laporan farmakognosi i (daun sirih)
Post on 26-Oct-2015
2.745 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara
berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70 - 80% populasi masih
tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat
tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan
alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Meskipun pada waktu sekarang banyak obat - obatan yang dibuat secara
sintetik, tetapi tidak boleh kita abaikan arti tumbuhan sebagai penghasil bahan
yang berkhasiat obat, seperti dapat kita lihat sendiri dari pengobatan, dan boleh
dikatakan semua zat tersebut berasal dari tumbuhan, seperti antara lain :
penicillin, streptomisin, kloromisetin, dan lain - lain. Kalau kita meninjau banyaknya
tumbuhan yang bahannya dipakai dalam obat tradisional oleh mereka yang tak
mengenal ilmu pengobatan modern, maka rasanya tinggal dilakukan suatu
penyelidikan saja, dan macam - macam bahan tumbuhan itu memang beralasan,
meskipun pemakaian dari bahan dasar ilmiah tidak digunakan.
Indonesia merupakan Negara yang agraris yang kaya akan floranya.
Dimana flora - flora tersebut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik
sebagai tanaman hias maupun untuk pengobatan.
1 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Obat - obatan, dalam bentuk tumbuh - tumbuhan dan mineral telah ada
jauh lama dari manusianya sendiri, penyakit dari manusia dan naluri untuk
mempertahankan hidup setelah bertahun - tahun, membawa kepada penemuan -
penemuan.
Penggunaan obat - obatan walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak
diragukan lagi sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis
karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka
dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka
tesebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan pada kepercayaan.
Orang - orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan
yang satu lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi
dengan obat dimulai.
Semua tanaman obat harus memenuhi persyaratan aman, bermanfaat,
dan sudah terstandarisasi agar dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan.
Salah satu tanaman obat yang bisa digunakan adalah daun sirih.
Daun sirih (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat dan
bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak
panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar
serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping ramuan obat-obatan juga masih sering
digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).
2 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Ayat yang berkaitan : Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit
untuk kamu (manusia), sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu mengembalakan ternakmu (Qs : An-
Nahl 10)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemeriksaan farmakologi meliputi pemeriksaan
morfologi, anatomi, dan organoleptik dan identifikasi kandungan kimia dari
tanaman daun sirih (Piper betle L.).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data morfologi,
anatomi, dan organoleptik dan identifikasi kandungan kimia pada daun sirih (Piper
betle L.).
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk memperoleh dan melengkapi
data ilmiah dari tumbuhan sirih (Piper betle L.).
1.5 Kontribusi Penelitian bagi IPTEK
Dengan melakukan penelitian mengenai tumbuhan sirih (Piper betle L.),
diharapkan masyarakat mengetahui manfaat dari tumbuhan sirih (Piper betle L.)
dan dengan berkembangnya IPTEK diharapkan makin banyak manfaat dari
tumbuhan sirih (Piper betle L.) yang dapat menyembuhkan penyakit dan
memberikan tambahan referensi mengenai data identifikasi farmakognosi
tanaman sirih (Piper betle L.) dan pengembangan obatnya.
3 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Tanaman
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman asli Indonesia yang
tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun
dan buahnya biasa dimakan dengan mengunyah
bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan
dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang
bersifat malignan (http://id. wikipedia/).
Daun sirih (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat dan
bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak
panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar
serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping ramuan obat-obatan juga masih sering
digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).
Biasanya kelengkapan untuk ‘nginang’ tersebut adalah daun sirih, kapur sirih,
pinang, gambir, dan kapulaga (Herlima Widyaningrum, 2011).
Sirih merupakan tanaman merambat mencapai ketinggian hingga 15 m.
Batang berwarna coklat kehijauan beruas-ruas sebagai tempat keluarnya akar.
Helaian daun tumbuh berselang seling, berbentuk jantung, bertangkai dan
4 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
dilengkapi daun pelindung. Bila daun diremas tercium bau sedap. Bunga berupa
bulir yang terdapat di ujung cabang dan berhadapan dengan daun. Buahnya
berbentuk bulat dan berbulu (Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma: 2003).
Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian mencapai 300 m dpl.
Sirih tumbuh subur pada tanah yang kaya dengan zat organic dan cukup air (Prof.
H.M. Hembing Wijayakusuma: 2003).
2.1.1 Sistematika Tanaman
Sistematika Piper betle L. sebagai berikut (www.plantamor.com)
Regnum : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Magnoliidae
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle L.
2.1.2 Nama Daerah Tanaman (Drs.Bambang Mursito, Apt.,M.Si: 2003)
Furu kuwe, purakawo, ranub, blo, sereh, demban, burangir, ifan, afo,
lahina, tawuo, ibun, seweh, sireh, suruh, canbai (Sumatera); seureuh,sedah, suru,
sere (Jawa); base, sedah, nahi, kuta, muta, orengi, taa, mokeh,(Nusa Tenggara);
uwit, buyu, uduh sifat, sirih, uruesipa (Kalimantan); gangjan, gapura, baulu, boya,
dandily, komba, lalama, sangi (Sulawesi); ani-ani, papek, raunge, rambika,
kakina, amu, bido, nein (Maluku); reman, manaw.
5 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
2.1.3 Morfologi Tanaman (Tjitrosoepomo.G, 2000)
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 meter. Batang sirih
berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat
keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing,
tumbuh berselang seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bunganya majemuk
berbentuk bulir dan terdapat dau pelidung ± 1mm berbentuk bulat panjang. Pada
bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang
pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm dimana terdapat
kepala putik 3-5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni
berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan.
2.1.4 Anatomi Tanaman (Tjitrosoepomo.G, 2000)
Daun sirih termasuk suku piperales. Daun sirih yang diiris membujur akan
terlihat anatomi daun dengan tipe stomata anisositik dimana tipe ini terdapat sel
penjaga yang bentuknya berlainan.
Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan adalah ilmu yang merangkum
uraian organ, susunan, bagian atau fungsi dari organ tumbuhan itu, pemeriksaan
ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi serta fragmen pengenal jaringan
serbuk yang khas guna mengetahui jenis-jenis simplisia yang diuji berupa sayatan
melintang, membujur, atau serbuk.
6 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
2.1.5 Kandungan Kimia Tanaman (Drs. H.Arief Hariana, 2006)
Identifikasi ditentukan berdasarkan uji reaksi warna, pengendapan,
penggaraman, asam, basa, mikrosublimasi dan kromatografi, untuk
menentukan senyawa pada tanaman.
Sirih mengandung 1-4,2%, minyak atsiri hidroksikavicol; 7,2-16,7%
kavicol; 2,7-6,2% kavibetol; 0-9,6% allylpyrokatekol; 2,2 – 5,6% karvakol; 26,8-
42,5% eugenol; eugenol metal eter; 4,2-15,8 eugenol metal eter; 1,2-2,5 p-
cymene; 2,4-4,8 cyneole; 3-9,8%. Selain itu piper betle mengandung estragol ,
terpennena , seskuiterpena , fenil propane , tannin , diastase , gula dan pati.
2.1.6 Kegunaan Tanaman (Drs. H.Arief Hariana, 2006)
Sebagai keputihan, peluruh kentut, menghentikan batuk mengurangi
peradangan, dan menghilangkan gatal.efek zat ini merangsang saraf pusat
dan daya piker; meningkatkan gerakan peristaltic, antikejang dan meredakan
dengkur, sementara daunnya untuk mencegah enjakulasi dini,mematikan
cendawan .daunnya juga berfungsi sebagai astrigen, mengurangi sekresi cairan
pada vagina, pelindung hati , antidiare dan antimutagenik.
2.1.7 Bioaktifitas Tanaman (http://2009/01/khasiat-tanaman-herbal-sirih-merah.html)
Daun sirih memiliki efek mencegah ejakulasi prematur, mematikan jamur
Candida albicans, anti kejang, analgesik, anestetik, pereda kejang pada otot
polos, penekan pengendali gerak, mengurangi sekresi cairan pada liang vagina,
penekan kekebalan tubuh, pelindung hati, dan antidiare. Tanaman sirih juga
7 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
diketahui bisa mengatasi batuk, bronchitis, menghilangkan bau badan, mengobati
luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal dan merah, koreng dan gatal-gatal,
menghentikan pendarahan gusi, sariawan, menghilangkan bau mulut, jerawat,
keputihan, dan mengurangi produksi air susu ibu yang berlebihan.
2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognosi
2.2.1 Pengertian dan Sejarah Farmakognosi
Jauh sebelum penjajahan Belanda, bangsa Indonesia telah mengenal
pengobatan secara tradisional, misalnya dengan tumbuhan, binatang, mineral,
doa dan pijat. Sayangnya, cara-cara ini tidak dicatat dengan baik karena teknik
pengobatannya diajarkan secara lisan. Dalam perkembangannya banyak teknik
pengobatan kuno yang hilang atau terlupakan. Oleh karena itu, jenis-jenis
tumbuhan obat dan penggunaannya harus dilestarikan oleh generasi penerusnya.
Hal tersebut disebabkan pengetahuan tentang cara penyembuhan terhadap
penyakit yang dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu sebenarnya sangat
bermanfaat dan aman bagi kesehatan (Gunawan,2002).
Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga
banyak jenis tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat. Namun, sebagian besar
dari tumbuhan obat itu tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak pernah
terawatt dengan baik. Hal tersebut menyebabkan manusia semakin tidak
mengenal jenis-jenis tumbuhan obat dan akhirnya tumbuhan obat berkesan
sebagai tanaman liar yang keberadaannya sering dianggap menggangu
keindahan atau kehidupan tumbuhan lainnya (Gunawan, 2002).
8 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Secara umum, kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan
kandungan kimia yang dimiliki. Namun, tidak semua kandungan kimia diketahui
secara lengkap karena pemeriksaan bahan kimia dari suatu tanaman memerlukan
biaya yang mahal. Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara
farmakologi berhasil menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat
(Gunawan, 2002).
Didalam penggunaan tanaman berkhasiat perlu pengetahuan yang cukup.
Meskipun aman digunakan, beberapa jenis tumbuhan obat memiliki efek samping
seperti obat kimia sehingga dalam pemakaiannya sebaiknya secara hati-hati
misalnya Ephedra Sinica (Ephedraceae), di Cina dikenal sebagai Ma huang,
dibuat sebagai the untuk obat asama dan pereda panas. Jika dosisnya salah akan
menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, penggunaan tumbuhan obat sebaiknya
dilakukan dengan hati-hati. Oleh karena itu pengobatan dilakukan jumlah yang
sesuai dan sebaiknya tumbuhan obat tidak dikomsumsi secara berlebihan
(Gunawan, 2002).
Berhubung perkembangan ini, maka desa ini pada umumnya rumah obat
(apotik) itu sebagian besar terisi dengan “obat paten“. Agar dapat memberi
pelayanan ( service ) yang layak pada dokter langganannya. Alhasil juga kepada
para pasien yang memerlukannya. Untuk dapat mengisi dan menghindari
kekosongan apotik itu pada tepat waktunya, maka sang penguasa “obat paten”
tadi mempergiat usahanya. Dengan seterusnya bagaimana pun juga akibatnya
9 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
ialah pembuatan atau penggunaan obat ( dari pada tumbuh-tumbuhan ) asli
Indonesia terdesak kebelakang (Gunawan, 2002).
Pada awalnya masyarakat awam tidak mengenal istilah “farmakognosi”.
Oleh karenanya, mereka tidak bisa menaikkan farmakognosi dengan bidang-
bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Padahal, farmakognosi sebenarnya
menjadi mata pelajaran yang sangat spesifik dibidang kesehatan dan farmasi.
Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu), kina, kelembak,
penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, ddan sebagainya. Namun mereka
tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Merekapun
tidak mengetahui kalau bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji
saga (sogok telik) dan tempe bongkrek (alfatoksin) merupakan bagian dari
pembicaraan farmakognosi. Pada hakekatnya, para pengobat herbalis itulah yang
nyata-nyata merupakan praktisi farmakognosi yang pertama (Sri mulyani, 2004).
2.2.2 Ruang lingkup pemeriksaan farmakognosi
2.2.2.1 Identifikasi dan determinasi tanaman (Amin , A.,dkk , 2009)
Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan
bentuk morfologi tanaman berdasarkan uraian deskripsi tanaman secara lengkap
melalui pendekatan hubungan kekerabatan (suku, dan genus), nama daerah, alat-
alat khusus yang teradapat pada tanaman tersebut tempat tumbuh. Untuk
mempermudah determinasi tanaman dilakukan pembuatan herbarium khusus.
10 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan.
Herbarium dapat dibuat dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah, sesuai
dengan namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering, sedangkan
herbarium basah disimpan dalam keadaan basah dengan cairan tertentu.
Pembuatan herbarium tanaman dilakukan dengan mengumpulkan
seluruh bagian tanaman yang utuh (akar, batang, daun), termasuk bagian-bagian
khusus tanaman seperti bunga, buah dan biji
2.2.2.2 Morfologi tanaman
Ilmu tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian
pesat, dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri
adalah morfologi tumbuhan mempelajari tentang susunan tubuh tumbuhan yang
telah mengalami perkembangan yang pesat sehingga di pisahkan menjadi
morfologi luar atau morfologi in sensu strict dalam artian sempit dan morfologi
dalam atau anatomi tumbuhan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari
kekhususan bentuk, ukuran, dan warna yang diuji.
2.2.2.3 Anatomi tanaman
Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan adalah ilmu yang merangkum
uraian organ, susunan, bagian atau fungsi dari organ tumbuhan itu, pemeriksaan
ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi serta fragmen pengenal jaringan
serbuk yang khas guna mengetahui jenis-jenis simplisia yang diuji berupa sayatan
melintang, membujur, atau serbuk.
2.2.2.4. Identifikasi kandungan kimia (Amin, A, dkk, 2009)
11 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
a. Reaksi warna
1.Lignin
Adalah suatu uji warna yang bermaksud mengetahui kandungan
lingnin (zat kayu) yang terkandung pada tanaman. Lingnin itu sendiri umum
terdapat pada tanaman yang secara morfologi terlihat jelas memiliki batang keras
(berkayu), biasanya terdapat pada bangsa dikotil, senyawa ini dapat diidentifikasi
dengan penambahan flouroglusin P dan HCl P, yang menimbulkan warna merah
pada dinding sel.
2. Pati & Aleuron
Merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa, berfungsi
sebagai penyimpan energi, Sekitar 20% dari pati adalah amilosa (larut) dan 80 %
amilopektin . Pati dan aleuron banyak terdapat pada padi-padian, kentang dan
jagung. Senyawa ini dapat diidentifikasi dengan iodin 0,1 N, dimana jika
mengandung Pati akan berwarna biru dan berwarna merah bila mengandung
aleuron.
3. Zat samak/tanin
12 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Zat ini merupakan suatu senyawa glukosida yang majemuk. Zat ini banyak
terdapat pada kulit bakau, trengguli, juga pinang dan gambir, yang jika
diidentifikasi dengan larutan FeCl3 1N, akan menghasilkan warna hijau.
4.Suberin, kutin, minyak menguap, dan minyak lemak
Suberin merupakan senyawa pelindung pada tanaman. Metabolit
primernya adalah senyawa dikarboksilat yang banyak dijumpai pada akar sebagai
pelindung pada pita kasparin. Sedangkan kutin adalah rantai panjang dari asam
lemak yang saling membentuk ester berstruktur 3 dimensi yang kaku.
Minyak menguap adalah substansi yang menimbulkan bau khas dan
dapat menguap pada temperatur biasa. Minyak lemak adalah sekelompok besar
dari senyawa minyak alam yang tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut
organik
5.Turunan katekol
Zat ini merupakan turunan hasil hidrolisa asam gallant dengan garam ferri
berwarna hijau, yang jika diidentifikasi dengan larutan FeCl3 1N atau larutan Brom
akan menghasilkan warna hijau.
6.Dioksiantrakinon bebas
Senyawa-senyawa ini banyak terdapat dalam bentuk bebas dan berbeda-
beda, serta derajat oksidasi yang berbeda pula, seperti antron, oksantron, dan
13 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
autranol, dimana jika diidentifikasi dengan larutan KOH 10 % dalam etanol 95 %
akan menghasilkan warna merah.
7.Fenol
Merupakan senyawa pelindung dalam tanaman, dan juga adalah metabolit
sekunder yang dapat disintesis dalam jalur sikinat. Senyawa ini dapat
mempengaruhi tanaman dengan menghambat pertumbuhannya dimana jika
diidentifikasi dengan larutan FeCl3 P akan menghasilkan warna biru hitam.
8. Lendir dan pektin
Pektin sendiri terdapat dalam buah-buahan yang belum masak betul. Zat
ini dapat dijadikan selei dengan penambahan gula. Jika diidentifikasi dengan
merah Ruthenium LP, akan menghasilkan warna merah intensif.
9. Selulosa
Merupakan glukosa yang banyak terdapat dalam tumbuhan. Zat ini
merupakan konstituen pokok pada tiap dinding sel. Jika diidentifikasi dengan
larutan seng (II) klorida beriodium, memberikan warna ungu merah.
10.Karbohidrat
Karbohidrat adalah persenyawaan antara karbon, hydrogen, oksigen yang
terdapat dialam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat juga merupakan
senyawa makromolekul alam yang banyak ditemukan dalam tanaman dan hewan.
Dalam hal ini jika diidentifikasi dengan pereaksi molish akan membentuk cincin
14 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
ungu, identifikasi dengan larutan Luff dan NaOH akan menghasilkan warna merah
etelah dipanaskn, dan jika diidentifikasi dengan larutan barfoed dan NaOH, akan
menghasilkan warna merah jika dipanaskan.
11. Glikosida
Merupakan senyawa organik yang biasa terdapat dalam tanaman yang
bila dihidrolisa akan menghasilkan satu macam gula atau lebih, serta senyawa lain
yang bukan gula. Jika diidentifikasi dengan FeCl3 dan HCl P terjadi warna coklat
kemerahan yang perlahan berubah menjadi violet/ungu.
12. Glikosida Antrakinon
Senyawa ini dimanfaatkan sebagai zat aktif dalam obat pencahar.
Glikosida yang digunakan dalam obat tersebut, adalah turunan autrason atau
antarkinon sebagai glikolnya. Jika diidentifikasi dengan H2SO4 encer P dan
Benzena P, filtrat yang berwarna kuning nenunjukkan adanya antrakinon.
13. Flavanoid
Sedikit sampel diatas plat tetes ditambahkan dengan 10 ml
Reaksi pengendapan
14 . Steroid
Steroid adalah sekumpulan lipid yang banyak dijumpai dalam tumbuhan
dan hewan. Senyawa ini tidak tersabunkan, karena tidak dapat terhidrolisis dalam
media basa berbeda dengan kompleks trigliserida dan lipid kompleks.
15 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Sedikit sampel serbuk pada tabung reaksi ditambahkan dengan air penas
lalu dikocok 10 detik akan terbentuk buih atau busa dan ditambahkan dengan HCl
2 N 1 tetes (tetap akan terbentuk buih atau busa).
b. Reaksi Pengendapan
15. Alkaloida
Merupakan turunan dari plavon, isoplavon, flavanol, dan flavanon.
Senyawa ini tidak berwarna, mempunyai gugus hidroksi, dan terdapat dialam
dalam keadaan bebas. Jika diidentifikasi dengan HCl pekat akan terbentuk warna
merah ungu. Sedikit sampel serbuk tabung reaksi ditambahkan dengan larutan
HCl 0,5N dan ditetesi larutan Mayerbouchardat (Endapan kuning/putih).
c .Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)
Kromatografi Lapais Tipis adalah salah satu tehnik
pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi
menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang dilapisi oleh silika gel sebagai
fase adsorben (penyerap) atau disebut fase diam, dan eluen berupa campuran
beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia dengan
baik.
16 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
2.2.2.5 Pemeriksaan mutu dan Standarisasi
Identifikasi, meliputi pemeriksaan:
a. Organoleptik, yaitu pemeriksan warna, bau, dan rasa bahan/simplisia.
b. Makroskopik, yaiu memuat uraian makroskopik, paparan mengenai
bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan
c. Mikroskopik, yaitu membuat paparan anatomis, penampang melintang
simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia, meliputi uraian mengenai:
1) Jaringan pada batang, akar, dan daun, terdiri dari:
a) . Jaringan primer (epidermis, corteks, endodermis, caspari, perisikel,
silinder pusat dan empelur).
b).Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom).
c). Perubahan susunan silinder pusat atau pertumbuhan sekunder.
2) Jaringan pada daun, terdiri dari :
a.Tipe stomata.
b.Jenis rambut (rambut penutup, dan rambut kelenjar).
3) Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari :
a.Tipe idioblas,
b.Tipe sel sklerenkim.
17 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam standarisasi obat
fitokimia Indonesia adalah budidaya karena mempunyai kolerasi dengan
kandungan zat berkhasiat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan kimia
dari gandarusa.
2.3 Tinjauan Tentang Simplisia
2.3.1 Pengertian Simplisia
Simpisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan
yang telah dikeringkan (Ditjen POM,1979).
2.3.2 Penggolongan simplisia
Simplisia terbagi menjadi tiga bagian yakni simplisia nabati adalah
simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman
(eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang
dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari
tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum merupakan zat kimia murni),
simplisia hewani yaitu simpisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat yang
dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni, dan simplisia mineral
adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa
zat kimia murni (Ditjen POM,1979).
18 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
2.3.3 Cara pembuatan simplisia (Amin, A.,dkk 2009)
1. Teknik pengumpulan
Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau
menggunakan dengan alat (mesin).
a.Waktu pengumpulan atau panen
Waktu panen suatu jenis tanaman atau bagian tanaman mencapai
jumlah maksimal, dan umur tanaman juga perlu menentukan kadar kandungan zat
aktifnya, sehingga diperlukan satu waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat
kandungan zat aktifnya diperhatikan. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai
berikut :
a. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buahnya
menjadi masak, dan dipetik antara jam 10.00 – 12.00.
b. Buga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
c. Buah dipetik dalam keadaan tua
d. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna
e. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus),
dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti
b.Bagian tanaman
a. Kulit batang/klika/Cortex Dari batang utama dan cabang, dikelupas
dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, untuk kulit batang yang mengandung
minyak atsiri atau senyawa fenol digunakan alat pengelupas yang bukan terbuat
dari logam
19 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
b. Batang (Caulis) Dari cabang, dipotong-potong dengan panjang diameter
tertentu
c. Kayu (Lignum)Dari batang atau cabang, kelupas kulit dan potong-
potong kecil
d. Daun (Folium)Daun kelima dari pucuk dipetik secara manual
e. Bunga (flos) Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau
bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga dapat dipetik langsung
dengan tangan f. Akar (Radix)Bagian yang digunakan adalah bagian yang
berada dibawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
g. Rimpang (Rhizoma) Tanaman yang daunnya sudah agak tua atau
menguning dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar, dipotong melintang
dengan ketebalan tertentu.
h. Buah (Fructus) Dapat berupa buah yang masak, matang, mudah
dipetik denga tangan.
i. Biji (Semen) Buah yang dipetik dikupas kulit buahnya menggunakan
tangan atau alat, biji dukumpulkan dan dicuci.
j. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan
memotongnya.
2. Pencucian dan sortasi basah
Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia
dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dan sebagainya) dan memisahkan
bagian tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki pencucian, terutama dilakukan
20 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
bagi simlisia yang meggunakan bagian tanaman yang berada dibawah tanah
(akar, rimpang, bulbus), untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang
melekat.
Setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran dan benda asing,
materi/sampel dipotong-potong kecil dengan ukuran antara 0,25 – 0, 6 cm yang
setara dengan ayakan 4/18.
3. Pengawetan simplisia
Cara pengawetan untuk tanaman atau bagaian tanaman sebelum
dikeringkan direndam dahulu dalam alkohol 70% atau dialiri uap panas,
sedangkan cara pengawetan untuk hewan-hewan laut terutama yang mudah
berubah bentuknya setelah mati seprti bintang laut, bulu babi, dan jenis hewan
berongga dan hewan berduri terdir dari zat kapur, maka binatang ini diawetkan
dengan alkohol 70% agar zat kapurnya tidak larut.
4. Pengeringan
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :
a. Untuk mendapatkan smplisia yang awet, tidak rusak dan dapat
digunakan dalam jangka waku yang relatif aman
b. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan
oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan
tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung,
kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10%
21 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
c. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat
serbuk.
Cara pengeringan dapat dilakukan secara alamiah adan secara buatan.
A.Pengeringan alamiah
Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia , pengeringan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Sinar matahari langsung, terutama pada bagaian tanaman yang
keras (kayu, kulit, biji-bji, dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relatif
stabil oleh panas.
b. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung, umumnya untuk simpisia yang bertekstrur lunak (bunga, daun, dan
lain-lain) dan zat aktif yang dikehendakinya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).
B.Pengeringan buatan
Cara pengeringan dengan menggunakan alat yang dapat diatur
suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya
5. Sortasi kering
Sortasi kring yang dilakukan sebelum pewadahan simplisia,
bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak
dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah.
6. Pewadahan dan Penyimpangan Simplisia
Simplisia yang diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan
pada tempat yang dapat menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia. Wadah
22 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
terbuat dari plastik tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap
memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya. Wadah dari logam
tidak dianjurkan agar tidak berpengaruhterhadap simplisia. Ruangan penyimpanan
simplisia harus diperhatikn suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara
ruangannya.
2.4 Identifikasi kandungan kimia simplisia secara kemotaksonomi
2.4.1 Penggolongan tanaman berdasarkan kemotaksonominya
Tumbuhan sirih ini tumbuh liar,banyak dijumpai dipekarangan rumah,
dimana daunnya daunnya berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu,
cepat rontok dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Helaian daun bulat
telur sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk jantung, atau pangkal
yang miring daun ujung meruncing, 5-18 kali 2-20 cm. Daun pelindung bentuk
lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang.
2.4.2 Kegunaan umum tanaman berdasarkan kemotaksonomi
Tanaman sirih diketahui bisa mengatasi batuk, bronchitis,
menghilangkan bau badan, mengobati luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal dan
merah, koreng dan gatal-gatal, menghentikan pendarahan gusi, sariawan,
menghilangkan bau mulut, jerawat, keputihan, dan mengurangi produksi air susu
ibu yang berlebihan.
23 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
2.4.3 Cara Mengidentifikasi Kandungan kimia Simplisia
a. Reaksi warna
1. Lignin
Sedikit sampel serbuk disimpan diatas plat tetes, ditetesi dengan larutan
floroglusin P, diamati dalam asam klorida P, positif jika berwarna merah.
2. Tanin
Sedikit sampel serbuk disimpan diatas plat tetes, ditambahkan dengan
larutan FeCl3 1N. Postif mengandung tanin jika contoh berwarna hijau
3.Katekol
a. Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan
FeCl3 1N (Hijau, katekol)
b.Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan larutan Brom
(hijau, katekol)
4.Dioksiantrakinon
Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan KOH
10 % dalam etanol 95 % (warna merah).
5.Fenol
Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan FeCl3
P (Biru hitam).
24 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
6. Alkaloid
Sedikit sampel serbuk tabung reaksi ditambahkan dengan larutan HCl
0,5N dan ditetesi larutan Mayerbouchardat (Endapan kuning/putih).
7. Steroid
Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan Lieberman
Bauchardat (merah jambu)
8.Karbohidrat
Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan
fehling A dan Fehling B (merah Bata).
9. Pati dan aleuron
Sedikit serbuk sampel diatas plat tetes ditetesi iodin 0,1 N jika
mengandung Pati akan berwarna biru dan berwarna merah bila mengandung
aleuron.
10. Flavanoid
Sedikit sampel diatas plat tetes ditambahkan dengan 10 ml HCl pekat
akan terbentuk warna merah ungu.
b.Reaksi pengendapan
12. Alkaloid
Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 nil asam klorida 2 N
25 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
dan 9 ml air, panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring. pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji :
Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk
enedapan menggumpal berwarna putih.
Tambahkan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji kedua, terbentuk
endapn berwarna coklat sampai hitam.
c.Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)
Kromatografi Lapais Tipis adalah salah satu tehnik
pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi
menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang dilapisi oleh silika gel sebagai
fase adsorben (penyerap) atau disebut fase diam, dan eluen berupa campuran
beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia dengan
baik.
26 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Pengidentifikasi
Kandungan Kimia dan Identifikasi
Kemataksonomi
Pengembangan Obat Tradisional
Pemeriksaan Farmakognosi
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DAN SKEMA KERJA
3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual Piper betle L.
3.2 Hipotesis
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betlephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kafikol yang memiliki daya
mematikan kuman, anti oksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bateri dan cendwan. Daun sirih juga
bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan
saluran penernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluaran dahak,
meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan pendarahan. Biasanya untuk
obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle L., dicuci, digulung
27 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Piper betle (Sirih)
Obat tradisional Indonesia Aktivitas farmakologi
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
kemudian dimasukkan kedalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif
fenol dan kafikol daun sirih hutan juga dpt dimanfaatkan sebagai pestisida nabati
untuk mengendalikan hama penghisap.
3.3 Skema Kerja
Daun Sirih (Piper betle L.)
.
28 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Panen / Pengumpulan
Herbarium basah Bahan segar
Anatomi
Pembuatan simplisia
1. Pencucian
2. Sortasi basah
3. Perajangan atau pengolahan bentuk
4. Pengeringan dan sortasi kering
5. Pewadahan
- Morfologi
-Organoleptik
Simplisia
Organoleptik Mikroskopik Identifikasi Kandungan Kimia
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
1. Pati2. Tanin3. Katekol4. Fenol5. Steroid6. Alkaloid7. Dioksiantrakinon
8. Pektin
9. Saponin
10. Flavanoid
11. Karbohidrat
12.Selulosa
13. Glikosida
14. Suberin
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB IV
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
4.1Alat, Bahan dan Instrumen Praktikum
4.1.1 Alat
Adapun bahan kimia yang digunakan dalam praktikum antara lain : Botol
semprot, Botol Coklat, Cawang porselin, Cutter, Deg gelas, Handscoon,
Mikroskop, Objek gelas, Pinset, Pipet tetes, Plat tetes, Pot plastic, Rak tabung,
Sendok tanduk, Tabung reaksi
4.1.2 Bahan Tanaman
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini sampel tanaman
Sirih (Piper betle L.)
4.1.3 Bahan
Adapun bahan kimia yang digunakan dalam praktikum antara lain :
Formalin 4%, Aquadest, Etanol, FeCl3 P, HCl + meyer bouchardt, Iod 0,1 N, KOH
10 %, Liebermen bouchardt, N-butanol, N-heksan, Metil orange, Pereaksi Molish,
dan ZnSO4
4.2 Lokasi Praktikum
Adapun lokasi praktikum ini dilaksanakan adalah di Desa .Lemoe
Kecamatan Bacukiki Kabupaten Pare-pare. Waktu pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini dari tanggal 28 september – 30 septemeber 2012.
29 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
4.3 Prosedur Praktikum
4.3.1 Pemeriksaan Farmakognostik
Pemeriksaaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk
fisik dari akar, batang, dan daun dari tanaman Sirih ( Piper betle L.) kemudian
dilakukan pengambilan gambar, dan diidentifikasi lebih lanjut berdasarkan kunci
determinasi menurut literatur.
4.3.1.1 Identifikasi dan determinasi Tanaman
Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk
morfologi melalui pendekatan hubungan kekerabatan tanaman ( suku dan genus)
kunci determinasi tanaman sebagai mana yang dicantumkan dalam buku resmi.
4.3.1.1.1 Morfologi Tanaman
Pengamatan dilakukan dengan cara diamati morfologi sampel yang
meliputi akar, batang, daun dan bunga kemudian digambar secara keseluruhan
morfologi sampel pada lembar kerja, dan dilengkapi dengan keterangan dan
deskriptionya.
4.3.1.1.2 Anatomi Tanaman
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati bentuk sel dan jaringan pada
tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur dari akar, batang
dan daun dengan menggunakan mikroskop. Sedangkan simplisia kering serbuk
untuk melihat fragment - fragment dari tanaman sirih yang digunakan untuk obat.
30 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
4.3.1.2 Pemeriksaan Simplisia
4.3.1.2.1 Pengambilan Simplisia
Pengambilan Sampel, bahan penelitian berupa daun, batang, dan akar
dari tanaman Sirih (Piper betel). Diambil pada jam 08.30 pagi di Desa Lemoe,
Kecamatan Bacukiki , Kab Pare-pare Sulawesi Selatan.
4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia
Pengolahan Bahan, Bahan penelitian berupa daun yang telah diambil,
dikeringkan dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung, setelah
kering dipotong - potong kecil.
4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia
a. Organoleptik
Pemeriksaan organoleptis tumbuhan dilakukan untuk mengamati warna,
bau, dan rasa dari bagian tanaman Sirih (Piper betle) yang masih segar meliputi
akar, batang, dan daun.
b. Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik tanaman dilakukan untuk mengamati mengenai
bentuk ukuran, warna dan bidang irisan dari tanaman Sirih (Piper betle).
c. Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik tanaman dilakukan untuk mengamati paparan
anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia
Piper betle folium, dan Piper betle caulis.
31 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia
4.3.2.1 Lignin
Irisan atau serbuk dibasahi dengan larutan Fluroglusin P. Diperiksa dalam
HCl P, dinding sel yang berlignin akan berwarna merah.
4.3.2.2 Suberin, kutin, minyak lemak, minyak atsiri, getah dan resin
Bahan yang akan diperiksa diletakkan diatas kaca objek, gambarkan
beberapa tetes Sudan III LP, bahan dapat dijernihkan dengan kloralhidarat LP,
kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri. Biarkan selama 30 menit sampai-
48menit dalam bejana tertutup yang didalamnya terdapat cawan berisi etanol 90%
P. Bagian yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak, minyak atsiri, getah
dan resin berwarna jingga.
Uji adanya sterol dengan reaksi Liebermann Burchard :sepuluh tetes
minyak lemak atau 0,5 g adeps lanae dilarutkan dalam 5 ml kloroform, tambahkan
asam cuka anhidrida 1 liter dan asam sulfat pekat 2 tetes dengan hati-hati.
Campur dan amati warna yang terjadi ! reaksi positif yang terjadi warna hijau
zamrud.
4.3.2.3 Pati dan Aleuron
Tambahkan iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna
biru, dan aleuron berwarna kuning coklat sampai coklat.
32 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
4.3.2.4 Lendir dan pectin
Letakkan serbuk atau bahan diatas kaca objek, ditambahkan beberapa
tetes Merah Ruthenium Lp, tutup dengan kaca penutup biarkan selama 15 menit,
lendir asam dan pectin berwarna merah intensif.
4.3.2.5 Selulosa
Bahan ditambahkan larutan seng (II) klorida beriodium, memberikan
warna ungu merah.
4.3.2.6 Zat samak/Tanin
a. Pirogalotanin
Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3, menghasilkan warna biru.
Sampel dibasahi dengan larutan Brom, tidak terjadi endapan.
Serbuk ditambahkan dengan NaOH, jikamengandung tannin akan
menghasilkan warna merah coklat.
4.3.2.7 Turunan katekol
Sampel ditambahkan larutan Brom, akan terjadi endapan.
Sampel dibasahi dengan FeCl3 1 N, menghasilkan warna hijau.
Letakkan bahan atau serbuk diatas kaca objek ditambahkan
larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol 90% P, dalam asam klorida
P,bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif.
4.3.2.8 Dioksiantrakinon bebas
Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan Kalium Hidroksida etanol LP,
warna merah.
33 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
4.3.2.9 Fenol
Mikrosublimasi dilakukan dengan cara serbuk dalam vial dilarutkan
dengan air, dan ditutup dengan objek gelas dan diatas objek gelas diberi kapas,
dipanaskan hingga menyublin.
a. Hasil mikrosublimasi tambahkan fosfomolibdat asam sulfat LP, terjadi
warna biru.
b. Hasil mikrosublimasi tambahkan asam diazobenzensulfonat LP, terjadi
warna biru.
c. Ekstrak methanol ditambahkan :
Larutan besi (III) klorida 1%, terbentuk warna ungu biru
Pereaksi Millon, terbentuk warna merah ungu.
Pereaksi Indofenol, terbentuk warna hijau biru yang stabil.
4.3.2.10 Saponin
Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panas,
dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk buih, lalu
tambahkan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang maka sampel mengandung saponin.
4.3.2.11 Flavonoid
Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa dengan 10 ml methanol dengan alat
pendingin balik selama 10 menit, saring panas, encerkan filtrate dengan 10 ml liter
air, setelah dingin tambahkan eter minyak tanah, kocok hati-hati, biarkan. Ambil
lapisan methanol, uapkan pada suhu > 40o C dibawah tekanan, sisa dilarutkan
dalam 5 ml liter etanol 95% P, tambahkan 0.1 g serbuk magnesium P dan 10 ml
34 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
liter asam klorida P, jika terjadi warna merah jingga-merah ungu berarti ada
flavanoid dan jika kuning jingga terdapat flavon, kalkon, dan auron.
4.3.2.12 karbohidrat
Serbuk dikocok dengan air lalu dimasukkan dalam tabung reaksi ditetesi :
a. Pereaksi Mollish, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan
cincin ungu.
b. Pereaksi Luff, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan
endapan merah.
c. Pereaksi Fehling A dan Fehling B, jika mengandung karbohidrat akan
menghasilkan endapan kuning jingga.
4.3.2.13 Glikosida
Ekstrak methanol dimasukkan dalam 3 tabung reaksi, dan ditambahkan :
Larutan besi (III) klorida 3 ml dan 1 ml asam klorida P, terjadi
warna coklat kemerahan perlahan berubah menjadi violet atau ungu.
Pelarut benzen 5 ml, pisahkan larutan benzene ditambahkan 3 ml
larutan ammonia 10%,terbentuk warna merah pucat.
Larutan ammonia encer 3,5% lalu dikocok terjadi warna merah
lembayung.
4.3.2.14 Glikosida Antrakinon
Dicampur 200 mg serbuk simplisia dengan 45 ml asam sulfat encer P,
dididihkan sebentar, didinginkan,tambahkan 10 ml benzene P, kocok, diamkan.
Pisahkan lapisan benzene, saring, filtrat berwarna kuning, menunjukkan adanya
35 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
antrakinon. Kocok lapisan benzene dengan 1-2 ml NaOH LP, diamkan, lapisan air
berwarna merah intensif, dan lapisan benzene tidak berwarna.
4.3.2.15 Steroid
Ekstrak eter dalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan pereaksi
Liebermann - Buchard jika mengandung steroid akan menghasilkan warna biru
sampai hijau.
4.3.2.16 Alkaloida
Timbang 500 ml serbuk simplisida,tambahkan 1 ml asam klorida 2
N dan 9 ml air, panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada 2 kaca arloji :
Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk
endapan menggumpal berwarna putih.
Tambahkan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji ke-2, terbentuk
endapan berwarna coklat sampai hitam.
36 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB V
HASIL PENGAMATAN
5.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman
Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk
morfologi tanaman, berdasarkan uraian tanaman secara lengkap melalui
pendekatan hubungan kekerabatan (suku dan genus), nama daerah, alat-alat
khusus yang terdapat pada tanaman tersebut tempat tumbuh. Untuk
mempermudah determinasi tanaman dilakukan herbarium khusus.
Adapun determinasi dari tanaman sirih dengan family Piperaceae adalah:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9a-41b-42b-43b-54b-59b-61b-62b-63a-64a.......37.
Piperaceae-1a................. Piper bitle.
5.2 Morfologi Tanaman
Morfologi dari simplisia Daun Sirih (Piperis folium) adalah tumbuhan
memanjat. Daun berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu, cepat
rontok dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Helaian daun bulat
telur sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk jantung, atau pangkal
yang miring daun ujung meruncing, 5-18 kali 2-20 cm . Daun pelindung bentuk
lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang.
37 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
5.3 Anatomi Tanaman
1. Anatomi Daun
Anatomi Daun Membujur
Anatomi Daun Melintang
3. Anatomi Batang
Anatomi Batang Melintang
3. Anatomi Akar
4. Anatomi Akar
38 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
1. Stomata
1. Kutikula
2. Rambut penutup
1.
2. Xylem
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Anatomi Akar Melintang
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas pemeriksaan :
a. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan atau simplisia.
Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk
dan rasa yang dimasudkan untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati
sebagai syarat baku.
b. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik paparan mengenai bentuk
ukuran, warna dan bidang patahan atau irisan.
c. Mikroskopik , yaitu memuat paparan anatomis, penampang simplisia, fragmen
pengenal serbuk simplisia, meliputi uraian tentang :
1. Jaringan pada akar, batang dan rimpang
Jaringan primer meliputi ( epidermis, cortex, endodermis, caspari, perisikel,
silinder pusat dan empulur ). Epidermis adalah lapisan terluar , umumnya terdiri
dari satu lapisan sel. Korteks adalah ujaringan yang terletak antara epidermis dan
endodermis, sebagian besar terdiri dari parenkm. Endodermis adalah lapisan batas
39 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
1.
2. Berkas Pembuluh3. Epidermis bawah
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
antara korteks dan periskel terdiri dari satu lapisan sel yang dinding selnya
sebagian atau seluruhnya menggabus kadang-kadang berupa seludang kaspari.
Jaringan sekunder, meliputi periderm adalah jaringan terluar dari luar kedalam
berturut-turut felem berupa jaringan gabus, felogen berupa cambium gabus, dan
feloderm; korteks tidak lagi terdapat jika felogen terbentuk pada bagian dalam
korteks, pada perisikel.
2. Perubahan susunan selinder pusat selinder oleh pertumbuhan sekunder meliputi
floem, jari-jari floem, baji floem, xylem, jari-jari xylem, dan baji xylem.
1. Jaringan pada Daun, terdiri dari
a. Tipe stomata : tipe anomositik
b. Jenis Rambut, terdiri dari rambut penutup dan rambut kelenjar.
2. Jaringan pada daun, batang dan akar terdiri dari
a. Tipe sel idioblas adalah jika sel isi dan bentuknya jelas berbeda dibandingkan sel
jaringan disekitarnya antara lain meliputi idioblas hablur, idioblas lender, idioblas
minyak dan lainnya.
b. Tipe sel sklerenkim terdiri dari dua tipe yaitu
Serabut yang berupa sel panjang, ujungnya meruncing, dindingnya meruncing dan
berlignin.
Sklereida berupa sel batu, berbentuk isodiametrik, dindingnya tebal,
umumnya berlignin.
40 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
5.6 Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia
Simplisia daun sirih mengandung minyak atsiri, kavicol, kavibetol, estragol,
terpennena, seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula dan pati.
41 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB VI
PEMBAHASAN
Obat tradisional adalah obat yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan,
hewan, mineral, atau sediaan galeriknya atau campuran dari bahan-bahan
tersebut yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha
pengobatan. Obat tradisional juga dikatakan campuran kompleks dari ekstrak
tanaman dan insekta berbentuk amorf atau padat yang dibentuk dalam ruang-
ruang zkizogen dan zlikozigen.
Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik tanaman
yakni warna, zat, bentuk tanaman, dan merupakan salah satu cara
memperkenalkan tanaman, karena mengingat tanaman yang sama belum tentu
mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Pemeriksaan morfologi pada
tanaman Sirih (Piper betle).
Daun, Daun berupa daun tunggal (folium simplex) yaitu pada tangkai
daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Helain daun (lamina) berbentuk
memanjang (oblongus), pada ujung daun (apex folii) bentuk runcing (acutus), tepi
daunnya (morgo folii) berbentuk rata (intefer). Panjang 10 - 48 cm, lebar 4 - 20 cm,
susunan tulang daunnya (nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu
hanya mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal ke ujung.
Batang, Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya keras dan
kuat, bentuk bulat (Teres) , arah tumbuh cabangnya adalah condok keatas
(patens). Batangnya pada umumya mempunyai batang yang bagian bawahnya
42 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
lebih besar dan bagian ujungnya semakin kecil dan akar memiliki system
perakaran akar tunggang, yaitu akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok
yang bercabang – cabang menjadi akar– akar yang lebih kecil, warna akarnya
adalah kecoklatan.
Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan
menggunakan pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kemungkinan senyawa yang
terkandung dalam serbuk Sirih (Piper betle).
Obat tradisional dalam masyarakat selain memiliki keuntungan juga
memiliki kerugian. Adapun keuntungan dari obat tradisional yaitu, mudah
diperoleh atau didapatkan, harganya terjangkau, efek samping yang ditimbulkan
tidak terlalu berbahaya bahkan tidak menimbulkan efek samping sama sekali.
Kerugian obat tradisional yaitu tidak praktis dalam penggunaannya, penggunaan
obat tradisional dalam tubuh menimbulkan reaksi yang lambat.
Survey mengenai inventarisasi tanaman obat bertujuan agar kita
mendapatkan informasi keanekaragaman obat yang ada pada suatu wilayah,
mendapatkan informasi teknik dan cara penggunaan tanaman obat untuk
pengobatan tradisional dan masyarakat terhadap obat tradisional.
43 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
Tanaman Sirih (Piper betle L.)
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Tanaman Sirih (Piper betle) merupakan tanaman paling banyak
tumbuh didaerah tropis, tanaman ini memiliki khasiat obat hanya pada daunnya
saja.
2. Daun tanaman Sirih (Piper betle) memilki khasiat sebagai peredah
keputihan, peluruh kentut, menghentikan batuk mengurangi peradangan, dan
menghilangkan gatal, sementara daunnya untuk mencegah enjakulasi dini.
Daunnya juga berfungsi sebagai astrigen, pelindung hati, antidiare dan
antimutagenik.
3. Daun Sirih (Piper betle) memiliki tipe stomata anisositik dimana tipe ini
terdapat sel penjaga yang bentuknya berlainan..
4. Mengandung kandungan kimia yaitu : minyak atsiri, kavicol, kavibetol,
estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula dan pati.
Ini menunjukkan bahwa, hasil praktikum dengan literature adalah sama dan benar.
7.2 Saran
Diharapkan kepada asisten pembimbing praktikum agar pada saat
praktikum berjalan awasi/bimbing para praktikan agar tidak terjadi kesalahan yang
fatal.
44 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180
top related