bab ii kajian pustaka 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/t1_262010797_bab...

22
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional. 2.1.2 Hakikat Metode Pembelajaran Di era reformasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, perbaikan kegiatan belajar mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini

Upload: vukien

Post on 09-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran

yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman

lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran

ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada

saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan,

“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan

oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara

atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri

siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses

pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan.

Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan

sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing

bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan

konvensional.

2.1.2 Hakikat Metode Pembelajaran

Di era reformasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, perbaikan kegiatan belajar

mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

7

dilakukan karena majunya pendidikan membawa impikasi meluas terhadap pemikiran

manusuia dalam berbagai bidang sehingga setriap generasi muda harus belajar banyak

untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan zaman. Menurut Mudyahardjo

(2002) arti pendidikan ada dua yaitu definisi pendidikan secara luas yaitu segala

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkunagn dan sepanjang hidup

pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap selama ada pengaruh lingkungan,

baik yang khusus diciptakan untuk pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.

Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak

ditentukan dari luar yaitu pertumbuhan sama dengan tujuan hidup.

Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang

dialami siswa setiap guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode

mengajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menciptakan kegiatan belajar

mengajar yang mampu menciptakan hasil belajar yang efektif merupakan tugas dan

kewajiban guru. Slameto (2003).

2.1.3 Berbagai Metode Pembelajaran

1. Ceramah

Metode Ceramah (Preaching Method) yaitu sebuah metode mengajar dengan

menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang

pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat

dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan

informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang

sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

2. Diskusi

Moh. Uzer Usman (2005:94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan

suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap

muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan

kesimpulan atau pemecahan masalah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

8

Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta

diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik berdasarkan

berbagai masukan. Sebaliknya, debat adalah pembicaraan tentang suatu masalah

dengan tujuan untuk memenangkan atau mempertahankan pendapat yang dimiliki oleh

peserta debat. Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum adalah suatu cara

pembelajaran di mana peserta didik (murid, mahasiswa) mendiskusikan (membicarakan,

mencari jawaban bersama) dengan cara saling memberikan pendapatnya, kemudian

disaring untuk ditemukan kesimpulan. Tentu saja persyaratan terjadinya pembelajaran

dengan diskusi adalah bahwa bahasa benar-benar sudah sangat dikuasai oleh peserta

didik.

3. 3. Tanya jawab

Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah

mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga

bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode

tanya jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan aktual.Metode tanya jawab

digunakan dengan untuk melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu, menyelingi

pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa, memimpin pengamatan dan

pemikiran siswa. Kegiatan metode Tanya jawab memiliki beberapa kelebiha yaitu: kelas

lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja, memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh

para siswa, guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap

segala sesuatu yang diterangkan.

2.1.4 Metode Pembelajaran Kerja Kelompok

Secara kata “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method), metode berarti

suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Kata

metode dalam bahasa berasal dari bahasan Greek (Yunani). “Meths” yang berarti

melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara, jadi metode berarti jalan

atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

9

Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi

dalam beberapa kelompok balk kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar.

Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan

bersama. Ada beberapa definisi lain yang dimaksud oleh oleh para pakar pendidikan

mengenai pengertian kerja kelompok ini, antara lain :

1) Metode kerja kelompok adalah penyajian metode dengan cara pembagian

tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah

ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.

2) Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana

guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu

untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama

dan bergotong-royong.

Jadi metode kerja kelompok ialah kerja kelompok dari beberapa individu yang

bersifat pedagogik yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik (kerja sama) antara

individu saling mempercayai.

1. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode kerja

kelompok, yaitu :

a. Menentukan kelompok :

Hal ini dapat dilakukan oleh guru atau murid atau secara bersama-sama antara

guru dan murid. Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja

kelompok yaitu :

Tujuan, sebelum siswa mengerjakan tugas, seorang guru hendaknya

menerangkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu dan harus mengetahui persis

bagaimana cara mengerjakannya.

1) Tidak mengabaikan asas individual, dimana siswa dalam kelompoknya dapat

dipandang sebagai pribadi yang berbeda dari segi kemampuan dan minatnya

masing-masing.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

10

2) Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia atau yang dimiliki.Dimaksudkan

untuk memperoleh dan mempebesar peran atau parisipasi siswa dalam

kelompoknya.

b. Memberi tugas-tugas kepada kelompok :

Dalam hal ini seorang guru memberikan tugas-tugas pada kelompok masing­-

masing dan guru juga memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas tersebut.

Metode Kerja Kelompok - Kelompok merupakan salah satu pembelajaran dimana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang

berbeda (Anonim, 2004:11). Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2000: 5-6)

pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur

tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi

pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untuk bekerjasama pada

suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya menyelesaikan

tugasnya.

Menurut Ibrahim, dkk (2000: 6) model pembelajaran kooperatif biasanya memiliki

unsur-unsur sebagai berikut:

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup dan

sepenanggungan bersama.

b. Para siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memilki tujuan yang sama.

d. Para siswa harus berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya

dengan anggota kelompok lain.

e. Para siswa akan diberikan suatu penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

2.1.5 Belajar

Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan

sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Proses belajar

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

11

mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan antara siswa dengan guru dan

antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Thorndike (Asri Budiningsih

2005:21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah

apa yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar sedangkan respon adalah

reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar. Sedangkan menurut Martinis

Yamin (2007:98) belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang

ia dapat pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

Menurut Gagne dalam kutipan Martinis Yamin belajar merupakan kegiatan yang

kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memilki pengetahuan, keterampilan, sikap

dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan

mengembangkan pemikiranya karena belajar proses kognitif Martinis Yamin(2007:106).

Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah proses interaksi

antara stimulus dan respon , namun stimulus dan respon yang dimaksud harus

berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur(Asri Budiningsih 2005:22).

Sedangkan menurut Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah proses yang

diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah

proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan,

perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.

2.1.6 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesikannya bahan pelajaran seperti yang diakses melalui

Menurut Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar merupakan perubahan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

12

tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya

melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun

individu.

Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35) dalam kutipan Yahya Asnawi, hasil belajar

adalah bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau

tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing);

2) terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing); dan 3)

melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekwen (being).

Dalam setiap usaha atau kejadian yang dilakukan, manusia selalu mendambakan

keberhasilan. Begitu juga dalam proses pembelajaran di sekolah seorang siswa

melakukan kegiatan pembelajaran selalu mendambakan keberhasilan belajar. Hasil

belajar merupakan wujud dari keberhasilan siswa dalam belajar untuk menumbuhkan

kecakapan penguassaan materi pelajaran yang menuntut keseluruhan dan

sesungguhan dalam belajar.

Menurut Makmun (2002:167), pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku

seseorang pada kawasan kognitif, efektif dan priskomotorik. Kawasan kognitif terdiri dari

pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis (menguraikan dan mengklasifikasikan) dan

sistesis (menghubungkan dan menyimpulkan). Kawasan afektif meliputi penerimaan,

sambutan, apresiasi (penghargaan), interalisasi (pendalaman) dan karakterisasi

(penghayatan). Sedangkan kawasan priskomotorik terdiri dari ketrampilan bergerak dan

ketrampilan ekspresi verbal maupaun non verbal.

Sedangkan menurut Sukmadinata (2003:102) hasil belajar merupakan realisasi

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

13

Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam

bentuk penguasaan, pengetahuan, ketramppilan berfikir maupun kemampuan motorik.

Hampir sebagian besar dari perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil

belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan pelajaran

yang akan ditempuhnya.

Pengertian hasil belajar tidak jauh berbeda dengan prestasi belajar. Purwo

Darminto (1998:70), prestasi adalah hasil yang dicapai dari yang dilakukan atau

dikerjakan. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya disampaikan dengan nilai

tes atau angka yang diiberikan oleh guru. Tirto Negoro (1994:48) juga menjelaskan

bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka maupun huruf yang mencerminkan hasil yang dicapai anak dalam

periode tertentu. Sedangkan menurut Djamarah (1999:23) menerangkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar matematika adalah pencerminan hasil belajar yang telah dicapai

berupa seperangkat pengetahuan, perubahan sikap, peningkatan ketrampilan setelah

proses pembelajaran.

2.1.7 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA dalam bahasa Inggris berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut

Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan

demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”. Selain

itu Sains dapat diartikan sebagai pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif

dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,

sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal demikian menurut Suyoso

(1998:23)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

14

Pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk

pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti

teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai

menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan

penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk

dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di

atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya. Dalam usaha

untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA,

memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa

fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA demikian menurut Tohari (1978:3).

Dalam dunia pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang bertujuan untuk

melatih para siswa memiliki pribadi yang baik serta menerapkan sikap ilmiah juga

mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sumber ilmu dan dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Samiaji (1998:46) berpendapat IPA sebagai

suatu ilmu pegetahuan social yang merupakan gabungan antara disiplin ilmu yang

bersifat produktif.Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat

manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum

terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan

menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK

yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan

terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

2.1.8 Hakekat Penbelajaran IPA di SD

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

15

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep,

atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga

merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam.

Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi

juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk

menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses

diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses

bagaimana cara produk sains ditemukan.

Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu

dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati,

megukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan

waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan

eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi

operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78)

menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi,

menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam

pembelajaran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua

keterampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah

secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi,

hukum dan teori-teori baru.

Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa

untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan

investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi

akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi

tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

16

siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA

yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip.

Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA

seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa

aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses

penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah.

Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan apa yang

ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah

dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang

sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga

dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi

pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum

tersebut.

2.1.9 Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu

kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan

penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah,

sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama

jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya

digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP

adalah:

1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

17

3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut

saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau

penemuan konsep IPA.

2.1.10 Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPA

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaranIPA di

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep

dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta bertujuan:

(1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari; (2) Menanamkan rasaingin tahu dan sikap positip terhadap sains

dan teknologi; (3) Mengembangkanketerampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah danmembuat keputusan; (4) Ikut serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikanlingkungan alam; (5) Mengembangkan kesadaran tentang

adanya hubungan yangsaling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat; dan (6)Menghargai alam dan segala ketera-turannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan.Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian

tujuankurikuler pendidikan IPA dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak

agar memahami konsep IPA, memiliki keterampilan ilmiah, bersikap ilmiahdan religius.

Keilmiah dan tujuan transendental pendidikan IPA sebagaimanadipaparkan di atas

sudah barang tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materipelajaran IPA, melainkan

oleh cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan didalamnya (Galton & Harlen, 1990:2).

Dengan demikian pengertian, karakteristik dan tujuan pendidikan IPA SD dalam

kurikulum menuntut proses belajar-mengajar IPA yang tidak terlalua akademis yakni

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

18

penekanan pada penyampaian konsep-konsep dengan sistimatika yang ketak

berdasarkan buku teks dan lebih-lebih sekedar verbalistik semata.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan

proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

2.1.11 Pembelajaran IPA dengan Metode Kerja Kelompok

Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan

bersama. Ada beberapa definisi lain yang dimaksud oleh oleh para pakar pendidikan

mengenai pengertian kerja kelompok ini, antara lain :

a. Metode kerja kelompok adalah penyajian metode dengan cara pembagian

tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah

ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.

b. Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana

guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu

untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama

dan bergotong-royong.

Jadi metode kerja kelompok ialah kerja kelompok dari beberapa individu yang

bersifat pedagogik yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik (kerja sama) antara

individu saling mempercayai.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

19

1. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode

kerja kelompok, yaitu :

a. Menentukan kelompok :

Hal ini dapat dilakukan oleh guru atau murid atau secara bersama-sama antara

guru dan murid. Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja

kelompok yaitu :

Tujuan, sebelum siswa mengerjakan tugas, seorang guru hendaknya

menerangkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu dan harus mengetahui

persis bagaimana cara mengerjakannya.

Tidak mengabaikan asas individual, dimana siswa dalam kelompoknya

dapat dipandang sebagai pribadi yang berbeda dari segi kemampuan dan

minatnya masing-masing.

b. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia atau yang dimiliki.

Dimaksudkan untuk memperoleh dan mempebesar peran atau parisipasi siswa

dalam kelompoknya.

c. Memberi tugas-tugas kepada kelompok :

Dalam hal ini seorang guru memberikan tugas-tugas pada kelompok masing­-

masing dan guru juga memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas

tersebut.

Metode Kerja Kelompok - Kelompok merupakan salah satu pembelajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

kemampuan yang berbeda (Anonim, 2004:11). Sedangkan menurut Ibrahim, dkk

(2000: 5-6) pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan

oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam

situasi pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untuk bekerjasama

pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya menyelesaikan

tugasnya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

20

Sedangkan menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2007: 31-35)

mengatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pembelajaran

yang harus diterapkan, yaitu:

a) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha anggotanya. Untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikain rupa sehingga anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya

sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka..

b) Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dimana tugas

dan penilaian dibuat menurut rancangan pembelajaran kooperatif dan setiap

siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci

keberhasilan metode ini adalah persiapan guru dan penyusunan tugasnya.

c) Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertatap muka dan berdiskusi.

Kegiatan interaksi akan memberikan kesempatan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

d) Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki pelajar dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dalam mengutarakan pendapat

mereka.

e) Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar bisa bekerjasama

dengan lebih efektif.

1. Tahap-Tahap Metode Kerja Kelompok

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran dengan metode kelompok antara lain

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

21

Tabel 2. 1 : Tahap-tahap dalam pembelajaran kerja kelompok

No Fase Tingkah laku guru

1 Fase – 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

2 Fase – 2 Menyajikan informasi

3 Fase – 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

4 Fase – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

5 Fase – 5 Evaluasi

6 Fase – 6 Memberikan penghargaan

1) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan mendemonstrasikan atau lewat

bahan bacaan.

3) Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok agar melakukan tansisi secara efisien.

4) Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas.

5) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.

6) Guru mencari cara untuk menghargai upaya-upaya hasil belajar individu maupun

kelompok

7) Berdasarkan tahap-tahap di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

metode kerja kelompok harus dilakukan secara teratur agar prestasi belajar dapat

meningkat.

8) Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar - mengajar dimana

siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas

kelompok - kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu.

Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai

bermacam - macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada

beberapa faktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan

siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

22

Penggunaan metode kerja kelompok :

1) Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :

Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak

mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi

kesempatan yang sebesar - besarnya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa

kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah disediakan guru.

2) Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar :

Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas

sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam

kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima

orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman - teman lainnya. Guru

menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh

siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa

dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf

kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau

secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau

perhatian sepenuhnya.

3) Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar :

Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu

pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan

suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub - pokok bahasan. Siswa yang

berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub - pokok

bahasan yang dimaksud.

4) Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :

Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu

masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah - masalah khusus, satu

diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

23

kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan

kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia

mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah

diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi

kelompok - kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut

dalam waktu yang sangat terbatas.

Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang

dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk

merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada

seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang

lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.

5) Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :

Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan

waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan

persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi

beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok ( tiap kelompok

menyelesaikan satu aspek persoalan ). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari

lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak

mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan

kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini

bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini

membutuhkan waktu yang panjang.

6) Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu

tujuan:

Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan

siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya

kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa

bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri,

namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

24

menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan

pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di

sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan

yang dapat didiskusikan di kelas.

Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok : Kelebihan:

1) Dapat memupuk rasa kerjasama.

2) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.

3) Adanya persaingan yang sehat.

Kelemahan:

Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah

merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.

Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran

tugas, atau didominasi oleh seseorang.

2.2 Penelitian yang Relevan

Skripsi Pendidikan matematika : Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui

Penerapan Kerja Kelompok Dengan Penilaian Portofolio Pada Pembelajaran Pecahan

Desimal, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA. Universitas Negeri

Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan, adanya peningkatan hasil belajar matematika

siswa kelas VI SD Bumirejo I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang dengan

penerapan kerja kelompok melalui penilaian portofolio pada pembelajaran pecahan

desimal. Hasil evaluasi diperoleh ketuntasan belajar siswa meningkat dari siklus 1

58,33% dan siklus 2 mencapai ketuntasan 87,5%, sedangkan daya serap siklus 1adalah

66,3% daya serap siklus 2 mencapai 79%. Pembelajaran melalui penerapan kerja

kelompok dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI

pada pokok bahasan operasi hitung pecahan desimal maka seyogyanya guru dapat

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

25

mempergunakannya dalam pembelajaran sehingga potensi siswa dapat

ditumbuhkembangkan. Hendaknya guru selalu berkreasi untuk membuat pendekatan

pembelajaran yang lebih benyak melibatkan siswa aktif dalam belajar mengajar

sehingga dapat membantu siswa dalam belajar metematika.

ESTI RAHARDJO. Meningkatkan Kemampuan Bicara Melalui Kerja Kelompok

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa-siswa Bilingual Kelas Delapan SMP Negeri 1

Tawangmangu pada Tahun Ajaran 2010/2011) Thesis. Surakarta. Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris, Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pembimbing I Dr.

Sujoko, M.A., and Pembimbing II Drs. H. Tarjana, M.A., 2011. Penerapan metode kerja

kelompok dapat meningkatkan proses belajar mengajar di mana guru tidak lagi

mendominasi proses pengajaran dan pembelajaran. Para siswa memiliki lebih banyak

waktu dan kesempatan untuk belajar. Mereka menjadi lebih aktif dan antusias untuk

belajar dan mengatasi kesulitan belajar. Melalui kolaborasi dan interaksi yang aktif, para

siswa dapat menyelesaikan tugas dan kegiatan belajar, dan mencapai tujuan dan hasil

belajar dengan lebih baik.

Dapat disimpulkan bahwa kerja kelompok dapat meningkatkan kemampuan

bicara para siswa, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja kelompok memiliki

lebih banyak kekuatan daripada kelemahan untuk meningkatkan kemampuan bicara

para siswa.

Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan bicara, Menghasilkan Ujaran, Memahami

Ujaran, Mengungkapkan Makna, Kerja Kelompok, Kekuatan, dan Kelemahan.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdanpak buruk terhadap

lingkungan. Pembelajaran IPA ditekankan pada pengalaman belajar untuk merancang

dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi belajar ilmiah

secara bijaksana. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator diharapkan dapat menerapkan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

26

model dan media yang variatif dalam proses pembelajarn IPA secara konkrit sehingga

tercipta hasil pembelajaran yang optimal dan menyenangkan. Untuk itu melalui metode

kerja kelompok diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan pembelajaran.,

seperti siswa mampu berfikr kreatif dan imajinatif, siswa lebih aktif dalam pembelajaran,

memudahkan pemahaman siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat serta hasil

belajar siswa memuaskan. Berdasarkan hal di atas dilakukan memecahan masalah

melalui kerja kelompok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA serta

menjelaskan langkah-langkahnya. Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Penggunaan Metode Kerja Kelompok

Kondisi

awal

Guru masih metode

Konvensional

Hasil belajar siswa

masih dibawah KKM

Tindakan

Guru: menggunakan metode kerja

kelompok

Hasil belajar siswa mengalami

peningkatan

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok belajar.

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Evaluasi

Memberikan penghargaan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ajaranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2115/3/T1_262010797_BAB II.pdfBerdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan ... muka

27

2.4 Hipotesis Tindakan

Melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi

cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SD Negeri Wonomerto 02 Kecamatan Bandar

Kabupaten Batang semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.