laporan sig
Post on 05-Dec-2014
475 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem Informasi Geospasial (SIG) adalah suatu perkembangan yang
digolongkan ke dalam ilmu dan teknologi terapan. Dengan sentral kegiatan pada
manajemen dan pengolahan informasi yang berdasarkan pada wahana spasial
berbasis komputer. SIG merupakan sarana analisis multi disiplin yang semakin
hari semakin penting dan potensial penerapannya.
Teknologi Sistem Informasi Geospasial dapat digunakan untuk suatu
perencanaan daerah rawan penyakit demam berdarah.
Ada beberapa pengertian tentang SIG, diantaranya tentang suatu sistem
berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk membangun,
menyimpan, memanipulasi, dan menayangkan informasi yang bereferensi
geografis, yaitu data yang diidentifikasikan sesuai dengan lokasinya di lapangan.
SIG juga dapat berarti tentang penyertaan unsur operator (sumber daya manusia)
dan data masukan sebagai bagian dari SIG secara keseluruhan.
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya.Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa
berkonsultasi dengan seorang dokter. Patologi adalah pelajaran tentang penyakit.
Subyek pengklasifikasian sistematik penyakit disebut nosologi.Badan
pengetahuan yang lebih luas tentang penyakit adalah kedokteran.
Dimana dengan adanya tuntutan akan data keruangan, baik dalam kehidupan
manusia sehari-hari maupun tujuan-tujuan khusus yang semakin banyak dan
komplek menuntut diperlukannya data-data keruangan serta analisisnya.
Kebutuhan akan data keruangan sangat diperlukan Pemerintah Daerah untuk
perencanaan pengembangan tata ruang dan penetuan kebijaksanaan dalam
pengambilan keputusan.
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk
dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Tempat jenis
1
virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah.Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae.Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis
di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.Maka dari itu
studi ini SIG di manfaatkan untuk mengetahui daerah rawan penyakit demam
berdarah.
Proses pengumpulan data untuk penyesuaian lokasi untuk pengembangan
analisa Daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah Kota Malang adalah sebagai
berikut :
2
Persiapan
Pengumpulan Data
Digitasi
Data Spasial :- Peta Batas
Administrasi- Peta Curah Hujan- Peta Kepadatan
Penduduk
Export ke Arc/INFO
Data Non Spasial :- Nama Kecamatan- Curah Hujan- Kepadatan Penduduk- Penumpukan Sampah
Penyusunan dan Pengelompokan data
non spasial
Penyusunan data base non spasial
Editing
Checking Kebenaran
No
Yes
Editing
Topologi
Checking Kebenaran
No
Yes
Topologi
Penggabungan data/Join Item
Data Base Manajement System (DBMS)
Analisa Hasil
1.2. Maksud dan Tujuan
Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) bagi mahasiswa Teknik
Geodesi Institut Teknologi Nasional Malang adalah untuk :
Memperkenalkan softwer Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3
serta cara-cara pengolahan data (spasial dan non spasial) pada Sistem
Informasi Geografis (SIG).
Memberikan pengetahuan yang cukup agar mahasiswa dapat melakukan
pekerjaan dan menyajikan produk Sistem Informasi Geografis.
Sebagai wahana aplikasi dari teori Sistem Informasi Geografis yang telah
diberikan dalam perkuliahan.
1.3. Materi Praktikum
Materi praktikum dalam Sistem Informasi Geografis antara lain :
a. Pengenalan software Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3
b. Menganalisis daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah di kota Malang
c. Pembuatan Topologi
d. Eksport data ke ArcGIS
e. Menampilkan data spasial di software ArcGIS 9.3
f. Editing tabel
g. Join data spasial dan non spasial
h. Overlay
i. Mengganti nama layer
j. Klasifikasi dan simbolis data spasial
k. Menggunakan label feature
l. Penyajian hasil (Lay out peta)
m. Plot peta
3
Penyajian Informasi/Pencetakan
1.4. Metode Penulisan
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) ini
digunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Metode ini sebagai referensi yang dapat memberikan dukungan secara
teoritis dalam meyelesaikan laporan ini, disamping itu penyusun dapat
memperoleh masukan baik secara praktis maupun secara alamiah yang dapat
membantu dan menambah perbendaharaan pengetahuan dalam menyusun
laporan ini.
2. Studi Laboratorium
Penyusunan laporan ini didasarkan pengolahan data dengan
menggunakan hardware yang berupa komputer dan software berupa
Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3 yang diperlukan untuk
pekerjaan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis (SIG) Institut
Teknologi Nasional Malang.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Defenisi Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi ( SIG ) merupakan suatu sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan keluaran informasi geografi
( Aronoff, 1993 ).
Banyak lagi pengertian-pengertian tentang SIG yang dikemukakan oleh para
ahli namun pada prinsipnya mempunyai kesamaan unsur yaitu berupa komponen
perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, data personel yang saling berkaitan
dalam suatu sistem yang memungkinkan untuk perekaman, penyimpanan, analisis
dan penayangan dari data geografis secara penuh.
2.2 Komponen SIG
Banyak komponen dan faktor yang saling terkait guna mengembangkan
Sistem Informasi Geografis terdiri atas lima komponen dasar yaitu data, perangkat
keras, perangkat lunak, tata cara / prosedur dan pelaksana. Kelima komponen
tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling
berhubungan atau dengan kata lainnya, komponen utama dalam SIG adalah :
A. Perangkat Keras
Komponen utama perangkat keras SIG adalah alat untuk masukan data, alat
penyimpanan data, pengolah data dan alat untuk penampil dan penyajian hasil dari
proses SIG. Perangkat keras dalam Sistem Informasi Geografi dapat
dikonfigurasikan sebagai berikut :
1. Komputer; untuk memasukan, mengelola, menyajikan informasi data serta
kompilasi akhir.
2. Plotter atau printer, merupakan peralatan yang digunakan untuk pencetakan
dari hasil proses yang berupa hardcopy dari data spasial dan data atribut.
3. Digitizer atau scanner, alat yang berfungsi untuk input data spasial.
4. Peralatan pendukung lainnya seperti keyboard, mouse, disket dan lain
sebagainya yang mendukung dalam pekerjaan.
5
B. Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan berbagai
macam program yang digunakan pada sistem komputer, perangkat lunak dalam
Sistem Informasi mempunyai fungsi melakukan operasi-operasi dalam SIG seperti
Masukan dan pembentukan data
Penyimpanan data dan pengolahan data dasar
Keluaran data dan penyajian hasil
C. Data
Data adalah kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling
berhubungan satu sama lain, sedangkan data merupakan fakta yang mewakili suatu
obyek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan yang dapat dicatat atau
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar atau kombinasi keduanya.
Pengertian basis data diatas masih sangat umum didalam praktek penggunaan
istilah basis data menurut Elmasari R. ( 1994 ) lebih dibatasi pada arti yang khusus
yaitu :
a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata misalnya
basis data perbankan, perpustakaan dan sebagainya.
b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber secara logika
mempunyai arti implisit sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa
mempunyai arti tidak dapat disebut basis data.
c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu
tujuan, basis data dapat digunakan oleh pemakai dan beberapa aplikasi yang
sesuai dengan kepentingan pemakai.
Dari batasan diatas dapat dikatakan bahwa basis data mempunyai berbagai
sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia
nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa pemakai untuk
berbagai kepentingan.
Data input SIG terdiri atas data spasial yang berupa data vektor, raster dan
data non spasial yang berupa tabular alfanumerik.
6
Data spasial
Data yang berisi informasi tentang lokasi dan bentuk-bentuk dari unsur-unsur
geografi serta hubungannya yang dibuat dalam bentuk peta. Ada dua macam
format data spasial yaitu format vektor dan raster.
1. Format Data Raster.
Struktur data dalam bentuk sel yang terbentuk atas baris dan kolom,
setiap sel mempunyai satu nilai dan terisi satu informasi, grup dari sel
mewakili unsur-unsur.
Gambar2.1. Peta Raster
2. Format Data Vektor
Merupakan tipe data yang menggunakan luasan, garis dan titik untuk
menampilkan obyek.
Gambar 2.2. Peta vektor
Data Non Spasial
Yaitu data yang berupa angka atau teks yang bersumber dari catatan statistik
atau sumber lainnya seperti hasil survey, data non spasial ini merupakan
7
pelengkap bagi data spasial karena berfungsi sebagai deskripsi tambahan
pada titik, garis, poligon atau batas wilayah.
D . Pelaksana (Manusia)
Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola
sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia
nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan
tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai
pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-
hari
E. Tata Cara (Metode)
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan
aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda
untuk setiap permasalahan. Prosedur atau tata cara dalam Sistem Informasi Geografi
merupakan bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pengoperasian interaksi
sistem informasi dan penanganan data, dalam hal ini merupakan aturan yang telah
ditentukan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan.
2.3. Analisa Spasial
Kekuatan SIG sebenarnya tereletak pada kemampuan untuk menganalisis dan
mengolah data dengan volume yang besar. Pengetahuan mengenai bagaimana cara
mengekstrak data dan bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di
dalam SIG. Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan
oleh SIG (Prahasta, 2003), antara lain :
1. Klasifikasi, yaitu mengelompokan data spasial menjadi data spasial yang
baru, contohnya adalah mengklasifikasi tata guna lahan untuk pemukiman,
pertanian, perkebunan, ataupun hutan berdasarkan analisa data kemiringan
atau data ketinggian.
2. Overlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasi dua atau lebih data spasial
yang berbeda, misalnya menganalisis daerah rawan erosi dengan meng-
overlay-kan data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.
3. Networking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari
garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai
8
dalam berbagai bidang, misalnya pada sistem jaringan telepon, kabel listrik,
pipa minyak atau gas.
4. Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga
yang bisa berbentuk lingkaran atau polygon yang melingkupi suatu objek
sebagai pusatnya sehingga kita bisa mengetahui beberapa para meter objek
dan luas wilayahnya. Buffering dapat digunakan menentukan jalur hijau,
menggambarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) ataupun mengetahui daerah
yang terjangkau batas untuk daerah telepon seluler.
5. Analisa 3 (tiga) dimensi, analisa ini sering digunakan untuk memudahkan
pemahaman, karena data divisualisasikan dalam 3 dimensi, contohnya
penggunaannya adalah untuk menganalisis daerah yang terkena aliran lava.
2.4 Proses Sistem Informasi Geografis
Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi
kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Proses digitasi
memerlukan sebuah hardware tambahan yaitu sebuah digitizer lengkap dengan
mejanya. Untuk mendigitasi peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis
ditelusuri dengan kursor digitasi atau keypad. Digitasi ini memerlukan software
tertentu seperti ARC/INFO Autocad, MapInfo atau software lain yang dapat
mensupport proses digitasi tersebut. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern,
proses konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning.
9
Gambar 2.3. Proses Sistem Informasi Geografi
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Membuat Topologi
Topologi data merupakan tahap akhir pekerjaan yang dilakukan di Autodesk
Land Desktop 2004. Pembuatan topologi berfungsi untuk membentuk hubungan
eksplisit diantara feature geografi pada coverage, (meliputi connectivity, contiguity,
dan definisi area). Proses pembuatan topologi ini membantu untuk mengidentifikasi
kesalahan yang terdapat pada data, misal : Arc yang tidak berhubungan dengan arc
lainnya dan poligon yang tidak tertutup.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Memulai Program Autodesk Land Desktop 2004 dengan Klik start, All
program, pilih Autodesk Land Desktop 2004. Seperti gambar dibawah :
10
Gambar 3.1 Autodesk Land Desktop 2004
2. Peta hasil digitasi di Clean Up dengan memilih menu Map pada Menu Bar,
kemudian klik Tools →Drawing cleanup akan tampil kotak dialog seperti
gambar dibawah :
Gambar 3.2 Langkah Kerja Clean Up
Gambar 3.3 Langkah Kerja Clean Up
11
3. Pada gambar 3.6 klik Object Selection, kemudian klik Select Manually.
Setelah muncul klik Select pada Kursor, lakukan select pada peta, kemudian
klik kanan dan pada layer select pilih Batas Administrasi lalu klick next maka
akan tampil jendela Cleanup Action seperti gambar berikut :
Gambar 3.4 Tampilan Clean Up actions
4. Pada gambar 3.7, add semua Atribut Cleanup Action kemudian klick next
maka akan muncul lagi jendelah cleanup methode seperti gambar di bawah:
Gambar 3.5 Tampilan Clean Up Methode
5. Pilih Line to polyline, Arc to polyline, circle to polyline kemudian klik finish.
Maka otomatis proses drawing cleanup telah selesai.
6. Klik kembali menu Map, kemudian pilih Topology dan klik Create Topologi,
akan tampil kotak dialog create polygon topology seperti pada gambar
dibawah :
12
Gambar 3.6 Tampilan jendela topologi type
7. Pada jendela topology type pilih polygon dan pada topology name kasih nama
Batas administrasi kemudian klik next. Maka akan tampil lagi jendela select
links. seperti gambar berikut :
Gambar 3.7 Tampilan jendela select links
8. Pada gambar diatas pilih select manually kemudian select peta lalu klik
kanan, pada layers pilih Batas administrasi kemudian klik next, maka akan
tampil lagi gambar jendela select nodes, seperti dibawah :
13
Gambar 3.8 Kotak dialog select nodes
9. Pilih select manually – Select map – klik kanan untuk kembali ke kotak
dialog Create Topology. Kemudian klik finish dan lihat kotak command
dibawah apakah proses Create topology succsessfully atau tidak, kalau belum
sukses maka mengulang langkah awal hingga proses topologi sukses yang
ditandai dengan adanya statement Topology Succesfully atau adanya tanda
titik di bagian tengah poligon.
Kalau sudah sukses maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.9 Tampilan hasil pembuatan topologi layer batas adm
14
10. Rubahlah data yang sudah topologi ke dalam bentuk garis poligon dengan
klik pada menu map → topology → Create closed Polylines. Maka akan
tampil jendela Create closed Polylines pilih layer dan beri tanda silang pada
Group Complex Polygon, Copy Object Data From Centroid to Pline, dan
Copy Database Links From Centroid to Pline. Klik OK, maka data telah
menjadi Polygon. Seperti gambar dibawah :
Gambar 3.10 Tampilan create closed polylines
11. Lakukan hal yang sama untuk peta Curah hujan, Kemiringan dan Kepadatan
Penduduk.
3.2. Eksport Data ke Arc GIS
1. Aktifkan peta batas administrasi pada Autodesk Land Desktop 2004 hasil
proses topologi.
2. Arahkan kursor ke menu Map kemudian pilih Tools dan klik Export.
15
Gambar 3.13 proses Export Data hasil topology
3. Muncul kotak dialog export location, merubah export type menjadi ESRI
shape. Karena ESRI shape type yang dapat dibaca oleh software ArcGIS.
4. Membuat folder data spasial dan data yang akan di export disimpan
dengan File Name (Batas Adm).
Gambar 3.14 Kotak dialok Export Location
5. Pada gambar diatas klik Ok maka akan muncul kotak dialog seperti gambar
berikut :
16
Gambar 3.15 Kotak dialok Export Options
6. Pada selection → objcet type pilih poligon, pada select object to export pilih
select manually→select layer, centang pada group complex polygons
kemudian klik pada options beri centang pada convert to dan treat closed
polilines as polygon kemudian klik Ok, maka proses export telah selesai.
7. Lakukan hal yang sama untuk peta Landuse, jenis tanah dan
kemiringan.
3.3. Menampilkan Data Spasial di Software ArcGIS
1. Membuka software ArcGIS.
17
(Gambar3.3.1 Langkah Membuka software ArcGIS)
2. Kemudian akan muncul kotak dialog ArcMap pilih A New Empty A
Map klik Ok.
( Gambar 3.3.2. Kotak Dialog ArcMap)
3. Klik pada Icon Add Data , buka directori tempat kita
menyimpan hasil eksport pilih data yang akan di buka pada ArcMAP klik
Add.
(Gambar 3.3.3. Kotak Dialog Add Data)
18
4. Hasil dari data yang telah di buka (Add Data) pada ArcMAP.
(Gambar3.3.4 Tampilan Peta Pada ArcMAP)
Editing Tabel
1. Klik kanan pada salah satu Icon (misal BtsAdm) hasil tampilan pada
ArcMAP pilih Open Atribute Table.
(Gambar3.3.5 Kotak Dialog Open Atribute Table )
2. Lalu masukan Id ( 11,12,13,14,15 ) pada kolom BTSADM_ID
sebelum dijoin dengan data nonspasial.
File of Type “dBase Files”
19
1. Memasukan data non spasial seperti tabel data non spasial dibawah ini
kedalam software microsoft excel, dan setiap data non spasial di inputkan
pada sheet yang berbeda.
Data non spasial Batas Administrasi
ID_KECAMATAN NAMA_KECAMATAN NAMA_CAMAT
11 Lowokwaru Paijo
12 Blimbing Boiman
13 Sukun Bonang
14 Klojen Bejo
15 Kedungkandang Nakibek
Data non spasial Curah Hujan
ID_Curah_Hujan CURAH_HUJAN/TH SKOR
21 0 – 10% 10
22 11 – 15% 15
23 16 – 20 % 25
24 21 – 25 % 30
25 26 – 30 % 20
Data non spasial Kemiringan Tanah
ID_Kemiringan Kemiringan SKOR
31 0 – 5% 30
32 6 – 10 % 25
33 11 – 15 % 20
34 16 – 20 % 15
35 21 - 25 % 10
Data non spasial Kepadatan Penduduk
ID_Kepadatan SUHU_OPTIMUM SKOR
41 0 – 10 % 30
42 11 – 20 % 25
43 21 – 30 % 20
44 31 – 40 % 15
45 41 – 50 % 10
20
2. Hasil dari penginputan tiap data nonspasial pada software excel.
(Gambar3.3.6 Tampilan Data Non Spasial)
3. Data non spasial Batas Administrasi, Curah Hujan, Kemiringan Tanah,
Kepadatn Penduduk di inputkan pada software excel. dengan format pada
tabel data non spasial.
4. Data kemudian di Blok kemudian Save as pada folder data non spasial
dengan Save as type “ DBF 4 (dBase IV)
Join Data Spasial dan Non Spasial
1. Buka kembali ArcMAP klik kanan pada salah satu Icon (misal BtsAdm) –
Join and Relates – Join.
21
(Gambar3.3.7 Proses Joint Data)
2. Maka akan muncul kotak dialog Join Data.
(Gambar3.3.8 Kotak Dialog Joint Data)
3. Pada (1. Choose the field in this layer the joint
will be based on) pilih BTSADM_ID (untuk Batas Administrasi).
4. Pada (2. Choose the to joint to this layer, or
load the table from disk) browse data non spasial BtsAdm.dbf – klik Add
5. Pada (3. Choose the field in the table to base the
join on:) lakukan hal yang sama seperti pada no 3 (1. Choose the field in this
layer the joint will be based on)
6. Hasil Pengisian pada setiap perintah.
22
(Gambar3.3.9 Kotak Dialog Hasil Joint Data)
7. Kemudian klik Ok.
8. Untuk menyimpan hasil join, klik kanan pada icon yang akan di simpan,
Save As Layer file dan simpan pada folder hasil join kemudian Save.
(Gambar3.3.10. Save as Layer file)
9. Lakukan hal yang sama untuk data spasial Curah Hujan, Kemiringan Tanah
dan Kepadatan Penduduk
Overlay
Untuk melakukan overlay lakukan perintah sebagai berikut:
1. Klik pada simbol Arc Toolbox
2. Klik Analysis Tools – Overlay – Union.
23
(Gambar3.3.11 Kotak Dialog Union)
3. Browse hasil join pada input features – klik BtsAdm.lyr dan CrhHjn.lyr –
Add – Ok (Union 1).
(Gambar3.3.12 Kotak Dialog Input Features)
4. Lakukan proses yang sama pada Kelembaban udara dan Suhu Udara
(Union 2).
5. Lakukan proses overlay antara union 1 dan union 2 – OK( Union 3).
24
(Gambar3.3.13 Hasil Overlay Union1 dan Union 2)
Mengganti Nama Layer Untuk Union 3 Hasil Overlay
Klik kanan pada hasil overlay Union 1 dan Union 2(Union 3).
Klik properties dan pilih menu General, pada Layer Name, rubahlah Union 3
menjadi hasil overlay.
(Gambar3.3.14 Kotak Dialog Layer Properties)
Save As Layer hasil overlay pada folder Hasil Overlay.
25
(Gambar3.3.15 Proses Save As Layer File)
Klasifikasi dan Simbolis Data Spasial
1. Klik kanan pada icon BtsAdm – Properties – Symbology – Categories Pilih
Unique Values.
2. Pada kolom Value Field diganti dengan nama layer misalnya
NAMA_KECAM (pada icon lain kolom Value Field tidak perlu di ganti).
3. Setelah itu Add All Values lalu Ok.
(Gambar3.3.16. Kotak Dialog Layer Properties)
4. Klik kanan pada icon BtsAdm pilih Properties kemudian klik Labels.
5. Pada kolom Label Field ganti dengan Nama Layer yang telah dibuat di atas
Ok.
26
(Gambar3.3.17 Proses Save As Layer File)
6. Klik kanan pada icon BtsAdm – Label Features.
(Gambar3.3.18 Pemberian Label pada Layer File)
7. Lakukan langkah yang sama pada feature lainnya.
8. Klik kanan pada Hasil Overlay – Open Atribute table.
9. Options – Add Field.
10. Nama “ Total Skor” – Type “Short Integer” – Ok – Yes.
27
(Gambar3.3.19 KotakDialog Add Field)
11. Klik kanan pada Total Skor – Field Calculator – Yes.
12. Klik 2x pada Curah Hujan Skor + Kemiringan Skor + Kepadatan Skor – Ok.
(Gambar3.3.20 Attributes Table Hasil Skoring)
13. Klik Option – Add Field.
14. Nama “ Kesesuaian Lahan” – Type “Text”.
15. Mencari interval kelas untuk kesesuaian lahan
=
Berpotensi Banjir = 55 – 70
Tidak Berpotensi Banjir = 40 - 54
16. Klik Editor – Start Editing – masukan keterangan sangat sesuai, sesuai dan
tidak sesuai pada Field kesesuaian lahan - Stop Editing.
28
(Gambar3.3.21 Attributes Tabel Kesesuaian Lahan)
17. Klik kanan pada hasil Overlay – Properties – Symbology – Categories.
18. Pada Value Field dipilih Kesesuaian – Add Values.
19. Klik Labels – Label Field dipilih kesesuaian – Ok.
20. Klik kanan pada icon Hasil Overlay – Label Features.
(Gambar3.3.22 Peta Kesesuaian Lahan)
Query
Membuat query data spasial, dalam tahapan ini kita akan melakukan query
data spasial untuk mencari obyek. Tahapan membuat query sebagai
berikut:
1. Masih dalam aplikasi ArcMAP, klik menu Selection kemudian klik Select
By Attributes.
29
(Gambar3.3.23 Proses Select By Attributes)
2. a. Pada kotak dialog Select By Attributes, masukan perintah
"POTENSI_BENCANA" = 'BERPOTENSI_BANJIR'. Dengan cara:
Klik POTENSI_BENCANA.
Kemudian (=).
Pilih jenis kesesuaian dengan cara klik Get Unique Values, maka data
yang tersimpan pada Attributes akan ditampilkan. Misal pilih Berpotensi
Banjir
(Gambar3.3.24 Kotak Dialog Select By Attributes )
Kemudian klik Ok.
Maka area yang Berpotensi Banjir akan terblok
30
(Gambar3.3.25 Hasil Query Sangat Sesuai)
Penyajian Hasil
Klik View – Layout View.
Klik Insert – legend – next – finish.
Insert – Nort Arow – Ok.
Insert – Scale Bar – Ok.
Insert – Title – “PETA DAERAH RAWAN BANJIR KOTA MALANG”.
31
(Gambar3.3.26 Hasil Penyajian Peta Pada Layout)
Plot Peta
Klik File – Print Prevew.
Klik Print jika menginginkan mengeplot peta.
(Gambar3.3.27 Tampilan Print Prevew)
BATAS ADMINISTRASI
KEPADATAN PENDUDUK
32
top related