magang revisi 2
Post on 29-Jun-2015
403 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Citra Sari makmur merupakan operator telekomunikasi yang menyediaakan
layanan Broadband baik melalui satelit maupun radio. Perusahaan ini melayani penyewaan
jaringan multimedia baik perusahaan maupun individual.
Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) adalah
teknologi Broadband Wireless Access (BWA) untuk komunikasi broadband yang memiliki
kecepatan access tinggi dan jangkauan yang luas. Kehadiran WiMAX akan memberikan
banyak keuntungan bukan hanya bagi operator yang telah ada tetapi juga bagi operator baru.
WiMAX dapat bersinergi dengan teknologi Wireless Fidelity (Wi-Fi), digital subscriber line
(DSL), Fixed Wireless Acces (FWA), maupun seluler generasi ketiga (3G) yang telah digelar.
1.2 Perumusan Masalah
Persaingan bisnis layanan jaringan Broadband data saat ini sangatlah kompetitif, oleh
karena itu perusahaan harus dapat mengantisipasi persaingan tersebut dengan menyediaakan
layan akses yang tinggi ke semua pelanggang. Wireless broadband pada wimax mampu
menangani data rate yang sangat tinggi melebihi para pendahulunya yang bergerak di bidang
seluler.
1
Pada laporan Magang ini dijelaskan mengenai kegiatan – kegitan pengoperasiaan node
WiMAX yang baru terinstalasi seperti melakukan aktifasi, integrasi, commissioning,
trubleshooting jaringan WiMAX Motorola.
1.3 Tujuan Magang
Kerja praktek adalah suatu praktek yang dilakukan pada perusahaan atau industri yang
bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman tentang seluk-beluk perusahaan dan
gambaran mengenai proses serta mendapatkan suatu pengalaman kerja.
Pada dasarnya kerja praktek ini mempunyai tiga tujuan yaitu:
1. Mengetahui karakteristik kerja system WiMAX yang sudah diterapkan di Indonesia
khususnya di P.T Citra Sari makmur.
2. Mengetahui system kerja dan konfigurasi tiap perangkat Wimax khususnya
perangkat DAP.
3. Mengetahui dan mempelajari problem DAP
1.4 Metodologi
Metode penulisan dan penyusunan laporan yang penulis lakukan diantaranya:
1. Metode Normatif, yaitu penulis mengumpulkan seluruh materi yang berhubun gan
dengan judul dan topic praktek magang dari berbagai sumber.
2. Metode observasi dan pengamatan lapangan , yaitu penulis terjun langsung
mengamati dan melakukan semua aktifitas di lapangan.
3. Metode wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan
karyawan yang bekerja di PT Citra Sari Makmur divisi BND mengenai
pengoperasian dan konfigurasi berbagai perangkat system WiMAX.
2
1.5 Relevansi
Relevansi pada laporan magang ini adalah dapat memberikan suatu ilmu yang
bermanfaat dalam suatu jaringan telekomunikasi, perangkat dapat digunakan pada sebuah
sekolah, perkatoran ataupun perguruan tinggi sehingga dapat mengirim dan menerima data
dalam suatu instansi. Selain itu juga dapat sebagai pembelajaran bagi mahasiswa lain untuk
pengembangan lebih lanjut.
3
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Singkat dan Latar Belakang PT. Citra Sari Makmur
1. 14 Februari 1986 : PT. Citra Sari Makmur didirikan melalui Akte pendirian No. 55
yang dibuat oleh Notaris Didi Sudjadi SH dan telah diubah terakhir dengan Akta No.
27 tanggal 23 Oktober 2008.
2. 1987 dan 1988 : CSM diundang mengikuti tender penyelenggaraan Sistim Data
Stasiun Bumi Mikro (SDSBM) yang diselenggarakan Dirjen Postel.
3. 16 Januari 1989 : CSM menjadi Operator VSAT pertama di Indonesia dan Asia
Pasific
4. 1 September 1990 : HUB Station Cikarang dibangun
5. 1993 : CSM melakukan Join Venture dengan Bell Atlantic Indonesia Inc. (BAII).
6. 7 Mei 1993 CSM resmi Join Venture dengan BAII dan berubah status dari PMDN
menjadi PMA, dan komposisi kepemilikkannya berubah menjadi : 1. Subagio
Wirjoatmodjo : 51,05 % 2. BAII : 48,95 %.
7. 9 Nopember 1996 : CSM melakukan Join Venture dengan Telkom dimana 25%
saham CSM di hibahkan ke Telkom, diambil secara propostionil dari saham SW dan
BAII.
4
30 Desember 1997 saham Subagio Wirjoatmodjo dialihkan ke PT. Tigatra Media
sehingga komposisi pemegang saham CSM menjadi :
a. PT. Tigatra Media : 38,29 %.
b. BAII : 36,71 %.
c. Telkom : 25,00 %
24 Maret 2004 BAII melepaskan kepemilikkannya diseluruh Asia Pacific termasuk di
CSM dan sahamnya dibeli oleh Media Trio (L) inc. sebuah perusahaan (Investment Holding
Company) di Labuan, Malaysia milik SW, sehingga komposisi pemegang saham CSM
sampai sekarang adalah:
a. PT. Tigatra Media : 38,71 %.
b. Media Trio (L) Inc. : 36,29 %.
c. Telkom : 25,00 %
2.1.2 Visi, Misi, dan Moto PT. CSM
Seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan kemajuan teknologi
terutama di bidang komunikasi, maka PT. CSM memantapkan Visi bisnisnya untuk
menyongsong perubahan – perubahan yang semakin cepat. Visi harus bisa dikomunikasikan
dan dijabarkan kepada seluruh warga PSN (karyawan) dan warga usaha agar bisa
disesesuaikan dengan visi perusahaan.
“To Be The Leading Asian Provider Of A full Range Of Satellite Based Telekomunications
Service” atau “Untuk Menjadi Penyedia Asia Leading Of A Range lengkap Dari Satelit
Berbasis Layanan Telekomunications.
5
Managemen perusahaan kian mantap dengan adanya misi yang diemban oleh seluruh
warga usaha adanya misi yang diemban oleh seluruh warga usaha CSM, yaitu: “One-stop-
service, total outsourcing, IT application provider and strategic-partnership.Total solutions
for domestic and International broadband data/multimedia. atau one stop service, total out
sourcing, aplikasi penyedia TI dan strategis kemitraan. Total solusi untuk domestic dan
Internasional broadband data/ multimedia”
Motto Perusahaan :
1. Menyelenggarakan jasa dan sarana telekomunikasi Satelit baik melalui atau tanpa
melalui Hub. Station maupun jaringan terrestrial untuk dunia usaha dan
masyarakat baik dalam negeri maupun internasional.
2. Membantu pelanggan mengatasi masalah komunikasi data, gambar dan suara
dengan teknologi komunikasi lewat satelit maupun terrestrial, yang meliputi :
Lintas kota/pulau/”remote area” diseluruh nusantara. Lintas negara diwilayah
cakupan satelit-satelit yang ada. Sehingga mempercepat kemampuan komunikasi
Pelanggan secara internal dan eksternal, nasional maupun internasional.
3. Memberikan solusi menyeluruh terhadap semua aspek kepentingan aplikasi jaringan
komunikasi Pelanggan mulai dari pengadaan konfigurasi awal dan instalasi sampai
perawatan dan perbaikan aplikasi jaringan komunikasi Pelanggan, sehingga tidak
ada kekhawatiran bagi Pelanggan akan mengalami kesulitan dalam kemampuan
komunikasi mereka.
4. Membantu Pelanggan mengatasi “jarak kemampuan” dalam mengoperasikan
teknologi tinggi bidang komunikasi (VSAT dan Terrestrial) dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan, membantu identifikasi kebutuhan, konsultasi jaringan
bahkan membantu pengembangan perusahaan Pelanggan tersebut sesuai dengan jasa
6
yang diambil, sehingga CSM menempatkan diri tidak hanya sebagai rekanan bisnis,
tetapi benar-benar sebagai mitra yang handal dan bertanggung jawab.
Jadi, peran CSM sebenarnya bagi Pelanggan (Perusahaan dan Masyarakat) adalah
menghilangkan hambatan/gap/jarak kemampuan komunikasi Pelanggan secara
internal dan eksternal, nasional maupun internasional.
2.2 Gambaran Umum Perusahaan
1. Kebijakan Mutu
CSM adalah Rekan Bisnis Strategis bagi Pelanggan dalam bidang Teknologi Informasi
dan Telekomunikasi, yang memberi nilai tambah melalui :
a. Service Exellent
b. Total Solution
c. Sustainable Growth
d. Leadjng Technology
e. Competitive Prive Performance
f. Employee’s Satisfaction
g. Compliance with Regulation
h. Best Treatment to Business Partner
7
2. Sasaran Mutu P.T CSM
a. Tidak ada problem berulang yang sama selama 6 bulan (dilokasi yang sama).
b. Rata-rata availability 99% dan MTTR 85%,
c. Menaikkan Terrestrial coverage 30%
d. Permintaan customer untuk disain dan Implementasi terpenuhi 90% zero active site
but not billed dan Install but not active.
e. Instalasi Baru (new installation) dapat ditagih maksimal 1 bulan setelah aktif.
f. Instalasi Baru (new installation) harus aktif maksimal 2 minggu setelah terpasang
95% A/R tertagih dalam waktu 45 hari setelah invoice diterbitkan.
g. Kenaikan revenue 20% per tahun .
h. Customer retention 95% .
i. Penambahan sistem/produk baru minimal 1 per tahun .
j. Kepuasaan kerja karyawan mencapai indeks 75%. Rata-rata jam training per
karyawan minimal 20 jam per tahun Zero complain untuk perijinan.
k. Success selling minimal 50% terhadap proposal yang dikirim Supplier on time
delivery 100% terhadap PO.
l. 10 perbaikan yang nyata terhadap Sistem Manajemen Mutu Jumlah ketidaksesuaian
dalam internal audit maksimal 15
8
3. Pelanggan PT. CSM
a. Perbankan.
b. Perminyakan dan Pertambangan.
c. Penerbangan.
d. Media Berita.
4. Semboyan Mutu P.T CSM :
Kami adalah perusahaan jasa jaringan telekomunikasi yang melayani kebutuhan
pelanggan dengan mengutamakan :
a. PRODUK BERKUALITAS,
Untuk itu Kami menyediakan “ berbagai macam produk untuk berbagai macam
aplikasi “ , baik melalui jaringan komunikasi satelit maupun terrestrial. Kami
memberikan solusi sistem Intergrasi dan sistem Migrasi.
b. BIAYA YANG SESUAI BUDGET / ANGGARAN PELANGGAN. Untuk itu
Kami memberikan konsultasi serta produk dan layanan yang “ taylor made“.
c. PENGADAAN SISTEM YANG CEPAT
Untuk itu Kami menjamin “ keberadaan “ sistem mendekati 100 %.
d. KOMITMEN KEHANDALAN SISTEM.
Untuk itu Kami menjamin pengoperasian sistem yang prima dalam 24 jam sehari
dan 7 hari seminggu, dengan standar “down time“ serta “recovery” yang handal .
e. KOMITMEN KEPUASAN PELANGGAN,
Untuk itu : Kami selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guna
melaksanakan per -baikan berkesinambungan yang berorientasi pada Kepuasan
Pelanggan.
9
10
2.4 Tugas Masing – masing Bagian
Sesuai dengan struktur organisasi perusahaan PT CSM Satellit n Terestrial Network
yang telah di gambarkan di atas maka setiap bagian tersebut mempunyai tanggungjawab
pekerjaan yang telah di sesuaikan dengan jabatan mereka masing-masing. Diantara nya
adalah:
1. Presiden Director
a. Memimpin perusahaan dalam melaksanakan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan bersama pemegang saham.
b. Menetapkan visi dansasaran strategis untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
c. Memelihara hubungan baik dengan pemegang saham dan instansi atau pihak yang
berhubungan dengan perusahaan.
d. Mewakili perusahaan sesuai ketentuan anggaran dasar.
2. Vice Presiden Director
a. Mengantisipasi perubahan lingkungan strategis dan mengambil langkah- langkah
yang diperlukan sehingga perusahaan dapat efektif dalam mencapai tujuan sasaran.
b. Memelihara hubungan baik dengan pemegang saham, dan instansi atau pihak yang
berhubungan dengan perusahaan.
3. Managing Director
a. Mengkoordinasikan tugas general manager dan manager dibawahnya termasuk
koordinasi paralel dan managing director.
b. Mengembangkan organisasi yang efisien dan fokus pada peningkatan kerja.
11
4. General Manager Marketing
a. Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengendalian seluruh fungsi pemasaran dalam upaya mewujudkan
peningkatan kinerja perusahaan.
b. Merencanakan atau menyusun kebijakan- kebijakan dalam bidang pemasaran,
pengendalian dan evaluasi, pembinaan dan pengembangan hubungan
kemitrausahaan dengan pelanggan dan instansi terkait.
5. General Manager Customer Service
a. Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut pengendalian, pemeliharaan dan
evaluasi fungsi infrastruktur pendukung layanan jaringan yang berada di pelanggan
sehingga kesepakatan level layanan yang telah disetujui bersama pelanggan dapat
terpenuhi secara optimal.
b. Merencanakan atau menyusun kebijakan, pengendalian dan evaluasi dalam
kesepakatan level layanan yang akan diberikan dengan pelanggan berikut
pertanggung jawabannya.
12
6. General Manager Operation
a. Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian seluruh fungsi operasional perangkat pendukung layanan
jaringan yang diberikan kepada pelanggan.
b. Merencanakan atau menyusun kebijakan dalam bidang operasional layanan jaringan,
arsitektur layanan pengendalin, pemeliharaan dan evaluasi.
7. General Manager Finance & Administrasi
a. Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian seluruh fungsi keuangan perusahaan dalam upaya
mewujudkan peningkatan kinerja perusahaan.
b. Merencanakan sasaran dan kebijakan di bidang keuangan meliputi anggaran,
investasi dan akuntaansi.
c. Mengkoordinasikan pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh perusahaan.
8. General Manager Bussiness dan Network Development
Tugas pokoknya adalah merencanakan sasaran jangka panjang, kebijakan dan jasa
layanan perusahaan dalam lingkungan strategis bisnis dan pemasaran serta analisa
kebutuhan pengadaan barang atau aset teknis yang diperlukan perusahaan.
9. Manager Information System Management
Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut pelaksanan evaluasi, pengendaliaan
dan pemeliharaan sistem informasi untuk mendukung pemberian layanan jasa
perusahaan.
13
10. Manager Human Resources Development
a. Mengkoordinasikan tugas sehari- hari menyangkut perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian seluruh ungsi pembinaan sumber daya manusia.
b. Merencanakan pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dan peraturan
kepegawaian .
11. Manager Purchasing
Tugasnya adalah mengkoordinasikan kebutuhan pengadaan barang teknis dan non
teknis termasuk pembelanjaan infrastruktur yang diperlukan perusahaan.
14
BAB III
TEORI PENDUKUNG
3.1 Landasan teori
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan standar
industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global
menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi dibedakan berdasarkan standar teknik yang
bergabung didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI Hiper LAN
yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX
merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar
keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa dan sekitarnya.
Untuk dapat membuat teknologi ini digunakan secara global, maka diciptakan WiMAX.
VSAT dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari (Very Small Aperture Terminal)
adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan
dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan
mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik
lainnya di atas bumi.
Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit
geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan
perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama
di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Komponen VSAT, terdiri dari:
15
1. Unit Luar (Outdoor Unit (ODU):
a. Antena/dish/parabola ukuran 2 hingga 4 kaki (0.55-2.4 m), yang dipasang pada atap,
dinding atau di tanah.
b. BUC (Block Up Converter), yang menghantarkan sinyal informasi ke satelit.Juga
sering disebut sebagai Transmitter (Tx).
c. LNB (Low Noise Block Up), yang menerima sinyal informasi dari satelit. Juga sering
disebut sebagai Receiver (Rx).
2. Unit Dalam (Indoor Unit (IDU)):
a. Modem (Modulator / Demodulator), sebuah alat dipanggil Return Channel Satellite
Terminal yang menyambungkan dari unit luar dengan IFL kabel berukuran panjang
tidak lebih 50 meter.
b. IFL (Inter Facility Link). Merupakan media penghubung antara ODU & IDU.
Fisiknya biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan biasanya menggunakan
konektor jenis BNC (Bayonet Neill-Concelman).
Kelebihan VSAT:
1. Pemasangannya cepat.
2. Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi.
Kekurangan VSAT:
1. Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air).
2. Memakan tempat, terutama untuk piringannya.
16
3. Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel
Bentuk – bentuk Konfigurasi VSAT
1. VSAT Point-to-Point
VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per Carrier. Konfigurasi
ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan chanal yang relatif besar dan
transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada
komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk data
komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon. Contoh penggunaan konfigurasi ini adalah
backbone pada jaringan seluler, perusahaan minyak,pertambangan.
Gambar 3.1 VSAT Point-to-Point
17
2. VSAT Point-to-Multipoint
VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada
umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan
karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) dan inbound
data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat pengendali.
Contoh pengguna teknologi ini adalah perbankan, pemerintah, dan lain.
Gambar 3.2 VSAT Point-to-Multipoint
Konfigurasi Point-to-multipoint umumnya berbentuk Star atau Mesh
menggunakan teknologi DAMA/TDMA. Konfigurasi ini memungkinkan komunikasi secara
langsung dari satu titik ke titik lainnya. Digunakan untuk telephony dan saluran data.
Gambar 3.3 Konfigurasi Mesh
18
Media Transmisi
1. Getaran sinyal pembawa itu harus disampaikan kepada penerima.
2. Proses penyampaian ini harus dilakukan melalui suatu media.
3. Analogi dengan pembawa truk maka maka jalan rayanya disebut media transmisi.
4. Proses perambatan sinyal gelombang pembawa dari satu tempat ketempat lain
disebut propagasi.
5. Didalam media, carrier dalam bentuk gelombang pembawa.
( carrier wave ).
Macam – Macam Media Transmisi
1. Radio (media transmisi non fisik)
Media Transmisi Non Fisik Terestrial adalah media transmisi dalam bentuk
gelombang radio yang perambatannya tidak jauh atau seolah-olah sejajar dengan
bumi (tidak termasuk transmisi satelite)
2. Fiber Optik
a. kabel kaca antara 1 – 10 mm untuk jenis monomode dan 50 – 60 mm untuk jenis
multi mod.
b. pembungkusnya 125 mm.
19
c. tiap haspel ( gulungan) dapat membawa kabel fiber optik sampai 1 km.
d. Redaman jauh lebih kecil.
e. Jarak jangkau dapat mencapai 70 km antar repeater.
Media Transmisi Radio berfungsi sebagai:
1. Amplifier yang dapat merubah sinyal electric menjadi sinyal gelombang
elektromagnetik (Tx) atau sebaliknya (Rx).
2. Reflektor antena berfungsi untuk mengarahkan pancaran.9
3. Masalah yang selalu dibahas dalam antena adalah penguatan dan sudut pengarahan.
4. Antara transmiter dan receiver selalu ada loss karena antena penerima tidak dapat
mengambil semua power yang dipancarkan
Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar
rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah
tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang
berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh.
Bagian-bagian fiber optik
20
Gambar 3.4 Bagian-bagian fiber optic
Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana
pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi
memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core). Buffer Coating adalah plastic pelapis yang
melindungi fiber dari kerusakan.
Jenis Fiber Optik
1. Single-mode fibers
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi
mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer).
BufferCoating
Core
Cladding
Gambar 3.5 Single-mode fibers
2. Multi-mode fibers
Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan
berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300
nanometer)
Cladding Multi Core
21
Buffer Coating
Gambar 3.6 Multi-mode fibers
Cara Kerja Fiber Optik
Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan
hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari
inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi,
ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.
Keuntungan Fiber Optik
1. Murah : jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang sama.
2. Lebih tipis: mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga.
3. Kapasitas lebih besar.
4. Sinyal degradasi lebih kecil.
5. Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik.
6. Fleksibel.
Setelah proses pertama selesai preform dimasukkan kedalam fiber drawing tower.
Kemudian dipanaskan 1900-2200 derajat celcius sampai meleleh. Lelehan tersebut jatuh
melewati laser mikrometer sehingga perform membentuk benang. Dilakukan
22
Gambar 3.7 Proses Coating dan UV Curing.
Tensile strength: harus mampu menahan 100.000 lb/inch2 atau lebih. Refractive index
profile : menghitung layar untuk pemantulan optik. Fiber geometry : diameter Core, dimensi
cladding, diameter cloating adalah seragam.
Attenuation : menghitung kekuatan sinyal dari berbagai panjang gelombang dan jarak.
Information carrying capacity : bandwith Chromatic dispersion : penyebaran berbagai
panjang gelombang sinar melalui core. Operating temperature.
23
Kabel Optik Yang Sering Digunakan adalah Distribution Cable.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Uraian Pekerjaan Selama Magang di PT CSM Satellite dan Terestrial Network
Kerja Praktek di PT CSM Satellite dan Terestrial Network dimulai pada tanggal 4
Oktober 2010 dengan dipertemukannya saya dengan pihak HRD dan pihak Manager
Bussiness and Development Network selaku pembimbing saya pada saat Magang di PT Citra
Sari Makmur. Saya diberi beberapa banyak materi untuk didalami semampu saya sebagai
pengenalan Industri. Saya diberi materi WiMAX dan diperkenankan untuk mengikuti
maintenance ke beberapa shelter di Jakarta. Yaitu Maintenance di Pasar Pluit, Rawamangun,
dan Cikarang
Tabel berikut memperlihatkan uraian pekerjaan saya selama magang di PT CSM
Satellite dan Terestrial Network.
Tabel 1 : Uraian Pekerjaan Selama magang
No Tanggal/Bln/Thun Uraian Pekerjaan1 4 - Oktober - 2010 Perkenalan dengan staff administrasi di PT CSM Satellite
dan Terestrial Network
2 5 - Oktober - 2010 1. Perkenalan dengan Staff BND (Bussiness Network Devel-opment) bagian Backbone
24
2. Pengarahan dari Staff BND bagian backbone mengenai pe-rusahaan
3 6 - Oktober - 2010 1. Perkenalan dengan pambimbing beserta staff BND (Bussines Network Development bagian acces
2. Browsing internet
4 7 – Oktober - 2010 1. Memehami materi yang di berikan tentang jaringan2. Browsing internet
5 8 - Oktober – 2010 1. Maintenance wireless dan Backbone di daerah Pluit Jakarta Selatan
2. Pengenalan alat
6 11 - Oktober – 2010 Mempelajari tentang aktifasi Fiber Optik untuk jaringan wireless
7 12 – Oktober - 2010 1. Maintenance wireless dan Backbone di daerah Rawaman-gun Jakarta Selatan
2. Pengenalan alat
8 13 - Oktober – 2010 Mempelajari fungsi perangkat yang di gunakan untuk jaringan wireless
9 14 - Oktober – 2010 Penjelasan fungsi masinng-masing perangkat yang ada di dalam shelter dari pembimbing lapangan.
10 15 - Oktober – 2010 Penjelasan fungsi masinng-masing perangkat yang ada di dalam shelter dari pembimbing lapangan.
11 18 - Oktober – 2010 Penjelasan umum tentang produk WiMAX di PT CSM di sisi HO Cikarang dari pembimbing.
12 19 - Oktober – 2010 Mempelajari cara monitoring jaringan wireless.
13 20 - Oktober – 2010 Belajar mencari kesalahan pada perangkat CPE (indoor) jika ada problem dari customer.
14 21 - Oktober – 2010 penjelasan tentang perangakat jaringan yang digunakan perusahaan dari pembimbing lapangan.
15 22 - Oktober – 2010 Belajar mencari kesalahan pada perangkat DAP (outdoor) jika ada problem dari customer.
16 25 - Oktober – 2010 1. Maintenance wireless dan Backbone di daerah Cikarang2. Pengenalan perangkat yang digunakan
17 26 - Oktober – 2010 Monitoring jaringan wireless
25
18 27 - Oktober – 2010 Monitoring perangkat outdoor DAP dari cikarang
19 28 - Oktober – 2010 Mempelajari cara aktifasi perangkat di Cikarang
20 29 - Oktober – 2010 Monitoring jaringan wireless untuk tiap-tiap daerah dari cikarang
21 1 – November – 2010 Maintenence wireless di Cikarang
22 2- November – 2010 Mempelajari cara mengatasi problem yang terjadi pada customer
23 3 - November – 2010 Pengenalan perangkat di shelter Cikarang
24 4 - November – 2010 Pengenalan alat yang di gunakan di bagian BND 3G Net di Cikarang
25 5 - November – 2010 Pengenalan alat yang di gunakan di bagian BND acces di Cikarang
26 8 – November – 2010 Maintenence perangkat wireless dan Backbone di daerah Jakarta Timur
27 9- November – 2010 Monitoring kesalahan yang ada di shelter Jakarta Timur
28 10 - November –2010 Maintenence perangkat wireless dan Backbone di daerah Jakarta Pusat
29 11 – November –2010 Penjelasan fungsi-fungsi perangkat DAP dari pembimbing lapangan
30 12 - November –2010 Penjelasan fungsi-fungsi perangkat DAP dari pembimbing lapangan
31 15 – November –2010 Sharing tentang laporan magang dengan pembimbing lapangan
32 16 - November –2010 Menyerahkan laporan magang kepada pembimbing lapangan
26
Tabel berikut memperlihatkan keterangan dari tiap- tiap perangkat yang dipergunakan.
Tabel 2 : Beberapa Perangkat yang ada didalam Shelter
No Gambar Perangkat Keterangan
1 CERAGON Microwave Radio;sebagai Radio microwave untuk menghubungkan trunk antar node ke pusat (cikarang)
2 DAP Modem Motorola;Berisi 2 buah Modem yang masing- masing dapat melayani 2 antena sektoral. Koneksi dengan antenna menggunakan FO.
3 MRV Manageable Switch;Sebuah switch yang dapat diprogram dengan console cable untuk membuat koneksi VLAN dengan DAP dan CERAGON.
27
4 Rectifier AC-DCSebuah perangkat untuk meng-koversi arus dan tegangan AC PLN ke tegangan DC yang masuk ke perangkat
5 MCB Board;Rangkaian MCB yang tersusun dengan fungsinya masing- masing. Tiap satu perangkat harus difasilitasi satu MCB (tidak boleh digunakan bersamaan). Hal ini dilakukan untuk mempermudah maintenance dan menghindari kerusakan akibat perangkat lain.
6 Inverter DC-AC;Merupakan kebalikan dari Rectifier yang digunakan sebagai suplai konektor saklar AC di belakang rak yang semuanya tersambung ke baterai 48 V
Tabel 3 : Proses Aktifasi DAP
1 Lakukan konfigurasi terlebih dahulu untuk perangkat CERAGON dengan Terminal Emulation Program (contohnya Windows Hyper Terminal
2 Tunggu hingga lampu indikator menyala.3 Lakukan Cnsole pada perangkat MRV Switch untuk membuat VLAN4 Hubungkan MRV dengan Sheragon pada port VLAN yang telah dikonfigurasi 1 Gbps.5 Pasang kabel FO yang terhubung dengan antena sektoral pada konektor yang terdapat
pada modem.
28
6 Lakukan konfigurasi dengan perangkat DAP untuk mengaktifkan modem.7 Setelah aktif tunggu beberapa saat samapai terjadi sinkronisasi pada antena sektoral8 Jika antena sektoral belum diarahkan dengan benar, antena harus disesuaikan dengan
derajatnya masing- masing.9 Sektor 1 = 60 derajat, sektor 2 = 180 derajat, sektor 3 = 300 derajat10 Setelah selesai, langkah terakhir meng- update Firm ware DAP ke pusat (Cikarang).
Berikutnya saya belajar mengenai Fiber Optik secara fisik karena saat itu sedang
mengalami troubleshooting, saya ikut tim BND untuk memeriksa kerusakan dan
tribleshooting link Fiber Optik yang menghubungkan semua backbone PT.CSM. Struktur
utamanya adalah berpusatt di cikarang dan terus menyambung hingga membentuk ring Chase
Plaza ke Cikarang ke Gedung IDC Cyber ke Plaza Mandiri ke Chase plaza.
Link tersebut ternyata tidak tersambung hingga membentuk ring, namun antara Chase
Plaza dan Cikarang belum terjadi koneksi. Sehingga komunikasi antara Chase Plaza dengan
Cikarang tidak dapat dilakukan, namun komunikasi Plaza Mandiri ke Cikarang dapat
dilakukan karena link Plaza Mandiri ke Cikarang menggunakan rute memutar melewati
gedung IDC Cyber terlebih dahulu.
Setelah lama diteliti, akhirnya penyebab yaitu dari Ckarang menuju Chase Plaza, kabel
Optik melewati beberapa sambungan salah satunya di Tebet (Kantor CSM Tebet) dan di
perangkat OTB- nya tersebut kabel dari sambungan Chase Plaza belum di jumper dengan
sambungan ke Cikarang sehingga terdeteksi putus. Masalah tersebut dapat diketahui dari
perangkat OTDR yang dapat membaca sambungan dengan menggunakan pantulan sinar dari
Fiber Optik.
29
Saya juga mendapatkan pelajaran mengenai perangkat- perangkat Fiber Optik,
beberapa konektor dan aksesoris yang digunakan serta perangkat pengukuran Fiber Optik.
Tabel 4: Beberapa Perangkat dan aksesoris Fiber Optik.
no
Perangkat Optik Keterangan
1 OTB (Optical Terminating Box) atau FDF (Fiber Distribution Frame);Adalah kotak yang digunakan untuk membagi atau mendistribusikan core- core fiber optik sehingga mudah untuk dihubungkan dengan perangkat atau jalur Fiber Optik lagi.
2 Kabel FC;Kabel dengan tipe konektor FC biasa terdapat ulir yang dapat diputar. Biasanya digunakan pada OTB/FDF.
30
3 Kbel SC to LC;Kabel dengan Konektor SC(atas) dan konektor LC (Bawah)
4 SFP;Adalah perangkat untuk meng koversi antar dua koneksi yang berbeda. Dalam hal ini SFP (untuk CERAGON) ke LC optik.
5 Konektor (Male to Female Converter);Dari kiri: FC, LC, SC.
5 OTDR (Optical Time Domain Reflectometer);Adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi sambungan, intensitas cahaya, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi putusnya Optik secara fisik.
31
Mulai awal November saya di bawa ke Cikarang. Disana terdapat Satelit Bumi CSM.
Di cikarang saya melakukan monitoring terhadap perangkat- perangkat WiMAX yang di pakai
oleh PT CSM. Dari kegiatan monitoring inilah kita apat mengetahui permasalahan yang
terjadi di masing- masing sektor yang terdapat pada DAP. Masalah lain juga dapat
diketahuinya masalah- masalah yang terjadi pada CPE (Customer Premises Equipment). Jika
telah dilakukan monitoring dan terdapat masalah di dalamnya, maka akan dilakukan settingan
programa pada perangkat WiMAX yang bermasalah. Jika tidak dapat di handle oleh pihak
monitoring, maka teknisi akan langsung ke lapangan untuk melakukan maintenance servise.
32
4.2 Pengenalan Motorola DAP
Motorola Diversity Access Point (DAP) adalah Wimax Access Point dari Motorola
dengan performance dan cost yang telah memenuhi standar IEEE 802.16e (Mobile Wimax).
Motorola DAP mempunyai desain yang flexible dan integrated dengan kemampuan RF yang
sangat baik sehingga merupakan solusi ideal untuk aplikasi layanan fixed maupun mobile.
Perangkat ini menawarkan gain kapasitas yang tinggi sehingga cocok diimplemen-
tasikan di lingkungan urban yang padat. Desain yang ringan juga memudahkan proses de-
ployment diberbagai lokasi seperti roof top, pole maupun tower yang menghasilkan penghe-
matan biaya site dan operasional yang signifikan.
Motorola DAP terdiri dari 2 bagian, yaitu
1. Indoor Unit (BCU) .
BCU berisi perangkat untuk pemrosesan sinyal dan interface ke core network, Indoor
Unit merupakan bagian DAP yang terpasang di dalam ruangan (shelter/room). Fungsi uta-
33
manya untuk menyimpan setting konfigurasi dan parameter perangkat serta sebagai interface
ke core network. Indoor Unit dari Motorola DAP disebut sebagai Base Control Unit (BCU).
Base ControlUnit (BCU) sebagai indoor equipment card. BCU bertugas melakukan
signal processing dan sebagai nterface hardware antara outdoor equipment yang berisi
komopen- komponen TX dan RX serta interface ke BCU Hardware.
Motorola WiMAX Base Control Unit (BCU) merupaka pusat pengendali utama dari
Divesiti Access Point (DAP) yang dapat langsung terhubung ke DAP RF Head melalui
Modem card yang terpasang pada BCU.
Satu BCU dapat meng-handle hingga 4 sektor RF Head. Tiap RF Head dikendalikan
oleh modem card yang terpasang pada BCU antara lain :
a. Alarm Card (STLN6592)
b. Circuit Breaker (SGLN6415)
c. Modem Card (STLN6398)
d. Site Controler Card (STLN6491)
e. PSU Unit (SGPN4058)
Apabila menggunakan kompatibilitas penuh dari BCU (berarti menggunakan 4 sektor
RF Head secara aktif) harus menggunakan 2 buah controller card. Karena tiap controller card
dapat menghandle paling banyak hingga 3 sector RF Head.
Secara detail, tampilan dari BCU dapat diperlihatkan dari gambar berikut , terlihat
beberapa interface card terpasang pada slot BCU. Gambar dibawah ini adalah kondisi BCU
34
yang terpasang secara maksimal, dimana dapat meng-handle 4 sektor dengan 2 site controller
card.
Gambar 4.1 BCU(Base Control Unit)
Dalam 1 BCU maksimum terdapat 3 Power Suplly yang letaknya ada di bagian atas
BCU card (di bawah fan tray) dari kompartemen depan. PSU terdiri atas sebuah switch ON/
OFF, LED indikator, mounting screw, serta handle untuk menarik/mendorong PSU ke dalam
cage.
35
Gambar 4.2 Power Supply Unit/Module (PSU/M)
Komponen pendukung BCU
BCU memiliki beberapa komponen pendukung yang bisa mengganggu fungsi opera-
sional DAP jika tidak berjalan dengan normal.
1. DACS Filter
Sistem Pendingin Udara (DACS) BCU mempunyai filter yang letaknya ada di bagian
kiri BCU. Terdapat pintu di samping kiri BCU untuk membuka filter. Untuk memaksi-
malkan sistem pendingin, filter ini tidak boleh kotor atau tersentuh benda lain. Jika
suhu BCU sudah berada di luar cakupan suhu operasional (-40 degC to +55 deg C) ada
baiknya dilakukan penggantian filter.
36
2. FAN
Fan berfungsi untuk mengalirkan udara panas dari dalam BCU. Fan Tray
(drawer) lokasinya ada di bagian paling atas kompartemen depan. Jika EMS/LMT me-
nunjukkan alarm pada fan ada baiknya dilakukan pengecekan posisi atau penggantian
Fan Tray.
3. Heater
Heater berfungsi untuk meningkatkan suhu BCU yang terlalu dingin. Posisinya ada di
bagian bawah card BCU. Biasanya dipasang pada BCU yang
4. RF GPS dan Customer I/O Module
RF GPS Module posisinya ada di kompartemen belakang bagian tengah, menempel
pada customer I/O Module menggunakan 4 buah T-20 Torx screw. RF GPS modul
letaknya ada pada bagian atas. Pada bagian bawah I/O Module terdapat port in-
terkoneksi untuk packet-backhaul berupa IEEE 802.3, 10/100/1000 BaseT Ethernet
dengan 2 port Ethernet RJ45 berlabel ENET A dan ENET B.
5. RF GPS Surge Arrester
Surge Arrester letaknya ada di bagian bawah kompartemen belakang, menempel pada
chassis. Ada 3 kabel yg terhubung ke perangkat ini, ke arah RF GPS module, ke arah
antenna, dan grounding.
37
2. Outdoor Unit (RFHead).
RF Head terdiri atas komponen TX / RX dan interface ke BCU. Outdoor Unit meru-
pakan bagian perangkat yang terpasang di luar shelter/ruangan.
Ada beberapa unit perangkat yaitu :
a. RF Head
DAP RF Head beroperasi pada suhu –40 °C to 55 °C. Perangkat ini terdiri atas An-
tenna/Radome, RF Module, serta Solar Shield dan RF Filter yang sifatnya opsional.
DAP RF Head berfungsi sebagai outdoor unit dari perangkat DAP yang berfungsi se-
cara umum sebagai penyedia carier WiMAX ke pelanggan (Custumer). DAP RF Head
yang digunaklan memiliki frekuensi kerja 2,5 GHz (2,495 GHz – 2,690 GHz) sesuai
dengan standar frekuensi nya.
b. RF GPS ( Radio Frequency Global Positioning System )
Proses sinkronisasi data pada perangkat wimax Motorola menggunakan teknologi TDD
sehingga penggunaan GPS sangat penting. Ada 2 macam system GPS yang dimiliki
Motorola, RF GPS dan Remote GPS (RGPS). CSM hanya menggunakan sistem RF
GPS. Berikut ini beberapa tipe antenna GPS yang sering digunakan.
38
4.3 Monitoring Problem DAP Wimax
Cara monitoring Problem DAP di sisi EMS Motorola Topologi
Untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada DAP ada 4 macam warna yang digunakan:
1. DAP yang berwarna kuning yang terdiri dari 2 tipe:
a. Jika semua sector berwana hijau kemungkinan ada alarm di DAP tersebut yang
belum clear.
b. Jika salah satu sector berwrana merah.
2. DAP yang berwarna biru yang terdiri dari 2 kemungkinan
a. Terjadi problem elektrikal Not / BTS (power)yang drop atau link putus.
b. Terjadi nya problem di sisi backbone baik radio Maupin optic.
Gambar 4.3 Cara Pengecekan Alrm pada DAP
39
3. DAP yang berwarna merah berarti Semua sector drop atau mati
4. DAP yang berwarna hijau berarti Semua sector normal atau baik tidak ada gangguan
pada DAP tersebut.
Gambar 4.4 Cara Pengecekan Alrm pada DAP
40
Langkah awal untuk melakukan pengecekan pada problem DAP
1. Pastikan power di DAP tersebut normal dengan cara menghubungkan PIC
setempat dan mengecek di sisi backbone yaitu seragon atau MRV.
2. Jika masalah terjadi pada backbone (intermiten) kemungkinan ada nya interferensi
dari perangkat lain yang memilik Frequensi sama.
3. Pada sisi MRV bisa terjadi eror atau heng.
4. Pada sisi optic kemungkinan ada salah satu core yang putus
Cara melihat jumlah customer yang connect per sector untuk masing-masing DAP
1. Login ke Aptilo dengan memasukkan Username dan Password
Gambar 4.5 Tampilan Login
41
Setelah masuk, maka akan keluar data pencarian Mac Adress seperti di bawah ini:
Gambar 4.6 Masuk ke Putty Configuration Aplication (DAP)
Gambar 4.7 Masuk ke Putty Configuration Aplication DAP
42
Gambar 4.8 Jumlah Sektor pada DAP
4.4 Cara Pengecekan masalah pada DAP wimax
43
Cara pengecekan problem pada wimax CSM (DAP):
1. Lihat kondisi masing – masing DAP pada EMS Motorola dan Mcrotic the dude.
2. Indikasi problem biasanya terlihat d EMS Motorola, apakah hal yang biasa,
terindikasi dengan status DAP, apakah Impaired atau Unknow.
3. Indikasi the dude biasanya perangkat yang menghubungkan CPE ke HUB operation
Cikarang, dan ini tidak bisa di ping / merah.
4. Apabila status DAP di EMS Motorola Impaired, maka ada 3 kemungkinan masalah
yang terjadi, yaitu:
a. Intermitten, yakni ada beberapa sektor hidup mati tidak stabil.
b. Ada beberapa sektor DAP yang drop
5. Apabila status DAP Unknown, maka ada 2 krmungkinan masalah, yaitu:
a. Backbone radio maupun optik bermasalah
b. Masalah elctrical
6. Apabila masalah sudah diketahui dari status DAP nya, baik itu Impaired maupun
Unknow, maka dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Apabila Impaired, maka masalah terjadi pada perangkat DAP tersebut.
Sehingga masalah dapat di action / di maintenance Via EMS. Problem yang
sering terjadi jika DAP tersebut iImpaired adalah :
Intermitten, maka dilakukan restart via EMS motorola. Jika belum connect, maka
akan di kirim teknisi ke lapangan untuk mengecek masalah dari peangkat DAP
tersebut. Dan jika Down, maka dilakukan dengan mengubah frekuensi pada
sektor yang bermasalah tetapi masih dalam standard IEEE 802.16e, dan jika
masih bermasalah maka dilakukan pergantian perangkat yang rusak
b. Apabila Unknow, masalah dapat di action dengan cara :
44
Pastikan power BTS/ Shelter normal. Jika normal, kemungkinan MCB trip. Lihat
indikasi pada backbone radio yakni Ceragon, alarm- alarm yang muncul
mengindikasikan bahwa masalah itu Elektrical atau Interferensi. Dan lihat
Indikasi pada backbone optik dengan software ASPEN, apakah ada alarm yang
terindikasi core nya putus atau tidak.
BAB V
45
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Magang di PT CSM Satellite dan Terestrial Network, dan
melakukan pengamatan serta melakukan praktik atau kesempatan yang dipercaya oleh pihak
PT CSM untuk mempraktekan ilmu yang telah penulis dapat selama Magang di PT CSM
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Base Station (BS/BTS) pada WiMAX dikenal dengan sebutan DAP yang terdiri dari 3
bagian utama , BCU sebagai main control DAP,RF Head Wimax antena sebagai
penyebar carier accsess ke palanggan, dan radio microwave backhaul sebagai jalur
koneksi utama yang menghubungkan anta DAP (acsess point) maupun DAP ke sentral.
2. DAP terdiri dari 4 sector dan masing-masing sector biasanya terdiri dari 20 adress yang
dapat aktif padasector tersebut.
3. Macam- macam gangguan yang sering terjadi pada DAP yaitu Intermiten dan
Down,gangguan tersebut biasanya terjadi karena interferensi, listrik mati, putusnya
backbone, dll.
5.2 Saran
46
Saran yang dapat penulis berikan setelah menyelesaikan Magang ini adalah sebagai
berikut:
1. Adanya gangguan di perangkat yang disebabkan kurangnya maintenance dari user. Hal
ini jika dibiarkan tentunya akan mengganggu dalam hubungan komunikasi .
Diharapkan pihak teknisi cepat tanggap dalam maintenance perangkat tsb.
2. Lebih terintegrasi, terstruktur dan saling melengkapi pada saat bekerja di ruangan
maupun di lapangan karna dengan demikian dapat meningkatkan kinerja perangkat
3. .Membangun sistem monitoring dan sistem alarm yang baik di tiap- tiap node baik
yang sudah aktif maupun yang belum aktif untuk mengurangi kerugian akibat pihak ke
tiga.
4. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pernan WiMAX dan
teknologinya dengan mebuat seminar di segi bisnis maupun teknis.
DAFTAR PUSTAKA
47
Motorola Inc.,2008.WiMAX Network Overview, Motorola Inc.
Motorola Inc., 2009. White Paper: Admission Control in WiMAX Networks, Motorola Inc.
Wahyuaji Bambang, 2008. WiMAX Internet Service Activation, Jakarta: BND CSM
Motorola Inc., 2008. WiMAX Network Overview, Motorola Inc.
Wahyuaji Bambang, 2009. WiMAX Internet Service Activation, Jakarta: BND CSM
www.google.com (customer premises equipment)
www.csm.com
48
top related