laporan p2
Post on 27-Oct-2015
22 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL DISKUSI
MODUL TUMBUH KEMBANG
PEMICU 2
KELOMPOK DISKUSI 2
1. Rio Wira Pratama I11111004
2. Dwi Tirta Perwitasari I11111020
3. Syamsul Hidayat I11111058
4. Dede Achmad Basofi I11112011
5. Qurratul Aini I11112021
6. Karolus Sangarta K. I11112026
7. Chandra I11112028
8. Chelsia I11112037
9. Rosalina Oktaviana I11112054
10. Syarifah Rizka Maulida I11112059
11. Desya Osselia Irvani I11112064
12. Yehuda Lutfi Wibowo I11112066
13. Muthiah Azzahra I11112071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan dibawa ibunya kedokter karena
belum bisa tengkurap. Ia bahkan belum dapat mengangkat kepala. Pasien lahir
cukup bulan, berat lahir 2300 gr. Kenaikan berat badan selama ini cukup baik
lingkar kepala 39 cm ( mikrosefali ). Pada pemeriksaan didapatkan
khorioretinitis. Titer antibody terhadap toksoplasma positif. Selama hamil ibu
senang makan makanan yang dimasak tidak sempurna seperti lalapan dan sate.
1.2 Klarifikasi dan Definisi
1. Mikrosefali : Kepala kecil yang abnormal yang biasanya disertai
retardasi mental.
2. Khorioretinitis : a. Salah satu penyakit kebutaan.
b. Peradangan pada koroid yang terletak dibelakang
retina
3. Titer Antibodi : Tes laboratorium yang mengukur tingkat antibody
dalam suatu sampel darah.
4. Toksoplasma : Infeksi yang disebabkan oleh parasit toksoplasma
Gondi.
5. Antibodi : Molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan
antigen yang spesifik yang menginduksi sintesisnya dan
dengan molekul yang menyerupai antigen tersebut.
Kata kunci :
1. Bayi 6 bulan
2. Belum bisa tengkurap dan mengangkat kepala
3. Berat lahir 2300 gram
4. Mikrosefali
1
5. Khorioretinitis
6. Toksoplasma
1.3 Rumusan Masalah
Bayi laki-laki 6 bulan dengan BBLR, mikrosefali, toksoplasmosis,
khorioretinitis, serta mengalami keterlambatan perkembangan.
1.4 Analisis Masalah
2
Bayi BBLR,Mikrosefali
Gizi IbuInfeksi
Intrauteri
Pertumbuhan dan Perkembangan
Gangguan Motorik
KhotioretinitisMilestone
Perkembangan penglihatan
anak
Kebutuhan Khusus
1.5 Hipotesis
Bayi laki-laki 6 bulan mengalami toksoplasmosis kongenital karena
infeksi intrauteri oleh toksoplasma gondi.
1.6 Pertanyaan Diskusi
1. Toksoplasma :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Cara infeksi
d. Pencegahan
e. Tata laksana
f. Prognosis
2. Bagaimana milestone pertumbuhan dan perkembanagan ?
3. Pertumbuhan neurologi pada janin !
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi !
5. Siklus hidup dan proses infeksi toksoplasma gondi !
6. Bagaimana hubungan toksoplasma terhadap :
a. BBLR
b. Mikrosefali
c. Khorioretinitis
d. Konsumsi makanan yang kurang matang
7. Apa saja jenis-jenis gangguan pertumbuhan dan perkembangan ?
8. Apa saja upaya untuk pencegahan gangguan tumbuh kembang ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Toksoplasmosis
a. Definisi
Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh genus
toxoplasma. Toxoplasmosis pada manusia adalah suatu keadaan seseorang
terinfeksi oleh toxoplasma gondii yang biasanya berasal dari binatang, baik
peliharaan maupun binatang ternak yang bertindak sebagai sumber penularan
tersebut.1
b. Etiologi
Kucing yang terinfeksi mengekskresikan ookista toxoplasma dalam
tinjanya, ookista adalah infeksius. Toxoplasma diperoleh kucing yang rentan
dengan menelan daging terinfeksi yang mengandung bradizoit dalam kista atau
dengan menelan ookista yang diekskresikan oleh kucing lain.1
4
Gambar 1. Cara Penularan Toksoplasmosis1
Toksoplasma secara aktif diperoleh dari: (1) Makan daging setengah matang
yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung kista), misalnya daging sapi,
kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lain-lain. Kemungkinan besar
penularan toksoplasma ke manusia melalui jalur ini, yaitu makan sate setengah
matang atau masakan lainnya yang dimasak tidak sempurna. (2) Makan-makanan
terccemar ookista dari feses kucing yang menderita toksoplasmosis. Feses kucing
yang mengandung ookista akan mencemari tanah (lingkungan), dan dapat menjadi
sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi
toksoplasmosis melalui tanah yang tercemar, karena ookista bersporulasi bisa
bertahan di tanah sampai beberapa bulan, air minum dan susu. (3) Penularan
toksoplasmosis dapat juga melalui transfusi darah (trofozoit), transplantasi organ
atau cangkok jaringan (trofozoit, kista), kecelakaan di laboratorium yang
menyebabkan T.gondii masuk kedalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka.
5
Toksoplasmosis disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Toxoplasma
gondii adalah parasit intraseluler obligat yang termasuk phyllum Apicomplexa, class
Sporozoea, ordo Eucoccidiida, family Sarcocystidae dan genus Toxoplasma. Parasit
ini dapat menginfeksi semua vertebrata termasuk manusia dan berbagai hewan
termasuk unggas serta hewan berdarah panas lainnya. Stadium infektif T. gondii
yaitu, oosista yang hanya terdapat pada feses hospes definitif, sedangkan stadium
takizoit dan bradizoit terdapat dalam bentuk sista jaringan di hospes perantara.
Adanya antibodi dalam serum untuk keperluan diagnosis toksoplasmosis,
merupakan manifestasi dari respon hospes terhadap keberadaan T. gondii di dalam
tubuhnya. Antibodi IgM terbentuk pada awal infeksi dan dapat dideteksi 5 hari
setelah infeksi. Antibodi ini meningkat cepat selama 2 minggu dan menghilang
setelah 2–3 bulan. Antibodi IgG dibentuk kemudian yang bisa bertahan cukup lama
sampai 1 tahun. Adanya IgG merupakan tanda infeksi kronis. Takizoit yang
menginfeksi hospes cepat berreplikasi dan dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
hospes. T. gondii secara mudah melewati barier darah retina, otak dan plasenta.
Hospes yang mempunyai imunitas, menyebabkan takizoit berubah menjadi bradizoit.
Bradizoit berada di dalam sel, membentuk sista jaringan yang resisten.
Ibu hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menular ke janinnya.
Penularan toksoplasmosis kongenital terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan
menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan.
Resiko penularan terhadap janin pada trimester pertama adalah 15%, 25%
pada trimester kedua dan 65% pada trimester ketiga. Namun derajat infeksi terhadap
janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester pertama. Sekitar 75%
kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan namun 25-50%
bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus, korioretinitis, mikrosefali,
mikroptalmia, hepatosplenomegali, kalsifikasi serebral, adepati, konvulsi dan
perkembangan mental terganggu.2,3
c. Cara infeksi
6
1. Pada toksoplasma kongenital, transmisi tokoplasma kepada janin terjadi in
utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil.
2. Pada toksoplasma akuisita, infeksi dapat terjadi bila makan daging mentah atau
kurang matang (misalnya sate), kalau daging daging tersebut mengandung
kista jaringan atau takizoit tokoplasma.
3. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium. Pada orang yang bekerja dengan
binatang percobaan yang diinfeksi Toksoplasma gondii, melalui jarum suntik
dan alat laboratorium lain yang terkontaminasi dengan Toksoplasma gondii. Ibu
hamil tidak dianjurkan bekerja dengan Toksoplasma gondii yang hidup. Infeksi
dengan Toksoplasma gondii juga pernah terjadi waktu mengerjakan autopsi.
4. Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita
tokoplasmosis laten
5. Transfusi darah lengkap juga dapat menyebabkan infeksi.4
Manusia dapat terinfeksi oleh Toksoplasma gondii dengan berbagai cara
yaitu makan daging mentah atau kurang rnasak yang mengandung kista
Toksoplasma gondii, ternakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja kucing,
rnisalnya bersarna buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga
mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita
toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi Toksoplasma
gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat
laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh Toksoplasma gondii. Infeksi
kongenital. terjadi intra uterin melalui plasenta. Setelah terjadi infeksi
Toksoplasma gondii ke dalam tubuh, akan terjadi proses yang terdiri dari tiga
tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang organ dan jaringan serta
memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang. Perbanyakan diri ini paling
nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan otak, di mana parasit mempunyai
afinitas paling besar. Pembentukan antibodi merupakan tahap kedua setelah
terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan rase kronik, terbentuk kista-kista yang
7
menyebar di jaringan otot dan syaraf, yang sifatnya menetap tanpa menimbulkan
peradangan lokal. 5
d. Pencegahan
Dalam hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga
kebersihan, mencuci tangan setelah memegang daging mentah menghindari
kotoran kucing, lalat, kecoak pada waktu membersihkan halaman atau berkebun.
Memasak daging minimal pada suhu 66°C atau dibekukan pada suhu -20°C.
Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan binatang rumah atau
serangga. Wanita hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa secara berkala akan
kemungkinan infeksi dengan toxoplasma gondii. Mengobatinya agar tidak terjadi
abortus, lahir mati ataupun cacat bawaan.6
e. Tata Laksana
Obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh stadium takizoit
Toxoplasma gondii dan tidak membasmi stadium kista, sehingga obat dapat
memberantas infeksi akut, tetapi tidak dapat menghilangkan infeksi menahun,
yang dapat menjadi aktif kembali.
Pirimetamin dan sulfonamide bekerja secara sinergistik, maka dipakai
sebagai kombinasi selam 3 minggu atau sebulan. Pirimetamin menekan
hemopoiesis dan dapat menyebabkan trombositopenia dan leucopenia. Untuk
mencegah efek samping, dapat ditambahkan asam folinat atau ragi. Pirimetamin
bersifat teratogenik, maka obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Pirimetamin diberiakn dengan dosis 50mg sampai 75mg sehari untuk
dewasa selama 3 hari kemudian dikurangi menjadi 25mg sehari (0,5-1 mg/kg berat
badan/hari) selama beberapa minggu pada penyakit berat. Karena waktu paruh
adalah 4-5 hari, pirimetamin dapat diberikan 2 hari sekali atau 3-4 hari sekali.
Asam folinat (leucovorin) diberikan 2-4 mg sehari atau dapat diberikan ragi roti 5-
10 gr sehari, 2 kali seminggu.
8
Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria, diberikan
dengan dosis 50-100 mg/kg berat badan/hari selama beberapa minggu atau bulan.
Spiramisin adalah antibiotic macrolide, yang tidak menembus plasenta,
tetapi ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta. Spiramisin diberikan
dengan dosis 100 mg/kg berat badan/hari selama 30-45 hari. Obat ini dapat
diberikan pada ibu hamil yang mendapat infeksi primer, sebagai obat profilaktik
untuk mencegah transmisi Toxoplasma gondii ke janin dalam kandungannya. Obat
ini diberikan sampai aterm atau sampai janin terbukti terinfeksi Toxosoplasma.
Bila janin terbukti terinfeksi Toxoplasma gondii maka pengobatan yang diberikan
adalah pirimetamin, sulfonamide dan asam folinat dan diberikan setelah kehamilan
12 minggu atau 18 minggu.
Klindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis, tetapi dapat
menyebabkan kolitis pseudomembranosa atau kolitis ulserativa, maka tidak
dianjurkan untuk pengobatan rutin pada bayi dan ibu hamil. Kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi peradangan pada mata, tetapi tidak dapat diberikan
sebagai obat tunggal.
Obat macrolide lain yang efektif terhadap Toxoplasma gondii adalah
klaritromisin dan azitromisin yang diberikan bersama pirimetamin pada penderita
AIDS dengan ensefalitis toksoplasmik. Obat baru adalah hidroksinaftokuinon
(atovaquone) yang bila dikombinasi dengan sulfadiazin atau obat lain yang aktif
terhadap Toksoplasma gondii, dapat membunuh kista jaringan pada mencit.
Toksoplasmosis akuisita yang asimtomatik tidak perlu diberi pengbatan.
Seorang ibu hamil dengan infeksi primer harus diberikan pengobatan profilaktik.
Pada bayi dengan toksoplasmosis kongenital diberikan pirimetamin dengan
loading dose 2 mg/kg berat badan per hari selama 2 hari kemudian 1 mg/kg berat
badan per hari selama 2-6 bulan, kemudian diberikan 3 kali seminggu. Sulfonamid
2 kali 50 mg sehari. Asam folat 10 mg diberikan 3 kali seminggu. Sulfonamid 2
kali 50 mg sehari. Asam folinat 10 mg diberikan 3 kali seminggu. Toksoplasmosis
kongenital harus diberikan pengobatan selama sedikitnya 1 tahun.
9
Penderita imunokompromais (AIDS, keganasan) yang terjangkit
toksoplasmosis akut harus diberi pengobatan sebagai berikut:
Terapi awal: diberikan selama 6 minggu
1. Primetamin 200 mg loading dose dilanjutkan 50-75 mg setiap 6 jam
diberikan bersama sulfadiazin 1000 (<60kg)-1500 mg (≥60 kg) setiap 6 jam
dan asam folinat 10-20 mg perhari
2. Alternatif:
Primetamin + asam folinat + klindamissn 600 mg iv atau eroral tiap 6
jam
Trimetoprim-sulfametoksazol (trimetoprim 5mg/kgBB dan
sulfametoksazol 25 mg/kgBB)iv atau per oral tiap 12 jam
Primetamin + asam folinat + salah satu obat ini:
1. Dopson 100 mg per oral setiap 6 jam
2. Klaritromisin 500 mg per oral tiap 12 jam
3. Azitromisin 900-1200 mg per oral tiap 6 jam
4. Atovaquon 1500 mg per oral tiap 12 jam diberikan bersama makan
atau suplemen nutrisi
Atovquon + sulfadiazin
Atovaquon saja bila ada intoleransi terhadap primetamin dan
sulfadiazin. Pemberian steroid jika ada edema.
Terapi pemeliharaan ( supresif, profilaksis sekunder ): diberikan
seumur hidup, jika rekonstitusi imun tidak terjadi.
1) Pirimetamin 25-50 mg per oral tiap 6 jam + asam folinat 10-25
mg/oral tiap 6 jam + sulfadiazine 500-1000 mg per oral tiap 6 jam.
2) Alternative :
Klindamizin 300-450 mg tiap 6-8 jam + pirimetamin + asam
folinat 10 mg ( per oral )
10
Atovaquone 750 mg tiap 6-12 jam ±pirimetamin 25 mg tiap
6 jam + asam folinat 10 mg tiap 6 jam ( per oral )
3) Terapi supresif dapat dipertimbangkan untuk dihentikan jika : terapi
diberikan sedikitnya selama 6 minggu :
Pasien tidak mempunyai gejala dan tanda klinis ensefalitis
toksoplasmatik.
CD4+ dipertahankan > 200 sel/mm3 selama ≥ 6 bulan pada
terapi antiretroviral
Profilaksis sekunder dimulai kembali jika CD4+ menurun
sampai < 200 sel/mm3
Profilaksis Primer
1) Profilaksis primer terhadap ensenfalitis toksoplasmatik diberikan pada
pasien yang seropositif terhadap toksoplasma dan mempunyaiCD4+ < 100
srl/mm3
TMP-SMX 1 tablet forte peroral tiap 6 jam
Dapson 50 mg tiap 6 jam +pirimetamin 50 mg 4 kali seminggu + asam
folinat 25 mg 4 kali seminggu ( peroral )
Dapson 200 mg + pirimetamin 75 mg + asam folinat 25 mg 4 kali
seminggu ( per oral )
Atovaquon 1500 mg tiap 6 jam ± perimetamin 25 mg tiap 6 jam
+ asam folinat 10 mg tiap 6 jam ( per oral )
2) Profilaksis primerdihentikan jika pasien respon terhadap terapi
antiretroviral dengan peningkatan hitung CD4 +>200 sel/mm3 selama
sedikitnya 3 bulan.profilaksis diberikan kembali jika CD4 + menurun
sampai < 100-200 sel/mm3,4,6,10. 4
f. Prognosis
Toksoplasmosis akut pada bayi umumnya fatal, meskipun ibu tidak
menunjukkan gejala. Infeksi prenatal pada anak, meskipun jarang menimbulkan
11
kematian, namun cacat yang terjadi biasanya bersifat permanen. Pada anak dan
orang dewasa, prognosis tergantung pada jenis dan besarnya kerusakan organ yang
terserang. Toksoplasmosis pada orang dewasa umumnya asimtomatis.7
Toxoplasmosis akuisita biasanya tidak fatal. Gejala klinis dapat
dihilangkan dengan pengobatan adekuat. Parasit dalam kista jaringan tidak dapat
dibasmi dan dapat menyebabkan eksaserbasi akut bila kekebalan menurun. Bayi
yang dilahirkan dengan toxoplasmosis kongenital yang berat biasanya meninggal
atau tetap hidup dengan infeksi menahun dan gejala sisa yang sewaktu-waktu
dapat mengalami eksaserbasi akut. Pengobatan spesifik tidak dapat menghilangkan
gejala sisa, hanya mencegah kerusakan lebih lanjut. Seorang ibu yang melahirkan
anak dengan toxoplasmosis kongenital untuk selanjutnya akan melahirkan anak
normal, oleh karena ibu tersebut sudah memiliki zat anti.4
g. Siklus Hidup Toksoplasma dan Proses Penularannya
a. Siklus hidup
Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes definitif dari
Toxoplasma gondii. Di dalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel epitel
dan tumbuh menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi banyak
sehingga terbentuk skizon. Skizon matang pecah dan menghasilkan banyak
merozoit (skizogoni). Daur aseksual ini dilanjutkan dengan daur seksual.
Merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk makrogametosit dan
mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet (gametogoni).
Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama
tinja kucing. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang
membentuk dua sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit
(sporogoni). Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan
tikus serta ayam atau burung, maka di dalam tubuh hospes perantara akan
terjadi daur aseksual yang menghasilkan takizoit. Takizoit akan membelah,
kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian
12
terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya
ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten). Bila kucing sebagai hospes
definitif makan hospes perantara yang terinfeksi maka berbagai stadium
seksual di dalam sel epitel usus muda akan terbentuk lagi. Jika hospes
perantara yang dimakan kucing mengandung kista Toxoplasma gondii, maka
masa prepatennya 2 -3 hari. Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing,
maka masa prepatennya 20 -24 hari. Dengan demikian kucing lebih mudah
terinfeksi oleh kista dari pada oleh ookista.5
b. proses penularannya
Transmisi toxoplasma gondii pada manusia
Penyebaran secara oral : umumnya karena sering memakan
daging kambing, sapi ataupun ayam yang tidak dimasak dengan sempurna
yang mengandung kista toxoplasma gondii.
Penyebaran secara transplasental : ibu hamil dan orang yang
mengalami gangguan kekebalan tubuh sangat rentan terhadap infeksi
toxoplasma gondii. Jika ibu hamil mengalami infeksi primer toxoplasma,
akan menimbulkan kelainan kongenital pada bayi yang dikandungnya.1
2.2 Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Tumbuh kembang secara umum 8
a. Tahun pertama
Tumbuh kembang tahun pertama secara umum, berat badan
menjadi 2 kali lipat BB lahir pada waktu 5 bulan dan menjadi 3 kali lipat
pada waktu berumur 1 tahun. Panjang bertambah 25-30 cm pada tahun
pertama, lingkar kepala yang waktu lahir berukuran rata-rata 34-35 cm
bertambah menjadi 44 cm pada umur 6 bulan dan 47 cm waktu umur 1
tahun. Lingkar dada berukuran agak lebih kecil dari lingkar kepala, tetapi
waktu umur 1 tahun keduanya berukuran sama.
13
Ciri lainnya adalah penambahan jaringan subkutan terutama
dalam bulan-bulan pertama dan puncaknya pada bulan ke-9. Erupsi gigi
susu pertama terjadi pada umur 5-9 bulan dengan diawali oleh keluarnya
gigi seri tengah bawah, kemudian secara berurutan gigi seri tengah atas,
gigi seri lateral atas, gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi
taring dan geraham susu kedua. Umumnya ketika berumur 1 tahun anak
memunyai 6-8 gigi, tetapi kadang-kadang hanya 2 buah walaupun tanpa
disertai kelainan pertumbuhan.
b. 3 bulan pertama
1. Kemampuan mengelola gerakan bola mata untuk memfiksasi atau
mengikuti suatu objek
2. Kemampuan mengenal dan membedakan seseorang/benda (mulai
berkembang sejak 2-6 minggu)
3. Kemampuan melakukan senyum naluri (terwujud antara 3-5 minggu)
{belum memperlihatkan senyuman pada 8-12 minggu perlu diteliti lebih
lanjut terhadap kemungkinan penyimpangan perilaku}
4. Kemampuan bersuara (nada lemah pada 4 minggu, nada vokal pada 8
minggu, rasa gembira dan kepuasan pada 12 minggu)
5. Timbul rasa aman pada perawatan yang baik
Secara intelektual, sejak lahir, bila bayi dibiarkan telungkup dalam
alas yang keras, bayi telah dapat memutar kepalanya ke arah satu sisi. Pada
umur 4 minggu ada keadaan telungkup bayi telah dapat mengangkat
kepalanya. Pada posisi telentang, lebih menyukai kepala miring ke samping,
dan pada posisi duduk tegak, kepala terkulai kebawah, membaik pada 12
minggu. Refleks jalan telah tampak sejak lahir.
Refleks genggam timbul sejak lahir, hilang sekitar umur 8 minggu.
Setelah usia ini bersamaan dengan lebih matangnya fungsi gerak mata,
14
gerak genggam ini akan bersifat lebih aktif, sehingga pada umur 12 minggu
bayi mencoba memegang benda yang diberikan kepadanya.
c. 3-6 bulan
Dalam posisi telungkup pada alas keras, bayi 3 bulan umumnya
dapat mengangkat kepala beserta dadanya, dan pada 4 bulan dapat
menggerakkannya ke kiri dan kanan. Pada telentang, kepala mulai tegak
ke arah tengah, letak kaki lebih simetrik, dan tangan sejajar atau lebih
tinggi dari mulut. Kepala ketika duduk telah lebih kuat walaupun masih
terkulai. Pada 5 bulan sudah dapat tegak dengan stabil, dan mulai suka
dipangku duduk tegak.
Sejak 4 bulan mulai tertarik dengan benda dan berusaha
menariknya ke mulut untuk dijilat-jilat dan digigit-gigit. Pada 6 bulan,
mampu mengubah orientasi dan menjangkau benda yang menarik
perhatiannya, misalnya berdering.
Pada 4 bulan, perhatian terpaku pada benda berukuran sedang
dan pada 7 bulan semakin tertarik dengan benda kecil. Pada 6-6 ½ bulan
mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, mampu
duduk sambil bersandar ke depan (kekuatan panggul), melipat lutut sesaat
dan meluruskannya kembali pada posisi berdiri.
Secara emosional bayi akan memiliki hubungan lebih erat
dengan benda dan orang disekitarnya. Senyumnya menandakan hubungan
sosial, dan mampu tertawa keras pada saat yang menyenangkan.
Sebaliknya dapat menunjukkan ketidaksenangan dengan bersikap rewel,
cerewet, menangis, atau perubahan ekspresi wajah.
4-7 bulan responsif terhadap perubahan emosional, sekitar 7
bulan akan dapat memberikan respon terhadap perubahan ekspresi muka
seseorangyang berhubungan erat dengannya. Pada 6 bulan akan dapat
15
melakukan pilihan untuk berhubungan sosial dengan seseorang yang
paling banyak memberikan kasih sayang, namun cemas bila orang asing
mendekatinya.
d. 6-12 bulan
Mampu mengikuti benda dengan gerakan memutar pada 6 bulan,
dan mulai merangkak pada 9 bulan. Pada 8-9 bulan dapat duduk sendiri
tanpa bantuan dan mempertahankannya dengan punggung tegak. Ketika
dipegangi, umumnya 8 bulan dapat berdiri sesaat dengan stabil, dan mulai
melangkah berpegangan pada 9 bulan.
6-9 bulan kemampuan menggenggam meningkat, ibu jai dan
telunjuk bergerak lebih tepat untuk mengambil benda kecil dengan
menjepitnya, dan dengan bantuan sandaran telapak tangan. Bantuan
sandaran ini tidak dibutuhkan lagi pada 12 bulan.
6 ½ bulan bayu mampu mengeluarkan bunyi vokal berulang, dan
pada 8 bulan dengan konsonan berulang tanpa pengertian, seperti ba-ba,
ma-ma, da-da, dan mulai mengenal nama dari beberapa benda.
6-8 bulan sulit ditidurkan, mulai rewel saat ditinggalkan ibunya.
9-10 bulan ketergantungan terhadap ibu mulai berkurang, karena
kemampuan mengenal sekitar bertambah. Pada usia ini sudah mempunyai
pola pemikiran, dan suka bermain ciluk-ba, dan memberi kesempatan
bagi bayi menguji kemampuannya secara berulang dalam membayangkan
ketidakhadiran ibu.
6-12 bulan suka meniru, 9 bulan mulai melambaikan tangan, 12
bulan bermain bola atau memukul mainan yang berbunyi. Pada 9 bulan
dapat melepaskan benda yang dipegang bila diminta, dan pada 12 bulan
dapat memberikannya ketika uluran tangan terbuka mendekatinya.
e. 1-2 tahun
16
Kenaikan BB 1,5-2,5 kg (rata-rata 2,0 kg) dan PB 6-10cm (rata-
rata 8 cm)/tahun. Biasanya antara 10 bulan-2 tahun mengalami penurunan
nafsu makan, sehingga terjadi pengurangan subkutan, dan anak yang
tadinya tampak gemuk dan montok menjadi lebih langsing dan berotot.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan selama tahun ke
dua, dan kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. Berat otak pada akhir tahun
kedua mencapai 4/5 dewasa.Pada tahun kedua timbul 8 buah gigi susu
tambahan, termasuk geraham pertama dan taring.
Bayi mulai melakukan gerak melangkah tegak dan kaku, berjalan
berpegangan, dan mulai berjalan sendiri pada 15 bulan dan berlari secara
kaku pada 18 bulan. Pada 18 bulan mulai dapat menaiki tangga dengan
berpegangan dan melangkah tahap demi tahap. 20 bulan mampu
menuruni tangga dan berpegangan pada daun tangga. 24 bulan berlari
dengan kecendrungan terjatuh.
Perhatian luar biasa terhadap lingkungan, dan bayi semakin
semangat meniru pada usia ini. 12 bulan dapat melepas bila kecil kepada
yang memintanya, 15 bulan memasukkan bola ke dalam botol, dan
mencoba mengambilnya dengan memasukkan jarinya. 18 bulan mampu
mengeluarkan bola itu.
Pada 15 bulan dapat menumpuk kubus, 18 bulan menumpuk 3
kubus, dan 24 bulan 6 kubus. Mulai mencorat-coret. Cakar ayam dan
garis vertikal pada 18 bulan, dan 24 bulan garis horizontal atau
melingkar.
18 bulan memiliki perbendaharaan minimal 10 kata. Tetapi
terdapat variasi yang lias mengenai pengucapan kata dengan lancar. Tidak
jarang 18 bulan hanya dapat mengucapkan beberapa kata tanpa pengertian
pasti, atau sama sekali tidak bersuara. Sebagian besar anak normal dapat
merangkai 3 kata pada 2 tahun.
17
Bayi mengenal dan bertambah responsif terhadap orang lain.
Bayi mulai mampu menunjukkan keperluannya dan dapat dibantu dengan
memberi petunjuk sesuai kebiasaan yang baik. Dengan kondisi sosial,
anak mulai mengenal frustasi dan rasa gusar, ditunjukkan dengan
kemarahan, tahan nafas waktu menangis, dan lain-lain. Peristiwa ini dapat
diatasi dengan pendekatan yang akrab dan penuh kasih sayang namun
tegas.
2. Perkembangan anak berdasarkan SKALA YAUMIL-MIMI 8
a. Lahir-3 bulan
1. Belajar mengangkat kepala
2. Belajar mengikuti objek dengan matanya
3. Melihat kemuka orang dan tersenyum
4. Bereaksi terhadap suara/bunyi
5. Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
kontak
6. Menahan barang yang dipegangnya
7. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. 3-6 bulan
1. Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan
2. Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau
diluar jangkauannya
3. Menaruh benda-benda dimulutnya
4. Berusaha memperluas lapang pandangan
5. Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
6. Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
18
c. 6-9 bulan
1. Dapat duduk tanpa dibantu
2. Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
3. Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
4. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
5. Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6. Bergembira dengan melempar benda-benda
7. Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
8. Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing
9. Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
d. 9-12 bulan
1. Dpat berdiri sendiri tanpa dibantu
2. Dapat berjalan sendiri dengan dituntun
3. Menirukan suara
4. Mengulang bunyi yang didengarnya
5. Belajar menyatakan satu atau dua kata
6. Mengerti perintah sederhana atau larangan
7. Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi rumah
sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda
kemulutnya
8. Berpartisipasi dalam permainan
e. 12-18 bulan
1. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
2. Menyusun 2 atau 3 kotak
3. Dapat mengatakan 5-10 kata
4. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
19
f. 18-24 bulan
1. Naik turun tangga
2. Menyusun 6 kotak
3. Menunjuk mata dan hidung
4. Menyusun 2 kata
5. Belajar makan sendiri
6. Menggambar garis di kertas atau pasir
7. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
8. Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar
9. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan
mereka
g. 2-3 tahun
1. Meloncat, memanjat, melompat satu kaki
2. Membuat jembatan dengan 3 kotak
3. Menyusun kalimat
4. Bertanya, dan memahami
5. Menggamba lingkaran
6. Bermain bersama anak lain, menyadari ada lingkungan diluar keluarganya
h. 3-4 tahun
1. Berjalan sendiri mengunjungi tetangga
2. Berjalan Berjinjit
3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian
4. Menggambar garis silang
5. Menggambar orang, kepala dan badan
6. Mengenal 2/3 warna
20
7. Bicara dengan baik
8. Menyebut nama, jenis kelamin, dan umurnya
9. Banyak bertanya
10. Mengenal sisi, atas bawah, depan belakang.
11. Mendengarkan cerita
12. Bermain dengan anak lain
13. Menunjukkan rasa sayang
14. Melaksanakan tugas sederhana
i. 4-5 tahun
1. Melompat dan menari
2. Menggambar orang, kepala, lengan, badan
3. Menggambar segi empat dan segitiga
4. Pandai berbicara
5. Menghitung jari
6. Menyebut nama hari dalam seminggu
7. Mendengar dan mengulangi hal penting, bercerita
8. Minat kepada kata baru dan artinya
9. Memprotes larangan
10. Mengenal 4 warna
11. Memperkirakan bentuk dan ukuran benda
12. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
21
3. Milestone Perkembangan 9
Milestone Rata-rata umur pencapaian (bln)
Pertanda Perkembangan
Motorik kasarKemantapan kepala saat dudukMenarik untuk duduk, kepala tidak tertinggalTangan bersama dalam garis tengahRefleks tonus asimetri leher menghilangDuduk tanpa bantuanMenggulingkan punggung ke perut (tengkurap)Berjalan sendiriLari
2,03,03,04,06,06,512,016,0
Memungkinkan interaksi lebih visualTonus ototMenemukan diriAnak dapat memperhatikan tangan pada garis tengahPenjelajahan semakin bertambahFleksi trunkus, risiko jatuhPenjelajahan, pengendalian dekat pada orangtuaPengawasan lebih sulit
Motorik halusMemegang mainanMencapai objekGenggaman tangan menghilangPemindahan objek dari tangan ke tanganMemegang ibu jariMembuka lembaran bukuMencorat-coretMembangun menara dua kubusMenyusun menara enam kubus
3,54,04,05,58,012,013,015,022,0
Penggunaan objekKoordinasi visuomotorPelepasan sukarelaPerbandingan objekMampu menjelajahi benda-benda kecilMenambah autonomi selama waktu bukuKoordinasi visuomotorPenggunaan gabungan objekMemerlukan koordinasi penglihatan, motorik kasar dan halus
22
Komunikasi dan bahasaTersenyum dalam respon terhadap muka, suaraMengoceh satu sukukataMencegah pada “tidak”Mengikuti perintah satu-tindakan dengan gerakanMengikuti satu-tindakan tanpa gerakan Berbicara kata yang sesungguhya pertana kaliBicara 4-6 kataBerbicara 10-15 kataBerbicara kalimat dua-kata (misal “sepatu mama”)
1,56,07,07,010,012,015,018,019,0
Anak lebih aktif berpartisipasi sosialEksperimental dengan suara, sensasi taktilBerespons terhadap nada (nonverbal)Komunikasi nonverbalVerbal mudah memahami bahasaMulai menyebutPencapaian objek dan nama-nama perseoranganPencapaian objek dan nama-nama perseoranganMulai gramatisasi, sesuai dengan perbendaharaan kata 50+
KognitifMenatap sebentar pada titik kemana objek menghilang
Menatap tangannya sendiriMembanting dua kubusMenemukan mainan (sesudah kelihatan tersembunyi)Berpura-pura bermain egosentris (misal, pura-pura minum dari cangkir)Menggunakan batang untuk meraih mainanBerpura-pura bermain dengan boneka
2,0
4,08,08,012,0
17,017,0
Tidak mengingat objek (hilang dari pandangan, hilang dari pikiran)Penemuan diri, sebab dan akibatAktif membandingkan objekMengingat objekMulai berpikir simbolis
Mampu mengaitkan tindakan untuk menyelesaikan masalahPemikiran simbolik
23
4. Pendekatan rata-rata tinggi dan berat bayi dan anak normal 9
Berat KilogramPada saat lahir3-12 bulan
1-6 tahun
7-12 tahun
3,25Umur (bulan)+9
2Umur ( thn )× 2+8
Umur (thn ) ×7−52
Tinggi sentimeterPada saat lahirPada umur 1 tahun2-12 tahun
5075Umur (thn) x 6 + 77
2.3 Pertumbuhan neurologi pada janin
Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan
lempeng saraf (neural plate), pada masa embrio yaitu sekitar hari ke-16 yang
kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22.
Pada minggu ke-5 mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf.
Selanjutnya terbentuklah batang otak, serebelum dan bagian-bagian lainnya.
Perkembangan otak yang kompleks memerlukan beberapa seri proses
perkembangan yang terdiri atas : pembentukan tabung neural, kemudian neuron
(sel saraf) berproliferasi pada regio yang berbeda, terjadi migrasi neuron dari
tempat pembentukannya ke tempat yang permanen, diikuti agregasi sel sehingga
membentuk bagian-bagian otak, selanjutnya neuron-neuron imatur berdiferensiasi,
dan terbentuk hubungan antar neuron (sinaps), tahap berikutnya terjadi kematian
sel dan eliminasi selektif, penyempurnaan mielinasi (pembentukan mielin).10
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan
sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap
proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan (herediter)
1. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita
berbeda dengan anak laki-laki
2. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan
dengan anak keturunan bangsa Asia.
2. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan eksternal
a) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat
kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
b) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan
terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup
mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan
terhadapt anak
c) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang
didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan
karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas,
aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata
keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
25
d) Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat
menggangu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan
menstimulasi terhadap perkembangan otot-otot.
6) Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga
semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
1. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi,
perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang
mempunyai intelegensi kurang.
2) Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang
sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat
menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan,
kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon
gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan
seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen
merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel
telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu,
saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada
perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
26
anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak
di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuh.12,13
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil
interaksi dua faktor tersebut.
Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa,
keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom.
Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai
ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih
cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya
tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa
pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu
kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita
Sindroma Down.
Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor
lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi.
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat
gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada
tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil
penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia menunjukkan bahwa
kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan.
Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil,
pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi.
27
Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan
psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai
perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak
dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu
berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek,
serta kurangnya pengetahuan.11
2.5 Hubungan Toksoplasma dengan BBLR, korioretinitis, mikrosefalus, dan
makanan yang kurang matang.
Toxoplasma gondii pada janin dapat menyebabkan abortus. Penyakit
neonatus yang dapat terjadi adalah BBLR, hepatosplenomegali, ikterus dan
anemia. Cacat kongenital yang dapat terjadi adalah hidrosefalus dan
mikrosefalus. Gejala sisa lambat yang dapat terjadi adalah korioretinitis dan
retardasi mental.9
A. BBLR
Bayi berat lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur
kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia,
kebiasaan minum alkohol, dan merokok. Penyakit keadaan-keadaan tertentu
waktu hamil (misalnya anemia, perdarahan dan lain-lain), jarak kehamilan,
kehamilan ganda, riwayat abortus.
2. Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan
3. Faktor bayi seperti jenis kelamin dan ras
28
4. Faktor lingkungan seperti: pendidikan, pengetahuan ibu, pekerjaan, status
sosial ekenomi dan budaya
Tabel 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan BBLR
Tindakan
Ibu hamil pada umur:
a. Kurang dari 20 tahun atau
lebih 35 tahun.
b. Jarak kehamilan terlalu
pendek (kurang dari 1 tahun)
Ibu dengan keadaan:
a. Mempunyai BBLR
sebelumnya
b. Mengerjakan pekerjaan fisik
beberapa jam tanpa istirahat
c. Sangat miskin
d. Beratnya kurang dan kurang
gizi
e. Perokok, pengguna obat
terlarang, alkohol
f. Menyarankan agar ibu hamil dan
melahirkan antara umur 20-35
tahun.
g. Konseling pada suami istri untuk
mengusahakan agar jarak
kelahiran sekitar 2-3 tahun.
h. Mendorong penggunaan metode
kontrasepsi yang modern dan
sesuai untuk menjarangkan
kehamilan.
i. Meningkatkan kepedulian
masyarakat agar proses kehamilan
menjadi lenih aman ibu harus:
1. Cukup makan dengan jenis-
jenis makanan yang bergizi
2. Cukup istirahat bila bekerja
keras
3. Memperoleh pelayanan
antenatal yang komprehensif
dan baik
4. Memiliki akses ketempat
pelayanan kesehatan untuk
menemukan dan mendapatkan
29
penanganan masalah-masalah
umum ebelum kehamilan.
j. Membantu ibu agar terpenuhi
kebutuhan mereka selama
kehamilan
k. Berhenti merokok, alkohol, obat-
obatan terlarang
Ibu hamil dengan masalah-masalah
seperti:
Anemia berat
Pre eklampsia atau hipertensi
Infeksi selama kehamilan
(infeksi kandung kemih dan
ginjal), hepatitis, IMS,
HIV/AIDS, malaria, TORCH
Kehamilan ganda
Mengajari ibu dan keluarga untuk:
Mengenali tanda-tanda bahaya
selama kehamilan
Mendapatkan pengobatan terhadap
masalah-masalah selama
kehamilan
Merujuk ke dokter kandungan
Bayi dengan:
Cacat bawaan
Infeksi selama dalam
kandungan
Selama kehamilan mengajari ibu dan
keluarga untuk:
Tidak meminum obat yang tidak
dianjurkan oleh tenaga kesehatan
Mengenali tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan dan bayi baru
lahir
Mendapatkan pengobatan terhadap
masalah-masalah yang ada
b. Khorioretinitis
Merupakan infeksi pada koroid dan retina.
30
Gambar 2. Korioretinitis pada toksoplasmosis9
c . Konsumsi makanan yang kurang matang
- Konsumsi daging mentah atau daging yang kurang masak merupakan
sumber infeksi pada manusia. Tercemarnya alat-alat untuk masak dan
tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu pengolahan makanan
merupakan sumber lain untuk penyebaran T. gondii.
- Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang emar berkebun, juga
petani sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum
makan. Sayur mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih,
karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran, makanan yang
matang harus di tutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang
dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut. Kista
jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai
sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66 C atau
mengasap dan sampai matang sebelum dimakan. Ibu yang memasak,
jangan mencicipi hidangan daging yang belum matang. Setelah memegang
daging mentah (tukang jagal, penjual daging, tukang masak) sebaiknya
cuci tangan dengan sabun sampai bersih.14
2.6 Gangguan Tumbuh Kembang9
Contoh Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Gangguan Psikologis
a. Gangguan Vegetatif
31
1) Gangguan pengunyahan
2) Pica
3) Eneuresis
4) Enkopresis
5) Gangguan tidur
b. Gangguan kebiasaan
c. Gangguan kecemasan
d. Gangguan Suasana hati
1) Depresi berat
2) Gangguan Distimik
3) Gangguan Bipolar
e. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri
f. Gangguan perilaku kacau
g. Gangguan hiperaktivitas defisit perhatian
h. Perilaku seksual dan variasinya
1) Gangguan identitas dan jenis kelamin
2) Homoseksualitas
i. Psikosis pada masa anak
1) Autisme infantil
2) Gangguan perkembngan yang mudah menyebar
3) Psikosis mulai-lambat
4) Gangguan kepribadian ambang batas
j. Disfungsi perkembangan saraf
2. Persoalan Sosial
3. Gangguan Nutrisi
4. Gangguan cairan tubuh
5. Sakit akut
6. Genetik
7. Penyakit metabolik
32
8. Infeksi
2.7 Upaya Pencegahan Gangguan Tumbuh Kembang
Secara umum, seorang wanita adalah penentu penerus dan kualitas
keluarga. Jadi, salah satu modal penting yang harus bangsa ini miliki adalah
derajat kesehatan yang memadai bagi kaum wanita. Wanita yang sehat akan
mempunyai bayi yang lebih sehat,mampu merawat keluarga dengan lebih baik
lagi.
a. Sebelum Menikah
Sebelum menikah seorang wanita harus menjaga kesehatannya dengan
makan makanan bergizi, menghindari rokok dan alkohol, pantang seks bebas dan
sebangsanya, serta jika memiliki hewan peliharaan dirawat dan divaksinasi secara
teratur. Wanita yang baik pasti akan memilih calon suami yang baik pula.
Sehingga, seorang laki-lakipun sebagai calon ayah juga harus merawar
kesehatannya dengan makan bergizi, menghindari rokok dan alkohol, pantang seks
bebas dan “jajan PSK”, serta seyogyanya berasal dari keluarga baik-baik. Sebelum
menikah, disarankan seorang wanita melakukan premarital screening (periksa
kesehatan) terutama periksa lab darah untuk penyakit TORCH.
- Ig M dan Ig G toxoplasma (jika memelihara kucing atau burung)
- Ig M dan Ig G CMV (jika bekerja dilingkungan risiko seperti rumah sakit, lab)
- Ig M dan Ig G rubella
- Ig M dan Ig G sifilis (jika pernah seks bebas dan “jajan”
- Ig M dan Ig G HSV jika pernah sakit herpes
Selain itu jika memungkinkan dapat pula periksa USG kandungan untuk
melihat kondisi dan letak rahim (ada yang ke depan atau ke belakang). Terutama
dilakukan jika wanita tersebut memiliki gangguan siklus haid/menstruasi. Jika
hasil laboratorium menunjukkan Ig G positif, maka si wanita dulu pernah
terinfeksi dan harus waspada karena memiliki risiko untuk mendapatkan infeksi
33
berulang, sedangkan infeksi Ig M positif menunjukkan si wanita saat ini terinfeksi
dan seyogyanya diobati dulu sebelum bisa hamil.
b. Setelah Menikah
Setelah menikah, perlu diingat bahwa usia 20 tahun hingga 30 tahun
adalah masa yang aman untuk melahirkan. Sebelum menikah sebaiknya sudah
mendapatkan imunisasi TT 1 x. Ada beberapa hal yang perlu diingat sebelum
hamil :
- Jika masih dalam pengobatan penyakit tertentu sebaiknya kehamilan ditunda.
- Jika usia belum 20 tahun sebaiknya kehamilan ditunda.
- Jika ingin menunda kehamilan, sebaiknya dilakukan dengan metode alami
(missal kondom, pantang berkala, kalender) atau setidaknya metode hormonal (pil
saja) Sebaliknya, suami istri yang sudah mantap untuk langsung memiliki
keturunan, langsung memeriksakan air kencing, bila ada tanda-tanda kehamilan
(berhenti haid ).
c. Setelah Hamil
Setelah tes kehamilan (tes pack) menunjukkan positif, sebaiknya
langsung diperiksakan ke puskesmas / bidan / dokter terdekat. Selama kehamilan
sampai persalinan, sebaiknya setiap ibu hamil perlu memeriksakan diri secara
teratur kepada petugas kesehatan sekurang-kurangnya 4 kali (1 x trimester
pertama, 1 x trimeseter kedua, dan 2 x trimeseter kedua). Pemeriksaan dengan
USG (ultrasonografi) sebaiknya dilakukan sekitar 2-3 x selama kehamilan. (satu
kali awal untuk memastikan kehamilan, satu kali usia 3-5 bulan untuk melihat
kelengkapan janin dan ada tidaknya kelainan serta satu kali pada akhir kehamilan
untuk melihat posisi, letak, dan kondisi janin). Pada USG, down syndrome dapat
dideteksi dengan adanya EIF (Semacam bintik putih kecil di jantung janin) pada
usia kehamilan 15-20 minggu. Jika hasil lab sebelum menikah menunjukkan tanda
Ig G positif pada toxo, CMV, dan rubella sebaiknya sejak awalkehamilan
34
dilakukan cek berkala untuk mencegah infeksi berulang kembali mengingat infeksi
penyakit ini menimbulkan cacat janin dan masalah lainnya. Upayakan
menghiundari kemungkinan timbulnya masalah dalam kehamilan melalui
pemeriksaan 5 T : Timbang badan, Tekanan darah, Tinggi dasar rahim (fundus
uteri ), Tablet besi 90 butir selama hamil, Tetanus (suntikan ) 2 kali selama hamil.
Periksakan pula apabila ada tanda oedem (bengkak ) pada tungkai kaki.Selain itu,
ibu hamil perlu merawat payudara secara teratur, makan makanan bergizi 1 ½
porsi lebih banyak dari biasanya dengan memperbanyak buah-sayur, perbanyak
doa dan istirahat.
Ibu hamil juga disarankan untuk tidak mengkonsumsi jamu, obat, alkohol,
maupun rokok. Jika sakit, sebaiknya memeriksakan diri ke petugas kesehatan
untuk mendapatkan obat yang aman untuk dikonsumsi. Ibu hamil juga jangan
sampai terlambat makan, kurang minum, mengangkat benda berat, aktivitas fisik
yang berlebihan, kurang istirahat, dan pikiran yang tegang-cemas.
d. Pada saat persalinan
Ibu hamil sebaiknya bersalin di tempat pelayanan kesehatan, namun jika
tidak memungkinkan boleh ditolong oleh dukun namun yang sudah terlatih. Perlu
diingat bagi ibu hamil yang tergolong RESTI (resiko tinggi) harus melahirkan di
rumah sakit, yakni ibu hamil yang :
1.TB kurang dari 145 cm
2.Menderita penyakit kronis=TBC, gula, jantung
3.Umur < 20 th dan >35 th
4.Riwayat kehamilan dgn persalinan jelek
5.Jumlah anak lebih dari 4 org
6.Ditemukan kelainan selama pemeriksaan rutin
7.Riwayat operasi pada persalinan sebelumnya
Saat persalinan mendapat perhatian mengingat beberapa kelainan tumbuh
kembang
35
didapat karena trauma lahir (pertolongan terlambat, persalinan lama, bayi tidak
segera dirawat semestinya, dsb.
e. Masa Tumbuh Kembang
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan terutama otak yang
optimal, anak-anak perlu:
- mendapat ASI yang cukup
- makanan yang bergizi
- imunisasi sesuai yang dianjurkan
- diawasi hati-hati jangan sampai jatuh, kejedug, tenggelam, dan sejenisnya
- penggunaan obat bila sakit harus seijin dokter
- jika sakit tidak membaik > 2 hari segera bawa ke RS untuk mencegah penyakit
yang berat seperti meningitis
- pantau terus lingkar kepala anak (2 cm tiap 3 bulan pertama, 1 cm tiap 3 bulan
kedua, dan 0,5 cm tiap 6 bulan berikutnya)
- Komunikasi dan kehangatan interaksi anak-orang tua harus dipelihara
- Pengasuh anak sebaiknya sehat dan terlatih jika anak terpaksa diasuh orang lain
karena ibu bekerja. 15
PENANGANAN ANAK BERKELAINAN
Jika orang tua terlanjur memiliki anak yang terlahir cacat, cacat pada
masa kanakkanak, tidak sengaja menjadi cacat karena jatuh atau infeksi maka
tidak usah berkecil hati. Anak tetap harus dirawat dan dijaga dnegan baik untuk
mencegah kecacatan yang lebih parah dan menjaga kesehatannya supaya dapat
dididik untuk menjadi orang yang berguna setidaknya tidak merepotkan keluarga
dan masyarakat.
Hidrosefalus
- Tindakan pembedahan (operasi)
- Kontrol rutin
36
Autis
Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan/perjalanan
gangguan autis, tetapi efektif mengurangi perilaku autistik, seperti
hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik, menyakiti diri sendiri, agresivitas, &
gangguan tidur.
Terapi edukasi untuk meningkatkan interaksi sosial & komunikasi,
Terapi perilaku, terapi wicara, terapi okupasi, sensori integrasi
(pengorganisasian informasi melalui semua indera), latihan integrasi
pendengaran utk mengurangi hipersensitivitas terhadap suara, intervensi
keluarga, dan lain lain.
Terapi biomedis untuk gangguan saluran cerna pengaturan diet dengan
menghindari zat-zat yg menimbulkan alergi (kasein, gluten), pemberian
suplemen vitamin, pengobatan thd jamur & bakteri di dinding usus.
Retardasi mental
Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
dektrukstif.
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:
1) Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
2) Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
3) Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah
kelak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian
sendiri, kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan
kedudukan social
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa
yang tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin
37
perlu disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai
hadiah
Down sindrom
Penanganan tergantung dari gejala penyakit yang menyertainya antara lain :
Gangguan Tiroid, gangguan pendengaran, penyakit jantung bawaan,
gangguan penglihatan, kejang, gangguan sistem tulang-otot-syaraf, leukemia,
dsb. Gangguan tiroid dan kejang dapat diatasi dengan obat-obatan, penyakit
jantung jika memungkinkan dapat dioperasi. Pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit yang riskan diderita seperti infeksi saluran napas kronik,
Infeksi telinga tengah (otitis media), Tonsilitis rekuren , dan Pneumonia.16
2.8 Organogenesis
Gambar 3. Organogenesis9
Pembentukan dan perkembangan mata terjadi dimulai pada sekitar minggu keempat gestasi, hingga menjelang dilahirkan.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Djaenudin Natadisastra. 2009. Parasitologi Kedokteran: ditinjau dari organ
tubuh yang diserang. Jakarta. EGC
2. Dubey, J.P. and Jones, J.L. 2008. Toxoplasma gondii Infection in Human and
Animals in United State. Int.J.Parasitol. 38: 1257-1278.
3. Filliseti, D. and Candolfi, E. 2004. Immune response to Toxoplasma gondii.
Ann.Ist.Super Sania. 40(1): 71-80.
4. Inge Sutanto, et al. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Jakarta:badan penerbit
FKUI.2008
5. Levine. N.D. 1990. Buku Pelajaran Parasitoloqi veteriner. Universitas Gajah
Mada Press, Yogyakarta.
6. Hiswani. 2003. Toksoplasmosis Penyakit Zoonosis yang Perlu Diwaspadai
oleh Ibu Hamil. Available from: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-
hiswani8.pdf . (Accesed: 23 September 2013).
7. Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik. Airlangga University Press, Surabaya:
95-99.
8. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
Jakarta : Penerbit FKUI. 2002. p:21-27
9. Kliegman RM, et al., Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelpia:
W.B. Saunders Company; 2010. p:29, 32-33, 568, 1147.
10. Krahenbuhl. J.L and Remington J.S., 1982. The Immunology of Toxoplasma
and toxoplasmosis. 2nd Edition. Blackwell Scientific publications. Oxford.
London. Edinburgh. Boston. Melbourne.
11. Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC
12. H Sunarto, Ny. B. Agung Hartono, 2006, Perkembangan Peserta Didik,
Penerbit : Rineka Cipta
13. Lee Salk dan Rita Karmer, 1981, Cara Membimbing Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
39
14. Remington, J.S and Desmonts, G., 1983. : Toxoplasmosis. Remington, J.S;
Klein, J.O. (eds): Infectious Diseases of the Fetus and Newborn Infant., W.B
Saunders Co. Philadelphia. London. Toranto.
15. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2 ed 15. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2000.
16. Soetjiningsih, AK. Tumbuh Kembang Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003.
40
top related