 Ruang Lingkup
Minat warga Yasmin Sektor VI terhadap produk asuransi pendidikan
sangat mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang relevan seperti iklan
asuransi pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan faktor-
faktor relevan lainnya. Akan tetapi, dalam karya tulis ini hanya dibahas dua
faktor saja, yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan kepala
keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Kepuasan Pelanggan/Konsumen
Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan
mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut
(Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan
konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas
dari agen tersebut (Mowen, 1995).
2.2 Definisi Minat
Pengertian Minat menurut Tidjan adalah gejala psikologis yang
menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan
senang. Sedangkan menurut Drs. Dyimyati Mahmud, minat dalah sebagai
sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh
perhatian pada situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau
minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya
seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu
aktifitas.
Berdasarkan definisi minat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian
subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik
perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada
obyek tersebut.
2.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat
yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan
faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny
Killis,1988:26). Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan
Sudarsono, faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan
sebagai berikut :
Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang
dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu (
1980 : 12)
2.4 Definisi Asuransi dan Asuransi Pendidikan
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara
finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya dari kejadian-
kejadian tak seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit. Asuransi
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu
sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Salah satu produk asuransi adalah asuransi pendidikan. Asuransi
pendidikan adalah produk asuransi yang digunakan untuk menjamin biaya
pendidikan anak sedari dini. Asuransi ini bisa dikatakan sebagai alternatif
tabungan pendidikan. Pada umumnya, asuransi ini dibagi menjadi dua
bagian, yaitu investasi dan proteksi. Investasi bertujuan untuk
mengumpulkan dana sehubungan dengan biaya pendidikan anak. Sedangkan
proteksi bertujuan untuk melindungi dan menjamin biaya kesehatan anak
ketika si buah hati jatuh sakit.
Singkatnya asuransi pendidikan merupakan kombinasi produk
asuransi jiwa berjangka (term-life) plus tabungan. Fitur utama sebetulnya
asuransi jiwa yang akan membayarkan uang pertanggungan pendidikan
apabila si tertanggung meninggal dunia. Seperti yang tercantum dalam
definisi asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:
"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan memberikan manfaat perlindungan maupun
investasi yang memberikan jaminan ketersediaan dana pendidikan untuk
anak. Manfaat perlindungan dari asuransi pendidikan ialah menanggung
resiko kematian orangtua dengan memberikan sejumlah uang apabila ada
kejadian tak terduga yang menimpa orangtua. Uang pertanggungan yang
diberikan disesuaikan dengan biaya pendidikan anak dan yang telah
disepakati sebelumnya.
Asuransi pendidikan juga memiliki manfaat investasi karena
perusahaan asuransi mengelola dan menginvestasikan sebagain premi yang
telah dibayarkan oleh orangtua sehingga menjamin ketersediaan dana
pendidikan bagi anak. Perusahaan asuransi akan memberikan dana yang
jumlahnya tercantum dalam polis asuransi untuk dana pendidikan anak yang
waktu pengambilannya disesuaikan dengan waktu saat anak masuk sekolah.
Oleh karena itu asuransi pendidikan perlu disiapkan oleh orangtua untuk
menjamin tersedianya dana pendidikan bagi anak agar anak dapat menjalani
pendidikan yang lebih baik.
2.6 Definisi Structural Equation Modeling (SEM)
Structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis multivariat
yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus dalam
jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus. SEM
mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih
menegaskan (confirm) daripada untuk menerangkan. Maksudnya, seorang
peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah
suatu model tertentu valid atau tidak dari pada menggunakannya untuk
menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM
sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan untuk menerangkan.
Ukuran-ukuran yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
mendapatkan model yang sesuai dalam SEM adalah:
1. Chi Square
Chi Square digunakan untuk menguji apakah model sesuai dengan
data, namun Chi Square sangat sensitif terhadap sample yang terlalu kecil
maupun yang terlalu besar. Oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi
dengan alat uji lainnya. Nilai Probability Chi Square (P-value) > 0.05
menandakan data empiris identik dengan model. Nilai P-value berkisar 0-1
dan model persamaan struktural akan semakin baik jika mendekati 1.
2. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
Merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecendrungan
statistik Chi Square. Nilai RMSEA antara 0.05 dan 0.08 mengindikasikan
indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.
3. Goodness of Fit Index (GFI)
Ukuran ini menunjukkan seberapa besar model mampu
menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai yang diperoleh berarti
nilai semakin baik dengan nilai minimal 0.9 untuk suatu model dikatakan
layak.
4. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasikan
derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai yang
direkomendasikan adalah AGFI > 0.9 sebagai acuan suatu model dikatakan
layak.
2.7 Variabel latent
Variabel latent merupakan variabel-variabel yang tidak terobservasi
(unobserved variables) atau disebut sebagai konstruk (constructs) atau
sebutan lainnya ialah faktor (factors) yang diukur dengan menggunakan
indikator-indikator masing-masing. Variabel-variabel laten mencakup
variabel bebas, perantara dan tergantung. Variabel-variabel "exogenous"
merupakan variabel bebas dengan tanpa variabel penyebab sebelumnya.
Variabel-variabel "endogenous"merupakan variabel-variabel perantara yang
dapat sebagai efek dari variabel exogenous lainnya atau variabel-variabel
perantara, dan merupakan penyebab terhadap variabel-variabel perantara
lainnya dan variabel-variabel tergantung, serta dapat berfungsi sebagai
variabel-variabel tergantung sebenarnya.
2.8 Variabel indikator
Variabel indikator merupakan variabel-variabel yang diobservasi
(observed variable), kadang disebut sebagai variabel manifest (manifest
variables) atau variabel referensi (reference variables). Sebaiknya peneliti
menggunakan empat variabel atau lebih. Tiga variabel juga sudah cukup
dapat diterima. Jika hanya digunakan dua variabel, maka analisis akan
bermasalah. Berkaitan dengan itu, jika hanya digunakan satu pengukuran,
maka kesalahan (error) tidak dapat dibuat model. Model – model yang
menggunakan hanya dua indikator per variabel laten akan sulit diidentifikasi
(underidentified) dan estimasi-estimasi kesalahan akan tidak reliabel.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan Taman Yasmin Sektor 6. Adapun
waktu pelaksanaannya yaitu pada hari Sabtu, 23 November 2013dan hari
Jumat, 29 November 2013 .
3.2 Jumlah Sampel dan Teknik Sampling
Jumlah Kepala Keluarga (KK) warga Yasmin sektor 6 sebanyak 450
KK yang tersebar di 5 RT. Diasumsikan warga Yasmin sektor 6 memiliki
tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan KK yang homogen. Oleh karena
itu, teknik sampling yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah Simple
Random Sampling. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut
mengikuti aturan sebagai berikut:
Setelah memilih nilai , diperoleh nilai n sebagai berikut:
Dengan menggunakan faktor koreksi maka
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 33 kepala keluarga.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan alat
yang digunakannya adalah kuesioner. Jawaban dari hasil wawancara dan
kuesioner tersebut menjadi sumber data primer yang akan diolah. Keusioner
yang digunakan akan dilampirkan di bagian halaman lampiran.
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dan inferensia.
Secara desktiptif berarti dilakukan penyajian atau peringkasan data hasil
wawancara.
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data ehingga memberikan
informasi yang berguna (Walpole,1993). Setelah data tersebut
dideskriptifkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan
menyimpulkan data tersebut. Langkah ini disebut juga sebagai statistika
inferensia. Inferensia statistik mencakup semua metode yang berhubungan
dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai kesuluruhan gugus data induknya
(Walpole,1993)
Statistika inferensia yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana. Tingkat pendapatan kepala keluarga menjadi variabel yang bebas
sedangkan minat warga Yasmin sektor 6 sebagai variabel terikatnya.
Pengontrolan kualitas data, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa valid suatu item
pertanyaan dapat mengukur variable yang diteliti. Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk menentukan reliabilitas serang item pertanyaan dalam
kehandalan mengukur suatu variable. Uji validitas dan reabilitas dilakukan
dengan menggunakan software LISREL, dalam hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel indikator mampu mengukur variabel laten.
Validitas pertanyaan yang meupakan variabel indikator dalam mengukur
variabel laten tertentu dinilai dengan melihat apakah loading factor-nya
nyata yaitu memiliki nilai t lebih dari t kritis (1.96 pada tingkat signifikansi
5%). Untuk uji reabilitas dilakukan dengan menghitung construct reliability.
Nilai construct reliability variabel dikatakan baik artinya indikator-indikator
yang handal dalam mengukur peubah laten jika lebih besar dari 0.6.
Analisis hubungan berbagai dimensi variabel indikator terhadap minat
dan kepuasan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). SEM
mampu mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung.
Untuk menganalisis SEM digunakan software LISREL.
Interpretasi Model yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi
variabel indikator terhadap varibel laten. Berikut adalah variable laten dan
indikator yang digunakan dalam penelitian ini:
Variable Minat
P2.1 Produk asuransi pendidikan menarik bagi saya.
P2.2 Produk asuransi pendidikan yang ada sudah sesuai dengan
kebutuhan saya.
P2.3 Produk asuransi pendidikan memiliki kualitas yang baik.
P2.4 Produk asuransi pendidikan memiliki harga premi yang
terjangkau.
P2.5 Produk asuransi pendidikan membantu saya dalam menyiapkan
dana pendidikan.
P2.6 Sejauh yang saya tahu, produk asuransi pendidikan yang ada
telah professional mengelola dana pendidikan.
P2.7 Saya berkeinginan untuk tetap menjadi nasabah produk asuransi
pendidikan
Variable Kepuasan
P3.1 Pembayaran premi sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
P3.2 Harga premi yang ditawarkan asuransi pendidikan sesuai dengan
pendapatan saya.
P3.3 Jaminan kerugian yang ditawarkan produk asuransi pendidikan
tak memberatkan saya mengeluarkan dana premi
P4.4 Jaminan kerugian yang ditawarkan sesuai dengan harga premi
yang harus dibayarkan.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
4.1.1 Demografi
Pendidikan
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Gambar 1. Tingkat pendidikan
Diagram pie-chart di atas menggambarkan bahwa dari 34 orang responden,
sebanyak enam orang berpendidikan S2 / S3 atau sekitar 17 % dari total data. 53%
berpendidikan S1, yakni mencakup sekitar 18 orang. Tingkat pendidikan
responden yang Diploma sebanyak lima orang atau sekitar 15% dari total data,
sedangkan tingkat pendidikan responden yang SMU/sederajat yang mencapai
15% atau ada lima orang.
Tingkat pendidikan Frekuensi
S2 / S3 6
S1 18
Diploma 5
SMU / sederajat 5
Total 34
Pendapatan
Tabel 2. Tingkat Pendapatan Gambar 2. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan dari 34 responden, lebih dari setengahnya yakni
mencapai 62% mempunyai pendapatan lebih dari tujuh juta rupiah yaitu sebanyak
21 orang. Pendapatan responden yang berada sekitar lima sampai tujuh juta
sebanyak lima orang atau sekitar 14% - 15%, hal tersebut sama dengan tingkat
pendapatan responden yang berkisar 2,4 juta sampai lima juta yaitu 14%-15%.
Sisanya sebanyak dua orang atau sekitar 6% berada pada tingkat pendapatan
dibawah 1,6 juta dan sebanyak satu orang atau sekitar 3% berada diantara 1,6 juta
sampai 2,4 juta.
4.1.2 Media
Iklan
Tabel 3. Skala Likert (Iklan) Gambar 3. Skala Likert (Iklan)
Skala Likert Frekuensi
Sangat Setuju 10
Setuju 3
Kurang Setuju 10
Tidak setuju 6
Tingkat Pendapatan Frekuensi
> 7 juta 21
5 juta - 7 juta 5
2,4 juta - 5 juta 5
1,6 juta - 2,4 juta 1
<1,6 juta 2
Total 34
Sangat tidak setuju 5
Total 34
Diagram pie-chart di atas menggambarkan bahwa sebanyak sepuluh orang
responden atau sekitar 29% dari total responden sangat setuju bahwa iklan
mempengaruhi minat untuk menggunakan asuransi pendidikan. Sebanyak tiga
orang atau sekitar 9% setuju iklan mempengaruhi minat menggunakan asuransi
pendidikan. Sebanyak sepuluh orang berpendapat kurang setuju bahwa iklan
mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan. Responden yang
berpendapat tidak setuju iklan mempengaruhi minat sebanyak enam orang atau
sekitar 18% dari total responden. Sisanya yakni sebanyak lima orang responden
atau sekitar 15% sangat tidak setuju bahwa minat responden menggunakan
asuransi pendidikan dipengaruhi oleh media iklan.
Teman
Tabel 4. Skala Likert (Teman) Gambar 4. Skala Likert (Teman)
Skala Likert Frekuensi
Sangat Setuju 6
Setuju 2
Kurang Setuju 10
Tidak Setuju 11
Sangat Tidak Setuju 5
Total 34
Berdasarkan pie-chart di atas, sebanyak enam orang responden atau sekitar
18% dari total 34 responden sangat setuju bahwa teman mempengaruhi minat
responden dalam menggunakan asuransi pendidikan. Sebanyak dua orang
responden atau sekitar 6% setuju teman mempengaruhi minat dalam
menggunakan asuransi pendidikan. Sedangkan sebanyak sepuluh orang atau
sekitar 29% responden menyatakan kurang setuju media teman mempengaruhi
minat dalam menggunakan asuransi pendidikan. Responden yang menyatakan
tidak setuju media teman mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi
pendidikan sebanyak sebelas orang atau sekitar 32% dari total responden. Sisanya
yakni sebanyak lima orang atau sekitar 15% menyatakan sangat tidak setuju
teman menpengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan.
Keluarga
Tabel 5. Skala Likert (Keluarga) Gambar 5. Skala Likert (Keluarga)
Skala Likert Frekuensi
Sangat Setuju 7
Setuju 1
Kurang Setuju 13
Tidak Setuju 8
Sangat Tidak Setuju 5
Total 34
Diagram pie-chart di atas menggambarkan bahwa sebanyak tujuh orang
responden atau sekitar 21% dari total responden berpendapat sangat setuju bahwa
keluarga mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan.
Responden yang berpendapat setuju keluarga mempengaruhi minat menggunakan
asuransi pendidikan hanya satu orang atau sebesar 3% dari 34 orang responden.
Sebesar 13 orang atau sekitar 38% responden menyatakan kurang setuju terhadap
pernyataan bahwa keluarga mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi
pendidikan. Responden yang menyatakan tidak setuju keluarga mempengaruhi
minat menggunakan asuransi pendidikan sebanyak delapan orang atau sebesar
23% responden. Sisanya sebanyak lima orang responden atau sebesar 15%
menyatakan sangat tidak setuju keluarga mempengaruhi minat dalam
menggunakan asuransi pendidikan.
Sales
Tabel 6. Skala Likert (Sales) Gambar 6. Skala Likert (Sales)
Skala Likert Frekuensi
Sangat Setuju 8
Setuju 4
Kurang Setuju 9
Tidak Setuju 7
Sangat Tidak Setuju 6
Total 34
Sebanyak delapan orang atau sebesar 23% dari 34 responden menyatakan
sangat setuju sales asuransi pendidikan mempengaruhi minat dalam menggunakan
asuransi pendidikan. Responden yang menyatakan setuju sales asuransi
mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan hanya sebanyak
empat orang atau sebesar 12% responden. Sebanyak sembilan responden atau
sebesar 26% responden menyatakan kurang setuju bahwa sales asuransi
mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan. Responden yang
menyatakan tidak setuju bahwa sales mempengaruhi minat dalam menggunakan
asuransi pendidikan sebesar 21% yakni sebanyak tujuh orang. Sisanya yakni
sebanyak enam orang atau 18% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa
sales mempengaruhi minat responden dalam menggunakan asuransi pendidikan.
Brosur
Tabel 7. Skala Likert (Brosur) Gambar 7. Skala Likert (Brosur)
Skala Likert Frekuensi
Sangat Setuju 11
Setuju 4
Kurang Setuju 13
Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 2
Total 34
Diagram pie-chart di atas menggambarkan bahwa sebanyak sebelas orang
responden atau sebesar 32% dari 34 responden menyatakan sangat setuju bahwa
brosur tentang asuransi mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi
pendidikan, sedangkan responden yang menyatakan setuju bahwa brosur
mempengaruhi minat penggunaan asuransi pendidikan mencapai empat orang atau
sebesar 12%. Responden yang menyatakan kurang setuju bahwa brosur
mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan sebanyak 13 orang
atau sebesar 38%. Responden yang menyatakan tidak setuju bahwa brosur
mempengaruhi minat dalam menggunakan asuransi pendidikan sebanyak empat
orang atau sebesar 12% dari total responden. Sisanya yakni sebanyak dua orang
yaitu 6% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa minat dalam
menggunakan asuransi pendidikan dipengaruhi oleh brosur.
4.2 Analisis Inferensia
4.2.1 Analisis Minat
Analisis pengaruh minat warga Yasmin Sektor 6 yang memiliki
produk asuransi pendidikan terhadap Asuransi Pendidikan tersebut
Penelitian Minat asuransi pendidikan merupakan suatu hal yang penting
dalam mengetahui kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh
perhatian dan menimbulkan rasa senang terhadap produk asuransi pendidikan,
sehingga akhirnya memutuskan diri sebagai pemilik suatu produk asuransi
pendidikan kemudian mempertimbangkan untuk menggunakan produk asuransi
tersebut . Kesulitan dalam mengetahui tingkat minat seseorang karena sulitnya
mendapatkan data terhadap asuransi pendidikan dapat diatasi dengan
mengukurvberbagai variabel indikator yang menggambarkannya, berikut adalah
variabel indikator yang kami gunakan,
Variabel Indikator
P2.1 Produk asuransi pendidikan menarik bagi saya (ketertarikan)
P2.2 Produk asuransi pendidikan yang ada sudah sesuai dengan
kebutuhan saya (kebutuhan)
P2.3 Produk asuransi pendidikan memiliki kualitas yang baik
(kualitas)
P2.4 Produk asuransi pendidikan memiliki harga premi yang
terjangkau (biaya premi)
P2.5 Produk asuransi pendidikan membantu saya dalam menyiapkan
dana pendidikan (manfaat)
P2.6 Sejauh yang saya tahu,produk asuransi pendidikan yang ada telah
professional mengelola dana pendidikan (profesionalitas)
P2.7 Saya berkeinginan untuk tetap menjadi nasabah produk asuransi
pendidikan (dampak servis)
berikut skala Likert yang digunakan untuk menilai variabel indikator beserta
representasinya,
1: Sangat Setuju
2: Setuju
3: Kurang Setuju
4: Tidak Setuju
5: Sangat Tidak Setuju
dengan modal variable indikator dan skala Likert di atas, kami melakukan analisis data
SEM (Structural Equation Model) menggunakan software LISREL dan berpegang pada
asumsi adanya kesulitan dalam mengukur varibel minat secara langsung walaupun tidak
memenuhi asumsi penggunaan minimal sample size yang diperlukan dalam
menggunakan analisis SEM adalah 100- 150 (Ding et al. Dalam Ghozali dan Fuad, 2005).
Ditentukan variabel laten sebagai minat dan P2.1-P2.7 sebagai variable indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat minat. Analisis statistika ini bertujuan untuk
membantu merancang pola kausalitas melalui data, untuk memastikan bahwa pola SEM
yang dihasilkan secara sah dapat menggambarkan prilaku suatu variable laten. Berikut
hasil analisis tingkat minat menggunakan software LISREL
Diagram SEM di atas merepresentasikan suatu model variabel laten minat
yang dapat digambarkan melalui variabel indikator P2.1-P2.6 dengan proporsi
tertentu. Dari output LISREL di atas, nilai p-Value sebesar 0,99866 (lebih besar
dari 0.05), nilai RMSEA sebesar 0.000 (lebih kecil dari 0.08), begitupun dengan
nilai chi-square sebesar 3.20 (lebih besar dari 0.05) namun nilai chi-suare
memiliki nilai yang berbeda cukup jauh dari nilai derajat bebasnya, artinya model
tersebut tidak cocok dengan data yang ada sehingga model yang diajukan tidak
layak dan penduga parameter tidak nyata. Penyebab ketidaksempurnaan tersebut
(berdasarkan output LISREL) adalah sample size terlalu kecil dan ternyata setelah
peneliti membaca literatur lain (Firstri Syanputri, 2009) yang menyatakan bahwa
sample size yang diperlukan jika menggunakan analisis SEM adalah 100- 150
(Ding et al. Dalam Ghozali dan Fuad, 2005). Walaupun demikian, untuk
kepentingan pembelajaran maka peneliti mencoba untuk menginterpretasikan
koefisien-koefisien penduganya (hanya sebagai contoh dengan mengasumsikan
bahwa model tersebut layak sehingga pada kenyataannya tidak dijadikan dasar
dalam pengambilan kesimpulan)
Tingkat penggambaran minat melalui proporsi variable indikator
Dalam model ini dapat dilihat bahwa variable indikator yang paling
menggambarkan variabel laten minat adalah variable indikator P2.5 (manfaat) dan
variable indikator yang paling tidak dapat menggambarkan variable laten adalah
variable indicator P2.4(biaya premi), pengujian terhadap model perlu dilakukan
untuk memastikan kebaikan model yang merepresentasikan variable laten minat
dengan berbagai variable indikator yang telah ditentukan, pengujian ini berguna
untuk meningkatkan kepercayaan banyak orang akan kesesuaian interpretasi
model
Uji validitas dan uji reliabilitas
Ketepatan dan keterandalan variabel indikator dalam kuesioner dapat dilihat
melalui validitas dan reabilitasnya. Uji validitas adalah salah satu cara untuk
mengetahui kemampuan instrumen penelitian atau butir-butir pertanyaan yang
kemudian dijadikan variabel indikator telah dapat mengukur dengan tepat atau
benar apa yang hendak diukur Uji untuk validitas.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat proporsi masing-masing
variabel laten dengan warna merah dan hitam, dengan warna merah
memperlihatkan bahwa proporsi kontribusi variabel indikator terhadap variable
laten minat kurang dari nilai t-value sebesar 1.96 dan warna hitam
memperlihatkan bahwa proporsi kontribusi variabel indikator terhadap variabel
laten minat lebih besar dari nilai t-value sebesar 1.96. proporsi kontribusi variabel
indikator terhadap variabel laten minat yang memiliki nilai t-value lebih besar dari
1.96 berarti nyata yaitu indikator-indikator tersebut mampu menjelaskan variabel
laten yaitu minat dan ini diwakili oleh variable P2.1(keterkaitan),
P2.2(kebutuhan),P2.5(manfaat), dan P2.7(dampak servis), sedangkan untuk
indikator P2.3 (kualitas) dan P2.6 (profesionalitas) yang memiliki nilai t-value
kurang dari 1.96 merepresentasikan bahwa variabel indikator ini tidak nyata yaitu
indikator-indikator tersebut tidak mampu menjelaskan variabel laten yaitu minat.
Namun dalam kasus khusus, kami mengasumsikan bahwa proporsi nilai
kontribusi variabel indikator sebesar nol sangat tidak menggambarkan variabel
laten, jadi tidak akan dipertimbangkan pada uji validitas, seperti yang terlihat pada
variable indicator P2.4 (biaya premi).
Uji reabilitas menunjukkan sejauhmana pengukuran dapat memberikan hasil
yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang
sama. Akibatnya, jika kita melakukan penelitian yang sama dengan tujuan yang
sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil pengambilan data
berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih sama. Dalam kasus ini
kami menguji reabilitas yang dilihat dari nilai construct reability (lampiran 1).
Construct reability untuk tiap variabel laten memiliki nilai >0.6 yang berarti
bahwa variabel-variabel indikator handal dalam mengukur variabel laten. Berikut
nilai construct reability untuk variable laten minat adalah 0.829849 yang
menyimpulkan bahwa variable-variabel indicator handal dalam mengukur variable
laten minat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa tingkat minat warga Yasmin Sektor 6
terhadap kepemilikan produk asuransi pendidikan dapat dikatakan valid dan
reliable. Selain itu pengukuran kebaikan modelnya yaitu nilai RMSEA dan nilai
Chi-Square, dapat dikatakan model cukup baik dalam menggambarkan minat
warga Yasmin Sektor 6 terhadap kepemilikan produk asuransi pendidikan, lalu
indikator pengukuran minat yang paling menggambarkan variabel laten minat
adalah P2.6 (profesionalitas) dan indikator pengukuran minat yang paling tidak
menggambarkan variabel laten minat adalah P2.3 (biaya premi).
Untuk penelitian selanjutnya, jika analisis yang digunakan adalah Structural
Equation Model (SEM) harus diperhatikan sample size yang diambil agar model
yang diperoleh sesuai dan parameter-parameter yang diduganya pun nyata.
4.2.2 Analisis Kepuasan
Konsep kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan yang
menggambarkan kondisi kebutuhan, keinginan, dan harapan dapat terpenuhi
sehingga pelanggan ingin membeli ulang atau kesetiaan menggunakan suatu
produk. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan tingkat
kepuasan warga Yasmin sektor 6 terhadap produk asuransi pendidikan yang
mereka miliki. Pengukuran tingkat kepuasan pengguna tidat dapat diukur secara
langsung sehingga diperlukan indikator yang dapat merepresentasikan kepuasan.
Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang menjadi indikator yang dapat
merepresentasikan kepuasan yang tertuang pada kuesioner.:
P3.1 Pembayaran premi sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
P3.2 Harga premi yang ditawarkan asuransi pendidikan sesuai dengan
pendapatan saya.
P3.3 Jaminan kerugian yang ditawarkan produk asuransi pendidikan tak
memberatkan saya mengeluarkan dana premi
P4.4 Jaminan kerugian yang ditawarkan sesuai dengan harga premi yang
harus dibayarkan.
skala likert yang digunakan untuk menilai variable indikator beserta
representasinya adalah sebagai berikut:
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Analisis Kepuasan dengan SEM
Pengukuran tungkat kepuasan tidak dapat dilakukan secara langsung
sehingga memerlukan indikator yang dapat menggambarkan tingkat kepuasan.
Dengan kata lain kepuasan dapat dikatakan sebagai variable laten. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh indikator terhadap tingkat kepuasan digunakan uji
Structural Equation Modeling (SEM). SEM mampu mengukur suatu hubungan
yang tidak bisa diukur secara langsung.Pengujian dengan SEM dapat dilakukan
dengan menggunakan software LISREL. Berikut adalah output yang diperoleh
dari LISREL:
Berdasarkan grafik yang dikeluarkan oleh software LISREL diatas,
kepuasan dalam menggunakan asuransi pendidikan sangat dipengaruhi oleh
indikator P3.4 yang berarti jaminan kerugian yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan asuransi sesuai dengan harga premi yang harus dibayarkan.
Uji validitas dan uji Relibilitas
Untuk mengetahui kualitas data yang digunakan dalam mengukur factor-
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pengpengguna asuransi pendidikan,
maka digunakan uji validitas dan uji realibilitas.
Berikut ini adalah hasil uji validitas yang diperoleh dengan menggunkan
software LISREL:
Berdasarkan Output diatas semua Indikator memiliki nilai t-value<1.96,
maka indikator-indikator tersebut dapat dikatakan tidak valid , dapat diartikan
bahwa indikator-indikator tersebut tidak mampumenggambarkan variabel laten
tingkat kepuasan.
Uji reliabilitas dilihat dari nilai construct reability(CR). Berikut adalah
perhitungan untuk memperoleh nilai CR:
dari hasil perhtungan Construct reability untuk tiap variabel laten memiliki nilai
>0.6, berarti bahwa variabel-variabel indikator handal dalam mengukur variabel
laten.
Dari hasil pengujian kulitas data dengan menggunakan LISREL dapat
diketahui bahwa uji kepuasan Warga Yasmin sektor 6 terhadap kepemilikan
produk asuransi pendidikan dapat dikatakan tidak Valid, tetapi Reliable. Selain
itu, pengukuran kebaikan model yaitu nilai RMSE dan nilai Chi-Square, dapat
dikatakan bahwa model cukup baik dalam menggambarkan tingkat kepuasan
warga Yasmin sektor 6 terhadap produk asuransi pendidikan yang mereka miliki.
Hal ini diperoleh dari ouput LISREL dimana nilai RMSEA sebesar 0.000 (lebih
kecil dari 0.08), nilai p-Value sebesar 0.72962 (lebih besar dari 0.05), begitu pula
dengan nilai chi-square sebesar (0.63) yang selisihnya tidak berbeda jauh dengan
derajat bebasnya sebsar 2.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Indikator pengukuran minat yang paling menggambarkan variabel
laten minat adalah P2.5 dan Indikator pengukuran minat yang paling tidak
menggambarkan variabel laten minat adalah P2.4. Sedangkan Indikator
pengukuran tingkat kepuasan yang paling menggambarkan variabel laten
tingkat kepuasan adalah P3.4 dan Indikator pengukuran tingkat kepuasan
yang paling tidak menggambarkan variabel laten tingkat kepuasan adalah
P3.2
5.2 SARAN
Sebaiknya sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami
landasan teori yang akan digunakan.
Buatlah kuesioner yang sesuai dengan judul dan tujuan yang diharapkan.
Jika ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya jumlah responden yang di
survey lebih banyak agar dapat meminimumkan error.
Jika ingin menggunakan analisis SEM dengan Lisrel sebaiknya
responden berjumlah lebih dari 100.
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Band, William A, 1991, Creating value for customer: Designing and
Implementation a Total Corporate Strategy, John Walley and Sons Inc,
Canada.
Mowen, John C, 1995, Consumer behavior, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs,
New Jersey,International Edition.
Ronald E. Walpole, (1992), Pengantar Statistik, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Syanputri, Firstri. 2009. Analisis Pengaruh Kerja Terhadap Kinerja Tenaga
Kependidikan Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor,
Dramaga Bogor, Institut Pertanian Bogor, Bogor
LAMPIRAN
Lampiran I : Dokumentasi
Lampiran II :Software Lisrell
Tabel : Data MinatdanKepuasanRespondenterhadapProdukAsuransiPendidikan
Syntax1 :Minat
Output Syntax 1 :
Syntax2 :Kepuasan
Output Syntax2 :
Perhitungan reliabilitas minat
PerhitunganReliabilitas Tingkat Kepuasan
SCREENING
USAGE
Lampiran III : Kuisioner
KUESIONER
PENGARUH FAKTOR MINAT DAN KEPUASAN WARGA YASMIN SEKTOR 6
TERHADAP PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN
I. IdentitasResponden
Nama :______________________________________
Alamat :_____________________________________
Umur :______________________________________
Pekerjaan : ___________________________________
S1.Apakahandamengetahuiasuransi
1.Ya
2.TidakSTOP, Terimakasihataspartisipasinya
S2. Apakahandamengenalasuransipendidikan
1.YadilanjutkankeP1
2.Tidakdilanjutkanke P5
P1.Apakahandasaatinimenggunakan/memiliki produkasuransi Pendidikan
1.ya
2.Tidaklanjut ke P5
P2. Dari lembaga mana saja produk asuransi pendidikan tersebut?
1.
2.
P3. Faktor-faktor apa saja yang Anda pentingkan dalam memilih produk Asuransi? [M]
1. Lembaga yang menerbitkan terkenal
2. Lembaga yang menerbitkan dapat percaya
3. Angsuran preminya ringan
4. Ada bonusnya
5. Dapat diambil/dicairkan kapan saja
6. Manfaatnya jelas
7. Lainnya sebutkan ....................
P4. Darimanasajaandamendapatinformasimengenaiprodukasuransipendidikan
1. Iklan 4. Brosur/pamflet
2. Teman/tetangga 5. Karyawanperusahaanasuransi
3. Saudara/keluarga 6. Lainnya (sebutkan)……………
P5. Diantara media informasi berikut, bagaimana pengaruhnya terhadap Minat Anda
menggunakan produk Asuransi Pendidikan
Tidakmempeng
aruhi
Kurangmempenga
ruhi
Biasasaj
a
Mempengar
uhi
Sangatmempeng
aruhi
Iklan 1 2 3 4 5
Teman/tetangga 1 2 3 4 5
Saudara/keluarga 1 2 3 4 5
Sales/karyawan Perusahaan
asuransi
1 2 3 4 5
Brosur/pamflet 1 2 3 4 5
P6. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut
1 = SangatSetuju (SS)
2 = Setuju (S)
3 = KurangSetuju (KS)
4 = TidakSetuju (TS)
5 = SangatTidakSetuju (STS)
Tabel 1.VariabelMinatPenggunaanProdukAsuransiPendidikan
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Produkasuransipendidikanmenarikbagisaya.
2 Produkasuransipendidikan yang adasudahsesuaidengankebutuhansaya.
3. Produkasuransipendidikanmemilikikualitas yang baik.
4. Produkasuransipendidikanmemilikihargapremi yang terjangkau.
DEMOGRAFIS
5. Produkasuransipendidikanmembantusayadalammenyiapkandanapendidikan.
6. Sejauh yang sayatahu,produkasuransipendidikan yang adatelah professional
mengeloladanapendidikan.
7. Sayaberkeinginanuntuktetapmenjadinasabahprodukasuransipendidikan
Tabel 2.Variabel Tingkat Pendapatan Rata-Rata per Bulan
No
.
Pertanyaan 1 2 3 4 5
1. Pembayaranpremisesuaidengankebutuhanpendidikan.
2. Hargapremi yang ditawarkanasuransipendidikansesuaidenganpendapatansaya.
3. Jaminankerugian yang
ditawarkanprodukasuransipendidikantakmemberatkansayamengeluarkandanapre
mi
4. Jaminankerugian yang ditawarkansesuaidenganhargapremi yang
harusdibayarkan.
D1. Jenis kelamin Anda?
1. Pria 2. Wanita
D2. Status pernikahan Anda?
1. Belum menikah 2. Sudah menikah 3. Janda/duda
D3. Tingkat pendidikan terakhir?
1. S3/S2 4. SMU / sederajat
2. S1 5. SMP
3. Akademi/Diploma
D4. Pendapatan rata-rata Anda per bulan?
1.> Rp7.000.000 4. Rp1.600.000 – Rp2.400.000
2. Rp5.000.000 – Rp7.000.000 5. < Rp1.600.000
3. Rp2.400.000 – Rp5.000.000
D5. Pengeluaran rata-rata pengeluaran Rumah Tangga/Pribadi Anda per bulan?
1. >Rp2.000.000,00 4. Rp. 500.001,00 -Rp. 1.000.000,00
2. Rp. 1.500.001,00 - Rp. 2.000.000,00 5. Rp. 300.000,00 –Rp. 500.000,00
3. Rp. 1.000.001,00 -Rp. 1.500.000,00
D6. Apakah Anda memiliki Anak/tanggunga yang masih sekolah?
1. Ya
2. Tidak
top related