laporan praktikum air aman
Post on 26-Nov-2015
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Nama : Mhd Ali Aman.Siregar
Mikrobiologi Nim : J3L112002
Kelas : Kim AP1
Kelompok : 7
Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2013
Waktu : 09:00-12:30 WIB
PJP : M.Arif Mulya. S.pi
Asisten : 1. Ramdhani
2. Yesi Septiani
MIKROBIOLOGI AIR
ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Pendahuluan
Air merupakan sumber utama bagi makhluk hidup. Sel makhluk hidup
baik hewan maupun tumbuhan disusun oleh air sebanyak 75%. Hal ini
menyebabkan makhluk hidup sangat membutuhkan air untuk dikonsumsi maupun
untuk melakukan aktivitas. Namun semakin maju zaman, air yang digunakan
semakin tercemar oleh polusi. Analisis air yang dapat mengetahui layak atau tidak
dikonsumsi merupakan solusi dari dampak tercemarnya air. Analisis air ini
dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya mikroba patogenik yang
diidentifikasikan dengan adanya bakteri E.coli dalam koliform (Sunatmo & Tedja
2009).
E.coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia,
maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah
golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan
merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya,
sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Sunatmo 2009).
Salah satu metode pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
monitoring kualitas air secara mikrobiologik sebelum dijadikan sebagai sumber
air minum. Selain itu juga dapat dilakukan uji analisis air dengan uji penduga,
penguat, dan pelengkap merupakan metode dari analisis air (Sunatmo 2009).
Tujuan
Percobaan bertujuan mempelajari tipe mikroorganisme yang ada dalam air
dan menentukan kelayakan air agar dapat dikonsumsi dengan menggunakan
prosedur standar yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan ialah pembakar Bunsen, rak tabung, pipet steril
10, 1, o,1 mL,lup inokulasi, spidol, kertas serap, mikroskop, objek gelas,cover
gelas, dan bak pewarnaan.
Bahan bahan yang digunakan ialah air kolam, media LB, media EMBA,
nutrient agar, kaldu laktosa, ungu kristal, iodium, etil alkohol 95 %,safranin, dan
alkohol 75 %.
Metode Percobaan
Diasiapkan tabung berisi LB double strenght sebanyak 5 tabung,
tabung Lb singel strength 10 tabung. Air sampel dalam hal percobaan digunakan
air kolam. Air sampel dipipet kedalam tabung yang berisi LB double strength
sebanyak 10 mL, 1mL sampel air dipipet kedalam tabung berisi LB single
strength 5 tabung, dan 0,1mL sampel dipipet pada tabung LB singel strength yang
lain. Sebelum memasukan sampel pada tabung berisi LB tersebut pastikan pada
tabung durham yang berada pada tabung tersebut bebas dari gelembung udara.
Tabung yang telah diberi sampel kemudian diinkubasi selama 2x24 jam, setelah
diinkubasi, masing – masing tabung diamati terbentuknya gelembung pada tabung
durham yang kemudian dijumlahkan dari setiap tabung Double strength dan
Singel strength kemudian dilihat jumlah gelumbang yang dihasilkan tersebut pada
tabel MPN untuk mengetahui jumlah mikroba pada air tersebut. Tabung yang
berisi gelembung paling banyak diambil masing-masing 2 dari setiap tabung
Double strenght dan single strength baik yang 1mL dan 0,1 mL. Pada media
EMBA kemudian dibagi menjadi enam bagian. Media yang telah diambil
gelembungnya paling banyak kemudian diinokulasikan pada pada media EMBA
yang telah diberi enam bagian untuk proses penggoresan. Penggoresan pada
media EMBA ditujukan untuk memperoleh koloni yang terpisah. Media yang
telah dilakukan penggoresan kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu
37oC. Media EMBA yang telah di inkubasi kemudian diamati bakteri yang
tumbuh pada media tersebut. Hasil positif yang dilakukan apabila pada media
tersebut tumbuh bakteri E. Coli dengan menghasilkan warna hijau metalik pada
media tersebut. Apabila menghasilkan warna hijau metalik dilanjutkan pada
proses berikutnya yaitu uji lengkap. Setelah uji penguat dilanjutkan dengan
dengan uji pelengkap.pada uji penguat ini dilakukan dengan mengamati bentuk
bakteri pada mikroskop.
Hasil dan pembahasan
Tabel 1 hasil uji penduga pada sampel air kolam
Gas
Contoh
air
Tabung LB
Doble
strong 10
mL
Tabung LB
Doble strong 1
mL
Tabung LB
Doble strong
0,1 mL
Terbaca MPN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Air
kolam
+ + + + - + + + + - + + + + - 444 348
Keterangan (+) terdapat gelembung
(-) tidak terdapat gelembung
Tabel 2 hasil uji penguat pada sampel air kolam
Contoh air Koliform keterangan
Air kolam + Terdapat warna hijau
metalik
Tabel 3 hasil uji lengkap pada sampel air kolam
Contoh air Hasil pengamatan keterangan
Air kolam + Bentuk batang warna
merah
Keterangan :(+) terdapat bakteri E.coli
(-) Tidak terdapat bakteri E.coli
Gambar 1 Hasil Pada Tabung DS 10mL
Gambar 2 Hasil Pada Tabung SS 1mL
Gambar 3 Hasil Pada Tabung SS 0,1mL
Gambar 4 hasil percobaan uji pelengkap
Pembahasan
Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Metode pengujian yang digunakan
adalah metode Most Probable Number (MPN). Metode MPN biasanya dilakukan
untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, dan
dapat juga digunakan dalam bentuk padat. Metode MPN digunakan medium cair
di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada
suhu dan waktu tertentu selama 12 jam. Pengamatan tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik (Fardiaz 1993).
Uji penduga ialah uji yang bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme
yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk melihat apakah sample air
mampu memfermentasi laktosa. Karena media yang digunakan adalah Lactose
Broth (LB) atau kaldu laktosa. Menurut Fardiaz (1993), gelembung udara yang
dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas dari respirasi
mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme
tersebut berupa gelembung gas. Lactose broth mengandung garam empedu untuk
menekan bakteri gram positif agar tidak tumbuh sehingga hanya bakteri gram
negative yang tumbuh di dalam Lactose broth. Dari hasil pengamatan, pada
sampel air kolam tersebut tersebut positif mengandung bakteri Coliform. yaitu
pada air kolam ipb D3 memiliki MPN 342. Dan jika dilihat pada tabung durham
terdapat adanya gelembung. Hal ini menunjukan bahwa air kolam tersebut di duga
tidak layak untuk diminum karena sudah mengandung bakteri E.coli.
Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Media EMBA (Eosin Methylene
Blue Agar) mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus aureus,
P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa
menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan
methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian,
jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh
terutama P.Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif
dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemampuan
bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa (Hastowo,
1992). Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi
diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptik
dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh
berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik (Adam 1992).
Pengujian lengkap dilakukan untuk memastikan kembali bahwa sampel
mengandung E.coli atau tidak. Pengujian lengkap menggunakan metode
pewarnaan gram untuk mendapatkan morfologi dari E.coli. Tahapan pewarnaan
gram diawali dengan pemberian warna primer yaitu kristal ungu kemudian
pengitensifan oleh kalium iodida lalu pemucatan dengan alkohol dan pewarnaan
pembanding safranin. Keempat tahap dilakukan untuk semua sampel air. Bentuk
batang dan gram negatif merupakan morfologi dari bakteri E.coli, morfologi ini
dapat diamati dengan mikroskop (Hadioetoemo 1993). Pada percobaan ini uji
pelengkap dilakukan, karena dengan di perolehnya warna hijau metalit pada uji
penguat. Hasil tersebut di perkuat dengan melihat bentuk dan jenis bakteri pada
mikroskop,setelah dilakukan percobaan di perolehnya warna merah muda pada
bakteri dengan bentuk batang.hal ini menandakan bakteri tersebut merupakan
bakteri E.coli.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa air
kolam telah mengandung baketeri E.coli dan tidak layak lagi untuk di minum.
Dengan MPN 342.
Daftar Pustaka
Adam Syamsunir.1992.Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk
Perawatan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Fardiaz S.1996.Analisis Mikrobiologi Pangan.Jakarta:PT Radja Grafindo Persada.
Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.
Sunatmo, Tedja Imas. 2009. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium.
Jakarta : Ardy Agency.
top related