laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhammadiyah kenteng
Post on 15-Jun-2015
5.018 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING
DI MI MUHAMMADIYAH KENTENG
Disusun oleh:
NAMA : ARIF WIDYATMA
NUPTK : 1437754658200002
NBM : 950.534
UNIT KERJA : SD MUH. BANJARAN
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2012
PENGESAHAN
Pengesahan ini disusun oleh :
Nama : ARIF WIDYATMA
NUPTK : 1437754658200002
NBM : 950.534
Unit Kerja : SD Muhammadiyah Banjaran
Lokasi OJL : MI Muhammadiyah Kenteng
Waktu Pelaksanaan : Tanggal 06 s.d. 24 Maret 2012
Pokok Laporan : 1. Analisis Pengelolaan Pengembangan Diri Bimbingan Konseling di Sekolah/Madrasah
2. Analisis Pengelolaan Pengembangan Diri Ekstrakurikuler di Sekolah/Madrasah
3. Analisis Penjaminan Mutu di Sekolah/Madrasah
Laporan Pelaksanaan On the Job Learning di MI Muhammadiyah Kenteng disusun sebagai tindak lanjut pelaksanaan Diklat Manajemen Calon Kepala Sekolah Muhammadiyah oleh Majelis Dikdasmen PWM D.I.Yogyakarta.
Yogyakarta, 24 Maret 2012
Kepala SD Muh. Demangrejo
SITI MARTIJAH , S.Pd.I. NIP. 19601510 199403 2 001
Kepala SD Muh. Banjaran
MISKINEM, S.Pd.NIP. 1960410 198201 2 003
Majelis Dikdasmen PWM DIY
________________________
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KULON PROGO
MI MUHAMMADIYAH KENTENG
Alamat: Kenteng, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta
KETERANGAN PELAKSANAAN
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING
Kepala MI Muhammadiyah Kenteng dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : ARIF WIDYATMA
NUPTK : 1437754658200002
NBM : 950.534
Unit Kerja : SD Muhammadiyah Banjaran
benar telah melaksanakan kegiatan On the Job Learning di MI Muhammadiyah
Kenteng dari tanggal 06 s.d. 24 Maret 2012 berdasarkan surat tugas Majelis
Dikdasmen PWM DIY tanggal 27 Februari 2012, Nomor 015/TGS/II.4/F/2012.
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila terdapat
kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Sentolo, 24 Maret 2012
Kepala MI Muh. Kenteng,
SITI MARTIJAH , S.Pd.I. NIP. 19601510 199403 2 001
Muatan Lokal
Mata Pelajaran
Pelayanan Konseling
Keg. Eks
Guru
Guru Kelas/ Guru pembimbing /konselor sekolahPembina Khusus
Pengembangan optimal potensi siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengembangan Diri di Sekolah/Madrasah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk satuan pendidikan yang
didasarkan pada Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah. KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen
pengembangan diri terdiri dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan
konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga
komponen itu digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Mata pelajaran dan muatan lokal diampu oleh guru, pelayanan
konseling diampu oleh guru kelas atau guru pembimbing, dan kegiatan
ekstra kurikuler diampu oleh pembina khusus yang masing-masing
memiliki kewenangan dan kemampuan dalam bidang yang diampunya itu.
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan
pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna
pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus,
pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai
dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling di tingkat
sekolah dasar difasilitasi oleh oleh guru kelas atau konselor pembimbing,
dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh pembina khusus, guru dan
atau tenaga kependidikan lain sesuai kemampuan dan kewenangannya.
Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan
kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kompetensi
dan kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penjaminan Mutu di Sekolah/Madrasah
Dalam kehidupan yang penuh kompetisi seperti ini, tuntutan
masyarakat terhadap kualitas semakin tinggi, termasuk tuntutan terhadap
kualitas sekolah. Hal tersebut dikarenakan masyarakat masih yakin
sekolah mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan masa
depan. Dalam konteks inilah beberapa sekolah berupaya menerapkan
sistem penjaminan mutu untuk memberikan kualitas layanan pendidikan
terbaiknya untuk masyarakat.
Gambar 1. Hakikat Penjaminan Mutu Pendidikan
Evaluasi Diri Sekolah dan Madrasah (EDSM), merupakan bagian
dari komponen penjaminan mutu yang sering dilakukan di sekolah. Proses
evaluasi diri merupakan pelaksanaan mengukur kinerja sekolah
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Evaluasi dilaksanakan pada
setiap tahun dan menjadi tanggung jawab internal satuan pendidikan.
Hasil evaluasi diri sekolah gunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan perbaikan mutu berkelanjutan. Evaluasi diri merupakan
Pengkajian Mutu Pendidikan
(Pengumpulan Data)
8 Standar Nasional
Pendidikan Analisis & Pelaporan Mutu
Pendidikan
Peningkatan Mutu
Pendidikan
kegiatan untuk mutu membantu sekolah meningkatkan budaya perbaikan
mutu berkelanjutan melalui pengambilan keputusan berbasis data. Fokus
utama evaluasi adalah proses dan hasil pelaksanaan program tahunan
sekolah.
Ruang lingkup penilaian meliputi program sekolah, pedoman
penerapan standar, kondisi nyata sekolah, target yang yang diharapkan
sekolah, batas minimal atau standar, kinerja rendah,kinerja memenuhi
standar, kinerja di atas standar, pebaikan mutu dan peningkatan mutu.
Diagram di bawah ini hendaknya dapat digunakan sebagai
kerangka pikir dalam menentukan ruang lingkup penilaian kinerja dalam
evaluasi diri sekolah/madrasah.
Gambar 2. Lingkup Penilaian Kinerja Evaluasi Diri
Sekolah/Madrasah
Lebih jauh lagi, evaluasi diri tidak hanya menggali keunggulan dan
kelemahan saja, namun dapat terus memperdalam pemahaman sehingga
mengetahui penyebab keunggulan dan kelemahan. Mendeskripsikan
penyebab keunggulan dan kelemahan dapat sekolah tuangkan ke dalam
deskripsisi bukti ringkas sebagai penjelasan bukti fisik. Proses sepanjang
tahun akademik dalam kegiatan ini sangat penting untuk memperoleh
dasar penyusunan RKAS/RKS Sekolah serta dalam memberikan dukungan
dan bimbingan pada sekolah untuk mencapai 8 Standar Nasional
Pendidikan, meliputi: standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, standar penilaian, standar tendik , standar sarana prasarana
sekolah/madrasah, standar pengelolaan , dan standar pembiayaan
Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan penetapan
standar mutu adalah: kebutuhan dan ketrampilan yang harus dikuasai anak
usia sekolah dasar, kebutuhan orang tua, keyakinan keagamaan, faktor
ekonomi dan faktor sosial.
Langkah-langkah pencapaian standar mutu terdiri dari
a) langkah perencanaan (planning) yang meliputi: sosialisasi standar
mutu, perumusan program, penetapan SOP,
b) langkah pelaksanaan (implementing) yang meliputi penunjukan
penanggung jawab, pelaksanaan program, dan
c) proses kontrol (controlling) yang meliputi kontrol pelaksanaan program
dan kontrol ketercapain standar mutu.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari On The Job Learning bulan Maret di MI
Muhammadiyah Kenteng, antara lain:
1. Mengetahui pengelolaan pengembangan diri melalui kegiatan Kesiswaan
(ekstrakurikuler) di MI Muhammadiyah Kenteng.
2. Mengetahui pengelolaan pengembangan diri melalui kegiatan layanan
Bimbingan Konseling (BK) di sekolah/ madrasah di MI Muhammadiyah
Kenteng.
3. Mengetahui kegiatan penjaminan mutu di di MI Muhammadiyah Kenteng
C. Ruang Lingkup
1. Bersama kepala sekolah di lokasi On The Job Learning melakukan
analisis pengelolaan pengembangan diri melalui kegiatan Kesiswaan
(ekstrakurikuler) di MI Muhammadiyah Kenteng
2. Bersama kepala sekolah di lokasi On The Job Learning melakukan
analisis pengelolaan pengembangan diri melalui kegiatan layanan
Bimbingan Konseling (BK) di sekolah/ madrasah di MI
Muhammadiyah Kenteng
3. Bersama kepala sekolah di lokasi On The Job Learning melakukan
analisis kegiatan penjaminan mutu di di MI Muhammadiyah Kenteng
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
On The Job Learning dilaksanakan pada tanggal 06 s.d. 24 Maret
2012. Tempat pelaksanaan di MI Muhammadiyah Kenteng, dalam
lingkungan Majelis Dikdasmen PDM Kulon Progo, di Kecamatan Sentolo
Kabupaten Kulon Progo D.I. Yogyakarta.
BAB II
PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING
A. Analisis Pengelolaan Pengembangan Diri MI Muhammadiyah Kenteng
1. Latar Belakang
Pengembangan diri pada sekolah dasar/madrasah merupakan
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling di
tingkat sekolah dasar difasilitasi oleh oleh guru kelas, dan kegiatan ekstra
kurikuler dapat dibina oleh guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai
dengan kemampuan dan kewenangnya.
2. Tujuan
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat
mengembangkan kompetensi dan kebiasaan peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Ruang Lingkup
Pengembangan diri merupakan kegiatan terprogram yang
direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatannya meliputi:
a. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
1). kehidupan pribadi
2). kemampuan sosial
3). kemampuan belajar
b. Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan:
1). Ke-Islaman
2). Kepanduan/Hisbhul Wathan
3). Latihan kepemimpinan
4). Seni, olahraga, keagamaan
4. Bentuk-bentuk Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan
dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui penyelenggaraan:
a. Pengelolaan Layanan Konseling di MI Muhammadiyah Kenteng
Pelayanan konseling di MI Muhammadiyah Kenteng
merupakan usaha membantu siswa dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau
klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki.
Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan
serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Pengelolaan terfokus pada empat pilar kegiatan, yaitu
perencanaan (planning-P), pengorganisasian (organizing-O),
pelaksanaan (actuating-A), dan pengontrolan (controlling-C).
Pengelolaan oleh guru kelas berkenaan:
1). Perencanaan layanan, mulai dari membuat program tahunan,
semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian berupa
RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung).
Dalam kegiatan ini, guru kelas sebagai konselor di MI
Muhammadiyah Kenteng telah menyiapkan serangkaian format
kegiatan konseling berupa format individual, kelompok, klasikal
dan lapangan. Namun dalam perencanaan kegiatan selanjutnya
guru-guru belum memiliki penjabaran kegiatan lebih rinci dari
kegiatan tahunan yang dijabarkan dalam kegiatan semesteran,
bulanan serta mingguan. Hal ini karena belum adanya guru
bimbingan konseling khusus di sekolah.
2). Pengorganisasian unsur-unsur dan peralatan yang akan
dilibatkan di dalam kegiatan, unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur
personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru,
orang tua), urusan administrasi, dana, dan sebagainya.
Kegiatan bimbingan konseling di MI Muhammadiyah
Kenteng belum bersifat rutin, hanya spontanitas ketika ditemukan
hal-hal yang memerlukan layanan konseling oleh guru kelas.
3). Pelaksanaan dalam praktik jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung melalui format-format kegiatan yang telah
direncanakan dan diorganisasikan.
Kegiatan hanya dalam jam pembelajaran sekolah ketika
ditemukan permasalahan anak dalam mengikuti pembelajaran
hingga ditemukan penyebab dan bagaimana jalan keluar
mengatasinya. Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah belum
terlaksana.
4). Pengontrolan praktik pelayanannya dalam bentuk penilaian hasil
dan proses kegiatan serta tindaklanjutnya.
Langkah pengontrolan ini melibatkan kegiatan
pengawasan dan pembinaan baik dari pihak intern maupun
ekstern sekolah/madrasah. Penilaian hasil layanan secara rutin
dilakukan setiap semester bersamaan dengan evaluasi penilaian
kriteria kenaikan kelas dalam rapat dewan guru bersama komite
sekolah.
Kinerja Guru Kelas bersama Guru Mapel ditujukan kepada
seluruh sasaran pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Volume
kerja Guru Kelas bersama Guru Mapel secara berkala
dipertanggungjawabkan kepada kepala MI Muhammadiyah Kenteng.
b. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler MI Muhammadiyah Kenteng
Program kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya diberikan atau
disediakan untuk semua siswa sesuai dengan potensi, minat, bakat,
dan kemampuannya. Program kegiatan ekstrakurikuler di MI
Muhammadiyah Kenteng didasarkan pada kebijakan yang berlaku dan
kemampuan sekolah, kemampuan para orang tua/masyarakat dan
kondisi lingkungan sekolah, melalui cara:
1). Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler sekolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a). Melakukan penelusuran potensi, keinginan, minat, bakat,
motivasi dan kemampuan siswa untuk menentukan jenis
ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan untuk semua
siswa namun tidak mempertimbangkan adanya quota atas
peserta untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
ditawarkan atau akan diselenggarakan (dikarenakan jumlah
siswa hanya 83 anak/sekolah kurus), kecuali dengan
mempertimbangkan usia berdasarkan jenjang kelas.
b). Melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu
(sesuai jenjang kelasnya) yang dipandang layak mengikuti
satu/beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan
diselenggarakan.
c). Menetapkan tujuan untuk setiap jenis program kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan visi sekolah.
Tabel. 1. Tujuan Ekstrakurikuler MI Muhammadiyah Kenteng
No Jenis Kegiatan Tujuan
1. Drumband - Mengembangkan kemampuan manajemen organisasi
- Meningkatkan kedisiplinan- Melatih kerjasama untuk
meningkatkan etos kerja2. Komputer - Pengenalan IT
- Pengenalan Internet- Mampu menulis (Ms. World),
membuat presentasi sederhana (Powerpoint) dan menghitung (Ms. Excel) dengan komputer
3. Hizbul Wathon - Mengembangkan kemampuan manajemen organisasi
- Melatih peserta didik untuk percaya diri sebagai bekal kemandirian
- Meningkatkan kedisiplinan- Melatih kerjasama untuk
meningkatkan etos kerja4. Diniyah - Memahami dasar ilmu Tauhid,
Fikih, Hadits, Sirah dan Akhlak- Memahami makna surat – surat
pendek Al – Qur’an5. Seni Tari Islam - Memperkenalkan Seni yang Islami
- Melatih keberanian didepan umum- Menumbuh kembangkan sikap
senang berkegiatan- Melatih peserta didik untuk
percaya diri sebagai bekal kemandirian
d). Menetapkan rencana strategi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler. Dengan struktur organisasi sekolah yang ada,
rencana strategi pelaksanaan menjelaskan siapa yang
bertanggung baik terhadap keseluruhan program kegiatan
ekstrakurikuler ataupun terhadap jenis kegiatan
ekstrakurikuler tertentu yang akan dilaksanakan. Perencanaan
strategi ini mencakup pula, perencanaan waktu, tempat,
fasilitas/sumber/ bahan, jaringan/tenaga lainnya, dan
besarnya alokasi dan sumber biaya. Pembiayaan dalam hal ini
bersumber dari sekolah melalui dana BOS dan dana yang
dihimpun oleh Komite Sekolah dari masyarakat
Tabel. 2. Penanggung Jawab Kegiatan Ekstrakurikuler di MI
Muhammadiyah Kenteng
No. Jenis Kegiatan Sasaran Penanggung Jawab
1 Drum Band III s.d VI Amirudin
2 Komputer III s.d VI Murtana, S.Pd.I
3 Hisbul Wathan III s.d VI Zeni Muharomah, S.Pd.I
4 Diniyah I s.d VI Rujito, S.Pd.I
5 Seni Tari Islami I s.d II Teguh Cahyono
2). Guru Kelas bersama Guru Mapel bersama-sama melaksanakan
tugas sesuai wewenang dan tanggungjawabnya dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Tabel. 3. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler di MI Muhammadiyah
Kenteng
No. Jenis Kegiatan Hari Waktu
1 Drum Band Sabtu 15.15 s/d 17.15
2 Komputer Senin, Selasa, Kamis 12.30 s/d 14.00
3 Hizbul Wathan Rabu 15.15 s/d 17.15
4 Diniyah Jum’at 13.00 s/d 15.00
5 Seni Tari Islami Rabu 15.15 s/d 17.15
3). Guru kelas dan guru mapel bersama-sama melaksanakan evaluasi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengumpulkan data informasi tingkat keberhasilan yang dicapai
siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk
menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu
dan untuk jangka waktu tertentu berkenaan dengan proses dan
hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program ekstrakurikuler
menekankan pada penilaian/tes tindakan yang dapat
mengungkapkan tingkat unjuk perilaku belajar/kerja siswa.
Penetapan tingkat keberhasilan untuk program ekstrakurikuler
didasarkan atas standar minimal tingkat penguasaan kemampuan
yang disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara inklusif
mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi,
jiwa kemandirian atau kewirausahaan, sikap dan etos perilaku
belajar/kerja dan disiplin siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Perilaku tersebut mempertimbangkan kemahiran dalam
pemecahan masalah dan berkomunikasi; mempertimbangan
strandard keadilan dan keragaman secara individual bagi setiap
siswa; dan mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan
dengan memandang bobot yang sama baik terhadap proses dan
hasil akhir dari setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan.
Penilaian melalui pemberian tugas secara bervariasi dan dinamis
akan mendorong tumbuhnya rasa tanggung jawab yang tinggi.
Ujian kemampuan atau tingkat kemahiran yang telah dicapai
siswa dan sertifikasi, dilakukan secara bersama sehingga dapat
dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
4). Guru kelas dan guru mapel bersama-sama membuat laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Sekolah membuat laporan, baik laporan untuk
keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan untuk setiap
jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertanggungjawaban
keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang
dimaksudkan. Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format
yang sederhana tetapi cukup komprehensif dan mudah dipahami,
misalnya mencakup: kata pengantar, daftar isi, latar belakang,
pengertian dari jenis kegiatan ekstrakurikuler, tujuan, sasaran,
hasil yang diharapkan; penyelenggaraan kegiatan yang meliputi
persyaratan peserta, bentuk dan materi kegiatan, organisasi
penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk
penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan yang dijumpai dan
usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-
saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.
B. Analisis Penjaminan Mutu MI Muhammadiyah Kenteng
Kegiatan penjaminan mutu di MI Muhammadiyah Kenteng
menyangkut beberapa kegiatan, meliputi:
1. Kebijakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
Pada tingkat unit akademik di sekolah, setiap tahun MI
Muhammadiyah Kenteng melakukan pengembangan kurikulum (KTSP).
Kegiatan meliputi proses perencanaan peningkatan kualitas berdasar pada
visi sekolah sebagai situasi masa depan yang hendak diwujudkan melalui
analisis terhadap situasi lingkungan (environmental scanning) untuk
cakrawala waktu 10 tahun ke depan. Melalui analisis lingkungan ini
dapat dikenali situasi eksternal berupa kesempatan dan ancaman yang
akan dihadapi. Visi sekolah dijabarkan dalam pernyataan misi yaitu
tindakan apa, untuk siapa dan bagaimana, serta mengapa tindakan untuk
mewujudkan visi itu harus dilakukan. Pernyataan misi itu ada pada
tingkat program, sehingga pernyataan misi sekolah menunjukkan
keunikan program yang dihasilkan oleh program sekolah tersebut.
Selanjutnya pernyataan misi dijabarkan dalam bentuk pernyataan tujuan
yaitu situasi yang harus dicapai sebagai indikator keterlaksanaan misi
dalam rangka mewujudkan visi.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Disamping itu dilakukan juga peningkatan mutu pendidikan secara
lebih sistematis yaitu dengan cara penerapan sistem penjaminan mutu
(quality assurance) di tingkat sekolah di MI Muhammadiyah Kenteng
dengan mendorong peningkatan partisipasi seluruh elemen sekolah dalam
menetapkan standard mutu, mengupayakan mutu, dan selanjutnya
mewujudkan penjaminan mutu sekolahnya melalui kegiatan supervisi
akademik rutin yang dilakukan kepala madrasah.
Dengan adanya sistem penjaminan mutu (quality assurance) secara
internal, maka sekolah melalui supervisi kepala sekolah sebagai
pimpinan satuan pendidikan melakukan kegiatan monitoring dan
evaluasi (monev) sehingga seluruh proses yang terkait di dalam
penyelenggaraan satuan pendidikan tersebut seperti penerimaan siswa
baru, proses belajar mengajar, hingga proses meluluskan lulusan yang
dijaminkan mutunya.
Kegiatan penjaminan mutu di MI Muhammadiyah Kenteng
dilakukan berjanjang, dimana sekolah melakukan penjaminan mutu pada
proses pembelajarannya, kemudian meluas pada satu kelas, kemudian
ditingkatkan hingga seluruh proses kegiatan di sekolah dapat dijaminkan.
Dari identifikasi dan hasil penelitian yang dilakukan di MI
Muhammadiyah Kenteng antara lain menyimpulkan bahwa untuk
menjamin terwujudnya mutu proses dan mutu hasil pendidikan sekolah
dasar diperlukan model penjaminan mutu dari segi program kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler.
3. Akeditasi sekolah
Kegiatan penjaminan mutu dilakukan dengan membentuk tim
dalam persiapan akreditasi sekolah dengan surat keputusan kepala
sekolah. Tim beranggotakan dewan guru dan komite sekolah. Masing-
masing standar dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan dibentuk
seorang guru sebagai penanggung jawab keberlangsungan dan
pengelolaan standar. Secara periodik setiap awal bulan, dilakukan
pembahasan dalam rapat dewan guru untuk membahas masing-masing
standar untuk menilai kegiatan yang belum terlaksana dan dilakukan
analisis penyebabnya hingga akhirnya dicarikan solusi jalan keluarnya.
4. Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
Upaya penjaminan mutu di MI Muhammadiyah Kenteng dilakukan
melalui peningkatan kualitas secara berkelanjutan berdasar pada
perencanaan kondisi nyata yang diperoleh dari hasil proses evaluasi diri
sekolah setiap tahun. Upaya yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan penjaminan mutu di sekolah, misalnya dalam hal
kurikulum, fasilitas dan proses pembelajaran. Indikator-indikator yang
berkait dengan proses : penyiapan silabus, penyiapan bahan ajar,
penyiapan bahan/pedoman praktek, alat/media pembelajaran, dan alat
evaluasi.
Kegiatan pengelolaan evaluasi diri sekolah/madrasah di MI
Muhammadiyah Kenteng dipersiapkan melalui beberapa tahap kegiatan
seperti yang terurai di bawah ini:
- MI Muhammadiyah Kenteng membentuk tim pengembang sekolah
(TPK) dari unsur guru dan komite sekolah yang bertugas
melaksanakan evaluasi diri sekolah.
- Setelah tim pengembang terbentuk, Kepala Sekolah MI
Muhammadiyah Kenteng terlebih dahulu menyampaikan Panduan
Teknis EDS agar tim pengembang sekolah memahami tujuan teknis
pelaksanaannya sehingga setiap kegiatan dapat dilakukan dengan
mengikuti prosedur standar.
- Tim pengembang sekolah mempelajari Instrumen EDS dengan teliti
dan menentukan informasi yang dibutuhkan agar dapat mengolah
pengisian instrumen dengan benar.
- Tim pengembang sekolah dengan cermat saling mempelajari
Perangkat Laporan EDS agar semua anggota tim mamahami
pekerjaan yang harus diwujudkan.
5. Penyediaan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Sekolah membentuk panitia pengelola Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dengan keputusan dari kepala sekolah. Kepanitiaan
beranggotakan dewan guru dan komite sekolah MI Muhammadiyah
Kenteng. Kepanitian ini secara rutin melaksanakan pertemuan setiap
triwulan untuk membahas dana BOS yang sudah, serta membahas
kegiatan berkaitan dengan rencana penggunaan dana BOS triwulan
berikutnya.
Pada akhir tahun anggaran, panitia BOS MI Muhammadiyah
Kenteng melaporkan hasil kerja pengelolaan dana BOS dalam rapat
dewan guru bersama komite sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan dana keuangan BOS kepada masyarakat.
6. Peningkatan mutu guru melalui peningkatan kualifikasi akademik dan
sertifikasi guru.
Kegiatan penjaminan mutu dalam peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi cenderung bersifat pasif, karena sekolah hanya
sebagai mediator dan komunikator, misalnya berkaitan dengan informasi
tentang beasiswa bagi guru-guru yang masih menempuh minimal S1,
penyediaan informasi tentang sertifikasi guru, layanan informasi
penunjang berkenaan dengan adanya diklat dan seminar bagi peningkatan
kompetensi guru di MI Muhammadiyah Kenteng.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kompetensi dan kompetisi sekolah MI
Muhammadiyah Kenteng telah melakukan kegiatan pengembangan diri dan
penjaminan mutu sekolah, diantaranya melalui kegiatan:
1. Peningkatan kompetensi siswa melalui pengembangan diri melalui
pengelolaan kegiatan bimbingan konseling belum berjalan maksimal.
Keterbatasan sumber daya sekolah menyebabkan konselor dilakukan guru
kelas di MI Muhammadiyah Kenteng. Hal ini berdampak kegiatan layanan
konseling cenderung bersifat spontan dan belum optimal. Tahapan
kegiatan layanan konseling berhenti pada tahap persiapan dalam format
perencanaan, belum diuraikan melalui kegiatan penunjang, misalnya
program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian yang rinci.
2. Peningkatan kompetensi siswa melalui pengembangan diri dilaksanakan
melalui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang sistematis dari proses
persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
3. Peningkatan mutu sekolah di MI Muhammadiyah Kenteng dapat terlihat
dalam pengembangan kurikulum, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
persiapan akreditasi sekolah, evaluasi diri sekolah/madrasah dan
pengelolaan dana keuangan.
B. Rekomendasi
Dalam pengelolaan kegiatan pengembangan diri di sekolah
dasar/madrasah sering ditemui kendala dalam hal keterbatasan waktu dan
tenaga pengelola kegiatan. Hal ini karena kegiatan pengembangan diri
dirangkap sekaligus oleh guru kelas atau guru mata pelajaran tertentu di
sekolah tersebut. Untuk jangka panjang alangkah baiknya jika sekolah
menetapkan tenaga konselor dan pembimbing ekstra dari luar guru yang lebih
kompeten dalam bidangnya. Hal ini akan berdampak pada kegiatan layanan
konseling dan kegiatan ekstrakurikuler akan lebih terfokus dalam
pengelolaannya.
Dalam sistem penjaminan mutu, beberapa masalah yang menyebabkan
sistem penjaminan mutu belum berjalan optimal antara lain: dukungan dari
yayasan belum optimal, adanya beberapa guru yang belum sesuai standar,
adanya orang tua yang belum dapat bekerja sama dengan baik, dokumentasi
dan kontrol mutu yang masih lemah. Untuk mengatasi itu semua sekolah
berupaya untuk selalu melakukan peningkatan kemampuan guru malalui
training, supervisi, dan MGMP, melakukan sosialisasi intensif terhadap wali
murid, serta memperbaiki program-program penjaminan mutu..
top related