laporan praktikum bk karir 4bkc smk n 1 singaraja (yuni, sri,widari,lia)
Post on 24-Jul-2015
591 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR
DI SMK NEGERI 1 SINGARAJA
JURUSAN AKUNTANSI
Dosen pembimbing:
Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons.
OLEH: KELOMPOK SMK EKONOMI (AKUNTANSI)
KELAS BK C
SEMESTER IV
Nama: NIM:
♥ Ni Kadek Yuni Muliarti Dewi 1011011106
♥ Ni Komang Sri Yuli Windari Natih 1011011042
♥ Ni Kadek Widari 1011011041
♥ Komang Lia Agustini 1011011108
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Rencana Pelayanan Bimbingan Konseling Karir” tepat pada waktunya.
Makalah ini terselesaikan berkat bantuan baik moril maupun materiil dari
orang-orang sekitar penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons. Selaku dosen pengajar mata
kuliah Praktikum BK Karir.
2. Teman-teman kelompok.
3. Orang tua dan kerabat yang tak henti memberi semangat dan dorongan
untuk penulis.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Jika ada kesalahan penulis maupun materi,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu, dengan rendah hati
penulis meminta saran beserta kritik yang membangun guna
menyempurnakannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Singaraja, April 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………….…………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Masalah-masalah tentang karir ………………………………............ 1
1.2 Latar belakang perlunya layanan BK Karir di sekolah …………….... 5
1.3 Pendekatan/Model/Layanan……………………………...…………… 8
BAB II TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahny....................... 10
2.2 Instrument yang digunakan dalam kegiatan layanan.......................... 17
2.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya…. 21
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Hasil-hasil yang dicapai dalam praktek…………............................... 29
3.1 Kelebihan, kelemahan kegiatan layanan yang sudah dilakukan........ 33
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan........................................................................................ 34
4.2 Saran................................................................................................ 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Masalah – Masalah Tentang Karir Di Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan
siswanya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memasuki
dunia kerja atau ke Perguruan Tinggi Vocational. Dengan dibekali pengetahuan
dan keterampilan tersebut siswa-siswa dapat terampil, terdidik dan professional
serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara optimal dan produktif.
Sehingga siswa lulus Sekolah Menengah Kejuruan dapat siap menjadi tenaga
kerja tingkat menengah dan dapat bersaing dalam perkembangan era globalisasi
ini.Banyak siswa memandang bahwa sekolah adalah sebagai salah satu
pendidikan formal yang bertujuan untuk mencapai cita-cita kearah pilihan karier.
Namun ada juga siswa yang sekolah namun tidak bias mengenal pilihan karier
yang akan dicita-citakan dan tidak bias membuat, mengupayakan,
mempertimbangkan dan menentukan. Pekerjaan merupakan salah satu aspek
terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan
kapanpun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika
tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi pengangguran.
Demikian pula banyak yang orang yang mengalami stress dan frustasi dalam
hidup ini karena masalah pekerjaan.
Untuk megatasi kegelisahan dalam pilihan karir memilih jurusan
merupakan awal bagi siswa untuk merencanakan karir demi masa depan. Dalam
memilih jurusan, siswa mempunyai pandangan-pandangan yang berada terhadap
tujuan karirnya sehingga cara untuk mewujudkan semua itu berada pula antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Di dalam
arus globalisasi yang memiliki diferensiasi social yang semakin kompleks,
khususnya siswa SMK akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan
pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan
tentang tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan
2
kemampuan, bakat dan minat, dan semua ini menuntut kemadirian dalam
menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa yang tidak dapat memahami potensi yang
dimiliki, di duga mereka juga tidak akan dapat menentukan berbagai macam
pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah.
Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa
harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi
yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan asset bagi individu
yang bersangkutan untuk memahami factor-faktor yang ada pada dirinya, factor
kekuatan maupun factor kelemahan-kelemahanya. Menurut John Hayes dan
Barrie Hopson (1981 : 37 ) informasi karir adalah informasi yang mendukung
perkembangan bidang pekerjaan dan berdasarkan informasi itu memungkinkan
seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih
lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek factual,
tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentranspormasikan informasi
itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam bagi siswa, maka sejak
dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari kedepan yang
lebih cerah, dengan cara memberikan layanan informasi karir yang berkelanjutan
agar siswa bias menentukan pilihan karier yang akan diambil. Pilihan adalah suatu
proses untuk menentukan dan mengambil sesuatu yang dianggap sesuai dengan
kesukaan seseorang dalam membuat dan menentukan kemana arah pilihan yang
akan diambil ( KBBI, 2005:873 ). Pilihan juga dapat diartikan jalan upaya yang
dapat dilakukan. Jadi dari pengetian diatas pilihan karier adalah jalan
mengupayakan yang dapat dilakukan untuk menentukan atau mengambil sesuatu
ynag dianggap sesuai dengan diri sendiri.
Menurut Ginzberg (Munandir, 1996:92) pilihan karier adalah suatu proses
mempertimbangkan dalam mengambil keputusan yang berlangsung sepanjang
hayat dimana individu terus berusaha mencari kecocokan pribadi dengan tujuan
karier dan kenyataan dunia kerja. Selanjutnya menurut Dharsana (1999:6) :
pilihan karier adlaah kemampuan yang dibuat oleh seseorang individu dalam
menentukan pekerjaan dan studi lanjut yang akan diambil sesuai dengan lapangan
kerja yang cocok, tersedian nafkah yang memadai dan kompetensi akademi yang
3
memilikinya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pilihan
karier adalah suatu proses karier yang berkaitan dengan mempertimbangkan,
mengupayakan, membuat dan menentukan lapangan kerja yang sesuai atau cocok
antara tujuan karier dan kenyataan dunia kerja yang akan diambil oleh setiap
individu.
Kenyataan yang ada di SMK Negeri 1 Singaraja, berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK, wali kelas dan kepala program jurusan akutansi
diperoleh hasil bahwa siswa lulusan akutansi ketika mencari pekerjaan tidak
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Mereka cenderung memilih
pekerjaan/ usaha yang banyak mengeluarkan tenaga namun upahnya sedikit darin
pada harus memilih pekerjaan yang membutuhkan kerja otak dan bergajih cukup.
Akibatnya dalam kondisi demikian banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
yang tidak optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dalam
kariernya, adanya rasa ketidakpuasan dalam bekerja dan cenderung semaunya
saja. Seperti halnya 50 % siswa lulusan dari jurusan akutansi ada yang bekerja di
supermarket, menjadi seles obat dan bekerja ditoko furniture. Kecenderungan ini
mengarahkan pada pilihan yang tidak mendasar pada potensi bakat dan minat
yang ada pada dirinya. Hal ini disebabkan karena mereka kurang memahami
dirinya, memahami dunia kerja dalam peningkatan kariernya dan informasi yang
diberikan disekolah sangat terbatas.
Masalah – masalah tentang karir yang terjadi di SMK N 1 Singarja,
terhadap siswa yaitu Kesiapan Mental. Kesiapan mental dari siswa dalam hal ini
sangat berpengaruh terhadap karir yang dipilihnya nanti. Ini terlihat kurangnya
mental siswa yang tidak berani untuk terjun langsung ke pekerjaan maupun ke
perguruan tinggi. Namun siswa tersebut lebih dominan untuk langsung ke
pekerjaan ini terbukti dari isu-isu luar yang bnyak mengatakan perguruan tinggi
itu menakutkan karena dosennya yang galak, tugasnya yang banyak. Dari hal
tersebut itulah yang membuat siswa menjadi takut untuk melanjutkan study
ataupun ragu untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi ini terbukti dari
ketidaksiapan siswa untuk menuju hal yang lebih baik. Selain itu, untuk menuju
ke pekerjaan langsung pun siswa ada yang merasa takut karena tidak mampu
4
untuk mendalami pekerjaan yang berkaitan dengan jurusannya. Isu tersebut akan
membuat siswa menjadi malas belajar dan tidak mau untuk mendalami jurusannya
maupun untuk melatih kemampuannya di bidang yang ia tekuni.Dari hal inilah
pihak sekolah harus mampu membangkitkan siswa tersebut agar tidak takut untuk
melangkah ke perguruan tinggi atau ke pekerjaan. Untu melangkah ke perguruan
tinggi siswa diharapkan untuk lebih menekuni jurusan yang telah dipilihnya, dan
lebih mendalami jurusan tersebut. Jika pada pekerjaan banyak di luar sana
khususnya jurusan akuntansi terjadi masalah pembukuan. Inilah yang membuat
siswa takut menghadapi masalah tersebut hal ini harus di cegah untuk nantinya
siswa tersebut menjdai terampil dalam hal membuat pembukuan dan tidak takut
lagi untuk mengarah ke hal tersebut. Di samping itu tamatan dari jurusan
akuntansi ini, dalam pemilihan pekerjaannya kebanyakan mengalih profesi. Ini
terjadi akibat isu juga. Terlihat dari jurusan akuntansi sulit nantinya mendapat
pekerjaan daripada jurusan lain. Hal tersebut membuat siswa untuk mengalih ke
jurusan lain dan bukan jurusan yang ia geluti.
Untuk menangani siswa-siswa bermasalah di SMK Negeri 1 Singaraja
diserahkan kepada petugas BK. Khususnya untuk BK, penanganan perilaku siswa
yang bermasalah baik individu maupun klasikal ada 3 cara, yaitu:
1. Anak tersebut yang datang langsung ke BK.
2. Anak langsung dipanggil karena ada masalah sesuai dengan analisis
data yang dilakukan di ruang BK.
3. Alih tangan dari staf sekolah lainnya.
Usaha yang dilakukan petugas BK untuk memotivasi siswa dalam belajar dan
mengembangkan kariernya adalah dengan cara guru BK kadang-kadang
memberikan tes minat dan bakat pada saat jam kosong, sehingga nantinya dapat
mengetahui minat dan bakat siswa tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan
siswa dalam menentukan karier yang tepat bagi mereka. Selain itu, guru BK juga
memotivasi siswa dalam belajar melalui bimbingan karier, perangkat kelas dan
meningkatkan keterampilan.
Dalam hal ini banyak siswa memikirkan kelanjutan dari SMK yang dijalani.
Banyak yang bingung mengenai pekerjaan yang nantinya siswa itu dapatkan
5
setelah tamat. Pekerjaan (occupation, vocation, career) merupakan salah satu
aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan
kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika
tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi penganggur.
Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini
karena masalah pekerjaan. Penelitian Levinson (dalam Isaacson, 1985)
menunjukkan bahwa komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa
adalah: (1) keluarga, dan (2) pekerjaan. Dua komponen tersebut sangat
menentukan kebahagian hidup manusia, sehingga tidak mengherankan jika
masalah pekerjaan dan keluarga praktis menyita seluruh perhatian, energi, dan
waktu orang dewasa.
1.2 Latar Belakang Perlunya Layanan BK Karir
Untuk mengatasi masalah karir diperlukan adanya penanganan secara
khusus dengan memberikan layanan informasi. Layanan informasi merupakan
salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah yang amat penting
guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat
mengganggu terhadap pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan
dengan diri pribadi, social, belajar ataupun kariernya. Melalui layanan informasi
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan tentang rencana pilihan kariernya.
Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah
alternatif yang berhubungan dengan kariernya. Namun adakalanya siswa
mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dan mentukan alternatif mana
yang seyogyanya dipilihnya. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan
keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya
kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang
rencana kareirnya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis
pekerjaan yang ada pekerjaan apa yang paling cocok untuk mereka setelah tamat
nanti.
6
Dalam hal ini layanan informasi dengan bantuan media ditekankan untuk
mengembangkan rencana pilihan karier siswa. Kesulitan-kesulitan untuk
mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki
sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan
dunia kariernya. Di sisi lain berdasarkan wawancara dengan guru BK, ditemukan
bahwa pemberian layanan informasi karier tidak berjalan dengan baik, ini
disebabkan karena siswa masih belum mengetahui arti pentingnya layanan
informasi karier bagi dirinya. Akibatnya, ketika guru BK masuk kesuatu kelas
untuk memberikan layanan informasi karier secara umum tentang segala sesuatu
yang menyangkut prospek karier, siswa terkadang menyepelekan. Singkatnya
pelaksanaan pemberian layanan informasi karier tersebut belum dilaksanakan
secara terarah, sistematis dan optimal sehingga terlihat kurang efektif. Hal ini
terjadi pemberian layanan informasi masih dilaksanakan secara insidental.
Begitu pentingnya layanan informasi karier di Sekolah Menengah
Kejuruan ( jurusan akuntansi ) dalam mengembangkan rencana pilihan kariernya,
serta dapat memberikan gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh siswa
dimasa yang akan datang didunia kariernya, sehingga diharapkan lulusan SMK
yang siap kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki dan mampu
mengembangkan rencana pilihan kariernya yang dapat diandalkan mampu untuk
menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karier. Dengan
kondisi yang demikianlah diharapkan pelaksanaan layanan informasi dengan
bantuan media di SMK ( jurusan akuntansi ) dapat terus terlaksana dan semakin
ditingkatkan dari tahun ajaran ketahun ajaran, agar dapat berfungsi secara efektif
dan efesien.
Agar siswa dapat memahami dan menyesuaikan dirinya sendiri dengan
dunia kerja merupakan hal yang sangat jarang diperoleh siswa secara formal
maupun secra informal, maka begitu penting siswa SMK untuk merencanakan
pilihan kariernya secara terarah. Hal ini disebabkan, karena dalam menentukan
pilihan jurusan mereka dihadapkan pada berbagai alternative pilihan, yang
menunjukkan cirri-ciri yang belum menentukan rancana pilihan karier. Untuk
mengetahui apakah layanan informasi dengan bantuan media ini efektif untuk
mengembangkan rencana pilihan karier siswa kelas XII Jurusan Akuntansi SMK
7
Negeri 1 Singaraja, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Efektivitas
Pemberian Layanan Informasi Dengan Bantuan Media Untuk Mengembangkan
Rencana Pilihan karier Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi Di SMK 1 Negeri
Singaraja.
Adapun Tujuan diperlukannya layanan BK Karir di sekolah khususnya di sekolah
SMK Negeri 1 Singaraja adalah :
1. Untuk mengetahui karir dan cita – cita yang ingin dicapai oleh
siswa.
2. Membantu siswa mengetahui karir dan cita – cita yang sesuai
dengan kemampuannya.
3. Untuk mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.
4. Mampu mewujudkan aspek-aspek kegiatan untuk memahami
pendidikan lanjutan agar siswa dapat memilih karirnya dengan
tepat.
5. Memperoleh informasi tentang jabatan dan karir.
6. Memahami dan mengambil keputusan jabatan dan karir yang
dipilihnya.
7. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai
dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan
pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat
yang lebih luas.
8. Mampu memanfaatkan peranan dalam kehidupan bermasyarakat
yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karier
Dalam hal ini, perlunya pemberian Layanan BK Karir dilakukan di
sekolah agar siswa mampu menjalani hal dan tujuan yang telah diungkapkan di
atas, dan tidak hanya itu, nantinya siswa mampu melihat alternatif-alternatif yang
diperoleh setelah Tamat SMA/SMK dan tidak bingung untuk menentukan
pilihannya apakah siswa tersebut ingin Studi Lanjut Ke Perguruan Tinggi,
Pekerjaan, dll. Adapun dalam kegiatan layanan BK Karir alternatif yang diberikan
adalah sebagai berikut:
8
Alternatif pilihan setelah tamat SMA/SMK.
Secara garis besar ada 4 alternatif pilihan siswa setelah tamat dan lulus
SMA, yaitu :
1. Memasuki studi ke jenjang pendidikan tinggi, yaitu ke
perguruan tinggi,
2. Memasuki kursus-kursus/pelatihan,
3. Memasuki dunia kerja, yaitu bekerja, dan
4. Memasuki kehidupan baru, yaitu berkeluarga.
1.3 Pendekatan/Model/Layanan Yang Digunakan
Pendekatan/Model/Layanan yang akan digunakan dalam kegiatan layanan
adalah :
Pendekatan : Keterampilan proses.
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab Observasi, dan
Pemberian Tugas
Jenis Layanan :
a. Layanan Informasi : Layanan ini diberikan tidak lain adalah
untuk memberikan informasi kepada siswa yang berkaitan dengan
karir, sosial belajar, dan pribadinya. Dalam Karir informasi yang
diberikan pun berkaitan dengan arah karir yang akan digeluti atau
yang akan diinginkan. Fungsi Layanan ini adalah Pemeliharaan
dan Pengembangan. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu
memperoleh informasi tentang jabatan dan karir, dan mengetahui
karir dan cita-cita yang ingin dicapai, dan membantu siswa
mengetahui karir dan cita-cita yang sesuai dengan kemampuannya.
b. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Layanan penempatan
diberikan untuk menempatkan dan menyalurkan siswa pada tempat
di dalam kelas, kelompok belajar, kelas yang telah dijuruskan (AK,
TN, UPW, AP), jurusan atau program studi yang diinginkan dan
kegiatan ekstrakurikuler. Adapun layanan yang telah dilaksanakan
adalah penyaluran dan penjurusan siswa kelas X, penyaluran siswa
9
kelas XII ke perguruan tinggi yang ada di Indonesia (SNMPTN
Jalur Undangan, SNMPTN Jalus Tes Tulis, dll). Fungsi layanan ini
adalah Pengembangan. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami
dan mengambil keputusan jabatan dan karir yang dipilihnya.
c. Layanan Penguasaan Konten : Layanan ini membantu
siswa menguasai materi atau wawasan tertentu yang dapat
dijadikan panutan dan kebiasaan sebagai dasar tuntunan yang
berguna dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal
ini diberikan kepada siswa yang memiliki konsep diri rendah,
motivasi berprestasi rendah dan memiliki masalah belajar.
Kegiatan ini berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan
pedoman buku modul bimbingan konseling yang sudah disiapkan
pihak sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa di SMK N 1
Singaraja. Fungsi Layanan ini adalah dan Pemahaman
Pengembangan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah siswa mampu
Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai
dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan
pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat
yang lebih luas
10
BAB II
TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
2.1 Teori Yang Digunakan, Konsep Dan Langkah – Langkahnya
TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG
“Konsep Teori Perkembangan karir Ginzberg”
Teori perkembangan karir (development career choice theory) Ginzberg
merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh
perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg
yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S. Axelrad yang
seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog. E. Ginzberg,
S. Ginzburg, S. Axelrad, dan J. Herma memulai penelitian pada tahun 1951
dengan maksud mengembangkan suatu konsepsi tentang pilihan jabatan sebagai
bagian dari suatu studi tentang dunia kerja. Kelompok ini memandang masalah
pilihan jabatan dari sudut perkembangan orang muda. Menurut pandangan
kelompok Ginzberg ini pilihan jabatan tidak hanya terjadi sekali saja, melainkan
mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu antara enam
sampai lima belas tahun.
Teori perkembangan karir (development career choice theory) dari Eli
Ginzberg et. al. yang mengatakan bahwa anak dan remaja melewati tiga tahap
pemilihan karir: fantasi, tentative dan relistis (Ginzberg, 1972 ; Ginzberg dkk.,
1951). Saat ditanya “mau jadi apa kalau sudah besar”, anak kecil mungkin
menjawab “dokter” “pahlawan”, “guru”, “bintang film”, “bintang olahraga” atau
sejumlah pekerjaan lainnya. Pada saat masih kecil, masa depan terkesan dapat
memberikan jutaan kesempatan. Ginzberg berargumentasi bahwa hingga usia 11
tahun seorang anak masih dalam tahap fantasi dari pemilihan karir. Dari umur 11
hingga 17 tahun, remaja ada dalam tahap tentative dari perkembangan karir,
sebuah transisi dari tahap pengambilan keputusan realistis dari masa dewasa
muda. Ginzberg percaya bahwa kemajuan remaja terlihat mulai dari mengevaluasi
minat mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13
11
hingga 14 tahun) sampai mengevaluasi nilai mereka (15 hingga 16 tahun).
Pemikiran berubah dari yang kurang subyektif hingga pemilihan karir yang lebih
realistis pada usia 17 dan 18 tahun. Ginzberg menyebut usia 17 dan 18 tahun
hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalam pemilihan karir. Selama masa ini,
tiap orang secara ekstentif mencoba karir yang mungkin, lalu memfokuskan diri
pada satu bidang, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu dalam karir tersebut
(seperti menjadi dokter umum, atau ahli bedah ottopedik, dalam karir kedokteran).
Dalam mengembangkan teorinya, Ginzberg et al. menginvestigasi secara
empirik sejumlah sampel yang memiliki kebebasan memilih suatu okupasi.
Sampel tersebut terdiri dari laki-laki yang berasal dari kelas menengah ke atas di
daerah perkotaan, dari keluarga Protestan atau Katolik, yang tingkat pendidikanya
berkisar dari kelas enam hingga pasca-sarjana. Karena pemilihan sampel tersebut
sangat terbatas, maka konklusi hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan
secara terbatas pula. Secara spesifik, pola perkembangan karir perempuan dan
etnik minoritas ataupun mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan kaum
miskin tidak menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, konklusi yang
dihasilkan dari studi ini belum tentu dapat diaplikasikan pada populasi selain dari
yang diwakili oleh sampel yang disebutkan. Kelompok Ginzberg menyimpulkan
bahwa pilihan okupasional merupakan proses perkembangan, yang pada
umumnya mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang
dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 18 atau awal masa
dewasa. Pengambilan keputusan karir berlangsung melalui tiga periode, yaitu
fantasi, tentatif, dan realistik.
Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya
didasari atas pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui
manusia. Konsep perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karier oleh
Ginzberg dikelompokkan dalam tiga unsur yaitu: proses(bahwa pilihan pekerjaan
itu merupakan suatu proses); irreversibilitas(bahwa pilihan pekerjaan itu tidak
bisa diubah atau dibalik); kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan
kompromi antara faktor-faktor yang terlibat yaitu minat, kemampuan, dan nilai);
dan optimisasiyang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari
kecocokan kerja).
12
“ Langkah-Langkah Pemberian Karir Di Dalam Teori Perkembangan
Karir Ginzberg”
Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herna (1951), perkembangan
dalam pemilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan utama yaitu fantasy, tentatif,
dan realistik. Dua tahap daripadanya, yaitu masa tentatif dan realistik masing-
masing dibagi lagi menjadi beberaa tahap.Masa tentatif meliputi empat tahap
yaitu minat, kapasitas, nilai, dan transisi. Sedangkan masa realistik terdiri dari
tahap eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi.
1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (Masa Sekolah Dasar)
Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau
sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat,
guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-
dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran
yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka
inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh
yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika
pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan
rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa
menarik saat itu.
Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas atau pun gelisah jika
suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari
harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu
memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka
belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka
sekedar berfantasi saja secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.
2. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (Masa Sekolah Menengah)
Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni: (1) sub tahap Minat
(Interest); (2) sub tahap Kapasitas (Capacity); (3) sub tahap Nilai (Values) dan (4)
sub tahap Transisi (Transition). Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa
13
mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang
lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah
raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda
satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang
lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga. Pada sub tahap minat
(11-12 tahun) anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-
kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja; sedangkan
pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan
pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping
minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15-16 tahun) anak
sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat,
dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17-18 tahun)
anak sudah mampu memikirkan atau "merencanakan" karier mereka berdasarkan
minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
3. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (Masa Perguruan Tinggi)
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis,
di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan
nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari
berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-
masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu
membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif. Tahap realistis
dibagi menjadi 3 (tiga) sub-tahap, yakni sub-sub tahap (1) eksplorasi
(exploration), (2) kristalisasi (chystallization), dan spesifikasi/penentuan
(specification).
Pada sub tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan
yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa
kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta
nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang
pekerjaan mana yang paling tepat. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah
memilih sekolah lanjutan yang sekiranya sejalan dengan karier yang akan mereka
tekuni. Pada sub tahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa
14
mantap dengan pekerjaan/karier tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan
kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang
lebih luas, maka remaja makin terarah pada karier tertentu meskipun belum
mengambil keputusan final. Akhirnya, pada sub tahap spesifikasi remaja sudah
mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karier yang akan dipilihnya.
Berdasarkan atas teori yang dikemukakan oleh Ginzberg, hendaknya dapat
dijadikan acuan oleh guru pembimbing dalam memfasilitasi perkembangan siswa
di sekolah. Bersumber pada pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah
sebagai sistem yang memberikan pelayanan bimbingan karier kepada para peserta
didik maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain:
1. Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih
memungkinkan siswa untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan
pola karier yang dapat mereka pilih setelah menyelesaikan pendidikannya.
Layanan seperti ini juga ditengarai dapat membantu siswa dalam
mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi diri) untuk
difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada kemampuan untuk
merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang akan datang. Informasi
karier seperti ini oleh Munandir (1996:250) dapat berkenaan dengan
informasi jenis-jenis pekerjaan dan informasi jenis-jenis pendidikan.
Bentuk lain materi layanan informasi karier yang juga dapat diberikan
guru pembimbing adalah dengan penyediaan berbagai sumber informasi
pekerjaan, jabatan dan karier, penyediaan papan media bimbingan, dan
penyediaan sumber-sumber informasi jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).
2. Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan perangkat
nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam
upaya mengembangkan, membina, dan mengarahkan siswa pada pola-pola
vokasional dan atau pemilihan pendidikan yang tepat dan selaras dengan
kondisi dan pilihan karier tersebut.
3. Aplikasi konseling karier dengan pola pendekatan konseling behavioral
yang muatannya berupa analisis, eksplorasi kondisi yang sesuai mengenai
individu, keterampilan yang dimilikinya, minat, keinginan, dan nilai
15
kemasyarakatan, tekanan, dan arah kecenderungan dunia kerjanya, akan
sangat membantu individu dalam mencapai kecocokan dan kepuasan
kerja. Dalam kegiatan konseling karier, penjelasan yang diberikan
mengenai informasi pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan pilihan
karier yang telah diambil individu dan membantu individu kalau ia
mengalami ketidakpastian antara dua pilihan yang sama-sama menarik.
Informasi karier juga bermaksud memberikan dasar pengujian pilihan
yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu dengan cara
melibatkan individu secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
4. Perkembangan karier merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses
perkembangan orang muda dan pilihan yang menyangkut jabatan dimasa
depan dan berlangsung selaras dengan perkembangan karier. Kalau proses
perkembangan orang muda tidak berjalan sebagaimana mestinya, laju
perkembangan karier juga tidak akan berjalan lancar dan banyak pilihan
karier akan menunjukkan kekurangan yang berat. Karena itu, bimbingan
karier harus direncanakan dan dikelola dengan maksud menunjang
perkembangan karier orang muda, sesuai dengan tahap perkembangan
diberbagai jenjang pendidikan disekolah. Secara ideal, bimbingan
diberikan sebagai bagian integral dari pendidikan karier atau pendidikan
jabatan (career education). Sifat bimbingan yang diutamakan dalam
bimbingan karier adalah sikap perseveratif (developmental) dan sifat
pencegahan (preventive), lebih-lebih dalam bimbingan karier yang
diberikan secara kelompok. Sifat korektif (remedial) dapat muncul dalam
konseling karier (career counseling) secara individual sesuai dengan kasus
konkret yang dihadapi, misalnya gambaran diri yang kurang bulat,
informasi jabatan yang tidak diolah secara tepat dan pilihan yang kurang
matang.
5. Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak definitive dengan sekali
memilih saja. Orang muda membuat suatu rangakain pilihan yang
berkesimanbungan dan bertahap, dari pilihan yang masih bersifat agak
luas dengan memilih bidang jabatan sampai jabatan tertentu dibidang itu.
Pilihan-pilihan itu dibuat dalam lingkup lingkungan sosial, budaya, dan
16
ekonomi tertentu, namun kontinuitas dan keterpaduan diantara seluruh
pilihan berakar dalam gambaran diri atau kosep diri yang semakin
berkembang. Gambaran diri merupakan garis dasar yang menyambung
dan memadukan semua pilihan yang dibuat. Karena itu, bimbingan karier
harus menunjang usaha orang muda untuk mengenal dirinya sendiri
dengan lebih baik. Pemahaman diri ini menjadi benang merah dalam
menyusun rencana masa depan dan semua pilihan yang dibuat mendapat
maknanya sebagai implementasi konkret dari konsep diri dalam berbagai
aspeknya.
6. Konseling karier yang berlangsung dalam pertemuan pribadi antar
konselor dan konseli dan kerap terfokuskan pada permasalahan mengenai
pilihan program studi dan/ atau pilihan jabatan, akan berlangsung lebih
lancar bilamana orang muda telah disiapkan melaui bimbingan karier
secara kelompok untuk menghadapi saat-saat harus dibuat suatu pilihan
diantara beberapa alternatif. Persiapan ini meliputi aneka topik bimbingan
kelompok seperti pemahaman diri, pengolahan informasi pendidikan
(educational information), pengolahan informasi tentang dunia kerja
(vocational information), pengolahan informasi pendidikan dan pekerjaan
dalam keterpaduan satu sama lain (career information), pendalaman nilai-
nilai kehidupan (values) yang terkandung dalam bidang kehidupan bekerja
dan memegang jabatan, serta cara yang tepat dalam mengambil suatu
keputusan dengan memilih diantar berbagai alternatif (decision making
skills). Dengan demikian, konseling karier tidak akan menjadi kursus kilat
yang memadatkan program bimbingan karier dalam satu-dua wacana,
yang mungkin membingungkan konseli karena dalam waktu singkat harus
diperoleh informasi tentang lingkungan dan diri sendiri, harus ditemukan
beberapa alternatif pilihan, serta harus dipelajari cara yang tepat untuk
mengambil suaru keputusan secara tanggung jawab. Demikian pula,
konselor tidak akan berhadapan dengan konseli yang kurang mengerti
akan kompleksitas pilihan karier serta kurang paham akan segala faktor
internal dan eksternal yang perlu dipertimbangkan.
17
2.2 Instrument Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan
Pada saat kegiatan layanan BK di SMK N 1 Singaraja mahasiswa
melakukan identifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas yang
sudah ditentukan. Instrumen yang digunakan dalam memberikan layanan adalah
Sosiometri mengenai siapa teman yang disukai dan tidak disukai dalam bergaul.
Berdasarkan analisis tersebut maka dilakukan dengan membimbing dan
memberikan tindak lanjut dengan memberikan layanan konseling individu dan
konseling kelompok di ruang kelas maupun di ruang BK. Untuk mendukung
pemberian layanan tersebut mahasiswa menggunakan satlan dan satkung yang
dibuat sebelum masuk kelas dan setelah dilaksanakan konseling individu.
A. Topik Bahasan : Kuesioner (ya atau tidak pernyataan yang
sesuai dengan apa yg dirasakan)
B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
C. Jenis Kegiatan : Aplikasi Instrument
D. Fungsi Kegiatan : Untuk mengetahui perkembangan sosial
anak
E. Tujuan Kegiatan : Guru akan lebih tahu dengan jelas
mengenai pilahan karir dari siswa
F. Sasaran Kegiatan : Kelas XII B AK (Akuntansi)
G. Uraian Tentang Instrument
1. Nama Instrument : Kuesioner
2. Jenis Instrument : Tes
3. Penyusunan Instrument : Instrumen tidak baku
4. Pokok-pokok isi Instrument : Memilih Ya atau Tidak pernyataan yang
sesuai dengan apa yang dirasakan atau kemampuan yang dimiliki siswa
5. Pola pengerjaan soal : Tulisan
6. Hasil : Tercantum pada lampiran
7. Tempat penyelenggara : Ruang kelas XII B AK
8. Hari/Tanggal : Kamis, 12 April 2012
9. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
10. Penyelenggara Kegiatan : Mahasiswa BK Semester IV
18
KUESIONER RENCANA PILIHAN KARIR
IDENTITAS
1. Nama :
2. NIS :
3. Kelas :
4. Jurusan :
5. Sekolah :
PETUNJUK
Berikut ini disajikan sejumlah pernyataan – pernyataan yang harus anda kerjakan.
Pernyataan tersebut tidak ada hubungannya dengan nilai raport anda, jadi
jawablah pernyataan tersebut dengan jujur sesuai dengan keadaan anda. Pilihlah
salah satu alternative yang tersedia dari masing – masing pernyataan yang paling
sesuai dengan cara memberikan tanda centang () pada salah satu pilihan berikut:
Ya : Bila anda Ya dan Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Tidak : Bila anda Tidak dan Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.
RAHASIA
19
No. Pernyataan Keterangan
Ya Tidak
1. Saya sering meminta pertimbangan dari guru
tentang pekerjaan yang cocok setelah saya
lulus dari jurusan akuntansi ini.
2. Saya tidak pernah mempertimbangkan baik dan
buruknya suatu pekerjaan yang terpenting
adalah pekerjaan itu sesuai dengan kemampuan
yang saya miliki.
3. Sejak dini saya mulai membuat pertimbangan
tentang karir yang akan saya tekuni sesuai
dengan syarat dan peraturannya.
4. Menurut pertimbangan saya, saya pasti akan
lebih sukses daripada teman saya karena
kondisi ekonomi saya lebih mapan.
5. Menurut pertimbangan saya pekerjaan apapun
pasti akan berhasil kita kerjakan jika kita
mengerjakan dengan sungguh – sungguh.
6. Menurut pertimbangan saya, saya lebih baik
mengabaikan bakat dan minat saya dalam
memilih jurusan supaya saya bisa menuruti
kehendak orang tua saya.
7. Orang tua saya tidka pernah mendukung jika
saya memilih jurusan yang sesuai dengan bakat
yang saya miliki.
8. Saya selalu mempertimbangkan tentang
informasi – informasi yang diberikan oleh guru
mengenai pilihan pekerjaan yang cocok dengan
diri saya.
9. Menurut pertimbangan saya, untuk dapat
bekerja dengan professional diperlukan
20
kemampuan yang sesuai dengan bidang
pekerjaan yang ditekuni.
10. Saya sering mencari informasi di internet agar
saya lebih matang dalam menentukan karir
saya nanti.
11. Saya belum bisa menentukan ke mana arah
pilihan karir saya aetelah tamat nantinya.
12. Saya akan menentukan untuk memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
saya.
13. Saya tidak mampu mengenali kemampuan saya
sehingga saya tidak bisa menentukan karir saya
tanpa bantuan orang lain.
14. Saya akan menentukan karir sesuai dengan
bakat dan minat saya dan dapat menyenangkan
orang tua saya.
15. Pikiran saya masih bercabang ketika saya harus
menentukan pilihan karir saya kelak.
16. Melanjutkan studi di perguruan tinggi
17. Prioritas pertama melanjutkan studi di
perguruan tinggi negeri.
18. Prioritas kedua melanjutkan studi di perguruan
tinggi swasta.
19. Melanjutkan ke dunia kerja
20. Melanjutkan studi pada program kependidikan
21. Melanjutkan studi pada program non
kependidikan
22. Mengetahui sistem penjenjangan di PT
23. Mengetahui jenjang pendidikan S1, S2, S3
24. Mengetahui jenjang pendidikan gelar nongelar
25. Mendapat dukungan dari orang tua untuk
bekerja
21
2.3 RPBK Yang Digunakan Serta Perangkat Media Yang Menyertainya
RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
(RPBK)
BIDANG KARIR
A. Identitas
1. Sekolah : SMK Negeri 1 Singaraja
2. Kelas / Semester : XII B Akuntansi / II
3. Bidang Bimbingan : Bidang Karir
4. Jenis Layanan : Informasi
5. Topik Layanan : Karir dan Cita-cita
6. Waktu Pelaksanaan : 1 x 45 Menit
B. Tujuan Kegiatan :
Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan siswa dapat:
1. Siswa dapat memperoleh informasi tentang jabatan dan / karier.
2. Siswa memahami dan mengambil putusan jabatan dan / karier yang
dipilihnya.
3. Siswa dapat mengetahui karir dan cita – cita yang ingin dicapai.
C. Materi :
Merencanakan Perguruan Tinggi/Universitas
Sebelum menentukan universitas yang akan dimasuki, maka perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemampuan mental (kecerdasan)
b. Kemampuan material (ekonomi keluarga)
c. Kesesuian dengan minat, bakat dan cita-cita
d. Dukungan keluarga
e. Kemudahan mendapatkan pekerjaan setelah tamat kuliah
22
Untuk memilih studi lanjut ataupun karir yang diminati, persyaratan
terpenting yang harus dipenuhi oleh siswa adalah bakat, minat dan kemampuan
yang dimiliki siswa yang ditekankan untuk masing-masing jurusan harus
memenuhi standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Secara garis besarnya ada 4 (empat) alternatif pilihan siswa setelah tamat dan
lulus SMK ialah :
1. Melanjutkan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi.
Merencanakan kelanjutan studi ke jenjang pendidikan lanjutan, yaitu
ke perguruan tinggi diperlukan berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangan
tersebut adalah pengetahuan tentang informasi berbagai jenis studi di perguruan
tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi dan akademik serta politeknik
yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Universitas sifatnya
lebih umum atau general terdiri dari fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan. Institut
sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan. Sekolah
Tinggi memiliki kekhususan satu bidang keahlian dan terdiri dari jurusan-jurusan.
Akademik dan Politeknik memiliki kekhususan satu bidang akademik atau satu
jurusan. Perlunya memperoleh informasi jabatan dan aspirasi karir harus
disesuaikan dengan potensi diri dan faktor penunjang dari lingkungan.
• Universitas, merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cabang
keilmuan, setiap cabang keilmuan diwakili satu fakultas, setiap
fakultas terdiri dari beberapa program studi atau jurusan yang
akan menghasilkan tenaga yang lebih spesifik. Misalnya,
UNDIKSHA di Singaraja, UI di Jakarta, UGM di Yogyakarta
Dll.
• Sekolah Tinggi Atau Institut, merupakan satu lembaga
pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan dengan satu
atau beberapa program bidang studi yang akan menghasilakn
tenaga ahli yang lebih spesifik. Misalnya : ITB, STPDN, dll.
23
• Akademi, merupakan satu lembaga perguruan tinggi dengan
satu cabang ilmu keilmuan, lama pendidikan kurang lebih 3
tahun dan tidak memberikan gelar kesarjanaan. Misalnya :
Akademi Anlisis, Farmasi, Gizi, Militer, Perawat, dan
Kebidanan.
Jenis-jenis Universitas:
Universitas negeri/swasta:
a. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
b. Universitas Udayana
c. Universitas Panji Sakti
d. Akademi Kebidanan
e. Sekolah tinggi kesehatan Majapahit
f. Sekolah Tinggi Ekonomi
g. Mapindo,dll.
Status Perguruan Tinggi
a. Negeri : Milik pemerintah dikelola Berda.
b. Swasta : Milik satu yayasan pendidikan tertentu
c. Kedinasan : Dikelola dan dibiayai oleh lembaga pemerintah atau
lembaga swasta dan setelah selesai harus bekerja pada lembaga
yang membiayai, Misalnya AKMIL di Magelang, STPDN di
Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Jakarta.
Program Pendidikan di Perguruan Tinggi
a. DIPLOMA : D1, lama pendidikan kurang lebih 1 tahun
b. D2 ; lama pendidikan kurang lebih 2 tahun
c. D3 ; lama pendidkan kurang lebih 3 tahun
d. S1 / Sarjana ; lama pendidikan kurang lebih 4 tahun
e. S2 / Magister ; lama pendidikan kurang lebih 2 tahun
f. S3 / Doktor ; lama pendidikan kurang lebih 1-2 tahun
g. Untuk menempuh S3 seseorang harus memiliki gelar S2, untuk
menempuh S2 seseorang harus memiliki gelar S1.
24
2. Memasuki Kursus-Kursus atau Pelatihan
Seandainya anda memilih tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, ada alternatif yang dapat anda pilih untuk meningkatkan life skill anda
dan dapat dijadikan sebagai modal untuk dapat bekerja mandiri atau berwirausaha
yaitu dengan memasuki kursus-kursus keterampilan/pelatihan. Kita dapat mencari
lembaga-lembaga kursus keterampilan atau balai latihan kerja (BLK) yang dapat
anda pilih sesuai dengan minat dan bakat yang anda miliki. Seperti misalnya
kursus salon kecantikan, tata busana/menjahit, memasak/membuat kue, kursus
komputer, otomotif, mengelas, servis elektronik, servis komputer dsb.
3. Memasuki Dunia Kerja
Kerja merupakan kebutuhan manusia, seseorang bekerja karena
adanya sesuatu yang hendak dicapai, dan orang berharap bahwa melalui aktivitas
tersebut akan membawa mereka kepada suatu keadaan yang lebih baik dan
memuaskan bagi dirinya. pekerjaan adalah sumber penghasilan dan juga suatu
kesempatan mengembangkan diri. Sebagai suatu kesempatan maka pekerjaan itu
hendaknya tidak disia-siakan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tidak
semua siswa melanjutkan study ke jenjang Pendidikan Tinggi, Adakalanya
memilih memasuki dunia kerja, yaitu bekerja dengan alasan tertentu.
4. Memasuki Kehidupan Baru
“ Menikah terlalu dini menyangkut banyak pihak, terutama pihak pria
dan wanita menikah dini tersebut. Masa depannya ditentukan oleh
langkah dalam hidup ini hingga kadang tidak dapat mengerti.
Sebaiknya hal ini dihindari ”.
Untuk mempersiapkan kematangan emosi di samping kesiapan fisik dan
ekonomi, perlu waktu beberapa tahun ke depan remaja diberikan kesempatan
untuk mengenal kehidupan masyarakat orang dewasa dengan lebih luas akan lebih
matang dan dewasalah para remaja (pria atau wanita) dalam memilih dan
menggunakan nilai-nilai sebagai dasar dalam memilih teman hidup yang dapat
bekerjasama sebagai tim dalam memasuki kehidupan baru dalam sebuah keluarga.
25
D. Metode/Pendekatan/Teori/Model
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
Observasi, dan Pemberian Tugas
Pendekatan : Keterampilan proses
Teori : Teori Perkembangan Karir Ginzberg
E. Langkah Kegiatan Layanan TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan
o Menyampaikan salam, presensi pembukaan agar membina hubungan yang baik.
o Mengadakan Tanya Jawab sesuai materi yang akan dijelaskan
o Menyampaikan tujuan dan kegiatan layanan yang akan dilaksanakan
5 Menit
Kegiatan Inti
Sesuaikan dengan model/metode/teori yang digunakan serta jenis layanan.
30 Menit
Penutup
1. Menyimpulkan hasil layanan
2. Evaluasi Refleksi hasil Setiap siswa menuliskan di kertas/ instrument yang telah disediakan untuk mengetahui hasil pelaksanaan layanan
10 Menit
26
F. Media/Alat/Sumber Informasi : Spidol, Papan Tulis, Brosur, Buku
penunjang yang relevan (terlampir)
Nara Sumber : Guru BK SMK N 1 Singaraja
Drs. Ketut Samiada
NIP. 19550929 198303 1 015
G. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil :
a. Segera : memberikan informasi terkait dengan kelanjutan studi siswa
ke universitas dengan menggunakan media (brosur, pamphlet,
banner, dll) agar informasi yang ingin disampaikan lebih menarik
minat siswa. (Form Laiseg)
b. Jangka Pendek : membantu dan memberi petunjuk kepada siswa yang
mengalami kesulitan menentukan kelanjutan studi. Diukur dengan
Menggunakan Instrument Angket.
c. Jangka Panjang : Terjun ke dalam dunia kerja.
27
FORM LAISEG
NO PERTANYAAN INDIKATOR
KEBERHASILAN
1.
Apa cita- cita / karier anda setelah tamat dan lulus SMK?
Siswa memahami dan mengambil putusan tentang karier yang dipilihnya.
2. Apa pekerjaan yang anda piliha setelah tamat?
Siswa memahami dan mengambil putusan tentang pekerjaan yang dipilihnya.
3
Bagimana menurut anda? Buatlah sebuah opini tentang pernikahan pada usia remaja.
Siswa mampu memberikan opini tentang pernikahan pada usia remaja sesuai dengan pengetahuannya.
2. Evaluasi Proses :
Guru pembimbing memperhatikan dan mencermati
kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam
mengikuti dan melakukan kegiatan layanan melalui
pengamatan langsung (observasi).
Mengevaluasi tentang :
1. Memahami tentang karir dan cita-cita.
2. Meningkatkan pemahaman tentang karir dan cita-
cita.
3. Memahami tugas dan perkembangan remaja.
28
Lampiran : Kuesioner, Buku penunjang yang relevan/buku
panduan(seperti buku panduan sekolah atau
perguruan tinggi)
Singaraja, 12 April 2012
Mengetahui, Mahasiswa Praktik, ttd
Guru BK/Petugas yang relevan 1. Ni Kadek Yuni Muliarti Dewi
2. Ni Komang Sri Yuli Windari N.
Drs. Ketut Samiada 3. Ni Kadek Widari
NIP. 19550929 198303 1 015
4. Komang Lia Agustini
Mengetahui,
Kepala Sekolah Dosen Pembimbing,
SMK Negeri 1 Singaraja
Drs. I Nengah Sariada, M.Si Kadek Suranata, S.Pd., M.Pd., Kons.
NIP. 19571222 198003 1 013 NIP. 19820816 2008812 1 002
29
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil – Hasil Yang Dicapai Dalam Praktek
Kegiatan Mahasiswa Praktek
1. Memberikan penjelasan secara ringkas materi tentang karir dan cita-cita.
2. Memberikan Tanya jawab terkait topik bahasan tentang karir dan cita-
cita
3. Mengimplementasikan tahap perkembangan karir..
Kegiatan Siswa
1. Menyimak penjelasan materi dan mencermati serta mengkaji berbagai
contoh yang ada kaitannya dengan karir dan cita-cita.
2. Menggali dan mampu mengenali tugas dan perkembangan remaja.
3. Mengajukan pertanyaan apabila masih menemukan keraguan / kurang
mengerti.
4. Mengerjakan tugas / PR yang diberikan.
Dalam pelaksanaan Kegiatan Layanan di SMK N 1 Singaraja banyak hal
yang telah mahasiswa peroleh sehingga pengalaman dan wawasan keilmuannya
pun meningkat. Keberhasilan layanan BK dapat diukur sejauh mana terlaksananya
program kerja layanan BK yang telah dibuat selama kurang lebih satu semester.
Program kerja yang telah dibuat kemudian disesuaikan dengan kebutuan siswa
dan program sekolah yang telah dibuat oleh guru pembimbing.
30
Berdasarkan program yang telah tersusun maka hasil yang telah diperoleh
dalam pelaksanaan kegiatan layanan di SMK N 1 Singaraja adalah sebagai
berikut:
1. Layanan Orientasi
a. Jenis layanan orientasi yang diberikan adalah (terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah Siswa menjadi lebih mendiri dalam
menghadapi permasalahan yang dialami sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannya saat ini.
2. Layanan Informasi
a. Jenis layanan informasi yang diberikan adalah (terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah Siswa memperoleh informasi dan
memahami materi yang telah disampaikan yang nantinya bermanfaat
bagi siswa itu sendiri.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
a. Jenis layanan penempatan dan penyaluran yang diberikan adalah
1. Prestasi / PMDK
2. Penjurusan
3. Kenaikan kelas
b. Hasil yang diperoleh adalah siswa memperoleh informasi mengenai
penjurusan agar memperoleh jurusan yang diinginkan disesuaikan atas
pertimbangan dari hasil prestasi akademik. Serta bagi yang akan
melanjutkan ke perguruan tinggi agar mendapatkan perguruan tinggi
yang sesuai dengan keinginan.
4. Layanan Pembelajaran (penguasaan konten)
a. Jenis layanan pembelajaran (penguasaan konten) yang diberikan adalah
(terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah siswa dapat mengetahui dan
mengembangkan hal-hal sesuai dengan materi yang diberikan yang
nantinya dapat mengubah pola pikir siswa menjadi lebih baik guna
pencapaian prestasi dan pengaktualisaian diri yang lebih optimal
31
5. Layanan Konseling Perorangan
a. Jenis layanan konseling perorangan yang diberikan adalah (terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah siswa menyadari kekeliruan yang selama
ini diperbuatnya dan berusaha memperbaiki dengan menjadi pribadi
yang lebih baik lagi yang sesuai dengan tugas dan tahapan
perkembangannya saat ini.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Jenis layanan bimbingan kelompok yang diberikan adalah (terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah Siswa sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan ini dan memperoleh pengembangan dan pemahaman diri
mengenai topik-topik yang dibahas dalam bimbingan kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
a. Jenis layanan konseling kelompok yang diberikan adalah
(terlampir).
b. Hasil yang diperoleh adalah konseling kelompok berjalan dengan lancar
dan siswa memperoleh alternatif pemecahan masalah sesuai dengan
yang disarankan dengan anggota kelompoknya.
8. Layanan Konsultasi
Layanan ini diberikan kepada siswa yang menginginkan suatu hal kerena
terjadi kesalahpahaman atau ketidaktahuan siswa untuk memberikan
penanganan terhadap permasalahan yang dialaminya. Layanan ini
dilaksanakan kepada siswa yang mengkonsultasikan masalahnya berkaitan
dengan kesalah pahaman dengan teman, pacar atau guru bahkan dengan
orang tua juga. Mengenai satuan pendukungnya terlampir.
9. Layanan Mediasi
Layanan ini diberikan kepada siswa ketika siswa menghadapi suatu
permasalahan baik itu dengan guru, orang tua dan dengan siswa lain yang
bisa berupa kesalahpahaman mengenai beberapa hal yang mengarah pada
konflik internal antar siswa di sekolah ini. Berdasarkan hal tersebut maka
mahasiswa memberikan layanan ini dan hasilnya adalah siswa menyadari
kekeliruan yang telah dibuatnya dan berusaha memperbaiki hubungan
mereka. Mengenai Satuan pendukung layanan ini terlampir.
32
10. Himpunan Data
Adapun jenis himpunan data yang mahasiswa laksanakan berdasarkan
bimbingan dan arahan dari guru pembimbing adalah
a. File siswa / data pribadi siswa
b. Rekap absensi akademik
c. Analisis Sosiometri
d. Penelusuran minat siswa
Adapun kesan siswa dan guru saat praktek dan memberikan instrument pada
siswa adalah :
Kesan Siswa :
Senang dan bangga karena kakak mahasiswa datang
memberikan informasi mengenai pilihan karir, tidak takut
lagi untuk memilih karir. Merasa beban yang dihadapi
dikeluarkan dengan konsultasi mengenai pemilihan karir.
Kebingungan yang dihadapi merasa lega karena informasi
yang diberikan kakak bermanfaat.
Kesan Guru :
Senang diberikan kepercayaan terhadap almamater kami.
Wujud penghargaan dari kami kepada almamater yang
dating ke sekolah kami dengan memberikan informasi yang
33
bermanfaat kepada anak didik kami. Keramahan mahasiswa
datang ke sekolah membuat kami pihak sekolah merasa
bangga akan kehadiran mahasiswa. Terima kasih kami
ucapkan kepada dosen pembimbing praktikum bk belajar
kami merasa terbantu akan kehadiran para mahasiswa yang
memberikan informasi karir kepada sekolah kami.
3.2 Kelebihan, Kelemahan Kegiatan Layanan Yang Sudah Dilakukan
Kelebihan Kegiatan Layanan Yang Sudah Dilakukan
Dalam pelaksanaan kegiatan layanan di sekolah, banyak sekali yang telah
diperoleh baik dari segi wawasan keilmuan maupun pengalaman-
pengalaman selama memberikan penanganan langsung kepada siswa.
Dukungan yang penuh dari pihak sekolah seperti fasilitas pendukung yang
diberikan oleh guru pembimbing maupun sarana kesejahteraan lainnya.
Selain itu terdapat pula koordinasi yang sangat baik antara guru
pembimbing, wali kelas, wasbimbri, guru mata pelajaran, staf pegawai dan
pimpinan yang senantiasa membantu dalam menjalankan tugas-tugas
sebagai seorang calon konselor.
Selain itu, siswa pun banyak yang proaktif dalam mengemukakan masalah
yang dihadapi. Orang tua/wali siswa pun terkadang datang ke sekolah
untuk melakukan pengecekan terhadap perkembangan siswa. Hal ini
menandakan adanya koordinasi yang baik untuk memberikan perhatian
yang penuh terhadap perkembangan siswa.
Kelemahan Kegiatan Layanan Yang Sudah Dilakukan
Adapun kelemahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan layanan di
SMK N 1 Singarja adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya interaksi dengan siswa karena siswa tidak boleh
diganggu selain jam BK atau jam istirahat berlangsung.
b. Banyaknya tugas administrasi yang seharusnya tidak dikerjakan
oleh BK ternyata dilimpahkan ke BK yang menyebabkan kegiatan
layanan sedikit mengalami hambatan.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Kegiatan Layanan di sekolah ini merupakan wadah mahasiswa sebagai
ajang mengembangkan teori-teori yang telah diperolah selama perkulihan
sehingga memperoleh pengalaman dan wawasan keilmuan yang lebih
mendalam lagi.
2. Secara umum pelaksanaan kegiatan layanan di sekolah ini dapat berjalan
dengan baik berkat kerja sama antara mahasiswa, pihak sekolah dan siswa.
Segenap layanan sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diprogramkan
mahasiswa.
3. Sikap dan perilaku siswa di sekolah dapat dipantau dan diatasi melalui
pendekatan belajar, pribadi dan sosial baik secara klasikan, individu
maupun berkelompok.
4.2 Saran
1. Lembaga (Jurusan BK)
Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berkenaan dalam upaya
peningkatan kualitas mahasiswa yang melaksanakan Kegiatan Layanan,
yaitu :
a. Pemberian pembekalan yang lebih efektif sebelum penerjunan
mahasiswa ke sekolah
b. Penerjunan mahasiswa ke sekolah mitra agar memperhatikan apakah
mahasiswa tersebut sudah bisa/ siap dilepas untuk melaksanakan
Kegiatan Layanan
c. Adanya monitoring yang ketat terhadap kegiatan mahasiswa di sekolah
mitra
35
2. Pihak Sekolah
Dalam hal penanganan permasalahan dan kelengkapan administrasi
siswa diharapkan agar terjadi kerjasama, koordinasi dan kolaborasi antara
pihak-pihak sekolah yang terkait dan masyarakat utamanya orang tua
siswa untuk membantu pencapaian tujuan sesuai dengan tahapan dan arah
perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dharsana, I Ketut. 2010. Diktat Konseling Karir dan Problemtik Konseling.
Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarata : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
http://lembahgurah.multiply.com/journal/item/14/TEORI-PERKEMBANGAN-
DAN-PEMILIHAN-KARIER-
GINZBERG?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
LAMPIRAN INSTRUMENT KUESIONER
LAMPIRAN PEMILIHAN KARIR SMK N 1 SINGARAJA
LAMPIRAN BROSUR
1. UNDIKSHA FIS
2. STIMI HANDAYANI
3. STIE TRIATMA MULYA
top related