laporan destilasi
Post on 26-Oct-2015
133 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mengidentifikasi dan memisahkan
zat menjadi komponen-komponennya dan penentuannya lebih lanjut. Teknik
pemisahan, seperti yang ditunjukkan oleh kemajuan dalam bidang kimia,
tergantung pada berbagai sifat fisika dan kimia molekul-molekul sampel.
Pemilihan teknik yang digunakan tergantung pada banyak sedikitnya sampel,
selektivitas metode, tingkat resolusinya dan kepraktisan prosedurnya.1
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh
materi murni dari suatu campuran, harus dilakukan dengan pemisahan. Berbagai
teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran.2
Mempelajari proses pemisahan dengan teknik destilasi, kita mesti
memahami bahwa semua molekul dalam fasa cair memiliki dinamika penggerak
yang konstan. Pembangkitan tenaga internal dalam kecenderungan molekul
melepas dari permukaan dalm bentuk uap, tergantung pada karakteristik cairan.
Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya molekul dari permukaan
cairan. Tekanan uap cairan adalah sifat dari cairan itu dan tidak tergantung pada
1 Khopkar, Konsep Dasar kimia Analitik (Jakarta: UI-PRESS, 2010), h. 135.
2Ibid., h.135.
1
2
komposisi fasa uap. Peningkatan temperature akan meningkatkan pergerakan
molekul fasa cair sehingga mempercepat proses terlepasnya molekul.3
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen
cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan
destilasi, diikuti dengan penampung material uap dengan cara pendinginan dan
pengembunan dalam kondensor pendingin-air. 4
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Semua komponen tersebut terdapat dalam
fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan yang
disebut (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih
merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan. 5
3 Irfan idris, Kimia Analitik (UIN Alauddin Makassar, Makassar, 2005), hal.35.
4Ibid.,h.35.
5ibid.,194.
3
Berdasarkan teori teori diatas maka dilakukan percobaan ini tentang
destilasi dengan mengukur kadar alkohol pada sampel bintang.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut untuk memisahkan
komponen-komponen campuran dengan proses destilasi.
C. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah perbedaan titik didih yang jauh suatu
campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan pemisahan destilasi ini untuk
mengetahui senyawa apa yang terdapat dalam campuran tersebut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa teknik destilasi telah dikembangkan untuk pekerjaan prefaratif
dilaboratorium. Pemisahan dengan cara destilasi melibatkan penguapan
diferensial dan suatu campuran cairan dengan penampungan material yang
menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan. Destilasi hanya merupakan
salah satu langkah dalam analisis kimia.6
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian
alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-
873).7
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang
mendidih memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi
atau juga padaproses biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum,
pengendalian temperatur suatu reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan 6 Khopkar, op.cit., h.136.
7 Ibid.,136.
4
5
sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan biasanya ditampung dalam bejana
dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau vertikal.
Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau
uap panas pada sisi yang lain.8
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat
dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan
mendidih. Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang
tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi
tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi
setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum
dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun
setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan
eninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul
uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan
molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.9
Pemisahan dua komponen senyawa dengan destilasi sederhana umum
dilakukan dilaboratorium melalui rangkaian alat terdiri dari labu destialasi yang
bagian sisinya merupakan pendingin air (kondensor). Mulut atas labu destilasi
ditempatkan termometer dengan dengan jepitan sumbat berlubang sehingga jarak
antara permukaan cairan dengan ujung merkuri dari thermometer diatur sekitar 5-
10 mm. Sambungan labu destilasi kondensor didukung oleh tiang penyangga yang
8 Estien Yazid, op.cit.,h.195.
9Khopkar, op.cit., h.135.
6
dipasang tidak terlalu ketat dengan klem logam berlapis karet pada bagian
bersentuhan langsung dengan gelas.10
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Selain perbedaan titik didih,juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.11
Destilasi fraksionasi mengahsilkan pemisahan parsial dan komponen
diamana fasa uap diperkaya dengan zat yang lebih Pvolatile. Dalam destilasi
fraksionasi atau destilasi bertingkat, proses pemisahan parsial diulang berkali-kali,
dimana setiap kali pemisahan terjadi akan berlanjut pada pemisahan berikutnya.
Hal ini berarti proses pengayakaan dan uap lebih volatil juga terjadi berkali-kali
sepanjang proses destilasi fraksionasi itu berlangsung.12
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponencair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industry minyak
mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.13
10 Ibid., h.43.
11Estien Yazid, lot.cit., h.195.
12 Irfan idris, op.cit., h.43.
13 Ibid., h.43.
7
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan
hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan
dalam pemberian atau penambahan tekanan, akan tetapi ketika tekanan total
berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai
akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu
konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam
larutan. 14
Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut
tertentu, misalnya penambahan benzenaatau toluena untuk memisahkan air. Air
dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di
dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.
Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.15
Alat yang digunakan dalam proses destilasi berupa alat gelas, yaitu adaptor
kegunaan adaptor adalah untuk nenyambung pipa pendingin (kondensor) pada
seperangkat peralatan destilasi. Ujung adaptor yang beasar disambungkan dengan
ujung pipa pendingin sedangkan ujung kecil dimasukkan kedalam gelas/wadah
penampung destilat.16
Labu destilasi terbuat dari gelas berbentuk seperti labu alas bulat akan
tetapi mempunyai leher yang lebih panjang. Labu destilasi digunakan untuk
14Underwood dan Day, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta, Erlangga: 1999), h. 549.
15Ibid., h.549.
16Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia (Jakarta, Erlangga:2003).,38.
8
dekstruksi bahan makanan pada poses penentuan kadar protein. Labu destilasi
khusus digunakan untuk dekstruksi makanan yang berbentuk padat buka cair.17
Kondensor merupakan peralatan gelas yang sering digunakan dalam
laboratorium kimia organic dan laboratorium biokimia. Pendingin ini mempunyai
bentuk menyerupai pipa lurus dan rata yang dibungkus oleh pipa lain yang lebih
besar. Kegunaan pendingin ini adalah sebagai pengembun dalam proses destilasi
cair dengan titik didih dibawah 100OC. Media yang digunakan sebagai pendingin
adalah air yang dialirkan dari kran.18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
17Khamidinal, op.cit., h.63.
18 Khamidinal, op.cit., h.59.
9
Waktu dan tempat dilakukanya percobaan ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu/28 Oktober 2013
Tempat : Laboratorium Kimia Organik Lantai Dasar UIN Alauddin
Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kondensor, labu
destilasi, stilhet, pemanas spiritus, erlemeyer 250 ml, gelas ukur 100 ml, statif dan
klem, termometer 100 0C, kasa asbes, gabus berlubang dan selang karet.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air (H2O), batu didih,
sampel Y dan tissue.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Memasang rangkaian alat destilasi.
2. Mengukur sampel Y menggunakan gelas ukur sebanyak 120 mL.
3. Memasukkan sampel Y kedalam labu destilasi dan memasukkan beberapa
batu didih.
4. Menjalankan air melalui pendingin (kondensor).
5. Memanaskan labu destilasi sampai suhu sampai suhu yang sudah
ditentukan.
6. Mengamati kenaikan temperatur alkohol pada suhu 65-67, 67-72 dan
samapai suhu diatas 72 0C..
9
10
8. Mengukur volume destilat yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, Irfan. Kimia Klinik, Makassar: Alauddin Press. 2007
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Jakarta:Erlangga. 2003
11
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-PRESS. 2010
Underwood dan Day. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 1999
11
top related