laporan kimia jumat.docx

Post on 09-Jan-2016

29 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1. Pembahasan Pembahasan cara penggunaan alat-alat secara teknis1. Pipet tetesPipet adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengambil larutan dalam skala kecil. Cara penggunaan pipet tetes yaitu dengan memasukkan pipet ke dalam larutan kemudian hisap larutan dengan pipet yang telah dipasang filler karet dengan hati-hati agar larutan tidak tumpah ataupun terkena anggota badan (Dewi, 2012). 2. Pipet volumePipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai alat pengambil larutan terbuat dari gelas dan bagian tengahnya membesar serta ujungnya meruncing. Cara penggunaannya yaitu pertama, pasang bulb terlebih dahulu pada ujung pipet volume kemudian hisap larutan ke dalam pipet volume dengan bulb hingga batas yang diinginkan. Apabila telah selesai cuci pipet dengan bersih (Dewi, 2012).3. Pipet ukurPipet ukur adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Cara penggunaannya yaitu dengan memasang bulb terlebih dahulu pada ujung pipet ukur kemudian hisap larutan ke dalam pipet ukur dengan bulb hingga batas yang diinginkan. Apabila telah selesai cuci pipet dengan bersih (Dewi, 2012).4. BulbBulb merupakan alat yang berfungsi untuk menghisap larutan yang pangkal/ujungnya disambungkan dengan pipet ukur atau pipet volume. Bulb memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan ataupun menghisap udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet . Sehingga apabila ingin digunakan, langkah pertama yaitu menyambungkan bulb dengan pipet yang sebelumnya bulb telah dikempeskan dengan menekan katup A. Kemudian untuk mengambil larutan ditekan katup S dan jika ingin mengeluarkan ditekan katup E (Sari, 2013).5. Labu ukurCara penggunaan labu ukur untuk menghomogenkan larutan yaitu dengan memasukkan zat terlarutnya (dengan konsentrasi tertentu) ke dalam labu ukur melalui sebuah corong yang sebelumnya telah ditimbang secara teliti. Kemudian memasukkan zat pelarutnya dengan volume tertentu. Selanjutnya goyangkan labu ukur sampai zatnya terlarut semuanya dan menjadi homogen. Jika terdapat zat yang masih mengalir ataupun membasahi leher labu, maka harus ditunggu beberapa saat sampai zat tersebut mengalir ke dasar labu. Larutan yang sudah dicampurkan dengan baik segera dipindahkan ke dalam botol penyimpan yang bersih dan kering. Sebelum larutan dituangkan ke dalam botol penyimpan sebaiknya botol dibilas 1 2 kali dengan sedikit larutan (Dewi, 2012).

6. Gelas bekerGelas beker berfungsi sebagai tempat larutan dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan. Cara penggunaannya yaitu dengan menuangkan zat atau larutan langsung ke dalam gelas beker (Sari, 2013).

7. ErlenmeyerLabu Erlenmeyer adalah labu/tabung yang digunakan sebagai tempat zat yang akan dititrasi. Cara penggunaannya cukup mudah yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung atau dengan menggunakan corong dengan cara hati-hati (Sari, 2013).

8. Tabung reaksiTabung reaksi berfungsi untuk mencampurkan larutan dan memanaskan zat-zat dalam jumlah kecil. Jika dipakai sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi harus dipegang dengan penjepit kayu. Pada waktu memanasi, tabung reaksi harus dalam keadaan miring di atas nyala api serta jauhkan diri dan orang lain dari mulut tabung reaksi untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja (Dewi, 2012).

9. Rak tabung reaksiRak tabung reaksi berfungsi untuk meletakkan tabung-tabung reaksi baik sebelum maupun sesudah reaksi agar larutan dalam tabung tidak tumpah dan untuk menghindari pecahnya tabung (Dewi, 2012).

10. CorongCorong berfungsi untuk membantu memasukkan larutan ke dalam suatu wadah. Corong juga berguna untuk membantu kerja kertas saring yaitu dengan cara Kertas saring dimasukkan ke dalam corong sedemikian rupa Kemudian di bawahnya diletakkan gelas kimia yang bersih hingga tangkai corong tepat menyentuh sisi dalamnya. Besar corong dan kertas saring yang digunakan tergantung pada banyaknya endapan yang akan disaring dan tidak ditentukan oleh volume cairan (Dewi, 2012).11. Corong pisahCorong pisah adalah corong yang digunakan untuk mengekstraksi fase cair cair untuk memisahkan komponen dalam suatu campuran dengan densitas / massa jenis yang berbeda. Cara penggunaannya yaitu memasukkan campuran larutan ke dalam atas tabung dengan corong kerap tertutup.corong kemudian ditutup dan digoyang-goyangkan dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Kemudian corong dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Langkang selanjutnya yaitu pendiaman, corong didiamkan agar fase yang tercampur dapat terpisah. Langkah terakhir penyumbat dan keran corong dibuka, dan dua fase ini dipisahkan dengan mengontrol laju keran corong (Falatiyah, 2013).12. Gelas arlojiGelas arloji adalah alat yang berfungsi sebagai tempat diletakkannya zat untuk ditimbang. Cara penggunaannya yaitu gelas arloji diletakkan di neraca analitik, ditimbang zat yang ingin ditimbang diatas gelas arloji. Setelah ditimbang gelas arloji dapat diangkat (Dewi, 2012).

13. Pengaduk gelasPengaduk gelas adalah alat yang digunakan sebagai pengaduk larutan. Cara penggunaannya yaitu masukkan batang pengaduk kedalam larutan tertentu dan diaduk menggunakan batang pengaduk (Sinta, 2012).14. SpatulaSpatula adalah alat yang digunakan untuk mengambil bahan, dimana spatula memiliki 2 bagian berbeda di kedua ujungnya. Bagian yang cekung berfungsi untuk mengambil bahan dengan jumlah yang cukup banyak dan bagian yang datar berfungsi untuk mengambil bahan dengan jumlah yang lebih sedikit (Sari, 2013).15. PiknometerPiknometer adalah suatau alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat. Cara menggunakan piknometer yaitu pertama, melihat berapa volume dari piknometernya yang tertera pada bagian tabung ukur. Kemudian Mengkalibrasi dengan menimbang piknometer dalam keadaan kosong. Lalu memasukkan larutan/fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer tersebut, lalu tutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. Selanjutnya menimbang piknometer yang berisi larutan atau fluida tersebut serta menghitung massa fluidanya dengan cara mengurangkan massa piknometer larutan/ berisi fluida dengan massa piknometer yang belum diisi larutan/ fluida. Setelah memperoleh massa dan volumenya, kemudian menentukan massa jenisnya (rho). Terakhir, apabila telah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan (Susanti, 2012).16. Cawan petriCawan petri berfungsi untuk menempatkan kultur sel dan sebagai tempat untuk menumbuhkan bakteri. Keuntungan memakai cawan petri yaitu mendapat banyak ruang sehingga memudahkan proses praktikum dan juga pemakaian cawan petri ini berguna untuk melindungi kultur sel dari kontaminasi karena memiliki penutup yang rapat namun mudah dibuka.Adapun cara penggunaan cawan petri yaitu yang pertama proses pensterilan. Pensterilan dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisma lain yang mungkin ada dalam cawan petri. Setelah pensterilan dilakukan kemudian mengisi cawan petri dengan media agar (alga merah) atau lainnya yang mengandung nutrisi, garam, darah, indikator, antibiotik dan lain lain yang membantu mempercepat pertumbuhan dari bakteri. Kemudian simpan cawan petri di dalam kulkas dan letakkan dalam posisi terbalik. Apabila ingin mengeluarkannya dari kulkas biarkan hingga mencapai suhu kamar kemudian ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya dan tuangkan pada media tersebut atau bisa juga menggunakan kapas lalu secara zig-zag dibilas secara perlahan-lahan supaya tidak merusak media. Tutup cawan petri dengan penutupnya secara benar lalu simpan pada suhu ruang agar memungkinkan untuk tumbuh selama beberapa hari. Setelah sel kultur tumbuh, ambil sampel dan gunakan media tersebut untuk studi lebih lanjut (Falatiyah, 2013).

17. PenjepitPenjepit digunakan untuk memindahkan alat yang tidak boleh disentuh tangan. Penjepit ada 2 macam berdasarkan bahan pembuatnya, yaitu dari kayu dan dari besi. Cara menggunakannya yaitu dengan menjepit alat yang hendak diambil atau dipindahkan dengan hati-hati (Falatiyah, 2013).18. TermometerTermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur temperature / suhu. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan termometer kedalam larutan yang akan diukur temperaturnya (Sinaga, 2013).19. Kaki tiga, pembakar Bunsen, dan kawat kasaKaki tiga, pembakar Bunsen, dan kawat kasa adalah seperangkat alat yang digunakan untuk memanaskan zat-zat maupun larutan. Cara penggunaannya yaitu dengan menyusunnya terlebih dahulu dengan meletakkan pembakar Bunsen di bawah kaki tiga serta kawat kasa diletakkan diatas kaki tiga, lalu nyalakan api pada Bunsen. Jaga jangan sampai terjadi kebocoran. Cara memadamkannya yaitu dengan meletakkan kembali tutup Bunsen dan hindari meniupkan udara ke arah Bunsen yang sedang menyala (Falatiyah, 2013).

20. Botol semprotBotol semprot adalah alat yang digunakan untuk membantu membersihkan alat lain. Cara menggunakannya yaitu dengan menyemprotkan ke wadah/tempat yang hendak dibersihkan (Susanti, 2012).21. Kertas saringKertas saring berfungsi untuk menyaring zat-zat tertentu dari larutan. Untuk menyaring di laboratorium dipelukan corong. Kertas saring dimasukkan ke dalam corong sedemikian rupa Kemudian di bawahnya diletakkan gelas kimia yang bersih hingga tangkai corong tepat menyentuh sisi dalamnya. Besar corong dan kertas saring yang digunakan tergantung pada banyaknya endapan yang akan disaring dan tidak ditentukan oleh volume cairan (Falatiyah, 2013).22. Indikator universalIndikator universal adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Cara penggunaannya yaitu dengan mencelupkan indicator universal tersebut ke dalam larutan yang hendak diuji pH-nya, kemudian melihat nilai pH-nya pada rentang skala yang ada (Kotz, 2005).23. Buret, statif, dan klemBuret adalah suatu alat yang digunakan untuk titrasi. Buret memiliki beberapa bagian yaitu statif dan klem. Dimana statif dan klem ini berfungsi sebagai penyangga dan penjepit buret agar buret bisa berdiri dan tidak bergeser. Buret juga memiliki kran yang berfungsi untuk laju keluarnya aliran cairan dan untuk mencegah kemacetan maka perlu dioleskan Vaseline, namun hindari pemberian Vaseline yang berlebihan. Batang kran dilepas dari tempatnya dan pelumas dioleskan pada batang kran. Harus diperhatikan agar pelumas tersebut tidak masuk ke dalam lubang saluran. Setelah dilumasi batang kran dimasukkan kembali ke dalam tempatnya dan diputar-putar untuk meratakan pelumasan. Kemudian dipasang dua cincin karet pengunci untuk menghindarkan terlepasnya, penukaran, atau kehilangan batang kran.Sebelum dipakai untuk titrasi, buret dibilas satu atau dua kali larutan dan setiap kali selesai pembilasan, dialirkan ke luar lagi. Kemudian buret diisi hingga sedikit di atas tanda skala 0, lalu kran dibuka untuk mengisi ujung kran dan mendesak keluar semua udara. Selama titrasi, larutan jangan dialirkan ke luar terlalu cepat dari buret. Pada waktu melakukan titrasi, kran buret diatur dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi Larutan. Pencampuran larutan secara efisien dapat dicapai dengan menggoyangkan labu tersebut selama penambahan larutan pereaksi (Falatiyah, 2013).24. Timbangan analitikTimbangan analitik berfungsi untuk menimbang massa suatu zat. Cara penggunaannya yaitu petama, bersihkan piringan neraca atau gelas arloji dari sisa bahan dengan bersih. Kemudian Sambungkan neraca dengan arus listrik, hidupkan dengan tombol on/off.Setelah neraca hidup, stabilkan neraca pada tombol reset,yaitu pada keadaan 0,000 gram.Setelah itu Wadah tempat bahan dimasukkan terlebih dahulu dan segera ditutup agar udara tidak masuk karena jika udara masuk akan mempengaruhi ukuran timbangan, kemudian distabilkan kembali dengan tombol reset. Masukkan bahan yang akan ditimbang kedalam tempat atau wadah yang sudah berada di neraca yang tadi. Neraca ditutup kembali, biarkan sampai angka menunjukan masa yang diperlukan apabila angka yang ditunjukan lebih dari yang diperlukan maka bahan yang akan dikeluarkan sedikit demi sedikit menggunakan spatula sampai tepat ukuran yang diperlukan. Demikian juga bila angka yang ditunjukan kurang dari berat bahan yang diperlukan maka tambah bahan sedikit demi sedikit. Setelah digunakan matikan dengan menekan tombol on/off, kemudian cabut saklar sehingga aliran listrik terputus dari neraca. Terakhir, Neraca dibersihkan kembali dari sisa-sisa bahan (Sari, 2013).

25. pH meter digitalpH meter digital adalah alat untuk mengukur pH dari larutan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Cara penggunaannya yaitu pertama, sediakan larutan yang hendak diuji secukupnya. Sebelum diukur, perhatikan suhu dari larutan yang hendak diukur dengan suhu larutan yang telah dikalibrasi sebelumnya. Pastikan kedua larutan tersebut suhunya sama. Buka penutup elektroda pada alat pH dengan alat khusus, kemudian bersihkan dengan tisu sampai kering. Hidupkan alat pH, lalu celupkan elektroda ke dalam cairan yang akan diukur kemudian masukkan magnet stirrer untuk mengaduk larutan agar menjadi homogeny. Kemudian tekan tombol yang bertuliskan MEAS lantas akan muncul kata HOLD di layar. Tunggu beberapa saat sampai muncul angka pH-nya. Setelah itu matikan alat (Sari, 2013).26. SpektrofotometerSpektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan dengan mengukur absorabansi larutan yang ada di dalam kuvet. Cara penggunaannya yaitu pertama, alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan akuades, lalu kemudian masukkan larutan yang hendak diukur ke dalam kuvet, kuvet dimasukkan ke dalam spektrofotometer dan lihat nilai transmitannya pada panjang gelombang. Setipa panjang gelombang yang digunakan, spektrofotometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan akuades (Falatiyah, 2013).

27. Kuvet Kuvet adalah wadah larutan yang hendak diukur konsentrasinya pada spektrofotometer. Kuvet ini memiliki 2 sisi yang berbeda, sisi bening dan sisi buram. Cara penggunaannya yaitu masukkan larutan, ambil kuvet dengan memegang sisi buramnya tujuannya adalah agar sisi bening tidak terkontak dengan jari tangan karena hal ini dapat mempengaruhi kejelasan larutan yang akan diukur di dalam spektrofotometer (Dewi, 2012)

28. Hot plate stirrer Hot plate stirrer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan. Cara penggunaannya yaitu dengan meletakkan wadah yang berisi larutan di atas hot plate stirrer. Kemudian hidupkan alat, jika ingin memanaskan tekan dan atur tombol HEAT. Jika ingin mengaduk, masukkan magnet stirrer ke dalam wadah lalu tekan dan atur tombol STIR (Kotz, 2005).

29. Lemari asamSebuah lemari asam yang diperlukan untuk setiap Laboratorium ini memiliki fungsi sebagai tempat mereaksikan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan mudah menguap, agar penanganan bahan kimia yang berbahaya tersebut bisa ditangani dengan baik. Cara penggunaan yaitu melakukan reaksi larutan / bahan kimia di dalam lemari asam, pastikan hanya tangan yang masuk ke dalam lemari asam. Hindari memasukkan kepala ke dalam lemari asam agar tidak terhirup zat yang berbahaya. (Loebis,2013) Penjelasan prosedur khusus dalam menggunakan beberapa alat yang mudah rusak1. Buret Biasanya kerusakan pada buret yang ditemukan adalah patah pada bagian ujung tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada waktu penggunaan dan pencucian buret. Masalah yang lain pada buret misalnya: a. Adanya penyumbatan pada bagian jet b. Keran buret macet atau patah. c. Ujung jet patah sedikit d. Batang buret kotor seperti berlemak atau debu yang bercampur dengan uap zat tertentu. Adapun pemecahan dari masalah yang biasa terjadi 1. Bila buret patah pada bagian tengahnya atau sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya selalu berhati-hati pada saat memasang buret pada klem dan pada waktu pencucian. Pada waktu titrasi, klem/penjepit buret yang digunakan hendaknya dipilih yang bagian rahangnya berlapis karet atau gabus. 2. Jika bagian yang patah ada di atas skala buret, bagian ini dapat dipotong dengan menggunakan alat pemotong kaca atau dipotong dengan cara mengikir bagian yang patah itu kemudian dipanaskan. 3. Bagian jet yang tersumbat dapat dibersihkan dengan menggunakan kawat yang diameternya lebih kecil dari lubang jet.4. Keran buret yang patah tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Untuk menghindari keran buret yang macet setelah dibersihkan hendaknya keran diolesi dengan vaselin. 5. Untuk menghindari kotoran pada buret dapat dilakukan pencucian baik dengan metode pencucian biasa maupun khusus. Agar buret selalu bersih, setelah digunakan harus segera dibersihkan, dikeringkan, dan disimpan dengan cara yang benar ditempatnya.

2. TermometerMasalah yang sering timbul pada thermometer adalah Termometer pecah saat akan diambil/digunakan , Skala thermometer pudar atau terhapus, Cairan dalam thermometer terpisah/patah. Pemecahan masalah dari peemasalahan di atas adalah: a. Untuk menjaga agar thermometer tidak terjatuh saat diambil,pada ujung atas thermometer hendaknya diberi benang (benang kasur atau tali raffia). b. Pada waktu termometer dpakai mengukur suhu cairan, termometer hendaknya tidak digunakan sebagai pengaduk. Ketika digunakan untuk mengukur suhu cairan, bola termometer tidak disentuhkan pada dasar wadah.c.Termometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya berupa selubung (plastik) atau pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan thermometer secara horizontal dilemari atau laci. d. Jika ada tanda skala pada termometer pudar atau terhapus, untuk memperjelas kembali dapat dilakukan Pengecetan (cara permanen) dan Menghitamkan dengan timbal pensil /pensil lunak (cara sementara).

3. pH meter digitalPerawatan yang utama dari alat pH meter ini adalah perawatan pada elektrode gelasnya dan mengecek baterai. Elektrode gelas setelah dipakai rendam dalam air suling, keringkan dengan kain halus.4. Lemari asamLaboratorium kimia mempunyai lemari asam, yang memerlukan perawatan khusus. Lemari asam berguna untuk menyimpan zat kimia yang pekat dan beruap. Karena itu lemari asam perlu perawatan agar tidak mudah rusak

Lemari asam harus dapat beroperasi dengan baik Bahan-bahan kimia yang mudah menguap harus ditempatkan pada lemari khusus/ lemari asam dan dipisah dengan zat-zat lainnya, sehingga tidak mencemari zat lainnya. Seringkali Lemari Asam alasnya atau kacanya kotor karena uap zat yang melekat atau dinding dalam lemari asam cepat kusam. Kotoran keputih-putihan pada lemari asam dapat disebabkan oleh uap-uap zat korosif. Lapisan tersebut dapat dibersihkan dengan lap basah atau lap yang dibasahi air setelah diberi sedikit amonia . Bagian kaca lemari asam dibersihkan dengan lap basah atau kertas koran basah, lalu dikeringkan dengan kertas koran kering. Dinding lemari asam harus dicat rata.

2. KesimpulanTujuan dari praktikum pengenalan alat dan budaya K3 yaitu : 1. Praktikan mampu mengidentifikasi alat-alat laboratorium serta memahami cara menggunakan alat-alat tersebut dengan benar, hal ini sangat diperlukan untuk menghindari adanya kesalahan sangat menggunakan alat dan untuk mengurangi terjadinya kerusakan alat akibat penggunaan yang salah.2. Praktikan memahami serta mampu menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium dengan benar dengan tujuan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja saat praktikum yang dapat berakibat fatal.Penggunaan alat dan budaya K3 Penggunaan alat dan budaya K3 harus dilakukan dengan baik dan benar agar alat-alat tidak mudah rusak dan awet. Penggunaan alat-alat ukur yang tebuat dari kaca misalnya Erlenmeyer, pipet, dan gelas beker juga harus dijaga dengan baik agar tidak pecah. Penggunaan alat-alat yang digital juga harus dirawat dengan baik agar tidak mudah rusak.Pemahaman mengenai budaya K3 wajib dimengerti dan dipahami oleh praktikan, agar praktikum berjalan dengan baik tanpa adanya kecelakaan kerja yang dapat berakibat fatal dan membahayakan praktikan karena bahan-bahan kimia sangat berbahaya bagi praktikan dan banyak orang. Sehingga Penyimpanan bahan-bahan berbahaya perlu ditempatkan di tempat khusus agar terhindar dari jangkauan banyak orang.

3.Daftar PustakaNyoman Kertiasa. 2006. Laboratorium dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak ScientifikSari, sinta.2013.Pengenalan alat-alat laboratorium.Lampung: Universitas LampungDewi. 2012. Pemeliharaan alat. Bandung: DikmenumKotz.2005.Chemistry and chemical reactivity. London: Heinemann Education Books LimitedKenneth. 2005. Safety in Academic Chemistry Laboratories. Washington, DC: Chemical Society

top related