laporan pplk smk n 2 merangin
Post on 31-Dec-2014
129 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPL-K) DI SMK N 2 MERANGIN
Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Pada Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL-K)
Semester Juli – Desember 2011
Oleh:
TAUFIK IKHSAN
00612 / 2008
Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliahProgram Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL-K)
Universitas Negeri PadangSemester Juli – Desember 2011
diSMK N 2 Merangin
Nama : Taufik Ikhsan
NIM : 00612/2008
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Diperiksa dan disahkan oleh :
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Drs. Jasman, M.Kes Dharma Ezienry, S.Pd
NIP. 19621228 198703 1 003 NIP.19710725 200012 1 002
Mengetahui,Kepala SMK Negeri 2 Merangin
Sukardi, S.Pd.I NIP. 19610510 198803 1006
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpah-
kan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
PTK ini dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjudul ” Upaya
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Dan Tanya
Jawab Siswa Kelas X Jurusan Teknik Mesin ”. Penelitian ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk melengkapi persyaratan kegiatan Program Pengalaman
Lapangan Kependidikan (PPL-K) di Universitas Negeri Padang.
Dalam penyusunan laporan PTK ini penulis ingin berterima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala dukungan dan bantuan kepada:
1. Bapak Drs. Jasman, M.Kes selaku Dosen Pembimbing PPL-K
2. Bapak Dharma Ezienry, S.Pd selaku Guru Pamong di SMK N 2 Merangin
3. Bapak Prof. Ir. Jamaris Jamma, M.Pd selaku kepala UPT-PPL Universitas
Negeri Padang
4. Bapak Sukardi, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Merangin
5. Majelis Guru, karyawan, dan Karyawati SMK N 2 Merangin
6. Orang tua yang sudah memberikan dukungan dan doa nya
7. Serta tidak lupa dengan teman-teman seperjuangn PL dengan penulis
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah
dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran
dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini dimasa mendatang.
Padang, 18 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
Identifikasi Masalah............................................................................ 6
Batasan Masalah.................................................................................. 6
Rumusan Masalah............................................................................... 7
Tujuan Penelitian................................................................................. 7
Manfaat Penelitian............................................................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 8
Tinjauan Pustaka................................................................................. 8
Belajar dan Pembelajaran.................................................................... 8
Pembelajaran dengan Modul............................................................... 11
Membaca Gambar Teknik................................................................... 18
Hasil Belajar........................................................................................ 20
Kerangka Konseptual.......................................................................... 24
Hipotesis.............................................................................................. 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 26
Jenis Penelitian.................................................................................... 26
Definisi Operasional Variabel dan Data Penelitian............................. 27
Populasi dan Sampel........................................................................... 28
Desain Penelitian................................................................................. 30
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... 32
Uji Coba Instrumen............................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perencanaan Pembelajaran..................................................... 27
Tabel 2. Kehadiran Siswa Sebelum Menggunakan Metode................. 28
Tabel 3. Aktivitas siswa Sebelum Menggunakan Metode.................... 29
Tabel 4. Kehadiran Siswa Minggu Ke-1 ............................................. 29
Tabel 5. Aktivitas Siswa Minggu Ke-1................................................ 30
Tabel 6. Kehadiran Siswa Minggu Ke-2.............................................. 30
Tabel 7. Aktivitas Siswa Minggu Ke-2................................................ 30
Tabel 8. Kehadiran Siswa Minggu Ke-3.............................................. 31
Tabel 9. Aktivitas Siswa Minggu Ke-3................................................ 31
Tabel 10. Ringkasan Kehadiran Siswa................................................. 32
Tabel 11. Ringkasan Aktivitas Siswa................................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus.......................................................................................... 36
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................. 38
Lampiran 3. Biodata Mahasiswa...................................................................... 48
Lampiran 4. Foto-foto....................................................................................... 49
Lampiran 5. Laporan Observasi....................................................................... 53
Lampiran 6. Lembar Pengamatan................................................................... . 75
Lampiran 7. Lembar Daftar Hadir Siswa Kelas X TP-2................................... 78
Lampiran 8. Lembar Kegiatan PPL-K Di SMK N 2 Merangin........................ 79
Lampiran 9. Lembar Keterangan Selesai PPL-K.............................................. 85
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pendidikan pada dasarnya telah berjalan sejalan manusia itu ada.
Upaya–upaya pendidikan dilakukan dalam rangka memberikan kemampuan
kepada manusia untuk dapat hidup mandiri dan hidup bersama ditengah-tengah
masyarakat. Dewasa ini pendidikan mengalami banyak perbaikan demi
terwujudnya cita–cita dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Undang–undang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Proses pendidikan di sekolah dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak
hingga kejenjang yang lebih tinggi. Satu tingkatan yang akan dilalui adalah
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang salah satunya adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) kelompok Teknologi dan Industri. Sejalan dengan itu dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa
Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk
bekerja pada bidang tertentu. Untuk memenuhi harapan tersebut perlu banyak
factor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah proses dan hasil belajar.
Proses pembelajaran disekolah melibatkan guru dan siswa. Kedua
komponen tersebut harus saling melengkapi dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut,
guru merupakan komponen yang sangat penting dan menentukan keberhasilan
pendidikan dalam mewujudkan tujuannya. Guru merupakan faktor utama yang
berkaitan langsung dengan kegiatan pembelajaran dikelas karena itu guru
mempunyai peranan strategis dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan
disekolah.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tersebut seorang guru
diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang searah dan teratur,
sehingga anak dapat belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.
Namun kenyataan dilapangan, khususnya di SMK N 2 Merangin terlihat
meskipun para guru antusias untuk mencapai tujuan pendidikan, tetapi para
siswanya memiliki minat yang rendah dalam belajar. Hal ini terlihat antara lain:
a) pada waktu penyajian materi di dalam kelas, siswa sibuk dengan HP, b)
banyak dari siswa yang minta izin keluar ruangan selama kegiatan PBM
berlangsung, c) siswa tidak konsentrasi penuh terhadap materi yang diajarkan, d)
dan banyak siswa yang mengerjakan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan
pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang kurang mengesankan ini,
memicu turunnya aktifitas siswa terhadap pembelajaran, dan berimplikasi
terhadap rendahnya prestasi siswa.
Untuk menimbulkan ketertarikan siswa akan pembelajaran yang sedang
berlangsung, maka peneliti mencoba mengubah metode/strategi yang digunakan
dalam pembelajaran. Oleh karna itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode
Demonstrasi dan Tanya jawab Siswa Kelas X Jurusan Teknik Mesin”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Banyaknya siswa yang keluar masuk kelas diwaktu proses pembelajaran.
2. Adanya siswa yang kurang bersemangat dan berminat dalam belajar.
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses interaksi pembelajaran.
4. Besarnya pengaruh lingkungan sekitar sehingga siswa cenderung bermain
daripada belajar.
5. Tidak adanya bahan bacaan wajib bagi siswa sehingga siswa belum memiliki
dasar tentang materi yang diberikan.
6. Guru-guru masih menggunakan metode klasikal tanpa adanya interaksi
dengan siswa.
C. Batasan Masalah
Agar didalam penelitian ini didapat suatu kesimpulan yang baik, maka dari
beberapa masalah penulis membatasi masalah yaitu “ adanya siswa yang kurang
bersemangat dan minat dalam pembelajaran serta banyaknya siswa yang keluar
masuk kelas di waktu proses pembelajaran”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah-masalah
yang perlu diteliti lebih lanjut:
1. Apa yang menyebabkan siswa berbicara tanpa memperhatikan pelajaran
dalam proses pembelajaran?
2. Apa yang menyebabkan siswa sering keluar masuk disaat pembelajaran
berlangsung?
3. Bagaimana minat siswa dalam belajar dengan menggunakan metode
demonstrasi dan tanya jawab?
4. Apa kelemahan dalam penggunaan metode demonstrasi dan tanya jawab ini?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengidentifikasi penyebab siswa berbicara tanpa memperhatikan
pelajaran dalam proses pembelajaran.
2. Untuk mengidentifikasi penyebab siswa sering keluar masuk disaat
pembelajaran berlansung.
3. Mengetahui minat siswa dalam belajar dengan menggunakan metode
Demonstrasi danTanya jawab.
4. Mengetahui kelemahan metode demonstrasi dan tanya jawab.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Bagi SMK N 2 Merangin, yaitu sebagai salah satu
solusi untuk bisa meningkatkan minat belajar siswa.
2. Sebagai referensi berbagai penerapan metode
pembelajaran dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa.
3. Sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran.
4. Bahan bacaan dan penelitian lanjut bagi peneliti
lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Minat Belajar
Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keefektifan
belajar siswa. Jadi, unsur efektif merupakan faktor yang menentukan keterlibatan
secara aktif dalam proses pembelajaran (James dalam Usman, 2002:27). Kondisi
pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menunjukkan adanya minat
dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan dalam belajar. Karena dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu, dan sebaliknya tanpa minat orang tidak melakukan apapun. Keterlibatan
siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang
bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat, maupun yang bersifat afektif,
seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya (Usman, 2002:27).
Minat berarti ingin, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan
karena menyadari pentingnya kegitan itu. Sedangkan belajar merupakan suatu
proses yang terjadi dalam diri individu. Menurut Gagne (1985), belajar
merupakan suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan
berasal dari pertumbuhan. Gie (1994:28) menyatakan: ”minat belajar adalah
keterlibatan sepenuhnya seseorang siswa dengan segenap
kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan
mencapai pemahaman tentang berbagai bidang”.
B. Jenis-Jenis Metode Mengajar
Proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai
jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama
lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan ada keuntungannya. Tugas guru
adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan. Ketepatan penggunaan metode tersebut sangat bergantung
dengan tujuan, isi PBM, dan kegiatan belajar.
Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang
peranan yang sangat penting karena keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung kepada cara guru menggunakan metode
pembelajaran. Lebih lanjut Slameto (2003:65) menyatakan metode pembelajaran
adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar.
Jenis-jenis metode mengajar yang digunakan adalah:
1. Metode ceramah
2. Metode tanya jawab
3. Metode latihan
4. Metode diskusi
5. Metode tugas belajar dan resitasi
6. Metode kerja kelompok
7. Metode demonstrasi dan eksperimen
8. Metode sosiodrama
9. Metode problem solving
10. Metode sistem regu
11. Metode karya wisata
12. Metode resource person
13. Metode survey masyarakat
14. Metode simulasi,
15. Metode penemuan/discovery
16. Metode penyajian secara kasus,
17. Metode mengajar non-direktif,
18. Metode mengajar berdasarkan prinsip-prinsip interdisiplinaritas
19. Metode unit teaching, dll.
C. Metode Demonstrasi
Beberapa ahli pendidikan menyatakan pendapatnya mengenai metode
demonstrasi. Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada murid (dalam
http://udhiexz.wordpress.com/2008 /08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/).
Sedangkan menurut Djajadisastra (1982: 93), metode demonstrasi adalah suatu
cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung
obyeknya, atau caranya melakukan sesuatu atau mempertunjukkan prosesnya.
Dari beberapa pendapat di atas, kami menyimpulkan bahwa metode
demonstrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu
materi pelajaran dengan cara memperagakan sehingga memperjelas pengertian
serta pemahaman murid mengenai materi tertentu. Metode demonstrasi ini lebih
sering digunakan dalam pembelajaran yang memberikan materi tentang suatu
proses atau cara kerja suatu benda. Dengan demikian, murid tidak hanya dapat
membayangkan saja, tetapi mereka dapat mengamati atau menyaksikannya secara
langsung.
1. Syarat Pelaksaan Metode Demonstrasi
Menurut Djajadisastra (1982: 96), agar metode demonstrasi dapat
dilaksanakan secara maksimal maka perlu diperhatikan beberapa syarat
sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan demonstrasi.
Penetapan tujuan demonstrasi harus dilakukan agar tidak terjadi
pemborosan waktu, materi, dan tenaga. Selain itu, dapat digunakan untuk
mengetahui kecakapan apa yang diharapkan akan dimiliki murid setelah
demonstrasi dilaksanakan.
b. Guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
Sebelum guru mendemonstrasikan sesuatu, ia harus mempelajari
teorinya dan berlatih mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada saat melaksanakan
demonstrasi. Jadi, guru harus mempersiapkan diri baik secara teoritis
maupun praktis. Misalkan saja, guru harus membongkar dan
memasangkan kembali suatu alat peraga. Untuk itu, guru harus benar-
benar memahami seluk beluk dari alat tersebut.
c. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan.
Alat-alat peraga perlu dipersiapkan agar tidak mengganggu
ketertiban maupun sistematika penyajian pada waktu demonstrasi.
d. Mempersiapkan tempat pelaksanaan demonstrasi.
Tempat pelaksanaan demonstrasi harus dipersiapkan dengan
memperhitungkan bagaimana murid mengikuti jalannya demonstrasi dan
kondisi ruang kelas. Hal tersebut perlu diperhatikan agar murid merasa
nyaman dalam mengikuti jalannya demonstrasi sehingga materi yang
disampaikan benar-benar dipahami murid.
e. Memperhatikan jatah waktu yang tersedia.
Demi keberhasilan tujuan dari demonstrasi, guru harus membagi
waktu yang disediakan untuk penjelasan teoritis, menjelaskan obyek yang
didemonstrasikan, dan menarik kesimpulan atau inti/prinsip-prinsip dari
hal-hal yang telah dipertunjukkan. Pembagian waktu harus
memperhatikan jenis kegiatan atau obyek yang didemonstrasikan. Waktu
yang diberikan untuk demonstrasi harus yang terbanyak karena metode
demonstrasi memang dimaksudkan agar murid-murid memperoleh
kesempatan untuk belajar langsung dari pengamatan langsung terhadap
obyeknya sehingga murid-murid dapat melakukan pengamatan dengan
cermat, teliti, dan berkali-kali serta benar-benar memahami prinsip-prinsip
dari obyek yang didemonstrasikan.
f. Fokus pada satu hal/obyek
Hal ini bertujuan agar tidak mengacaukan tanggapan murid-murid
mengenai benda yang diamatinya. Demonstrasi diadakan guna
memperjelas sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
g. Memberikan kesempatan pada murid untuk melakukan demonstrasi.
Demonstrasi tidak selalu dilakukan oleh guru. Akan lebih baik
apabila murid melakukan demonstrasi sendiri meskipun tidak semua hal
yang didemonstrasikan dapat dilakukan oleh murid.
h. Memberikan kesempatan bertanya kepada murid.
Pada waktu guru mendemonstrasikan suatu obyek, murid harus
betul-betul memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru. Tetapi itu
tidak berarti bahwa murid-murid harus diam saja. Murid hendakanya
diajak/dipancing untuk menanyakan apa yang kurang dimengerti sehingga
mereka puas dan memahami apa yang mereka amati.
i. Guru tidak boleh malas dalam melakukan demonstrasi.
Sifat malas merupakan penghalang bagi kesuksesan guru dalam
mengajar. Untuk itu, guru harus mampu mengatasi rasa malas pada
dirinya.
2. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi dengan benar, kita perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pelaksaannya. Menurut Hamalik (1989:148),
demonstrasi akan lebih efektif bila dilaksanakan mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Setiap langkah demonstrasi harus bisa dilihat dengan jelas oleh murid.
Agar siswa mengetahui bagaimana suatu proses itu dilakukan, maka
guru harus memastikan bahwa semua siswa dapat mengikuti setiap
langkah proses demonstrasi dengan jelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa
satu dengan siswa yang lain memiliki pengetahuan yang secara umum
sama mengenai cara kerjanya, tanpa ada yang tertinggal sehingga guru
tidak perlu mengulangi langkah-langkah yang telah dilakukan.
b. Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar dengan jelas
oleh semua murid.
Sedapat mungkin guru harus mengusahakan agar suaranya dapat
didengar oleh seluruh siswa. Oleh sebab itu, guru harus mampu memilih
cara yang tepat agar murid-muridnya dapat menerima penjelasannya
dengan baik dan jelas. Dengan demikian tidak akan terjadi
kesalahpahaman terhadap materi yang didemonstrasikan.
c. Anak-anak (murid) harus tahu apa yang sedang mereka amati.
Demonstrasi dilakukan untuk memberi pemahaman yang lebih jelas
pada siswa. Untuk itu mereka harus mengetahui apa yang sedang mereka
amati dalam proses demonstrasi, sehingga murid benar-benar mengerti
apa yang sedang didemonstrasikan dan bagaimana proses demonstrasi itu
berjalan.
d. Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti.
Tugas guru adalah melakukan demonstrasi di depan murid-
muridnya. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman
mengenai proses demonstrasi, guru harus mengerjakan demonstrasi
dengan teliti dan hati-hati.
e. Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar
dan efektif.
Sebagai demonstrator berarti seorang guru telah menguasai proses
demonstrasi secara menyeluruh. Untuk itu sebisa mungkin
gurulah yang mengontrol proses demonstrasi agar dapat berjalan lancar
sehingga siswa pun dapat belajar secara efektif melalui demonstrasi
tersebut.
f. Demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat.
Untuk melaksanakan demonstrasi, guru perlu
memperhitungkan/menentukan waktu yang tepat agar demonstrasi benar-
benar berjalan lancar tanpa adahambatan. Guru dan siswa memiliki
kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi tanpa terdesak
oleh sesuatu hal.
g. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih apa yang telah
mereka amati.
Demonstrasi dilaksanakan untuk membantu siswa dalam memahami
suatu materi tertentu dan akan lebih baik jika siswa dapat mengalaminya
sendiri. Untuk itu berilah kesempatan kepada siswa untuk melatih apa
yang telah mereka amati dengan kemampuan yang mereka miliki.
h. Sebelum demonstrasi dimulai, hendaknya semua alat telah tersedia.
Agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam menggunakan
alat-alat, maka guru harus siap menyediakan alat-alat yang akan
digunakan untuk demonstrasi.
i. Sebaiknya demonstrasi disertai dengan ringkasannya di papan tulis.
Agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam menulis hasil
demonstrasi atau kesimpulan, maka sebaiknya guru menulis secara
ringkas hasil atau kesimpulannya di papan tulis sehingga seluruh siswa
dapat melihat dan mencatat.
j. Jangan melupakan tujuan pokok.
Pelaksanaan demonstrasi memiliki tujuan yang akan dicapai sebagai
tercapainya keberhasilan belajar siswa. Untuk itu, tujuan pokok
merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan guru dan menjadi hal
utama dalam pelaksanaan demonstrasi.
k. Jika diperkirakan demonstrasi itu sulit supaya sebelumnya dicoba terlebih
dulu.
Kesalahan dapat terjadi saat melakukan demonstrasi. Untuk
menghindarinya, guru mencoba terlebih dahulu sebelum demonstrasi
dilakukan di kelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
pemahaman siswa.
l. Perlu ada laporan hasil demonstrasi.
Untuk mengetahui kebenaran hasil demonstrasi, maka perlu ada
laporan pelaksanaannya. Hal tersebut dimaksudkan agar guru tahu sejauh
mana keberhasilan demonstrasi itu.
D. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada siswa
agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran,
ataupun guru yang mengajukan pertanyaan dan siswa yang menjawab. Baik
pertanyaan seputar materi atau pokok bahasan maupun perluasannya serta
pengalaman yang dihayati , sehingga pelajaran akan menjadi lebih mendalam.
Metode tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti dan
mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari , didengar ataupun dibaca, sehingga
mereka memiliki pengertian yang mendalam mengenai fakta itu. Selain itu
metode tanya jawab mampu menjelaskan langkah-langkah berfikir atau proses
yang ditempuh dalam memecahkan masalah, sehingga jalan pikiran siswa tidak
meloncat-loncat, dan siswa mampu memecahkan masalah dengan tepat dan cepat.
Penggunaan metode tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang
diperlukan untuk menyimpulkan atau mengiktisarkan. Dalam tanya jawab guru
bisa melihat daya tangkap siswa, dan tingkat konsentrasi siswa.
Metode tanya jawab digunakan dengan maksud:
a. Melanjutkan/ meninjau pelajaran yang lalu.
b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa.
c. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Metode tanya jawab kurang mengenai sasaran bila guru akan mengungkap
maksud seperti :
a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang
diajukan tidak pernah bermaksud untuk menguji atau mengevaluasi siswa,
melainkan seharusnya hanya untuk mengingatkan kembali apa yang telah
dipelajari atau apa yang telah dialami siswa. Mungkin juga dengan tanya
jawab tersebut guru bermaksud untuk menghubungkan pelajaran lama dengan
pelajaran baru, atau menggunakan tanya jawab untuk situasi dan masalah
baru.
b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar salah;
pertanyaan semacam itu kurang pada tempatnya bila ditampilkan pada siswa.
Karena tidak mendorong siswa untuk mengingat atau memikirkan jawabannya
kembali; tetapi sekedar menebak atau cukup untuk menduga-duga saja.
c. Bila pertanyaan tersebut menghendaki jawaban yang sederhana tetapi
kompleks dan jawaban sangat dibatasi, mengakibatkan pikiran siswa tidak
berkembang.
d. Pertanyaan yang baik ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang
atau menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya. Jadi
tidak selayaknya jika jika pertanyaan itu bila ditujukan untuk siswa tertentu
saja. Padahal hak dan kewajiban setiap siswa itu sama. Bahkan guru perlu
menggugah siswa yang pemalu dan pendiam.
Keunggulan dari metode ini antara lain kelas akan lebih hidup, karena
sambutan kelas lebih baik, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah saja.
Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan
pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberi jawaban yang tepat,
sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif berfikir, tidak pasif
mendengarkan saja.
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu kelancaran jalannya
pelajaran sedikit terhambat karena diseling dengan tanya jawab. Juga jawaban
siswa belum tentu selalu benar bahkan kadang-kadang dapat menyimpang dari
persoalannya. Dan resiko kemungkinan untuk menyimpang dari persoalan
tersebut besar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praktik dalam bentuk
penelitian tindakan (action research) dengan jenis diagnostik. Menurut Arikunto
(1999) penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan dosen dan guru. Dengan adanya penelitian kelas,
tenaga pengajar dapat mengarahkan perkembangan pendidikan dan pengajaran
yang dilakukan oleh tenaga pengajar.
B. Setting Penelitian
1. Latar Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Merangin , subjek penelitian di
kelas X (Teknik Pemesinan 2). Alasan pemilihan kelas ini adalah:
a. Minat yang dimiliki siswa dalam kelas cendrung bervariasi dari rendah,
sedang, tinggi. Hal ini terlihat dari kecendrungan siswa yang sering keluar
masuk kelas.
b. Kurangnya interaksi tanya jawab sewaktu guru melakukan evaluasi di
waktu pembelajaran.
c. Banyaknya siswa yang mengantuk dan tidak konsentrasi disaat proses
pembelajaran sedang berlansung.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti mengajar di kelas X dan XI tiga kali dalam seminggu yaitu hari
Senin (13.30 – 17.30), Selasa (09.00 – 13.30), Kamis (7.30 – 13.30).
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September, semester ganjil (Juli -
Desember). Mata diklat yang diajarkan adalah Menggunakan Perkakas
Tangan (MPT).
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini didahului dengan analisis segala permasalahan yang berkaitan
dengan proses pembelajaran di ruang kelas. Selanjutnya permasalahan yang
terdeteksi akan dilakukan perumusan masalah, rencana tindakan yang akan
diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam memecahkan masalah yang dihadapi
oleh siswa dalam proses pembelajaran. Rencana penelitian direncanakan seperti
model penelitian yang dikembangkan oleh Lewin dalam Arikunto (1999:83)
dengan empat komponen pokok yang dapat menunjang langkah-langkah
penelitian yaitu, (1) perencanan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Dalam satu putaran (siklus) direncanakan oleh peneliti terdiri dari
perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Lama penelitian direncanakan
satu bulan, dengan lama pertemuan disesuaikan dengan lama jam mengajar.
D. Langkah-Langkah Penelitian
1. Perencanaan
Menurut Arikunto (2000) rencana penelitian merupakan tindakan yang
tersusun, teratur, yang akan diterapkan dalam penelitian dan pandangan
kedepan dalam sebuah tindakan.
Kegiatan Awal
a. Peneliti mempelajari silabus mata pelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa.
b. Membuat rancangan pembelajaran yang relevan dengan materi ajar.
c. Membuat modul bahan ajar sesuai dengan materi ajar dari berbagai
sumber yang bisa dijadikan reverensi.
d. Mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya dibutuhkan dalam kegiatan
observasi seperti blanko observasi.
Kegiatan Inti
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memberikan
motivasi kepada siswa dengan menetapkan standar kompetensi siswa
sebagai tujuan akhir dari pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya dasar kepada siswa
untuk mengukur kemampuan awal siswa.
c. Mendemonstrasikan materi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang
telah disusun sebelumnya.
d. Meminta respon siswa terhadap berbagai permasalahan yang relevan
dengan materi ajar.
e. Meminta siswa untuk mengemukakan beberapa contoh yang sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari.
f. Melempar kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk mengemukakan
pendapatnya selain dari pendapat yang telah dikemukakan temannya.
g. Menarik kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan
siswa.
Kegiatan Akhir
a. Memberikan latihan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami
materi ajar dan untuk mempersamakan pemahaman siswa mengenai
materi tersebut.
b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk pedoman dalam pembelajaran
berikutnya.
2. Tindakan
Menurut Madya (1994:20) tindakan/action dalam penelitian tindakan
kelas adalah upaya yang dilakukan secara sadar dengan perencanaan yang
matang. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah aplikasi dari
perencanaan yang telah direncanakan dalam perencanaan. Tindakan yang
akan dilakukan adalah:
a. Memberikan motivasi
b. Menjelaskan materi pelajaran
c. Melempar beberapa pertanyaan kepada siswa, sehingga terjadi interaksi
dalam pembelajaran.
d. Meminta umpan balik dan memberikan penguatan kepada siswa.
e. Memantau aktifitas siswa dalam pembelajaran.
3. Pemantauan
Menurut Madya (1994:22) pemantauan dilakukan untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berkaitan. Pemantauan
dilakukan oleh peneliti dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada
lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Pemantauan dilakukan
ketika jam pembelajaran sedang berlansung (dari awal hingga akhir). Hal-hal
yang dilakukan pengamatan antara lain:
Aspek Siswa
a. Keadaan siswa dalam kelas ketika terjadi interaksi pembelajaran yang
dilakukan.
b. Keadaan siswa ketika tanya jawab dalam pembelajaran.
c. Prilaku siswa dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa
lainnya.
d. Perilaku siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran.
Aspek Pembelajaran
a. Kesesuaian perencanaan pembelajaran yang direncanakan.
b. Kondisi kelas saat pembelajaran berlansung.
c. Pelaksanaan evaluasi.
4. Refleksi
Refleksi menurut Arikunto (2000:29) adalah mendapatkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan dan kemudian dijadikan dasar dalam
menentukan tindakan selanjutnya. Sedangkan menurut Madya (1994:23)
refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatatkan dalam observasi. Refleksi berusaha memahami
proses, masalah, dan persoalan serta tindakan dalam tindakan strategi.
Refleksi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data secara kualitatif yaitu dengan menggunakan catatan-
catatan pada lembar observasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang akan direncanakan menurut
Madya (1994:33) catatan anekdot adalah deskripsi tentang apa yang perseorangan
lakukan dalam situasi nyata tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Dalam upaya merealisasikan penelitian ini maka peneliti akan membuat catatan
anekdot sebagai gambaran dalam melakukan analisis data secara lebih mendalam.
Catatan yang mencakup catatan lapangan dan segala kejadian dalam
pembelajaran. Format dokumentasi dipergunakan untuk mengumpulkan segala
arsip yang akan dianalisis menjadi hasil penelitian.
Tabel Kehadiran Siswa
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah
% siswa tidak hadir
sakit % izin % alpa %
I 38
II 38
III 38
Tabel Aktifitas Siswa
Minggu ke
Aktifitas siswa ada % tidak %
Hadir tepat waktu
Bertanya
Menanggapi
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
Keluar masuk saat
pembelajaran berlansung
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis
persentasi.
Analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran data yang yang menjelaskan
fakta-fakta yang mempengaruhi kinat belajar siswa dengan menggunakan metode
tanya jawab dan latihan. Sedangkan analisis persentase untuk mendapatkan
seberapa persen penungkatan minat belajar siswa dengan menggunakan metode
tanya jawab dan latihan.
Dalam hal ini rumus yang digunakan untuk mendapatkan persentase adalah
rumus statistik persentase (Surachmad, 1990:9).
X = (f/n) x 100%
Keterangan: X : besarnya persentasef : frekuensin : jumlah responden
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Perencanaan
Perencanaan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan
pada hari Kamis pukul 11.00 – 13:30 WIB. Pada pertemuan pertama, Kamis
tanggal 08 September 2011 pokok bahasan yang dibahas adalah Pemahaman
fungsi-fungsi perkakas tangan, pertemuan kedua tanggal 15 September 2011
dengan pokok bahasan Menggunakan macam-macam perkakas tangan,
pertemuan ketiga tanggal 22 September 2011 dengan pokok bahasan Syarat-
syarat keselamatan kerja dalam menggunakn perkakas tangan. Yang
menyampaikan materi pembelajaran adalah peneliti sendiri sekaligus sebagai
observer.
Proses pembelajaran yang diterapkan adalah proses pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah,demonstrasi, dan tanya jawab.
Tabel 1. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Memberikan tes awal
Materi
Latihan
Memberikan tes dan
mengawasi
Menjelaskan materi
kepada siswa
Mendemonstrasikan
prosedur latihan
Menjawab tes secara
individu
Mendengarkan,
bertanya, dan
menanggapi.
Mendengarkan dan
bertanya jika ada
yang kurang jelas.
2. Pelaksanaan
Dari perencanaan yang telah ditetapkan, proses pembelajaran dilakukan
dengan pembagian jam pelajaran yaitu, untuk kegiatan awal 15 menit,
kegiatan inti 120 menit dan kegiatan akhir 15 menit. Pada pertemuan
pertama, pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai denagan rencana. Dan
minggu berikutnya juga sama, pelaksanaan pembelajaran juga berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana.
3. Pemantauan
Pada kesesuaian desain pembelajaran yang direncanakan didapatkan
bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dan tanya jawab mampu
memberikan kontribusi positif terhadap minat belajar siswa. Hal ini tampak
pada aktifitas siswa selama proses pembelajaran yang datanya dihasilkan dari
rata-rata pengamatan peneliti sebagai berikut:
a. Kehadiran siswa dan aktifitas siswa sebelum menggunakan metode tanya
jawab dan latihan.
Tabel 2. Kehadiran Siswa
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah %
siswa tidak hadir
Sakit % Izin % alpa %
38 2 5,2% 1 2,5% 5 13% 20,7%
Tabel 3. Aktifitas Siswa
Minggu ke
Aktifitas siswa ada % tidak %
Hadir tepat waktu 28 73,5% 10 26,5%
Bertanya 1 2,5% 37 97,5%
Menanggapi - 0% 38 100%
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
32 84,5% 6 15,5%
Keluar masuk saat
pembelajaran berlangsung
9 23,5% 29 76,5%
b. Kehadiran siswa dan aktifitas siswa sesudah menggunakan metode tanya
jawab dan latihan.
Tabel 4. Kehadiran Siswa Minggu Ke-1
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah
% siswa tidak hadir
Sakit % Izin % alpa %
I 38 - 0 % 2 5,2 % 4 10 % 15,2%
Tabel 5. Aktifitas Siswa Minggu Ke-1
Minggu ke
Aktifitas siswa ada % tidak %
I Hadir tepat waktu 32 84,5% 6 15,5%
Bertanya 1 2,5% 37 97,5%
Menanggapi 1 2,5% 37 97,5%
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
28 73,5% 10 26,5%
Keluar masuk saat
pembelajaran berlangsung
6 15,5% 32 84,5%
Tabel 6. Kehadiran Siswa Minggu Ke-2
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah
% siswa tidak hadir
sakit % Izin % alpa %
II 38 1 2,5 % 1 2,5 % 3 7,3 % 12,3 %
Tabel 7. Aktivitas Siswa Minggu Ke-2
Minggu ke
Aktifitas siswa ada % tidak %
II
Hadir tepat waktu 33 86,5% 5 13,5%
Bertanya 3 7,3% 35 92,7%
Menanggapi 1 2,5% 37 97,5%
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
26 68,5% 12 31,5%
Keluar masuk saat
pembelajaran berlangsung
5 13,5% 33 86,5%
Tabel 8. Kehadiran Siswa Minggu Ke-3
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah
% siswa tidak hadir
sakit % Izin % alpa %
III 38 1 2,5 % - 0 % 2 5,2 % 7,7 %
Tabel 9. Aktivitas Siswa Minggu Ke-3
Minggu ke
Aktifitas siswa ada % tidak %
III
Hadir tepat waktu 35 92,5% 3 7,3%
Bertanya 5 13,5% 33 86,5%
Menanggapi 2 5,2% 36 94,8%
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
23 60,5% 15 39,5%
Keluar masuk saat
pembelajaran berlangsung
3 7,3% 35 92,7%
4. Refleksi
Dilihat dari aktifitas siswa secara individu terutama pada kehadiran
siswa sebelum menggunakan metode tanya jawab dan latihan , persentase
kehadiran hanya 73,5 yang hadir tepat waktu dan 26,5% tidak hadir tepat
waktu. Siswa yang bertanya selama 2 jam pelajaran hanya 1 orang dengan
persentase 2,5% ; menanggapi pertanyaan 0% ; berbicara saat jam pelajaran
berlangsung sebeesar 84,5% dan yang meminta izin keluar ruangan saat
pembelajaran sebesar 23,5% dari keseluruhan siswa.
Setelah dilakukan pembenahan dengan menambahkan metode
demonstrasi dan tanya jawab disaat pembelajaran berlangsung, ketidak
gairahan siswa dalam belajar mulai berkurang. Hal ini terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel 10. Ringkasan Kehadiran Siswa Sesudah Digunakannya Metode Tanya
Jawab Dan Latihan (Dalam Bentuk %)
Minggu
ke
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa Yang Tidak HadirJumlah % siswa tidak hadir
sakit % izin % alpa %
I 38 - 0% 2 5,2% 4 10% 15,2%
II 38 1 2,5% 1 2,5% 3 7,3% 12,3%
III 38 1 2,5% - 0% 2 5,2% 7,7%
Tabel 11. Ringkasan Aktifitas Siswa Sebelum Dan Sesudah Digunakannya
Metode Tanya Jawab Dan Latihan (Dalam Bentuk %)
Aktifitas siswa Sebelum
Sesudah
Minggu
I
Minggu
II
Minggu
III
Ket
Hadir tepat waktu 73,5% 84,5% 86,5% 92,5%
Bertanya 2,5% 2,5% 7,3% 13,5%
Menanggapi 0% 2,5% 2,5% 5,2%
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
84,5% 73,5% 68,5% 60,5%
Keluar masuk saat
pembelajaran
berlangsung
23,5% 15,5% 13,5% 7,3%
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melihat persentase
perkembangannya dapat disimpulkan ” bahwa minat belajar siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab sangat baik dan cukup untuk
meningkatkan aktifitas belajar ”. Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya
persentase siswa yang bertanya dan menanggapi jawaban yang ada. Dan siswa
yang berbicara disaat pembelajaran berlangsung serta yang keluar masuk mulai
menunjukkan penurunan dari minggu pertama diadakannya observasi hingga
minggu terakhir observasi. Ini berarti penggunaan metode demonstrasi dan tanya
jawab memberikan kontribusi positif hingga mencapai hasil yang baik.
Penelitian yang dilakukan selain untuk mengetahui minat belajar siswa juga
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab berkurangnya minat siswa dalam
belajar, yang ditandai dengan banyaknya siswa yang keluar masuk saat
pembelajaran berlansung dan banyaknya siswa yang berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran. Adapun penyebab siswa kurang berminat dalam belajar
adalah:
1. Siswa tidak memiliki buku pegangan untuk belajar.
2. Guru-guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
3. Guru jarang menggunakan media, dan kalaupun ada tetapi kurang menarik
sehingga minat siswa tidak teransang dengan media tersebut.
4. Siswa terbiasa meminta izin keluar ruangan selama proses pembelajaran
berlangsung, sehingga konsentrasi siswa lainnya menjadi terpecah.
5. Siswa dibenarkan membawa HP kesekolah.
6. Suasana kelas lain yang meribut sehingga siswa jenuh dengan kebisingan.
Hasil positif yang diperoleh dengan menggunakan metode demonstrasi dan
tanya jawab adalah dapat meningkatkan minat belajar siswa. Akan tetapi metode
ini juga mempunyai kelemahan, yaitu:
1. Dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok
persoalan, hal ini karena siswa cendrung mengajukan pertanyaan yang
menyinggung hal lain, sehingga tidak bisa dikendalikan.
2. Membutuhkan waktu yang lebih banyak.
3. Siswa cenderung cepat puas dengan jawaban ataupun tanggapan dari siswa
lainnya.
4. Tidak semua siswa ikut aktif dalam tanya jawab, karena kondisi psikologis
siswa yang majemuk (pemalu).
5. Tidak semua hal yang didemonstrasikan guru dapat diualang berkali-kali.
6. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua murid dapat ikut serta,
misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah murid besar.
7. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan murid. menjadi
lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman
bagi murid.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan melihat hasil pada tabel
persentase aktifitas siswa, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa
melalui metode demonstrasi dan tanya jawab mengalami peningkatan (kontribusi
positif).
B. SARAN
Sesuai dengan kesimpulan diatas maka beberapa saran yang perlu untuk
dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru-guru untuk memvariasikan metode yang
digunakan dalam pembelajaran, sehingga tingkat kejenuhan siswa bisa
diminimalkan.
2. Diharapkan guru dapat memberlakukan disiplin di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung agar siswa tidak sering keluar masuk ruangan.
3. Bagi guru yang akan menggunakan metode yang sama dengan peneliti
agar memperhatikan kelemahan dari metode ini, sehingga kelemahan
tersebut dapat diminimalkan dimasa yang akan datang dengan
pengkombinasian metode ini dengan metode lainnya.
4. Kepada peneliti berikutnya agar mengambil metode yang lainnya untuk
penelitiannya sehingga dapat memperluas dan menambah kajian dalam
bidang disiplin keguruan/pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadisastra, Jusuf. 1982. Metode-Metode Mengajar.Bandung: Angkasa
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
http://udhiexz.wordpress.com/2008 /08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/
Ibrahim. 2000. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Madya. 1994. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Oemar Hamalik. 1993. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Transito
Prasetya Irawan. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press
Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka cipta.
Suharsimi Arikunto. 1999.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 2000. Metode Statistik. Jakarta: Tarsito
top related