lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5541/3/bab ii.pdfberdasarkan...
Post on 14-Aug-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.! E-Commerce
Menurut Turban (2008), electronic commerce adalah suatu proses membeli,
menjual, mengirim, atau menukar produk, servis, dan/atau informasi melalui
jaringan komputer, termasuk internet (hlm. 4).
Turban (2008) mengklasifikasikan e-commerce ke dalam beberapa tipe
berdasarkan hubungan antar pengguna (hlm. 8).
1.! Business-to-Business (B2B), merupakan hubungan transaksi antar pembisnis
maupun dengan organisasi lain.
2.! Business-to-Consumer (B2C), merupakan hubungan transaksi antara
pembisnis dengan individual konsumen.
3.! Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C), merupakan transaksi yang
dilakukan antara pembisnis yang memiliki produk atau jasa dengan pembisnis
lainnya yang ingin menawarkan produk atau jasa tersebut ke konsumen secara
langsung tanpa mengurangi atau menambahkan value dari produk atau jasa
yang ditawarkan tersebut.
4.! Consumer-to-Business (C2B), suatu transaksi dimana seorang individual
menggunakan perantara internet untuk menjual produk atau jasa yang
dimilikinya kepada organisasi tertentu.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
6
5.! Mobile Commerce, merupakan seluruh transaksi atau kegiatan yang dilakukan
dengan mengakses internet dari perangkat mobile (hlm. 8).
6.! Consumer-to-Consumer (C2C), merupakan transaksi langsung yang dilakukan
seorang konsumen dengan konsumen lainnya (hlm. 10).
7.! E-Learning, merupakan materi-materi pembelajaran yang disediakan suatu
organisasi atau lembaga dalam bentuk online (hlm. 10).
Selain mengklasifikasikan e-commerce ke dalam beberapa tipe
berdasarkan hubungan antar pengguna, Turban (2008) juga membagi tipe e-
commerce berdasarkan jenis bisnis (hlm. 22).
1.! Online direct marketing, menjual barang maupun jasa secara online, sehingga
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi perantara-perantara dan toko.
2.! Name your own price, model bisnis e-commerce jenis ini memungkinkan
seorang konsumen untuk membeli produk ataupun menggunakan sebuah jasa
sesuai dengan rentang harga yang diinginkan.
3.! Find the best price, model bisnis e-commerce jenis ini memungkinkan
seorang konsumen untuk mendapatkan kebutuhannya secara lebih spesifik
(hlm. 22).
4.! Online auctions, merupakan platform online yang menjual sebuah produk
dengan cara dilelang, dimana orang yang telah menawar harga paling tinggi
yang berhak untuk mendapatkan barang tersebut.
5.! Electronic marketplaces and exchanges, merupakan sebuah wadah yang
mempertemukan penjual dan pembeli secara online (hlm. 23).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
7
Turban (2008) menyebutkan bahwa E-commerce memiliki banyak
keuntungan bagi perusahaan maupun konsumen (hlm. 25), antara lain :
Bagi Perusahaan
Jangkauan yang luas, pengurangan biaya, peningkatan persediaan barang, bisnis
yang selalu terbuka, niche market, kemampuan untuk berinovasi & menggunakan
model bisnis yang baru, lebih cepat, perijinan lebih sedikit, pajak lebih murah dan
kebutuhan akan tempat penyimpanan barang lebih sedikit.
Bagi konsumen
Dapat diakses dengan mudah, dimanapun & kapanpun, lebih banyak pilihan
produk maupun jasa, harga lebih murah, dapat dikirim dengan cepat, tidak ada
pajak yang dikenakan, ketersediaan informasi lebih lengkap.
Gambar 2.1. E-Commerce (http://www.jenainformatics.com/en/services/e-Commerce-solution-development)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
8
2.1.1.! E-Marketplace
Menurut Turban (2008), E-marketplace adalah sebuah pasar virtual dimana
penjual dan pembeli bertemu dan mengadakan beragam tipe-tipe transaksi. E-
marketplace memiliki fungsi yang sama dengan pasar tradisional, hanya saja
sistem yang digunakan berbeda, mulai dari perangkat yang digunakan hingga
metode pembayaran dan pengiriman barang (hlm. 44).
Di dalam sebuah e-marketplace terdapat beberapa komponen yang
memiliki peran masing–masing sehingga sebuah e-marketplace dapat berjalan
dengan lancer. Komponen–komponen tersebut (hlm. 45), antara lain :
1.! Customers, merupakan seluruh orang yang memiliki potensi untuk membeli
sebuah barang atau jasa yang ditawarkan di internet.
2.! Sellers, seluruh penjual (perusahaan, toko, individual) yang menjual barang
atau jasanya di suatu website berbasis e-marketplaces.
3.! Products and services, merupakan 2 hal yang paling membedakan e-
marketplaces dengan pasar tradisional. Dalam e-marketplaces, produk yang
ditampilkan adalah dalam bentuk digital atau berupa foto. Selain itu, pembeli
juga akan lebih diringankan karena barang akan dikirim langsung ketempat
tujuan dengan bantuan jasa kurir yang telah disepakati sebelumnya.
4.! Infrastructure, infrastruktur marketspace termasuk jaringan elektronik,
perangkat keras, perangkat lunak, dan lain-lain.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
9
5.! Front end, kustomer berinteraksi langsung dengan marketspace melalui front
end. Komponen-komponen dari front end adalah seller’s portal, katalog
elektronik, shopping cart, mesin pencari, mesin lelang, dan alat pembayaran.
6.! Back end, seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan
pemesanan dan pemenuhan, manajemen inventori, pembelian dari supplier,
akunting dan finansial, asuransi, proses pembayaran, pekejing, dan pengiriman
adalah bagian dari back end of the business.
7.! Intermediaries, merupakan orang-orang yang bekerja di sebuah e-
marketplaces yang memiliki tugas untuk mengelola website dan mengatur
keseluruhan kegiatan yang ada di dalamnya.
8.! Other business partners, merupakan seluruh pihak yang memiliki hubungan
kerjasama dengan intermediaries, seperti layanan pengiriman barang, maupun
layanan pembayaran (hlm. 45).
Berdasarkan jenisnya, E-marketplaces terbagi kedalam beberapa jenis.
1.! Electronic Storefronts, merupakan jenis e-marketplaces yang dibuat khusus
oleh sebuah perusahaan. Sehingga produk – produk yang dijual hanyalah
produk yang berasal dari perusahaan tersebut saja.
2.! Electronic Malls, merupakan jenis e-marketplaces yang menjual produk dari
berbagai merk, seperti mall pada umumnya.
Electronic Malls terbagi kedalam beberapa jenis, antara lain :
•! General stores/malls, merupakan e-marketplace dengan skala besar
karena menjual seluruh produk dengan beragam tipe.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
10
•! Specialized stores/malls, merupakan e-marketplace yang hanya
menjual produk-produk dengan jenis yang spesifik.
•! Regional versus global stores, merupakan e-marketplace yang
memiliki keterbatasan region penjualan, karena adanya kendala pada
pengiriman barang (hlm. 47).
Gambar 2.2. E-Marketplace (https://www.handshake.com/blog/b2b-e-commerce-models-direct-vs-marketplace/)
2.2.! Consumer Behavior
Consumer Behavior merupakan karakteristik seorang konsumen ketika mencari
sesuatu, menggunakan sesuatu hingga membuang sesuatu. Dengan mempelajari
consumer behavior, kita akan mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi seorang konsumen dalam mengambil sebuah keputusan ketika
ingin membeli suatu produk maupun jasa. Pengetahuan tentang consumer
behavior sangat penting untuk diketahui agar kita dapat menentukan target market
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
11
yang sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. (Schiffman & Kanuk,
2009, hlm. 23)
Menurut (Schiffman & Kanuk, 2009) salah satu hal yang mempengaruhi
consumer behavior adalah needs dan goals. Needs adalah kebutuhan yang dimiliki
oleh setiap manusia. Needs terbagi kedalam dua jenis golongan, yaitu Innate
needs dan acquired needs. Innate needs adalah kebutuhan manusia yang harus
terpenuhi karena berhubungan dengan keberlangsungan hidup, seperti makanan,
minuman, pakaian, dan udara. Innate needs biasa disebut dengan primary needs.
Sedangkan acquired needs adalah kebutuhan yang terbentuk oleh kultur maupun
lingkungan sekitarnya, seperti kekuasaan, rasa bangga, dan kepuasaan pribadi.
Acquired needs biasa disebut dengan secondary needs (hlm. 106). Goals adalah
hasil yang dikehendaki dari motivated behavior (hlm. 107). Hal yang perlu
diperhatikan dari hasil tersebut adalah hasil yang ingin dicapai seseorang harus
terarah atau spesifik. Dengan demikian, kita dapat mengetahui tujuan seseorang
secara tepat dan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Dalam bukunya, Schiffman & Kanuk (2009) juga menjelaskan bahwa
terdapat beberapa tahapan yang dilewati konsumen saat mengambil sebuah
keputusan untuk membeli sesuatu (hlm. 483 - 500), antara lain :
1.! Input
Pada tahap ini, konsumen mendapatkan pengetahuan tentang suatu produk
maupun jasa yang dibutuhkan. Pengetahuan tersebut dapat berasal dari brand
tertentu yang telah melakukan beberapa strategi marketing seperti iklan di
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
12
media masa, marketing secara langsung, penjualan pribadi, dan berbagai cara
lainnya. Sumber pengetahuan lainnya adalah berasal dari lingkungan sosial
konsumen, seperti komentar/pendapat dari teman maupun keluarga, melihat
orang lain menggunakan barang tersebut, membaca koran maupun majalah,
dan sebagainya (hlm. 483).
2.! Process
Tahap ini menjelaskan bagaimana konsumen dapat mengambil sebuah
keputusan untuk membeli sebuah produk atau memakai suatu jasa. Faktor
psikologis seperti motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepribadian yang
dimiliki seseorang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan juga didukung oleh 3 faktor lainnya, yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan
membandingkan alternatif/merk-merk yang tersedia di pasaran (hlm. 484).
3.! Output
Pada tahapan ini, hal yang menjadi fokus adalah hal – hal yang dilakukan
konsumen setelah membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa.
Tingkat kepuasaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa dapat dilihat
dari perilaku konsumen tersebut, seperti melakukan pembelian ulang produk
atau menggunakan jasa kembali dan menyampaikan pendapatnya kepada
orang lain (hlm. 497).
2.3.! Teori Segmentasi
Menurut (Schiffman & Kanuk, 2009) , segmentasi pasar adalah suatu proses
membagi pasar kedalam golongan – golongan konsumen yang memiliki kesamaan
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
13
kebutuhan atau karakteristik (hlm. 28). Penggolongan segmentasi pasar tersebut,
terbagi kedalam beberapa kategori, antara lain :
1.! Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi berdasarkan lokasi kustomer.
Kostumer yang berada di wilayah yang sama biasanya memiliki karakteristik
keinginan dan kebutuhan yang sama. Variabel yang dilihat pada segmentasi
geografis adalah wilayah, besar kota, dan iklim (Schiffman & Kanuk, 2007,
hlm. 47).
2.! Demografis
Pada segmentasi demografis, pasar dibagi berdasarkan umur, jenis kelamin,
status, kehidupan berkeluarga, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan yang
dimiliki oleh tiap individu. Tentunya setiap individu memiliki perbedaan,
sehingga penggolongan berdasarkan segmentasi geografis ini sangat
membantu dan paling sering digunakan karena segmentasi demografis adalah
yang termudah , termurah, dan paling masuk akal untuk mengklasifikasi
individu secara tepat (Schiffman & Kanuk, 2009, hlm. 76).
3.! Psikografis
Pada segmentasi psikografis, pasar dibagi berdasarkan karakter yang dimiliki
tiap individu, seperti memiliki pemikiran yang terbuka, pemalu, percaya diri,
dan sebagainya. Karakter setiap individu dapat diketahui dengan melakukan
metode tes personality atau psikotes (Schiffman & Kanuk, 2009, hlm. 82).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
14
2.4.! Teori Targeting
Menurut (Schiffman & Kanuk, 2007), targeting merupakan pemilihan segmen-
segmen pasar yang bertujuan untuk menetapkan target market pada suatu produk.
Segmen yang dipilih disesuaikan berdasarkan marketing mix (products, price
place, promotion) sehingga dapat dipasarkan secara efektif (hlm. 7).
2.5.! Teori Positioning
Menurut (Schiffman & Kanuk, 2007), positioning merupakan pengembangan citra
suatu brand atau produk dibenak konsumen, dimana citra tersebut mampu
membedakan brand tersebut dengan kompetitor dan mampu memenuhi kebutuhan
konsumen. Penetapan positinoning yang tepat, bersumber pada dua hal. Pertama,
konsumen dapat mengetahui manfaat dari brand atau produk tertentu. Kedua,
suatu brand harus dapat menunjukan value proposition yang dimiliki (hlm. 7).
2.6.! Brand
Menurut (Landa, 2011), brand adalah suatu karakteristik khusus yang dimiliki
sebuah perusahaan atau produk yang dirancang sedemikian rupa untuk
membedakannya dengan para pesaing sehingga terbentuk opini tertentu (hlm.
218). Wheeler (2009) menambahkan bahwa suatu brand yang kuat adalah brand
yang dapat dikenali dan dipercaya oleh konsumen ditengah-tengah persaingan
yang sangat ketat (hlm. 2). Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produk saling
berlomba untuk membentuk brand yang kuat, karena brand yang kuat dapat
menentukan keberlangsungan sebuah produk atau perusahaan di pasaran.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
15
2.6.1.! Brand Strategy
Menurut Landa (2011), brand strategy merupakan hal pokok yang menjadi dasar
ketika melakukan branding. Seluruh ide dan rencana terkait gambaran visual dan
pengaplikasiannya dikumpulkan dan dipikirkan dengan baik sehingga membentuk
karakteristik tertentu yang membedakan dengan kompetitor dan disesuaikan
dengan brand’s positioning (hlm. 220). Wheeler (2009) menambahkan bahwa
brand strategy yang efektif adalah hasil penggabungan dari keseluruhan perilaku
suatu brand, visi dan budaya yang dimiliki sebuah perusahaan yang
dikomunikasikan secara tepat sehingga dapat dimenegrti oleh calon konsumen dan
membentuk persepsi khusus yang membedakan sebuah brand dengan brand
lainnya (hlm. 12).
2.6.2.! Naming a Brand
Menurut Landa (2011), brand name adalah sebuah identitas verbal – nama yang
dipatenkan – dan berhubungan dengan tagline dan deskripsi, yang menjadi
tanda/identitas verbal (hlm. 223).
Terdapat beberapa jenis kategori yang dapat digunakan untuk menentukan
nama yang akan digunakan (hlm. 226).
1.! Founder’s name : Penamaan yang diambil dari nama pemilik perusahaan.
2.! Explanatory : Penamaan yang diambil dari deskripsi produk yang dijual atau
jasa yang ditawarkan.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
16
3.! Expressive or Invented : Penamaan yang terbentuk dari perangkaian kata-kata
maupun huruf sehingga menghasilkan sebuah nama unik yang tetap memiliki
keterbacaan yang baik.
4.! Allegorical or Symbolic : Penamaan yang berasal dari simbol-simbol/nama-
nama yang memiliki arti khusus yang sesuai dengan citra yang ingin
disampaikan oleh brand tersebut (hlm. 226).
5.! Acronym : Penamaan yang terbentuk dari inisial huruf, seperti KFC, BMW
(hlm. 227).
Selain memperhatikan jenis-jenis kategori di atas untuk menentukan sebuah
nama, terdapat juga beberapa hal penting lainnya yang harus dipertimbangkan
ketika memilih brand name agar tingkat keberhasilannya besar.
1.! Distinction : Nama yang dipilih memiliki ciri-ciri khusus dan dapat
dibedakan dengan kompetitornya.
2.! Memorable : Nama yang dipilih harus memiliki keterbacaan yang baik dan
menarik sehingga mudah untuk diingat oleh konsumen.
3.! Purposeful : Nama yang dipilih memiliki arti, makna dan tujuan yang dapat
disesuaikan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
4.! Extendable : Nama yang dipilih harus dapat mengikuti perkembangan
perusahaan.
5.! Long-lasting : Nama yang dipilih dapat bertahan selama-lamanya.
6.! Legally owned : Nama yang dipilih harus tersedia dan belum pernah
didaftarkan secara hukum sebelumnya oleh pihak lain (hlm. 227).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
17
2.7.! Identitas Visual
Menurut (Landa, 2011), identitas visual merupakan artikulasi visual dan verbal
dari sebuah brand atau grup, termasuk seluruh aplikasi desain yang saling
berhubungan, seperti logo, kop surat, kartu nama, dan website (hlm. 240).
Landa (2011) menyebutkan bahwa idealnya, sebuah identitas visual dapat
mengkomunikasian makna, menambahkan value, memiliki relevansi dengan
target audiens (hlm. 241), dan harus mempunyai kriteria-kriteria di bawah ini :
1.! Recognizable : memiliki bentuk dan ruang yang dapat diidentifikasi dan
mudah untuk dipahami.
2.! Memorable : memiliki bentuk, ruang dan warna yang cukup jelas, menarik
dan tidak biasa.
3.! Distinctive : memiliki nama, bentuk, ruang dan warna yang memiliki
karakteristik khusus sebagai satu kesatuan dan membedakannya dengan
kompetitor.
4.! Sustainable : memiliki nama, bentuk, ruang dan warna yang dapat bertahan,
masih relevan untuk masa yang lama.
5.! Flexible/Extendible : memiliki nama, bentuk, ruang dan warna yang dapat
diaplikasikan ke berbagai media (hlm. 241).
Pembuatan identitas visual dilakukan karena adanya berbagai macam
latarbelakang dan alasan yang mempengaruhi. Oleh karena itu, Landa (2011)
membagi jenis-jenis identitas visual sebagai berikut (hlm. 240 – 241).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
18
1.! New company, product, service, or group
Gambar 2.3. Contoh Identitas Visual Perusahaan Baru
(https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Actual_logo_pull_and_bear.jpg)
2.! Name change
Gambar 2.4. Contoh Identitas Visual Penggantian Nama
(http://www.ekomarwanto.com/2016/05/alfacartcom-belanja-online-jadi-dekat.html)
3.! Revitalization to stay relevant
Gambar 2.5. Contoh Identitas Visual Agar Tetap Relevan
(http://www.bladecreativebranding.com/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
19
4.! Revitalization to ensure continued success
Gambar 2.6. Contoh Identitas Visual Gramedia
(http://blog.iscreativeworks.com/)
5.! Reposition
Gambar 2.7. Contoh Identitas Visual Pergantian Segmentasi
(https://i1.wp.com/majalah.xyz/wp-content/uploads/2016/02/05-Biznet.jpg)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
20
6.! Merger of two brands or groups
Gambar 2.8. Contoh Identitas Visual Penggabungan Brand
(http://hipotesis-cepat.blogspot.co.id/2013/03/keputusan-merger-lippo-dan-niaga.html)
2.7.1.! Logo
Logo merupakan hal utama yang paling mudah untuk dilihat ketika seseorang
mengidentifikasi sebuah brand. Oleh karena itu, sebuah logo harus terlihat
menarik dan mampu merepresentasikan citra yang diinginkan suatu perusahaan,
sehingga audiens dapat mengenali dan mengingat brand tersebut. Menurut Landa
(2011), logo memiliki pengertian yaitu salah satu bagian dari aplikasi desain
grafis yang akan menjadi bagian dari setiap aplikasi desain brand lainnya. Logo
merupakan simbol identifikasi yang unik (hlm. 247).
Landa (2011) menyebutkan bahwa logo dapat terbentuk dari berbagai
macam variasi bentuk dan terbagi ke dalam beberapa jenis kategori (hlm. 247),
yaitu :
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
21
1.! Logotype/Wordmark : Jenis logo yang terbentuk dari pelafalan nama dari
sebuah brand yang dibuat dengan bentuk tipografi yang unik.
Gambar 2.9. Contoh Logotype (http://inkbotdesign.com/wp-content/uploads/2014/06/Famous-Logotypes.png)
2.! Lettermark : Jenis logo yang terbentuk dari penggunaan inisial dari nama
brand yang menjadi karakteristik khusus brand tersebut.
Gambar 2.10. Contoh Lettermark (http://www.turnersignco.com/design-2/types-of-logos/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
22
3.! Pictorial Symbol : Jenis logo yang terbentuk dari hasil representasi
kepribadian, tempat, aktivitas dan objek.
Gambar 2.11. Contoh Pictorial Symbol (https://astridrodriguez.files.wordpress.com/2013/06/crocs-logo.jpg)
4.! Abstract symbol : Jenis logo yang terbentuk dari hasil representasi bentuk-
bentuk natural ke dalam bentuk abstrak atau simbolis.
Gambar 2.12. Contoh Abstract Symbol (https://99designs-blog.imgix.net/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
23
5.! Nonrepresentasional symbol : Jenis logo yang terbentuk secara baru dan
bukan berasal dari representasi bentuk natural maupun tempat atau benda.
Gambar 2.13. Contoh Nonrepresentasional Symbol (https://ayecgraphic.files.wordpress.com/2014/11/picture42.jpg/)
6.! Character icon : Jenis logo yang terbentuk dari penggambaran sebuah ikon
dalam bentuk karakter yang mewakili kepribadian sebuah brand.
Gambar 2.14. Contoh Character Icon (https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/a/a8/PlayboyLogo.svg)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
24
7.! Combination mark : Jenis logo yang terbentuk dari penggabungan simbol dan
susunan huruf (wordmark).
Gambar 2.15. Contoh Combination Mark (http://www.turnersignco.com/design-2/types-of-logos/)
8.! Emblem : Jenis logo yang terbentuk dari penggabungan huruf dan bentuk
visual yang menjadi satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan.
Gambar 2.16. Contoh Emblem Logo (http://www.turnersignco.com/design-2/types-of-logos/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
25
Wheeler (2009) menjelaskan lebih dalam mengenai jenis-jenis logo dan
karakteristik dari masing-masing jenis tersebut.
1.! Wordmarks
Merupakan sebuah logo yang terdiri dari penggunaan kata maupun kata-kata yang
berasal dari nama perusahaan maupun singkatan nama yang dimilikinya. Sebuah
wordsmarks yang baik memiliki keterbacaan yang jelas dan karakteristik font
khusus yang dapat membedakannya dengan logo-logo lainnya. Penggunaan font
tersebut juga harus dapat digabungkan dengan elemen-elemen abstrak maupun
elemen pictorial (hlm. 54).
2.! Letterform Marks
Merupakan jenis logo yang menggunakan salah satu huruf dari nama perusahaan.
Huruf tersebut dibentuk dengan unik dan merepresentasikan personality dan
makna yang dimiliki perusahaan sehingga menghasilkan sebuah bentuk khusus
yang menjadi titik fokus untuk membedakan sebuah logo dengan logo lainnya
(hlm. 56).
3.! Pictorial Marks
Merupakan sebuah logo yang terbentuk dari penggambaran citra perusahaan
ataupun pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan tersebut. Sebuah pictorial
marks harus memiliki bentuk yang dapat dikenali maupun diidentifikasi (hlm. 58).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
26
4.! Abstract Marks
Merupakan sebuah logo yang terbentuk dari bentuk-bentuk visual yang
merepresentasikan big idea ataupun brand attribute yang dimiliki perusahaan
(hlm. 60).
5.! Emblems
Merupakan logo yang terbentuk dari gabungan nama perusahaan dengan sebuah
bentuk tertentu. Emblems logo terbentuk menjadi satu kesatuan dan tidak dapat
dipisahkan (hlm. 62).
2.7.2.! Warna
Warna merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan dan dipelajari ketika
membuat sebuah identitas visual. Jika digunakan secara tepat, warna memiliki
pengaruh yang cukup kuat untuk menarik perhatian audiens, seperti membuat ilusi
pada mata. Sehingga sebuah bentuk dapat terlihat dengan sangat jelas ataupun
tidak dapat terlihat (Lupton & Phillips, 2015, hlm. 81).
Landa (2011) membagi elemen warna ke dalam 3 kategori (hlm. 22),
yaitu:
1.! Hue, adalah nama dari warna, seperti merah, kuing dan hijau.
2.! Value, adalah tingkat keterangan atau kegelapan suatu warna.
3.! Saturation, adalah kecerahan atau keredupan suatu warna.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
27
Lupton & Phillips (2015) dalam bukunya menjelaskan beberapa
pembagian warna, seperti :
1.! The Color Wheel : Pembagian warna paling mendasar yang menunjukkan
hubungan antar warna.
Gambar 2.17. Contoh Color Wheel (https://torrentmagali.files.wordpress.com/2014/12/2000px-colorwheel-svg.png)
2.! Primary Colors : Jenis warna yang paling dasar dan tidak dapat terbentuk
dari hasil pencampuran warna, yaitu merah, kuning dan biru.
Gambar 2.18. Contoh Primary Colors (http://www.springville.k12.ia.us/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
28
3.! Secondary Colors : Jenis warna yang terbentuk dari hasil pencampuran dua
buah primary colors, yaitu oranye, ungu dan hijau.
Gambar 2.19. Contoh Secondary Colors (https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/)
4.! Tertiary Colors : Jenis warna yang terbentuk dari hasil pencampuran satu
buah warna primary dan satu buah warna secondary, seperti merah-oranye
dan kuning-hijau (hlm. 83).
Gambar 2.20. Contoh Tertiary Colors (https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
29
2.7.2.1.! Psikologi Warna
Arntson (2012) menjelaskan beberapa warna tertentu yang memiliki arti atau
makna secara psikologi dilihat dari kultur secara umum.
1.! Merah
Warna merah dapat digunakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan
seksualiti dan keagresifan. Warna merah sering juga dihubungkan dengan
mobil sport maupun tim olahraga.
2.! Biru
Warna biru tua seringkali digunakan untuk mencerminkan kekuasaan atau
wibawa. Sedangkan warna saja, pada umumnya digunakan untuk
merepresentasikan kejujuran, kebersihan, menyejukkan, menenangkan
(hlm. 137).
3.! Kuning
Warna kuning seringkali digunakan untuk kemasan makanan karena
memiliki kesan kehangatan, sehat dan optimism.
4.! Hijau
Warna hijau pada umumnya dihubungkan dengan lingkungan yang sehat,
kebersihan, kesejukkan dan kealamian (hlm. 139).
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
30
2.7.3.! Typefaces
Wheeler (2009) menyebutkan bahwa tipografi memiliki peranan penting bagi
terbangunnya karakter dari sebuah brand. Oleh karena itu pemilihan jenis font
yang akan digunakan haruslah tepat dan sesuai dengan karakter brand tersebut.
Konsistensi dalam hal penggunaannya menjadi hal penting yang harus dilakukan
(hlm. 132).
Wheeler (2009) menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika memilih font yang akan digunakan (hlm. 133).
1.! Menyampaikan perasaan dan mencerminkan positioning.
2.! Memenuhi kebutuhan seluruh aplikasi.
3.! Bekerja pada seluruh ukuran.
4.! Bekerja pada warna hitam, putih dan warna lainnya.
5.! Menjadi pembeda dengan competitor.
6.! Cocok dengan tanda tangan.
7.! Memiliki keterbacaan yang baik.
8.! Memiliki personality.
9.! Dapat bertahan lama.
10.!Mencerminkan kultur.
2.7.4.! Graphic Standard Manual
Landa (2011) menjelaskan bahwa graphic standard manual merupakan sebuah
panduan yang menjelaskan tata cara pengaplikasian logo ke berbagai media
berikut dengan aturan-aturan yang harus diikuti agar sebuah brand memiliki
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
31
konsistensi dan penggunaannya tidak disalahgunakan. Di dalam graphic standard
manual dijelaskan jgua tentang penggunaan hal-hal yang diperbolehkan maupun
yang tidak diperbolehkan seperti penggunaan warna, jenis font dan peletakkannya
(hlm. 245).
Wheeler (2009) menyebutkan bahwa graphic standards manual yang baik
adalah yang mengikuti beberapa kriteria di bawah ini.
1.! Jelas dan mudah dimengerti.
2.! Memiliki konten yang memadai dan mudah untuk diaplikasikan.
3.! Menyediakan informasi yang akurat.
4.! Mengkomunikasikan makna yang terkandung dalam identitas visual.
5.! Seimbang antara konsistensi dengan fleksibilitas.
6.! Dapat diakses oleh pengguna internal dan eksternal.
7.! Membangun brand awareness.
8.! Menggabungkan seluruh file, template dan panduan yang diperlukan.
9.! Menampilkan prototypes atau contoh pengaplikasiannya (hlm. 187).
2.8.! Teori Gestalt
Seringkali manusia memaknai sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya. Pengalamanan-pengalaman tersebut dapat berasal dari hal-
hal yang dilihat maupun didengar. Seringkali pengalaman tersebut menyebabkan
seseorang dapat mengetahui sesuatu dengan melihat visual yang tidak utuh
sekalipun. Dengan teori gestalt seorang desainer diharapkan mampu mengarahkan
seseorang untuk menangkap persepsi yang ingin disampaikan.
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
32
Adapun prinsip-prinsip gestalt yang dijelaskan Arntson (2012) yaitu :
1.! Similarity : Pengelompokkan berdasarkan sesuatu yang memiliki kesamaan,
baik bentuk, ukuran, warna dan lain-lain (hlm. 76).
Gambar 2.21. Contoh Similarity (http://www.vanseodesign.com/blog/wp-content/uploads/2010/01/gestalt-similarity2.png)
2.! Proximity : Pengelompokkan berdasarkan kedekatan jarak elemen visual.
Gambar 2.22. Contoh Proximity (http://www.desainstudio.com/2010/12/teori-gestalt-dalam-desain-grafis.html)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
33
3.! Continuation : Elemen visual disusun menyerupai garis karena kecenderungan
mata untuk bergerak mengikuti garis (hlm. 77).
Gambar 2.23. Contoh Continuation (http://www.desainstudio.com/2010/12/teori-gestalt-dalam-desain-grafis.html)
4.! Closure : Penyusunan elemen visual dengan membentuk sesuatu yang tidak
utuh namun tetap terlihat sebagai bentuk yang utuh (hlm. 78).
Gambar 2.24. Contoh Closure (http://www.desainstudio.com/2010/12/teori-gestalt-dalam-desain-grafis.html)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
34
5.! Figure/Ground : Penggambaran elemen visual yang dibentuk dengan
memanfaatkan kontras antara figure dan ground yang menghasilkan persepsi
akan adanya bentuk lain (hlm. 79).
Gambar 2.25. Contoh Figure/Ground (http://www.desainstudio.com/2010/12/teori-gestalt-dalam-desain-grafis.html)
Perancangan ulang identitas..., Andrean Honanto, FSD UMN, 2017
top related