laporan akhir ptk kimia sma kls x.1 selesai nian
Post on 19-Jun-2015
6.656 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA KHUSUSNYA PADA IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS
X.1 MAN LAHAT
KABUPATEN LAHATSUMATERA SELATAN
Oleh AGUS SUTIONO, S,Pd
NIP. 196806242005011005
Dibiayai oleh : DIPA MAN LAHAT 2009
DEPARTEMEN AGAMA MAN LAHAT
2009
1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA KHUSUSNYA PADA IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS X.1 MAN LAHAT
2. Penelitia. Nama Lenngkapb. Jenis Kelaminc. Pangkat / Golongan /NIPd. Asal Sekolah e. Alamat Rumah
Agus Sutiono, S.PdLaki-lakiPenata Tingkat I / III.b MAN LahatJl. Kapten Saibuna Talang Jawa UtaraLahat Kec. Lahat Kab. LahatNo. Telp / HP.
3. Lama Penelitian 3 BulanSeptember - November 2009
4. Biaya yang diperlukan
Mengetahui,Kepala MAN Lahat
Yan Hery Darmansyah,S.Pd. MMNIP. 19710127 199703 1 00
Lahat, November 2009Peneliti
Agus Sutiono,S.PdNIP. 196806242005011005
Pembimbing,
Drs. Ramlan Fauzi,MpdINIP. 196202171993011001
2
ABSTRAK
Sejauh ini mata pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, termasuk siswa kelas X.1 MAN Lahat
. Hasil belajar yang dicapai siswa pada tahun-tahun sebelumnya selalu dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai
dapat disebabkan oleh motivasi siswa untuk belajar Kimia masih rendah dan
proses pembelajaran atau sarana belajar yang kurang memadai. Salah satu
upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar yaitu dengan
menggunakan Animasi Multimedia Sederhana yang merupakan hasil rekayasa
software Komputer dari peneliti sendiri. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI (adalah kependekan dari: Somatic yang
bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan
mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah
dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna
belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran
dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengkonstruksi, dan memecahkanmasalah.
3
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa sehingga
memudahkan siswa memahami konsep-konsep Kimia. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 (dua) kali
pertemuan. Pada siklus I menunjukan peningkatan prosentase aktivitas siswa,
pada pertemuan pertama 30 % dan pertemuan kedua 65 %. Sedangkan di
siklus II pertemuan pertama 70 % dan pertemua kedua 85 %. Hasil belajarpun
mengalami peningkatan di siklus I ketuntasan belajar 70 %, sedangkan disiklus
II ketuntasan belajar 83 %, disamping itu tanggapan siswa juga positif terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe SAVI ini terlihat dari angket yang dijawab
siswa yang merasa senang dengan model pembelajaran ini.
Kata kunci : Animasi; Motivasi ; Hasil Belajar ; Abstrak ; Pembelajaran
Kooperatif SAVI (Somatic,Auditory, Visualization and Intellectualy )
4
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,
dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Penelitian ini berjudul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI
MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS X.1 MAN LAHAT”.
Permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini dilandasi oleh
pengalaman peneliti mengajar selama lebih kurang 15 tahun, ternyata diperoleh
temuan masih rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Kimia, terutama pada pokok bahasan ikatan ion dan ikatan kovalen. Sehingga
perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa,
melalui pembelajaran dengan menggunakan Animasi Multimedia sederhana .
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.1 MAN Lahat tahun
pelajaran 2009-2010. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar pada mata pelajaran Kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan
ion dan kovalen
Selanjutnya, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih atas segala
bantuan dan dukungan baik moril maupun spiritual kepada semua pihak
sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
5
Ucapan terimakasih dan penghargaan peneliti sampaikan terutama
kepada :
1. Bapak Drs. H. Ramlan Fauzi, M.Pd. Selaku KakanDepag Kabupaten
Lahat selaku pembimbing (konsultan ).
2. Bapak Yan Hery Darmansyah,S.Pd. MM, selaku kepala MAN Lahat
yang telah memberikan bantuan dan dorongannya selama penelitian ini
berlangsung.
3. Para siswa kelas X.1 MAN Lahat tahun pelajaran 2009 – 2010 yang
penuh kesabaran dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran
di kelas.
Kemudian, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekeliruan dan
kekhilafan dalam menuangkan gagasannya. Segala saran dan kritik konstruktif
sangat diharapkan untuk perbaikan pada penelitian di masa mendatang.
Akhirnya, semoga laporan penelitian ini bisa bermanfaat bagi
perkembangan pendidikan di masa yang akan datang. Amiiin Ya Robbal
‘Alamiin.
Lahat, November 2009
Peneliti
6
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Lampiran vi
BAB I. PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 3
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 3
D. Tujuan Penelitian 4
E. Manfaat Hasil Penelitian 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar 6
B. Motivasi Belajar 10
C. Pembelajaran Kooperatif 12
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI 13
E. Gambaran Umum Konsep Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen 15
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 17
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 18
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 19
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
1. Aktivitas Belajar 23
2. Hasil Belajar 24
3. Refleksi 26
7
B. Siklus II
1. Aktivitas Belajar 27
2. Hasil Belajar 28
3. Motivasi 28
4. Refleksi 29
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 33
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 35
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Siklus kegiatan penelitian . 18
Tabel 2. Prosentase Aktivitas Kelas. 29
Tabel 3. Prosentase Ketuntasan Belajar. 30
Tabel 4. Skor Nilai Rata-rata Kelas. 30
Tabel 5. Motivasi Siswa. 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
1. Daftar hadir siswa
2. Jadwal penelitian
3. Silabus
4. RPP
5. Lembar observasi kegiatan
6. Lembar pengamatan
7. Lembar jurnal harian
8. Data hasil pretest dan postest
9. Lembar angket siswa
10.Soal test siklus I dan siklus II
11.Foto KBM
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama
dilakukan,berbagai inovasi dan program pendidikan telah dilaksanakan.Antara
lain penyempurnaan kurikulum,pengadaan buku ajar,buku referensi bahkan
pengadaan multimedia disekolah. Peningkatan mutu Pendidik dan tenaga
kependidikan melalui berbagai pelatihan, penataran dan peningkatan kualifikasi
pendidikan juga telah dilaksanakan. Dari berbagai indikator menunjukkan
bahwa upaya tersebut belum menunjukan bahwa mutu pendidikan meningkat
secara signifikan.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,mengapa
dan bagaimana gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi,
struktur dan sifat, transformasi dinamika dan energenetika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk temuan sains dan
proses.Oleh sebab itulah dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.
Dirasakan oleh para pendidik, banyak siswa yang kurang berminat pada
pelajaran kimia. Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sering
dianggap sebagai pelajaran yang “ sulit “.Apabila anggapan tersebut terus
melekat,maka akan berakibat pada penurunan hasil belajar.Padahal pada
10
tahun ajaran 2009 / 2010 ini mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata
pelajaran yang diujikan secara nasional.Oleh karena itulah perlu adanya inovasi
pembelajaran menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi agar
lebih menarik dan mudah dimengerti.
Selama ini para siswa umumnya menerima pelajaran kimia dengan
metode ceramah dan diskusi tanpa dikenalkan dengan model pembelajaran
yang menggambarkan proses yang mendekati kenyataan yang sebenarnya.
Bertolak dari sulitnya mengajarkan kimia khususnya pada topik-topik yang
abstrak mendorong penulis untuk mencari alternatif cara mengajar kimia
sehingga mampu menumbuhkan minat siswa untuk belajar kimia. Dengan
timbulnya rasa senang belajar,diharapkan penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran kimia menjadi lebih baik.Pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran kimia.
Pada topik-topik abstrak yang sulit dijelaskan dengan cara diskusi
informasi dikelas dapat dijelaskan secara visualisasi melalui komputer.
Misalnya pada topik ikatan kimia. Pada topik ini akan digambarkan bagaimana
terjadinya ikatan ion dan kovalen khususnya pada proses pelepasan dan
penangkapan electron valensi.
Dalam Penelitian ini saya menggunakan program animasi komputer
sederhana hasil rekayasa software dari beberapa program komputer antara
lain; Bahasa pemrograman Visual Basic Aplication pada
Excel ,PowerPoint,Word dan untuk perhitungan menggunakan program
11
Excel. Program ini telah peneliti gunakan disekolah tempat peneliti bertugas.
Hasil belajar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, peneliti dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Untuk pokok bahasan ikatan ion dan ikatan kovalen Situasi belajar
siswa akan lebih kondusif dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe SAVI, dengan dukungan software animasi komputer.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe SAVI membangkitkan motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia,terutama pada pokok
bahasan yang abstrak seperti pada ikatan ion dan ikatan kovalen.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah.
a. Masalah dalam penelitian ini batasi pada :
1. Proses pembelajaran Kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia khususnya pada
konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen)
2. Proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan hasil
belajar Kimia konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen).
12
b. Dalam penelitian ini peneliti memberikan perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Kimia konsep Ikatan Kimia
( ikatan ion dan ikatan kovalen).
2. Apakah proses kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Kimia konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan
ikatan kovalen).
D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan motivasi belajar Kimia pada konsep Ikatan Kimia ( ikatan
ion dan ikatan kovalen) melalui proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI
pada siswa kelas X.1 MAN Lahat.
2. Meningkatkan hasil belajar Kimia pada konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion
dan ikatan kovalen) melalui proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI
pada siswa kelas X.1 MAN Lahat.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, kegiatan pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat
menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif dan efisien (suasana
belajar yang kondusif), mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi
dan inovatif serta meningkatkan pemahaman guru dalam melakukan
tindakan kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi pembelajaran yang
13
konvensional, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar
mengajar di kelas.
2. Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dengan tipe SAVI dapat
meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegairahan belajar,
karena bisa menarik perhatian siswa dengan anggota kelompoknya
yang akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih
hidup, maka hasil belajarnya pun meningkat.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran Kimia, sehingga sekolah bisa
memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran proses pembelajaran
tersebut.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar
Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual
yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman
individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan oleh
orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar yang
terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai pebelajar
biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang oleh guru.
Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku
pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan
sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau
sesama teman. Dalam Sardiman ( 1986 : 23) mengemukakan bahwa : “Belajar
adalah berubah.” perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,ketrampilan sikap,pengertian
minat watak dan penyesuaian diri.
Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu
merangsang siswa untuk belajar. Dari berbagai peran guru,dalam hal ini peran
sebagai fasilitator lebih dominan dari peran-peran yang lain.Guru memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta
suasana belajar mengajar yang kondusif.
15
Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang
multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut
dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain.
Faktor tersebut menurut Muhibbin Syah (2003 : 144) secara umum
terbagi atas tiga macam berupa :
(1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti
halnya minat, bakat dan kemampuan.
(2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar
siswa seperti keadaan keluarga, latar belakang ekonomi dan
kemampuan guru dalam mengajar.
(3) Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat
dibutuhkan suatu formula bentuk pembelajaran yang utuh dan tentu saja
menyeluruh, dalam arti proses pembelajaran melibatkan aktivitas siswa. Jadi
pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya
tidak sama antara siswa satu dengan yang lainnya dalam suatu proses belajar
mengajar di kelas. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tak dapat dilihat
dengan mata atau tak dapat diamati, misalnya menggunakan hasanah ilmu
pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih teorama-teorama untuk
membuktikan proposisi, melakukan asimilasi dan atau akomodasi untuk
16
memperoleh ilmu pengetahuan baru. Jadi yang dimaksud siswa belajar secara
aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental walaupun dalam
banyak hal diperlukan keaktifan fisik.
Setelah berakhirnya proses pembelajaran biasanya diperoleh hasil belajar
yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati
dan Mudjiono, 2002 : 3).
B. Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 90) Motivasi dapat bersumber ari
dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar yang
dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi internal adalah dorongan yang
disebabkan karena siswa tersebut senang melakukannya.Sementara itu
motivasi eksternal adalah dorongan terhadap perilaku seorang siswa yang ada
diluar perbuatan yang dilakukannya.Misalnya ia melakukan sesuatu karena
ingin mendapatkan hadiah atau untuk menghindari hukuman.
Agar pembelajaran menjadi lebih berkualitas maka guru harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, sebab jika tidak ada dorongan
dalam diri siswa untuk belajar, maka proses pembelajaran tidak akan efektif.
Siswa yang termotivasi belajar akan berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran
yang berlangsung tanpa rasa terpaksa, tetapi secara sukarela atas inisiatif
sendiri. Sebagai akibat dari hal ini maka hasil belajar yang dicapai akan lebih
17
lama diserap, karena dengan adanya motivasi belajar tersebut maka dorongan
dalam diri siswa akan terpenuhi; dan siswa akan merasa puas dengan hasil
belajar yang dirasakan sebagai pemenuhan kebutuhan.
Dalam kegiatan belajar di kelas ada tiga hal pokok yang perlu
diperhatikan yaitu: 1) kemana siswa menuju pada akhir kegiatan, 2) bagaimana
caranya agar siswa tiba pada sasaran yang dituju, 3) bagaimana agar dapat
diketahui apakah sasaran yang dituju itu sudah tercapai atau belum. Agar
melalui ketiga hal tersebut guru harus menciptakan kondisi yang dapat
merangsang timbulnya motivasi belajar siswa. Hal tersebut senada dengan
pendapat Sardiman (1986 : 76 ) yang menyatakan bahwa yang penting
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin
terus belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 94) “Penguatan motivasi –motivasi
belajar berada ditangan para pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru
adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis. Ia menyusun
desain pembelajaran, dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Orang
tua dan Ulama bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 97) Motivasi yang terkuat adalah
motivasi belajar yang ada didalam diri siswa. Siswa benar-benar ingin
mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau hadiah,
motivasi ini muncul dari kesadaran siswa itu sendiri.
Kemungkinan penyebab rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya,
siswa beranggapan bahwa mata pelajaran KIMIA itu sulit. kemungkinan lainnya
18
adalah model pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru
sehingga siswa belum terlibat aktif secara maksimal dalam proses
pembelajaran, oleh karena itu maka perlu upaya untuk membangkitkan motivasi
belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran KIMIA agar hasil pembelajaran
menjadi bermakna perlu menggunakan pendekatan yang sesuai, antara lain
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Tipe SAVI
C. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif tipe SAVI merupakan salah satu model
pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kooperatif tipe SAVI adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif tipe SAVI merupakan strategi
belajar mengajar dengan mengutamakan gerakan tubuh (hands-on, aktivitas
fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang
bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak,
berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan
menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra
mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna
bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar
haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
dan memecahkan masalah.
19
Siswa sebagai anggota kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut W.Gulo (2004 : 144), Pada kegiatan belajar mengajar alat
indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin. Untuk maksud tersebut media
pengajaran divariasikan, sehingga fungsi melihat (visual),fungsi mendengar
(audio),dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu.
Alternatif variasi media dapat disusun sebagai berikut :
a. Media audio – media visual – media audio
b. Media audio – psikomotor
c. Media visual – media audio – media visual
d. Media visual – perabaan – penciuman
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe SAVI akan memberikan hasil
yang efektif kalau animasi multimedia yang digunakan memadai untuk kegiatan
siswa belajar.
Langkah-langkah Model pembelajaran tipe SAVI adalah sebagai
berikut :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
20
3. Siswa menggunakan perangkat multimedia ( Animasi multimedia
komputer ) secara berpasangan
4. Untuk mengetahui daya serap siswa, dilakukan uji kompetensi pada
akhir pelajarn.
5. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
pahami siswa
6. Kesimpulan/penutup
F. Gambaran Umum Konsep Ikatan Kimia ( Ikatan ion dan ikatan
kovalen )
Pada pokok bahasan ini, guru sering kali mengalami kesulitan untuk
menjelaskan / menyampaikan konsep pada siswa dikelas,Oleh karena itu
penulis mencoba membuat alat Bantu pembelajarn pada topik tersebut dengan
menggunakan komputer.
Pada pokok bahasan ikatan Kimia dijelaskan bagaimana terjadinya
ikatan ion dan ikatan kovalen. Pada Ikatan Ion, program komputer
memvisualisasikan bagaimana proses terjadinya ikatan ion , contoh :
pada reaksi tersebut terjadi transfer electron valensi dari
unsure Na ke unsure Cl, komputer menggambarkan bagaimana electron
valensi yang abstrak dapat divisualisasikan dengan animasi yang
mendekatkan siswa kepada kenyataan,electron-elektron digambarkan dengan
bentuk bola-bola yang atraktif sehingga akan membuat siswa tertarik untuk
21
mengetahui nya labih lanjut. Kemudian pada topik ikatan kovalen mengandung
konsep yang abstrak yaitu bagaimana 2 unsur yang memiliki kecenderungan
sifat afinitas yang sama dapat membentuk satu ikatan dan menjadi satu
senyawa Kimia.
Contoh :
Pada reaksi antara sesama atom hydrogen masing-masing atom hanya
memiliki satu electron valensi sehingga tidak mungkin bagi salah satunya untuk
memberikan satu electronnya kepada atom yang lain, untuk itu kedua atom
akan menyumbangkan masing-masing satu electron untuk digunakan secara
bersama-sama. Proses ini dapat digambarkan oleh program komputer berupa
gambar konfigurasi electron masing-masing atom, pasangan electron yang
digunakan secara bersama divisualisasikan dengan gambar-gambar yang
menarik dan atraktif seolah mendekati kenyataan teori dan konsep yang ada.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam
bahasa Inggris disebut Classroom Action Research ( CAR ). Penelitian ini
dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, khususnya pada
pemahaman konsep Ikatan Ion dan ikatan Kovalen dengan menggunakan
animasi multimedia sederhana dan metode pembelajaran kooperatif tipe SAVI .
Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut ini.
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2009-2010 di MAN Lahat mulai dari bulan September sampai November
sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi menjadi 2 siklus. Siklus I sebanyak 2
kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Jumlah jam pelajaran
Kimia dalam satu minggu adalah 2 jam pelajaran dimana satu jam pelajaran
waktunya 45 menit.
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X.1 MAN Lahat
Tahun ajaran 2009 / 2010
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun
tahapan yang akan dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang
23
dikembangkan oleh Kurt Lewin seperti disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18)
bahwa tahap-tahap tersebut atau biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari
empat komponen yang meliputi : (a) perencanaan (planning), (b) aksi/tindakan
(acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi (reflecting).
Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 1 : Siklus Kegiatan Penelitian
Siklus I
Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dilaksanakan.
Menentukan pokok bahasan
Mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Menyiapkan sumber belajar seperti buku
Mengembangkan format evaluasi
Tindakan
Melaksanakan KBM yang mengacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disiapkan.
Melakukan evaluasi dalam bentuk tes
kemampuan pemahaman konsep yang
dipelajari.
Pengamatan
Melakukan observasi dengan
menggunakan format observasi
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah
24
dilakukan meliputi efektifitas waktu yang
telah dilaksanakan.
Membahas hasil tindakan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukan yang belum mencapai
sasaran.
Evaluasi tindakan.
Indikator keberhasilan siklus
I
Instrument-instrumen yang telah
disiapkan pada siklus I dapat
dilaksanakan semua
Siswa mampu melaksanakan KBM
dengan aktifitas yang tinggi.
Siswa mampu menunjukan bentuk-
bentuk energi dan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Siklus II
Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan
alternatife pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan siklus II
Instrument-instrumen yang telah
disiapkan pada siklus II dapat
25
terlaksanakan semua
Aktifitas siswa dalam KBM meningkat.
Motivasi siswa dalam KBM meningkat
Hampir 100 % pencapaian hasil belajar
menunjukan peningkatan.
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
meliputi :
Data hasil pretes dan postes
Hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar
Jawaban angket
Jurnal harian/catatan lapangan
Foto kegiatan
2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan
postes pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian).
e. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat peningkatan
26
aktivitas belajar yang meliputi frekuensi aktivitas dan peningkatan kerjasama
antar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
f. Angket
Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran yang
telah dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari seluruh
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, bermanfaat atau
dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.
g. Jurnal Harian (Catatan Harian)
Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum
dalam lembar observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi dengan jurnal harian /
catatan harian yang merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana
yang memuat perilaku khusus siswa maupun permasalahan yang dapat di
jadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.
h. Foto
Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas
kelas atau untuk memperjelas data dan hasil observasi dari penelitian ini, di
gunakan foto. Foto ini juga dapat membantu dalam evaluasi tentang data – data
lainnya.
i. Data Tes Hasil Belajar
27
Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui
pretes sebelum diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan postes
setelah berakhirnya setiap siklus. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya
disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan perkembangan yang didapat oleh
siswa melalui pembelajaran pemahaman materi pembelajaran melalui
pembelajaran kooperatif tipe SAVI. Data hasil tes tersebut bisa di jadikan
acuan, pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan pada
siklus berikutnya.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Data Observasi
Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh
kolaborator sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan rumus :
A− X 100% , dimana A = Jumlah siswa yang melakukan B kegiatan
B = Jumlah siswa keseluruhan
b. Data Angket
28
Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus sebagai
berikut
Jumlah responden actual
−−−−−−−−−−−−−−−−−−− X 100 %
Jumlah seluruh responden
c. Data Tes Hasil Belajar
Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes
masing-masing siklus dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran Kimia adalah 62. Kemudian menentukan
banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 62 (siswa yang
sudah tuntas). Banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 62 di hitung
prosentasenya dengan menggunakan rumus :
Jumlah siswa yang tuntas X 100 %
Jumlah seluruh siswa
Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor
nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.
d. Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan
tindakan, dan juga guru lain sebagai observer menyimpulkan dan
mendeskripsikan kejadian selama penelitian berlangsung baik pada siklus I
maupun siklus II.
BAB IV29
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hasil implementasi dari
proses pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe SAVI dalam rangka
meningkatkan motivasi serta aktivitas siswa dan hasil belajar yang diperoleh
siswa.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Di awal setiap siklus diadakan pretes I dan pretes II, demikian pula
diakhir setiap siklus diadakan postes yaitu postes I dan postes II setelah proses
pembelajaran berakhir atau setelah diberi tindakan.
Hasil penelitian dan beberapa temuan saat pelaksanaan berlangsung
beserta pembahasannya akan diuraikan pada masing-masing siklus berikut ini :
A. Siklus I.
1. Aktivitas Belajar
Pada pertemuan pertama di siklus I, yaitu hari Selasa tanggal 29
Septemberi 2009, dilakukan pretes siklus I, setelah melakukan pretes siswa
berada pada tatanan kelompok masing-masing yang terdiri dari 16 kelompok
yang beranggotakan 2 orang setiap kelompok , kemudian guru menjelaskan
materi pelajaran secara global, terutama cara penggunaan software aplikasi
animasi multimedia sederhana pada komputer.
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode kooperatif learning
model SAVI , peneliti melakukan pengamatan diantaranya kerjasama dalam
kelompok, bertanya, dan kemampuan penguasaan komputer terutama
30
penguasaan penggunaan software. Pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
di laboratorium TIK ini, Pada pertemuan pertama ini belum nampak adanya
aktivitas siswa yang mencolok, namun siswa lebih cenderung untuk bertanya
tentang cara penggunaan software aplikasi animasi tersebut. Berdasar data
hasil observasi, diperoleh 4 kelompok siswa (25 %) yang bekerjasama, 12
kelompok siswa (75 %) yang bertanya, 4 kelompok siswa (25 %) yang
menguasai penggunaan software tersebut. dan yang menjawab soal uji
kompetensi diatas KKM sebanyak 2 kelompok siswa (12,5 %). Prosentase
aktivitas belajar secara keseluruhan diperoleh sebesar 36 %. Data tersebut
diperoleh melalui lembar observasi kegiatan siswa.
Pada pertemuan kedua di siklus I yang dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 6 Oktober 2009 guru masih meminta siswa untuk menggunakan
animasi multimedia sederhana yang dilaksanakan di laboratorium komputer.
Aktivitas kelas pada pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan dibandingkan
pertemuan pertama. 8 kelompok siswa (50 %), bekerja sama, 9 kelompok
siswa (56 %), aktivitas yang bertanya, 8 kelompok siswa (50 %), yang
menguasai software animasi tersebut. dan yang menjawab soal uji kompetensi
diatas KKM sebanyak 6 kelompok siswa (37 %). Prosentase aktivitas kelas
secara keseluruhan yaitu 68 %. Dibandingkan dengan pertemuan pertama,
sudah ada peningkatan aktivitas kelas sebesar 32 %.
2. Hasil Belajar.
31
Pada awal kegiatan penelitian, sebelum pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan pertama siklus I, tepatnya hari Senin, 29 September 2009 , siswa
diberikan tes awal berupa pretes I yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal sebelum diadakan proses pembelajaran tentang Ikatan ion
dan Kovalen. Hasil pretes I ternyata diperoleh skor nilai rata-rata 44,20 dan
prosentase ketuntasan belajar sebesar 28 % yaitu hanya 7 orang siswa yang
sudah tuntas dari 25 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman konsep ikatan ion dan kovalen secara umum masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 62. Walaupun demikian
skor nilai ini masih dianggap wajar, karena memang belum diajarkan (belum
dilakukan proses pembelajaran di kelas). Waktu yang digunakan untuk pretes I
adalah 30 menit.
Berdasarkan hasil pretes I yang diperoleh, yaitu ketuntasan belajar
hanya 28 %, maka dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan suatu
upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep ikatan ion dan kovalen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
Setelah proses pembelajaran yang berlangsung di siklus I, sebanyak 2
kali pertemuan maka untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar
setelah diberi tindakan, siswa diberikan postes I yang dilaksanakan hari Selasa
tanggal 6 Oktober 2009. Berdasarkan hasil dari postes I diperoleh skor nilai
rata-rata 64,60 dan prosentase ketuntasan belajar mencapai 76 %, yaitu
sebanyak 19 siswa yang sudah tuntas, dan hanya 6 orang siswa yang belum
tuntas.
32
3. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi di
siklus I, bahwa setelah proses pembelajaran yang dilakukan sebanyak 2 kali
pertemuan ( setelah diberi tindakan ), ternyata penerapan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI konsep ikatan
ion dan kovalen memberikan hasil yang cukup memuaskan sesuai dengan
target yang diharapkan. Hal ini dapat dikatakan adanya peningkatan
prosentase aktivitas kelas. Secara keseluruhan aktivitas belajar di siklus I
meningkat dari 36 % menjadi 68 %. Dalam hal ini aktivitas kelas sudah
termasuk kategori aktif, karena kriteria keaktifan kelas dikatakan cukup apabila
proses aktivitas kelas berkisar antara 50 – 75%. Namun ada beberapa jenis
aktivitas siswa yang masih dianggap rendah, yaitu aktivitas dalam hal
penguasaan software. Diperkirakan bahwa siswa masih belum menguasai
betul materi pelajaran yang sedang dibahas, sehingga berpengaruh terhadap
hasil postes yang dilakukan pada akhir pelajaran. Rendahnya penguasaan
software aplikasi kimia tersebut membuat peneliti harus bekerja keras kembali
menjelaskan langkah-langkah pengoperasian aplikasi tersebut.Oleh karena itu
nampaknya perlu ada pendekatan guru terhadap siswa untuk bisa merangsang
atau menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa dengan cara belajar yang
maksimal dan menjelaskan bahwa hal ini masih sedang taraf belajar. Siswa
juga perlu dilatih keberanian mentalnya untuk mau mencoba aktif dalam hal
mengemukakan pendapat, ataupun ada keberanian menyanggah, apabila hal
itu tidak sesuai dengan konsep yang dia yakini (misalkan dari buku sumber).
33
Adapun hasil belajar yang diperoleh melalui postes I, setelah berakhirnya
pembelajaran pada pertemuan di siklus I, diperoleh skor nilai rata-rata kelas
sebesar 64,60 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 76 %. Apabila
dibandingkan dengan hasil pretes I, terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas
sebesar 20,40 dan peningkatan prosestase ketuntasan belajar sebesar 48 %.
Peningkatan ini cukup besar dan bisa dikatakan memenuhi kategori berhasil,
karena siswa yang mencapai nilai diatas 62 (diatas KKM yang telah ditetapkan)
sudah lebih dari 75%. Dengan demikian bahwa pengaruh proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI cukup besar sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada akhirnya hasil belajarnyapun
meningkat. Berbeda dengan hasil belajar yang diperoleh sebelumnya selalu
dibawah target (dibawah KKM) dimana proses pembelajarannya hanya
penjelasan langsung dari guru melalui papan tulis. Dengan demikian hal ini
perlu dipertahankan untuk proses pembelajaran pada pertemuan selanjutnya di
siklus II.
B. Siklus II
1. Aktivitas Belajar
Pada pertemuan pertama di siklus II, yaitu hari Senin tanggal 13 Oktober
2009 dilanjutkan kembali proses pembelajaran mengenai konsep ikatan
kovalen. Prosentase aktivitas siswa secara keseluruhan meningkat dari
pertemuan sebelumnya yaitu 68 % menjadi 72 %. Peningkatannya sebesar 4
%. Pada pertemuan ini, yang bekerjasama sebanyak 10 kelompok siswa (62,5
%), bertanya 6 kelompoksiswa (37,5 %), yang menguasai software sebanyak
34
12 kelompok siswa (75 %). dan yang menjawab soal uji kompetensi diatas KKM
sebanyak 9 kelompok siswa (56 %).
Kemudian dilanjutkan dengan petemuan kedua di siklus II, sekaligus
sebagai pertemuan terakhir dari seluruh aktivitas penelitian ini, yang
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009. Ternyata suasana
belajar semakin terlihat kondusif, karena hampir seluruhnya siswa terlibat
dalam aktivitas pembelajaran baik yang bekerjasama, yang menjawab, yang
menyanggah ataupun yang mengemukakan pendapat. Hasil yang diperoleh
dari lembar observasi bahwa yang bekerjasama yaitu sebanyak 16 kelompok
siswa (100 %), yang bertanya dan 3 kelompok siswa (18 %), yang menguasai
software sebanyak 15 kelompok siswa (93%) dan yang menjawab soal uji
kompetensi diatas KKM sebanyak14 kelompok siswa (87 %). Prosentase
aktivitas kelas keseluruhannya mencapai 88 %.
2. Hasil Belajar
Pretes II dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran di siklus II.
Konsep yang dipelajari di siklus II ini adalah ikatan kovalen. Hasil yang
diperoleh dari pretes II memberikan skor nilai rata-rata kelas sebesar 50,60
dan ketuntasan belajar siswa mencapai 48 %, yaitu 12 orang siswa yang sudah
tuntas dari 25 orang siswa. Setelah pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali
pertemuan, diperoleh hasil dari postes II dengan ketuntasan belajar sebesar 84
% dan nilai rata – rata sebesar 72,00. Kenaikan dari pretes ke postes sebesar
36 % dan kenaikan nilai rata – ratanya sebesar 21,40.
35
3. Motivasi
Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai
dari siklus I sampai siklus II, siswa diberikan angket isian untuk mengetahui
motivasi siswa dalam model pembelajaran tipe SAVI, karena dengan adanya
motivasi belajar tersebut akan ada dorongan belajar dalam diri siswa. Dari
angket yang diberikan pada siswa diantaranya ditanyakan merasa senang
kegiatan belajar Kimia, belajar Kimia dengan menggunakan animasi sederhana
terasa lebih mudah untuk memahami konsep ikatan ion dan kovalen
Berdasar hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh hasil siswa
yang senang dengan kegiatan belajar Kimia 19 orang siswa setuju (76 %), 5
orang siswa ragu-ragu (20 %) dan 1 orang siswa tidak setuju (4 %), sedangkan
belajar dengan diskusi kelompok 23 orang siswa setuju (92 %), 2 orang siswa
ragu-ragu (8 %), yang merasa senang belajar dari penjelasan teman 23 orang
siswa setuju (92 %), 2 orang siswa ragu-ragu (8 %), yang merasa mudah
memahami penjelasan teman 20 orang siswa setuju (80 %), 3 orang siswa
ragu-ragu (12 %), dan 2 orang siswa tidak setuju (8 %), dan yang berpendapat
perlu dikembangkan sebanyak 21 orang siswa setuju (84 %), sedangkan 4
orang siswa ragu-ragu (16 %).
4. Refleksi
Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai
dari siklus I sampai siklus II maka berdasarkan analisis data kegiatan siswa
36
diperoleh peningkatan aktivitas siswa yang cukup berarti. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 : Prosentase Aktivitas Kelas
Siklus Siklus I Siklus II
Pertemuan 1 2 1 2
Prosen Aktivitas Kelas (%) 36 68 72 88
Peningkatan prosentase aktivitas kelas ini, ternyata bisa terwujud
apabila proses pembelajarannya diperbaiki dan disempurnakan.
Adapun hasil belajar (ketuntasan belajar dan skor nilai rata-rata) yang
diperoleh setelah proses pembelajaran di siklus I dan siklus II melalui postes I
dan postes II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Prosentase Ketuntasan Belajar
Siklus Pretes Postes Perbedaan
I 28 % 76 % 48 %
II 48 % 84 % 36 %
Tabel 4 : Skor Nilai Rata-rata Kelas
SiklusSkor Nilai Rata-rata
Pretes
Skor Nilai Rata-rata
PostesPerbedaan
37
I 44,20 64,60 20,40
II 50,60 72,00 21,40
Berdasarkan data tabel tersebut di atas, secara umum dikatakan bahwa
hasil belajar meningkat. Kenyataan ini bisa dijelaskan bahwa proses
pembelajaran pada konsep ikatan ion dan kovalen dengan menggunakan
model pembelajaran tipe SAVI menarik bagi siswa, sehingga siswa termotivasi
untuk mempelajari materi pembelajaran secara sungguh-sungguh dengan
belajar sendiri yang menggunakan animasi multimedia sederhana.
Hal ini juga terlihat dari hasil angket siswa yang dapat dilihat pada tabel
angket siswa berikut ini :
Tabel 5 : Motivasi Siswa
No PernyataanJumlah
Responden
Prosentase Pernyataan Responden
S RR TS % % %
1
Saya senang dengan kegiatan belajar
Kimia19 5 1 76 20 4
2
Belajar Kimia dengan menggunakan
animasi multimedia sederhana
menyenangkan
23 2 - 92 8 -
3
Saya merasa senang belajar
menggunakan komputer23 2 - 92 8 -
4 Saya merasa mudah memahami
penjelasan dengan animasi
20 3 2 80 12 8
38
multimedia
5
Menurut saya kegiatan belajar ini
perlu dikembangkan21 4 - 84 16 -
Jumlah 424
64 12
Rata-rata Prosentase (%) 85 13 2
Dari tabel diatas terlihat motivasi yang dimiliki siswa dengan belajar tipe
SAVI sangat menyenangkan, maka pembelajaran akan dirasakan lebih efektif
dan efisien dalam menyampaikan materi pelajaran atau mengajarkannya,
sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Berdasarkan uraian, bahwa proses pembelajaran konsep ikatan ion dan
kovalen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI
terdapat hubungan antara motivasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan hasil belajar setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
Jadi bisa dikatakan apabila siswa aktif pada saat diskusi membahas materi
pembelajaran, baik dalam hal bertanya ataupun mengemukakan pendapat,
maka berarti siswa sudah mengerti dan paham apa yang sedang dipelajarinya,
sehingga hasil belajarnya pun cukup memuaskan. Dengan demikian apabila
pemahaman konsep sudah baik/meningkat, maka bisa dipastikan hasil
belajarnya pun baik pula / meningkat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
39
A. Simpulan
Berdasarkan analisis, temuan dan pembahasan yang diuraikan pada
Bab IV tentang proses pembelajaran pada konsep ikatan ion dan ikatan kovalen
dengan menggunakan animasi multimedia sederhan hasil ciptaan peneliti dan
model pembelajaran kooperatif tipe SAVI, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar
siswa dan angket siswa. Di siklus I dari 36 % menjadi 68 %. Di siklus II
dari 72 % menjadi 88 %. Dan dari hasil angket siswa rata-rata 85 %
setuju.
2. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI
dapat meningkatkan hasil belajar konsep ikatan ion dan kovalen.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa.
Ternyata di siklus I ada peningkatan ketuntasan belajar sebesar 48 % ,
yaitu dari 28 % menjadi 76 %. Dan di siklus II meningkat sebesar 36 % ,
yaitu dari 48 % menjadi 84 %.
B. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut :
40
1. Guru hendaknya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI, agar siswa lebih
termotivasi minat belajarnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Siswa hendaknya lebih bergairah dan lebih termotivasi serta lebih aktif
dalam berpartisifasi dalam diskusi dengan model pembelajaran kooperatif
tipe SAVI.
3. Sekolah hendaknya lebih membantu menyediakan / meningkatkan fasilitas
sarana multimedia dan bahan untuk kegiatan proses pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, P.T. Rineka Cipta.
41
Mendiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Muhibin Syah, (2003), Psikologi Belajar, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada
W.Gulo (2004), Strategi Belajar Mengajar . Jakarta, PT. Grasindo
Rooyakkers, A. (1984), Mengajar dengan Sukses, Bandung, Gramedia.
Sudjana, N. (1989), Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996) Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.
Suhardjono, (2006), Laporan Penelitian Sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di Pusdiklat Diknas Sawangan, Jakarta, Februari 2006.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2006) , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.
Dr,M.Sobry Sutikno (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Prospect
42
JADWAL PENELITIAN
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Nama Guru : AGUS SUTIONO, S.Pd Kelas : X.1
Tanggal : ……………….. Konsep :………
Pertemuan ke : ………………. Sub Konsep :…………
Petunujk.
43
No Kegiatan Bulan
September Oktober November
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan Proposal Penelitian
2 Konsultasi Dosen Pembimbing
3 Penyusunan instrument,skenario pembelajaran, soal
4 Pelaksanaan A. Menyiapkan kelas
dan perangkat pembelajaran
B. Melaksanakan tindakan siklus I
C. Konsultasi dosen pembimbing
D. Melaksanakan tindakan Siklus II
5 Penyusunan Laporan
6 Konsultasi dosen pembimbing
Berilah tanda ceklis (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda.
No
Aspek yang dinilaiPenilaian
0 1 2 3 4I PENGAMATAN PBM
A. Pendahuluan 1. Mengaitkan pelajaran sekaranng
dengan pelajaran sebelunnya2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Memotivasi siswa
B. Kegiatan Inti1. Mempresentasikan informasi2. Mengorganisasi siswa dalam kelompok-
kelompok belajar3. a. Membimbing kelompok b. Mengajukan pertanyaan c. Menjawab / menanggapi pertanyaan d. Bekerja dan belajar bersama
C. Penutup Evaluasi
II. SUASANA KELAS1. Siswa antusias2. Guru antusias3. Waktu sesuai dengan alokasi4. PBM sesuai dengan skenario dalam
RPPJumlah
Keterangan :
0 = tidak melakukan 3=baik Lahat, Oktober 20091 = kurang baik 4= sangat baik Pengamat,2 = cukup
Drs. Efransah NIP.
Lembar Jurnal Harian ( Catatan Harian )
Pertemuan ke : …………………………
Hari/ Tanggal : …..……………………..
Pukul : …..……………………..
Guru : …..……………………..
44
I. Penguasaan Konsep
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………..
II. Relevansi Materi dengan Metode Pembelajaran
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
III. Penguasaan Software
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..………….
Daftar Nilai Pretes dan Postes Pada Hasil Belajar Konsep Ikatan Ion dan Kovalen
No Nama siswa
Siklus I
KetPretest I Postest I
TanggalT/TT
TanggalT/TT
29/9/2009 11/2/20091 Agus Sidarman 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas
45
2 Agustini 65 Tuntas 75 Tuntas 3 Ana Mariawati 30 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 4 Andika 65 Tuntas 80 Tuntas 5 Elia Susanti 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 6 Febriani Putrawan 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 7 Febrina Ramadani 60 Tuntas 75 Tuntas 8 Fenni Puspita Sari 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 9 Hariani 30 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
10 Hendra Eko Saputra 65 Tuntas 75 Tuntas 11 Indah Permata Sari 25 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 12 Khusnairo 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 13 Lestriwana 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 14 Lisma Hayati 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 15 Luluk Naziro 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 16 Lusi Mareza 25 Tidak Tuntas 45 Tidak Tuntas 17 M.Imriadi 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas 18 Mirliana 30 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 19 Muhammad.B 60 Tuntas 75 Tuntas 20 Mutia Dewi 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 21 Nur Anggraini 60 Tuntas 80 Tuntas 22 Nur Hayati 35 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 23 Pera Yulia 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 24 Santi Hodia Ningsih 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 Sheila Laurincin 60 Tuntas 70 Tuntas
Rata – rata skor nilai 44.20 64.60 Jumlah siswa yang tuntas 7 19
Prosentase Ketuntasan Belajar (%)
28.00 76.00
Keterangan :- Nilai di isi dengan skala 100 - SKBM (standar ketuntasan belajar minimal) untuk mata pelajaran KIMIA adalah 60- Siswa dikatakan tuntas jika skor nilai ≥ 60- T = Tuntas ; TT = tidak tuntas
Prosentase ketuntasan belajar = Jumlah siswa yang tuntas
X 100%Jumlah seluruh siswa
Daftar Nilai Pretes dan Postes Pada Hasil Belajar Ikatan ion
46
No Nama siswa
Siklus IIKet
Pretest II Postest IITanggal
T/TTTanggal
T/TT13/9-2009 18-10-2009
1 Agus Sidarman 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 2 Agustini 60 Tuntas 85 Tuntas 3 Ana Mariawati 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 4 Andika 60 Tuntas 85 Tuntas 5 Elia Susanti 60 Tuntas 80 Tuntas 6 Febriani Putrawan 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 7 Febrina Ramadani 60 Tuntas 85 Tuntas 8 Fenni Puspita Sari 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas
9 Hariani30 Tidak Tuntas 55 Tidak
Tuntas
10 Hendra Eko Saputra 65 Tuntas 85 Tuntas
11 Indah Permata Sari30 Tidak Tuntas 55 Tidak
Tuntas
12 Khusnairo 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 13 Lestriwana 60 Tuntas 80 Tuntas
14 Lisma Hayati40 Tidak Tuntas 55 Tidak
Tuntas
15 Luluk Naziro 65 Tuntas 85 Tuntas 16 Lusi Mareza 40 Tidak Tuntas 60 Tuntas 17 M.Imriadi 60 Tuntas 80 Tuntas
18 Mirliana40 Tidak Tuntas 45 Tidak
Tuntas
19 Muhammad.B 65 Tuntas 85 Tuntas 20 Mutia Dewi 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 21 Nur Anggraini 65 Tuntas 85 Tuntas 22 Nur Hayati 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 23 Pera Yulia 60 Tuntas 85 Tuntas 24 Santi Hodia Ningsih 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 25 Sheila Laurincin 65 Tuntas 85 Tuntas 26 Siti Hulia27 Wahida Nurmala28 Widia Hertiana29 Wulan Dari30 Yessi Oktaviani31 Yuliana32 Yuni Marlina
Rata – rata skor nilai 50.60 72.00 Jumlah siswa yang tuntas 12 21
47
Prosentase Ketuntasan Belajar (%) 48.00 84.00
Keterangan :- Nilai di isi dengan skala 100 - SKBM (standar ketuntasan belajar minimal) untuk mata pelajaran KIMIA adalah 60- Siswa dikatakan tuntas jika skor nilai ≥ 60- T = Tuntas ; TT = tidak tuntas
Prosentase ketuntasan belajar = Jumlah siswa yang tuntas
X 100%Jumlah seluruh siswa
ANGKET SISWA
Berilah tanda ceklis (v) pada kolom S, RR atau TS
No Pernyataan S RR TS
48
1Saya senang dengan kegiatan belajar
KIMIA.menggunakan multimedia
2Belajar KIMIA dengan animasi komputer
menyenangkan.
3Saya merasa mudah memahami penjelasan
melalui animasi komputer
4Menurut saya kegiatan belajar seperti ini perlu
dikembangkan.
Keterangan :
S = Setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
Hasil angket siswa terhadap minat siswa belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen dengan metode Kooperatif
Learning tipe SAVI
No Pernyataan Jumlah Responden pada setiap pernyataan
Prosentase Pernyataan Responden
49
NAMA :
KELAS:
S RR TS % % %
1Saya senang dengan kegiatan belajar
KIMIA.menggunakan multimedia19 5 1 76
20
4
2Belajar KIMIA dengan animasi
komputer menyenangkan.23 2 92
8
-
3Saya merasa mudah memahami
penjelasan melalui animasi komputer23 2 92
8
-
4Menurut saya kegiatan belajar seperti
ini perlu dikembangkan.20 3 2 80
12
8
Jumlah 424 64
12
Rata-rata Prosentase 85 13
2
Keterangan :
S = Setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
TES UJI KEMAMPUAN(jawaban anda di ketik pada kolom sebelah)
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar
1. Unsur dan akan memiliki kestabilan jika mencapai konfigurasi electron,seperti unsure…
a. Ne dan Ar c. Ar dan Kr e. He dan Neb. Ne dan Kr d. Kr dan Xe
50
2. Atom suatu unsure akan membentuk ion positif jika….a. menerima pasangan elektronb. mengikat 7 elektronc. melepas 7 protond. menerima 1 elektrone. melepas 1 elektron
3. Ikatan ion terjadi karena adanya…a. penggunaan bersama pasangan elektronb. gaya tarik antar electronc. serah terima electrond. penggunaan proton dan electrone. ikatan sesama unsure logam
4. Jika unsure Na (nomor atom 11) berikatan dengan Unsur O (nomor atom 16) maka akan terbentuk senyawa…
a. NaO c. NaO2 e.Na3Ob. Na2O d. Na2O2
5. Ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan pasangan electron bersama adalah…
a. ikatan ionb. ikatan logamc. ikatan hydrogend. ikatan kovalene. ikatan elektrovalen
6. Jumlah electron yang digunakan bersama dalam molekul N2 untuk berikatan …. ( No.atom 7)a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 1
7. Diantara unsure Na,Cl,Ca,O,H,Al yang dapat membentuk senyawa dengan ikatan kovalen adalah…
a. Na dan O c. Al dan Cl e. Al dan Ob. Ca dan H d. H dan O
8. berikut berturut-turut nomor atom dari ; H, Cl, O, N, F ( 1, 17, 16, 7, 9 )Maka ikatan kovalen rangkap dua akan terjadi pada :
a. O dan O c. N da O e. N Dan Hb. H da Cl d. N dan N
51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )( RPP )
Sekolah : MAN Lahat
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Semester : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun Pelajaran : 2009-201052
A. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom,sifat-sifat periodic unsure, dan ikatan kimia.
B. Kompetensi dasar
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen
C. Indikator
Mampu menjelaskan bagaimana suatu unsure untuk mencapai
kestabilan konfigurasi electron menggunakan konsep ikatan ion.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan Software Aplikasi Ikatan Kimia berbasis
Multimedia (komputer)
Siswa Dapat :
1. menjelaskan bagaimana terjadinya ikatan ion
2. menjelaskan Unsur apa saja yang dapat melakukan ikatan ion
3. menjelaskan proses serah terima elektron valensi dari kation ke
anion
E. Materi Pembelajaran
Ikatan KimiaKestabilan unsur
Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai konfigurasi stabil dengan cara
menangkap atau melepas sejumlah elektron pada kulit terluarnya.
Lambang Lewis
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.
53
Ikatan ion dan ikatan kovalen
Ikatan ion ( antara unsur logam (IA s/d IIIA )dan non logam (VA s/d VIIA)
Atom yang kehilangan elektron berubah menjadi ion positif. Atom yang
menangkap elektron berubah menjadi ion negatif.
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik antara ion yang berbeda
muatan.
Ikatan ion terbentuk akibat serah terima elektron.
katan ion terbentuk dari logam dan non logam.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
Struktur Lewis
Penggambaran molekul dua dimensi yang menunjukkan kedudukan atom-atom
dalam suatu ikatan melalui distribusi elektron valensi.
Setiap atom yang berikatan cenderung memenuhi kaidah oktet untuk setiap
jenis atom kecuali atom H (Duplet).
Penyimpangan aturan oktet
a. Oktet tidak sempurna
b. Jumlah elektron ganjil
c. superoktet
F. Metode Pembelajaran
- Praktikum ( kelompok )
- Berdiskusi,Tanya jawab
54
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Uraian Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
- Siswa mendengarkan informasi tentang tujuan pembelajaran
- Memotivasi siswa agar mampu menggunakan komputer untuk mengatasi suatu masalah
- Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan Software aplikasi kimia pada komputer
- Siswa dikelompokan menjadi 2 orang perkelompok
- Setiap kelompok menghadapi 1 buah komputer
- Setiap kelompok diberi waktu selama 35 menit untuk menggunakan aplikasi kimia pada komputer (jumlah ideal komputer minimal 15 unit )
- Selesai menggunakan aplikasi tersebut, siswa diharuskan melakukan tes uji kemampuan selama 10 menit
- Guru langsung menilai hasil tes uji kemampuan yang dikerjakan siswa
- Guru menyimpulkan hasil kegiatan praktikum dengan kembali menegaskan konsep yang telah dipelajari oleh siswa dari komputer
7 menit
76 menit
7 menit
Sumber Belajar : - Buku Pegangan siswa - Software Aplikasi Kimia ( PowerPoint,Basic,Word dan Excel)
Tempat Belajar : Laboratorium Komputer (TIK) Penilaian : Terekam pada komputer dan tertulis
55
MengetahuiKepala MAN Lahat
Yan Hery Darmansyah,S.Pd.MMNIP.197101271997031001
Lahat ,Oktober 2009
Guru Mata Pelajaran
Agus Sutiono,S.Pd NIP. 196806242005011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )( RPP )
Sekolah : MAN Lahat
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Semester : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun Pelajaran : 2009-2010
56
H. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom,sifat-sifat periodic unsure, dan ikatan kimia.
I. Kompetensi dasar
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen
J. Indikator
Mampu menjelaskan bagaimana suatu unsure untuk mencapai
kestabilan konfigurasi electron menggunakan konsep ikatan ion.
K. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan Software Aplikasi Ikatan Kimia berbasis
Multimedia (komputer)
Siswa Dapat :
1. menjelaskan bagaimana terjadinya ikatan kovalen
2. menjelaskan Unsur apa saja yang dapat melakukan ikatan
kovalen
3. menjelaskan proses penggunaan elektron valensi secara bersama
antara 2 unsur non logam
L. Materi Pembelajaran
Ikatan KimiaKestabilan unsur
Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai konfigurasi stabil dengan cara
menangkap atau melepas sejumlah elektron pada kulit terluarnya.
Lambang Lewis
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.
57
Ikatan ion dan ikatan kovalen
.
Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaaan bersama pasangan elektron.
Ikatan kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara sesama nonlogam.
Senyawa yang berikatan hanya dengan ikatan kovalen merupakan
senyawa molekul.
Ikatan kovalen dapat berupa:
a. Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan yang menggunakan sepasang
elektron milik bersama.
b. Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang menggunakan dua
pasang elektron milik bersama.
c. Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang menggunakan tiga
pasang elektron milik bersama.
d. Ikatan kovalen koordinasi
Struktur Lewis
Penggambaran molekul dua dimensi yang menunjukkan kedudukan atom-atom
dalam suatu ikatan melalui distribusi elektron valensi.
Setiap atom yang berikatan cenderung memenuhi kaidah oktet untuk setiap
jenis atom kecuali atom H (Duplet).
Penyimpangan aturan oktet
d. Oktet tidak sempurna
e. Jumlah elektron ganjil
58
f. superoktet
M. Metode Pembelajaran
- Kooperatif learning model SAVI
N. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Uraian Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
- Siswa mendengarkan informasi tentang tujuan pembelajaran
- Memotivasi siswa agar mampu menggunakan komputer untuk mengatasi suatu masalah
- Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan Software aplikasi kimia pada komputer
- Siswa dikelompokan menjadi 2 orang perkelompok
- Setiap kelompok menghadapi 1 buah komputer
- Setiap kelompok diberi waktu selama 35 menit untuk menggunakan aplikasi kimia pada komputer (jumlah ideal komputer minimal 15 unit )
- Selesai menggunakan aplikasi tersebut, siswa diharuskan melakukan tes uji kemampuan selama 10 menit
- Guru langsung menilai hasil tes uji kemampuan yang dikerjakan siswa
- Guru menyimpulkan hasil kegiatan praktikum dengan kembali menegaskan konsep yang telah dipelajari oleh siswa dari komputer
7 menit
76 menit
7 menit
Sumber Belajar : - Buku Pegangan siswa - Software Aplikasi Kimia
59
( PowerPoint,Basic,Word dan Excel)
Tempat Belajar : Laboratorium Komputer (TIK) Penilaian : Terekam pada komputer dan tertulis
MengetahuiKepala MAN Lahat
Yan Hery Darmansyah,S.Pd.MMNIP.197101271997031001
Lahat ,Oktober 2009
Guru Mata Pelajaran
Agus Sutiono,S.Pd NIP. 196806242005011005
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PTK
60
61
top related